KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL STANDAR KOMPETENSI : 6. Mendiskripsikan Kelompok sosial dalam masyarakat Multikultural KOMPETENSI DASAR : 6.3 Mendiskripsikan keanekaragaman kelompak sosial dalam masyarakat multikultural INDIKATOR : 1. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik dijelaskan menurut pendapat Durkheim. 2. Gemeinschafp dan gesselschaft dijelaskan menurut pendapat Tonnies. 1. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL a. Secara sosiologi, kelompok sosial (social group) adalah individu-individu yang berkumpul dan melakukan interaksi yang menyebabkan adanya kebersamaan dan saling memiliki. Perbedaan Kelompok Sosial dengan Kerumunan Kelompok Sosial b.
Bersifat tetap Memiliki tujuan bersama Interaksi yang terajdi jelas dan terfokus Mengarah pada pembentukan masyarakat
-
Kerumunan
Bersifat sementara Tidak memiliki tujuan bersama Interaksi tidak terfokus Tidak mengarah pada pembentukan masyarakat
Pengertian menurut ahli 1) Steward, menyatakan bahwa dalam kerumunan tersebut sama sekali tidak terjadi interaksi antar individunya.
2. Hubungan kelompok sosial dengan masyarakat multikultural a. Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural Macam-macam kelompok sosial belum tentu membentuk masyarakat multikultural, namun masyarakat multikultural terbentuk karena adanya kelompok sosial sehingga kelompok sosial dinyatakan sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural. b. Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat multikultural Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat multikutural maksudnya kelompok sosial didalamnya dapat menjaga dan mengendalikan konflik yang terjadi dalam masyarakat multikultural agar tidak bergeser menjadi kekerasan. c. Kelompok sosial sebagai masyarakat multikultural Individu-individu di dalam kelompok sosial nantinya dapat mempertahankan sebuah bentuk masyarakat multikultural. Pengikatnya hanya bisa didapatkan dari loyalitas anggota kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. 3. Faktor Penyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural di Indonesia Timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia sebagai akibat dari adanya: a. Keanekaragaman Ras Ada 3 ras besar manusia didunia, yakni: 1. Ras Mongoloid (kulit berwarna kuning/sawo matang, rambut lurus, dan mata sipit) 2. Ras Kaukasoid (hidung mancung, kulit putih dan rambut pirang) 3. Ras Negroid (rambut keriting, kulit hitam dan bibir tebal).
b. Keanekaragaman Suku Bangsa Indonesia memiliki banyak pulau yang tersebar di nusantara di dalam suatu pulau terdapat lebih dari satu suku bangsa. Contoh, Pulau Jawa memiliki suku bangsa Sunda, Jawa, Tengger dan Madura).
c. Keanekaragaman Golongan Individu-individu dapat bersatu dan menjadi sebuah golongan yang didasari pada persamaan tujuan/kepentingan diantara mereka. Contoh, partai politik. d. Keanekaragaman Agama Agama yang adn berkembang antara lain. Contoh Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu.
4. Karakteristik Masyarakat Multikultural di Indonesia Masyarakat Indonesia belum dapat dikatakan sebagai masyarakat multikultural yang sempurna, hal ini diindikasi dari hal-hal sebagai berikut: 1. Masih terdapat dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya 2. Struktur sosial yang ada lebih banyak menguntungkan pihak yang mendominasi 3. Konflik sosial yang muncul masih sering berlanjut dengan kekerasan. Masalah yang muncul dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut. 1. Masalah kultural Loyalitas berlebihan (in-group-feeling) adalah sikap mengutamakan kelompok secara membabibuta. Etnosentrisme adalah pandangan yang menganggap rendah kebudayaan suku bangsa lain. Eksklusivisme adalah sikap enggan berinteraksi dengan kelompok sosial lain. 2. Masalah struktural Masalah struktural yang bisa terjadi biasanya menyangkut kondisi politik dan ekonomi suatu negara. 5. Keanekaragaman Kelompok Sosial Macam-macam kelompok sosial menurut para ahli sosiologi: a. Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik Konsep ini diperkenalkan oleh Emile Durkheim. Ia memandang kelompok manusia terbagi atas 2 yakni : 1. Solidaritas Mekanik Bentuk Mekanik merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografik,biogenetik dan keturunan lebih lanjut. Solidaritas mekanik ini merupakan ciri dari masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja,setiap anggotanya diikat oleh kesadaran kolektif sebagai satu kelompok dan kepercaaan yang bersifat memaksa. 2. Solidaritas Organik Segi Organik fungsional merupakan hasil kesadaran manusia/keinginan yang rasional. Bentuk Solidaritas ini bersifat mengikat sehingga unsur-unsur didalamnya saling bergantung.Ketiadan
salah satu unsur akan mengganggu kelangsungan hidup kelompok.Setiap anggota tidak diikat oleh kesadaran kolektif tetapi oleh kesepakatan yang terjalin diantara mereka. b. GEMEINSCHAFT DAN GESELLSCHAFT Konsep ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies ,menurut pendapatnya kelompok masyarakat terbagi atas 2 yakni : a. Gemeinschaft. Yaitu bentuk kehidupan bersama yang anggot-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah dan bersifat kekal. Dapat juga terbentuk oleh adanya ikatan darah atau keturunan,juga terbentuk karena berdekatan tempat tinggal. Ciri-ciri pokok Gemeinschaft : b. Intimate = hubungan yang menyeluruh yang mesra sekali. c. Private = hubungan yang bersifat pribadi d. Exclusive = hubungan hanya untuk kita saja . e. Gemeinschaft by blood = hubungan karena ikatan kekerabatan/keturunan. f. Gemeinschaft of place = hubungan karena ikatan tempat tinggal/tempat kerja. g. Gemeinschaft of mind = hubungan karena persahabatan baik. b. Gesellschaft . Yaitu kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktu terbatas. Contoh . Ikatan pedagang,Organisasi pekerja yang memiliki kepentingan-kepentingan secara rasional. c. KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER Konsep ini diperkenalkan oleh Cooley dan Faris ,menurut pendapatnya kelompok masyarakat terbagi atas 2 yakni : a. Kelompok Primer Kelompok ini ditandai dengan pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim.Ruang lingkup kepentingan adalah keluarga ,teman bermain,rukun warga dan komonitas orang dewasa. b. Kelompok Sekunder. Kelompok ini ditandai dengan pergaulan yang formal,tidak pribadi dan berciri kelembagaan. Contoh. Partai Politik. d. IN-GROUP DAN OUT-GROUP Konsep ini diperkenalkan oleh William Graham Sumner, menurut pendapatnya kelompok masyarakat terbagi atas 2 yakni : a. In-Group. Menurut Sumner dalam masyarakat primitif terdapat pembagian jenis kelompok yaitu kelompok dalam (in-group). Ciri-ciri yang tampak antara lain : - Persahabatan. - Kerjasama. - Keteraturan. - Kedamaian. - Memiliki persamaan solidaritas. - Menganggap kelompok sebagai pusat segalanya. - Melihat mereka yang ada diluar kelompok(out-group) sebagai musuh. b. Out-Group. Yaitu kelompok yang ada diluar, yang tidak termasuk dalam in-group EVALUASI Jawablah pertanyaan berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan in-group dan out-group ? 2. Jelaskan macam-macam gemeinschaft? 3. Jelaskan perbedaan antara kelompok primer dan sekunder? 4. Jelaskan perbedaan solidaritas mekanik dan organik? 5. Bagaimana karakteristik masyarakat multikultural di Indonesia?jelaskan! TUGAS KELOMPOK: 1. Bentuklah kelompok dengan beranggotakan 4 orang! Buatlah makalah tentang hubungan multikultural yang ada di lingkungan tempat tinggalmu!
TUGAS ARTIKEL 1. Bacalah artikel dibawah ini! 2. Jawablah pertanyaan terkait dengan artikel tersebut! MULTIKULTURALISME Apakah yang kalian ketahui tentang multikulturalisme? menurut saya multikulturalisme adalah suatu negara dimana terdapat berbagai macam golongan, suku,ras, etnis, agama dan budaya. dimana dalam negara tersebut saling menerima perbedaan yang ada. seperti yang kita ketahui budaya di indonesia ini sangat beragam macam dan tidak bisa disebutkan satu persatu , tapi yang terpenting budaya itu takkkan pernah lepas dari manusia itu sendiri. biasanya nih kebudayaan itu selalu berkaitan dengan ritual ritual sebagai contoh : Ngaben di Bali, ritual cuci keris di Jawa, dan masih banyak lagi. Pastinya didalam budaya tersebut ada masalah masalah juga kan? itulah bedanya Ilmu Budaya dasar dengan pengetahuan kebudayaan. Ilmu budaya dasar pertama kali dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities” secara sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mempelajari masalah-masalah manusia dan kebudayaan. ada kaitannya tidak dengan multikulturalisme? Ada beberapa masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup ilmu budaya dasar. Seperti : 1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi keahlian didalam pengetahuan budaya secara individu maupun gabungan. 2. Hakekat manusia yang satu atau universal yang beranekaragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Ada kaitannya multikulturalisme dengan pluralisme? menurut saya ada kaitannya karena didalam multikulturalimse itu sendiri ada masalah masalah seperti pluralisme dan fanatisme berlebihan terhadap budaya. Sampai saat ini pun masih ada juga yang bersikap seperti itu 1. 2. 3. 4.
Menurut pendapat anda, apakah yang anda ketahui tentang multikulturalisme! Apakah sebuah kebudayaan ada hubungannya dengan multikulturalisme Bagaimana kaitan antara multikulturalisme dengan pluralisme! Uraikan dengan singkat tentang multikultural yang ada di lingkungan sekolahmu!
KEBERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
: Memahami kesamaan dan keberagaman budaya : Mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional INDIKATOR : Keberagaman budaya diidentifikasi berdasarkan faktor-faktor penyebabnya 1. Keberagaman budaya dianalisis berdasarkan manfaatnya 2. Contoh-contoh budaya lokal dideskripsikan sesuai kondisi masyarakat setempat RINGKASAN MATERI 1. Faktor Penyebab Keberagaman Budaya a) Keberagaman Suku Bangsa Dari ilmu Antropologi bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Mereka bermigrasi ke Indonesia secara bergelombang dcan menempati pilau-pulau di Indonesia. Menurut ahli sejarah, antara tahun 3.000-500 SM Indonesia dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercampur dengan penduduk indigenous dan indo-arian dari Asia Selatan. Klasifikasi aneka suku bangsa di Indonesia didasarkan pada sistem lingkaran hukum adat. Sistem klasifikasi ini disusun oleh Van Vollenhoven yang membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsa. b) Keberagaman Bahasa Di Indonesia terdapat kurang lebih 250 bahasa dan dialek. Menurut para ahli, sebagian besar bahasa-bahasa di Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun: 1. Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau bahasa-bahasa Indonesia/Melayu: Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat). Bahasa-bahasa Indonesia Timur, yaitu: - Bahasa-bahasa Timor-Ambon:Lamaholot, kedang, Timor, Kupang, Seram Barat, Seram Timur dan lain-lain - Bahasa-bahasa Sula Bacan:Sanana, Bacan Obi - Bahasa-bahasa Halmahera Selatan-Irian Barat:Patani, Gane, Biak, Windesi dan lainlain. 2. Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia: Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian) Bahasa-bahasa Heonesia (bahasa Polinesia dan Mikronesia) c) Keberagaman Religi Indonesia memiliki lima agama besar yang diakui secara resmi oleh negara, Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha. Agama konghucu juga diakui dan berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di masyarakat. d) Keberagaman Seni Budaya Suku bangsa yang beragam di Indonesia menghasilkan kebudayaan yang beragam. Salah satu wujud kebudayaan itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dcan sebagainya. 2. Manfaat Keberagaman Budaya a. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. b. Dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat dijadikan acuan bagi pembangunan nasional. 3. Contoh-contoh Budaya Lokal a. Kebudayaan Lokal Masyarakat Asmat Suku bangsa Asmat adalah suku bangsa yang mendiami Pulau Papua. Suku bangsa Asmat umumnya dikelompokkan atas Asmat Hilir yang mendiami di dataran rendah di sepanjang pantai yang masih diselimuti hutan dan rawa dan Asmat Hulu yang hidup di daerah dtaran tinggi yang berbukit-bukit dengan padang rumput yang cukup luas. Bahasa yang digunakan suku bangsa Asmat dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Asmat yang merupakan rumpun bahasa nonmelanesia. 1. Sistem Kekerabatan Masyarakat suku bangsa Asmat mengenal tiga bentuk keluarga: Keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak Keluarga luas (uxorilokal) yaitu keluarga yang setelah menikah bertempat tinggal di rumah keluarga pihak istri Keluarga luas (avunkulokal), yaitu keluarga yang setelah menikah bertempat tinggal di rumah keluarga istri pihak ibu.
Keluarga-keluarga suku bangsa Asmat umumnya tinggal di rumah-rumah panggung yang disebut tsyem. Sebuah kelompok sosial kekerabatan asmat umumnya terdiri dari 10-15 sistem yang mengelilingi sebuah rumah adat yang disebut yew. Yew berfungsi sebagai rumah keramat dan tempat upacara keagamaan. Masyarakat Asmat juga mengenal pemimpin yang disebut aipem. Pemimpin ini biasanya adalah orang-orang yang pandai, bijaksana, dan kuat. Pemilihan pemimpin dilakukan melalui upacara dan pesta yang tidak jarang menampilkan keahlian dari masing-masing calon pemimpin. 2. Sistem Religi Dalam kepercayaan masyarakat Asmat, suku bangsa Asmat merupakan keturunan dewa yang turun dari dunia gaib. Dewa-dewi itu turun ke bumi dan mendarat di suatu tempat di pegunungan. Salah satu dewa yang dikenal adalah fumeripitsy yang dianggap sebagai nenek moyang suku Asmat di Teluk Flaminggo. Masyarakat Asmat mempercayai macam-macam roh yang digolongkan ke dalam 3 jenis: Arwah nenek moyang yang baik, yang disebut yi-ow Arwah nenek moyang yang jahat, yang disebut osbopan Arwah nenek moyang yang jahat akibat orang itu mati konyol, disebut dambin-ow Orang Asmat juga mengenal macam-macam upacara keagamaan untuk berkomunikasi dengan arwah nenek moyangnya, antara lain dengan menghiasi perisai, mengukir topeng, atau pembuatan patung. Pembuatan benda-benda ini dimeriahkan dengan pesta makan, nyanyian, dan tarian serta peragaan kisah petualangan dewa fumeripitsy dengan gerakan dan dialog. 3. Kesenian Kesenian masyarakat Asmat berkaitan erat dengan kepercayaan dan upacar-upacara keagamaannya terutama seni ukir patung, topeng, dan perisai. Secara umum ada empat gaya seni patung Asmat, antara lain: a. Gaya A, seni Asmat Hilir dan hulu sungai. Patung-patung dengan gaya ini tersusun dari atas ke bawah menurut tata urut silsilah nenek moyang. Contoh, mbis yang dibuat jika masyarakat akan mengadakan balas dendam atas kematian nenek moyang yang gugur dalam perang melawan musuh. b. Gaya B, seni Asmat barat laut. Bentuk patung gaya ini lonjong agak melebar bagian bawahnya, bagian kepalanya terpisah dari bagian lainnya dan berbentuk kepala kura-kura atau ikan serta hiasan bagian badan berbentuk musang terbang, katgak, kepala burung tadung, ular, cacing dll. c. Gaya C, seni Asmat Timur yang merupakan ciri khusus gaya ukir orang Asmat Timur. Perisai yang dibuat umumnya berukuran sangat besar melebihi tinggi orang Asmat. Bagian atasnya tidak terpisah jelas dari bagian lain dan sering dihiasi garis-garis hitam dan merah serta titik-titik putih. d. Gaya D, seni Asmat daerah Sungai Brazza yang mana perisai gaya D ini hampir sama besar dan tingginya dengan perisai gaya C hanya bagian kepala terpisah dari badannya. Motif yang sering digunakan adalah hiasan geometri seperti lingkaran, spiral, siku-siku dll. Dalam upacara keagamaan juga disetai dengan tari-tarian yang diiringi musik dan paduan suara. Alat musik yang dipakai adalah tifa yang dimainkan dengan cara dipukul. Dalam upacara tersebut, para petani umumnya dihiasi dengan berbagai cat garis putih dan mengenakan semacam topi terbuat dari bulu ayam. b. Kebudayaan Lokal Masyarakat Sunda Suku bangsa Sunda adalah salah satu suku bangsa yang mendiami Pulau Jawa. Bahasa percakapan yang dipakai adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda halus berkembang di daerah Priangan, seperti Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Bahasa sunda yang kurang halus berkembang di daerah Banten, karawang, Bogor, dan Cirebon. Bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat Badui di Banten Selatan disebut bahasa Sunda Buhun (kuno). 1) Sistem Kekerabatan Sistem kekerabatan suku bangsa Sunda mengenal sistem parental, yaitu mengikuti garis keturunan kedua orang tua, ayah dan ibu. Dalam sistem ini, semua anggota keluarga baik dari pihak ayah maupun pihak ibu termasuk dalam keluarga atau kerabat. Jika sang ayah melakukan poligami (beristri lebih dari satu) keluarga batih akan menjadi bertambah besar sehingga disebut keluarga luas. Di luar keluarga batih, terdapat kelompok kerabat yang disebut bondoroyot yang merupakan kerebat-kerabat dari satu garis keturunan nenek moyang. 2) Sistem Religi Masyarakat suku bangsa sunda memeluk agama Islam. Namun demikian, di daerah pedesaan pengaruh animisme dan dinamisme masih terasa, hal ini terlihat dari adanya kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat gaib dan takhayul serta pemujaan terhadap
benda-benda yang dianggap memiliki kesaktian seperti keris pustaka, pedang tua, batu cincin, jimat dll. 3) Kesenian Alat musik tradisional masyarakat Sunda adalah angklung. Alat musik ini pada awalnya menggunakan tangga nada pentatonis. Selain alat musik, masyarakat Sunda juga memiliki seni pertunjukkan seperti reog, calung, wayang golek, gendang pencak dan sejumlah tariatarian seperti tari Jaipong dan tari Topeng. Kesenian-kesenian ini umumnya dibawakan pada saat upacara-upacara seperti selamatan pernikahan, sunatan, meruwat rumah dan syukuran. c. Kebudayaan Lokal Masyarakat Dayak Suku bangsa Dayak adalah suku bangsa yang mendiami Pulau Kalimantan. Suku bangsa Dayak terdiri dari banyak kelompok suku bangsa diantaranya Dayak Ngaju, ot-danum, dan Ma’anyan. Dayak Ngaju dan ot-danum mendiami daerah aliran sungai seperti sungai Kapuas, Khayan, dan Malwai. Sementara Dayak Ma’anyan hidup tersebar di kabupaten Barito Selatan. Bahasa yang digunakan suku bangsa Dayak adalah bahasa Barito. a. Sistem Kekerabatan Sistem kekerabatan suku bangsa Dayak mengenal sistem ambilineal, yaitu mengikuti garis keturunan laki-laki dan perempuan. Sebagian besar anak-anak laki-laki atau perempuan yang sudah menikakh akan tetap tinggal bersama orang tuanya yang nantinya membentuk keluarga luas (ultralokal). Masyarakat Dayak tidak melarang anak perempuannya menukah dengan laki-laki dari suku bangsa lain asalkan mereka mau tinggal bersama istrinya. Masyarakat Dayak mengenal bentuk perkawinan hajenan, yaitu perkawinan antara dua saudara sepupu yang kakeknya bersaudara kandung. Mereka juga mengenal perkawinan cross cousin, yaitu antara anak-anak saudara laki-laki ibu atau antara anak-anak saudara perempuan ayah. Mereka juga mengenal perkawinan antara dua orang saudara sepupu yang ibunya bersaudara sekandung. Perkawinan yang dilarang adalah perkawinan antara saudara sepupu yang ayahnya bersaudara sekandung atau antara paman dan kemenakannya. b. Sistem Religi Masyarakat Dayak banyak dipengaruhi agama-agama besar seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Sebagian juga masih berpegang pada agama asli yang biasa disebut Kaharingan yang berarti air kehidupan, karena air kehidupanlah yang memberi kehidupan kepada manusia. Masyarakat Dayak percaya bahwa roh-roh halus (ganan) yang berdiam di pohon-pohon atau batu-batu besar, hutan belukar, sungai, danau, dll. Selain itu, mereka juga percaya pada roh-roh nenek moyang (liau) yang masih berada di sekitar mereka. Orang Dayak percaya bahwa jiwa seseorang yang mati akan meninggalkan raganya sebagai liau dan berada di sekitar manusia. Liau itu nantinya akan pergi kepada dewa tertinggi namun melalui proses yang sangat panjang dengan segala tantangan dan ujian. Orang Dayak juga memiliki upacara-upacara keagamaan lainnya seperti upacara kelahiran, pembakaran mayat, upacara menanam dan memanen tanaman dan upacara mengusir hama tanaman yang dipimpin oleh seorang balian (ahli agama). c. Kesenian Alat musik yang dipakai umumnya terbuat dari bambu atau kayu yang dimainkan dengan cara dipukul berirama mengikuti tarian dan lagunya. Tarian masyarakat Dayak diantaranya tarian Tambun, Balean Dades, dan Bungai yang dibawakan ketika upacarauapacara adat. Seni ukir masyarakat Dayak umumnya berupa patung-patung kayu dan tiang-tiang rumah yang diukir dengan tangan dan memiliki simbol-simbol tertentu. Kain tenun yang dikenal umum terbuat dari bahan kapas dan kulit kayu. EVALUASI 1. Jelaskan faktor penyebab keberagaman budaya? 2. Bagaimana keberagaman bahasa di Indonesia?jelaskan! 3. Sebutkan dan jelaskan dampak negatif keberagaman budaya di Indonesia 4. Menurut pendapat anda apakah manfaat keberagaman budaya di Indonesia? 5. Bagaimana sistem kekerabatan masyarakat suku Asmat?jelaskan!
INTEGRASI NASIONAL STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
: Memahami Kesamaan dan Keberagaman Budaya : Mengidentifikasi Berbagai Penyelesaian Masalah Akibat Adanya Keberagaman Budaya Indikator : 1. Keberagaman budaya dijelaskan berdasarkan masalah-masalah yang muncul 2. Integrasi nasional dideskripsikan berdasarkan kepentingan dalam NKRI 3. Menjaga keselarasan antar budaya, diidentifikasi berdasarkan peran pemerintah dan masyarakat. RINGKASAN MATERI MASALAH AKIBAT KEBERAGAMAN BUDAYA Keberagaman budaya memiliki dampak negatif yaitu terjadinya konflik karena ketegangan antarsuku bangsa dan golongan. Menghadapi dampak negatif keberagaman budaya perlu dikembangkan sikap dan paham yang dapat mengikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengerti Gagasan mengatasi masalah akibat keberagaman budaya yang dimaksud adalah: a. Multikulturalisme Di dalam multikulturalisme, masyarakat diminta melihat dan menyikapi perbedaan budaya secara wajar, menjunjung tinggi perbedaan,dan mengajak masyarakat untuk melihat keberagaman budaya dalam kacamata kesederajatan. Maksudnya, dalam pandangan multikulturalisme tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain dan tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komonitas suku bangsa tertentu karena akan menjadi benih perpecahan dan konflik. b. Toleransi dan Empati Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain. Contoh, seorang yang beragama Islam menghargai perbedaan dengan temannya yang beragama Hindu. Mereka menyadari bahwa mereka berbeda agama namun bersahabat Sedangkan empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Contoh, seorang pejabat dan anaknya yang kaya secara ikhlas coba merasakan bagaimana para pemulung atau orang miskin lainnya harus bekerja keras untuk mendapatkan rezeki agar keluarganya bisa makan hari ini. 1. INTEGRASI NASIONAL a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi artinya pembaharuan hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi bisa terjadi secara horizontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal. b. Integrasi nasional merupakan wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa di kehidupan bernegara. c. Menurut pendapat para ahli Higgins Integrasi sosial adalah proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional yang diarahkan pada pembentukan wewenang kekuasaan nasional atas unit-unit politik yang lebih kecil (kelompok sosial). Dr.Nazaruddin Sjamsuddin Integrasi sosial sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya. J. Soedjati Djiwandonoi Integras nasional adalah sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. 2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRASI NASIONAL a. Homogenitas kelompok Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi nasional. b. Mobilitas geografis Faktor geografis mempengaruhi efektifitas dan efisiensi komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional. Dalam mencapai integrasi nasioanal adalah dengan menjaga keselarasan antarbudaya. 3. PERANAN PEMERINTAH DAN PERANAN MASYARAKAT a. Peranan Pemerintah Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah. Jangan sampai otonomi daerah yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat setempat malahan menimbulkan persoalan baru. Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.
b. Peranan Masyarakat Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah. Meminimalkan setiap potensi yang ada. Sebagai contoh, primordialisme atau fanatisme yang berlebihan harus bisa dihilangkan sedikit demi sedikit. EVALUASI 1. Bagaimana cara mengatasi masalah akibat keberagaman budaya di Indonesia? jelaskan! 2. Mengapa kita perlu mengembangkan sikap toleransi dalam masyarakat majemuk dengan berbagai macam budaya Indonesia? 3. Jelaskan pengertian integrasi nasional menurut pendapat Dr. Nazarudin Sjamsuddin? 4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional? 5. Bagaimana peran pemerintah dalam mewujudkan upaya integrasi nasional? TUGAS INDIVIDU 1. Buatlah sejarah singkat tentang berdirinya perusahaan tempat anda melakukan Praktek Kerja Industri! 2. Coba anda paparkan interaksi sosial yang terjadi antara Owner (pemilik perusahaan) dengan karyawan (pegawai), karyawan dengan anda selaku siswa Praktek Kerja Industri! 3. Buatlah daftar barang produksi yang paling diminati oleh konsumen (pembeli) ketika datang ke perusahaan tempat anda Praktek Kerja Industri! dan cantumkan nama perusahaannya Contoh daftar barang produksi. No
Jenis Barang Produksi
Jumlah Barang Yang Terjual perbulan
Alasan Konsumen
Ket .
Tugas evaluasi dan tugas individu dikerjakan menggunakan double folio, dengan identitas lengkap serta ditulis tangan! Tugas ini disatukan dengan modul! DAFTAR PUSTAKA Alam S dan Henry Hidayat. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMK dan MAK kelas XII KTSP Standar Isi 2006. Jakarta:Erlangga. Soekanto, Soerjono.1990.Sosiologi: Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada