PROSIDING
ISBN:978-602-8047-99-9
SEMNAS ENTREPRENEURSHIP
Juni 2014
Hal:158-165
KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI KALOR TIPE GRAFIK Nuarina Wahyu Wulandari 1), Harto Nuroso2), Joko Siswanto3) 1) 2) 3)
, , Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas PGRI Semarang
[email protected]
Abstrak-Materi kalor dalam pelajaran IPA di SMP salah satunya adalah terkait dengan grafik proses perubahan wujud karena pemberian kalor. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, siswa harus mampu menganalisis setiap proses yang terjadi, dan siswa juga harus mampu menguraikan setiap proses tersebut. Artinya, dalam proses tersebut dibutuhkan kemampuan berpikir analitis. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kemampuan berpikir analitis siswa dalam menyelesaikan soal materi kalor dengan tipe grafik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Siswa diberikan soal terkait dengan kemampuan berpikir analisis dengan topik kalor. Pelaksanaan penelitian ini di SMP Negeri 33 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengerjakan soal tipe grafik siswa cenderung menghafal langkahnya. Siswa mengalami kesulitan dalam menguraikan dan menghitung setiap proses. Siswa juga tidak mengetahui cara mengerjakan untuk setiap proses dalam grafik selain menghafal. Kata kunci : kemampuan siswa, berpikir analisis, menyelesaikan soal, soal tipe grafik PENDAHULUAN
Materi di dalam pelajaran IPA tidak
Pembelajaran IPA memungkinkan
sedikit yang penyelesaian permasalahannya
siswa menerapkan konsep-konsep IPA dan
mengedepankan
berpikir tingkat tinggi serta memungkinkan
analitis. Artinya, jika kemampuan berpikir
mendorong
analitis siswa rendah maka hasil belajarnya
siswa peduli
dan
tanggap
terhadap lingkungan. Pembelajaran harus mampu
mendorong
perubahan
kemampuan
berpikir
juga rendah.
dan
Siswa usia SMP terutama kelas 7
menciptakan situasi atau konteks belajar
(tujuh), cara berpikirnya mungkin saja
yang dapat mendorong siswa agar secara
masih sangat dipengaruhi cara berpikir
aktif bergelut dengan materi IPA.
sewaktu di sekolah dasar (SD). Siswa-siswa
159 | Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:158-165
masih dalam penyesuaian atau
Dalam pembelajaran siswa harus
beradaptasi. Maka dari itu, siswa-siswa
dipancing
harus
dengan
benar-benar
dibiasakan
cara
dipersiapkan berpikirnya
mengedepankan
berpikir
dan
dilatih
karena
kemampuan
analisisnya dalam pembelajaran, maka
analitis.
siswa senantiasa menggunakan, melatih, dan mengembangkan kemampuannya.
analisis
Dengan adanya penggunaan, latihan dan
merupakan suatu kemampuan dasar yang
mengembangkan kemampuan berpikir
harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan
analisis siswa, maka siswa akan dapat
berpikir
mungkin
menyelesaikan soal secara baik. Dalam
dicapai siswa apabila siswa tersebut tidak
pelajaran IPA banyak tipe soal yang
menguasi
membutuhkan kemampuan analisis siswa
analitis
berpikir
siswa
analisisnya,
dengan
Terutama dalam pembelajaran IPA. Kemampuan
daya
ini
tidak
aspek-aspek
kognitif
sebelumnya. Menurut Sudjana, analisis
secara
merupakan tipe hasil yang kompleks
Thomas Butt dalam Mahardi Saputro
karena memanfaatkan unsur pengetahuan,
(2011) mengklasifikasikan lima jenis soal
pemahaman dan aplikasi. Pendapat lain
yaitu:
yang sejalan, Suherman dan Sukjaya
procedural, tipe soal terapan, tipe soal
(1990:
terbuka,
49)
menyatakan
bahwa
lebih
tipe
dalam
soal
dan
dan
ingatan, tipe
soal
terperinci.
tipe
soal
situasi.
kemampuan analisis adalah kemampuan
Implementasi tipe soal dalam pelajaran
untuk merinci atau menguraikan suatu
IPA dapat berupa soal tipe grafik, soal
masalah (soal) menjadi bagian-bagian
bergambar, dan soal tipe matematis.
yang
serta
Materi kalor dalam pelajaran IPA di SMP
hubungan
salah satunya adalah terkait dengan
diantara bagian-bagian tersebut. Hal ini
grafik proses perubahan wujud karena
juga diperkuat oleh Bloom (Wowo
pemberian kalor. Dalam pelaksanaan
Sunaryo
lebih
mampu
kecil
untuk
menyatakan
(komponen)
memahami
Kuswana, bahwa
2012),
yang
pembelajarannya, siswa harus mampu
Menurut
Bloom
menganalisis setiap proses yang terjadi,
analisis sebagai suatu tujuan, dapat dibagi
dan
siswa
juga
harus
mampu
menjadi 3 sub kategori, yaitu penurunan
menguraikan
setiap
proses
tersebut.
dari analisis mencakup; analisis dari
Artinya,
bagian-bagian; analisis hubungan dan
dibutuhkan kemampuan berpikir analitis.
analisis pengorganisasian prinsip.
dalam
proses
tersebut
Grafik banyak digunakan dalam
Nuarina dkk – Pendidikan dan Pembelajaran |160
laporan adalah
evaluasi.
untuk
Tujuannya
menampilkan
kecenderungan
data,
dan
arah bukan
berkemampuan tinggi (pandai) sebanyak 6
siswa.
Pengambilan
kategori
berkemampuan tinggi dikarenakan siswa
sepotong-potong dari kumpulan data.
berkemampuan
Pada dasarnya yang digambarkan adalah
menyampaikan alasan dan menjelaskan
“perilaku” dua ubahan, yang bebas dan
hasil pekerjaannya.
yang terikat.
tinggi
akan
mampu
Pada penelitian ini, instrument
Dikarenakan
dan
yang
cara
kemampuan analisis siswa yaitu berupa
menggambarkan grafik juga tidak sama.
soal-soal tipe grafik pada materi kalor.
Selain dapat ditampilkan satu kelompok
Diberikan soal sebagai berikut :
pemakaiannya
dasar
berbeda-beda,
data sejenis sebagaimana biasanya, dapat pula disajikan sekaligus beberapa jenis kelompok data. (Arikunto, 2009) METODE PENELITIAN Dalam
penelitian
ini
yang
menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 33 Semarang yang menempuh mata pelajaran fisika semester 2.
Subjek
penelitian
ini
dipilih
berdasarkan beberapa prosedur yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
mempermudah proses penelitian. Subjek yang ditetapkan adalah enam siswa kelas VII yang diambil untuk mewakili dari sejumlah kelas yang ada di SMP N 33 Semarang.
Sampel
yang
digunakan
sebanyak 6 siswa yang sesuai dengan kategori didasarkan
kemampuan pada
nilai
fisika
siswa
hasil
ujian.
Kategori yang dibutuhkan yaitu siswa
digunakan
untuk
mengetahui
161 | Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:158-165
Kode Q1. Perhatikan grafik berikut
Soal
Suhu (T)
F D
100° B
0°
E
C
Kalor (Q)
-5° A
Q2.
Berdasarkan grafik disamping, proses manakah yang mengalami perubahan wujud zat? Mengapa demikian? Pada sebuah praktikum air dengan massa 500 gr dipanaskan terus menerus, data dicatat kemudian dibuat grafik seperti dibawah, Suhu (T)
B
70° 0°
Q3.
A
Kalor (Q)
Bagaimana grafiknya apabila air diberikan kalor terus menerus hingga suhunya mencapai 130°? Berdasarkan percobaan kalor yang telah dilakukan, diperoleh data pada tabel berikut, Zat Massa (gram) c (kal/gr.°C) T1 Air 450 gr 1 0° Es 250 gr 0,5 - 40° Dari data diatas, buatlah grafik!
T2 110° 0°
Nuarina dkk – Pendidikan dan Pembelajaran |162
Q4.
Dari grafik disamping ini, pasangkanlah kolom sebab dengan kolom akibat yang terdapat dalam tabel dibawah ini dengan tepat. Dan berikan alasan mengapa pilihanmu menunjukkan hubungan sebab akibat! Suhu (T)
D
100° B
E
C
Kalor (Q)
0° -5° A
SEBAB 1. Air dipanaskan 2. Es melebur 3. Air menguap 4. Es dipanaskan
AKIBAT ALASAN a. Proses AB b. Proses BC c. Proses CD d. Proses DE
Moleong (2007: 324) mengatakan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa dalam
ada empat kriteria untuk menetapkan
mengerjakan soal tipe grafik, siswa
validitas dan reliabilitas data, yaitu (1)
terbiasa
derajad kepercayaan (credibility), (2)
grafiknya. Kesulitan yang dialami siswa
keteralihan
(3)
yaitu penggunaan rumus dan membaca
ketergantungan (dependability), dan (4)
grafik dalam menyelesaikan soal materi
kepastian (confirmability).
kalor. Inilah yang menyebabkan siswa
(transferability),
Dalam penelitian ini, siswa dapat menjelaskan jawaban mereka masing-
dengan
menghafal
gambar
sulit mengerjakan soal pada tingkat analisis.
masing dengan wawancara mendalam
Hal ini dapat dibuktikan dengan
kepada siswa yang dijadikan sampel
melihat
penelitian secara terbuka dan apa adanya
diselesaikan
sesuai kemampuan masing-masing siswa.
jawabannya sama seperti gambar (a). Dari
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan jawaban soal tes dan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh data cukup bervariasi. Hasil
hasil
hasil
jawaban siswa
pekerjaan
soal
yang
yang
rata-rata
tersebut,
hasil
wawancara siswa F1, F2 dan F3 dengan soal Q1 menyebutkan bahwa proses yang
163| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:158-165
mengalami perubahan wujud zat yaitu pada grafik AB, dengan alasan (F1) “proses AB, karena suhunya berubah”.
Gambar (a). Jawaban siswa F1 dengan soal Q1 Sedangkan untuk siswa E1, E2
bahwa “proses BC dan DE, karena BC
dan E3 dengan soal Q1 jawabannya
dari es batu mencair menjadi air, dan DE
berbeda (gambar (b)), salah satu nya
itu air sudah mulai menjadi uap.”
jawaban dari E1 yang menyebutkan
Gambar (b). Jawaban siswa F1 dengan soal Q1 Untuk soal Q2 banyak siswa yang menggambarkan
menentukan
titiknya
dan
secara
garisnya bisa digambar secara langsung
langsung dari titik 0° langsung ke 130°
(miring/vertical)”. Sedangkan gambar (d)
seperti gambar (c), namun tidak sedikit
yang digambarkan oleh F3 dengan alasan
pula yang menggambarkannya seperti
“70° garis mendatar, karena kalau air
gambar (d). Alasan siswa E1 dalam
dipanasi suhunya tetap sama, dan terus
menjawab soal Q2 seperti gambar (c)
ditambahi panas kalor jadi naik 130°”.
yaitu,
“melihat
grafiknya
kemudian
grafik
sebelumnya,
Gambar (c) jawaban siswa E1 dengan soal Q2
Gambar (d) jawaban siswa F3 dengan soal Q2
Nuarina dkk – Pendidikan dan Pembelajaran |164
Dalam
mengerjakan
soal
Q4
soal
tipe
grafik
siswa
cenderung
siswa F3 menyatakan bahwa, “1-C,
menghafal langkahnya. Siswa mengalami
karena air dipanaskan suhunya menjadi
kesulitan
naik dan suhunya 100°; 2-B, karena es
menghitung setiap proses. Siswa juga
melebur menjadi air dan suhunya 0°; 3-D,
tidak mengetahui cara mengerjakan untuk
karena kalau air dipanaskan terus akan
setiap
menguap dan suhunya tetap 100°; 4-A,
menghafal.
dalam
proses
menguraikan
dalam
grafik
dan
selain
karena es dipanaskan suhunya sudah menjadi air dan suhunya tetap 0° (siswa
DAFTAR PUSTAKA
sambil mencoret-coret dalam soal grafik
Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi
seperti gambar (e))”. Pada saat siswa F3
Program
Pendidikan:
ditanya bagaimana cara mengerjakan soal
pedoman teoritis praktis bagi
Q4, siswa menjawab, “dengan langsung
mahasiswa
dan
melihat grafiknya” .
pendidikan.
Jakarta:
Bumi
Sunaryo.
2012.
praktisi
Aksara Kuswana,
Wowo
Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Roskadarya. Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Gambar (e) Jawaban siswa F3 dengan
Mahardi
SIMPULAN Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, ternyata siswa SMP Negeri 33 Semarang yang memiliki kemampuan tinggi
(pandai)
masih
mengalami
kesulitan dalam menganalisis soal tipe grafik pada materi kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengerjakan
Saputro.
2011.
Analisis
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Matematika
Berdasarkan Langkah Polya ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Tesis. Surakarta: PPs Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta. Suherman,
E.
dan
Sukjaya,
Y.
(1990). Petunjuk Praktis untuk
165 | Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:158-165
Melaksanakan
Evaluasi
Pendidikan
Matematika. Wijayakusumah 157.
Bandung: