Kepemimpinan Transformasional Kepala…(Asnal Mala) 1
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONALKEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA
Artikel Jurnal
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Asnal Mala NIM 08101244008
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2016
2 Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
Kepemimpinan Transformasional Kepala…(Asnal Mala) 3
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA THE TRANSFORMASIONAL LEADERSHIP OF THE PRINCIPAL AT STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 4 YOGYAKARTA Oleh: Asnal Mala, Manajemen Pendidikan /
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komponen kepemimpinan transformasional kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan transformasional kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta yang meliputi 5 komponen (1) Idealized influence yaitu melibatkan guru, karyawan, pengawas pembina, komite sekolah dan tokoh masyarakat baik dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah dan mengadakan koordinasi rutin. (2) Inspirational motivation yaitu melakukan tipe gaya kepemimpinan sesuai situasi dan kondisi. Nilai yang ditanamkan antara lain saling salam, sapa, senyum. (3) Intellectual stimulation yaitu menanamkan penyelesaian kerja secara cekatan, tepat waktu, dan kepala sekolah juga menghindari menggurui para guru dan karyawan tetapi mengajak untuk saling bekerjasama. (4) Individualized consideration yaitu selalu menindaklanjuti kebutuhan guru, karyawan, dan siswa. Selalu mengadakan workshop, pelatihan MGMP internal atau MGMP ekternal, dan studi banding. (5) Charisma yaitu selalu bersikap positif, melibatkan guru dan karyawan dalam pemecahan masalah, dan ngayomi semua warga sekolah. Kata Kunci: kepemimpinan, transformasional, kepala Sekolah Abstract The purpose of this study to identify the components of transformational leadership of SMP Negeri 4 Yogyakarta. This research is a qualitative descriptive study. The results showed the transformational leadership of SMP Negeri 4 Yogyakarta which includes five components (1) of idealized influence that involves teachers, employees, supervisors supervisors, school committees and community leaders both in the preparation of the vision, mission, goals, programs and school activities and hold regular coordination , (2) Inspirational motivation is to do the type of leadership style appropriate to the circumstances. Embedded value, among others, mutual greetings, greetings, smiles. (3) Intellectual stimulation is instilling work completion by agile, timely, and principals also avoid patronizing teachers and employees but to call for mutual cooperation. (4) Individualized consideration that always follow up on the needs of teachers, employees and students. Always hold workshops, training MGMPs MGMPs internal or external, and comparative study. (5) Charisma is always positive, involving teachers and employees in problem solving, and ngayomi all citizens of the school. Keywords: leadership, transformational, principal
4 Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
PENDAHULUAN Era
globalisasi
persaingan
yang ditandai
kualitas
sumber
daya
dengan
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
manusia,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
menuntut semua pihak dalam berbagai bidang
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
senantiasa
negara. Kusnandar (2011:11) mengungkapkan
meningkatkan
termasuk
dalam
Suatu
bahwa pendidikan di Indonesia pada abad ke-21
organisasi dalam menjalankan aktivitasnya akan
mempunyai karakteristik sebagai berikut. (1)
selalu berhadapan dengan manusia sebagai
Pendidikan nasional mempunyai tiga fungsi
sumber
memiliki
dasar, yaitu (a) untuk mencerdaskan kehiupan
kemampuan untuk terus berkembang, dimana
bangsa; (b) untuk mempersiapkan tenaga kerja
dengan berkembangnya manusia sebagai tenaga
terampil dan ahli yang diperlukan dalam proses
kerja tersebut akan mempengaruhi stabilitas dan
industrialisasi; (c) membina dan mengembangkan
kontinuitas organisasi tersebut. Salah satu cara
penguasaan berbagai cabang keahlian ilmu
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
pengetahuan dan teknologi. (2) Sebagai negara
manusia
kepulauan yang berbeda-beda suku, agama dan
daya
bidang
kompetensinya
yang
tersebut
pendidikan.
dinamis
ditempuh
dan
melalui
sektor
pendidikan.
bahasa, pendidikan tidak hanya sebagai transfer
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
sangat
fundamental
upaya
pelestarian kehidupan bangsa dalam suasana
meningkatkan kualitas kehidupan, di samping
persatuan dan kesatuan nasional. (3) Dengan
juga
makin
merupakan
faktor
dalam
pengetahuan saja, akan tetapi mempunyai fungsi
penentu
bagi
meningkatnya
hasil
pembangunan,
perkembangan sosial dan ekonomi ke arah
mobilitas penduduk akan mempengaruhi corak
kondisi
Pendidikan juga
pendidikan nasional. (4) Perubahan karakteristik
dipandang sebagai sarana paling strategis untuk
keluarga baik fungsi maupun struktur, akan
mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.
banyak menuntut akan pentingnya kerja sama
Pendidikan merupakan pondasi utama dalam
berbagai lingkungan pendidikan dan dalam
suatu negara yang diperlukan di setiap unsur-
keluarga sebagai intinya. (5) Asas belajar
unsur
sepanjang hayat harus menjadi landasan utama
yang lebih
kehidupan,
teknologi,
budaya,
baik.
seperti hukum,
ekonomi, dan
sosial,
keamanan.
dalam
mewujudkan
pendidikan
untuk
Pendidikan memegang peranan penting dalam
mengimbangi tantangan perkembangan zaman.
menjadikan suatu negara maju dan dapat bersaing
(6) Penggunaan berbagai inovasi Iptek terutama
dengan negara-negara lain. Hal ini sesuai dengan
media elektronik, informatika, dan komunikasi
UU No 20 Tahun 2003 mengenai Sistem
dalam
Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan adalah
Penyediaan perpustakaan dan sumber-sumber
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
belajar sangat diperlukan dalam menunjang upaya
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
pendidikan. (8) publikasi dan penelitian dalam
peserta
bidang
didik
secara
aktif
mengembangkan
berbagai
pendidikan
kegiatan
dan
pendidikan.
bidang
lain
(7)
yang
Kepemimpinan Transformasional Kepala…(Asnal Mala) 5
terkait,merupakan suatu kebutuhan nyata bagi
Kinerja
pendidikan
pengetahuan.Perhatian
kemampuannya mendidik, mengajar, dan melatih
pemerintah terhadap dunia pendidikan beberapa
para peserta didik dalam proses pembelajaran dan
tahun
mampu menghasilkan peserta didik (output) yang
di
terakhir
abad
semakin
meningkat,
dilihat
pemberlakuan sekolah gratis dan peningkatan anggaran penerapan
negara
untuk
standar
biaya
melalui
tersebut
diwujudkan
melalui
berkualitas. Menurut Sagala (2009: 14-17) kinerja guru
UN,
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
penerapan kurikulum KTSP yang sekarang akan
pelaksanaan program-program pendidikan di
diubah menjadi kurikulum 2013. UU No 20
sekolah. Karena itu kinerja guru merupakan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
elemen strategis yang perlu dikembangkan,
(UU
perubahan
sehingga guru sebagai tenaga pendidik memiliki
dalam proses pendidikan di Indonesia untuk
kemampuan profesional dan mampu melahirkan
melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
proses pendidikan yang relevan dengan tuntutan
relevan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan
situasi, kondisi, dan kebutuhan masyarakat
masyarakat. Kebijakan ini merupakan salah satu
pengguna lulusan. Sebaliknya kinerja guru yang
langkah strategik dalam rangka implementasi
rendah (tidak memenuhi standar kerja) akan
perubahan proses pendidikan di Indonesia.
berdampak negatif bagi proses pendidikan di
Sisdiknas),
kelulusan
pendidikan,
guru
mengamanatkan
Wujud nyata dari sebuah pendidikan sering
sekolah. Hal ini ditegaskan oleh Jones et al (2006:
dikaitkan dengan organisasi sekolah. Menurut
2) yang menyatakan bahwa guru yang kinerjanya
Basuki (2009: 1) baik tidaknya kualitas sekolah
kurang
seperti tingkat SMP selain faktor guru, juga
meningkatkan standar kinerjanya sendiri, tetapi
dipengaruhi banyak faktor lain seperti kurikulum,
juga berdampak pada kinerja orang-orang yang
sarana
masalah
berhubungan dengan mereka seperti para staff
manajemen, dan potensi anak didik. Berbagai
lain, para siswa. Kinerja guru yang rendah dapat
faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah
memberikan dampak yang negatif pada reputasi
tersebut, faktor guru merupakan yang utama dan
dna peringkat sekolah, pencapaian dan kemajuan
sangat
tujuan
para murid. Kutipan ini memberikan penegasan
pendidikan (Martinis Yamin, 2007: 4). Guru
bahwa kinerja guru yang rendah berpengaruh
menjadi pusat perhatian karena sangat besar
negatif terhadap kinerja semua warga sekolah.
prasarana
menentukan
pendidikan,
ketercapaian
memuaskan
tidak
hanya
gagal
peranannya dalam setiap usaha peningkatan
Terciptanya kualitas kinerja guru yang
mutu. Hal tersebut juga dikuatkan studi di 29
profesional di sekolah membutuhkan dukungan
negara mengungkapkan, guru merupakan penentu
peran kepala sekolah yang kompeten sebagai
paling besar terhadap prestasi belajar siswa
leader dan sebagai manager (Wahyudi, 2009: 29-
(Quantum Teacher, 2009: 1).Menurut Moh Uzer
36). Di satu sisi, kepala sekolah berperan sebagai
Usman (2008: 6) profesionalitas guru ditunjukkan
seorang pemimpin (leader) yang memiliki visi ke
dalam tingkat kinerjanya yang tinggi di sekolah.
masa depan yang jelas dan dapat diwujudkan
6 Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
serta mampu mendorong proses transformasi di
transformasional mempunyai kontribusi yang
sekolah. Di sisi lain, kepala sekolah berperan
positif dan signifikan terhadap kinerja guru,
sebagai manajer, yang memiliki strategi-strategi
sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan
yang
untuk
transformasional adalah kepemimpinan masa
mengimplementasikan berbagai kebijakan dan
depan yang lebih cerah dan efektif dalam
keputusan
menghadapi era globalisasi dan modernisasi.
efektif
yang
kepemimpinan
dan
efisien
telah kepala
ditetapkan.Fungsi sekolah
tersebut
Gaya
kepemimpinan
transformasional
merupakan kemampuan-kemampuan yang harus
kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang
dimiliki oleh kepala sekolah.Dengan kemampuan
mempengaruhi kinerja guru yang tidak maksimal.
kepemimpinan itu seorang kepala sekolah mampu
Ketidak maksimalan kinerja guru antara lain
memberdayakan semua sumber daya manusia
dipicu oleh tidak jelasnya konsep dan penerapan
yang ada di sekolah guna mendukung berjalannya
manajemen mutu terpadu di sekolah-sekolah yang
program kegiatan yang sudah dibentuk dalam
diterapkan oleh kepala sekolah. Selama ini, pihak
rangka mewujudkan visi dan misi sekolah. Di sisi
otoritas sekolah kerap berbicara tentang mutu
lain kepala sekolah harus mampu melaksanakan
pendidikan, tetapi mereka tidak paham pada
fungsi manajerial melalui tahap perencanaan,
konsep dan paparan manajemen mutu terpadu,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
sesuai dengan salah satu standar nasional
Fungsi
fungsi
pendidikan yaitu standar pengelolaan yang dapat
manajerial tersebut diterapkan dalam pelaksanaan
dijadikan good will untuk mencapai mutu yang
setiap bidang tugas kepala sekolah, terutama
diharapkan. Akibatnya output pendidikan yang
dalam memimpin dan mengarahkan para guru
dihasilkan oleh sekolah-sekolah tetap tidak
agar memiliki tingkat kinerja yang tinggi dalam
bermutu. Hal ini dikarenakan kepala sekolah
tugas profesionalnya membimbing para peserta
merupakan motor penggerak bagi sumber daya
didik. Dengan demikian fungsi kepemimpinan
sekolah
kepala sekolah merupakan faktor penting yang
sekolah. Peranan kepala sekolah sangat besar
memberikan pengaruh tertentu terhadap kinerja
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan,
para guru, di samping fungsi manajerialnya.
sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya
Salah diterapkan berpengaruh
kepemimpinan
satu di
tipe
kepemimpinan
lembaga
terhadap
dan
pendidikan
kinerja
guru
terutama
guru-guru
dan
karyawan
yang
kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan oleh
dan
kualitas kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri.
yaitu
Upaya-upaya
sikap
dan
perilaku
kepemimpinan transformasional. hasil penelitian
kepemimpinan transformasional menjadi satu
pendahulu dari Putra (2008:131) yang berjudul:
alternatif peningkatan kinerja guru dan tenaga
kontribusi gaya kepemimpinan transformasional,
kependidikan
supervisi kepala sekolah dan iklim kerja sekolah
Sadler (Wuradji, 2009: 48), kepemimpinan
terhadap kinerja guru SD gugus IV Kecamatan
transformasional adalah proses mengikutsertakan
Mengwi menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
komitmen
lainnya.Sebagaimana
para
karyawan
dalam
pendapat
konteks
Kepemimpinan Transformasional Kepala…(Asnal Mala) 7
penghayatan atau berbagi nilai-nilai bersama dan
kondusif, informal, rileks, dan didukung motivasi
visi bersama dalam organisasi. Guru-guru perlu
instrinsik yang kuat sebagai landasan peningkatan
digerakkan ke arah suasana kerja yang positif,
produktivitas kerja, (3) mengembangkan nilai-
menggairahkan dan produktif. Bagaimanapun
nilai kebersamaan, kesadaran kelompok dan
guru merupakan input yang pengaruhnya sangat
berorganisasi,
besar pada proses belajar. Semua aspek yang
percaya, toleransi, semangat untuk maju, dan
menyangkut
bersifat
kesadaran untuk berbagi dalam kreativitas dan
administratif atau ketatalaksanaan dan birokratif
ide-ide baru serta komitmen kuat untuk selalu
harus mendapat prioritas pembinaan. Demikian
lebih maju, (4) peduli dan mengembangkan nilai-
pula penataan fisik perlu dibina agar disiplin dan
nilai afiliatif, (5) peduli dan mengembangkan
semangat belajar yang tinggi dapat tumbuh dan
nilai-nilai kreativitas para guru, pegawai, dan
merupakan motivasi dan contoh bagi siswa. Ini
siswa, (6) mengembangkan kerjasama tim yang
semua memerlukan penerapan kepemimpinan
kuat dan kompak.
pengolahan
apakah
kepala sekolah dalam penyelenggaraan. Perilaku
menghargai
konsensus,
saling
Komponen intellectual stimulation, yaitu
kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan
(1)
keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan
pengembangan budaya kerja yang positif, etos
pendidikan.
kerja, etika kerja, disiplin, transoaran, mandiri,
Menurut Bass & Avolio (Usman, 2008: 281)
Karakteristik
kepemimpinan
dan
berkeadilan,
yang
(2)
menekankan
lebih
bersifat
kepemimpinan
memberdayakan para guru dan staf daripada
transformasional dapat dikelompokkan menurut
memaksakan kehendak kepala sekolah, (3)
lima komponen kepemimpinan dalam teori
kepemimpinan yang mendidik, (4) kompeten
kepemimpinan transformasional, yaitu komponen
dalam
idealized
pendekatan dalam relasi interpersonal.
intellectual
influence,inspirational stimulation,
motivation, individualized
consideration, dan charisma. Komponenidealized
hal-hal
teknis
pekerjaan
maupun
Komponen individualized consideration, yaitu (1) kepemimpinan yang tanggap dan peduli
influence,
(1)
dengan kebutuhan para anggota, (2) berorientasi
melibatkan para staf guru dan pegawai dan
pada pengembangan profesionalisme para guru
stakeholder lainnya dalam penyusunan visi, misi,
dan pegawai, (3) kepemimpinan yang peduli
tujuan, rencana strategis sekolah, dan program
terhadap perasaan dan kebutuhan pengikutnya.
kerja tahunan sekolah. (2) kepemimpinan yang
Komponen
charisma,
yaitu
(1)
selalu mengutamakan mutu secara terencana,
mengembangkan karakter pribadi yang terpuji,
sistematis, dan berkesinambungan.
jujur, dapat dipercaya, dan memiliki integritas
Komponen inspirational motivation, yaitu
tinggi, (2) mampu memecahkan masalah dengan
menerapkan
yang
pendekatan yang santun, lembut, dan arif, (3)
demokratis, partisipatif, dan kolegial, (2) lebih
memiliki sifat kebapaan (paternalistik) yaitu
menekankan pengembangan suasana kerja yang
tegas, arif dalam mengambil keputusan dan sifat
(1)
gaya
kepemimpinan
8 Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
keibuan
(maternalistik)
berkorban,
pendamai,
yaitu
lembut,
tempat
rela
mencurahkan
perasaan hati.
penelitian ini adalah untuk mengetahui idealized influence
yang dimiliki kepala SMP Negeri 4
Yogyakarta, mengetahui inspirational motivation
Kepemimpinan
transformasional
yang
di
lakukan
kepala
SMP
Negeri
4
merupakan salah satu pilihan bagi kepala sekolah
Yogyakarta, mengetahui intelectual stimulation
untuk memimpin dan mengembangkan sekolah
yang dilakuka kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta,
yang berkualitas dalam menjawab berbagai
mengetahui individualized consideration yang
masalah yang dihadapi sekolah. Kepala sekolah
dilakukan oleh kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta,
merupakan
dan mengetahui charisma yang dilakukan oleh
penggerak
guru
dan
tenaga
kependidikan yang ada di sekolah, sehingga
kepala
dalam
kepemimpinan
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
perlu
untuk
menjalankan
transformasionalnya
harus
untuk
melaksanakan kelima komponen di atas.
4
Yogyakarta,
kepemimpinan
Negeri
mengembangkan
keilmuan
Berdasarkan hasil pra penelitian di SMP Negeri
sekolahSMP
Manajemen
4
Yogyakarta.
pengetahuan Pendidikan,
dan
sehingga
memberikan informasi dan referensi dalam
yang
meningkatkan dan mengembangkan wawasan dan
diterapkan terkadang masih otoriter dan cara
materi pada bidang garapan kepemimpinan
pengambilan kebijakan masih sangat birokratif,
pendidikan.
pengawasan yang kurang dari kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai pimpinan adalah
mengakibatkan menurunnya kinerja guru dan
subjek yang harus melakukan kepemimpinan
karyawan,
dalam
transformasional melalui pemberian bimbingan,
pemberian motivasi kepada guru dan karyawan,
tuntutan, atau anjuran kepada yang dipimpinnya
sehingga guru dan karyawan kurang bergairah
agar tujuan sekolah tercapai. Penerapan pola
dalam
kepemimpinan transformasional dapat menunjang
kepala
sekolah
melaksanakan
kurang
tugas
dantanggung
jawabnya. Selain itu kurangnya kepala sekolah
terwujudnya
perubahan
sistem
persekolahan
dalam memotivasi guru dan karyawan agar lebih
(Danim & Supono, 2009: 47).Kepemimpinan
kreatif, inovatif dan produktif menyebabkan guru
transformasional merupakan salah satu pilihan
dan karyawan merasa terkekang
sehingga
bagi kepala sekolah untuk memimpin dan
terciptanya lingkungan organisasi yang tidak
mengembangkan sekolah yang berkualitas dalam
kondusif dan tidak inovatif yang berdampak pada
menjawab berbagai masalah yang dihadapi
perkembangan organisasi yang semakin menurun,
sekolah.
Kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam
Menurut Wuradji (2009: 206-108) fungsi
memberikan pengarahan secara individual pada
kepemimpinan transformasional yang dijalankan
guru dan karyawan. Berdasarkan penjelasan
oleh kepala sekolah dalam memimpin sebuah
tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian lebih
sekolah memiliki karakteristik yang khas dan
dalammengenai Kepemimpinan Transformasional
berbeda
Kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta.Tujuan dari
kepemimpinan lainnya. Hal ini terkait dengan
dibandingkan
dengan
fungsi
Kepemimpinan Transformasional Kepala…(Asnal Mala) 9
karakteristik budaya organisasi sekolah sebagai
penelitian dengan cara tanya jawab sambil
lingkungan pendidikan yang membentuk sumber
bertatap muka antara pewawancara dengan
daya manusia yang berkualitas yang dilandasi
informan atau orang yang diwawancarai (Bungin,
prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan
2007:108). Metode wawancara ini dilakukan
fleksbilitas. Karena itu dalam menjalankan fungsi
kepada Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan
kepemimpinan sekolah saat ini dan di masa depan
siswa. Dalam penelitian ini wawancara digunakan
perlu dikembangkan karakteristik kepemimpinan
untuk mengumpulkan data dengan cara berdialog
pendidikan transformasional.
langsung dengan subjek penelitian. Dengan wawancara ini diharapkan peneliti memperoleh
METODE PENELITIAN
data mengenai kepemimpinan transformasional
Jenis Penelitian
yang ada di SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Observasi
atau
pengamatan
pengumpulan
penelitian yang bermaksud untuk menafsirkan
menghimpun data penelitian melalui pengamatan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
dan pengindraan (Burhan, 2007: 115). Metode
berbagai cara melibatkan berbagai metode yang
observasi ini dilakukan untuk mengamati sumber-
ada (Moloeng, 2012, p.5).
sumber yang ada di sekolah untuk memperoleh
digunakan
untuk
data tentang kepemimpinan transformasional
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di SMP Negeri 4 Yogyakarta pada bulan November 2015 sampai Januari 2016.
kepala sekolah, seperti program kegiatan sekolah, ketersediaan
fasilitas,
tenaga
pendidik
dan
kependidikannya, kurikulum, sarana prasarana. Metode observasi ini juga
Subjek Penelitian
digunakan penulis
untuk memperoleh data tentang iklim kerja dan
Subjek penelitian merupakan orang-orang yang dianggap mampu dan yang
yang
metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu
informasi
data
adalah
memberikan
selengkap-lengkapnya
organisasi yang dimiliki oleh SMP Negeri 4 Yogyakarta.
dan
berkaitan dengan bidang yang diteliti, sehingga data yang diperoleh diakui kebenarannya. Pihakpihak yang menjadi informan penelitian di SMP Negeri 4 Yogyakarta ini adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini
mengadopsi
dari
Miles
&
Huberman (1994: 10) yaitu teknik analisis data dilakukan secara interkatif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Kegiatan analisis data pada
Teknik pengumpulan data yang digunakan
penelitian ini yaitu dimulai dari pengumpulan
dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi,
data, reduksi data, display data, dan kesimpulan
dan dokumentasi.Wawancara mendalam adalah
atau verifikasi.
proses memperoleh keterangan untuk tujuan
10 Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam suatu kelompok atau organisasi, terdapat
tujuan
yang ingin
dicapai
secara
bersama. Pencapaian tujuan tersebut dapat efektif apabila melibatkan semua elemen yang ada di dalamnya, untuk menggerakkan orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut, diperlukan seorang pemimpin yang akan membimbing dan mengarahkan. Seorang pemimpin diangkat karena memiliki kemampuan lebih dalam mengatur dan mengarahkan orang lain dan mampu menjadi representatif dari kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi
komponen-komponen
sekolah
agar dapat bekerja dalam mencapai tujuan bersama. Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal di sekolah yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk mengatur, mengelola, dan menyelenggarakan kegiatan di sekolah, agar apa yang menjadi tujuan sekolah dapat tercapai secara optimal. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menggerakkan bawahannya (guru dan karyawan) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin juga harus dapat membimbing dan memberikan motivasi kepada bawahannya dalam melaksanakan tugasnya secara maksimal. Kepala sekolah juga sebagai teladan bagi semua warga sekolah baik itu guru, karyawan maupun siswa. Sehingga apa yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
contoh
atau
rule
model
dalam
mengembangkan sumber daya, potensi, dan kegiatan yang ada di sekolah.Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 4 Yogyakarta mengenai kepemimpinan transformasional, kepala SMP
Negeri 4 Yogyakarta memiliki lima komponen kepemimpinan transformasional. Komponen Idealized Influence Kepala
SMP
Negeri
4
Yogyakarta
melibatkan semua wakil kepala sekolah yang ada, baik wakil kepala sekolah bagian kurikulum, kesiswaan, maupun sarana prasarana dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan program kegiatan
sekolah.
Kepala
sekolah
bersama
mereka membuat draft yang nantinya akan di floorkan kepada guru dan karyawan, apakah ada perbaikan atau tidak. Selain guru dan karyawan yang dilibatkan, kepala sekolah juga melibatkan pengawas pembina, komite sekolah, dan tokoh masyarakat
sekitar
sekolah.
Semua
yang
dilibatkan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, program kegiatan sekolah diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah, penyampaian pendapat ini meliputi isi, maksud, dan bahasa yang digunakan dapat dimengerti atau tidak. Keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah tidak ada kendala, tetapi dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah masih ada kendala yaitu kurangnya koordinasi. Menurut Barnawi & Arifin (2014: 78) bahwa
dalam
kepemimpinan dituntut
perspektif
tanggung
pendidikan,
kepala
untuk
potensinya
dalam
memaksimalkan melaksanakan
jawab sekolah seluruh
tugas
dan
fungsinya untuk mewujudkan sekolah menjadi efektif,
produktif,
mandiri,
dan
akuntabel.
Keberhasilan sekolah menjadi dambaan bagi semua warga sekolah, oleh karena itu, terdapat
Kepemimpinan Transformasional Kepala…(Asnal Mala) 11
beberapa hal yang harus diperhatikan secara khusus
oleh
kepala
sekolah
Komponen Inspirational Motivation
dalam
Kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta sudah
mengembangkan sekolah menjadi efektif, efisien,
memiliki
Inspirational
produktif, dan akuntabel yaitu antara lain
dibuktikan dengan kepala sekolah tidak hanya
mengomunikasikan visi sekolah secara utuh. Visi
menerapkan
suatu sekolah menjadi sangat penting untuk
kepemimpinan demokratis, partisipatif, kolegial
menentukan masa depan sekolah ke mana akan
juga diterapkan dalam sekolah, selain itu kepala
diorientasikan, maka perlu ada keterlibatan dari
sekolah juga menerapkan kepemimpinan otoriter,
semua warga sekolah untuk menyampaikan
kepemimpinan tersebut diterapkan sesuai dengan
pendapatnya dalam penyusunan visi, yang disusul
situasi dan kondisi yang dihadapi. Nilai-nilai
dengan misi, tujuan, dan program kegiatan
yang ditanamkan oleh kepala SMP Negeri 4
sekolah karena pada akhirnya semua warga
Yogyakarta antara lain nilai karakter yang positif
sekolah akan bekerja sesuai dengan visi yang
seperti salam, sapa, dan senyum, selain itu nilai
dimiliki oleh sekolah. Penyusunan visi, misi,
kekeluargaan juga ditanamkan oleh kepala SMP
tujuan, dan program kegiatan sekolah tidak hanya
Negeri
melibatkan warga sekolah yaitu para guru dan
kepemimpinan yang tepat oleh kepala sekolah
karyawan, tetapi juga orang tua dan masyarakat,
dapat mendorong guru dan karyawan untuk
hal ini sudah dilakukan oleh kepala SMP Negeri
bersemangat dalam memperbaiki kompetensinya,
4 Yogyakarta yang selalu menghadirkan orang
selain itu penanaman nilai-nilai positif dan
tua siswa dan tokoh masyarakat.
kondusif dalam lingkungan kerja akan mudah
4
satu
Motivation,
hal
kepemimpinan
Yogyakarta.
Pemilihan
ini
tetapi
gaya
Menurut Andang (2014: 84-87) dalam
tertanam dan dibiasakan. Kepala SMP Negeri 4
mengembangkan sekolah, keterlibatan orang tua
Yogyakarta sudah dapat memilih dan menerapkan
siswa dan masyarakat sangat dibutuhkan karena
gaya
mereka juga merupakan komponen pendidikan.
Pemilihan dan penerapan gaya kepemimpinan
Kepala sekolah sebisa mungkin memanfaatkan
tersebut dilakukan dengan disesuaikan dengan
sumber daya yang dimiliki oleh orang tua siswa
situasi dan kondisi yang tepat, ada kalanya kepala
dan msayarakat untuk bisa berpartisipasi dalam
sekolah menerapkan kepemimpinan demokratis,
pengembangan sekolah. Kepala sekolah harus
partisipatif, kolegial, tetapi juga menerapkan
menjaga hubungan yang harmonis dengan orang
kepemimpinan otoriter, sehingga tidak hanya satu
tua siswa dan masyarakat, karena hubungan yang
gaya kepemimpinan saja yang dilakukan oleh
harmonis akan membentuk saling pengertian
kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hal tersebut
antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat,
sejalan dengan pendapat Andang (2014: 45)
saling membantu, dan saling bekerjasama dalam
bahwa sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan
ikut
yang paling baik dari setiap gaya kepemimpinan
bertanggung
pendidikan di sekolah.
jawab
atas
suksesnya
yang
kepemimpinan
ada,
akan
yang
tetapi
tepat
dilakukan.
adanya
adalah
kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan yang
12 Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
efektif adalah kepemimpinan yang mampu
kesulitan dengan salah satu tugasnya dan
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan agar
menginginkan bantuan dari kepala sekolah. Guru
mencapai
ditetapkan.
dan karyawan merasa di-uwongke oleh kepala
Kepemimpinan menjadi efektif apabila gaya atau
sekolah. Kepala sekolah selalu menciptakan
tipe kepemimpinan tersebut mampu digunakan
hubungan yang harmonis dengan guru dan
dengan baik pada saat dan tempat yang tepat,
karyawan serta setiap ada waktu luang selalu
dengan mengintegrasikan secara maksimal antara
menyempatkan
produktivitas,
mendekatkan
tujuan
bersama
kepuasan,
yang
pertumbuhan,
dan
diri diri
untuk
dengan
berkumpul
para
guru
pengembangan manusia.
karyawan.
Komponen Intellectual Stimulation
Komponen Individualized Consideration
dan
Kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta memiliki
Komponen Individualized Consideration
Intellectual stimulation hal ini dibuktikan dengan
dimiliki oleh kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta
mengembangkan budaya kerja positif dengan cara
yaitu
lebih mendekati para guru untuk menciptakan
profesionalisme guru dan karyawan dengan cara
suasana yang dekat dan kekeluargaan, kepala
mengadakan
sekolah juga menghindari menggurui para guru
karyawan pelatihan, workshop, dan juga studi
dan karyawan tetapi mengajak untuk saling
banding. Pengembangan profesionalisme yang
bekerjasama. Kepala sekolah juga tidak hanya
dilakukan atau diikuti guru dan karyawan
memberi contoh, tetapi juga melaksanakan apa
disesuaikan dengan need assessment yang telah
yang dicontohkan olehnya. Kepala sekolah juga
disusun.
bisa menjadi teman, pemimpin, dan ibu yang
mengisyaratkan kepada kepala sekolah agar dapat
ngemong kepada guru, karyawan, dan juga siswa
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sehingga suasana kekeluargaan yang diciptakan
terutama dalam mengembangkan kompetensi
semakin erat. Merujuk kepada salah satu peran
guru dan karyawannya. Buku Kerja Kepala
kepala sekolah yaitu sebagai pencipta iklim kerja,
Sekolah (Kemendiknas, 2011: 7-10), disebutkan
Andang (2014: 171) berpendapat bahwa budaya
TUPOKSI yang harus dilaksanakan oleh kepala
dan iklim kerja yang positif dan kondusif akan
sekolah sebagai pemimpin yaitu merumuskan dan
memungkinkan setiap guru dan karyawan lebih
menjabarkan visi, misi dan tujuan sekolah,
termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara
melakukan
unggul, yang disertai dengan usaha untuk
pengambilan keputusan, memberi teladan dan
meningkatkan
menjaga
kompetensinya.
Kepala
SMP
kepala
sekolah
atau
mengembangkan
mengikutkan
Kepemimpinan
dan
nama
bertanggung
baik
guru
yang
jawab
lembaga,
dan
kuat
dalam
menjalin
Negeri 4 Yogyakarta sudah menciptakan iklim
komunikasi dan kerja sama dengan masyarakat
lingkungan kerja yang kondusif dan positif,
sekolah, melakukan analisis kebutuhan guru,
kepala
dan
memantau dan menilai kinerja guru dan staf.
karyawan sebagai teman dan tidak menggurui
Berdasarkan TUPOKSI kepala sekolah, kepala
apabila ada guru atau karyawan yang merasa
sekolah
sekolah
memperlakukan
guru
harus
dapat
melakukan
analisis
Kepemimpinan Transformasional Kepala…(Asnal Mala) 13
kebutuhan guru dan memantau serta menilai
guru dan karyawan yang paham akan masalah
kinerja guru dan stafnya. Analisis kebutuhan atau
tersebut nantinya akan memberikan penjelasan
need assessment ini sudah dilakukan oleh kepala
bagaimana cara memecahkan masalahnya dengan
sekolah, need assesment ini didasarkan oleh hasil
mempertimbangkan
kerja yang diperoleh oleh guru dan karyawan,
masuk dari guru dan karyawan lainnya. Lembaga
apakah hasil kerja yang dimiliki sudah baik atau
pendidikan
belum, dengan adanya need assessment yang
mewujudkan
dilakukan, kepala sekolah mengetahui kebutuhan
mengoptimalkan
apa saja yang harus dipenuhi oleh guru dan
terutama potensi yang dimiliki oleh guru dan
karyawannya, sehingga guru dan karyawan yang
karyawan.
Mengoptimalkan
harus dipenuhi kebutuhannya baik ketrampilan
merupakan
bentuk
dan kompetensinya maka akan diikutkan dalam
sekolah memberikan kepercayaan atau wewenang
kegiatan pendidikan, pelatihan atau pembinaan
pekerjaan kepada guru dan karyawan untuk
yang dilakukan baik secara formal maupun
melakukan dan memutuskan sesuatu.
sebagai
pendapat-pendapat
suatu
organisasi
visinya
harus
seluruh
potensi
yang
dalam mampu
yang
potensi
pemberdayaan.
ada
staf Kepala
informal. Kegiatan pengembangan yang ditujukan kepada guru dan karyawan tentunya harus
SIMPULAN DAN SARAN
didukung oleh kepala sekolah. Nurkholis (2006:
Simpulan
121)
bahwa
kepala
sekolah
selalu
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka
memberikan motivasi kepada guru dan tenaga
penelitian ini dapat disimpulkan Komponen
kependidikan dan administratif sehingga mereka
Idealized Influence yang dimiliki kepala SMP
bersemangat dalam menjalankan tugas dan
Negeri 4 Yogyakarta yaitu kepala sekolah selalu
tanggungjawabnya dalam rangka meningkatkan
melibatkan guru, karaywan, pengawas pembina,
mutu pendidikan. Motivasi diberikan dalam
komite sekolah dan tokoh masyarakat baik dalam
wujud hadiah atau hukuman fisik maupun
penyusunan visi, misi, tujuan, dan program
nonfisik. Pemberian motivasi oleh kepala sekolah
kegiatan sekolah, selalu mengadakan rapat rutin
harus
terkait dengan kendala yang dihadapi dalam
mempertimbangkan
harus
keadilan
dan
kelayakan. Komponen Charisma Terkait dengan komponen charisma, kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta berusaha menanamkan sikap-sikap terpuji yang ditujukan untuk guru, karyawan, dan siswa seperti jujur dan dapat dipercaya, agar bersama-sama mengembangkan sekolah. Kepala sekolah juga melibatkan guru dan karyawan dalam pemecahan masalah yang ada di sekolah dengan melakukan musyawarah,
program
kegiatan
sekolah.
Komponen
Inspirational Motivation yang dimiliki kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta yaitu kepala sekolah tidak hanya memakai satu gaya kepemimpinan tapi selalu melihat situasi dan kondisi yang dihadapi. Nilai yang ditanamkan oleh kepala sekolah SMP N 4 Yogyakarta antara lain saling salam, sapa, senyum. Kepala sekolah selalu bergabung dengan guru dan karyawan saat jam
14 Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
istirahat, atau saat tidak ada tugas atau kewajiban
dalam pelaksanaan segala program kegiatan
yang harus diselesaikan.
sekolah,
selain
itu
kepala
sekolah
perlu
Komponen Intellectual Stimulation yang
mempertahankan dan selalu meningkatkan lima
dimiliki kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta yaitu
komponen kepemimpinan transformasional dalam
kepala sekolah menanamkan penyelesaian kerja
praktik kepemimpinannnya di SMP Negeri 4
secara cekatan, tepat waktu, dan kepala sekolah
Yogyakarta, agar sekolah dapat berkembang dan
juga menghindari menggurui para guru dan
menuju sekolah yang lebih baik.
karyawan
tetapi
bekerjasama.
mengajak Komponen
untuk
saling
Individualized
Consideration yang dimiliki kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta yaitu kepala sekolah selalu menindaklanjuti
kebutuhan
guru,
karyawan
maupun siswa, selalu mengadakan workshop, pelatihan seperti MGMP internal maupun MGMP ekternal, dan studi banding. Komponen charisma yang dimiliki kepala SMP Negeri 4 Yogyakata yaitu
kepala
sekolah
selalu
bersikap
mencontohkan hal kecil misalnya solat dhuha disela-sela kesibukannya, memecahkan masalah misalnya dalam kedisiplinan guru dengan cara
DAFTAR PUSTAKA Andang. (2014). Manajemen & kepemimpinan kepala sekolah. Yogyakarta: Arruz Media Barnawi &Arifin. (2014). Kinerja guru profesional. Yogyakarta: Arruz Media. Bungin, B. (2011). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,Kebijakan Public dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kusnandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
mengamati dan menanyakan alasan kenapa sering datang terlambat. Kepala sekolah bersikap tegas terkait dengan kewajiban dalam pelaksanaan tugas dan bersikap lembut atau bahkan ngayomi terlepas dari tugas dan tanggungjawabnya sebagai kepala sekolah. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini maka peneliti memberikan saran yaitu bahwa kepala SMP Negeri 4 Yogyakarta
selalu
meningkatkan
koordinasi
dengan para guru dan karyawan terkait dengan permasalahan yang ada di sekolah ataupun pelaksanaan dari program kegiatan sekolah agar dengan adanya korrdinasi yang selalu dilakukan diharapkan akan dapat memperkecil kendala
Miles, M.B., & Huberman, A.M. (1994). An Expanded Sourcebook Qualitative DataAnalysis. Thousand Oaks: SAGE Publications Sudarwan Danim & Suparno. (2009). Manajemen dan kepemimpinan transformational kekepalasekolahan: visi dan strategi sukses era teknologi, situasi krisis, dan internationalisasi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Wuradji. (2009). The educational leadership (kepemimpinan transformasional). Yogyakarta: Gama Media