ISBN 978-602-70471-2-9
KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TEACHERPRENEURSHIP DI ERA MEA Wafrotur Rohmah1), Auliya Marfuatin Nurjanah2), Dina Nur Hayati3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam: 1) meningkatkan pengetahuan kewirausahaan bagi guru di era MEA; 2) menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan bagi guru di era MEA; 3) memudahkan guru mengaplikasikan jiwa wirausaha dalam proses pembelajaran di era MEA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kewirausahaan. Obyek penelitian ini adalah kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah. Data penelitian ini berupa hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dengan melakukan triangulasi teknik dan triangulasi sumber data. Analisis data menggunakan analisis interaktif model Miles and Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini adalah 1) meningkatnya pengetahuan kewirausahaan guru sebagai seorang pendidik profesional di era MEA melalui pemberian informasi kepada guru untuk mengikuti perkembangan teknologi, sosialiasi tentang kewirausahaan, dan motivasi mengembangkan potensi dalam diri guru; 2) tumbuh dan berkembangnya jiwa kewirausahaan bagi guru meliputi aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam meningkatkan mutu pendidikan di era MEA; 3) guru mampu mengaplikasikan jiwa kewirausahaan dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mempunyai daya saing yang unggul. Kata Kunci: kepemimpinan kewirausahaan, teacherpreneurship , MEA
memiliki pengetahuan umum yang luas, 2)
PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan salah satu
kemampuan untuk tumbuh dan berkembang,
faktor utama dalam mencapai suatu tujuan
3) memiliki sifat inkuisitif yaitu rasa ingin
organisasi.
bisa
tahu, 4) memiliki kemampuan analitik, 5)
dilakukan oleh pemimpin yang mempunyai
memiliki daya ingat yang kuat, 6) kapasistas
keahlian memimpin, memiliki kemampuan
integratif,
mempengaruhi pendirian atau pendapat
berkomunikasi yang efektif, 8) keterampilan
orang lain, serta orang yang aktif dalam
mendidik, 9) memiliki kemampuan berfikir
membuat rencana, mengkoordinasi, melaku-
dan
kan
objektivitas, 11) pragmatisme, 12) kemam-
Kepemimpinan
percobaan
dan
hanya
memimpin
untuk
mencapai tujuan bersama. Sondang
Siagian
bertindak
memiliki
secara
keterampilan
rasional,
10)
puan menentukan peringkat prioritas, 13) (dalam
kemampuan membedakan yang urgen dan
Andriansyah, 2015:6) menyebutkan ciri
yang penting, 14) memiliki naluri tepat
seorang pemimpin yang ideal antara lain: 1)
waktu, 15) memiliki rasa kohesi yang tinggi,
522
P.
7)
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
16) memiliki rasa relevansi yang tinggi, 17)
sebagai pemimpin, guru yang mempunyai
keteladanan, 18) menjadi pendengar yang
keahlian memadai dalam mengajar, dan
baik, 19) adatabilitas, 20) fleksibilitas, 21)
siswa
ketegasan, 22) keberanian, 23) orientasi masa
menyerap setiap materi pelajaran. Kepala
depan, 24) sikap yang antisipatif dan
sekolah
proaktif. Dalam dunia pendidikan kepala
mengembangkan
sekolah
kepemimpinan
merupakan
pemimpin
sekolah.
yang bisa belajar dan
sebagai
agen
mampu
pembaharu
sekolahnya
melalui
kewirausahaan
dengan
Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional
mengorganisir sekelompok orang untuk
guru yang diberi tugas untuk memimpin
mencapai tujuan bersama dengan perilaku
sekolah. Kepala sekolah yang memiliki jiwa
proaktif, mengoptimalkan risiko, berinovasi
wirausaha
dan
untuk memanfaatkan peluang, mengambil
pengharapan yang dijabarkan dalam visi,
tanggung jawab pribadi dan mengelola
misi, tujuan dan rencana strategis yang
perubahan dalam lingkungan yang dinamis
realistik.
untuk
mempunyai
Sudrajat
tujuan
(2010)
menyebutkan
kepentingan
organsisasi
sekolah.
kepala sekolah yang berjiwa wirausaha
Kepala sekolah mempunyai tugas yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) berpikir
sangat penting dalam mendorong guru untuk
kreatif-inovatif, 2) mampu membaca arah
melakukan
perkembangan dunia pendidikan, 3) dapat
menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya
menunjukkan
perlu
inovatif, kemampuan pemecahan masalah,
menumbuhkan kerjasama tim, 5) selalu
berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa
mengupgrade
kewirausahaan bagi siswa sebagai produk
nilai
ilmu
lebih,
4)
pengetahuan
dan
teknologi, 6) mampu membangun kedekatan personal, 7) bisa menjawab tantangan masa depan.
proses
pembalajaran
guna
suatu sistem pendidikan. Pendidikan mengemban peran penting menyiapkan sumberdaya manusia terampil,
Kepala sekolah harus dapat meng-
kreatif, inovatif, unggul, dan kompetitif di
fungsikan perannya secara maksimal dan
Era MEA. Pemberlakukan MEA menjadi
mampu memimpin sekolah dengan bijak dan
momentum yang baik untuk melakukan
terarah serta mengarah pada pencapaian
perbaikan-perbaikan pada sector pendidikan
tujuan maksimal demi meningkatnya kualitas
Indonesia agar mampu menghasilkan SDM
dan mutu pendidikan disekolah. Pendidikan
yang berdaya saing tinggi. Pendidikan
yang berkualitas ditandai dengan kepala
kewirausahaan merupakan satu konsep
sekolah yang mempunyai keahlian lengkap
pendidikan yang memberikan semangat
523
ISBN 978-602-70471-2-9
pada peserta didik untuk kreatif dan inovatif
sebagai seorang guru profesional. Guru yang
dalam mengerjakan sesuatu hal. Pendidikan
malas belajar/ bekerja, tidak mengikuti
kewirausahaan mengarahkan dan mem-
perubahan
bekali peserta didik untuk bisa cepat dalam
mengembangkan potensi intelektual yang
merespon
memahami
dimilikinya akan tertinggal dari guru lain
kebutuhan social ekonomi masyarakat.
yang lebih produktif dan inovatif. Oleh
Pendidikan kewirausahaan yang baik akan
karena
terwujud
mempunyai
kewirausahaan
kepala
pengetahuan tentang kewirausahaan dalam
meningkatkan
teacherpreneurship
iklim kepemimpinan kewirausahaan kepala
menjadikan
sekolah.
kewirausahaan yang matang serta dapat
perubahan
jika
dan
guru-guru
Kepemimpinan kewirausahaan yang
teknologi,
itu
dan
pentingnya
guru
tidak
kepemimpinan sekolah
memiliki
dalam akan
pemahaman
diaplikasikan dalam proses pembelajaran
dimiliki kepala sekolah dapat meningkatkan
dikelas.
pengetahuan kewirausahaan pada warga
tentang pendidikan yang berkualitas di era
sekolah terutama guru sebagai pendidik
MEA
profesional dengan tugas utama mendidik,
bertujuan
mengajar,
kepemimpinan
membimbing,
mengarahkan,
Sehingga
dapat
harapan
terwujud. untuk
masyarakat
Penelitian
ini
mendiskripsikan
kewirausahaan
kepala
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
sekolah dalam: Meningkatkan pengetahuan
didik pada pendidikan formal, pendidikan
kewirausahaan bagi guru di era MEA,
dasar
Menumbuhkan-kembangkan
dan
menengah.
Pengetahuan
jiwa
kewirausahaan pada guru biasa disebut
kewirausahaan bagi guru di era MEA,
teacherpreneurship. Guru yang memiliki
Memudahkan guru untuk mengaplikasikan
jiwa kewirausahaan akan menjadi sosok yang
jiwa
produktif,
pembelajaran di era MEA.
bukan
konsumtif.
Produktivitasnya akan menjadikan guru selalu
“mencari
cara
baru”
kewirausahaan
Pada
tahun
dalam
2015
proses
kesepakatan
untuk
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai
meningkatkan kualitas pendidikan. dia akan
berlaku. Kesepakatan ini berdampak pada
selalu mencari alternatif pemecahan masalah
berbagai
bukan malah mempersoalkan masalah.
ketenagakerjaan, dll. Dengan diberlaku-
Akan tetapi tidak semua guru memiliki
sector
ekonomi,
pendidikan,
kannya MEA, Negara anggota ASEAN akan
pemahaman tentang kewirausahaan yang
mengalami
benar-benar diaplikasikan dalam profesinya
investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan
524
aliran
bebas
barang,
jasa,
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
ke masing-masing Negara. MEA ini nantinya
yang
memungkinkan satu Negara menjual barang
peraturan/pencapaian
dan jasa dengan mudah ke Negara-negara
kepemimpinan mempunyai tiga hal men-
lain di seluruh Asia Tenggara sehingga
dasar, yaitu pemimpin, yangdipimpin, dan
kompetisi akan semakin ketat. Pendidikan
situasi. Pemimpin adalah subyek, yang
mengemban
untuk
dipimpin adalah obyek, sedangkan situasi
mempersiapkan sumber daya manusia yang
adalah keadaan dimana seorang pemimpin
kompetitif dalam mencapai kesukesan di era
menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
MEA. Pendidikan menjadi prioritas karena
Daryanto
merupakan pilar utama bagi kemajuan
“pemimpin mempunyai tanggungjawab baik
bangsa. Untuk memajukan pendidikan tidak
secara fisik maupun spiritual terhadap
hanya dengan merubah kurikulum dan
keberhasilan akttivitas kerja dari yang
melengkapi sarana dan prasarana saja,
dipimpin”. Dengan kata lain, kepemimpinan
melainkan juga para pengelola pendidikan
merupakan hasil dari proses perubahan
(academic entrepreneur). Semua warga
karakter atau transformasi internal dalam diri
sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, dan
seseorang.
tenaga
peranan
kependidikan
penting
(2011)
menuju
kepada
tujuan”.
Suatu
menyebutkan
bahwa
mempunyai
Kepala sekolah merupakan seseorang
pemahaman tentang kewirausahaan dan jiwa
yang diberikan tugas untuk memimpin
wirausaha dalam melaksanakan tugasnya.
sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan
Jacob
dan
perlu
diorganisasi
Jaques
(1990:
281)
belajar mengajar di sekolah. Dalam dunia
menyebutkan “kepemimpinan adalah suatu
pendidikan,
proses yang memberi arti (penuh arti
pemimpin sekolah memiliki peran yang
kepemimpinan) pada kerja sama dengan
sangat penting dalam kemajuan sekolah.
kemauan untuk memimpin dalam mencapai
Depdiknas (2006) menyebutkan ada tujuh
tujuan”.
suatu
peran kepala sekolah yaitu sebagai: 1)
organisasi diarahkan untuk mempengaruhi
educator, 2) manajer, 3) Administrator, 4)
orang-orang yang dipimpinnya agar mau
supervisi, 5) leader, 6) pencipta iklim, 7)
berbuat sesuai dengan harapan atau arahan
wirausahawan. Sebagai leader (pemimpin)
dari orang yang memimpinnya. Menurut
kepala sekolah dapat menggunakan dua gaya
Stogil
2011)
kepemimpinan
mem-
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan
pengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok
berorientasi pada manusia. Kepemimpinan
Kepemimpinan
(dalam
“Kepemimpinan
dalam
Daryanto, adalah
proses
kepala
yaitu
sekolah
sebagai
kepemimpinan
525
ISBN 978-602-70471-2-9
kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan
profesional sebagai pendidik profesional
kepribadian kepala sekolah. Kepribadian
yang
kepala sekolah sebagai pemimpin tercermin
kompetensi dan kesejahteraan guru untuk
dari sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab,
meningkatkan mutu pendidikan. Seorang
berani mengambil resiko dan keputusan,
guru
berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan.
pengusaha, sudah tentu lebih fokus pada
Zaelani dan Setiaji (2012) menjelaskan
usahanya dan mengajar murid-muridnya
berimplikasi
yang
pada
sekaligus
menjadi
seorang
”kepemimpinan kepala sekolah berbasis
dengan
kewirausahaan
praktek
akan memunculkan sikap mental dan jiwa
kepemimpinan pendidikan (kepala sekolah)
seseorang guru yang selalu aktif, kreatif,
dengan
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja
adalah
suatu
menerapkan
kewirausahaan”.
prinsip-prinsip
Karakteristik
asal-asalan.
penguasaan
Teacherpreneurship
kepemim-
dalam berusaha guna meningkatkan mutu
pinan kepala sekolah berbasis kewiausahaan
pendidikan melalui kegiatan usaha yang
meliputi
dimiliki dan kiprahnya di sekolah. Guru yang
kepemimpinan
transformatif,
yang
mengikuti
bersifat
model/prinsip
menjiwai
dan
terlatih
pembelajaran
birokrasi kewirausahaan, etos kepempinan
keentrepreneuran akan mampu ”menular-
kewirausahaan sekolah sebagai landasan
kan” danmembanguun inspirasi peserta didik
watak dan nilai, strategi kepemimpinan
sehingga
pembelajaran
kewirausahaan sekolah sebagai dasar pola
menjadi
”hidup”,
implementasi.
menantang, dan praktis (Ciputra, 2012:102).
Wiyani (2012) menyebutkan bahwa ”teacherpreneurship
menyenangkan,
Menurut Mulyatiningsih (2015) ”guru
pengetahuan
yang memiliki usaha-usaha kreatif dan
tentang kewirausahaan bagi guru yang
inovatif sesuai dengan profesinya hingga
merupakan
untuk
mencapai
kesuksessan
menumbuh-kembangkan jiwa kewirausa-
ekonomis
dinamakan
haan
gagasan
Sebagai agen perubahan teacherpreneur
teacherpreneurship tidak dilakukan sebagai
harus mampu beradaptasi dengan semua
upaya untuk menjadikan pengusaha, tetapi
perubahan. Teacherpreneur dapat mengem-
untuk
jiwa
bangkan potensi dirinya untuk menulis buku,
kewirausahan pada diri guru. Undang-
melalukan penelitian, membuat karya ilmiah,
undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun
mengembangkan media pembelajaran dan
2005 menjadikan guru sebagai pendidik
alat berteknologi baru yang dipublikasikan.
526
pada
adalah
keentrepreneuran
gagasan
guru”.
dan
upaya
Jadi
menumbuh-kembangkan
akademis
dan
Teacherpreneur”.
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Barnett menjelaskan teacherpreneur
yang dijadikan sebagai peluang untuk meraih
adalah ”guru yang mengajar sekaligus
kesuksesan dan menciptakan inovasi baru
memimpin
dan
baik bagi dunia pendidikan maupun dunia
tanpa
kewirausahaan. Menurut Wiyani (2012)
sekolah
upaya dalam menumbuhkembangkan jiwa
mengabdikan waktu baik untuk mengajar dan
kewirausahaan guru diungkap dalam tiga
bekerja meningkatkan peraturan dan praktik
kompetensi
di sekolah dan lingkungannya disebut juga
dikembangkan untuk meraiih prestasi kerja
teacherpreneur”.
Oxford
guru. Ketiga kompetensi tersebut adalah
Community School (2012) teacherpreneur
technical skill, conceptual skill, dan human
adalah ”guru yang tanpa henti dan tanpa
skill.
tranformasi
pembelajaran.
Guru
meninggalkan
pengajaran memimpin
muridnya
di
Menurut
teacherpreneurship
yang
pamrih mengejar keunggulan pembelajaran untuk semua siswa, mengenal masalah kelas
METODE PENELITIAN
sebagai kesempatan untuk berinovasi dalam belajar
dan
mengajar,
mendemonstrasikan
keinginan
serta untuk
Penelitian ini merupakan penelitian desriprif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
yaitu
prosedur
penelitian
mengambil resiko melalui instruksi inovatif
berdasarkan data deskriptif, yaitu berupa
dan menggunakan instruksional teknologi”.
lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek
Guru yang memiliki jiwa teacher-
yang telah diamati dan memiliki karakteristik
preneur adalah guru yang memiliki sifat
bahwa data yang diberikan merupakan data
kepemimpinan, memiliki pengetahuan yang
asli yang tidak dirubah serta menggunakan
mendalam tentang bagaimana cara mengajar,
cara
memahami dengan jelas strategi yang harus
dipertanggungjawabkan
dilakukan agar sekolah dapat meraih sukses
Tempat penelitian dilaksanakan di SMK
yang tinggi, memiliki keterampilan dan
Muhammadiyah
komitmen
penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru
keahliannya
untuk kepada
menyebarluaskan orang
lain
yang
sistematis
dan
dapat
kebenarannya.
Kartasura.
Subyek
kewirausahaan. Obyek penelitian ini adalah
(Mulyatiningsih, 2015). Guru yang suskses
kepemimpinan
adalah guru yang mampu mengabdikan
sekolah. Data penelitian ini adalah data
dirinya tanpa rasa pamrih, selain itu guru
kualitatif berupa kata-kata, dan atau kalimat
yang
hasil
berjiwa
teacherpreneur
mampu
mengembangkan keahlian dan kreativitas
kewirausahaan
wawancara,
dokumentasi.
Data
kepalan
observasi, hasil
dan
wawancara
527
ISBN 978-602-70471-2-9
diperoleh
dari
narasumber
yang
telah
Dalam penelitian kualitatif kriteria
ditetapkan. Jenis data dari hasil observasi
keabsahan
berupa catatan lapangan yang digali secara
mengecek/menguji empat kriteria, yaitu
mendalam dan dokumentasi yang berupa
derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
catatan-catatan yang terarsip. Sumber data
(tranferabilitly), ketergantungan (dependa-
penelitian adalah sumber data primer berupa
bility),
hasil wawancara dan observasi lapangan
(Ulfatin, 2013:270). Dalam penelitian ini
dengan informan, sedangkan sumber data
pengecekan
sekunder berupa hasil studi dokumen yang
dengan teknik triangulasi. Triangulasi yang
diperoleh
Prosedur
dilakukan meliputi triangulasi metode dan
pengumpulan data menggunakan tiga teknik
triangulasi sumber data. Triangulasi tehnik
pengumpulan data, yaitu: teknik observasi
pengumpulan data dilakukan dengan cara
partisipan
observation),
membandingkan data atau informasi yang
wawancara mendalam (indepth interview),
dikumpulkan melalui teknik yang lainnya.
dan studi dokumen(study of document)
Dalam hal ini yang peneliti lakukan yaitu
(Bogdan & Biklen, 1998; Nasution, 1996).
membandingkan data atau informasi yang
dalam
penelitian.
(participant
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai
pengumpul
data,
data
dan
dilakukan
kepastian
kredibilitas
dengan
(confirmability)
data
diperoleh melalui wawancara
dilakukan
mendalam,
sehingga
obsevasi partisipan, dan studi dokumen.
mempunyai partisipasi penuh atau ikut
Adapun triangulasi sumber data dilakukan
terlibat langsung dalam aktivitas yang
dengan cara menanyakan kebenaran data
dilakukan oleh subyek selama penelitian.
atau informasi tertentu yang diperoleh dari
Kentungan peneliti sebagai instrument kunci
seorang informan kepada informan lainnya.
dikarenakan sifatnya yang secara langsung
Teknik analisis data yang digunakan yaitu
dapat menyesuaikan diri untuk merespon
analisis
interaksi yang terjadi pada diri subyek.
Huberman
Menurut Guba dan Lincoln (dalam Ulfatin,
reduksi data, display data, dan kesimpulan.
interaktif meliputi
model
Miles
and
pengumpulan
data,
2013:180) peneliti dapat mempertahankan keutuhan, mengembangkan dasar penge-
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahuan, memproses informasi dengan segera
A. Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan bagi guru di era MEA
(mengklarifikasi dan meringkas), dan dapat memanfaatkan kesempatan untuk menyelidiki respons yang istimewa/aneh atau khas.
Pendidikan
yang
berkualitas
merupakan suatu keharusan di era MEA. Untuk itu dunia penidikan harus mampu
528
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
menciptakan sumber daya yang unggul
termotivasi
serta berdaya saing. Pembenahan pada
kinerjanya secara unggul dan disertai
system
usaha meningkatkan kompetensinya.
pendidikan
dan
pengelola
untuk
menunjukkan
pendidikan terus dilakukan misalnya para
Dalam hal ini kepala sekolah
pengelola pendidikan dibekali dengan
selalu berusaha untuk mengadakan rapat
pengetahuan
bersama dewan guru untuk mengevaluasi
tentang
sehingga
mempunyai
kewirausahaan tugasnya. sebagai sekolah.
kewirausahaan
dalam
Terlebih pemimpin Dan
jiwa
proses pembelajaran yang berlangsung di
melaksanakan
sekolah guna memperoleh hasil yang
kepala
sekolah
pembelajaran
juga
merujuk
di
Kepala
sekolah
selalu
menghimbau kepada guru-guru untuk bersama
mengikuti
kompetensi kepala sekolah yang meliputi
perkembangan teknologi
dan selalu
kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
mengembangkan potensi dari dalam diri
supervisi, dan social.
guru tersebut, sehingga mereka akan
Kepemimpinan
pada
diinginkan.
kewirausahaan
terus
belajar
memiliki
pengetahuan
tentang
kepala sekolah dalam hal meningkatkan
kewirausahaan secara perlahan-lahan. Ini
pengetahuan kewirausahaan bagi guru
terlihat
pihak sekolah khususnya kepala sekolah
menuliskan
seseorang yang diberikan tugas untuk
sebuah buku ataupun menjadi sebuah
memimpin sekolah dalam menyeleng-
bacaan artikel di media elektronik. Ini
garakan kegiatan belajar mengajar di
berarti kepemimpinan kewirausahaan
sekolah, beliau selalu mengedepankan
kepala sekolah dalam hal meningkatkan
keterampilan
dunia
pengetahuan kewirausahaan bagi guru
sebagai
sudah dapat dikatakan berjalan dengan
pendidikan,
sekolah. kepala
Dalam
sekolah
dari
pemimpin sekolah memiliki peran yang
baik.
sangat penting dalam kemajuan sekolah.
mengadakan
Wafroturrohmah
(2015:247)
beberapa hasil
Pihak
guru
karyanya
sekolah sosialiasi
diharapakan
para
guru
atmosfir kerja yang sehat. Budaya dan
pengetahuan
yang
cukup
iklim
kewirausaahan.
memungkinkan
setiap
guru
akan
para
dewan guru mengenai kewirausahaan,
terus-menerus memotivasi bekerja dalam
kondusif
pernah
kepada
dimana
yang
menjadi
juga
menyebutkan bahwa kepala sekolah
kerja
yang
dengan
sosialisasi
tersebut memiliki tentang
lebih
529
ISBN 978-602-70471-2-9
Kepemimpinan
kewirausahaan
sekolah dalam meningkatkan teacher-
yang dimiliki kepala sekolah dapat
preneurship
meningkatkan
memiliki
pengetahuan
kewira-
akan
menjadikan
pemahaman
guru
kewirausahaan
usahaan pada warga sekolah terutama
yang matang serta dapat diaplikasikan
guru
profesional
dalam proses pembelajaran dikelas.
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
Sehingga harapan masyarakat tentang
membimbing, mengarahkan, melatih,
pendidikan yang berkualitas di era MEA
menilai, dan mengevaluasi peserta didik
dapat terwujud.
sebagai
pendidik
pada pendidikan formal, pendidikan dasar
dan
menengah.
Pengetahuan
kewirausahaan pada guru biasa disebut
B. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi guru di era MEA
teacherpreneurship. Guru yang memiliki
Wibowo (2011) mengemukakan
jiwa kewirausahaan akan menjadi sosok
bahwa
yang
merupakan upaya menginternalisasi jiwa
produktif,
bukan
konsumtif.
pendidikan
Produktivitasnya akan menjadikan guru
dan
selalu
untuk
institusi pendidikan maupun institusi lain,
meningkatkan kualitas pendidikan. dia
seperti lembaga pelatihan, training, dan
akan selalu mencari alternatif pemecahan
sebagainya. Pendidikan kewirausahaan pada
masalah bukan malah mempersoalkan
dasarnya
masalah.
manusia secara utuh (holistic), sebagai insan
“mencari
cara
baru”
mental
kewirausahaan
kewirausahaan
bertujuan
untuk
melalui
membentuk
Akan tetapi tidak semua guru
yang memiliki karakater, pemahaman dan
memiliki pemahaman tentang kewira-
keterampilan sebagai seorang entrepreneur.
usahaan yang benar-benar diaplikasikan dalam profesinya sebagai seorang guru profesional. Guru yang malas belajar/ bekerja,
tidak
mengikuti
perubahan
teknologi, dan tidak mengembangkan potensi intelektual yang dimilikinya akan tertinggal dari guru lain yang lebih produktif dan inovatif. Oleh
karena
dapat diimplementasikan secara terpadu melalui kegiatan-kegiatan pendidikan di suatu lembaga pendidikan, baik formal, non formal, ataupun informal.
Kepemimpinan kepala sekolah selain mengelola serta mengorganisir para anggotanya untuk kemajuan sekolah, juga dituntut untuk mampu menumbuhkan
itu
pentingnya
kepemimpinan kewirausahaan kepala
530
Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan
jiwa kewirausahaan terhadap para guru. Ini terlihat dari beberapa guru yang selalu
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
menerapkan pembelajarannya di dalam
sedang
kelas dengan mengembangkan metode,
berbagai
strategi dalam pelaksanaan pembelajaran
Yudhoyono (dalam Ciputra, 2012:32)
yang
kemampuan
menyebutkan bahwa jiwa kewirausahaan
mendayagunakan media pembelajaran,
sangat penting dan harus dipupuk sejak
kemampuan mengelola waktu dalam
kecil. Dengan demikian, setelah selesai
pembelajaran. Selain itu, kemampuan
menjalani
guru dalam berpikir kreatif, kemampuan
sekedar menjadi pencari kerja, tetapi
dalam menyelesaikan masalah, dan juga
menjadi pencipta lapangan kerja.
terdiri
dari
kemampuan membuat karya ilmiah, serta
mengalami sektor.
keterpurukan Susilo
pendidikan
di
Bambang
mereka
tidak
Guru yang berjiwa kewirausahaan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan
juga
siswa
hubungan
istimewa
individu siswa serta mampu memotivasi
masing
siswanya.
siswa dan mampu untuk bekerja sama
teacherpreneurship
merupakan
jiwa
menyediakan stimulasi intelektual melalui
kewirausahaan yang harus dimiliki oleh
diskusi interaktif dengan orang-orang
seorang guru.
yang dipimpinnya untuk berpikir dalam
dengan
memahami
bentuk
perbedaan
dari
Salah satu manfaat bagi guru
suatu
mencoba
cara
untuk
yang
menciptakan
dengan
masing-
Kepemimpinan mencoba
benar-benar
untuk
baru.
dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan
Meskipun perilaku jelas merupakan hal
atau
dapat
yang penting, kepemimpinan teacher-
membentuk citra guru yang karismatik.
preneurship juga dapat dipandang sebagai
Teacherpreneurship
ditularkan
sebuah proses, baik dalam transaksional
kepemimpinan
maupun tranformasional. Penumbuhan
teacherpreneurship
melalui
dapat
proses
tranformasional,
ialah
ini
jiwa kewirausahaan bagi guru teramat
pada
penting karena dengan kewirausahaan
penciptaan dan pemeliharaan dari sebuah
guru dapat menjadi sosok yang produktif,
perubahan.
bukan
memfokuskan
dibutuhkan
karena secara
Perubahan ketika
proses khusus
seperti
itu
konsumtif.
Produktivitasnya
organisassi
sebagai seorang guru akan menjadikannya
mengantisipasi ancaman baru atau sedang
selalu berusaha “mencari cara baru” untuk
menghadapi ancaman. Oleh karena itu,
meningkatkan kualitas pendidikan di era
penanaman jiwa kewirausahaan sangat
MEA.
relevan dengan kondisi bangsa yang
531
ISBN 978-602-70471-2-9
Dengan
demikian,
teacherpreneurship
urgensi
dianjurkan antara lain bahwa guru harus
dapat
membuat lingkungan yang memungkin-
adalah
menumbuh-kembangkan
produktivitas
kan
untuk
menggembleng
guru. Urgensi teacherprenurship tersebut
merangsang
akan menciptakan guru-guru baru yang
pada siswa sekolah dasar.
tidak suka mempersoalkan masalah, tetapi
kegiatan
dan
kewirausahaan
Kepemimpinan
kewirausahaan
lebih suka memecahkan suatu masalah.
kepala sekolah dalam memudahkan guru
Gagasan
tentang
untuk
sebagai
upaya
teacherpreneurship untuk
menumbuh-
mengaplikasikan
kewirausahaan
dalam
proses
pem-
kembangkan jiwa kewirausahaan pada
belajaran
guru. Guru yang berjiwa kewirausahaan
pemberian motivasi kepada guru-guru
memiliki tiga kompetensi, antara lain
sehingga para guru dapat mengim-
technicall skill, conceptual skill, dan
plementasikannya dengan mudah di
human skill.
dalam kelas saat proses pembelajaran. Kepala
melalui
jiwa
sosialisasi
sekolah
harus
dan
memiliki
untuk
kemampuan untuk memotivasi guru.
mengaplikasikan jiwa kewirausahaan
Pidarta (2004) mengemukakan tiga
dalam proses pembelajaran.
macam keterampilan yang harus dimiliki
C. Memudahkan
guru
Ememe, Ezeh, Ekeimezie (2013)
oleh
kepala
sekolah
untuk
menunjukkan bahwa kepala sekolah
menyukseskan
berperan
pengembangan
Pertama, keterampilan konseptual, yaitu
pendidikan kewirausahaan di sekolah
keterampilan untuk memahami dan
dasar. Penelitian ini mengeksplorasi
mengoperasikan
konsep kewirausahaan dan menyoroti
keterampilan
pengembangan
keterampilan
dalam
pendidikan
kewira-
kepemimpinannya.
organisasi.
Kedua,
manusiawi,
yaitu
untuk
bekerja
sama,
usahaan di sekolah dasar. Penelitian ini
memotivasi dan memimpin. Ketiga,
menunjukkan
bahwa
pendidikan
keterampilan teknik, yaitu keterampilan
kewirausahaan
dapat
memastikan
dalam
menggunakan
pengetahuan,
kemandirian dalam diri para siswa jika
metode, teknik, serta perlengkapan
guru
untuk menyelesaikan tugas tertentu.
menunjukkan
dorongan
komitmen
kewirausahaan
dan
dengan
semngat besar dan antusiasme. Ini
532
Implementasi
kompetensi
teacherpreneurship dalam pembelajaran
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
dapat dilakukan dengan mengajarkan keterampilan
hidup,
pembuatan
Oleh karena itu, sangat penting sekali
pengetahuan
jiwa
dimiliki
oleh
peraturan di kelas, peningkatan mutu
kewirausahaan
pembelajaran
seorang guru untuk menjadikan dirinya
dan
keberhasilan
memutuskan
pembelajaran
harus
dan
secara
menjadi seorang guru yang profesional di
objektif. Hal ini sesuai pendapat Wiyani
era MEA, karena teacherpreneurship
(2012)
tidak dilakukan sebagai upaya untuk
bahwa
implementasi
teacherpreneur
meliputi
peraturan
kelas,
di
membuat mengajarkan
menjadikan guru sebagai pengusaha, tetapi
merupakan
upaya
keterampilan hidup dalam pembelajaran,
menumbuh-kembangkan
melakukan penelitian tindakan kelas
kewirausahaan pada diri guru.
untuk jiwa
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan
memutuskan
keberhasilan
pembelajaran secara objektif. Melalui
SIMPULAN Kepemimpinan kewirausahaan kepala
techerpreneurship
sekolah
dalam
hal
meningkatkan
mampu memumbuhkan sikap mental dan
pengetahuan kewirausahaan bagi guru di era
jiwa seorang guru yang selalu aktif,
MEA
kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan
informasi kepada guru-guru untuk terus
bersahaja dalam meningkatkan mutu
belajar bersama mengikuti perkembangan
pendidikan melaui kegiatan usahanya
teknologi
seerta kiprahnya di sekolah. Selain itu
potensi diri, sehingga mereka akan memiliki
guru juga mampu menjadikan dirinya
pengetahuan tentang kewirausahaan secara
sebagai inspirasi para peserta didiknya
perlahan-lahan.
dalam
mengadakan sosialiasi kepada para dewan
dunia
entrepreneur
melaui
dilakukan
dan
selalu
Pihak
pemberian
mengembangkan
sekolah
guru
yang menjiwai dan terlatih pembelajaran
dengan sosialisasi tersebut diharapakan para
keentrepreneuran
guru memiliki pengetahuan yang cukup
mampu
kewirausahaan,
aktif
pembelajaran keentrepreneuran. Guru
akan
mengenai
melalui
”menularkan” dan membanguun inspirasi
tentang
peserta didik sehingga pembelajaran
kemajuan infomasi yang begitu cepat.
menjadi
”hidup”,
menantang, dan praktis.
menyenangkan,
kewirausaahan
seiring
dimana
dengan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan terhadap para guru di era MEA dapat terlihat dari
533
ISBN 978-602-70471-2-9
pembelajaran
di
dalam
kelas
yang
Melalui
techerpreneurship
mampu
mengembangkan berbagai metode, strategi
memumbuhkan sikap mental dan jiwa
dalam mendayagunakan media pembelajaran
seorang guru yang selalu aktif, kreatif,
serta dapat menciptakan suasana interaktif
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja
yang mampu menampakkan potensi masing-
dalam
masing
berjiwa
melaui kegiatan usaha dan kiprahnya serta
kewirausahaan memiliki tiga kompetensi,
mampu mengikuti perkembangan teknologi
meliputi technicall skill, conceptual skill,
dan
dan human skill.
teacherpreneurship tidak dilakukan sebagai
siswa.
Guru
yang
meningkatkan
informasi
di
mutu
era
pendidikan
MEA.
Karena
Kepemimpinan kewirausahaan kepala
upaya untuk menjadikan guru sebagai
sekolah dalam memudahkan guru untuk
pengusaha, tetapi merupakan upaya untuk
mengaplikasikan jiwa kewirausahaan dalam
menumbuh-kembangkan
proses
kewirausahaan pada diri guru.
pembelajaran
pemberian
motivasi
dilakukan kepada
melalui
jiwa
guru-guru.
DAFTAR PUSTAKA Andriansyah. (2015). Kepemimpinan Visioner Kepala Daerah (Kajian dan Teori). Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama Barnett, B., Ann, B., & Alan, W. Teacherpreneurs: Innovative Teachers Who Lead But Don't Leave. Agustus 2013. Bogdan, R.C., & Biklen, S.K. (1998). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Third Edition. Boston: Ally and Bacon, Inc. Daryanto. (2011). Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Davis, V. (2015). Teacherpreneurs: We’re Here to Inspire. (Online) http://www.edutopia. org/blog/teacherpreneurs-here-to-inspire-vicki-davis.Diakses tanggal 20 Februari 2016. Ememe, O.N, Ezeh, S.C., & Ekemezie, C.A. (2013). The Role of Head-Teacher in The Development of Entrepreneurship Education in Primary Schools. Academic Research International. ISSN-L:2223-9553, ISSN:2223-9944. Vol. 4. No.1 Januari 2013. Jacobs, T. O., & Jaques, E. (1990). Military executive leadership. In K. E. Clark and M. B. Clark (Eds.), Measures of leadership. West Orange, New Jersey: Leadership Library of America, pp 281-295 Mulyasa. (2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyatiningsih, E. (2015). “Analisis Potensi dan Kendala Teacherpreneur di SMK”. Jurnal Kependidikan. Vol. 45, No.1, Hal: 62-75. Nurseto, T. (2010). Pendidikan Berbasis Entrepreneur. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indoneia. Vol.VIII. No.2. Hal:52-59 Oxford Community School. (2012). Oxford Project: Leading through Edupreneurship.
534
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Pidarta, M. (2004). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Sudrajat, A. (2011). “Kewirausahaan Kepala Sekolah”. (online). http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/06/14/tentang-kewirausahaan-kepala-sekolah. Diakses tanggal 20 Februari 2016. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsaputra, U. (2014). “Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah”. (Online), (http://www.ispi.or.id/2014/05/16/4493/), diakses tanggal 30 Desember 2015. Suyitno, Sohandji, A., Arifin, I, & Ulfatin, N. (2014). “Entrepreneurial Leadership of Vocational School Principlas in Indonesia”. International Journal of Learning & Development. ISSN 2164-4063. Vo. 4. No.1. Page:44-46. Ulfatin, N. (2013). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Malang : Banyumedia Publishing. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. Wafroturrohmah. (2015). Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan dalam Meningkatkan Edupreneurship (Studi Multisitus di SMK Negeri 1, 2, dan 3 Klaten). Disertasi, Tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Malang. Wiyani, NA. (2012). Teacherpreneurship (Gagasan & Upaya Menumbuh-Kembangkan Jiwa Kewirausahaan Guru). Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Zaelani, M & Setiaji, B. (2012). “Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kewirausahaan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Muhamamdiyah Surakarta.
BIODATA PENULIS Dr. Wafrotur Rohmah, SE, MM lahir di Kebumen tanggal 08 November 1957. Riwayat pendidikan di SD Negeri Karangduwur Pertanahan Kebumen Lulus Tahun 1970, MTs Takhasus Karangduwur Pertanahan Kebumen Lulus Tahun 1974, MAN-MWI Karangduwur Pertanahan Kebumen Lulus Tahun 1977, S1 di Universitas Muhammadiyah Surakarta Jurusan IPS/Pendidikan Dunia Usaha lulus tahun 1985, S2 di Mitra Indonesia Yogyakarta Jurusan Manajemen konsentrasi Manajemen Pemasaran Lulus Tahun 1999 dan S3 di Universitas Negeri Malang jurusan Manajemen Pendidikan lulus tahun 2015. Bekerja sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Surakarta sejak tahun 1985 sampai sekarang. Nomor Telepon 08122650172.
535