PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS I Ketut Sunarwijaya Fakkultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar Email :
[email protected] ABSTRACT Financial distress is a condition that describes the state of a company that is experiencing financial difficulties, it means the company in a position that is not safe from the threat of bankruptcy or failure of the company's business. Financial distress occurs when a company is experiencing financial difficulties that can be caused by various reasons. This study aimed to determine the effect of liquidity, leverage, managerial ownership and institutional ownership to financial distress. The population in this study are all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2013-2015. The research sample was determined by using purposive sampling and obtained 63 samples of the study. Data analysis technique used is logistic regression. The results showed that the variables of liquidity, leverage, managerial ownership and institutional ownership has no effect to financial distress with level of significance respectively 0.643, 0.096, 0.168, and 0.164. Keywords:
I.
liquidity, leverage, managerial ownership, institutional ownership, and financial distress.
PENDAHULUAN Kinerja
dalam Emrinaldi (2007) menyatakan memiliki
bahwa penyebab kesulitan keuangan
peranan yang sangat penting bagi
dapat dikelompokkan menjadi tiga
perusahaan. Kinerja keuangan yang
yaitu kondisi ekonomi secara makro,
baik
kebijakan industri dan keuangan, dan
dapat
keuangan
menyebabkan
reaksi
positif bagi investor yang dicerminkan
perilaku
dari
Anggarani (2010) menyatakan bahwa
meningkatnya
nilai
saham.
kreitur
debitur.
Sedangkan kinerja keuangan yang
financial
tidak baik akan direspon negatif oleh
serangkaian kesalahan, pengambilan
investor dengan menurunnya harga
keputusan
saham. Kinerja keuangan yang tidak
kelemahan-kelemahan
baik
masalah-
berhubungan
dikenal
menyumbang
mengakibatkan
masalah dengan
keuangan istilah
yang
financial
distress.
maupun
distress
dan
yang
terjadi tidak
tepat, yang
yang secara
tidak
karena
langsung
dan saling dapat
langsung kepada
Financial distress dapat diakibatkan
manajemen serta tidak adanya upaya
oleh
mengawasi
kinerja
keuangan.
keuangan
Long
dan
Evenhouse
non
kondisi
keuangan
(1989) 1
sehingga
penggunaan
uang
tidak
EPS
sebagai
ancaman
financial
yang
paling
terlihat
distress membuat perusahaan harus
perusahaan
mengalami
memiliki strategi yang tepat untuk
dalam
usahanya.
mengantisipasi kondisi-kondisi yang
menggambarkan
menyebabkan
perusahaan
masalah-masalah
keuangan
yang
terjadi.Financial
perusahaan terjadinya likuidasi
yang
keuangan
terjadi
dan
keuntungaan
yang
diperoleh
pada
pertumbuhan yang baik dimasa yang
kebangkrutan (Platt
EPS
sendiri tahap
kondisi
kerugian
periode tersebut. Perusahaan memiliki
sebagai
penurunan
ketika
mungkin
distress
didefinisikan
proksi
financial distress karena rasio EPS
sesuai dengan keperluan. Adanya
Penggunaan
akan
datang
periodenya.
ataupun
negatif
2002),
EPS
positif
secara terus menerus pada setiap
sebelum
Platt,
apabila
Sebaliknya
dalam
EPS
beberapa
menggambarka
prospek
yang
periode
laba
yang
Emrinaldi (2007) menyatakan bahwa
tidak baik dan juga pertumbuhan
financial
perusahaan
distress
merupakan
kesulitan keuangan yang dimulai dari
sehingga
hal
tersebut
tidak menarik bagi para investor.
kesulitan keuangan jangka pendek
Secara
umum
(likuiditas) sebagai indikasi kesulitan
akan
keuangan yang paling ringan, sampai
dalam keadaan stabil baik dari segi
kepernyataan
keuangan
kebangkrutan
yang
produktif
perusahaan
jikan
maupun
nonkeuangan.
merupakan kesulitan keuangan yang
Kesuksesan
paling berat.
banyak ditentukan oleh karakteristik
Financial menjadi
momok
distress bagi
suatu
perusahaan
sudah
strategis dan manajerial perusahaan.
perusahaan
Strategi tersebut termasuk mencakup
karena financial distress dapat terjadi
mengenai
bagaimana
pada seluruh jenis perusahaan baik
keuangan
dan
itu
maupun
perusahaan.
perusahaan
perusahaan
besar
Strategi
tata
kelola
nonkeuangan nonkeuangan
perusahaan
kecil,
ataupun
yang dalam hal ini adalah tata kelola
perusahaan
menengah.
Katagori
perusahaan
perusahaan yang mengalami financial
governance)
distress dalam penelitian ini adalah
memastikan
perusahaan yang mempunyai earning
pengelolaan
per
menyimpang dari rencana yang telah
share
(EPS)
yang
negatif.
(good
corporate
diperlukan arah
strategi
perusahaan
untuk dan tidak 2
ditetapkan.
Corporate
governancedapat suatu
diartikan
aturan,
sebagai
prosedur,
dan
penelitian ini adalah likuiditas dan leverage.
Likuiditas
adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam
hubungan yang jelas antara pihak-
membayar
kewajiban
pihak pengambil keputusan dengan
perusahaan
yang
pihak yang melakukan pengawasan.
dilunasi (kewajiban jangka pendek).
Proksi
Semakin
corporate
governance
yang
likuid
keuangan
harus
suatu
segera
perusahaan
digunakan dalam penelitian ini adalah
maka perusahaan tersebut semakin
kepemilikan
terhindar
manajerial,
kepemilikan
dan
institusional.
Kepemilikan
manajerial
menyelaraskan
antara
dari
ancaman
financial
distress. Sedangkan leverage adalah
dapat
seberapa besar aktiva yang dimiliki
kepentingan
perusahaan berasal dari hutang atau
manajerial dan kepentingan investor
modal,
sehingga mampu menjadi mekanisme
dapat diketahui posisi perusahaan
yang
masalah-
dan kewajibannya yang bersifat tetap
masalah keagenan antara manajemen
kepada pihak lain serta keseimbangan
dan investor. Sementara kepemilikan
nilai aktiva tetap dengan modal yang
institusional
kepemilikan
ada. Leverage timbul dari aktivitas
perusahaan oleh institusi/perusahaan
penggunaan dana perusahaan yang
lain.
berasal
dapat
mengurangi
adalah
Dengan
adanya
institusional
dapat
efisiensi
kepemilikan meningkatkan
penggunaan
perusahaan,
aktiva
dengan
adanya
sehingga
dari
dengan
pihak
rasio
ketiga
ini
dalam
bentuk hutang. Penggunaan dana ini akan
berakibat
kewajiban
bagi
pada
timbulnya
perusahaan
kepemilikan institusional diharapkan
mengembalikan
akan
atas
dengan bunga pinjaman yang timbul.
manajemen.Dengan
Jika keaadaan ini tidak diimbangi
adanya
pengawasan
keputusan demikian,
penerapan
perusahaan
yang
menghindarkan
tata baik
perusahaan
financial oleh
dengan pemasukan perushaan yang
dapat
baik, besar kemungkinan perusahaan
dari
dengan mudah mengalami financial
keuangan
distress. Berdasarkan penjelasan yang
corporate
distress
kinerja yang
beserta
kelola
financial distress. Selain
pinjaman
untuk
juga
governance,
telah disampaikan di atas, maka judul
dipengaruhi
penelitian
keuangan. digunakan
ini
adalah
“Pengaruh
Kinerja
Likuiditas,
Leverage,
Kepemilikan
dalam
Manajerial,
dan
Kepemilikan 3
Institusional Terhadap Kemungkinan
perusahaan. Sebaiknya perusahaan
Terjadinya Financial Distress”.
memiliki rasio likuiditas lebih dari
II.
LANDASAN TEORI DAN
dua
HIPOTESIS
perusahaan
2.1. Teori Keagenan
agar
dapat
dikatakan
dalam
bahwa
kondisi
likuid
(Ardiyanto, 2011). Ini berarti bahwa
Jensen dan Meckling (1976)
perusahaan mempunyai aktiva lancar
menyatakan bahwa hubungan agensi
dua
sebagai suatu kontrak di bawah satu
kewajiban lancarnya, sehingga jika
atau lebih prinsipal yang melibatkan
dibutuhkan
agen untuk melaksanakan beberapa
kewajiban lancarnya sewaktu-waktu
layanan
perusahaan dapat menyediakan dana
bagi
mereka
dengan
kali
lebih
besar
dana
menutup
melakukan pendelegasian wewenang
tersebut
pengambilan keputusan kepada agen.
Kristijadi (2003), semakin besar rasio
Supriadi
likuiditas
(2004)menyatakan
pemisahan
bahwa
kepemilikan
dan
pengendalian merupakan salah satu faktor yang memicu timbulnya konflik keagenan.
Konflik
keagenan
dengan
ntuk
daripada
perusahaan
dikatakan 2.3.
Modal
beragam
Perusahaan
perusahaan
dalam
dapat
perusahaan
Leverage
berasal
menghambat
dan
semakin sehat dalam pengelolaannya.
yang dan
maka
bahwa
timbul antara berbagai pihak memiliki kepentingan
cepat.Almila
saham
perusahaan
dari di
berbagai dapat
dapat sumber.
menerbitkan
pasar
modal
untuk
mencapai kinerja yang positif guna
mendapatkan
menghasilkan nilai bagi perusahaan
Selain itu, perusahaan juga dapat
itu
memperoleh
sendiri
Sistem
juga
bagi
kontrak
shareholder.
kerja
dalam
perusahaan
dana dari investor. dana dan
dari
pemilik
melalui
hutang.
perusahaan yang jelas kemungkinan
Hutang dapat berasal dari hutang
menjadi salah satu cara mengurangi
obligasi maupun hutang pada pihak
konflik
ketiga.
keagenan
untuk
menekan
Namun
hutang
akan
perbedaan kepentingan prinsipal dan
menimbulkan kewajiban perusahaan
agen dalam perusahaan.
untuk
2.2. Likuiditas
jumlah
Rasio likuiditas adalah rasio pembagian dengan
jumblah
kewajiban
aktiva jangka
lancar pendek
membayarkan hutang
keseluruhan
ditambah
beban
bunga. Rasio leverage menunjukkan seberapa
besar
aktiva
perusahaan
dibiayai oleh hutang. Fitdiani (2009) 4
menyatakan
bahwa
rasio
leverage
diyakini memiliki kemampuan yang
menunjukkan bahwa seberapa besar
lebih
sebuah
individu
perusahaan
menggunakan
baik
(Darminto,
hutang untuk membiayai operasinya.
monitoring
Tingkat
pemilik
leverage
yang
kecil
daripada yang
kepemilikan
2012).
Fungsi
dilakukan
institusi
akan
membuat
menunjukkan menunjukkan kenerja
perusahaan
kinerja
penggunaan aktiva sebagai sumber
keuangan
karena
semakin
menyebabkan
baik tingkat
pendapatan yang semakin tinggi. 2.4.
KepemilikanManajerial Kepemiklikan
adalah
saham
daya
lebih
oleh
perusahaan
perusahaan dalam operasinya.
Dengan
adanya
pengawasan
pemilik
institusi
maka
yang
lebih
berpihak
pemilik
Kepemilikan saham oleh manajemen
menghindarkan
perusahaan
membuat
kesalahan
mempunyai
fungsi
manajemen ganda
yaitu
sebagai pemilik perusahaan sekaligus tersebut.
Kepemilikan
perusahaan manajerial
dapat 2.6.
Financial sebuah
efektif
sedang
dapat
strategi
yang
kerugian
bagi
distress
adalah
menggambarkan perusahaan
mengalami
yang
kesulitan
membawa
keuangan, artinya perusahaan dalam
pada kualitas pelaporan yang lebih
posisi yang tidak aman dari ancaman
baik (Merkusiwati, 2014).
kebangkrutan atau kegagalan pada
2.5.
yang
dari
Financial distress
keadaan
monitoring
dapat
perusahaan.
corporate governancce yang sangat sarana
kepentingan
perusahaan
menimbulkan
yang
satu
pada
pemilihan
kondisi
salah
keputusan
sehingga
merupakan salah satu mekanisme sebagai
dari
baik, lebih bertanggung jawab, dan
dimiliki oleh manajemen perusahaan.
pengelola
dalam
manajemen senantiasa menjadi lebih
manajerial
sebagai
efisien
usaha perusahaan. Financial distress
Kepemilikan Institusi Kepemilikan institusi adalaah
jumlah
saham
perusahaan
yang
terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan
keuangan
disebabkan
atau organisasi. Kepemilikan institusi
sebab. Salah satu penyebab financial
merupakan salah satu faktor yang
distress adalah adanya serangkaian
mempengaruhi
kesalahan,
perusahaan.
Kepemilikan
sebuah institusi
berbagai
dapat
dimiliki oleh institusi, badan usaha,
kinerja
oleh
yang
pengambilan
macam
keputusan
yang tidak tepat, dan kelemahan5
kelemahan yang saling berhubungan yang
dapat
langsung
menyumbang
maupun
tidak
secara langsung
1) Seluruh
perusahaanmanufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 20132015.
kepada manajemen serta kurangnya
2) Perusahaan
upaya mengawasi kondisi keuangan
laporan
sehingga
tahun 2013-2015.
penggunaan
uang
tidak
mempublikasikan
tahunan
berturut-turut
sesuai dengan keperluan (Brigham
3) Perusahaan memiliki data lengkap.
dan Daves, 2003) dalam Anggarani
3.2. Identifikasi Variabel
(2010).
3.2.1. Variabel Independen
2.7. H1:
Perumusan Hipotesis
Variabelindependenmerupakan
Likuiditas berpengaruh negatif
terhadap
kemungkinan
terjadinya
financial distress H2:
Leverage
terhadap
berpengaruh
kemungkinan
positif
terjadinya
kemungkinan
negatif
terhadap
terjadinya
Kepemilikan
berpengaruh kemungkinan
pengaruhiataumenjadisebabperubaha /
terikat(Sugiyono, 2012:59). Variabel independen
dalam
penelitian
ini
manajerial financial
distress H4:
di
adalah:
Kepemilikan
berpengaruh
yang
ndantimbulnyavariabeldependen
financial distress H3:
variabel
institusional
negatif terjadinya
terhadap financial
distress
1. Likuiditas Rasio
likuiditas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya. diproksikan
Rasio dengan
likuiditas mengunakan
current ratio yang membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar
III.
Metode Penelitian
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(kurniasari, 2009). Current ratio (CR) dihitung dengan cara sebagai berikut:
CR
AktivaLancar x100% KewajibanL ancar
2. Leverage
pada tahun 2013-2015. Sedangkan
Rasio
leverage
menunjukkan
Sampeldalampenelitianinidipilihdenga
persentase aktiva perusahaan yang
nmetodepurposive
didukung oleh pendanaan hutang.
samplingdengankriteriaberikutini.
Rasio leverage dalam penelitian ini 6
diproksikan debt
to
dengan
asset
ratio
menggunakan (DAR)
3.2.2. Variabel Dependen
yang
Variabeldependenadalahvariabe
mengukur jumlah aset/aktiva yang
l
dibiayai oleh hutang. Debt to asset
pengaruhiataumenjadiakibatkarenaad
ratio dihitung dengan cara berikut ini.
anyavariabelbebas(Sugiyono, penelitian ini adalah financial distress. Financial distress dalam penelitian ini
3. Kepemilikan manajerial manajerial
(KM)
merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif
ikut
dalam
pengambilan
keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial diukur dengan membagi kepemilikan saham oleh manajemen dibagi dengan total saham seperti yang ditunjukkan pada rumusan di kepemilikan manajerial dibawah ini.
KM
di
2012:59). Variabel dependen dalam
TotalHu tan g DAR x100% TotalAktiv a Kepemilikan
yang
Kepemilika nSahamManajemen x100% TotalSahamBeredar
didefinisikan
sebagai
perusahaan
yang memiliki laba per lembar saham (earning per share) negatif. 3.3.
TeknikAnalisis Data
3.3.1. Statistikdeskriptif Statistikdeskriptifmemberikang ambaransuatu
data
dilihatdarinilai
yang minimum,
nilaimaksimum,
rata-rata,
danstandardeviasi(Ghozali, 2012:19).Statistikdeskriptifmenggamb arkanataumendiskripsikan data yang menjadisebuahinformasi
yang
lebihjelasdanmudahuntukdipahami. 4. Kepemilikan institusional
3.3.2. Uji multikolinearritas
Kepemilikan institusional (KI) adalah
Model regresi sebaiknya tidak
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
terdapat gejala korelasi yang kuat
institusi.
diantara variabel bebasnya. Pengujian
Kepemilikan
institusional
diukur dengan membagi kepemilikan
multikolinearitas
saham oleh institusi dibagi dengan
matrik korelasi antara variabel bebas
total saham beredar seperti yang
untuk
ditunjukkan pada rumus dibawah
variabel bebas. Jika terdapat korelasi
ini.
yang cukup tinggi (> 90%), hal ini
Kepemilika nSahamInstitusi KI x100% TotalSahamBeredar
melihat
mengindikasikan
menggunakan korelasi
antara
adanya
multikolinearitas. 7
3.3.3. Analisis regresi logistik (Ghozali,
2016)
menyatakan
bahwa kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan goodness of fit untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model. Goodness of test dapat dilakukan dengan
memperhatikan
output
goodness of fit. Adapun model regresi logistik dalam penelitian ini adalah:
Ln
FD 0 1CR 2 DAR 3KM 1 FD Dimana: Β0-β4 : Koefisienregresi FD :Financial distress
DAR KM KI FD Valid N (listwise)
Tabel
4.1
dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel diproksikan ratio
(CR)
:Kepemilikaninstit usional : Standard error
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil uji statistik deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Statistik deskriptif yang digunakan 4 KI e dalam penelitian ini adalah nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Std. Deviation 6.95761 6.13035 5.44565 17.88369 .50395
63
Berdasarkan hasil uji statistik pada
E
: Current ratio : Debt to asset ratio : Kepemilikan manajerial
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Minimu Maximu N m m Mean 23.122 63 11.00 37.74 9 19.379 63 4.89 26.00 2 15.371 63 3.97 26.43 4 70.073 63 38.12 95.50 3 63 .00 1.00 .4921
CR
deskriptif
CR DAR KM KI
maksimum 37,74, nilai ratarata 23,12, dan nilai standar
likuiditas
yang
dengan
current
memiliki
minimum sebesar 11,00, nilai
nilai
deviasi sebesar 6,96. 2. Variabel diproksikan
leverage dengan
yang debt
to 8
asset ratio (DAR) memiliki nilai
rata 70,07, dan nilai standar
minimum sebesar 4,89, nilai
deviasi sebesar 17,88. 5. Variabel financial distres (FD)
maksimum sebesar 26,00, nilai rata-rata sebesar 19,38, dan
memiliki
nilai standar deviasi sebesar
sebesar 0,00, nilai maksimum
6,13.
1,00, nilai rata-rata 0,49, dan
3. Variabel
kepemilikan
0,50. 4.2.
Hasil uji multikolinearitas
maksimum sebesar 26,43, nilai rata-rata
15,37,
dan
Uji multikolinearitas dilakukan
nilai
untuk
standar deviasi sebesar 5,45. 4. Variabel
minimum
nilai standar deviasi sebesar
manajerial (KM) memilki nilai minimum sebesar 3,97, nilai
nilai
menunjukkan
tidaknya
kepemilikan
variabel
gejala bebas.
ada
korelasi Hasil
atau antar uji
institusional (KI) memiliki nilai
multikolinearitas dapat dilihat pada
minimum sebesar 38,12, nilai
tabel 4.2 berikut ini.
maksimum 95,50, nilai rataTabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Correlation Matrix Constan t Step 1
CR
DAR
KM
KI
Constan t
1.000
-.429
.440
-.430
-.590
CR
-.429
1.000
-.205
.081
-.006
DAR
.440
-.205
1.000
-.598
-.861
KM
-.430
.081
-.598
1.000
.349
KI
-.590
-.006
-.861
.349
1.000
Berdasarkan
hasil
uji
dibawah 0,9. Ini berarti bahwa tidak
multikolinearitas di atas dapat dilihat
terjadi multikolinearitas antar variabel
bahwa
bebas.
tidak
terjadi
gejala
multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dari
nilai
variabel
koefisien bebas
korelasi
yang
antar
4.3. Hasil uji regresi logistik
semuanya 9
4.3.1. Menilai kelayakan model
Hosmer Lemeshow’s Goodness of fit
regresi
untuk menguji hipotesis nol bahwa
Menilai regresi
kelayakan
bertujuan
untuk
model menguji
data empiris sesuai dengan model. Hasil uji
kelayakan
model regresi
model secara keseluruhan. Kelayakan
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut
model regresi dinilai menggunakan
ini
. Tabel 4.3 Menilai Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step
Chisquare
Df
Sig.
1
7.642
8
.469
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas
model
terhadap
data
dilakukan
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
dengan membandingkan nilai -2LogL
sebesar 0,469 yang lebih besar dari
awal (block number 0) dengan nilai -
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
2LogL hasil Block number 1. Nilai chi
model regresi mampu memprediksi
square didapat dari nilai 2LogL1-
nilai observasi dengan kata lain model
2LogL0, apabila terjadi penurunan
dapat diterima karena sesuai dengan
maka model tersebut menunjukkan
data observasinya.
model regresi yang baik. Hasil uji chi
4.3.2. Uji kelayakan seluruh model
square dapat dilihat pada Tabel 4.4
1) Chi square (X²)
berikut.
Uji
chi
Likelihood
squaremenggunakan untuk
mengestimasi
model
regresi.
Likelihood
model
adalah
probabilitas
model
yang
L
dari
bahwa
dihipotesakan
menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penggunaan nilai untuk keseluruhan
10
Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square Block 0: Beginning Block Iteration Historya,b,c -2 Log likelihood
Iteration Step 0
Coefficient s Constant
1
87.321
-.032
2
87.321
-.032
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 87.321 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.
Block 1: Method = Enter Iteration Historya,b,c,d Coefficients -2 Log likelihood
Constan t
CR
DAR
KM
KI
1
84.032
-1.350
.019
-.190
.088
.046
2
84.025
-1.410
.019
-.199
.092
.048
3
84.025
-1.410
.019
-.199
.092
.048
Iteration Step 1
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 87.321 d. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Hasil uji chi square di atas menunjukkan
bahwa
terjadi
penurunan nilai -2LogL. Nilai awal 2LogL sebesar 87,321 menjadi 84,025. Hal ini berarti bahwa model yang dihipotesiskan sesuai dengan data.
2) Koefisien
determinasi
(Nagelkerke’s R square) Koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke’s R square yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi 11
Model Summary Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1
84.025a
.051
.068
a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Berdasarkan
hasil
uji
nilai prediksi dari variabel terikat
determinasi dapat dilihat bahwa nilai
dalam
Nagelkerke’s R square sebesar 0,068
distress (1.00) dan tidak terjadinya
atau
financial distress (0.00) sedangkan
6,80
variabilitas dijelaskan
%.
Ini
variabel oleh
berarti
bahwa
terikat
variabel
dapat
bebasnya
pada
hal
ini
baris
terjadinyafinancial
menunjukkan
nilai
observasi sesungguhnya dari variabel
sebesar 6,80% dan sisanya sebesar
dependen.
93,2% dijelaskan oleh variabel lain.
maka semua kasus akan berada pada
3) Tabel klasifikasi
diagonal dengan ketepatan peramalan
Tabel
klasifikasi
2x2
menghitung nilai estimasi yang benar
Pada
model
sempurna,
100%. Hasil tabel klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
dan salah. Pada kolom terdapat dua Tabel 4.6 Tabel Klasifikasi Classification Tablea Predicted FD Percentage Observed .00 1.00 Correct S FD .00 20 12 62.5 t 1.00 16 15 48.4 eOverall Percentage p 55.6 1 a. The cut value is .500 Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa
prediksi
perusahaan
yang
financial
distress
perusahaan
dari
sebanyak 32
20
perusahaan
mengalami financial distress sebanyak
sehingga persentase benarnyasebesar
15 perusahaan dari 31 perusahaan
62,50%.
sehingga persentase benarnya sebesar
prediksi secara keseluruhan adalah
48,40%.
sebesar 55,60%.
Sedangkan
prediksi
non
Sehingga
hasil
ketepatan
12
4) Model
regresi
logistik
yang
koefisien
terbentuk Model
dan
signifikansi.
Tabel 4.7 di bawah ini menyajikan regresi
terbentuk
regresi
logistik
menghasilkan
yang
nilai estimasi parameter variables in
nilai
the equation sebagai berikut. Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Logistik Variables in the Equation B Step 1a CR
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.019
.042
.214
1
.643
1.020
DAR
-.199
.120
2.774
1
.096
.819
KM
.092
.067
1.902
1
.168
1.097
KI
.048
.035
1.939
1
.164
1.049
-1.410
1.313
1.153
1
.283
.244
Constan t
a. Variable(s) entered on step 1: CR, DAR, KM, KI. Berdasarkan Tabel 4.7 di atas maka model regresi logistik yang terbentuk adalah sebagai berikut.
Ln 4.4.
FD 1,410 0,019CR 0,199 DAR 0,092 KM 0,048KI FD 1 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1. Hubungan
likuiditas
bahwa seberapapun rasio likuiditas dan
financial distress Hasil
uji
dalam sebuah perusahaan tidak ada jaminan bahwa perusahaan tersebut
hipotesis
satu
dalam kondisi aman dari ancaman
bahwa
rasio
financial distress.Hasil penelitian ini
likuiditas memiliki koefisien sebesar
berbeda dengan penelitian Almila dan
0,019
kristijadi
menunjukkan
hasil
dengan
tingkat
signifikansi
(2003)
yang
menyatakan
0,643 > 0,05. Ini berarti hipotesis satu
bahwa semakin besar rasio likuiditas
ditolak
yang
likuiditas financial adalah
berarti
tidak
bahwa
rasio
perusahaan maka dapat dikatakan
berpengaruh
pada
perusahaan semakin dalam keadaan
likuiditas
sehat dan semakin baik dalam hal
distress. rasio
Rasio
pembagian
antara
jumlah aset lancar perusahaan dan kewajiban lancar. Ini menunjukkan
pengelolaannya. 4.4.2. Hubungan
leverage
dan
financial distress 13
Hasil
uji
hipotesis
dua
Hasil
uji
hipotesis
tiga
menunjukkan bahwa rasio leverage
menunjukkan
memiliki koefisien regresi sebesar -
manajerial memiliki koefisien regresi
0,199
sebesar
dengan
tingkat
signifikansi
bahwa
0,092
kepemilikan
dengan
tingkat
0,096 > 0,05 yang berarti bahwa
signifikansi 0,168 > 0,05 yang berarti
hipotesis
bahwa
dua
demikian
ditolak,
rasio
berpengaruh
dengan
leveragetidak terhadapfinancial
hipotesis
tiga
ditolak,
ini
berarti bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh
pada
financial
distress. Ketika perusahaan memiliki
distress. Kepemilikan manajerial pada
banyak hutang untuk dijadikan modal
perusahaan
dikhawatirkan
yang
menurunkan konflik keagenan karena
ditanggung perusahaan memiliki nilai
kepemilikan manajerial menunjukkan
yang
bahwa
tinggi
kewajiban mengakibatkan
rasio
diharapkan
perusahaan
dapat
dimiliki
oleh
leverage menjadi tinggi pula. Rasio
manajemen
leverage menunjukkan seberapa besar
menurunkan
perusahaan dibiayai oleh hutang atau
pengawasan
seberapa besar hutang perusahaan
lakukan agar financial distress dapat
berpengaruh
di
aktiva.
terhadap
Hasil
sesuai
pengelolaan
penelitian
dengan
tidak
(2007)
konflik yang
Selain keagenan,
ketat
perlu
di
Penelitian
Emarinaldi
menemukan
bahwa
penelitian
kepemilikan manajerial yang semakin
sebelumnya yang dilakukan Fitdiani
besar akan mengurangi kemungkinan
(2009)
terjadinya
yang
hasil
ini
hindari.
perusahaan.
menyatakan
bahwa
financial
distress
pada
semakin besar rasio leverage maka
perusahaan. Hal ini dapat terjadi
semakin
mungkin
karena semakin besar kepemilikan
mengalami
financial
perusahaan distress.
Ini
manajerial akan mampu mengurangi
berarti bahwa besar kecilnya leverage
potensi
suatu
Bondroastuti (2009), dan Nopriyanti
perusahaan
berpengaruh
tidak
terhadap
akan financial
(2016)
financial menyatakan
distress. bahwa
distress apabila pengelolaan hutang
kepemilikan
yang
berpengaruh terhadap kemungkinan
dilakukan
oleh
perusahaan
manajerial
tidak
dapat dilaksanakan dengan baik.
terjadinya financial distress karena
4.4.3. Hubungan
kondisi sehat atau tidaknya suatu
manajerial distress
kepemilikan dan
financial
perusahaan bukan diakibatkan oleh besar kecilnya saham yang dimiliki 14
oleh pihak manajerial tetepi lebih diakibatkan
oleh
kemampuan
manajerial
dalam
mengelola
perusahaan. 4.4.4. Hubungan
kepemilikan
1) Likuiditas
Hasil
uji
menemukan
hipotesis
bahwa
institusi
memiliki
sebesar
0,048
empat
2) Leverage
regresi
dengan
tingkat
tidak
berpengaruh
terhadap financial distress. 3) Kepemilikan berpengaruh
manajerial terhadap
tidak financial
distress. 4) Kepemilikan berpengaruh
kepemilikan
koefisien
berpengaruh
terhadap financial distress.
institusional dan financial distress
tidak
institusional terhadap
tidak
financial
distress. 5.2 Keterbatasan dan saran Beberapa
keterbatasan
singnifikasi 0,164 > 0,05. Ini berarti
penelitian
bahwa
bahan pengembangan pada penelitian
hipotesis
dengan
empat
demikian
institusi
tidak
financial
distress.
bahwa kepemilikan pengawasan
ditolak,
kepemilikan
berpengaruh Hal
seberapa
ini
yang
selanjutnya.
perlu
menjadi
Saran-saran
yang
pada
dapatdisampaikanberdasarkanketerba
berarti
tasanpenelitianiniadalahsebagaiberiku
besarpun
institusional yang
ini
dilakukan
t:
jika
1) Penelitianinihanyamenggunakansa
oleh
mpelperusahaanmanufakturdenga
institusi tidak efektif maka financial
ntigatahunpengamatan.
distress tidak akan bisa dihindari.
Penelitianselanjutnyadisarankanu
Hasil penelitian ini sesuai dengan
ntukmenambahjumlahsampeldeng
hasil penelitian yang dilakukan oleh
anmemperpanjangperiodepengama
Bondroastuti (2009) yang menemukan
tandanmemperluasjenisperusahaa
bahwa kepemilikan institusional tidak
n.
berpengaruh
signifikan
terhadap
financial distress.
2) Penelitianinimenggunakanvariabel kinerja keuangan yaitu likuiditas dan
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
leverage.
selanjutnya menambah
Penelitian
disarankan proksi
untuk kinerja
keuangan. 3) Penelitian variabel governance
ini
menggunakan
mekanisme yang
corporate diproksikan 15
dengan menggunakan kepemilikan manajerial
dan
kepemilikan
institusional. selanjutnya
Penelitian disarankan
menambahkan
proksi
untuk corporate
governance lainnya seperti dewan komisaris,
komite
audit,
dan
sekertaris perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Almila, luciana spica.2006. Pengaruh rasio keuangan perusahaan yang berasal dari laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas dalam memprediksi kondisi financial distress. Jurnal ekonomi dan bisnis. Anggarani. 2010. Mekanisme Corporate Governance terhadap financial distress. Jurnal ekonomi dan bisnis. Bodroastuti. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Govenance terhadap Financial Distress. Jurnal ekonomi dan bisnis. Darminto, Astrid Amanda. 2012. Pengaruh dect equity ratio, return on equity, earning per share, dan price earning rasio terhadap harga saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Emrinaldi, Nur DP. 2007. Pengaruh praktek tata kelola perusahaan terhadap financial distress. Fitdiani. 2009. Hubungan Struktur Corporate Governance terhadap kemungkinan terjadinya financial distress. Jurnal ekonomi dan bisnis.
Jensen, M.C & Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behaviour Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Merkusiwati, Ni Ketut Lely A . 2014. Pengaruh mekanisme corporate governance, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan pada financial distress. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Nopriyanti, Ni Komang. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Terjadinya Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015. Skripsi. Universitas Mahasaraswati, Denpasar. Sugiono. 2009. Judul buku penelitian bisnis. ALFABETA. Bandung. Supriyadi, Yoyon. 2014. Pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga perusahaan yang go public. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia.
Ghozali, Imam, 2016, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro. 16