SALAM
Kemandirian Mereka Bukti Kepedulian Kita 2 4 6 8 10 12 14 15 16 20 22 24 26 28 30 36 38 40
IDEALITA HIDUP MULIA SilaturrahIM Senyum Berdaya Tsaqafah Inspirasi Dunia Islam Jejak Kemuliaan Laporan Utama Konsultasi Keluarga KONSULTASI SYARIAH GAGASAN Tokoh HIKMAH ULASAN TADABBUR MengHantar hidayah PSIKOLOGI Anak CARA PANDANG Rektor Universitas Kutai Kartanegara Dr. Sabran, M.Si
32
34 Pengarah Pimred Redaktur Editor Desain Percetakan Direktur
Dukung Program ‘Akhlak’, Harus Lakukan Terobosan Baru
Membangun Mental Anak Sejak Dini : Rama Wijaya : Imam Nawawi : Khairul Khibri, Abu Falah : Ihsan Ahmad : Dunia Grafindo : Lentera Jaya Madina : Misdawi Syarif
Angka kemiskinan di negeri ini, masih terbilang besar. Jika mengacu pada Survei Sosial Ekonomi Nasional 2008, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 35 juta jiwa. Meskipun angka ini tidak sama dengan yang dirilis oleh BPS di tahun 2015, namun yang sejatinya terjadi adalah kemiskinan itu masih menjadi realitas yang belum bisa diatasi secara tuntas. Melakukan kritik kepada pihak pemerintah atau pun berwajib memang langkah paling mudah. Tetapi, sebagai insan beriman dan warga negara yang baik sudah barang tentu menolong mereka dengan kemampuan yang kita miliki jauh lebih solutif, dibanding sekedar berdebat kebenaran data dan angka terkait jumlah penduduk miskin. Untuk itu, melalui Program Mandiri Terdepan, Laznas BMH mengajak semua pihak bahu-membahu melakukan langkah-langkah konkret dalam kepedulian untuk memberdayakan sesama bahkan sampai pada tingkat mewujudkan kemandirian. Jika bukan kita siapa lagi? Padahal dengan bergandengan tangan, bersatu dalam satu gerakan kemandirian, bukan tidak mungkin bangsa ini akan memiliki rakyat yang kuat, kreatif dan mandiri secara ekonomi. Insya Allah.*/Redaksi
Keuangan : Abdul Haris Distribusi : M. Dita Iklan : Syarief Alamat Redaksi : Jakarta : Graha BMH, Kalibata Office Park, Jl Raya Pasar Minggu, No. 21, Blok H, Kalibata, Jakarta Selatan. , Telp. 021-7975770, Fax. 021-7975614
Surabaya : Perum Injoko Jl. Gayung Kebonsari IIIA No 4, 0823-3608-5866 Email :
[email protected] Rek Mulia : BSM: 7087 027 467, Muamalat : 323 000 6250 BRI: 0339 0100 1743 305, A/n PT Mulia Mandiri Nusantara Raya
IDEALITA
IDEALITA
“Wahai Orang-Orang Yang Beriman Mengapa Kamu Katakan Sesuatu Yang Tidak Kamu Kerjakan, Amat Besar Bencinya Allah Kepada Orang Yang Mengatakan Sesuatu Yang Mereka Sendiri Tidak Melakukannya.”
Selaraskan
Lisan dan Perbuatan S
ebuah kalimat akan terdengar indah jika dimulai dari pemilihan kata yang tepat, tersusun secara teratur dan disampaikan dengan sistematis. Ia dapat memengaruhi, menggugah dan mencerahkan orang lain untuk cenderung dan mendukung pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh pembicara. Para penyair berbakat seperti Musailamah Al Kadzab --meskipun semua isi kalimatnya penuh dengan dusta-- tetap saja dapat memengaruhi banyak orang atas pengakuannya sebagai nabi setelah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, untuk kemudian mengikuti ajaran-ajarannya yang menyesatkan.
Drs. Wahyu Rahman Ketua Dewan Pengurus BMH Pusat
2
Berbagi Kemuliaan Hidup
Begitu juga Samiri dapat memengaruhi kaum Nabi Musa untuk menyembah anak sapi dengan lisannya yang mempesona. Padahal hal itu terjadi setelah kepergian Nabi Musa selama 40 hari. Artinya, Nabi Musa masih hidup dan bersama kaumnya.
Demikianlah kehebatan lisan, dengannya yang batil bisa berubah seolah-olah menjadi hak, begitu juga sebaliknya yang hak bisa berubah seolah-olah menjadi batil. Dalam kasus terkini kita bisa lihat isu LGBT. Bagaimana perilaku menyimpang itu didesain sedemikian rupa, seolaholah LGBT adalah normal dan karena itu mesti diakui keberadaannya. Padahal, perilaku LGBT adalah perilaku nista dan membahayakan kehidupan umat manusia. Kasus-kasus di atas memberi isyarat agar kita tidak mudah terpedaya dengan sebuah pernyataan atau berita. Namun haruslah dianalisa serta dicari sumber kebenarannya agar kita tidak gampang jadi orang-orang yang latah bahkan ikut sesat dan menyesatkan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk berhati-hati, terutama dalam bertutur kata. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dalam bertutur kata sangat menjaga lisannya, tak ada kata -kata yang keluar dari lisannya yang tidak mengandung kebenaran, saking berhati-hatinya sehingga Beliau menyatakan “Berbicaralah yang benar atau diam.”
Buktikan dengan Amal Berkata benar atau diam sejatinya adalah kode bahwa umat Islam mesti benarbenar waspada dengan ucapannya. Selain jangan sampai menjadi penebar keburukan dan kesesatan juga mesti menjadi pribadi yang konsisten, antara lisan dan perbuatan.
Ucapan seseorang, kadang begitu terasa menusuk jantung dan mengundang derai air mata. Padahal dia bukan motivator yang jago public speaking. Tetapi lebih karena spirit hidupnya adalah iman dan amal. Lisan dan perbuatan. Namun jika yang disampaikan berbeda dengan apa yang diamalkan, maka lambat laun akan terkuak dan menimbulakan kekecewaan. Bahkan tipe orang seperti ini sangat dibenci oleh Allah karena hanya bisa menyampaikan namun tidak melakukannya. “Wahai orang-orang yang beriman mengapa kamu katakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan, amat besar bencinya Allah kepada orang yang mengatakan sesuatu yang mereka sendiri tidak melakukannya.” (QS. AlShoff: 2-3). Oleh karena itu, mari sesuaikan lisan dan perbuatan. Tatanan rumah tangga, masyarakat dan bangsa akan rusak manakala lisan tidak lagi dapat dipercaya. Antara perkataan dengan tindakan tidak lagi berkesesuaian. Maka menjadi kewajiban seluruh elemen masyarakat untuk bersamasama membangun kultur masyarakat yang jujur, dimana tutur katanya dapat dipegang dan perilakunya dapat ditauladani. Wallahu a’lam.* Edisi APRIL 2016
3
Hidup Mulia
Reza Indragiri Amriel Anggota Asosiasi Psikologi Islam
Hidup Mulia
Hajar!
Tapi berlebihan pula untuk mengatakan bahwa agresivitas lelaki lebih tinggi daripada perempuan. Yang lebih masuk akal, dan ini didukung hasil riset, adalah lelaki dan perempuan memiliki kekhasan agresif yang khas satu sama lain. Lelaki dominan pada perilaku agresif fisik, sementara perempuan lebih menonjol pada agresi lisan. Kaum Adam gagah dalam urusan baku tinju, sedangkan kaum Hawa punya lidah yang lebih tajam daripada sembilu Berangkat dari situ, muncul pemikiran: Kendati lelaki agresif secara fisik, terlalu kecil kemungkinan seorang suami bangun dari tidur dan—tak ada badai tak ada hujan—langsung memberi isterinya bogem mentah. Kecuali jika si suami kurang waras atau mengalami penurunan kesadaran. Sebelum suami melayangkan ketupat Bengkulu ke tubuh belahan jiwanya, boleh jadi isteri yang terlebih dahulu yang menghunus lidah apinya. Jadi, dengan kata lain, sebelum terjadi kekerasan fisik, sudah ada kekerasan verbal yang mendahuluinya. Persoalannya, kekerasan verbal tidak mudah dibuktikan. Mana ada orang yang membawa-bawa alat perekam, lalu langsung menyalakannya begitu ia terlibat cekcok mulut. Sebaliknya, bukti kekerasan fisik lebih gampang diperoleh. Datang ke rumah sakit, minta dokter melakukan visum, maka alat bukti sudah ada di tangan. Itulah yang membuat data tentang isteri sebagai korban KDRT lebih tinggi daripada suami yang mengalami viktimisasi.
T
anpa harus memelototi satu per satu angka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), bisa dipastikan bahwa jumlah lelaki alias suami yang menjadi pelaku KDRT jauh lebih tinggi ketimbang perempuan atau isteri. Suami, tak pelak, seolah tercap sebagai bedebah dalam hampir semua konflik. Barangkali benar bahwa karena lelaki secara umum memiliki kondisi lahiriah yang lebih kuat daripada perempuan, maka ketika terjadi benturan fisik, lelaki atau suami berpeluang menjadi “pemenang”.
4
Berbagi Kemuliaan Hidup
Memang tidak adil bagi para suami. Dia awalnya adalah korban. Namun begitu dia melawan, efeknya tak kalah dahsyat. Sialnya, suami tetap diperlakukan sebagai penyerang dan isteri adalah korban. Padahal, memakai analogi bahwa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, maka sakit hati suami akibat disayat kata-kata isteri harus dianggap sama pedihnya dengan luka fisik isteri terkena upper-cut suami.
Kasihan isteri, itu betul. Kasihan suami, juga tak keliru. Tapi yang paling betul adalah kasihan anak-anak mereka.
Lagi pula, manakala perempuan mengadu bahwa raganya telah disakiti pasangannya, perempuan tersebut akan menerima simpati. Beda cerita ketika lelaki yang mengadu bahwa batinnya sudah dicabik pasangannya; bukan uluran hati, justru tawa terpingkal-pingkal yang mungkin akan masyarakat berikan. Kasihan isteri, itu betul. Kasihan suami, juga tak keliru. Tapi yang paling betul adalah kasihan anak-anak mereka. Allahu a’lam.* Edisi APRIL 2016
5
Silaturrahim
Silaturrahim
Gerakan Perlindungan
Qur’an Braille
Senada dengan Tommy Kurniawan, pakar psikologi forensik Reza Indragiri juga mengakui, Laznas BMH telah melakukan banyak hal di tengah masyarakat. Di antaranya ikut turun tangan mengatasi masalah perlindungan anak.
Sementara itu, pihak Kementerian Sosial Republik Indonesia yang diwakili oleh Edi Purnomo dalam Konfrensi Pers Laznas BMH di Warung Daun Cikini Jakarta menyatakan, institusinya memiliki program Wakaf Qur’an Braille.
“BMH dengan percaya diri saya katakan telah bergerak menjadi pelopor dalam hal perlindungan anak,” ungkapnya saat Konfrensi Pers Laznas BMH di Warung Daun Cikini (24/02/2016).
Mensos, Tommy Kurniawan dan Pakar Psikologi Forensik
Apresiasi BMH
L
embaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) nampaknya makin akrab di kalangan masyarakat, tidak saja dari masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap situasi dan kondisi bangsa yang terbiasa bersegera memberikan bantuan dan empatinya, tetapi juga dari kalangan selebritis, seperti Tommy Kurniawan. “Saya sangat mengapresiasi kehadiran Laznas BMH ini. Saya mengenal Dai Tangguh ini setahun lalu di Senayan. Saya sangat terhipnotis dengan perjuanganperjuangan membangun dai tangguh,” ungkapnya bulan Pebruari 2016 lalu. “Dai tangguh ini memang dai yang berpendidikan, memiliki jiwa dan hati
6
Berbagi Kemuliaan Hidup
nurani bersih, bahkan seorang dai pun ditugaskan kemana saja demi kepentingan umat,” tegasnya. Tommy pun mendorong semua pihak bisa bersama-sama membantu program Laznas BMH demi terwujudnya pembangunan umat manusia untuk bangsa dan negara. “Saya pikir saatnya kita semua bersama-sama mendorong programprogram BMH ini, dai tangguh yang berdakwah di daerah-daerah terpencil dan pedalaman. Mudah-mudahan BMH menjadi lembaga yang besar yang bisa membantu pemerintah dalam membangun umat manusia di Indonesia,” pungkasnya.
“Kita semua tentu masih ingat bagaimana seorang wanita yang mendapat sumpah serapah dari banyak pihak dan diekspos di media karena statusnya yang dipandang hina. Ketika banyak pihak ikut melakukan sumpah serapah, BMH tidak terpengaruh dengan itu, BMH tidak ikut melakukan sumpah serapah. BMH justru mencari dimana keluarga dan menyelamatkan masa depan anak dari sang ibu yang mati dalam kondisi yang sangat mengenaskan itu,” tambahnya. “Mungkin ini langkah kecil. Tetapi bagaimanapun ini adalah awal yang nyata terhadap kepedulian perlindungan anak. Oleh karena itu, diskusi saya selama ini dengan Mas Imam (Humas BMH Pusat), Mas Syarif (Direktur Program dan Pendayagunaan), dan teman-teman BMH lainnya, mengkristal hingga terbentuklah ide “Lukman” akronim dari “Perlindungan Anak Demi Masa Depan,” paparnya. Dengan apa yang telah dilakukan BMH selama 15 tahun berkiprah, Reza yang juga kolumnis tetap Majalah Mulia BMH itu mengaku optimis bahwa BMH bisa lebih banyak lagi menyelamatkan anakanak bangsa demi masa depan negara yang lebih gemilang.
“Melihat Laznas BMH memiliki Program Satu Juta Wakaf Qur’an, saya pikir tepat jika, BMH dengan Kementerian Sosial bersinergi untuk pendistribusian Qur’an Braille,” ungkapnya. “Apa yang dilakukan BMH di berbagai daerah dengan menyebar wakaf Qur’an tentu sudah baik. Tetapi, mereka yang maaf, tidak bisa melihat sangat kesulitan mendapatkan AlWakaf Qur’an. Makanya, bisa ini disinergikan agar Qur’an Braille bisa tepat sasaran,” imbuhnya. Menurut Direktur Utama BMH, Supendi, Program Satu Juta Wakaf Laznas BMH sendiri hingga kini masih terus berlangsung. “Pada tahun 2015, Alhamdulillah telah tersalurkan sebanyak 40.133 eksemplar Qur’an ke berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Supendi. Terkait dengan tawaran Kementerian Sosial sendiri, Imam Nawawi selaku Humas Laznas BMH Pusat mengatakan akan segera ditindaklanjuti. “Ini sinergi baik, terutama untuk membantu saudara-saudara kita yang diuji penglihatan. Insya Allah BMH sambut baik dan akan ditindaklanjuti kedepannya,” pungkasnya.*/Hermanto Edisi APRIL 2016
7
Senyum Berdaya
Senyum Berdaya
Andri Yoga
A
Nahkoda BEM Pesantren Se-Jawa Timur
manah berat baru saja dipikulkan ke pundak Andri Yoga, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Surabaya. Pemuda kelahiran Karangampar, 14 Juni 1993 itu baru saja terpilih untuk menahkodai perkumpulan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di bawah perguruan tinggi Pesantren atau Halaqah BEM Pesantren se-Jawa Timur. Puluhan BEM perguruan tinggi pesantren yang harus dipimpinnya. Di antaranya, Universitas Hasyim Asy’ari, Tebuireng, Jombang dan Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo.
Alumnus Madrasah Aliyah (MA) Hidayatullah Banda Aceh itu, awalnya memang telah menjadi ketua BEM STAIL Surabaya periode 2015-2016, tapi setelah diselenggarakan Muktamar Halaqah BEM Pesantren di kampus Hidayatullah Surabaya, nama Andri Yoga terpilih menjadi Rois (pemimpin) organisasi tersebut. “Amanah ini sangatlah berat. Saya tak menyangka bisa terpilih menjadi Rois BEM perguruan tinggi pesantren se-Jawa Timur,” ujarnya. Ia mengaku, mengemban amanah menjadi presiden BEM di STAIL saja sudah begitu berat. Namun ia bertekat untuk menjalankan amanah yang telah
8
Berbagi Kemuliaan Hidup
dipercayakan kepadanya. Setali tiga uang, iapun mengatakan bahwa ini juga menjadi peluang untuk membawa nama besar Hidayatullah ke pesantrenpesantren lain, karena BEM yang dipimpinnya tidak sedikit berasal dari pesantren-pesantren terkemuka di Jawa Timur, seperti Tebuireng dan Gontor. Adapun tujuan diselenggarakannya Halaqah BEM Pesantren ini, ujar Andri, selain bertujuan menjalin tali silaturahimantar BEM, ini adalah forum komunikasi dan konsolidasi para pengurus BEM kampus yang berada di bawah naungan Pesantren. Organisasi ini juga terbentuk atas dasar semangat untuk meneruskan perjuangan para pendahulu yang berhasil mengusir Belanda dan penjajah pada zamannya, juga bisa meneruskan perjuangan mereka dalam membesarkan dan menyebarluaskan Islam di tanah air. “Kami ingin membuktikan bahwa para santri sekarang bukan lagi santri yang terkurung dalam lingkaran keapatisan tetapi saat ini mereka sudah siap keluar untuk membawa bendera Islam dan mengembalikan kejayaan Islam melalui ilmu, keterampilan yang disertai dengan akhlak dan adab yang menjadi ciri utama dari santri,” pungkas anak ke dua dari delapan bersaudara itu.
Pemuda yang tercatat sebagai mahasiswa pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam STAIL Surabaya itu, berharap kedepannya Halaqah BEM Pesantren bukan hanya meliputi Jawa Timur saja, tetapi bisa meliputi seluruh Indonesia sehingga pintu gerbang pemuda Pesantren terbuka lebih besar lagi untuk memperlihatkan eksistensinya kepada dunia bahwa santri juga bisa menggebrak dan membuat pergerakan. “Do’a dan dukungan tentunya yang kami harapkan dari segenap khalayak, semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kekuatan kepada kami untuk selalu istiqomah dalam menjalankan agama ini. Semoga niat baik kami ini diridhoi oleh Allah sehingga tantangan dan rintangan bisa kami lewati dengan baik,” ucap Andri penuh harap. */Siraj el-Manadhy
Adapun tujuan diselenggarakannya halaqah BEM Pesantren ini, ujar Andri, selain bertujuan menjalin tali silaturahim antar BEM, ini adalah forum komunikasi dan konsolidasi para pengurus BEM kampus yang berada di bawah naungan Pesantren. Edisi APRIL 2016
9
Tsaqafah
Tsaqafah
Perjuangan
Kaum Muslimah
di Bumi Nusantara
N
egara Indonesia termasuk salah satu negara muslim yang terus mengalami kemajuan. Salah satunya adalah gerakan-gerakan muslimah yang terus berkembang di setiap daerah, bahkan sampai di pelosok. Dimana gerakan-gerakan ini memiliki tujuan mulia yang akan menerapkan syariah Islam sepenuhnya di tengahtengah masyarakat. Dengan adanya gerakan muslimah ini sangat diharapkan agar mampu melahirkan para mujahidah yang unggul. Baik unggul dari segi berpikir, tindaktanduk atau pergaulannya. Sosok wanita memang memiliki pengaruh besar dalam mendidik generasi penerus bangsa. Dengan gerakan muslimah yang ada, maka dapat juga membentuk ilmuan yang beriman, ekonom yang jujur, pejabat dan pemimpin yang amanah dan mengokohkan nilai-nilai moral Islam. Wanita muslimah adalah satu-satunya wanita yang bisa dipersiapkan untuk membangun semua tujuan itu pada wanita modern saat ini. Menentang dan meluruskan apa yang seharusnya
10
Berbagi Kemuliaan Hidup
ditegakkan di bumi Nusantara ini. Dimana keadaan yang semakin bertambah payah, bengis, sudah tergadai oleh gemerlap filsafat materialise dan tonggak-tonggak kehidupan jahiliyah. Sehingga berhasil merebut perhatian masyarakat dari petunjuk Allah SWT. Contoh perjuangan muslimah di bumi Nusantara ini seperti aktivitas muslimah Hizbut Tahrir. Pada tahun 2012 Muslimah Hizbut Tahrir mengadakan kampanye global yang diluncurkan dengan judul, “Khilafah: Melindungi Perempuan dari Kemiskinan dan Eksploitasi” melalui penyelenggaraan Konferensi Perempuan Internasional di Indonesia. Konferensi ini mengumpulkan sekitar 1500 tokoh perempuan dengan pembicara dari Asia Tenggara, Eropa, Afrika, Asia dan dunia Arab. Tujuannya adalah untuk memaparkan penyebab dan solusi kemiskinan dan eksploitasi yang mempengaruhi perempuan secara global. Agar memberikan pendekatan yang kredibel dan teruji
untuk melindungi perempuan dari kemiskinan, eksploitasi dan perbudakan serta mendirikan bagi mereka keamanan finansial. Hal ini tentu tidaklah mudah untuk diselenggarakan, tapi karena iman yang berbicara maka semua yang sulitpun bisa terwujud dengan mudah. Adapun perjuangan muslimah Indonesia lainnya yaitu pernah terjadi pada tahun 70-80an. Peristiwa drama pelarangan jilbab di Indonesia yaitu ketika Depdikbud mengeluarkan peraturan untuk melarang semua siswi muslim mengenakan jilbab ke sekolah. Bermula dari siswi SPG Negeri Bandung yang diancam dikeluarkan karena memakai jilbab. Depdikbud mengeluarkan peraturan tentang seragam sekolah Nasional yang implementasinya menyebabkan para siswi tidak bisa mengenakan jilbab. Bahkan tidak sedikit pelajar yang diusir dari sekolah atau kampus hanya karena jilbab yang membawa perkara ini sampai ke peradilan. Namun ternyata, peraturan tersebut tidak memadamkan semangat muslimah Indonesia untuk memperjuangkan kewajibannya memakai jilbab. Perjuangan muslimah Indonesia untuk berjilbab berujung dengan indah. Pada akhirnya turun keputusan pemerintah yang isinya mencabut peraturan tentang seragam sekolah Nasional yang sebelumnya membatasi wanita muslimah untuk bersekolah. Bahkan hingga saat ini, perkembangan jilbab di
Indonesia terus mengalami kemajuan yang lebih baik. Kemudian ada juga kajian-kajian dan seminar kemuslimahan yang mulai marak saat ini di tengah-tengah masyarakat, ROHIS (Kerohanian Islam) di sekolahsekolah dan Lembaga Dakwah Kampus di Indonesia. Halaqoh ini tentu sangat menantang para muslimah, mengapa demikian? Melihat realita wanita yang selalu menggunakan waktu luangnya hanya untuk hal-hal keduniawian saja, tentu sudah sangat merugikan. Sementara para muslimah yang mengikuti kajian seperti ini harus bersabar menghadapi ujian kesenangan di dunia. Para remaja mengurangi waktu santainya bersama teman-teman yang notabenenya mereka suka jalan di mall-mall dsb. Para ummahat yang notabenenya suka bergosip, namun semaksimal mungkin menyempatkan waktunya untuk menghidupkan halaqoh islamiah. Meski lagi-lagi gerakan seperti ini selalu dicurigai oleh kalangan orang-orang yang sangat anti dengan syi’ar Islam. Sehingga timbulah banyak penolakan dengan berbagai macam bentuk cara. Namun muslimah tidak hanya tinggal diam, mereka terus berkobar dan memiliki banyak taktik untuk mensiasati semua penolakan tersebut demi mempertahankan syi’ar agama Allah dan meneggakkan kalimat TAUHID di muka bumi ini.*Kamilah El’Aisy – Mahasiswi STIS Hidayatullah Balikpapan. Edisi APRIL 2016
11
INspirasi
INspirasi
Menjadi Istri Idaman
Oleh: Sholehah Fathillah*
K
Selalu ingin memberikan pelayanan terbaik dan perhatian bagi pasangannya adalah salah satu
12
Berbagi Kemuliaan Hidup
persoalan yang dihadapi dalam menjalani kehidupan ini.
Seorang istri idaman suami dalam hadits di atas digambarkan oleh Baginda Nabi sebagai sosok wanita yang menyenangkan ketika memandangnya, mampu menghadirkan perasaan nyaman dan bahagia bagi suaminya.
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan padanya : masuklah engkau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau sukai.”(HR. Ahmad 1/191)
Rasulullah bersabda:
Menjadi istri idaman bagi suami tentu menjadi harapan besar bagi setiap wanita. Kendatipun akan muncul banyak kriteria manakala pertanyaan tentang istri idaman ini diungkapkan.
arena wanita itu laksana bintang yang menerangi kegelapan demikian Dr. ‘Aid al-Qarni menyebutkan, maka istri sholehah menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk dimiliki. Sebab seorang istri sholehah akan selalu bersikap baik dan berusaha menyenangkan hati suaminya, selalu mentaati suamiya setelah ketaatannya kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
dari sisinya maka wanita itu mampu menjaga kehormatannya.”(HR.Ahmad)
“ Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang , menjadi penghuni syurga , yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya .Dimana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : “ Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai, Isratunnisa No.257) .
fitrah yang dimiliki wanita. Semua itu dilakukan agar suami ridha terhadapnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam memberikan tips yang sangat jelas tentang hal ini melalui sabdanya, ”Ketahuilah akan kuberitahukan kepada kalian sesuatu yang bisa dijadikan simpanan (harta berharga) bagi seorang (pria sebagai suaminya) yaitu istri sholehah yang apabila dia memandangnya maka wanita itu menyenangkannya, dan apabila dia memerintahkannya maka wanita itu mentaatinya dan apabila dia pergi
Menyenangkan juga dapat dimaknai cantik lahir dan batin, Jika cantik lahir tergambar pada tubuh dan pakaian yang bersih dan harum serta bersih dari hal – hal yang dapat mengundang murka Allah, wajahnya bersinar karena air wudhu yang selalu membasahi wajahnya. Cantik batin bermakna bersih dari sifat iri dengki, hasad dan penyakit hati lainnya. Cantik lahir dan batin inilah yang hendaknya harus dijaga sehingga dengan keduanya akan membuat bidadari pun cemburu padanya. Istri idaman juga tergambar pada ketaatannya kepada suami, dalam artian ketaatan yang tidak melanggar aturan-aturan Allah, ketaatan setelah ketaatannya kepada Allah. Menjaga lisan dari perkataan-perkataan yang sia-sia. Karena dengan perkataan yang baik akan menentramkan jiwa dan meredakan emosi serta menyelesaikan
Menjaga kehormatan suaminya dengan menjaga diri dan harta suaminya ketika suami tidak ada di sampingnya. Mensyukuri pemberiannya dan tidak melupakan kebaikannya sekecil apapun, adalah salah satu ciri istri mulia. Rasulullah bahkan mengingatkan balasan bagi seorang istri yang kufur terhadap suaminya. “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau, “apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh , kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak berkenan baginya niscaya dia berkata ; Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Bukhari No.29 dan Muslim No. 907). Pada akhirnya, menjadi istri idaman adalah dambaan setiap wanita, dengan memaksimalkan semua potensi kebaikan yang Allah berikan dan arahan Rasulullah saw maka semua pintu kebaikan bagi wanita akan terbuka melalui peran luar biasa sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Demikian juga pintu syurga akan terbuka lebar bagi wanita yang selalu membuat suaminya ridha terhadapnya. Allahu A’lam.* Pengajar di STIS Hidayatullah Balikpapan Edisi APRIL 2016
13
dUNIA iSLAM
Jejak Kemuliaan
Teliti Fatwa MUI, Anak Boyolali Raih Nilai Membanggakan di PT Tunisia mathlab atau masail. Juga menjelaskan perbedaan antara ulama ushuli dan maqashidi dalam memahami konsep hikmah.
H
ari Rabu (09/03/2016) Putra Boyolali meraih gelar Master Syariah di Universitas Zaitunah, Tunisia. Adalah Fuad Hasanuddin, mantan Ketua PPI Tunisia 2013-2014 berhasil mempertahankan risalah tesisnya yang berjudul “Al Ijtihad Al Maqhasidi fi Fatawa Majlis Ulama Andunisi” (Kajian Fatwa MUI dengan Pendekatan Maqashid/Filsafat Hukum), di Auditorium Ibnu ‘Asyur, Universitas Zaitunah dengan sangat membanggakan. Dekan Fakultas Hadharah, Prof. Dr. Abdul Lathif Bou Azizi selaku pembimbing langsung membuka kata pengantar dengan pujian terhadap anak didiknya itu, sebab Fuad Hasanuddin yang juga alumni MAPK Surakarta ini memiliki kesungguhan yang tinggi dan tekad yang kuat dalam menyelesaikan tesisnya. Sedangkan sang penguji, Dr. Mounir Benjammour mengakui kesalahan dalam risalah tersebut tidak banyak, hanya ada beberapa kekeliruan dalam susunan bahasa saja, namun dalam metode penulisan cukup bagus dan sangat amanah ilmiah, sebab sang penguji begitu detail dalam memeriksa referensi dan penukilan. Adapun ketua panitia sidang, Prof. Dr. Burhan Naffati, hanya memberikan tambahan dalam metode penulisannya, berupa pasal, mabahits,
14
Berbagi Kemuliaan Hidup
Ketua panitia sidang pun memberikan apresiasi karena tema yang diangkat adalah pembahasan baru untuk menambah khazanah keilmuan di Universitas Zaitunah. Dengan konsep latar belakang sejauhmana ulama Indonesia dalam mengaplikasikan maqashid syariah ketika mengeluarkan fatwa. Jalannya persidangan cukup meriah, sebab hampir sebagian perwakilan mahasiswa asing dan Tunisia turut hadir untuk menyaksikan, juga kehadiran dan dukungan penuh dari Duta Besar RI untuk Tunis, Bapak Rony Prasetyo Yuliantoro, beserta Ibu Vivien Yuliantoro dan para home staf / local staf KBRI Tunis, tentunya juga rekan-rekan PPI Tunisia. Tak aneh ketika ketua panitia sidang menyebutkan hasil yudisium Hasan Jiddan (Cum Laude), suasana gedung langsung bergemuruh seakan ikut bahagia dan bangga. “Kami semua bangga dengan capaian Mas Fuad (red. panggilan akrab), beliau termasuk mahasiswa yang memiliki potensi keilmuan yang cukup mumpuni, pandai memanfaatkan waktunya dalam menelaah kitab. Harapan ke depan semoga akan lahir generasi penerus bangsa yang akan membangun Indonesia dengan ruh toleransi dalam bermasyarakat, terlebih masyarakat Indonesia yang majemuk,” ujar Muhammad Arie Andhy, Lc alumni Al Azhar, Mesir jurusan Aqidah Filsafat.*/Kiriman Irhamni Rofiun, Ahmad Faizi dan Hasan Dema Asy’ary
MAPAN, Menghantar Hidayah dengan Kemandirian
B
adan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2015 menunjukkan persentase jumlah penduduk miskin tercatat sekitar 28,6 juta orang atau meningkat 11,22% dari tahun sebelumnya. Persentase jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan, tercatat menaruh porsi 63% dari total penduduk miskin yang ada di seluruh Indonesia. Data tersebut tentu akan menjadi dasar di dalam menyusun program-program pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Balikpapan, Bontang, Mataram dan Pakowa Bunta Sulawesi Tengah. Dari semua daerah tersebut program masih terus berjalan disertai dengan program pembinaan yang dilakukan atas kerjasama BMH dengan para dai Hidayatullah setempat.
Sebagai wujud kepedulian dan komitmen terhadap kesejahteraan bangsa, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menginisiasi program Mandiri Terdepan (MAPAN) dengan salah satu sub programnya, Keluarga Berdaya. Keluarga Berdaya bertujuan untuk mengangkat perekenomian keluarga sekaligus membantu mengentaskan kemiskinan dan pengangguran melalui dukungan permodalan bagi pelaku usaha ekonomi lemah (dhu’afa), membebaskan mereka dari jeratan rentenir, serta menguatkan pada sisi mental-spiritual, manajerial, life skill, hingga aspek kelembagaan. Olehnya, dengan program ini diharapkan mereka mampu menjadi pelaku usaha yang mandiri, sejahtera lahir dan batin, secara “rupiah” maupun ruhiyah.
Sebaran Program Program MAPAN sejauh ini telah tersebar di beberapa daerah, seperti NTT, Jayapura, Tengger, Medan, Bandung,
Umumnya membuka usaha warung, jualan pakaian, kebun, ternak dan jasa seperti laundry dan service elektronik. Meski terbilang kecil, para penerima manfaat merasa sangat terbantu, sebab melalui MAPAN selain mereka mendapat bantuan modal, juga mendapatkan bimbingan spiritual dan pelatihan pengembangan skill yang biasa dilaksanakan per semester setiap tahunnya. Lebih dari itu, mereka terbebas dari jeratan rentenir yang mencekik. Untuk itu, mari bersama Laznas BMH sinergi melalui Program MAPAN wujudkan keluarga Indonesia yang mandiri dan sejahtera.*/Rama Edisi APRIL 2016
15
Laporan utama
Laporan utama sempat ‘hilang’ dari kehidupan umat Islam dengan membuka program Mandiri Terdepan. Dan, di Jayapura Papua sedang dalam proses kembali menghidupkan kolam ikan bandeng di lahan seluas 12 hektare.
Hidupkan Kembali
Kolam Bandeng D
i dalam Al-Qur’an ada kisah seorang pemimpin hebat yang dikenal dengan nama Dzulqarnain (pemilik dua tanduk). Dzulqarnain memang tidak saja terampil menjalankan tugas sebagai pemimpin tetapi juga sangat mahir mendatangkan kemaslahatan bagi rakyat yang dipimpinnya. Sebagai agama yang paripurna, Islam juga menghendaki umatnya memiliki dua tanduk yang mesti berjalan seiring selalu selamanya. Dua tanduk itu tidak lain adalah akhlak dan ekonomi. Untuk apa kaya kalau tidak bisa masuk surga. Dan, bagaimana mampu berdaya dan memimpin dunia jika tidak memiliki kekuatan (harta). Oleh karena itu, pesan para orang tua terdahulu, kuasailah ilmu dunia dan ilmu akhirat sekaligus, agar hidup tertata, tertib dan semua berujung pada surga.
16
Berbagi Kemuliaan Hidup
Dan, bagaimana mampu berdaya dan memimpin dunia jika tidak memiliki kekuatan (harta)
Demikian itu sangat terasa dalam menjalankan program keumatan. Bahwa dakwah juga membutuhkan ‘darah’ (baca : dana) yang dapat menjalankan program warisan Rasulullah itu dengan baik dan efektif. Dakwah tidak boleh bergantung kepada siapa dan apapun juga. Dari sinilah Laznas BMH berusaha untuk membangun satu tanduk yang
“Alhamdulillah tanah 12 hektare yang saat ini dimiliki Pesantren Hidayatullah Holtekamp Jayapura Papua ini akan kembali kita aktifkan untuk pertambakan ikan bandeng,” ungkap Zaenal, amil Laznas BMH Perwakilan Jayapura. “Tanah itu adalah tanah wakaf yang diberikan oleh seorang simpatisan Pesantren Hidayatullah sejak awal, yang bernama Bapak Haji Wedi,” imbuh Zaenal. Menurut Syahriadi Kepala Perwakilan Laznas BMH Jayapura, H. Wedi merasa terpanggil untuk ikut serta dalam gerakan dakwah. “Karena beliau seorang profesional yang berdedikasi di Pertamina, beliau melihat Pesantren Hidayatullah Holtekamp Jayapura penting untuk disupport dari sisi pemberdayaan ekonomi,” paparnya.
lahan yang tersedia, baru enam hektare yang bisa dibuka untuk tahap pertama ini. Hal ini karena biaya untuk persiapan juga tidak ringan. Zainal menuturkan bahwa program ini mesti mendatangkan alat berat dengan biaya yang cukup besar. “Program ini yang dibutuhkan adalah alat berat dengan lama sewa 10 hari yang ongkos sewa perharinya 7 juta Rupiah. Itu belum kebutuhan lainnya seperti mesin diesel air, mesin babat rumput, pupuk, solar dan juga bensin. Sedangkan pembelian nener ikan bandeng dengan jumlah 100.000 ekor mencapai harga 50 juta Rupiah,” paparnya. “Tetapi, kedepannya harapan kami semua lahan ingin kami garap karena hasil ikan bandeng sangat bagus dan potensinya cukup menjanjikan di wilayah Jayapura ini,” papar Syahriadi.
“Terlebih para dai Hidayatullah sangat serius apabila dikasih amanah untuk mengelola tanah,” imbuh Syahriadi. Saat ini proese pengaktifan pertambakan ikan bandeng 12 hektare itu sedang berlangsung. “Ya, kami harus segera jalankan, karena ini amanah, meskipun saat ini dari sisi pengelolaannya masih membutuhkan pendanaan,” ungkapnya. Diperkirakan pada setiap kolamnya nanti akan diisi dengan 1500-2000 bibit ikan. Hal ini karena dari 12 hektare
Jika program Mandiri Terdepan dengan pembukaan kolam ikan bandeng ini berhasil, semua keuntungan akan diarahkan pada pembangunan pesantren dan pendirian usaha baru untuk membiayai pendidikan kaum dhuafa di wilayah Jayapura dan sekitarnya. Wallahu a’lam.*/Iyan-Ibrahim Edisi APRIL 2016
17
Edisi APRIL 2016
19
Konsultasi KELUARGA
Konsultasi KELUARGA
Tegar Sebagai Istri Kesepian Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saya Puspita 29 tahun. Usia pernikahan kami sudah menginjak usia tahun ke-2, tapi saya istri yang paling kesepian, karena suami sangat jarang di rumah. Mengingat suami adalah seorang pekerja keras yang hampir seluruh waktunya dihabiskan di luar rumah. Saya selalu berharap, bahwa suatu saat akan selalu bersama, rasanya akan terasa nyaman bila dari waktu ke waktu selalu bersama, kesepian itu begitu mencekam terutama karena anak belum juga dihadirkan. Salahkah saya bila sungkan untuk memohon agar suami memahami perasaan saya? Mohon bimbingannya, apa yang harus saya lakukan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puspita | Palu
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh Ust. Endang Abdurrahman Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Batu
Ibu Puspita yang dirahmati Allah ! Kami turut berdo’a, mudah-mudahan niat dan harapan Anda mendapatkan keturunan dan kenyamanan dalam berumahtangga dikabulkan Allah Subhanahu Wata’ala. Aamiin. Ibu Puspita, di antara sekian banyak wanita yang sudah berstatus isteri, pasti resah jika suaminya jarang pulang ke rumah. Umumnya, istri akan sangat senang jika suaminya lebih sering di rumah bersamanya mendidik anak-anaknya saat mereka dihadirkan. Ya, memang ini perlu diketahui, bukan saja oleh Anda, tapi juga oleh suami. Saya tidak melihat ada yang salah dari ajaran Islam bahwa seorang isteri menyampaikan permintaan kepada suami demi kebaikan dan kemaslahatan rumah tangganya. Bahkan sangat dianjurkan.
20
Berbagi Kemuliaan Hidup
Namun bila hal itu memang dirasa meresahkan, sungkan, gengsi, ada baiknya Anda renungkan beberapa saran berikut ini : Pertama, komunikasikan dengan suami bahwa keinginan Anda untuk sering bersama ini semata-mata dalam rangka mengamalkan kebajikan, membentuk rumah tangga, termasuk salah satunya adalah mendidik anak-anak yang akan hadir untuk lebih mendekat kepada Allah. Ingat, kesibukan mengurus rumah, mulai bangun tidur sampai mencuci baju, bukan monopoli tugas istri, melainkan kerja bareng suami. Kedua, bersabarlah dengan kesabaran yang tinggi yang disertai doa agar segera dihadirkan anak keturunan. Sehingga rasa kesepian Anda saat ditinggal suami, yang akan membangkitkan kangen dan rindu itu akan terobati dengan hadirnya anakanak, sehingga, seyogianya takkan lagi seistimewa seperti sebelum hadirnya anak-anak. Maka manfaatkan dengan baik saat-saat bersama dengan suami untuk menghasilkan keturunan yang baik yang akan dihadirkan Allah kepada Anda dan suami. Ketiga, bantulah suami dengan semangat juang di jalan Allah, penuh keridhaan. Insya Allah saat suami tidak di rumah, pasti Allah menjadi pelindung di manapun berada. Keempat, manfaatkan saat-saat suami sedang menunaikan amanahnya dengan memperbanyak berdzikir, membaca atau menghafal Al-Qur’an, menambah wawasan keilmuan atau berkreasi menyalurkan hobi yang bisa mendatangkan manfaat bagi keluarga dan orang banyak. Di samping dapat
menghilangkan kejenuhan, pastinya akan mendapat penghargaan dari suami. Firman Allah : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…… (QS. An-Nisa : 34) Bila hal-hal di atas telah dipahami dengan benar, maka saya yakin bahwa Anda telah mengenal dengan benar seperti apa mematutkan diri dihadapan suami Anda. Harapannya adalah bahwa bila Anda ridha pada aktivitas suami, maka semoga Allah meridhai pula rumah tangga Anda berdua. Aamiin. Sebagai renungan, ingatlah janji Allah dalam Al-Qur’an surat Ath-Thalaaq [65] : 11, tentang surga-Nya mudah-mudahan bisa terwujud InsyaAllah. “(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya”. Demikian, semoga mendapat manfaat, dan terbangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Amiin ya robbal ‘aalamiin. Wallahu a’lam.* Edisi APRIL 2016
21
Konsultasi Syariah
Konsultasi Syariah
Ust. Abdul Kholiq, Lc, MHI Dewan Syuro Hidayatullah
Memajang Wajah Wanita dalam Iklan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saya Hendri, dalam memberikan nafkah keluarga saya bergerak di bidang fashion (pakaian) Muslimah. Dalam beberapa kesempatan, ketika saya ingin memasang iklan di media cetak dan online, beberapa menolak iklan saya, karena memasang wajah kaum hawa dalam iklan. Dalam hal ini, bagaimana Islam memandang wajah Muslimah di lihat publik dalam kasus saya ketika digunakan untuk promosi produk Muslimah? Terimakasih. Wassalamu’alaikum Hendri | Bandung Pak Hendri rahimakumullah, semoga rahmat Allah selalu menyertai usaha anda untuk mendapat rizki yang barakah. Upaya Anda untuk ekspansi pasar dengan iklan tentu sangat wajar. Dan merupakan fenomena unik sekaligus perlu diapresiasi terhadap media yang di zaman seperti ini masih konsisten dengan prinsip-prinsip Islam yang diyakini. Dunia periklanan memang lekat dengan sosok wanita, apalagi kosmetik, fashion dan sebagainya. Tentu sebagai muslim tidak sembarang membuat maupun menerima iklan. Di sinilah perlu suatu
22
Berbagi Kemuliaan Hidup
kriteria tentang periklanan utamanya yang melibatkan wanita. Khusus terkait dengan penampilan wajah wanita dalam iklan, pada dasarnya hukumnya tidak lebih dari hukum membuka wajah alias tidak memakai cadar di hadapan selain mahram. Hal ini dikarenakan, kekuatan pengaruh foto pada umumnya jauh lebih rendah dari pada aslinya. Mengenai hukum wajah wanita, ulama empat madzhab –kecuali salah satu riwayat Imam Ahmad- menyatakan bahwa wajah bukah termasuk aurat. (Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh: I/753) Konsekwensinya berarti tidak ada kewajiban untuk menutupnya sekaligus boleh bagi non mahram untuk memandangnya setidaknya jika tanpa syahwat. Hal ini berdasar pada ayat:
ْ َ َ ُْ َ َ َ َّ ين ِزينتَ ُه َّن ِإال َما ظ َه َر ِمن َها وال يب ِد “Dan hendaknya mereka (para wanita) tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak dari mereka.”(QS. AnNur:31) Hal yang dikecualikan dan diizinkan untuk tidak ditutup itu menurut Ibn Abbas dan Said bin Jubair adalah wajah dan telapak tangan.(Tafsir al-Thabari:XIX/157). Pemahaman ini juga diperkuat dengan hadis Nabi berikut:
ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َّ َ ،لل َّ ت َعال عن ُه َما أن أسماء بِنت أ ِب بك ٍر ر ِض ا ََ ْ َ َ َ َلل َّ َعلَيْه َو َسلَّ َم َو َعلَيْها ُ ع َر ُسول الل َّ َص َّل ا دخلت ِ ِ َ َ ْ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ٌ َ ٌ َ يا أسماء ِإن المرأة: وقال،ِثياب ِرقاق فأعرض عنها ْ َ َ َّ َْ ُ ْ َ َ َ ْ ََ َ ِإذا بَلغ ِت ال َم ِحيض ل ْم تصل ْح أن يُ َرى ِمن َها ِإال هذا َّ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ وأش،وهذا ِار ِإل َوج ِه ِه َوكفيْه “Bahwasanya Asma’ binti Abu Bakr R.A menemui Nabi SAW sementara ia memakai
memakai pakaian tipis, maka Nabipun berpaling seraya bersabda:” Wahai Asma’, sesungguhnya jika seorang wanita telah baligh, tidak dapat dilihat darinya kecuali ini dan itu. Nabi memberi isyarat ke wajah dan kedua telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud) Atas dasar ini, dapat diambil kesimpulan bahwa menampilkan wajah wanita dalam iklan pada dasarnya adalah boleh. Namun, kebolehan ini tentu dibatasi dengan aspek lain, yaitu pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang syar’i, pose fotonya sopan dan wajahnya bebas dari penghias semisal kosmetik dan sebagainya. Syarat terakhir ini penting diperhatikan, sebab saat wajah itu dipercantik akan berubah menjadi hiasan yang tidak lagi dapat ditampilkan di ruang publik, sebaliknya hanya khusus pada ruang domestik keluarga atau sesama muslimah. Dalam dunia periklanan tampaknya dua syarat terakhir ini menjadi hal yang sulit dipenuhi, sebab umumnya iklan ditujukan untuk memikat sebanyak mungkin pembaca atau penonton, sehingga potensial terdorong untuk melanggar dua hal yang harus dihindari itu. Barang kali karena itulah sebagian media yang konsisten dengan syariat tidak mau memuatnya. Sebagai peengusaha muslim yang ingin mendapat rizki halal, sudah sepatutnya anda bersyukur mendapatkan pembelajaran demikian. Selanjutnya, anda dapat mengambil langkah aman dalam beriklan yaitu dengan mengaburkan bagian wajah tersebut. Semoga dengan mengambil langkah teraman ini usaha anda semakin sukses dan penuh berkah dan ridha dari Allah Subhanahu Wata’ala. Wallahu a’lam.* Edisi APRIL 2016
23
GAGASAN tokoh
GAGASAN tokoh
Fahira Idris, Senator DKI Jakarta
Indonesia Butuh UU Ketahanan Keluarga
Siapa yang tak kenal Fahira Idris? Pemilik akun @fahiraidris ini terkenal responsif, ramah dan baik hati, sekalipun terhadap para haters. Begitu pun ketika diundang untuk menjadi nara sumber Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan Laznas BMH DKI Jakarta.
Dengan hanya melalui whatsapp dan twitter, pemilik ratusan ribu follower di twitter ini langsung merespon, menyatakan siap dan yang tak pernah diduga semua hadirin dalam seminar tersebut. Fahira yang akrab disapa Uni ini membawa kejutan dengan membagibagikan door prize bagi para peserta seminar, spesial mereka yang bertanya. “Wah…Uni memang beda,” ucap seorang penerima door prize.
Lantas seperti apakah gagasan putri blasteran Padang dan Banjarmasin ini soal keluarga? Berikut paparannya dalam seminar yang bertema “Ketahanan Keluarga dalam Menjawab Ancaman LGBT.”
“Keluarga itu, kan, adalah miniatur sebuah bangsa dan negara. Karena pada hakikatnya sebuah bangsa terbentuk dari keluarga-keluarga,” ujarnya dalam acara Seminar Kebangsaan dengan tema
Berbagi Kemuliaan Hidup
Menurut Anggota Gerakan Indonesia Beradab (GIB) ini, bagi sebuah bangsa, keluarga adalah kekuatan tak terelakkan yang mesti terus dikuatkan. Banyak ancaman dan serangan kuat bagi pelemahan keluarga Indonesia. Sehingga, kata dia, dirasa sangat urgen bagi orangtua memahami masalah ini dengan baik. “Serangan terhadap keluarga berupa pornografi, seks bebas, narkoba dan LGBT disampaikan dalam beragam media. Dulu pernah saya temukan buku yang disebar di kalangan anak-anak yang mengkampanyekan LGBT,” tuturnya.
Senator DKI Jakarta, Fahira Idris, menyatakan bahwa semua elemen bangsa mesti bersama-sama membangun ketahanan keluarga.
24
“Ketahanan Keluarga dalam Menjawab Tantangan LGBT” di Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (27/02/2016).
“Jadi, para orangtua memang harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang bahaya yang jelas mengancam ketahanan keluarga ini,” sambungnya dalam rangkaian cara Rakerwil Hidayatullah Jabodebek itu. [Baca: Ormas Islam Dinilai Sudah Tepat di Jalur Dakwah, bukan Politik] Oleh karena itu, ia berharap agar para keluarga Indonesia betul-betul selektif dalam memberikan tontonan serta bacaan terhadap anak-anak di dalam rumah. “Anak-anak kita didekati lewat bacaan, tontonan, media sosial. Jadi orang tua mesti benar-benar selektif dalam hal ini,” imbau Pendiri Gerakan Nasional Anti Miras itu. Sebelum menutup sesi paparannya, Fahira mengatakan bahwa penting negara ini memiliki UU Ketahanan Keluarga dan UU Anti LGBT.*
Edisi APRIL 2016
25
Hikmah
Hikmah
Menjadi Penasehat yang Selamat
untuk melakukan itu. Terang lakilaki itu keheranan dengan tindakan yang dilakukan oleh sang Imam. Ia penasaran, mengapa sang Imam baru membahas tema permohonannya, setelah sekian lama dinanti. Karena itu, ia menanyakan prihal tersebut kepada sang Imam. Kepada laki-laki ini Hasan Al-Basri mengatakan, “Saudaraku, tidak layak bagi saya untuk berbicara di hadapan jamaah, hingga saya berusaha mencari uang, dan mencari budak di pasar untuk dibebaskan. Apa Anda ingin saya masuk dalam daftar yang diperingatkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya: (beliaupun menyitir ayat berikut ini) “Mengapa kamu menyuruh manusia mengerjakan kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab, maka apakah kamu tidak berpikir.” (AlBaqarah: 44)
Penasehat Ulung
H
ari Jum’at, sebelum AlHasan naik mimbar guna menyampaikan khuthbahnya, datang seorang laki-laki, membisikkan sesuatu di telingannya; “Wahai Imam, berbicaralah tentang keutamaan membebaskan hamba sahaya, dan anjurkan mereka (kaum muslimin/jamaah sholat Jum’at) untuk melakukannya.” Lalu orang itu berlalu di antara para jamaah. Dan ketika Sang Imam telah memulai menyampaikan khuthbahnya, si laki-laki pun dengan seksama mendengarkannya. Namun, yang membuatnya merasa aneh, Sang Imam sama sekali tidak mungupas pembahasan yang dimintanya dalam
26
ceramah/khuthbah yang disampaikan kepada hadirin. Jum’at berikutnya, datang laki-laki itu kembali untuk mendengarkan khuthbah Al-Imam. Namun sama dengan seperti Jum’at yang lalu, beliau tidak membahas tentang pembebasan sang budak. Begitu selanjutnya, si laki-laki masih setia menunggu dan berharap sang Imam akan membahas topik yang diajukannya.
Selain bertujuan saling menguatkan atas kebenaran, nasehat-menasehati juga berfungsi mengingatkan dari urusan yang semulanya sesat menjadi lurus, salah menjadi benar, rapuh menjadi kuat dan seterusnya. Oleh karena itu terasa mengganjal, bila kita sibukkan diri berupaya menyelamatkan orang lain, namun di sisi lain justru kita membenamkan diri ke jurang penistaan dengan mengacuhkan atau menyelisihi nasehatnasehat yang kita sampaikan kepada khalayak.
Akhirnya yang dinanti-nanti datang juga. Memasuki Jum’at yang ke empat dari penantiannya, Hasan Al-Basri berbicara tentang keutamaan pembebasan budak dan menganjurkan para jamaah
Orang yang berperilaku demikian, tak ubahnya sebatang lilin. Ia mampu memberi penerangan dan menebarkan manfaat bagi orang-orang di sekitarnya, namun ia sendiri telah memadamkan
Berbagi Kemuliaan Hidup Abu Ilmia
dirinya sendiri dengan mengacuhkan nasehat-nasehat yang telah ia sampaikan. Tidak sepantasnya seorang mukmin berperilaku demikian. Seyogianya nasehat yang terucap dari lisan seorang mukmin, itu terlebih dahulu diperuntukkan bagi dirinya sendiri. Dirinyalah objek utama nasehat yang ingin disampaikan kepada khalayak umum. Dengan demikian, keselamatan diri agar tidak tergolong ayat yang dikemukan oleh Hasan Al-Basri bisa terhindari. Karena itu, meneladani langkah beliau dalam memberi nasehat. Perhatikan, bagaimana perjuangan sang Imam agar tak terjerumus dalam golongan ini. Nyaris sebulan lamanya beliau menyiapkan diri untuk mencari dana guna membeli seorang budak untuk kemudian dimerdekakan, sebelum beliau menyampaikan nasehatnya kepada umat tentang pentingnya memerdekakan budak serta menganjurka/mengajak mereka bersegera melakukan hal serupa. Penasehat ulung haruslah berpijak pada hal ini. Ia tidak hanya piawai beretorika, namun juga cakap dalam mempraktikkan segala nasehatnya. Langkah ini pula yang akan lebih mudah tercapainya tujuan penyampaian nasehat, adanya perubahan sikap dari si penerima nasehat, daripada hanya berbusa-berbusa berbicara namun nihil bukti nyata. Seperti petuah yang disampaikan oleh Sayydina Ali bin Abi Thalib; ‘Lisaanu al-haali afshahu min kalaami almaqaali (Nasehat dengan keteladanan itu lebih mengena daripada dengan lisan).” Nah, inilah pentingnya kita mawas diri untuk memastikan bahwa kita tidak tergolong dalam golongan yang kerap menyelisihi ucapannya. Wallahu ‘Alamu Bish-Shawab.* Edisi APRIL 2016
27
ulasan
ulasan
َ ْ َ ْ َُ ْ َ ْ َْ ُّ ً َ َّ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ اسألوا أهل وح إِل ِهم ف ِ َوما أرسلنا قبلك إِال ِرجاال ن ْ ِّ ُ َ ََْ َ اذلك ِر إِن كنتُ ْم ال تعل ُمون
Kiat Selamat dari Aliran Sesat P
emikiran dan aliran sesat di Indonesia silih berganti terus tumbuh. Belum lama ini, Indonesia kembali diguncang dengan perkumpulan bernama GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) yang disinyalir masih memiliki hubungan dengan nabi palsu Ahmad Musadek. Selain itu, Syiah, Ahmadiyah, pemikiran Sepilis (Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme) juga masih eksis. Terang keberadaan paham dan aliran sesat ini bisa menjadi ancaman bagi keselamatan akidah umat Islam. Dan tentu ini sangat membahayakan bila tidak diantisipasi. Dan saat ini gelagat itu sudah tercium. Sudah banyak kaum muslimin yang terjerat aliran
28
Berbagi Kemuliaan Hidup
“Hendaklah engkau selalu bertakwa kepada Allah, menuntut ilmu dari ahlinya…..,”
sesat. Bahkan di antara mereka tidak hanya berstatus sebagai penganut/ pengikut, juga ikut serta berperan dalam ‘menyiarkan’ kesesatan mereka di tengah masyarakat. Supaya kita tidak terjerumus ke lubang yang sama, berikut adalah di antara langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk membentengi diri dari aliran sesat. Pertama, bertanya kepada ulama ketika muncul sebuah aliran. Bertanya kepada ulama tentang perkara yang tidak kita ketahui telah menjadi tuntunan langsung dari Allah untuk para hambanya. Para ulama lah yang menjadi ‘wakil’ para Nabi untuk menyiarkan agama Allah di muka bumi ini. Inilah tuntunan Allah untuk kita:
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu (ulama), jika kamu tiada mengetahui.”[QS: Al Anbiya’ ; 7] Namun ingat bahwa tidak semua ulama itu baik (sholeh). Sebab ada juga ulama buruk (su’). Hujjatul Islam Imam al-Ghazali pernah mengingatkan; “Hati-hatilah terhadap tipudaya ulama su’. Sungguh, keburukan mereka bagi agama lebih buruk daripada setan. Sebab, melalui merekalah setan mampu menanggalkan agama dari hati kaum Mukmin. Atas dasar itu, ketika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam ditanya tentang sejahat-jahat makhluk, Beliau menjawab, “Ya Allah berilah ampunan.” Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali, lalu bersabda, “Mereka adalah ulama sû’ .” Kedua, jangan mudah terbuai dengan iming-iming. Memang tidak semua paham ataupun aliran menggunakan kelemahan ekonomi target sebagai wahana untuk merekrut masuk ke dalam golongan mereka. Namun nyatanya, tidak sedikit juga yang menggunakan wasilah yang satu ini. Untuk itu kita harus kuat, jangan sampai tergoda. Sebab kalau kalah, maka bisabisa kita masuk ke dalam golongan yang disebut Allah dalam firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS: al-Imran: 177)
Langkah ketiga, aktif mengikuti majelis ilmu/mendalami agama. Soal pentingnya menuntut ilmu, Ali bin Abi Thalib, dalam suatu kesempatan pernah menuturkan perbandingan antara ilmu dan harta. Menurut beliau, ilmu itu akan menjaga pemiliknya, sedangkan harta itu sesuatu yang harus dijaga oleh si empunya. Itu artinya, dengan bekal ilmu seseorang akan selamat dari kesesatan jalan hidup selama, pertama; ilmu yang ia pelajari adalah kebenaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan yang kedua; ia menjadikan ilmu itu sebagai pijakan atau panduan dalam menjalani hidup. Setiap kali dia ‘berpapasan’ dengan suatu masalah ataupun faham/aliran, ia akan menggunakan ilmu yang telah dipelajarinya sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Karena pentingnya urusan ini, orangorang sholeh terdahulu, senantiasa menekankan hal ini ketika mereka tengah memberi nasehat kepada khalayak. Kita ambil contohnya Imam Malik. Sebagaimana yang diutarakan oleh Khalid bin Khidasyi. Ia berkisah, suatu hari ia akan berpisah dengan Imam Malik, lalu ia berkata kepada sang Imam, “Berilah aku nasehat wahai Abu Abdillah.” Terhadap permintaan sahabatnya ini, sang Imam berpesan, “Hendaklah engkau selalu bertakwa kepada Allah, menuntut ilmu dari ahlinya…..,” jelas beliau. Demikianlah di antara langkah yang bisa kita tempuh untuk menyelamatkan diri dari aliran-aliran sesat yang berkembang. Wallahu ‘Alamu Bish-Shawab.*/Khairul Hibri Edisi APRIL 2016
29
Tadabbur
Tadabbur Kembali ke Syariah
َ ُ َ ََْ َ ْ ََُْ ْ ُ ْ َ الل َّ ۖ َول فاحكم بينهم بِما أنزل ْ َ َ َ َ َّ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َّ َ ِّالَق تت ِبع أهواءهم عما جاءك ِمن “Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS. Al-Ma’idah [5] : 48)
Indahnya Menjalankan
Syariah Islam S
ecara naluriah, setiap insan pasti menghendaki kehidupan yang penuh dengan kenyamanan dan kesejahteraan. Mereka berharap lingkungannya bebas dari kemaksiatan. Dan untuk meraih itu semua, hanya Islam yang mampu mewujudkan hal tersebut. Islam bukan hanya sebatas doktrin belaka yang identik dengan pembebanan seperti yang sering digemborkan oleh kaum sekuler. Di dalamnya ada syariat yang berfungsi menjadi pedoman hukum untuk mengatur segala tingkah dan laku. Abu al-A’la al-Maududi berkata, “Allah membuat undang-undang syari’at untuk
30
Berbagi Kemuliaan Hidup
mengharamkan sesuatu atas manusia yang membawa ekses negatif (madlarat) dan menghalalkan sesuatu yang mendatangkan dampak positif (manfaat) Sederhananya, manusia adalah obyek dan subyek legislasi hukum Al-Quran sebagai landasan syariat. Seluruh hukum yang terdapat dalam Al-Quran diperuntukkan demi kepentingan dan perbaikan kehidupan umat, baik mengenai jiwa, akal, keturunan, gama, maupun pengelolaan harta benda, sehingga penerapan hukumnya Al-Quran senantiasa memperhitungkan maksud dari adanya syariat Islam itu sendiri (maqashid syari’ah)
Uraian singkat di atas hendaknya dapat menjadi renungan bagi akal dan jiwa kita. Betapa keindahan potret kehidupan manusia (khususnya umat Islam) terpampang jelas dengan penegakkan syariah Islam. Sejarah membuktikan akan hal itu. Peradaban Madinah di zaman Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bukti nyata, betapa hukum Allah (syariat) telah menjelma menjadi problem solving untuk mengatasi problematika masyarakat dari sebelumnya terombangambing dengan sistem jahiliah yang mereka berlakukan. Dan kondisi itu tidak hanya dirasakan oleh umat Islam. Orang-orang kafir, hewan-hewan, hatta tumbuh-tumbuhan merasakan hal yang sama menikmati kedamaian, ketentraman dan keindahan dari penegakkan syariah. Lihatlah bagaimana si Yahudi Mesir yang mengadukan Amru bin Ash kepada sang Khalifah Umar bin Khathab, yang dianggapnya telah berbuat semenasemena, tersungkur, tak kuasa menahan air mata kemudian berucap syahadat kerena melihat keagungan syariah yang tidak memandang bulu. Selain itu, secara otomatis buah dari penegakan syariah ini, kaum muslimin disungkani kawan dan ditakuti lawan. Derajat sebagai golongan khairu ummah (sebaik-baik ummat) yang ‘Ya’lu wa laa yu’laa ‘alaihi’ (tinggi dan tidak ada yang meninggiinya), benar-benar dirasakan. Musuh begitu tunduk di bawah kekuasaan Islam. Sayangnya, terhitung sejak runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani, keadaan kaum muslimin justru berbalik. Di antara mereka begitu phobi terhadap syariat Islam. Akibatnya, hal-hal yang berbau Islam ditentang habis. Ketika ada daerah
yang ingin menerapkan hukum syariah, langsung dicibir. Dan dicap sebagai pemicu keresahan, pemecah belah umat beragama, mengancam keberagaman, melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan intoleransi. Ironinya, di lain pihak, mereka yang enggan terhadap penegakkan syariah ini, menjadi tumpul jiwa kekritisannya untuk mengkritisi sistem manusia yang digunakan sebagai pengganti hukum syariah. Padahal kerusakan yang dihasilkannya sangat jelas. Peperangan, kerusakan alam, penyakit sosial, kemiskinan yang akut terjadi di manamana tanpa kepastian solusi.
Kenyataan lainnya, kewibawaan umat Islam pun berada di titik nadir paling rendah di mata musuh-musuh Islam. Kaum muslimin saat ini bak buih di lautan; banyak secara kuantitas, tapi tak bernilai secara kualitas. Untuk keluar dari nestapa ini, maka tidak ada pilihan lain, kecuali melaksanakan apa yang menjadi tuntunan Allah dan Rasul-Nya, yaitu kembali menegakkan syariah, sebagaimana ayat yang termaktub pada pembuka tulisan ini. Wallahu ‘alamu Bish-Shawab.*/Risky Kurnia Syah Edisi APRIL 2016
31
Sapa Muzakki
Sapa Muzakki
Dukung Program ‘Akhlak’,
Harus Lakukan Terobosan Baru R ektor Universitas Kutai Kartanegara Dr. Sabran, M.Si menyatakan bahwa tantangan terberat bangsa ini adalah pendidikan, terutama pendidikan akhlak.
Ayah tiga anak ini menjelaskan pendidikan akhlak merupakan solusi untuk bisa menghadapi tantangan zaman karena di dalamnya pendidikan agama lebih diutamakan, moralitas lebih terjaga. Pendidikan ahlak, imbuhnya dapat menyelamatkan generasi muda kita dari perilaku jahat seperti pergaulan bebas, narkoba, seks bebas dan lain sebagainya. Suami Herlinawati ini menilai bahwa semua pihak mestinya bahu-membahu mendorong program-program pendidikan dari lembaga-lembaga resmi yang melahirkan pendidikan karakter seperti ini. Termasuk program yang telah dijalankan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH). “Saya melihat peranan BMH dalam memajukan pendidikan yang ada di Indonesia patut diapresiasi. Selama ini
32
Berbagi Kemuliaan Hidup
BMH juga sudah mampu menjalankan peranannya sebagai Laznas dengan sangat baik. Terbukti sudah banyak dai yang dikirim oleh BMH di berbagai daerah pedalam yang tersebar di seluruh Nusantara yang program intinya juga memajukan pendidikan bangsa,” ungkapnya.
“Saya melihat peranan BMH dalam memajukan pendidikan yang ada di Indonesia patut diapresiasi...”
Sabran mengaku, selama ini juga ikut memantau program-program Tahfidzul Qur’an BMH yang tersebar di seluruh Indonesia. “Itu dibutuhkan bangsa ini untuk melahirkan generasi maju dan berakhalak mulia,” imbuhnya. Namun demikian, pria murah senyum ini juga memberikan masukan agar BMH bersiap diri melakukan terobosan-terobosan baru agar dukungan publik termasuk dunia usaha kian meningkat. “Saya harap BMH terus melakukan terobosan-terobosan baru untuk bisa meraih simpati bukan hanya masyarakat tapi berbagai macam perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, sehingga bisa melejitkan perkembangan BMH untuk kemajuan bangsa,” pungkasnya.*/Hasan
Edisi APRIL 2016
33
Tarbiyatul Aulad
Tarbiyatul Aulad
Membangun Mental Anak Sejak Dini Oleh : Sahlah Al-Ghumaisaa’
I
kmilah yang masih terhitung balita, dengan usia 4,5 tahun berbesar hati untuk berpisah dengan orang tuanya, karena memiliki azzam yang kuat untuk sekolah TK di Raudatul Athfal Raadhiyyatan Mardiyyah di salah satu pondok pesantren di Pulau Borneo. Perpisahan dengan tujuan yang jelas, agar Ikmilah bisa lebih terjaga dari pergaulan dalam lingkungan yang kondusif, serta untuk menghantarkannya agar menjadi anak sholehah yang hafidzhah nantinya, Insya Allah. Tidak terlepas dari karunia Allah Subhanahu Wata’ala, membesarkan jiwa Ikmilah untuk tetap berangkat walaupun tanpa didampingi oleh orang tuanya. Kesungguhan dan keberanian dalam memilih adalah motivasi dari kedua orang tuanya pula.
34
Berbagi Kemuliaan Hidup
Rela berpisah dengan sang buah hati untuk kebaikan, kenapa tidak? Hal itulah yang dialami pasangan suamiistri dari orang tua Ikmilah Khulqiyah. Orang Tua Siap menjadi Motivator
Penentu Masa Depan
Kita bisa berkaca pada salah satu shahabiyyah bernama al-Khansa’ yang telah menjadi motivator ulung bagi keempat putranya, agar mereka tetap dalam kesungguhan mencapai syahidnya. Maka keempat putranya pun peroleh syahid ketika perang al-Qadisiyyah tahun 16 Hijriyah.
Orang tua menjadi salah satu faktor utama penentu masa depan anak-anaknya, agar dalam jiwanya terpatri keberanian, keteguhan, serta kesiapan mental nan tangguh dalam mengahadapi tantangan zamannya. Mencetak kader biologis untuk menjadi kader idiologispun butuh kesungguhan dalam mendidiknya, karena tidak ada jiwa menjadi militan tanpa tempaan didikan keseriusan di masa awalawal kehidupan sang anak.
Muhammad Hassan menggambarkan al-Khansa’ dalam kitabnya Shahabiyyat Haula ar-Rasul. Sebelum berangkat dalam peperangan al-Khansa’ pun menyemangati keempat putranya, wasiat yang disampaikan, ia berkata “Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan suka rela dan telah hijrah berdasarkan keinginan kalian. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian adalah putra dari ayah dan ibu yang sama, nasab kalian tidak berbeda. Ketahuilah bahwa sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia yang fana. Bersabarlah, tabahlah dan teguhkanlah hati kalian serta bertaqwalah kepada Allah agar kalian beruntung. Jika kalian menemui peperangan, maka masuklah ke dalam kancah peperangan dan raihlah kemenangan dan kemuliaan di alam yang kekal dan penuh kenikmatan.”
Nurul Chomaria dalam bukunya Become the Best Parents, mengatakan, mendidik anak tidak bisa dilakukan secara instan. Antara anak dan orang tua adalah insan yang senantiasa berubah dan berproses, maka proses inilah yang sangat membutuhkan waktu untuk bisa menjadikannya baik atau buruk. Allah Subhnahu Wata’ala lebih tahu bagaimana proses pertumbuhan setiap insan yang dimulai dari janin hingga mati. Dalam rentang waktu tersebut Allah telah menyediakan masa istimewa bagi orang tua untuk mendidik penuh anak-anaknya. Realita yang ada tampak nyata terlihat beberapa generasi di negeri ini sarat
dengan tindak kekerasan, seringnya tawuran, adanya geng di sekolah atau masyarakat, adanya intimidasi senior terhadap yuniornya, akrab dengan pelanggaran norma yaitu terlibat narkoba, kasus kriminal, dan kasus asusila. Meskipun masih ada yang beranggapan bahwa mereka memiliki keberanian dalam mengambil resiko. Tapi sesungguhnya perilaku semacam ini bukanlah keberanian dan ketangguhan mengahadapi zamannya namun hal ini adalah lemahnya pemahaman atas Din-nya sehingga menghantarkannya dalam perilaku yang rapuh. Gambaran di atas tidak terlepas dari gagalnya peran orang tua beberapa tahun silam yang telah ‘lalai’ dalam mendidik anak-anaknya. kejadiankejadian yang terjadi di masyarakat hendaknya menjadi cermin bagi kita para orang tua atau pun calon orang tua untuk introspeksi diri, apakah kita sudah berperan sebagai orang tua dengan benar, apakah telah memberikan hak anak ataukah termasuk orang yang melalaikannya? Wallahu’alam bishshawab.* Edisi APRIL 2016
35
MengHantar Hidayah
MengHantar Hidayah
Abdullah
Inspirasi Dakwah
dari Pengalaman Ayah
S
enja telah tiba. Burung-burung telah kembali ke sarangnya. Suara adzan Maghrib bertalu-talu dari beberapa Mushola. Di sebuah jalan setapak bebatuan di Desa Jatigreges, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, seorang lelaki tua dan anaknya sedang melaju di atas dua roda, mereka sedang menuju ke sebuah Mushola terjauh di pinggiran desa. Lelaki tua itu rencananya akan berceramah usai shalat Maghrib. Setelah shalat berjamaah dengan makmum yang tak sampai sepuluh orang itu usai, sesuai rencana, lelaki tua yang bernama Nurrochim itu pun dipersilahkan untuk berceramah. Dengan memakai pengeras suara yang terdengar sampai di luar, ia mulai membahas beberapa ayat dan hadits tentang larangan minuman keras. Namun beberapa saat kemudian, beberapa orang memasuki masjid dan memaksa penceramah memberhentikan kegiatan itu. Mereka mengusir penceramah itu dengan alasan meresahkan masyarakat setempat. Sementara anaknya yang berumur dua belas tahun hanya bisa menangis melihat ayahnya diperlakukan seperti itu. Sepenggal kisah beberapa tahun itu terus membekas di hatinya hingga saat ini. Abdullah, anak Nurrochim yang dulu masih berusia kecil, kini telah tumbuh dewasa. Abdullah kini telah mengikuti jejak sang ayah, menjadi seorang dai dan berdakwah di berbagai pelosok desa di Kota Nganjuk.
36
Berbagi Kemuliaan Hidup
Pengalaman pahit Sang Ayah, terus melekat di benak Abdullah. Peristiwa itu pula yang mengilhami dirinya untuk turut andil terjun di dunia dakwah. Tahun 2005 ia memutuskan untuk belajar agama di Pondok Pesantren Hidayatullah Nganjuk. Ketika itu ia sempat ditugaskan selama sepuluh hari berdakwah di salah satu pelosok desa di Nganjuk. Padahal saat itu ia masih SMA dan belum banyak ilmu yang ia dapatkan. Apalagi masyarakat di desa itu masih primitif dan sama sekali tak paham soal agama. “Dari masyarakat desa itu, saya belajar bagaimana menyentuh hati mereka dengan pendekatan humanistik. Awalnya saya ikut membantu mereka berkebun, mencari kayu bakar, dan ikut nimbrung dengan aktivitas yang sering mereka lakukan. Hingga saatnya tiba, saya mulai mengajarkan nilai-nilai Islam. Meskipun tak semuanya berhasil, setidaknya ada beberapa orang yang mulai ikut dan belajar shalat dengan kami,” ujar Abdullah. Setelah menyelesaikan SMA-nya di Hidayatullah Nganjuk, ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Hidayatullah Surabaya. Selama empat tahun ia memperdalam keilmuannya dan mendapatkan gelar sarjana. Pada tahun 2012 ia lulus dari STAIL dan kembali ke Hidayatullah Nganjuk dan diamanahkan sebagai Bendahara Pimpinan Daerah (PD) Hidayatullah Nganjuk. Sampai saat ini, ia terus menjalankan aktifitas dakwahnya di Nganjuk. Ujar lajang kelahiran 1990 itu, tantangan dakwah di Kota Angin memang berbagai rupa, dari suasana alam sampai kondisi masyarakat yang tidak mendukung.
Namun ia bersyukur, semua bisa menerima dengan baik, apalagi kebanyakan dari mereka sudah mengenal Hidayatullah. “Saya bangga bergabung dengan Hidayatullah, karena nama lembaga ini diterima dengan baik oleh berbagai kalangan. Lewat kegiatan sosial Hidayatullah mampu menyentuh hati masyarakat. Maka ketika saya berdakwah mengatasnamakan Hidayatullah, mereka langsung menerima dengan baik,” ujar sulung dari tiga bersaudara itu. Abdullah bertutur bahwa masih banyak hal yang ia harus lakukan dalam mengemban dakwah ini. Masih banyak pelosok desa di kota Nganjuk yang belum terjamah oleh dai, juga masih banyak masyarakat yang beragama Islam tapi tak paham dengan ajaran Islam. “Cita-cita saya bisa berdakwah di berbagai kalangan dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat memang belum pernah luntur. Perjalanan saya memang masih sangat panjang, masih banyak yang harus saya pelajari dan aplikasikan di tengah masyarakat. Bagaimana cara menyentuh hati mereka, sehingga bisa menyampaikan ajaran Islam ini tanpa harus menyinggung perasaan mereka, agar hal yang pernah terjadi kepada ayah saya, tak akan pernah terjadi kepada saya,” ungkapnya. Ia hanya memohon doa dan motivasi agar perjuangannya tak pernah lekang oleh waktu, cita-citanya bisa tercapai dan semoga Allah selalu memberikan kekuatan untuk selalu istiqomah dalam menegakkan agama-Nya. Semangat Ustadz!*/Siraj el-Manadhy Edisi APRIL 2016
37
motivasi
motivasi
(darah). Dalam kondisi seperti ini ia akan mengalami beberapa penurunan. Pertama, hilangnya kekuatan/kegesitan. Badannya yang telah dipenuhi darah menjadikan badan nyamuk bertambah berat, sehingga mendapati kesulitan untuk terbang. Kedua, tanda untuk menangkap bahaya yang mengancamnya menjadi menurun. Ia terlalu enjoy menikmati kenyamanan dalam menyedot darah, sehingga bahaya yang mengintai tak pernah dipikirkan. Bisa ditebak bagaimana episode kehidupan nyamuk selanjutnya; mudah sekali untuk dibunuh.
Nyamuk dan Comfort Zone Apakah banyak nyamuk di rumah Anda? Sesekali perhatikanlah dengan seksama untuk mengambil pelajaran darinya, karena segala hal yang diciptakan di muka bumi ini tidak ada yang sia-sia. 38
Berbagi Kemuliaan Hidup
N
yamuk bila dalam kondisi terdesak (lapar) maka kegesitannya akan lebih tinggi. Kepekaannya kepada sesuatu yang mengancam terhadap keselamatan dirinya sangat kuat. Demikian pula usahanya untuk memenuhi hajatnya (menyedot darah) begitu membaja. Sehingga, meskipun sudah beberapa kali nasib yang hampir merenggut nyawanya, ia tetap mengincar mangsa. Namun akan bertolak belakang, bila nyamuk telah menemukan titik nyaman untuk menyedot darah. Ia tidak akan pernah pergi meninggalkan posisi itu, hingga tubuhnya dipenuhi oleh makanan
Sama halnya dengan si nyamuk, soal menyikapi zona nyaman (comfort zone) tidak sedikit orang sering keliru. Mereka berfikir zona aman itu adalah tujuan; akhir dari suatu perjalanan. Sangat berbahaya bila kita sikapi zona aman dengan pola pikir demikian. Sebab hal ini akan mengubur sedini mungkin kreativitas diri. Pun demikian akan membabat habis semangat juang dan berkorban untuk melakukan sesuatu yang spektakuler, terlebih kalau itu beresiko tinggi, misal, jatuhnya posisi dari kenyamanan bila hal tersebut mengalami kegagalan. Mengapa bisa demikian? Karena logikanya terhenti pada kesimpulan; Mengapa harus bersusah-susah, toh saya sudah hidup enak. Mengapa saya harus mengambil resiko?, toh kenyamanan sudah digenggam. Stagnasi akan terjadi. Pada titik inilah sejatinya seseorang telah melangkahkan kakinya setapak demi setapak ke jurang kehancuran. Mengingat pentingnya untuk mawas diri dari zona aman ini, M Natsir pernah berpesan kepada segenap masyarakat Indonesia, tepat pada enam tahun setelah kemerdekaan Negara Republik Indonesia,
menulis sebuah artikel berjudul “Jangan Berhenti Tangan Mendayung, Nanti Arus Membawa Hanyut.” Inti dari artikel, mengajak segenap warga negara Indonesia untuk terus bergerak dan berjuang, serta mengingatkan agar tidak lalai dengan nikmat (kemerdekaan) yang telah diperoleh. Senada dengan sebuah qaul hikmah yang menyatakan; “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, maka ia telah beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia telah merugi. Dan Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin, maka ia telah celaka.”
Tuntunan Islam Prinsip bekerja/berjuang dalam Islam sama sekali tidak pernah mengenal istilah zona aman. Standar keberhasilan tidak ditinjau dari hasil atau posisi yang dicapai. Tapi sejauh mana kontinuitas dalam bekerja/ berjuang itulah yang dinilai. Dengan prinsip kerja demikian, sudah pasti zona aman sama sekali tidak akan membuat seseorang bertindak tenang alias bersantai ria. Yang ada ia terus memacu diri untuk terus berprestasi dan berprestasi dari waktu ke waktu dalam segala kondisi dan situasi. Bergerak dan terus bergerak menjadi motto kerjanya. Selesai urusan yang satu, maka ia bergegas untuk bersungguh-sungguh beralih dan menggarap urusan yang lain. Dan inilah tuntunan kerja dalam Islam yang termuat di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman; “Maka apa bila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (al-Insyirah: 7) Jadi, marilah kita sikapi dengan bijak zona aman, sehingga kita tidak tergelincir kepada kegagalan. Wallahu ‘alamu Bish-Shawab.*/ Khairul Hibri Edisi APRIL 2016
39
Cara Pandang Apatah lagi kalau sehari-hari sebatas sibuk mengorek kekurangan dan kesalahan orang lain. Na’udzubillahi min dzalik. Hal itu baru pada aspek lahiriyah. Belum masuk pada aspek batiniyah, dimana semua kebaikan yang dilakukan dengan tidak karena keimanan kepada Allah, semua hanya akan sirna sia-sia. Dalam Al-Qur’an disebut Habithoth A’maluhum. Imam Nawawi Pimred Majalah Mulia
Sibuk
N
yaris semua orang memiliki kesibukan. Tetapi apakah setiap kesibukan berarti produktivitas? Kesibukan tidak sama dengan produktivitas. Orang bisa saja sepanjang tahun dipenuhi jadwal kesana kemari. Tetapi apakah semua itu meningkatkan kualitas iman, intelektual, kearifan dan kepemimpinan? Ada ungkapan ringan namun penting untuk diperhatikan. “Ada orang yang bisa keliling dunia, tetapi ke masjid saja tidak mampu.” Orang jenis ini tentu super-sibuk. Tetapi, Buya Hamka berpesan dalam bukunya Falsafah Hidup bahwa umur yang dihabiskan tidak untuk mendekatkan diri kepada Allah hanyalah kesia-siaan.
40
Berbagi Kemuliaan Hidup
Kebaikan tanpa iman adalah ketiadaan. “Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana.” (QS. An-Nur [24]: 39). Oleh karena itu dalam Islam aspek mendasar, pertama dan utama yang menjadi perhatian adalah perihal niat. Tanpa niat karena Allah, semua kesibukan hanyalah kelelahan yang berujung pada ketiadaan. “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Bukhari). Dan, berbicara hadits soal niat ini tidak bisa dipisahkan dengan konsep waktu, yakni hijrah. Dengan kata lain, sibuk bermakna pemanfaatan waktu oleh anak Adam dengan perbuatan-perbuatan. Jika kesibukannya, artinya waktu yang dimiliki digunakan untuk melakukan amal sholeh, sungguh dia telah berada dalam kesibukan yang benar. Demikian sebaliknya. Artinya, ketika Allah bersumpah atas nama waktu, hal itu menunjukkan bahwa umat ini mesti mengorientasikan hidupnya benar-benar pada kesibukan yang Allah jelaskan pada ayat kedua dan ketiga dari surah Al-Ashr (waktu) itu. Yang, ujungnya jelas, meleset dari konsep tersebut, ujungnya adalah kerugian. Dengan demikian, amat bodoh manusia yang bisa rapat berjam-jam, traveling ke berbagai benua, namun sholat saja tidak. Sama meruginya orang yang sudah melakukan banyak kebaikan, tetapi niatnya masih bermasalah. Umur bertambah tetapi kesibukannya tak membuatnya kian mengenal siapa Allah dan nyaman dekat denganNya. Kedudukan terus menanjak, tetapi hatinya kian jauh dari Allah. Jika demikian, lantas apa makna dari semua yang dibanggakan itu? Padahal sebaik-baik kesibukan adalah yang menjadikan diri kita paling bermanfaat buat sesama.
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang telah mendapatkan pengukuhan SK MENAG No: 538/2001
Kantor Baitul Maal Hidayatullah di Seluruh Indonesia BMH PUSAT Ruko Samali Residence Jl. H. Samali No.79B Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12510 BMH PERWAKILAN DKI JAKARTA Graha BMH, Kalibata Office Park, Jl. Raya Pasar Minggu, No.21, Blok H, Kalibata, Jakarta Selatan; Tlp.: (021)7975770; Fax.: (021) 7975614; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN JAWA BARAT Jl. R. Endang Suwanda No.18A Pasirleutik, Padasuka, Bandung 40192; Tlp.: (022) 76502424; Email: cs.bandung@bmh. or.id UPP BEKASI Graha Marhaban, Jl. Cut Mutia No.70 Blok R5 Karang Kitri, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi; Tlp.: (021) 9552 4047; Email:
[email protected] UPP BOGOR Jl. Raya Pemda No.30 Karadenan, Cibinong, Kab. Bogor (Dekat Perum Acropolis); Tlp.: 085103677363, 082216793622, 089680783943, 085218757032; Email:
[email protected] UPP CIREBON Jl. Evakuasi No.17C (Samping RS. Medimas) Cirebon; Tlp.: (0231) 8304027; Fax.: (0231) 8304027; SMS Center: 087897158241; Email:
[email protected] UPP DEPOK Jl. Margonda Raya No.12, Pancoran Mas, Kota Depok 16431; Tlp.: (021) 35999395; SMS Center: 085697779888; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN BANTEN Jl. Raya Cianter BSD - Serpong No.105, Kota Tangerang; Tlp.: 081285774444; Email:
[email protected] UPP SERANG Jl. TB Suwandi No.7, Lingkar Selatan, Ciracas, Kota Serang 42116; Tlp.: (0254) 8489 835, 081932888099; Email: cs.serang@bmh. or.id BMH PERWAKILAN JAWA TENGAH Jl. Watulawang Timur II/23, Papandayan, Gajahmungkur, Kota Semarang 50232; Tlp.: (024) 8508 768, 081390679111; Email:
[email protected] UPP PEKALONGAN Jl. Kusuma Bangsa Gg. 1B/11, Kandang Panjang, Pekalongan Utara; Telp.: (0285) 411708; SMS Center: 085777574767; Email: cs.pekalongan@ bmh.or.id UPP KEBUMEN Jl. Tentara Pelajar No.37B, Kewadusan (Depan Toko Berkah Pelastik), Kebumen; Tlp.: (0287) 3873156; Email:
[email protected] UPP SOLO Jl. Jayawijaya, Balongbaru RT.01/22, Kadipiro, Banjarsari, Solo; Tlp.: (0271) 7893 238, 085101840776; Email:
[email protected] UPP SRAGEN Jl.Bengawan Solo No.19, Pecing, Sragen Tengah, Sragen; Tlp.: (0271) 8821224; SMS Center: 0813 2579 4603; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN D.I. YOGYAKARTA Graha Tumutu Kav. 3 Jl. Damai No.52 Mudal, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581 Tlp.: 085100432112, 085799939991; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN JAWA TIMUR Jl. Mulyosari No.398 Kota Surabaya; Tlp.: (031) 592 88 66, 5915516, 70380001; Email:
[email protected] UPP MALANG Jl. Kiwi No.29 Kota Malang; Tlp.: (0341) 369906; Fax.: (0341) 462738, 08510471700; Email: cs.malang@bmh. or.id UPP SIDOARJO Jl. Lingkar Timur, Ruko La Jolla Blok D/38, Sidoarjo; Telp.: (031) 8954388, 085100573160; Email:
[email protected] UPP GRESIK Jl. Sumatra No.46A GKB, Gresik Tlp.: (031) 3956 865, 085101253335; Email: cs.gresik@ bmh.or.id UPP MOJOKERTO Ruko Tunggadewi No.04 Jl. Kedungsari, Gunung Gedangan, Magersari, Kota Mojokerto; Tlp.: (0321) 390155, 085101282300; Email: cs.mojokerto@ bmh.or.id UPP PASURUAN Jl.Ir. H. Juanda No.63, Blandongan, Bugul Kidul, Pasuruan; Tlp.: 081233929000, 081353000298; Email:
[email protected] UPP BANGKALAN Jl. HOS Cokroaminoto No.50, Bangkalan; Telp.: (031) 3091149, 085233721460; Email:
[email protected] UPP KEDIRI Jl. Pesantren Gg.VI/5, Kota Kediri; Tlp.: (0345) 2890001; Email:
[email protected] UPP MADIUN Jl. Towangsan No.1A, Kota
Madiun; Tlp.: (0351) 491844, 082332683090; Email: cs.madiun@ bmh.or.id UPP PAMEKASAN Jl. Raya Jalmak No.120, Pamekasan; Telp.: (0324) 329132, 081938087350, 082331002906; Email:
[email protected] UPP PROBOLINGGO Perum Asabri Blok H/223, Kota Probolinggo; Telp.: (0335 ) 423287; SMS Center: 081217507507; Email:
[email protected] UPP BOJONEGORO Jl. KH. Mansyur No.151, Bojonegoro; Tlp.: (0353) 886086, 0821 3118 9832; Email:
[email protected] UPP NGAWI Jl. Panjaitan No.20B, (Perumnas Lawu Indah), Kota Ngawi; Tlp.: (0351) 746009, 085235044405; Email:
[email protected] UPP TRENGGALEK Jl. Soekarno-Hatta, Gg. Siwalan, Perumnas Kelutan Permai No.A-2 RT. 03/01, Kelutan, Kab. Trenggalek 66312; Tlp.: (0355) 794141, 085335583000; Email: cs.trenggalek@bmh. or.id UPP BANYUWANGI Jl. Kalasan No.19, Kota Banyuwangi; Tlp.: (0333) 424392, 085236397772; Email: cs.banyuwangi@bmh. or.id UPP JEMBER Jl. Kalimantan No.23 (Depan Bank BTPN), Kota Jember; Tlp.: (0331) 334400; SMS Center: 085102874400; UPZ BMH JEMBER Jl. Kaliurang No.5, Kota Jember; Tlp.: (0331) 338814; Email:
[email protected] UPP MAGETAN Jl. Karya Dharma No.50, Magetan; Tlp.: (0351) 3328666; Email: uppbmhmagetan@ gmail.com UPP BONDOWOSO Jl. Panjaitan No.104 (Samping Dinas Peternakan), Bondowoso; Tlp.: (0332) 3525067, 082257714000; Email:
[email protected] UPP TUBAN Jl. KH. Mustain No.50 Tuban; Tlp.: (0356) 8831030, 0813 3163 9906; Email:
[email protected] UPP BLITAR Jl. Riau Barat No.16 Sanan Wetan, Blitar; Tlp.: 081233204400; Email:
[email protected] UPP JOMBANG Jl. Brigjen Katamso No.45, Kalimalang, Sengon, Jombang; Tlp.: 085106262123; Email:
[email protected] UPP LAMONGAN Perumahan Graha Indah Blok D/12, Lamongan; Tlp.: (0322) 317686, 7788324; Email:
[email protected] UPP NGANJUK Jl. Anjuk Ladang 1A/40, Ploso, Nganjuk; Tlp.: (0358) 328876, 085235931177, 085736675154; Email: cs.nganjuk@ bmh.or.id UPP TULUNGAGUNG Jl. Sultan Agung, Gg.5 RT.03/01, Ds. Ketanon, Kedungwaru, Tulungagung; Tlp.: (0355) 333480; Email:
[email protected] UPP PACITAN Jl. Mayjen Sungkono No.1, Pacitan; Tlp.: (0357) 5108370; Email: cs.pacitan@ bmh.or.id UPP LUMAJANG Perum Biting Blok A6/8, Kutorenon, Sukodono, Lumajang; Tlp.: (0334) 4546044; Email: cs.lumajang@ bmh.or.id UPP PONOROGO Jl. Semeru No.63, Nologaten, Ponorogo; Tlp.: (0352) 482548; SMS Center: 081234328025; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN SUMATERA UTARA Jl. Irian Barat Kongsi VI Sampali Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang; Tlp.: (061) 75029000, 085260474611; Email: cs.medan@bmh. or.id BMH PERWAKILAN SUMATERA SELATAN Jl. DI. Panjaitan, No. 06 RT.01/01 Sentosa, Seberang Ulu II, Palembang; Tlp.: (0711) 8033317; Email: cs.palembang@bmh. or.id BMH PERWAKILAN BENGKULU Jl. WR. Supratman No.02 RT.02/01, Beringin Raya, Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu 38121; Tlp.: (0736) 342373, 082307809191; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN RIAU Jl. Bukit Barisan No.42, Pekanbaru, Riau; Tlp.: 087788878235; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN KEPULAUAN RIAU Kompleks Ruko Pesantren Hidayatullah Lt.2 No.2 Kel. Kibing, Batu Aji, Kota Batam; Tlp.: (0778) 361053; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN KALIMANTAN BARAT Kampus Ponpes Hidayatullah Jl. Ampera Kompleks Bali Asri 2/1 Kota Pontianak; Tlp.: 081345688871 BMH PERWAKILAN KALIMANTAN TIMUR Jl. MT. Haryono Ruko BDI Blok II/07A Balikpapan; Tlp.: (0542) 872644 , 878666; Fax.: (0542) 872464; Email: cs.balikpapan@
bmh.or.id UPP BERAU Jl. Pulau Panjang (Samping RSUD Abdul Rivai), Tg. Redeb, Berau; Tlp.: (0554) 23273, 081347277604; Email:
[email protected] UPP PASER Jl. Kusuma Bangsa KM.2 RT.09, Ds. Tepian, Batang, Tanah Grogot. Kab. Paser 76211; Tlp.: 085215007373, 082159433895; Email:
[email protected] UPP SAMARINDA Jl. Juanda No.2 (Belakang SPBU) Kota Samarinda; Tlp.: (0541) 7771463, 082158151515; Email:
[email protected] UPP KUTAI/ TENGGARONG Jl. Wolter Monginsidi No.3 RT.09 Pal 5, Timbau, Tenggarong; Tlp.: 085100066069; Email:
[email protected] UPP BONTANG Jl. R. Suprapto No.12 (Depan Rumah Sakit Amalia Bontang); Telp.: (0548) 28222, 0821543 89811; Email: cs.bontang@ bmh.or.id BMH PERWAKILAN KALIMANTAN UTARA Jl. Jelarai Raya No.2 Tanjung Selor (Samping Dealer Mitsubishi) Bulungan; Tlp.: (0552) 2025997, 085294405566; Email:
[email protected] UPP TARAKAN Jl. Kusuma Bangsa No.27, Lingkas Ujung, Kota Tarakan; Tlp.: (0551) 23564 Email: cs.tarakan@ bmh.or.id UPP MALINAU Jl. Pasar Induk RT.20, Malinau Kota, Malinau; Tlp.: 085250767702; Email:
[email protected] UPP NUNUKAN Jl. Pelabuhan Baru RT.14, Nunukan; Tlp.: (0556) 2025704, 085251812451 Email:
[email protected] PERWAKILAN SULAWESI SELATAN Jl. Tamalanrea Raya No.27 Kota Makassar; Tlp.: (0411) 589 475, 0852 4264 4452; Email:
[email protected] PERWAKILAN SULAWESI BARAT Jl. Abd. Syukur No.2 (Depan Pasar Baru) Kompleks Ponpes Hidayatullah Mamuju; Tlp.: (0426) 2324398, 082114811486;
[email protected] BMH PERWAKILAN SULAWESI TENGGARA Jl. Kelapa No.12, Anduonohu, Kota Kendari; Tlp.: 0852 89574683; Email:
[email protected] UPP BAU-BAU Jl. Pahlawan KM.5, Kadolo Katapi, Ponpes Hidayatullah Kota Bau-Bau; Tlp.: (0402) 2822240, 081341808297; Email:
[email protected] UPP BOMBANA Kompleks Ponpes Hidayatullah Ds. Lantawonua, Rumbia, Kab. Bombana Tlp.: 082190507719 UPP KOLAKA Jl. Poros Kolaka-Pomala, Ponpes Hidayatullah Ds. Watalara, Baula, Kab. Kolaka 93561; Tlp.: 085395226552 UPP KONAWE Jl. Nusa Indah No.200 Kel. Toriki, Anggaberi, Kab. Konawe; Tlp.: 085282104571 BMH PERWAKILAN GORONTALO Jl. Nani Wartabone No.11, Kota Gorontalo; Tlp.: 082195799372; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN BALI Jl. Nusa Ceningan No.20A, Teuku Umar, Kota Denpasar; Telp.: (0361) 4747711, 085739304380; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN NUSA TENGGARA BARAT Ruko Nusantara Square No. 3-A Jl. Udayana Selaparang, Kota Mataram; Tlp.: (0370) 635008; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN NUSA TENGGARA TIMUR Jl. Badak No.17 Bakunase, Kota Raja, Kupang 85116; Tlp.: (0380) 823634, 081237161509, 081320211931; Email: cs.kupang@bmh. or.id BMH PERWAKILAN MALUKU Jl. Tengah Kalumata No.198 Ternate Selatan, Maluku Utara; Tlp.: (0921) 3124779, 082292422725; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN PAPUA Jl. Amphibi No.05 Hamadi, Kota Jayapura; Tlp.: 081248074310, 085231106088; Email:
[email protected] UPP TIMIKA Jl. KH. Dewantara, Batas RT.05, Simp. Lampu Merah, Dingo Narama, Timika; Tlp.: 085254821682; Email:
[email protected] UPP MERAUKE Jl. Irian Seringgu, Seringgu Jaya, Kab. Merauke; Tlp.: (0971) 324918, 0821 98137127; Email:
[email protected] BMH PERWAKILAN PAPUA BARAT Jl. Trikora KM. 19 Arfai II Anday, Manokwari Selatan; Tlp.: 08114854508; Email:
[email protected] UPP SORONG Jl. Jambu Jalur B Aimas Unit 1 Kab. Sorong; Tlp.: 081225299996 Email:
[email protected]