AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
KEPAHLAWANAN DARMOSOEGONDO DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN INDONESIA TAHUN 1945-1958 RIO WILLY BAGUS REINALDY Jurusan Pendidikan Sejarah Fakutas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya Email:
[email protected]
Abstrak Indonesia memprokalmasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan yang didapat dengan cara yang tidak mudah. Membutuhkan perjuangan dari setiap elemen bangsa. Kedatangan Tentara Sekutu semakin menambah parah kondisi Indonesia yang baru merdeka. Bermaksud melucuti tentara Jepang, namun pada akhirnya memunculkan niat untuk menguasai kembali Indonesia sebagai daerah jajahan. Atas dasar tersebut memunculkan sosok-sosok pejuang dari kalangan masyarakat. Bersatu dan mengkoordinir masa untuk mengusir Tentara Sekutu yang memiliki tujuan menjajah kembali. Terdapat banyak tokoh yang berjasa dalam mengusir Tentara Sekutu, namun hanya beberapa yang namanya dikenang sebagai sosok pahlawan. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: (1) Mengapa Darmosoegondo layak disebut sebagai seorang pahlawan? dan (2) Bagaimana peran dan penerapan sikap kepahlawanan Darmosoegondo bagi Indonesia pada umumnya dan bagi Gresik pada khususnya? Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan yakni: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sosok Darmosegondo memiliki peran aktif dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan Indonesia pada umumya dan Gresik (Kabupaten Surabaya) pada khusunya. Perjuangan yang dilakukan Darmosoegondo ketika mempertahankan kedaulatan Indonesia dari Tentara Sekutu maupun dari ancaman disintegrasi (pemberontakan) dalam negeri tidak langsung mengangkat namanya menjadi sosok besar dalam ketentaraan Indonesia. Tujuan utama Darmosoegondo dalam berjuang adalah memperoleh kemerdekaan yang sebenarnya, sehingga lebih penting baginya untuk mengangkat senjata dan terbebas dari penjajahan ketimbang jabatan atau pangkat dalam kemiliteran. Penggunaan nama Darmosoegondo sebagai nama jalan didaerah perjuangannya memunculkan pertanyaan bagi sebagian warga sipil, dikarenakan kurangnya literasi dan keterangan mengenai sosok Darmosoegondo. Dampaknya, seorang warga yang tinggal di daerah Jombang bertanya tentang sosok Darmosoegondo melalui surat kabar Jawa POS bertanggal 27 Agustus 1995. Pertanyaan yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa pentingnya penulisan literatur mengenai sosok-sosok pahlawan perjuangan, termasuk Darmosoegondo. Kata Kunci : Darmosoegondo, Kepahlawanan, Kedaulatan Indonesia
Abstract Indonesia proclaimed its independence on August 17, 1945. Independence gained in a way that is not easy. It takes the struggle of every nation element. The arrival of the Allied Army further exacerbated the condition of the newly independent Indonesia. Intending to disarm the Japanese army, but ultimately led to the intention to take back Indonesia as a colony. On the basis of these figures bring up fighters from the community. Unite and coordinate the time to drive the Allied Army that has the goal of colonizing again. There are many prominent figures in expelling Allied Army, but only a few whose names are remembered as heroes. The problems studied in this research are: (1) Why is Darmosoegondo worth mentioning as a hero? And (2) How is the role and application of Darmosoegondo's heroic attitude to Indonesia in general and to Gresik in particular? This study uses historical research methods consisting of four stages: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the figure of Darmosegondo has an active role in the struggle to maintain Indonesian sovereignty in general and Gresik (Kabupaten Surabaya) in particular. Darmosoegondo's struggle to defend Indonesia's sovereignty from the Allied Forces and from the threat of disintegration (rebellion) in the country did not immediately lift its name into a big figure in the Indonesian army. 1057
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
Darmosoegondo's main goal in the struggle is to gain true freedom, so it is more important for him to take up arms and be free from colonialism rather than rank or rank in the military. The use of the name Darmosoegondo as the name of the street in the area of struggle raises questions for some civilians, due to lack of literacy and information about the figure of Darmosoegondo. As a result, a resident living in the Jombang area asked about the figure of Darmosoegondo through the Java POS newspaper dated August 27, 1995. The question posed indicates that the importance of literature writing about the heroes of the struggle, including Darmosoegondo.
Keywords: Darmosoegondo, Heroism, Indonesian Sovereignty
PENDAHULUAN Setelah
tersebarnya
berita
mengenai
dan Gresik melawan Tentara Sekutu dan NICA.
proklamasi kemerdekaan, Indonesia yang masih
Barisan-barisan
seumur jagung dihadapkan dengan masalah yang
dibentuk disemua perbatasan masuk dari Kota
besar, kedatangan tentara Sekutu guna melucuti
Surabaya ke Kabupaten Gresik. Banyak korban
tentara Jepang. Namun, kedatangan Tentara Sekutu
jiwa berjatuhan dari kedua belah pihak, baik dari
yang
terindikasi
adanya
NICA
1
dibalik
pertahanan
dan
perlawanan
rakyat Surabaya dan Gresik maupun dari musuh
kedatangannya membuat rakyat Indonesia menolak
(Tentara Sekutu dan NICA).
kedatangan tersebut. Pergolakan terjadi diberbagai
Dibalik peristiwa tersebut terdapat beberapa
daerah sebagai reaksi atas kedatangan Tentara
sosok yang sangat heroik dalam mempertahankan
Sekutu dan NICA, salah satunya adalah Surabaya.
dan merebut kembali Kota Gresik, salah satunya
Rakyat Surabaya menolak dengan keras kehadiran
adalah Darmosoegondo. Sosok yang memiliki rasa
Tentara Sekutu (Inggris), mereka lebih memilih
nasionalisme
hancur daripada dijajah kembali.
2
yang
tinggi.
Berdedikasi
dan
memiliki andil dalam mempertahankan kedaulatan
Daerah disekitar Surabaya juga berusaha
Indonesia terutama Kabupaten Gresik dan Kota
dikuasai oleh Tentara Sekutu dan NICA. Salah
Surabaya dari serangan Tentara Sekutu dan NICA.
satunya adalah Gresik, daerah yang merupakan
Sosok pahlawan yang bertanggung jawab dan setia
3
bagian dari Kabupaten Surabaya. Gresik menjadi
kawan yang tinggi terhadap pasukannya. Namun
garis depan pertahanan Kota Surabaya dari sasaran
satu hal yang disayangkan adalah tidak banyak
perluasan kekuasan Tentara Sekutu dan NICA.
orang yang mengenal sosok Darmosoegondo,
Pada 1945 hingga 1950 Gresik menjadi medan
meskipun namanya diabadikan sebagai nama salah
perang baru, perlawanan antara rakyat Surabaya
satu jalan utama di Kabupaten Gresik. Oleh karena itu peneliti ingin lebih mengetahui bagaimana
NICA adalah kepanjangan dari Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration ("Pemerintahan Sipil Hindia Belanda") yang merupakan organisasi semi militer yang dibentuk pada 3 April 1944 yang bertugas mengembalikan pemerintahan sipil dan hukum pemerintah kolonial Hindia Belanda selepas kapitulasi pasukan pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda (sekarang Indonesia) seusai Perang Dunia II (1939 – 1945). 2 Ra’jat. 10 November 1945. Hlm. 1. 3 Mustakim S.S. 2010. Gresik Dalam Lintas Lima Jaman. Yogyakarta: Pustaka Eureka. Hlm. 127. 1
kepahlawanan
Darmosoegondo
dalam
mempertahankan kedaulatan Indonesia tahun 1945-1958. METODE Sebagai langkah awal ialah apa yang disebut heuristik. Tahap heuristik merupakan tahap yang 1058
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
melelahkan dan menyita banyak waktu serta
selanjutnya peneliti harus menyaringnya secara
fikiran. Dalam penelitian ini membutuhkan sumber
kritis, terutama terhadap sumber – sumber pertama,
primer dan sumber sekunder. Sumber primer
agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya.
merupakan sumber yang paling mendukung berupa
Langkah – langkah inilah yang disebut kritik
tulisan – tulisan mengenai peristiwa tersebut pada
sumber, baik terhadap bahan materi (ekstern)
kurun waktu yang sama.
sumber maupun terhadap subtansi (isi) sumber. 5
Terdapat beberapa tahapan sebelum data-
Tujuan dari kritik sumber yakni apakah sumber
data yang diperoleh dijadikan sebagai fakta sejarah
tersebut benar – benar orsinil atau sahih. Selain
yang baru. Studi arsip, kritik sumber, intepretasi,
memperoleh data yang orsinil adanya kritik sumber
dan historiografi merupakan tahapan-tahapan yang
yakni mendapatkan fakta – fakta seputar objek
dilakukan penulis.
penelitian yang dibutuhkan. Kritik sumber tidak
Tahap mencari sumber – sumber primer.
serta merta langsung mengkritik data yang didapat namun harus melalui tahap – tahapan tertentu.
Pengumpulan sumber harus relevan dan sesuai berdasarkan dengan topik yang akan ditulis. Ada
Tahap ketiga setelah mendapatkan data
beragam jenis sumber yaitu sumber tertulis, sumber
maupun fakta yang relevan adalah intepretasi.
lisan, benda tinggalan, dan sumber kuantitatif.
4
Dalam
penulisan
sejarah,
digunakan
secara
Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber
bersamaan tiga bentuk teknis dasar tulis – menulis
yang berupa arsip-arsip sejaman, wawancara, dan
yaitu deskripsi, narasi, dan analisis. 6 Deskripsi yang
buku – buku terkait dengan topik yang akan
dimaksud merupakan menjelaskan secara terperinci
dibahas. Selain sumber – sumber primer juga
fakta – fakta maupun data yang didapat. Narasi
diperlukan adanya penunjang sumber – sumber
menulis fakta – fakta yang didapat disajikan dalam
sekunder berupa buku – buku yang relevan.
sebuah cerita yang runtut sesuai dengan garis
Sumber primer yang menjadi dasar penulisan
waktu. Analisis mencari hubungan antara fakta
penelitian antara lain Algemene Secretary, catatan
yang berasal dari sumber dengan permasalahan –
peristiwa pertempuran di Surabaya dan sekitarnya.
permasalahan yang muncul dalam penelitian.
Nefis ARA yang juga berisi laporan-laporan
Semua indikator dalam teori yang digunakan
pertempuran, koran-koran Inggris, Belanda, dan
peneliti dalam penulisan sudah terpenuhi dan bisa
koran Indonesia yang memuat berita pertempuran
dipakai untuk menentukan kepahlawanan dari
di Surabaya dan sekitarnya. Wawancara langsung
tokoh yang diteliti.
kepada keluarga Darmsoegondo dan juga beberapa
Historiografi merupakan langkah terakhir
veteran perang Gresik juga menjadi salah satu
pada metode penelitian sejarah, yaitu tahap
sumber primer penulisan penelitian ini. Serta
penulisan sejarah. Setelah peneliti melakukan tahap
beberapa arsip dan dokumen pribadi yang masih
heuristik, kritik dan interpretasi, akhirnya fakta-
tersimpan
fakta yang telah tersusun dari hasil interpretasi
dengan
baik
oleh
anak
ke-7
Darmosoegondo.
akan
Tahap kedua yang dilakukan setelah sumber
ditulis
menjadi
tulisan
sejarah
yang
kronologis dan mampu menggambarkan peristiwa
– sumber primer dan sumber sekunder telah
sejarah yang disebut historiografi.
terkumpul yaitu melakukan kritik sumber. Langkah HASIL DAN PEMBAHASAN Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. hlm 24 4
5 6
1059
Helius Sjamsuddin. Op.cit. hlm 103 Op.cit. hlm. 123
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017 serupa. Pada 1936, Darmosoegondo mendirikan
PERAN DARMOSOEGONDO SEBELUM KEMERDEKAAN A. PEMUNCULAN IDEOLOGI KEMERDEKAAN DARMOSOEGONDO Sebelum menguasai
pemerintah Indonesia
Jepang
masuk
menggantikan
perhimpunan dengan berkedok kesenian suara, yang sebenarnya bertujuan untuk mendidik dan memasukkan ideologi kemerdekaan serta anti
dan
kapitalisme dan imperialisme.9 Pendirian wadah-
Hindia–
wadah ataupun organisasi yang bergerak dalam
Belanda, Darmosoegondo muda sudah memiliki
bidang
semangat nasionalisme yang tinggi, berkeinginan
politik
maupun
penanaman
ide-ide
kemerdekaan pada masa itu bukan tanpa risiko, jika
untuk merdeka dan terbebas dari sistem penjajahan
pemerintah Belanda mengetahui hal tersebut sanksi
yang dilakukan oleh Belanda. Hal tersebut sesuai
pembubaran organisasi bahkan nyawa pendiri
dengan jiwa zaman pada masa itu. Semua pemuda
organisasi menjadi taruhannya. Darmosoegondo
memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk
muda dengan semangat yang menggebu-gebu
terlepas dari penjajahan Belanda.7 Melalui wadah-
mengacuhkan
wadah perjuangan pergerakan pada masa itu yang
hal
tersebut
dan
menganggap
kesadaran dan tekad rakyat untuk merdeka jauh
masih sedikit dikarenakan pembatasan dari pihak
lebih penting guna memupuk semangat perjuangan
pemerintah Belanda, Darmosoegondo turut serta
sejak awal.
dalam beberapa organisasi.
Lambat
Pergerakan Sarikat Islam dan Partai Nasional
laun
Darmosoegondo
Indonesia dibawah pimpinan Gatot Jososoemarto
perhimpuan
diketahui
oleh
bentukan pemerintah
Belanda, sehingga perhimpunan tersebut terpaksa
yang berkedudukan di Surabaya menjadi wadah
dibubarkan dan pergerakan Darmosoegondo mulai
awal perjuangan Darmosoegondo.8 Latar belakang
saat itu diawasi.
Darmosoegondo mengikuti organisasi tersebut adalah karena kejelasan landasan dasar, bergerak
pendirian organisasi tersebut. Pola pikir yang
B. DARMOSOEGONDO DALAM KEMILITERAN JEPANG Melalui Heiho10, Jepang merekrut pasukan
cenderung radikal dimiliki sebagian pemuda pada
dari bangsa Indonesia. Darmosoegondo mengikuti
masa
namun
pelatihan keprajuritan Heiho dan menyelundup
pendidikan dan nilai agama yang kuat tidak
kedalam pasukan dengan tujuan menanamkan
menjadikan
ideologi
dalam bidang apa organisasi itu, dan tujuan dari
itu,
pergerakan
termasuk
Darmosoegondo,
Darmosoegondo radikalisme.
terjebak
dalam
Darmosoegondo
juga
yang
didapatnya
secara
sembunyi-
sembunyi. Tujuan awal dimana Darmosoegondo
mengikuti Muhammadiyah yang berkedudukan di
yang
daerah Kedurus, Surabaya.
ideologi dan mengetahui rahasia Jepang berubah
Berbekal
pengetahuan
bermaksud
untuk
memasukkan
pengalaman
seketika saat Darmosoegondo menyadari bahwa
beberapa
dengan berkarir dalam militer Jepang dan memiliki
keinginan
peran sebagai pemimpin pasukan akan lebih
Darmosoegondo untuk membentuk wadah yang
memudahkan untuk penanaman ideologi terhadap
Wawancara dengan Mbah Sarmidin (Veteran Perang Gresik) pada 23 April 2017, wawancara ini membicarakan tentang “Situasi dan Kondisi Para Pemuda Surabaya dan sekitarnya selepas Proklamasi Kemerdekaan” di Rumah Mbah Sarmidi yang beralamatkan di Jl. Kartini Gresik. 8 Kaspari. 1955. Riwajat Perdjuangan Bataljon Darmosoegondo. Surabaya: H.Van Ingen. Hlm. 3.
Ibid., hlm. 9. Heiho (兵補 Heiho, tentara pembantu) adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943.
Darmosoegondo
selama
organisasi
memunculkan
dan
hanya
mengikuti
9
7
10
1060
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah individu
dengan
Darmosoegondo
jumlah
yang
Darmosoegondo
mengikuti
seleksi
keprajuritan PETA di Kabupaten Mojokerto,
pendidikan Heiho tahap pertama hingga selesai dan
memulai kembali dari awal karir keprajuritannya.
masuk kedalam pendidikan keprajuritan tahap
Menempuh pendidikan dari prajurit rendahan tidak
berikutnya.
membuat pendidikan
dan
besar.
mengikuti
Pada
bergabung
lebih
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
Heiho
tahap
kedua,
sosok
dikarenakan
Darmosoegondo
jabatan
tinggi
yang
pernah
Darmosoegondo masuk pada bagian Oka Buntai
didapatkannya
dan membawahi satu pasukan serta mendapat
Darmosoegondo yang berbeda dengan prajurit lain
sebutan
Shoo-tai-choo.
pasukannya,
11
Setiap
Darmosoegondo
dalam
sombong
Heiho.
Sosok
melatih
membuat beberapa Opsir Tinggi PETA memberi
memberikan
perhatian khusus terhadapnya. Hingga menjelang
semangat perjuangan dan menanamkan ideologi
diadakan
kemerdekaan.
menggembleng
Darmosoegondo dipanggil untuk menghadap Opsir
pasukannya, diberi wejangan-wejangan, dimasuki
Tinggi Soengkono. Darmosoegondo mendapat
ideologi yang didapatnya sebelum Jepang berkuasa
perintah untuk mengikuti pendidikan tersebut.
Darmosoegondo
pendidikan
Opsir
di
Bogor,
di Indonesia, agar mempunyai semangat persatuan
Selepas menempuh pendidikan di Bogor,
untuk merdeka. Tujuan awal Darmosoegondo
Darmosoegondo lulus sebagai Opsir Menengah
berjalan sesuai perhitungannya mengenai karir
PETA, berkedudukan di Ksatrian II daerah
militer
Buduran, Sidoarjo. Darmosoegondo membawahi
dalam
keprajuritan
bentukan
Jepang.
Darmosoegondo beranggapan bahwa langkahnya menjadi
pemimpin
pasukan
yang
saat
satu kompi pasukan.
ini
Akhir dari karir Darmosoegondo di PETA
merupakan sebuah awal dan sebagai batu loncatan
adalah ketika para tentara Jepang datang ke
untuk sesuatu yang lebih besar lagi kedepannya.
Ksatrian
Perjuangan Darmosoegondo dalam
II
pasukannya 12
markas untuk
Darmosoegondo
melakukan
pelucutan.
tidak ubahnya seperti Heiho, hanya sebagai
menyampaikan amanat dari pembesar balatentara
propaganda Jepang dalam menghimpun pasukan
di Jawa, yang menyatakan kekalahan Jepang
untuk kepentingan Jepang sendiri. Istilah PETA
terhadap sekutu dan menyerahkan kekuasaan
membuat Darmosoegondo lebih tertarik untuk
Jepang
terlibat langsung, dengan doktrin membela tanah
membubarkan PETA sebagai salah satu basis
air menjadikan cara pandang Darmosoegondo
pasukan Jepang. Setelah melakukan pelucutan, para
berubah dalam melihat keprajuritan antara Heiho
tentara Jepang bergegas meninggalkan Ksatrian.
Indonesia
tentara
aksi
penanaman ideologinya berlanjut di PETA , PETA
di
Perwakilan
sebuah
dan
terhadap
Jepang
sekutu
serta
dengan PETA, hingga memunculkan niatan untuk MASA AWAL KEMERDEKAAN A. LANGKAH AWAL KETENTARAAN DAERAH (KABUPATEN SURABAYAKERISEDENAN GRESIK) Seleapas Jepang menyerah kepada sekutu,
keluar dari Heiho dan mengikuti PETA. Kaspari, op.cit., hlm. 11. Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA (郷土防衛義勇軍 kyōdo bōei giyūgun) adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai. 11 12
Surabaya menjadi salah satu tujuan sekutu untuk melakukan aksi pelucutan terhadap tentara Jepang. Berdalih melucuti tentara Jepang, Tentara Sekutu malah melakukan aksi militerisme dan berusaha menguasai 1061
Surabaya.
Daerah-daerah
disekitar
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
Surabaya juga turut menjadi sasaran pendudukan
Barisan III
kembali. Gresik yang berada tidak jauh dari Kota
:
Darmosoegondo
Surabaya dan karena masih merupakan bagian dari
Kawedanan Sedayu)
Kabupaten Surabaya, menjadi sasaran perluasan
Barisan IV
serangan sekutu ke Kota Surabaya. Gresik menjadi
(wilayahnya
:
di
Markahim
(wilayahnya di Surabaya Jabakota)
13
salah satu benteng pertahanan terdepan Kota
Langkah pertama pasca pembentukan BKR
Surabaya. BKR juga telah dibentuk di Gresik pasca
Karisedenan Gresik adalah melakukan operasi-
keputusan pemerintah pusat melalui sidang ke-3
operasi
PPKI 22 Agustus 1945. Pada awalnya anggota
penyimpanan peralatan angkatan perang Jepang
BKR Gresik yang terdiri dari mantan pasukan
yang terdapat di Desa Gending dan Tubanan. 14
Heiho dan PETA hanya berjumlah sebanyak 2
Gua-gua yang berisi parasit udara, peralatan
barisan (kompi) yang dipimpin oleh Kapten
pesawat terbang, ransum, dan bom-bom dengan
Darmosoegondo dan Kapten Doelasjim, namun
berbagai ukuran dan berat berkisar antara 25
karena situasi yang membutuhkan lebih banyak
sampai
pasukan akhirnya diadakanlah perekrutan dari
kedalam peti. Pengamanan juga dilakukan di gua-
pemuda-pemuda dan warga sipil yang bersedia
gua yang berada di Desa Suci yang didalamnya
berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan.
ditemukan bensin serta bahan bakar lain yang
para
pengamanan
200
kilogram
terhadap
semuanya
gua-gua
dimasukkan
Dalam pasukan BKR, Darmosoegondo dan
dimasukkan kedalam drum-drum. Semua bahan
bekas
dan peralatan hasil operasi tesebut disimpan
Berjuang
prajuritnya melalui
bergabung
jalur
kembali.
militerisme
dan
dimarkas masing-masing Barisan BKR. Pasukan
berkesempatan menerapkan semua ilmu-ilmu yang
Darmosoegondo menempati markas yang saat ini
telah didapat selama mengikuti pendidikan militer
menjadi gedung perpajakan Gresik.
di Heiho dan PETA. Darmosoegondo tidak
Selepas pengamanan terhadap peralatan
membutuhkan waktu lama untuk menyatu dengan
angkatan perang Jepang di gua-gua dibeberapa desa
pasukannya
diwilayah
dikarenakan
ide-ide
yang
telah
Gresik,
BKR
Karesidenan
Gresik
ditularkan Darmosoegondo selama berada dalam
melakukan langkah selanjutnya, militerisasi operasi
satu keprajuritan di Heiho dan PETA masih
tempur dengan mengirimkan pasukan-pasukan
menjadi salah satu pelecut semangat untuk merdeka
BKR Gresik masuk kedalam Kota Surabaya. Hal
dalam diri pasukannya. Darmosoegondo yang telah
tersebut atas dasar bergejolaknya Kota Surabaya
memiliki pengalaman lebih dibidang kemiliteran
seiring kedatangan Tentara Sekutu (Amerika,
menempati posisi sebagai pemimpin Barisan ke-III.
Inggris, dan Gurkha15) dengan dalih melucuti
Berikut susunan awal BKR Karisedenan Gresik :
tentara Jepang.
Komandan
:
Ibnu Soebroto
Wakil Komandan
:
Moenawar
Kepala Staf
:
Soenarijadi
Barisan I
:
Soejoto
13 Abdul Wakhid. 1984. Sejarah Perebutan Kota Gresik. Gresik : PT.Bina Indra Karya. Hlm. 38-42. 14 Ibid, hlm. 41. 15 Gurkha, juga dieja gorkha, adalah orang-orang dari Nepal yang mengambil namanya dari orang suci Hindu abad ke-18, Guru Gorakhnath. Gurkha dikenal terutama karena keberanian dan kekuatannya dalam Brigade Gurkha dalam Angkatan Darat Britania
Jasin
(wilayahnya di Kawedanan Cerme) Barisan II
:
Doelasjim
Raya serta Angkatan Darat India. Mereka juga terkenal karena pisau khas mereka yang disebut kukri.
(wilayahnya di Kawedanan Gresik)
1062
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
Tanggal 9 November 1945 Tentara Inggris menyebarkan
pamflet-pamflet
yang
pesisir pantai menuju Alun-alun Kota dan masuk
berisikan
ke kota hingga keperbatasan Gresik dengan
ultimatum kepada para Tentara Indonesia agar
Surabaya,
segera
TKR
disebelah selatan melalui desa Suci dan melintasi
mendapatkan instruksi untuk menghiraukan isi
lapangan udara Ngipik hingga memasuki kota dan
pamflet tersebut. Keesokan harinya pada 10
bertemu dititik pertemuan yang sudah ditentukan.
November 1945, Tentara Inggris menepati isi
Pasukan Kompi III Darmosoegondo berhasil masuk
pamfletnya dengan memborbadir Surabaya dan
kewilayah Gresik dengan aman. Menurut laporan,
sekitarnya. Pasukan Kapten Doelasjim dipukul
Tentara Sekutu tidak memusatkan pasukannya di
mundur hingga kebarisan pertahanan di Greges,
Gresik, hanya sesekali melakukan patroli dengan
terus-menerus
berjaga
beberapa Brencarier serta mobil Jeep dari Kota
berlapis tersebut memesuki wilayah Gresik yang
Surabaya, sehingga pos-pos penjagaan dapat
dipertahankan
dikuasai dengan mudah. Para prajurit TKR dan
menyerah.
Pasukan-pasukan
hingga
pasukan
oleh
yang
pasukan
Kapten
Darmosoegondo. Pertempuran hingga
memasuki
sedangkan
barisan
kedua
berjalan
pejuang lain yang berasal dari laskar-laskar pemuda berlangsung bulan
berhari-hari
Desember.
yang
telah
melakukan
konsolidasi
segera
Pesawat
melaksanakan strategi yang sudah direncanakan.
terbang Tentara Sekutu menyerang dan menembaki
Kompi III pimpinan Kapten Darmosoegondo
pertahanan barisan-barisan TKR dan pejuang-
menempati posisi semula menjaga perbatasan di
pejuang lainnya secara terus-menerus. Barisan tank
Kalitangi dan Segoromadu.
dan infanteri Tentara Sekutu bergerak terus
Persiapan menghadapi Tentara Sekutu terus
mendesak masuk Karesidenan Gresik. Tidak hanya
dilakukan,
diantaranya
menyerang dari darat dan udara namun juga
jembatan Kalitangi guna menghambat laju Tentara
melalui pantai di Gresik dihujani tembakan meriam
Sekutu
dari kapal-kapal Tentara Sekutu. Dalam serangan
Kalitangi dihancurkan dengan cara dibom. Hingga
tersebut, Kapten Darmosoegondo mengalami luka
pada pengeboman ketiga, jembatan kokoh tersebut
dan dilarikan ke rumah sakit di daerah Lamongan
berhasil dihancurkan. Pada 18 Januari 1946 pihak
karena tertimpa pohon akibat dentuman meriam
Tentara Sekutu melakukan serangan ke Kalitangi,
Tentara Sekutu. Akhirnya Tentara Sekutu berhasil
musuh berada disebelah selatan jembatan dan
menguasai Surabaya dan Gresik.
pasukan Kompi III Kapten Darmosoegondo berada
memasuki
adalah
Kota
penghancuran
Gresik.16
Jembatan
disebelah utara jembatan. Baku tembak dan saling lempar bom terjadi, serangan juga dilakukan
B. PEREBUTAN GRESIK KEMBALI Batalyon Darmosoegondo bergerak menuju
melaui jalur laut oleh Tentara Sekutu. Akhirnya
Gresik, bergerak dari Sedayu menuju ke Bungah,
Tentara Sekutu mundur dan para pejuang serta
kemudian meneruskan perjalanan hingga sampai ke
TKR berhasil merebut kembali Gresik serta
Manyar. Batalyon Darmosoegondo dibagi kedalam
mempertahankannya. Konsekuensi yang cukup
2 barisan ketika memasuki Gresik. Hal tersebut
besar ditanggung
dilakukan agar jika ada serangan mendadak disalah
perebutan
satu barisan, pasukan lain masih bisa melakukan
Kompi III dalam proses
tersebut,
dikarenakan
Kapten
Darmosoegondo mengalami luka yang cukup parah
pergerakan menuju Kota Gresik dan bahkan bisa
dan harus dilarikan ke rumah sakit di daerah
melakukan bantuan apabila diperlukan. Barisan pertama berjalan disebelah utara melintasi dekat
16
1063
Ibid., hlm. 38.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
Lamongan untuk kedua kali. Darmosoegondo
berusaha menghasut masyarakat agar mengingkari
terkena pecahan bom yang dilemparkan kearahnya
Republik Indonesia. Berdasarkan laporan yang
dan mendapatkan tembakan dari Tentara Sekutu
dihimpun Darmosoegondo, TNI segera melakukan
tepat dibagian punggungnya.
tindakan
Usaha
merebut
dilakukan,
Surabaya
kembali
perundingan-perundingan
penumpasan
dan
pemberantasan.
terus
Tujuannya agar tidak semakin banyak masyarakat
juga
yang terbujuk dan terpropaganda oleh Muso
diupayakan demi diakuinya kemerdekaan Indonesia
dengan
oleh Belanda secara mutlak. Hingga pada 24
bersama Batalyon 133 melakukan pemberantasan
Februari
dikuasai
PKI Muso hingga diatas Gunung Wilis. 18 Kondisi
sepenuhnya oleh TNI dan bangsa Indonesia.
medan yang susah dan terjal ditambah dengan
Tentara Belanda dan Tentara Sekutu sudah menarik
kelengkapan peralatan ketentaraan yang kurang
diri dari Indonesia berdasarkan perjanjian KMB.
memadai tidak membuat Darmosoegondo beserta
1950
Surabaya
berhasil
paham
komunisnya.
Darmosoegondo
batalyon 133 mundur dan menyerah hingga USAHA DARMOSOEGONDO DALAM PENUMPASAN PEMBERONTAKAN DALAM NEGERI A. PERANAN DALAM PEMBERANTASAN
akhirnya gerakan PKI Muso dapat diatasi dan ditumpas. Situasi dan kondisi kembali normal pasca PKI Muso.
PEMBERONTAKAN PKI DAN DI/TII
Soekasdan
Dalam sebuah catatan yang dituliskan oleh mantan
DAN
KI
I
YON
Darmosoegondo
dalam
Ciamis
oleh
bangsa
sendiri.
PKI
Muso
pemberontakan
Soekasdan
di
guna
berhadapan
dan
memberantas
keterangan mengenai perjuangan pemberantasan sebenarnya
sudah
diarsipkan,
namun arsip-arsip tersebut sudah dibakar dan
menyebutkan bahwasanya Darmosoegondo terlibat dalam pemberantasan
perjuangan
pemberontakan DI/TII Kartosoewiryo. Keterangan-
peristiwa
pemberontakan-pemberontakan dalam negeri yang dilakukan
menyebutkan
Darmosoegondo ketika ditugaskan ke wilayah
Darmosoegondo,
Soekasdan, bersaksi mengenai peranan perjuangan lain
juga
dimusnahkan
daerah
oleh
keluarga
Darmosoegondo
sendiri dikarenakan adanya peristiwa PKI tahun
Surabaya.17 Peristiwa yang berawal dari Partai Fron
1965 yang mengharuskan keluarga para tentara
Demokrasi Rakyat (FDR) yang didirikan Menteri
menghilangkan jejak agar tidak terindikasi oleh
Pertahanan Amir Sjarifudin mulai berkembang
PKI.19
hingga ke pelosok-pelosok daerah. Mengadakan rapat-rapat dan pertemuan dengan masyarakat.
B. PEMBERSIHAN PEMBERONTAKAN APRA WESTERLING APRA merupakan pemberontakan yang
Darmosoegondo selalu menghadiri pertemuanpertemuan
tersebut
guna
mengetahui
dan
paling awal terjadi setelah Indonesia diakui
mempelajari situasi yang terjadi. Semakin hari situasi
semakin
menyimpang,
menunjukkan
ditambah
dengan
tujuan
kedaulatannya oleh Belanda. APRA dibentuk
yang
sebelum Konferensi Meja Bundar disahkan. Pada
bergabungnya
bulan
Muso sebagai pimpinan Partai Komunis Indonesia
pertemuan-pertemuan
di
dinas
rahasia
militer
Belanda menerima laporan, bahwa Westerling telah
(PKI). Amir Sjarifudin bersama Muso berkeliling mengadakan
November 1949,
daerah-
daerah, menyebarkan paham menyimpang dan Kaspari, op.cit., hlm. 50-51. Wawancara dengan Ibu Sulistianingsih (Anak ke-7 Darmosoegondo), op.cit. 18
17
Arsip Ikatan Warga Besar Mantan Batalyon 202
19
/Djago.
1064
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
mendirikan organisasi rahasia yang mempunyai
pada tanggal 15 Februari 1958, ditandai dengan
pengikut sekitar 500.000 orang.
keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan yang
Westerling
APRA-nya
dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein di
melakukan
Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Gerakan ini
penyerangan-penyerangan di Bandung termasuk
mendapat sambutan dari wilayah Sulawesi Utara
pelucutan polisi dan penyerangan terhadap markas
dan Sulawesi Tengah, di mana pada tanggal 17
TNI. TNI segera melakukan operasi penumpasan
Februari
mengeluarkan
dengan ultimatum
dan
dan pengejaran terhadap gerombolan APRA yang sedang
melakukan
gerakan
1958 kawasan tersebut
mendukung PRRI.
menyatakan
21
mundur.
Para pemberontak PRRI mempropaganda
Darmosoegondo mendapat tugas ke Bandung untuk
rakyat Sumatera Barat dengan berbagai macam
pembersihan sisa-sisa pasukan APRA.
20
Sisa
hasutan. Pemerintah pusat komunis, pemerintah
pasukan Wasterling di bawah pimpinan Van der
pusat koruptor, pemerintah pusat melanggar asas
Meulen yang bukan anggota KNIL Batujajar dan
demokrasi, dan propaganda-propaganda lain yang
polisi yang menuju Jakarta, pada 24 Januari 1950
menimbulkan kebencian rakyat Sumatera Barat
dihancurkan Pasukan Siliwangi yang mendapat
terhadap
tambahan kekuatan pasukan dari Darmosoegondo
pemerintahan
dalam pertempuran di daerah Cipeuyeum dan
propaganda, para TNI juga menjadi sasaran hasutan
sekitar Hutan Bakong. Dalam penumpasan tersebut
dimana para pemberontak PRRI menyebut para
dapat disita beberapa truk dan pick up, tiga pucuk
TNI sebagai tentara yang kejam, ganas, dan bahkan
bren, 4 pucuk senjata ukuran 12,7 dan berpuluh
suka memaksa para gadis dan wanita, pemberontak
karaben.
PRRI juga menyebut TNI suka merampok,
Suasana Bandung yang tidak kondusif pasca
pemerintahan pusat
pusat.
yang
Tak
menjadi
hanya sasaran
komunis, dan bahkan kafir.
peristiwa APRA mengharuskan Darmosoegondo
Operasi
17
Agustus,
merupakan
aksi
menerapkan rencana lain guna pemulihan kembali
militerisasi penumpasan pemberontak PRRI di
kondisi
Sumatera, terdiri dari gabungan Angkatan Darat,
tersebut.
himbauan-himbauan masyarakat
Darmosoegondo secara
Bandung,
melakukan
langsung
kepada
bahwasannya
Angkatan
Laut,
dan
Angkatan
Udara.
para
Darmosoegondo tidak terlibat secara langsung
pemberontak sudah berhasil dimusnahkan oleh
dalam operasi ini, sebab peran Darmosoegondo
Tentara Nasional Indonesia (TNI). Para penduduk
adalah sebagai penyusun strategi dalam kegiatan
bisa kembali ketempat tinggal masing-masing
operasi. Operasi dilakukan pada tanggal 17 April
untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti
1958 dipantai Tabing, Kota Padang.
sebelumnya.
Kondisi daerah Sumatera pasca pemberontakan PRRI sangat mencekam, kondisi ditiap kota sepi
C. DARMOSOEGONDO NORMALISASI PRRI Pemerintahan Revolusioner
bahkan badan-badan pemerintahan tidak ada
DALAM
seorang pun yang mengurus. Perlu dilakukan
Republik
normalisasi di wilayah Sumatera Barat dan Tengah
Indonesia (PRRI) merupakan salah satu gerakan
pasca pemberontakan PRRI. Letnan Kolonel
pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat (Jakarta) yang dideklarasikan 20
21. Marwati Djoened Poesponegoro dan Notosusanto. Nugroho, 1992, Sejarah nasional Indonesia: Jaman Jepang dan zaman Republik Indonesia, PT Balai Pustaka. Hlm. 42.
Arsip Ikatan Warga Besar Mantan Batalyon 202
/Djago.
1065
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Darmosoegondo
selaku
Kepala
Staf
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
Harian
daratan berangsur membaik, hingga para tokoh
Penguasa Perang Daerah Sumatera Barat dan Riau
pemberontak
Daratan mengemban tugas untuk normalisasi dan
dimusnahkan.
melakukan
penataan
mental
ulang
Selepas proklamasi pada 17 Agustus 1945,
sesudah dilakukannya normalisasi, keadaan dan
proses perjuangan mempertahankan Indonesia dari
kondisi di wilayah Sumatera Barat dan Riau
bangsa
kembali seperti biasa. Pelabuhan Teluk Bayur,
ambisi
masyarakat
kedaulatan
memiliki
Meski
berjuang
demi
undang-undang
yang
mengatur
hal
tersebut. Dalam pandangan masyarakat sendiri juga
secara gamblang menjelaskan tentang kebobrokan
memiliki
dan kebohongan yang telah dilakukan pemimpin
kriteria
serta
indikator
tersendiri
mengenai kepahlawanan. Berawal dari dua sisi dan
pemberontak PRRI. melakukan
normalisasi,
pandangan
Letnan
kembali
Zimbardo
untuk
berasal dari teori Philip G. Zimbardo yang
sah, Republik Indonesia. Masyarakat yang ingin
ingin
G.
teori
Terdapat 4 indikator kepahlawanan yang
masyarakat kembali kepada pemerintahan yang
dipersilahkan
Philip
digunakanlah
menentukan kepahlawanan Darmosoegondo.
semua masyarakat melalui amanatnya agar semua
bersekolah
tersebut,
kepahlawanan
Kolonel Darmosoegondo menghimbaui kepada
yang
Indonesia.
mengingat dalam sistem ketatanegaraan juga
pemimpin pemberontak PRRI. Darmosoegondo
masyarakat
jajahannya.
seorang pejuang menyandang gelar pahlawan,
dan TNI bukanlah seperti yang dikatakan para
kembali
daerah
tersebut adalah sebagai penentu seberapa layak
bekas
pemberontak PRRI, bahwasannya pemerintah pusat
Dalam
sebagai
Indonesia
status gelar kepahlawanan. Kriteria dan indikator
memberikan penyuluhan dan himbauan kepada masyarakat
menguasai
kriteria atau indikator lain untuk menyandang
daerah yang sudah diamanatkan kepadanya guna
dan
untuk
kemerdekaan Indonesia, namun terdapat beberapa
pemerintah pusat. Darmosoegondo mendatangi
sipil
Terjadi
banyak sosok pejuang dalam mempertahankan
masyarakat,
pengembalian mental melalui tindakan nyata dari
masyarakat
nyata.
Darmosoegondo merupakan salah satu dari sekian
Operasi 17 Agustus) sudah mulai kembali. Seruanterhadap
Belanda
kembali
terhadap pemerintah pusat serta TNI (Pasukan
dilakukan
lebih
yang ikut dalam pertempuran yang terjadi karena
mengungsi sudah mulai kembali ketempat tinggal
terus
tampak
Sekutu ke Indonesia. Banyak sosok-sosok pejuang
kembali normal. Masyarakat yang sebelumnya
seruan
asing
pergolakan dan pertempuran setibanya Tentara
kereta api, bus umum, semua sudah beroperasi dan
kepercayaan
berhasil
PENUTUP A. Simpulan
dan Riau Daratan. Dalam kurun waktu satu bulan
dan
benar-benar
terhadap
masyarakat terutama di wilayah Sumatera Barat
masing-masing,
PRRI
digunakan peneliti sebagai alat uji dan kerangka
bersekolah,
berpikir
kepekerjaan
untuk
menentukan
kepahlawanan
Darmosoegondo.
lamanya dipersilahkan kembali kepekerjaannya, bahkan anggota TNI yang sudah mendukung pemberontakan PRRI masih diberi kesempatan untuk
kembali
mengabdi
kepada
Darmosoegondo) pada 10 Februari 2017, wawancara ini membicarakan tentang “Karir Darmosoegondo dalam Ketentaraan dan Darmosoegondo dimata Keluarga” di rumah Ibu Sulistianingsih yang beralamatkan di Jl. Hasanudin Sekardangan Sidoarjo.
Republik
Indonesia.22 Kondisi Sumatera Barat dan Riau 22
Wawancara dengan Ibu Sulistianingsih (Anak ke-7
1066
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Setelah
mengkaji
kepahlawanan
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
dan
menganalisis
memang tidak sebesar sosok-sosok seperti Mayor
Darmosoegondo
menggunakan
Jendral Sungkono atau A. H. Nasution meski
indikator teori yang dikemukakan oleh Philip G.
mereka
Zimbardo,
menyimpulkan
mengadakan aksi militer dengan kode S.O.S. Hal
bahwasannya Darmosoegondo layak menyandang
tersebut dikarenakan Darmosoegondo lebih sering
gelar pahlawan, baik dimata masyarakat umum
terjun langsung kedalam medan pertempuran dan
maupun secara legalitas gelar dari pemerintah.
juga dikarenakan Darmosoegondo yang tutup usia
Darmosoegondo mampu menunjukkan kegigihan,
pada tahun 1958. Jabatan terakhir yang disandang
kerela-berkorbanan,
Darmosoegondo adalah sebagai Komandan Kodam
peneliti
dapat
bahkan
mempertaruhkan
berjuang
nyawa melalui perjuangannya mempertahankan
Kalimantan
kedaulatan Indonesia dalam menghadapi serangan
Kolonel Infanteri.
bersama
Tengah
ketika
dengan
Surabaya
pangkat
Letnan
Tentara Sekutu dan juga ancaman disintegrasi (pemberontakan) dari bangsa sendiri.
B. Saran
Awal perjuangan Darmosoegondo dimulai
Peneliti berharap melalui penulisan ilmiah
ketika usianya masih sangat muda. Memulai
Darmosoegondo mampu menjadi bahan ilmu
perjuangannya dari penanaman ideologi-ideologi
pengetahuan sejarah baru terutama bagi sejarah
kemerdekaan yang didapatnya selama mengikuti
lokal di daerah Gresik. Disisi lain, penulisan ilmiah
beberapa
ini
organisasi,
hingga
masuk
kedalam
pasukan kemiliteran bentukan Jepang. Segala
risiko
Darmosoegondo
telah
selama
bisa
dimanfaatkan
sebagai
bahan
pemenuhan materi Kompetensi Dasar (KD) dalam
ditanggung
masa
juga
oleh
pengajaran ditingkat Sekolah Menengah Atas.
perjuangannya.
Materi pembelajaran Darmosoegondo mampu
Darmosoegondo mengalami luka tembak, tertimpa
memberikan
pohon yang tumbang, hingga terkena pecahan bom
ditingkat SMA kelas XII terutama sekolah-sekolah
ketika
daerah
di Gresik yang didasarkan pada KD 3.2 dan 4.2,
pertahanannya. Darmosoegondo seakan-akan tidak
yang didalamnya masing-masing memuat materi
memiliki rasa takut dan sakit.
mengenai sosok perjuangan pahlawan daerah.
berjuang
mempertahankan
Darmosoegondo
mendapat
tugas
untuk
Dalam
sumbangsih
kurikulum
dalam
20213,
pengajaran
kompetensi
dasar
menghadapi pemberontakan-pemberontakan dalam
dijabarkan sebagai berikut; KD 3.2 mengevaluasi
negeri, seperti PKI, PRRI, APRA, dan beberapa
peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh-tokoh
pemberontakan lain yang mengancam kedaulatan
nasional
Indonesia.
keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa
jawab
Darmosoegondo
dalam
hal
juga
kondisi
daerah
dalam
mempertahankan
pasca
1945-1965, KD 4.2 menuliskan peran dan nilai-
penyuluhan-
nilai perjuangan tokoh-tokoh nasional dan daerah
penyuluhan dan perlindungan terhadap warga sipil
yang berjuang mempertahankan keutuhan negara
agar merasa aman dan kembali percaya terhadap
dan bangsa Indonesia pada masa 1945-1965.
pemberontakan.
pemulihan
bertanggung
dan
Memberikan
ketentaraan Indonesia. Meski
juga
bisa
dijadikan contoh dan diteladani para generasi muda
sebagai nama jalan dibeberapa daerah, namun tidak
saat ini. Melalui pendalaman sikap dan sifat, tekad
banyak yang mengetahui tentang sosok dibalik
yang bulat, kemauan yang keras, serta semangat
jalan
Darmosoegondo
Darmosoegondo
digunakan
nama
nama
Perjuangan
tersebut.
Nama
Darmosoegondo
1067
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 5, No. 3, Oktober 2017
yang tinggi untuk mencapai apa yang sudah dicita-
Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Graha Ilmu.
citakan sejak awal.
Rahardjo, Pamoe. 1995. Badan Keamanan Rakyat (BKR) : Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia. Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA).
DAFTAR PUSTAKA Arsip Arsip Ikatan Warga Besar Mantan Btalyon 202 / Djago
Ricard, Matthiew. Alturism : The Power Of Compassion To Change Yourself And The World.
Arsip Kementerian Penerangan Republik Indonesia
Schmitz, Leonard. 1967. Dictionary Of Greek and Roman Biography and Mythologi I. Boston : Little Brown and Company.
Dokumen Markas Besar TNI, Sejarah TNI Jilid 1 (19451949)
Soemohadiwidjojo, Rhien. 2012. Bung Karno Sang Singa Podium. Jakarta : Second Hope.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 Undang-undang Nomor 30 Tahun 1954
Soewito, Irna H. N. Hadi. 2010. Rakyat Jatim Mempertahankan Kemerdekaan Jilid I.
Koran
Syamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Jakarta : Ombak.
Nieuwe Leidsche Courant, 12 Desember 1945 Ra’jat, 10 November 1945
Vickers, Adrian. 2005. A History Of Modern Indonesia. New York : Cambridge University Press.
Jurnal Franco, Z. E., Blau, K., & Zimbardo, P. G. 2011. Heroism: A Conceptual Analysis and Differentiation Between Heroic Action and Altruism.
Wakhid, Abdul. 1984. Sejarah Perebutan Kota Gresik. Gresik : PT. Bina Indra Karya. Yamin,
Buku Asnan, Gusti. 2007. Memikir Ulang Regionalisme : Sumatera Barat Tahun 1950-an. Yogyakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Mohammad. 1992. Risalah Sidang BPUPKI-PPKI. Jakarta : Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Website http://id.wiktionary.org/wiki/wiktionary:kamus_ba hasa_sansekerta_-_bahasa_indonesia
Cahyo, Agus N. 2005. Tragedi Westerling. Jakarta : Pallapa.
http://kbbi.web.id/hero
Hakiem, Lukman. 2008. M. Natsir Di Panggung Sejarah Republik. Jakarta : Republika.
http://kbbi.web.id/ideologi http://kbbi.web.id/pahlawan
Hale, John. 1994. The Civilization Of Europe In The Renaissance.
http://zainuddin.lecturer.uinmalang.ac.id/2015/11/13/maknapahlawan
Kaspari. 1955. Riwayat Perdjuangan Batalyon Darmosoegondo. Surabaya : H. Van Ingen. Mustakim S. S. 2010. Gresik Dalam Lintas Lima Jaman. Pustaka Eureka. Nasution A. H. 1978. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia II. Bandung : Angkasa. Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1992. Sejarah Nasional Indonesia : Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. PT. Balai Pustaka. 1068