KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telepon No. 5711144 (Hunting) Laman : www.kemdiknas.go.id
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17809/A/LL/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
: Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikandan Kebudayaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5361);
2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaandan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
3
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012; 19. PeraturanPresidenNomor 54 Tahun 2012tentangRencana Kerja Pemerintah Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012Nomor 119); 20. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua danProvinsi Papua Barat; 21. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2012; 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010; 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013; 26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
4
27. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2013; 28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2013 tentangPetunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASARTAHUN ANGGARAN 2013.
Pasal 1 Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013 yang selanjutnya dalam Peraturan Sekretaris Jenderal ini disebut Juklak DAK Bidang Pendidikan Dasardan digunakan sebagai pedoman bagi daerah. Pasal 2 Juklak DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal ini. Pasal 3 Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 2013
LAMPIRAN I PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 17809/A/LL/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 I.
UMUM A.
Sasaran sekolah dalam program Dana Alokasi Khusus (DAK)Bidang Pendidikan Dasar tahun anggaran 2013 meliputi: Sekolah Dasar (SD)/Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB).
B.
Target yang akan dicapai dalam program DAK Bidang PendidikanDasar tahun anggaran 2013 untuk masing masing jenjang adalah sebagai berikut : 1.
2.
C.
Jenjang SD/SDLB a.
tercapainya kebutuhan ruang kelas yang layak;
b.
tersedianya ruang perpustakaan beserta perabotnya; dan
c.
tersedianya peralatan pendidikan yang memadai.
Jenjang SMP/SMPLB a.
tersedianya buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan bukunya;
b.
bertambahnya ruang belajar dalam kondisi layak sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar;
c.
bertambahnya Ruang perabotnya; dan
d.
bertambahnya sarana pendidikan peningkatan mutu pendidikan.
Kelas
Baru
(RKB)
beserta
penunjang
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Dasar tahun anggaran 2013 meliputi: 1.
efisien, berarti harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
Lampiran I : Peraturan Sekjen
1
ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
II.
2.
efektif, berarti harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
3.
transparan, berarti menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pengelolaan DAK Bidang Pendidikan Dasar;
4.
akuntabel, berarti pelaksanaan dipertanggungjawabkan;
5.
kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan dilaksanakan secara realistis dan proporsional;
6.
manfaat, berarti pelaksanaan program/kegiatan yang sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.
kegiatan
dapat harus
PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR A.
Mekanisme Penyaluran DAK Bidang Pendidikan Dasar Penyaluran DAK dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah (Kabupaten/Kota) berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012 PedomanUmumdanAlokasi Dana AlokasiKhususTahunAnggaran 2013. Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran dana dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B.
Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar 1.
Jenjang SD/SDLB : a.
Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang.
b.
Pengadaan sarana prasarana pendidikan terdiri atas: 1)
pembangunan perabotnya;
2)
pengadaan sarana pendidikan meliputi:
Lampiran I : Peraturan Sekjen
ruang
peningkatan
perpustakaan
untuk
peningkatan
mutu beserta mutu
a)
peralatan pendidikan Matematika;
b)
peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
2
(IPA);
c.
c)
peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS);
d)
peralatan pendidikan Bahasa;
e)
peralatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan;dan/atau
f)
peralatan pendidikan Keterampilan.
Seni
Budaya
dan
Alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen sebagai berikut: 1)
Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang a)
Jumlah ruang kelas yang direhabilitasi disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
b)
Besaran biaya rehabilitasi satu ruang kelas rusak sedang dengan luas 64 m2 (enam puluh empat meter persegi) dihitung dengan rumus: N = Y x a x IKK
Keterangan: i.
N = Jumlah biaya yang diperlukan satu ruang kelas
ii. Y = Rp. 121.600.000,00 (seratus dua puluh satu juta enam ratus ribu rupiah) yaitu satuan biaya pembangunan 1 RKB SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,0000 sesuai dengan surat Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal 21 Februari 2013, tentang Rekomendasi Penetapan Harga Satuan Bangunan dan Biaya Konstruksi Fisik untuk Pembangunan dan Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2013. iii. a = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang kelas pada satu sekolah yang dihitung berdasarkan analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (lebih dari 30% dan paling banyak sebesar 45%). c)
Lampiran I : Peraturan Sekjen
Besaran biaya rehabilitasi ruang kelas rusak
3
sedang dengan luas kurang dari 64 m2, dihitung dengan rumus : N = (Y x n/64) x a x IKK
Keterangan: i. N = Jumlah biaya yang diperlukan satu ruang kelas. ii. Y = Rp. 121.600.000,00 (seratus dua puluh satu juta enam ratus ribu rupiah) yaitu satuan biaya pembangunan 1 RKB SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,0000 sesuai surat Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal 21 Februari 2013, tentang Rekomendasi Penetapan Harga Satuan Bangunan dan Biaya Konstruksi Fisik untuk Pembangunan dan Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2013. iii. n = Luas Ruang Kelas + Luas Selasar. iv. a = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang kelas pada satu sekolah yang dihitung berdasarkan analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (lebih dari 30% dan paling banyak sebesar 45%). v. IKK adalah indeks kemahalan konstruksi kabupaten/kota yang bersumber dari buku kegiatan percepatan penyediaan data statistik dalam rangka kebijakan dana perimbangan tahun 2012, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012. d)
2)
Pembangunan perabotnya a)
Lampiran I : Peraturan Sekjen
Sekolah harus memanfaatkan dana yang telah diterima secara optimal. Bila seluruh pekerjaan rehabilitasi ruang kelas yang disepakati sudah selesai tetapi masih terdapat sisa dana maka sisa dana tersebut harus digunakan untuk merehabilitasi prasarana lain sesuai prioritas sekolah. ruang
perpustakaan
beserta
Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan oleh Dinas
4
Pendidikan Kabupaten/Kota. Kegiatan pembangunan ruang perpustakaan menggunakan standar bangunan dengan konstruksi bangunan tahan gempa; b)
Besaran biaya pembangunan satu unit ruang perpustakaan (60,8 m2) beserta perabotnya dihitung dengan rumus: N = (Z x IKK) + 13.000.000
Keterangan: i.
Standar luas ruang perpustakaan SD berikut selasar = 60,8 m2, dengan rincian: Standar luas lahan minimal 72 m2 (9x8) dengan luas ruang perpustakaan 60,8 m2 yang terdiri atas luas ruang perpustakaan (7x8) m2 ditambah selasar (2x2,4) m2.
ii. N = Jumlah biaya yang diperlukan untuk pembangunan satu ruang perpustakaan. iii. Z = Rp. 115.520.000 (seratus lima belas juta lima ratus dua puluh ribu rupiah) yaitu harga satuan bangunan ruang perpustakaan dengan IKK = 1,0000 dikalikan standar luas bangunan perpustakaan berikut selasar sesuai dengan surat Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal 21 Februari 2013, tentang Rekomendasi Penetapan Harga Satuan Bangunan dan Biaya Konstruksi Fisik untuk Pembangunan dan Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2013. iv. IKK adalah indeks kemahalan konstruksi kabupaten/kota yang bersumber dari buku kegiatan percepatan penyediaan data statistik dalam rangka kebijakan dana perimbangan tahun 2012, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012. v. Rp.13.000.000,00 adalah satuan biaya pengadaan perabot untuk satu ruang perpustakaan. c)
Lampiran I : Peraturan Sekjen
Sekolah harus memanfaatkan dana yang telah diterima secara optimal. Bila seluruh
5
pekerjaan pembangunan ruang perpustakaan yang disepakati sudah selesai tetapi masih terdapat sisa dana maka sisa dana tersebut harus digunakan untuk merehabilitasi/ membangun prasarana lain sesuai prioritas sekolah. 3)
Pengadaan Peralatan Pendidikan Tabel 1.AlokasiBiaya Peralatan Pendidikan Jenjang SD/SDLB
No
d.
2.
Kegiatan/Komponen
Satuan
Pendidikan Paket
Alokasi Biaya
1
Peralatan Matematika
Rp.
9.795.600,-
2
Peralatan Pendidikan IPA
Paket
Rp.
8.300.000,-
3
Peralatan Pendidikan IPS
Paket
Rp.
6.000.000,-
4
Peralatan Bahasa
Pendidikan Paket
Rp. 10.550.000,-
5
Peralatan Pendidikan Paket Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Rp. 13.800.000,-
6
Peralatan Pendidikan Seni Paket Budaya dan Keterampilan
Rp.
3.500.000,-
a)
alokasi dana pengadaan peralatan pendidikan yang ditetapkan merupakan besaran patokan biaya tertinggi yang menjadi dasar acuan bagi pelaksana DAK Bidang Pendidikan Dasar dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
b)
pelaksanaan pengadaan peralatan pendidikan dapat dipilih dari daftar peralatan sebagaimana dimaksud pada huruf II.B.1.b.2) sesuai kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Proporsi penggunaan meliputi biaya rehabilitasi ruang kelas dan sarana peningkatan mutu pendidikan dengan rentang proporsi antara 35% sampai dengan 65% sesuai dengan prioritas kebutuhan pemerintah kabupaten/kota.
Jenjang SMP/SMPLB : a.
Membiayai
Lampiran I : Peraturan Sekjen
penggandaan
dan
distribusi
buku
teks
6
pelajaran sesuaikurikulum 2013 sehingga kebutuhan seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan bukunya. b.
c.
Apabila masih tersisa alokasi dana maka dapat digunakan untuk peningkatan prasarana pendidikan dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan dengan rentang proporsi antara 35% sampai dengan 65% untuk mencapai 100% sesuai dengan kebutuhan kabupaten/kota: 1)
Peningkatan prasarana pendidikan diprioritaskan untuk rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat kerusakan minimal rusak sedang beserta perabotnya, pembangunan ruang RKB beserta perabotnya;
2)
Bila butir 1) sudah terpenuhi maka sisa dana bisa digunakan untuk pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya, dan pembangunan ruang belajar lain (RBL) yaitu ruang laboratorium IPA dan/atau ruang laboratorium bahasa beserta perabotnya; dan
3)
Jumlah sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan 2) tidak boleh lebih dari 65 % dan juga tidak boleh kurang dari 35 % dari proporsi sisa dana alokasi DAK SMP setelah dikurangi untuk pembiayaan pada point II.B.2.a diatas.
4)
Peningkatan mutu pendidikan berupa pengadaan alat pendidikan diprioritaskan untuk peralatan IPS dan peralatan matematika;
5)
Bila seluruh sekolah telah memiliki peralatan IPS dan Matematika maka sisa dana dapat dipergunakan untuk pengadaan peralatan laboratorium IPA, peralatan laboratorium Bahasa, dan peralatan olah raga.
6)
Jumlahsebagaimana dimaksud pada butir 4) dan 5) tidak boleh lebih dari 65 % dan juga tidak boleh kurang dari 35 % dari proporsi sisa dana alokasi DAK SMP setelah dikurangi untuk pembiayaan pada point II.B.2.a diatas.
Alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen sebagai berikut :
Lampiran I : Peraturan Sekjen
7
Tabel 2. Alokasi biaya masing-masing kegiatan/komponen Jenjang SMP/SMPLB No
Kegiatan/Komponen
Satuan
Alokasi Biaya
1
Rehabilitasi Ruang Belajar
Paket
Rp. 45.000.000,-
2
Ruang Kelas Baru
Ruang
Rp. 120.000.000,-*)
3
Ruang Perpustakaan
Ruang
Rp. 210.000.000,-*)
4
Ruang Laboratorium IPA
Ruang
Rp. 235.000.000,-*)
5
Ruang Laboratorium Bahasa
Ruang
Rp. 235.000.000,-*)
6
Peralatan Laboratorium IPA
Paket
Rp. 50.000.000,-
7
Peralatan Laboratorium Bahasa
Paket
Rp. 125.000.000,-
8
Peralatan IPS
Paket
Rp.
9
Peralatan Olah Raga
Paket
Rp. 20.000.000,-
Peralatan Matematika
Paket
Rp.
10
9.000.000,6.000.000,-
*) Biaya satuan rata rata nasional untuk satu lantai dengan IKK = 1,0. Untuk pembangunan lebih dari satu lantai maka biaya satuan diatur sebagai berikut:
1) Jika belum ada sama sekali (langsung dibangun 2 lantai) maka harga satuan yang dipakai adalah harga satuan pada tabel 2 di atas ditambah 10% per ruang; 2) Jika sudah ada bangunan lantai dasar yang sudah siap untuk ditingkatkan menjadi dua lantai, maka harga satuan yang dipakai untuk pembanguan lantai kedua harga satuan pada tabel 2 di atas; dan 3) Jika sudah ada bangunan lantai dasar tetapi belum siap untuk ditingkatkan untuk menjadi dua lantai, maka harga satuan yang dipakai untuk pembangunan lantai ke dua adalah harga satuan pada tabel 2 di atas ditambah 20 % Alokasi dana pengadaan peralatan pendidikan yang ditetapkan merupakan besaran patokan biaya tertinggi yang menjadi dasar acuan bagi pelaksana DAK Bidang Pendidikan Dasar dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. C.
Pelaksanaan 1.
Penggandaan dan distribusi Buku Teks Pelajaran sesuai kurikulum 2013 menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
2.
Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang untuk jenjang SD/SDLB, rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat kerusakan paling rendah rusak sedang untuk jenjang
Lampiran I : Peraturan Sekjen
8
SMP/SMPLB, pembangunan RKB beserta perabotnya, pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya, atau pembangunan ruang belajar lainnya beserta perabotnya menggunakan mekanisme Swakelola oleh kelompok masyarakat di lingkungan sekolah sesuai Pasal 3, Pasal 26, Pasal 28, dan Pasal 31 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang diberi nama Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
III.
3.
Pengadaan peralatan pendidikan menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
4.
Mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa bagi Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
PERENCANAAN TEKNIS Mekanisme pengalokasian DAK Bidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: A.
Direktorat Pembinaan SD dan Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan sosialisasi DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2013 kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi;
B.
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pemetaan kondisi sarana dan prasarana sekolah;
C.
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap sekolah calon penerima DAK berdasarkan hasil pemetaan sarana dan prasarana sekolah;
D.
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan verifikasi terhadap sekolah calon penerima DAK;
E.
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan sasaran persekolah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah;
Lampiran I : Peraturan Sekjen
9
F.
Kepala Daerah Kabupaten/Kota menetapkan sekolah-sekolah penerima DAK dengan Surat Keputusan atas usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
IV. KRITERIA SEKOLAH PENERIMA DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR A.
Jenjang SD/SDLB 1.
2.
Kriteria Umum: a.
diprioritaskan bagi sekolah yang memiliki ruang kelas rusak sedang dan berlokasi di daerah miskin, terpencil, tertinggal dan terbelakang, serta daerah perbatasan dengan negara lain;
b.
belum memiliki sarana dan/atau prasarana pendidikan yang memadai; dan
c.
mempunyai potensi berkembang jumlah siswa stabil atau meningkat.
dan
mempunyai
Kriteria Khusus a.
b.
c.
Rehabilitasi ruang kelas: 1)
memiliki ruang kelas rusak sedang (lebih dari 30% dan paling banyak sebesar 45%, sesuai dengan pasal 18 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara) ; dan
2)
berlokasi di lahan sendiri (milik pemerintah untuk sekolah negeri, milik yayasan untuk sekolah swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya: 1)
memiliki luas lahan yang cukup untuk membangun ruang perpustakaan seluas minimal 60,8 2 m dan/atau ;
2)
jika tidak memiliki lahan yang cukup maka ruang perpustakaan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi lantai 1 (satu) telah memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat yang tidak lebih dari 2 (dua) lantai.
Pengadaan peralatan pendidikan 1)
Lampiran I : Peraturan Sekjen
memiliki ruang perpustakaan atau sedang menerima bantuan pembangunan ruang perpustakaan DAK Bidang Pendidikan TA 2013; dan
10
2)
B.
belummemiliki sarana peralatan pendidikan yang memadai.
Jenjang SMP/SMPLB : 1.
2.
Kriteria Umum: a.
diprioritaskan bagi sekolah yang berlokasi di daerah miskin, terpencil, tertinggal dan terbelakang, serta daerah perbatasan dengan negara lain;
b.
Sekolah mempunyai jumlah siswa yang cenderung stabil atau meningkat; dan
c.
bagi sekolah terakreditasi.
swasta
memiliki
status
minimal
Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Rehabilitasi Ruang belajar: a.
Sekolah mempunyai potensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir mempunyai kecenderungan jumlah siswa stabil atau meningkat, kecuali untuk sekolah yang mengalami kerusakan akibat bencana alam dan kebakaran;
b.
Sekolah dibangun di atas lahan milik sendiri (milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri dan/atau milik yayasan (untuk sekolah swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang; dan
c.
kondisi fisik ruang belajar dengan tingkat kerusakan lebih besar dari 30%.
d.
besarnya alokasi rehabilitasi ruang belajar untuk tiaptiap sekolah dapat berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya sesuai kebutuhan berdasarkan hasil pendataan.
e.
jumlah paket rehabilitasi ruang belajar yang diterima sekolah dihitung dengan rumus:
jumlah biaya rehabilitasi untuk seluruh ruang Jumlah Paket = Alokasi biaya per paket
f.
Sekolah harus memanfaatkan dana yang telah diterima secara optimal. Bila seluruh pekerjaan rehabilitasi ruang belajar yang disepakati sudah selesai tetapi masih terdapat sisa dana maka sisa dana tersebut harus
Lampiran I : Peraturan Sekjen
11
digunakan untuk merehabilitasi prasarana lain sesuai prioritas sekolah. 3.
4.
5.
Kriteria Khusus bagi penerima Pembangunan RKB berikut perabotannya: a.
sekolah mempunyai potensi berkembang (dalam tiga tahun terakhir mempunyai jumlah siswa stabil atau meningkat);
b.
sekolah memiliki rasio kelas : siswa rata-rata lebih besar dari 1:32;
c.
memiliki lahan yang luasnya cukup untuk membangun ruang/gedung RKB dengan ukuran 9 m x 9 m; dan
d.
bagi sekolah yang memiliki lahan terbatas, RKB dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi bangunan lantai satu memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat yang tidak lebih dari 2 lantai.
Kriteria Khusus bagi penerima Perpustakaan berikut perabotnya:
Pembangunan
Ruang
a.
belum memiliki ruang perpustakaan atau sudah memiliki ruang perpustakaan yang belum standar;
b.
memiliki lahan sendiri (milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri; milik yayasan untuk sekolah swasta) yang cukup untuk membangun ruang perpustakaan;
c.
kepemilikan lahan dibuktikan dengan sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
d.
pembangunan ruang perpustakaan yang dapat dilaksanakan adalah berukuran 9 m x 15 m dengan rincian sebagaimana tercantum dalam spesifikasi teknis pada lampiran peraturan ini; dan
e.
jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka ruang perpustakaan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi bangunan lantai satu memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat yang tidak lebih dari 2 lantai.
Kriteria Khusus Sekolah Penerima DAK untuk Pembangunan Ruang Belajar Lainnya (RBL) berikut perabotnya. a.
belum memiliki ruang belajar lainnya yang sesuai dengan bantuan yang akan diberikan;
b.
memiliki luas lahan yang cukup untuk membangun ruang belajar lainnya, meliputi:
Lampiran I : Peraturan Sekjen
12
6.
V.
1)
Ruang laboratorium IPA dengan ukuran minimal 10 m x 15 m.
2)
Ruang laboratorium minimal 10 m x 15 m
bahasa
dengan
ukuran
c.
jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka ruang dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi bangunan lantai satu telah memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat yang tidak lebih dari 2 lantai; dan
d.
lahan milik sendiri (milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri, milik yayasan untuk sekolah swasta) dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Pengadaan Peralatan Peningkatan Mutu Pendidikan: a.
alat Laboratorium IPA, yaitu diperuntukkan bagi sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai alat tersebut atau jumlah alat yang dimiliki kurang dari kebutuhan, serta sekolah tersebut mempunyai Ruang Laboratorium IPA;
b.
alat Laboratorium Bahasa, yaitu diperuntukkan bagi sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai peralatan tersebut, serta sekolah tersebut mempunyai ruang untuk digunakan sebagai Laboratorium Bahasa;
c.
peralatan IPS, yaitu diperuntukkan untuk sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai peralatan IPS atau jumlah peralatan yang dimiliki kurang dari kebutuhan;
d.
peralatan Matematika, yaitu diperuntukkan untuk sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai peralatan matematika atau jumlah peralatan yang dimiliki kurang dari kebutuhan; dan
e.
peralatan Olah Raga, yaitu diperuntukkan untuk sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai peralatan olah raga atau jumlah peralatan yang dimiliki kurang dari kebutuhan.
PELAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Penanganan Pengaduan Masyarakat dalam program DAK Pendidikan Dasar ditujukan untuk
Lampiran I : Peraturan Sekjen
13
mengatur alur informasi pengaduan/temuan masalah agar dapat diterima oleh pihak yang tepat, memastikan bahwa pengelola program akan menindaklanjuti setiap pengaduan yang masuk, memastikan setiap progres penanganan akan didokumentasikan secara jelas, menyediakan bentuk informasi dan data base yang mudah dipahami dan dimengerti. Informasi, pertanyaan, atau pengaduan dapat disampaikan secara langsung, atau melalui SMS, telepon, surat atau email. Berikut adalah media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi terhadap program baik yangbersifat masukan/saran, pertanyaan, maupun keluhan, adalah: A.
Tingkat Pusat 1.
2.
3.
Telepon PIH Dit. PSD Dit. PSMP Faksimil Dit. PSD Dit. PSMP Email
: : :
177 021-5725632, 5725643 021-5725980
: : :
021-5725638, 5725643 021-5725980
Dit. PSD
:
[email protected] [email protected]
Dit. PSMP : B.
Tingkat Provinsi Kantor Dinas Pendidikan Provinsi
C.
Tingkat Kabupaten/Kota Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Lampiran I : Peraturan Sekjen
14
LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 17809/A/LL/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 SPESIFIKASI TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR JENJANG SD/SDLB BAB I SPESIFIKASI TEKNIS REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG I. PENGELOLAAN DANA Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan dana, sekolah penerima DAK berkewajiban membuat laporan, baik pada saat penerimaan dana bantuan, realisasi pemanfaatan dana, dan perkembangan pelaksanaan serta hasil rehabilitasi ruang kelas. Laporan tersebut disampaikan ke Bupati/Walikota u.p Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Pada prinsipnya kegiatan pengelolaan dana mencakup pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang sehingga memudahkan proses pelaporan dan pengawasan penggunaan dana. Adapun pengelolan dana antara lain meliputi: A. Pembukuan 1. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah. 2. Bukti pengeluaran uang dalam sejumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea materai. 3. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian barang/jasa yang dibayar, tanggal, dan nomor bukti.
mengenai
4. Realisasi pengadaan barang, dan Jasa yang diterima tidak boleh lebih kecil dari uang yang yang dikeluarkan. 5. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat/dibukukan dalam buku penerimaan dan pengeluaran. 6. Semua transaksi baik penerimaan maupun dibukukan/dicatat sesuai urutan kejadiannya.
pengeluaran
7. Setiap akhir bulan, buku tersebut ditutup, dihitung saldonya, dicocokkan dengan saldo fisik uang yang ada, baik di kas atau di bank.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
1
8. Buku harian ditulis, penulisan rapih, lengkap dan bersih. 9. Memenuhi semua ketentuan dalam pengelolaan termasuk di dalamnya peraturan pajak yang berlaku.
keuangan
Tata cara pengelolaan keuangan panitia pembangunan secara garis besar meliputi: pembukuan keuangan, pengelompokan jenis pengeluaran, cara pengisian buku kas umum, rekapitulasi pengeluaran, laporan keuangan dan pengarsipan dokumen keuangan. B. Dokumen Pendukung Pembukuan a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang menerima pembayaran. b. Bukti transaksi keuangan lainnya. C. Saldo Pembukuan Dana yang belum dibutuhkan harus tetap disimpan di Bank, tidak boleh dipindahkan pada rekening lain atau disimpan lain. Jumlah saldo pembukuan setiap harinya tidak lebih dari Rp. 5 juta.
II. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG Ruang kelas adalah fasilitas umum yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, bangunan tersebut harus memenuhi standar kenyamanan dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Untuk memenuhi standar kenyamanan dan keamanan sebagaimana diatur dalam Permendiknas tersebut, maka proses rehabilitasi ruang kelas harus memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan. A. Standar rehabilitasi ruang kelas 1. Ukuran ruangan menyesuaikan dengan ukuran ruang kelas yang akan direhabilitasi. 2. Tinggi plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai. 3. Kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis penutup atap yang digunakan. B. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Sambil menunggu cairnya dana, sekolah segera persiapkan pelaksanaan rehabilitasi, antara lain:
melakukan
1. Mempelajari petunjuk teknis secara lebih seksama dan menyiapkan format-format administrasi, keuangan dan teknis pelaksanaan serta pelaporan; 2. Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut :
Lampiran II : Pearturan Sekjen
2
a. Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm. b. Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi pekerjaan, mudah dilihat oleh masyarakat/pihak yang berkepentingan dan tidak terkena/tertimpa air hujan,serta tidak rusak selama pelaksanaan. 3. Papan Informasi paling tidak memuat hal-hal sbb: a. Lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah, b. Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana, c. Informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi, d. Bagan
organisasi anggotanya,
Panitia
dilengkapi
dengan
nama-nama
e. Gambar kerja dan rencana biayanya, f. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja.
4. Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga kerja yang terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja. 5. Membuat rencana dilaksanakan
keselamatan
lingkungan
saat
pekerjaan
Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan harus disediakan oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada DAK yang diterima oleh sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus segera dimulai setelah dana DAK dari pemerintah diterima oleh sekolah. C. PelaksanaanPekerjaan Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah pada saat pelaksanaan pekerjaan antara lain: 1. Mencairkan dana sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi dan jadual kerja yang telah dibuat; 2. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis yang telah disusun; 3. Mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam Buku Kas Umum (BKU) pembangunan sekolah dengan rapi, dilengkapi bukti-bukti transaksi yang disusun runtut sesuai tanggal kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan program; 4. Membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara disiplin dan tertib sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (laporan dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan yang lain untuk diarsipkan); 5. Membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota antara lain :
Lampiran II : Pearturan Sekjen
3
a. Realisasi kemajuan pekerjaan; b. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan. 6. Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa pelaksanaan pekerjaan, berupa foto-foto kegiatan pembangunan, minimal : a. Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%); b. Foto pada saat pelaksanaan pembangunan mencapai progres fisik 25%, 50%, dan 75%; c. Foto kondisi akhir setelah pembangunan selesai dikerjakan (100%).
III. PERSYARATAN TEKNIS REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG Rehabilitasi ruang kelas mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004, dan Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dilengkapi dengan, Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya. Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki usia pemakaian mínimum 20 tahun. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, dalam pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : A. Acuan pedoman pekerjaan dan pemakaian bahan Peraturan teknis bangunan yang digunakan dalam rehabilitasi ruang kelas adalah peraturan-peraturan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya: 1. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. 2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30 Desember 2004, tentang Pembakuan Tipe Sekolah Menengah Pertama. 3. Tatacara Perencanaan Bangunan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-2002. 4. Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 5. Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 6. Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003
Lampiran II : Pearturan Sekjen
4
7. Tatacara-perencanaan ketahan gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-1726-2003 8. Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI-03-1727-1989 9. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000. 10. Peraturan Plumbing Indonesia (PPI). 11. Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-19621990. 12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja. 13. Peraturan dan ketentuan lain yang berlaku di wilayah Indonesia. B. Komponen Bangunan 1. Pekerjaan Pondasi Jenis pondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah, beban, dan bahan dimana pondasi tersebut akan dibuat. Jenis pondasi menurut konstruksi yang dapat digunakan: a. Pondasi Dangkal, antara lain fondasi setempat dan menerus b. Pondasi Dalam, antara lain fondasi sumuran, tiang panjang, dan tiang bor Jenis pondasi menurut bahan yang digunakan: a. Pondasi pasangan batu bata, b. Fondasi pasangan batu kali, c. Fondasi beton bertulang, d. Fondasi dari bahan kayu, e. Fondasi baja antara lain pipa baja, atau gabungan baja dengan beton (komposit) 2. Pekerjaan Struktur Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang merupakan pekerjaan struktur adalah sloof, kolom, balok dan balok ring harus dilaksanakan secara benar sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Jenis struktur yang digunakan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Jenis struktur yang dapat digunakan: a. Struktur beton bertulang (beton mutu K-175, setara dengan campuran 1 PC: 2 PS: 3KR sesuai SNI) b. Struktur baja dengan tegangan tarik 1400 kg/cm2 c. Struktur baja ringan (sesuai dengan perhitungan struktur, spesifikasi bahan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
5
d. Struktur kayu disesuaikan dengan SNI yang berlaku e. Struktur beton untuk bangunan tidak bertingkat: f. Sloof bangunan ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 6 Ø 12 g. Sloof selasar ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12 h. Kolom praktis ukuran minimal 15/15 dengan tulangan 4 Ø 10 i. Kolom struktur ukuran minimal 20/25 dengan tulangan 6 Ø 12 j. Ring balk ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12 k. Balok latai (balok diatas kusen) ukuran minimal 12/15 dengan tulangan 4 Ø 10 Struktur beton untuk bangunan bertingkat: Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom, balok dan plat struktural harus dihitung kekuatannya berdasarkan beban yang bekerja dan mutu bahan yang digunakan, sehingga diperoleh kekuatan struktur yang aman. Pedoman teknis bahan dan pekerjaan, digunakan peraturan (SNI) yang berlaku. 3. Pekerjaan Dinding Bahan dinding yang digunakan menyesuaikan kondisi masingmasing daerah. Pada dasarnya apapun bahan material yang digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruangan tersebut. Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka hendaknya papan-papan kayu tersebut tersusun dengan rapi, rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruangan tersebut serta dapat mengurangi kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masingmasing ruangan tidak saling mengganggu. Dinding pada umumnya terbuat dari bata, namun pada daerahdaerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya. Jenis dinding yang dapat digunakan
:
a. Pasangan batu bata atau batako (tebal minimal 13 cm, termasuk plesteran) b. Papan kayu (minimal kayu kelas kuat 2, dengan tebal minimal 2 cm) c. Ferosemen/dinding simpai, dengan tebal minimal 3 cm d. Dinding beton ringan (setara hebel, celcon block dll)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
6
e. Dinding komposit ex pabrik, disesuaikan dengan spesifikasi bahan, perhitungan kekuatan, jaminan dari pabrik pembuatnya Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 4. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela Luas total bukaan pintu dan jendela harus memperhatikan kecukupan pencahayaan dalam proses belajar mengajar. Minimal luas total pintu dan jendela yang harus disediakan adalah 20% dari luas total lantai dalam satu bangunan. Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian bangunan yang dipasang bersama-sama atau pararel dengan pemasangan dinding, namun demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Kusen pintu dan jendela menggunakan bahan kayu, alumunium, baja, atau PVC. Sedangkan untuk daun pintu dan jendela menggunakan rangka dan panel dari kayu, alumunium, baja, PVC, atau kaca. Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehinga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata. Jenis kusen kayu yang digunakan: Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (ukuran jadi minimal 5,5/11 cm). Jenis daun pintu bila digunakan kayu, maka: Panel pintu kayu solid minimal kelas kuat 2 (tebal rangka minimal 3,8 cm, tebal panel pengisi minimal 2,5 cm). Jenis daun jendela bila digunakan kayu, maka: Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (tebal rangka minimal 2,8 cm), Kaca jendela : Kaca polos tebal 5 mm. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, diseuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 5. Pekerjaan Kuda-kuda dan Rangka Atap Pekerjaan Kuda-kuda dan rangka atap merupakan bagian rangka untuk menopang penutup atap. Bentuk atap dan bahan yang digunakan dapat menyesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, antara lain rangka kayu, rangka baja, dan rangka baja ringan.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
7
Jenis bahan untuk rangka atap dan kuda-kuda yang dapat digunakan: a. Bahan
kayu minimal kelas kuat 2, dilapisi bahan anti rayap/residu,
b. Bahan baja bisa berupa profil siku atau pipa, dengan mutu baja
minimal ST 37, c. Baja ringan, atau bahan lain disesuaikan dengan spesifikasi,
perhitungan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya. Bahan listplang yang digunakan,bila digunakan kayu, maka harus merupakan jenis kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm). Bahan lain bisa digunakan dengan mempertimbangkan faktor ketahanan terhadap cuaca, kertersediaan bahan, dan harga pasar setempat. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 6. Pekerjaan Penutup Atap Bahan penutup atap yang digunakan menyesuaikan kondisi masing-masing daerah. Penggunaan bahan penutup atap yang mengandung asbes tidak diperkenankan. Bahan penutup atap yang dapat dipakai: Genteng (beton atau tanah liat), dipasang di atas reng Genteng metal (bahan seng, zincalume, baja lapis seng, corrugated metal sheet) dengan ketebalan minimal 0,28 mm dipasang di atas rangka atap. 7. Pekerjaan Langit-Langit / Plafon Plafon atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap, sehingga ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena plafon juga berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari penutup atap. Ketinggian plafon minimum adalah 3,5 m agar memenuhi kecukupanpenghawaan bagi pengguna ruang yang bersangkutan dan disarankan untuk dicat dengan warna terang. Penggunaan bahan penutup plafon yang mengandung asbes tidak dipekenankan. Bahan rangka plafonyang dapat dipakai: Kayu kelas kuat 3, ukuran 4/6 dan 6/10, Besi holow (tebal minimal 0,4 mm). Bahan penutup plafon yang dapat dipakai : a. Tripleks (tebal minimal 4 mm), b. Papan gipsum (tebal minimal 0,8 mm), c. Papan semen fiber (tebal minimal 4 mm).
Lampiran II : Pearturan Sekjen
8
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 8. Pekerjaan Lantai Bahan lantai yang digunakan menyesuaikan kondisi masingmasing daerah. Bahan penutup lantai yang dapat dipakai : a. Keramik ukuran 30x30 cm (KW 1), b. Lantai teraso, dengan ketebalan lapisan minimal 1 cm, c. Papan kayu kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm). Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan peratran (SNI) yang berlaku. 9. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela, sedangkan pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta hak angin untuk jendela. Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat kekuatan dan keawetan sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun jendela minimal dipasang 2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan sempurna. 10. Pekerjaan Instalasi Listrik Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkualitas baik sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu cukup lama. Disamping itu perlu diperhatikan keamanan dan keselamatan bila terjadi genangan air atau banjir. Titik lampu, saklar, stop kontak harus dipasang dengan rapih, mudah dikontrol.Panel sikring ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan dicapai. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 11. Pekerjaan Plumbing dan Drainasi Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah seluruh pekerjaan pengadaan sumber air bersih, pemasangan pemipaannya dan air kotor dan wastafel, pemasangan kran-kran dan wastafel/zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air
Lampiran II : Pearturan Sekjen
9
hujan secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan pemakai atau merusak konstruksi bangunan. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 12. Pekerjaan Finishing dan Perapihan Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan dinding, pengecatan plafon, pengecatan pintu dan jendela, pengecatan listplang. Sedangkan pekerjaan perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih kurang rata, plesteran retak-retak, dan sebagainya. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SNI) yang berlaku.
IV. STANDAR CONTOH RANCANGAN TEKNIS PEMBANGUNAN RKB Rancangan Teknis pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Untuk memperkirakan standar biaya bangunan gedung SD, maka dibuatlah rancangan teknis bangunan SD yang terdiri atas 3 (tiga) ruang kelas sehingga diperoleh rencana anggaran biaya (RAB) bangunan. RAB yang dihitung ditetapkan sebagai pagu dana untuk menghitung biaya rehabilitasi ruang kelas rusak sedang di seluruh Indonesia.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
10
Lampiran II : Pearturan Sekjen
11
Lampiran II : Pearturan Sekjen
12
Lampiran II : Pearturan Sekjen
13
Lampiran II : Pearturan Sekjen
14
Lampiran II : Pearturan Sekjen
15
Lampiran II : Pearturan Sekjen
16
BAB II CONTOH SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN
I.
Pengelolaan Dana Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan dana, sekolah penerima DAK berkewajiban membuat laporan, baik pada saat penerimaan dana bantuan, realisasi pemanfaatan dana, dan perkembangan pelaksanaan serta hasil pembangunan perpustakaan. Laporan tersebut disampaikan ke Bupati/Walikota u.p Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota. Pada prinsipnya kegiatan pengelolaan dana mencakup pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang sehingga memudahkan proses pelaporan dan pengawasan penggunaan dana. Adapun pengelolan dana antara lain meliputi: A.
Pembukuan a. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah. b. Bukti pengeluaran uang dalam sejumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea materai. c.
Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang/jasa yang dibayar, tanggal, dan nomor bukti.
d. Realisasi pengadaan barang, dan Jasa yang diterima tidak boleh lebih kecil dari uang yang yang dikeluarkan. e.
Seluruh penerimaan dan dicatat/dibukukan dalam pengeluaran.
pengeluaran uang buku penerimaan
agar dan
f.
Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dibukukan/dicatat sesuai urutan kejadiannya.
g.
Setiap akhir bulan, buku tersebut ditutup, dihitung saldonya, dicocokkan dengan saldo fisik uang yang ada, baik di kas atau di bank.
h. Buku harian ditulis, penulisan rapih, lengkap dan bersih. i.
Memenuhi semua ketentuan dalam pengelolaan keuangan termasuk di dalamnya peraturan pajak yang berlaku.
Tata cara pengelolaan keuangan panitia pembangunan secara garis besar meliputi: pembukuan keuangan, pengelompokan jenis pengeluaran, cara pengisian buku kas umum, rekapitulasi pengeluaran, laporan keuangan dan pengarsipan dokumen keuangan.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
17
B.
Dokumen Pendukung Pembukuan a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang menerima pembayaran. b. Bukti transaksi keuangan lainnya.
C.
Saldo Pembukuan Dana yang belum dibutuhkan harus tetap disimpan di Bank, tidak boleh dipindahkan pada rekening lain atau disimpan lain. Jumlah saldo pembukuan setiap harinya tidak lebih dari Rp. 5 juta.
II. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR Perpustakaan adalah fasilitas umum yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, bangunan tersebut harus memenuhi standar kenyamanan dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Untuk memenuhi standar kenyamanan dan keamanan sebagaimana diatur dalam Permendiknas tersebut, maka dalam proses pembangunan ruang perpustakaan harus memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan. A. Standar pembangunan perpustakaan. 1. Luas ruang minimal 56 m2 dengan lebar minimal 5 m. 2. Lebar teras 2.00 m, dengan lebar teritisan 1.00 m. 3. Tinggi plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai. 4. Kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis penutup atap yang digunakan. 5. Dapat dibangun secara berdiri sendiri, menempel pada ruang/bangunan yang sudah ada (lama), atau dibangun di atas ruang/bangunan lantai 1 (struktur bangunan lantai satu sudah disiapkan untuk bangunan 2 lantai dengan menggunakan dana selain DAK tahun anggaran 2013). B. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Sambil menunggu cairnya dana, sekolah segera melakukan persiapan pelaksanaan rehabilitasi, antara lain: 1. Mempelajari petunjuk teknis secara lebih seksama dan menyiapkan format-format administrasi, keuangan dan teknis pelaksanaan serta pelaporan; 2. Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
18
b. Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi pekerjaan, mudah dilihat oleh masyarakat/pihak yang berkepentingan dan tidak terkena/tertimpa air hujan,serta tidak rusak selama pelaksanaan. 3. Papan Informasi paling tidak memuat hal-hal sbb: a. Lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah, b. Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana, c. Informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi, d. Bagan organisasi anggotanya,
Panitia
dilengkapi
dengan
nama-nama
e. Gambar kerja dan rencana biayanya, f. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja. 4. Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga kerja yang terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja. 5. Membuat rencana dilaksanakan
keselamatan
lingkungan
saat
pekerjaan
Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan harus disediakan oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada DAK yang diterima oleh sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus segera dimulai setelah dana DAK dari pemerintah diterima oleh sekolah. C. Pelaksanaan Pekerjaan Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah pada saat pelaksanaan pekerjaan antara lain: 1. Mencairkan dana sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi dan jadual kerja yang telah dibuat; 2. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis yang telah disusun; 3. Mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam Buku Kas Umum (BKU) pembangunan sekolah dengan rapi, dilengkapi bukti-bukti transaksi yang disusun runtut sesuai tanggal kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan program; 4. Membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara disiplin dan tertib sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (laporan dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan yang lain untuk diarsipkan); 5. Membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota antara lain : a. Realisasi kemajuan pekerjaan;
Lampiran II : Pearturan Sekjen
19
b. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan. 6. Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa pelaksanaan pekerjaan, berupa foto-foto kegiatan pembangunan, minimal : a. Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%); b. Foto pada saat pelaksanaan pembangunan mencapai progres fisik 25%, 50%, dan 75%; c. Foto kondisi akhir setelah pembangunan selesai dikerjakan (100%).
III. PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN Pembangunan perpustakaan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004, dan Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dilengkapi dengan, Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya. Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki usia pemakaian mínimum 20 tahun. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, pelaksanaan pembangunan perpustakaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: A. Acuan pedoman pekerjaan dan pemakaian bahan Peraturan teknis bangunan yang digunakan dalam pembangunan perpustakaan adalah peraturan-peraturan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya: 1. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. 2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30 Desember 2004, tentang Pembakuan Tipe Sekolah Menengah Pertama. 3. Tatacara Perencanaan Bangunan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-2002. 4. Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 5. Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 6. Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003
Lampiran II : Pearturan Sekjen
20
7. Tatacara-perencanaan ketahan gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-1726-2003 8. Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI-03-1727-1989 9. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000. 10. Peraturan Plumbing Indonesia (PPI). 11. Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-19621990. 12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja. 13. Peraturan dan ketentuan lain yang berlaku di wilayah Indonesia. B. Komponen Bangunan 1. Pekerjaan Pondasi Jenis pondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah, beban, dan bahan dimana pondasi tersebut akan dibuat. Jenis pondasi menurut konstruksi yang dapat digunakan: a. Pondasi Dangkal, antara lain fondasi setempat dan menerus b. Pondasi Dalam, antara lain fondasi sumuran, tiang panjang,
dan tiang bor Jenis pondasi menurut bahan yang digunakan: a. Pondasi pasangan batu bata, b. Fondasi pasangan batu kali, c. Fondasi beton bertulang, d. Fondasi dari bahan kayu, e. Fondasi baja antara lain pipa baja, atau gabungan baja dengan beton (komposit) 2. Pekerjaan Struktur Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang merupakan pekerjaan struktur adalah sloof, kolom, balok dan balok ring harus dilaksanakan secara benar sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Jenis struktur yang digunakan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Jenis struktur yang dapat digunakan: a. Struktur beton bertulang (beton mutu K-175, setara dengan campuran 1 PC: 2 PS: 3KR sesuai SNI) b. Struktur baja dengan tegangan tarik 1400 kg/cm2 c. Struktur baja ringan (sesuai dengan perhitungan struktur, spesifikasi bahan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
21
d. Struktur kayu disesuaikan dengan SNI yang berlaku e. Struktur beton untuk bangunan tidak bertingkat: f. Sloof bangunan ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 6 Ø 12 g. Sloof selasar ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12 h. Kolom praktis ukuran minimal 15/15 dengan tulangan 4 Ø 10 i. Kolom struktur ukuran minimal 20/25 dengan tulangan 6 Ø 12 j. Ring balk ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12 k. Balok latai (balok diatas kusen) ukuran minimal 12/15 dengan tulangan 4 Ø 10 Struktur beton untuk bangunan bertingkat: Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom, balok dan plat struktural harus dihitung kekuatannya berdasarkan beban yang bekerja dan mutu bahan yang digunakan, sehingga diperoleh kekuatan struktur yang aman. Pedoman teknis bahan dan pekerjaan, digunakan peraturan (SNI) yang berlaku. 3. Pekerjaan Dinding Bahan dinding yang digunakan menyesuaikan kondisi masingmasing daerah. Pada dasarnya apapun bahan material yang digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruangan tersebut. Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka hendaknya papan-papan kayu tersebut tersusun dengan rapi, rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruangan tersebut serta dapat mengurangi kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masingmasing ruangan tidak saling mengganggu. Dinding pada umumnya terbuat dari bata, namun pada daerahdaerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya. Jenis dinding yang dapat digunakan
:
a. Pasangan batu bata atau batako (tebal minimal 13 cm, termasuk plesteran) b. Papan kayu (minimal kayu kelas kuat 2, dengan tebal minimal 2 cm) c. Ferosemen/dinding simpai, dengan tebal minimal 3 cm d. Dinding beton ringan (setara hebel, celcon block dll)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
22
e. Dinding komposit ex pabrik, disesuaikan dengan spesifikasi bahan, perhitungan kekuatan, jaminan dari pabrik pembuatnya Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 4. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela Luas total bukaan pintu dan jendela harus memperhatikan kecukupan pencahayaan dalam proses belajar mengajar. Minimal luas total pintu dan jendela yang harus disediakan adalah 20% dari luas total lantai dalam satu bangunan. Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian bangunan yang dipasang bersama-sama atau pararel dengan pemasangan dinding, namun demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Kusen pintu dan jendela menggunakan bahan kayu, alumunium, baja, atau PVC. Sedangkan untuk daun pintu dan jendela menggunakan rangka dan panel dari kayu, alumunium, baja, PVC, atau kaca. Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehinga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata. Jenis kusen kayu yang digunakan: Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (ukuran jadi minimal 5,5/11 cm). Jenis daun pintu bila digunakan kayu, maka: Panel pintu kayu solid minimal kelas kuat 2 (tebal rangka minimal 3,8 cm, tebal panel pengisi minimal 2,5 cm). Jenis daun jendela bila digunakan kayu, maka: Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (tebal rangka minimal 2,8 cm), Kaca jendela : Kaca polos tebal 5 mm. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, diseuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 5. Pekerjaan Kuda-kuda dan Rangka Atap Pekerjaan Kuda-kuda dan rangka atap merupakan bagian rangka untuk menopang penutup atap. Bentuk atap dan bahan yang digunakan dapat menyesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, antara lain rangka kayu, rangka baja, dan rangka baja ringan.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
23
Jenis bahan untuk rangka atap dan kuda-kuda yang dapat digunakan: a. Bahan
kayu minimal kelas kuat 2, dilapisi bahan anti rayap/residu,
b. Bahan baja bisa berupa profil siku atau pipa, dengan mutu baja
minimal ST 37, c. Baja ringan, atau bahan lain disesuaikan dengan spesifikasi,
perhitungan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya. Bahan listplang yang digunakan,bila digunakan kayu, maka harus merupakan jenis kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm). Bahan lain bisa digunakan dengan mempertimbangkan faktor ketahanan terhadap cuaca, kertersediaan bahan, dan harga pasar setempat. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 6. Pekerjaan Penutup Atap Bahan penutup atap yang digunakan menyesuaikan kondisi masing-masing daerah. Penggunaan bahan penutup atap yang mengandung asbes tidak diperkenankan. Bahan penutup atap yang dapat dipakai: Genteng (beton atau tanah liat), dipasang di atas reng Genteng metal (bahan seng, zincalume, baja lapis seng, corrugated metal sheet) dengan ketebalan minimal 0,28 mm dipasang di atas rangka atap. 7. Pekerjaan Langit-Langit / Plafon Plafon atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap, sehingga ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena plafon juga berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari penutup atap. Ketinggian plafon minimum adalah 3,5 m agar memenuhi kecukupanpenghawaan bagi pengguna ruang yang bersangkutan dan disarankan untuk dicat dengan warna terang. Penggunaan bahan penutup plafon yang mengandung asbes tidak dipekenankan. Bahan rangka plafonyang dapat dipakai: Kayu kelas kuat 3, ukuran 4/6 dan 6/10, Besi holow (tebal minimal 0,4 mm). Bahan penutup plafon yang dapat dipakai : a. Tripleks (tebal minimal 4 mm), b. Papan gipsum (tebal minimal 0,8 mm), c. Papan semen fiber (tebal minimal 4 mm).
Lampiran II : Pearturan Sekjen
24
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 8. Pekerjaan Lantai Bahan lantai yang digunakan menyesuaikan kondisi masingmasing daerah. Bahan penutup lantai yang dapat dipakai : a. Keramik ukuran 30x30 cm (KW 1), b. Lantai teraso, dengan ketebalan lapisan minimal 1 cm, c. Papan kayu kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm). Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan peratran (SNI) yang berlaku. 9. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela, sedangkan pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta hak angin untuk jendela. Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat kekuatan dan keawetan sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun jendela minimal dipasang 2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan sempurna. 10. Pekerjaan Instalasi Listrik Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkualitas baik sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu cukup lama. Disamping itu perlu diperhatikan keamanan dan keselamatan bila terjadi genangan air atau banjir. Titik lampu, saklar, stop kontak harus dipasang dengan rapih, mudah dikontrol.Panel sikring ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan dicapai. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 11. Pekerjaan Plumbing dan Drainasi Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah seluruh pekerjaan pengadaan sumber air bersih, pemasangan pemipaannya dan air kotor dan wastafel, pemasangan kran-kran dan wastafel/zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air
Lampiran II : Pearturan Sekjen
25
hujan secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan pemakai atau merusak konstruksi bangunan. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SNI) yang berlaku. 12. Pekerjaan Finishing dan Perapihan Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan dinding, pengecatan plafon, pengecatan pintu dan jendela, pengecatan listplang. Sedangkan pekerjaan perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih kurang rata, plesteran retak-retak, dan sebagainya. Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SNI) yang berlaku.
V. STANDAR DAN PERPUSTAKAAN
SPESIFIKASI
TEKNIS
PERABOT
RUANG
A. Standar Perabot Ruang Perpustakaan Persyaratan perabot ruang perpustakaan harus memenuhi Standarisasi Perabot Sekolah Dasar Tahun 2005, meliputi: 1. Kualitas 2. Keamanan penggunaan 3. Kenyamanan dalam penggunaan 4. Kemudahan dalam pemakaian 5. Kemudahan dalam pemeliharaan 6. Kemudahan dalam perbaikan
Untuk memenuhi persyaratan kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan serta kemudahan dalam pemeliharaan, maka ukuran standar ditentukan sebagai berikut: 1. Ukuran standar perabot perpustakaan
1
Rak buku
120
2 3 4 5 6
Meja baca siswa Meja ½ biro Meja komputer Meja pengolahan Kursi kerja
53 120 120 120 45
L (cm) a = 35 b = 45 35 70 70 70 40
7
Karpet
350
200
NO
JENIS PERABOT
Lampiran II : Pearturan Sekjen
P (cm)
T (cm)
KET
180 26 75 75 75 43 Tepi diobras
26
B. Spesifikasi Teknis Perabot Perpustakaan 1. Spesifikasi teknis perabot perpustakaan a. Rak buku 1) Bahan menggunakan papan tebal 2 cm atau multiplek tebal 18 mm. untuk merapikan bagian tepi, dapat ditutup dengan vinil atau vinir jati dengan menggunakan lem kayu. 2) Sambungan menggunakan paku skrup yang diperkuat dengan lem kayu 3) Finishing menggunakan cat atau politur dengan warna yang serasi b. Meja baca siswa 1) Bahan untuk rangka menggunakan kayu atau rotan dengan daun meja dari papan atau multiplek tebal 18 mm. 2) Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat dengan pasak dan lem kayu 3) Finishing menggunakan cat/politur dengan warna yang serasi c. Meja ½ biro 1) Bahan menggunakan papan kayu tebal 20 mm atau multiplek tebal 18 mm. 2) Sambungan menggunakan dengan paku atau sekrup yang diperkuat dengan lem kayu 3) Finishing menggunakan cat/politur dengan warna yang serasi d. Meja komputer 1) Bahan menggunakan papan kayu tebal 20 mm atau multiplek tebal 18 mm. 2) Sambungan menggunakan konstruksi dengan paku atau sekrup yang diperkuat dengan lem kayu. 3) Finishing menggunakan politur dengan warna yang serasi e. Kursi kerja 1) Bahan untuk rangka menggunakan kayu atau rotan dengan dudukan dan sandaran dari papan kayu kelas II dengan tebal 18 mm atau rotan. 2) Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat dengan pasak dan lem kayu. Sedangkan untuk rangka berbahan rotan menggunakan sambungan yang sesuai.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
27
3) Finishing dapat menggunakan cat atau politur dengan warna yang serasi. C. Kebutuhan Perabot Perpustakaan 1. Perabot Perpustakaan No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Perabot Rak buku Meja baca siswa Meja ½ biro Meja komputer Meja pengolahan Kursi kerja Karpet
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Jumlah 12 16 1 1 1 2 2
Satuan buah buah buah buah buah buah lembar
28
D. CONTOH GAMBAR
Lampiran II : Pearturan Sekjen
29
Lampiran II : Pearturan Sekjen
30
Lampiran II : Pearturan Sekjen
31
Lampiran II : Pearturan Sekjen
32
Lampiran II : Pearturan Sekjen
33
Lampiran II : Pearturan Sekjen
34
Lampiran II : Pearturan Sekjen
35
Lampiran II : Pearturan Sekjen
36
Lampiran II : Pearturan Sekjen
37
Lampiran II : Pearturan Sekjen
38
Lampiran II : Pearturan Sekjen
39
Lampiran II : Pearturan Sekjen
40
Lampiran II : Pearturan Sekjen
41
COTOH PERABOT PERPUSTAKAAN
Lampiran II : Pearturan Sekjen
42
Lampiran II : Pearturan Sekjen
43
BAB III CONTOH SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN I. PENGADAAN PERALATAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN A. Peralatan Pendidikan Pengadaan peralatan pendidikan yang dibiayai dari dana Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) terdiri atas: 1) Peralatan pendidikan matematika, yaitu: a) peralatan pendidikan matematika pemula (dasar); dan b) peralatan pendidikan matematika permainan. 2) Peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a) kit IPA/Sains; b) kit IPBA; dan c) kit simulasi fase bulan. 3) Peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yaitu: kit IPS, gejala alam dan bentang alam. 4) Peralatan pendidikan bahasa, yaitu: a) kit bahasa Indonesia interaktif dasar; dan b) kit bahasa Inggris. 5) Peralatan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,dan/atau 6) Peralatan pendidikan seni budaya dan keterampilan B. Alokasi Dana Alokasi dana untuk pengadaan peralatan pendidikan ditetapkan dengan merujuk pada Lampiran I Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudaaan ini. Pengadaan peralatan pendidikan dapat dipilih sesuai kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. C. Persyaratan Umum: a. Pengadaan barang dilaksanakan menurut ketentuan perundangundangan yang berlaku; b. Setiap alat/barang yang dibeli merupakan alat/barang baru; c. Alat/barang yang dibeli tanpa kerusakan atau cacat; d. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri; dan e. Memiliki kualitas yang baik.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
44
D. Persyaratan Teknis Persyaratan teknis peralatan pendidikan adalah: a.
Mendukung konsep materi dalam kegiatan belajar mengajar;
b.
Mudah digunakan baik oleh siswa maupun guru;
c.
Sesuai dengan tingkat perkembangan anak;
d.
Mendukung pencapaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD;
e.
Pemeliharaan dan perbaikan dapat dilakukan di sekolah;
f.
Suku cadang mudah didapat;
g.
Penggunaannya aman untuk digunakan oleh siswa maupun guru;
h.
Peralatan terbuat dari bahan/material yang bermutu;
i.
Peralatan tertentu mempunyai bentuk dan warna yang menarik;
j.
Mempunyai perbandingan bentuk yang proporsional;
k.
Peralatan yang menggunakan ukuran harus memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi;
l.
Tanda-tanda teknis peralatan harus jelas;
m. Peralatan harus dilengkapi dengan manual/petunjuk penggunaan alat atau contoh panduan pembelajaran;
II
n.
Peralatan berupa kit/perangkat, setiap item dan komponen peralatan harus mempunyai tempat/tatakan masing-masing di dalam kit;
o.
Mengutamakan produk yang sudah mendapat pengesahan/rekomendasi dari lembaga/institusi yang berwenang;
p.
Pengepakan peralatan harus rapi sesuai dengan sifat dari peralatan;
q.
Memiliki masa pakai (durability) minimal 3 (tiga) tahun;
r.
Mengutamakan produksi dalam negeri.
SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk peralatan pendidikan SD/SDLB mengacu pada spesifikasi teknis, sebagaimana direkomendasikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Nomor 2046/BSNP/II/2010 tanggal 23 Februari 2010 dan disetujui oleh Komisi X DPR RI dengan surat nomor 259/KOM.X/DPR-RI/VII/2010 tanggal 26 Juli 2010, serta ditelaah kembali oleh BSNP dengan Laporan Hasil Penelaahan nomor 2324/BSNP/IX/2010 tanggal 28 September 2010, sebagai berikut:
Lampiran II : Pearturan Sekjen
45
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PEMULA (DASAR)
No.
Fungsi Alat
Nama Alat
Standard/Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Belajar membilang pada tahap awal dengan pendekatan yang menarik selain juga untuk melatih motorik siswa.
a. Mata Rantai
250 buah mata rantai ukuran 1 X 2 cm
1 set
Bahan : Plastik Warna : Aneka warna yang menarik b. Manik dan Pola
Terdiri dari 100 manik-manik dengan 4 bentuk dan 5 buah benang besar
1 set
Bahan : Plastik Warna : Aneka warna yang menarik c. Kubus Berkait
200 kubus berkait aneka warna
1 set
Bahan : Plastik Warna : Aneka warna yang menarik 2.
Mengenalkan bentuk-bentuk bangun datar sebagai pengenalan awal ilmu bangun/geometri pada siswa
Bangun Datar dan Bingkainya
10 model bangun datar & papan berpola.
1 set
Bahan : Plastik Warna : Aneka warna yang menarik
3.
Mengenalkan bentuk-bentuk bangun datar sebagai pengenalan awal ilmu bangun/geometri pada siswa
Macam-macam Bangun Datar
Papan berukuran 25 x 25 cm tebal 0,5 cm dengan 16 pola bangun. Dimana bila setiap bangun datar dimasukkan pada pola bangun datar yang terdapat pada papan, maka bangun datar yang ada akan menonjol karena lubang yang ada lebih dangkal dibanding dengan tebal bangun datar yang tersedia dengan maksud agar mudah untuk dipasang dan dilepas oleh siswa
1 set
Bahan : Plastik Warna : Papan aneka warna yang menarik 4.
Pengenalan awal bentukbentuk berbagai bangun 3 (tiga) dimensi, Bangun ruang sederhana(balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)
Bangun 3 Dimensi
Papan berpola bangun 3 dimensi (kecuali bangun bola) Fungsinya untuk meletakkan 7 macam bangun 3 dimensi. Ukuran : papan 20 x 28 cm, Kubus 6 x 6 x 6 cm, Balok 6 x 6 x 8 cm, Tabung dan kerucut diameter alas 8 cm, tinggi 8 cm, Limas alasnya 6 x 6 cm tinggi 8 cm, Prisma Segienam setiap sisinya 4,5 cm dan tingginya 8 cm, bola dengan diameter 8 cm
1 set
Bahan : Plastik Transparan Warna : Aneka warna yang menarik
Lampiran II : Pearturan Sekjen
46
No.
Fungsi Alat
Nama Alat
Standard/Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
5.
Untuk belajar tentang waktu/jam,dan derajat (sudut) Untuk mengukur waktu dengan satuan jam
Muka Jam/Jam Analog
Muka jam berbentuk lingkaran dengan modifikasi kaki berdiameter lingkaran 18 cm. Muka jam dilengkapi dengan angka penunjuk jam dari jam 1 sampai dengan jam 24 serta penunjuk menit dari 5 menit sampai 60 menit. Pada lingkaran muka jam terdapat lubanglubang yang berfungsi untuk mengganti angka dengan huruf romawi ataupun derajat, Dimana huruf romawi dan derajat dicetak diatas plastik berbentuk lingkaran kecil dengan diameter lingkaran 2 cm.
1 set
Bahan :Plastik Warna:Muka jam, jarum pendek, jarum panjang, tulisan pada muka jam, lingkaran bertuliskan huruf romawi dan derajat dibuat dengan aneka warna yang menarik. 6.
Alat untuk belajar tentang waktu/jam dengan bentuk digital Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam
Jam Digital
Jam Digital dibuat dengan alas jam berbentuk persegi dengan ukuran minimal 9 x 6,5 cm, persegi tersebut bila diletakkan posisinya akan miring dengan kemiringan 25 derajat. Diatas alas jam digital berbetuk persegi menonjol 6 buah tabung kecil sebagai pijakan angka-angka yang akan menunjukkan jam. Angka-angka yang akan menunjukkan jam dibuat dengan bentuk persegi berukuran 3 X 1,6 cm sebanyak 40 keping bertuliskan angka 0 - 9 dengan masing-masing angka sebanyak 4 buah.
1 set
Bahan: Plastik Warna: Alas jam digital, keping angka,dan cetakan angka menggunakan aneka warna yang menarik. 7.
Untuk mengenalkan bentuk-bentuk geometri kepada siswa, namun juga untuk mengenal warna (3 warna dasar, yaitu merah, kuning, dan biru). Untuk melatih logika anak, mengenalkan bentuk, membandingkan ukuran (besar kecil dan tebal tipis), mengelompokkan benda sesuai warna, sesuai bentuk, sesuai ukuran, dan lain-lain.
Blok Logika
Lingkaran diameter 6 cm, Persegi Panjang 6 x 4 cm, Persegi 6 x 6 cm & segitiga sama sisi 6 x 6 x 6 masingmasing dengan tebal 5 mm & 2 mm serta Lingkaran diameter 3 cm, Persegi Panjang 4 x 2 cm,Persegi 3 x 3 cm & Segitiga sama sisi 3 x 3 x 3 cm masingmasing dengan tebal 5 mm & 2 mm
1 set
Bahan : Plastik Warna : Merah, kuning, biru Ditempatkan dalam wadah plastik transparan.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
47
No.
Fungsi Alat
Nama Alat
Standard/Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
8.
Sebagai alat bantu siswa dalam mengenal tentang pengukuran seperti ukuran panjang, lebar, tinggi, tebal, termasuk besar suatu sudut. Sebagai alat bantu untuk siswa agar dapat membuat atau menggambar bentuk-bentuk bangun datar. Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan Alat bantu siswa untuk dapat belajar tentang penjumlahan
Mistar dan Jangka
9.
Penggaris 20cm, penggaris segitiga panjang 14cm (sudut 90,45,45 derajat),penggaris segitiga panjang 18cm(sudut 30,60,90 derajat), busur dengan diameter 14,5cm & jangka
1 set
Bahan : Plastik & logam Warna : Transparan & logam
Tabel Penjumlahan
Lembaran plastik minimal 20 x 20 cm dengan cetak tabel penjumlahan
1 pcs
Bahan : Plastik Warna : Full Colour 10.
11.
Alat bantu siswa untuk dapat belajar tentang perkalian Alat bantu siswa dalam melakukan perkalian bilangan yang menghasilkan bilangan dua angka Alat bantu guru dalam mengajar di depan kelas untuk mengajarkan konsep bilangan dan mengenalkan bilangan beserta lambang bilangannya
Tabel Perkalian
Lembaran plastik minimal 20 x 20 cm cetak tabel perkalian
1 pcs
Bahan : Plastik Warna : Full Colour
Kartu Bilangan 1 s.d 10
Kartu Kumpulan Gambar, Kartu Angka, dan Kartu Nama Bilangan 1 s.d 10 dengan ukuran Kartu Kumpulan Gambar dan Kartu Nama Bilangan 15 x 8 cm, dan ukuran Kartu Angka 10 x 6 cm.
1 set
Bahan: Plastik Bermagnet Warna: Kartu Kumpulan Gambar dicetak Full Colour, Kartu Angka, dan Kartu Nama Bilangan menggunakan aneka warna yang menarik. 12.
13.
Alat bantu guru dalam mengajar di depan kelas untuk mengajarkan konsep bilangan dan mengenalkan bilangan beserta lambang bilangannya Menentukan nilai tempatpuluhan dan satuan
Kartu Bilangan 11 s.d 20
Alat bantu guru untuk mengajarkan operasi bilangan seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan Menggunakan sifat operasi pertukaran dan pengelompokan
Kartu Operasi Bilangan
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Kartu Angka, dan Kartu Nama Bilangan 11 s.d 20 dengan ukuran Kartu Nama Bilangan minimal 15 x 8 cm, dan ukuran Kartu Angka minimal 10 x 6 cm.
1 set
Bahan: Plastik Bermagnet Warna: Kartu Angka dan Kartu Nama Bilangan menggunakan aneka warna yang menarik. Kartu Operasi Bilangan berukuran 10X6 cm, terdiri dari +, -, X.
1 set
Bahan: Plastik Warna: Kartu Operasi Bilangan menggunakan aneka warna yang menarik.
48
No.
Fungsi Alat
Nama Alat
Standard/Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
14.
Media bagi guru untuk mengajar di depan kelas tentang bilangan, membilang, himpunan, kelipatan, dan lain-lain Membilang banyak benda Mengurutkanbanyak benda
Kartu Gambar
Kartu bergambar binatang, alat rumah tangga, dan alat tranportasi, dengan ukuran Kartu minimal 10 x 6 cm, dimana masing-masing gambar terdapat minimal 5 buah kartu
1 set
Bahan :Plastik Warna : Kartu bergambar binatang, alat rumah tangga atau alat transportasi semua dicetak Full Colour
15.
Media untuk menempelkan Kartu Bilangan, Kartu Gambar, dan Kartu Operasi Bilangan
Papan Peraga
Papan Peraga berbentuk Persegi dengan ukuran minimal 60 x 60 cm dengan aneka warna papan terbuat dari plat dengan list papan terbuat dari Plastik.
Untuk 2 set alat mendapat 1 buah papan peraga
Bahan: Plat, MDF, dan Plastik Warna: Plat menggunakan aneka warna yang menarik. 16.
17.
Alat permainan yang akan mempercepat siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan matematika (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian) dengan menggunakan alat bantu tali, guru atau pembimbingnya akan dapat langsung mengkoreksi hasil kerja siswa hanya dengan melihat bentuk tali pada kartu bagian di belakang soal.
Permainan Tali Lilitan atau sejenis
Mengenal bentuk 2 dimensi dan potongannya Mengenalpecahan sederhana Membandingkan pecahan sederhana Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana
Papan Pecahan
Kartu Permainan dengan 400 soal Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian yang dicetak diatas kartu dengan ukuran luar 16,5 x 6 cm, dimana setiap 10 (sepuluh) lembar kartu disatukan dengan penjepit Plastik dan dilengkapi dengan tali.
1 set
Bahan: Plastik dan Tali merah Warna: Kartu Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian menggunakan aneka warna yang menarik kesemuanya dicetak Full Colour. Papan 25 x 25 cm dengan 3 pola lingkaran, 2 pola persegi panjang dan 3 pola persegi dilengkapi potonganpotongan untuk diisikan dalam pola yang tersedia. Untuk Lingkaran terdapat potongan ½-an, ¼-an, 1/8-an. Untuk Persegi Panjang terdapat 2 model potongan ½-an dan 1 model potongan ¼-an. Untuk Persegi terdapat 2 model potongan ½-an, 2 model potongan ¼-an, dan 1 model potongan 1/8-an.
1 set
Bahan : Plastik Warna : Aneka warna yang menarik 18.
Kotak tempat menyimpan Alat Peraga
Kotak Alat
Ukuran minimal 60,5 x 40 x 16cm
1 buah
Bahan: Plastik
Lampiran II : Pearturan Sekjen
49
No.
Fungsi Alat
Nama Alat
Standard/Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Warna: Aneka warna yang menarik dengan cetakan full colour
19
20.
Alat permainan untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami dan menguasai kemampuan perkalian dan pembagian dengan melibatkan dua sampai dengan empat orang siswa, sehingga dapat terjadi kompetisi yang sehat. Alat ini dapat bersuara dengan menggunakan batterai Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung perkalian dan pembagian
Lantai Permainan Elektronik
Panduan bagi guru dalam penggunaan peralatan pendidikan matematika
Buku Petunjuk Penggunaan
Lantai Permainan berbentuk segi delapan, dimana masing-masing sisinya berukuran 25cm, dengan kotak mesin alat berwarna disalah satu seginya. Mesin yang ada dapat menghasilkan suara karena menggunakan 3(tiga) buah baterai. Dilengkapi speaker, tombol off/on, pengatur volume, pemilihan level, dan lampu merah dan hijau sebagai penanda jawaban benar atau salah.
Setiap 2 set alat mendapat 1 Lantai Permainan Elektronik
Lantai permainan terbuat dari lembaran plastik yang dicetak full colour dimana didalamnya terdapat sensor yang dihubungkan dengan mesin. Ukuran : A4/A5/B5
1 eks.
Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 gr Bahan Isi : Minimal HVS 70 gr Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding Cetak Isi : Minimal 1 (satu) warna Cetak Cover : Full Color
Keterangan
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Plastik yang digunakan adalah plastik murni, bukan afal atau daur ulang sehingga menghasilkan warna-warna cerah dan aman karena tidak mengandung racun/toxic dan pewarna Anti Toxic.
50
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (PERMAINAN)
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Alat Ini digunakan untuk menunjukkan kebenaran rumus volume dengan menggunakan media pasir / barang cair Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar
PERMAINAN BANGUN RUANG
BANGUN RUANG TRANSPARAN
1 Set
Satu set terdiri dari :
Kubus Transparan Ukuran : 80 x 80 x 80 mm, Berskala Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk menunjukkan rumus volume dengan menggunakan media pasir / barang cair
Balok Transparan Ukuran : 100 x 80 x 70 mm, Berskala Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk menunjukkan rumus volume dengan menggunakan media pasir/barang cair
Prisma Segi Tiga Transparan Ukuran : 100 x 80 x 70 mm, Berskala Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk menunjukkan volume dengan menggunakan media pasir / barang cair
Limas Segi Empat Transparan Ukuran : 80 x 80 x 100 mm Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk menunjukkan rumus volume dengan
Lampiran II : Pearturan Sekjen
51
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
menggunakan media pasir / barang cair
Limas Segi Tiga Transparan Ukuran : 80 x 70 x 100 mm Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk menunjukkan rumus volume dengan menggunakan media pasir / barang cair
Tabung Transparan Ukuran : D = 80 mm T = 100 mm, Berskala Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk menunjukkan rumus volume dengan menggunakan media pasir / barang cair
Kerucut Transparan Ukuran : D = 80 mm
T = 100 mm
Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk menunjukkan rumus volume dengan menggunakan media pasir / barang cair
Bola Ukuran : D = 80 mm Bahan : Plastik PS (injeck) Warna : Berwarna, transparan menunjukkan rumus volume dengan menggunakan media pasir / barang cair Seluruh alat dimasukkan kedalam stereofoam dengan ukuran 9x27x42 cm dan diberi sekat untuk masing-masing alat .
Lampiran II : Pearturan Sekjen
52
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Membentuk/ merangkai bangun ruang Mengidentifikasi sifatsifat bangun ruang Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
JARING-JARING BANGUN RUANG
1 Set
Satu set terdiri dari :
Deskripsi (Kubus, Balok, Prisma, Limas, Tabung, Kerucut) Alat ini berbentuk keping-keping dari plastik yang diberi lubang pada tiap ujungnya dan dilengkapi tali/karet elastik untuk mengaitkan masing-masing keeping untuk membentuk/merangkai bangun ruang.
Kubus Ukuran : 80 x 80 x 80 mm Bahan : Plastik Warna : Berwarna
Balok Ukuran : 100 x 80 x 70 mm Bahan : Plastik Warna : Berwarna, keping-keping alat ini terdiri dari 3 warna
Prisma Segi Tiga Ukuran : 100 x 80 x 70 mm Bahan : Plastik Warna : Berwarna, Keping-keping pada alat ini terdiri dari 4 warna
Limas Segi Empat Ukuran : 80 x 80 x 100 mm Bahan : Plastik Warna : Berwarna, Keping-keping pada alat ini terdiri dari 2 warna
Limas Segi Tiga Ukuran : 80 x 70 x 100 mm
Lampiran II : Pearturan Sekjen
53
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bahan : Plastik Warna : Berwarna, keping-keping pada alat ini terdiri dari 2 warna. . Tabung Ukuran : Ø= 88 mm, T= 100 mm Bahan : Plastik Warna : Berwarna, keping-keping pada alat ini terdiri dari 2 warna
Kerucut Ukuran: Ø= 88 mm, T= 100 mm Bahan : Plastik Warna : Berwarna, keping-keping pada alat ini terdiri dari 2 warna.
Seluruh alat dimasukkan kedalam stereofoam dan diberi sekat untuk masingmasing alat. BANGUN KERANGKA Ukuran : Pipa Ø 0,8 cm x 15 cm dan kaki berbentuk kubus 2 cm x 2 cm dan karet segi delapan elastis lubang 8 Bahan : Plastik ABS (injeck) dan karet Warna : Berwarna Deskripsi : Peragaan rangka bangun terdiri dari Kubus, Balok, Prisma dan Limas Seluruh alat dimasukkan kedalam stereofoam dengan dan diberi sekat untuk masing-masing alat.
1 Set Tempat Penyimpanan: Bahan : Art Karton Full colour Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan alat Bangun Ruang Transparan, Jaringjaring, Bangun kerangka 2
Untuk mempelajari macam-macam bentuk pecahan dan membaca data dalam bentuk
Lampiran II : Pearturan Sekjen
PERMAINAN PECAHAN
1. PECAHAN PERSEGI
1 Set
54
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
diagram Menggunakan pecahan dalam pemecahan Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan Menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan atau kuantitas tertentu
Landasan Ukuran : 300 x 300 mm Bahan : Plastik ABS (Injeck), Spon Warna : Berwarna Deskripsi: Sebagai tempat dudukan rangkaian pecahan persegi.
Isi Ukuran : 100 x 100 mm Bahan : Plastik ABS (Injeck) Warna : Transparan dan warna Doff Deskripsi : 1 set terdiri dari pecahan persegi 1,1/2, 1/3, 1/4, 1/5, 1/6, 1/8, 1/10, 1/12., sejumlah 2 set alat
Untuk mempelajari macam-macam bentuk pecahan dan membaca data dalam bentuk diagram Menggunakan pecahan dalam pemecahan Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan Menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan atau kuantitas tertentu Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram gambar, batang dan lingkaran
2. PECAHAN LINGKARAN Landasan Ukuran : 300 x 300 mm 1 Set Bahan : Plastik ABS (Injeck),MDF, Spon Warna : Berwarna Deskripsi : Sebagai tempat dudukan rangkaian penggunaan pecahan lingkaran.
Isi Ukuran : Ø 90 mm Bahan : Plastik ABS (Injeck) Warna : Berwarna pelangi Deskripsi : 1 set terdiri dari bentuk pecahan lingkaran 1,1/2, 1/3, 1/4, 1/5, 1/6, 1/8, 1/10, 1/12.
3. MODEL STATISTIK
Landasan
Lampiran II : Pearturan Sekjen
55
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Ukuran : 300 x 300 mm
1 Set
Bahan : Plastik ABS (Injeck) Warna : Berwarna Deskripsi : Sebagai tempat dudukan pecahan statistik.
Isi Ukuran : diameter 19 cm Bahan : Plastik PVC Warna : Aneka warna yang menarik Deskripsi : 1 set terdiri dari landasan dan beberapa pecahan lingkaran untuk menampilkan data statistik.
4. BLOK LOGIKA
1 Set
Terdiri dari Ukuran : tidak beraturan Bahan : Plastik ABS (inject) Warna : berwarna Deskripsi : 1 set terdiri dari berbagai bentuk bangun datar. Seluruh alat diatas dimasukkan kedalam stereofoam dan diberi sekat untuk masing-masing alat.
Tempat Penyimpanan : Bahan : Art Karton Full colour Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan alat item Pecahan persegi, Pecahan lingkaran, model statistik dan blok logika
3
Mengenal dan mempelajari tentang berat dan massa benda padat dan cair Menggunakan pengukuran berat dalam pemecahan masalah
Lampiran II : Pearturan Sekjen
MENGHITUNG MASSA
1. TIMBANGAN WADAH
1 Set
Satu set terdiri dari :
56
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Landasan Ukuran : 120 x 75 x 100 mm Bahan : Plastik ABS (injeck) Warna : Biru Deskripsi : Sebagai tempat dudukan dari lengan neraca Lengan Neraca Ukuran : 300 x 115 x 15 mm Bahan : Plastik ABS (injeck) Warna : Berwarna Deskripsi : Sebagai batang penyeimbang. Pada ujung lengan terdapat lekukan oval sebagai tempat gantungan wadah neraca dan dilengkapi dengan raider.
Beban Timbangan Bahan : Plastik ABS (Injek) Deskripsi : Alat ini untuk menunjukkan satuan massa atau berat dengan menggunakan 3 (tiga) perbandingan yang ditunjukkan dengan warna yang berbeda.
Wadah Neraca Ukuran : Ø 75mm, Berskala Bahan : Plastik PS (Injeck) Warna : Transparan
Mengenal dan mempelajari tentang berat dan massa benda padat dan cair Menggunakan pengukuran berat dalam pemecahan masalah
2. TIMBANGAN LENGAN
1 Set
Ukuran : Tiang : 5 cm x 13 cm, Lengan / Raider : 40cm x 1cm x 2cm, Beban : 2cm x 2cm, dengan berat yang sama Bahan : Landasan dan tiang MDF, lengan dan beban plastik Warna : Berwarna Seluruh alat diatas dimasukkan kedalam stereofoam dan diberi sekat untuk masing-
Lampiran II : Pearturan Sekjen
57
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
masing alat.
Tempat Penyimpanan : Bahan : Art Karton Full colour Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan alat item Timbangan wadah dan timbangan lengan
4
Untuk mempelajari dan menentukan titik koordinat, membuat dan mengenalkan bentuk bangun datar Membuat denah letak benda Mengenal koordinat posisi sebuah benda Menentukan posisi titik dalam sistem koordinat Kartesius Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar
MEMBUAT KOORDINAT
Landasan
1 Set
Ukuran : 250 x 250 mm Bahan : Plastik ABS (injeck) Warna : Kuning Deskripsi : Sebagai Alat rangkaian penggunaan papan berpaku, papan koordinat cartesius, papan kotak untuk mengenalkan bangun datar
Isi a. Paku dari bahan plastik ABS (Injeck), sejumlah 100 bh, untuk dirangkaikan pada papan bidang membentuk papan berpaku. Untuk menentukan dalam menggambar bangun datar b. Paku dari bahan plastik ABS (Injeck), sejumlah 50 bh, untuk meletakkan titik koordinat dengan tambahan karet sebagai penghubung serta penyekat yang bisa di geser sebagai tata letak koordinat X, Y Seluruh alat diatas dimasukkan kedalam stereofoam dan diberi sekat untuk masingmasing alat.
Tempat Penyimpanan : Bahan : Art Karton Full colour Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan
Lampiran II : Pearturan Sekjen
58
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
5
- Untuk mempelajari menghitung ketepatan waktu dan mengetahui jarak - Menggunakan peralatan pendidikan dalam pemecahan masalah - Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan kecepatan - Melakukan operasi hitung satuan waktu - Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan
MENGHITUNG WAKTU DAN JARAK
1. MODEL JAM
1 Set
Ukuran : Ø 300 mm Bahan : Plastik ABS (Injeck) Warna : Kuning, Merah, Biru, Putih Deskripsi : Terdiri dari papan peraga jam serta jarum penunjuk yang dapat digerakkan dengan roda gigi dan dilengkapi dengan peragaan jam digital dari plastik dengan jumlah 29 keping
2. STOP WATCH Bahan : plastik Warna : berwarna
1 buah
Deskripsi : untuk mengukur banyaknya waktu yang digunakan terdapat tombol untuk memulai dan menghentikan hitungan waktu.
Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan kecepatan
3. METERAN GULUNG
1 buah
Ukuran : 150 cm Bahan : Plastik Warna : Berwarna Seluruh alat diatas dimasukkan kedalam stereofoam dan diberi sekat untuk masingmasing alat.
Tempat Penyimpanan : Bahan : Art Karton Full colour Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan Model Jam, Stop watch, dan meteran gulung
6
Panduan bagi guru dalam menggunakan dan memanfaatkan alat peraga
BUKU PETUNJUK
Bahan : Cover :Art Paper 310 grm
5 Eksemplar
Bahan Isi : HVS 70 Gram Ukuran : 14 x 20 cm Warna : Full Colour, UV Deskripsi : Terdiri dari 5 macam Buku
Lampiran II : Pearturan Sekjen
59
No
Fungsi Alat
Nama Alat
Standar / Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Buku Petunjuk Permainan Bangun Ruang 2. Buku Petunjuk Permainan Pecahan 3. Buku Petunjuk Mempelajari waktu dan jarak 4. Buku Petunjuk Menghitung Massa 5. Buku Petunjuk Membuat Koordinat untuk kelengkapan, buku ini ditempatkan pada masing- masing kotak item alat.
7
Wadah atau tempat untuk menyimpan setiap set alat peraga
TEMPAT PENYIMPANAN
Bahan : Karton Full colour
1 buah
Deskripsi : sebagai tempat penyimpan untuk seluruh item Alat Peraga
Catatan : Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
60
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)/SAINS
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Sebagai dudukan cermin datar agar berdiri tegak
Penumpu Cermin Datar
Ukuran Bahan Warna Diskripsi
: : : :
2
Sebagai penjepit selang, pipa plastik, booser/ speaker
Penjepit Selang
Ukuran Bahan Warna Diskripsi
: : : :
3
Model untuk mengubah energi listrik ke energi gerak dan media perubahan energi Listrik menjadi cahaya
Dinamo-motor
Ukuran
:
Bola Lampu
Ukuran Bahan Bahan Diskripsi
4 5
2 Buah
: : : :
3.8 Volt (ModeL E-10) gelas, kuningan Katun, panjang sekitar 1 meter Tali warna putih, dililitkan pada Roda Plastik
2 Buah
Ukuran Bahan Ukuran
: : :
+ 1~ 2 cm, sistem Ø 0,5 cm Stenlis Steel + 7 ~ 10 cm, pada kedua ujung di beri logam/solder
20 Buah
Ukuran
:
+ 17 ~ 20 cm, pada kedua ujung di beri logam/solder
7 Buah
Bahan Diskripsi
: :
1 Buah
Tali pada Roda
7
Sebagai penghantar arus listrik
8
Sebagai penghantar arus listrik
9
Memahami hubungan antar gaya, gerak dan energi serta fungsinya
Kabel Penghubung Pendek Kabel Penghubung Panjang Katrol Ø 7 Cm
10
Menjelaskan fungsi pesawat sederhana
Katrol Ø 3,5 Cm
Bahan Diskripsi
: :
11
Pemegang katrol pada saat percobaan
Dudukan Poros
Ukuran Bahan Warna Diskripsi
: : : :
12
Penghubung antara baterai dan alat listrik lainnya Penghubung antara baterai dan alat listrik lainnya Menunjukkan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Jepit Buaya Merah
Diskripsi Ukuran
: :
Plastik ABS Pada badan katrol terdapat celah untuk meletakkan tali, dan terdapat lubang ± Ø 0,7 mm, petunjuk arah dan pin pemutar Katrol. Plastik Injek Pada badan katrol terdapat celah untuk meletakkan tali, dan terdapat lubang ± Ø 0,7 mm, petunjuk arah dan pin pemutar Katrol. + 1 ~ 1,5 cm x 4 ~ 6 cm Plastik Injek Berwarna Poros terletak pada bagian tengah dudukan, dilengkapi ring pengunci terdapat dua pin sistem Ø 0,5 cm dapat diletakkan pada papan serbaguna Terpasang pada kabel listrik + Panjang : 25 ~ 35 cm
Jepit Buaya Hitam
Diskripsi Ukuran
: :
Terpasang pada kabel listrik + Panjang : 25 ~ 35 cm
Katrol Ganda
Ukuran
:
Bahan Warna
: :
Diskripsi
:
+ Bingkai 1,5 ~ 2 cm x 3,5 ~ 4 cm, Katrol sekitar Ø 2 cm Plastik Injek PP, ABS Bingkai dengan katrol berbeda warna (Kontras) Bingkai katrol plastik, 2 buah katrol dapat berputar bebas/lancar, pada bagian atas bawah terdapat pengait dari logam
13
14
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Spiral Pin
(5)
+ Ø 1,5 ~ 3 Cm Plastik Injek Berwarna Terdapat celah untuk meletakkan cermin lentur, terdapat pin sistem Ø 0,5 mm untuk ditempatkan pada landasan serbaguna + 1 ~ 2 cm x 2,5 ~ 3 cm Plastik Injek Berwarna terdapat 2 pin sistem Ø 0,5 cm dapat diletakakan pada papan serbaguna 5,9 Volt (standar) penggunaan umum
Sebagai roda bergandar untuk menunjukan perubahan energy gerak ke bentuk energi lainnya Sebagai soket
6
Jumlah
4 Buah
1 Buah
1 Roll
7 Buah
1 Buah
2 Buah
1 set
1 set
1 Buah
61
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
(1)
(2)
(3)
(4)
15
Menunjukkan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Katrol Tunggal
Ukuran
:
Bahan Warna
: :
Diskripsi
:
Jumlah (5)
Minimal Bingkai 1,5 ~ 2 cm x 3,5 ~ 4 cm, Katrol sekitar Ø 2 cm Plastik Injek PP, ABS Bingkai dengan katrol berbeda warna (Kontras) Bingkai katrol plastik, katrol dapat berputar bebas/lancar, pada bagian atas bawah terdapat pengait dari logam
1 Buah
+ 7 cm x 7,5 cm Plastik Injek Pada bagian bawah ada simbol kutub baterai secara permanen Untuk meletakkan 4 (empat) buah Baterai AA, 1,5 Volt + Ø 5 cm Panjang 15 ~ 20 cm Plastik Berwarna
1 Buah
1 Buah
16
Tempat dudukan baterai Dudukan baterai dapat terhubung melalui kabel dengan alat lainnya
Tempat Baterai
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
17
Mengidentifikasi sifat tekanan udara
Pipa Plastik
Ukuran Bahan Warna
: : :
18
Berfungsi sebagai dudukan tabung Kapsul Memperaktekkan fungsi saklar sebagai pemutus dan penyambung arus listrik
Cincin kaki tiga
Ukuran Bahan Ukuran Bahan Diskripsi
: : : : :
Sebagai pengukuran Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik Pemegang alat/komponen alat pada saat percobaan : penjepit dinamo-meter, Cermin cekung besar.
Meter Listrik
Ukuran Bahan Warna Diskripsi Ukuran Bahan
: : : : : :
Panjang 15 ~ 18 cm x Ø 0,7 cm Logam + 1 ~ 2 cm x 3 ~ 5 cm landasan Plastik PP, plat dari logam saklar tekan on/off terpasang pada landasan plastik, terdapat dua pin sistem Ø 0,5 cm Plat I dikuatkan dengan baut, plat II menempel, pada alas sejajar dengan plat I dikuatkan dengan baut. + 8 ~ 9 cm x 9 ~ 10 cm Plastik Injek Berwarna Terdapat 4 buah soket spiral pin + 6 ~ 7 cm x 7 ~ 9 cm Plastik Injek
22
Sebagai penjepit Penumpu bentuk A pada saat percobaan menggunakan dinamometer
Jepit Penumpu
Ukuran Bahan
: :
+ 1 ~ 1,5 cm x 2,5 ~ 3 cm Plastik Injek
2 Buah
23
Tempat meletakkan lilin
Dudukan Lilin
Menangkap bayangan atau berkas cahaya yang dihasilkan membuktikan sifat cahaya merambat lurus Tempat meletakkan layar
Layar
: : : : : :
+ 4 cm x 4 cm MDF / Plastik Terdapat lubang/dudukan lilin + 11 cm x 9 cm Plastik Injek Bening Translusen
1 Buah
24
Ukuran Bahan Diskripsi Ukuran Bahan Warna
Ukuran Bahan Warna Diskripsi Layar Ukuran Bahan
:+ 4 cm x 4 cm : MDF/Plastik :Natural : Terdapat dudukan untuk meletakkan
1 Buah
: + 1 ~ 2 cm x 3 ~ 5 cm : Alas Plastik Injek, Plat I dan Plat IIdari Logam Diskripsi : dudukan lampu terpasang pada landasan plastik, terdapat dua pin sistem Ø 0,5 cmPlat I dikuatkan dengan baut, plat II menempel, pada alas sejajar dengan plat I dikuatkan dengan baut. Ukuran : 0,5 ~ 1,5 cm x 5 ~ 6 cm Bahan : Plastik Injek Diskripsi : Terdapat celah untuk menegakan papan serbaguna
2 Buah
Ukuran Bahan Warna Ukuran Ukuran
1 Buah
19
20
21
25
Saklar Tekan on/off
Penumpu bentuk A
Dudukan Layar
26
Menunjukkan perubahan energi listrik menjadi energi Cahaya, dll
Dudukan Lampu
27
Berfungsi sebagai penumpu pada papan serbaguna ketika di gunakan pada saat peragaan
Penumpu Papan Serbaguna
28
Menyelidiki sifat cahaya
Filter warna merah
29
Menyelidiki sifat cahaya
Filter warna hijau
Lampiran II : Pearturan Sekjen
: : : : :
4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cm Plastik Transparan Bening Merah, terdapat tangkai 4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cm Plastik Transparan Bening
1 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Set
1 Buah
4 Buah
1 Buah
62
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Warna
:
Hijau, terdapat tangkai
: : : : : : : :
4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cm Plastik Transparan Bening Biru, terdapat tangkai 4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cm Plastik Transparan Bening Kuning, terdapat tangkai + 7,5 cm x 15 cm Plastik Lentur/elastis
1 Buah
30
Menyelidiki sifat cahaya
Filter warna biru
31
Menyelidiki sifat cahaya
Filter warna kuning
32
Untuk menjelaskan proses pencerminan/ pemantulan Mengidentifikasi sifat-sifat Bayangan Mengidentifikasi tenaga yang dihasilkan Alat bantu pemegang tabung reaksi yang terdapat dilingkungan dan sifat-sifatnya
Lempeng Cermin Datar
Ukuran Ukuran Warna Ukuran Ukuran Warna Ukuran Bahan
Tabung Reaksi
Bahan
:
Kaca Borosilikat
1 Buah
Penjepit Tabung
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
1 Buah
Mendiskripsikan energi bunyi Menyelidiki Luas Penampang Memfokuskan cahaya
Siring Besar
Ukuran
:
+ 5 cm x 12 cm Stenlis Steel Dapat menjepit tabung Reaksi, di dudukan pada Cermin Cekung Besar 50 cc, berskala
1 Buah
Siring Kecil
Bahan
:
10 cc, berskala
2 Buah
Kaca Pembesar Pipa Almunium
: : : :
pembesaran 3 x Plastik Bening/kaca + 14 cm, Ø 8 mm Salah satu ujung di beri lubang untuk digantungkan tali
1 Buah
Menyelidiki pengaruh panjang pendek kolom udara pada tinggi-rendah bunyi
Ukuran Bahan Ukuran Diskripsi
33 34
35 36 37 38
1 Buah
1 Buah
2 Buah
39
Pipa Aluminium
Ukuran Diskripsi
: :
+ 12 cm, Ø 8 mm Salah satu ujung di beri lubang untuk digantungkan tali
1 Buah
40
Pipa Aluminium
Ukuran Diskripsi
: :
1 Buah
41
Sebagai papan yang berfungsi ganda dengan jarak lubang kompatibel dengan penjepit selang, Saklar tekan on/off, dll
Papan Serbaguna
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
42
Menyelidiki sifat-sifat cahaya
Lembar Plastik Warna
43
Mengidentifikasi sifat pemantulan bunyi Mengidentifikasi sifat gas, pemuaian gas
Lembar Karet
Ukuran Warna Bahan Ukuran Bahan Bahan
: : : : : :
Cermin Cekung Besar
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
Prisma Siku-siku
Bahan
:
+ 7 cm, Ø 8 mm Salah satu ujung di beri lubang untuk digantungkan tali + 20,5 cm x 29,5 cm x 1 cm Plastik Injek Pada landasan terdapat lubang dengan sistem Ø 0,5 cm, sebanyak 330 Jarak antar lubang kompatibel dengan Penjepit selang, Saklar tekan, dudukan katrol, dll + 7 cm x 1,5 cm Warna Plastik + 8 x 8 cm Karet Kualitas baik, standar penggunaan umum + Ø 15 cm Plastik Injek di krum Berbentuk parabola terdapat pegangan pada kanan dan kiri Plastik/Kaca
Thermometer
Skala Ukuran
: :
0o – 110oC + 30 cm, terpasang tali
1 Buah
Lilin/plastisin Tabung Kapsul
Bahan Ukuran Bahan Ukuran Warna Bahan Diskripsi
: : : : : : :
Lilin Lembek + Ø 6,3 cm T : 16 cm Plastik Transparan + 10 cm, Ø 3 cm Hitam Plastik PP dipasangkan pada senter (sebagai penutup senter)
1 Buah 1 Buah
Tabung Kaleidoskop Tabung Penyambung Kaleidoskop
Ukuran Bahan Ukuran Bahan
: : : :
+ 12,5 cm, Ø 4,5 cm Plastik + Ø 4,5 cm x 7 cm Plastik Bening Transparan
1 Buah
Tabung Obyek Kaleidoskop
Ukuran Bahan
: :
+ Ø 4 cm x 2,5 cm Plastik Bening Transparan
1 Buah
44 45
46 47 48 49 50
51 52
53
Mengidentifikasi sifat-sifat Cahaya Alat Pengukur suhu pada percobaan tertentu Mengidentifikasi sifat pemantulan bunyi Mengidentifikasi sifat cahaya merambat lurus
- Mendiskripsikan sifatsifat cahaya - Membuat suatu karya/model dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Balon
Tutup Senter 1 celah
1 Buah
1 Buah
1 Buah 1 Buah 1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
63
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah (5)
54
Penutup Tabung Kaleidoskop
Ukuran Bahan
: :
+ Ø 4,2 cm x 1 cm Plastik Bening Transparan
1 Buah
55
Cermin Kaleidoskop
Ukuran Diskripsi
: :
3 Buah
56
Lembar Lingkaran
Ukuran Bahan
: :
+ 3 cm x 12,5 cm di pasangkan pada tabung kaleidoskop + Ø 3,7 cm Plastik Solid warna Hitam berlubang
57
Lembar Lingkaran
Ukuran Bahan
: :
+ Ø 3,7 cm Plastik Bening warna kuning
1 Buah
58
Lembar Lingkaran Manik-manik
: : : :
+ Ø 3,7 cm Plastik Bening warna Merah Bermacam Plastik
1 Buah
59
Ukuran Bahan Ukuran Bahan
60
Mangkok Neraca
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
1 Buah
Tuas/Neraca dengan penyeimbang
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
62
Jepit Tuas/Dudukan Neraca
Ukuran Bahan
: :
+ Ø 9,5 cm Plastik Injek Terdapat 3 lubang untuk gantungan mangkok neraca dan 4 lubang untuk tali penggantung + 40 cm Plastik Injek pada posisi tengah terdapat lubang untuk jepit Tuas/Dudukan Neraca + Ø 8 mm x 2 cm Plastik Injek
63
Penggantung Mangkok Neraca
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
1 Buah
64
Bak Plastik
Ukuran Bahan Ukuran Bahan Diskripsi
: : : : :
+ 17 cm Plastik Injek PP Ditiap ujung terdapat pengait yang kompatibel dengan mangkok neraca + 17 cm x 11 cm x 9 cm Plastik Transparan + Ø 5 cm Plastik Injek terdapat tangkai untuk memutar secara manual + Ø 3 cm Plastik Injek terdapat tangkai untuk memutar secara manual + Ø 5 cm Plastik Injek terdapat tangkai untuk memutar secara manual Plastik Injek, ± Ø 3 cm terdapat tangkai untuk memutar secara manual + Ø 7,5 cm karton di Vernis penyambung Plastik ± Ø 1,5 cm terdapar pin, untuk dipasangkan ke dynamo
1 Buah
+ Ø 7,5 cm karton di Vernis penyambung Plastik ± Ø 1,5 cm terdapar pin, untuk dipasangkan ke dynamo 15 ~ 18 cm Tangkai Logam berujung bandul dengan pemegang kayu ± 9.5 cm Plastik Injek Berwarna ± Ø 0,4 mm, x ±12 cm Kayu
1 Buah
± Ø 0,4 mm, x ± 8 cm Kayu ± 3 cm x 12 cm Plastik Injek/Karton Papan dengan Skala terdapat dua pin sistem Ø 0,5 cm
1 Buah
61
65
Menjelaskan pesawat sederhana dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Perpaduan beberapa warna menjadi warna baru
Cakram 2 Warna Ø 5 cm
66
Cakram 2 Warna Ø 3 cm
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
67
Cakram 6 Warna Ø 5 cm
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
68
Cakram 6 Warna Ø 3 cm
Ukuran Diskripsi
: :
69
Cakram 2 Warna (Elektrik)
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
70
Cakram 6 Warna (Elektrik)
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
71
Pemukul
Ukuran Bahan
: :
Menjelaskan berbagai energi dan penggunaannya. Menyelidiki bayangan yang dibentuk cermin datar
Baling-baling
Ukuran Bahan: Warna Ukuran Bahan
: : : : :
74
Sebagai objek
75
Menjelaskan daya hubungan dengan tekanan air
Batang Bayangbayang II Papan Skala
Ukuran Bahan Ukuran Bahan Diskripsi
: : : : :
72
73
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Batang Bayangbayang I
1 Buah
1 set
1 Buah
1 Buah
1 Buah 1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
64
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
untuk diletakkan pada papan serbaguna
76
77
- Mendeskripsikan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta difat-sifatnya. - Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya Menjelaskan gaya hubungannya dengan tekanan air
Garputala
Ukuran Bahan
: :
10 ~ 11 cm, Ø 2 ~ 3,5 mm Logam di krom
1 Buah
Corong Plastik
Ukuran
:
2 Buah
Bahan Warna Diskripsi
: : :
Ø atas 4 ~ 5 cm x T 5 ~ 6 cm, Ø bawah 5 ~ 55 mm Plastik Injek Berwarna Mulut Corong berbentuk Kerucut, Tinggi leher 2 ~ 2,5 cm
Ukuran Bahan Ukuran Diskripsi
: : : :
: : : : : : : :
78
Selang Plastik
79
Booser/Speaker
80
Penggaris
83
Resistor/ Hambatan Tetap
Ukuran Bahan Bahan Ukuran Bahan Diskripsi Ukuran Bahan
84
Resistor/ Hambatan Tetap
Ukuran Bahan
: :
81 82
Penggerak Katrol
Busur Derajat Tali /karet
85
Media
Lempeng Kuningan
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
86
Media
Lempeng Tembaga
Ukuran Bahan Bahan
: : :
87
Media
Lempeng Seng
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
88
Media
Lempeng Plastik
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
89
Media
Lempeng aluminium
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
90
Media
Lempeng kayu
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
91
Media
Lempeng Karet
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
Lampiran II : Pearturan Sekjen
± Ø 0,5 cm, x 1 meter Plastik PE Lunak ± Ø 2 cm Speaker terpasang pada landasan plastik ukuran ± 4 cm x 5 cm Panjang 30 cm Plastik Plastik ± Ø 7,5 cm Karet/Plastik Sebagai Penggerak roda 100 Ώ terpasang pada landasan Plastik dengan dua pin sistem Ø 0,5 cm Plat I, Plat II dikuatkan dengan system baut, pada alas sejajar 200 Ώ terpasang pada landasan Plastik dengan dua pin sistem Ø 0,5 cm Plat I, Plat II dikuatkan dengan system baut, pada alas sejajar ± 0,8 cm x 6 cm Plat Kuningan Salah satu ujung terdapat 2 lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm ± 0,8 cm x 6 cm Plat Tembaga Salah satu ujung terdapat 2 lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm ± 0,8 cm x 6 cm Plat Seng Salah satu ujung terdapat 2 lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm ± 0,8 cm x 6 cm Plat Plastik Salah satu ujung terdapat 2 lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm ± 0,8 cm x 6 cm Plat Aluminium Salah satu ujung terdapat 2 lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm ± 0,8 cm x 6 cm Plat Kayu Salah satu ujung terdapat 2 lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm ± 0,8 cm x 6 cm Karet Salah satu ujung terdapat 2 lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm
1 gulung 1 Buah
1 Buah 1 Buah 1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
65
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
92
Media
Lempeng Karton
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
93
Menentukan besarnya tekanan terhadap benda.
Neraca Pegas
Ukuran
:
Periskop
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
± 6 cm x 6 cm Panjang 40 cm Plastik PP, Berwarna 2 bh kotak periskop, Terdapat celah pengintai, dudukan cermin
2 Buah
Cermin Periskop
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
± 8 cm x 7 cm Kaca Cermin Plastik, Standar penggunaan umum ± Ø 8 mm x 1,5 ~ 2,5 mm Kuningan terdapat pengait logam atas bawah Karet gelang ± 3 cm x 12 cm Kawat Sebagai pengait Cermin Lentur Standar ± 8,5 x 8,5 cm Plastik Transparan Bening ± 500 cm, Ø 0,3 mm ~ 0,5 mm Kawat berisolasi tergulung pada klosan Plastik
2 Buah
94
95
Sebagai Pembiasan
96
Stop watch Digital
97
Sebagai Pemberat
Beban pemberat (Bandul)
Ukuran Bahan Diskripsi
: : :
98 99
Sebagai Pengikat
Karet Pengait Cermin
Ukuran Ukuran Bahan Diskripsi Ukuran Ukuran Bahan Ukuran Diskripsi
: : : : : : : : :
100 101
± 0,8 cm x 6 cm Karton Salah satu ujung terdapat 2 lubang dan ujung lainnya 1 lubang Ø 2 mm 1,5 N
Jumlah
102
Lilin sumbu Kotak Peralatan Kecil Kawat Tembaga
103 104 105 106 107
Lampu Senter Baterai Klip Kertas Sterofoam Magnet batang
Ukuran Ukuran Bahan Ukuran Ukuran Bahan Diskripsi
: : : : : : :
108
Milar Mika 347
Diskripsi
:
109
Choke koil
Diskripsi
:
110
Transistor STN 3904
Diskripsi
:
111
Plat bentuk L
112
Plat bulat
113
Katrol Ø 2 cm
113
Lampu LED
Ukuran Bahan Ukuran Bahan Ukuran Bahan Bahan Diskripsi
: : : : : : : :
Gelas Ukur 100 ml Kotak Persegi Panjang Double Tip Serbuk /Pasir Besi
Bahan Ukuran Bahan Standar Umum Ukuran Diskripsi
: : : : :
± Ø 3 cm x 5 cm Serbuk berada dalam wadah plastik transparan
119
Amplas
120
Kompas
Ukuran Bahan Ukuran Bahan Bahan Diskripsi
: : : : : :
Bahan Ukuran
: :
± 8 cm x 8 cm Standar Umum ± Ø 2 cm Standar Umum Logam/Nylon Salah satu ujung di pasang pengait Plastik ± Ø 2 cm
115 116 117 118
121
Penyimpanan Peralatan Kecil
Mendiskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui, percobaan gaya magnet.
Pengukur
Mendiskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui gaya magnet
Sumber Bunyi
122
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Snar Gitar
Ring Plastik
Memuat 2 buah baterai AA. 1,5 V AA, 1,5 Volt Logam ± 4 cm x 4 cm Standar Logam Bermagnet, Terdiri dari dua kutub magnet (Kutub Utara, Kutub Selatan) terpasang pada landasan Plastik dengan dua pin sistem Ø 0,5 cm Plat I, Plat II dikuatkan dengan system baut, pada alas sejajar terpasang pada landasan Plastik dengan dua pin sistem Ø 0,5 cm Plat I, II, III dikuatkan dengan system baut, pada alas sejajar terpasang pada landasan Plastik dengan dua pin sistem Ø 0,5 cm Plat I, II, III dikuatkan dengan system baut, pada alas sejajar ± 1 cm x 5 cm Logam ± Ø 3 cm Logam ± Ø 2 cm Plastik Injek Plastik terpasang pada landasan Plastik dengan dua pin sistem Ø 0,5 cm Plat I, Plat II dikuatkan dengan system baut, pada alas sejajar Plastik Bening ± 6 x 3 x 3 cm, tebal 1,2 mm Plastik Bening
1 Buah
1 Buah
1 Buah 4 Buah
3 Buah 1 Buah
1 Buah 4 Buah 1 Roll
1 Buah 4 Buah 5 Buah 1 Buah 1 Pasang
1 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
1 Buah 1 Buah 1 Buah 25 gram
1 Lembur 1 Buah 1 Buah
1 Buah
66
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
(1)
(2)
(3)
(4)
123
Kertas Saring
124
Penyelam dan pelampung
125 126
127
128 129
Ukuran Bahan Ukuran Bahan Diskripsi
: : : : :
Ring Poros Bulat Karton Bercelah
Bahan Bahan Ukuran Warna Diskripsi
: : : : :
Kawat Melingkar
Ukuran Bahan Diskipsi Ukuran Bahan Ukuran Diskripsi
: : : : : : :
Dudukan Wadah
Bahan Bahan Diskripsi
: : :
Bola Sterofoam Mempraktekkan pola penggunaan dan perpindahan energi cahaya ke energi listrik.
130
Solar Sel
Standar Standar ± 1 cm x 4 cm Plastik Injek Penyelam dengan pelampung yang dapat di lepas Plastik Injek Plastik Lentur ± 20 x 7 cm, tinggi celah 5 cm Hitam Dapat dikaitkan untuk membentuk lingkaran ± Ø 1,5 cm Tembaga 20 x lilitan ± Ø 1,5 cm Setrofoam ± 6,5 cm x 6,5 cm Terpasang pada landasan Plastik ABS Plastik PVC (Vacum Forming) Berwarna Memiliki lekukan-lekukan (coakan) 60 ~ 61 cm x 25 ~ 27 cm Impraboard Plastik Terdapat kancing pengunci
131
Tempat untuk meletakkan alat
Kotak Alat
Ukuran Bahan Diskipsi
: : :
132
Panduan perakitan alat
Buku Manual
Ukuran Bahan
: :
Cetak
:
Transdeser
Bahan
:
Buku Panduan Pembelajaran IPA
Buku : Ukuran : A4/A5/B5 Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 gr Bahan Isi : Minimal HVS 70 gr Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding Cetak Isi : Minimal 1 (satu) warna Cetak Cover : Full Color
133 134
Untuk menghasilkan nada irama/bunyi Panduan pembelajaran pemanfaatan Kit yang menunjang pendalaman materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) / Sains
A5/B5/A4 Isi : minimal HVS 70 gr Cover : minimal Art Carton 210 gr Isi : minimal 1 (satu) warna Cover : full color di vernis Plat speaker, plastik
Jumlah (5)
1 Buah 1 set
1 Buah 1 Buah
1 Buah
1 Buah 1 Buah
1 Set
1 Buah
1 Eksp
1 eks
Catatan : Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
67
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN SIMULASI FASE BULAN
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Teknis
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Mendemonstrasikan kedudukan fase-fase bulan
Peralatan pendidikan Simulasi Fase Bulan
Bahan
: Plastik
Ukuran
: Diameter minimal 17 cm
3 Buah
Tinggi minimal 5 cm
Dilengkapi lampu dengan 2 (dua) buah baterai dan tombol On-Off. Terdapat 8 lubang untuk mengamati fase bulan dimulai dari bulan baru, bulan sabit muda, bulan seperempat awal, bulan tiga perempat pertama, bulan penuh (purnama), bulan tiga perempat kedua, bulan seperempat akhir, sampai dengan bulan sabit tua
2.
Menunjukkan fase-fase penampakkan bulan
Poster Fase Penampakan Bulan
Bahan
:
Ukuran :
Ivory / Art Carton minimal 250 gram separasi 4 (empat) warna/full color, vernish.
1 Buah
Minimal 60 x 90 cm
Berisi informasi tentang posisi bumi, bulan beserta cahaya matahari dan tahapantahapan penampakan bulan.
3.
Menunjukkan kedudukan mataharibumi-bulan saat terjadi gerhana matahari
Poster Gerhana Matahari
Bahan
:
Ukuran :
Ivory / Art Carton minimal 250 gram separasi 4 (empat) warna/full color, vernish.
1 Buah
Minimal 60 x 90 cm
Berisi tentang Posisi Gerhana Matahari dan keterangannya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
68
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Teknis
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
4.
Menujukkan kedudukan matahari-bumi-bulan saat terjadi gerhana bulan
Poster Gerhana Bulan
Bahan
:
Ukuran :
Ivory / Art Carton minimal 250 gram separasi 4 (empat) warna/full color, vernish.
1 Buah
Minimal 60 x 90 cm
Berisi tentang Posisi Gerhana Bulan dan keterangannya.
Dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan 5
Panduan pembelajaran pemanfaatan Kit yang menunjang pendalaman materi Simulasi Fase-fase Bulan
Buku Panduan Pembelajaran IPA
Buku :
1 eks
Ukuran : A4/A5/B5 Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 gr Bahan Isi : Minimal HVS 70 gr Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding Cetak Isi : Minimal 1 (satu) warna Cetak Cover : Full Color
Catatan : Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkab dalam wadah atau terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
69
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS KIT IPS, GEJALA ALAM DAN BENTANG ALAM
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
MEMAHAMI KIT GEJALA ALAM Kit tentang Gejala Alam Berfungsi:
1
1. Memudahkan siswa mengenali gejala-gejala alam gunung berapi 2. Memudahkan siswa mengenai proses terjadinya aktivitas alam 3. Memotivasi siswa untuk lebih memahami ciri-ciri terjadinya aktivitas alam 4. Memperkenalkan kepada siswa daerah-daerah rawan tsunami 5. Memperkenalkan kepada siswa daerah-daerah rawan gempa 1. Membantu siswa agar dapat MODEL GUNUNG Gunung Berapi mengenali legenda-legenda BERAPI yang terdapat pada gunung Ukuran : 19 X 19 X 6 cm berapi 2. Siswa dapat menjelaskan Bahan : Plastik Inject proses aktivitas gunung berapi 3. Siswa dapat mendeskripsikan Warna : Full colour dengan peristiwa gempa bumi pewarnaan menggunakan teknik 4. Siswa dapat mendeskripsikan paint brush jenis-jenis gempa bumi 5. Siswa dapat mengetahui dan Pada ke-empat sisi model terdapat memahami peristiwa sebelum susunan lapisan tanah dan pada terjadinya gunung meletus belahan gunung berapi terdapat lapisan gunung berapi.
1
Salah satu model dapat digerakkan untuk melihat penampang melintang gunung berapi.
Alas: Ukuran : Disesuaikan dengan luasnya gunung berapi Bahan : MDF Warna : Natural/kontras dengan model,
Bahan Percobaan : Asam cuka encer 100 ml,Natrium Bicarbonat 25 gram, Bubuk Warna Hitam 25 gram, Pewarna Merah, 30 ml disertai dengan sendok
Tempat penyimpanan Botol plastic
Lampiran II : Pearturan Sekjen
70
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2
1. Siswa dapat mendeskripsikan macam - macam patahan 2. Siswa dapat mendemonstrasikan proses proses patahan 3. Siswa dapat menyebutkan patahan yang ada di Indonesia dan Dunia
MODEL PATAHAN
PATAHAN
1
Terdiri dari 3 model patahan bumi.
Masing-masing model terdapat gambar 3 susunan lapisan batuan dan aliran sungai dan masing-masing model patahan dapat diletakkan pada penopang patahan
Ukuran keseluruhan: 49 x 10 x 17,5 cm Bahan
: Plastik
Warna
: Full colour, dan menarik
PENOPANG PATAHAN Ukuran : 8 x 6 x 1,5 cm Bahan : Busa Padat Warna : Berwarna
3
4
1. Siswa dapat mendeskripsikan macam - macam pelipatan 2. Siswa dapat mendemonstrasikan proses - proses pelipatan
MODEL LIPATAN
1. Siswa dapat menyebutkan pulau-pulau di Indonesia yang di lalui circum mediterania dan bersifat vulkanis 2. Siswa dapat menunjukkan gunung berapi yang ada di Indonesia
POSTER PETA SEBARAN GUNUNG BERAPI DI INDONESIA
Ukuran : 49 x 7 x 5 cm
1
Bahan : Foam
Ukuran : 60 x 92 cm
1
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish UV Warna : Berwarna, Poster dilengkapi dengan bingkai
5
1. Siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk gunung berapi 2. Siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk/jenis letusan gunung berapi
POSTER GUNUNG API
Ukuran : 86 x 60 cm
1
Bahan : Art Carton, 230 gram, Vernish UV Warna : Berwarna, jelas dan menarik poster dilengkapi dengan bingkai
Lampiran II : Pearturan Sekjen
71
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
6
1. Siswa dapat menyebutkan pulau - pulau di Indonesia yang dilalui circum mediterania dan bersifat vulkanis 2. Siswa dapat menyebutkan daerah rawan gempa bumi di Indonesia
POSTER PETA SEBARAN DAERAH GEMPA BUMI DI INDONESIA
Ukuran : 60 x 90 cm
1
1. Siswa dapat menyebutkan pulau - pulau di Indonesia yang dilalui circum mediterania dan bersifat vulkanis 2. Siswa dapat menyebutkan daerah rawan tsunami di Indonesia
POSTER PETA SEBARAN RAWAN TSUNAMI DI INDONESIA
Model pembelajaran yang memanfaatkan penggunaan peralatan pendidikan pada pembelajaran di kelas
MODUL PEMBELAJARAN
7
8
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish UV Warna : Berwarna, jelas dan menarik poster dilengkapi dengan bingkai Ukuran : 60 x 92 cm
1
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish UV Warna : Berwarna, jelas dan menarik poster dilengkapi dengan bingkai Ukuran : A4/B5/A5
1
Bahan isi : HVS 70 gr Bahan Cover : AC 210 gr Warna Isi : Berwarna Warna Cover : Full colour, vernish
9
Panduan bagi siswa dalam memanfaatkan penggunaan peralatan pendidikan pada pembelajaran di kelas
LEMBAR KERJA SISWA
Ukuran : 29.5 x 21 cm
1
Bahan isi : HVS 70 gr Bahan Cover : art carton 210 gr Warna Isi : Berwarna Warna Cover : Full colour, vernish
10
Wadah tempat menyimpan alat
TEMPAT PENYIMPANAN
Bahan : Plastik Corrugated
1
Warna : Berwarna Ukuran : 61 x 29 x 20 cm
KIT TENTANG BENTANG ALAM Kit ini Berfungsi : a. b. c. d.
Memudahkan siswa mengenali nama-nama bentukan bumi Memudahkan siswa mendiskripsikan nama-nama bentukan bumi Memudahkan siswa mengenali nama bentukan manusia Memudahkan siswa mendiskirpsikan bentukan manusia
Lampiran II : Pearturan Sekjen
72
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
11
1. Siswa dapat mengenali dan mendefinisikan nama - nama bentukan alami yang ada di propinsi tempat tinggalnya (dalam bentuk tiga dimensi)
PETA 3 DIMENSI TENTANG BENTANG ALAM
1. Siswa dapat mengenali dan mendefinisikan nama - nama bentukan alami yang ada di propinsi tempat tinggalnya (dalam bentuk model) 2. Siswa dapat mengenali dan mendefinisikan nama - nama bentukan buatan manusia yang ada di propinsi tempat tinggalnya (dalam bentuk model) 3. Siswa dapat mengenali kenampakan alami dan buatan paling sedikit 6 legenda
1
Bahan : Plastik Warna : Berwarna,
2. Siswa dapat mengenali dan mendefinisikan nama - nama bentukan buatan manusia yang ada di propinsi tempat tinggalnya (dalam bentuk tiga dimensi) 3. Siswa dapat mengenali kenampakan alami dan buatan kurang lebih 44 legenda
12
Ukuran : 36 X 38 cm
Tempat Penyimpanan : Dus Corrugated
Menyajikan 44 legenda dalam bentuk 3 dimensi untuk dapat menunjukkan sauatu bentukan (alam/buatan) dan tinggi rendah suatu daratan. Keterangan legenda terdiri dari 2 bahasa. RELIEF DARATAN
MODEL
1
Ukuran :28 X 19 X 6 cm Bahan : Plastik Inject Warna : Full colour dan menarik, pewarnaan menggunakan teknik paint brush Pada kedua sisi model terdapat susunan lapisan tanah
ALAS Ukuran : disesuaikan dengan ukuran model Bahan : MDF Warna : Natural/kontras dengan model,
13
1. Siswa dapat mengenali, mendeskripsikan dan mendefinisikan bentuk - bentuk relief dasar laut 2. Siswa dapat mengenali 5 legenda relief dasar laut
MODEL RELIEF DASAR LAUT
Pada permukaan relief dapat diisi air untuk menggambarkan permukaan air laut.
1
Lapisan pada ke 4 sisinya menggambarkan susunan/lapisan tanah. Ukuran : 29 x 18 x 8 cm Bahan : Raisin/plastik Warna : Berwarna dengan pewarnaan menggunakan teknik paint brush
Lampiran II : Pearturan Sekjen
73
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
14
1. Siswa dapat mengenali proses terjadinya gelombang laut 2. Siswa dapat mengenali faktorfaktor terjadinya gelombang laut
POSTER GELOMBANG LAUT
Ukuran : 95 X 65 cm
1
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish UV Warna : Berwarna, Jelas dan Menarik Poster dilengkapi dengan bingkai
15
1. Siswa mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang kehidupan bawah laut berdasarkan kedalamannya 2. Siswa dapat mengetahui zonazona pada lautan berdasarkan kedalaman
POSTER ZONA KEDALAMAN LAUT
Ukuran : 95 X 65 cm
1
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish UV Warna : Berwarna, Jelas dan Menarik Poster dilengkapi dengan bingkai
16
Siswa dapat mengenali batas laut teritorial, landas kontinen, dan zona ekonomi eksklusif wilayah negara Indonesia serta keuntungannya bagi kita
POSTER BATAS LAUT INDONESIA
Ukuran : 60 X 92 cm
1
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish UV Warna : Berwarna, Jelas dan Menarik Poster dilengkapi dengan bingkai
17
1. Siswa dapat mengenali dan mendefinisikan nama - nama bentukan alami yang ada di propinsi tempat tinggalnya 2. Siswa dapat mengenali dan mendefinisikan nama - nama bentukan buatan manusia yang ada di propinsi tempat tinggalnya 3. Siswa dapat mengenali kenampakan alami dan buatan kurang lebih 40 legenda
POSTER TENTANG BENTANG ALAM
Ukuran : 80 x 65 cm
1
Bahan : Art Carton, 230 gram, Vernish UV Warna : Berwarna, Poster dilengkapi dengan bingkai
4. Poster dapat digunakan oleh guru untuk menerangkan di depan kelas
18
Alat bantu guru untuk menerangkan tentang tampilan irisan kulit bumi di depan kelas
POSTER IRISAN KULIT BUMI
Jumlah : 1 buah
1
Ukuran : 80 x 65 cm Bahan : Art Carton, 230 gram, Vernish UV Warna : Berwarna, Poster dilengkapi dengan bingkai
19
Model pembelajaran yang memanfaatkan penggunaan peralatan pendidikan pada pembelajaran di kelas
Lampiran II : Pearturan Sekjen
MODUL PEMBELAJARAN
Ukuran : A4/B5/A5
1
Bahan isi : HVS 70 gr,
74
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bahan Cover : art carton 210gr Warna Isi : Berwarna , Jelas dan Menarik Warna Cover : Full colour, vernish
20
Panduan bagi siswa dalam memanfaatkan penggunaan peralatan pendidikan pada pembelajaran di kelas
LEMBAR KERJA SISWA
Ukuran : A4/B5/A5
1
Bahan isi : HVS 70 gr Bahan Cover : art carton 210gr Warna Isi : Berwarna , Warna Cover : Full colour, vernish
21
Wadah tempat menyimpan alat
TEMPAT PENYIMPANAN
Bahan : Plastik Corrugated
1
Warna : Berwarna, Ukuran : 40 x 38 x 13 cm
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) 22
1. Menujukkan Negara-negara di wilayah Asia Tenggara 2. Menunjukkan ukuran ukuran (luas dan jarak) wilayah Asia Tenggara dengan skala 3. Menggambarkan bentuk bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di Asia Tenggara 4. Dapat digunakan untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fenomenafenomena geografi di permukaan bumi khususnya Wilayah Asia Tenggara
PETA ASEAN PHYSICAL
Ukuran Bahan :125 cm x 95 cm
1
Ukuran Gambar : 87 x 114 cm Skala Sekitar : 1 : 5.600.000 Jenis bahan
: Plexy 260 gram
Keterangan: Pada peta harus tertera Nama Perusahaan dan tahun pembuatan minimal tahun 2008. Bingkai : Kayu
23
1. Menujukkan posisi atau lokasi AFRIKA di permukaan bumi 2. Memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arah wilayah AFRIKA dengan skala 3. Menggambarkan bentuk bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di Wilayah AFRIKA 4. Dapat digunakan untuk mempelajari hubungan timbale balik antara fenomenafenomena geografi di permukaan bumi khususnya Wilayah AFRIKA
Lampiran II : Pearturan Sekjen
PETA AFRIKA PHYSICAL
Ukuran Bahan : 129 cm x 85 cm
1
Ukuran Gambar : 116 cm x 79 cm Skala
: 1 : 13.300.000
Jenis Bahan
: Plexy 260 gram
Keterangan : Pada peta harus tertera Nama Penerbit, tahun pembuatan minimal tahun 2006
75
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bingkai 24
25
1. Menujukkan posisi atau lokasi wilayah AMERIKA di permukaan bumi 2. Memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arah wilayah AMERIKA dengan skala 3. Menggambarkan bentuk bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di wilayah AMERIKA 4. Dapat digunakan untuk mempelajari hubungan timbale balik antara fenomenafenomena geografi di permukaan bumi khususnya Wilayah Amerika
PETA AMERIKA PHYSICAL
1. Menujukkan posisi atau lokasi ASIA di permukaan bumi 2. Memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arahwilayah ASIA dengan skala 3. Menggambarkan bentuk bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di wilayah ASIA 4. Alat untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena - fenomena geografi di permukaan bumi khususbya Wilayah Asia
PETA ASIA PHYSICAL
Ukuran Bahan : 116 cm x 101 cm
27
Skala
: 1 : 16.000.000
Jenis Bahan
: Plexy 260 gram
Keterangan
: Pada peta harus tertera Nama Perusahaan dan tahun pembuatan paling lama tahun 2006
Bingkai
: Kayu
Ukuran Bahan : 88 cm x 125 cm
1
Ukuran Gambar : 81 x 119 cm Skala
: 1 : 13.300.000
Jenis Bahan : Plexy 260 gram Keterangan
1. Menujukkan posisi atau lokasi Australia dan Selandia Baru di permukaan bumi 2. Memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arah Australia dan Selandia Baru dengan skala 3. Menggambarkan bentuk bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di Australia dan Selandia Baru 4. Alat untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena - fenomena geografi di permukaan bumi khususnya di wilayah Australia dan Selaindia Baru
PETA AUSTRALIA DAN SELANDIA BARU PHYSICAL
1. Menunjukkan posisi atau lokasi Dunia di permukaan bumi 2. Memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arah Dunia di permukaan bumi 3. Menggambarkan bentuk -
PETA DUNIA BESAR PHYSICAL
Lampiran II : Pearturan Sekjen
1
Ukuran Gambar : 106 cm x 96 cm
Bingkai 26
: kayu
: Pada peta harus tertera Nama Perusahaan dan tahun pembuatan paling lama tahun 2006 : Kayu
Ukuran Bahan : 92 cm x 124 cm
1
Ukuran Gambar: 82 x 121 cm Skala : 1 : 5.000.000 Jenis Bahan : Plexy 260 gram Keterangan : Pada peta harus tertera Nama Perusahaan dan tahun pembuatan minimal tahun 2006 Bingkai
: Kayu
Ukuran Bahan : 125 cm x 174 cm
1
Ukuran Gambar : 115 cm x 162 cm
76
No.
Fungsi
Nama Alat
Standar/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di Dunia 4. Alat untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena - fenomena geografi di permukaan bumi
Skala : 1 : 25.000.000 Jenis Bahan
Keterangan : Pada peta harus tertera Nama Perusahaan dan tahun pembuatan minimal tahun 2006 Bingkai
28
1. Menunjukkan posisi atau lokasi Eropa di permukaan bumi 2. Memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arah Eropa dengan skala 3. Menggambarkan bentuk bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di Eropa 4. Alat untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena - fenomena geografi di permukaan bumi
PETA EROPA PHYSICAL
1. Menujukkan posisi atau lokasi Indonesia di permukaan bumi 2. Memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arah Indonesia dengan skala 3. Menggambarkan bentuk bentuk di permukaan bumi seperti negara, gunung, sungai dan bentuk - bentuk lainnya di Indonesia 4. Alat untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena - fenomena geografi di permukaan bumi khususnya wilayah Indonesia
: Kayu
Ukuran Bahan : 101 cm x 131 cm
1
Ukuran Gambar : 95 x 126 cm Skala : 1 : 5.000.000 Jenis bahan : Plexy 260 gram Keterangan : Pada peta harus tertera Nama Perusahaan dan tahun pembuatan minimal tahun 2006 Bingkai
29
: Plexy 260 gram
PETA INDONESIA
: Kayu
Ukuran Bahan : 87 cm x 118 cm Ukuran Gambar : 76 cm x 111 cm
PHYSICAL Skala : 1 : 4.750.000 Jenis Bahan: Art Carton 230 gram Keterangan : Pada peta harus tertera Nama Perusahaan dan tahun pembuatan minimal tahun 2006 Bingkai
: Kayu
Catatan : Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
77
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN KIT ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA)
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Untuk memperagakan sistem peredaran planet bumi mengitari matahari
Model Planetarium
Matahari
Bumi
Bulan
2
Untuk mengenalkan pola rasi bintang
Model Peta Langit
Peta Langit
Bumi
3
4
Untuk mengenali bendabenda langit dalam susunan tata surya
Tempat untuk meletakkan model planetarium.
5
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Model Tata Surya
Landasan
Dilengkapi skala dudukan 4 musim, Model perputaran Bumi mengelilingi Matahari dilakukan dengan cara memutar tangkai dengan sistem gir Ukuran
:
± Ø 140 mm
Bahan
:
Plastik Inject/Cetak
Warna
:
Merah
Ukuran
:
± Ø 60 mm
Bahan
:
Plastik
Diskripsi
:
diselimuti Peta Bumi
Ukuran
:
± Ø 15 mm
Bahan
:
Plastik
Warna
:
Putih Mutiara
1 Buah
1 Buah
1 Buah
Peta Bintang berbentuk bulat/bola dan terdapat globe kecil di dalamnya. Peta Rasi Bintang tergambar pada seluruh permukaan Ukuran
:
± Ø 150 mm
Bahan
:
Plastik
Warna
:
Transparan
Ukuran
:
± Ø 15 mm
Bahan
:
Plastik
Warna
:
Biru
Model surya dan delapan planet, semua planet dapat beredar lancar mengelilingi surya. Ukuran Surya
:
± Ø 9 cm
Bahan
:
Plastik, lengan Plastik
Warna
:
Orange
Ukuran
:
± Ø 200 mm
Bahan
:
Plastik ABS
Warna
:
Hitam
Diskripsi
:
dilengkapi tempat untuk 4 (empat) buah baterai dan terdapat saklar On/Off
Ukuran
:
A4/A5/B5
Bahan Cover
:
Art Karton 210 gr
Buku Petunjuk
1 Buah
1 Buah
1 set
9 Buah
1 Buah
1 Exp
78
No.
Fungsi
Nama Barang
Standar / Spesifikasi Teknis
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
6
7
Tempat untuk meletakkan alat
Dudukan Alat
Sebagai pelindung dudukan alat
Kotak Alat
Panduan pembelajaran pemanfaatan Kit yang menunjang pendalaman materi IPBA 8
Buku Panduan Pembelajaran IPA
Isi
:
HVS 70 gr
Cetak
:
Berwarna
Ukuran
:
Menyesuaikan
Bahan
:
Sterofom berpola
Ukuran
:
Menyesuaikan
Bahan
:
Dus
1 Buah
1 Buah
Buku :
1 eks
Ukuran : A4/A5/B5 Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 gr Bahan Isi : Minimal HVS 70 gr Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding Cetak Isi : Minimal 1 (satu) warna Cetak Cover : Full Color
Catatan : Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
79
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA INTERAKTIF DASAR
No.
Fungsi
Nama Alat
Standard/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Mendukung pengenalan huruf dan kemampuan melafalkan alfabet dengan ucapan yang tepat Mendorong aktifitas siswa untuk mengenal huruf dan bentuk kata secara interaktif. Mendukung kemampuan membaca dengan ucapan kata yang benar Mendukung kemampuan membaca dengan frasa dan ucapan kata yang benar Mendukung kemampuan menyusun kalimat sederhana dengan ucapan yang tepat Mendukung kemampuan membaca kalimat sederhana Mendukung kemampuan memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks deskriptif bergambar sederhana secara tepat
Kotak Peralatan pendidikan adalah tempat menyimpan lembar (badge) keping huruf, gambar, kata, CD/Buku Pengayaan serta CD/Buku Petunjuk Guru.
1 Buah
2
3
Kotak Peralatan pendidikan Siswa
Bahan : minimal plastik Ukuran : minimal 35 x 22 x 15 cm
Lembar Peraga Mengenal Abjad
Ukuran : minimal 45 x 60 cm
1 Buah
Bahan : minimal kain nylex System : Bordir Abjad dibordir dengan system tatami Warna : Berwarna dan menarik Lembar Peraga Mengenal Kata
Ukuran : minimal 35 x 75 cm
1 Buah
Bahan : minimal kain nylex System : Bordir Warna : Berwarna dan menarik 4
Lembar Keping (Badge) Huruf Kecil
Ukuran : minimal 7 x 8 cm
48 Buah
Bahan : minimal kain flanel System : Bordir Warna : Berwarna dan menarik Bisa ditempel ke lembar peraga dengan system lekat 5
Lembar Keping (Badge) Gambar
Ukuran : minimal 7,5 x 8,5 cm
26 Buah
Bahan : minimal kain flanel System : Bordir Warna : Berwarna dan menarik Bisa ditempel ke lembar peraga dengan sistem lekat
Lampiran II : Pearturan Sekjen
80
No.
Fungsi
Nama Alat
Standard/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Lembar Keping (Badge) Kosakata
6
Ukuran : minimal 4,5 x 19,5 cm
26 Buah
Bahan : minimal kain flanel System : Bordir Warna : Berwarna dan menarik Jumlah minimal : 26 pcs Bisa ditempel ke lembar peraga dengan sistem lekat Lembar Keping (Badge) Suku Kata
7
Ukuran : minimal 4,5 x 9 cm
190 Buah
Bahan : minimal kain flanel System : Bordir Warna : Berwarna dan menarik Bisa ditempel ke lembar peraga dengan sistem lekat 8
Papan Klasikal
Ukuran : minimal 75 x 80 cm
1 Buah
Bahan:minimal dari impraboard dilapisi kain perekat dengan bingkai bahan dari plastik. 9
Tiang Penyangga Papan Klasikal
Ukuran : minimal 50 x 100 cm dengan ketinggian bisa disesuaikan.
1 Buah
Bahan : minimal alumunium 10
Panduan bagi guru dalam memanfaatkan alat.
Buku Petunjuk Guru
Ukuran : A4/A5/B5
1 Eksp
Bahan Isi : minimal HVS 70 gr Bahan Cover : minimal Ivory/AC 210 gr Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding Cetak Isi : minimal 1 (satu) warna Cetak Cover : full color 11
Buku sebagai penunjang dalam pemanfaatan alat
Buku Penunjang Pengayaan
Ukuran : A4/A5/B5
5 Eksp
Bahan Isi : minimal HVS 70 gr Bahan Cover : minimal Ivory/AC 210 gr Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding Cetak Isi : minimal 1 (satu) warna Cetak Cover : full color Jumlah Buku : Minimal 5 Jilid
Lampiran II : Pearturan Sekjen
81
No.
Fungsi
Nama Alat
Standard/Spesifikasi Isi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
12
Panduan bagi guru dalam memanfaatkan alat
CD Petunjuk Guru
Ukuran Compact Disc (CD) diameter minimal 12 cm
1 CD
Bahan CD : Polycarbonite Cetak label CD : Full color 13
Panduan bagi guru dalam memanfaatkan alat dan merupakan pengayaan terhadap alat yang ada
CD Petunjuk Pengayaan
Ukuran Compact Disc (CD) diameter minimal 12 cm
3 CD
Bahan CD : Polycarbonite Cetak label CD : Full color
Catatan : Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
82
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS No.
Fungsi
Nama Alat
Standard/Spesifikasi Isi
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Mendukung kemampuan melafalkan alfabet dengan ucapan yang tepat Mendukung kemampuan membaca dan menulis kata dengan ucapan yang benar Mendukung kemampuan membaca dan menulis frasa dengan ucapan yang benar Mendukung kemampuan membaca dan menulis kalimat sangat sederhana dengan ucapan yang tepat Mendukung kemampuan membaca kata, frasa, dan kalimat sangat sederhana dengan tekanan dan intonasi yang tepat Mendukung kemampuan membaca dan menulis teks sangat sederhana Mendukung kemampuan memahami kalimat sangat sederhana Mendukung kemampuan memahami pesan tulis sederhana Mendukung kemampuan memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks deskriptif bergambar sederhana secara tepat
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Kotak Peralatan pendidikan Siswa
Terbuat dari karton dilapisi vinyl dan di atasnya terdapat pegangan tangan untuk menjinjing. Kotak peralatan pendidikan adalah tempat menyimpan papan alas, lembar kerja siswa dan keping huruf. Isi minimal : 1) 5 (lima) buah papan alas siswa, terbuat dari plastik cetakan untuk menempatkan keping huruf. 2) 5 set (lima) keping huruf terbuat dari Ivory (800 gram)/Art carton (800 gr) yang dilaminating. Huruf di sablon 2 muka (bolak-balik), dengan kombinasi warna. 3) Keping huruf terdiri dari a sampai z dan tanda-tanda baca. Jumlah keping huruf yang tersedia mencukupi kebutuhan lembar kerja siswa untuk keperluan cadangan, keping huruf vokal (a,i,u,e,o) masing-masing ditambah 3 keping, sedangkan huruf lainnya dan tanda baca masingmasing ditambah 1 (satu) keping, sehingga masing-masing warna minimal berjumlah 160 keping huruf. 4) Lembar Kerja Siswa sebanyak 5 (lima) set, masing-masing terdiri dari 20 lembar kerja bergambar termasuk lembar kerja "Hidden Word", terbuat dari duplex 350 gr, cetak bolak-balik, separasi empat warna. 5) CD Interaktif minimal berisi : pengenalan huruf, soal-soal latihan, numerik, hidden word, thematic vocabulary, soal pilihan ganda, kata kerja dan reading time. CD bersifat autorun dan diutamakan yang sudah memiliki hak cipta. Ukuran : Compact Disc (CD) diameter 12 cm Bahan CD : Polycarbonite, cetak mesin Bahan Cover CD : Minimal Plastik Cetak label Cover: Full-Color CD Original dengan label dan cover CD yang dicetak full Color 6) Buku Petunjuk Ukuran : Minimal 19cm x 26cm Isi Buku : Minimal 10 -15 Halaman Jenis Kertas Isi : Minimal HVS 70 gram, Full Color Jenis Kertas Cover : Minimal Art Carton 150 gr, Full Color
83
No.
Fungsi
Nama Alat
Standard/Spesifikasi Isi
(1)
(2)
(3)
(4)
2
Mendukung kemampuan mengeja kata bahasa Inggris sangat sederhana Mendukung kemampuan mengeja frasa bahasa Inggris sangat sederhana Mendukung kemampuan mengeja kalimat bahasa Inggris sangat sederhana Mendukung kemampuan menggunakan tanda baca dengan benar Mendukung kemampuan menulis teks fungsional pendek bahasa Inggris Mendukung kemampuan menulis bahasa Inggris sederhana, misalnya; ucapan selamat dan pesan tertulis. Mendukung kemampuan menulis kartu-kartu ucapan sederhana
Papan Klasikal
Ukuran : Minimal 115 cm x 75 cm Terdiri dari dua muka, satu muka terbuat dari formika warna putih untuk menulis, dan satu muka terbuat dari triplek/ MDF terbagi menjadi 5 (lima) baris dari bahan alumunium dengan panjang minimal 80 cm untuk menempatkan kartu huruf . Dilengkapi dengan lembar klasikal minimal 20 lembar, cetak bolak-balik,separasi empat warna serta iron klip (lebar min. 10 cm) untuk menjepit lembar klasikal.
Catatan : Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
84
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA DAN KESEHATAN
No
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
1. Mempraktikkan gerak dasar berbagai gerakan yang bervariasi dalam permainan bola besar beregu dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama regu, sportivitas, dan kejujuran 2. Mempraktikkan variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujura 3. Mempraktikkan aktivitas untuk kecepatan dan kualitas gerak yang meningkat, serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujuran
Bola Kaki No. 5
: Kulit sintetis Polyurethan microfiber, dijahit rapi, menggunakan bola dalam Butyl 80%.
2 buah
Bentuk : bulat. Keliling 68 s.d 71 cm, berat 396 s.d. 453 gr. SNI ISO9000:2008
1. 2
3
Mempraktikkan gerak dasar berbagai gerakan yang bervariasi dalam permainan bola besar beregu dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama regu, sportivitas, dan kejujuran 2. Mempraktikkan variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujura 3. Mempraktikkan aktivitas untuk kecepatan dan kualitas gerak yang meningkat, serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujura
Bahan
1. Mempraktikkan gerak dasar berbagai gerakan yang bervariasi dalam permainan bola besar beregu dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama regu, sportivitas, dan kejujuran
Bola Futsal No. 4
Bahan
: Kulit sintetis Polyurethan Microfiber, dijahit rapi, menggunakan bola dalam Hans/Butyl 80%.
2 buah
Bentuk : bulat. Keliling 63 s.d. 66 cm, berat 330-370 gr. SNI ISO 9000:2008
Bola Voli
Bahan
: kulit sintetis Polyurethan microfiber, dilem rapi, menggunakan bola dalam Butyl 80%, lunak dan lentur, Bentuk : Bulat, Keliling 65 s.d 67 cm, berat 200 s.d. 280 gr. Dikulit luar tercetak ukuran tekanan angin.
2 buah
SNI ISO 9000:2008
4
2. Mempraktikkan variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama, sportivitas,
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Net Bola Voli
Bahan
: Terbuat dari bahan nylon atau katun pada bagian atas
2 buah
85
No
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
dan kejujuran 3. Mempraktikkan aktivitas untuk kecepatan dan kualitas gerak yang meningkat, serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujuran
ditutup dengan kain plastik sebagai tempat tali perentang dengan lebar 4-6 cm. Bentuk : Berbentuk jaring dengan lebar net 1 m panjang net 9m Net direntangkan dengan kawat sling dan tali untuk mengikat dan meregangkan bagian bawah. Ukuran lubang jaring 15 x 15 cm/10 x 10 cm.
5
1. Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran 2. Mempraktikkan variasi teknik dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujura 3. Mempraktikkan aktivitas untuk kecepatan dan kualitas gerak yang meningkat, serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujuran
6
Shutlekock
1 slop
SNI ISO 9000:2008
Raket bulutangkis
Isi
: 10 buah
Bahan
: Carbon Nanotube.
Ukuran : panjang sekitar 67,5 cm, lebar 23 cm, panjang area senar 25 cm dan lebar area senar 22 cm. Senar
: Sudah terpasang dengan toleransi tegangan: Main 1820lbs (8-9kg) dan Cross 2022lbs (9-10kg).
Bahan
: Katun
Ukuran : panjang sekitar 645 cm, lebar 70 cm ukuran kotak-kotak (jaring) 2 cm x 2 cm. Warna
Lampiran II : Pearturan Sekjen
: Bulu angsa, jumLah bulu 16 helai,
Ukuran : Panjang 62 s.d. 70 mm, diameter gabus 2,5 s.d 2,8 cm, berat 4,74 s.d 5,5 gr. Warna : putih
Net bulutangkis 7
Bahan
4 buah
2 buah
: Net harus berwarna gelap, kecuali bibir net harus berwarna putih dengan ketebalan bibir net 66 mm dilengkapi tali nylon 0.5cm untuk mengikat pada bagian atas dan bawah net.
86
No
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
8
1. Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran
Bad tenis meja
Ukuran : tidak ditentukan, termasuk bentuk atau berat tetapi bat harus datar (flat) dan kaku (rigid) Bahan
2. Mempraktikkan variasi teknik dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran
3. Mempraktikkan aktivitas untuk kecepatan dan kualitas gerak yang meningkat, serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujuran
4 buah
: Sekurang-kurangnya 85% dari ketebalan bat harus terbuat dari kayu alam (natural wood); sebarang lapisan-tambahan (adhesive layer) boleh ditambahkan sebagai penguat di dalam bat dengan bahan-berserat (fibrous material) seperti serat carbon (carbon fibre), serat kaca (glass fibre) atau kertas yg dimampatkan (compressed paper), tapi tidak boleh lebih tebal dari 7,5% dari total ketebalan atau kira-kira 0,35mm, atau bahkan lebih tipis lagi.
Warna
: Permukaan bat berwarna merah dan hitam. SNI ISO 9000:2008
Bola tenis meja
9 4.
Ukuran : Berbentuk bulat berongga
1 Slop
dengan diameter 40 mm Berat 25 gr dari bahan seluloid atau bahan plastik serupa Warna : Putih atau Orange, dan tidak kasat/tidak licin mengkilap. SNI ISO 9000:2008
(1 slop = 10 buah)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
87
No
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Meja tenismeja 10
Bahan : Kayu, dicat warna hijau, kaki dari besi. Model
1 set
: Dapat dilipat dan terdapat 8 roda untuk memudahkan penyimpanan dan mudah dipindah-pindahkan.
Ukuran : Panjang 274 cm, lebar 152,5 cm, tinggi meja dari lantai 76 cm. Tebal garis sisi dan garis tengah 2 cm, berwarna putih. Pantulan bola pada meja yang diperkenankan 23 cm dari bola yang dijatuhkan pada ketinggian 30 cm
11
1. Mempraktikkan gerak dasar atletik yang dimodifikasi: lompat, dan loncat, dengan memperhatikan nilai-nilai pantang menyerah, sportifitas, percaya diri, dan kejujuran 2. Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran 3. Mempraktikkan senam lantai tanpa menggunakan alat dengan koordinasi yang baik serta nilai kerja sama dan estetika 4. Mempraktikkan senam ketangkasan dengan menggunakan alat dengan koordinasi yang baik serta nilai disiplin dan kerja sama 5. Mempraktikkan aktivitas untuk kekuatan otot-otot anggota badan bagian bawah, serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujuran 6. Mempraktikkan bentukbentuk rangkaian gerak senam ketangkasan dengan koordinasi dan kontrol yang baik, serta nilai keselamatan, disiplin, dan keberanian 1. Mempraktikkan aktivitas untuk kekuatan otot-otot anggota badan bagian
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Matras senam
Tongkat estafet (set isi lima)
Bahan
: Busa Super (rebounded) density 90 % Ketebalan 15 cm dilapisi busa karet atas dan bawah tebal 2 cm dibungkus bahan tripolin Ukuran : 200x 100 x 15 cm, dilengkapi perekat samping dan pegangan bahan tripolin.
Bahan
2 buah
: Pipa alumunium elektroplatting bagian pangkal dan ujungnya
88
No
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
12
bawah, serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujuran 2. Mempraktikkan aktivitas untuk kelincahan dengan kualitas gerak yang meningkat , serta nilai kerja keras, disiplin, kerjasama, dan kejujuran
ditekuk kedalam, tanpa sisi tajam dan tanpa tutup Warna
: Masing-masing warna berbeda
Berat
: 20 gram,
1 set
Ukuran : Panjang 28 cm, Diameter luar 2 cm
13
Catur
Bentuk
: 64 kotak persegi ( 8 baris dan 8 kolum) yang disusun dalam dua warna berselangseling (hitam dan putih)
Catur
: ukuran 8 inch
Bahan
: Kayu
8 buah
Peralatan Olahraga Anak (POA) 14
Tas POA
Kantong
Ukuran : p x l x t = 100 x 20 x 60 cm Warna
: biru – merah
Bahan
: Kain sintetik
Ukuran : p x l x t = 25 x 15 x 20 cm
1
4
= 25 x 25 x 40 cm = 60 x 33 cm = 30 x 29 cm
15
Bola Soft Tenis
Bahan
: Kain Parasut
Warna
: Warna-warni
Bola soft tenis:
12
Ukuran : Bola Tenis diameter 7 cm Warna
: Kuning-merah, kuningorange, kuning-hijau,
Bahan
: Soft tenis ball, karet berlapis kasa
Daya pantul : 50% 16
Bola POA
Ukuran : 3, diameter 21 cm, jahit tangan Bahan
: Kulit sitetis segi lima
Warna
: putih-biru
Inflate
: 6-8 lbs
4
Daya pantul : 60%
Lampiran II : Pearturan Sekjen
89
No
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
17
Bola Ayun
Ukuran : diameter 13 cm
Berat
Besar
4
: 0,5 kg
Pegangan:32 cm, jahit kuat kanan-kiri
Bahan
: Kain sintetik diisi kain perca
Warna
: Merah, biru, hijau, kuning,
Kecil
Ukuran : diameter 10 cm Berat
: 0,3 kg
4
Pegangan:28 cm, jahit kuat kanan-kiri
18
Roket/Rudal
Bahan
: Kain sintetik diisi kain perca
Warna
: Merah, biru, hijau, kuning,
Ukuran : Panjang keseluruhan 45 cm
8
Diameter 3 cm
19
20
21
22
Gawang Aman
Petak Lompat
Clapper
Bilah
Berat
: + 100 gram
Bahan
: Pralon kualitas baik, bagian ujung dan ekor/sirip dari karet, pegangan dari karet
Warna
: merah-kuning
Ukuran : Setel tinggi; 50 cm/ 45 cm/ 25 cm. Panjang 50 cm Bahan
: Impraboard
Warna
: Merah, biru, kuning (masingmasing 2 buah)
Ukuran : 40 x 40 cm Tebal
: 6 mm
Bahan
: spon hati
Warna
: merah (5), biru (5)
Ukuran : 30 cm x 10 cm Tebal
: 12 mm
Bahan
: Kayu
Warna
: Biru-merah (kombinasi)
Ukuran : Panjang 90 cm, Lebar 2 cm, Tebal 2 cm Bahan
Lampiran II : Pearturan Sekjen
8
10
1
10
: Karet
90
No
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Warna 23
24
Cones
Gelang Raja
: Biru (5), Merah (5)
Ukuran : Tinggi 40 cm, Diameter dasar 19 cm Bahan
: Plastik
Warna
: Kuning
10
Ukuran : Diameter 17 cm Bahan
: Karet
Warna
: Kuning
25
Buku POA
50 halaman berjudul : Peralatan Olahraga Anak (POA) untuk pengembangan Multilateral
1
26
CD POA
Berisi audio Visual permainan olahraga untuk anak dan Kid Altetics
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen
91
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN KESENIAN
No.
Fungsi
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, dan apresiasi karya musik melalui permainan alat musik konvensional yakni alat musik nontradisional seperti gitar, piano, biola, drum, saxophone, dll. 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni music 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan antara simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan alat musik melodis sederhana 6. Menyanyikan lagu wajib, daerah dan Nusantara dengan iringan alat musik 7. Mementaskan pertunjukan nyanyian lagu daerah dan lagu Nusantara dengan iringan musik sederhana
Lampiran II : Pearturan Sekjen
Gitar Akustik
Back body:Sengon/Nato/ Meranti Top body
:Plywood (tripleks)/ Spruce
Neck
:Mahogany (kayu mahoni)/Nato
Headstock
:MahoganyFingerboard :Rosewood (sonokeling)
Bridge
:Rosewood
Tuners
:Die-cast Crome
Saddle & nut
:Hard plastic / tulang
Body Depth
:80-110mm (3.00"-
3 buah
3.94") Senar
:String/Nylon 1,2,3,4,5,6 (terpasang 1 set dan cadangan 1 set)
Finish
: Gloss Finish
92
CONTOH FORMAT LAPORAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2013UNTUK SD/SDLB
Lampiran II : Pearturan Sekjen
93
FORMAT LAP0RAN DAK-1a
LAPORAN KEUANGAN (LAPORAN TRIWULAN) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
NO
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. : ………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
NAMA SEKOLAH
ALOKASI DANA (Rp)
REALISASI DANA REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG (Rp)
REALISASI DANA PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN PERALATAN PENDIDIKAN BESERTA PERABOTNYA (Rp) (Rp)
SALDO (Rp)
.…………………………………. 2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….) FORMAT LAP0RAN DAK-1b Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen
95
LAPORAN KEUANGAN (LAPORAN AKHIR) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
NO
:………………………………………………………………….. : ………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
NAMA SEKOLAH
ALOKASI DANA (Rp)
REALISASI DANA REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG (Rp)
REALISASI DANA PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PEMBANGUNAN PERALATAN PENDIDIKAN PERPUSTAKAAN BESERTA (Rp) PERABOTNYA (Rp)
SALDO (Rp)
.…………………………………. 2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
96
FORMAT LAPORAN DAK-2a
LAPORAN REALISASI FISIK REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG (LAPORAN TRIWULAN) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. : ………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG NO
NAMA SEKOLAH
Satuan (ruang)
Volume Rencana
Volume Realisasi
………………………………….2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
97
FORMAT LAPORAN DAK-2b
LAPORAN REALISASI FISIK PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN (LAPORAN TRIWULAN) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. : ………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN NO
NAMA SEKOLAH
Satuan (ruang)
Volume Rencana
Volume Realisasi
………………………………….2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
98
FORMAT LAPORAN DAK-2c
LAPORAN REALISASI FISIK PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN (LAPORAN TRIWULAN) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. :………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
NO
Rak Buku
NAMA SEKOLAH
Meja Baca Siswa
Meja ½ Biro
Meja Komputer
Karpet
Kursi Kerja Satuan
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Volum rencana
Volume Realisasi
M2
…………………………………. 2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
99
FORMAT LAPORAN DAK-2d
LAPORAN REALISASI FISIK PENGADAAN PERALATAN PENDIDIKAN (LAPORAN TRIWULAN) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. :………………………………………………………………….. :………………………………………………………………….. JENIS PERALATAN PENDIDIKAN
NO
NAMA SEKOLAH
........................................................................... Satuan
Volume Rencana
Volume Realisasi
………………………………….2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
100
LAPORAN REALISASI FISIK REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG (LAPORAN AKHIR) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
FORMAT LAPORAN DAK-3a Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. : ………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG NO
NAMA SEKOLAH
Satuan (ruang)
Volume Rencana
Volume Realisasi
………………………………….2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
101
FORMAT LAPORAN DAK-3b
LAPORAN REALISASI FISIK PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN (LAPORAN AKHIR) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. : ………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN NO
NAMA SEKOLAH
Satuan (ruang)
Volume Rencana
Volume Realisasi
………………………………….2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
102
FORMAT LAPORAN DAK-3c
LAPORAN REALISASI FISIK PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN (LAPORAN AKHIR) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. :………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
NO
Rak Buku
NAMA SEKOLAH
Meja Baca Siswa
Meja ½ Biro
Meja Komputer
Karpet
Kursi Kerja Satuan
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Satuan
BUAH
Volume Rencana
Volume Realisasi
Volum rencana
Volume Realisasi
M2
…………………………………. 2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
103
FORMAT LAPORAN DAK-3d
LAPORAN REALISASI FISIK PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (LAPORAN AKHIR) PROVINSI KABUPATEN/KOTA TRIWULAN
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
:………………………………………………………………….. :………………………………………………………………….. :…………………………………………………………………..
JENIS PERALATAN PENDIDIKAN NO
NAMA SEKOLAH
........................................................................... Satuan
Volume Rencana
Volume Realisasi
………………………………….2013 Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen
104
LAPORAN KEMAJUAN PER TRIWULAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2013 Provinsi Kota/Kabupaten SKPD Bidang
No.
1
2
Diisi oleh Kabupaten/Kota dan Provinsi dikirim ke Pusat
:……………………………………………………. : ……………………………………………………. : ……………………………………………………. : ……………………………………………………. Perencanaan Kegiatan
Jenis Kegiatan
FORMAT LAPORAN DAK-4a
Satuan
3
Volume
4
Pelaksanaan Kegiatan
Realisasi
Jumlah
Jumlah Penerima Manfaat(*)
DAK (Rp.juta)
Pendamping (Rp.juta)
Total Biaya (Rp.juta)
Swakelola (Rp- juta)
Kontrak (Rp-juta)
Fisik (%)
Keuanga n (%)
5
6
7
8
9
10
11
12
Kesesuaian sasaran dan lokasi dengan RKPD
Kesesuaian antara DPA-SKPD dengan Petunjuk Teknis
YA
TIDAK
YA
TIDAK
13a
13b
14a
14b
Kodefikasi Masalah
15
Total
Kodefikasi Masalah : Kode Masalah 1 Permasalahan terkait dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 2 Permasalahan terkait dengan Petunjuk Teknis 3 Permasalahan terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD 4 Permasalahan terkait dengan DPA-SKPD 5 Permasalahan terkait dengan SK Penetapan Pelaksana Kegiatan 6 Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Tender Pekerjaan Kontrak 7 Permasalahan terkait dengan Persiapan Pekerjaan Swakelola 8 Permasalahan terkait dengan Penerbitan SP2D 9 Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak 10 Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Swakelola
……………… , …………… 2013 Sekda Kabupaten/Kota/Provinsi
Nip. ……………………………….
Lampiran II : Pearturan Sekjen
105
Keterangan 1 Pelaksana DAK adalah SKPD Kabupaten/Kota terkait yang bertanggung jawab terhadap bidang DAK masing-masing 2 Bidang DAK sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 3 Kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis masing-masing bidang DAK 4 Kolom 14 diisi dengan masalah-masalah yang terjadi di lapangan yang terkait dengan kode masalah yang tersedia (*) Satuan penerima manfaat disesuaikan dengan kegiatan di masing-masing bidang DAK
Lampiran II : Pearturan Sekjen
106
LAPORAN KEMAJUAN PER TRIWULAN CHECKLIST DOKUMEN DAN KEGIATAN PELAKSANAANDANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2013
FORMAT LAPORAN DAK-4b Diisi oleh Kabupaten/Kota dan Provinsi dikirim ke Pusat
No
Dokumen/Kegiatan
Waktu
Keterangan
(1)
(2)
(3)
(4)
I 1
2 3 4
PERENCANAAN PMK (Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2013) Petunjuk Teknis (Juknis) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Penetapan DPA-SKPD
II 5 6 7 8 9 10 11 12
PELAKSANAAN SK Penetapan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Tender Pekerjaan Kontrak Persiapan Pekerjaan Swakelola Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan Swakelola Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Keterangan Kolom 3 Nomor Kolom 3 Nomor Kolom 3 Nomor Kolom 3 Nomor Kolom 3 Nomor Kolom 3 Nomor Kolom Kolom Kolom Kolom
3 3 3 3
Kolom 3 Kolom 3
1, Diisi tanggal diterimanya PMK oleh Daerah 2, Diisi tanggal diterimanya Juknis oleh Daerah 3, Diisi tanggal Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD 4, Diisi tanggal diterbitkannya DPA-SKPD 5, Diisi tanggal ditetapkannya SK Penetapan Pelaksana Kegiatan 6, Diisi tanggal (range) dilaksanakannya kegiatan tender untuk pekerjaan kontrak Nomor 7, Diisi tanggal (range) dilaksanakannya persiapan swakelola Nomor 8, Diisi tanggal Dilaksanakannya Pekerjaan Kontrak Nomor 9, Diisi tanggal dilaksanakannya pekerjaan swakelola Nomor 10, Diisi tanggal diterbitkannya SPP oleh Pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran Nomor 11, Diisi tanggal diterbitkannya SPM yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran Nomor 12, Diisi tanggal diterbitkannya SP2D diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah berdasarkan SPM.
Lampiran II : Pearturan Sekjen
107
LAMPIRAN III PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 17809/A/LL/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013
SPESIFIKASI TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR JENJANG SMP/SMPLB BAB I SPESIFIKASI PENGGANDAAN DAN DISTRIBUSI BUKU TEKS PELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013
I.
PENJELASAN A.
Peruntukan Dana DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2013 untuk SMP/SMPLB digunakan untuk membiayai penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan bukunya.
B.
Penyediaan Buku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Daerah mengupayakan tersedianya buku kurikulum 2013 yang bermutu dan sesuai dengan standar nasional pendidikan serta mencukupi kebutuhan pendidikan dan peserta didik. Pemerintah wajib menyediakan buku teks pelajaran untuk satuan pendidikan dan pendidik menganjurkan kepada semua peserta didik untuk meminjam buku teks pelajaran diperpustakaan satuan pendidikan. Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran
II.
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN A.
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Judul buku dan spesifikasi teknis akan diatur dengan aturan tersendiri.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
1
B.
Pelaksanaan Pekerjaan Penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan bukunya menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Perubahan Kedua Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
III.
PERSYARATAN Dalam penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan bukunya mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut: A.
Persyaratan Penerima Sekolah yang memiliki siswa klas VII dan belum memiliki buku teks pelajaran sesuai kurikulum tahun 2013.
B.
Persyaratan Proses Pengadaan Mengikuti tahapan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Perubahan Kedua Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
2
BAB II SPESIFIKASI PENINGKATAN PRASARANA PENDIDIKAN
Kegiatan pembangunan prasarana pendidikan yang dimaksud adalah pembangunan ruang belajar dengan urutan skala prioritas sebagai berikut: 1. Ruang kelas baru beserta perabotnya; 2. Ruang perpustakaan beserta perabotnya; 3. Ruang laboratorium IPA beserta perabotnya; 4. Ruang laboratorium bahasa beserta perabotnya. Besarnya dana swakelola yang dialokasikan untuk tiap-tiap sekolah dapat berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain dan disesuaikan dengan besaran kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. I.
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN A.
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Sambil menunggu cairnya dana, sekolah segera melakukan persiapan pelaksanaan rehabilitasi/pembangunan prasarana pendidikan, antara lain : 1.
Mempelajari buku panduan pelaksanaan dan teknis secara lebih seksama dan menyiapkan format-format administrasi, keuangan dan teknis pelaksanaan serta pelaporan;
2.
Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
3.
a)
Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
b)
Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi pekerjaan, mudah dilihat oleh masyarakat/pihak yang berkepentingan dan tidak terkena/tertimpa air hujan, serta tidak rusak selama pelaksanaan.
Papan Informasi paling tidak memuat hal-hal sebagai berikut: a)
Lokasi pembangunan pada gambar site plan sekolah,
b)
Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana,
c)
Informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi/ pembangunan prasarana pendidikan,
d)
Bagan organisasi Panitia dilengkapi dengan nama-nama anggotanya,
e)
Gambar kerja dan rencana biayanya,
f)
Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
3
4.
Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga kerja yang terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja.
5.
Membuat rencana keselamatan lingkungan saat pekerjaan rehabilitasi/pembangunan dilaksanakan.
Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan harus disediakan oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada DAK yang diterima oleh sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus segera dimulai setelah DAK dari pemerintah diterima oleh sekolah. B.
Pelaksanaan Pekerjaan Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah dengan panitia pembangunan sekolah pada saat pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi atau pembangunan prasarana pendidikan antara lain: 1.
Mencairkan dana sesuai dengan kebutuhan pembiayaan dan jadual kerja yang telah dibuat;
2.
Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis yang telah disusun;
3.
Mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam buku bank/buku kas umum (BKU)/buku kas tunai dengan rapi, dilengkapi bukti-bukti transaksi yang disusun runtut sesuai tanggal kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan program;
4.
Membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara disiplin dan tertib sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (laporan dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan yang lain untuk diarsipkan);
5.
Membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota antara lain : b. Realisasi kemajuan pekerjaan; c. Catatan lain pekerjaan.
6.
yang
berkenaan
dengan
pelaksanaan
Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa pelaksanaan rehabilitasi ruang belajar/pembangunan prasarana pendidikan (ruang kelas/perpustakaan/laboratorium IPA/laboratorium bahasa) berupa foto-foto kegiatan, minimal: a.
Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%).
b.
Foto pada saat pelaksanaan pembangunan mencapai progres fisik 30% dan 60%.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
4
c.
II.
Foto kondisi akhir dikerjakan (100%).
setelah
pembangunan
selesai
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN A.
Persyaratan Teknis Pembangunan RKB/RBL dan rehabilitasi ruang belajar untuk SMP mengacu pada Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA serta Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004 dan Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, Dilengkapi dengan, Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya tahun 2006. Dalam pelaksanan rehabilitasi ruang belajar, sekolah yang memiliki ukuran ruang belajar yang belum sesuai dengan Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama diperbolehkan untuk menyesuaikan ruang belajar tersebut sesuai yang terdapat dalam buku panduan. Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi dan memiliki usia pemakaian yang cukup lama. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, dalam pelaksanaan rehabilitasi ruang belajar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1.
Pemahaman Teknis a.
Pemahaman Tentang Gambar Teknis Pemahaman mengenai “Gambar Teknis” sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar P2S dapat mengetahui komponen bangunan apa saja yang akan dikonstruksikan dan bahan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk setiap komponen bangunan. Dengan demikian selain bisa membaca gambar teknis, diharapkan P2S mampu pula melakukan kontrol terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan termasuk kontrol penggunaan bahan maupun pemakaian biayanya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
5
Tabel 1 Pemahaman Terhadap Gambar Teknis No.
Keterangan Gambar
Penjelasan
1.
Denah Lokasi (Site)
Gambar lokasi keberadaan tanah milik sekolah yang bersangkutan.
2.
Rencana Tapak (Site Plan)
Tata letak bangunan-bangunan yang ada dalam lokasi bidang tanah sekolah.
3.
Gambar Denah
Gambar yang menunjukkan bagianbagian ruangan pada bangunan yang akan dikerjakan dilengkapi dengan berbagai keterangan antara lain ukuran ruang, ketinggian lantai, tata letap pintu dan jendela dll.
4.
Tampak Depan/Belakang
Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat dari arah depan dan belakang.
5.
Tampak Samping (Kiri/Kanan)
Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat dari arah sebelah kiri dan kanan denah bangunan.
6.
Gambar Potongan
Gambar yang menunjukkan bentuk dan bagian-bagian bangunan pada posisi potongan, pada gambar denah umumnya ditunjukkan dengan tanda: A
A Arah panah menunjukkan arah pandang bidang potongan 7.
Gambar Detail
Gambar mengenai bagian bangunan (seperti: pondasi, kusen pintu/jendela, sambungan konstruksi kayu dan lainlain yang dianggap perlu. Gambar tersebut dibuat berskala besar misal 1 banding 10 (1:10), atau 1 banding 5 (1:5), untuk menunjukan detail-detail bagian bangunan tersebut.
8.
Petunjuk Arah
Gambar/simbol yang menunjukkan posisi bangunan terhadap arah mata angin (Utara), misalnya:
U
Lampiran III – Peraturan Sekjen
6
b.
Pemahaman Tentang Bahan Bangunan Pemahaman tentang bahan bangunan meliputi bagaimana melihat dan mengetahui kualitas dan manfaat bahan bangunan. Untuk lebih jelasnya secara ringkas disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2 Pemahaman Terhadap Bahan Bangunan No. 1.
Jenis Bahan Pasir Urug atau Timbunan
Penjelasan Kegunaan: - Pasir urug digunakan sebagai bahan pengisi dan dudukan suatu komponen struktur bangunan, antara lain: pasangan pondasi batu kali, bahan penutup lantai, dan buis beton untuk saluran air. - Berfungsi sebagai bahan pengering/pematus (drainase). - Sebagai bahan penambah kestabilan konstruksi. Jenis pasir yang digunakan: - Pasir berkualitas sedang atau pasir oplosan.
2.
Pasir Pasang
Kegunaan: - Digunakan untuk bahan campuran spesi/adukan pasangan, baik pasangan pondasi batu kali maupun dinding bata, dan plesteran dinding. Jenis pasir yang digunakan: - Pasir sungai, yaitu pasir yang diambil dari dasar sungai. Memiliki ciri-ciri butiran keras dan bersisi tajam. Jenis pasir ini sangat baik terutama untuk bahan campuran spesi/adukan untuk pekerjaan pasangan. - Pasir gunung, yang diperoleh dari hasil galian. Memiliki ciri-ciri butiran kasar dan tidak terlalu keras, sisi-sisinya tidak terlalu tajam. Jenis pasir ini sangat baik terutama untuk pekrejaan plesteran. - Untuk dipergunakan pasir pasang harus
Lampiran III – Peraturan Sekjen
7
3.
Pasir Cor
diayak dahulu. - Disarankan pasir harus bersih dari butiran tanah liat maupun kotoran organik lain yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan. Kegunaan: - Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur beton. Jenis pasir yang digunakan: - Pasir yang memiliki butiran keras dan bersisi tajam. Butirannya lebih besar dari butiran pasir pasang. - Apabila digenggam dalam keadaan basah tidak lengket di tangan karena jenis pasir ini memiliki kadar lumpur sangat kecil. - Umumnya berwarna lebih hitam dibandingkan jenis pasir yang lainnya.
4.
Batu belah
Kegunaan: - Digunakan sebagai bahan utama pondasi, baik aanstamping (pasangan batu kosong) maupun pasangan pondasi batu dengan pengikat spesi. Jenis batu yang digunakan: - Batu kali yang dibelah dengan ukuran sesuai kebutuhan (berdiamater ± 25 cm). Jenis batu ini paling baik digunakan untuk pekerjaan pondasi karena apabila tertanam dalam tanah kekuatannya relatif tidak berubah. - Dipersyaratkan batu yang akan digunakan tidak berbentuk bundar (bersisi tumpul). Oleh karena itu harus dibelah. - Disarankan batu kali yang akan digunakan harus bersih dari kotoran yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan
5.
Kerikil/split
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Kegunaan: - Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur beton - Untuk membantu meningkatkan kekuatan tanah.
8
Jenis kerikil/split yang digunakan: - Kerikil/split berasal dari batu alam dipecah (manual/masinal). - Untuk bahan campuran pekerjaan beton (sloof, kolom, dan balok) digunakan kerikil ø 0,5 cm s/d 2 cm - Untuk pekerjaan beton yang lain (plat, rabat) dapat digunakan kerikil/split dengan butiran lebih besar, yaitu ø 3 cm s/d 5 cm. - Dipersyaratkan kandungan lumpur sesedikit mungkin. 6.
Batu Bata
Kegunaan: - Digunakan bahan utama pasangan dinding bata. - Bisa digunakan untuk pondasi pada konstruksi yang bersifat ringan. Jenis bata yang digunakan: - Terbuat dari tanah liat dicetak dan dibakar cukup matang (berwarna merah kehitaman). - Terbuat dari batuan putih (alam). - Terbuat dari tanah padas/keras (alam). - Berbentuk prisma segi empat panjang dengan ukuran standar setempat. - Cukup padat dan tidak banyak porous (berpori besar). - Memiliki rusuk-rusuk yang siku-siku dan tajam. - Memiliki bidang datar dengan permukaan kasar dan tidak menunjukkan tandatanda retak dan mudah patah. - Bata cetak (batako), batu tela, dan lain sebagainya hanya digunakan untuk pekerjaan dinding yg berfungsi sebagai partisi (bukan pemikul beban).
7.
Semen Portland (PC)
Kegunaan: - Sebagai bahan perekat spesi maupun adonan beton). Jenis semen yang digunakan: - Semen produksi pabrik dengan tipe sesuai kebutuhan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
9
-
8.
Air
Jika menggunakan semen curah, harus memiliki tempat dan alat penyimpan standar sehingga semen tidak mengeras sebelum digunakan.
Kegunaan: - Sebagai bahan utama pelarut campuran/ adukan spesi dan beton. Jenis air yang digunakan: - Air bersih, tidak mengandung kotoran organik ataupun kimia. - Air laut, air selokan, dan air limbah industri tidak diperkenankan dipergunakan untuk pekerjaan beton.
9.
Kayu
Kegunaan: - Digunakan sebagai bahan konstruksi (Kap: kuda-kuda, nok, gording, usuk dan reng, balok tembok). - Digunakan sebagai bahan kusen dan daun pintu/jendela. - Digunakan sebagai bahan perabot. - Digunakan untuk pondasi tiang pancang. - Digunakan untuk struktur dan dinding bangunan kayu. - Digunakan untuk lantai bangunan kayu. - Digunakan untuk cetakan/acuan atau bekisting. Jenis kayu yang digunakan: - Untuk pondasi tiang pancang, minimal jenis kayu besi atau yang setara (kelas kuat I, kelas awet I). - Untuk struktur bangunan atau struktur kap, minimal kayu kelas kuat II, seperti kamper, keruing yang berasal dari Kalimantan atau kayu lokal dengan kualitas setara. - Memiliki tingkat kekeringan yang cukup sehingga tidak mudah berubah bentuk yang dapat mengakibatkan menurunya kualitas pekerjaan. - Seyogyanya digunakan kayu mutu A (lurus, tidak banyak memiliki cacat kayu seperti: mata kayu, retak, dan
Lampiran III – Peraturan Sekjen
10
-
10.
Besi beton
sebagainya). Untuk pekerjaan bekisting dapat digunkan kayu papan lunak (kayu kelas III) atau multiplek.
Kegunaan: - Digunakan untuk tulangan pada pekerjaan beton bertulang. - Digunakan sebagai angkur pada pemasangan kusen. Jenis besi yang digunakan: - Besi standar untuk beton bertulang (SII), ukuran diameter penuh/tepat (tidak banci) dan tidak berkarat.
11.
12.
Cat Dinding
Cat Kayu/Besi
Jenis cat yang digunakan: - Halus, rata dan tidak luntur apabila terkena air (dapat dilap dengan lap basah). - Untuk bagian luar yang langsung berhubungan dengan cuaca (matahari dan hujan), digunakan jenis cat yang tahan terhadap perubahan cuaca (weathershield). Disarankan sebelum pengecatan, dinding dilapisi plamir dengan kualitas baik sehingga cat tidak mudah mengelupas atau luntur. Jenis cat yang digunakan: - Halus, rata dan berwarna cerah (tidak kusam). - Tahan terhadap perubahan cuaca (tidak mudah mengelupas akibat perubahan cuaca). - Cepat kering dan tidak luntur. Disarankan permukaan bidang yang akan dicat dilapisi plamir berkualitas baik sehingga cat tidak mudah mengelupas atau kusam
13.
Politur Kayu
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Jenis politur yang digunakan: - Halus, rata, cepat kering dan tidak mudah luntur atau warna pudar. - Sebelum dipolitur, permukaan kayu harus diratakan dengan menggunakan dempul kayu.
11
14.
Vernis
Digunakan sebagai bahan finishing setelah dipolitur sehingga lebih mengkilat dan tahan terhadap cuaca ataupun goresan.
15.
Penutup Atap
Jenis penutup atap yang digunakan: - Genteng tanah, seng gelombang, atau jenis penutup atap yang lain. - Masing-masing jenis penutup atap harus memiliki ukuran yang sama, tidak retak yang menyebabkan bocor atau rembesan air, tidak mudah pecah dan cukup kuat menahan injakan kaki pada saat dikerjakan/dipasang, dan tidak mudah berjamur/lumut.
16.
Penutup Lantai
Jenis penutup lantai yang digunakan: - Keramik, tegel, atau jenis penutup lantai lainnya yang memiliki kualitas setara, papan kayu. - Dipakai kualitas No. 1/kw-1/kw-A (memiliki ukuran yang seragam/sama, sudut-sudutnya siku/presisi, permukaan bidang datar/tidak baling).
17.
Kaca
Jenis kaca yang digunakan: - Kaca dengan ketebalan 5 mm, berwarna bening atau jenis rayban (maks 40%) satu sisi, permukaan bidang rata/tidak bergelombang).
18.
Kualitas Beton
-
-
-
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Untuk beton struktur (sloof, kolom, balok, dan ringbalk) dingunakan perbandingan campuran 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil dengan mutu beton minimal K.175. Untuk beton non struktur atau beton rabat, digunakan perbandingan campuran 1 bagian semen : 3 bagian pasir : 5 bagian kerikil dengan mutu beton minimal K.125. Untuk mempercepat proses dan meningkatkan kualitas pekerjaan, dimungkinkan pemakaian bahan aditif.
12
c.
Pemahaman Tentang Item Pekerjaan Pembangunan Dalam pembangunan konstruksi gedung/ruang termasuk pekerjaan rehabilitasi dikenal istilah item pekerjaan pembangunan, item pekerjaan pembangunan ini adalah pengelompokan kegiatan yang diklasifikasikan sesuai komponen-komponen yang ada didalam konstruksi bangunan. Pemahaman terhadap item pekerjaan akan mempermudah P2S dalam menyusun RAB dan menyusun rencana kerja. Item-item pekerjaan tersebut antara lain adalah: 1)
Pekerjaan Persiapan Pada tahap persiapan ini dilaksanakan antara lain adalah:
2)
kegiatan
yang
a)
Mempersiapkan gambar dan Jadwal Kerja
b)
Pembersihan lokasi (site clearing).
c)
Pembuatan bedeng kerja (direksi keet) untuk gudang bahan dan los kerja untuk melakukan pembuatan dan perakitan komponenkomponen bangunan.
d)
Membuat papan informasi untuk penempelan informasi proses pelaksanaan rehabilitasi yang dipasang di depan direksi keet dan terlindung dari hujan.
e)
Pengukuran bagian-bagian rencana bangunan (setting out).
Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah (jika ada) Pekerjaan galian dan urugan (untuk pemasangan fondasi) dilaksanakan setelah pengukuran dan pemasangan bouwplank atau patok (tanda) selesai. Kedalaman galian tanah untuk pondasi tergantung struktur kekerasan tanah. Pekerjaan galian dan urugan tanah ini biasanya dilakukan dengan tenaga manusia dan dilaksanakan mengikuti tanda/ bouwplank yang sudah dipasang. Pelaksanaan pekerjaan ini harus hati-hati, terutama apabila ada dinding atau lantai yang tetap dipertahankan, untuk itu perlu disiapkan perancah atau penopang untuk pengamanan konstruksi. Detail pekerjaan galian dan urugan tanah dapat dilihat pada bagian Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
Lampiran III – Peraturan Sekjen
13
3).
Pekerjaan Fondasi (jika ada) Setelah pekerjaan galian selesai pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan fondasi. Pekerjaan fondasi memakan biaya yang cukup besar, bila bangunan baru maka volume pekerjaan fondasi ini berkisar antara 8-12% dari total biaya pembangunan, namun setelah selesai tidak terlihat karena tertimbun didalam tanah. Jenis fondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah dimana pondasi tersebut akan dibuat. Jenis fondasi yang paling umum dipakai adalah fondasi batu kali atau tiang pancang kayu atau tongkat untuk daerah-daerah tertentu yang kondisi tanahnya berlumpur atau berair. Detail pekerjaan fondasi dapat dilihat dalam RKS.
4)
Pekerjaan Beton Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang merupakan pekerjaan beton terutama adalah sloof, kolom, balok dan balok ring harus dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Campuran yang dipakai untuk pembuatan beton yaitu Semen, Pasir dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Ukuran besi tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan. Detail pekerjaan beton dapat dilihat pada RKS.
5).
Pekerjaan Pemasangan Dinding Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada daerah-daerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya papan kayu, ferosemen/dinding simpai, dinding sandwich fibersemen, atau bahan yang lainnya. Pada dasarnya apapun bahan material yang digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruangan tersebut. Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka hendaknya papan-papan kayu tersebut tersusun dengan rapi, rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruangan tersebut serta dapat mengurangi kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas
Lampiran III – Peraturan Sekjen
14
pada masing-masing mengganggu. 6)
ruangan
tidak
saling
Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian bangunan yang dipasang bersama-sama atau parallel dengan pemasangan dinding, namun demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Pada saat pekerjaan fondasi dimulai, sebaiknya kusen pintu dan jendela sudah mulai dipesan atau diproduksi. Dengan demikian pada saat dinding mulai dikerjakan, kusen pintu dan jendela sudah siap untuk dipasang. Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehinga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.
7)
Pekerjaan Atap Penutup atap yang biasa dipakai adalah genteng tanah (liat), dipasang diatas reng, sedangkan atap metal (seng gelombang, corrugated sheet, atap multi roof dll) dipasang diatas rangka atap (biasanya diatas gording). Bentuk atap jika masyarakat menghendaki, dapat disesuaikan dengan budaya daerah masing-masing lokasi sekolah.
8)
Pekerjaan Langit-Langit /Plafond Plafond atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap, sehingga ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena plafond juga berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari penutup atap. Ketinggian plafond minimum adalah 3,5 m atau menyesuaikan dengan fungsi ruangan agar memenuhi kecukupan penghawaan bagi pengguna ruang yang bersangkutan dan disarankan untuk dicat dengan warna terang. Pemasangan plafond hendaknya dilakukan setelah penutup atap selesai dipasang.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
15
9)
Pekerjaan Lantai Lantai pada umumnya berupa permukaan tanah yang diratakan dan diberi perkuatan, kemudian dilapisi dengan penutup lantai, lantai bisa berupa beton rabat (beton tanpa tulangan), plester semen PC/acian, tegel abu-abu, keramik, lantai papan kayu, atau bahan lainnya. Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pakerjaan lantai antara lain: pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pekerjaan atap, plafond, plesteran dan acian dinding selesai.
10) Pekerjaan Penggantung dan Pengunci Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela, sedangkan pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta hak angin untuk jendela. Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat kekuatan dan awet sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun pintu/jendela minimal dipasang 2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya (lock case, back plate, handle), sedangkan pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan sempurna. 11) Pekerjaan Instalasi Listrik Pekerjaan instalasi listrik adalah seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan pemasangan kabel-kabel, lampu-lampu, switch/skaklar dan stop kontak serta sistim pemutus arus termasuk pentanahannya. Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu cukup lama.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
16
12) Pekerjaan Plumbing dan Drainasi (jika ada) Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah seluruh pekerjaan pamasangan pipa air bersih dan air kotor dari wastafel atau zink/bak cuci yang ada di ruang laboratorium IPA, pemasangan kran-kran dan wastafel/zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air hujan secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan pemakai atau merusak konstruksi bangunan. 13) Pekerjaan Finishing dan Perapihan Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan dinding, pengecatan plafond, pengecatan pintu dan Jendela, pengecatan Listplang, sedangkan pekerjaan perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna, cat yang masih kurang rata, plesteran retak-retak, plafond melendut dan sebagainya. d.
Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk menghitung perkiraan biaya rehabilitasi atau Rencana Anggaran Biaya (RAB), Panitia Pembangunan Sekolah harus mempunyai perkiraan volume pekerjaan. Berdasarkan perkiraan volume setiap item pekerjaan panitia bisa membuat penyesuaian perhitungan berdasarkan kondisi maupun bahan-bahan yang dipakai. Tahap pekerjaan yang ditempuh untuk mendapatkan volume pekerjaan adalah sebagai berikut:
Lampiran III – Peraturan Sekjen
1)
Merinci seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan, hasil survai lapangan, gambar dan spesifikasi teknis/RKS.
2)
Mengelompokkan jenis pekerjaan berdasarkan kelompok pekerjaan sejenis, dimulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan bongkaran, pekerjaan tanah dan galian pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan finishing (lantai, dinding, kusen dan plafond), pekerjaan atap, pekerjaan M/E dan lain-lain
17
3)
Memulai perhitungan jenis pekerjaan di atas dengan satuan m, m2, m3, kg, buah, unit dan lumpsum yang didasarkan jenis pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
4)
Daftar harga bahan/material yang dipakai dalam setiap item pekerjaan yang berlaku disekitar wilayah dimana pekerjaan dilaksanakan.
5)
Rumus perhitungan harga satuan item pekerjaan, disajikan pada Tabel “Analisa Harga Satuan Pekerjaan”.
Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan harga satuan setiap jenis pekerjaan dalam satuan tertentu (m’, m2, m3, kg, buah). Analisis harga satuan ini terdiri dari analisis harga bahan bangunan, harga upah dan harga alat bantu yang disesuaikan dengan banyaknya kebutuhan dalam satu satuan pekerjaan tersebut. Banyaknya keperluan bahan, upah dan alat dihitung berdasarkan pada formula SNI yaitu indeks atau faktor pengali pada masing-masing jenis satuan pekerjaan. Panitia bisa menambahkan item analisa di sesuaikan dengan kondisi dan bahan-bahan yang dipakai dimasing-masing lokasi pembangunan. Perhitungan anggaran biaya adalah hasil perkalian antara volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan dari masingmasing jenis pekerjaan. Untuk lebih jelas, pengertian di atas dapat dijabarkan dalam rumus berikut :
RAB = Volume Pekerjaan x Harga Satuan Pekerjaan
Dengan format yang disediakan, Panitia dapat menyusun perkiraan biaya dalam format Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan. e.
Menyusun Jadual Pelaksanaan Pekerjaan Penjadwalan merupakan penerjemahan tahapan-tahapan pekerjaan konstruksi yang digambarkan dalam skala waktu. Dalam penyusunan jadwal perlu ditentukan kapan masing-masing kegiatan dimulai dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya dapat diatur waktunya sesuai keperluannya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
18
Selain itu penjadwalan ini dapat digunakan untuk pengendalian atau pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dari beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengontrol dan memonitor kemajuan pekerjaan di lapangan, salah satu cara yang sederhana dan cukup dikenal adalah diagram balok (Bar Chart) seperti dicontohkan berikut:
Tabel 3 JADWAL PELAKSANAN PEMBANGUNAN RKB/RBL Nama Sekolah Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi
: : : : :
....................................... ....................................... ....................................... ....................................... ....................................... B U L A N ke
No.
URAIAN PEKERJAAN 1
I
Pekerjaan Persiapan
II
Pekerjaan Galian dan Urugan
III
Pekerjaan Pondasi
IV
Pekerjaan Dinding
V
II
I 2
3
4
1
2
III 3
4
1
2
3
Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
VI
Pekerjaan Atap
VII
Pekerjaan Plafond
VIII
Pekerjaan Lantai
IX
Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
X
Pekerjaan Instalasi Listrik
XI
Pekerjaan Instalai Plumbing & Drainasi
XII
Pekerjaan Finishing dan Perapihan
Lampiran III – Peraturan Sekjen
19
4
Dalam Tabel 3. diatas bisa dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Akan tetapi yang dimaksud adalah misalnya pekerjaan pondasi dapat dilakukan setelah pekerjaan galian tanah mencapai hasil tertentu dan tidak harus menunggu sampai pekerjaan galian tanah selesai semuanya. Pekerjaan dinding misalnya, dapat dilakukan pada saat pekerjaan pondasi mencapai hasil tertentu (tidak harus selesai semuanya). Contoh lain; pembuatan/fabrikasi kusen pintu/jendela dapat dilakukan lebih awal sehingga pada saat harus dipasang sudah siap. Demikian pula pekerjaan-pekerjaan yang lain dapat dilakukan dengan cara yang sama sehingga tidak saling ketergantungan satu sama lainnya dan waktu penyelesaian pekerjaan lebih efisien. 2.
Rencana Kerja dan Syarat Teknis a.
Uraian Umum 1)
Pengelolaan Pekerjaan Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Panitia Pembangunan Sekolah (P2S), meliputi antara lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya. Mekanisme pengadaannya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap. Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan panduan pelaksanaan kegiatan perluasan akses, Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdas, Kemdikbud.
2).
Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan sebagai tanggung jawab P2S.
3).
P2S harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan selesai, termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
4).
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh P2S secara swakelola tidak boleh diborongkan kepada pihak ketiga (pemborong/rekanan) meliputi pekerjaan : a)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Pekerjaan Persiapan, Pembongkaran.
20
5).
b.
b)
Pekerjaan Pelaksanaan.
c)
Pekerjaan Administrasi dan Pelaporan.
d)
Pekerjaan Perawatan, termasuk pembersihkan lokasi sebelum penyerahan pekerjaan antara lain pembersihan bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan P2S.
e)
Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam Juklak, gambar-gambar dan spesifikasi teknis.
Ukuran-Ukuran. a)
Ukuran-ukuran telah ditetapkan seperti dalam gambar.
b)
Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan ukuran yang terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada didalam gambar detail.
c)
Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan gambar perencanaan baik sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab P2S sepenuhnya.
d)
Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil dilapangan, yaitu diambil tinggi lantai (± 60 cm dari muka jalan raya).
e)
Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan oleh patok yang sudah ada diatas lahan sekolah, dan tanda patokan ini harus terlindung dan jangan sampai berubah.
Syarat-syarat Pelaksanaan Teknis Bahan 1).
Air. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahanbahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
21
2).
Pasir Urug. Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksud tersebut tidak dapat digunakan.
3).
Pasir Pasang. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI3. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.
4). Portland Cement (PC).
5).
a)
Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002.
b)
Bila mengunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c)
Dalam pengankutan Portland Cement (PC). ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering.
d)
Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.
Pasir Beton. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik lumpur dan sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
6).
Koral Beton/Split. a)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan Tatacara Perhitungan Struktur
22
Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-28472002.
7).
b)
Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang 20 mm.
c)
Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.
Kayu. a)
Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syaratsyarat pelaksanaan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T02-2003.
b)
Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c)
Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut: Harus kering udara (kadar lengas 5%). Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm. Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu. Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
d)
Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut : Kadar lengas kayu 30%. Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
23
Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu. Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7. 8).
9).
Beton Non Struktural. a)
Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b)
Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/ struktur pendukung menggunakan campuran1 Pc : 2 Psr : 3 Split. hingga setara dengan mutu beton K-175 dan harus memenuhi persyaratan dalam Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
c)
Campuran beton menggunakan perbandingan volume.
d)
Untuk mencapai mutu Beton setara K-175 pada umumnya menggunakan campuran 1 pc: 2 psr: 3 split.
Besi Beton. a)
Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting harus dinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
b)
Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari dari cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971).
10). Batu Bata Merah. Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Lampiran III – Peraturan Sekjen
24
a)
Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b)
Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan ketersediaan di lapangan
c)
Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal 3%, lebar maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.
d)
Warna, satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama merata kemerah-merahan.
e)
Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusukrusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f)
Suara apabila dipukul suaranya nyaring.
g)
Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi kolom praktis.
h)
Batako atau batu tela, bisa dipakai sepanjang dipakai sebagai dinding pengisi yang tidak bersifat struktural.
oleh
benda
keras
11). Multipleks. Kayu lapis tebal 4 mm, ukuran 120x240 cm, potongan tepi multipleks rapih tidak ada yang retak. Permukaan tidak cacat dan bekas dempulan. 12). Keramik. Ukuran 30 x 30 cm atau 40 x 40 cm untuk lantai dan 20 x 20 cm untuk meja laboratorium, Ketebalan minimum 8 mm, Kuat tekan minimu 900 kg/cm, produk roman, diamond, asia tile, mulia atau yang setara 13). Kaca Kaca bening, jenis float glass, tebal 5 mm, produk Sinar Rasa, Asahi Glass atau setara.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
25
c.
Pekerjaan Galian dan Urugan Meliputi penggalian tanah untuk pondasi dan pekerjaan lainnya yang memerlukan penggalian tanah, kemudian mengurug kembali galian disisi kanan-kiri pondasi atau bagian lain dari bangunan. Pengurugan yang tebalnya lebih dari 20 cm harus dilaksanakan selapis demi selapis setiap 10 cm, dan setiap lapisan harus dipadatkan menggunakan alat pemadat (misal mesin compactor) ataupun dikerjakan secara manual sehingga tidak terjadi penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi, seperti pondasi patah/putus, pondasi menggantung, ataupun kerusakan pada lantai bangunan.
d.
Pekerjaan Fondasi dan Beton 1).
Lingkup Pekerjaan. a)
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapih.
b)
Pengadaan dan pemasangan fondasi batu kali, pelat fondasi beton beton bertulan, sloof, rollag, stek besi untuk kolom, dibawah pasangan dinding batu bata dan selasar.
c)
Pengadaan besi beton dan merakit tulangan untuk sloof, pelat fondasi beton, kolom dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar antara lain wastafel, meja laboratorium, dan lain-lain
2).
Syarat-syarat Bahan pelaksanaan teknis bahan).
3).
Syarat-syarat Pelaksanaan. a)
syarat-syarat
Pondasi Batu Kali
Lampiran III – Peraturan Sekjen
(lihat
Sebelum memasang pondasi, Kondisi tanah dibawah fondasi perlu mendapat perhatian, bila kurang baik/berlumpur/ berair, tanah didasar fondasi diperbaiki dengan urugan sirtu (pasir batu)
26
b)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Agar pondasi benar-benar stabil, maka galian tanah untuk pondasi harus mencapai tanah keras dan sekurangkurangnya sesuai dengan gambar teknis.
Pada bagian bawah galian diberi lapisan pasir setebal ± 10 cm, kemudian dihampar aanstamping (pasangan batu kosong), baru diatasnya dipasang pondasi batu dengan menggunakan spesi sebagai perekat.
Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran/perbandingan 1 Pc : 2 Psr : 3 Split hingga mempunyai kekuatan tekan setara dengan mutu beton K. 175 dan harus memenuhi ketentuanketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang’ 1971 (PBI-1971) dan SK. SNI. T-15. 1991-03
Pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan, (tiap ujung besi diberi hak/tekukan) sambungan dan kait-kait dalam pembuatan sengkangsengkang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI1971 dan SK.SNI.T. T-15. 1991-03
Pemasangan tulangan besi beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. Tulangan besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak berubah anyamannya selama pengecoran, dan tebal selimut beton ± 2cm.
Pengecoran Beton. -
Cara pengadukan bisa menggunakan mesin molen atau diaduk dengan cara manual.
-
Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik sampah bekas bekisting maupun kotoran.
27
4).
Lampiran III – Peraturan Sekjen
-
Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan penahanan jarak harus selalu diperiksa sebelum pengecoran dilaksanakan.
-
Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos yang dapat memperlemah konstruksi.
-
Pekerjaan Bekisting.
-
Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar.
-
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji, potonganpotongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
-
Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI.T-15-1991-01.yaitu kurang lebih 21 hari.
Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan a)
Bahan didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
b)
Bahan harus disimpan ditempat terlindung, kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
28
5).
e.
c)
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
d)
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan, bila ada kerusakan P2S wajib mengganti.
Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan a)
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam setelah pengecoran.
b)
Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaanpekerjaan lain.
c)
Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
d)
Bagian-bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 mingu atau lebih sesuai ketentuan dalam peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15.1991-03.
Pekerjaan Dinding 1).
Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat bantu untuk:
Lampiran III – Peraturan Sekjen
a)
Pekerjaan pasangan batu bata dinding bangunan dan didinding didalam ruangan,
b)
Pekerjaan pemasangan kolom dan ring balk beton dan kolom beton praktis dan balok latai,
c)
Plesteran dibagian luar dan dalam ruang serta nat, acian dan sekonengan di seluruh bagian dinding ruang/bangunan,
d)
Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekeerjaan ini sesuai dengan yang ditentukan.
29
e) 2).
Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan).
3).
Syarat-syarat Pelaksanaan. a)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Sesuai dengan gambar yang telah disepakati untuk dilaksanakan.
Pasangan Bata
Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan adukan campuran 1 pc : 4 pasir.
Untuk semua dinding luar maupun dalam, dilantai dasar maupun lantai tingkat, mulai dari permukaan sloof/balok sampai ketinggian 30 cm, diatas permukaan lantai dan daerah basah digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 pc : 3 pasir.
Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau drum hingga basah merata.
Setelah batu bata merah terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikorek sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar telah dikorek serta dibersihkan dari aduk yang tersisa.
Pemasangan dinding dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis atau maksimum tinggi 1 m, diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar 9 m2 = (3m x 3m) maksimal 12 m2 = (3m x 4m) harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15x15 cm dengan tulangan pokok 4 Ø– 12 m begel Ø 8 – 12 mm, jarak antara kolom 3-3,5 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
30
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø – 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.
b)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finis setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finis adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat rapi dan benarbenar tegak lurus.
Pekerjaan Plesteran
Bersihkan permukaan sampai benar-benar siap menerima adukan plesteran, singkirkan semua hal yang dapat merusak atau mengganggu pekerjaan.
Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.
Dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis pertama dapat dikerjakan.
Plesteran kedua berupa acian semen (PC).
Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali ditetapkan lain.
Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak lurus.
Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah (diatas slof), semua pasangan dinding batu bata diberi trasram dengan adukan 1 pc : 3 dengan ketinggian 40 cm dari permukaan lantai.
Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau
31
retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki.
4)
P2S bertanggung jawab atas penentuan prosedur/cara perbaikan dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti plesteran retak, rusak selama waktu pelaksanaan.
Syarat-syarat Pelaksanaan Penyimpanan Barang.
Pengiriman
dan
Selain batu bata merah, pasir, batu kali, dan kerikil, bahan bangunan yang dikirim ke lokasi (site), terutama semen harus dalam keadaan tertutup atau dalam dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan tidak cacat. Bahan harus diletakan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. terlindung, bersih. P2S bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak P2S harus mengganti dengan persetujuan Pimpro atau wakil yang ditunjuk. 5).
Syarat-syarat Pelaksanaan Pengamanan Pekerjaan. Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada ruang/gedung tersebut, P2S diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
f.
Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela 1).
Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini meliputi:
Lampiran III – Peraturan Sekjen
a)
Kusen pintu dan jendela termasuk alat-alat Bantu dalam pemasangannya di lapangan.
b)
Daun pintu (panel pintu) solid dan panel teakwood dan jendela.
c)
Setel pintu dan jendela berikut asesorisnya.
32
2).
Persyaratan Bahan. a)
Jenis kayu yang dipakai adalah Kayu Kamper Samarinda atau Kayu kelas II kering (diawetkan), mutu A digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan diatas.
b)
Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang, basah dan lapuk.
c)
Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI. Untuk kayu kelas II kering setempat kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.
d)
Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan kayu yang disebutkan diatas, terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti dinyatakan dalam gambar.
e)
Daun pintu dengan konstruksi lapis teakwood, ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail, tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh untuk dilapis formika, tebal rangka kayu daun pintu minimum 3,20 cm.
f)
Bahan Perekat :
g) 3).
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku.
Bahan Finishing, untuk permukaan teakwood dari cat kayu yang bermutu baik.
Syarat-syarat Pelaksanaan. a)
Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sesudah diserut dan difinishing) dan harus lurus tanpa cacat, tidak bengkah dan lain-lain, yang dapat menurunkan kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.
b)
Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut dengan kualitas terbaik, halus dan licin.
33
4).
c)
Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yg baik, ruang yang kering dan terjaga agar tidak terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan oleh benturan.
d)
Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya, dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang yang tampak, tidak boleh ada lubang-lubang atau bekas penyetelan.
e)
Setelah dipasang, Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) wajib memberikan perhatian sepenuhnya dan memberikan perlindungan terhadap benturan benda-benda lain.
f)
Bahan kayu halus tidak dipasang dengan cara dipaku.
g)
Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus didempul atau sejenisnya sehingga permukaan menjadi rata kembali.
h)
Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara dilem, permukaan jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. Khususnya untuk pintu yang dilapis formica, tata cara merekatkan digunakan lem pada permukaan bidang dan di press.
i)
Pada bagian daun pintu lapis teakwood harus dipasang rata tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna
j)
Semua pekerjaan kayu harus memenuhi syarat, jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka P2S harus mengganti atas tanggung jawabnya.
diperkenankan
Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat/rusak. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dari cuaca, benturan-benturan dan
Lampiran III – Peraturan Sekjen
34
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup luas, bahan ditimbun dan dilindungi sesuai dengan jenisnya. P2S bertanggung jawab terhadap kerusakan dalam pengiriman, penyimpanan dan pelaksanaan. Bila ada kerusakan, P2S wajib menggantinya. 5).
Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan. Bahan-bahan kayu di hindarkan/dilindungi dari hujan dan terik matahari juga terhadap penggunaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kayu yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
g.
Pekerjaan Atap Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording, usuk dan reng, balok tembok (murplat) dan plisir (lisplank), serta pemasangan penutup atap (genteng/seng gelombang/atap metal lainnya, dsb). Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada umumnya ukuran panjang 4 m, maka diperlukan sambungan pada rangka kudakuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan rangka kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah arah gaya yang terjadi pada masingmasing batang pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya tekan dan gaya tarik. Pada batang yang menerima gaya tekan, dapat dibuat sambungan lubang dan pen. Apabila batang menerima gaya tarik, sambungan dapat berbentuk sambungan miring berkait atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk perkuatan pada sambungan kayu disarankan dipasang plat besi (beugel) dan dibaut. Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm dan atau disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan kayu berukuran 5/7 cm, dan untuk reng dapat digunakan kayu ukuran 2/3 cm atau 3/5 cm. Pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis
Lampiran III – Peraturan Sekjen
35
penutup atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga penggunaan ukuran kayu, baik untuk kunda-kuda, nok dan gording serta jarak usuk dan reng harus menyesuaikan. Apabila menggunakan penutup atap standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk memeriksa ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur. Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pakerjaan atap antara lain:
h.
1)
Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai dicor.
2)
Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton balok ring mengering. Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan yang dimulai dari pemasangan kuda-kuda, gording, usuk dan yang terakhir adalah reng. Untuk jenis atap seng atau metal sheet yang lain tidak menggunakan usuk dan reng.
3)
Sangat penting penggunaan residu pada rangka atap agar kayu awet (sebagai anti rayap).
4)
Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reng terpasang (untuk penutup atap genteng), untuk penutup atap jenis seng atau metal sheet, pemasangan bisa dilakukan setelah gording terpasang.
Pekerjaan Plafond 1).
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Lingkup Pekerjaan. a)
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaaan pekerjaan ini, sehingga pekerjan langit-langit multiplek dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
b)
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
c)
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon multipleks dengan seluruh detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
36
2).
d)
Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.
e)
Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahantambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab P2S.
Persyaratan Bahan. a)
Bahan yang digunakan adalah multiplek/kayu lapis dengan ketebalan 4 mm. Bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada seperti sobek serat, lubang bekas paku, dll.
b)
Ukuran multiplek yang modul 60 x 120 cm.
c)
Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-syarat teknis bahan tentang kayu.
d)
Bahan rangka penggantung panel multiplek, dari kayu kelas II mutu A (setempat) kering, lurus, tidak cacat, bersih dari retakan lubang.
e)
Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan rangka ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2 x laburan.
f)
Semua penggunaan kayu rangka langit-langit ini harus diberi bahan anti rayap.
digunakan
adalah
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
a)
Sebelum dilaksanakannya pemasangan langitlangit ini, semua pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
b)
Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan pengecekan /pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini antara lain instalasi kabel listrik penerangan dan daya, pemasngan atap
37
dll, diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua unsur Pelaksana Lapangan. c) Tepi, sudut tiap potongan multiplek setelah pemotongan adalah harus rapi dan halus.
i.
d)
Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (Nat).
e)
Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit tersebut harus halus (diserut), agar pemasangan panel multiplek menjadi rata.
f)
Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan rangka ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2 x laburan.
Pekerjaan Lantai 1).
Pekerjaan Dibawah Lantai a)
b)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
Pekerjaan bawah lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar sebagai dasar dari lantai finishing keramik.
Persyaratan Bahan.
Sub-base lantai menggunakan lantai kerja rabat beton dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
Bahan-bahan yang dipakai, harus sesuai dengan persyaratan bahan.
Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan/penggantian dalam pekerjaan ini harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya.
38
c)
d)
e)
Syarat-syarat Pelaksanaan.
Tanah yang akan dijadikan dasar lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dengan menggunakan alat timbris.
Pasir urug dibawah lantai disyaratkan harus keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya.
Tebal yang diisyaratkan 10 cm atau setebal sesuai dengan gambar dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.
Diatas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1pc: 3psr: 5krl.
Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) diberi lapisan plester (screed) campuran 1 pc: 3 psr setebal 5 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai.
Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan.
Bahan harus didatangkan pekerjaan harus berkualitas tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/kemasan aslinya yang masih disegel dan berlabel pabrik.
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering tidak lembab dan bersih, sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
ketempat baik dan
Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan pekerjaan harus dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.
39
2).
P2S diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang lain.
Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Lantai Keramik dan Plint Lantai. a)
b)
c)
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini, serta mencapai hasil yang baik.
Pekerjaan keramik pada lantai dilaksanakan pada seluruh ruangan termasuk selasar dan meja meja laboratorium.
Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada gambar dan detill yang disebutkan/ ditunjukkan dalam daftar finishing bahan.
Persyaratan Bahan.
Lantai Keramik yang digunakan, sesuai dengan persyaratan bahan
Semen Portland, Pasir dan Air, sesuai dengan persyaratan bahan
Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus diadakan baru dan berkualitas terbaik dari jenisnya.
Syarat-syarat Pelaksanaan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Keputusan bahan, jenis warna, tekstur dan produk akan diambil dalam musyawarah P2S. Spesifikasi teknis bahan harus tetap sesuai dengan persyaratan diatas.
40
Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm sesuai dengan gambar.
Adukan pengikat dengan campuran 1 pc : 3 pasir ditambah bahan perekat, atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran air.
Lebar siar-siar harus sama dan kedalaman maksimum 3 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar, siar-siar diisi dengan bahan pengisi berwarna/grout semen.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus sehingga hasil potongan presisi dan tidak retak-retak.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang melekat, sehingga benar-benar bersih.
d) Syarat-syarat Bahan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Pengiriman
dan
Penyimpanan
Selain pasir, semen, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan tertutup, atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih.
P2S bertangggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan.
Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang, P2S harus menggantinya.
41
e) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
j.
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3x 24 jam setelah pemasangan.
Bila terjadi kerusakan P2S diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Pekerjaan Penggantung, Pengunci, dan Kaca 1)
2).
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Lingkup Pekerjaan. a)
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan, sehingga pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci ini dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
b)
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan penggantung dan pengunci untuk pintu-pintu, jendela dan tempat lain yang disyaratkan dalam gambar.
c)
Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detaildetail ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.
d)
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan maupun tambahantambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab P2S.
Persyaratan Bahan. a)
Produksi pabrik kualitas baik setara Logo atau Solid.
b)
Kunci 2 (dua) slaag dan berkotak baja, bautbaut dan ungkitnya terbuat dari stainless steel.
c)
Tipe kunci ruangannya.
d)
Pegangan (handle) dari bahan stainless steel dan solid nylon, engsel-engsel stainless steel dengan memakai ring nylon ukuran 3x4 inch.
harus
sesuai
dengan
fungsi
42
e)
3).
k.
Syarat-syarat Pelaksanaan. a)
Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
b)
Pelaksana Lapangan harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk disetujui bersama oleh P2S.
c)
Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah di coba, pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai di cat.
d)
Sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara menyocokkan hanya diputar sampai ujung, sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
e)
Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah sedang untuk engsel ke 3 (tiga) dipasangan ditengah.
f)
Semua kunci tanam haru terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
Pekerjaan Instalasi Listrik 1).
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Engsel pintu dipakai engsel kupu-kupu, dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun pintu dan 2 untuk daun jendela dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban dan berat daun pintu, setiap engsel memikul beban maximum 20 kg.
Lingkup Pekerjaan Listrik. a)
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan pekerjaan seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b)
Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.
43
c)
2).
P2S dengan di bantu oleh Kepala Pelaksanan harus mengurus penyambungan daya listrik ke PLN termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh P2S.
Kabel Daya. a)
Instalasi dan pemasangan kabel.
Bahan. Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan SII dan SPLN. Semua kabel harus baru dan harus jelas ukuran, jenis kabel, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm2 keatas harus jenis pilin (stranded) dan instalasi tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih lecil dari 2,5 mm2. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe: -
Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC.
-
Untuk kabel distribusi digunakan NYA dan penerangan taman dengan mengunakan kabel NYFGBY.
Semua kabel NYA yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus berada didalam conduit PVC kelas AW yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Splice/pencabangan. -
Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun sambungansambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang bisa dipakai.
-
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
44
mempergunakan connector yang terbuat dari lembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya di sesuaikan dengan diameter kabel.
Bahan isolasi. Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conection dan lain-lain seperti karet, PVC, tape sintetis, resin, splice case, komposit dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain nya harus dipasang memakai cara yang disetujui oleh pabrik atau menurut anjuran yang ada.
b)
3)
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang sudah ditentukan (misalnya junction box).
Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama masing-masing, serta sebelum dan sesudah penyambungan harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi
Penyambungan kabel mempergunakan dan timah putih dan kuat.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
tembaga harus dilapisi dengan
Penerangan dan Stop Kontak. a)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Penyambungan kabel.
Lampu dan Armatur.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal box harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu
45
kelangsung kerja dan unsur komponen lampu itu sendiri.
b)
teknis
Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel dalam box harus diberikan saluran klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada balast atau kapasitor.
Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian di cat oven warna putih.
Ballast harus dari jenis “low loss ballast” dan harus dapat dipergunakan single lampu balast (satu lampu flourentscent).
Stop Kontak Biasa. Stop kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding adalah stop kontak satu phasa, ranting 250 volt, 13 ampere.
c).
Stop Kontak Khusus (SKK). Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 120 cm diatas lantai, SKK harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan.
d).
Saklar Dinding. Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe in bouw dengan rating 250 volt, 10 ampere, single gang, double gang.
e).
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Junction Box Untuk Saklar dan Stop Kontak.
Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
Kontak dari metal harus terminal pentanahan.
Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada juction box dengan menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding.
mempunyai
46
f).
h).
Kabel Instalasi.
Pada umumnya kabel untuk instalasi penerangan dari instalasi stop kontak harus dari kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (kabel jenis NYM).
Kabel harus mempunyai minimal 2,5 mm2.
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
penampang
-
Fasa 1 : Merah
-
Fasa 2 : Kuning
-
Fasa 3 : Hitam
-
Netral : Biru
-
Tanah (ground) : hijau-kuning
-
Pipa Instalasi Pelindung Kabel.
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau GIP.
Pipa, elbow, socket, junction box, klem dan aksesoris lainnya harus sesuai antara satu dengan yang lainnya, yaitu dengan diameter minimal ¾“.
Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kontak sambung (junction box) dan armatur lampu.
Pengujian (Testing). Pengujian (testing) dilakukan dan disyahkan oleh lembaga yang berwenang, pengujian tersebut meliputi :
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Test ketahanan isolasi.
Test kekuatan tegangan impuls.
Test kenaikan temperature.
Test kontinuitas.
47
l.
Pekerjaan Plumbing 1).
Lingkup Pekerjaan a).
b)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Bersih.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.
Pengadaan dan pemasangan kran-kran air terdapat di wastafel dan meja laboratorium.
Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar.
Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plambing air bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik sesuai dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi yang sempurna dan terpadu.
Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus dilakukan cara pengurasan yaitu air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu.
Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
Pengadaan dan pemasangan pipa beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam sistem pembuangan, dan semua alat sanitasi yang ada sampai penyaluran akhir.
Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai keseluruh jaringan air buangan (riol).
Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh adanya bobokan-
48
bobokan, galian-galian maupun kecerobohan para pekerja.
2).
oleh
Pengujian sistem perpipaan terhadap kebocoran sistem plambing air kotor secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja baik.
Pengadaan dan pemasangan instalasi drainasi dari talang atap sampai kepada saluran pembuangan diluar lokasi.
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan. Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan pernyataan dalam pasal pekerjaan plumbing. Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas. a)
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Persyaratan Instalasi Air Bersih.
Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC tipe D, kualitas baik, setara dengan produk Rucika atau Paralon,
Fitting harus dari bahan yang sama dengan pipa diatas dengan kualitas baik.
Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain, harus terbuat dari bahan yang sama.
Valve/stop kran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik/kualitas no 1 atau setara Produk San-Ei.
Kran-kran harus dipakai yang terbaik, setara dengan produk San-Ei.
49
b)
c)
Bak kontrol untuk valve/stop kran dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan ditutup beton
Untuk Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674/ kualitas baik, setara dengan produk Rucika atau Paralon.
Fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama.
Avur dan leher angsa dari bahan stinless steel kualitas no 1 atau setara dengan produk San-Ei.
Sistem Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor. Sistem penyambungan pipa.
Sambungan pipa PVC untuk air bersih dengan sambungan lem PVC (Solvent) untuk pipa diameter 3“ kebawah.
Untuk katup/valve/ stop kran yang mempunyai 2” ke bawah mengunakan katup penutup dengan sistem penyambungan pakai ulir/screwed.
Selanjutnya untuk katup 3/4” kebawah dipakai katup tipe bola (global).
Yang lebih besar dari 3/4” dipakai katup pintu (gate valve/stop kran) yang berkualitas baik.
Pemasangan penyambungan pipa-pipa.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Untuk fitting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh pabrik.
Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/ Rubbert Ring Join, untuk dimensi 2” digunakan lem/solvent semen.
Pemasangan sebagainya.
fixtures,
fitting
dan
50
Semua Fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotorang yang akan menggangu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures fitting, pipa-pipa air pemasangannya harus rapih, kuat dalam kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding keramik dan sebagainya. P2S bertanggung jawab untuk melengkapi jaringan instalasi.
Penggantungan/penumpu pipa/klem-klem.
Semua pipa harus diikat kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap. Untuk mencegah timbulnya getaran, penggantung, penumpu /klem-klem harus bahan produksi pabrik (bukan buatan sendiri).
Penggantung atau penumpu pipa diskrup terikat pada bagian bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dari fisher.Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa dan tidak merusak/ meyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok. Pipa tegak yang menuju ke fixtures harus dimasukan dalam tembok. Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pasangan pipa dan diklem, harus ditutup kembali sehinga pipa tidak kelihatan dari luar. Caracara penutupan kembali harus seperti semula dengan penyelesaian yang rapi sehingga tidak terlihat bekas pasangan. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Lampiran III – Peraturan Sekjen
51
Lampiran III – Peraturan Sekjen
Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum finising dinding /plesteran dan langit-langit dilaksanakan.
Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus dilaksanakan beresamasama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.
Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
Pengecatan.
Semua pipa dari besi yang tidak tertanam didalam tanah/tembok dilapisi dengan cat anti karat dan tanda arah aliran dipakai warna biru.
Semua valve/ stop kran harus diberi tanda yang menyebutkan nomor identifikasi sesuai dengan fungsinya.
Pengujian.
Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan hidrostatik selama 24 jam terus menurus tanpa terjadi penurunan tekanan.
Peralatan pengujian ini harus dilakukan dengan disaksikan oleh pihak yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya dibuat Berita Acara.
Dalam pengetesan semua kran-kran harus dalam keadaan tertutup untuk melihat kebocoran.
Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plesteran dinding dan sebelum langit-langit didaerah tersebut terpasang. Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan air hujan harus diuji terhadap kebocoran.
52
m.
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) harus memperbaiki bagian–bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
Pekerjaan Perabot Pekerjaan rehabilitasi adalah termasuk perbaikan perabot lama atau pembelian perabot baru. Jenis perabot dan tata letaknya mengacu pada Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004.
Lampiran III – Peraturan Sekjen
53
Lampiran III – Peraturan Sekjen
54
GAMBAR PROTOTIPE BANGUNAN
Lampiran III – Peraturan Sekjen
55
PROTOTIPE RANCANGAN RUANG KELAS BARU (RKB)
57
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING KIRI
TAMPAK SAMPING KANAN
+6.11
+3.70 +3.40
+3.40
+1.50
TAMPAK BELAKANG
±0.00
-0.15
100
100 300
900 300
900
700
-0.05
±0.00 -0.30 -1.10
200
POTONGAN B - B
2
900
300 -0.15
R. KELAS ±0.00
R. KELAS
R. KELAS
±0.00
±0.00
+6.11
1
+0.20 +0.20
+3.70 +3.40
+3.40
250
+0.20
200
700
250100
Rabat Beton
100
Rabat Beton
1
+0.20
+1.20
200
-0.05
Rabat Beton
-0.15
Rabat Beton
60
200 60
+0.20
SELASAR
-0.15
±0.00
±0.00
100
900
+0.20
±0.00
900
±0.00 -0.30 -1.10
900
2
DENAH RENCANA SKALA : 0
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DANDASAR MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
59
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
1
3
KODE GAMBAR
CONTOH DISAIN RG. KELAS/TEORI SMP TYPE - A, B & C
B-1
6
M.07
DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT :
L.05
K.05 K.01
M.01 P.01
RG. KELAS
K.01
NAMA FURNITURE
KODE
Meja Siswa Tunggal Meja Guru Kursi Siswa Kursi Guru Lemari SImpan Papan Tulis Papan Absen Kotak Sampah
M.01 M.07 K.01 K.05 L.05 P.01 P.10 KS
JUMLAH 32 1 32 1 1 1 1 2
bh bh bh bh bh bh bh bh
P.10 M.01
KS
SELASAR
TATA LETAK PERABOT 0
50
100
200
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERALDASAR PENDIDIKAN DASAR DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
60
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
CONTOH TATA LETAK PERABOT
RUANG KELAS SMP TYPE - A, B & C
KODE GAMBAR
LI.B-1
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Kerangka menggunakan sambungan pen dan lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu. lebar laci cukup untuk menempatkan buku atau tas. Bagian depan meja diberi penutup dari papan atau multipleks. Daun meja multipleks diberi list dari kayu keras. : Rangka dari kayu, daun dan penutup bagian depan dari papan atau multipleks tebal 18mm kualitas baik (bahan setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer. : Dipolitur atau melamin.
Bahan
Penyelesaian
60
60
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN ISOMETRI
50 cm
0
10
20
30
50 cm
18
30
10
55
TINGGI
20
30
10
35
0
60
55
TAMPAK ATAS 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK MELINTANG 0
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
61
10
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA SISWA TUNGGAL
KODE GAMBAR
M-01
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Sambungan menggunakan paku pen kayu semua tepi panil dilindungi list kayu keras laci sistem gantung daun laci sebagai tarikan. Laci dipasang sebagai kunci sentral. : Panil dari multipleks tebal 18mm atau papan dan rangka kayu kelas II, dasar laci dari tripleks tebal 6 mm, kunci silinder palang di bawah daun meja kayu keras kualitas baik (bahan setara) : Dipolitur buram/melamine tipis
Bahan
Penyelesaian
73
73
120
TAMPAK BELAKANG 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
60
73
120
ISOMETRI 35
60
TAMPAK ATAS
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
62
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA KERJA
KODE GAMBAR
M-07
Ukuran (cm)
Penyelesaian
: Panjang Kursi = 38 cm Lebar Kursi = 38 cm Tinggi dudukan = (Sesuai Tabel) Tinggi Sandaran = (Sesuai Tabel) : Kerangka menggunakan sambungan Pen dan lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu,sandaran dibentuk bagian belakang rata, bagian depan dibuat melengkung. Dudukan dari kayu yang dibentuk, terdiri dari dua bagian di beri celah dan bagian belakang diberi coakan. : Rangka dari kayu, dudukan dan sandaran dari papan kualitas baik (bahan setara) : Dipolitur atau melamine tipis.
Tinggi Siswa 155 cm 160 cm 165 cm
Tinggi Dudukan (t) 40 cm 42 cm 44 cm
Konstruksi
Bahan
Tinggi Sandaran (y) 32 cm 33 cm 34 cm
(t)
(t)
38
(y)
(y)
(y)
ISOMETRI
(t)
38
47
TAMPAK DEPAN
38
49 0
10
20
30
TAMPAK SAMPING
38
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
63
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI SISWA
KODE GAMBAR
K-01
: Lihat Gambar : Rangka terbuat dari besi tabung persegi dengan sambungan las. Sandaran dari kayu keras yang dibentuk, disekrup pada kupingan belakang, mampat, rapi tidak goyang. Dudukan rangka kayu ditutup tripleks berlubang Ø 1 dilapis karet busa di bungkus pinil tanpa jahitan. kaki kursi diberi alas/sepatu dari kayu dipasang mampat, tidak goyang kedudukannya dan rapi. : Rangka besi tabung persegi 2,5x2,5xo,12 besi tabung persegi 2x4x0,12 atau kayu kelas II. untuk rangka terbuat dari kayu menggunakan sambungan paku/ pen kayu dan lem. pinil kualitas baik,multiplek tebal 6mm sekrup kepala ceper (Bahan setara). Bila menggunakan bahan multiplek bagian tepi keliling harus berupa kayu solid dengan lebar ± 5 cm. : Dicat duco/politur, sandaran politur buram/melamine tipis.
Bahan
45
TAMPAK DEPAN
40
42
40
80
3
25
39
1.5
Penyelesaian
15
Ukuran (cm) Konstruksi
47
40
TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS 0
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
64
10
20
ISOMETRI
30
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI KERJA
KODE GAMBAR
K-05
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Semua sisi dilengkapi dengan kayu tipis (list). Lemari mempunyai sekat mendatar yang dapat dilepas, lemari dengan pintu sorong yang bergerak licin di atas rel plastik, pintu dilengkapi dengan tarikan tanam dari metal atau ebinit, dan dipasang kunci silinder. Panil belakang dari triplek 0,6 cm. : Multiplek atau papan kayu kelas II. Palang di bawah kayu keras berkualitas baik (bahan setara). : Dipolitur buram dan melamin tipis.
Bahan
2
Penyelesaian
30
80
2
34
GESER
10
2
GESER
40
126
ISOMETRI TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
TAMPAK SAMPING 0
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN SEKOLAH LANJUTAN MENENGAH PERTAMA PERTAMA
65
20
30
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT LEMARI ADMINISTRASI
KODE GAMBAR
L-05
: Lihat Gambar : Papan dibuat dari multipleks 18mm dilapis dengan bahan "Green Enamell Steel" dilem pada permukaannya, papan diperkuat dengan rangka Aluminium 1,6x2. Papan dilengkapi tempat kapur dari Aluminium ukuran, 6cmx2,5cmx244cm Papan dipasang pada dinding dengan penggantung tanam sebanyak 4 buah.
4
120
Ukuran (cm) Konstruksi
6
2 8
240
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORATPENDIDIKAN JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORATDIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PEMBINAAN SMP PERTAMA
66
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT PAPAN TULIS GANTUNG
KODE GAMBAR
P-01
Ukuran (cm) Konstruksi Bahan Penyelesaian
: Lihat Gambar : Papan diberi tempat gantungan : Papan Kayu atau Multiplek 18mm : Politur atau cat duco putih tipis
SMP NEGERI MERDEKA KELAS :....................... JUMLAH SISWA
L
P
JML. 40
HADIR IZIN SAKIT TANPA KETERANGAN Tgl. ........... Wali Kelas (.........................)
60
TAMPAK DEPAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORATPENDIDIKAN JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DITJEN MANAJEMEN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
67
ISOMETRI
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT PAPAN ABSENSI
KODE GAMBAR
P-10
PROTOTIPE RANCANGAN RUANG PERPUSTAKAAN
69
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING KIRI
TAMPAK SAMPING KANAN
+6.11
+3.40
+3.70 +3.40
+3.40
+1.50 ±0.00
-0.15
TAMPAK BELAKANG
100
700
-0.05
±0.00 -0.30 -1.10
200
B
-0.25 Rabat Beton
250 700 200
A
300
R. SIMPAN ±0.00
RUANG MEDIA ±0.00
POTONGAN B-B 100
750
+6.11
400
450
100
100
RG. BACA/KOLEKSI / REFERENSI
A
±0.00
250
+3.70 +3.40
+3.40
300
+3.40 RG. ADM. ±0.00
-0.15
200
-0.05
Rabat Beton
-0.15
60
60
200
+1.20
SELASAR
100
±0.00
±0.00
450
750
±0.00 -0.30 -1.10
300
POTONGAN A-A SKALA :
B
DENAH RENCANA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DANDASAR MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
71
0
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
1
2
KODE GAMBAR
CONTOH DISAIN PERPUSTAKAAN SMP TYPE - C & C1
C-2
4
DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT : R.01 K.01
R.08 M.03
L.01
R.03
K.01
R.07
M.05 P.04
K.01
R.09
L.01
M04
L.12
R.10
RG. BACA/KOLEKSI / REFERENSI
K.01
K.01
M04 M04
K.03 R.02
L.11
M12
K.01
RG. ADM.
M04
K.01
R. SIMPAN R.02 R.06
M04
L.01
L.01
L.01
R.03
M.03
K.01
R.10 RUANG MEDIA
R01
M04 K.01
L.01
Meja Baca Individu Meja Baca Kelompok Meja Serbaguna Meja Kerja Meja Sirkulasi Meja Ketik Kursi Siswa Kursi Putar Kursi Kerja Lemari Buku Lemari Katalog Lemari Kardek Rak Tas/Barang Rak Buku Satu Muka Rak Buku Dua Muka Rak Majalah Rak Atlas Rak Ensiklopedi Rak Koran Rak Dorong Papan Tulis Gantung Papan Pameran Kotak Sampah
R.02
M.07
M04
NAMA FURNITURE
K.05
K.01
M10 K.01
R01
P.08
KS
SELASAR
KODE
JUMLAH
M.03 M.04 M.05 M.07 M.10 M.12 K.01 K.03 K.05 L.01 L.11 L.12 R.01 R.02 R.03 R.06 R.07 R.08 R.09 R.10 P.04 P.08 KS
6 bh 10 bh 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 28 bh 1 bh 1 bh 6 bh 1 bh 1 bh 3 bh 3 bh 2 bh 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 2 bh 1 bh 1 bh 1 bh
TATA LETAK PERABOT 0
50
100
200
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DANDASAR MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAANPEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT SMP
72
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
CONTOH TATA LETAK PERABOT
PERPUSTAKAAN DAN MEDIA SMP TYPE - C & C1
KODE GAMBAR
LI.C-2
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Sambungan semua tepi panil dilindungi dengan kayu tipis, rangka penguat dari kayu keras kualitas baik. : Panil dari multipleks tebal 18mm atau papan kayu kelas II (bahan setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer. : Dipolitur buram/melamine tipis.
Bahan
Penyelesaian
10
30
73
65
141
45
68
15
25
70
65
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
73
10
20
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
KODE GAMBAR
MODEL PERABOT MEJA BACA INDIVIDU
M-03
Ukuran (cm) Konstruksi
Bahan
70
Penyelesaian
: Lihat Gambar : Semua Panil dilindungi kayu list dari kayu keras Rangka/kaki dari besi tabung persegi dengan sambungan las. Daun meja diskrupkan pada rangka besi tabung. daun rata, rapi, kaki meja dipasang sepatu dari kayu (pasak) kuat mampat. : Kaki besi tabung persegi 2x4x0,12 Daun meja dari multiplek 18mm lapis teak wood, dilist tepi dengan kayu keras kualitas baik (bahan tidak mengikat) : Dipolitur buram/melamine tipis.
140
140
TAMPAK BELAKANG 10
20
30
TAMPAK DEPAN
50 cm
0
10
20
30
50 cm
70
70
44
0
ISOMETRI 70
140
TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS 0
10
20
30
50 cm
0
10
20
30
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORATPENDIDIKAN JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SMP PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH
74
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA BACA KELOMPOK
KODE GAMBAR
M-04
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar. : Menggunakan sambungan pen dan lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu. : Kerangka dari kayu kelas II, daun meja dari kayu kelas II, lapis formika (bahan setara). : Rangka dipolitur atau lapis cat.
Bahan
87
Penyelesaian
140
140
TAMPAK BELAKANG 10
20
30
TAMPAK DEPAN
50 cm
0
10
20
30
50 cm
78
70
63
0
140 70
TAMPAK ATAS
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
10
20
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEMENTERIAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERALJENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
75
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA SERBAGUNA
KODE GAMBAR
M-05
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Sambungan menggunakan paku pen kayu semua tepi panil dilindungi list kayu keras laci sistem gantung daun laci sebagai tarikan. Laci dipasang sebagai kunci sentral. : Panil dari multipleks tebal 18mm atau papan dan rangka kayu kelas II, dasar laci dari tripleks tebal 6 mm, kunci silinder palang di bawah daun meja kayu keras kualitas baik (bahan setara) : Dipolitur buram/melamine tipis
Bahan
Penyelesaian
73
73
120
TAMPAK BELAKANG 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
60
73
120
ISOMETRI 35
60
TAMPAK ATAS
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
76
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA KERJA
KODE GAMBAR
M-07
"A" Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Meja dikonstruksi dari bahan panil kayu atau multipleks, meja dibagi menjadi 2 dan diberi laci seperti pada gambar. : Panil kayu solid atau Multiplek tebal 18mm (bahan setara), untuk multiplek semua bagian tepi dilindungi dengan list kayu atau lapisan veneer. : Dipolitur/melamine tipis.
Bahan
90
Penyelesaian
100
100
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
ISOMETRI
50 cm
64
60
2
40
2
100
90
10
40
64
90
90
10
100 100
TAMPAK ATAS 0
10
20
30
40
TAMPAK BELAKANG
50 cm 0
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
77
60
10
20
30
TAMPAK SAMPING
POTONGAN-A
0
0
10
20
30
50 cm
10
20
30
50 cm
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA SIRKULASI
KODE GAMBAR
M-10
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Sambungan menggunakan paku/pen kayu, semua tepi panil dilindungi lis kayu keras, laci sistem gantung daun laci sebagai tarikan. Laci dipasang kunci sentral. : Panil kayu atau multiplek tebal 18mm. Dasar laci dari tripleks tebal 6mm kunci sentral silinder (bahan setara) : Dipolitur atau melamin tipis
Bahan
Penyelesaian
65
65
12
12
50
60
TAMPAK SAMPING
TAMPAK DEPAN
0
0
20
30
50 cm
10
20
30
50 cm
65
50
12
10
60
TAMPAK ATAS 0
10
20
30
TAMPAK BELAKANG
50 cm 0
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN NASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
78
ISOMETRI
60
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA KETIK
KODE GAMBAR
M-12
Ukuran (cm)
Penyelesaian
: Panjang Kursi = 38 cm Lebar Kursi = 38 cm Tinggi dudukan = (Sesuai Tabel) Tinggi Sandaran = (Sesuai Tabel) : Kerangka menggunakan sambungan Pen dan lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu,sandaran dibentuk bagian belakang rata, bagian depan dibuat melengkung. Dudukan dari kayu yang dibentuk, terdiri dari dua bagian di beri celah dan bagian belakang diberi coakan. : Rangka dari kayu, dudukan dan sandaran dari papan kualitas baik (bahan setara) : Dipolitur atau melamine tipis.
Tinggi Siswa 155 cm 160 cm 165 cm
Tinggi Dudukan (t) 40 cm 42 cm 44 cm
Konstruksi
Bahan
Tinggi Sandaran (y) 32 cm 33 cm 34 cm
(t)
(t)
38
(y)
(y)
(y)
ISOMETRI
(t)
38
47
TAMPAK DEPAN
38
49 0
10
20
30
TAMPAK SAMPING
38
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
79
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI SISWA
KODE GAMBAR
K-01
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Rangka kaki dari besi tabung bulat dengan sambungan las. dudukan dari kayu keras kualitas baik tebal 2cm dibentuk bulat dengan bagian tengah cembung, bagian tengah dibuat lubang 4 bh Ø 1,5. Dudukan disekrup pada rangka besi dengan baik rata, tidak goyang. kaki diberi sepatu karet hitam kwalitas baik. : Rangka Kaki dari besi atau kayu kelas II, Dudukan dari kayu kelas II, rangka kaki dari bahan kayu dapat menggunakan sambungan paku/pen dan lem. : Rangka di cat besi semprot atau politur, dudukan dipolitur atau melamine tipis.
Bahan
Penyelesaian
28
13
42
28
40
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
TAMPAK SAMPING ISOMETRI 0
10
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEMENTERIAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
80
20
30
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI BULAT PENDEK
KODE GAMBAR
K-03
: Lihat Gambar : Rangka terbuat dari besi tabung persegi dengan sambungan las. Sandaran dari kayu keras yang dibentuk, disekrup pada kupingan belakang, mampat, rapi tidak goyang. Dudukan rangka kayu ditutup tripleks berlubang Ø 1 dilapis karet busa di bungkus pinil tanpa jahitan. kaki kursi diberi alas/sepatu dari kayu dipasang mampat, tidak goyang kedudukannya dan rapi. : Rangka besi tabung persegi 2,5x2,5xo,12 besi tabung persegi 2x4x0,12 atau kayu kelas II. untuk rangka terbuat dari kayu menggunakan sambungan paku/ pen kayu dan lem. pinil kualitas baik,multiplek tebal 6mm sekrup kepala ceper (Bahan setara). Bila menggunakan bahan multiplek bagian tepi keliling harus berupa kayu solid dengan lebar ± 5 cm. : Dicat duco/politur, sandaran politur buram/melamine tipis.
Bahan
45
TAMPAK DEPAN
40
42
40
80
3
25
39
1.5
Penyelesaian
15
Ukuran (cm) Konstruksi
47
40
TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS 0
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
81
10
20
ISOMETRI
30
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI KERJA
KODE GAMBAR
K-05
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Bagian bawah pintu panil sorong dengan rel plastik dilengkapi dengan tarikan tanam dan kunci, Bagian atas pintu kaca bening dibingkai kayu. Lemari mempunyai 4 buah sekat hidup. 3 buah sekat dipasang di atas dan 1 di bawah. sekali dapat dipindahkan. : Kayu/ Kayu lapis (Multiplek) tebal 18mm, kaca bening 0,3, tarikan tanam metal/ebonit silinder di bawah kayu keras berkualitas baik (bahan setara). Bila memakai multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid atau di tutup lapisan veneer. : Dipolitur buram dan melamin tipis palang dibawah diberi warna hitam buram
Bahan
Penyelesaian
180 8
40
2
180
50
120
60
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK DEPAN 0
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
82
ISOMETRI
10
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
KODE GAMBAR
MODEL PERABOT LEMARI BUKU
L-01
Ukuran (cm) Konstruksi Bahan
: Lihat Gambar : Disesuaikan dengan bahan : Rangka meja besi/kayu, multipleks atau papan kayu kelas II (bahan setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer. : Dipolitur buram/melamine tipis.
Penyelesaian
2
2
87
6
45
5,5
80
7
80
2
2
2 15.5 2 15.5 2 15.5 2 15.5 2 15.5 2
TAMPAK DEPAN
0
0
40
TAMPAK SAMPING
10,5
ISOMETRI
10
20
30
50 cm
10
20
30
50 cm
15,5
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
83
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT LEMARI KATALOG
KODE GAMBAR
L-11
Ukuran (cm) Konstruksi Bahan
: Lihat Gambar : Lihat Gambar : Rangka Meja besi/kayu, multipleks atau papan kayu kelas II (bahan setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer. : Di Politur / Cat
58
58
5
2
5
2
5
2
5
2
Penyelesaian
45
22 2
TAMPAK SAMPING 0
20
60
100 cm
TAMPAK DEPAN 0
20
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
84
2
60
ISOMETRI
100 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT LEMARI KARDEK
KODE GAMBAR
L-12
Ukuran (cm) Konstruksi Bahan
: Lihat Gambar : Semua tepi panel dilindungi list kayu keras : Multiplek 18MM atau papan kayu kelas II (bahan setara) : Di politur buram/melamine tipis.
Penyelesaian
25
25
25
180
7
34
34
180
34
34
34
2
25
40
100
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
85
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK TAS
KODE GAMBAR
R-01
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Rak dikonstruksi dari panil yang dilindungi dengan list kayu. Rak dibagi dua dengan sekat tegak, masing masing bagian mempunyai 5 buah papan rak yang dapat diatur, ketinggianya. Rangka penguat dari kayu keras kualitas baik. : Multiplek tebal 18mm atau bahan kayu kelas II (bahan setara) : Panil dipolitur buram/melamine tipis.
Bahan Penyelesaian
PAPAN t=2cm
1 7
2
30
2
30
2
180
30
2
30
2
30
2
TRIPLEKS 4mm
2 40
120
ISOMETRI TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
86
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK BUKU SATU MUKA
KODE GAMBAR
R-02
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Rak dikonstruksi dari panil yang dilindungi dengan list kayu. Rak dibagi dua dengan sekat tegak, masing - masing bagian mempunyai 5 buah papan rak yang dapat diatur, ketinggiannya. Rangka penguat dari kayu keras kualitas baik. : Multiplek 18mm atau bahan kayu kelas II (bahan setara) : Panil dipolitur buram di melamine tipis.
Bahan
7
2
30
2
30
2
180
30
2
30
2
30
1
2
Penyelesaian
120
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
87
60
ISOMETRI
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK BUKU DUA MUKA
KODE GAMBAR
R-03
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Rak dikonstruksi dari bahan panil. Rak dibagi menjadi 5 bagian sisi depan dibuat miring seperti pada gambar. : Kaki/alas besi atau kayu. Panil kayu atau multiplek tebal 18 (bahan setara). Semua bagian tepi panil dilapisi list kayu solid atau lapis veneer. : Bahan kayu politur.
Bahan
Penyelesaian
5
40
30
150
150
3 8 8 8 8
43
95
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
88
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK MAJALAH
KODE GAMBAR
R-06
: Lihat Gambar : Rak menggunakan konstruksi rangka dari kayu di bagi menjadi 5 bagian dan bagian sisi samping dan belakang ditutup dengan triplek seperti pada gambar. : Kaki/alas besi atau kayu. Panil kayu atau multiplek 12mm (bahan setara). Bila memakai multiplek semua tepi panil dilindungi kayu tipis atau dilapis dengan veneer. : Bahan besi cat, daun rak di politur atau melamine tipis, bahan kayu lain nya dipolitur.
Bahan
Penyelesaian
3
61
3
41
41
105
66
25
64
10 10 10 10 10
Ukuran (cm) Konstruksi
55 3
71
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK SAMPING 0
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
89
3
20
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK ATLAS
KODE GAMBAR
R-07
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Rak menggunakan konstruksi rangka dari kayu di bagi menjadi 2 bagian dan bagian sisi samping rak belakang ditutup dengan triplek seperti pada gambar. : Kayu atau papan atau multiplek 18mm (bahan setara). Bila memakai multiplek semua tepi panil dilindungi list kayu tipis atau dilapisi dengan veneer. : Politur atau Cat.
Bahan
26
41
41
41
81
81
2
5
Penyelesaian
2
57
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
42
2
50 cm
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
ISOMETRI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
90
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK INSIKLOPEDI
KODE GAMBAR
R-08
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Semua tepi panil dilindungi liast kayu keras, sambungan seperti pada gambar. : Kaki - kisi terbuat dari kayu keras kualitas baik (bahan setara) : Politur /melamine tipis.
Bahan
10
135
180
35
2
Penyelesaian
40
100
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
ISOMETRI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
91
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK KORAN
KODE GAMBAR
R-09
Ukuran (cm) Panjang Lebar Tinggi
: Lihat Gambar : 60 : 40 : 75
Konstruksi Bahan Penyelesaian
: Tiang kaki dipasang 4 buah roda castor. : Kayu Keras kwalitas baik, 4 roda kaset. : Politur atau Melamine.
3
95
10 5
75
98
53
3
40
60
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH DIREKTORAT SMP PERTAMA
92
10
20
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT RAK DORONG
KODE GAMBAR
R-10
PROTOTIPE RANCANGAN RUANG LABORATORIUM IPA
93
TAMPAK SAMPING KIRI
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING KANAN
30°
+6.11
+3.70 +3.40
+3.40
TAMPAK BELAKANG
+1.50 ±0.00
-0.15
Meja Beton Lapis Keramik
R. SIMPAN
RG. BELAJAR / PRAKTIK ±0.00
Bak Cuci Beton Lapis Keramik
250
Meja Beton Lapis Keramik
POTONGAN B - B
+6.11
A
RUANG PERSIAPAN ±0.00
+1.20 ±0.00
100
60
-0.05
±0.00
200
200 60
SELASAR -0.15
+3.70 +3.40
+3.40
-0.15
Rabat Beton
200
±0.00
250 800
300
800
300
-0.15
Rabat Beton
100
100 100
300
250
100 250
1200
Bak Cuci Beton Lapis Keramik
A
±0.00 -0.30 -1.10
Meja Beton
B
100
-0.05
1200
±0.00 -0.30 -1.10
300
POTONGAN A - A
B
SKALA :
DENAH RENCANA
0
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN DIREKTORAT PENDIDIKAN JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DANDASAR MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
95
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
1
2
KODE GAMBAR
CONTOH DISAIN LAB. SAINS/PA SMP TYPE - A, B & C
E-1
4
L.20
DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT : L.02
L.08
Bak Cuci R.SIMPAN M.05 K.02
M.05 K.02
K.02
L.02
M.05 K.02
K.02
K.05 K.05
M.05
L.08
L.10
M.07
M.05 M.11
RG. BELAJAR / PRAKTIK
P.01 K.05
K.05
L.06
M.07 M.05
M.05
M.05
KS
L.02 K.01
K.02
K.02
K.02 M.05
K.02
K.02
R.PERSIAPAN
M.05
NAMA FURNITURE
KODE
Meja Serbaguna Meja Kerja Meja Demontrasi Kursi Siswa Kursi Bunder Tinggi Kursi Kerja Lemari Kaca Lemari Alat Peraga Lemari Besi Lemari Kertas Kerja Lemari Gantung / PPPK Lemari Asam Papan Tulis Gantung Kotak Sampah
M.05 M.07 M.11 K.01 K.02 K.05 L.02 L.06 L.08 L.10 L.14 L.20 P.01 KS
JUMLAH 20 2 1 2 40 4 3 1 2 1 1 1 1 2
bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh
BAK SINK
L.14
SELASAR
TATA LETAK PERABOT 0
50
100
200
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DANDASAR MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
96
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
CONTOH TATA LETAK PERABOT
LABORATORIUM SAINS/PA SMP TYPE - A, B & C
KODE GAMBAR
LI.E-1
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar. : Menggunakan sambungan pen dan lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu. : Kerangka dari kayu kelas II, daun meja dari kayu kelas II, lapis formika (bahan setara). : Rangka dipolitur atau lapis cat.
Bahan
87
Penyelesaian
140
140
TAMPAK BELAKANG 10
20
30
TAMPAK DEPAN
50 cm
0
10
20
30
50 cm
78
70
63
0
140 70
TAMPAK ATAS
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
10
20
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
97
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA SERBAGUNA
KODE GAMBAR
M-05
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Sambungan menggunakan paku pen kayu semua tepi panil dilindungi list kayu keras laci sistem gantung daun laci sebagai tarikan. Laci dipasang sebagai kunci sentral. : Panil dari multipleks tebal 18mm atau papan dan rangka kayu kelas II, dasar laci dari tripleks tebal 6 mm, kunci silinder palang di bawah daun meja kayu keras kualitas baik (bahan setara) : Dipolitur buram/melamine tipis
Bahan
Penyelesaian
73
73
120
TAMPAK BELAKANG 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
60
73
120
ISOMETRI 35
60
TAMPAK ATAS
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
98
20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT MEJA KERJA
KODE GAMBAR
M-07
Ukuran (cm) Konstruksi
Bahan
Penyelesaian
: Lihat Gambar : Meja dikonstruksi dari bahan panil kayu atau Multiplek dilindungi dengan list kayu, meja dibagi menjadi 3 dan diberi laci seperti pada gambar. : Panil kayu solid atau Multiplek tebal 18mm (bahan setara). Untuk multiplek semua tepi panil dilindungi list kayu tipis atau diberi lapisan veneer. : Dipolitur/melamine tipis.
102
24
2
90
24
2
24
2
ISOMETRI
80
80
80
2
70
240
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0
0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
99
2
74
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
10
20
30
50 cm
MODEL PERABOT MEJA DEMONTRASI
KODE GAMBAR
M-11
Ukuran (cm)
Penyelesaian
: Panjang Kursi = 38 cm Lebar Kursi = 38 cm Tinggi dudukan = (Sesuai Tabel) Tinggi Sandaran = (Sesuai Tabel) : Kerangka menggunakan sambungan Pen dan lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu,sandaran dibentuk bagian belakang rata, bagian depan dibuat melengkung. Dudukan dari kayu yang dibentuk, terdiri dari dua bagian di beri celah dan bagian belakang diberi coakan. : Rangka dari kayu, dudukan dan sandaran dari papan kualitas baik (bahan setara) : Dipolitur atau melamine tipis.
Tinggi Siswa 155 cm 160 cm 165 cm
Tinggi Dudukan (t) 40 cm 42 cm 44 cm
Konstruksi
Bahan
Tinggi Sandaran (y) 32 cm 33 cm 34 cm
(t)
(t)
38
(y)
(y)
(y)
ISOMETRI
(t)
38
47
TAMPAK DEPAN
38
49 0
10
20
30
TAMPAK SAMPING
38
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
100
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI SISWA
KODE GAMBAR
K-01
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Rangka kaki dari besi tabung bulat dengan sambungan las. dudukan dari kayu keras kualitas baik tebal 2cm dibentuk bulat dengan bagian tengah cembung, bagian tengah dibuat lubang 4 bh Ø 1,5. Dudukan disekrup pada rangka besi dengan baik rata, tidak goyang. kaki diberi sepatu karet hitam kwalitas baik. : Rangka Kaki dari besi atau kayu kelas II, Dudukan dari kayu kelas II, rangka kaki dari bahan kayu dapat menggunakan sambungan paku/pen dan lem . : Rangka di cat besi semprot atau politur, dudukan dipolitur atau melamine tipis.
Bahan
Penyelesaian
28
20
42
28
40
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
TAMPAK SAMPING 0
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL JENDERAL PENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
101
20
ISOMETRI
30
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI BULAT TINGGI
KODE GAMBAR
K-02
: Lihat Gambar : Rangka terbuat dari besi tabung persegi dengan sambungan las. Sandaran dari kayu keras yang dibentuk, disekrup pada kupingan belakang, mampat, rapi tidak goyang. Dudukan rangka kayu ditutup tripleks berlubang Ø 1 dilapis karet busa di bungkus pinil tanpa jahitan. kaki kursi diberi alas/sepatu dari kayu dipasang mampat, tidak goyang kedudukannya dan rapi. : Rangka besi tabung persegi 2,5x2,5xo,12 besi tabung persegi 2x4x0,12 atau kayu kelas II. untuk rangka terbuat dari kayu menggunakan sambungan paku/ pen kayu dan lem. pinil kualitas baik,multiplek tebal 6mm sekrup kepala ceper (Bahan setara). Bila menggunakan bahan multiplek bagian tepi keliling harus berupa kayu solid dengan lebar ± 5 cm. : Dicat duco/politur, sandaran politur buram/melamine tipis.
Bahan
45
TAMPAK DEPAN
40
42
40
80
3
25
39
1.5
Penyelesaian
15
Ukuran (cm) Konstruksi
47
40
TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS 0
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERALJENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
102
10
20
ISOMETRI
30
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT KURSI KERJA
KODE GAMBAR
K-05
Ukuran (cm) Konstruksi Bahan
: Lihat Gambar : Pintu Geser pakai kaca : Multipleks tebal 18mm atau papan kayu kelas II (bahan setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer. : Dipolitur
43
43
Penyelesaian
8
43
43
180
KACA
120
40
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEMENTERIAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
103
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
KODE GAMBAR
MODEL PERABOT LEMARI KACA GESER
L-02
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Lemari mempunyai 3 buah rak hidup dan 1 rak tertutup dengan 2 buah pintu dilengkapi kunci : Multipleks atau papan kayu kelas II (bahan setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish. : Dipolitur buram/melamine tipis
Bahan
180
2
60
2
30 180
2
30
2
40
2
Penyelesaian
37
3
120
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERALJENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
104
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
KODE GAMBAR
MODEL PERABOT LEMARI ALAT PERAGA
L-06
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Pintu ganda dengan engsel yang tidak terlihat dipasang sepanjang daun pintu. kunci sentral silinder. : Cold Rolled Steel tebal 0,08. (bahan setara) : Di cat Panggang/duco.
10 43
43
183
43
43
Bahan Penyelesaian
46
91
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK DEPAN 0
10
20
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEMENTERIAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
105
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT LEMARI BESI
KODE GAMBAR
L-08
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Lemari Bagian Bawah dengan dengan pintu sorong yang dilengkapi dengan handel tanam, grendel, kunci, silinder, bagian atas dibagi lima bagian lagi menjadi 3 bagian dengan triplek tebal 6mm. Semua panil dilindungi list kayu : Multiplexs atau papan kayu kelas II (bahan setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer. : Dipolitur dan melamin tipis.
Bahan
180 8
2
50
180
4
Penyelesaian
50 120
60
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
TAMPAK SAMPING 0
10
20
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANNASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
106
30
50 cm
ISOMETRI
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
KODE GAMBAR
MODEL PERABOT LEMARI KERTAS KERJA
L-10
Ukuran (cm) Konstruksi
: Lihat Gambar : Pintu kaca bening dengan rangka kayu, Engsel kupu, tarikan kayu dan kunci silinder. Lemari digantung pada tembok dengan kokoh : Panil kayu solid atau multiplek tebal 18 mm, kaca tebal 3mm. Bila menggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan list kayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer. : Dipolitur buram/melamin tipis.
Bahan
80
Penyelesaian
90
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
30
0
10
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORATPENDIDIKAN JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DITJEN MANAJEMEN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORATDIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PEMBINAAN SMP PERTAMA
107
ISOMETRI
TAMPAK SAMPING 20
30
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT LEMARI GANTUNG/P3K
KODE GAMBAR
L-14
Ukuran (cm) Konstruksi Bahan
: Lihat Gambar : Pintu kaca dengan frame kayu. : Kayu panil atau multiplek tebal 18mm corong dari bahan Aluminium plat dan pipa PVC. : Dipolitur Buram/melamine
Penyelesaian
KE VENTILASI LUAR PIPA PVC 4"
DUCTING ALLUMUNIUM
DUCTING ALLUMUNIUM
10 9 2
180
180
6
3
PIPA PVC 4"
50 100
TAMPAK SAMPING 0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORATPENDIDIKAN JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP PERTAMA
108
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
ISOMETRI
50 cm
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT LEMARI ASAM
KODE GAMBAR
L-20
: Lihat Gambar : Papan dibuat dari multipleks 18mm dilapis dengan bahan "Green Enamell Steel" dilem pada permukaannya, papan diperkuat dengan rangka Aluminium 1,6x2. Papan dilengkapi tempat kapur dari Aluminium ukuran, 6cmx2,5cmx244cm Papan dipasang pada dinding dengan penggantung tanam sebanyak 4 buah.
4
120
Ukuran (cm) Konstruksi
6
2 8
240
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN 0
10
20
30
50 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN NASIONAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP PERTAMA
109
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOT PAPAN TULIS GANTUNG
KODE GAMBAR
P-01
PROTOTIPE RANCANGAN RUANG LABORATORIUM BAHASA
111
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING KIRI
TAMPAK SAMPING KANAN
30°
+6.11
+3.70 +3.40
+3.40
+1.50
TAMPAK BELAKANG -0.05
±0.00
-0.15
±0.00 -0.30
B
-0.15
Rabat Beton
100
100
RUANG PRODUKSI ±0.00
800
200
POTONGAN B-B
100
300
300
1200
250
100
100
RG. BELAJAR / DISKUSI ±0.00
RUANG SIMPAN
250 800
300
+6.11
A
A
250 SELASAR
+1.20
-0.15
±0.00
-0.15
100
60
-0.05 Rabat Beton
200
250 200 60
+3.70 +3.40
+3.40
±0.00
1200
±0.00
±0.00 -0.30
300
POTONGAN A-A
B
SKALA :
DENAH RENCANA
0
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERALJENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
113
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
1
2
KODE GAMBAR
CONTOH DISAIN LAB. BAHASA SMP TYPE - A, B & C
D-1
4
CONTOH DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT :
4
L.13
4
4
L.13
L.02
R.SIMPAN K.07
K.07
K.07
5
1 4
L.08
M.04
2 K.07
K.07
M.04
L.13
3
RG. BELAJAR / DISKUSI
P.04
M.07
1
K.07
L.13
M.04
4 5 K.07
K.07
K.07 K.07
L.13
4
4
M.07
4
NAMA FURNITURE
KODE
Meja Kerja Meja Baca Kelompok Kursi Putar Lemari Kaca Geser Lemari Besi Lemari Kaca Tinggi White Board Gantung
M.07 M.04 K.07 L.02 L.08 L.13 P.04
JUMLAH 3 bh 7 bh 28 bh 1 bh 1 bh 5 bh 1 bh
1. Speaker - pada dinding (2bh) 2. TV 29 inchi - pada dinding (1 bh) 3. Master console (1 set) dan VCD/DVD player (1 bh) + kursi putar guru (1 bh) 4. Booth dengan tape cecorder, preamplifier, headset, tombol panggil (24 set) 5. Komputer multimedia (6 set) dengan kursi (komputer) (6 bh)
CATATAN :
SELASAR
Kebutuhan jenis dan tata letak perabot Laboratorium Bahasa akan diatur dalam pembahasan tersendiri
TATA LETAK PERABOT 0
50
100
200
DEPARTEMENPENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERALJENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
114
STANDARISASI BANGUNAN DAN PERABOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
JUDUL GAMBAR :
CONTOH TATA LETAK PERABOT
LABORATORIUM BAHASA SMP TYPE - A, B & C
KODE GAMBAR
LI.D-1
DAFTAR IKK (INDEK KEMAHALAN KONSTRUKSI)
Lampiran III : Peraturan Sekjen
115
ALOKASI BIAYA BANGUNAN UNTUK KABUPATEN/KOTA PENERIMA DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMP/SMPLB) PEMBANGUNAN DENGAN MEKANISME SWAKELOLA OLEH KELOMPOK MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2013
No.
117
Provinsi
Kabupaten/Kota
IKK (BPS)
Ruang Kelas Baru (Rp.)
Ruang Perpustakaan (Rp.)
Ruang Laboratorium IPA (Rp.)
Ruang Laboratorium Bahasa (Rp.)
1
Aceh
Kab. Aceh Barat
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
2
Aceh
Kab. Aceh Barat Daya
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
3
Aceh
Kab. Aceh Besar
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
4
Aceh
Kab. Aceh Jaya
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
5
Aceh
Kab. Aceh Selatan
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
6
Aceh
Kab. Aceh Singkil
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
7
Aceh
Kab. Aceh Tamiang
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
8
Aceh
Kab. Aceh Tengah
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
9
Aceh
Kab. Aceh Tenggara
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
10
Aceh
Kab. Aceh Timur
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
11
Aceh
Kab. Bener Meriah
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
12
Aceh
Kab. Bireuen
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
13
Aceh
Kab. Gayo Lues
1,00
120.000.000
210.000.000
235.000.000
235.000.000
14
Aceh
Kab. Nagan Raya
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
15
Aceh
Kab. Pidie
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
16
Aceh
Kab. Pidie Jaya
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
17
Aceh
Kab. Simeulue
1,16
139.200.000
243.600.000
272.600.000
272.600.000
18
Aceh
Kota Banda Aceh
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
19
Aceh
Kota Langsa
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
118
20
Aceh
Kota Lhokseumawe
0,98
117.600.000
205.800.000
230.300.000
230.300.000
21
Aceh
Kota Sabang
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
22
Aceh
Kota Subulussalam
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
23
Bali
Kab. Bangli
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
24
Bali
Kab. Buleleng
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
25
Bali
Kab. Gianyar
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
26
Bali
Kab. Jembrana
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
27
Bali
Kab. Karangasem
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
28
Bali
Kab. Klungkung
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
29
Bali
Kab. Tabanan
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
30
Bali
Kota Denpasar
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
31
Bangka Belitung
Kab. Bangka
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
32
Bangka Belitung
Kab. Bangka Barat
1,00
120.000.000
210.000.000
235.000.000
235.000.000
33
Bangka Belitung
Kab. Bangka Selatan
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
34
Bangka Belitung
Kab. Bangka Tengah
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
35
Bangka Belitung
Kab. Belitung
1,00
120.000.000
210.000.000
235.000.000
235.000.000
36
Bangka Belitung
Kab. Belitung Timur
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
37
Bangka Belitung
Kota Pangkal Pinang
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
38
Banten
Kab. Lebak
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
39
Banten
Kab. Pandeglang
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
40
Banten
Kab. Serang
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
41
Banten
Kab. Tangerang
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
42
Banten
Kota Serang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
43
Banten
Kota Tangerang
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
44
Bengkulu
Kab. Bengkulu Selatan
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
45
Bengkulu
Kab. Bengkulu Tengah
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
46
Bengkulu
Kab. Bengkulu Utara
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
47
Bengkulu
Kab. Kaur
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
119
48
Bengkulu
Kab. Kepahiang
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
49
Bengkulu
Kab. Lebong
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
50
Bengkulu
Kab. Muko Muko
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
51
Bengkulu
Kab. Rejang Lebong
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
52
Bengkulu
Kab. Seluma
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
53
Bengkulu
Kota Bengkulu
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
54
DI. Yogyakarta
Kab. Bantul
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
55
DI. Yogyakarta
Kab. Gunung Kidul
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
56
DI. Yogyakarta
Kab. Kulon Progo
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
57
DI. Yogyakarta
Kab. Sleman
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
58
Gorontalo
Kab. Boalemo
0,98
117.600.000
205.800.000
230.300.000
230.300.000
59
Gorontalo
Kab. Bone Bolango
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
60
Gorontalo
Kab. Gorontalo
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
61
Gorontalo
Kab. Gorontalo Utara
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
62
Gorontalo
Kab. Pohuwato
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
63
Gorontalo
Kota Gorontalo
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
64
Jambi
Kab. Batanghari
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
65
Jambi
Kab. Bungo
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
66
Jambi
Kab. Kerinci
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
67
Jambi
Kab. Merangin
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
68
Jambi
Kab. Muaro Jambi
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
69
Jambi
Kab. Sarolangun
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
70
Jambi
Kab. Tebo
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
71
Jambi
Kota Jambi
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
72
Jambi
Kota Sungai Penuh
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
73
Jawa Barat
Kab. Bandung
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
74
Jawa Barat
Kab. Bandung Barat
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
75
Jawa Barat
Kab. Bekasi
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
120
76
Jawa Barat
Kab. Bogor
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
77
Jawa Barat
Kab. Ciamis
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
78
Jawa Barat
Kab. Cianjur
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
79
Jawa Barat
Kab. Cirebon
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
80
Jawa Barat
Kab. Garut
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
81
Jawa Barat
Kab. Indramayu
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
82
Jawa Barat
Kab. Karawang
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
83
Jawa Barat
Kab. Kuningan
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
84
Jawa Barat
Kab. Majalengka
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
85
Jawa Barat
Kab. Purwakarta
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
86
Jawa Barat
Kab. Subang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
87
Jawa Barat
Kab. Sukabumi
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
88
Jawa Barat
Kab. Sumedang
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
89
Jawa Barat
Kab. Tasikmalaya
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
90
Jawa Barat
Kota Bandung
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
91
Jawa Barat
Kota Banjar
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
92
Jawa Barat
Kota Bekasi
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
93
Jawa Barat
Kota Cimahi
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
94
Jawa Barat
Kota Cirebon
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
95
Jawa Barat
Kota Depok
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
96
Jawa Barat
Kota Sukabumi
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
97
Jawa Barat
Kota Tasikmalaya
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
98
Jawa Tengah
Kab. Banjarnegara
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
99
Jawa Tengah
Kab. Banyumas
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
100
Jawa Tengah
Kab. Batang
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
101
Jawa Tengah
Kab. Blora
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
102
Jawa Tengah
Kab. Boyolali
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
103
Jawa Tengah
Kab. Brebes
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
121
104
Jawa Tengah
Kab. Cilacap
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
105
Jawa Tengah
Kab. Demak
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
106
Jawa Tengah
Kab. Grobogan
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
107
Jawa Tengah
Kab. Jepara
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
108
Jawa Tengah
Kab. Karanganyar
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
109
Jawa Tengah
Kab. Kebumen
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
110
Jawa Tengah
Kab. Kendal
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
111
Jawa Tengah
Kab. Klaten
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
112
Jawa Tengah
Kab. Kudus
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
113
Jawa Tengah
Kab. Magelang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
114
Jawa Tengah
Kab. Pati
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
115
Jawa Tengah
Kab. Pekalongan
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
116
Jawa Tengah
Kab. Pemalang
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
117
Jawa Tengah
Kab. Purbalingga
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
118
Jawa Tengah
Kab. Purworejo
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
119
Jawa Tengah
Kab. Rembang
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
120
Jawa Tengah
Kab. Semarang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
121
Jawa Tengah
Kab. Sragen
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
122
Jawa Tengah
Kab. Sukoharjo
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
123
Jawa Tengah
Kab. Tegal
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
124
Jawa Tengah
Kab. Temanggung
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
125
Jawa Tengah
Kab. Wonogiri
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
126
Jawa Tengah
Kab. Wonosobo
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
127
Jawa Tengah
Kota Magelang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
128
Jawa Tengah
Kota Pekalongan
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
129
Jawa Tengah
Kota Salatiga
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
130
Jawa Tengah
Kota Semarang
0,81
97.200.000
170.100.000
190.350.000
190.350.000
131
Jawa Tengah
Kota Surakarta
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
122
132
Jawa Tengah
Kota Tegal
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
133
Jawa Timur
Kab. Bangkalan
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
134
Jawa Timur
Kab. Banyuwangi
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
135
Jawa Timur
Kab. Blitar
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
136
Jawa Timur
Kab. Bojonegoro
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
137
Jawa Timur
Kab. Bondowoso
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
138
Jawa Timur
Kab. Gresik
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
139
Jawa Timur
Kab. Jember
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
140
Jawa Timur
Kab. Jombang
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
141
Jawa Timur
Kab. Kediri
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
142
Jawa Timur
Kab. Lamongan
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
143
Jawa Timur
Kab. Lumajang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
144
Jawa Timur
Kab. Madiun
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
145
Jawa Timur
Kab. Magetan
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
146
Jawa Timur
Kab. Malang
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
147
Jawa Timur
Kab. Mojokerto
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
148
Jawa Timur
Kab. Nganjuk
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
149
Jawa Timur
Kab. Ngawi
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
150
Jawa Timur
Kab. Pacitan
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
151
Jawa Timur
Kab. Pamekasan
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
152
Jawa Timur
Kab. Pasuruan
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
153
Jawa Timur
Kab. Ponorogo
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
154
Jawa Timur
Kab. Probolinggo
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
155
Jawa Timur
Kab. Sampang
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
156
Jawa Timur
Kab. Sidoarjo
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
157
Jawa Timur
Kab. Situbondo
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
158
Jawa Timur
Kab. Sumenep
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
159
Jawa Timur
Kab. Trenggalek
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
123
160
Jawa Timur
Kab. Tulungagung
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
161
Jawa Timur
Kota Batu
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
162
Jawa Timur
Kota Blitar
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
163
Jawa Timur
Kota Kediri
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
164
Jawa Timur
Kota Madiun
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
165
Jawa Timur
Kota Malang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
166
Jawa Timur
Kota Mojokerto
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
167
Jawa Timur
Kota Pasuruan
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
168
Jawa Timur
Kota Probolinggo
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
169
Jawa Timur
Kota Surabaya
0,81
97.200.000
170.100.000
190.350.000
190.350.000
170
Kalimantan Barat
Kab. Bengkayang
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
171
Kalimantan Barat
Kab. Kapuas Hulu
1,09
130.800.000
228.900.000
256.150.000
256.150.000
172
Kalimantan Barat
Kab. Kayong Utara
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
173
Kalimantan Barat
Kab. Ketapang
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
174
Kalimantan Barat
Kab. Kubu Raya
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
175
Kalimantan Barat
Kab. Landak
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
176
Kalimantan Barat
Kab. Melawi
1,05
126.000.000
220.500.000
246.750.000
246.750.000
177
Kalimantan Barat
Kab. Pontianak
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
178
Kalimantan Barat
Kab. Sambas
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
179
Kalimantan Barat
Kab. Sanggau
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
180
Kalimantan Barat
Kab. Sekadau
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
181
Kalimantan Barat
Kab. Sintang
1,03
123.600.000
216.300.000
242.050.000
242.050.000
182
Kalimantan Barat
Kota Singkawang
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
183
Kalimantan Selantan
Kab. Banjar
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
184
Kalimantan Selantan
Kab. Barito Kuala
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
185
Kalimantan Selantan
Kab. Hulu Sungai Selatan
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
186
Kalimantan Selantan
Kab. Hulu Sungai Tengah
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
187
Kalimantan Selantan
Kab. Hulu Sungai Utara
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
124
188
Kalimantan Selantan
Kab. Tapin
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
189
Kalimantan Selantan
Kota Banjar Baru
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
190
Kalimantan Selantan
Kota Banjarmasin
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
191
Kalimantan Tengah
Kab. Barito Selatan
1,07
128.400.000
224.700.000
251.450.000
251.450.000
192
Kalimantan Tengah
Kab. Barito Timur
1,03
123.600.000
216.300.000
242.050.000
242.050.000
193
Kalimantan Tengah
Kab. Barito Utara
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
194
Kalimantan Tengah
Kab. Gunung Mas
1,07
128.400.000
224.700.000
251.450.000
251.450.000
195
Kalimantan Tengah
Kab. Kapuas
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
196
Kalimantan Tengah
Kab. Lamandau
1,08
129.600.000
226.800.000
253.800.000
253.800.000
197
Kalimantan Tengah
Kab. Pulang Pisau
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
198
Kalimantan Tengah
Kab. Seruyan
1,08
129.600.000
226.800.000
253.800.000
253.800.000
199
Kalimantan Tengah
Kab. Sukamara
1,09
130.800.000
228.900.000
256.150.000
256.150.000
200
Kalimantan Tengah
Kota Palangkaraya
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
201
Kalimantan Timur
Kab. Kutai Barat
1,03
123.600.000
216.300.000
242.050.000
242.050.000
202
Kalimantan Timur
Kab. Kutai Kartanegara
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
203
Kalimantan Timur
Kab. Malinau
1,08
129.600.000
226.800.000
253.800.000
253.800.000
204
Kalimantan Timur
Kab. Nunukan
1,08
129.600.000
226.800.000
253.800.000
253.800.000
205
Kalimantan Timur
Kab. Pasir
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
206
Kalimantan Timur
Kota Balikpapan
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
207
Kepulauan Riau
Kab. Kepulauan Anambas
1,11
133.200.000
233.100.000
260.850.000
260.850.000
208
Kepulauan Riau
Kab. Natuna
1,11
133.200.000
233.100.000
260.850.000
260.850.000
209
Kepulauan Riau
Kota Batam
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
210
Lampung
Kab. Lampung Barat
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
211
Lampung
Kab. Lampung Selatan
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
212
Lampung
Kab. Lampung Tengah
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
213
Lampung
Kab. Lampung Timur
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
214
Lampung
Kab. Lampung Utara
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
215
Lampung
Kab. Mesuji
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
125
216
Lampung
Kab. Pesawaran
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
217
Lampung
Kab. Pringsewu
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
218
Lampung
Kab. Tanggamus
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
219
Lampung
Kab. Tulang Bawang
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
220
Lampung
Kab. Tulang Bawang Barat
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
221
Lampung
Kab. Way Kanan
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
222
Lampung
Kota Bandar Lampung
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
223
Lampung
Kota Metro
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
224
Maluku
Kab. Buru Selatan
1,14
136.800.000
239.400.000
267.900.000
267.900.000
225
Maluku
Kab. Kepulauan Aru
1,15
138.000.000
241.500.000
270.250.000
270.250.000
226
Maluku
Kab. Maluku Barat Daya
1,18
141.600.000
247.800.000
277.300.000
277.300.000
227
Maluku
Kab. Maluku Tengah
1,07
128.400.000
224.700.000
251.450.000
251.450.000
228
Maluku
Kab. Maluku Tenggara
1,14
136.800.000
239.400.000
267.900.000
267.900.000
229
Maluku
Kab. Maluku Tenggara Barat
1,18
141.600.000
247.800.000
277.300.000
277.300.000
230
Maluku
Kab. Pulau Buru
1,10
132.000.000
231.000.000
258.500.000
258.500.000
231
Maluku
Kab. Seram Bagian Barat
1,10
132.000.000
231.000.000
258.500.000
258.500.000
232
Maluku
Kab. Seram Bagian Timur
1,13
135.600.000
237.300.000
265.550.000
265.550.000
233
Maluku
Kota Ambon
1,07
128.400.000
224.700.000
251.450.000
251.450.000
234
Maluku
Kota Tual
1,11
133.200.000
233.100.000
260.850.000
260.850.000
235
Maluku Utara
Kab. Halmahera Barat
1,13
135.600.000
237.300.000
265.550.000
265.550.000
236
Maluku Utara
Kab. Halmahera Selatan
1,15
138.000.000
241.500.000
270.250.000
270.250.000
237
Maluku Utara
Kab. Halmahera Tengah
1,17
140.400.000
245.700.000
274.950.000
274.950.000
238
Maluku Utara
Kab. Halmahera Timur
1,20
144.000.000
252.000.000
282.000.000
282.000.000
239
Maluku Utara
Kab. Halmahera Utara
1,11
133.200.000
233.100.000
260.850.000
260.850.000
240
Maluku Utara
Kab. Kepulauan Sula
1,14
136.800.000
239.400.000
267.900.000
267.900.000
241
Maluku Utara
Kab. Pulau Morotai
1,16
139.200.000
243.600.000
272.600.000
272.600.000
242
Maluku Utara
Kota Ternate
1,05
126.000.000
220.500.000
246.750.000
246.750.000
243
Maluku Utara
Kota Tidore Kepulauan
1,09
130.800.000
228.900.000
256.150.000
256.150.000
126
244
Nusa Tenggara Barat
Kab. Bima
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
245
Nusa Tenggara Barat
Kab. Dompu
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
246
Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Barat
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
247
Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Tengah
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
248
Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Timur
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
249
Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Utara
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
250
Nusa Tenggara Barat
Kab. Sumbawa
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
251
Nusa Tenggara Barat
Kab. Sumbawa Barat
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
252
Nusa Tenggara Barat
Kota Bima
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
253
Nusa Tenggara Barat
Kota Mataram
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
254
Nusa Tenggara Timur
Kab. Alor
1,06
127.200.000
222.600.000
249.100.000
249.100.000
255
Nusa Tenggara Timur
Kab. Belu
0,98
117.600.000
205.800.000
230.300.000
230.300.000
256
Nusa Tenggara Timur
Kab. Ende
1,00
120.000.000
210.000.000
235.000.000
235.000.000
257
Nusa Tenggara Timur
Kab. Flores Timur
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
258
Nusa Tenggara Timur
Kab. Kupang
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
259
Nusa Tenggara Timur
Kab. Lembata
1,03
123.600.000
216.300.000
242.050.000
242.050.000
260
Nusa Tenggara Timur
Kab. Manggarai
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
261
Nusa Tenggara Timur
Kab. Manggarai Barat
1,00
120.000.000
210.000.000
235.000.000
235.000.000
262
Nusa Tenggara Timur
Kab. Manggarai Timur
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
263
Nusa Tenggara Timur
Kab. Nagekeo
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
264
Nusa Tenggara Timur
Kab. Ngada
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
265
Nusa Tenggara Timur
Kab. Rote Ndao
0,98
117.600.000
205.800.000
230.300.000
230.300.000
266
Nusa Tenggara Timur
Kab. Sabu Raijua
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
267
Nusa Tenggara Timur
Kab. Sikka
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
268
Nusa Tenggara Timur
Kab. Sumba Barat
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
269
Nusa Tenggara Timur
Kab. Sumba Barat Daya
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
270
Nusa Tenggara Timur
Kab. Sumba Tengah
1,03
123.600.000
216.300.000
242.050.000
242.050.000
271
Nusa Tenggara Timur
Kab. Sumba Timur
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
127
272
Nusa Tenggara Timur
Kab. Timor Tengah Selatan
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
273
Nusa Tenggara Timur
Kab. Timor Tengah Utara
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
274
Nusa Tenggara Timur
Kota Kupang
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
275
Papua
Kab. Asmat
2,05
246.000.000
430.500.000
481.750.000
481.750.000
276
Papua
Kab. Biak Numfor
1,52
182.400.000
319.200.000
357.200.000
357.200.000
277
Papua
Kab. Boven Digoel
1,76
211.200.000
369.600.000
413.600.000
413.600.000
278
Papua
Kab. Deiyai
2,41
289.200.000
506.100.000
566.350.000
566.350.000
279
Papua
Kab. Dogiyai
1,72
206.400.000
361.200.000
404.200.000
404.200.000
280
Papua
Kab. Intan Jaya
3,56
427.200.000
747.600.000
836.600.000
836.600.000
281
Papua
Kab. Jayapura
1,37
164.400.000
287.700.000
321.950.000
321.950.000
282
Papua
Kab. Jayawijaya
2,26
271.200.000
474.600.000
531.100.000
531.100.000
283
Papua
Kab. Keerom
1,48
177.600.000
310.800.000
347.800.000
347.800.000
284
Papua
Kab. Kepulauan Yapen
1,39
166.800.000
291.900.000
326.650.000
326.650.000
285
Papua
Kab. Lanny Jaya
2,48
297.600.000
520.800.000
582.800.000
582.800.000
286
Papua
Kab. Mamberamo Raya
1,77
212.400.000
371.700.000
415.950.000
415.950.000
287
Papua
Kab. Mappi
2,10
252.000.000
441.000.000
493.500.000
493.500.000
288
Papua
Kab. Membramo Tengah
2,54
304.800.000
533.400.000
596.900.000
596.900.000
289
Papua
Kab. Merauke
1,76
211.200.000
369.600.000
413.600.000
413.600.000
290
Papua
Kab. Mimika
1,71
205.200.000
359.100.000
401.850.000
401.850.000
291
Papua
Kab. Nabire
1,40
168.000.000
294.000.000
329.000.000
329.000.000
292
Papua
Kab. Nduga
3,11
373.200.000
653.100.000
730.850.000
730.850.000
293
Papua
Kab. Paniai
2,42
290.400.000
508.200.000
568.700.000
568.700.000
294
Papua
Kab. Pegunungan Bintang
3,02
362.400.000
634.200.000
709.700.000
709.700.000
295
Papua
Kab. Puncak
3,62
434.400.000
760.200.000
850.700.000
850.700.000
296
Papua
Kab. Puncak Jaya
3,37
404.400.000
707.700.000
791.950.000
791.950.000
297
Papua
Kab. Sarmi
1,71
205.200.000
359.100.000
401.850.000
401.850.000
298
Papua
Kab. Supiori
1,54
184.800.000
323.400.000
361.900.000
361.900.000
299
Papua
Kab. Tolikara
2,73
327.600.000
573.300.000
641.550.000
641.550.000
128
300
Papua
Kab. Waropen
1,53
183.600.000
321.300.000
359.550.000
359.550.000
301
Papua
Kab. Yahukimo
2,09
250.800.000
438.900.000
491.150.000
491.150.000
302
Papua
Kab. Yalimo
2,52
302.400.000
529.200.000
592.200.000
592.200.000
303
Papua
Kota Jayapura
1,35
162.000.000
283.500.000
317.250.000
317.250.000
304
Papua Barat
Kab. Fak Fak
1,46
175.200.000
306.600.000
343.100.000
343.100.000
305
Papua Barat
Kab. Kaimana
1,45
174.000.000
304.500.000
340.750.000
340.750.000
306
Papua Barat
Kab. Manokwari
1,38
165.600.000
289.800.000
324.300.000
324.300.000
307
Papua Barat
Kab. Maybrat
1,88
225.600.000
394.800.000
441.800.000
441.800.000
308
Papua Barat
Kab. Raja Ampat
1,57
188.400.000
329.700.000
368.950.000
368.950.000
309
Papua Barat
Kab. Sorong
1,35
162.000.000
283.500.000
317.250.000
317.250.000
310
Papua Barat
Kab. Sorong Selatan
1,46
175.200.000
306.600.000
343.100.000
343.100.000
311
Papua Barat
Kab. Tambrauw
1,50
180.000.000
315.000.000
352.500.000
352.500.000
312
Papua Barat
Kab. Teluk Bintuni
1,47
176.400.000
308.700.000
345.450.000
345.450.000
313
Papua Barat
Kab. Teluk Wondama
1,44
172.800.000
302.400.000
338.400.000
338.400.000
314
Papua Barat
Kota Sorong
1,20
144.000.000
252.000.000
282.000.000
282.000.000
315
Riau
Kota Pekanbaru
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
316
Sulawesi Barat
Kab. Majene
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
317
Sulawesi Barat
Kab. Mamasa
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
318
Sulawesi Barat
Kab. Mamuju
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
319
Sulawesi Barat
Kab. Mamuju Utara
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
320
Sulawesi Barat
Kab. Polewali Mandar
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
321
Sulawesi Selatan
Kab. Bantaeng
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
322
Sulawesi Selatan
Kab. Barru
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
323
Sulawesi Selatan
Kab. Bone
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
324
Sulawesi Selatan
Kab. Bulukumba
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
325
Sulawesi Selatan
Kab. Enrekang
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
326
Sulawesi Selatan
Kab. Gowa
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
327
Sulawesi Selatan
Kab. Jeneponto
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
129
328
Sulawesi Selatan
Kab. Luwu
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
329
Sulawesi Selatan
Kab. Luwu Timur
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
330
Sulawesi Selatan
Kab. Luwu Utara
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
331
Sulawesi Selatan
Kab. Maros
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
332
Sulawesi Selatan
Kab. Pangkajene Kepulauan
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
333
Sulawesi Selatan
Kab. Pinrang
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
334
Sulawesi Selatan
Kab. Selayar
1,04
124.800.000
218.400.000
244.400.000
244.400.000
335
Sulawesi Selatan
Kab. Sidenreng Rappang
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
336
Sulawesi Selatan
Kab. Sinjai
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
337
Sulawesi Selatan
Kab. Soppeng
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
338
Sulawesi Selatan
Kab. Takalar
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
339
Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
340
Sulawesi Selatan
Kab. Toraja Utara
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
341
Sulawesi Selatan
Kab. Wajo
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
342
Sulawesi Selatan
Kota Makassar
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
343
Sulawesi Selatan
Kota Palopo
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
344
Sulawesi Selatan
Kota Pare-pare
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
345
Sulawesi Tengah
Kab. Banggai
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
346
Sulawesi Tengah
Kab. Banggai Kepulauan
1,02
122.400.000
214.200.000
239.700.000
239.700.000
347
Sulawesi Tengah
Kab. Buol
0,98
117.600.000
205.800.000
230.300.000
230.300.000
348
Sulawesi Tengah
Kab. Donggala
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
349
Sulawesi Tengah
Kab. Morowali
0,98
117.600.000
205.800.000
230.300.000
230.300.000
350
Sulawesi Tengah
Kab. Parigi Moutong
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
351
Sulawesi Tengah
Kab. Poso
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
352
Sulawesi Tengah
Kab. Sigi
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
353
Sulawesi Tengah
Kab. Tojo Una Una
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
354
Sulawesi Tengah
Kab. Toli-Toli
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
355
Sulawesi Tengah
Kota Palu
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
130
356
Sulawesi Tenggara
Kab. Bombana
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
357
Sulawesi Tenggara
Kab. Buton
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
358
Sulawesi Tenggara
Kab. Buton Utara
1,00
120.000.000
210.000.000
235.000.000
235.000.000
359
Sulawesi Tenggara
Kab. Kolaka
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
360
Sulawesi Tenggara
Kab. Kolaka Utara
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
361
Sulawesi Tenggara
Kab. Konawe
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
362
Sulawesi Tenggara
Kab. Konawe Selatan
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
363
Sulawesi Tenggara
Kab. Konawe Utara
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
364
Sulawesi Tenggara
Kab. Muna
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
365
Sulawesi Tenggara
Kab. Wakatobi
1,00
120.000.000
210.000.000
235.000.000
235.000.000
366
Sulawesi Tenggara
Kota Bau-bau
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
367
Sulawesi Tenggara
Kota Kendari
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
368
Sulawesi Utara
Kab. Bolaang Mangondow Selatan
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
369
Sulawesi Utara
Kab. Bolaang Mangondow Timur
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
370
Sulawesi Utara
Kab. Bolaang Mongondow
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
371
Sulawesi Utara
Kab. Bolaang Mongondow Utara
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
372
Sulawesi Utara
Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro
1,29
154.800.000
270.900.000
303.150.000
303.150.000
373
Sulawesi Utara
Kab. Kepulauan Talaud
1,34
160.800.000
281.400.000
314.900.000
314.900.000
374
Sulawesi Utara
Kab. Minahasa
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
375
Sulawesi Utara
Kab. Minahasa Selatan
0,95
114.000.000
199.500.000
223.250.000
223.250.000
376
Sulawesi Utara
Kab. Minahasa Tenggara
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
377
Sulawesi Utara
Kab. Minahasa Utara
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
378
Sulawesi Utara
Kab. Sangihe
1,28
153.600.000
268.800.000
300.800.000
300.800.000
379
Sulawesi Utara
Kota Bitung
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
380
Sulawesi Utara
Kota Kotamobagu
0,96
115.200.000
201.600.000
225.600.000
225.600.000
381
Sulawesi Utara
Kota Manado
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
382
Sulawesi Utara
Kota Tomohon
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
383
Sumatera Barat
Kab. Agam
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
131
384
Sumatera Barat
Kab. Dharmasraya
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
385
Sumatera Barat
Kab. Kepulauan Mentawai
1,12
134.400.000
235.200.000
263.200.000
263.200.000
386
Sumatera Barat
Kab. Lima puluh Kota
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
387
Sumatera Barat
Kab. Padang Pariaman
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
388
Sumatera Barat
Kab. Pasaman
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
389
Sumatera Barat
Kab. Pasaman Barat
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
390
Sumatera Barat
Kab. Pesisir Selatan
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
391
Sumatera Barat
Kab. Sijunjung
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
392
Sumatera Barat
Kab. Solok
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
393
Sumatera Barat
Kab. Solok Selatan
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
394
Sumatera Barat
Kab. Tanah Datar
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
395
Sumatera Barat
Kota Bukit Tinggi
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
396
Sumatera Barat
Kota Padang
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
397
Sumatera Barat
Kota Padang Panjang
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
398
Sumatera Barat
Kota Pariaman
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
399
Sumatera Barat
Kota Payakumbuh
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
400
Sumatera Barat
Kota Sawahlunto
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
401
Sumatera Barat
Kota Solok
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
402
Sumatera Selatan
Kab. Banyuasin
1,01
121.200.000
212.100.000
237.350.000
237.350.000
403
Sumatera Selatan
Kab. Empat Lawang
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
404
Sumatera Selatan
Kab. Lahat
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
405
Sumatera Selatan
Kab. Muara Enim
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
406
Sumatera Selatan
Kab. Musi Banyuasin
0,94
112.800.000
197.400.000
220.900.000
220.900.000
407
Sumatera Selatan
Kab. Musi Rawas
0,92
110.400.000
193.200.000
216.200.000
216.200.000
408
Sumatera Selatan
Kab. Ogan Ilir
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
409
Sumatera Selatan
Kab. Ogan Komering Ilir
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
410
Sumatera Selatan
Kab. Ogan Komering Ulu
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
411
Sumatera Selatan
Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
132
412
Sumatera Selatan
Kab. Ogan Komering Ulu Timur
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
413
Sumatera Selatan
Kota Lubuk Linggau
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
414
Sumatera Selatan
Kota Pagar Alam
0,93
111.600.000
195.300.000
218.550.000
218.550.000
415
Sumatera Selatan
Kota Palembang
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
416
Sumatera Selatan
Kota Prabumulih
0,91
109.200.000
191.100.000
213.850.000
213.850.000
417
Sumatera Utara
Kab. Asahan
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
418
Sumatera Utara
Kab. Batu Bara
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
419
Sumatera Utara
Kab. Dairi
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
420
Sumatera Utara
Kab. Deli Serdang
0,81
97.200.000
170.100.000
190.350.000
190.350.000
421
Sumatera Utara
Kab. Humbang Hasundutan
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
422
Sumatera Utara
Kab. Labuhan Batu
0,97
116.400.000
203.700.000
227.950.000
227.950.000
423
Sumatera Utara
Kab. Labuhan Batu Selatan
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
424
Sumatera Utara
Kab. Labuhan Batu Utara
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
425
Sumatera Utara
Kab. Langkat
0,82
98.400.000
172.200.000
192.700.000
192.700.000
426
Sumatera Utara
Kab. Mandailing Natal
0,87
104.400.000
182.700.000
204.450.000
204.450.000
427
Sumatera Utara
Kab. Nias
0,99
118.800.000
207.900.000
232.650.000
232.650.000
428
Sumatera Utara
Kab. Nias Barat
1,04
124.800.000
218.400.000
244.400.000
244.400.000
429
Sumatera Utara
Kab. Nias Selatan
1,10
132.000.000
231.000.000
258.500.000
258.500.000
430
Sumatera Utara
Kab. Nias Utara
1,05
126.000.000
220.500.000
246.750.000
246.750.000
431
Sumatera Utara
Kab. Padang Lawas
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
432
Sumatera Utara
Kab. Padang Lawas Utara
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
433
Sumatera Utara
Kab. Pakpak Bharat
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
434
Sumatera Utara
Kab. Samosir
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
435
Sumatera Utara
Kab. Serdang Bedagai
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
436
Sumatera Utara
Kab. Simalungun
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
437
Sumatera Utara
Kab. Tanah Karo
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
438
Sumatera Utara
Kab. Tapanuli Selatan
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
439
Sumatera Utara
Kab. Tapanuli Tengah
0,85
102.000.000
178.500.000
199.750.000
199.750.000
133
440
Sumatera Utara
Kab. Tapanuli Utara
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
441
Sumatera Utara
Kab. Toba Samosir
0,88
105.600.000
184.800.000
206.800.000
206.800.000
442
Sumatera Utara
Kota Binjai
0,81
97.200.000
170.100.000
190.350.000
190.350.000
443
Sumatera Utara
Kota Gunung Sitoli
0,90
108.000.000
189.000.000
211.500.000
211.500.000
444
Sumatera Utara
Kota Medan
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
445
Sumatera Utara
Kota Padang Sidimpuan
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
446
Sumatera Utara
Kota Pematang Siantar
0,84
100.800.000
176.400.000
197.400.000
197.400.000
447
Sumatera Utara
Kota Sibolga
0,89
106.800.000
186.900.000
209.150.000
209.150.000
448
Sumatera Utara
Kota Tanjung Balai
0,86
103.200.000
180.600.000
202.100.000
202.100.000
449
Sumatera Utara
Kota Tebing Tinggi
0,83
99.600.000
174.300.000
195.050.000
195.050.000
BAB III SPESIFIKASI TEKNIS SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SMP mengacu pada spesifikasi teknis sebagai berikut : I.
Alat Laboratorium IPA A.
Persyaratan Teknis Pembelajaran IPA harus secara proporsional mengembangkan kemampuan deklaratif dan kemampuan prosedural maka fungsi laboratorium tidak hanya sekedar untuk kegiatan praktikum saja tetapi merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran IPA. Untuk itu, harus diupayakan ketersediaan alat laboratorium IPA dengan mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup di sekolah. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan alat laboratorium IPA SMP, melalui DAK tahun 2013 mengadakan peralatan IPA yang meliputi: Fisika : yang terdiri dari: kit mekanika, kit optik, kit listrik dan magnet, kit panas dan hidrostatika, serta alat penunjang. Biologi yang terdiri dari: mikroskop, alat umum, bahan, model, dan carta. Besaran dana DAK untuk pengadaan alat laboratorium IPA SMP tahun 2013 per paket per sekolah sebesar maksimum Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai sekolah, pelatihan penggunaan dan pemanfaatan oleh penyedia barang atau produsen dan pajakpajak yang berlaku. Setiap alat IPA diharapkan memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) IPA SMP. Karakteristik tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/material. 1.
Aspek umum yang harus dipenuhi dalam laboratorium IPA adalah sebagai berikut.
setiap
alat
a.
Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru.
b.
Tanpa kerusakan atau cacat.
c.
Peralatan harus aman terhadap pemakai, lingkungan, dan peralatan itu sendiri.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
135
2.
B.
d.
Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari produsen kecuali yang secara teknis sulit misalnya bendanya terlalu kecil, prisma, lensa dan lain-lain.
e.
Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK ini.
f.
Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi purna jual selama 12 bulan dari pabrikan/produsen untuk kerusakan alat yang bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian dan menjamin ketersediaan suku cadang peralatan selama 3 tahun dengan surat jaminan dari pabrikan/produsen. Surat garansi dan surat jaminan dari pabrikan/produsen berlaku sejak barang diserahterimakan.
g.
Penyedia barang/produsen memberikan surat jaminan tentang akan dilaksanakan pelatihan tentang bagaimana penggunaan peralatan kepada minimal 2 (dua) orang guru IPA (satu orang guru berlatar belakang fisika dan satu orang guru berlatar belakang biologi) dari setiap sekolah penerima barang selama minimal 2 x 8 jam (atau waktu yang setara).
Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen alat laboratorium IPA yang sesuai dengan Permendiknas No 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dengan mempertimbangkan: ukuran, bahan, fungsi, dapat mengukur apa yang akan diukur, mudah digunakan/dirakit, kelengkapan alat, mudah perawatan, menunjukkan gejala sesuai dengan konsep, dan memiliki kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat lain). Daftar nama, jenis alat minimal, spesifikasi minimal dan jumlah minimal alat laboratorium IPA SMP yang diadakan selengkapnya dapat dilihat pada spesifikasi teknis.
Spesifikasi Teknis Alat-alat laboratorium IPA-Fisika disusun dalam 4 boks Kit, yakni Kit Mekanika, Kit Hidrostatika & Panas, Kit Optika dan Kit Listrik & Magnet serta peralatan pendukung. Di dalam Kit berisi banyak komponen yang cocok satu sama lain atau dapat digunakan bersama untuk bermacam-macam percobaan. Komponenkomponen pada setiap kit ditempatkan pada suatu dudukan yang terbuat dari vacum plastik warna putih/abu-abu muda, tebal minimal 1,6 mm dan ditempatkan dalam kotak boks kit yang kokoh yang warnanya sesuai jenis kit-nya. Jumlah dan bentuk
Lampiran III : Peraturan Sekjen
136
dudukan sesuai dengan komponen-komponen yang menempati. Boks kit mudah dibersihkan, dilengkapi pengunci yang kokoh. Alat laboratorium IPA-Biologi terdiri dari, mikroskop siswa dan kelengkapannya, alat umum, bahan, model, dan carta. Seluruh komponen harus diberi identitas permanen nama/logo produsen kecuali yang sangat sulit. Dilengkapi dengan garansi dan jaminan purna jual dari produsen, alamat, no telp, alamat email harus tertera dalam surat garansi dan surat jaminan. Peralatan IPA harus dijamin dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Penyedia barang/produsen harus mentransfer pengetahuan tentang penggunaan, perawatan dan perbaikan sederhana serta beberapa contoh penggunaan dalam pembelajaran kepada minimal 2 orang guru IPA yaitu 1 orang yang berlatar belakang pendidikan fisika dan 1 orang yang berlatar belakang pendidikan biologi selama minimal 2 x 8 jam atau waktu yang setara.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
137
1. FISIKA
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
Alat-alat laboratorium IPA-Fisika disusun dalam 4 boks Kit, yakni Kit Mekanika, Kit Hidrostatika & Panas, Kit Optika dan Kit Listrik & Magnet dan peralatan umum. Di dalam Kit berisi banyak komponen yang cocok satu sama lain atau dapat digunakan bersama untuk bermacammacam percobaan. Komponen-komponen pada setiap kit ditempatkan pada suatu dudukan yang terbuat dari vacum plastik warna putih/abu-abu muda, tebal minimal 1.6 mm dan ditempatkan dalam kotak boks kit yang kokoh yang warnanya sesuai jenis kit-nya. Jumlah dan bentuk dudukan sesuai dengan komponen-komponen yang menempati. Boks kit mudah dibersihkan, dilengkapi pengunci yang kokoh. Seluruh komponen harus diberi identitas permanen nama/logo produsen kecuali yang sangat sulit.
KIT MEKANIKA Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1), steaker 3,9 (-0,1). Untuk ukuran lubang poros 10 mm, lubang 10 mm (+0,15), poros 10 mm (-0,1). Seluruh komponen peralatan harus halus/tanpa ada permukaan tajam sehingga tak mudah melukai pemakai. 1.
Dasar Statif, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik ABS Ukuran: Sekitar 185 x 36 x 35 mm, ukuran lubang poros 10 mm Dengan 3 buah mur kuningan yang ditanam dan 3 baut pengencang dari stainless steel yang tidak dapat dilepas dengan bagian ujungnya halus rata. Bagian bawah dilengkapi karet penahan kestabilan. Ketiga lubang kompatibel dengan batang statif dan khusus pada lubang untuk posisi batang vertikal terdapat 3 titik kontak. Posisi lubang horizontal harus sama tinggi dengan lubang kaki statif. Terdapat 3 lubang sistem 4 mm pada permukaan dasar statif.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
138
No.
2.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Kaki Statif, Pak isi 2
Jumlah satuan Min. 2 pak
Bahan: Plastik ABS Ukuran: Sekitar 50 x 30 x 36 mm, bagian landasan dilengkapi karet penahan kestabilan. Lubang kompatibel dengan batang statif dan posisi lubang sama tinggi dengan lubang dasar statif. 3.
Balok Pendukung, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik ABS Ukuran: Sekitar 45 x 36 x 27 mm Lubang khusus dengan 3 titik kontak dan terdapat tempat untuk disisipi engsel dari Bidang miring dan dilengkapi lubang 4 mm. Dengan 1 buah mur kuningan yang ditanam dan 1 buah baut pengencang dari Stainless Steel tidak lepas 4.
Batang Statif Pendek, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Stainless Steel (tidak tertarik magnet) Ukuran: Panjang 250 mm ± 2 mm, dia. batang 10 mm. Kedua ujung batang diberi champers: 1 x 45°/Radius 1 mm 5.
Batang Statif Panjang, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Stainless Steel (tidak tertarik magnet) Ukuran: Panjang 500 mm ± 2 mm, dia. batang 10 mm. Kedua ujung batang diberi champers: 1 x 45°/Radius 1 mm 6.
Penyambung Batang statif
2 buah
Bahan: Plastik ABS, panjang sekitar 100 mm, dengan 4 mur/baut dari kuningan yang ditanam dan 4 baut/mur pengencang bentuk kupu-kupu. Baut/mur pengencang tidak dapat dilepas. Digunakan sebagai penyambung batang statif diameter 10 mm dengan cara menjepitnya 7.
Penggaris Logam
2 buah
Bahan: Baja pegas tahan karat (steinless steel), bersifat elastis. Ukuran: panjang 50 cm dengan ukuran skala cm dan mm dalam bentuk gravier/skala tidak mudah hilang, lebar sekitar 25 mm, tebal min 1 mm.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
139
No.
8.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Neraca Pegas 1.5 N
Jumlah satuan Min. 2 buah
Pembagian skala 0,05 N, toleransi pembacaan ± 0,05 N sablon permanen. Pegas terbuat dari baja pegas dan penggantung terbuat dari stainless steel, tabung terbuat dari polycarbonate bening. Pada saat diam tanpa beban penunjuk pada posisi 0, setelah dibebani harus kembali ke posisi 0. 9.
Penunjuk Pasang, sepasang
2 pasang
Bahan: Plastik ABS Ukuran: sekitar 62.5 x 20 x 19 mm, tebal sekitar 2 mm kompatibel dengan batang statif diameter 10 mm Tak rusak/pecah saat batang statif dimasukkan/ dipasang dari samping, tidak terlalu sulit untuk digesergeser di sepanjang batang statif. 10.
Tali pada Roda
2 rol
Bahan: Tali Nylon, digulung pada roda plastik Dia. Tali 1 mm, digulung pada roda plastik, panjang tali min. 10 meter 11.
Beban Pemberat 50 gr ± 0,5 gr, Pak isi 6
2 pak
Bahan: Zinc Alloy die casting, terdapat tulisan 50 g permanen. Masing-masing beban dapat dirangkai satu dengan lainnya, dapat juga dirangkai dengan batang pengait, tuas dan steaker perangkai. Dilengkapi lubang untuk gantungan neraca pegas atau tali. Sepanjang poros terdapat lubang dengan dia. 4 mm. 12.
Beban Pemberat 25 gr ± 0,2 gr, Pak isi 6
2 pak
Bahan: Plastik Polyacetal injection metal insert/Alumunium Alloy, terdapat tulisan 25 gr permanen (injection). Masing-masing beban dapat dirangkai satu dengan lainnya, dapat juga dirangkai dengan batang pengait, tuas dan steaker perangkai. Dilengkapi lubang untuk gantungan neraca pegas atau tali. Sepanjang poros terdapat lubang dengan dia. 4 mm. 13.
Neraca Pegas 3.0 N, Pak isi 2
2 pak
Pembagian skala 0.1 N, toleransi pembacaan ± 0,1 N sablon permanen. Pegas terbuat dari baja pegas dan
Lampiran III : Peraturan Sekjen
140
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
penggantung terbuat dari stainless steel, tabung terbuat dari polycarbonate bening. Pada saat diam tanpa beban penunjuk pada posisi 0, setelah dibebani harus kembali ke posisi 0. 14.
15.
16.
Jangka Sorong Bahan: Stainless Steel Ukuran: Panjang 150 mm; ketelitian 0.05 mm Untuk pengukuran diameter dalam, diameter luar dan kedalaman. Saat kedua rahang berhimpit, kedua skala segaris, menunjukan “0” dan tanpa celah Balok Aluminium Bahan: Aluminium pejal Ukuran: 18 x 18 x 57 mm (±0,2), lengkap dengan kawat baja penggantung. Jepit Penahan, pak isi 3
2 buah
2 buah
2 pak
Bahan: Plastik Polypropylene Berfungsi untuk penahan/penggantung misalnya neraca pegas. kompatibel dengan balok pendukung, dasar statif dan lain-lain. Lengkap dengan steker 4 mm, yang diberi spring hull terbuat dari baja pegas divernikel. Tak rusak bila objek dimasukkan lewat samping 17.
Roda Katrol diameter 50 mm, pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik ABS, diameter luar sekitar 58 mm, tebal bagian tepi 18 mm, diameter celah "V" 50mm (±0,2). Poros berpuli diameter 18 dengan celah "U" lengkap lubang melintang 4 mm yang kompatibel dengan batang perangkai; ujung poros berlubang sistem 4 mm, kedalaman 18 mm (0,+1). Sisi lain dilengkapi steker berpegas dia 4 mm Pada tepi bidang katrol terdapat 2 pasang lubang sistem 4 mm dengan jarak antar lubang berseberangan 50 mm (± 0,2), untuk memasang steker pemutar roda dan lain-lain. Panjang lubang 18 mm (sesuai dengan tebal katrol). Katrol dapat diputar bebas dengan gesekan rendah pada porosnya tanpa goyang. Poros kuningan dan pegas baja divernikel. 18.
Roda Katrol diameter 100 mm, pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik ABS, diameter luar sekitar 108 mm, tebal bagian tepi 18 mm, diameter celah "V" 100 mm (±0,2).
Lampiran III : Peraturan Sekjen
141
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
Poros berpuli diameter 18 mm dengan celah "U" lengkap lubang melintang 4 mm yang kompatibel dengan batang perangkai; ujung poros berlubang sistem4 mm, kedalaman 18 mm (0,+1). Sisi lain dilengkapi steker berpegas dia 4 mm. Pada tepi bidang katrol terdapat 3 pasang lubang sistem 4 mm dengan jarak antar lubang berseberangan 100 (± 0,2) mm dan 1 pasang lubang dengan jarak antar lubang 50 (± 0,2) mm segaris dengan salah satu pasang lubang tepi (untuk memasang steker pemutar roda dan lain-lain). Panjang lubang 18 mm (sesuai dengan tebal katrol). Katrol dapat diputar bebas dengan gesekan rendah pada porosnya tanpa goyang. Poros kuningan dan pegas baja divernikel 19.
Steker Poros Berfungsi sebagai poros pemutar dan lain-lain.
2 buah untuk
tuas,
poros/batang
Bahan: kuningan divernikel Ukuran: poros dia. 4 mm, panjang 38 mm (± 0,5) Steker 4 mm, dilengkapi spring hull divernikel 20.
Batang Pengait, pak isi 2
2 pak
Berfungsi sebagai pengait beban saat dirakit dengan katrol dan lain-lain Bahan: kuningan divernikel, dia. 4 mm Ukuran: sekitar 60 x 26 x dia 4 mm. Steker 4 mm, dilengkapi spring hull divernikel 21.
Tuas
2 buah
Bahan: Plastik ABS,lurus dan kaku Ukuran: sekitar 375 x 20 x 5 mm (p x l x t), tebal bagian lubang poros 13 mm. Dilengkapi pengatur keseimbangan dan penunjuk, terdiri dari 24 lubang+1 lubang tengah dengan jarak antar lubang 15 mm. Dapat digunakan untuk menggantungkan Beban Pemberat 50 gr ataupun 25 gr, tanpa alat bantu. Terdapat angka 1-12 (terinjeksi langsung) pada kedua sisi dan berada di bawah setiap lubang.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
142
Jumlah satuan Min.
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
22.
Steker Perangkai, pak isi 2 Berfungsi sebagai perangkai 2 katrol pada posisi horizontal, beban dengan kereta Bahan: Kuningan divernikel, dia. 5 mm (± 0,2) Ukuran: Panjang 42 mm (± 0,4) Steker 4 mm pada kedua ujungnya lengkap dengan spring hull divernikel
2 pak
23.
Batang Perangkai, pak isi 2
2 pak
Berfungsi sebagai perangkai 2 katrol pada posisi vertikal; dilengkapi dengan 2 pasak pada kedua ujung sehingga 2 katrol yang dirangkai pada posisi sejajar. Bahan: Kuningan divernikel, dia. 5 mm (± 0,2) Ukuran: Panjang 115 mm (± 0,4); pasak panjang 7,5 mm, diameter 2 mm. Steker 4 mm pada kedua ujungnya lengkap dengan spring hull divernikel 24.
Bidang Miring
2 buah
Bahan: Aluminium dengan engsel dari plat baja yang diberi lubang dia. 4.5 mm Ukuran: Panjang 50 cm, lebar 45 mm, tebal 2 mm tebal dinding tengah 7,5 mm; tinggi 7 mm. Engsel dapat disisipkan secara mudah pada Balok pendukung. Dilengkapi skala pada kedua sisi dan angka 0 terdapat pada kedua ujung berlawanan; terdapat alur memanjang ditengah-tengah untuk melurus gerak 2 katrol diameter 50 mm. 25.
Pegas Spiral, 0.1N / cm
2 buah
Bahan: Baja pegas tahan karat Panjang lingkaran pegas (tanpa beban) minimal 60 mm. Setiap penambahan beban 50 gram, pegas bertambah panjang 50 mm linier sampai beban 300 gram. Pada ujung atas (pangkal) dibuat lingkaran dengan diameter sekitar 5 mm untuk menggantungkan pegas dan bagian bawah dibuat bentuk pengait untuk mengantungkan beban. 26.
Balok Gesekan
2 buah
Bahan baja, ukuran: sekitar 39 x 24 x 24 mm. Permukaan sisi panjang dilapisi oleh empat jenis bahan, yaitu: kayu, karet, plastik dan kaca dengan tebal sekitar
Lampiran III : Peraturan Sekjen
143
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
3 mm. Pemasangan harus rapi dan ukuran permukaan keempat bahan harus sama, dengan toleransi (±0,5 mm) Dilengkapi dengan pengait pada salah satu sisi, sedangkan sisi yang lain diberi lubang dengan dia. 4 mm kedalaman 18 mm (0,+1). Pada satu permukaan hanya satu bahan yang bergesekan, tepi yang memanjang dichampers 3 mm x 45 0 dan permukaan baja yang tidak tertutup lapisan divernis bening. 27.
Kubus Materi
2 set
Terdiri dari 6 macam kubus pejal yang berbeda bahannya, yaitu: Kayu, Kuningan, Besi, Tembaga, plastik dan Aluminium. Permukaan materi mulus dan khusus kubus besi di vernis bening. Ukuran kubus: 20 x 20 x 20 mm (± 0,2), dikemas dalam kotak plastik dengan penutup. Sisi-sisi kubus harus siku-siku dan rata. 28.
Stopwatch/Jam Henti Analog satu tombol
2 buah
Bahan: Stainless steel. Skala dan jarum ganda: dari skala 0 (nol) sampai 60 x 0.2 detik dan 0-30 x 1 menit. Satu tombol berfungsi untuk start, stop dan reset (kembali ke "0"). Terdapat penghenti putaran lebih. 29.
Kereta Dinamika
2 buah
Kereta dari plastik/Aluminium dicat, tebal dinding min 1,7 mm dilengkapi 4 roda plastik ABS, berpenjepit. Di bagian atas, belakang dan depan terdapat lubang sistem 4 mm. Roda dapat berputar lancar bersama porosnya dengan menggunakan sistem poros arloji, kompatibel dengan rel presisi. Posisi bibir roda tak boleh menonjol keluar dari badan kereta. Ukuran kereta sekitar 94 x 47 x 36 mm. 30.
Kereta Dinamika dengan Motor
2 buah
Kereta dari plastik/Aluminium dicat, tebal diding min 1,7 mm, dilengkapi 4 roda plastik ABS, Roda menggunakan poros model sistem poros arloji, kompatibel dengan rel presisi. Posisi bibir roda tak boleh menonjol keluar dari badan kereta. Ukuran kereta sekitar 94 x 47 x 56 mm. Dilengkapi 2 lubang sistem 4 mm (depan dan atas), penjepit, 2 buah baterai AA size (1,5 V), motor listrik DC dengan sistem
Lampiran III : Peraturan Sekjen
144
No.
31.
32.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal transmisi roda gigi dan saklar pengatur laju kereta. Laju kereta 2 jenis: sekitar 10 dan 20 cm/s; ada tanda +/untuk dudukan baterai. Baterai mudah dipasang/diganti. Balok Bertingkat Bahan: Plastik ABS, Ukuran: ± 64 x 39 x 45 mm Memiliki tiga tingkat posisi (tinggi tangga): 25 mm; 35 mm; dan 45 mm. Celah/lekukan di tiap tingkat kompatibel dengan alas kaki rel presisi Pengetik Waktu + Pita Kertas
Jumlah satuan Min.
2 buah
2 buah
Perangkat pengetik waktu terpasang permanen pada kotak terbuat dari plastik ABS yang dapat ditancapkan pada tumpakanberpenjepit untuk dipasang pada rel presisi. Dilengkapi 3 atau 4 plug listrik sistem 4 mm lengkap dengan tanda 6V dan AC-DC. Terpasang rangkaian elektronik pengubah arus DC menjadi AC frekwensi 50 Hz. Vibrasi ketikan dibangkitkan oleh adanya interaksi magnet tetap (kecil, kuat magnetnya) dengan kumparan berarus listrik AC. Pada alat sudah terpasang kertas karbon berbentuk lingkaran beserta paku payung. Alat bekerja pada tegangan: 6V AC/DC, menghasilkan 50 titik/detik pada pita kertas (sama dengan frekuensi listrik AC PLN). Dilengkapi gulungan pita kertas lebar 9 - 9.5 mm. Pita dapat dimasukkan dengan mudah ke celah dari pengetik waktu, selanjutnya dapat bergerak lancar. Panjang pita seluruhnya minimal150 m 33.
Buku Panduan Penggunaan Alat
2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal 26 (dua puluh enam) eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4, gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna biru. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat email pada sampul belakang.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
145
No.
34.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Tray (Dudukan) alat:
Jumlah satuan Min. 2 buah
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki lekukan-lekukan (celah-celah) yang jumlah dan bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian dalam boks kit, ada merk (simbol produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap tray disatukan (dengan system lem atau ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas). Boks Kit: Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau bahan lain yang lebih kokoh, ukuran 60 x 26 x 16 cm, warna biru. Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan (bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas. Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap komponen.
KIT HIDROSTATIKA & PANAS Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1), steaker 3,9 (-0,1). Seluruh komponen peralatan harus halus/tanpa ada permukaan tajam sehingga tak mudah melukai pemakai.
1.
Tabung Berpancuran
2 buah
Bahan: Plastik transparan (SAN/acrylic) Ukuran: sekitar 163 mm (tinggi), dia. 60 mm. Panjang Pancuran: sekitar 24 mm dengan sudut kemiringan 15°, Tebal dinding minimal 2 mm. Dapat berdiri tegak dan
Lampiran III : Peraturan Sekjen
146
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
kokoh, kompatibel dengan silinder ukur (Bibir pancuran bagian bawah tidak lebih rendah dari posisi bibir silinder ukur) 2.
Gelas Kimia (Beaker)
2 buah
Bahan: Kaca Borosilikat Volume: 250 ml, memiliki skala minimal sampai 200 mL, dengan jarak antar skala 50 mL. Dapat berdiri tegak, kaca bening, pada bagian atasnya terdapat cerat (bibir tuang). 3.
Silinder Ukur Bahan: Plastik transparan (SAN/acrylic) Volume: 100 mL, dilengkapi skala dengan ketelitian 2.0 mL. Saat diisi air maka permukaan airnya bisa terlihat secara jelas. Pada bagian atasnya terdapat cerat (bibir tuang) sedangkan pada bagian badannya terdapat skala ukur dengan ketelitian 2,0 mL dan skala maksimum 100 mL.
2 buah
4.
Selang Plastik/Silicon Pak isi 2 Bahan: PVC lunak/silicon, transparan Ukuran: dia. dalam 7 mm, dia. luar 10 mm, panjang 500 mm Tidak terjadi kebocoran saat disambungkan pada Gelas tiga arah maupun Penghubung selang, warna plastiknya transparan dan elastis (lentur) sehingga tidak mudah terlipat maupun sobek saat dipasang pada celah/lekukan dari penanda air/pelacak tekanan Corong
2 pak
5.
2 buah
Bahan: Plastik bening PVC/Acrillic/SAN/PC Ukuran: dia. Atas 70 mm, dia. Bawah 20 mm Panjang total: 67 mm Pada lubang bawahnya dapat dipasangi sumbat karet kecil satu lubang dan dapat ditopang oleh penjepit pendukung. 6.
Penjepit Pendukung
2 buah
Bahan: Plastik Polypropylene,dia. dalam 18 mm, lebar 12 mm, tebal 2 mm Lengkap dengan steker 4 mm, bahan kuningan divernikel dan pegas berillium divernikel, kompatibel dengan
Lampiran III : Peraturan Sekjen
147
No.
Jumlah satuan Min.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal corong. Tak rusak bila objek (contoh: corong) dimasukkan lewat samping.
7.
Penghubung Selang, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik Polypropylene dia. terkecil 5 mm, dia. terbesar 10 mm Panjang keseluruhan sekitar 54 mm, kompak dengan selang plastik/lubang sumbat karet 8.
Penanda kedalaman air (Pelacak Tekanan), Pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik ABS Dilengkapi skala cm timbul permanen Memungkinkan pendeteksian tekanan dari 4 arah (atas, bawah, kanan, kiri) Ukuran: 150 mm x 45 mm x 12 mm (p x l x t) diberi 2 cekungan/lekukan dengan lebar dan dalam masingmasing 10 mm. Dilengkapi steker 4 mm, bahan kuningan divernekel dan pegas berillium divernekel, untuk penyambung ke balok pendukung 9.
Tabung Plastik dengan Penggantung
2 buah
Bahan: Plastik translusent (Polyethylene), diameter 30 mm, tinggi 50 mm. Tabung berpenutup rapat (dalam dilengkapi lubang gantungan 10.
air
tidak
bocor),
Tabung Plastik dengan Beban 120gr
2 buah
Bahan: Plastik translusent (Polyethylene), diameter 30 mm, tinggi 50 mm. Tabung berpenutup, berisi beban berupa butiran-butiran timah hitam/peluru senjata angin/bola baja yang massa seluruhnya minimal 120 gr. 11.
Labu Erlenmeyer, mulut lebar, pak isi 3
2 pak
Bahan: Kaca Borosilikat Volume: 100 mL Mulut labu kompatibel dengan sumbat karet besar (29 x 35 x 30) mm.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
148
No.
12.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Pipa lubang kecil, pak isi 3
Jumlah satuan Min. 2 pak
Bahan: Kaca borosilikat Ukuran: 250 x 7 (-0,5) mm (Panjang x diameter luar) Diameter lubang dalam sekitar 2 mm, dengan skala mL 13.
Bak Plastik
2 buah
Ukuran: sekitar 250 x 90 x 60 mm. Tebal bahan minimal 2,5 mm, plastik ABS . Dengan dudukan dan penghalang agar3 labu erlenmeyer yang dipasang tidak saling bersentuhan. Terdapat lubang dudukan termometer 2 buah pada sebelah kiri dan kanan. Bagian bawah dilengkapi penahan termometer dengan tinggi 10 mm dari dasar bak. Pada sisi panjang terdapat indikator pembatas tinggi air. Dilengkapi pegangan pada dua sisi untuk mengangkat dan bantalan/penumpu. 14.
Penunjuk Khusus
2 buah
Terdiri dari badan, penunjuk, poros steaker dan poros penjepit pipa, digunakan untuk percobaan muai panjang. Perbandingan antara jarak poros steaker ke poros penjepit pipa dengan jarak poros steker ke ujung penunjuk adalah 1: 50. Kedua poros harus lancar perputar tetapi tidak goyang. Poros steaker dapat dirakit pada dasar statif dan poros penjepit dari baja pegas dapat dirakit dan sesuai untuk menjepit pipa baja,pipa aluminium atau pipa tembaga. Bahan:Penunjuk dari stainles steel, badan dari plastik ABS dan poros dari kuningan divernikel dan penjepit pipa dari baja pegas. 15.
Pipa Baja
2 buah
Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia. dalam x dia. luar x panjang) Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm (+0,1), lebar 7 mm, pada jarak 20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang plastik silikon, ujung pipa dichamper. 16.
Pipa Aluminium
2 buah
Bahan: Aluminium Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia. dalam x dia. luar x panjang)
Lampiran III : Peraturan Sekjen
149
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm(+0,1), lebar 7 mm, pada jarak 20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang plastik silikon, ujung pipa dichamper. 17.
18.
19.
Pipa Tembaga Bahan: Tembaga Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia.dalam x dia.luar x panjang) Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm(+0,1), lebar 7 mm, pada jarak 20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang plastik silikon, ujung pipa dichamper. Selang Silikon Bahan: Silikon translucent Ukuran: dia. dalam 7 mm ± 0,5. dia. luar min 10 mm. Panjang min 740 mm. Pembakar Spiritus
2 buah
2 buah
2 buah
Bahan: Stainless Steel Volume: 80 mL Lengkap dengan sumbu, pemutar sumbu dan penutup. Sambungan antara bagian badan dengan kepala pembakar spirtus diberi paking supaya tidak bocor. 20.
Termometer Celsius dengan skala -10 s/d 110 °C, pak isi 2
2 pak
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dgn lubang penggantung, lengkap dengan wadah/rumah penyimpanan, akurasi ± 2° C. Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu mendadak. Pada termometer terpasang "stopper" agar tak dapat bergulir bebas ketika diletakkan pada bidang datar Skala permanen dan jelas dengan skala 1 derajat 21.
Termometer Fahrenheit dengan skala 0 s/d ≥ 230 °F
2 buah
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dengan lubang penggantung,lengkap dengan wadah/rumah penyimpanannya. akurasi ± 4° F Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu mendadak. Pada termometer terpasang "stopper" agar tak dapat bergulir bebas ketika diletakkan pada bidang datar. Skala permanen dan jelas dengan skala 1 atau 2 derajat
Lampiran III : Peraturan Sekjen
150
No.
22.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Termometer tanpa skala
Jumlah satuan Min. 2 buah
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dengan lubang penggantung,lengkap dengan wadah/rumah penyimpanannya. Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu mendadak. Pada termometer terpasang "stopper" agar tidak bergulir bebas ketika diletakkan pada bidang datar 23.
Tabung Reaksi pak isi 2 Bahan kaca borosilikat, dinding medium, bibir dilipat Ukuran: diameter luar 12 ± 1 mm, panjang 100 ± 3 mm, tebal dinding 0,35 ± 0,1 mm
2 pak
Spesifikasi umum Sumbat Karet terbuat dari karet kualitas baik, tidak makin mengeras atau pecah. Karet dengan kekerasan 45 ± 5 (shore test A) 24.
25.
26.
Sumbat Karet kecil, 1 Lubang, Pak isi 2 Ukuran: 17 x 22 x 25 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi) diameter lubang 6 mm Sumbat Karet Besar, 2 Lubang, pak isi 2 Ukuran: 29 x 35 x 30 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi). diameter lubang 6 mm
2 pak
Sumbat Karet Besar, 1 Lubang, pak isi 3
2 pak
2 pak
Ukuran: 29 x 35 x 30 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi). diameter lubang 6 mm 27.
Sumbat Karet Kecil Tanpa Lubang, pak isi 2
2 pak
Ukuran: 17 x 22 x 25 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi) 28.
Gelas Tiga Arah, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Kaca borosilikat, diameter tabung utama 20 mm, tebal dinding 2 ± 0,5 mm. Diameter luar mulut tabung percabangan 10 mm; Panjang seluruhnya: 100 ± 5 mm, percabangan berada sekitar 40 mm dari mulut besar. Diameter pipa keluaran air (bawah & samping) 8 mm. Saat diberi bola gelas, dapat menahan air, atau menetes perlahan. Seluruh permukaan bibir halus.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
151
No.
29.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Bola dari gelas (kelereng), Pak isi 2
Jumlah satuan Min. 2 pak
Bahan: Gelas, ukuran sesuai untuk Gelas Tiga Arah, dapat menutup relatif rapat lubang gelas tiga arah(air menetes pelahan). 30.
Siring 50 ml
2 buah
Bahan: Plastik (Polyethilene) tranparant dengan piston terbuat dari karet Ukuran bejana: sekitar 32 mm x 120 mm (dia. luar x panjang) Menggunakan skala permanen dan dilengkapi dengan lubang keluaran di tengah untuk dapat dirakit dengan selang plastik berdiameter dalam 7 mm 31.
Siring 10 ml
2 buah
Bahan: Plastik (Polyethilene) tranparant dengan piston terbuat dari karet Ukuran bejana: sekitar 17 mm x 80 mm (dia. luar x panjang) Menggunakan skala permanen dan dilengkapi dengan lubang keluaran untuk selang plastik, dapat dirakit dengan selang plastik berdiameter dalam 7 mm 32.
Klem Universal, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Aluminium die casting, dengan batang dari stainless steel (tak tertarik magnet). Dapat menjepit benda dengan dia. 2 mm-70 mm. Pada ujung dilapis cork/gabus tebal 2-4 mm. Dilengkapi pegas spiral/plat dan mur baut sistem kupu-kupu, tidak mudah lepas. Panjang keseluruhan sekitar 220 mm 33.
Penjepit Klem / Boss Head, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Aluminium die casting. Celah bentuk V untuk 3 kontak titik pada batang yang berdiameter 2 sampai 13 mm, lengkap dengan 2 buah baut pengencang dari logam divernikel atau steinless steel, baut tidak mudah lepas dan pada bagian ujung di Champer atau radius. Panjang tanpa baut sekitar 65 mm
Lampiran III : Peraturan Sekjen
152
No.
34.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Buku Panduan Penggunaan Alat
Jumlah satuan Min. 2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal 18 (delapan belas) eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4, gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna merah. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat email pada sampul belakang. 35.
Tray (Dudukan) alat:
2 buah
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki lekukan-lekukan (celah/lekukan-celah/ lekukan) yang jumlah dan bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian dalam boks kit, ada merk (simbol produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap tray disatukan (dengan system lem atau ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas). Boks Kit: Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26 x 16 cm, warna merah. Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan (bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas. Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap komponen.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
153
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
KIT OPTIKA 1.
Meja Optik
2 buah
Meja miring dengan ukuran sekitar 200 x 120 x (100 dan 110) mm (p x l x t), untuk mengamati lintasan cahaya, kompatibel dengan rel presisi. Bahan: Aluminium tebal sekitar 2 mm (±0,1), di-cat putih tak mengkilap, anti gores. 2.
Rel Presisi, Pak isi 3
2 pak
Bahan: Aluminium, powder coating/anodisasi warna hitam Ukuran: panjang 500 mm; Lengkap dengan skala cm pada kedua sisi Dipergunakan untuk percobaan optik dan mekanika (kereta dinamika); Rel dapat disambung dengan rel lain dan sambungan harus mulus. 3.
Penyambung Rel, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik (ABS) Ukuran: 195 x 70 x 20.5 mm Digunakan untuk menyambung Rel Presisi Dilengkapi bantalan karet pada kaki-kakinya 4.
Kaki Rel, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Plastik (ABS) Ukuran: 50 x 70 x 20.5 mm Digunakan sebagai dudukan Rel Presisi Dilengkapi bantalan karet pada kaki-kakinya 5.
Lampu Cadangan, 12 V/18 W, Pak isi 2
2 pak
Model kapsul dengan panjang sesuai untuk rumah lampu. 6.
Rumah Lampu Bertangkai
2 buah
Bahan: Plastik (ABS) warna hitam,tempat memasang lampu 12 V, 18 W. Di dalam tempat lampu tidak ada bahan bersifat reflektor Ukuran Bingkai: 129 x 100 mm, dengan tiang penyangga dia. 8 mm. Lengkap dengan lampu 12 V; 18 W. Dapat
Lampiran III : Peraturan Sekjen
154
No.
Jumlah satuan Min.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal dipasang dengan baik pada tumpakan berpenjepit; tempat lampu dapat diputar untuk mendudukan posisi filamen lampu menjadi vertikal.
7.
Pemegang Slide Diafragma
2 buah
Bahan: Plastik ABS dengan tiang penyangga dia. 8 mm, warna hitam tak mengkilap Ukuran Bingkai: 129 x 100 mm Digunakan untuk memegang diafragma pada dua sisi. Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Jepitan diafragma harus kuat dan akurat. Dilengkapi sepasang penutup celah 8.
Diafragma, 5 celah
2 buah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap panas), warna hitam, tak mengkilap Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), lebar celah 1 mm, celah rapi dan lurus, kompatibel dengan pemegang slide diafragma 9.
Diafragma, 1 celah
2 buah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan panas),warna hitam, tak mengkilap
tahan
terhadap
Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), lebar celah 1 mm, celah rapi dan lurus kompatibel dengan pemegang slide diafragma 10.
Diaphragma Anak Panah
2 buah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap panas), warna hitam, tak mengkilap Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), celah rapi dan lurus Anak panah tinggi 10 mm terletak di tengah. kompatibel dengan pemegang slide diafragma 11.
Layar Translusen
2 buah
Bahan: Plastik translusen, tidak licin (mengkilap) dengan tiang penyangga dia. 8 mm. Ukuran sekitar: 110 x membentuk bidang datar
100
mm,
tebal
1,5
mm,
Dapat terpasang/dilepas secara mudah pada Tumpakan Berpenjepit
Lampiran III : Peraturan Sekjen
155
No.
12.
Jumlah satuan Min.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Lensa, + 50 mm
2 buah
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 50 mm. Bahan bingkai dari plastik ABS warna hitam dengan tiang penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat. 13.
Lensa, + 100 mm
2 buah
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 100 mm. Bahan bingkai dari plastik ABS warna hitam dengan tiang penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat. 14.
Lensa, + 200 mm
2 buah
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 200 mm. Bahan bingkai dari plastik ABS warna hitam dengan tiang penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat. 15.
Lensa, -100 mm
2 buah
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa - 100 mm. Bahan bingkai dari plastik ABS warna hitamdengan tiang penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat. 16.
Tumpakan Berpenjepit, Pak isi 4
2 pak
Bahan: Plastik polycarbonate Dilengkapi pengatur sudut untuk mendudukkan posisi lensa pada rel presisi. Terdapat tuas yang bila ditekan maka tumpakan berpenjepit dapat bergerak lancar. Bila tidak ditekan maka tumpakan berpenjepit tak dapat digerakkan. Lubang pada tumpakan kompatibel penyangga sistem dia. 8 mm 17.
dengan
batang
Kaca ½ Lingkaran
2 buah
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah satu bidang datar setengah lingkaran buram
Lampiran III : Peraturan Sekjen
156
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
(tidak dipoles). Ukuran: R 30 x 30 (tebal) mm 18.
Prisma, Siku-Siku
2 buah
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah satu bidang datar segi tiga siku-siku buram (tidak dipoles). Ukuran: 43,5 x 30 mm, 90° x 45° x 45° 19.
Model Lensa Bikonvex
2 buah
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah satu bidang datar buram (tidak dipoles), dapat dikombinasikan dengan lensa Bikonkaf. Ukuran: 60 x 15 mm, R60 20.
Cermin Kombinasi Bahan: Plastik ABS diverkrom Jarak fokus sekitar 60 mm, jarak setiap sisi sekitar 60 mm tebal sekitar 15 mm Berfungsi sebagai Cermin Cekung, Cembung dan Datar Permukaan cermin mengkilap rata
2 buah
21.
Model Lensa Bikonkaf
2 buah
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah satu bidang datar buram (tidak dipoles). Ukuran: 60 x 19 x 15 mm, R60. Radius bikonkaf dan radius bikonvex harus sesuai, tidak ada celah bila digabungkan. 22.
Balok Kaca
2 buah
Bahan: Gelas Optik semua permukaan bening (dipoles) atau salah satu bidang buram (tidak dipoles). Ukuran: 60 x 40 x 20 mm. 23.
Pemegang Lilin
2 buah
Bahan: Plastik ABSUkuran: dia 55 mm, tinggi 19 mm 24.
Bak Persegi panjang
2 buah
Bak plastik bening ukuran sekitar 60 x 30 x 30 mm (p x l x t) tebal maksimum 1,2 mm, digunakan untuk menentukan indek bias zat cair. Bahan PMMA.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
157
No.
25.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Bak Bujur Sangkar
Jumlah satuan Min. 2 buah
Bak plastik bening ukuran sekitar 60 x 60 x 30 mm (p x l x t) tebal maksimum 1,2 mm, digunakan untuk menentukan indek bias zat cair. Bahan PMMA. 26.
Buku Panduan Penggunaan Alat
2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal 19 (sembilan belas) eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4, gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna hijau. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat email pada sampul belakang. 27.
Tray (Dudukan) alat:
2 buah
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki lekukan-lekukan (celah-celah) yang jumlah dan bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian dalam boks kit, ada merk (simbol produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap tray disatukan (dengan system lem atau ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas). Boks Kit: Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26 x 16 cm, warna hijau. Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan (bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
158
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap komponen.
KIT LISTRIK & MAGNET Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1), steaker 3,9 (-0,1). Steaker/poros dia. 3,9 mm (-0,1) dilengkapi Spring hull terbuat dari berillium divernikel/pegas baja divernikel. Untuk ukuran jarak sistem 19 mm, toleransi baik lubang maupun steker ± 0,1 mm. Untuk ukuran jarak sistem 50 mm, toleransi baik lubang maupun steker ± 0,1 mm. 1.
Papan Rangkaian, 120 lubang
2 buah
Bahan: plastik ABS injection dengan plug sheet 5 lubang yang tak mudah melukai. Memiliki 2 permukaan, pada setiap permukaan terdapat lubang untuk memasangkan komponen. Dalam satu kelompok terdapat 5 buah soket yang secara kelistrikan saling terhubung. Digunakan bersama komponen untuk berbagai rangkaian; mulai rangkaian listrik sederhana sampai percobaan lanjutan. Plugsheet terbuat dari tembaga yang divernikel dia. lubang plugsheet 4 mm. Antar plugsheet, jarak antar lubang terdekat sistem 19 mm, jarak antar lubang tengah sistem 50 mm. Pada permukaan papan, hubungan ke lima lubang disablon berupa garis hitam tebal 2 mm. Dilengkapi dengan plug pelindung (penumpu) sebanyak 4 titik pada setiap permukaan agar seluruh permukaan tidak bersentuhan langsung dengan meja. Tidak timbul bunyi saat papan digoyangkan. Papan bagian atas dan bawah mudah dibuka dan dipasang kembali. Ukuran sekitar 300 x 200 x 25 mm.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
159
No.
2.
Jumlah satuan Min.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Jembatan penghubung, pak isi 10
2 pak
Bahan: kuningan yang divernekel, diselubungi plastik ABS (injection) dilengkapi steker sistem 4 mm dengan spring hull. Jarak steker sistim 19 mm, Kompatibel dengan papan rangkaian. Ukuran plastik: sekitar 26 x 7.5 x 35 mm 3.
Jepit Buaya, sepasang Seluruh permukaan diselubungi isolator plastik ABS. Dibagian belakang berbentuk pipa dengan lubang sistem 4 mm yang memungkinkan disambung ke kabel penghubung diameter 4 mm. Penjepitan harus sempurna (kontak baik), bagian pegasnya bekerja secara sempurna dengan bibir depan rata. Terdiri dari warna merah dan hitam. Ukuran sekitar 10 mm x 53 mm (diameter x panjang)
4.
Saklar Tukar, pak isi 2
2 pasang
2 pak
Saklar Sistem satu induk dua anak (Single Pole Double Throw) Saklar terpasang pada kotak plastik (antara bagian bawah dan samping yang bening, bahan PC), ukuran sekitar 64 x 64 x 28 mm, dengan 4 steker sistem dia. 4 mm dan jarak 50 mm. Simbol garis penghubung arus listrik disablon pada tutup atas. Pada bagian steker dan kotak penutup mudah dibongkar pasang untuk penggantian bila terjadi kerusakan. 5.
Inti Besi Bentuk I Bahan: Plat besilaminasi/plat transformator/kern.
2 buah khusus
untuk
inti
Ukuran: panjang 69 mm, ukuran penampang 19x19 mm Inti Besi I dilengkapi plat baja pegas pada sisinya untuk penahan bila sedang dirangkai dengan kumparan. Dapat dipasang dengan inti Besi U sehingga membentuk inti tertutup yang diikat dengan baut pengencang. Seluruh permukaan dicat (powder coatting) kecuali yang bersinggungan dengan Inti besi U, harus rata digerinda (surface grinding).
Lampiran III : Peraturan Sekjen
160
No.
6.
Jumlah satuan Min.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Inti Besi Bentuk U Bahan: Plat besi laminasi/plat transformator/kern.
2 buah khusus
untuk
inti
Ukuran: 69 x 64 x 19 mm, ukuran penampang 19 x 19 mm Inti besi bentuk U dilengkapi 2 plat baja pegas yang dipasang pada sisi batang yang sama untuk penahan bila sedang dirangkai dengan kumparan. Dilengkapi baut pengunci antara inti besi U dan I. Seluruh permukaan dicat (powder coatting), kecuali permukaan yang bersingungan dengan inti besi I, harus rata digerinda (Surface grinding). Bersama inti besi I dan 2 kumparan membentuk transformator dengan efisiensi min. 90 %. 7.
Kumparan, 250 Lilitan Kawat tembaga dia. 0,8 mm dililit rapih pada gulungan plastik ABS atau Polykarbonat dengan terminal steker kuningan divernikel lengkap dengan spring hull sistem 4 mm dengan jarak sistem 50 mm. Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai dengan Inti besi U-I membentuk trafo dengan perbandingan tegangan sama dengan perbandingan lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan dan tulisan "250 lilitan" permanen.
2 buah
8.
Kumparan, 500 Lilitan
2 buah
Kawat tembaga dia. 0,5 mm dililit rapih pada gulungan plastik ABS atau Polykarbonat dengan terminal steker kuningan divernikel lengkap dengan spring hull sistem4 mm dengan jarak sistem 50 mm. Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai dengan Inti besi U-I membentuk trafo dengan perbandingan tegangan sama dengan perbandingan lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan dan tulisan "500 lilitan" permanen. 9.
Kumparan, 1000 Lilitan
2 buah
Kawat tembaga dia. 0,5 mm dililit rapih pada gulungan plastik ABS atau Polykarbonat dengan terminal steker kuningan divernikel lengkap dengan spring hull sistem4 mm dengan jarak sistem 50 mm. Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai
Lampiran III : Peraturan Sekjen
161
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
dengan Inti besi U-I membentuk trafo dengan perbandingan tegangan sama dengan perbandingan lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan dan tulisan "1000 lilitan" permanen. 10.
Steker Jepit, Pak isi 4
2 pak
Bahan dari kuningan divernikel, bagiansteker 4 mm memakai spring hull dan isolator plastik tahan panas (bahan plastik termosetting). Dilengkapi dengan 2 lubang sistem dia. 4 mmpada bagian atas dan samping. Ukuran keseluruhan sekitar diameter 15, panjang 60 mm. 11.
Steker Pegas, Pak isi 2
2 pak
Bahan: baja pegas tahan karat ukuran 50 x 22 x 10 mm dan Steker 4 mm memakai spring hull. Dipergunakan untuk memegang batang dengan diameter 8 -15 mm. 12.
Magnet Batang, sepasang Bahan: Alniko, masing-masing dicat hitam-merah (ujung tanpa cat), dilengkapi sepatu (tutup) kemagnetan. Ukuran: 19 x 70 x 6 mm
2 pasang
Ada lubang di tengah. 13.
Model Kompas
2 buah
Bahan rumah: Plastik transparan (SAN), Jarum Magnet dari magnetik steel Ukuran rumah kompas: dia. 95 mm, tinggi 20 mm. Panjang jarum 52,5 mm. Dilengkapi penutup dan petunjuk simpangan jarum kompas. Tutup dapat dibuka dan pada saat tertutup jarum magnet tidak lepas dari dudukan bilarumah kompas dibalik. 14.
15.
Wadah Sel (Bak Elektrolisis) Bahan: Plastik transparan Polycarbonate. Terdapat beberapa alur pada kedua sisi bagian dalam untuk menempatkan elektroda yang berukuran 76 x 40 x 0,5 s.d. 2 mm. Ukuran wadah: 83 x 64 x 36 mm (p x l x t), transparan. Elektroda Tembaga Bahan: Lempeng Tembaga (Cuprum), pada salah satu sisi
Lampiran III : Peraturan Sekjen
2 buah
2 buah
162
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
di-stemping/grafir kode bahan "Cu". Ukuran: 76 x 40 x 1 mm; dapat dipasang tepat pada Bak elekrolisis 16.
Elektroda Seng
2 buah
Bahan: Lempeng Seng Murni (Zincum), pada salah satu sisi di-stemping/grafir kode bahan "Zn" Ukuran: 76 x 40 x 0,5 mm; dapat dipasang tepat pada Bak elekrolisis 17.
Elektroda Besi Bahan: Lempeng Besi (Ferum), pada salah stemping/grafir kode bahan "Fe".
2 buah satu sisi di
Ukuran: 76 x 40 x 1 mm; dapat dipasang tepat pada Bak elekrolisis 18.
Elektroda Timbal
2 buah
Bahan: Lempeng Timbal (Plumbum), pada salah satu sisi distemping/grafir kode bahan "Pb". Ukuran: 76 x 40 x 2 mm; dapat dipasang tepat pada Bak elekrolisis Spesifikasi no 19 s.d. 24 yang terdiri dari tiga resistor, lampu LED, Saklar Satu kutub dan Pemegang Lampu E 10 masing-masing terpasang pada kotak plastik (badan berwarna bening bahan PC) ukuran sekitar 34 x 34 x16 mm dengan steker kuningan dia. 4 mm divernikel dan jarak sistem 19 mm lengkap dengan spring hull. Simbol permanen pada tutup (tak mudah lepas). Antara bagian bawah (bersteker) dan kotak penutup mudah dibongkarpasang untuk penggantian komponen bila terjadi kerusakan. 19.
Resistor 47 , 2 W, 5% pak isi 2 ;
2 pak
20.
Resistor 56 , 2 W, 5% pak isi 2;
2 pak
21.
Resistor 100 , 2W, 5% pakisi 2;
2 pak
22.
Lampu LED
2 buah
23.
Saklar Satu Kutub
2 buah
Saklar sistem nyala-padam (Single Pole Single Throw)
Lampiran III : Peraturan Sekjen
163
No.
24.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Pemegang Lampu E 10, Pak isi 2
Jumlah satuan Min. 2 pak
Berfungsi sebagai pemegang lampu E 10. 25.
Bola Lampu, 6.2V 0.3A, E 10, Pak isi 4
2 pak
26.
Kawat Konstantan
2 rol
Panjang: 25 m; dia. kawat: 0,3 - 0,4 mm, digulung rapi pada rol plastic 27.
Kawat Nikrom
2 rol
Panjang: 25 m; dia. kawat: 0,3 - 0,4 mm, digulung rapi pada rol plastic 28.
Kawat Sekering
2 rol
Dipergunakan untuk percobaan hubung singkat. Bahan kawat dominan besi, putus dengan arus maksimal 2,5 A/DC; tegangan 6 V, digulung rapih pada rol plastik. Panjang kawat 25 m. 29.
Kawat Tembaga
2 rol
Panjang: 15 m ; dia. kawat: dia 0,6 - 0,8 mm, digulung rapih pada rol plastic 30.
Serbuk Besi
2 botol
Serbuk besi halus kering, dalam botol penabur. Berat serbuk minimal 100 gram. Dipergunakan untuk mengamati pola medan magnit. 31.
Pemegang Baterai, Pak isi 4
2 pak
Bahan: plastik transparan polycarbonate, dengan steker sistem diameter 4 mm dengan spring hull divernikel, jarak steker sistem 50 mm. Ukuran 70 x 38 x 45 mm untuk batere ukuran D; dapatdipasang pada papan rangkaian. Pada bagian bawah pemegang batere ada simbol kutub baterai secarapermanen. 32.
Kabel Penghubung, Merah, Pak isi 2
2 pak
Kabel penghubung berinti serabut kawat tembaga halus terisolasi plastik merah lentur. Panjang 50 cm, arus maks 8A. Berisi sekitar 56 kawat tembaga lengkap dengan steker sistem dia.4 mm dengan spring hull divernikel Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna merah yang bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk
Lampiran III : Peraturan Sekjen
164
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
menumpuk steker (menambah sambungan). Steker dapat dilepas dari rumahnya tapi tidak mudah lepas. 33.
Kabel Penghubung, Hitam, Pak isi 2
2 pak
Kabel penghubung berinti serabut kawat tembaga halus terisolasi plastik hitam lentur. Panjang 50 cm, arus maks 8A. Berisi sekitar 56 kawat tembaga lengkap dengan steker sistem dia.4 mm dengan spring hull divernikel Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna hitam yang bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk menumpuk steker (menambah sambungan). Steker dapat dilepas dari rumahnya tapi tidak mudah lepas. 34.
Batang PVC, Pak isi 2
2 pak
Bahan: PVC, warna abu-abu Ukuran: 250 mm x 10 mm (panjang x dia) Dipergunakan minimal untuk percobaan listrik statis, konduktor/nonkonduktor 35.
Batang Flexiglass, Pak isi 2
2 pak
Bahan: Flexiglas, bening ; Ukuran: 250 mm x 10 mm (panjang x dia) Dipergunakan minimal untuk percobaan listrik statis, konduktor /non konduktor. 36.
Kain Wol dan kain Sutra
2 set
Ukuran masing-masing sekitar 200 x 200 mm, warna polos 37.
Magnet Pemetaan, Pak isi 10
2 pak
Magnet jarum panjang sekitar 15 mm terpasang permanen dalam rumah plastik bening berdiameter sekitar 20 mm dilengkapi skala dan arah mata angin. 38.
Model Motor listrik/generator DC
2 buah
Ukuran kerangka sekitar 80 mm x 80 mm x 70 mm. Semua komponen utama dapat terlihat langsung. Kumparan dapat berputar bebas. Bagian stator berkerangka plastik, dilengkapi 4 steker sistim 4 mm jarak 50 mm, kompatibel dengan papan rangkaian. Pada poros ada roda pully dia. 10 mm dari bahan plastik/logam. Dilengkapi tali pully yang
Lampiran III : Peraturan Sekjen
165
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
kompatibel dengan roda katrol dia. 100 mm. Sebagai motor mampu berputar pada tegangan 3 s.d 6 Volt. Sebagai generator minimal mampu menyalakan lampu LED. Dilengkapi tulisan (indikator) tentang tegangan kerja (3 - 6 V), tanda kedua kutub listrik, dan tempat magnet 39.
Buku Panduan Penggunaan Alat
2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal 23 (dua puluh tiga). Eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4, gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna kuning. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat email pada sampul belakang. 40.
Tray (Dudukan) alat: Bahan vacuum plastic, tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki lekukan-lekukan (celah/lekukan-celah/lekukan) yang jumlah dan bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian dalam boks kit, ada merk (simbol produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap tray disatukan (dengan sistem lem atau ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas).
2 buah
Boks Kit: Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26 x16 cm, warna kuning. Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan (bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas. Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping
Lampiran III : Peraturan Sekjen
166
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan Min.
kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap komponen.
ALAT UMUM FISIKA 1.
Catu Daya
2 buah
Catu daya tegangan rendah untuk memasok tegangan 3/6/9/12V AC dan DC. Seluruh kerangka/badan (body) bagian luar terbuat dari plastik ABS sehingga pemakai aman terhadap kontak badan maupun kejutan akibat arus listrik. Tegangan masukan 110/220 VAC, 50 Hz. Kabel utama (power) isi 3, panjang min. 1,7 meter dengan kontak tanah (earthing/grounded), soket tidak dapat dilepas. Pada penggunaan beban 3 A tegangan boleh turun maks 10 %. Saklar utama ON/OFF dengan lampu indikator. Pada beban 3,5A pengaman electronik harus berfungsi. Dilengkapi dengan rangkaian elektronik pengaman beban lebih, tombol reset pada output dengan lampu indikator beban lebih. Dengan soket/terminal keluaran 4 mm untuk AC dan DC.Kedua soket AC warna biru, soket DC merah dan hitam. Lubang soket system dia. 4 mm dan steker dapat masuk ke soket seluruhnya. Catu daya dapat ditumpuk untuk memudahkan dalam penyimpanan. Ukuran body sekitar 245 x 190 x 100 mm. Data-data termasuk nama/logo produsen (merk) harus disablon permanen secara rapi dan jelas pada badan Catu daya. Kelengkapaan: 1. buku petunjuk dalam Bahasa Indonesia, lengkap dengan diagram rangkaian elektroniknya. 2. Sepasang kabel penghubung warna merah dan hitam, berinti serabut serabut kawat tembagahalus terisolasi plastik. Masing-masing panjang 50 cm, arus maks 8A. Berisi sekitar 56 kawat tembaga lengkap dengan steker sistem diameter 4 mm berpegas divernikel. Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna merah/hitam yang bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk menumpuk steker (menambah sambungan). Steker dapat dilepas dari rumahnya tapi tidak mudah lepas.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
167
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
2.
Timbangan, 311 gram Empat lengan dengan beban pengatur yang dapat digeser-geser (tidak boleh lepas), dilengkapi piring/cawan. Lengan bertumpu pada pisau baja keras pada bantalan batu agat/yang kekerasannya setara. Dilengkapi peredam magnetik, pada lengan pendek yang membawa piring neraca,terdapat sekrup penyetel keseimbangan (nol). Tersedia fasilitas untuk menimbang benda di dalam zat cair, berupa landasan dengan ketinggian yang dapat diatur. Kapasitas penimbangan 311gr; ketelitian 10 mg; ada merk (logo produsen). Disertai buku petunjuk dalam Bahasa Indonesia. Bahan Alumunium die casting Multimeter, Analog Digunakan untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan. Dilengkapi pengatur "nol" Ohm dan sekering pengaman. Dengan tanda-tanda yang jelas, mudah dibaca untuk siswa. Spesifikasi umum Drop shock proof Dengan pengaman/pencegah pembebanan lebih Resistansi tinggi sampai 200 M Ohm dengan tegangan rendah. Tersimpan dalam kotak plastik kokoh dilengkapi tutup plastik (Protective full-face cover). Batas-batas: Volt d.c. 0,1 ~ 1000 V d.c, minimal dalam 5 langkah Arus d.c. 50uA ~ 250 mA minimal 4 langkah Volt a.c. 10 ~ 750 V a.c, minimal dalam 4 langkah Hambatan x 1, x 10, x 100, x 1000 Ohm Terdapat rangkaian pelindung dengan fuse Akurasi plus minus 5% pada skala penuh, dilengkapi dengan 2 kabel probe terisolasi (merah-hitam). Lengkap dengan baterai dan buku petunjuk penggunaan dalam bahasa Indonesia; ada merk (logo produsen) Tabung penyaringan
3.
4.
Jumlah satuan Min. 1 buah
2 buah
2 set
Bahan plastik tranparan (SAN), diameter 60 mm, tinggi sekitar 300 mm, tebal 2 mm. Dilengkapi dengan kasa Stainless kuat berbingkai untuk menahan pasir, dipasang di dasar tabung. Di bagian tengah dasar tabung terdapat lubang berpipa dengan diameter luar 8 mm, panjang pipa 15 mm, kompatibel dengan selang plastik
Lampiran III : Peraturan Sekjen
168
No. 5.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Cermin Datar Lipat dengan busur
Jumlah satuan Min. 2 set
Terdiri dari 2 buah cermin datar Ukuran masing-masing cermin sekitar 150 x 150 x 3 mm Kedua cermin terpasang permanen pada dudukan plastik injection. Kedua cermin tersambung dengan sistem engsel. Sudut putar kedua cermin dapat diatur antara 0 180º. Dilengkapi busur yang berfungsi sebagai landasan yang dilengkapi pengatur besarnya sudut. Skala dan angka busur jelas terbaca. Busur dapat dirakit dengan salah satu cermin secara kokoh dan dapat dibongkar pasang untuk disimpan. Tebal busur 6 (± 0,5) mm, diameter minimal 30,5 cm 6.
7.
Meter Dasar (Basic meter), pak isi 2 Digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC dengan shunt dan pengganda terpasang pada alat. Dilengkapi dengan tutup geser untuk mengubah fungsi sebagai amperemeter atau voltmeter. Pada posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter dengan batas ukur 100 A, 100 mA, 1 A, 5 A (DC). Pada posisi V, alat berfungsi sebagai voltmeter dengan batas ukur 100 mV, 1 V, 10 V dan 50 V (DC). Skala ganda, dengan batasan -10; 0; 100 dan -5; 0; 50. Hambatan dalam sekitar 1000 Ohm dengan pencegah pembebanan lebih, dilengkapi pengatur kalibrasi jarum. Ketelitian ± 2.5% pada simpangan penuh. Terpasang dalam kotak plastik ABS, ukuran sekitar 165 x 115 x 65 mm, disertai 2 konektor (merahhitam), dan buku manual penggunaan alat ukur. Dilengkapi dioda pengaman, soket untuk ground warnanya hitam, untuk tegangan dan arus warnanya merah. Setiap soket tak boleh lepas (dilengkapi pengunci). Lubang soket sistem dia. 4 mm. Steker seluruhnya dapat masuk ke soket. Slinki Diameter 80 mm. Kumparan atau spiral mengkilap dari kawat baja yang pipih tanpa karat, ukuran panjang bila dirapatkan ± 75 mm. Digunakan untuk memberi pengertian mengenai gelombang dan sifat-sifatnya.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
2 pak
1 buah
169
2.
No.
BIOLOGI
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan min.
Alat-alat laboratorium IPA Biologi terdiri dari Mikroskop, Preparat kering, perangkat bedah, Kancing genetika, Tensimeter digital, Model, peralatan gelas, peralatan logam dan lain-lain. Peralatan harus dikemas sedemikian rupa dengan memperhatikan keselamatan peralatan, setiap kemasan harus terdapat informasi minimal nama alat, jumlah, nama produsen Seluruh komponen harus diberi identitas permanen nama/logo produsen kecuali yang sangat sulit atau mengganggu fungsi. 1.
Mikroskop Siswa
3 Buah
Mikroskop Siswa Monokular dengan 3 lensa okular: x 5, x 10, x 12.5. Okular 10x dengan penunjuk. Tiga lensa objektif akromatik: x 4, x 10, x 40. Diafragma disk, cermin datar dan cekung. Konstruksi logam/besi padat, stabil dan kuat, meja horizontal dengan penjepit mikrokro slide dapat digerakan X-Y ukuran minimal 30 x 60 mm. Kemiringan badan mikroskop terhadap penyangga bisa diatur, terdapat pengatur fokus halus dan kasar, terdapat komponen pengunci sehingga lensa tidak menyentuh kaca obyek. Komponen lensa dan asesoris disimpan dalam kotak kayu atau plastik, dilengkapi dengan penutup khusus dari plastik polythene transparan untuk penahan debu, kuat dan tidak mudah robek serta dilengkapi silika gel. Dilengkapi dengan buku petunjuk pemakaian dan pemeliharaan dalam Bahasa Indonesia. 2.
Perangkat Pemeliharaan Mikroskop
1 Set
Terdiri dari alat-alat sebagai berikut:Kertas untuk pembersih lensa (1 pack), Kunci Allen (1 set lengkap), Obeng halus (1 set lengkap), alat khusus pembuka baut pengatur fokus yang sesuai dengan mikroskop (no.1) atau peralatan lain yang sesuai mikroskop yang dikirim, Alat semprot udara dilengkapi dengan sikat halus untuk membersihkan lensa. Ditempatkan dalam dompet kanvas.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
170
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan min.
Preparat Kering Disiapkan pada kaca mikroslaid jernih dengan ukuran sekitar: 75 x 25 x 1 mm. Ditutup dengan kaca penutup, lengkap dengan keterangan spesimen. Spesimen terlihat jelas, tidak rusak, transparan. 3.
Preparat Kering, Tulang Rawan Hyalin
2 Buah
Memperlihatkan struktur jaringan tulang rawan atau hialin mamalia sehingga terlihat sel dan intinya, sayatan utuh dan tidak robek 4.
Preparat Kering, Tulang Keras
2 Buah
Memperlihatkan struktur jaringan tulang keras mamalia, terlihat sistem havers, sayatan utuh tidak robek 5.
Preparat Kering, Batang Dikotil
2 Buah
Memperlihatkan struktur batang, penampang melintang batang dikotil (Heliantus/Hibiscus/Cucurbita). Sayatan utuh dan tidak robek, terlihat jelas epidermis, xilem dan floem yang dibatasi kambium (diberi dua macam pewarnaan) 6.
Preparat Kering, Batang Monokotil
2 Buah
Memperlihatkan struktur batang, penampang melintang batang mokotil (Zea mays). Sayatan utuh dan tidak robek, Terlihat jelas xilem dan floem yang tersebar (diberi dua macam pewarnaan) 7.
Preparat kering, akar dikotil. Memperlihatkan struktur akar, penampang melintang akar dikotil dari tanaman yang sama dengan struktur batang (Helianthus/Hibiscus/Cucurbita). Sayatan utuh dan tidak robek, Terlihat bagian rambut akar, silinder pusat. (diberi dua macam pewarnaan)
2 Buah
8.
Preparat Kering, Akar Monokotil.
2 Buah
Memperlihatkan, struktur akar, penampang melintang akar monokotil dari tanaman yang sama dengan struktur batang. Terlihat bagian rambut akar dan silinder pusat (diberi dua macam pewarnaan) 9.
Preparat Kering, Daun dikotil
2 Buah
Memperlihatkan struktur daun, penampang melintang daun. Terlihat jaringan epidermis dengan stomatanya, palisade, dan jaringan spon serta jaringan pengangkut. (diberi dua macam pewarnaan)
Lampiran III : Peraturan Sekjen
171
No.
Jumlah satuan min.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
10.
Preparat Kering Daun Monokotil Memperlihatkan struktur daun, penampang melintang daun monokotil (Zea mays). Diberi dua macam pewarnaan.
2 Buah
11.
Preparat Kering, Otot Lurik mamalia Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot lurik mamalia. Terlihat bagian yang terang dan gelap serta inti. (diberi pewarnaan)
2 Buah
12.
Preparat Kering, Otot Polos mamalia
2 Buah
Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot polos pada usus halus mamalia. Terlihat sel-sel otot polos dengan intinya. (diberi pewarnaan) 13.
Preparat Kering, Otot Jantung mamalia Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot jantung mamalia dan diskus interkalaris. Terlihat serabut otot jantung dengan percabangan. (diberi pewarnaan)
2 Buah
14.
Preparat Kering, Sel Darah Merah Memperlihatkan sel darah merah manusia.
2 Buah
15.
Preparat Kering, Sel Darah Putih Memperlihatkan sel darah putih manusia beserta inti sel.
2 Buah
16.
Preparat Kering Paramaecium Memperlihatkan Paramaecium dan alat geraknya, tidak tercampur dengan organisme lain
2 Buah
17.
Preparat kering Hydra Memperlihatkan Hydra utuh dengan tentakelnya
2 Buah
18.
Preparat kering Spirogyra Memperlihatkan Spyrogyra dengan chloroplasnya bentuk spiral
2 Buah
19.
Preparat kering Jamur aspergillus
2 Buah
Memperlihatkan jamur Aspergillus dengan konidianya 20.
Kotak Penyimpanan Preparat Bahan: Kayu/plastik, dengan penutup. penyimpanan 100 slaid / preparat kering
21.
1 Buah Untuk
Kaca Benda, (pak isi 50) Kaca jernih berukuran 75 x 25 x 1 mm. Digunakan untuk meletakkan objek yang akan diamati dengan mikroskop
Lampiran III : Peraturan Sekjen
2 Pak
172
Jumlah satuan min.
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
22.
Kaca Penutup (pak isi 50) Kaca jernih berukuran 22 x 22 x 0,16 mm. Digunakan untuk menutup objek yang akan diamati dengan mikroskop
3 Pak
23.
Perangkat Alat Bedah Semua komponen terbuat dari stainless steel terdiri dari: 2 pisau bedah dengan mata pisau berujung lancip dan lengkung, 1 pinset, 2 gunting dengan ujung lurus dan bengkok, 1 kaca pembesar, 1 rantai dengan 3 kawat pengait. Ditempatkan dalam dompet kanvas dengan zipper.
1 Set
24.
Kancing Genetika
3 Set
Untuk mempelajari konsep genetika yang mewakili pasangan pada lokus gen, dapat mudah dibongkarpasang. Sehingga bisa dipakai untuk mensimulasi persilangan dengan 2 sifat . Terdiri dari 5 macam warna: merah, putih, hijau, kuning dan hitam masing-masing 100 pasang serta memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Semua warna dapat saling berpasangan. Dengan petunjuk pemakaian dalam Bahasa Indonesia. Seluruh komponen kit ditempatkan pada wadah bersekat untuk memisahkan sertiap warna. 25.
Lup/Kaca Pembesar
2 Buah
Pembesaran 3-5 kali, lensa kaca dia. 50 mm, berbingkai logam stainless steel dan lengkap dengan pemegang. 26.
Respirometer
2 Buah
Jenis sederhana, untuk menentukan banyaknya O2 yang dikonsumsi oleh serangga atau tumbuhan. Pipa kaca kapiler dengan skala ketelitian 0,01 mL berwarna mencolok serta tidak mudah hilang.Terpasang pada bantalan dari plastik dengan penjepit spring steel. Salah satu ujung pipa yang diperbesar tersambung (dapat dipasang dan dilepas) ketabung dengan volume 40 - 60 mL sebagai tempat makhluk hidup (spesimen). 27.
Lumpang dan Alu
3 Set
Lumpang berbentuk mangkuk dari porselen dengan dasar lumpang rata dan kasar, permukaan luar licin dengan alu yang ukurannya bersesuaian. Diameter lumpang 80 mm.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
173
No. 28.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Pelat / Lempeng Tetes
Jumlah satuan min. 3 Buah
Bahan: Porselen putih dengan 12 lekukan, diameter lekukan sekitar 2 cm. Ukuran sekitar 120 x 90 x 10 mm. Dilengkapi dengan 4 kaki karet untuk kestabilan. 29.
Tabung Reaksi 16 mm, pak isi 50
1 Pak
Bahan: Kaca Borosilikat, dinding medium, dengan ujung tabung berbibir. Ukuran: 150 mm x dia. 16 mm, tebal dinding sekitar 1,2 mm. 30.
31.
32.
Penjepit Tabung Reaksi, pak isi 10 Terbuat dari kayu, dengan jepitan pegas baja untuk memegang tabung reaksi diameter 10-25 mm,panjang 180 mm. Sikat Tabung Reaksi, pak isi 10 Kepala berbulu keras diameter 22-26 mm, pada tangkai dari kawat yang dipuntir. Panjang sekitar 25 cm. Rak Tabung Reaksi, 16 mm
1 Pak
1 Pak
3 Buah
Dari kayu keras (min kelas2), 6 lubang dalam dua baris (total 12 lubang) berdiameter sekitar 18 mm. Pada bagian dasar terdapat lekukan sehingga tabung stabil ditempatkan. Digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi dengan dia. 10 - 16 mm. 33.
Vaseline/ Vaselin, T Pasta, botol plastik berisi 500 gram. Untuk melapisi sambungan kaca agar kedap udara.
34.
Sodium Hydroxide/ Natrium Hidroksida, NaOH, T Padatan berbentuk serpihan, atau butiran, botol berisi 500 gram. Diberi label peringatan: Iritasi pada mata.
35.
Kertas Lakmus
1 X 500 gr 1 X 500 gr 3 Pak
Lakmus merah dan lakmus biru. Tiap warna terdiri dari 3 pak. Tiap pak berisi 5 buku, tiap buku terdiri dari 20 lembar lakmus. 36.
Biuret, T, 500 ml Berupa bahan untuk membuat larutan biuret untuk 1 resep 500 mL. Digunakan dalam pemeriksaan kualitatif protein, Masing-masing bahan dikemas secara terpisah dalam botol gelap, diberi label nama bahan kimia, dilengkapi dengan petunjuk pembuatan larutan biuret.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
1 X 500 mL
174
No. 37.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Benedict Satu paket 250 mL dalam botol gelap dengan label: Nama zat dan tanggal pembuatan
38. 39.
Lugol
Jumlah satuan min. 1 X 500 mL
Dalam botol gelap 250 mL
1 X 250 mL
Kapur Tohor
2 X 1 Kg
dikemas dengan plastik 1 kg 40.
Termometer badan (klinik), Air raksa
1 Buah
Termometer raksa, skala mudah di baca dan tidak mudah hilang, dengan rentang suhu 35-42 derajat celcius skala 0.1. Dalam wadah plastik dan tidak mudah lepas. 41.
Hygrometer
1 Buah
Type gantung, terdiri dari 2 termometer basah dan kering rentang -5 s.d. 50 derajat celcius, skala 1 derajat pada lempeng logam atau plastik, dilengkapi dengan tabel untuk menentukan kelembaban, dilengkapi dengan petunjuk pemakaian. 42.
Auksanometer
1 Set
Untuk menentukan kecepatan pertumbuhan tanaman. Bahan alas plastik atau logam, dengan tiang dari logam. Terdiri dari katrol dengan penunjuk skala pertumbuhan. Rentang pengukuran minimal 10 cm, skala 0,1 cm, petunjuk pada skala harus menunjukkan ukuran pertumbuhan sesungguhnya. Dilengkapi benang dengan pemberat dan petunjuk pemakaian dalam bahasa Indonesia. 43.
Cawan Petri
3 Buah
Bahan: Borosilikat. Ukuran: tinggi 18 mm x dia. 95 mm, dengan dia. tutup 101 mm 44.
Pipet Tetes, pak isi 10
1 Pak
Kaca dengan pemompa dari latek. Panjang 150 mm 45.
Gelas Kimia 1000 mL
3 Buah
Kaca Borosilikat, tahan panas, bibir tuang, volume: 1000 mL
Lampiran III : Peraturan Sekjen
175
No. 46.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Gelas Kimia 250 mL
Jumlah satuan min. 3 Buah
Kaca Borosilikat, bentuk rendah dengan bibir tuang Volume: 250 mL 47.
Gelas Kimia 100 mL
3 Buah
Kaca Borosilikat, bentuk rendah dengan bibir tuang Volume: 100 mL 48.
Labu Erlenmeyer 250 mL
6 Buah
Bahan: Kaca Borosilikat. Volume: 250 mL 49.
Sumbat karet 2 lubang
6 Buah
Sumbat dapat terpasang pada labu erlemeyer 250 mL. Bahan sumbat karet berkualitas baik, shore A 45 ± 5. Lubang pada sumbat karet digunakan untuk memasang pipa kaca L. 50.
Sumbat karet 1 lubang
6 Buah
Sumbat dapat terpasang pada labu erlemeyer 250 mL. Lubang pada karet digunakan untuk memasang tumbuhan. Bahan sumbat karet berkualitas baik, shore A 45 ± 5. 51.
Silinder Ukur, 25 mL
3 Buah
Bahan: Kaca Borosilikat. Volume: 25 mL dengan skala 0.5 mL, terdapat bibir tuang dan tidak mudah hilang 52.
Silinder Ukur, 250 mL
2 Buah
Bahan: Kaca Borosilikat Volume: 250 mL dengan skala 2 mL, terdapat bibir tuang dan tidak mudah hilang 53.
Kaca Arloji
3 Buah
Bahan: kaca borosilikat, tahan panas diameter 75 mm 54.
Corong kaca
3 Buah
Diameter kurang lebih diameter 90 mm 55.
Batang Pengaduk, Kaca
3 Buah
Ukuran: 175 x 6 mm (panjang x dia). Satu ujung bulat, ujung lainnya pipih untuk meremukkan kristal 56.
Pembakar Spiritus, Kaca
3 Buah
Wadah dari kaca volume 100 mL dengan tutup dari plastik, dan bersumbu 57.
Kertas Saring, pak isi 100
3 Pak
Diameter 100 mm
Lampiran III : Peraturan Sekjen
176
Jumlah satuan min.
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
58.
Pipa Y panjang Bahan: kaca soda, Ukuran: panjang keseluruhan 150 mm, bercabang pada salah satu ujungnya, dia. lubang pipa kaca 5 mm, Digunakan untuk membuat model paru-paru
3 Buah
59.
Pipa L
6 Buah
Terbuat dari kaca soda. Bentuk huruf L, ukuran panjang 25 cm, tekukan 10 cm dengan diameter lubang 0,5 cm. Dapat masuk pada sumbat karet 2 lubang. 60.
Kuadrat. Bahan: batang stainless steel, Ukuran: 500 x 500 mm, Dia. Batang baja ± 3 mm. Sudut-sudut dikancing dengan sekrup palang (kupu-kupu) yang tidak mudah lepas. Digunakan untuk pengambilan contoh populasi tumbuhan / hewan di lapangan. Dapat dilipat.
2 Buah
61.
Statif Statif lengkap dengan landasan bentuk lempengan dan batang, ukuran landasan sekitar 140 x 210 mm, diameter batang 10 mm panjang 500 mm. Bahan batang stainles steel. Klem Universal Bahan: Aluminium die casting, dengan batang dari st. Steel, Dapat menjepit benda dengan dia. 2mm - 70mm Pada ujung dilengkapi cork/gabus tebal, dilengkapi baut kupu-kupu dari st. Steel; baut tidak dapat dilepas
2 Buah
63.
Boss Head Celah bentuk V untuk 3 kontak titik pada batang dengan diameter sampai 13 mm, lengkap dengan 2 buah baut pengencang dari baja divernikel atau steinless stell baut tidak dapat dilepas
2 Buah
64.
Tensi meter digital (otomatis tensi meter) Digunakan untuk mengukur tekanan darah manusia, sistol dan diastol dengan akurat. Menggunakan manset lengan yang tahan lama, mudah dioperasikan. Rentang pengukuran : tekanan 0-280 mm Hg, penyimpangan maksimum 2%. Pulse: 40-180/menit penyimpangan maksimum 5%. Dapat menggunakan baterai (AA) atau AC adaptor. Lingkaran lengan 220-320 mm. Dilengkapi dengan petunjuk pemakaian dalam bahasa Indonesia.
1 Buah
62.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
2 Buah
177
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan min.
MODEL ANATOMI Terbuat dari plastik PVC durabel kualitas baik. Struktur mirip aslinya, pengecatan menggunakan bahan cat anti toxin yang aman dan diberi nomor dan dilengkapi dengan keterangan dalam bahasa Indonesia. 65.
Model, Mata Manusia Ukuran minimal 4 x lebih besar dari ukuran asli, memperlihatkan bola mata dan bagian-bagiannya termasuk tulang hidung, tulang mata dan saraf, Kornea lensa dibuat dari bahan transparan, dapat dibongkar pasang untuk menunjukkan bagian bagian mata, otot penggerak mata. Terpasang pada alas yang stabil.
1 Buah
66.
Model, Telinga Manusia
1 Buah
Ukuran minimal 4 x lebih besar dari ukuran aslinya memperlihatkan telinga manusia bagian luar, tengah, dan dalam terpasang pada alas yang stabil. 67.
Model, Jantung Manusia
1 Buah
Ukuran minimal 3 x ukuran sesungguhnya, dapat dibuka untuk memperlihatkan jantung dan bagianbagiannya (serambi kanan dan kiri, bilik kanan dan kiri, tricuspid, bicuspid) Dipergunakan untuk mempelajari aliran darah. Terpasang pada alas yang stabil.
CARTA BIOLOGI Spesifikasi umum carta, bahan carta: kertas minimal 135 gr dengan laminasi/dilapisi UV vernis. Ukuran carta: sekitar 70 x 100 cm, dicetak berwarna, berupa hasil foto atau desain grafis bukan lukisan tangan, menggambarkan struktur dengan bagian-bagian dan informasinya akurat. Keterangan bagian-bagian dan kedalamannya mengacu atau sesuai dengan kurikulum SMP yang berlaku saat ini, mencantumkan referensi yang digunakan. Bagian atas dan bawah diberi lis dengan penggantung, skala harus proposional dengan aslinya.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
178
No. 68.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Carta, Hukum Mendel Persilangan monohibrid dan dihibrid (contoh tumbuhan), dominan, intermediet dan resesif.
69.
Jumlah satuan min. 1 Buah pada
Carta, Perkembangbiakan Tumbuhan Generatif
1 Buah
Menunjukan pembuahan pada tumbuhan berbunga dan pertumbuhan biji sampai berkecambah membentuk siklus. Pembuahan ganda. Struktur bunga terlihat jelas dengan bagian-bagiannya, mengacu pada buku referensi (dicantumkan). Penampang memanjang mewakili bunga sempurna yang menunjukkan tabung buluh sari ketika pembuahan. 70.
Carta, Perkembangbiakan Tumbuhan Vegetatif
1 Buah
Menunjukkan berbagai cara perkembangabiakan vegetatif alami dan buatan. Tunas rhizoma, geragih, tunas adventif, umbi batang (alami), cangkok, merunduk, stek (buatan). 71.
Carta, Hewan Tinggi Generatif (vertebrata)
1 Buah
Menunjukan oogenesis dan spermatogenesis, fertilisasi eksternal dan internal, tipe penetasan telur dan inkubasi telur (vivipar, ovipar, ovovivipar) 72.
Carta, Sistim Saraf manusia
1 Buah
Menunjukan sistem saraf manusia, penampang membujur otak manusia, medula spinalis, bagian-bagian sel saraf, bentuk sel saraf sensorik, motorik dan penghubung. Mekanisme gerak refleks dan gerak biasa. 73.
Carta, Peredaran Darah Manusia
1 Buah
Menunjukan contoh sel-sel darah manusia (sel darah merah, sel darah putih dan keping-keping darah), sistem peredaran darah besar dan kecil manusia. Diberi keterangan nama dari bagian-bagiannya. 74.
Carta, Pencernaan Manusia
1 Buah
Menunjukan sistem percernaan makanan manusia, penampang membujur kepala dan leher, kelenjar dan organ pendukung, penampang melintang usus halus menunjukkan pembuluh lymph, dan pembuluh darah. 75.
Carta, Sistim Ekskresi Manusia
1 Buah
Menunjukan potongan membujur ginjal, dengan korteks, medula, nefron, badan malpighi (simpai/kapsul bowman
Lampiran III : Peraturan Sekjen
179
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan min.
dan glomerulus), tubulus 76.
Carta, Pernapasan Manusia
1 Buah
Menunjukan sistem pernafasan manusia bagian frontal. Dilengkapi bagian terkecil dari paru-paru (bronkiolus, alveolus). Proses ekspirasi dan inspirasi 77.
Carta, Jaringan Tumbuhan
1 Buah
Menunjukan struktur jaringan akar, batang dan daun monokotil dan dikotil. 78.
Carta, Macam-macam Penyerbukan
1 Buah
Menunjukan beberapa penyerbukan (penyerbukan sendiri, tetangga, silang), dan beberapa contoh proses penyerbukan yang dibantu hewan. 79.
Carta, Otot Manusia
1 Buah
Menunjukan otot polos, lurik dan jantung, secara khusus ditunjukkan bagian-bagian dari otot lurik (perut otot, berkas otot, serabut otot, dan tendon). Ditunjukkan pula contoh otot trisep, bisep, fleksor, ekstensor, pronator. 80.
Carta, Alat Reproduksi Manusia
1 Buah
Menunjukan penampang pinggul pria dan wanita, testis dan ovarium dilengkapi dengan nama-nama bagiannya. 81.
Carta Organisasi Kehidupan
1 Buah
Menunjukkan organisasi dari tingkat sel hingga organisme 82.
Carta Metamorfosis
1 Buah
Menunjukkan metamorfosis sempurna dan tak sempurna 83.
Carta tahapan perkembangan manusia
1 Buah
Menunjukkan tahapan perkembangan manusia mulai dari bayi hingga dewasa dengan ciri-cirinya 84.
Carta Alat Indra
1 Buah
Menunjukkan bagian-bagian dari mata, telinga, hidung, lidah dan kulit 85.
Carta Sistem Periodik
1 Buah
Dicetak pada plastik atau kertas berlaminasi. Ukuran sekitar 1000 x 750 mm. Edisi terbaru, terisi 111 unsur. Carta memperlihatkan simbol atom, nomor atom, massa
Lampiran III : Peraturan Sekjen
180
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan min.
atom relatif, konfigurasi elektron, energi ionosasi pertama, massa jenis, titik leleh atau titik didih untuk setiap unsur. Pengelompokkan unsur-unsur (logam, non logam, semi logam, gas, cair) dalam carta dibedakan berdasarkan warna. 86.
Kartu Binatang Merupakan gambar hasil fotografi full color atau hasil editan desain grafis dan bukan hasil lukisan. Terdiri dari 50 jenis hewan secara individual dalam posisi tegak atau berdiri untuk mammalia dan aves sehingga terlihat bagian-bagian utama tubuhnya. Dicetak pada kertas yang diperkuat dengan plastik PVC ukuran 8 x 12 cm dan dilaminasi. Menunjukan jenis sesuai dengan habitatnya, atau khas geografis indonesia dan dunia atau merupakan hewan langka, Kartu ini digunakan untuk pembelajaran klasifikasi, menjelaskan keanekaragaman dan penyebaran berdasarkan kondisi geografis dari binatang. Pada bagian belakang terdapat nama ilmiah, klasifikasi dan deskripsi habitat. 15 Hewan Vertebrata khas geografis dan langka di dunia selain Indonesia 15 Hewan Vertebrata (pices, reptile, mammalia, aves) langka dan terancam punah di Indonesia 10 Hewan Invertebrata yang hidup di laut 10 Hewan Invertebrata yang hidup di darat
2 Set
87.
Kartu Tumbuhan Merupakan gambar 50 jenis tumbuhan khas dari hasil fotografi atau editan desain grafis dalam kertas ukuran 8 X 12 cm. Dicetak full color pada kertas yang diperkuat dengan plastik PVC sehingga membentuk kartu dan dilaminasi. Menggambarkan tumbuhan yang hidup pada ekosistem yang berbeda seperti tumbuhan air, tumbuhan gurun/padang pasir, tumbuhan pantai, tumbuhan mangrove. Terlihat sebagian besar profil tubuh utamanya, seperti akar, batang, daun, atau yang menggambarkan karakter utama tumbuhan. Bukan menunjukkan bunga atau buahnya saja. Mencakup tumbuhan alga, lumut, paku gymnospermae dan angospermae yang hidup pada kondisi habitat tertentu seperti mangrove, pantai pasir, gurun, perairan dsb.
2 Set
Lampiran III : Peraturan Sekjen
181
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan min.
Kartu ini digunakan untuk pembelajaran klasifikasi dan menjelaskan keanekaragaman serta penyebaran berdasarkan kondisi geografis dari tumbuhan. Pada bagian belakang terdapat nama ilmiah, klasifikasi dan deskripsi habitat. Jenis tumbuhan yang diperlukan adalah: 10 Jenis Tumbuhan Alga (mikroskopis dan makroskopis) 10 Jenis Tumbuhan Lumut 10 Jenis Tumbuhan Paku-pakuan 5 Jenis Tumbuhan Gymnospermae 15 Jenis Tumbuhan Angiospermae (Dicotil dan nonokotil) Peraga Bioplastik Spesimen asli di blok dalam acrylic resin jernih atau polyester resin, berbentuk balok persegi berukuran min 8 cm x12 cm yang tebalnya minimal 1 cm atau disesuaikan dengan ukuran spesimen. Didalam blok, terdapat skala, dan deskripsi singkat mengenai mengenai habitat atau karakteristik jenis, tanpa label nama spesies, diberi kode nomor, setiap set disertai dengan kunci determinasi atau deskripsi.Deskripsi menjelaskan ciri-ciri, siklus hidup dan takson, serta kunci determinasi dalam bentuk cetak. 88.
KIT Bryophyta
1 Set
Terdiri dari 3 blok masing-masing blok berisi 1-5 tumbuhan per spesies pada setiap blok, harus terlihat bentuk individunya, ukuran tumbuhan 3-10 cm, mewakili lumut daun atau lumut hati. Ada buku deskripsi dan disertai kunci determinasi secara makroskopis, untuk menuntun menemukan genus, dalam satu kesatuan, tidak terpisah perspesies. Dikemas dalam satu kotak, diberi nama kit dan identitas perusahaan. Tiga jenis lumut dapat dipilih dari: 1. Marchantia sp., tallus dichotom lengkap dengan athe/archegoniofor. 2. Polytricum sp. atau Dicranum sp. lengkap dengan sporofit. 3. Rhodobryum sp. atau Hypnodendron sp. dengan atau tanpa sporofit.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
182
No.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah satuan min.
4. Fissiden sp. atau Plagiochila sp dengan atau tanpa sporofit. 5. Leucobryum sp atau Campylopus sp. dengan atau tanpa sporofit. 6. Bryum sp./Rhizogonium sp. dengan sporofit 7. Dumortiera sp, tallus dichotom dan athe/archegonium 89.
KIT Pteridophyta
1 Set
Terdiri dari 3 blok masing-masing berisi minimal 1 spesies, mewakili jenis paku homosfor, heterosfor dan paku peralihan. Ukuran spesimen 5-10 cm. Ada buku deskripsi dan dilengkapi kunci determinasi penunjuk genus dalam satu kesatuan, tidak perspesies. Dikemas dalam satu kotak, diberi nama kit dan identitas perusahaan Tiga jenis tumbuhan paku dapat dipilih dari: 1. Equisetum sp. lengkap akar, batang bercabang dan strobilus 2. Selaginella sp. lengkap akar, batang, daun dan strobilus 3. Lycopodium sp lengkap akar, batang daun dan strobilus 4. Hymenopillum splengkap akar, batang daun dan sorus 5. Drymoglossum sp. lengkap akar, batang, daun dan sorus 6. Salvinia sp./Marsilea sp. lengkap akar, batang dan daun 7. Adiantum sp. lengkap akar, batang daun dan sorus 90.
Buku Panduan Penggunaan Alat Biologi
2 Buah
Berisi seluruh aktifitas penggunaan peralatan biologi lengkap dengan petunjuk praktikum/kegiatan dilengkapi tujuan, langkah kerja dan alat evaluasi. Aktifitas penggunaan alat berisi minimal 30 aktivitas. Buku dicetak pada kertas isi HVS min 70 gr, kertas sampul art paper min 120 gr ukuran A4. Pada sampul halaman belakang tertulis identitas Perusahaan minimal nama, alamat, nomer telepon.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
183
II.
Peralatan Laboratorium Bahasa A.
Persyaratan Teknis Tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMP adalah mengembangkan kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut dilakukan secara terpadu dengan menerapkan pendekatan komunikatif. Berdasarkan pendekatan ini, pembelajaran bahasa Inggris yang efektif adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas-aktivitas yang menjadikan peserta didik melakukan komunikasi yang riil (real communication), melakukan kegiatan-kegiatan berbahasa yang bermakna, dan menggunakan bahasa Inggris yang relevan dengan kebutuhan siswa. Peserta didik diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk menggunakan bahasa Inggris melalui berbagai aktivitas di kelas seperti interaksi, information sharing, role play, permainan, information gap, dan sebagainya baik di ruang kelas maupun di laboratorium bahasa. Salah satu prinsipnya adalah ‘belajar bahasa Inggris melalui menggunakan bahasa Inggris’ sebanyakbanyaknya. Selain itu, pembelajaran keempat keterampilan berbahasa (listening, speaking, reading, dan writing) dilakukan secara terintegrasi, tidak secara terpisah-pisah. Kondisi tersebut di atas menuntut sumber-sumber pembelajaran bahasa Inggris sudah tidak lagi hanya berbentuk bahan-bahan cetak seperti buku siswa, lembar kerja siswa, dan buku-buku referensi tetapi banyak sekali yang berbentuk kaset, CD-ROM, CD, VCD, DVD, dan bahkan sangat banyak yang tersedia on-line dalam internet yang di-update setiap saat sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi. Sehubungan dengan adanya inovasi dalam bentuk sumber-sumber pembelajaran tersebut, dalam proses pembelajaran pun terjadi inovasi – dari siswa sekedar berinteraksi dengan bahan-bahan cetak bergeser ke interaksi dengan bahanbahan cetak ditambah dengan bahan-bahan yang tersedia dalam kaset, CD-ROM, VCD, DVD, dan internet. Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi standar proses pendidikan sebagaimana diamanatkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP, sekolah perlu difasilitasi dengan pengadaan alat laboratorium bahasa yang dapat memfasilitasi pembelajaran keempat keterampilan berbahasa secara terpadu, dilakukannya aktivitas berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara bermakna, pembelajaran bahasa Inggris dengan berbagai sumber, termasuk sumber-sumber belajar yang tersedia on-line, memfasilitasi
Lampiran III : Peraturan Sekjen
184
dilaksanakannya e-learning yang saat ini sedang dikembangkan, mengembangkan autonomous learning yang merupakan kecakapan hidup yang penting. Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan laboratorium Bahasa SMP tahun 2013 per sekolah sebesar maksimum Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah), dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai sekolah, instalasi sampai seluruh peralatan berfungsi dan ujicoba sampai guru/petugas yang ditunjuk sekolah dapat mengoperasikan dan mengerti cara pemeliharaan. Peralatan laboratorium Bahasa terdiri dari: Komputer Client (18 unit), digunakan oleh siswa dimana satu set PC akan dipakai oleh 2 orang siswa secara bergantian sehingga dalam satu (1) kali pembelajaran dapat digunakan maksimal 18 orang siswa. Komputer server (1 unit), digunakan oleh guru untuk mengatur seluruh komputer client. Installasi jaringan (1 paket), digunakan untuk menghubungkan seluruh komputer baik client maupun server. Teknologi yang digunakan adalah wireless (tanpa kabel). Teknologi ini dipakai untuk memudahkan sekolah dalam melakukan pemeliharaan laboratorium. UPS (7 unit), digunakan untuk menyimpan arus listrik apabila arus listrik dari sumber listrik mengalami gangguan, selain menyimpan arus listrik juga untuk menstabilkan tegangan listrik apabila terjadi turun atau naiknya tegangan listrik dari sumber listrik. Masing-masing UPS akan dibebani oleh 3 set PC beserta monitornya. LCD projector (1 unit), digunakan apabila guru akan melakukan diskusi dengan siswa yang harus diperhatikan secara bersamaan, LCD projector akan terhubung dengan komputer server. Air Conditioner (AC) 2 set, berfungsi sebagai pendingin ruangan. Instalasi AC sudah termasuk pipa, kabel dan bracket. Meubeler terdiri dari: meja kursi yang digunakan untuk menempatkan komputer baik server maupun client. Setiap alat laboratorium bahasa diharapkan memenuhi standar berdasarkan kebutuhan (siswa dan guru). Standar yang dimaksud meliputi persyaratan, karakteristik, dan kualitas minimum yang harus terkandung di dalam suatu alat laboratorium bahasa. Standar-standar dimaksud tertuang dalam spesifikasi teknis. Standar tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama,
Lampiran III : Peraturan Sekjen
185
yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/material.
B.
1.
Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan laboratorium bahasa adalah sebagai berikut. a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru. b. Tampilan visual menarik, kuat, dan kokoh. c. Tanpa kerusakan atau cacat. d. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri. e. Setiap peralatan harus dijamin kualitasnya berupa garansi dari produsen. f. Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari produsen. g. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK ini. h. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi purna jual selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian dan menjamin ketersediaan suku cadang peralatan selama 3 tahun dengan surat jaminan dari pabrikan/ produsen. Garansi berlaku sejak barang diserahterimakan. i. Penyedia barang/produsen memberikan surat jaminan tentang akan dilaksanakan instalasi sampai seluruh peralatan berfungsi dan melaksanakan ujicoba sampai guru/petugas yang ditunjuk sekolah dapat mengoperasikan dan mengerti cara pemeliharaan.
2.
Aspek Khusus merupakan karakteristik spesifik masingmasing komponen peralatan laboratorium bahasa yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta dengan mempertimbangkan kesesuaian fungsi, kemudahan dalam penggunaan, perakitan, dan perawatan, kehandalan, kelengkapan, ketersediaan suku cadang, dan memiliki kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat lain). Daftar nama, jumlah minimal, jenis alat, dan spesifikasi minimal peralatan laboratorium Bahasa SMP yang diadakan selengkapnya dapat dilihat dalam spesifikasi teknis
Spesifikasi Teknis Peralatan laboratorium Bahasa dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
Lampiran III : Peraturan Sekjen
186
No 1.
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Komputer Client
18 Unit
Processor
: Multicore Processor minimal speed 1.66 GHz L2 Cache 1MB
Chipset
: Synchronized chipset with the system
Memory
: 2 GB DDR2
Hard Drive
: 250 GB SATA-II
Networking
: Gigabit Ethernet 10/100/1000 Mbps dan Wireless LAN 802.11 b/g/n
VGA
JumLah satuan min.
Minimal 128 MB
Audio
: Integrated Audio Adapter
I/O ports
: 4x USB 2.0, VGA, LAN, Audio-In, AudioOut, Microphone
Peripheral
: Keyboard, Optical Mouse & UniDirectional Headset with 40mm speaker (merk sama dengan CPU)
Power Supply
: Max. 65 Watt, AC-DC Power Adapter
Monitor
: Minimal LCD 15" (merk sama dengan CPU)
Garansi
: 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan Barang Asli & Garansi dari produsen (bermeterai)
System Operasi
: Microsoft Windows 7 Professional dapat ditingkatkan ke versi lebih baru, berlisensi legal dibuktikan dengan Sertifikat.
Software Applikasi
: Aplikasi perkantoran memiliki paket lengkap dengan pemroses kata-kata (word processing), pengolah data / lembar kerja (spreadsheet) dan presentasi.
Manual & Buku Petunjuk
: Dalam bahasa Inggris dan bahasa
Standar Kualitas
:- Sertifikasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004
Indonesia
- Sertifikasi OHSAS 18001:2007 - Memiliki Sertifikasi Merk dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Lampiran III : Peraturan Sekjen
187
No
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah satuan min.
Manusia RI untuk produk dalam negeri - Memiliki Surat Izin Industri Perakitan dari Kementerian Perindustrian RI untuk produk dalam negeri Dokumen Pendukung
:- Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan Keaslian Barang dari Pabrikan Komputer - Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan Legalitas OS & Applikasi dari Pabrikan Komputer - Diutamakan produksi dalam negeri yang mempunyai kantor pusat operasional & tempat perakitan di Indonesia
Purna Jual
2.
: Daftar informasi dari pabrikan/distributor resmi berisi alamat dan nomor telepon layanan purna jual terdekat.
Komputer Server
1 Unit
Processor
: Multicore Processor minimal speed 3.06 GHz L2 Cache 3MB, Dual Core / Quad Threads
Chipset
: Synchronized chipset with the system
Memory
: 2 GB DDR3
Hard Drive
: 320 GB SATA-II 7200RPM Cache 16MB (2 partitions)
Optical Drive
: DVD/CDRW Combo Drive
Networking
: Ethernet Gigabit 10/100/1000Mbps
VGA
: PCI-Express min. 512MB supports Dual View, (1 to LCD Monitor & 1 to LCD Projector)
Audio
: Integrated Audio/Sound Adapter
I/O ports
: Internal media card reader, 6x USB 2.0, Serial, eSATA, UTP RJ-45
Peripheral
: Keyboard, Optical Mouse & UniDirectional Headset with 40mm speaker (merk sama dengan CPU)
Lampiran III : Peraturan Sekjen
188
No
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Casing & Power Supply
: MicroATX form-factor, max. 300 watt
Monitor
: Minimal LCD 15" (merk sama dengan CPU)
Garansi
: 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan Barang Asli & Garansi dari produsen (bermeterai)
System Operasi
: Microsoft Windows 7 Professional dapat ditingkatkan ke versi lebih baru, berlisensi legal dibuktikan dengan Sertifikat.
Software Applikasi
: Aplikasi perkantoran memiliki paket lengkap dengan pemroses kata-kata (word processing), pengolah data / lembar kerja (spreadsheet) dan presentasi.
Manual & Buku Petunjuk
: Dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
Standar Kualitas
:- Sertifikasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004
JumLah satuan min.
- Sertifikasi OHSAS 18001:2007 - Memiliki Sertifikasi Merk dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI untuk produk dalam negeri - Memiliki Surat Izin Industri Perakitan dari Kementerian Perindustrian RI untuk produksi dalam negeri Dokumen Pendukung
:- Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan Keaslian Barang dari Pabrikan Komputer - Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan Legalitas OS & Applikasi dari Pabrikan Komputer - Diutamakan produksi dalam negeri yang mempunyai kantor pusat operasional & tempat perakitan di Indonesia
Purna Jual
Lampiran III : Peraturan Sekjen
: Daftar informasi dari pabrikan/distributor resmi berisi
189
No
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah satuan min.
alamat dan nomor telepon layanan purna jual terdekat. 3.
Instalasi Jaringan
1 Paket
Technology
: Router, supports 802.11b/g/n 300 Mbps
Ports
: 4-ports LAN 10/100Mbps + 1-port WAN (Auto MDI/MDI-X)
Antenna
: 2x Detachable Dipole Antenna.
Wireless Security
: WPA, WPA-PSK, WPA2, WPA2-PSK supports & WEP 64/128-bit, WPS support.
Wireless Features
: Wireless Client Issolation, Universal Repeater & WDS Repeater to increase wireless coverage.
Wireless Operations
: Router Mode, AccessPoint, Bridge, Repeater & Client.
Configuration
: Web-based Management
Installasi
: Termasuk aksesoris installasi LAN
Garansi
: 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan Garansi dari distributor resmi (bermeterai)
Standar Kualitas
: - Sertifikasi ISO 9001:2008 - Sertifikasi Dirjen POSTEL dari Kementerian Komunikasi & Informatika RI
Keterangan
4.
: Dilengkapi dengan Surat Keterangan Dukungan Distributor Resmi
UPS (Uninterruptible Power Supply) Output Power Capacity
: 850 VA
Power Factor
: 70% or higher
Back-up Time
: > 10 minutes (dibebani 3 set terdiri dari PC+Monitor)
Output Waveform
: Simulated Sine Wave
Lampiran III : Peraturan Sekjen
7 Unit
190
No
Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah satuan min.
Output Power Voltage : 220 V Input Power Voltage : 140V - 250VAC Input Power Frequency : 50 - 60 Hz Protection
: Overload & Short-circuit protection, Powerline Noise protection
Smart AVR Technology
: Built-in Stabilizer(AVR)
Battery Type
: Maintenance Free, Sealed Lead Acid, 12V, 10 AH or better
Outlet(s)
: Minimal 2(two) universal outlets
Casing
: Fire Resistence Case
Garansi
: 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan Garansi dari Distributor Resmi (bermeterai)
Manual & Buku : Dalam bahasa Indonesia Petunjuk Standar Kualitas : Sertifikasi ISO 9001:2008 Keterangan
: - UPS mampu dibebani dengan 3 set Komputer yang terdiri dari PC+Monitor - Dilengkapi dengan Surat Keterangan Dukungan dari Distributor Resmi
5.
LCD Projector + Screen Projection system
: DLP or 3 LCD Technology
Brightness
: Minimal 2500 ANSI Lumens
Native Resolution
: SVGA (800x600)
Contrast Ratio
: Minimal 3000 : 1 (Full On/Full Off)
Keystone
: Manual Vertical + 40o
Aspect Ratio
: 4:3 Native, 16:9 Selectable
Image Size
: 24" to 300" (diagonal)
Throw Ratio
: 53" @ 2M
Color
: 16.7 millions color pallete
Lamp
: 3000 / 4000 hours (Normal / Economic mode)
Input Terminals
: 2x Analog RGB D-sub 15-pin Computer Input/Output
Lampiran III : Peraturan Sekjen
1 Unit
191
No
Nama Alat dan Spesifikasi minimal Computer Compatibility
: VGA (640x480) to UXGA (1600x1200)
Video Compatibility
: NTSC, PAL & SECAM
Accessories
: Power cord, VGA Cable & Remote Control with battery
Layar proyektor
: Warna Matte White, bahan Vinyl, ukuran 70"x70" dengan Tripod Stand
Garansi
: 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan Garansi dari Distributor Resmi (bermeterai)
JumLah satuan min.
Manual & Buku : Dalam bahasa Indonesia Petunjuk Standar Kualitas
: - Sertifikasi ISO 9001:2008 - Sertifikasi Merk dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Keterangan: Dilengkapi dengan Surat Keterangan Dukungan Distributor Resmi 6.
Meubelair (Meja & Kursi)
19 Set
Satu set terdiri dari satu meja dan satu kursi. Meja Bahan: Kayu atau MD (kerangka), papan kayu lapis 18 mm (daun meja). Ukuran: Panjang 120 cm, lebar 55 cm, tingggi 65-70 cm. Konstruksi: Stabil dan Kuat untuk meja komputer. Kursi Bahan: Kayu Ukuran: Panjang 38 cm, lebar 38 cm, tingggi dudukan 40-44 cm, tinggi sandaran 32-34. Konstruksi: Kerangka menggunakan sambungan Pen dan lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu, sandaran dibentuk melengkung. Stabil dan kuat. 7.
Air Conditioner (AC), 1 PK Split
2 Set
Termasuk Pipa 5 Meter, kabel 5 Meter, selang air 3 Meter Braket outdoor dan Installasi. Konsumsi daya listrik maksimum 700 Watt.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
192
III.
Peralatan Matematika A.
Persyaratan Teknis Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Untuk itu diperlukan ketersediaaan peralatan matematika yang baik dengan jumlah yang cukup di sekolah. Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan matematika SMP tahun 2013 per paket per sekolah sebesar maksimum Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah). Dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai sekolah, dan pajak-pajak yang berlaku. Peralatan matematika yang diadakan melalui DAK tahun 2013 ini meliputi: model bangun datar, model luas daerah segitiga, Teorema Pythagoras, model bidang lingkaran, model bangun ruang sisi lengkung, model bangun ruang sisi datar, busur derajat, jangka besar, model luas daerah lingkaran, model volum kubus dan balok, model papan berpaku dan blok pecahan. Setiap peralatan matematika diharapkan memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Matematika SMP. Kebutuhan dimaksud tertuang dalam diskripsi teknis yang disebut spesifikasi. Karakteristik tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/ material. 1.
Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan matematika adalah sebagai berikut. a. b. c.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru. Tanpa kerusakan atau cacat. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri.
193
d.
Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari produsen kecuali secara teknis sulit. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK ini. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi purna jual selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian dan menjamin ketersediaan suku cadang peralatan selama 3 tahun dengan surat jaminan dari pabrikan/ produsen. Garansi berlaku sejak barang diserahterimakan.
e.
f.
2.
B.
Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen peralatan dengan mempertimbangkan: ukuran, bahan, fungsi, mudah digunakan/dirakit, kelengkapan alat, mudah perawatan, sesuai dengan konsep, dan memiliki kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat lain). Daftar nama, jenis alat minimal, spesifikasi minimal dan jumlah minimal peralatan Matematika SMP yang diadakan selengkapnya dapat dilihat dalam butir spesifikasi teknis.
Spesifikasi Teknis Peralatan Matematika dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
Setiap peralatan harus dikemas sedemikian rupa dengan memperhatikan keselamatan peralatan, setiap kemasan harus terdapat informasi minimal nama alat, jumlah, nama produsen. Seluruh komponen harus diberi identitas permanen nama/logo produsen kecuali yang sangat sulit atau mengganggu fungsi. 1
MODEL BANGUN DATAR
1set
Model bangun datar dimaksudkan untuk membantu menjelaskan pengertian dan sifat-sifat bangun datar serta kesebangunan dan kongruensi. Model bangun datar terdiri atas 2 macam model yaitu model bangun datar besar dan model bangun datar kecil. Semua warna (warna”satu”) model bangun datar besar harus sama dan berbeda dengan warna model bangun
Lampiran III : Peraturan Sekjen
194
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal datar kecil. Sedangkan semua model bangun datar kecil harus mempunyai 2 warna yang berbeda (4 keping warna “dua” dan 4 keping warna “tiga”). Bahan: Plastik ABS berwarna injection. 1) Model Bidang Persegi Panjang (9 buah) Ukuran 1. sisi 24 cm x 18 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. sisi 8 cm x 6 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 2) Model Bidang Persegi (9 buah) Ukuran 1. sisi 18 cm x 18 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. sisi 6 cm x 6 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 3) Model Bidang Jajargenjang (9 buah) Ukuran 1. alas 21 cm dan tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. alas 7 cm dan tinggi 4 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 4) Model Bidang Belah Ketupat (9 buah) Ukuran 1. diagonalnya 24 cm dan 18 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. diagonalnya 8 cm dan 6 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 5) Model Bidang Layang-layang (9 buah) Ukuran 1. panjang sisi pendek 12,5 cm dan sisi panjang 20 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. panjang sisi pendek 5 cm dan sisi panjang 8 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 6) Model Bidang Trapesium Sama kaki (9 buah) Ukuran 1. panjang sisi sejajar 15 cm dan 27 cm, tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. panjang sisi sejajar 5 cm dan 9 cm, tinggi 4 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 7) Model Bidang Trapesium Sembarang (9 buah) Ukuran 1. panjang sisi sejajar 15 cm dan 27 cm, tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. panjang sisi sejajar 5 cm dan 9 cm, tinggi 4 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 8) Model Bidang Trapesium Siku-siku (9 buah) Ukuran 1. panjang sisi sejajar 15 cm dan 27 cm, tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. panjang sisi sejajar 5 cm dan 9 cm, tinggi 4 cm, Tebal 2 mm (8 buah) Pada semua model bangun datar segi empat titik-titik sudutnya diberi tanda yang terbaca dengan jelas, huruf A,B,C,D untuk model besar dan P, Q, R, S untuk model kecil.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
Jumlah
195
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
9) Model Bidang Segitiga Sama kaki (9 buah) Ukuran 1. Alas 16 cm dan Tinggi 20 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. Alas 4 cm dan Tinggi 5 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 10) Model Bidang Segitiga Sama sisi (9 buah) Ukuran 1. Panjang sisi 18 cm, Tebal 2 mm (1 buah) 2. Panjang sisi 6 cm, Tebal 2 mm (8 buah) 11) Model Bidang Segitiga Lancip (9 buah) Ukuran 1. Sisi terpanjang 24 cm, salah satu sudut 80o,Tebal 2 mm (1 buah) 2. Sisi terpanjang 8 cm, salah satu sudut 80oTebal 2 mm (8 buah) 12) Model Bidang Segitiga Siku-siku (9 buah) Ukuran1. Sisi siku-siku 20 cm dan 15 cm,tebal 2 mm (1 buah) 2. Sisi siku-siku 8 cm dan 6 cm,tebal 2 mm (8 buah) 13) Model Bidang Segitiga Tumpul (9 buah) Ukuran 1. Sisi terpanjang 28,5 cm dan sudut tumpul 105o,Tebal 2 mm (1 buah) 2. Sisi terpanjang 9,5 cm dan sudut tumpul 105oTebal 2 mm (8 buah) Pada semua model bangun datar segitiga, titik-titik sudutnya diberi tanda yang terbaca dengan jelas, huruf A, B, C untuk model besar dan huruf P, Q, R untuk model kecil. 14) Model Bidang Lingkaran (9 buah) Ukuran 1. diameter 18 cm tebal 2 mm (1 buah), 2. diameter 6 cm tebal 2 mm (8 buah) Pada model bangun datar lingkaran titik pusatnya diberi tanda yang jelas huruf O untuk model besar dan huruf P untuk model kecil Boks dan Tray Alat (Bangun Datar): Semua bangun datar di atas harus mempunyai tray (dudukan/bingkai) yang lekukannya menyesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan model bangun masingmasing. Bahan baku tray adalah vacuum plastic yang kokoh dengan ketebalan bahan minimum 1,6 mm. Setiap model bangun datar harus mudah dimasukkan dan dikeluarkan dari tray-nya masing-masing.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
196
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
Boks Alat Boks (kotak/wadah) harus kuat dan kokoh, mudah dibawa-bawa, pada boks (kotak/wadah) dicantumkan informasi yang berkaitan dengan masing-masing model bangun datar di dalamnya (min. Nama model dan jumlah) disertai dengan tanda merk (simbol produsen) 2
3
MODEL LUAS DAERAH SEGITIGA Model luas daerah segitiga dimaksudkan untuk membantu menjelaskan penurunan rumus luas daerah segitiga. Model Luas Daerah Segitiga terdiri atas : Potongan 4 keping trapesium, tebal 2 mm Potongan 4 keping segitiga, tebal 2 mm Landasan peragaan dengan ukuran sekitar 36 x 26 cm tebal 5 mm, yang lekukannya menyesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan model luas daerah bangun segitiga secara keseluruhan. Bahan : Plastik ABS, injection TEOREMA PYTHAGORAS Untuk membantu memperjelas Teorema Pythagoras. Model Model Teorema Pythagoras terdiri atas: Model Persegi kecil, sebanyak 50 keping terdiri atas 3 warna yang berbeda, warna persegi pertama 25 keping, warna persegi kedua 16 keping, dan warna persegi ketiga 9 keping. Ukuran 5x5 cm, tebal 2 mm. Model persegi besar (2 keping), ukuran 15 x 15 cm , tebal 2 mm. Model segitiga siku-siku (1 keping), ukuran sisi sikusiku 15 cm dan 20 cm , tebal 2 mm. Model segitiga siku-siku terpotong 8 keping. Landasan Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan dengan bentuk, ukuran dan model Teorema Pythagoras secara keseluruhan. Ukuran Keseluruhan : sekitar 55 x 50 cm, tebal 7 mm Ukuran Persegi Besar : 25 x 25 cm Ukuran Persegi Sedang : 20 x 20 cm Ukuran Persegi Kecil : 15 x 15 cm Bahan : Plastik ABS Injection
Lampiran III : Peraturan Sekjen
1set
1 set
197
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
4
MODEL BIDANG LINGKARAN Model bidang lingkaran dimaksudkan untuk menjelaskan dan memahami unsur-unsur yang terdapat pada bidang lingkaran. Model bidang lingkaran mempunyai diameter 20 cm, terdiri atas 5 keping model meliputi : 1 keping bidang setengah lingkaran, 1 keping bidang juring, dan 2 keping bidang segitiga serta 1 keping bidang tembereng. Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan model bidang Lingkaran secara keseluruhan sehingga dapat menjelaskan titik pusat lingkaran, jari-jari dan diameter lingkaran, busur dan tali busur lingkaran, juring lingkaran, apotema, dan tembereng. Landasan: Ukuran 30 x 30 x 0,5 cm Bahan: Plastik ABS, Injection
1 set
5
MODEL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Model bangun ruang sisi lengkung dimaksudkan untuk membantu menjelaskan bagian-bagian pada bangun ruang sisi lengkung. a. Model Tabung Ukuran: Diameter = 14 cm, Tinggi = 20 cm (ukuran dalam) Bahan : Plastik akrilik berwarna transparan, injection b. Model Kerucut Ukuran: Diameter = 14 cm,Tinggi = 20 cm (ukuran dalam) Bahan : Plastik akrilik berwarna transparan, injection c. Model Bola Ukuran:Diameter = 20 cm (ukuran dalam) Bahan : Plastik akrilik berwarna transparan, injection
1 Set
Bidang alas kerucut dan tabung diberi lubang kecil (diameter 1 cm) untuk memasukkan pasir/tepung/air sehingga dapat menunjukkan bahwa volume kerucut = 1/3 volume tabung. Sambungan permukaan bangun (model bola) tidak direkat kuat, tetapi dapat dibongkar pasang
Lampiran III : Peraturan Sekjen
198
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal 6 MODEL BANGUN RUANG SISI DATAR Model bangun ruang sisi datar dimaksudkan untuk membantu menjelaskan bagian-bagian pada bangun ruang sisi datar a. Model Kubus terdiri atas: Model Kerangka Kubus Ukuran : Rusuk 15 cm Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 c Model Kubus Ukuran : Rusuk 15 cm Bahan : Plastik akrilik transparan, injection
Jumlah 1 set
b. Model Balok terdiri atas: Model Kerangka Balok Ukuran : 20 cm x 15 cm x 12 cm Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 c Model Balok Ukuran : 20 cm x 15 cm x 12 cm Bahan : Plastik akrilik transparan, injection c. Model Limas Tegak Segiempat terdiri atas: Model Kerangka Limas Tegak Segiempat Ukuran : Panjang rusuk alas = 15 cm, Tinggi = 20 cm Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 cm Model Limas tegak Segiempat Ukuran : Panjang rusuk alas = 15 cm, Tinggi = 20 cm Bahan : Plastik akrilik transparan, injection d. Model Prisma Tegak Segitiga terdiri atas: Model Kerangka Prisma Tegak Segitiga Ukuran : Panjang rusuk alas : 14 cm, 14 cm, 12 cm, dan Tinggi = 20 cm Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 cm Model Prisma Tegak Segitiga Ukuran : Panjang rusuk alas : 14 cm, 14 cm, 12 cm, dan Tinggi = 20 cm Bahan : Plastik akrilik transparan, injection 7
BUSUR DERAJAT BESAR Busur derajat (setengah bidang lingkaran, 00 - 1800) dimaksudkan untuk membantu dalam mengambar dan menghitung besar sudut pada papan tulis Terdapat ruas garis yang menghubungkan antara 0° dan 180°. Ukuran diameter busur derajat 50 cm yang pada
Lampiran III : Peraturan Sekjen
2 buah
199
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal bagian sisi datarnya (diameter) terdapat skala 0 – 50 cm sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat dan mengukur panjang ruas garis. Agar mudah dalam penggunaannya busur derajat harus dilengkapi dengan pegangan pada bagian tengahnya. Bahan : Plastik (injection) dengan tebal minimum 5 mm dan tidak melenting (kaku).
Jumlah
8
JANGKA BESAR Jangka besar dimaksudkan untuk membantu dalam menggambar lingkaran, membagi sudut (dan hal-hal yang relevan lainnya) pada papan tulis, Jangka harus dilengkapi dengan dudukan untuk kapur dan spidol serta jarum poros putar yang kokoh sehingga dapat digunakan pada papan tulis kapur dan white board. Ukuran kaki jangka minimum 45 cm Bahan : Plastik (injection)
2 buah
9
MODEL LUAS DAERAH LINGKARAN Model luas daerah lingkaran dimaksudkan untuk menentukan luas daerah lingkaran dengan bantuan potongan-potongan juring. Model luas daerah lingkaran terdiri atas: Juring sebanyak 16 keping dengan 2 warna yang berbeda berasal dari potongan-potongan lingkaran yang berdiameter 28 cm dan tebal 2 mm. Satu juring dibagi menjadi 2 keping juring yang lebih kecil Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan model luas daerah lingkaran secara keseluruhan dengan ukuran 50 cm x 50 cm, dan tebal 5 mm Bahan : plastik ABS, injection
1 Set
MODEL VOLUM KUBUS DAN BALOK
1 set
10
Model volum Kubus dan Balok dimaksudkan untuk membantu menemukan rumus volum Kubus dan Balok dengan menggunakan kubus satuan. Model volum Kubus dan Balok terdiri atas: Model Kubus Transparan (tanpa tutup) 1) Ukuran : 5 cm x 5 cm x 5 cm (ukuran dalam) 2) Ukuran : 10 cm x 10 cm x 10 cm (ukuran dalam)
Lampiran III : Peraturan Sekjen
200
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal 3) Ukuran : 15 cm x 15 cm x 15 cm (ukuran dalam)
Jumlah
Model Balok Transparan (tanpa tutup) 4) Ukuran : 5 cm x 10 cm x 15 cm (ukuran dalam) 5) Ukuran : 10 cm x 15 cm x 20 cm (ukuran dalam) Bahan : Plastik akrilik transparan, injection Model Kubus Satuan (27 buah) Ukuran : 5 cm x 5 cm x 5 cm Bahan : Plastik atau kayu oven dicat (2 warna, untuk memudahkan dalam menghitung banyak kubus satuan) Model kubus satuan dapat menempati model kubus dan balok secara tepat. 11
PAPAN BERPAKU PERSEGI Papan berpaku dimaksudkan untuk membantu menentukan rumus keliling dan rumus luas daerah bangun datar. Papan berpaku terdiri atas: Papan dengan ukuran minimum 33 x 33 cm, tebal 5 mm dengan 36 buah paku dan jarak antar paku 5,5 cm. Tinggi paku minimum 2 cm dengan bagian atas paku dilengkapi bandul (pelindung) karet.Bahan landasan : Plastik ABS berwarna, injection Karet gelang berwarna kontras, sehingga mudah terlihat, minimum 20 buah
8 set
12
BLOK PECAHAN Blok pecahan dimaksudkan untuk membantu pemahaman pengertian pecahan, perbandingan pecahan, urutan pecahan, dan menentukan pecahan senilai. Blok pecahan terdiri atas: Blok bidang lingkaran dengan diameter 20 cm yang meliputi: 1. Keping lingkaran penuh (1 buah), 1 warna 2. Keping 1/2 lingkaran (2 buah), 2 warna 3. Keping 1/3 lingkaran (3 buah), 3 warna 4. Keping 1/4 lingkaran (4 buah), 2 warna 5. Keping 1/5 lingkaran (5 buah), 3 warna 6. Keping 1/6 lingkaran (6 buah), 2 warna 7. Keping 1/7 lingkaran (7 buah), 3 warna 8. Keping 1/8 lingkaran (8 buah), 2 warna Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan Blok Pecahan secara
1 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen
201
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal keseluruhan dengan ukuran 30 cm x 30 cm, dan Tebal 5 mm, warna harus berbeda dengan blok bidang lingkaran. Bahan: Plastik ABS berwarna, injection
13
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN ALAT
Jumlah
2 set
Berisi petunjuk penggunaan semua model/alat peraga/pembelajaran matematika lengkap dengan langkah-langkah penggunaan model/alat tersebut disertai contohnya. Buku panduan dicetak berwarna pada kertas minimum HVS 70 gram dengan ukuran A4, kertas sampul art paper 125 gr atau setara dengan itu. Pada cover depan tertulis identitas perusahaan setidaknya tertulis nama perusahaan, alamat, dan nomor telepon serta alamat e-mail.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
202
IV. Peralatan IPS A.
Persyaratan Teknis Ruang lingkup mata pelajaran IPS antara lain meliputi aspekaspek manusia, tempat, waktu, dan lingkungan. Berdasarkan ruang lingkup tersebut, pembelajaran IPS memerlukan alat bantu pembelajaran diantaranya berupa buku, media masa, internet, peta, globe, carta dan yang lainnya. Ketersediaan alat bantu dapat mendekatkan siswa pada aspek-aspek dalam ruang lingkup pelajaran IPS. Untuk itu, harus tersedia peralatan IPS dengan mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup di sekolah. Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan IPS SMP tahun 2013 per paket per sekolah adalah sebesar maksimum Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah), dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai sekolah dan pajak-pajak yang berlaku. Peralatan IPS yang diadakan melalui DAK tahun 2013 ini meliputi: peta, carta IPS, atlas, globe, kompas, dan spesimen batuan. Setiap peralatan IPS diharapkan memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) IPS. Kebutuhan dimaksud tertuang dalam deskripsi teknis yang disebut spesifikasi. Karakteristik tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/ material. 1.
Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan IPS adalah sebagai berikut. a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru. b. Tanpa kerusakan atau cacat. c. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri. d. Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari pabrikan/produsen/ penerbit. e. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari pabrikan/produsen/penerbit di atas materai Rp. 6.000,yang ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK ini. f. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi purna jual selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian atau terhadap kesalahan cetak dan menjamin ketersediaan suku cadang peralatan selama 3 tahun dari pabrikan/produsen/penerbit. Garansi berlaku sejak barang diserahterimakan.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
203
2.
B.
Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen peralatan Peralatan IPS dengan mempertimbangkan: ukuran, bahan, fungsi, mudah digunakan/dirakit, kelengkapan alat, mudah perawatan, kebenaran isi, dan memiliki kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat lain). Daftar nama, jenis alat minimal, spesifikasi minimal dan jumlah minimal peralatan IPS SMP yang diadakan selengkapnya dapat dilihat dalam spesifikasi teknis.
Spesifikasi Teknis Peralatan IPS dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
No.
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
Spesifikasi Umum Peta Peta disesuaikan dengan syarat-syarat kartografis yang berlaku umum: a. Catatan tepi lengkap (seperti judul, skala, orientasi arah, legenda) b. Penggunaan simbol sesuai dan jelas c. Letering benar dan jelas d. Pewarnaan lazim dan jelas e. Garis lintang dan garis bujur tepat f. Menggunakan system proyeksi yang sesuai Informasi geografi tersaji secara jelas, benar, dan mutakhir. Pada peta harus tertera nama penerbit dan percetakan serta tahun pembuatan. Tahun pembuatan sesudah tahun 2010. Bingkai dari kayu memiliki permukaan halus tercat/pelitur, menjepit peta dengan kuat, dan dilengkapi tali untuk penggantung serta dapat untuk mengikat saat digulung. Pada salah satu ujung bingkai kayu diberi label sesuai judul peta, agar ketika peta tergulung,dan akan digunakan, judul peta mudah terlihat. Permukaan peta dilaminasi atau dilapis plastik agar dapat ditulisi dengan spidol whiteboard dan dapat dihapus kembali.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
204
No.
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
Spesifikasi Jenis Peta Umum/Peta Geografi Peta memuat informasi tentang bentang muka bumi: Fenomena bentangan alam, seperti sungai, danau, rawa, laut, dataran tinggi, gunung, pegunungan, dataran rendah, dan sebagainya. Fenomena bentangan budaya, seperti kota, jaringan jalan, rel kereta api, batas-batas wilayah administrasi/politik (perbedaan wilayah tidak ditandai dengan perbedaan warna), dan sebagainya. 1
Peta Dunia (Umum/Geografi) Ukuran Kertas sekitar 180 x 120 cm Ukuran Gambar sekitar 170x 115 cm Skala sekitar 1 : 18.000.000 Jenis Kertas, minimal Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
1 buah
2
Peta Asean (Umum/Geografi) Ukuran Kertas, sekitar 160 x 125 cm Ukuran Gambar, sekitar 150 x 120 cm Skala sekitar sekitar 1 : 4.000.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
1 buah
3
Peta Asia (Umum/Geografi) Ukuran Kertas, sekitar 140 x 105 cm Ukuran Gambar, sekitar 130 x 95 cm Skala sekitar 1 : 11.000.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
1 buah
4
Peta Amerika (Umum/Geografi) Ukuran Kertas, sekitar 105 x 80 cm Ukuran Gambar, sekitar 95 x 70 cm Skala sekitar 1 : 16.000.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
1 buah
5
Peta Afrika (Umum/Geografi) Ukuran Kertas, sekitar 80 x 110 cm Ukuran Gambar, sekitar 75 x 100 cm Skala sekitar 1 : 12.000.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
1 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen
205
No.
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
6
Peta Australia & Selandia Baru (Umum/Geografi) Ukuran Kertas, sekitar 110 x 80 cm Ukuran Gambar, sekitar 100 x 75 cm Skala sekitar 1 : 6.000.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
7
Peta Eropa (Umum/Geografi) Ukuran Kertas, sekitar 130 x 100 cm Ukuran Gambar, sekitar 120 x 90 cm Skala sekitar 1 : 5.000.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Jumlah satuan min. 1 buah
1 buah
Spesifikasi Jenis Peta Khusus/Tematik Simbol pada peta terkait tema/judul peta harus benar dan jelas Unsur-unsur peta yang biasa digunakan pada peta umum, dapat tidak dimunculkan atau dimunculkan tergantung pada urgensi yang terkait dengan tema. Contoh: peta wilayah kerajaan Majapahit di jamannya, maka tidak perlu memunculkan batasbatas administrasi dan kota-kota pada wilayah Indonesia seperti saat ini; Peta Wawasan Nusantara harus menampilkan batas-batas wilayah yang jelas sesuai kriteria zona, tetapi tetap memunculkan tampilan fenomena bentang alam maupun bentang budaya lainnya sebagaimana spesifikasi peta umum. 8
Peta Wawasan Nusantara Ukuran Kertas, sekitar 175 x 125 cm Ukuran Gambar, sekitar 165 x 110 cm Skala 1 : 3.500.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
2 buah
9
Peta Penyebaran Agama Islam di Indonesia Ukuran Kertas, sekitar, 120 x 90cm Ukuran Gambar, sekitar 110 x 80 cm Skala 1 : 4.500.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain. Menunjukkan jalur arah penyebaran Agama Islam ke berbagai daerah dan letak kerajaan-kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia.Jalur-jalur penyebaran dan
1 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen
206
No.
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
situs-situs digambar dengan jelas dan dengan warna yang kontras. 10
Peta Penjelajahan Samudera Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm Skala 1 : 40.000.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain. Warna : minimal 4 warna Menunjukkan jalur arah penjelajahan Samudera bangsabangsa Eropa ke Indonesia dan berbagai tempat lain di dunia. Jalur-jalur/rute perjalanan dan situs-situs digambar dengan jelas dan dengan warna yang kontras.
1 buah
11
Peta Wilayah Kerajaan Sriwijaya Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm Skala 1 : 4.500.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain. Wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya diberi warna yang berbeda dari kerajaan lain di sekitarnya.
1 buah
12
Peta Wilayah Kerajaan Majapahit Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm Skala 1 : 4.500.000 Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain. Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit diberi warna yang berbeda dari kerajaan lain di sekitarnya.
1 buah
Carta IPS Spesifikasi umum carta, bahan carta : kertas minimal 135 gr dengan laminasi/dilapisi UV vernis. Ukuran Carta : sekitar 70 x 100 cm, dicetak berwarna, berupa hasil foto atau desain grafis bukan lukisan tangan, menggambarkan struktur dengan bagian-bagian dan informasinya akurat. Keterangan bagian-bagian dan kedalamannya mengacu atau sesuai dengan kurikulum SMP yang berlaku saat ini. Bagian atas dan bawah diberi lis dengan penggantung.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
207
Jumlah satuan min. 1 buah
No.
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
13
Carta Lapisan-Lapisan Atmosfer Menggambarkan lapisan-lapisan atmosfer terdiri dari lapisan: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Tercantum ketinggian lapisan-lapisan tersebut dari permukaan laut, grafik temperatur, dan diskripsi singkat karakteristik setiap lapisan.
14
Carta : Faktor Pendorong Interaksi Sosial Isi gambar: situasi proses imitasi, Identifikasi, sugesti, dan simpati dan deskripsi singkatnya.
1buah
15
Carta : Bentuk Proses Interaksi Sosial assosiatif dan dissosiatif Isi gambar: situasi prosesassosiatif dan dissosiatif dan deskripsi singkatnya.
1buah
16
Carta : Macam Status Sosial Isi gambar: Contoh Macam Status Sosial : Asscribed Status, Achieved Status, Simbol dan assigned status, serta deskripsi singkatnya.
1buah
17
Carta : Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan Isi gambar: situasi Perubahan terencana dan tidak direncanakan, berdampak kecil dan berdampak besar, perubahan cepat dan lambat, serta deskripsi singkatnya.
1buah
18
Carta : Spesimen uang Isi gambar: contoh spesimen jenis uang (giral dan kartal), mata uang (termasuk mata uang asing yang penting), serta deskripsi singkatnya.
1buah
19
Carta : Pasar Isi gambar: contoh jenis atau macam pasar, menuru sifat barang dan cara penyerahannya, menurut organisasi pasar/hubungan penjual dan pembeli, menurut wilayah kegiatan, menurut waktu, dan menurut barang yang di perjual belikan serta deskrisi singkatnya.
1buah
20
Carta : Lingkungan Hidup dan permasalahannya Isi gambar: contoh situasi lingkungan rusak dan lingkungan terbina, bentuk-bentuk pemeliharaan dan
1buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen
208
No.
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
penanggulangan lingkungan, serta deskripsi singkatnya. 21
Carta : Bentang alam dan Budaya Isi gambar: contoh situasi bentang alami dan bentang rekayasa manusia, serta deskripsi singkatnya.
1buah
22
Carta : Bagan Gunung Api dan Tipe-tipe gunung api Isi gambar: bagian-bagian intrusi, ekstrusi gunung api dan tipe-tipe gunung api serta deskripsi singkatnya
1 buah
23
Atlas Indonesia dan Dunia Ukuran Kertas : sekitar 31 x 24 cm Jumlah halaman : minimal 72 halaman Bahan Cover : Kertas Ivory 250 gr Jenis Kertas : HVS 100 gr Warna : Full Color Dilengkapi daftar isi, legenda, peta umum, peta khusus (tematik), dan indeks. Pada atlas harus tertera penerbit dan percetakannya, serta tahun penerbitan.
28 buah
24
Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Ukuran sekitar 31 x 24 cm Jumlah halaman : min. 110 halaman Bahan Cover: Kertas Ivory 250 gr Jenis Kertas minimal HVS 100 gram Warna : Full Color Dilengkapi daftar isi, legenda, photo,lukisan tokoh dan peristiwa sejarah, dan indeks. Pada buku harus tertera tahun penerbitan, penerbit dan percetakannya.
28 buah
25
Globe Bahan : Bola bumi terbuat dari plastik Ukuran : minimal diameter 30 cm Globe menunjukkan wajah geografis dan politik. Gambar, garis-garis astronomis, dan tulisan pada globe dapat terlihat jelas dan terbaca dengan baik. Menggunakan Bahasa Indonesia. Pada globe harus tertera nama penerbit, serta tahun pembuatannya. Dipasang pada poros kerangka yang kokoh berbentuk setengah meridian dengan alas yang stabil.
1 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen
209
No.
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
26 Spesimen Batuan dan Mineral
Jumlah satuan min. 1 Set
Terdiri atas: a. Contoh batuan beku : 1. granit, 2. andesit, 3 batu apung, 4. obsidian. b. Contoh batuan endapan : 1. gamping, 2. batu lempung, 3. gipsum, 4. konglomerat, 5. breksi, 6. batu pasir, 7.tufa, 8. Limonit, 9. Batu bara. c. Contoh batuan malihan : 1. marmer, 2. sabak, 3. sekis. d. Contoh Mineral : 1. bauksit, 2. asbestos, 3. sulfur, 4. feldsfar, 5. kalsit, 6. kuarsa, 7. kaolinite, 8. dolomit. Ukuran batuan (p x l x t): minimal 3 x 3 x 3 (cm) Ukuran kotak wadah(p x l x t): 20 x 30 x 5(cm) Batuan ditempatkan dalam satu boks yang kokoh dan diberi tutup. Bagian dalam boks diberi sekat-sekat sebagai tempat masing-masing batuan. Tutup boks dibuat dari bahan plastik transparan tidak berwarna. Masing-masing batuan diberi nama/identitas agar mudah diidentifikasi. Koleksi batuan dilengkapi dengan buku deskripsi tentang setiap batuan secara lengkap, yang berisi antara lain peta persebaran, proses terbentuk, kandungan mineral, tekstur, struktur, pemanfaatanya dalam kehidupan sehari-hari, dan lainlain. 27
Kompas Jenis kompas Lensatik. Kompas dilengkapi visir pembidik sasaran, kaca pembesar, dan penggantung penyangkut ibu jari penopang kompas saat membidik. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45°. Tutup dilengkapi kawat pemandu arah objek bidikan. Ukuran: dia. 50 mm, Tebal 25 mm (keadaan tertutup) Casing: Aluminium die casting
Lampiran III : Peraturan Sekjen
10 buah
210
V.
Peralatan Olahraga A.
Persyaratan Teknis Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan harus secara proporsional mengembangkan kemampuan motorik, kemampuan kognitif, dan afektif, maka fungsi alat tidak hanya sekedar untuk kegiatan praktik saja tetapi merupakan bagian terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Untuk itu, harus diupayakan ketersedian peralatan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang selanjutnya di sebut peralatan olah raga sebagai sarana pendidikan dengan mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup di sekolah. Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tahun 2013 per paket per sekolah adalah sebesar maksimum Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai sekolah dan pajak-pajak yang berlaku. Peralatan olahraga yang diadakan melalui DAK tahun 2013 mencakup materi: Permainan bola besar (bola kaki, bola voli, dan bola basket) Permainan bola kecil (bulu tangkis, tenis meja, sepak takraw, dan futsal) Atletik (nomor lari, lompat, dan lempar) Catur Senam (senam lantai, senam gerak berirama) Pendidikan luar kelas (outdoor education) Setiap alat diharapkan memenuhi kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan SMP. Kebutuhan dimaksud tertuang dalam sebuah diskripsi teknis yang disebut spesifikasi. Karakteristik tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/material. 1.
Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan olahraga adalah sebagai berikut: a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru. b. Tampilan visual menarik, kuat, dan kokoh. c. Tanpa kerusakan atau cacat. d. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
211
e.
2.
B.
Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari produsen (kecuali yang secara teknis sulit misalnya bendanya terlalu kecil dan lainnya).
Aspek Khusus merupakan spesifikasi masing-masing komponen peralatan olahraga untuk sarana pendidikan dengan mempertimbangkan: kesesuaian ukuran, kesesuaian bahan, fungsi, mudah digunakan, kelengkapan alat, mudah perawatan, dan memiliki kompatibilitas. Daftar nama, jumlah minimal, jenis alat, dan spesifikasi minimal peralatan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan SMP yang diadakan selengkapnya dapat dilihat dalam spesifikasi teknis.
Spesifikasi Teknis Peralatan olahraga dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
1
Bola Kaki No. 5 Bahan terbuat dari kulit sintetis Polyurethan microfiber, dijahit rapi, menggunakan bola dalam Butyl 80%. Bentuk bulat pada semua sisi, keliling 68 s.d 69,50 cm, berat 420 s.d. 440 gr. SNI 12-1280-2001 Bola Futsal No. 4 Bahan terbuat dari Kulit sintetis Polyurethan Microfiber, dijahit rapi, menggunakan bola dalam Hans/Butyl 80%. Bentuk bulat pada semua sisi. keliling 63,5 s.d. 66 cm, berat 330-370 gr. Bola Voli Bahan kulit sintetis Polyurethan microfiber, dilem rapi, menggunakan bola dalam Butyl 80%, lunak dan lentur, warna cerah, Keliling 65 s.d 67 cm, berat 260 s.d. 280 gr. Dikulit luar tercetak ukuran tekanan angin. SNI 121286-2001 Jaring (net) Bola Voli Berbentuk jaring dengan lebar jaring 0,9-1 m panjang jaring 9-10 m, terbuat dari bahan nylon atau katun berwarna gelap pada bagian atas ditutup dengan kain kanvas sebagai tempat tali perentang dengan lebar 7 cm dan bagian bawah lebar 5 cm. Net direntangkan dengan kawat sling dan tali untuk mengikat dan meregangkan bagian bawah.Panjang tali atas minimum
2
3
4
Lampiran III : Peraturan Sekjen
Jumlah satuan min. 3 buah
3 buah
3 buah
1 buah
212
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
1,2 m, panjang tali bawah minimum 1,2 m.Ukuran lubang jaring 10 x 10 cm. SNI 12-0457-1996 5
6
7
8
Bola Basket No. 6 3 buah Bahan karet sitetis yang dibalut karet dengan permukaan bertotol halus, berat 510 s.d. 567 gr keliling 724-737 mm, lebar garis sambung maksimum 6,55 mm.Jika dijatuhkan pada ketinggian 1,80 m akan memantul pada ketinggian 1,20 – 1,40 m. SNI 1282:2009 Ring Basket dan Papan Pasket Terdiri dari: Papan pantul dan kelengkapan ring dan 1 pasang jala tali nylon. Papan pantul dibuat dari kayu keras tebal minimal 2,5 cm Papan pantul berukuran panjang 180-180,3 cm dan lebar 105-107 cm. Papan diperkuat dengan bingkai di bagian belakang. Dicat warna dasar putih dengan garis keliling papan selebar 5 cm berwarna hitam, terdapat 4 lubang baut untuk ring basket.Bila bola dipantulkan pada permukaan papan pantul, bola akan dipantulkan kembali 50%. Ring terbuat dari besi diameter 16-20 mm dengan diameter ring 45,0-45,9 cm dipasang dipermukaan papan pantul berjarak 149 - 153 mm. Konstruksi ring harus kokoh tidak berkarat, tersedia 12 lubang tali jala dan selanjutnya jala nylon dianyam sedemikian rupa, panjang jala 40-45 cm. Shutlekock 1 slop Panjang bulu 60 s.d. 70 mm, diameter gabus 2,5 s.d 2,8 cmtinggi gabus 22-25 mm,jumlah bulu angsa 16 helai, berat 4,74 s.d 5,5 gr. Saat melayang tanpa goyangan. Warna putih. SNI 12-0036-1996, (1 slop isi minimal10 buah) Raket Bulutangkis 4 buah Sumbu lurus, ukuran sekitar panjang 66 - 68 cm, lebar 19-22 cm, panjang area senar 24,5-28 cm dan lebar area senar 19-22 cm. Bahan Carbon Nanotube.Senar sudah terpasang dengan toleransi tegangan: Main 18-20 lbs (8-9 kg) dan Cross 20-22 lbs (9-10kg). Pada permukaan batang/raket tertera keaslian merek dagang. Dilengkapi sarung minimal untuk bagian raket. SNI 12-1018-1996
Lampiran III : Peraturan Sekjen
213
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
9
Jaring/Net bulutangkis Net adalah jaring dengan panjang minimum 610 cm, lebar minimum 76 cm ukuran kotak-kotak (sisi mata) jaring 1,5-2,5 cm. Net harus berwarna gelap, kecuali bibir net harus berwarna putih dengan ketebalan bibir net 66 mm dilengkapi tali nylon 0.5 cm untuk mengikat pada bagian atas dan bawah net. SNI 121769-1996 Bat Tenis Meja Ukuran tidak ditentukan, termasuk bentuk atau berat tetapi bat harus datar (flat) dan kaku (rigid). Sekurangkurangnya 85% dari ketebalan bat harus terbuat dari kayu alam (natural wood); sebarang lapisan-tambahan (adhesive layer) boleh ditambahkan sebagai penguat di dalam bat dengan bahan-berserat (fibrous material) seperti serat carbon (carbon fibre), serat kaca (glass fibre) atau kertas yg dimampatkan (compressed paper), tapi tidak boleh lebih tebal dari 7,5% dari total ketebalan atau kira-kira 0,35mm, atau bahkan lebih tipis lagi. Permukaan bat berwarna merah dan hitam. SNI 120799-1995 Bola Tenis Meja Berbentuk bulat berongga dengan diameter 39,5 - 40,5 mm Berat 2,67 – 2,77 gr dari bahan seluloid atau bahan plastik serupa Warna Putih atau Orange, dan tidak kasat/tidak licin mengkilap. Meja Tenis Meja Meja terbuat dari bahan kayu atau MDF padat, permukaan meja rata, warna hijau atau biru tidak menyilaukan (mata). Konstruksi kokoh, kaki dari besi, model dapat dilipat dan terdapat 8 roda untuk memudahkan penyimpanan dan mudah dipindahpindahkan. Panjang 274-274,5 cm, lebar 152,5-153,0 cm, tinggi meja dari lantai 76,0– 76,25 cm. Tebal garis sisi 2 cm dan garis tengah 3 mm, berwarna putih. Pantulan bola pada meja yang diperkenankan 23 cm dari bola yang dijatuhkan pada ketinggian 30 cm. SNI 12-0800-1989
10
11
12
Lampiran III : Peraturan Sekjen
Jumlah satuan min. 1 buah
4 buah
1 Slop
1 set
214
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
13
Net Tenis Meja Panjang : 183-184 cm, Lebar net/tinggi : 15,0-15,25cm Berupa jaring yang direntangkan di tengah meja oleh sebuah tali nylon yang kuat, dan memiliki tali atas dan bawah untuk mengencangkannya. Dua Tiang net dari besi yang dapat dibongkar pasang dan terdapat pengatur ketinggian net. SNI-12-06931996 Bola Sepak Takraw Keliling bola: 42-44 cm, Berat: 170-180 gram Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama Bahan: plastik/Sysntetic Polymeric Fibres. SNI 120695-1998 Net Takraw Net adalah jaring dengan panjang sekitar 671-673 cm lebar 71-73 cm ukuran kotak-kotak (sisi mata)jarring 4-8 cm. Net harus berwarna gelap kecuali bibir net berwarna putih, dilengkapi tali nylon 0.5cm untuk mengikat pada bagian atas dan bawah net. SNI 12-4672-1998 Stopwatch Digital - Stopwatch 1/100 secons, memeori set lap sampai dengan 100, Min 3 raw digital - Terdapat fasilitas hitung mundur Peluru (1 set untuk remaja putra dan putri) Bahan Besi Padat berbentuk bola, bulat, rata dan halus Peluru putra berat 4,005 – 4,025 kg, diameter 95 -110 mm, Peluru putri, berat 3,005– 3,025 kg. diameter 85 – 95 mm. Meteran baja Meteran ini digunakan untuk mengukur asil lemparan cakram, cakram peluru lembing dan lain-lain. Skala rangkap mm dan inchi panjang 30 m x lebar ½ inci meteran baja dilapisi-damar, huruf skala meter, centimeter dan milimeter tercetak jelas dan bersih, dan dicetak di atas latar belakang putih/kuning. Titik ujung lancip. Cones Bahan Plastik Lentur berbentuk kerucut, dengan kaki
14
15
16
17
18
19
Lampiran III : Peraturan Sekjen
Jumlah satuan min. 1 buah
4 buah
1 set
1 buah
1 set
1 buah
20 buah
215
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
persegi empat. Warna Pastel, ukuran (tinggi 22 cm) 20
21
22
23
24
25
Lembing (set untuk putra dan putri) Sumbu Lurus, Bahan Alumunium, bagian ujung lembing atas runcing. SNI 12-0400-1989 Untuk putra (1 buah) Berat minimal 800 gram, Panjang 260 – 270 cm, Panjang lilitan untuk pegangan 15 – 16 cm merupakan pusat titik berat lembing. Untuk Putri (1 buah) Berat minimal 600 gram, panjang 220 - 230 cm, Panjang lilitan untuk pegangan 14 – 15 cm merupakan pusat titik berat lembing. Cakram (set untuk putra dan putri) Bahan kayu dengan bagian sisi keliling dilapisi besi stainless, poros bahan besi Untuk Putra (1 buah) Berat tidak kurang 1,505-1,525 kg, diameter cakram 200-202 mm, tebal sisi cakram 12-13 mm, tebal pusat cakram 38-40 mm Untuk Putri (1buah) Berat tidak kurang 1,005-1,025 kg, diameter cakram 180-182 mm, tebal sisi cakram 12-13 mm, tebal pusat cakram 37-39 mm. Tongkat Estafet (set isi lima) Bahan pipa alumunium elektroplatting bagian pangkal dan ujungnya ditekuk kedalam, tanpa sisi tajam dan tanpa tutup dengan masing-masing warna yang berbeda Beratnya tidak kurang dari 50 gram, panjang 28-30 cm, keliling penampang12 – 13 cm. Tali Kapal Tali serat rami berkualitas baik, panjang 20 meter, diameter 2-3 cm. Tali Pramuka Tali katun kuat, kokoh, lentur, ringan dan mudah dibawa, panjang 5 m, diameter 0,5 cm Tas P3K Berbentuk kotak panjang 40 cm, lebar 15-20 cm, tinggi 30 cm Terdapat tali / pegangan, Berisikan :
Lampiran III : Peraturan Sekjen
1 set
1 set
1 set
1 buah
24 buah
1 set
216
No
26
27
28
29
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
1. Obat sakit kepala dan demam, seperti aspirin, paracetamol, ataupun acetaminophen (untuk anak-anak). 2. Obat luka, perban, dan plester 3. Obat diare dan pencegah dehidrasi, seperti oralit 4. Obat batuk dan flu, baik untuk batuk kering dan berdahak 5. Minyak penghangat, misalnya minyak kayu putih, miyak tawon, minyak angina, miyak telon dan sebagainya. 6. Bedak/lotion penghilang gatal 7. Cotton bud untuk membersihkan luka kecil 8. Antiseptik dan antibiotik 9. Sabun antiseptik dan alkohol sebagai pembersih luka 10. Selimut ukuran sekitar 180 x 90 cm 11. Handuk katun ukuran 50 x 100 cm Matras Senam 2 buah Bahan Busa Super (rebounded) density 90 % Ketebalan 15 cm dilapisi busa karet atas dan bawah tebal 2 cm dibungkus bahan tripolin Ukuran 200 x 100 x 15 cm, dilengkapi perekat samping dan pegangan bahan tripolin. Simpai 6 buah Bahan rotan dengan diameter 2-3 cm yang kedua ujungnya ditautkan sehingga membentuk sebuah lingkaran bergaris tengah 80 - 90 cm. Bola Penjas (soft Soccerball/Soft Volley ball) 4 buah Keliling bola 65 s.d 67 cm sebanding dengan bola formal no. 5. Bahan busa Polyurethan murni (densitas tinggi) aman, bebas racun, lembut dan lentur. Saat bersentuhan dengan anggota tubuh/tubuh tidak menimbulkan rasa sakit. Dapat digunakan dengan cara dipukul, ditendang, dipantulkan, dilempar dan ditangkap. Dapat digunakan di dalam ruang maupun luar ruangan. Memiliki daya pantul yang rendah. Catur 2 set Set terdiri dari : Anak Catur lengkap: Terbuat dari kayu mentaos, kayu sono atau setara, finishing melamin. Pekerjaan halus bagian dasar
Lampiran III : Peraturan Sekjen
217
No
Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah satuan min.
ditempel kain franel atau setara. Ukuran: Raja, diameter min 36 mm; tinggi min. 100 mm Menteri,diameter min. 36 mm; tinggi min.82 mm Gajah/Peluncur, diameter min. 34 mm; tinggi min.75 mm Kuda, diameter min. 34 mm; tinggi min. 65 mm Benteng, diameter min. 32 mm; tinggi min. 56 mm Pion, diameter min. 30 mm; tinggi min. 48 mm Papan Catur Lipat Terbuat dari karton keras min. 3mm, ukuran kotak 6 cm x 6 cm ukuran papan dibuka sekitar 52 cm x 52 cm, ukuran papan saat dilipat sekitar 26 cm x 26 cm. Tas Catur Tempat menyimpan buah-buah catur dan papan lipat,rapi dan praktis dengan satu resleting ditengah. Didalam tas tersedia ruang untuk menyimpan papan lipat dan buah-buah catur. Tas catur memiliki tali pegangan, sehingga memberikan kenyamanan saat di tenteng. Ukuran sekitar 30 cm x 30 cm x 8 cm, bahan kulit sintesis atau setara.
Lampiran III : Peraturan Sekjen
218