BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan
dalam
penggunaannya
menjadi
kelebihan
digital
dibandingkan
pendahulunya, analog. Kualitas atau hasil akhir yang dahulunya masih dipegang oleh teknologi analog kini hampir bisa disamai oleh teknologi digital. Maka tidak heran kalau sekarang ini konsumen lebih memilih teknologi digital daripada teknologi analog. Kenyataan ini membuat analog harus mengakui keunggulan digital dan tersingkir dari pasaran. Semakin banyaknya permintaan konsumen dan diiringi dengan kemajuan teknologi yang ada pada sekarang ini, para produsen gencar mengeluarkan produk yang sarat teknologi. Termasuk pula beberapa pabrikan kamera digital yang memang sedang booming pada saat sekarang ini. Hukum ekonomi menyebutkan ada permintaan, ada barang, ini pula yang menjadikan banyaknya tipe-tipe kamera digital dari berbagai merek meramaikan pasaran akibat banyaknya permintaan dari masyarakat. Banyaknya merek dan tipe kamera menguntungkan konsumen karena lebih banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan ataupun budget. Tapi hal ini bisa juga membuat konsumen bingung karena terlalu banyak pilihan. Banyaknya pilihan tersebut bukan saja membuat bingung para fotografer tingkat pemula saja, fotografer tingkat profesional pun kadangkala sulit menjatuhkan pilihan karena selalu saja muncul kamera tipe baru tiap tahunnya yang muncul dengan teknologi lebih canggih. Semua kamera digital mulai dari kamera saku yang biasa digunakan
dirumah tangga sampai kamera DSLR yang merupakan kamera ‘serius’, yang beranekaragam tipe-nya, kini memenuhi toko kamera. Pencarian informasi tentang produk selalu saja dilakukan calon pembeli, termasuk peminat kamera digital. Terkadang calon pembeli dihadapkan oleh sebuah pilihan, maka dengan itu calon pembeli harus mencari informasi yang mengkomparasi berbagai produk dari berbagai susut. Zaman sekarang ini pencarian informasi seperti ini bisa dilakukan dengan lebih mudah, tidak lagi melakukan pencarian lewat media konvensional seperti buku atau majalah, tapi bisa dilakukan lewat media yang murah, cepat, terkini, luas, beraneka-ragam yaitu internet. Banyaknya situs ataupun blog informasi seputar kamera bisa menjadi referensi penting bagi calon konsumen. Salah satu situs yang secara komplit menghadirkan informasi fitur-fitur kamera digital mulai dari kamera digital yang sudah uzur sampai kamera-kamera produk terbaru adalah situs www.dpreview.com. Situs www.dpreview.com adalah jawaban bagi mereka yang mengalami kebingungan menjatuhkan pilihan terhadap produk kamera digital. Selain menampilkan informasi fitur –fitur yang dimiliki sebuah kamera, situs ini juga menampilkan contoh gambar, komparasi produk sampai komentar pengguna lain yang telah menggunakan produk tersebut. Situs ini sangat global, hampir semua fotografer profesional pernah mengunjungi situs ini. Kelemahan situs ini mungkin hanya tampilannya yang datar, dan bagi penduduk Indonesia situs ini mungkin sedikit menyulitkan karena berbahasa Inggris dan informasi harga yang ditampilkan adalah harga yang berlaku di Amerika dan Eropa, tapi kalau tujuannya hanya mencari informasi seputar produk kamera digital, situs ini sangat tepat. Tidak sedikit konsumen yang terbantu dengan adanya situs ini, baik untuk mereka yang akan membeli kamera ataupun hanya sekedar mencari informasi saja. Dan dengan segala kelebihan yang dimiliki situs ini yang hampir tidak ada pesaingnya, bisa saja
mengunjungi situs ini merupakan keharusan baik mereka yang berstatus profesional ataupun yang hanya sekedar hobby. Dari pemilihan kamera, konsumen dihadapkan pada 3 pilihan kamera digital. Pilihan ini diklasifikasikan berdasarkan kelengkapan fitur, dan teknologi. 3 pilihan kamera itu adalah, 1. Kamera poket (saku), 2. Kamera Prosumer, 3. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect). Definisi jenis-jenis kamera ini akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Perbedaan kelas diantara 3 pilihan tadi juga mempengaruhi harga. Kamera DSLR yang memang kamera profesional tentu mempunyai harga lebih mahal dikarenakan kelebihannya. Bagi para profesional ini tentu tidak masalah karena mereka juga mendapatkan penghasilan dari pekerjaan ini. Yang jadi pertanyaan adalah mereka yang masih menjadi pemula tetapi memilih kamera DSLR sebagai pilihannya. UKM Fotografi USU adalah wadah mahasiswa USU yang mempunyai hobi fotografi. Mahasiswa yang notabene belum berpenghasilan tetapi memilih fotografi yang merupakan kegiatan yang mahal sebagai hobinya, level yang harus dilalui sebelum terjun ke dunia pro. Hal ini sangat menarik, bila ditinjau dari jenis kamera yang menjadi pilihan mereka. Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui opini publik terhadap situs www.dpreview.com sebagai situs yang memiliki informasi yang komplit seputar kamera digital.
I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Sejauhmana Pengaruh Informasi Kamera DSLR di situs www.dpreview.com Terhadap Minat Beli Anggota UKM Fotografi USU.”
I.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari salah pengertian dan memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat menjelaskan hubungan antara Kamera DSLR di situs www.dpreview.com terhadap minat beli mahasiswa. Objek penelitian merupakan mahasiswa USU yang menjadi anggota UKM Fotografi. Penelitian akan dilakukan mulai bulan 15 Juni 2009 – 21 Juli 2009.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan penelitian ini yang memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh penyajian informasi kamera DSLR di situs www.dpreview.com terhadap minat beli anggota UKM Fotografi USU. 2. Untuk mengetahui minat mahasiswa anggota UKM Fotografi USU mengakses situs www.dpreview.com. 3. Untuk mengetahui penyajian informasi tentang kamera DSLR di situs www.dpreview.com.
I.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yaitu : 1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan
referensi
,
bahan
penelitian
serta
sumber
bacaan
bagi
yang
menginginkannya. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang teknologi informasi. 3. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
I.5 Kerangka Teori Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. (Singarimbun, 1995:37) Dengan adanya kerangka teori, maka penulis mamiliki landasan berpikir sebagai titik tolak di dalam pemecahan yang ada. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah : Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Minat Beli, Teori AIDDA, internet dan kamera DSLR.
I.5.1 Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seseorang manusia mengadakan interaksi
dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat dari hubungan sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Kata komunikasi atau comminication dalam Bahasa Inggris berasal dari bahasa latin yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. (Wiryanto, 2004:5) Harold Laswell dalam karyanya Structure and Function of Communication in Society (Effendy, 2000:10) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Who says what in wich channel to whom and with what effect. Jadi unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima, yaitu : 1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (Message) 3. Media (channel, media) 4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, receipent) 5. Efek (Effect, impact, influence) Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Salah seorang pakar Komunikasi Massa, Jalaluddin Rakhmat, dalam bukunya Psikologi Komunikasi, menyebutkan bahwa abad ini disebut sebagai abad komunikasi massa (Rakhmat, 2000:186). Tentunya pernyataan ini sangat relevan dengan situasi saat ini dimana teknologi komunikasi massa mengalami kemajuan pesat. Apabila
menginginkan berbagai informasi secara cepat tentang peristiwa yang terjadi di belahan dunia, tidak lagi mengandalkan surat kabar atau majalah, tetapi bisa lalngsung mengakses via internet, begitu juga dengan audio visual atau media elektronik tak ketinggalan pula. Fenomena ini menunjukkan bahwa revolusi teknologi komunikasi massa telah mencapai proporsi yang luar biasa. Tentunya perkembangan ini tidak selalu mempunyai dampak yang
positif. Semakin pesat perkembangan teknologi komunikasi massa
tentunya dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negatif semakin besar pula efeknya. Untuk membahas lebih lanjut, terlebih dahulu membahas pengertian dari komunikasi massa itu sendiri. Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1996:10), “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people.”
(Komunikasi Massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ; dalam Rakhmat 2000:188). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Jadi pada dasarnya dalam komunikasi massa ada dua tugas komunikator akni mengetahui ‘apa’ yang ingin dia komunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan. (Effendy, 2000:80).
I.5.2 Teori Minat Beli Minat adalah sikap yang menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu lebih rinci dalam diri seseorang dan adanya keinginan/hasrat untuk melakukan sesuatu yang muncul akibat
adanya objek tertentu. Minat adalah rasa suka/senang dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi. Sedangkan menurut Hurlock (1978:15), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong oang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Menurut Effendy (2003:103), minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesutau yang telah menarik perhatiannya. Minat dan sikap sangat erat hubungannya dan kedua hal tersebut merupakan dasar bagi prasangka dan minat juga penting dalam mengambil suatu keputusan. Minat akan timbul bila ada unsur-unsur sebagai berikut : 1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik 2. Terdapatnya kontras, yaitu hal yang menonjol satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian. Adanya harapan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksud. Effendy mengungkapkan minat adalah “Kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan” (2005:10). Lebih lanjut Effendy (2005:70) mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : 1. Perhatian terhadap stimulus. 2. Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus.
3. Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat itu adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi. Sedangkan menurut Franses Co M. Nicosia, seorang konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk ataupun jasa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : 1. Faktor luar, yaitu faktor lingkungan tempat tinggal yang dipengaruhi konsumen, misalnya karena dorongan teman, mengikuti orang lain yang menggunakan barang atau jasa tersebut dan sebagainya. 2. Faktor dalam, yaitu pemikiran atau kejiwaan dari dalam diri konsumen itu sendiri yang bersifat rasional. (Engel,1994:30)
I.5.3 Teori AIDDA Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendi (2000:89) AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (hasrat), Decision (keputusan), dan Action (tindakan/kegiatan). Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention). Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Frank Jefkins (1996:234235) adalah :
a). Perhatian (Attention) Kecuali suatu iklan berhasil memenagkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi, atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu diletakkan pada posisi yang tepat. b). Ketertarikan (Interest) Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. c). Keinginan (Desire) Pembaca harus dibuat dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. d). Keyakinan (Decision) Iklan akan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan. Namun perlu juga menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan. e). Tindakan (Action) Iklan mampu memberikan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada pentahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini komunikator harus dapat
menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu, iklan harus mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli (Jefkins,1996:82), seperti : • Menggunakan headline yang mengarah. • Menggunakan slogan yang mudah diingat. • Menonjolkan selling point suatu produk. • Menggunakan huruf tebal.
I.5.4 Kamera DSLR Pada prinsipnya kamera DSLR adalah sama dengan kamera SLR, yang membedakan adalah pada kamera SLR menggunakan media film untuk penangkap gambar, sedangkan DSLR menggunakan sensor. Ada dua macam jenis sensor yaitu CMOS dan CCD. Apa itu kamera SLR? Kamera SLR (single-lens reflex) atau Kamera refleks lensa-tunggal adalah kamera yang memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera dengan sama persis seperti apa yang ia lihat. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film. Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.
Komponen Kamera SLR : 1.) Pembidik Salah satu bagian yang penting pada kamera adalah pembidik (viewfinder). Ada dua sistem bidikan, yaitu: • Jendela bidik yang terpisah dari lensa (Viewfinder type). • Bidikan lewat lensa (Reflex type). Kamera SLR, sesuai dengan namanya (Single Lens Reflex), menggunakan sistem bidikan jenis kedua. Mata fotografer melihat subjek melalui lensa, sehingga tidak terjadi parallax, yaitu keadaan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak. Keadaan parallax ini pada dasarnya terjadi pada pemotretan sangat close up dengan menggunakan kamera viewfinder.
2.) Jendela Bidik Jendela bidik merupakan sebuah kaca yang di dalamnya tercantum banyak informasi dalam pemotretan. Jendela bidik memuat penemu jarak (range-finder), pilihan diafragma, shutter speed, dan pencahayaan (exposure).
3.) Lensa Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.
Macam-macam lensa : ● Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural. ● Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm. ● Lensa Fish eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung. ● Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu. ● Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lensa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan. ● Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.
4.) Fokus Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa, sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang.
5.) Kecepatan rana Kecepatan rana (shutter speed) artinya penutup (to shut = menutup). Pada waktu kita menekan tombol untuk memotret, terjadi pembukaan lensa sehingga cahaya masuk dan mengenai film. Pekerjaan shutter adalah membuka dan kemudian menutup lagi. Kecepatan rana adalah kecepatan shutter membuka dan menutup kembali. Shutter speed dapat kita atur. Jika kita memilih 1/100, maka ia akan membuka selama 1/100 detik. Skala shutter speed bervariasi. Ada yang B, 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst. Mulai dari ½ sampai 1/1000 biasanya hanya disebut angkaangka dibawah saja. Artinya 100 = 1/100 dan 2 artinya ½ detik. Namun jika angka 2 itu berwarna, maka artinya adalah 2 detik. Sedangkan B artinya bulb, yaitu jika tombol ditekan maka shutter membuka, dan ketika tombol dilepaskan maka shutter menutup. Yang perlu diingat adalah, semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak. Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi (shutter akan semakin cepat membuka dan menutup). ● Speed cepat Speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.
● Speed lambat Jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. Efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret. Cara lain adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).
6.) Diafragma Diafragma atau aperture (atau sering disebut bukaan) berfungsi untuk mengatur jumlah volume cahaya yang masuk. Alat ini biasanya terdapat di belakang lensa. Terdiri dari 5-8 lempengan logam yang tersusun dan dapat membuka lebih lebar atau lebih sempit. Penulisan angka diafragma biasanya adalah f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, dan f/16, dst. Semakin kecil angka diafragma, maka bukaan yang dihasilkan akan semakin lebar sehingga cahaya yang masuk semakin banyak. ● Bukaan besar Bukaan diafragma yang besar digunakan untuk menghasilkan foto dengan subjek yang tajam dengan latar belakang blur. ● Bukaan kecil
Bukaan kecil akan menghasilkan gambar yang tajam mulai dari foreground hingga background. Bukaan kecil biasanya digunakan dalam pemotertan landscape yang memang membutuhkan detail dan ketajaman di seluruh bagian foto.
7.) Depth of Field Depth of field adalah jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian makin ke belakang makin kabur. Depth of field sangat tergantung pada: ● Diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh akan menghasilkan depth of field yang sangat dangkal. ● Jarak fokus lensa (focal length). Semakin panjang focal length, semakin sempit depth of field. Maka dari itu, lensa wide angle memiliki depth of field yang sangat besar. ● Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit depth of field yang dihasilkan. Fungsi depth of field adalah untuk mengaburkan latar belakang jika latar tersebut tidak sesuai dengan subjeknya.
8.) Pencahayaan Pencahayaan atau exposure adalah kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk; intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan mengenai film. Film dengan ASA tinggi, memerlukan sedikit cahaya untuk menghasilkan gambar yang jelas. Sebaliknya, film dengan ASA rendah memerlukan banyak cahaya uantuk menghasilkan gambar yang jelas. Exposure diukur oleh alat yang disebut light-meter. Jika light-meter menunjukkan kekurangan cahaya, maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya, jika light-meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperbesar bukaan diafragma atau mempercepat shutter speed. ● Overexposure Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak. Gambar yang dihasilkan akan terlalu terang. ● Underexposure Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu sedikit. Keadaan ini menghasilkan gambar yang gelap.
I.6 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan yang akan dicapai (Nawawi,1995:40). Kerangka konsep yang memuat variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini ada 3 variabel yang akan diteliti, yaitu :
1. Variabel Bebas (x) adalah sejumlah gejala atau faktor yang menentukan adanya gejala atau faktor lain, yaitu terikat (y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah situs www.dpreview.com. 2. Variabel Terikat (y) adalah sejumlah gejala atau faktor yang ada dipengaruhi oleh variabel bebas (x). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli.
I.7 Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsepyang sudah disusun untuk memudahkan penelitian, maka penulis membuat model teotiris dengan memasukkan seluruh variabel kedalam suatu skema.
Variabel Bebas (x)
±
Variabel Terikat (y)
Situs www.dpreview.com
Minat Beli
I.8 Operasional Variabel Berdasarkan konsep yang telah disusun, maka dibuatlah operasional variabel untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep dalam operasionalisasi variabel ini. Jadi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel I.1 Operasional Variabel No.
Variabel Teoritis
Variabel Operasional
1
Variabel Bebas (x)
Frekuensi mengakses situs www.dpreview.com
Akses ke situs
Kejelasan
www.dpreview.com
www.dpreview.com
tentang
isi
pesan
1. Pengetahuan 2. Informasi 3. Headline 4. Slogan 5. Selling Point 6. Jenis huruf yang digunakan 7. Posisi Gambar 8. Ukuran Gambar
2
Variabel Terikat
1. Perhatian (Attention)
Minat Beli
2. Ketertarikan (Interest) 3. Keinginan (Desire) 4. Keputusan (Decision) 5. Tindakan (Action)
3
Variabel Antara (z)
1. Nama
Karakteristik Responden
2. Usia 3. Jenis Kelamin 4. Pendidikan
situs
I.9 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang menggunakan variabel yang sama (Singarimbun,1995:46). Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Variabel Bebas (informasi seputar kamera DSLR pada situs www.dpreview.com), terdiri dari : 1. Frekuensi
mengakses
situs
www.dpreview.com
:
banyak
sedikitnya
konsumen/mahasiswa menakses situs www.dpreview.com. 2. Kejelasan tentang isi situs www.dpreview.com : jelas tidaknya isi yang dikupas situs www.dpreview.com mengenai kamera DSLR. Dalam hal ini meliputi pengetahuan dan informasi mengenai kamera DSLR. 3. Headline : kata-kata pokok yang menjadi acuan sehingga konsumen tertarik untuk membacanya. 4. Slogan : kata-kata/kalimat yang membuat konsumen tertarik untuk membeli kamera tersebut. 5. Selling Point : kata-kata/kalimat yang menunjukkan penjualan suatu produk dalam hal ini berupa kamera DSLR. 6. Jenis huruf yang digunakan : jenis huruf yang dipakai dalam penulisan situs www.dpreview.com sehingga responden bisa membacanya dengan jelas. 7. Posisi gambar : letak gambar kamera DSLR, tulisan spesifikasi kamera pada laman situs tersebut . 8. Ukuran gambar : besar-kecilnya gambar kamera DSLR yang terdapat pada situs www.dpreview.com.
2. Variabel Terikat (minat beli), yaitu terdiri dari : 1. Perhatian (Attention) Perhatian adalah tingkat keingintahuan yang lebih besar terhadap sesuatu hal yang dilihat atau didengar. Kecuali suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan dalam posisi yang tepat. 2. Ketertarikan (Interest) Ketertarikan adalah suatu rasa tertarik melihat sesuatu hal yang menarik perhatian. Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. 3. Keinginan (Desire) Keinginan adalah hasrat untuk memiliki suatu hal, dalam hal ini responden ingin memiliki kamera DSLR tersebut. Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. 4. Keputusan (Decision) Keyakinan adalah kepercayaan terhadap apa yang dilihat, dibaca ataupun didengarkan secara langsung maupun tak langsung. Iklan akan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun perlu juga menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan. 5. Tindakan (Action)
Tindakan adalah suatu kegiatan secara langsung dalam mewujudkan keinginan secara nyata dalam kehidupan. Iklan mampu menimbulkan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan tindakan sesuai yang diinginkan.
Pada pentahahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini komunikator harus dapat menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu, iklan harus mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli (Jeffkins, 1996:82), seperti : 1. Menggunakan headline yang mengarah. 2. Menggunakan slogan yang mudah diingat. 3. Menonjolkan selling point suatu produk. 4. Menggunakan huruf tebal.
3. Variabel Antara (Karakteristik Responden), antara lain adalah : a.) Nama : Identitas Responden b.) Usia : Umur responden sejak lahir sampai dengan penelitian dilakukan. c.) Jenis Kelamin : Laki-laki atau perempuan. d.) Pendidikan : Latar belakang tingkatan terakhir sekolah responden.
I.10 Hipotesis Hipotesis secara etimologis terdiri dari dua perkataan. Perkataan pertama adalah HYPO yang berarti kurang dari, dan THESA yang berarti pendapat atau teori. Oleh
karena itu, hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan pemecahan masalah yang bersifat sementara yang setelah diuji mungkin benar dan mungkin juga salah (Nawawi,1995:33). Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. (Singarimbun,1995:43). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara situs www.dpreview.com terhadap minat beli mahasiswa USU anggota UKM Fotografi.
Ha
: Terdapat pengaruh antara situs www.dpreview.com terhadap minat beli mahasiswa USU anggota UKM Fotografi.