KENYAMANAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEMAKAIAN RANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK PENJAHIT Ahmad1 ABSTRACT This Article explains the outputs of the chair prototype research and do not explains the process of the chair design. Based on the obtained data, further is performed design of a chair and make its prototype. The result of the examination to some respondents during 60 minutes shows that sewing in the old chair average 116 pulses/minute, while using the new one is 104 pulses/minute. The frequency of sitting position change decreases from 13 times in the old chair to be 5 times in the new one. The questionnaire shows that using the new design gives better conformity than the old one. In this case, it can be concluded that sewing in the new design chair gives better conformity and increases the production comparing with using the old one. Keywords: conformity, working productivity, ergonomic chair
ABSTRAK Artikel menjelaskan hasil pengujian prototipe kursi dan tidak menjelaskan proses perancangan kursi. Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan perancangan kursi dan membuat prototipenya. Hasil pengujian terhadap beberapa responden selama waktu 45 menit menunjukkan bahwa menjahit mengunakan kursi lama rata-rata 116 denyut/menit sedangkan kursi rancangan baru 104 denyut per menit. Banyaknya perubahan posisi duduk menjahit kursi lama rata-rata 13 kali sedangkan dengan kursi rancangan baru, frekuensi perubahan posisi duduk menurun menjadi 5 kali. Dari hasil kuesioner, kursi rancangan baru memberikan kenyamanan dibanding kursi lama Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menjahit menggunakan kursi rancangan baru menghasilkan tingkat kenyamanan yang lebih baik dan dapat meningkatkan produktivitas dibandingkan dengan kursi lama. Kata kunci: nyaman, produktivitas kerja, kursi ergonomi 1
Dosen Honorer Akademi BSI, Jakarta
10
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
PENDAHULUAN Di Indonesia, pekerjaan menjahit merupakan salah satu pekerjaan yang ditekuni oleh banyak orang, baik secara individu maupun bekerja di industri konveksi. Kelompok pekerja itu sering mengalami keadaan postur yang kaku dan beban otot yang statis akibat tugas yang berulang-ulang dengan kecepatan produksi yang tinggi. Dari hasil survei awal dengan kuesioner terhadap 58 orang responden pada industri konveksi dengan lama kerja delapan jam sehari yang mengalami sakit bahu 83%, pinggang 72%, dan kaku leher 74%. keluhan lainya pada daerah kaki dan pantat. Untuk mengatasi keluhan tersebut, penjahit menggunakan bantalan dari kain bekas untuk mendapatkan keseimbangan dan mengurangi panas akibat kontak daerah pantat dan tempat duduk dari kayu. Bagi yang bekerja menggunakan kursi plastik, menyusun tiga kursi sekaligus guna mendapatkan posisi kerja yang rileks. Pemakaian kursi yang dirancang berdasarkan data antropometri dapat meminimalkan persoalan medis yang selama ini dialami penjahit. Penggunan kursi yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh menimbulkan cepat lelah. Kursi yang terlalu tinggi menyebabkan terjadinya hambatan pada sirkulasi darah daerah paha dan mengurangi keseimbangan duduk akibat kaki tidak menapak dengan baik pada pedal kaki mesin jahit. Kursi yang terlalu rendah menyebabkan sikap paha miring ke atas dan menegang, tubuh cenderung semakin membungkuk sehingga otot perut terganggu yang menyebabkan terganggunya aliran pernapasan. Kursi yang dipakai selama ini, menurut pengamatan, juga menyebabkan penjahit terpaksa mengangkat lengan dan bahu guna menyesuaikan dengan tinggi permukaan mesin jahit sehingga terjadi ketegangan pada otot bahu dan momen yang besar pada daerah pinggang karena tubuh cenderung membungkuk ke depan. Artikel hanya difokuskan pada hasil pengujian lapangan prototipe kursi untuk mengetahui keergonomisan kursi rancangan dibandingkan dengan pemakaian kursi lama yang dipakai oleh penjahit di PT Gen Hut. Beberapa aspek ergonomis yang diteliti sebagai acuan keergonomisan rancangan meliputi jumlah denyut jantung penjahit, perubahan posisi duduk, dan produktivitas kerja selama satu jam kerja. Sebelum melakukan pengujian pada beberapa responden terpilih, kursi rancangan baru tersebut dipakai terlebih dahulu oleh responden yang dipilih secara acak sebagai masa penyesuaian selama 3 (tiga) bulan. Tujuan penelitian adalah penilaian kenyamanan kursi rancangan berdasarkan aspek ergonomis yang meliputi jumlah denyut jantung, frekuensi perubahan posisi duduk, dan jumlah produksi selama waktu tertentu dibandingkan dengan kursi lama yang digunakan oleh para penjahit yang bekerja di industri konveksi PT Gen Hut.
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
11
PEMBAHASAN Ergonomi Salah satu cabang ilmu yang menghubungkan antara kondisi manusia dan proses perancangan adalah ergonomi. Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani, Ergon (kerja) dan Nomos (hukum). Secara umum dapat dijelaskan arti ergonomi adalah bagaimana cara kerja yang membawa hasil optimal dengan mengeluarkan energi minimal. Lingkup ergonomis dalam praktiknya mencakup beberapa topik utama, yaitu karakteristik khusus manusia yang terdiri dari fisik, seperti ukuran tubuh, kemampuan fisik, sikap kerja; Psikologis, yaitu kemampuan menerima respons, reaksi atas suatu pekerjaan, dan pembuatan keputusan. Ergonomi merupakan aktivitas dari berbagai multidisiplin ilmu yang mencakup teknik, psikologi, ilmu kedokteran, fisioterapi, arsitek, dan pengetahuan tentang anatomi, biomekanik, fisiologi, antropometri, dan kinesiologi yang dipergunakan untuk memecahkan permasalahan ketegangan dan ketidaknyamanan di tempat kerja, di rumah, di sekolah, maupun di kantor. Dalam mendesain tempat kerja, prinsip ergonomis yang sering dijadikan pertimbangan bagi bentuk tempat kerja adalah proses kerja yang dilaksanakan, peralatan yang dipergunakan di dalam proses, lingkungan sekitar yang akan mempengaruhi performa kerja, dan menentukan hasil yang diperoleh, serta modifikasi pada tempat kerja untuk memberikan keselamatan dan kenyamanan pada pekerja.
Kriteria Ergonomis 1. Kriteria Biomekanik Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek mekanika dari gerakan tubuh manusia, merupakan kombinasi antara ilmu mekanika, antropometri, biologi, dan fisiologi. Perhatian dalam biomekanika pada persoalan kekuatan kerja otot dan daya tahan jaringan tubuh terhadap beban yang tergantung pada posisi anggota tubuh yang bekerja, arah gerakan kerja, perbedaan kekuatan antarbagian tubuh, dan usia. Analisis biomekanik diperlukan untuk memberikan gambaran dan solusi yang diperlukan dengan tujuan mengurangi gaya dan momen yang harus diterima oleh tubuh untuk menghindari kecelakan kerja dan kelelahan. 2. Kriteria Fisiologi Salah satu cara untuk mengukur tingkat kelelahan/kenyamanan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, misalnya pada kasus kerja penjahit adalah menggunakan denyut jantung. Menurut Granjen (1993), beban dari suatu aktivitas dapat diukur dengan jumlah denyut jantung saat melakukan aktivitas tersebut. Denyut jantung dapat juga digunakan untuk memperkirakan kondisi fisik atau derajat kesegaran jasmani
12
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
seseorang serta mengukur kelelahan yang terjadi dari suatu aktivitas yang dilakukan. Hubungan antara denyut jantung dengan jenis beban kerja dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 1 Denyut Jantung Sebagai Media Pengukur Beban Kerja
No. 1 2 3 4 5 6
Assesment of Work Load Resting Low Moderate High Very high Extremely high
Oxygen Consumption (litres/min) 0,25-1,3 0,5-1 1-1,5 1,5-2 2-2,5
Lung Ventilation (litres/min) 6-7 11-20 20-31 31-43 43-56
Rectal Temperature (0C) 37,5 37,5 37,5-38 38-38,5 38,5-39
Heart Rate (pulses/min)
2,4-4
60-100
>39
>175
60-70 75-100 100-125 125-150 150-175
Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut. a. Merasakan denyut jantung pada pembuluh darah arteri radial pergelangan tangan. b. Mendengarkan denyut dengan stethoscope. c. Menggunakan alat pulsa meter dengan keluaran berupa sinyal eletrik. d. Mengunakan alat EKG untuk mengukur signal eletrik yang diukur dari otot jantung pada permukan kulit dada. 3. Kriteria Psikofisik Pengukuran kriteria itu dilakukan dengan kuesioner yang diberikan kepada responden terpilih. Pengisian kuesioner menghasilkan pendapat subjektif responden yang diteliti menyangkut masalah kenyamanan dan keluhan yang dirasakan dalam melakukan suatu aktivitas. Hasil kuesioner dapat digunakan untuk menilai suatu desain produk sudah memenuhi kriteria ergonomis menurut penggunanya atau belum. 4. Kriteria Frekuensi Perubahan Posisi Duduk Pengukuran kriteria itu dilakukan dengan mengamati langsung frekuensi perubahan posisi duduk per satuan waktu kerja. Hasil pengamatan itu juga dapat memberikan indikasi keergonomisan perkakas (kursi) kerja yang digunakan.
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
13
5. Kriteria Kuantitas Hasil Kerja (Produksi) Pada pengujian itu, dihitung kuantitas output, misalnya dengan jumlah produk yang dapat diselesaikan dalam suatu waktu tertentu. Output tersebut dapat mencerminkan tingkat kelelahan/ketelitian kerja saat menggunakan suatu perkakas kerja. Pengumpulan data untuk perancangan kursi dalam penelitian ini dilakukan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan meliputi data antropometri penjahit sebagai acuan untuk menentukan dimensi utama kursi, data uji petik posisi duduk, data dimensi mesin jahit, data dimensi kursi lama. Pada proses pengujian, penggunaan kursi rancangan baru dilakukan secara bergantian dengan kursi lama dengan tenggang waktu 5-7 menit dan masing-masing kursi digunakan selama waktu 1 jam kerja. Pengukuran denyut jantung dengan alat neissei, dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran, yaitu pada saat sebelum kerja (pagi hari), saat setelah menggunakan kursi lama, dan saat setelah menggunakan kursi rancangan baru. Untuk pengamatan frekuensi perubahan posisi duduk, dikhususkan pada pengamatan yang mudah dilihat, seperti gerakan kaki keluar dari pedal kaki atau menggantung di kaki mesin dan perpindahan posisi duduk saat bekerja. Pengamatan data jumlah produksi dalam satu jam kerja dihitung dari hasil jahitan tali ikat pinggang celana yang jumlah total per celananya ada lima (5) tali ikat pinggang. Pengisian kuesioner kenyamanan disertai wawancara setelah bekerja menggunakan kursi selama waktu tertentu. Pengamatan tersebut menggunakan pengukur waktu yang dapat di atur. Kursi rancangan baru yang diuji adalah kursi dengan persentil 5 popliteal. Ketinggian mesin jahit yang dipakai 76 cm dan sadel kaki 11 cm sedangkan ukuran kursi yang diuji dari hasil penelitian sebagai berikut.
Dimensi Kursi Tinggi kursi Lebar kursi Tebal alas duduk Kedalaman kursi
Kursi Lama (yang biasa dipakai) Cm 48 62 18,5
Kursi Rancangan Baru Cm 54 48 3 28
Pengukuran Denyut Jantung Penjahit Pengukuran denyut jantung dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap responden, yaitu sebelun kerja, setelah menjahit dengan kursi lama, dan setelah menjahit dengan kursi baru. Pengukuran denyut jantung menggunakan alat Nessei yang diletakan pada pergelangan tangan setelah bekerja 1 jam kerja.
14
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
Tabel 2 Rangkuman Hasil Pengukuran Denyut Jantung
No
Data
1 2 3 4
Min Max Mean Dev standar
Sebelum Kerja (denyut/menit) 75 102 83 6,27
Kursi Lama (denyut/menit) 102 136 116 7,95
Kursi Baru (denyut/menit) 92 113 104 5,6
Tabel 3 Perbedaan Rata-rata Hasil Pengukuran Denyut Jantung
No 1 2 3
Kondisi Sebelum kerja vs menjahit memakai kursi lama Sebelum kerja vs menjahit memakai kursi baru Menjahit memakai kursi lama vs kursi baru
Beda rata-rata (denyut/menit) 33 21 12
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara jumlah denyut jantung sebelum kerja, menjahit dengan kursi lama, dan dengan memakai kursi baru, dilakukan uji statistik dengan dengan uji T untuk dua kondisi berpasangan dengan bantuan SPSS 11.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. a. Hipotesis Ho : Kedua rataan denyut jantung memakai kursi lama dan baru adalah sama H1 : Kedua rataan denyut jantung memakai kursi lama dan baru adalah berbeda b. Dasar Pengambilan Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka terima Ho Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Dari hasil uji statistik, diketahui bahwa t hitung adalah 9.701 dengan probabilitas 0,000 karena probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, rata-rata denyut jantung dengan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda secara signifikan. Berdasarkan Tabel 3, beda rata-rata denyut jantung mengunakan kursi lama dengan kursi baru adalah 12 denyut/menit. Dengan demikian, menjahit dengan kursi lama akan mengakibatkan kelelahan lebih besar dibandingkan dengan kursi baru. Jika memperhatikan jumlah pulsa jantung penjahit maka kondisi kerja menjahit termasuk kedalam kelompok beban kerja moderate.
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
15
Pengukuran Jumlah Produksi Penilaian terhadap banyaknya jumlah output hasil menjahit diamati pada penjahit yang menjahit pada bagian finishing, yaitu pemasangan tempat ikat pinggang celana. Penilaian itu mengamati jumlah produksi selama 1 jam kerja menggunakan kursi lama dan dengan kursi rancangan baru. Rangkuman hasil pengujian terhadap output penjahitan tali ikat pinggang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Rangkuman Hasil Jumlah Produksi Selama Kerja Satu Jam
No 1 2 3 4
Data Min Max Mean Deviasi standar
Memakai Kursi Lama 48,6 52,2 50,3 1,42
Memakai Kursi Baru 51,60 55,80 53,567 1,536
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara jumlah produksi menjahit dengan kursi lama dan dengan dengan kursi baru, dilakukan uji statistik dengan dengan uji T untuk dua kondisi berpasangan dengan bantuan SPSS 11.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. a. Hipotesis Ho: Kedua rataan jumlah produksi memakai kursi lama dan baru adalah sama H1: Kedua rataan jumlah produksi memakai kursi lama dan baru adalah berbeda. b. Dasar Pengambilan Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka terima Ho Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa t hitung adalah 24,5 dengan probabilitas 0,000. karena probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, rata-rata jumlah produksi menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda secara signifikan. Berdasarkan Tabel 5, beda rataan jumlah produksi memakai kursi lama dan dengan kursi baru adalah 3,57 unit. Dengan demikian, menjahit dengan kursi baru dapat meningkatkan produktivitas hasil kerja.
Pengukuran Frekuensi Perubahan Posisi Duduk Penilaian perubahan posisi duduk meliputi gerakan yang mudah diamati, yaitu perubahan posisi kaki dari sadel menggantung di sekitar kaki mesin, meninggalkan tempat duduk (selain mengambil bahan jahitan), reaksi pada daerah pantat, seperti
16
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
memperbaiki posisi alas duduk. Penilaian dilakukan dalam waktu 1 jam kerja menjahit dengan kursi lama dan menjahit menggunakan kursi rancangan baru. Data diambil bersamaan dengan saat penilaian pengambilan data jumlah produksi terhadap penjahitan tali ikat pinggang.
Tabel 5 Rangkuman Hasil Penilaian Frekuensi Perubahan Posisi Duduk
No 1 2 3 4
Data Min Max Mean Deviasi standar
Memakai Kursi Lama 9 16 12,83 2,48
Memakai Kursi Baru 3 7 4,67 1,51
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi perubahan posisi duduk saat menjahit dengan kursi lama dan dengan menjahit memakai kursi rancangan baru, dilakukan uji statistik dengan dengan uji T untuk dua kondisi berpasangan dengan bantuan SPSS 11.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. a. Hipotesis Ho: Kedua rataan frekuensi perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah tidak berbeda (sama) H1: Kedua rataan frekuensi perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda b. Dasar Pengambilan Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka terima Ho Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Dari hasil uji statistik diketahui bahwa t hitung adalah 11,614 dengan probabilitas 0,000. karena probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, rata-rata perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda secara signifikan. Berdasarkan Tabel 5, beda rata-rata perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan bekerja dengan kursi rancangan baru adalah 8 kali. Dengan demikian, kursi baru dapat memberikan kenyamanan kerja ditandai dengan frekuensi perubahan posisi duduk yang lebih sedikit dibandingkan dengan memakai kursi lama.
Pengujian Kenyamanan dengan Kuesioner Pengujian kenyamanan itu dilakukan dengan mengisi kuesioner kenyamanan meliputi daerah leher, bahu, lengan, pinggang, paha, pantat, dan kaki oleh responden sebanyak 33 orang. Rangkuman hasil pengujian kenyamanan sebagai berikut.
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
17
Tabel 6 Rangkuman Hasil Penilaian Menjahit dengan Kursi Lama
No. 1 2 3 4 5 6 7
Bagian Tubuh Pinggang Bahu Pantat Paha Kaki Leher Lengan
Tidak nyaman 23 20 26 20 18 27 18
Netral 10 13 7 13 15 6 15
Nyaman 0 0 0 0 0 0 0
Tabel 7 Rangkuman Hasil Penilaian Menjahit dengan Kursi Baru
No. 1 2 3 4 5 6 7
Bagian Tubuh Pinggang Bahu Pantat Paha Kaki Leher Lengan
Tidak nyaman 0 0 0 1 1 1 0
Netral 8 7 3 8 4 6 8
Nyaman 25 26 30 24 28 26 25
Analisis Data Kuesioner 1. Kenyamanan Menjahit Menggunakan Kursi Lama Penilaian kenyamanan menjahit, secara subjektif diperoleh melalui cara pengisian kuesioner oleh 33 responden. Bagian tubuh yang diukur kenyamanannya adalah daerah pantat, pinggang, bahu, paha, leher, lengan dan kaki. Jawaban dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu Tidak Nyaman diberi skor 1, Netral diberi skor 2, Nyaman diberi skor 3. Analisis statistik yang digunakan adalah dengan statistik uji T dengan bantuan SPSS 11.0 pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk menilai jawaban nyaman atau tidak nyaman, dipakai nilai acuan untuk jawaban nyaman sebagai test value2,5 sehinga rata-rata skor 2,5 menjahit dapat dikatakan nyaman dan jika rata-rata < 2,5 maka menjahit dengan kursi tersebut dapat dikatakan tidak nyaman. a. Hipotesis Ho : Rata-rata jawaban populasi sama dengan test value2,5 H1 : Rata-rata jawaban populasi tidak sama dengan test value2,5 b. Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
18
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Bahu. Nilai t hasil uji adalah –12,805 dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk bahu adalah 1,39 jauh lebih kecil dari nilai test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan tidak nyaman. Pinggang. Nilai t hasil uji adalah –14,734, dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pingang adalah 1,3 lebih kecil dari test value 2,5 sehinga daerah pinggang dapat dikatakan tidak nyaman. Pantat. Nilai t hasil uji adalah –17,821, dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pantat adalah 1,21 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah pantat dapat dikatakan tidak nyaman. Paha. Nilai t hasil uji adalah -12,805, dengan probabilitas = 0,000. Probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk paha adalah 1,39 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan tidak nyaman. Kaki. Nilai t hasil uji adalah –11,877, probabilitas = 0,000. Berarti probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk kaki adalah 1,45 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah daerah kaki dapat dikatakan tidak nyaman. leher. Nilai t hasil uji adalah –19,333, probabilitas = 0,000. Probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk leher adalah 1,18 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah leher dapat dikatakan tidak nyaman. Lengan. Nilai t hasil uji adalah –11,877, dengan probabilitas =0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata, jawabannya adalah 1,45 lebih kecil dari nilai test value 2,5 sehingga daerah lengan atas menggunakan kursi lama dapat dikatakan tidak nyaman. Berdasarkan hasil analisis statistik disimpulkan bahwa menjahit dengan kursi rancangan lama tidak memberikan kenyamanan. 2. Menjahit Menggunakan Kursi Rancangan Baru
Bahu. Nilai t hasil uji adalah 3,983. Dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05, H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban mengunakan kursi baru untuk bahu adalah berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
19
jawaban untuk bahu adalah 2,79 lebih besar dari nilai test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan nyaman. Pinggang. Nilai t hasil uji adalah 3,400 dengan probabilitas = 0,002. Karena probabilitasnya < 0,05, H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pingang adalah 2,76 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah pinggang dapat dikatakan nyaman. Pantat. Nilai t hasil uji adalah 8,050 dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pantat adalah 2,91 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah pantat dapat dikatakan nyaman. Paha. Nilai t hasil uji adalah 2,137 dengan probabilitas = 0,04. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk paha adalah 2,70 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan nyaman. Kaki. Nilai t hasil uji adalah 3,934, probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk kaki adalah 2,82 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah kaki dapat dikatakan nyaman. Leher. Nilai t hasil uji adalah 2,948, probabilitas = 0,006. Probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk leher adalah 2,76 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah leher dapat dikatakan nyaman. Lengan. Nilai t hasil uji adalah 3,400, dengan probabilitas = 0,002. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk lengan atas adalah 2,76 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah lengan atas dapat dikatakan nyaman.
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa menjahit dengan kursi rancangan baru dapat memberikan kenyamanan pada penjahit.
Kondisi Responden Selama Pengujian Kondisi saat pengujian kenyamanan menjahit menggunakan kursi lama dan dengan kursi rancangan baru, dilakukan secara berkelanjutan dengan tenggang waktu 5-8 menit sebelum menggunakan kursi lainnya. Dari pengamatan selama pengujian terhadap penggunaan kursi lama, terlihat rata-rata responden mulai pada menit ke-7, kaki responden mulai berpindah pada ujung batangan besi tempat sadel kaki dan ada juga responden yang menggantungkan kakinya pada sandaran kaki (dibuat sendiri oleh penjahit, bahan dari kayu) yang diletakan/diikat menyilang dekat kaki mesin jahit. Ratarata pada menit ke-11-14, responden sudah terlihat memperbaiki posisi pelapis duduk dari kain/bantal buatan sendiri. Pada menit ke-17, sebagian besar responden terlihat berkeringat pada lengan bawah dan leher. Para penjahit melakukan gerakan refleks, seperti perubahan posisi kaki, mengubah pelapis alas duduk, dan ada yang menggerakan
20
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
leher adalah sebagai indikasi kelelahan dan menunjukan ketidaknyamanan/ketegangan saat penggunaan kursi lama. Kondisi tersebut, terutama perubahan posisi kaki dan memperbaiki posisi alas duduk, terlihat semakin sering sesuai bertambahnya waktu bekerja. Pada pemakaian kursi rancangan baru, responden mulai terlihat menggerakan kaki ke sandaran kaki buatan atau ke ujung batangan besi tempat sadel melekat rata-rata pada menit ke-28-37. Perubahan posisi duduk dengan sedikit maju ke depan atau menarik kursi agak ke depan sebagian besar dari responden tidak banyak terlihat. Namun, pada menit terakhir pengujian sekitar menit ke-42-43, penjahit ada yang menggerakkan leher. Penjahit juga mulai berkeringat pada menit ke-32 sedangkan reaksi akibat kelelahan lain, seperti berdiri sebentar atau duduk istirahat sambil menggerakan badan ke samping pada kurun waktu pengujian untuk kedua kursi tidak terlihat. Reaksi tersebut mungkin akan terjadi setelah beberapa jam kerja kemudian.
PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian prototipe kursi dan analisisnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Untuk menghasilkan desain produk yang sesuai antara rancangan kursi dan penggunanya, perlu dilakukan pengukuran antropometri pengguna dan memperhatikan dimensi mesin jahit dan tinggi sadel penggerak dinamo. 2. Hasil pengukuran denyut jantung responden menjahit selama 45 menit dengan kursi lama rata-rata 116 denyut/menit dan dengan kursi rancangan baru rata-rata 104 denyut/menit. Dengan perbedaan rata-rata 12 denyut/menit sehingga menjahit dengan kursi rancangan baru lebih nyaman. 3. Uji hasil produksi per jam menjahit tali ikat pinggang dengan kursi rancangan baru rata-rata menghasilkan 53,5667 unit celana sedangkan menggunakan kursi lama ratarata 50,3 unit celana. Hasil itu menunjukan kursi rancangan baru dapat dikatakan lebih nyaman dari kursi lama. Perbedaan jumlah perubahan posisi duduk memakai kursi rancangan baru lebih sedikit dibanding kursi lama dengan perbedaan rata-rata 8 kali. 4. Hasil uji kenyamanan menggunakan kuesioner menunjukan bahwa menjahit dengan kursi rancangan baru lebih nyaman daripada menggunakan kursi lama. Hal itu dapat dilihat dari rata-rata jawaban untuk penggunaan kursi baru lebih besar dari nilai test value sedangkan penggunaan kursi lama, rata-rata jawaban kuesioner lebih kecil dari nilai test value.
DAFTAR PUSTAKA
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
21
Alexander, David C. and Babur Mustafa. 1985. Industrial Ergonomics. Georgia: Industrial Engineering dan Management Press. Blader, Leijon. 1991. “Neck and Shoulder Complaints Among Sewing Machine Operators.” Applied Ergonomics. Drury, C. 1982. “A Methodelogy for Chair Evaluation.” App. Ergonomics. Vol.13.3. Eko Nurmianto. 1996. Ergonomi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Guna Widya. Frigo. 1985. Analysis of Lumbar Stresses With Upper Limbs Supported. Biomech. Imrie, David. 1983. Goodbye Backache. London: Arcan. Schulde, Kristina. 1986. Effects of Changes in Siting Work Posture on Static Shoulder Muscle Activity. Ergonomics. Sastrowinoto, Suyatno. 1985. “Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi.” Jakarta: Pressindo. Sriwarno, Andar Bagus. 1998. Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk. Jurusan Desain ITB. Susan J.G. 1996. Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta: Hipokrates. Theresia, Linda. 1987. “Perancangan Kursi Ergonomis Bagi Anak-anak SD Indonesia”. Tesis Magister Teknik dan Managemen Industri. ITB. Wijaya. 2000. Analisis Statistik Dengan SPSS 11.0. Alvabeta. Bandung.
LAMPIRAN 1
22
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
Hasil Pengukuran Denyut Jantung Penjahit 1 Jam Kerja No.
Nama
L/P
Umur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U X AD SW RI VY WO KL PT FI
L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L P P p
26 49 32 45 28 32 52 30 24 30 31 29 40 36 28 35 24 31 31 26 34 28 25 39 28 32 25 36 24 42
Denyut Jantung (Denyut/menit) Sebelum Duduk Duduk Uji Dengan Dengan Kursi Lama Kursi Baru 88 115 101 81 107 101 82 109 102 90 123 112 83 110 103 81 114 102 78 108 98 95 119 112 78 112 100 89 117 111 77 102 92 75 111 98 82 113 106 78 121 109 86 106 102 79 110 98 76 112 108 84 121 113 78 112 101 93 136 102 85 111 107 75 115 97 80 112 108 102 136 112 86 108 97 82 116 103 78 115 98 83 128 108 78 118 103 81 122 111
LAMPIRAN 2
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
23
Hasil Uji T Data Denyut Jantung Descriptive Statistics N SBL.UJI KRS. LAMA KRS. BARU Valid N (listwise)
30 30 30 30
Minimum 75 102 92
Maximum 102 136 113
Mean 82.77 115.30 103.83
St d. Dev iation 6.268 7.953 5.584
Paired Samples Statistics
Pair 1
KRS. LAMA KRS. BARU
Mean 115.30 103.83
N 30 30
Std. Dev iat ion 7.953 5.584
Std. Error Mean 1.452 1.019
Paired Samples Correlations N Pair 1
KRS. LAMA & KRS.BARU
30
Correlation .591
Sig. .001
Paired Samples Test
Paired Dif f erences
Mean St d. Dev iation St d. Error Mean 95% Conf idence Interv al of the Dif f erence
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 KRS. LAMA - KRS.BARU 11.47 6.474 1.182 Lower Upper
9.05 13.88 9.701 29 .000
LAMPIRAN 3
24
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
Data Jumlah Produksi Selama 1 Jam Penjahitan Tali Ikat Pinggang Output (per jam) No. Nama Kursi baru Kursi lama 1 Arif 53.40 50.20 2 Enjang 55.80 52.20 3 Saeful 54.80 51.40 4 Ruly 51.60 48.60 5 Karno 52.40 48.80 6 Sudar 53.40 50.60 Asumsi: - Dari jumlah 5 tali pinggang, masing-masing bernilai 0,2 - Perhitungan dihitung sampai menit terakhir pengerjaan Descriptive Statistics N K. BARU K. LAMA Valid N (listwise)
6 6 6
Minimum 51.60 48.60
Maximum 55.80 52.20
Mean 53.5667 50.3000
St d. Dev iation 1.53580 1.41845
Paired Samples Statistics
Pair 1
K. BARU K. LAMA
Mean 53.5667 50.3000
N 6 6
St d. Dev iation 1.53580 1.41845
St d. Error Mean .62699 .57908
Paired Samples Correlations N Pair 1
K.BARU & K.LAMA
6
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
Correlation .979
Sig. .001
25
Paired Samples Test
Paired Dif f erences
Pair 1 K. BARU - K. LAMA 3.2667 .32660
Mean St d. Dev iation St d. Error Mean
.13333
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence
Lower Upper
t df Sig. (2-tailed)
2.9239 3.6094 24.500 5 .000
LAMPIRAN 4 Data Frekuensi Perubahan Posisi Duduk (1 Jam Kerja)
26
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
No. 1 2 3 4 5 6
Banyak Perubahan posisi duduk Kursi lama Kursi ergonomis 14 6 11 3 13 4 9 4 16 7 14 4
Nama Arif Enjang Saeful Ruly Karno Sudar
Uji Statistik Data Frekuensi Perubahan Posisi Duduk Descriptive Statistics N LAMA BARU Valid N (listwise)
6 6 6
Minimum 9 3
Maximum 16 7
Mean 12.83 4.67
St d. Dev iation 2.483 1.506
Paired Samples Correlations N Pair 1
LAMA & BARU
6
Correlation .731
Sig. .099
Paired Samples Test
Paired Dif f erences
Pair 1 LAMA - BARU 8.17 1.722
Mean St d. Dev iation St d. Error Mean 95% Conf idence Interv al of the Dif f erence
t df Sig. (2-tailed)
.703 Lower Upper
6.36 9.97 11.614 5 .000
LAMPIRAN 5 Uji T Data Hasil Kuesioner Duduk dengan Kursi Lama
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
27
Descriptive Statistics N BAHU PI NGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN Valid N (listwise)
33 33 33 33 33 33 33 33
Minimum 1 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2 2 2
Mean 1.39 1.30 1.21 1.39 1.45 1.18 1.45
St d. Dev iation .496 .467 .415 .496 .506 .392 .506
One-Sample Test Test Value = 2.5
BAHU PINGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN
t -12.805 -14.734 -17.821 -12.805 -11.877 -19.333 -11.877
df 32 32 32 32 32 32 32
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Mean Diff erence -1.11 -1.20 -1.29 -1.11 -1.05 -1.32 -1.05
95% Confidence Interv al of the Diff erence Lower Upper -1.28 -.93 -1.36 -1.03 -1.44 -1.14 -1.28 -.93 -1.22 -.87 -1.46 -1.18 -1.22 -.87
LAMPIRAN 6 Hasil Uji T Kuesioner Menjahit dengan Kursi Rancangan Baru
28
INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29
Descriptive Statistics N BAHU PI NGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN Valid N (listwise)
Minimum 2 2 2 1 1 1 2
33 33 33 33 33 33 33 33
Maximum 3 3 3 3 3 3 3
Mean 2.79 2.76 2.91 2.70 2.82 2.76 2.76
St d. Dev iation .415 .435 .292 .529 .465 .502 .435
One-Sample Test Test Value = 2. 5
BAHU PI NGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN
t 3.983 3.400 8.050 2.137 3.934 2.948 3.400
df 32 32 32 32 32 32 32
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .040 .000 .006 .002
Kenyamanan dan Produktivitas Kerja… (Ahmad)
Mean Dif f erence .29 .26 .41 .20 .32 .26 .26
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper .14 .44 .10 .41 .31 .51 .01 .38 .15 .48 .08 .44 .10 .41
29