Kadinda Sulteng
Kelemahan Negara Meminimkan Kreatifitas Pengusaha Media Lokal
JUDUL Mewakili Undang-Undang Dasar 1945 yaitu, Naion, sebuah Negara yang Berdaulat dan Sepenuhnya Bumi, Tanah dan Air Diperuntukkan untuk Kesejahteraan (baca; keadilan) Masyarakat Indonesia. Pada Dekade Persiapan Kemerdekaan; Mengisi Kemerdekaan sampai pada dekade pembangunan yang dimonumentalkan Bapak Jenderal Besar Soeharto, akselerasi pembangunan wilayah Timur Indonesia sangat jauh berbeda dengan Barat dan Tengah. Pada Masa Itu, Pembangunan Industri Pers Lokal Tidak Memiliki Tempat Strategis dalam Pembangunan Peradaban Bangsa, yang secara Kultural sangat kaya hasanah tetapi sangat distortif pengembangannya. Industri Pers juga masuk dalam kekuasaan Negara. Pers harus berparadigma Pers Pembangunan (kepentingan kekuasaan), harus memiliki izin terbit dan SIUP dan seterusnya.
Pasca reformasi (1998), Pers lokal kembali menerima masalah besar. ‘Air bah’ kebebasan dan kemerdekaan Pers yang diperjuangkan mulai tak terkontrol. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers memberikan keleluasaan sangat mudah. Salah satunya; mendirikan perusahaan penerbitan Pers cukup bermodalkan tidak lebih dari Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) bahkan ada hanya bermodalkan ‘terbit’ dengan imbalan meraup iklan isendentil hari-hari besar keagamaan dan lainnya. Industri Pers kehilangan fungsinya mendidik dan mengontrol.
PROBLEM WILAYAH TIMUR RI 1. 2. 3. 4.
Infrastruktur Minimnya Sarana Transportasi Sumber Daya Energi Kelistrikan Perbankan
Penerbit Media Cetak Harian Industri Pers Harian Lokal di Sulteng: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Harian Umum Mercusuar, terbit di Palu Harian Umum Radar Sulteng, terbit Palu Harian Umum Info Baru, terbit Palu Harian Petir, terbit Palu Harian Garda Sulteng, terbit Palu Harian Nuansa Pos, terbit Palu Media Alkhairaat, terbit Palu
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun di Sulteng Periode 19711980 adalah sebesar 3,86 persen kemudian menurun menjadi 2,91 persen pada periode 1980-1990 dan turun lagi menjadi 2,04 persen pada periode 1990-2000. Ditinjau dari jenis kelamin penduduk, Sulteng pada tahun 2000 yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan, yaitu 1,06 juta jiwa berbanding 1,02 juta jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 105. Propinsi Sulteng yang memiliki 1.531 Desa/Kelurahan dan 600.863 RT serta luas wilayah 68.033 KM2 secara umum pada tahun 2005 memiliki kepadatan penduduk 34 jiwa per KM2, 1.499 jiwa per desa serta 4 jiwa dalam setiap RT-nya. Penduduk Sulteng tersebar di 10 kabupaten dan satu kota di mana penduduk terbanyak berada di Kabupaten Donggala dengan jumlah sekitar 443.415 ribu jiwa atau sekitar 19,41 persen dari total penduduk. Sementara yang paling sedikit adalah penduduk di Kabupaten Buol yaitu sekitar 112.491 ribu jiwa atau 4,92 persen.
Namun Bila Dilihat Menurut Kepadatan Penduduk, Kota Palu Merupakan Wilayah Terpadat Dibanding Kabupaten Lainnya yaitu 728 Orang per KM2 dan Yang Paling Rendah adalah Kabupaten Morowali (11 orang Per KM2).
Penduduk Sulteng Terdiri dari 1.171.082 Jiwa LakiLaki Dan 1.113.577 Jiwa Perempuan dengan Jumlah Sex Ratio Sebesar 105,16.
DIMANA ITU SULTENG? Propinsi Sulawesi Tengah terletak di bagian tengah Pulau Sulawesi. Daerah Tingkat I ini merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang wilayahnya dilalui oleh garis katulistiwa. Propinsi lainnya yang wilayahnya juga dibagi oleh garis 0° ini adalah Propinsi Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Maluku. Di wilayah Sulawesi Tengah garis katulistiwa melintas di Pulau Pasoso, sebuah pulau kecil di Ketong, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala. Garis ini membagi daerah propinsi ini menjadi dua bagian yakni bagian dengan Lintang Selatan dan bagian dengan Lintang Utara. Propinsi Sulawesi Tengah yang dibentuk dengan UndangUndang Nomor 13 tahun 1964, terletak diantara 2° 22’ Lintang Utara dan 4° 48’ Lintang Selatan serta 119° 22’ dan 124° 22’ Bujur Timur.
Batas-Batas Wilayah Adalah: 1. Batas Utara: Propinsi Gorontalo 2. Batas Timur: Propinsi Maluku 3.Batas Selatan: Prop. Sulawesi Selatan dan Prop. Sulawesi Tenggara 4.Batas Barat: Selat Makassar
1.
Pertanian Tanaman Pangan a. Padi
b. Palawija c. Produksi Kacang Tanah d. Tanaman Sayur-Sayuran e. Buah-buahan
2. Perkebunan
a. Kelapa b. Kakao c. Cengkeh
3. Minyak dan Gas a. Minyak Bumi : Cadangan Minyak Bumi Sebesar 16,5 - 23 Juta Barrel. b. Gas Bumi : Cadangan Gas Bumi Sebesar 452 Miliar Kaki Kubik
4. Pertambangan a. Mineral logam b. Batu Bara c. Minyak
5. Peternakan
a. Ternak besar, meliputi Sapi, Kerbau serta Kuda b. Ternak kecil, meliputi Kambing, Domba serta Babi, dan c. Ternak Unggas, meliputi Ayam Ras, Ayam Kampung dan ltik
6. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan a. Penangkapan di Laut b. Penangkapan Diperairan Umum c. Budidaya 1. Budidaya Kolam 2. Budidaya Tambak 3. Budidaya Sawah
7. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan a. Penangkapan di Laut b. Penangkapan Diperairan Umum c. Budidaya 1. Budidaya Kolam 2. Budidaya Tambak 3. Budidaya Sawah
Luas panen, Hasil per Hektar dan Produksi (Sawah dan Ladang) Tahun
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha)
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha)
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha)
2007
175.489
716.905
40,85
2006
176.029
694.921
39,48
2005
190.106
738.607
38,85
2004
210.425
797.537
37,90
2003
135.107
461.763
34,18
Tabel Perkembangan Produk Perkebunan TAHUN No
Jenis Komoditi
2000
2001
2002
2003
2004
Pertumbuhan ratarata (2001-2004) %
1
Kelapa
182.23
184.58
185.17
201.25
190.18
1,07
2
Cengkeh
4.539
8.395
9.524
11.582
46.534
25,82
3
Kopi
5.186
5.436
5.698
5.51
5.282
0,46
4
Kakao
100.9
112.6
114.78
114.27
129.37
6,41
5
Pala
52
61
67
63
169
10,08
6
Lada
197
217
172
174
5,036
-3,76
7
Jambu Mete
1.531
2.164
2.619
4.99
256
34,67
8
Kapuk
178
190
163
139
62
9,51
9
Panili
27
53
57
64
2.921
23,10
10
Karet
3.02
3.162
2.569
2.569
51.51
-0,68
11
Kelapa Sawit
26.953
31.779
33.791
48.672
1.138
17,58
12
Sagu
689
694
1.153
822
1.041
13,37
13
Kemiri
178
200
384
908
9
55,51
14
Aren
8
8
22
4
4.168
2,99
Potensi Sumber Daya Mineral / Bahan Galian yang dapat dikembangkan di Sulawesi Tengah No
Jenis Bahan Galian
Luas Wilayah Tambang
Lokasi
Keterangan
1
Nikel
Kec. Petasia, Bungku Tengah, Bungku Selatan, Kab. Morowawli
36.635 Ha
Kontrak Karya PT. INCO
2
Emas
Kec. Palu Selatan dan Palu Utara Kotamadya Palu
561.050 Ha
Kontrak Mineral
46.400 Ha
KK New Sulawesi
746.400 Ha
KK Indo Luwuk Emas
19.180 Ha
KK PT. Samideko Melindo
228.700 Ha
KK Mandar Uli Mineral
Kec. Parigi Moutong Kab. Moutong
Karya
Citra
Palu
dan Parigi
Kec. Palele dan Bonobogu Kab. Buol
Cress
Nusa
Kec. Dondo Kab. Buol Kec. Lore Utara Kab. Poso dan Kec. Sigi Biromaru Kab. Donggala
598.000 Ha
Lanjutan….
No 3
4
Jenis Bahan Galian Batubara
Croznit
Luas Wilayah Tambang
Lokasi Kec.
Kulawi Kab. Donggala dan
Keterangan
Belum
Kec. Lore Selatan Kab. Poso
diketahui
Kec.
229 Ha
KP. PT. Palmabin Maining
1.003 ha
KP. PT. Bituminusa Mining
Mori Atas Morowali
Kab.
Kec. Momunu Kab. Buol Kec.
Bulagi Bangkep
Kab.
Kec. Bungku Barat dan Bungku Tangah Kab. Morowali 5
Belerang
Kec. Una-Una Kab. Tojo Unauna
Belum diketahui
Lanjutan …… Jenis Bahan Galian
No 6
7
Marmer
Luas Wilayah Tambang
Lokasi
Keterangan
Ratodena Kab. Poso
1.236.092 M3
Hasil Penelitian
Sulawena Kec. Pamona Utara Kab. Poso
16.851.600 M3
Hasil Penelitian
Tinompo Kab. Morowali
83.495.164 M3
Hasil Penelitian
Korowalelo Morowali
4.131.124.999 M3
Hasil Penelitian
500.000.000 M3
Hasil Penelitian
Batu
Kec. Banawa
Gamping
Kec.
Sindue Donggala
Kab.
Kab.
12.000.000 M3 Hasil Penelitian
Kec. Poso Pesisir, Lage, Pamoa Utara, Ampana Kab. Poso Kec. Bigu, Bonobogu, Bokat, Kab. Buol Toli Toli Kec. Bunta, Pagimana, Luwuk, Balantak, Lamana, Kab. Banggai dan Kab. Banggai Kepulauan
Belum diketahui
Populasi Ternak Kecil & Besar Tahun 2001 - 2005 Populasi Ternak Kecil No
Populasi Ternak Besar
Tahun Kambing (ekor)
Domba (ekor)
Babi (ekor)
Kerbau (ekor)
Sapi (ekor)
Kuda (ekor)
1
2005
178.434
2.172
173.538
4.461
187.514
3.322
2
2004
162.09
5.351
169.137
4.637
196.04
3.819
3
2003
161.92
5.953
176.92
4.614
194.099
4.614
4
2002
162.628
7.335
177.085
3.734
198.134
3.734
5
2001
162.965
6.091
103.545
6.17
231.489
6.17
Pembangunan Berbagai Sektor di Wilayah Timur Indonesia Harus Diakui Kini Terus Dipacu. Kegagalan Yang berimplikasi pada, Ketidakseimbangan wilayah Barat, Timur dan Tengah di Indonesia juga Bagian Penting Strategi dan Perencanaan Pembangunan saat ini .
Pada Titik Ini, Sudah Saatnya Negara Memberikan Kebijakan Khusus Guna Percepatan Pembangunan Industri Pers di Daerah. Laju Pertumbuhan Industri Pers saat ini tidak diimbangi dengan KEBIJAKAN yang SERIUS dan Strategis untuk Mendukung Laju Pertumbuhan itu. Akibatnya, Pers juga Banyak Menyimpang dari Tugas dan Fungsinya. Pers Bisa sangat Oposan dan Tidak Mandiri.
Kritik Kedua; Kebijakan Yang Dilahirkan Negara Belum Sepenuhnya Simultan Antarsektor. Padahal, Banyaknya Pendanaan Beberapa Sektor Pembangunan Disebabkan, Tidak Optimalnya Mengomunikasikan Kebiijakan strategis Negara Pada Masyarakat.
Kritik ketiga; kebijakan perbankan nasional juga harus direstrukturisasi bila berkentingan untuk meningkatkan peran Industri Tehnologi Informasi dan Komunikasi di sektor Industri Pers. Saat ini, sentralisktik kebijakan sudah saatnya diubah ke arah yang lebih prioritas strategis. Di mana untuk peningkatan dan pengembangan Industri Tehnologi dan komunikasi lokal, khususnya media dengan kredit lebih cepat, efisien dan otonom.
Kritik terakhir; perlunya segera mendesak pemerintah pusat, lewat PLN untuk segera merealisasikan amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan 10 bidang percepatan pembangunan nasional, diantaranya percepatan pembangunan kelistrikan di daerah-daerah krisis energi listrik. Sulteng, salah satu daerah provinsi yang kini masih minum suplay energi sumber daya listrik sehingga memperlambat investasi dan menggagu investasi (industri) lokal.