Kemadha, Vol III. April 2012
ANTARA KARYA FOTO MODEL DARWIS TRIADI DAN JHONNY HENDARTA Arif Yulianto Dosen Program Studi Desaain komunikasi Visual Universitas Sahid Surakarta
[email protected]
Abstrak When mentioning Photography , people will always be attached to the name Derwis Triadi . Andreas Triadi Derwis is an icon of photography in Indonesia . World Photography in Indonesia, we also know some professional photographers who dominate the field of commercial and artistic photography Jhonny Hendarta one of them is living in Jogjakarta . They can both draw on the ideas in his mind and forth in his works . The main characteristic picture of the woman who successfully lies in precisely understanding the character , and given light precisely on the photo . Inspiration is key to shooting photography , inspiration distinguishes a work with the work of others . Proper shadows will make a photograph has a strong character . Both works show the character on each model , the similarity between the chemistry and mood photographer to produce images with the model properly . It is interesting to Jhonny work that he managed to combine the techniques of photography , art elements , and elements of the local Indonesian completely on his work , while the work of gathering light Derwis , artist and model poses on camera shots . Keywords : Work Model Photos , between Derwis and Jhonny
39
Kemadha, Vol III. April 2012
A. Pendahuluan Ketika menyebutkan Fotografi, orang akan selalu lekat dengan nama Darwis Triadi. Andreas Darwis Triadi adalah ikon fotografi di Indonesia. Tapi siapa tahu bahwa diawal karirnya, Darwis adalah pilot. Memiliki lisensi brosur tidak membuat orang yang lahir pada 15 Oktober 1954 bangga. Padahal, pada tahun 1978, profesi sebagai pilot itu sebuah prestise. Tapi ia merasa bahwa jiwanya tidak berada di ruang udara. interaksi sosial Nya dengan orangorang dari dunia mode, berubah pikiran secara bertahap tentang fotografi. Sampai 1979, Darwis memutuskan untuk mengubah profesinya. Walaupun orang tua melawan keputusan, Darwis tetap berpegang pada keyakinannya. Darwis masih langkah maju meskipun pengetahuan tentang fotografi tidak cukup belum. Dia tidak memiliki pendidikan khusus tentang fotografi. hobi barunya ditemukan karena dia membangun hubungan dengan fotografer amatir. Sementara itu, fotografer profesional cenderung introvert dalam periode tersebut. Pada waktu itu, fotografer merasa eksklusif dan tidak seperti orang lain yang bergabung dalam kelompok mereka untuk belajar tentang fotografi. Mungkin mereka khawatir jika mereka akan bersaing dengan orang lain. Membuktikan kemampuannya, langkah Darwis lurus ke depan. Pada waktu itu, Ia berjanji untuk membuat dunia fotografi dibuka. Ia ingin dunia ini menjadi dunia yang ramah dan menarik, penuh dengan estetika khusunya dalam dunia fotografi. Mulai
40
Kemadha, Vol III. April 2012
dari foto untuk brosur Hotel Borobudur pada tahun 1980, dia dibayar sebesar Rp. 50.000, -, pria berkumis itu semakin terkenal karena dia berani menjadi berbeda. Perjalanannya dimulai pada tahun 1981. Ayah dari dua putri, yang diselenggarakan sebuah pameran dengan beberapa fotografer amatir. Ketika teman-temannya menampilkan berbagai foto tentang lansekap dan kemanusiaan, Darwis menampilkan foto model. Para pengunjung terkejut dan kagum. Namun, beberapa dari mereka menghina dia dan mengatakan bahwa Darwis adalah seorang fotografer yang tidak tahu tentang teknik fotografi dan melanggar peraturan sekaligus. Diabaikan penghinaan dari orang lain, Darwis terus berjalan dan meningkatkan dirinya sendiri. Untuk membuat profesinya menjadi populer, ia berpartisipasi dalam pameran dan promosi sering. Dia menerima permintaan dari pelanggan berdasarkan kebutuhan dan keinginan mereka. Bahkan ia tidak cukup berani untuk proaktif untuk pelanggannya. Selain itu, dia terus meningkatkan dan menggali pengetahuan tentang fotografi, seperti kursus singkat beberapa kali pencahayaan dan teknik kamera di Swiss dan Jerman sejak tahun 1983. Keyakinan Darwis's telah menetapkan tujuan hidupnya bahwa fotografi adalah profesi yang bergengsi dan sudah terbukti. Berbagai produk telah ditetapkan untuk iklan sebuah perusahaan besar seperti: NOKIA, PHILIPS, BCA, PERMATA BANK, Satelindo, SUKSES MAKMUR, SONY ERICSSON, TELKOM, LG, GROUP PT. UNILEVER, BANK MANDIRI,
41
Kemadha, Vol III. April 2012
MUSTIKA RATU, SARI AYU, Warner Music, AQUARIUS MUSIK, SONY MUSIC, SUMMARECON SERPONG, KIMIA FARMA, GT RADIAL, dll. Darwis Triadi juga melakukan fotografi Comercial dan Non Comercial, Digital Imaging Fotografi, Konsep Desain, Desain Grafis, Bursa Slide Show / Slide Sewa. Darwis telah menerbitkan beberapa buku tentang fotografi misalnya, Kembang Setaman & Secret Lighting. Di sisi lain, Darwis juga menerbitkan buku "Terra Incognita" yang telah diluncurkan di Bali pada Juli 2007. Selain pemilik Darwis Triadi Fotografi studio, dan menjadi dosen tamu Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ia juga membuka Darwis Triadi School of Photography di Jakarta, Surabaya dan Bandung. Sekolah fotografi adalah salah satu mimpi, yang akan membuat dunia fotografi yang lebih luas. Dalam dunia Fotografi di Indonesia kita juga mengenal beberapa fotografer profesional yang menguasai bidang komersil dan artistik fotografinya. Diantara beberapa fotografer-fotografer itu salah satunya adalah Jhonny Hendarta yang tinggal di Jogyakarta. Beliau bisa meramu ide dalam pikirannya dan dituangkan dalam karya-karyanya. Sebagian karyanya berlatar belakanng bangunan-bangunan bersejarah seperti candi ;yaitu candi boko, peninggalan bangunan kraton ; yaitu sumur gemuling di area taman sari dan yang lainnya bercerita tentang kehidupan manusia.
42
Kemadha, Vol III. April 2012
Sejak muda Jhony Hendarta sudah mengenal fotografi dari buku-buku yang ia pelajari sendiri, disamping itu pengaruh dari beberapa kawannya yang sesama hobi fotografi. Hingga pada akhirnya ia merelakan toko emasnya di jual untuk benar-benar menggeluti profesi fotografi secara profesional. Keseriusannya itu dengan membuka sebuah studio dirumahnya dengan mengambil nama CPC (Creatif Photografi Consep) dengan peralatan yang lengkap dan selalu terbaru dari setiap kamera dan lighting yang diluncurkan di pasaran. Karena peralatan yang profesional dan daya kreatif Jhony yang tinggi maka beberapa kali ia memenangkan lomba fotografi yang diadakan nasional maupun internasional dan seiring itu banyak juga order iklan yang Jhony garap. Pada saat pembukaan Fakultas Seni Media Rekam jurusan Fotografi ISI Yogyakarta tahun 1994, maka bapak Jhony Hendarta dilibatkan untuk mengajar foto studio selama beberapa tahun karena kurangnya pengajar yang menguasai foto studio pada saat itu. disamping itu beliau juga piawai dalam foto indoor, bapak Jhony juga piawai dalam foto outdoor, misalkan memotret model, memotret human interest dan banyak lagi ide yang ia tuang kan dalam karya ketika memotret indoor. Menjadi ketua di organisasi fotografi di skala nasional seperti FPSI (Fotografer Profesional Seluruh Indonesia) juga di HISFA (Himpunan Seni Foto Jogyakarta) selama beberapa periode, disamping itu memberi workshop di beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
43
Kemadha, Vol III. April 2012
Disamping itu juga mengasuh dan memberi workshopworkshop di beberapa club-club fotografi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga akrab di panggil Bung Jhon atau Om Jhon di kalangan para pecinta fotografi di seluruh nusantara. Sampai sekarang pun Jhony Hendarta masih aktif berkarya baik dengan pameran maupun mengikuti lomba di tingkat asia maupun Internasional. Dari Indonesia biasanya yang menang adalah bung Jhoni dan yang satu lagi adalah nama yang tidak asing lagi, karena seringnya sensasi pemberitaan kehidupannya dan foto-fotonya yang sering mengundang kontroversi yaitu Darwis Triadi yang lahir di solo kemudian pindah ke Jakarta menekuni dunia fotografi di sana. Dua nama yang sering mengharumkan nama indonesia di kancah asia maupun Intenasional. Terbentuknya Fotografi di ISI yogyakarta tidak lepas dari usaha dalam dunia akademis yaitu Soeprapto Soedjono, sepulangnya studi di Amerika Serikat dan Risman Marah yang sering juga memberi seminar tentang fotografi di beberapa perguruan tinggi di Jogya pada saat itu. Dan Jhony Hendarta yang ikut dilibatkan, juga Darwis Triadi sebagai dosen terbang Foto model bersama Roy Suryo yang sekarang sebagai pakar telematika. Di tengah hiruk pikuknya persaingan dalam dunia fotografi, Jhony Hendarta terus berkarya. Karya-karya yang di hasilkan ada yang fine art, studio, indoor, model, iklan, prewedding dan masih banyak lagi. Dalam karyanya selalu
44
Kemadha, Vol III. April 2012
memberikan nuansa dan warna tersendiri yang beda dengan fotografer lain . Karya-karyanya penuh isi dan makna dengan estetika yang tinggi dan kekuatan serta semangat yang penuh dalam berkarya. Ini menunjukkan ketotalan profeionalisme Jhony dalam karya-karyanya. Foto model adalah salah satu karya seni fotografi yang di sukai semua orang terutama remaja sampai bapak-bapak.Foto model yang paling populer sampai sekarang yang kadang masih menghiasi setiap kamar remaja bahkan para pria dewasa adalah foto Marlyn Monroe oleh fotografer Yousuf Karsh yang menjadi simbol seks dunia pada saat itu bahkan mungkin sampai sekarang.. Meskipun kemunculannya masih banyak mendapat perbedaan tapi karya seni foto model ini telah banyak memberi kontribusi pemahaman bagi dunia fotografi. Disini kita akan melihat dua orang fotografer Indonesia yang sama-sama menggeluti dunia model. Karya Jhonny dengan model yang cantik bersandar di tembok candi sedangkan Darwis memotret model Tamara Blesingky didalam studionya. Jhonny memotret model dengan shadow yang keras membentuk bayangan yang unik dengan cahaya samping yang memungkinkan bayangan tersebut .Pada foto Darwis rimlight yang ada pada tubuh model membentuk volume pada kaki dan tangan serta kepala model sehingga tidak flat. wajah model memikat atau menggelitik karena mengarah ke kamera dengan senyum atau mata yang berekpresi menambah foto ini menarik. Pada susunan figur-figur yang berlatar belakang candi pada
45
Kemadha, Vol III. April 2012
model karya Jhoony dan tembok yang vertikal-vertikal keatas sedangkan karya foto Darwis backgroudnya sebuah tembok bergaya eropa yang di blurkan.dengan pencahayaan yang soft yang dibuatnya memberikan penjiwaan sungguh berbeda dari karya Jhonny dan lebih kelihatan dinamis. Pendalaman karakter atau penjiwaan pada sebuah foto itu akhirnya menyangkut pada pose yang diambil, dan arah cahaya yang dijatuhkan pada sang model. Sebenarnya, ciri utama foto wanita yang berhasil terletak pada tepatnya pemahaman karakter, dan tepatnya cahaya yang diberikan pada foto, penjiwaan pemotretan memang kunci fotografi, penjiwaan membedakan sebuah karya dengan karya yang lain. Bayangan yang tepat akan membuat sebuah foto punya karakter kuat. Kedua karya ini menunjukkan karakter pada setiap modelnya, kesamaan chemistry dan mood antara foto fotografernya dengan modelnya sehingga menghasilkan foto dengan baik dan benar. Hal yang menarik pada karya Jhonny yaitu beliau berhasil memadukan teknik fotografi, unsur seni, dan unsur lokal Indonesia secara sempurna pada karyanya, sedangkan karya Darwis meramu cahaya, model yang artis dan pose pada bidikan kameranya. Sebuah karya fotografi model bagi para dunia fotografi merupakan sebuah apresiasi karya seni dalam jiwanya. Dalam dunia fotografi sebenarnya setiap jepretan dari sebuah lensa itu hasil nya akan mengandung sebuah tema atau arti. sementara sang
46
Kemadha, Vol III. April 2012
model hanya sebagai penyampai dari sebuah pesan maupun makna yang hendak di sampaikan dari sang fotografer kepada publik ataupun khalayak tertentu.
Pada karya Johny Hendarta berjudul “Beauty”, terdapat kesatuan antara subyek foto yaitu model dan backgroundnya.warna kulit yang coklat dan dinding yang abu abu kecoklatan menyatukan sunyek tersebut. Warna baju yang ungu dan langit biru menambah kesatuan meskipun agak kontras dengan warna ungunya namun tidak berlebihan. Di situ juga ada kerumitan pada gambar foto yaitu garisgaris tegak, garis diagonal, kotak , segitiga dan yang lain. Ada yang tersusun rapi ada pula yang saling bertabrakan dengan garisgaris diagonal cahaya. Terdapat juga kesungguhan yaitu meletakkan model dengan gaya yang bagus sehingga menghasilkan bayangan yang unik dan kontras gelap terangnya.
47
Pada karya Darwis Triadi berjudul “Perempuan”, terdapat kesatuan antara subyek foto yaitu model dan backgroundnya.warna kulit yang coklat dan dinding yang kuning kecoklatan menyatukan sunyek tersebut. Warna baju yang putih kecoklatan menambah kesatuan meskipun agak kontras karena kerasnya lighting yang datang dari sebelah kanan model namun tidak berlebihan tapi menambah keserasian dan membentuk volume pada tubuh model. Di situ juga ada kerumitan pada gambar foto yaitu garisgaris tegak pada background, garis lengkung dan yang lain. Ada yang tersusun rapi yaitu pada dinding backgrund, ada pula yang saling bertabrakan dan rumit yaitu pada garis garis baju model dan juga garis-garis yang jatuh pada tubuh model yaitu di muka, lengan, kaki karena kerasnya ligthing dari sebelah kanan model tapi menambah keindahan gambar foto tersebut.
48
Kemadha, Vol III. April 2012
Daftar Pustaka Ajidarma, Seno Gumira, Kisah Mata (Fotografi antara Dua Sunyek: Perbinca ngan Tentang Ada). Yogyakarta: Galang Press, 2003. Andi , Lighting for Beauty. Jakarta: P.T. Elek Media Komputindo, 2009. Ardiansah, Yulian, Tips & Trik Fotografi. Jakarta: PT. Grasindo, 2005. Dharsono, Estetika. Bandung: Rekayasa Sains, 2007. Dharsono, Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sain, 2007. Feininger, Andreas, Lambang Fotografi. Semarang: Dahara Prize, 1994. Marah, Risman, Dari Kamera Obscura Sampai Digital, Pidato Ilmiah pada Dies Natalis XII. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 23 Juli 1996. Marianto, M.Dwi, Seni Kritik Seni. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia, 2002. Mulyanta, Edi S., Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008. Soedarso Sp, Trilogi Seni : Penciptaan, Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2006. Soelarko,R.M, Komposisi Fotografi. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
49
Kemadha, Vol III. April 2012
Sugiarto, Atok, Indah itu Mudah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006. Sukarya, Deniek G, “Menciptakan Foto Berbeda dari Subyek yang Sama”. Majalah Fotografi Populer, Foto Media, No.33. Jakarta: P.T. Gramedia, Desember 2001. Yozardi, Dini, 123, Klik!. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006. Daftar Sumber On Line Fotografi, http://fotografi.com, 2 Desember 2010. Hendarta, Jhonny, http://gallery.jhonnyhendarta.com, jam 5.15, tanggal 14 April 2010. Darwis Triadi, http://en.wikipedia.org/wiki /, 14 April 2010.
50