KEMAMPUAN PROFITABILITAS MEMODERASI PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS Ni Luh Kade Merta Sari1 I.G.A. Made Asri Dwija Putri2 (Universitas Udayana) 1
Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris mengenai dampak profitabilitas terhadap pengaruh antara likuiditas dan leverage pada financial distress.Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2013 dengan total sampel 565 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan alat pengujian yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress, leverage berpengaruh positif terhadap financial distress, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap financial distress, variabel profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara likuiditas terhadap financial distress, variabel profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara leverage terhadap financial distress. Kata kunci: likuiditas, leverage, profitabilitas, financial distress Abstract The present study is aimed at providing empirical evidence on the impact of profitability on the correlation among liquidity and leverage of financial distress. The population included in this study was manufacturer listed in Indonesian stock exchange from 2009 to 2013 period with total sample of 565 companies. The sample collection method used was purposive sampling and the testing measurement used was logistic regression analysis. The result of this study proves that liquidity affect negative to financial distress, leverage affect positively to financial distress, profitability does not affect financial distress, profitability able to moderate the affect of liquidity to financial distress, profitability able to moderate the affect of leverage to financial distress. Keywords: liquidity, leverage, profitability, financial distress
I. PENDAHULUAN Penelitian ini diangkat berdasarkan fenomena yang terjadi pada tahun 2009 yaitu krisis global yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Melihat fenomena tersebut para investor maupun calon investor akan lebih berhati-hati dalam menanamkan sahamnya. Melalui laporan keuangan yang telah diaudit, para investor dan calon investor dapat Vol.6 No.1,Februari 2016
melihat potensi keberlangsungan hidup perusahaan serta potensi kebangkrutan. Sebelum perusahaan mencapai tahap bangkrut, maka akan melewati suatu masa yang disebut kesulitan keuangan (financial distress). Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan meniadakan pembayaran dividen serta pemutusan hubungan kerja (Lau,1987 dan Hill et al, Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
1
1996). Perubahan harga ekuitas dapat didefinisikan sebagai financial distress (Hofer, 1980 dan Whitaker, 1999). Platt and Platt (2002) menyatakan bahwa financial distress merupakan ketidakstabilan arus kas perusahaan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Kewajiban utang yang telah jatuh tempo yang tidak mampu dibayar oleh perusahaan juga disebut sebagai financial distress (Beaver, et al: 2011). Financial distress dapat ditandai dengan ketidakmampuan perusahaan dalam membayar utang pada saat jatuh tempo (Emery et al. 1997). Gejala awal financial distress dapat ditandai dengan kesulitan dalam arus kas (Hasymi, 2007). Namun pada beberapa perusahaan yang mengalami financial distress pada item laporan keuangan tertentu justru memperlihatkan kinerja yang baik. (Kordestani, et al., 2011). Tirapat dan Nittayagasetwat (1999) menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan pemberhentian operasional termasuk kategori financial distress, walaupun selanjutnya perusahaan memiliki rencana melakukan restrukturisasi. Wahyuningtyas (2010) mendefinisikan suatu keadaan keuangan perusahaan yang tidak sehat disebut dengan financial distress. Masalah penelitian ini adalah ketika laporan keuangan yang diterbitkan dimanipulasi. Pada perusahaan-perusahaan besar ada laporan yang dimanipulasi. Hal ini menyebabkan munculnya keraguan apakah rasio-rasio yang sebelumnya digunakan telah mampu memprediksi financial distress secara akurat. Memprediksi financial distress pada perusahaan go public dapat dilakukan melalui rasio-rasio yang ada pada laporan keuangan. Di masa mendatang, pertumbuhan perusahaan akan semakin pesat ditandai dengan semakin kompleksnya usaha-usaha yang dilakukan demi berkembangnya perusahaan. Para investor akan semakin kritis dalam melihat perkembangan
2
perusahaan. Variabel yang berdiri sendiri tersebut dirasa tidak cukup kuat untuk memprediksi financial distress. Maka penelitian ini menambahkan kombinasi antar variabel dengan menambahkan variabel moderasi. Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti mengenai pengaruh likuiditas dan leverage.Penelitian Hardiyanti (2012) dan Hidayah (2014) dengan Widarjo dan Setiawan (2009) mengenai likuiditas mendapatkan hasil yang berbeda (inkonsistensi). Begitupula variabel leverage yang diteliti Widarjo dan Setiawan (2009) berbeda dengan Parulian (2007).Inkonsistensi penelitian yang terjadi akan dimoderasi oleh variabel profitabilitas. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, ditarik rumusan sebagai berikut: Apakah likuiditas, leverage, dan profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress, serta apakah profitabilitas memoderasi pengaruh likuiditas dan pengaruh leverage terhadap financial distress. Sehingga penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh variabel likuiditas, leverage, dan profitabilitas pada financial distress. Variabel moderasi juga ditambahkan dalam penelitian untuk mengetahui kemampuan memoderasi variabel likuiditas pada financial distress, serta kemampuan memoderasi variabel leverage pada financial distress. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu untuk memberikan kontribusi tambahan dalam menganalisa fenomena yang terjadi saat ini. Pengguna laporan dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal (signalling theory) digunakan dalam penelitian ini sebagai grand teori. Sinyal yang diberikan pihak perusahaan hendaknya mampu ditangkap dengan baik agar mampu diartikan dengan tepat (Hartono, 2005:46). Pengaruh
KEMAMPUAN PROFITABILITAS MEMODERASI PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
informasi kepada perilaku pengguna informasi adalah pusat dari teori ini. (Apriada, 2013). Dalam teori sinyal, informasi laporan keuangan yang disampaikan kepada pengguna laporan disajikan oleh manajemen yang bertindak sebagai agen (Pramunia, 2010). Informasi yang disaji kan perusahaan dapat berupa good news maupun bad news. Informasi yang berupa bad news dapat berupa informasi penurunan kondisi keuangan. 2.2 Likuiditas Terhadap Financial Distress Financial distress merupakansuatu keadaan dimana perusahaan yang sedang berada di dalamnya mengalami penurunan keuntungan, sehingga perusahaan kesulitan memenuhi kewajibannya (Baldwin dan Scoot, 1983). Arus kas yang negatif ini oleh McCue (1991) disebut dengan financial distress. Menurut Altman (1968) financial distress dibedakan menjadi empat yaitu economic failure, business failure, insolvency failure, dan legal bankruptcy. Financial distress dapat diukur menggunakan rasio likuiditas. Suatu perusahaan yang memiliki kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu yang bersamaan akan menyebabkan financial distress. Kewajiban ini dapat dibayar menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Sebagian kekayaan perusahaan tercermin dari aktiva lancar. Semakin banyak aktiva lancar yang dimiliki, maka perusahaan akan membayar kewajibannya tepat waktu, sehingga tidak akan mengalami kondisi financial distress. Hipotesis yang dibentuk dari pernyataan tersebut: H1: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress. 2.3 Leverage Terhadap Financial Distress Rasio kedua yang digunakan yaitu leverage. Jumlah aktiva yang dibandingkan dengan rasio utang merupakan leverage menurut Rajan dan Zingales (1995). Vol.6 No.1,Februari 2016
Pada situasi ekonomi yang memiliki risiko yang berbeda perusahaan mampu untuk memanfaatkan saham merupakan definisi leverage menurut Modigliani dan Miller (1958).Leverage merupakan alat ukur untuk melihat potensi perusahaan memenuhi kewajibannya baik yang termasuk jangka panjang maupun jangka pendek apabila perusahaan masuk dalam kondisi likuidasi. Besarnya proporsi utang akan mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi financial distress. Hipotesis yang dibentuk dari pernyataan tersebut: H2: Leverage berpengaruh positif terhadap financial distress. 2.4 Profitabilitas Terhadap Financial Distress Rasio ketiga yaitu profitabilitas, dimana melalui rasio ini pengguna laporan keuangan dapat melihat besarnya laba yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Jahur dan Quadir (2012) mendefinisikan profitabilitas sebagai perbandingan laba bersih terhadap jumlah aktiva. Hipotesis yang dibentuk dari pernyataan tersebut: H3: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress. 2.5 Moderasi Penambahan variabel moderasi ini juga didukung oleh perbedaan riset empiris mengenai pengaruh likuiditas dan leverage terhadap variabel terikat yaitu financial distress. Maka berdasarkan teori kontinjensi penelitian ini menambahkan kombinasi antar variabel dengan menambahkan variabel moderasi. Teori kontinjensi digunakan sebagai alat dalam menginterpretasikan hasil riset empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Pendekatan kontinjensi memberikan peluang kepada variabel lain untuk menjadi moderating yang dapat mempengaruhi likuiditas dan leverage terhadap financial distress.Profitabilitas diguJurnal Riset Akuntansi
JUARA
3
nakan sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini. Profitabilitas dipilih karena setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan produksinya akan mampu menambah aktiva perusahaan serta dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan. Laba yang didapatkan akan digunakan kembali sesuai kepentingan perusahaan. Perusahaan yang tidak mendapatkan laba akan menggunakan aktiva yang dimiliki untuk membiayai operasional, membayar dividen, dan membayar utang. Jika aktiva yang dimiliki tidak cukup maka pembayaran tersebut akan tertunda. H4: Profitabilitas memperkuat pengaruh likuiditas terhadap financial distress. H5: Profitabilitas memperkuat pengaruh leverage terhadap financial distress. III. METODE PENELITIAN Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dipilih menjadi tempat dari penelitian. Financial distress akan diukur dengan variabel dummy. Perusahaan non financial distress diberikan skor 0. Perusahaan yang mendapatkan laba sebelum pajak selama dua tahun berturut-turut menjadi kriteria dari pemberian nilai dummy. Sedangkan jika perusahaan mengalami kerugian sebelum pajak selama dua tahun berturut-turut maka akan diberi skor 1. Variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen serta menjadi alasan perubahan dari variabel dependen. (Sugiyono, 2012). Likuiditas dan leverage menjadi variabel independen dalam penelitian ini. Likuiditas akan diukur menggunakan current ratio berdasarkan penelitian Foster (1987) dan Widarjo dan Setiawan (2009). Leverage merupakan alat ukur untuk melihat potensi perusahaan memenuhi kewajibannya baik yang termasuk jangka panjang maupun jang-
4
ka pendek apabila perusahaan masuk dalam kondisi likuidasi. Dalam memperluas usahanya perusahaan akan membutuhkan pinjaman dana melalui pihak luar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Platt and Platt(2002),Widarjo dan Setiawan (2009), leverage diukur menggunakan total liabilities to total asset. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah suatu alat ukur untuk menunjukkan efektivitas manajemen didalam menghasilkan suatu keuntungan (laba). Laba dihasilkan melalui penjualan produk, maupun keuntungan dari penjualan saham.Menurut Jiming and Weiwei (2011) profitabilitas dapat diukur menggunakan debt assets ratio dan cash to current liabilities ratio, inventory turnover dan total assets turn over. Profitabilitas akan diukur menggunakan earnings per share (EPS). Populasi penelitian diambil dari BEI. Sebanyak 565 perusahaan manufaktur dijadikan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Metode dokumentasi dipilih dalam penelitian ini. Metode ini merupakan metode yang menggunakan dokumen-dokumen terdahulu sebagai data. Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan menelusuri informasi penting yang terdapat pada laporan keuangan. Selanjutnya informasi penting tersebut dicatat untuk digunakan sebagai sampel perusahaan. Regresi logistik dipilih sebagai alat analisis dari penelitian ini dikarenakan variabel dependen yang bersifat logistik untuk menganalisa variabel moderasi sebelumnya telah diujikan dalam penelitian Dewi (2014). Pada regresi logistik melakukan uji kelayakan model regresi, uji keseluruhan model, koefisien determinasi, dan pengujian simultan (Agresti, 2002). Sedangkan pada variabel moderasi menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Baron and Kenny (1986). Persamaan yang dibentuk se-
KEMAMPUAN PROFITABILITAS MEMODERASI PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
faktor. Terlebih lagi adanya krisis global yang terjadi pada tahun pengamatan,
Profitabilitas akan diukur menggunakan earnings per share (EPS). sehingga investor cenderung mengabaikan informasi EPS ini secara maksimal. Pupolasi penelitian diambil dari BEI. Sebanyak 565 perusahaan manufaktur dijadikan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Metode dokumentasi dipilih dalam penelitian ini. Metode ini merupakan metode yang menggunakan dokumen-dokumen terdahulu sebagai data. Metode dokumentasi dapat dilakukan Tabel 1.2 dengan menelusuri informasi penting yang terdapat pada laporan keuangan. Omnibus Tests of Model Coefficients Selanjutnya informasi penting tersebut dicatat untuk digunakan sebagai sampel perusahaan. Chidf Sig. Regresi logistik dipilih sebagai alat analisis dari penelitian ini dikarenakan square variabel dependen yang bersifat dummy.Regresi logistik untuk menganalisa Step 4.532 1 .033 variabel moderasi sebelumnya telah diujikan dalam penelitian Dewi (2014). Pada regresi logistik melakukan uji kelayakan model regresi, uji keseluruhan model, Step 4 Block 102.336 4 .000 koefisien determinasi, dan pengujian simultan (Agresti, 2002). Sedangkan pada Model 102.336 4 .000 variabel moderasi menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Baron and Sumber: Data diolah, 2015 Kenny (1986). Persamaan yang dibentuk sebagai berikut. g ( x) = β o + β1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + β4 X1.X3 + β5 X2.X3……………………... (1)
bagai berikut.
0,05. Hal ini berarti model dinyatakan fit, karena variabel independen yang ditamPada Tabel akan 1.2 diperoleh nilai chi-square 18.517. Nilai ini menolak bah memberikan pengaruh nyataH 0,000 < IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 0,05. Hal ini berarti model dinyatakan fit, karena variabel independen yang Pada tabel 1.1 memperlihatikan gambaran mengenai data deskriptifditambah untuk akan memberikan pengaruh nyata kepada model. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN kepada model. masing-masing variabel. Pada tabel 1.1 memperlihatikan Tabel 1.3 Model Summary gambaran mengenai data deskriptif unStep -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R Likehood Square Square tuk masing-masing variabel. 0
Likuiditas
N 565
Leverage
565
Profitabilitas
565
Tabel 1.1 Statistik Deskriptif Standar Mean Deviasi 2,967 11,393
4 258.372d Sumber: Data diolah, 2015
Minimum 0,030
.166
.351
Pada Tabel 5.5 diperoleh nilai 0,166 yang merupakan nilai dari Cox dan RPada Square.Tabel Sedangkan 0,351 merupakan nilai dariyang Nagelkerke’s R 5.5nilai diperoleh nilai 0,166 Square. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan sebesar 35,1 persen 247,440
Snell’s Maximum
merupakan nilai dari Cox dan Snell’s R Square. Sedangkan nilai 0,351 merupa2.194,577 32.128,259 Sumber: Data diolah, 2015 kan nilai dari Nagelkerke’s R Square. Pada tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa sebesari 2,967 merupakan rata-rata Pada tabel 1.1 dapat disimpulkan bahlikuiditas perusahaan amatan. Melihat nilai tersebut, dapat dikatakan perusahaan Berdasarkan nilai tersebut dapat disimmemiliki aktiva lancar yang cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. wa sebesar 2,967 merupakan rata-rata Nilai maksimum leverage sebesar 20,699 memunjukkan bahwa ada perusahaan pulkan sebesar 35,1 persen variabilitas sampel yang memiliki tingkat leverage tinggi dibandingkan nilai rata-rata sampel. likuiditas perusahaan amatan. Melihat Hal ini menunjukkan terdapat perusahaan yang memiliki nilai leverage tinggi dan dependen mampu dijelaskan oleh variaberesiko mengalami financial distress. Rasio profitabilitas memiliki nilai minimum nilai tersebut, dapatbahwa dikatakan perusasebesar -7.061,000 menunjukkan ada perusahaan sampel yang bel independen. Sedangkan 64,9 persen mendapatkan profit negatif. Profit negatif dapat terjadi karena krisis global. Saat krisis terjadi, perusahaan melakukan strategi pemasaran yang agar perusahaan tetap haan memiliki aktiva lancar cukyang menjadi sisanya dijelaskan melalui berjalan. Perubahan laba bersih antar periode amatan ini disebabkan oleh banyak variabeilitas dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan faktor. untuk Terlebih lagi adanya krisis global yang terjadi pada tahun pengamatan, up membayar kewajiban jangka 64,9 persen yang menjadi sisanya dijelaskan melalui variabel-variabel variabel-variabel lain diluar model pene-lain diluar sehingga investor cenderung mengabaikan informasi EPS ini secara maksimal. penelitian. pendeknya. Nilai maksimum leverage se- model litian. Tabel 1.2 besar 20,699 memunjukkan bahwa ada Tabel 1.4 Omnibus Tests of Model Coefficients Tabel Klasifikasi Chi-yangdf memiliki Sig. variabeilitas dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan perusahaan sampel tingsquare Predikasivariabel-variabel lain diluar 64,9 persen yang menjadi sisanya dijelaskan melalui Tabel 1.1 Tabel 1.1 Step 4.532 1 .033 kat leverage tinggi dibandingkan nilaipenelitian. Amatan model Financial Prediksi Step 4 Statistik Block Statistik 102.336 4 .000 Deskriptif Deskriptif Benar Tidak Ya Model 102.336 ini menunjukkan 4 .000 rata-rata sampel. Hal Standar Standar Tidak 506 4 99.2 Sumber: Data diolah, 2015 Financial Nperusahaan Minimum Maximum N MeanMean Deviasi Minimum Deviasi terdapat yang memiliki nilai Maximum Ya 9 16.4 Tabel 1.4 46 Step 4 Pada Tabel 1.2 diperoleh nilai chi-square 18.517. Nilai ini menolak H 0,000 < Persentase Tabel Klasifikasi 91.2 Likuiditas 0,030 Likuiditas 565ini565 0,030 2,967 beresiko 11,393 247,440 2,967 0,05. Hal berarti model dinyatakan fit, 11,393 karena variabel independen yang 247,440 leverage tinggi dan mengalaKeseluruhan ditambah akan memberikan pengaruh nyata kepada model. Predikasi Leverage Leverage 565 565 Data diolah, 2015 0,692 1,119 0,004 0,004 Sumber: 20,699 1,119 20,699 mi financial 0,692 distress. Rasio profitabilTabel 1.3 Amatan Financial Prediksi Berdasarkan pada Tabel 1.4, sebesar 91,2 persen kekuatan prediksi financial Model Summary Profitabilitas 565 Profitabilitas itas565 memiliki nilai minimum sebesar 32.128,259 7.061,000 2.194,577 7.061,000 758.428,000 Step -2 Log 2.194,577 Cox &32.128,259 Snell R Nagelkerke R distress dihasilkan oleh regresi. Berdasarkan hasil ini1.4, regresi memprediksi 758.428,000 Berdasarkan pada Tabel seBenar Tidak Ya Likehood Square Square perusahaan akan terkena financial distress sebanyak 9 perusahaan dari total 55 Sumber: diolah, 2015 Sumber: DataData diolah, 2015 -7.061,000 menunjukkan bahwa Tidak 506 4 99.2 4 258.372 .166 .351 ada besar 91,2 persen kekuatan prediksi fiperusahaan yang terkena financial distress. Financial Sumber: Data diolah, 2015 Ya 46 9 16.4 perusahaan sampel yang mendapatkan Step 4 nancial distress dihasilkan oleh regresi. 1.1 dapat disimpulkan bahwa sebesari 2,967 merupakan rata-rata PadaPada tabeltabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa sebesari 2,967 merupakan rata-rata Tabel 1.5 Pada Tabel 5.5 diperoleh nilai 0,166 yang merupakan nilai dari Cox dan Persentase 91.2 Variables in the Equation likuiditas perusahaan amatan. Melihat nilai tersebut, dikatakan perusahaan hasil ini regresi memprelikuiditas perusahaan amatan. Melihat nilai tersebut, dapat dikatakan Snell’s R Square. Sedangkan nilai 0,351 merupakan nilai dari dapat Nagelkerke’s R perusahaan profit negatif. Profit negatif dapat terjadi Berdasarkan Keseluruhan B Sig Square. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan sebesar 35,1 persen memiliki aktiva lancar cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. memiliki aktiva lancar yangyang cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Sumber: Data diolah, 2015 karena krisis global. Saat krisis terjadi, perusahaan akan terkena Likuiditas -.452financial .002 maksimum leverage sebesar 20,699 memunjukkan bahwa ada perusahaan Nilai Nilai maksimum leverage sebesar 20,699 memunjukkan bahwa ada diksi perusahaan Leverage .275 .048 perusahaan melakukan strategi pemasasampel memiliki tingkat leverage dibandingkan rata-rata sampel. sampel yangyang memiliki tingkat leverage tinggitinggi dibandingkan nilai nilai rata-rata sampel. Berdasarkan padasebanyak Tabel 1.4, sebesar 91,2 persen prediksi financial distress 9 perusahaan dari toLikuiditas by Profitabilitas -.006kekuatan .000 Halmenunjukkan ini menunjukkan terdapat perusahaan memiliki nilai leverage dan Hal ini terdapat perusahaan yangyang memiliki nilai leverage tinggitinggi dan Leverage by Profitabilitas .000 ini .000regresi memprediksi distress dihasilkan oleh regresi. Berdasarkan hasil ran agar perusahaan tetap berjalan. Petal 55 perusahaan yang terkena financial Sumber: Data diolah,distress 2015 beresiko mengalami financial distress. profitabilitas memiliki nilai minimum beresiko mengalami financial distress. RasioRasio profitabilitas memiliki nilaiakan minimum perusahaan terkena financial sebanyak 9 perusahaan dari total 55 rubahan laba bersih antar am- sampel perusahaan yang terkena financial distress. sebesar -7.061,000 menunjukkan bahwa ada perusahaan sampel sebesar -7.061,000 menunjukkan bahwa adaperiode perusahaan yangyang distress. Pada Tabel 1.5 dengan menggunakan metode forward wald, diketahui mendapatkan negatif terjadi karena global. mendapatkan profitprofit negatif. ProfitProfit negatif dapatdapat terjadi karena krisiskrisis global. Saat Saat variabel likuiditas menghasilkan nilai 0,002. Hal ini berarti financial distress atan ini negatif. disebabkan oleh banyak faktor. Tabel 1.5 negatif menunjukkan bahwa likuiditas dipengaruhitetap olehtetap likuiditas. Tanda terjadi, perusahaan melakukan strategi pemasaran perusahaan krisiskrisis terjadi, perusahaan melakukan strategi pemasaran agar agar perusahaan Terlebih lagibersih adanya krisis global yang berpengaruh negatif terhadap financial distress. Sebagian kekayaan perusahaan Variables in the Equation berjalan. Perubahan periode amatan ini disebabkan oleh banyak berjalan. Perubahan laba laba bersih antarantar periode amatan ini disebabkan oleh banyak tercermin dari aktiva lancar. Aktiva lancar akan digunakan untuk membayar B Sig faktor. Terlebih lagi adanya krisis global terjadi pada tahun pengamatan, terjadi pada tahun pengamatan, sehingfaktor. Terlebih lagi adanya krisis global yangyang terjadi pada tahun pengamatan, kewajibannya. Semakin banyak aktiva lancar yang dimiliki, maka perusahaan akan membayar kewajibannya tepat waktu, sehingga tidak akan mengalami sehingga investor cenderung mengabaikan informasi EPS ini secara maksimal. sehingga investor cenderung mengabaikan informasi EPS ini secara maksimal. Likuiditas -.452 .002 ga investor cenderung mengabaikan in- kondisi financial distress. NilaiLeverage signifikan untuk variabel leverage sebesar 0,048. alpha lebih besar .275 Nilai .048 formasi EPS ini secara maksimal. dari nilaiLikuiditas signifikansibyleverage. Hal ini berarti bahwa Profitabilitas -.006 leverage .000 berpengaruh 0,692
1,119
0,004 20,699 7.061,000 758.428,000
0
d
terhadap financial distress. Tanda positif pada tabel menunjukna pengaruh positif
by Profitabilitas .000 TabelTabel 1.2 1.2 variabel Leverage leverage terhadap financial distress. Tingkat.000 leverage yang tinggi akan Sumber: Data diolah, financial 2015 distress pada suatu perusahaan. Perusahaan mempertinggi kemungkinan Omnibus of Model Coefficients Omnibus TestsTests of Model Coefficients yang menginginkan adanya penambahan utang harus diiringi pula dengan Chi- Chidf df Sig. Sig. penambahan aktiva. Ketidaksiapan penambahan aktiva ini yang akan Pada dengan menggunakan metode forward wald, diketahui square square mengarahkan perusahaan kepada situasi distress. Tabel 1.5 Pada Tabel 1.5 financial dengan mengguvariabel likuiditas menghasilkan nilai 0,002. Hal ini berarti financial distress Variabel profitabilitas memoderasi likuiditas terhadap financial distress 4.532 1 .033 .033 Step Step 4.532 1 dipengaruhi oleh likuiditas. Tanda negatif menunjukkan likuiditas nakan metode forward wald, diketahui menghasilkan nilai yang lebih kecil dari alphasebesar 0,000. Dapatbahwa disimpulkan variabel profitabilitas mampu distress. memoderasi pengaruh kekayaan likuiditas terhadap 4 Block 102.336 102.336 4 .000 .000 bahwa Step Step 4 Block 4 berpengaruh negatif terhadap financial Sebagian perusahaan variabel likuiditas menghasilkan nilai financial distress. Tanda negatif terlihatakan pada kolom B menyatakan tercermin dari aktiva lancar. Aktivayang lancar digunakan untukbahwa membayar Model102.336 102.336 4 .000 .000 profitabilitas Model 4 memperlemah pengaruh likuiditas terhadap financial distress. Melihat kewajibannya. Semakin aktiva lancar yang dimiliki, maka perusahaan 0,002. Halbanyak ini berarti financial distress Sumber: diolah, Sumber: DataData diolah, 20152015
akan membayar kewajibannya tepat waktu, sehingga tidak akan mengalami dipengaruhi oleh likuiditas. Tanda negakondisi financial distress. 0,000 < Tabel 1.2 diperoleh nilai chi-square 18.517. ini menolak H0 untuk < PadaPada Tabel 1.2 diperoleh nilai diperoleh chi-square 18.517. Nilai Nilai ini menolak H0 0,000 Pada Tabel 1.2 nilai chi-square Nilai signifikan variabel leverage 0,048. Nilai alpha lebih besar tif menunjukkan bahwasebesar likuiditas berini berarti model dinyatakan fit, karena variabel independen 0,05.0,05. Hal Hal ini berarti model dinyatakan fit, karena variabel independen yangyang dari nilai signifikansi leverage. Hal ini berarti bahwa leverage berpengaruh 18.517. Nilai ini menolak H0 0,000 < pengaruh negatif terhadap financial disditambah memberikan pengaruh kepada model. ditambah akanakan memberikan pengaruh nyatanyata kepada model. terhadap financial distress. Tanda positif pada tabel menunjukna pengaruh positif variabel leverage terhadap financial distress. Tingkat leverage yang tinggi akan 5 Vol.6 No.1,Februari 2016 Jurnalfinancial Riset Akuntansi TabelTabel 1.3 1.3 mempertinggi kemungkinan distress padaJUARA suatu perusahaan. Perusahaan Model Summary yang menginginkan adanya penambahan utang harus diiringi pula dengan Model Summary penambahan -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R aktiva. Ketidaksiapan penambahan aktiva ini yang akan Step Step -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R mengarahkan perusahaan kepada situasi financial distress. Likehood Square Square Square Likehood Square Variabel d d 4 258.372 4 258.372 .166 .166 .351 .351profitabilitas memoderasi likuiditas terhadap financial distress menghasilkan nilai yang lebih kecil dari alphasebesar 0,000. Dapat disimpulkan Sumber: diolah, Sumber: DataData diolah, 20152015 bahwa variabel profitabilitas mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap
tress. Sebagian kekayaan perusahaan mengalami financial distress. tercermin dari aktiva lancar. Aktiva lan- Variabel profitabilitas memodercar akan digunakan untuk membayar asi leverage terhadap financial distress kewajibannya. Semakin banyak aktiva menghasilkan nilai lebih kecil dari alpha lancar yang dimiliki, maka perusahaan sbesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa akan membayar kewajibannya tepat variabel profitabilitas mampu memoderwaktu, sehingga tidak akan mengalami asi pengaruh leverage terhadap finankondisi financial distress. cial distress. Tanda positif yang terlihat Nilai signifikan untuk variabel pada kolom B menyatakan bahwa profleverage sebesar 0,048. Nilai alpha leb- itabilitas memperkuat pengaruh leverih besar dari nilai signifikansi leverage. age terhadap financial distress. Melihatmengalami finan nilai signifikan yang didapatkan, maka prediksi perusahaan Hal ini berarti bahwa leverage distress berpen-diperlemah nilai signifikan yang didapatkan, oleh variabel profitabilitas pada maka tingkat kepercayaan persen. Profitabilitas mampu memperlemah pengaruh positif garuh terhadap financial distress. Tanda prediksi perusahaan mengalami finan- likuiditas terha financial distress dapat disebabkan oleh pengelolaan aktiva yang baik y positif pada tabel menunjukna pengaruh cial distress diperkuat oleh variabel profdilakukan oleh pihak manajemen, sehingga menghasilkan profit tertentu. Dim positif variabel leverage terhadap finanpada perusahaan tingkat kepercayaan 95 aktiva lancar a setiap profit itabilitas yang didapatkan dari pengelolaan digunakan membayar kewajiban dapatmemperkuat perusahaan. Hal ini akan menyebab cial distress. Tingkat leverage yang tinggi untuk persen. Profitabilitas penurunan perusahaan mengalami financial distress. akan mempertinggi kemungkinan finanterhadap Variabel pengaruh profitabilitasleverage memoderasi leverage financial terhadap financial distr cial distress pada suatu perusahaan. setiap profit disimpulkan bah menghasilkandistress nilai lebihdisebabkan kecil dari alphaoleh sbesar 0,000. Dapat variabel profitabilitas mampu memoderasi pengaruh leverage Perusahaan yang menginginkan adanya yang didapatkan oleh perusahaan tidak terhadap finan distress. Tanda positif yang terlihat pada kolom B menyatakan bahwa profitabil penambahan utang harus diiringi pula pengaruh digunakan untuk membayar Ada memperkuat leverage terhadap financialutang. distress. Melihat nilai signifi dengan penambahan aktiva. Ketidaksiakemungkinan profitperusahaan digunakan untuk financial distr yang didapatkan, maka prediksi mengalami diperkuat variabeloperasional profitabilitas rutin pada seperti tingkat pemkepercayaan 95 pers pan penambahan aktiva ini yang akan oleh kegiatan Profitabilitas dapatmemperkuat pengaruh leverage terhadap financial distr mengarahkan perusahaan kepada situ- oleh bayaran gaji sehingga kewajiban utang tidak diguna disebabkan setiap profit yang didapatkan oleh perusahaan asi financial distress. tidakutang. dibayar waktu. Hal akan untuk membayar Adatepat kemungkinan profitini digunakan untuk kegia operasional rutin seperti pembayaran gaji sehingga kewajiban utang tidak diba Variabel profitabilitas memodera- menyebabkan peningkatan perusahaan tepat waktu. Hal ini akan menyebabkan peningkatan perusahaan mengal si likuiditas terhadap financial financial distress mengalami financial distress. distress. menghasilkan nilai yang lebih kecil dari Tabel 1.6 Variables not in the Equation alphasebesar 0,000. Dapat disimpulkan Sig. bahwa variabel profitabilitas mampu meProfitabilitas .542 moderasi pengaruh likuiditas terhadap Sumber: Data diolah, 2015 financial distress. Tanda negatif yang Pada Tabel 1.6 dengan menggunakan metode forward wald, diketa terlihat pada kolom B menyatakan bah Pada Tabel 1.6 dengan mengguvariabel profitabilitas menghasilkan nilai sebesar 0,54. Maka dapat disimpul wa profitabilitas memperlemah pengaruh nakan metode forward wald, diketahuiHal ini dapat ter bahwa financial distress tidak dipengaruhi oleh profitabilitas. krisis global padaprofitabilitas tahun pengamatan. Dimana saatnilai krisis terjadi, EPS ti likuiditas terhadap financial akibat distress. variabel menghasilkan mempengaruhi financial distress. Perubahanlaba bersih antar periode amatan Melihat nilai signifikan yang didapatkan, sebesar 0,54. Maka dapat disimpulkan disebabkan oleh banyak faktor. Terlebih lagi adanya krisis global yang terjadi p maka prediksi perusahaan mengalami fi- bahwasehingga financial distress tidak dipen- informasi EPS tahun pengamatan, investor cenderung mengabaikan secara maksimal. Hal ini menyebabkan pihak manajemen nancial distress diperlemah oleh variabel garuhi oleh profitabilitas. Hal ini dapat kurang termoti untuk mengetahui financial distress melalui proksi ini. profitabilitas pada tingkat kepercayaan terjadi akibat krisis global pada tahun 95 persen. Profitabilitas mampu pengamatan. V. memSIMPULAN DAN SARAN Dimana saat krisis terjadi, hasil tidak yang diperoleh ditarik kesimpulan perlemah pengaruh positif likuiditas Adapun ter- EPS mempengaruhi financial bahwa dis- variabel finan distress dipengaruhi oleh likuiditas. Arah pengaruh likuiditas adalah neg hadap financial distress dapat disebab- tress. Perubahanlaba bersih antar periVariabel financial distress dipengaruhi oleh leverage. Arah pengaruh lever kan oleh pengelolaan aktiva yang baik ode amatantidak ini disebabkan oleh banyak adalahpositif. Profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress. Varia profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara yang dilakukan oleh pihak manajemen, faktor. Terlebih lagi adanya krisislikuiditas global terhadap finan distress. Variabel hubungan antara lever sehingga menghasilkan profit tertentu. yangprofitabilitas terjadi padamampu tahunmemoderasi pengamatan, seterhadap financial distress. Variabel profitabilitas mampu memoderasi penga Dimana setiap profit yang didapatkan hingga mengabaikan variabel likuiditas daninvestor leverage cenderung terhadap financial distress. Penelitian ini ti mempertimbangkan kondisi perusahaan yang perusahaan dari pengelolaan aktiva lan- informasi EPS di ini luar secara maksimal. Haldapat memberi konsekuensi ekonomi, seperti pergantian pemerintah, kebijakan pemerin car akan digunakan untuk membayar ini menyebabkan pihak manajemen kutingkat inflasi, serta terjadinya bencana alam. Dalam pengambilan sampel, da kewajiban perusahaan. Hal ini rang termotivasi mengetahui fipulaakan menggunakan jenis industriuntuk lain. Dengan menggunakan industri y berbeda, maka pengaruh dari masing-masing variabel menyebabkan penurunan perusahaan nancial distress melalui proksi ini. akan dapat dibanding
6
dengan industri manufaktur pada penelitian ini untuk melihat variasi yang terj
KEMAMPUAN PROFITABILITAS MEMODERASI PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
V. SIMPULAN DAN SARAN Adapun hasil yang diperoleh ditarik kesimpulan bahwa variabel financial distress dipengaruhi oleh likuiditas. Arah pengaruh likuiditas adalah negatif. Variabel financial distress dipengaruhi oleh leverage. Arah pengaruh leverage adalah positif. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap financial distress. Variabel profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara likuiditas terhadap financial distress. Variabel profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara leverage terhadap financial distress. Variabel profitabilitas mampu memoderasi pengaruh variabel likuiditas dan leverage terhadap financial distress. Penelitian ini tidak mempertimbangkan kondisi di luar perusahaan yang dapat memberikan konsekuensi ekonomi, seperti pergantian pemerintah, kebijakan pemerintah, tingkat inflasi, serta terjadinya bencana alam. Dalam pengambilan sampel, dapat pula menggunakan jenis industri lain. Dengan menggunakan industri yang berbeda, maka pengaruh dari masing-masing variabel akan dapat dibandingkan dengan industri manufaktur pada penelitian ini untuk melihat variasi yang terjadi. Pada penelitian ini financial distress tidak dipengaruhi oleh profitabilitas yang diproksikan dengan EPS. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi lain. DAFTAR PUSTAKA Agresti, Alan. 2002. Categorical Data Analysis. John Wiley & Sons. United Stated of America.: p.166. Altman, Edward I. (1968): Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. In: The Journal of Finance, 22(4), p.589- 609. Apriada, Kadek. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal dan Profitabilitas pada Nilai Perusahaan. Program Magister Program Studi Pascasarjana UniversiVol.6 No.1,Februari 2016
tas Udayana: Denpasar. Baldwin, Carliss Y, and Scoot p. Masson. 1983. The Resolution of Claims in Financial Distress – The Case of Massey Ferguson. Journal of Finance 38, No.3. Baron, R. M. and Kenny, D. A. 1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 51, No. 6, p.1173-1182. Beaver, W.H., M. Correia and M. McNic Hols. 2010. Financial Statement Analysis and the Prediction of Financial Distress. Foundations and Trends in Accounting. Vol. 5, No.2. p.99-173. Dewi, Made Yustiari dan Sujana, I Ketut. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas pada Praktik Perataan Laba dengan Jenis Industri sebagai Variabel Pemoderasi di Bursa Efek Indonesia. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana: Denpasar Emery, R.D. and Finnerty, D.J. 1997. Corporate Finance Management. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc. Foster, G. 1986. Financial Statement Analysis. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs. Hardiyanti, Ni Made Maya. 2012. Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas: Surabaya. Hartono. 2005. Hubungan Teori Signalling dengan Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Manajemen: p.35-48. Hasymi, Mhd. 2007. Analisis Penyebab Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Studi Kasus pada Perusahaan Bidang Konstruksi PT X. Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
7
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro: Semarang. Hidayah, Hanik. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Rasio Aktivitas dalam Memprediksi Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Aneka Industri yang Terdaftar di BEI Tahun 20092013). Fakultas Ekonomi Muria Kudus: Kudus. Hidayat, Muhammad Arif. 2013. Prediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012). Hill, N. T; S.E. Perry dan S. Andes. 1996. Evaluating Firms in Financial Distress: An Event History Analysis. Journal of Applied Business Research, Vol. 12, No. 3, p. 60-71. Hofer, C. W. 1980. Turnaround Strategies. Journal of Business Strategy 1, p.19-31. Jahur, M. S. dan N. S. M. Quadir. 2012. Financial Distress in Small and Medium Enterpreses (SMES) of Bangladesh: Determinats and Remedial Measures. Economia, Serial Management, Vol. 15, Issue 1. Jiming, L., dan Weiwei, D. 2011. An empirical study on the corporate financial distress prediction based on logistic model: evidence from china’s manufacturing industry. International Journal of Digital Content Technology and its Applications, 5(6). Kordestani, G. et al. 2011. Ability of Combinations of Cash Flow Components to Predict Financial Distress. Business: Theory and Practice. Vol. 12, No. 3. p. 277-285. Lau, A. H. 1987. A Five State Financial Distress Prediction Model. Journal of Accounting Research 25, p.127138. McCue, M. J. 1991. The Use of Cash Flow to Analyze Financial Distress
8
in California Hospitals. Hospitals and Health Service Administration, p.223-241. Modigliani, Frangco dan Merton H. Miller. 1958. The Cost of Capital, corporation Finance and the Theory of Investment. The American Economic Review. Vol. 48, No. 3. Jun, 1985. p. 261-297. Parulian, Safrida Rumondang. 2007. Hubungan Struktur Kepemilikan, Komisaris Independen, dan Kondisi Financial Distress Perusahaan Publik, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 No. 3, Desember 2007: p.263-274. Platt Harlan D., Platt Marjotie B., 2002, Predicting Corporate Financial Distress: Reflections on Choice-Based Sample Bias, Journal Economics and Finance, Vol. 26 No. 2, 2002, p.184-197. Tirapat, Sunti dan A. Nittayagasetwat. 1999. An Investigation of Thai Listed Firms’ Financial Distress Using Macro and Micro Variables. Multinational Finance Journal, Vol 3: p.103-125. Rajan, Raghuram G. dan Luigi Zingales (1995). What Do We Know about Capital Structure? Some Evidance from International Data. TheJournal of Finance. Vol. 50. No. 5, Dec. 1995. p.1421-1460. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Wahyuningtyas, Fitria. 2010. Penggunaan Laba dan Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress (Studi Kasus pada Perusahaan Bukan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2008). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang. Whitaker, R. B. 1999. The Early Stages of Financial Distress. Journal of Economics and Finance, Vol. 23, p.123-133. Widarjo, Wahyu,. Setiawan, Doddy.
KEMAMPUAN PROFITABILITAS MEMODERASI PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
2009. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11 No. 2, Agustus 2009, p.107-119.
Vol.6 No.1,Februari 2016
http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Information/ForCompany/ Panduan-Go-Public.pdf www.bi.go.id
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
9