No. 360 / DZUL QO’DAH - DZUL HIJJAH 1437 H / SEPTEMBER 2016 / TH. XXXI ISSN : 0215-3289
Pondok Pesantren Al-Kaaf Malang Anugerah dari Celah Rumpun Bambu
Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP Ganti Menteri Bukan Berarti Ganti Program
Monumen Perjuangan Kesaktian Pancasila
‘Saksi Bisu’ yang Kusam Berdebu MI al-Maarif Sukomulyo Gresik Taman Asri di atas Batu Paving
KEKEJAMAN PKI
Sejarah yang Berdarah-darah MPA 360 / September 2016
1
Dewan Redaksi MPA bersama Kasubbag TU Kankemenag Magetan menjelang napak tilas situs Tragedi PKI 1948 di Magetan.
Dewan Redaksi MPA bersama Panglima FAK RI (depan) di situs sejarah Sumur Cigrok.
BIDIKAN DEPAN_Dewan Redaksi MPA bersama Pengasuh Pesantren Cokrokertopati (Komplek PSM) Takeran.
Dewan Redaksi MPA saat berada di situs sejarah Sumur Soco.
Dewan Redaksi MPA saat mendengarkan keterangan juru kunci manumen kesaktian Pancasila di desa Rejosari (dulu lokasi Pabrik Gorang-gareng).
Dewan redaksi MPA saat mengunjungi situs sejarah Tragedi PKI 1948 di Sumur Mbatokan Ngariboyo Magetan pada 13 Agustus 2016.
2
MPA 360 / September 2016
MPA 360 /SEPTEMBER 2016
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi: H. Musta’in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: Machsun Zain, Syaikhul Hadi Bendahara: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Muhammad Munib Ilustrator: M. Tajudin Nurcholis Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
P
embaca setia, untuk mempersiapkan Lensa Utama edisi September ini, kami sengaja melakukan napak tilas ke Magetan. Sebab di sana terdapat tujuh sumur tua yang digunakan PKI untuk membantai orang-orang yang tak seideologi dengannya. Sumur-sumur pembantaian itulah, yang merupakan bukti nyata bahwa kebiadaban PKI benar-benar terjadi dan nyata. Sehabis shalat Shubuh kami berangkat menuju Magetan. Sampai di sana sekitar pukul 09.30 Wib. Pejabat dan staf di Kemenag Kab. Magetan terlihat sangat siap menyambut kedatangan kami. Setelah menyantap hidangan dan ngobrolngobrol sebentar, kamipun segera diantar untuk berkeliling ke enam tempat. Pertama kali yang kami kunjungi, adalah pondok pesantren Ath-Thohirin Mojopurno. Sebab Kiai Soelaiman Zuhdi Affandi. pengasuh Pesantren tersebut, termasuk Kiai yang dibantai PKI secara keji. Kamipun berhasil mewawancari Kiai Ahyarul Umam (putera Kiai Soelaiman Zuhdi) dan Gus Bustomi Jauhari (pengasuh pesantren Ath-Thohirin dan cucu Kiai Soelaiman Zuhdi). Dari sana kami langsung menuju ke pedukuhan Mbatokan, desa Banjarejo. Ada 16 orang yang dibunuh dan dikubur di sini. Keterangan yang diberikan H. Bandi dan H. Sarbani, sesepuh desa dan warga asli Mbatokan, sangat membantu kami dalam menyusun laporan. Hasilnya kami rangkum dengan keterangan Siti Mahmudah, S.Pd (Kepala MI Banjarejo) dan Wagimun AW, M.Pd.I selaku Panglima Front Anti Komunisme (FAK) RI. Lalu kami bertandang ke sumur tua di desa Cigrok kecamatan Kenongomulyo. Beriring air hujan yang tiada henti kami memasuki kawasan makam ini. Letaknya memang agak menjorok ke dalam, berada di penghujung sebuah perkampungan yang sepi. Dari sini kami lanjutkan ke ‘Monumen Perjuangan Kesaktian Pancasila’, letaknya tak jauh dari pabrik gula Gorang-gareng. Pada prasasti tertulis secara jelas nama 23 korban kekejaman PKI dan ditambah 114 orang yang namanya tak tertulis. Baru setelah itu, kami bertandang ke Pesantren Takeran menemui KHM. Sajid Zuhdi Tafsir (Pengasuh ponpes Salafiyah Cokrokertopati Takeran). PKI berhasil menculik 14 orang pengasuh dan ustadz dari Pesantren Takeran. Napak tilas kami akhiri di sumur tua Soco Kecamatan Bendo. Di sinilah tempat pembantaian besar-besaran yang dilakukan PKI. Pembaca setia, kami berharap Anda membaca sepenuhnya hasil laporan ini. Harapan kami, dengan mengetahui sejarah berdarah PKI 1948, kita menjadi waspada dan berusaha membentengi generasi penerus bangsa ini dari ideologi Komunis yang licik, kejam dan biadab!
Enterpreneurship ----------------------- 4 Teropong -------------------------------- 5 Lensa Utama ---------------------------- 6 Cahaya Hati----------------------------- 18 Agama----------------------------------- 20 Lensa Khusus---------------------------- 28 Tafsir Maudlu’i ------------------------- 24 Bilik Santri ------------------------------ 26 Ta’aruf ----------------------------------- 34 HUT MPA KE-46 ---------------------- 36
Edukasi---------------------------------- 40 Serambi Madrasah---------------------- 42 Khotbah --------------------------------- 44 Syifa ------------------------------------- 46 Lintas Peristiwa------------------------- 50 Annisa’ ---------------------------------- 58 LAA Remaja----------------------------- 59 Cerpen----------------------------------- 60 Sahabat ---------------------------------- 64 Dunia Islam----------------------------- 66
MPA 360 / September 2016
3
ENTREPRENEURSHIP
Bisnis Sambal Cumi Yang Rasanya Nagihi Empat anak muda yang tengah menempuh kuliah di Yogyakarta, yaitu Muhammad Arsy Muqorrobin, Indi Pandantiyasti, Ahmad Iqbal Syarib, dan Mega Aisyah Nirmala ; sepakat mengadakan liburan ke Lampung, yang juga merupakan kampung halaman Iqbal. Di saat liburan itu, mereka disuguhi sambal cumi oleh kakak Iqbal. Sambal cumi yang disuguhkan itu, menggunakan jenis cumi yang berbeda dan jarang dijumpai, karena menggunakan jenis cumi teluk yang berbentuk kecil dan hanya ditemukan di Lampung. Sebelum pulang, mereka tidak lupa meminta resep sambal yang lezat dan bercita rasa tersebut.
B
erawal dari liburan inilah, mereka berempat sepakat untuk membuat bisnis baru berupa produk “Sambal Cumi”, dibawah usaha bersama bernama “Monsterchilli”; walaupun sebenarnya mereka sudah punya usaha pribadi masing-masing yang berbeda. Arsy ditunjuk sebagai CEO, sedang Indi, Iqbal, dan Mega sebagai CMO. Sebelum meluncurkan produk sambal itu, mereka sempat bereksperimen dengan menggunakan bahan baku ikan cumi yang tersedia di pasaran, mulai dari cumi basah sampai cumi kering. Tetapi rasanya, tidak bisa menyamai cita rasa sambal cumi yang mereka santap ketika liburan. Setelah melakukan riset lebih lanjut, ternyata untuk mendapatkan cita rasa yang sama tidak ada pilihan lain kecuali harus menggunakan cumi teluk yang ada di Lampung. Akhirnya, mereka harus mendatangkan bahan baku cumi dari Lampung. Bukan hanya itu, sambal itu juga menggunakan bahan baku bawang merah dari Brebes, karena memiliki rasa enak di lidah. Menurut Arsy, dari struktur biaya produksi, ongkos bahan baku Sambal Cumi, memang cukup mahal karena harus didatangkan dari luar Yogya. Tetapi justru inilah kelebihannya, karena bahannya berkualitas. Setelah semua siap, produk perdana yang ber-label “Sambal Cumi Sadis” (sadis singkatan dari pedas abis), diluncurkan pada Juli 2015, bertepatan saat Ramadhan, sebanyak 20 botol. Tak terduga, dalam waktu singkat sambal terjual habis. Rupanya, cita rasa sambal cumi cukup menarik perhatian konsumen. Terbukti tahap berikutnya langsung mendapatkan pesanan sebanyak 200 botol. Arsy mengaku sempat kewalahan dalam memenuhi pesanan tersebut dan ternyata karena kurang pengalamam, maka bukan untung yang diperoleh tetapi malah mengalami kerugian sebesar Rp. 6 juta. Sebab, meproduksi sambal untuk skala kecil dan besar prosesnya berbeda. Apalagi, mereka juga harus bisa mempertahankan cita 4
MPA 360 / September 2016
rasa sambal tersebut. “Saat memasak sambal dengan menggunakan panci besar, ternyata prosesnya beda, takarannya beda, dan besaran apinya juga beda. Saat itu juga kami belajar”, kata Arsy. Sambal Cumi Sadis, dikemas dalam bentuk botol kaca dan telah melewati proses pasteurisasi sehingga steril dan terjaga cita rasanya. Satu botol sambal dibanderol dengan harga Rp.55. 000.- ; dan bisa tahan sampai jangka waktu 3 bulan jika disimpan di suhu ruangan. Sedangkan bila disimpan dalam kulkas bisa tahan sampai 6 bulan. Sejauh ini, penjualan sambal tersebut masih menggunakan media sosial di instagram, reseller, dan pameran. “Saat ini, Sambal Cumi Sadis sudah memiliki reseller yang tersebar di Bandung, Jakarta, lampung, Balikpapan, Samarinda, dan Tulung Agung”, kata Arsy. “Produk makanan pedas yang dijual di pasaran biasanya dibuat dengan level-level kepedasan tertentu. Sambal Cumi Sadis, tidak menerapkan level tersebut agar tetap autentik. Meski demikian, sambal cumi buatannya dijamin dapat memenuhi hasrat konsumen pecinta pedas”, tambahnya.
Seiring dengan perjalanan waktu, sambal cumi produksi Monsterchilli semakin dikenal konsumen. Dalam satu bulan bisa menjual sekitar 500 botol, dengan omzet mencapai Rp. 25 juta dari modal patungan Rp.2 juta-an per orang. Awalnya, proses produksi dilakukan di Lampung. Tapi karena rantai distribusinya terlalu panjang, Arsy dan temannya sepakat untuk memindahkan proses produksi ke Yogya. Dalam tempo setahun, Monsterchilli, sudah mengeluarkan 2 produk, yaitu Sambal Cumi Sadis (pedas abis) dan Sabal Cumi Sadar (sadar singkatan dari pedas standar). ”Sambal Cumi Sadar, diproduksi atas permintaan konsumen yang berusia diatas 40 tahun. Karena banyak yang tidak tahan dengan rasa pedasnya Sambal Cumi Sadis”, kata Arsy. ”Saat ini, penjualan 70 persen untuk Sambal Sadis, dan 30 persennya untuk Sambal Cumi Sadar”, tambahnya. Untuk memperluas distribusi, Arsy dan teman-temannya sedang mengurus izin PIRT (pangan industri rumah tangga). Bila izin PIRT sudah dikantongi, maka akan mudah menjual produk tersebut ke retail, restoran, ataupun tokoh oleh-oleh. Selain itu, mereka juga giat mengikuti pameran untuk menembangkan brand awareness kepada konsumen dan melebarkan jaringan reseller baru yang lebih loyal. Kedepan, Monsterchilli tidak hanya ingin membuat poduk sambal, tetapi juga produk lain yang menggunakan bahan cabai. Kami ingin menjadi pioner dalam memproduksi makanan pedas dan menawarkan pengalaman kuliner yang baru kepada konsumen. ”Jualan produk yang sudah dibikin orang justru lebih susah, sedangkan jualan produk yang baru dan aneh cenderung labih gampang. Simpelnya, kalau belum banyak yang bikin, saingannya dikit dan menjualnya lebih gampang”. Jelas Arsy. Jangan takut mencoba, yang penting mulailah dulu!. Bisa sebagai produsen atau reseller, bukan? (diolah dari kreatipreneur republika 290716 dan sumber lain) •Ahar
teropong
Mengapa Komunis Begitu Kejam? “Memilih korban, mempersiapkan pukulan, memuaskan pembalasan dendam yang hebat dan kemudian pergi tidur..... Tidak ada yang lebih menyenangkan lagi dari ini di dunia...”
STALIN
S
talin adalah tokoh komunis Rusia. Ia paling gemar membunuh kawan-kawannya sendiri. Itulah kelebihannya daripada Hitler dan gangster Al-Capone di Amerika Serikat. Pada kongres ke-20 Partai Komunis pada tahun 1956, Kruschev presiden Rusia pada waktu itu mengutuk Stalin sebagai seorang pembunuh dan ahli tuduhan palsu, pemaki-maki kultus individu, akan tetapi mempertahankan garis teror dan disiplin Lenin. Pada tahun 1965 dan sebelumnya, Partai Komunis Indonesia (PKI) condong pada Mao Tse Tung dengan pengawal merahnya. Sedangkan Mao mengikuti kekejaman Stalin. Kekejaman pemimpin Komunis Internasional ini diteruskan oleh Pol Pot dengan Khmer merahnya di Vietnam. Tidak heran bila pada peristiwa G.30.S/PKI, kaum komunis itu membantai para pimpinan Angkatan Darat Republik Indonesia seperti Jenderal Achmad Yani dan kawan-kawannya. Kini PKI dan organisasi-organisasi onderbownya telah dibubarkan. Marxisme, Leninisme, Stalinisme, Maoisme telah dilarang pula. Namun kita tetap waspada sebab hantu-hantu PKI masih bergentayangan. Pengkhianatan mereka sangat membahayakan bagi berlangsungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Kekejaman PKI ditunjukkan pada aksi-aksi pembantaian yang mereka lakukan baik pada pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 maupun G.30.S/PKI tahun 1965. Athor Thohiri cucu KH Imam Shofwan mengungkapkan kisah penculikan dan pembunuhan kakeknya. Salah satu sumur tua di desa Cigrok, Takeran digunakan oleh PKI sebagai tempat pembuangan para ulama yang menjadi korbannya. KH Imam Shofwan dari pesantren Thoriqus Su’adza, Selopuro, Kebonsari, Madiun yang dimasukkan sumur setelah dianiaya dan masih dalam keadaan hidup. Beliau mengumandangkan adzan dari dalam sumur hingga meninggal. Kedua putranya K. Zubair dan K. Bawani juga dibantai di sumur tua desa Kepuh Rejo tidak jauh dari sumur Cigrok. KH Rokib seorang dai yang juga pedagang keliling ditangkap PKI pada tanggal 19 September 1948. Ia diikat kedua tangannya dan ditarik kearah berlawanan. Berkat ilmu silatnya yang pernah ia pelajari ia bisa lepas dan lari. Tapi hari berikutnya ia ditangkap lagi dan digiring ke Gorang Gareng. Disana ia diikat dan disatukan dengan sekitar 300 orang tawanan PKI lainnya. Mereka diangkut dengan lori menuju desa Suco dan dihabisi disana. Al-Busthomi pengasuh pesantren Ath-Thohirin menceritakan sebelas anggota keluarganya yang menjadi korban kekejaman PKI. KH Soelaiman Affandi ditangkap pada tanggal 20 September 1948. Kakek Al-Busthami itu setelah ditahan selama empat hari dipenjara Magetan, bersama dengan tawanan PKI lainnya ia diangkut dengan gerbong kereta lori ke loji pabrigula Rejosari, Gorang Gareng, Magetan. Disini setelah disiksa, dibantai dan dimasukkan ke dalam sumur Suco. Kiai Zuhdi Hamim Tafsir pengasuh pesantren Sabilul Muttaqin Takeran Magetan yang aktif dalam Front Anti Komunis mewaspadai kebangkitan Komunis Gaya Baru. Pesantren ini pernah dihadiri oleh
seorang tokoh komunis yang selama ini hidup di Australia bersama seorang tokoh yang berasal dari pesantren ini. Tamu ini membujuk keluarga PSM Takeran untuk berdamai dengan keluarga korban PKI dan saling memaafkan. Tamu itu tidak bertemu dengan kiai dan gagal upayanya untuk rekonsiliasi. Pesantren Sabilul Muttaqin Takeran, ulamanya paling banyak menjadi korban keganasan PKI. Bahkan KH Mursyid pimpinan pesantren tidak diketahui keberadaannya. AlBusthami yang juga menjadi anggota DPRD Magetan menceritakan bahwa sekitar beberapa tahun yang lalu terdapat seorang pemuda bersepeda motor dengan stiker PRO PKI. Komunis Gaya Baru juga merekrut seorang hafidz (penghafal) al-Qur’an dan dikirim ke Moskow untuk digembleng menmjadi kader komunis. Karena itu kebangkitan PKI Gaya baru harus diwaspadai. Hantu PKI yang ingin hidup kembali masih bergentayangan. Mereka berusaha membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Mereka menggembar-gemborkan bahwa anggota PKI didholimi daan dibunuh tanpa sebab, Mereka menuntut agar pemerintah Republik Indonesia meminta maaf kepada keluarga PKI. Melalui Komisi Hak Azasi Manusia mereka meminta agar korban PKI sejak satu Oktober 1965 diinvestigasi. Mereka lupa bahwa penumpasan terhadap G30S/PKI dimulai dengan aksi teror PKI sebelumnya. Banyak pejabat negara sipil maupun militer yang menjadi korban. Juga tidak sedikit para ulama yang dibantai oleh PKI. Seharusnya PKI yang harus minta maaf kepada pemerintah Republik Indonesia dan umat Islam, bukan sebaliknya. Dalam dua peristiwa berdarah tersebut terbukti PKI sangat kejam dalam membantai para korbannya. Mengapa? Karena Komunisme tidak mengakui Tuhan, tidak beragama dan tidak berperikemanusiaan, Ideologi mereka bertentangan dengan Pancasila, maka tidak patut hidup di bumi Nusantara ini •RAW MPA 360 / September 2016
5
Sejarah Berdarah PKI 1948
Mayat-mayatpun Bergelimpangan di Sepanjang Jalan Madiun, September 1948 yang mencekam. Kaum Komunis mengadakan pertemuan besar-besaran. Tokoh-tokoh PKI berteriak lantang. Mereka mempengaruhi masyarakat, membujuk-rayu, menghasut dan bahkan memaksa.
S
etelah rapat umum usai, pasukan berkostum hitam-hitam datang dari berbagai penjuru dengan jumlah cukup besar. Mereka unjuk gigi; menjaga sudut-sudut kota. Juga kawasankawasan yang cukup strategis; pasar, alun-alun, stasiun kereta api dan jembatan-jembatan. Pasukan hitam-hitam itu menggeledah setiap orang yang masuk kawasan tersebut. Tak ayal tindakan itu membuat masyarakat Madiun ketakutan. Dini hari tanggal 18 September 1948, sekitar 1500 orang pasukan PKI bergerak ke pusat Kota Madiun. Mereka menyerang kantor-kantor pemerintahan. TNI dan Polisi serta aparat pemerintahan sipil terkejut mendapat serangan mendadak semacam itu. Lantas Pasukan PKI bergerak cepat menguasai tempat-tempat strategis. Saat matahari pagi mulai terbit, Madiun telah jatuh ke tangan PKI. Keberhasilan itulah yang membuat PKI merasa di atas angin. Dengan bebas mereka menjarah. Wargapun dibikin panik. Aksi-aksi penculikan dilancarkan. Penduduk Madiun kian jadi gusar. Penangkapan sewenang-wenang tokoh masyarakat yang tak sehaluan terjadi dimana-mana. Mereka diperlakukan secara keji dan tak berperikemanusiaan.
6
MPA 360 / September 2016
Mulai dari Bupati, Camat, Patih, Kepala Kepolisian hingga para Kiai, ustadz dan santri, tokoh masyarakat, dan bahkan warga biasa yang dianggap berseberangan dengan PKI pun dilenyapkan. Sebagian dari mereka ada yang diculik dan dinaikkan ke atas truk terbuka. Setelah diarak berkeliling kota – yang diiringi barisan pasukan hitam-hitam, mereka dikirim ke suatu tempat yang tak jelas rimbanya. Para pimpinan Masyumi dan PNI ditangkap dan lalu dibunuh. Pasukan hitamhitam dengan senjata revolver dan kelewang yang menjadi algojo. Dengan bengis mereka melakukan diantara dua pilihan; menyembelih atau menembak. Sejurus kemudian, mayat-mayatpun bergelimpangan di sepanjang jalan. Pada waktu yang hampir beriringan, di Magetan ada seribu pasukan PKI bergerak cepat menyerbu Kabupaten, kantor Kodim dan Koramil, kantor Polisi, rumah Kepala Pengadilan dan kantor pemerintahan sipil. Setelah mereka dapat dilumpuhkan, kaum Komunis beranjak melakukan penangkapan para aktivis Masyumi dan PNI. Juga tokoh-tokoh agama yang dianggap sebagai penghambat jalan dan tujuan kaum Komunis. Orang-orang PKI menggeledah kam pung dan desa-desa, pesantren-pesantren dan pabrik gula. Maka di sana-sini terjadi penjarahan. Dan tentu saja, juga penyiksaan dan pembunuhan. Mereka bahkan dibantai secara massal. Mayatmayat itu dimasukkan begitu saja ke dalam sumur-sumur pembantaian. Ada pula yang langsung diceburkan hidup-hidup. Sebagian mayat yang bergelimpangan di jalan-jalan dilarungkan ke sungai. Dalam waktu singkat PKI tak saja menguasai wilayah Madiun dan Magetan semata. Melainkan juga Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwodadi, Blora, Rembang, Pati, Cepu, Kudus dan bahkan sampai ke daerah Klaten dan Solo. Seperti halnya yang terjadi di Madiun dan Magetan, aksi serangan PKI dimana-mana selalu meninggalkan jejak pembantaian massal. Sebagai fakta nyata, tragedi kebiadaban PKI 1948 tak boleh lenyap dari bukubuku sejarah. Sebab upaya-upaya untuk memutarbalikkan – setidaknya mengaburkan – sejarah tersebut tak jarang bermunculan. Kelak jangan sampai terjadi; anak-anak bangsa di negeri ini menganggap peristiwa tersebut sebagai cerita rekaan belaka. Bagaimanapun juga, sejarah PKI selalu berisikan serentetan tragedi yang ditulis dengan darah dan air mata. Sebab mereka tak segan-segan menjarah, merampas hartabenda, membakar rumah dan gedunggedung pemerintahan. Dengan garang dan congkak kaum Komunis menyiksa, bahkan menyembelih dan mengubur hidup-hidup para tokoh masyarakat, aparat kepolisian, Kiai dan santri, serta penduduk yang tak sefaham dengannya.
sejarah PKI selalu berisikan serentetan tragedi yang ditulis dengan darah dan air mata. Sebab mereka tak segansegan menjarah, merampas harta-benda, membakar rumah dan gedung-gedung pemerintahan. Dengan garang dan congkak kaum Komunis menyiksa, bahkan menyembelih dan mengubur hidup-hidup para tokoh masyarakat, aparat kepolisian, Kiai dan santri, serta penduduk yang tak sefaham dengannya.
Mayat-mayat yang dibantai kaum Komunis nasibnya sangat naas. Mereka dilemparkan begitu saja ke sumur-sumur tua yang telah dipersiapkan. Mayat-mayat itu tumpuk-menumpuk, saling tumpang-tindih. Tubuh-tubuh mereka tercabik-cabik dengan darah sekujur badan. Wajah-wajah mereka berpangling rupa, sehingga tak gampang untuk mengenalinya. Pada awal Januari 1950, sumur-sumur tua di Magetan yang digunakan PKI
mengubur para korban itu dibongkar oleh pemerintah. Berpuluh ribu orang sama-sama menyaksikan peristiwa tersebut. Mereka ada yang dari Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek atau daerah lain, sama berdatangan untuk mencari anggota keluarganya yang telah diculik PKI. Ada sembilan tempat penggalian waktu itu; sumur di desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo, sumur I dan sumur II desa Soco Kecamatan Bendo, sumur desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo, sumur di desa Pojok Kecamatan Kawedanan, sumur desa Batokan Kecamatan Banjarejo dan sumur di desa Bogem Kecamatan Kawedanan. Sementara yang dua lagi, adalah di komplek Pabrik Gula Gorang-gareng dan ‘Alas Tuwa’ di dekat desa Geni Langit di Magetan. Fakta keganasan PKI tersebut, disaksikan puluhan ribu warga yang melihat pembong karan sumur-sumur secara langsung. Setelah diidentifikasi secara seksama, ditemukan beberapa nama petinggi pemerintahan sipil ataupun TNI, Polisi, Kiai dan santri, tokoh Masyumi dan PNI, Camat, Kepala Desa dan juga guru, serta sejumlah nama-nama penting bagi masyarakat. Dengan dibongkarnya sumur-sumur pembantaian tersebut, setidaknya telah mem buktikan bahwa penculikan, penganiayaan, penyiksaan dan pembantaian massal yang dilakukan orang-orang PKI memang ada dan benar-benar terjadi. •Il/berbagai sumber
MPA 360 / September 2016
7
Serpihan Tragedi dari Masa Kelam
Tokoh-Tokoh Agama Korban Keganasan PKI Pondok pesantren, Kiai, ustadz, santri dan guru ngaji, selalu menjadi target orang-orang Komunis. Mereka semua dianggap musuh, karena selalu jadi penghalang tujuan PKI. Itulah sebabnya, orang-orang Komunis selalu meneriakkan yel-yel yang bernada cercaan: “Pondok bobrok, langgar bubar, santri mati!”.
S
erangkaian tipu muslihatpun dirancang. Pondok Takeran jadi incaran. Kiai Imam Mursjid Muttaqien, pengasuh Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM), masuk daftar bidikan. Sebab Kiai muda berusia 28 tahun ini, dianggap punya pengaruh besar di Magetan. Dia dikenal sebagai sosok berwibawa yang berpikiran cemerlang. Disamping sibuk mengajar di pesantren, dirinya juga aktif memberikan gemblengan fisik para pemuda. Sebagaimana yang dituturkan KHM. Sajid Zuhdi Tafsir, 17 September 1948 merupakan kali terakhir Kiai Imam Mursyid menginjakkan kaki di PSM Takeran. Sebab selepas shalat Jum’at sejumlah tokoh PKI menda tanginya. Para pengawal bersenjata lengkap berdiri membentuk setengah lingkaran. Kiai Mursjid dibujuk untuk berunding. Tentu dia tak begitu saja mengiyakannya. Namun melihat ratusan orang yang menge pung Pondok Takeran, Kiai Mursjid lantas menuruti kehendak mereka. “Bahkan ketika hendak menculik Kiai Imam Mursyid, pentolan PKI bernama Suhud menyitir 8
MPA 360 / September 2016
KHM. Sajid Zuhdi Tafsir Pengasuh ponpes Salafiyah Cokrokertopati Takeran.
ayat al-Qur’an: innalllaaha laa yughayyiru maa bi qaumin hattaa yughayyiru maa bi anfusihim,” paparnya. Menurut pengasuh ponpes Salafiyah Cokrokertopati Takeran ini, sejatinya ketika
mendatangi pesantren, orang-orang PKI tak mengetahui ihwal keberadaan Kiai Imam Mursyid. Namun dari mushalla yang tak jauh dari pesantren, Kiai Imam mendengar ada orang yang mencari. Kemudian dia menghampirinya. Lalu Kiai Imam Mursyid dibawa pergi Suhud dan gerombolan PKInya. Tepat di depan pendopo pesantren, Kiai Mursjid dinaikkan ke atas mobil. Memandang sang Kiai kian menjauh dari lokasi PSM, warga pesantren dan para santri dilanda kecemasan. Sejak saat itulah, keberadaan Kiai Imam Mursjid tak diketahui secara pasti. Sehari kemudian, orang-orang PKI mendatangi PSM kembali. Mereka mengatakan, bahwa Kiai Imam Mursyid tidak bisa mengambil keputusan jika tanpa didampingi Kiai Muhammad Noor – wakilnya di PSM. Akhirnya, Kiai Muhammad Noor juga dibawa pergi PKI. Setelah itu, dengan dalih yang sama, PKI berhasil membawa total 14 orang PSM yang terdiri dari pengasuh dan ustad. “Ketua organisasi santri PSM yang bernama Husein turut pula dibawa PKI,” ungkapnya miris.
Jadi selain Kiai Imam Mursyid dan Kiai Muhamamd Noor, PKI berhasil membawa Kiai Ahmad Baidawi dan Kiai Muhammad Nurun. Sedangkan dari jajaran ustadz; ada ustadz Imam Faham (paman M. Kharis Suhud mantan Ketua DPR/MPR RI), ustadz Hadi Addaba’ dan ustadz Muhammad Maidjo. Korban penculikan PKI lainnya, yakni Reksosiswoyo, Hartono, Kadimin, Muhammad Suhud, Priyo Utomo dan Rofi’i Cipto Utomo. “Seandainya pada malam sebelum penculikan KH. Yususf Hasyim tidak bertolak ke Jombang, pasti beliau akan jadi korban penculikan juga,” tukasnya. Pasca penculikan besar-besar tersebut, tentu saja PSM kehilangan banyak figur pimpinan. Yang tersisa tinggal tiga orang; yakni Kiai Hamim Tafsir (yang masih berusia muda), Mbah Teguh dan Kang Warido. “Mereka bertiga ini mengalami kebingunan dan sempat berencana melakukan perlawanan,” tegasnya. Lantaran PSM Takeran dikepung PKI, tentu upaya perlawana akan menjadi siasia. Di tengah kegundahan itu, tersiar kabar datangya pasukan batalyon Siliwangi. Saat itu mereka sudah berada di perempatan Pabrik Gula Gorang-gareng. Lantas ketiga orang ini menyusun siasat menemui tentara Siliwangi untuk meminta bantuan. Meski awalnya tak mempercayai, namun akhirnya pasukan Siliwangi menuju pesantren yang sedang dikepung PKI. Terkait penculikan 14 tokoh PSM tersebut, ungkap penasehat Front Anti Komunis (FAK) RI ini, ternyata didalangi oleh salah seorang keluarga PSM sendiri. Namanya Suhud, aktivis PKI yang juga menantu Kiai Muhamamd Suhud. Tak hanya itu, sepupu Kiai Zuhdi Tafsir yang karib disapa Yuk Jirah dan suaminya yang bernama Mas Toro juga terlibat aktif dalam PKI. “Pasca peristiwa 1948, keduanya lari ke Sidoarjo menjadi Ketua Cabang dan Ketua Gerwani di sana pada tahun 1965.,” ulasnya. “Inilah realitas keluarga besar kami. Meski cucu seorang Kiai besar, ternyata bisa juga menjadi PKI,” ucap KHM. Sajid Zuhdi Tafsir sambil menghela nafas berat. Ketika dilakukan pembongkaran lu bang-lubang pembantaian, mayat keempat belas orang tersebut diketemukan. Namun anehnya, justru mayat Kiai Imam Mursjid sendiri hingga kini tak ditemukan. Bahkan dari daftar korban yang dibuat PKI sendiri, nama Kiai Mursjid tak tercantum di sana. Wajar jika sebagian santri dan warga PSM masih percaya bahwa Kiai Imam Mursjid masih hidup saat ini – meski entah berada dimana. Tak jauh dari wilayah Takeran, gerom bolan PKI mendatangi pondok pesantren Tegalrejo. Pada saat massa PKI yang berpakaian hitam-hitam dengan ikat kepala merah berada di area pondok, mereka langsung menangkap Kiai Imam Mulyo selaku pengasuh pesantren. Beberapa granat
KH. Akhyarul Umam Salah satu pengasuh PP At-Thohirin Mojopurno
dilempar ke kerumunan santri. Namun tak satupun yang meledak. Melihat hal itu, para santri mengadakan perlawanan. Gerombolan orang-orang Komunis ketakutan. Mereka lari tunggang-langgang. Sementara Kiai Imam Mulyo bisa diselamatkan dan lolos dari penculikan tersebut. Lain halnya dengan Kiai Soelaiman Zuhdi Affandi. Kisah pembunuhan
pengasuh Pesantren Ath-Thohirin Mojo purno ini begitu memilukan. Hingga kini masih menyisakan kenangan pahit bagi keluarga. Sebab pembantaian yang terjadi padanya sangat keji dan biadab. “Bapak saya dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian bersama 200 orang lainnya,” tukas Kiai Ahyarul Umam. Sebelum dibujuk PKI, tutur putera Kiai Soelaiman Zuhdi Affandi ini, semalaman ayahandanya melakukan shalat tiada henti. Keesokan paginya, Kiai Soelaiman mendapat undangan ke kabupaten. Sesampai di sana, ternyata di Kabupaten sudah dicoop. Semuanya dibariskan menuju ke Gorang-gareng. “Ada sekitar 200 orang yang dimasukkan ke gerbong lori. Lalu dibawa ke sumur Suco. Seluruh yang ada di gerbong dibunuh oleh PKI,” ungkapnya. Yang membuat pengasuh PP. At-Thohirin ini trenyuh, sampai ayahandanya meninggal ibunya tak tahu kalau suaminya telah benarbenar meninggal. Sampai bertahun-tahun dia masih mencari terus. “Ketika saya kecil, saya diajak ke mana-mana mencari bapak. Sebab
Sebanyak 108 orang menjadi korban keganasan PKI 1948 yang jenazahnya ditemukan di dalam sumur Soco Magetan.
MPA 360 / September 2016
9
14 keluarag Pesantren Sabilil Muttaqin menjadi kobran keganasan PKI 1948 termasuk sang pengasuh, KH. Imam Mursyid yang jenazahnya tidak ditemukan hingga kini.
ibu merasa bapak itu masih hidup lantaran tidak ada berita kalau bapak telah dibunuh PKI,” katanya mengkisahkan. Kiai Soelaiman Zuhdi gugur menjadi korban keganasan PKI. Mayatnya ditemukan di sumur tua desa Soco. Menu rut Bustomi Jauhari, Kiai Soelaiman Zuhdi tertangkap karena santrinya sendiri yang menjadi mata-mata PKI. Sehingga kemanapun sang Kiai pergi, PKI pasti tahu. “Keluarga besar kami sangat berduka atas kematian kakek. Dari seluruh keluarga kami, ada sebelas orang yang dibunuh PKI,” ujarnya getir. Ditangkapnya Kiai Soelaiman Zuhdi, tutur pimpinan PP. At-Thohirin ini, karena dia adalah seorang penggerak dan sekaligus pejuang. Dia komandan Hizbullah. Di sisi lain, dia punya empat pabrik; pabrik rokok, pabrik tenun, pabrik sabun dan pabrik gula. Beliau itu penyokong dana perjuangan yang luar biasa. Dirinya juga akrab dengan Bupati. Juga sebagai tangan kanan keamanan seluruh Magetan, pendidik di madrasah dan mursyid thariqah. “Belum lagi dengan pembangkit listrik temuannya. Dan semuanya untuk perjuangan. Harta, benda, jiwa, semuanya untuk Islam dan Indonesia,” tegas Gus Tom – panggilan akrabnya. Melihat sosok yang semacam itu, sam bung anggota DPRD Magetan ini, tentu orang-orang Komunis jadi gemas. Penang kapan Kiai Soelaiman Zuhdi, tuturnya, terjadi dua hari setelah PKI mengkudeta pemerintahan yang sah. Tepatnya pada tanggal 20 September 1948. Ketika itu Kiai Soelaiman sedang bertandang ke desa Kebonagung. “Di saat itulah Eyang diculik. Setelah ditahan selama empat hari beserta tawanan lainnnya, beliau diangkut dengan gerbong kereta lori ke loji Pabrik Gula Rejosari di Gorang-gareng,” ulasnya. Dari Gorang-gareng, lanjut cucu Kiai Soelaiman Zuhdi ini, para tawanan tersebut kembali diangkut dengan lori menuju desa Soco. Berdasarkan cerita dari Mbah 10
MPA 360 / September 2016
Gus Bustomi Jauhari Pimpinan pondok pesantren At-Thohirin Mojopurno
Surono – menantu Kiai Soelaiman Zuhdi, penasehat Front Anti Komunisme (FAK) ini menuturkan bahwa PKI berulangkali menembaki Kiai Soelaiman tapi tak mempan. Begitu pula ketika dibacok pedang, Kiai Soelaiman hanya diam saja. Namun sekujur tubuhnya, lecetpun tidak. Setelah putus asa, algojo PKI akhirnya membawa Kiai Soelaiman ke bibir sumur. Lalu menendang punggungnya dari belakang. Tubuh Kiai Soelaiman yang tinggi besar itu terjerembab di atas lubang sumur yang tak seberapa lebar. Mereka lantas memasukkan tubuh Kiai Soelaiman secara paksa ke dalam sumur. “Begitu menimpa dasar sumur, Kiai Soelaiman berteriak lantang menyebut asma Allah; Laa ilaaha illallah, kafir laknatullah,” ungkap Mustasyar Syuriyah MWC NU ini berapi-api. Teriakan yang berulang-ulang dengan suara keras itu membuat PKI semakin kalap. Kemudian mereka melempari Kiai Soelaiman dengan batu dari atas sumur. Sementara Mbah Surono sendiri, hampir saja mati. Hanya karena usianya kebilang paling mudah, dia ditaruh di barisan belakang.
Setelah kelelahan mengeksekusi puluhan orang, algojo PKI menyerahkan Surono kepada seorang anggota PKI yang lain. Tak disangka, ternyata anggota PKI yang akan membunuh Surono itu adalah teman semasa sekolah dulu. Oleh temannya, Surono dibawa ke tempat gelap lalu dilepaskan. Setelah bebas, Surono kembali ke Mojopurno dan melaporkan kejadian tersebut kepada keluarga besar Kiai Soelaiman Affandi. Kisah Kiai Roqib lebih tragis lagi. Karena dianggap sebagai tokoh Masyumi, dia ditangkap secara kasar. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 18 September 1948 pukul tiga dini hari. Ada 12 orang yang berpakaian hitam-hitam dengan ikat kepala merah mendatangi rumahnya di kampung Kauman. Lelaki yang semasa hidupnya mengabdikan diri di Masjid Jami’ Baitussalam Magetan ini, lantas dibawa ke desa Waringin Agung dan disekap di sebuah rumah warga. Setelah dibawa ke dusun Dadapan desa Bangsri, pensiunan Pegawai KUA ini diseret beberapa orang menuju tengah ladang. Ketika dirinya akan disembelih di depan lubang, Kiai Roqib menghentakkan kaki dan meloncat lari ke kebun singkong. Dia berhasil lolos dan bersembunyi diantara rerimbunan semak belukar. Ketika hari sudah beranjak siang, orangorang PKI mengetahuinya dan langsung mengejarnya. Setelah tertangkap, tubuh lelaki yang pernah menjadi anggota Badan Perwakilan Daerah (BPD) di era 1955-an ini, diikat dan disiksa sepanjang jalan desa Bangsri hingga Pabrik Gula Gorang-gareng. Sesampai disana tubuhnya dilempar ke sebuah kamar loji yang sudah berisi 17 orang tawanan. Lalu orang-orang PKI menembaki loji tersebut secara membabi-buta. Para tawanan itupun terkapar di lantai dan bersimbah darah. Dari 18 orang tersebut, Kiai Roqib, Tsalis (penghulu) dan Kafrawi (tentara) saja yang selamat. Ketiganya bersembunyi
dibawah jendela sambil menghitung kokangan peluru. Sebab setiap habis menembak, senapan harus dikokang lagi. Dengan memperhitungkan jeda waktu antara tiap tembakan itulah, mereka menghindar sebisanya. Tepat saat itulah, pertolongan Allah SWT turun. Tentara Siliwangi datang. Tentara Siliwangi segera menghampiri
kamar-kamar loji. Dengan linggis mereka menjebol kamar yang dihuni Kiai Roqib. Ketiga orang itu selamat. Sementara di luar kamar tampak lengang. Orang-orang PKI telah berlarian tunggang-langgang meninggalkan Pabrik Gula Gorang-gareng. •Tim Redaksi/hasil wawancara dan didukung data dari berbagai sumber
Abah Rojab Eks Pemuda Islam Mojopurno Magetan
P
Lantaran Minimnya Pengetahuan Masyarakat Tidak Melawan
eristiwa dan penculikan yang dilakukan PKI pada tahun 1948, merupakan kekejaman yang luar biasa. Bagimana tidak, mereka dengan mudah menculik lawan politik atau orang yang dianggap berseberangan dengan sangat leluasa. Secara keji mereka tak segansegan menyiksa para korban penculikan yang terdiri dari pejabat penerintahan, aparat penegak hukum, hingga Kiai, santri dan warga biasa yang berseberangan dengan ideologi PKI. Seakan tak memiliki rasa kemanusian sedikitpun, mereka memberondong dengan peluru senapan hingga memenggal dengan parang. Biadabnya lagi, para tawanan yang telah menjadi mayatpun dimasukkan ke dalam beberapa sumur tua yang tersebar di berbagai tempat dengan menggunkaan lori – kereta pengangkut tebu. Salah satu korban keganasan PKI 1948, adalalah Kiai Soelaiman Zuhdi Affandi yang tak lain Imam Besar di masjid desa saya. Kediamannyapun hanya selemparan batu dari rumah saya. Jadi saya kenal baik dengan keluarganya. Memang saya belum lahir ketika Sang Kiai diculik. Tapi berdasarkan cerita dari sanak-saudara, sosok Kiai Soelaiman sangat disegani. Kharisma kedigdayaan ilmunya terkenal seantero Magetan. Apalagi memang kediamannya juga menjadi sentra penggembelengan laskar Hizbullah. Dalam keseharian, Kiai Soelaiman sebenanrya hanyalah da’i biasa. Dia berasal dari daerah Sewulan, Madiun. Kedatangannya ke Mojopurno karena diminta oleh masyarakat setempat untuk menetap dan memimpin masjid yang baru saja dipindahkan dari sisi Timur desa itu. Di desa ini, kiprah Kiai Soelaiman cukup diperhitungkan. Bahkan dialah satu-satunya Kiai yang mampu membuat pembangkit listrik buatan. Tenaga listrik yang dihasilkan digunakan untuk penerangan jalan. Dan itu sifatnya gratis. Padahal sebagian besar wilayah Magetan ketika itu masih gelap gulita. Mungkin inilah yang menjadikan Kiai Soelaiman diciduk PKI. Sebab selain menjadi tokoh agama, dia juga mampu membuat terobosan yang hasilnya bisa dirasakan masyarakat langsung. Apalagi ketika itu, Mojopurno merupakan kawasan Muslim yang paling disegani di Magetan. Mungkin
PKI berpikiran, jika mampu menjinakkan Sang Kiai, pasti yang lain bakal mudah untuk dilumpuhkan. Saat membawa Kiai Soelaiman, PKI berdalih mengundang rapat. Namun ternyata dari kepergiannya itu tak pernah kembali lagi ke pangkuan keluarga. Dan justru selang beberapa waktu kemudian, jasadnya ditemukan bersamaan dengan ratusan korban PKI lain di sumur Soco. Saat Kiai Soelaman diculik PKI, tidak ada perlawanan berarti dari masyarkat. Lantaran minimnya pengetahuan, mereka seolah dibuat tak berdaya untuk sekedar melawan. Sebab situasi tahun 1948 itu jauh berbeda dengan tahun 1965, di mana masyarakat jauh lebih siap menghadapi PKI. Meski ketika itu jumlah anggota simpatisan PKI besar, tapi belum ada gerakan seperti pada tahun 1948. Saat peristiwa Pemberontakan PKI tahun 1965, umur saya ketika itu baru 14 tahun. Sebagai pemuda Islam, saya juga aktif di organisasi kepemudaan. Lantaran itulah saya juga masuk dalam daftar orang yang harus diawasi oleh PKI ketika itu. Beruntung saja, PKI gagal melakukan kudeta tahun 1965. Andai saja mereka menang, pasti kejadian penculikan dan pembunuhan Kiai dan santri pada 1948 terulang kembali. Saya melihat ada pola yang berbeda antara gerakan PKI tahun 1948 dan tahun 1965. Jika tahun 1948, mereka menyisir dari bawah. Tapi tahun 1965 mereka justru melakukan gerakan penculikan para Jenderal di pusat. Dan beruntung gerakan mereka mampu diredam dari awal. Pasca kegagalan kudeta PKI di Jakarta, gerakan pemulihan keamananpun mulai dilakukan pemerintah dan masyarakat. Saya sendiri juga turut dalam menjemput orang-orang PKI di rumahnya. Ketika itu, satu tim rata-rata terdiri dari 5 orang. Setiap pukul 12 malam kita beroperasi. Biasanya baru menjelang Shubuh kami serahkan ke pos komando ketika itu. Dari pos ini, ada petugas lain yang mengamankan para anggota PKI tersebut. Meskipun terjadi pengamanan orang-orang PKI waktu itu, tapi situasinya tidak mencekam. Sebab tidak ada perlawanan sedikitpun dari pihak keluarga mereka. Jadi, orang yang marah-marah atas penangkapan PKI tahun 1965 tersebut, ya justru baru terjadi akhir-akhir ini saja. •Tim Redaksi
MPA 360 / September 2016
11
Monumen Perjuangan Kesaktian Pancasila
‘Saksi Bisu’ yang Kusam Berdebu Magetan kelabu. September 1948 yang kelam. Seratus orang lebih – dari berbagai arah – digiring bak binatang. Mereka secara berkelompok diikat satu sama lainnya. Sebagian mereka dicincang dengan tali bambu. Tangan-tangan mereka terluka. Mereka digiring menuju daerah Gorang-Gareng. Jumlah mereka terus bertambah. Sepanjang perjalanan orang-orang PKI yang muram menyeret penduduk yang masih kedapatan tinggal di rumah-rumah.
S
esampai di komplek pabrik gula GorangGareng, mereka dimasukkan ke dalam rumah-rumah loji – yang digunakan sebagai asrama karyawan pabrik dan gudang. Setiap kamar, yang berukuran 2,5x2 meter, 3x3 meter dan 4x4 meter, diisi 40 hingga 45 orang tawanan. Pada setiap malam mereka digilir keluar dari kamar tahanan. Mereka disiksa secara keji. Lalu dinaikkan gerbong yang ditarik kereta Iori yang biasa digunakan untuk mengangkut tebu. Mereka dikirim ke ladang-ladang penyiksaan dan pembantaian. Ketika mendengar kabar Tentara Sili wangi tengah menuju Gorang-Gareng, mereka yang berada di rumah loji dihabisi PKI secara membabi-buta. Orang-orang PKI menembakkan senapan laras pan jang dari luar jendela. Terdengar pula rentetan tembakan dari senapan otomatis. Berondongan peluru-peluru itu terdengar sangat riuh. Penembakan itu berlangsung cukup lama. Berselang sejak pukul sembilan pagi dan baru berakhir pukul sebelas siang. Mayat-mayatpun bergelimpangan. Ber cak-bercak darah muncrat dimana-mana meme nuhi ruang kamar. Darah mengge nang membanjiri lantai di atas mata kaki. Daun pintu setebal 4 cm mengapung di 12
MPA 360 / September 2016
atas genangan darah. Kalangan PKI tak memperdulikan teriakan histeris tubuh-tubuh tertembus peluru yang bersimbah darah. Demi mengenang para korban keganasan PKI tersebut, dikomplek PG. Rejosari Gorang-Gareng dibangun sebuah tugu ‘Monumen Perjuangan Kesaktian Pancasila’. Letaknya berada di sebelah utara Pabrik Gula Rejosari, Kecamatan Kawedanan. “Monumen yang dibangun di atas tanah seluas 100m² ini, diresmikan pada tahun 1987. Yang meresmikan adalah Mayjend Sugeng Subroto,” tutur Tanijo yang sehari-hari
merawat tempat tersebut. “Ini saksinya. Saya tanami mangga,” katanya sambil menunjuk pohon yang berada di sebelah kanan tugu. Monumen tersebut berbentuk pilar segi lima yang menjulang tinggi ke atas. Di puncaknya berdiri tegak patung burung Garuda terbang. Monumen yang terdiri tiga bagian pokok – yakni lantai monumen, tiang monumen dan patung burung Garuda – itu, dipagari rantai besi yang kokoh. Seluruh lokasi dipagari dengan runcing jeruji besi. Lantai monumen setinggi 65cm yang terdiri dari tiga trap itu mengandung makna, bahwa
Tanijo
sebagai pewaris semangat Proklamasi 1945 harus memiliki tiga sifat; rasa ikut memiliki, berkewajiban bela negara, serta dilandasi keberanian dan kebenaran. Pada bagian depan monumen, ter pampang sebuah marmer bersegi empat yang berisi tulisan peringatan: “Disini Terjadi Pengkhianatan dan Pembunuhan terhadap Aparat/Penegak Pancasila oleh Gerakan PKI Moeso tahun 1948”. Sedangkan di sebelah kanan monumen terdapat ukiran relief yang melukiskan ganasnya penyiksaan dan kekejian PKI waktu itu. Di sebelah kanan relief terpampang nama-nama korban kekejian PKI; 23 orang tertulis namanya dengan jelas dan ditambah 114 orang lainnya tanpa nama. Diantara nama korban tersebut, adalah Bupati Magetan, para anggota kepolisian, Wedana, Kepala Pengadilan Magetan, Kepala Pene rangan Magetan, lima orang Kiai, pak Haji dan modin, serta para warga masyarakat biasa. Menurut Tanijo, sebagian dari mereka dimakamkan di sini. Sebagian besar lainnya dikubur di enam tempat. “Jadi pembantaiannya di sini. Lantas diangkut lori disebar ke beberapa tempat. Yang paling banyak di Soco,” terang Modin desa ini bersemangat. “Sedangkan yang ada di sini, pada tahun 1962/63 mereka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Magetan,” ujarnya menjelaskan. Keganasan dan kekejian PKI tersebut, kini menjadi puing-puing sejarah. Hanya terukir pada relung-relung relief. Masyarakat seakan mealpakan peristiwa tragis itu. Terbukti, ‘Monumen Perjuangan Kesaktian
Modin Rejosari
Lukisan relif yang menggambarkan keganasan PKI di Magetan.
Pancasila’ hari-harinya selalu tampak lengang. Hanya pada penghujung September dan awal Oktober saja segelintir orang menengok monumen ini. Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tahunnya, memang disematkan karangan bunga kertas yang diletakkan di kaki tugu. Namun selebihnya, monumen itu kembali memasuki ruang sejarah yang sepi. “Setelah Pak Harto lengser, tempat ini tak terawat lagi. Banyak tumbuh ilalang di sini,” ungkap Tanijo berterus terang. “Dulu yang merawat tempat ini nenek saya. Lalu saya diamanahi untuk memeliharanya. Saya tak berharap apa-apa. Niat saya ngibadah nguringuri sejarah,” katanya getir. Duh, betapa sayang jika tugu ‘saksi bisu’ sejarah kebengisan PKI dibiarkan kurang terawat seperti itu. Kiranya pemerintah semestinya mengucurkan dana perawatan. Ini demi agar monumen sejarah itu tak kusam berdebu. •Tim Redaksi/hasil wawancara dan didukung data dari berbagai sumber
Daftar Nama Korban pembunuhan R. Ismiadi (Inspektur Polisi I Magetan) R. Doerjat (Inspektur Polisi II Magetan) Kasianto (Polri) Subianto (Polri) Kholis (Polri) Soekir (Polri) M. Ng. Sudibyo (Bupati Magetan) R. Soekardono (Patih Magetan) Pamudji (Pembantu Sekretaris BPI) Moerti (Kepala Pengadilan) Oemar Danoes (Kepala Penerangan) Rofingi Ciptomartono (Eadana Goranggareng) Bini (APP) Sumingan (APP) Baidowi (Naip Bendo) Resosiswojo (Guru) Kusnandar (Guru) Soejodono (PG Rejosari) Kiai Imam Mursyid Kiai Zubair Kiai Malik Kiai Nurun Kiai Moh. Noor Ditambah 114 orang
MPA 360 / September 2016
13
Mengenang Makam Pahlawan Agar Tragedi Itu Tak Terulang Kembali
Dukuh Mbatokan desa Banjarejo merupakan salah satu titik tempat pembantaian Kiai, santri dan polisi yang dilakukan PKI di tahun 1948. Lokasinya yang berada di daerah ketinggian dan jauh dari keramaian, menjadi tempat yang strategis bagi PKI untuk melancarkan aksinya.
A
da 16 orang yang dibantai dan dikubur di tempat tersebut; R. Ismiyadi (Inspektur Polisi), Marlan (Agen Polisi I), Kliwon (Agen Polisi II), Kasimin (Agen Polisi III) dan Suparlan (Pengemudi). Dari kalangan Kiai yang ikut dibantai adalah Kiai Abdul Malik (Trenggalek), Kiai Nurun (Blitar) dan Kiai Ambyar. Adapula pamong desa, yakni Karto Siman (Jogoboyo) dan Karno (Kamituwo). Selain itu ada warga biasa, yaitu Wardi, Kenang, Mulyo, Kadar, Markam dan Atmorejo. Berdasarkan cerita warga asli Mbatokan, H. Bandi dan H. Sarbani, memang ketika itu desanya merupakan basis simpatisan PKI. Bahkan sebelum pembantaian dila kukan, ke-16 korban disekap selama seminggu. “Tempat penyekapannya sendiri dilakukan di rumah Kepala Desa sini,” ucap H. Bandi. Awalnya, Inspektur Polisi R. Ismiyadi – Kapolres pertama Magetan – bersama empat anggotanya datang hendak melakukan pengamanan di Mbatokan. Sebab sudah tersiar kabar bahwa PKI telah melakukan penjarahan dan perampasan harta benda penduduk mulai dari padi hingga sapi. “Mereka tak segan-segan mengambil paksa istri orang untuk ditiduri. Jadi selain para suami yang dipateni, para istrinya juga tega 14
MPA 360 / September 2016
dikeloni,” tukas sesepuh Dusun Mbatokan ini dengan suara berat. Tak hanya itu, PKI juga telah melakukan penangkapan beberapa Kiai yang sebelumnya telah melakukan penggemblengan kanura gan di pesantren Burikan, yang letaknya sekitar 1 km dari Mbatokan. Yang membuat H. Bandi tak habis pikir, adalah para penculik Kiai tersebut adalah sejawatnya sendiri. Melihat situasi yang makin tak terkendali, kedatangan para perwira polisi seakan
tak memiliki arti. Dengan jumlah personel yang tak berimbang, justru mereka menjadi bulan-bulanan anggota PKI. Bersama tawanan sebelumnya, mereka diikat menggu nakan tali dari bambu. “Seluruh yang dikenakan para polisi termasuk sang Kapolres Magetan itu dilucuti mulai dari senjata, baju, hingga sepatu,” imbuh H. Sarbani menahan pedih. Dari pengalaman sejarah yang pahit tersebut, khususnya di Mbatokan Banjarejo Kec. Ngariboyo, para pemuka masyarakatnya tidak ingin hal tersebut terulang lagi. Untuk membentengi generasi penerus agar tidak mudah terpengaruh dengan faham Komunis, kiranya perlu adanya penanaman akidah keimanan yang kuat kepada generasi penerus. Tentu saja hal tersebut dilakukan dengan cara yang bijak, tanpa memelihara sikap kebencian. “Sebab memang masih banyak anak cucu PKI di sini. Jadi kita senantiasa menggalang gotong royong tanpa mengungkit-ungkit tragedi berdarah di Mbatokan. Ini agar tidak tersulut api dendam berlebih,” kata H. Sarbani menjelaskan. Untuk itulah dibangunlah sebuah Madrasah Ibtidaiyah yang didirikan oleh lembaga pendidikan Ma’arif pada tahun 1964, satu tahun sebelum G30S/PKI 1965. Madrasah tersebut adalah MI Banjarejo yang kini
dinahkodai oleh Siti Mahmudah, S.Pd putri asli Mbatokan. Melalui institusi pendidikan inilah dapat dioptimalkan untuk penggemblengan aqidah, serta penanaman jiwa nasionalisme untuk cinta bangsa dan negara. Sebagaimana diungkapkan wanita kelahiran Banjarejo 3 Juni 1970 ini, penanaman keimanan dan cinta negara tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegitan sosial; seperti kerja bakti massal di Madrasah dan juga di Makam Pahlawan kurban keganasan Komunis. “Kerja bakti massal ini dilaksanakan bersama aparat pemerintah, TNI, Polri pada setiap hari Bayangkari,” paparnya. Tentu ada harapan besar dari Kepala MI Banjarejo ini. Salah satunya, agar mereka tak mudah melupakan sejarah perjuangan para pahlawan bangsa yang telah gugur demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan begitu, sedikit banyak akan menumbuhkan rasa cinta kepada para pahlawan bangsa. Di sisi lain, mereka akan lebih semangat dalam belajar demi mencapai cita-cita mulia. “Kita harus mengisi kemerdekaan dengan ilmu pengetahuan yang luas. Ini demi kemajuan bangsa dan tetap tegaknya NKRI,” ujarnya penuh optimisme. Yang pasti, masyarakat merasa senang dan sangat mendukung keberadaan MI Banjarejo tersebut. Terbukti, tanah yang ditempati Madrasah ini berasal dari tanah desa. Bangunannyapun juga didirikan atas kerjasama dengan masyarakat dengan mengutamakan kegotong royongan. Dengan landasan kebersamaan dan kegotong royongan yang kuat, serta didukung oleh seluruh komponen yang ada, tentu madrasah ini akan semakin dipercaya oleh masyarakat. “Dengan kemajuan yang dicapai madrasah ini, tentu akan menutup masuknya ajaran-ajaran Komunis di desa ini dan sekitarnya,” ucapnya penuh syukur. “Dengan demikian, paling tidak kita merasa optimis bahwa peristiwa kekejaman PKI tahun 1948 tak akan terulang kembali. Setidaknya di daerah kami,” tandasnya. Sementara itu, Front Anti Komunisme (FAK) RI senantiasa mewaspadai kemungkinan bangkitnya kembali Partai Komunis Indonesia. Bahkan ada sinyalemen kemunculan PKI kian terang benderang. “Upaya pencabutan TAP MPRS No. 25 tahun 1966, permintaan maaf negara kepada PKI hingga tuntutan rehabilitasi dan kompensasi merupakan bukti nyatanya,” tutur Wagimun AW, M.Pd.I. Panglima FAK RI ini menyebutkan, bahwa konsentrasi terbesarnya memang wilayah Madiun dan sekitarnya. Sebab sejarah mencatat bahwa pada tahun 1948, PKI pernah melakukan pemberontakan dengan menproklamirkan berdirinya negara Soviet Madiun. “Apa yang dilakukan FAK saat ini, adalah salah satu ikhtiar agar peristiwa Madiun tidak terulamg kembali,” tandasnya. Pada pemberontakan PKI tahun 1948, banyak kalangan Kiai dan santri yang jadi
Siti Mahmudah, S.Pd Kepala MI Banjarrejo, Ngariboyo
korban. Hal ini bisa dilacak dari penemuan mayat di sumur-sumur tua yang bertebaran di Magetan dan Madiun. Namun pada tahun 1965, mereka beralih haluan dengan menculik dan membunuh beberapa jenderal tentara dengan target menggulingkan pemerintahan yang sah. Atau yang lebih dikena dengan G30s/PKI. “Fakta inilah yang selalu kami kampanyekan kepada masyarat luas. Dengan bukti tersebut, tentu tidak benar jika PKI merupakan korban tragedi 1965,” tukas Kepala KUA Takeran ini bersemangat. Pria kelahiran Magetan 8 Februari 1967 ini merasa prihatin. Sebab sejak orde baru tumbang, gerakan pro PKI kian berani muncul ke permukaan. Bahkan isu HAM dan demokrasi mereka tunggangi dengan menebar opini bahwa PKI adalah korban peristiwa 1965. Sayangnya, justru kewaspadaan masyarakat tentang ancaman ini kian luntur. Ayah 4 anak ini melanjutkan, kini ada sekenario global tentang keinginan PKI bangkit lagi. Berbagai setrategi dimanfatkan. Langkah pertama adalah melakukan pemutarbalikan fakta tentang kekejaman PKI dengan cara memfokuskan diri pada tragedi tahun 1965. Adapun kasus pemberontakan yang dilakukan pada tahun 1948 tidak disinggung sama sekali. yang membuatnya terheran-heran, adalah banyaknya media dewasa ini yang pro PKI. Mereka dengan sengaja menggiring opini public, bahwa PKI adalah korban tragedi 1965. Inilah bukti bahwa PKI telah menguasai media-media tersebut. Inilah bukti bahwa PKI belum mati dan justru mulai bangkit lagi. Indikasi lainnya adalah masuknya beribu-ribu tenaga kerja dari Cina. Hal ini disinyalir akan dijadikan garda terdepan dalam deklarasi PKI gaya baru.
Wagimun, MP.d Panglima Front Anti Komunisme
“Jadi, sudah saatnya umat beragama bersama TNI/Polri harus bersatu menghadangnya. Sebab NKRI adalah harga mati,” ucap Ketua Umum Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) ini menghimbau. Lahirnya FAK RI sendiri bukan berarti sengaja melanggengkan kebencian terhadap PKI. Sebab keinginan besarnya adalah masyarakat bisa hidup aman dan nyaman serta berdampingan dengan anak cucu anggota PKI. Tentu menjadi hal yang wajar bagi setiap orang untuk senantiasa memelihara kewaspadaan terhadap apapun. Begitu juga FAK. “Kewaspadaan merupakan langkah kehatihatian saja. Tetapi apabila mereka berkhianat, maka FAK siap untuk melawan. Tentunya bersama TNI,” katanya beralasan. Diapun berharap untuk membentengi bangsa ini dari pengaruh faham komunisme. Sejak dini nilai-nilai luhur Pancasila harus masuk kurikulum pendidikan. Menurutnya, masih sangat relevan saat ini pengajaran Pancasila mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguran tinggi. Bila diperlukan Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4 dikumandangkan lagi. “Tentu yang paling dibutuhkan saat ini adalah konsistensi pemerintah. Dan dalam penyikapnnya, pemerintah jangan terbelenggu dengan isu HAM dan demokrasi,” pungkasnya. •Tim Redaksi, M. Kurdi (Magetan) MPA 360 / September 2016
15
Membendung Neo-Komunis! Perjuangan Ideologi Melalui Jalan kekerasan Indikasi bangkitnya komunisme di Indonesia kian menguat dan nyata adanya. Terlebih saat ini ketika banyak pihak mencoba memposisikan PKI sebagai korban negara. Komunis terus meraih simpati masyarakat dengan menganggap peristiwa 1965 sebagai bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan Negara kepada PKI.
S
emenjak rezim Suharto runtuh, ujar Drs. Arukat Djaswadi orang-orang PKI yang tadinya tiarap menjadi berani tampil ke publik. Di era reformasi ini, mereka tak segan mengaku bangga menjadi anak PKI. Mereka menuntut agar hak-haknya sebagai warga negara diakui. “Mereka mengusulkan UU KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi) dan menuntut ganti rugi sebesar 900 juta – 2 miliar terhadap 20 juta orang PKI,” terang Ketua Center for Indonesian Communities Studies (CICS) ini. Ketua Front Pancasila Jawa Timur ini menuturkan, beragam cara dilakukan oleh orang-orang PKI untuk mencabut Tap MPRS NO XXV Tahun 1966. Tujuannya jelas, mereka ingin memutarbalikkan sejarah sehingga orang-orang PKI dianggap sebagai korban pembunuhan pada tahun 1965. Sementara pemerintah dan sebagian besar umat Islam menjadi tersangka pelaku pembunuhan. Wakil Ketua DPP Gerakan Bela Negara (GBN) Pusat inipun menyorot tajam acara Simposium 1965 yang dilaksanakan di Hotel Arya Duta Jakarta Pusat pada 18-19 April 2016 lalu. Dari hasil simposium itu disimpulkan adanya keterlibatan negara dalam peristiwa kekerasan terhadap orang-orang yang dituduh anggota atau simpatisan PKI pada pasca September 1965. “Rekomendasi yang dihasilkan Simposium 1965 itu terlalu berat sebelah, karena hanya membahas kejadian pasca 65 saja,” tukasnya geram. Padahal kejadian tahun 65 tersebut, lanjut mantan Ketua GSNI (Gerakan Sosial Nasional Indonesia) ini, adalah reaksi dari tindak pembunuhan keji yang dilakukan PKI sebelumnya; di Banyuwangi, Kanigoro 16
MPA 360 / September 2016
Drs. Arukat Djaswadi Ketua Center for Indonesian Communities Studies
(Blitar), Madiun dan sejumlah daerah di tanah air. “Target mereka, pemerintah harus meminta maaf kepada orang PKI,” sungut pria kelahiran Mojokerto 4 Juli 1948 itu. Kepala Bidang Hukum & Sosbud BNPT Jatim ini menyatakan, sejumlah Ormas Islam maupun perorangan menyatakan menolak keras segala bentuk permintaan maaf dari Presiden atau Pemerintah kepada korban tragedi 1965-1966. “Implikasi dari permintaan maaf itu akan berbuntut panjang. Jika Presiden jadi minta maaf, maka cerita sejarah akan berbalik,” tandasnya. Keganasan Komunis, ujar Dr. (H.C.) Ir. H. Salahuddin Wahid, memang terjadi di masa lalu. Namun masyarakat banyak yang melupakan. Salah satu sebabnya, mungkin
karena kita tidak aktif menyampaikan informasi tentang peristiwa 1948 di Madiun ataupun juga peristiwa 1965. Padahal dalam peristiwa 1965, sambung Pengasuh PonpesTebuireng Jom bang ini, itu ada dua bagian. Sebelum 1965 yang aktif adalah PKI dan setelah 1965 mereka yang menjadi korban. Jadi, sebenarnya peristiwa 1965 itu tidak bisa berdiri sendiri. Peristiwa tahun 1965 adalah reaksi terhadap kejadian di tahun 1948. “Pada tahun 1965 mereka tidak menjadi korban. Baru setelah 1965 masyarakat melihat PKI mengulangi lagi apa yang terjadi pada tahun 1948. Jadi, pasca tahun 1965 adalah akibat,” tegasnya. Tapi sekarang yang ramai-ramai diungkap adalah peristiwa setelah 1965. Sedangkan peristiwa yang terjadi sebelum 1965 dan 1948 tidak diangkat. Padahal sebelum 1965, tahun 1948, 1963, 1964, dan 1965 kita yang menjadi korban. “Di sini kita harus mengakui, bahwa kita lalai. Kita kalah rajin mensosialisasikan. Buku-buku yang mengungkapkan peristiwa 1948 hampir tidak ada,” tukasnya mengingatkan. Ketika ditanya apakah mungkin PKI itu bangkit lagi, pria kelahiran Jombang, 11 September 1942 ini dengan tegas menya takan, bahwa itu sangat mungkin. Oleh karenanya, kita hendaknya selalu waspada. Sebab kini tak sedikit orang yang mengatakan bahwa undang-undang KUHP yang melarang Komunisme harusnya dihapus karena dianggap sudah tidak relevan lagi. Rektor UNHASY (Universitas HasyimAsy’ari) Tebuireng ini mengingatkan,
bahwa Komunisme selalu memperjuangkan keyakinan mereka melalui kekerasan. Di negara-negara Komunis selalu terjadi kekerasan. Jumlah orang yang meninggal banyak sekali. Dan itu pula yang dilakukan orang-orang Komunis di Indonesia. “Kita tidak mau menyerahkan kepala kita untuk yang ketiga kalinya,” tegasnya. Meski sekarang banyak sekali mereka yang sudah beragama Islam, sambung Gus Sholah – panggilan akrabnya, tapi kalau mereka meyakini ideologi Komunisme, tentu mereka akan tetap melakukan tindak kekerasan. Bukankah dalam sejarahnya dari mereka juga tak sedikit yang beragama Islam? “Lha orang Islam garis keras saja bisa melakukan kekerasan, apalagi mereka yang berideologi Komunis,” terangnya. “Oleh karenanya, kita harus tetap waspada. Tapi jangan sampai ketakutan,” tambahnya. Menurut Drs. Abdurrahman Aziz, M.Si, orang-orang Komunis itu tidak akan pernah berhenti memperjuangkan ideologinya. Mereka selalu berusaha untuk hidup kembali. Salah satu contoh yang mengemuka, adalah upaya mengadakan peringatan hari ulang tahun yang ke-102. Sebab mereka merasa bahwa Komunis lahir pada tahun 1914. “Mereka juga menyebarluaskan kaos-kaos yang bergambarkan palu arit di seluruh Indonesia. Jadi, mereka merasa tidak pernah mati,” paparnya. Apalagi saat ini orang-orang PKI, anakanak PKI, simpatisan PKI, sudah banyak yang duduk di berbagai macam lini dalam pemerintahan. Ada yang jadi pejabat, anggota DPR, ada juga di militer. Seperti halnya Ribka Ciptaning Proletariati yang berterus terang menulis buku ‘Saya Bangga Menjadi Anak PKI’. “Mereka merasa lebih kuat lagi untuk hidup kembali. Meskipun hal itu sukar ditempuh, karena TNI dan Kepolisian juga siap-siap untuk menghalangi mereka agar tidak pernah hidup kembali,” ulasnya. Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI Jatim ini mengingatkan, bahwa Komunis ini sangat berbahaya. Sebab mereka jelas tidak menghendaki Pancasila lantaran dalam Pancasila ada Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan Komunis itu adalah atheis yang anti Tuhan dan anti agama. Kaum Komunis juga menganggap, bahwa segala kekerasan itu boleh dilakukan untuk merebut kekuasaan. Sebab mereka tidak mengenal haram dan halal. Jadi, semua cara akan ditempuh untuk merebut kekuasaan. Dan itu memang sudah pegangannya, mulai dari Karl Max sampai kepada Lenin. “Kalau sampai PKI hidup lagi, yang kita khawatirkan adalah perang saudara,” tukasnya miris. Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini menyatakan, bahwa kita harus mewaspadai mereka yang mengatakan: jika saat ini Komunis hidup tentu tidak akan laku lagi. Sebab wacana itu bertujuan agar kita semua diam, sehingga Komunis bisa muncul lagi dengan leluasa tanpa ada perlawanan.
Dr. (Hc,) Ir. H. Salahuddin Wahid Pengasuh PonpesTebuireng Jombang
Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS Guru Besar bidang Sejarah Universitas Negeri Surabaya
Drs. Abdurrahman Aziz, M.Si Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI Jatim
Untuk itulah, sambungnya, perlu diinformasikan terus bahwa faham Komunis itu sangat bertentangan dengan Pancasila. Sebab mereka itu anti Tuhan dan agama. Sebagaimana kata Karl Max, bahwa Tuhan tidak masuk akal. Tuhan adalah konsep yang menjijikkan. “Agama bagi Karl Max, disimpulkan sebagai kebahagiaan yang mengilusi rakyat. Agama hanyalah matahari palsu yang beredar di sekitar manusia. Sedangkan Lenin mengatakan, bahwa agama adalah minuman keras bagi jiwa,” ungkap Rahman Aziz. Bagi Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS, bahwa PKI pernah hidup di Indonesia itu adalah fakta sejarah yang tak terbantahkan. Jadi, tidak perlu ada upaya untuk mengkaburkannya. Dan ideologi Komunis adalah atheis. Ini lantaran dasar filsafatnya adalah dialektika materialisme. Sedangkan Indonesia berideologikan Pancasila. “Dalam konteks ini, tentu Komunis tidak sesuai dengan Pancasila,” jelasnya. “Jika ada pihak yang ingin menghidupkan kembali Komunis di Indonesia, berarti menempatkan diri berhadap-hadapan dengan negara,” tegasnya. Guru Besar bidang Sejarah Universitas Negeri Surabaya ini menuturkan, bahwa penganut Komunis menganggap dirinya adalah kaum proletar. Artinya, adalah orang-
orang yang tidak memiliki apa-apa. Sebab seluruh aset benda telah dihisap kaum kapitalis dengan cara legal. Oleh karena itu, tak heran jika mereka membuat dikotomi antara kawan dan lawan. Untuk membalikkan situasi tersebut, bagi Komunis, tidak ada jalan lain kecuali revolusi. Revolusi ini dalam rangka merebut kembali harta benda yang telah dihisap atau dirampas secara legal oleh kaum kapitalis. “Nah, revolusi itu pasti menggunakan kekerasan,” tandas penulis banyak buku sejarah ini. Khusus di negara industri, sambungnya, ada dua macam revolusi; revolusi sosial dan revolusi Komunis. Revoluasi sosial berarti sekedar merebut aset ekonomi oleh negara dan membagi rata kepada seluruh masyarakat. Adapun revolusi Komunis, adalah merebut kekuasaan dengan kekerasan. “Ini yang paling membahayakan, karena pasti mengakibatkan dampak sosial yang tinggi,” tukasnya mengingatkan. Untungnya, apa yang dilakukan PKI selama ini selalu mengalamai kegagalan. Mulai dari pemberontkaan tahun 1948 dan tahun 1965. Cita-cita terwujudnya masyarakat tanpa kelas tidak pernah terwujud. Di sisi lain, Indonesia memiliki Pancasila dengan kelima silanya yang menghargai segala perbedaan. Inilah dasar ideologi bernegara dan berbangsa yang telah disepakati bersama. “Kita memiliki dasar negara dan prinsip bernegara sendiri. Salah satu yang kita tentang dari komunis, adalah keinginan mereka mengganti dasar negara,” punkasnya. •Laporan: Dedy Kurniawan, Muhammad Hisyam, Suprianto (Surabaya). MPA 360 / September 2016
17
CAHAYA HATI
ORANG-ORANG PINGGIRAN YANG MENJADI DHUYUUFUR-RAHMAAN Pada 2016 ini, pemerintah Indonesia insya-Allah memberangkatkan calon jamaah haji (Cjh) sebanyak 168. 800 orang. Terdiri dari 155. 200 orang Cjh reguler dan 13.600 orang Cjh khusus, tergabung dalam 384 kloter, dan akan dilayani oleh sekitar 3250 orang petugas kloter, non kloter, dan musiman. Mereka semuanya diberangkatkan dari seluruh embarkasi Indonesia dalam 2 gelombang penerbangan.
G
elombang Pertama, dari Indonesia langsung Madinah, dari 9 sampai dengan 21 Agustus 2016 dalam 212 kloter sebanyak 85.396 orang. Sedang Gelombang Kedua, dari Indonesia menuju King Abdul Aziz, Jeddah, selanjutnya menuju Makkah. Dari 22 Agsutus sampai dengan 4 September dalam 172 kloter mencakup sebanyak 69.804 orang. Mereka para Cjh itu akan diterbangkan oleh 2 maskapai penerbangan, yaitu Saudi Arabia line dan Garuda Indonesia. Mereka akan menjalankan prosesi ibadah haji di Arab Saudi sekitar 40 hari-an. Mereka Cjh dari Indonesia akan bergabung dan berbaur dengan Cjh dari seluruh dunia yang diperkirakan dalam tahun ini akan mencapai 1. 355. 000 orang, atau bahkan lebih. Diantara ratusan ribu Cjh dari Indonesia itu, ada ”Orang-orang pinggiran yang menjadi dhuyuufur – rahmaan”. Mereka, adalah orang-orang bawahan dan orang biasa yang umumnya tidak atau kurang begitu dikenal, tetapi diterima Allah Swt sebagai tamu pilihan-Nya. ”Wa lillaahi ’alaan naasi hijjul baiti manis tathaa’a ilaih sabiilaa”. Mereka dipilih Allah Swt walaupun dengan proses seleksi kemampuan/istitha’ah yang panjang, dan penuh liku, dan ter kadang seolah berada diluar nalar, karena 18
MPA 360 / September 2016
kepasrahan, ketawakka lan, dan ketaqwaan mereka Diantara mereka adalah :
Imam Suhandri Cjh tunanetra berasal dari Mojojajar, Kecamatan Kemlangi, Kabupaten Mojokerto.
Imam Suhandri (50 tahun), Cjh tunanetra (yang dideritanya sejak usia 5 tahun) berasal dari Mojojajar, Kecamatan Kemlangi, Kabupaten Mojokerto. Dia didampingi 2 orang teman yang kebetulan bersamaan yang dianggapnya seperti saudara sendiri. Imam yang hafal al-Quran/Alhafidz, juga pandai berqira’ah, dan sekaligus penceramah. Pada usia 30-an, ia mulai laris mengisi acara. Baik qira’ah maupun ceramah agama. Ia bisa hidup dengan mengandalkan bisyarah/imbalan dari kegiatan itu. ”Itu mata pencaharian saya”, ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa, isterinya bernama Husnul Khatimah (47 tahun) dan 2 anaknya tidak bisa ikut beribadah haji karena dirinya tidak memiliki uang untuk itu. ”Saya termasuk ’haji sokeh’ atau haji yang berangkat karena sokongane wong akeh (dibantu banyak orang)”, kata Cjh kloter 35 itu. Imam pernah gagal naik haji. Ia mendaf tar haji 2009 dan rencananya akan diberangkatkan pada 2013. Tetapi dia bersama ratusan orang lainnya ditipu sebuah KBIH sehingga gagal berangkat, karena biaya ibadah haji sebesar Rp.35 juta miliknya dan juga milik masing-masing dari ratusan temannya itu dibawa kabur oleh pemilik KBIH asal Mojosari, Mojokerto (berita terakhir yang besangkutan sudah ditangani pihak bewajib). Dengan sabar, dia memulai lagi mengumpulkan uang dari
awal. ”Saya bersyukur, karena banyak pasien yang sering saya bantu, akhirnya kasihan dan menolong saya”, katanya. Ada juga Mbah Khoiroh, yang berasal dari Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Gresik. Penjual ”sego atau lontong roomo” yang merupakan kuliner khas Gresik itu berangkat haji dalam gelombang pertama tergabung dalam kloter 39 Embarkasi Surabaya. Seakan tidak sabar lagi untuk menunaikan rukun Islam ke lima. ”Bibi selalu tanya, kapan berangkatnya?’, kata Hj.Narlin keponakannya. Niat untuk berangkat haji muncul 10 tahun lalu. Setiap hari Mbah Khaoiroh yang sudah berusia 82 tahun itu, menyisihkan sebagian keuntungan dari berjualan sego/ lontong roomo di pinggir Pasar Syamanhudi, kadang Rp.100 ribu lain waktu bisa Rp.150 ribu. ”Uang itu saya masukkan celengan/tabungan, lalu saya taruh diatas lemari”, tuturnya. Niat suci naik haji seakan membuat jualannya semakin laris manis. Sego roomo jualan Mbah Khoiroh selalu habis. ”Saya tidak tahu, sepertinya semua yang saya lakukan selalu mendapatkan jalan lancar”, ungkapnya. Pada Oktober 2009 Mbah Khoiroh mendaftarkan diri naik haji. Ia mendapat kan kepastian terdaftar berangkat haji tahun ini. Hj.Narlin keponakannya merasa terharu atas perjuangan bibinya itu. Sebab, Mbah Khoiroh bisa menunaikan ibadah haji memenuhi panggilan Allah Swt dengan jerih payahnya sendiri (artinya tanpa bantuan keluarganya). Sebelum berangkat ke asrama haji banyak tetangga yang datang kerumahnya. Ia hanya mohon didoakan agar Allah Swt berkenan memberikan kesehatan dan kemudahan sehingga bisa lancar dalam menunaikan ibadah haji di tanah suci nanti. Ada lagi yang namanya Radiuddin, tukang sampah dari Jember. Pria dari satu isteri dan 3 orang anak yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Nur itu, menjadi tukang sampah sejak 1993. Empat tahun belakangan, dia bertugas di Depo Lingkungan Muktisari, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates. Meski rumah dengan tempat kerjanya berjarak sekitar 20 km, pria itu rela berangkat pagi dari rumahnya di Dusun Bunder, Desa Sumber Pinang, Pakusari, Jember. Dia sudah berangkat bersama Cjh asal Kabupaten Jember 14 Agustus 2016 lalu, yang tergabung dalam kloter 19. Itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke – 51. Menjadi Cjh bukan kejutan mendadak yang datang begitu saja. Hal itu terwujud karena rencana panjang yang dilaluinya dengan penuh perjuangan. Pak Nur harus ”nyeper dan menambah pekerjaannya dengan mencari barang rongsokan didalam tumpukan sampah”. Hasilnya dia tabung. Biaya pendaftaran ONH berhasil dibayar pada 2009. ”Saat itu kena Rp.20 juta-an”, ungkapnya. Dia tidak ragu mencari kerja sampingan dengan memungut barang bekas (sebagai pemulung) yang bisa diuangkan
pesimis karena kesulitan mencari uang, ia meyakinkan saya bahwa Allah Swt Maha Pengasih”, ucapnya. Bahkan Pak Nur mengakui bahwa sang isteri lebih memilih untuk mengirit uang belanja daripada dirinya tidak bisa menyetor cicilan ongkos naik haji. Demikian, cerita sebagian kecil dari ”orang-orang pinggiran yang menjadi dhuyuufur rahmaan/tamutamu Allah Swt ketanah suci tahun ini”. Labbaika Allahumma labbaik innal hamda wanni’mata laka wal mulk laa syariikalak. Udara yang sangat terik di siang hari (sekitar 40 – 50 derajat) dan bersuhu dingin ketika malam hari akan menjadi tantangan tersendiri bagi para Cjh untuk menjaga fisik agar tetap prima. Kita berharap agar para Cjh mampu menjaga kesehatan sehingga seluruh ritual haji dapat ditunaikan dengan sempurna. Selamat jalan Dhuyuufur Rahmaan, selamat kembali ke tanah air dengan menyandang hajjan mabruuraa, Allahumma Amien. Mbah Khoiroh Cjh yang berasal dari Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Gresik.
untuk tambahan biaya hidup. Apalagi saat awal bekerja sebagai tukang sampah, ia dibayar tak lebih dari p.35.000, perbulan. Sebagaimana pesan orang tuanya, dia tak pernah mengeluhkan keadaan hidupnya. Dia yakin Allah Swt akan memberikan berkah dalam setiap pekerjaan yang nikmatnya disyukuri. Ternyata benar, setelah bekerja selama 23 tahun, dia bisa mewujudkan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji ke tanah cuci walaupun dari hasil tukang sampah dan pemulung. Dia memang tidak bisa berangkat dengan isterinya, Maryati. Namun, dia yakin Insya-Allah sang isteri akan menyusulnya pergi ke tanah cuci pada waktu yang berbeda. ”Apalagi, isteri saya selalu memberikan semangat. Saat saya
•Sumber SK-Republika, SK-JP, serta sumber lain agust-sept 2016) ; Ahar
Radiuddin Cjh tukang sampah yang berasal dari Jember.
MPA 360 / September 2016
19
Madiun Affair yang Berdarah-darah Aksi keji PKI menciptakan genangan darah umat Islam di Indonesia. Sabtu Pon, 18 September 1948, pukul 03.00 dini hari, tiga letusan pistol ditandai sebagai isyarat dimulainya pemberontakan bersenjata PKI yang dikenal dengan Madiun Affair. “Kejadian itu terasa begitu mengerikan, beribu-ribu manusia dengan kelewang dan berbagai senjata memekik-mekik bagai serigala haus darah, mereka berduyun-duyun tak ada habisnya sambil terus memekik dan memaki-maki, kemudian menerjang dengan beringas dan penuh kebencian …”
I
tulah detik-detik peristiwa 18 September 1948 tatkala kudeta PKI diproklamasikan di Madiun. Ketika itu beribu-ribu manusia dengan membawa senapan, kelewang, arit, pentungan, dan senjata lainnya seperti air bah. Mereka bergerak cepat dari berbagai arah ke segala arah menerjang segala apa yang mereka jumpai. Musuh utama PKI adalah umat Islam khususnya para kiai dan santri. Umat Islam yang menjadi sasaran PKI tentu tidak tinggal diam dan tunduk ketika agamanya dibe rangus. Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII), telah membentuk Brigade yang aktif dalam revolusi. Surjosugito, sebagai koman dan Brigade PII -syahid bersama delapan orang anggotanya yang berasal dari berbagai sekolah dan pesantren, dalam pertempuran melawan pemberontak PKI di Madiun. Magetan sebagai kawasan paling dekat dengan ibu kota Keresidenan Madiun, dalam tempo beberapa hari telah jatuh ke tangan PKI. Pembersihan dilakukan dimana-mana. Maka sejarah pun mencatat praktik-praktik mengerikan yang dilangsungkan oleh PKI, tak kalah biadabnya dari aksi Khmer Merah di Kamboja. Di antara sekian daerah yang menjadi korban keganasan kaum merah tersebut, masyarakat di kawasan Kabupaten Magetan lah yang paling parah menerima akibatnya. Korban keganasan kaum merah tersebut tak dapat diketahui secara pasti. Tetapi adanya sumur-sumur tua dan lubang-lu bang pembantaian yang dipakai PKI untuk menghabisi lawan-lawan mereka yang tersebar di berbagai tempat di Kabupaten Magetan, menjadi saksi sejarah dari sebuah kebiadaban.
Kasus Pesantren Takeran Bersamaan dengan kudeta terhadap pemerintah, pendukung PKI mengincar tokoh-tokoh dari Pesantren Takeran atau yang lebih dikenal dengan Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM). Sebab, Pesantren Takeran pimpinan Kiai Imam Mursjid Muttaqien yang masih berusia 28 tahun itu adalah pesantren yang paling berwibawa di kawasan Magetan.. 17 September 1948, tepatnya hari Jumat Pon, Kiai Hamzah dan Kiai Nurun yang berasal dari Tulungagung dan Tegal Rejo 20
MPA 360 / September 2016
berpamitan kepada Kiai Imam Mursjid ke BUrikan. Hari Sabtu Wage, 18 September 1948, Pesantren Burikan diserbu oleh PKI, dan tokoh-tokoh pesantren serta para santri, termasuk Kiai Hamzah dan Kiai Nurun, diseret ke Desa Batokan dibantai oleh PKI di lubang pembantaian Batokan. Seusai shalat Jumat tanggal 17 September 1948, Kiai Imam Mursjid didatangi oleh tokoh-tokoh PKI. Waktu didatangi oleh tokoh-tokoh PKI, Kiai Imam Mursjid diajak keluar dari mushalla kecil di sisi rumah Kamil. Menurut Kamil, Kiai Imam Mursjid akan diajak bermusyawarah mengenai Republik Soviet Indonesia dengan PKI-nya. Keberangkatan Kiai Imam Mursjid bersama orang-orang PKI itu tentu saja merisaukan warga pesantren, sebab warga pesantren tak menduga bahwa Kiai Imam Mursjid akan menurut begitu saja diajak berunding oleh PKI. Tetapi Suhud, salah seorang pimpinan gerombolan PKI, ketika itu melontarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an untuk meyakinkan warga pesantren bahwa iktikad mereka baik. Suhud waktu itu malah mendalilkan “innallaha laa yughayyiru maa bi qaumin, hatta yughaiyyiruu maa bi anfusihim (Sesungguhnya Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu mengubah nasib mereka sendiri),” kenang Kamil. Waktu itu Kiai Imam Mursjid dinaikkan ke mobil diikuti Imam Faham, saudara sepupu Kiai Imam Mursjid Iskan (mungkin ayah Pak Dahlan Iskan), salah seorang saksi mata, juga menyatakan bahwa Pesantren Takeran sudah dikepung oleh ratusan orang PKI. “Setelah Mas Imam Mursjid dibawa dengan mobil, saya melihat orang-orang PKI sudah berdiri melingkari pesantren. Mereka rata-rata berpakaian hitam dengan memakai ikat kepala merah dan bersenjata,” ujar Iskan sambil menitikkan air mata mengenang gurunya yang sangat dipatuhi itu. Menurut Iskan, sebelum itu pihak PKI memang sudah mengancam, jika Kiai Imam Mursjid tak mau menyerah dan mendukung mereka, maka pesantren akan dibumihanguskan. Kyai Tarmudji secepatnya menyelamatkan diri. Apa lagi dia juga diberi tahu bahwa dialah yang mendapat giliran dicari PKI. Meskipun
tak menemukan Tarmudji, PKI terus menang kapi tokoh-tokoh pesantren seperti Ustadz Ahmad Baidawy, Muhammad Maidjo, Rofi’i, Tjiptomartono, Kadimin, Reksosiswojo, Husein, Hartono, dan Hadi Addaba’. Yang terakhir ini adalah guru pesantren yang didatangkan dari Al-Azhar, Kairo (Mesir). Saat itu, Pesantren Takeran memang sangat terkenal dan muridnya datang dari berbagai daerah termasuk dari luar Jawa. Bahkan sebagian besar mereka ditemukan sudah menjadi mayat di lubang-lubang pem bantaian PKI yang tersebar di berbagai tempat di Magetan. Bahkan hingga tahun 1990, mayat Kiai Imam Mursjid tak kunjung ditemukan. Dari daftar korban yang dibuat PKI sendiri -daftar ini ditemukan oleh pasukan Siliwangi, nama Kiai Imam Mursjid tak ada. K.H. Imam Sofwan Adzan di Dalam Sumur Di Desa Cigrok, sebelah selatan Takeran, terdapat sumur tua yang digunakan PKI sebagai tempat pembuangan korban-kor bannya. Muslim, seorang santri yang menjadi saksi kebiadaban PKI dalam melakukan pembantaian di sumur tua itu tahun 1948. Muslim menceritakan pada malam terjadinya penjagalan itu, semua orang tak berani keluar rumah. Malam itu, dia mendengar suara bentakan Surat, pimpinan PKI yang berasal dari Desa Petungredjo. Dia juga mendengar suara orang menjerit histeris karena dianiaya. Muslim, yang diam-diam mengintip melalui lubang dari rumahnya, melihat gerak-gerik orangorang PKI itu dalam keremangan malam. Muslim dapat mengenali salah satu korban yang mengumandangkan adzan dari dalam sumur. Suara itu, menurutnya adalah suara K.H. Imam Shofwan dari Pesantren Thoriqus Su’adaa’, desa Selopuro, Kebonsari Madiun. Achmad Idris, tokoh Masyumi di Desa Cigrok yang ketika itu sudah ditawan PKI, menyaksikan penjagalan biadab PKI dari kejauhan. Meskipun sayup-sayup, dia sangat mengenal suara adzan K.H. Imam Shofwan yang mengumandang dari dalam sumur itu, sebab Idris sering mendengarkan pengajianpengajian K.H. Imam Shofwan. Idris mengungkapkan para tawanan
dengan tangan terikat dihadapkan ke arah timur sumur satu demi satu. Kemudian, seorang algojo PKI menghantamkan pen tungan ke bagian belakang tiap tawanan tersebut. Waktu itu, Idris mengenang, ada tawanan yang segera setelah dihantam langsung berteriak dan roboh ke dalam sumur. Tetapi ada pula yang setelah dihantam, masih kuat merangkak sambil melolong-lolong kesakitan. Tangan mereka menggapai-gapai mencari pegangan. Melihat para korban merangkak seperti itu, orang-orang PKI kemudian menyeret begitu saja dan mema sukkan mereka hidup-hidup ke dalam sumur. Atas penghargaan pemerintah Repu blik Indonesia, maka pada tahun 1993 para korban di sumur tua itu digali dan diboyong ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Yudonegoro Magetan. Para kurban itu dijadikan satu pusara di TMP tersebut. Namun sayang, pada nisannya tertulis nama “TAK DIKENAL”. Padahal, tiga tahun yang lalu, masih tertulis daftar nama-nama para pejuang itu pada nisannya. Ada apa tidak segera ditulis kembali. K.H. Imam Shofwan, menurut Idris, ter masuk yang tak meninggal setelah dihantam. Hal serupa juga dialami oleh kedua putra beliau, yakni Kiai Zubair dan Kiai Bawani, yang dibantai di sumur tua Desa Kepuh Rejo, Magetan, tak jauh dari sumur Cigrok. Orangorang PKI yang melihat bahwa ternyata ada korban yang masih hidup di dalam sumur, sama sekali tak peduli. Mereka lantas langsung menimbuni sumur tersebut dengan jerami, batu, dan tanah. Karena itu, ada pernyataan yang menyebutkan bahwa korban pemberontakan PKI tahun 1948 sebenarnya dikubur hidup-hidup. Muslim mengatakan, pada pagi hari seusai pembantaian dia mendapati lanjaran (rambatan) kacang dan jerami di kebunnya sudah habis. “Rupanya orang-orang PKI membabat semua itu untuk menimbuni sumur,” tutur Muslim yang diancam oleh PKI agar tutup mulut. Yang dimasukkan ke lubang pembantaian Cigrok paling sedikit berjumlah 22 orang. Di antara para korban itu, ada K.H. Imam Shofwan, Hadi Addaba’ dan Imam Faham. KH. Selaiman Zuhdi Affandi Menurut KH Roqib, saksi hidup, terdapat beberapa ulama dan pimpinan pesantren di sekitar Magetan dan Madiun yang jadi korban kebiadaban PKI. Dianta ranya adalah KH Soelaiman Zuhdi Affandi (Pimpinan Pesantren Ath-Thohirin, Mojo purno, Magetan), KH Imam Mursjid (Pim pinan Pesantren Sabilil Muttaqin, Takeran), KH Imam Shofwan (Pimpinan Pesantren Tho- riqus Su’adaa’, Selopuro Kebon sari Madiun), serta beberapa kyai lainnya. Pesantren Ath-Thohirin yang diasuh oleh KH Soelaiman Zuhdi Affandi terletak
di Desa Mojopurno, Magetan. Pesantren ini mengajarkan ilmu thariqat ini sejak zaman penjahan. Sejak zaman Belanda maupun Jepang, pesantren itu telah menjadi pusat gerakan perlawanan melawan penjajah. Di pesantren inilah para generasi muda disiapkan dan dilatih perang oleh KH. Soelaiman. Beliau gugur menjadi korban keganasan PKI pada pemberontakan tahun 1948. Mayatnya ditemukan di sumur tua Desa Suco Magetan. Menurut R Bustomi Jauhari, cucu KH Soelaiman Zuhdi Affandi yang kini menjadi pimpinan Pesantren Ath-Thohirin, KH Soelai man tertangkap pada waktu itu karena san trinya sendiri yang menjadi mata-mata PKI. Kemana pun sang kiai pergi, PKI pasti tahu. “Keluarga besar kami sangat berduka atas wafranya kakek. Dari seluruh keluarga kami ada sebelas orang yang dibunuh PKI. Dan kebanyakan mereka adalah kiai,” ujar Gus Tomi. Penangkapan KH Soelaiman Affandi terjadi dua hari setelah PKI mengkudeta pemerintahan yang sah, tepatnya pada tanggal 20 September 1948. Ketika itu KH. Soelaiman sedang bertandang ke Desa Kebonagung kemudian diculik. Setelah ditahan di penjara Magetan selama empat hari, KH Soelaiman beserta tawanan lainnnya, diangkut dengan gerbong kereta lori ke loji Pabrik Gula Rejosari di Gorang-gareng. Dari Gorang-gareng, para tawanan ini kembali diangkut dengan lori menuju Desa Suco dan dihabisi di sana. Salah seorang menantu KH Soelaiman Affandi bernama Surono yang juga dibawa lori ke Desa Suco termasuk orang yang mengetahui bagaimana kejamnya PKI dalam
menyiksa dan membunuh Kiai Soelaiman di sumur tua desa Suco. Menurut Surono, sebagaimana ditutur kan Bustomi, PKI berulang kali menembak Kiai Soelaiman, namun tidak mempan. Begitu pula ketika dibacok pedang, Kiai Soelaiman hanya diam saja, lecet pun tidak. Setelah putus asa, algojo PKI akhirnya membawa Soelaiman ke bibir sumur lalu menendang punggungnya dari belakang. Tubuh Soelaiman yang tinggi besar itu terjerembab di atas lubang sumur yang tidak seberapa lebar. Anggota PKI kemudian memasukkan tubuh Kyai Soelaiman secara paksa ke dalam sumur. Begitu menimpa dasar sumur, Kiai Soelaiman berteriak lantang menyebut asma Allah, “laa ilaaha illallah, kafir laknatullah,” secara berulang-ulang dengan nada keras. “Teriakan itu membuat PKI kian kalap dan melempari Soelaiman dengan batu,” tutur Surono. Surono yang akan dibunuh namun ditunda terus karena dianggap paling muda, akhirnya tercecer di barisan belakang. Setelah kelelahan mengeksekusi puluhan orang dalam sumur tua itu, algojo PKI menyerahkan Surono kepada salah seorang anggota PKI yang lain. Tak dinyana, ternyata anggota PKI yang akan membunuh Surono itu adalah temannya semasa sekolah dulu. Oleh temannya, Surono dibawa ke tempat gelap lalu dilepaskan. Setelah bebas, Surono kembali ke Mojopurno dan melaporkan kejadian yang dia alami kepada keluarga besar KH Soelaiman Affandi. (diolah dari jejakislam1 on Oct 1, 2014). •AS
Athor Subroto dan keluarga ziarah ke pusara kakek KH Imam Shofwan di TMP Yudonegoro Magetan, 7 Juli 2016 M/ 2 Syawwal 1437.
MPA 360 / September 2016
21
dakwah itu Juga Jihad Oleh : nihayatul laili Yuhana, m.Pdi*) Penulis, Penyuluh Agama Fungsional Kab Nganjuk
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong (QS. Al Hajj: 78.)
M
enurut Tafsir Jalalain, makna “wajaahiduu” dalam ayat tersebut adalah: “berjuanglah kalian pada jalan Allah demi menegakkan agama-Nya”. Kemudian, apa yang ditegakkan. Tentu banyak sekali. Misalnya, Syariat Islam bisa berjalan di negeri ini. Contoh, pernikahan (bagi umat Islam) diatur oleh UUP No 1 1974. Artinya, dilindungi dan dijamin eksistensinya oleh pemerintah Republik Indonesia. Itu adalah hasil jihad umat Islam Indonesia dalam penegakan syariat Islam di bumi pertiwi ini. Lembaga pendidikan Islam, termasuk pondok pesantren juga mendapat perhatian 22
MPA 360 / September 2016
yang positif. Lembaga peradilan Agama, mempunyai eksistensi yang cukup besar di negeri ini. Dan masih banyak lagi. Semuanya diperjuangkian melalui saluran dan media yang legal formal yang penuh kedamaian. Mungkin masih ada hal-hal lain bagi kepentingan kaum muslimin yang belum terakomodasi oleh pemerintah, itu soal waktu saja. Karena dasar Negara kita Pancasila. Bukan Negara Islam. Jadi, tidak bisa serta merta. Sedang kalimat “haqqa jihaadihi” maksudnya ialah: “dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dengan mengerahkan segala kemampuan kalian di dalamnya”.
Artinya, mengerahkan tenaga, fikiran, jiwa dan raga. Kalau perlu harta benda, demi tegaknya agama Allah di bumi pertiwi ini. Walau tidak harus dengan cara membunuh, membakar, mengebom, atau bom bunuh diri, makar, teror, dan lain sebagainya. Melainkan lebih mengedepankan kebijakan yang hikmah, suri teladan, kecerdasan otak dan dialog yang rasional serta mendasar (QS. An Nahl [16]: 125) Model jihad seperti ini adalah contoh dari Rasulullah Saw yang telah dibimbing oleh Allah Swt dalam berjuang di kalangan kaum kuffar yang jahil. Bahkan berkekuatan besar. Rasulullah Saw tidak pernah melakukan
terror atau makar dalam berdakwah, kecuali di dahului dengan kekerasan dari fihak lain. Utusan Allah akhir zaman ini, selalu santun dan berakhlaq al karimah dalam segala sepak terjangnya. Menghormati orang lain dan menghargai pendapat sahabatnya. Perilakunya anggun dan penuh wibawa. Tidak sombong. Bahkan tawaddhu’. Sehingga beliau disegani oleh lawan. Dan dihormati oleh kawan. Siapapun yang pernah mengenal beliau, pasti merasa rindu untuk bertemu, setelah berpisah. Siti Aisyah pernah ditanya oleh sahabat “bagaimana akhlaq Rasulullah”? “Khuluquhul Qur’an, akhlaq beliau adalah Al Qur’an”, jawab Aisyah. Dengan model jihad Rasulullah Saw ini, tingkat keberhasilannya sungguh sangat menakjubkan. Dalam tempo 23 tahun, dua pertiga belahan bumi ini dapat merasakan indahnya ajaran Islam. Pada saat bangsa Eropa belum mengetahui fungsi sabun, Islam sudah mengajarkan pentingnya kebersihan. Pada saat bangsa Barat mabuk dengan minuman alcohol, Islam menjelaskan bahayanya minuman keras. Pada saat jahiliyah menanam hidup-hidup anak perempuannya, Islam mengajarkan bahwa derajat manusia sama di sisi Tuhannya. Dan masih banyak lagi ajaran Islam yang cemerlang tersebar di muka bumi ini. Semua itu berkat penerapan model jihad ala Rasulullah Saw yang hebat itu. Bahkan utusan Allah akhir zaman ini menerapkan pesan-pesan Allah yang lebih konstruktif dalam kehidupan di muka bumi. Hal ini ditegaskan di dalam firman-Nya:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (QS. Al A’raaf [7]: 56) Akhir ayat ini menerangkan bahwa rahmat Allah dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Mafhum mukhalafahnya, kasih sayang Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang berbuat kerusakan atau distruktif. Yang datang malah berupa musibah dan mala petaka yang tak terhingga –bila distruktif dikedepankan. Islam tidak mengajarkan jihad dengan bom atau bunuh diri, atau makar lainnya. Sangat disayangkan bila model bom dan bunuh diri menjadi pemimpin dalam berjihad dan berdakwah. Hasilnya malah distruktif. Bukan simpatik yang didapat. Melainkan sinisme dan acuh yang datang dari berbagai penjuru. Apa kata mereka. Islam itu kejam. Teroris. Pembunuh, dan sebutan buruk lainnya. Sehingga, bukan teman yang
Menurut Tafsir Jalalain, Kasihsayangilah siapa saja yang ada di muka bumi ini. Tentu yang di langit mengasihsayangi-mu.
makna “wajaahiduu” dalam ayat tersebut adalah: “berjuanglah kalian pada jalan Allah demi menegakkan agamaNya”. Kemudian, apa yang ditegakkan. Tentu banyak sekali. Misalnya, Syariat Islam bisa berjalan di negeri ini.
didapat. Melainkan lawan dari berbagai suku bangsa dan negara. Akhirnya, umat Islam dijadikan “tumpeng” yang menawan. Pembuat kerusakan peringatan Allah Swt:
itu
melawan
….dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al Qashas :77) Melihat betapa pentingnya syarat memperoleh rahmat Allah, Nabi Muhammad Saw lebih mentransparansikan dalam sabdanya:
Bahkan Rasulullah Saw mengajarkan kepada para sahabatnya, balaslah keburukan dengan kebaikan. Dalam aplikasikanya, Rasul telah memberi contoh yang sangat hebat. Pada finalnya sungguh sangat menakjubkan. Dalam suatu kisah, Nabi Saw diteror ludah oleh pemuda Quraisy. Targetnya, agar manusia teladan ini terbakar emosinya. Sehingga menjadi jatuh martabatnya di kalangan masyarakat Arab. Pada suatu pagi, Rasulullah Saw pergi ke masjid untuk shalat Shubuh. Seorang pemuda Quraisy meludahi tubuh Rasulullah dari atas pintu masjid. Apa kata Nabi kepada pemuda itu, sambil mengusap ludah itu dari gamisnya. Turunlah, nanti kalau jatuh, kamu bisa sakit. Utusan Allah yang agung itu lalu masuk masjid untuk melakukan shalat. Hari kedua, aksi terror itu berulang lagi, sampai hari ketiga. Rasulullah Saw tetap tidak terbakar emosinya. Dan Nabi berkata yang sama, seperti terror pertama. Kemudian, pada hari ke empat, usai shalat, Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabatnya, “kemana pemuda itu”. Dia sakit wahai Rasul, jawab para sahabat. Mendengar khabar seperti itu, Nabi bergegas pulang ke rumah –mengambil buah tangan dibawa ke rumah pemuda itu. Di sana terjadilah dialog yang bisa merubah pemuda dari gelap menjadi terang. Muhmmad, kata sang pemuda, sungguh akhlaqmu sangat mulia. Kamu adalah orang pertama yang sudi membezuk aku. Padahal bos yang menyuruh aku agar menteror kamu belum mau melihat aku. Saksikan aku wahai Muhammad, bahwa aku bersaksi “tiada Tuhan selain Allah. Dan, engkau adalah utusan Allah. Bukankah itu adalah jihad yang sangat hebat. Hasilnya menakjubkan. Andaikata ada seribu kasus seperti itu, dan respon kaum Muslimin sama dengan perilaku Nabi Saw, maka logikanya, seribu orang akan taslim seperti pemuda Quraisy tersebut. Bagaimana kalau hal itu terjadi pada setiap minggu, atau setiap bulan, dan setiap tahun. Tentu seluruh permukaan bumi ini akan menghijau penuh kedamaian. Karena, disinari cahaya Islam. Dari kisah ini, dapat ditarik kesimpulan. Berjihad yang ampuh itu dilakukan dengan penuh kedamaian. Mebutuhkan menagemen yang rapi dan indah. Mengedepankan kebijakan yang hikmah. Mau’izhah yang hasanah. Otak cemerlang. Dan dialog yang rasional serta medasar. Dengan model jihad seperti itu, Islam akan dirasakan indah bagi umat sedunia. MPA 360 / September 2016
23
Maudlu’i Kontemporer Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
06
Mental-Baja dalam Jihad (Masalah Tolikara) @ Para ulama di jaman awal Islam Para sahabat dan tabi’in sangat tekun menghafal, menyebarkan, menulis, mem bukukan, menyebarkan seluas-luasnya AlQuran dan hadis Nabi Saw. As-Suyuthi mencatat dalam Al-Itqan (1973I\50) Muhammad Ali ash-Shabuni dalam At-Tibyan (1980:47) mencatat bahwa para sahabat yang hafal Al-Quran yang gugur mati syahid di dalam pertempuran di Yamamah dan Bi`ru Ma’unah jumlahnya 140 orang sahabat. Sehingga orang yang hafal Al-Quran yang masih hidup pasti jauh lebih banyak berlipat ganda jumlahnya. Pada masa kekhalifahannya maka Abu
Bakar Usman melakukan pembukuan AlQuran ditulis didasarkan atas tulisan para penulis wahyu dan diuji melalui hafalan para Ahlul Qurra`wal Huffazh. @ As-Suyuthi juga dalam Al-Itqan (1973:1/70) mencatat bahwa Al-Quran itu berisi 77.943 buah kalimat, 6236 ayat, sekarang masih utuh-lengkap. @ Abu Bakar Atjeh dalam bukunya Sejarah Al-Quran (1956:25 mencatat isi Al-Quran itu terdiri dari 325.345 huruf, yang paling banyak ialah huruf alif, yaitu 48.772, yang paling sedikit ialah huruf Zha` yaitu 842 huruf. Rincian jumlah hurufnya sebagai berikut:
Jumlah huruf isi Al-Quran = 325 345 huruf (Alif 48772 h, zha`842h) Alif = 48772h Jim = 3422h Dzal = 4930h Syin = 2115h Zha` = 842h Qaf = 6613h Nun = 45190h Ya` = 4919h
Ba` = 11 428h Ha` = 4130h Ra` = 12246h Shad = 2037h ‘Ain = 9417h Kaf = 10552h Wawu = 2586h -------------------
Ta` = 3205h Kha` = 2505 h Zay = 1680h Dhat = 1682h Ghain = 1217h Lam = 33520h Ha` = 1670h -------------------
Tsa` = 2404h Dal = 5978h Sin = 5996h Tha` = 1274h Fa = 8419h Mim = 26955h LamAlif = 1970h --------------------
@Bagaimana tekun istiqamah-nya para sahabat menghafal hadis tercatat sebagai berikut Para sahabat penghafal hadis 1 2 3 4 5 6 7
Abu>>> Hurairah A>isyah ’Abdullah ibnu ‘Abbas Abdullah ibnu ‘Umar Jabir ibnu ‘Abdillah Anas ibnu Ma>lik Abu> Sa’id al Khu>driyyi
57 H 57 H 68 H 73 H 78 H 73 H 74 H
5374hadis 2210 hadis 1660 hadis 1630 hadis 1540 hadis 1286 hadis 1170 hadis
@ Ulama hadis melalukakn rihlah-ilmiyah riset ilmu hadis: N 1 2 3 4 5 6 7 8 9
24
Imam Bukhari Muslim Abu Dawud Tirmidzi Nasai Ibnu Majah Ahmad Malik Darimi
ThH 256.H 261.H 275.H 279.H 303.H 273.H 241.H 179.H 181.H
MPA 360 / September 2016
ThM 869M 874M 888M 892M 915M 886M 854M 795M 799M
Hadsis 7.562 3.033 5.274 3.956 5.758 4.341 27.100 1.891 3.503
Jelajah 10 kota-negeri 9 Kota-negeri 15Kota-negeri 8 kota-negeri 8 kota-negeri 12 kota-negeri 9 kota-negeri --------12 kota-negeri
1) Bukhari menuturkan tentang rihlah ilmiah yang dia jalani; ‘Aku memasuki Syam, Mesir dan al Jazirah sebanyak dua kali, ke Bashrah sebanyak empat kali, dan aku tinggal di Hijaz beberapa tahun, menjelajah ke-10kota dan aku tidak bisa menghitung berapa kali saya memasuki kawasan Kufah dan Baghdad bersama para ulama-haddits. 2) Abu Dawud: Dari Sijistan pergi ke Basrah dan tinggal di Bashrah mempelajari hadits di sana dannegeri-negerilain. Ibnu Majah Menjelajah (Rihlah) mene liti jalan ahli hadis meninggalkan negeri untuk mendengar hadits dan mengha falnya.Terus masuk negri-negri Islam yang menyimpan mutiara hadits, men cari, mengumpulkan, dan menulis hadis. 3) Ahmad: Dari Makkah menuju Yaman dengan berjalan kaki pada tahun 199 H tinggal disana dua hari dan menulis hadits 4) Malik Merasa cukup di Madinah saja. karena beliau beranggapan cukup dengan ilmu yang ada di sekitar Hijaz. Imam Malik berjumpa ulama tabi’in (Nafi’ yang menyebarkan ilmu hadis. 5) Ad-Darimi menjelajahi 12 kota dari Samarqandi, melihat terpencarnya para pengusung hadis dan atsar negri Islam; Maka Ad Darimi tekjun meneliti jalan ulama hadis ini. Bagaimana ketatnya ulama menjaga AlQuran, bagaimana ketatnya ulama menjaga hadis, di atas ini kita lihat Rihlah ‘Ilmiyah atu riset yang menggunakan Ilmu Metodologi Penelitian Ilmiah Ilmu hadis itu. (6) Allah akan memberi Hidayah kepada para Muallaf (Muallaf masuk Islam calon mujahid) Para muallaf, orang-orang yang masuk Islam sekarang makin banyak-makin banyak sekali di negara-negara Barat, sebagaimana catatan berikut: ~ Di Denmark, orang Muallaf yang ma suk Islam meningkat tajam : Universitas Kopenhagen dalam penelitiannya mene mu kan fenomena yang mengejutkan
bahwa penduduk asli Denmark ma suk Islam dalam jumlah cukup besar (arrahmah.com). ~ Di Inggris, menurut Faith Matter, angka muallaf mencapai 100.000 dan 5000 – 5200 muallaf baru masuk Islam tiap tahun. ~ Tahun 2001, tercatat jumlah masjid di London ada 1.400 buah. ~ Di Jerman dan Perancis, ada 4000 muallaf masuk Islam tiap tahun. ‘Ini hitungan menurut laporan survey Fiyaz Mughal, direktur Faith Matters kepada redaktur The Independent. ~ Sementara di Amerika Serikat jumlah umat Islam meningkat berlipat dua kali dan diperkirakan th. 2030 akan mencapai 6,2 juta dibanding tahun ini hanya 2, 6 juta. ~ Markas Islamisasi Eropa terbesar berpusat di masjid agung di Newham, London Timur tak jauh dari Olympic Park, tempat Olimpiade Inggris 2012 mencatat sbb: ~ Berdasarkan penelitian maka diramalkan bahwa kelak satu dari setiap sepuluh orang Inggris akan menjadi Muslim pada tahun 2030. Sebaliknya Agama Kristen akan kehilangan lebih dari 500.000 orang pemeluknya setiap tahun, sedangkan jumlah atheis (yang tidak beragama) dan kaum agnostic angkanya akan naik 750.000 per tahun. Daily Mail melaporkan, penelitian oleh House of Commons Library, bahwa selama 6 tahun terakhir, jumlah orang Islam melonjak menjadi 37 persen. ~ Steve Doughty dalam Daily Mail, koran terkemuka Inggris, memprediksi bahwa sekitar 20 tahun ke depan kira-kira tahun 2030 jumlah orang Islam di Inggris akan melebihi jumlah warga negara Kuwait. ~ Pemeluk agama Islam seluruh dunia akan meningkat rata-rata 2,2 persen per tahun.~ Tahun 2010 penduduk dunia 6.9 miliar diproyeksikan sampai th.2030 naik 26% menjadi 8.3 miliar. Di tahun 2010 orang Islam dari 1.6 milyar naik menjadi 35% sehingga tahun 2030 menjadi 2.2 miliar. Penelitian ini didasarkan pada tren demografi masa lalu dan estimasi pada apa yang akan terjadi 20 tahun ke depan. ~ Worldwide Church of God badan misionari Nasrani yang berpusat di California melaporkan hasil pene litiannya yang dikutip oleh Majalah Islamic Horizons edisi Juli-Agustus 1990, yang diterbitkan oleh Islamic Society of North America (ISNA) di Amerika Serikat, bahwa dalam kurun waktu 50 tahun (1934-1984) pemeluk agama Yahudi hanya meningkat 4%, sementara pemeluk Nasrani mening kat 47%, sedangkan pemeluk Islam meningkat 235%.
@ Erdogan Presiden Turki Th.1924 Kekhalifahan Turki yang pernah berjaya kekuasaannya meliputi wilayah seperti Spanyol, Bizantium, Eropa Timur, Belgrado, Budapes, Rhodes. Tetapi karena kekalahannya dalam Perang Dunia ke-II maka daerah kekuasaan Turki dibagi-bagikan kepada pemenang perang. Kemudian para tokoh Turki mengubah negaranya menjadi Republik dan menjadi Negara Skuler. Alhamdu lillah sekarang Turki berusaha kembali dan hendak mengubah diri menjadi Negara Islam yang modern. Radio-Muslim Surabaya, 4Des 2015, jam 16.15 wib nara sumber dari Hidayatullah. com menyebutkan sbb: Erdogan-Presiden Turki, lulusan Madra sah Imam dan Khatib, sekarang sedang membangun Negara Turki-Islamis yang modern, melalui Program Pendidikan dan kesejahteraan kemudian memotong hubungan tuan tanah dengan rakyat-awam, Erdogan tidak takut kepada Rusia, …”Kami hanya takut kepada Allah saja” (katanya), Erdogan berani menentang Amerika dan Rusia, bersedia menampung pengungsi dari Suriya; Erdogan pernah ikut mengunjungi korban Sunami Aceh; membantu korban perang Moro melawan Pemerintah Pilipina. Firman Allah (s5a56): (Terjemahnya) “Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orangorang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang” (5 Almaidah 56) (7) Ustad Fadzlan Al-Garamatan (Bermental Baja dalam Jihad) Ustad Fadzlan Rabbani Al-Garamatan terlahir dari pasangan: Machmud Ibnu Abubakar Al-Garamatan dan Siti Rukiah binti Ismail Iribaram; Sudah mendalami nilai-nilai Islami sejak kecil; Fadzlan anak ketiga dari delapan bersaudara. Ustad Fadzlan masih keturunan Raja Pattipi, penguasa kerajaan Islam pertama di Irian. Pendidikan Fadzlan dari sekolah dasar sampai SMA ditempuh di Fak-Fak. Tahun 1980 melanjutkan ke Fakultas Ekonomi universitas ternama di Makassar, lulus 1984; Fadzlan kuliah dengan biaya sendiri. Ia jualan minuman ringan dengan gerobag dorong. Fadzlan mempunyai tekad yang sangat kuat untuk mengabdi kepada perjuangan Islam; Semua Itu namanya perjuangan. Di Irian yang bergunung-gunung saja bisa saya taklukkan, masak daerah rata gini tidak bisa”kata Fdzlan. Berkat berbagai kegiatan sebagai Pengurus Takmir Masjid Raya Makassar, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), berbagai kegiatan Dakwah kampus terutama dakwah yang berat-berat di Irian, sekitar
Fak-Fak, Sorong, Nabire, Jayapura, dan seterusnya. Belum lama ini keluarga kerajaan mewakafkan tanah seluas 150 hektar untuk dakwah Islam. Insya Allah akan dibangun untuk Islamic Center. Ustad Fadzlan dalam ceramahnya di Mesjid An-Nur Sidoarjo Jatim 26 Oktobe 2015 jam 7oo Wib dan Google-Infak Dakwah.com menjelaskan bahwa: Diantara dakwah yang paling berat ialah daerah yang dakwah Islam dilarang masuk oleh Misi Kristiani . Maka melalui rekayasa, penggantian nama Islam dengan nama-nama Kristiani (Yushoa, Hendrikus, Stevanus, Frans atau nama yang Nasrani) maka Team Dakwah Ustad Fadzlan berhasil masuk ke dalam daerah yang sangat asing ini. Dan terbongkarlah bahwa larangan oleh Misi Kristiani ini taktik untuk kampanye bahwa Negara Rep.Indonesia telah menterlantarkan warga Irian (Papua) terbelakang : @ TETAP MENJADI BANGSA PRIMITIP, MASIH WUDHO BLEJET HANYA MEMAKAI KOTEKA SAJA TIDAK BERPAKAIAN SAMA SEKALI. @ YANG PEREMPUAN JIKA MELAHIR KAN TEMPATNYA DI DEKAT KAN DANG BABI. @ JIKA MELAHIRKAN BAYI, MAKA SUSU SEBELAH KANAN HANYA DIBERI KAN KEPADA ANAK BABI, SUSU YANG SEBELAN KIRI UNTUK TETEK ANAK BAYINYA SENDIRI. @ TIDAK PERNAH MANDI, TETAPI MANDINYA HANYA MENGGOSOK BADANNYA DENGAN LEMAK BABI. Misi Kristiani atau rekan kerjanya membuat gambar mereka di atas ini untuk kampanye ke luar negeri, demi untuk menjelek-jelekkan siapa yang mereka musuhi.. Ustad Fadlan dan jamaahnya dalam melaksanakan tabligh di suatu pedalaman Papuan telah mendapat perlawanan keras dari pihak gereja” (8) Dilarang menyebarkan Islam. Usttad Fadlan terpaksa harus berusaha bertemu dengan yang berkuasa(Gereja) membuat larangan itu. Ketika usaha bertamu ke rumah pendeta yang berkuasa di sana dijawab oleh penerima ytamu bahwa“Bapa pendeta tidak ada di rumah” Hari berikutnya ustad Fadzlan berusaha lagi untuk bertemu, penerima tamu menjawab dengan jawaban yang persis sama dengan yang pertama. Bersambung...
MPA 360 / September 2016
25
Pondok Pesantren Al-Kaaf Malang
Anugerah dari Celah Rumpun Bambu Kondisi alam yang masih terawat dengan baik, memberikan potensi yang berlimpah. Di sekitaran Pondok Pesantren Al-Kaaf Kemantren Jabung Malang ini masih ditemukan sumber-sumber air yang tak pernah mengering sepanjang tahun. Mata air tersuplai dari hutan lindung yang jaraknya tak jauh dari pondok. Pohon-pohon bambu dan rerumputanpun tumbuh dengan suburnya.
P
otensi-potensi tersebut tidak disiasiakan demi kemanfaatan bagi pondok pesantren dan juga santri-santrinya. Di areal seluas 2 hektar ditambah 4 hektar di areal lainnya, ada 30 santri yang setingkat SMA dan perguruan tinggi yang dilibatkan dalam mengelola perikanan dan juga peternakan. Para santri tidak hanya belajar, tapi juga mendapat hak berupa bagi hasil dari pengelolaan perikanan dan perternakan tersebut. “Jadi, hasilnya sebagian untuk mereka, dan sebagian untuk pondok,” ujar Muhammad Abdullah Yazid. Sumber air yang keluar dari tanah di bawah celah-celah rumpun pohon bambu, dimanfaatkan untuk perikanan. Air tersebut ditampung di kolam alami seluas 500 meter persegi dan 1.000 meter persegi. Ada juga yang ditampung di 7 petak kolam permanen yang masing-masing berukuran 5 x 6 meter. Saat ini kolam-kolam tersebut berisi ikan nila dan gurami. Juga ada ikan lele yang telah siap dijadikan indukan karena telah tahunan dipelihara. “Kami tercetus program kewirausahaan ini karena melihat potensi sumber air yang ada. Kami juga ingin mandiri untuk memenuhi kebutuhan santri yang kebanyakan yatim dan kaum dhuafa’,” ujar pengasuh pondok pesantren ini menuturkan. Menurut pengasuh pondok pesantren 26
MPA 360 / September 2016
Muhammad Abdullah Yazid Pengasuh Pondok Pesantren Al-Kaaf Kemantren Jabung Malang.
yang bermakna “cukup” ini, perikanan mulai dirintis sejak tahun 2001. Mula-mula ditangani secara biasa. Makanannyapun dengan memanfaatkan sisa-sisa makanan yang tidak termakan oleh para santri. Sisasisa makanan tersebut langsung dimasukkan
ke kolam. Karena masih belum pengalaman, sempat pula terjadi ikan mati secara massal karena air kolam bercampur dengan air buangan dari kamar mandi yang bercampur dengan sabun. Air yang sudah mengendap di dasar kolam terangkat ke atas dan mencemari kolam saat hujan terjadi. “Setelah itu, air buangan dari kamar mandi tidak kami alirkan lagi ke kolam,” kata suami Aliyatur Rohmah ini menceritakan Dengan berjalannya waktu, ilmu perikanan akhirnya kami dapatkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada. Salah satunya yang diselenggarakan oleh Balai Perikanan Provinsi Jawa Timur. Balai perikanan yang ada di Kota Batu ini getol memberikan pelatihan kepada pondokpondok di Jawa Timur. Dari sinilah akhirnya diperoleh ilmu bagaimana mengelola perikanan dengan baik dan benar. Mulai dari bagaimana mengenali penyakit dan solusinya. Ditambah lagi adanya dosen juga mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Brawijaya Malang memberi dukungan dengan memantau secara berkala. Selain untuk bhakti sosial, mereka juga memberikan pengetahuan bagaimana mengelola, memelihara hingga memasarkan hasil perikanan. “Sejak tahun 2006, dosen
atau mahasiswa ini secara berkala berkunjung untuk membina para santri,” tukas alumnus PP Madrasah al-Qur’aniyah Assalafiyah Singosari Malang ini. Dalam perikanan, hama atau penyakit ikan adalah sesuatu yang sangat ditakuti saat memelihara ikan. Jika terkena penyakit, ikan akan terlihat terus menerus berada di permukaan air dengan mendongakkan mulutnya. Tidak seperti ikan yang sehat yang berada di dalam air. Dan berdasar pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan, pondok pesantren yang dirintis sejak tahun 1997 ini memiliki solusi untuk mengatasinya. Cara alami yang biasa dilakukan adalah dengan menaruh daun pepaya ke permukaan kolam tanpa harus dicacah. Daun-daun pepaya itu akan dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya berupa tangkai daun dibuang. Oleh karenanya pohon pepaya juga
ditanam di sekitaran pondok pesantren. “Itu yang kami berikan saat melihat ikan kurang sehat atau terkena jamur. Ikan yang terlihat tidak sehat yaitu jika sudah mulai naik-naik ke permukaan kolam,” paparnya. Dengan bergantian kolam-kolam yang ada, tiap sebulan atau 2 bulan sekali bisa dilakukan panen. Hasilnya kurang lebih 2 hingga 3 kwintal bisa didapatkan. Jika perkilo harga ikan adalah 12 ribu, maka akan didapatkan 3,6 juta. Dengan dikurangi ongkos produksi, maka hasil bersihnya adalah 3 jutaan karena makanan banyak berasal dari sisa makanan. Sedangkan makanan berupa pelet hanya dijadikan tambahan. “Insya Allah kalau sudah intensif akan lebih banyak lagi hasilnya,” tegasnya. Selain memanfaatkan sumber air, banyaknya rumput yang tumbuh juga menjadi potensi lain yang dapat dimanfaatkan
untuk peternakan. Setidaknya, di area lain milik pondok pesantren yang berjarak 1 km dari pesantren induk, ada sekitar 40 kambing dan 5 sapi yang diternakkan. Pakan ternak yang berupa rumput tanpa susah-susah dicari karena terhampar dan tinggal mengambil saja. Rumput-rumput tersebut tumbuh subur di areal seluas 4 hektar. Ada yang liar, ada pula yang sengaja ditanam. Sebelumnya – mengingat keterbatasan kandang yang ada – kambing sudah dijual saat anakan kambing berumur 5 bulan. Dari 38 kambing betina yang dipunyai, hampir 1 atau 2 bulan sekali pasti ada kambing yang melahirkan. Anakan kambing ini dibeli oleh peternak yang lebih besar untuk dibesarkan lagi. Selain karena permintaan pembeli, usia kambing yang masih kecil tersebut dimaksudkan agar santri yang memelihara kambing cepat dapat bagi hasilnya. “Kami inginnya tiap bulan menjual dan tidak terlalu lama, supaya anak-anak cepat memegang uang,” harap pengasuh ponpes yang sejak belia sudah ditinggal wafat ayahnya ini. Saat ini pembangunan kandang-kandang sudah usai dan siap menampung kambing yang lebih banyak. Kandang-kandang tersebut bisa dimanfaatkan untuk membesarkan kambing agar bisa lebih menguntungkan terutama untuk qurban. Apalagi pembinaan dari dosen Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang yang secara berkala ikut menyukseskan usaha peternakan ini. Dosen-dosen memberikan penyuluhan, dan meneliti peternakan. Apabila ada penyakit, mereka juga ikut memberikan solusinya. Sehingga masa-masa awal berternak kambing yang tidak berjalan secara bagus, saat ini sudah bisa tertangani dan berjalan dengan baik. Selain beternak kambing, pondok yang menampung 150 santri ini juga beternak unggas. Unggas yang diternak adalah ayam, bebek dan juga menthok. Unggas-unggas yang berjumlah 500 ekor tersebut ditangani oleh 10 santri dan dipelihara di kandangkandang. Selain makanan sehari-hari, unggasunggas ini sengaja diberi makanan tambahan berupa eceng gondok. Eceng gondok yang diambil dari kolam-kolam ikan bermanfaat untuk menghilangkan bau kotoran yang dihasilkan unggas-unggas tersebut. Dan memang betul, meski unggas berkeliaran, namun bau menyengat yang biasanya tercium dari kotoran unggas tidak ada sama sekali. Kegiatan-kegiatan peternakan dan perikanan yang diberikan oleh pondok pesantren di Malang Timur ini, salah satunya bertujuan melatih wirausaha dan juga mental santri. Sehingga para santri yang umumnya yatim piatu dan dhuafa’ ini jika nantinya telah menjadi alumni bisa mandiri. “Para santri bersemangat dan senang dengan kegiatan ini. Karena mereka bisa belajar mengaji, berwirausaha dan mendapatkan bagi hasil,” pungkasnya. •Hisyam MPA 360 / September 2016
27
LENSA KHUSUS
MTQ NASIONAL XXVI
Menjadikan al-Qur’an sebagai nafas kepribadian indonesia Penyelenggaraan MTQ Nasional ke-26 di NTB benar-benar semarak. Islamic Center NTB yang menjadi ajang perhelatan, tampak megah dengan tata panggung yang disinari semburat cahaya berpendar-pendar. Koreografi tarian religi kolosalpun dihelat pada saat pembukaan. Juga beragam alunan irama musik yang khas menyemarakkan suasana malam itu.
S
eribu lebih peserta dan puluhan ribu masyarakat NTB dan dari seluruh Indonesia membanjiri arena MTQ. Mereka sangat antusias mengikuti acara pembukaan MTQ dari luar arena utama melalui layar lebar. Semburat gemerlap kembang api membuat suasana semakin indah menawan. Bahkan sebelum digelar perhelatan tersebut – tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus – serangkaian acara sudah digelar untuk memeriahkannya. Pada tanggal 27 Juli 2016 digelar semaan al-Qur’an 1.000 hafidh dan hafidhah. Disambung keesokan harinya dengan barjanzi oleh 10.000 ribu orang. Sedangkan pada tanggal 29 Juli dilaksanakan pawai taaruf yang diikuti para kafilah, masyarakat umum, pelajar, pegawai di lingkungan pemerintah provinsi dan kota Mataram. Belum lagi sejumlah kegiatan hiburan rakyat yang ditebar di beberapa titik. Presiden Jokowi juga tampak bersemangat ketika menyampaikan pidato pembukaan. Dirinya berharap, agar gelaran MTQ yang telah membudaya mampu mewarnai wajah umat Islam dan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, MTQ Nasional harus mampu membumikan al-Qur’an sehingga lebih mudah dipahami masyarakat. “Tujuan dan makna kegiatan MTQ, prestasi adalah yang utama. Namun yang lebih utama lagi, adalah syiar dan dakwah tentang bagaimana membumikan al-Quran,” ujarnya yang disambut gemuruh tepuk tangan hadirin. “Kita harus menjadikan al-Qur’an sebagai nafas kita. Sebagai pegangan hidup kita yang hakiki. Sebagai kepribadian kita,” tegasnya. Lebih lanjut Presiden mengatakan, bahwa kita semua hendaknya memegang 28
MPA 360 / September 2016
teguh dan mengamalkan kandungan alQur’an dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang menggaungkan al-Qur’an, maka sesungguhnya dia sedang mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kesalehan sosial, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, mengutamakan pembelaan terhadap fakir-miskin. Presiden menyerukan, agar Indonesia harus menjadi sumber pemikiran Islam dunia. Negara-negara lain harus melihat dan belajar Islam dari Indonesia. “Sebab Islam di Indonesia itu sudah seperti resep obat yang paten; yaitu Islam washatiyyah, Islam moderat. Sedangkan negara-negara lain
masih mencari-cari formulanya,” tandasnya. Dalam sambutannya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga mengatakan, bahwa para pemenang MTQ Nasional seyogjanya tidak sekedar disiapkan sebagai juara dalam MTQ tingkat regional dan internasional semata. Tapi mereka juga harus diarahkan sebagai duta bangsa Indonesia yang mempromosikan nilai-nilai keislaman yang berkembang di Tanah Air. “Dari proses inilah, Indonesia diharapkan akan jadi bangsa relijius yang diteladani bangsa lain dan masyarakat Muslim unggulan yang dapat menentukan peradaban dunia,” imbuhnya. Menag juga berharap, agar melalui MTQ ini kita dapat semakin mendekatkan umat kepada al-Qur’an. Dengan begitu umat Islam akan semakin memahami al-Qur’an, yang berisi ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin. Rahmat memiliki makna kedamaian dan kemakmuran. Maka sudah seharusnya Indonesia menuju baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur. “Ini akan terwujud jika kita bisa merevolusi mental untuk memenuhi nilai-nilai dalam memaknai rahmat,” tuturnya. “Mari kita jadikan MTQ mulia yang membawa al-Qur’an sebagai penyejuk yamg menenteramkan,” ujarnya menambahkan. Dari perhelatan akbar MTQ Nasional XXVI di Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut, Kafilah Provinsi Banten berhasil meraih Juara Umum. Sedangkan Kafilah dari DKI Jakarta menempati peringkat dua dan Kepulauan Riau berada pada posisi ketiga. Sementara tuan rumah NTB harus rela berada pada posisi keempat. Lalu berturutturut peringkat dibawahnya; Jawa Tengah, Riau, Sumtera Barat, Aceh, Papua Barat dan Jawa Barat. •Il/berbagai sumber
LENSA KHUSUS
Indonesia Damai dan Tentram
Sangat Bergantung pada Keluarga Hotel Utami Sidoarjo menjadi saksi dikukuhkannya KUA Teladan, Keluarga Sakinah dan Masjid Percontohan tinkat Jawa Timur tahun 2016 ini. Istimewanya, penganugerahan yan dihelat pada 3 Agustus lalu itu langsung diberikan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim. Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag.
S
ebelum menyerahkan tropi juara kepada pemenag, dirinya menegaskan bahwa lomba keluarga sakinah ini sangat penting untuk digelar di tengah fenomena makin rapuhnya ketahanan keluarga yang kian marak. Menurutnya, terwujudnya Indonesia yang damai dan tentram sangat bergantung pada masyarakat yang paling kecil yakni keluarga. “Jika keluarga sudah kondusif, maka pasti akan memberikan dampak positif pada lingkungan dengan terwujudnya negara yang tentram,” tandasnya. Lantaran itulah, Keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) harus dimaksimalkan. Sebab, KUA sebagai ujung tombak negara yang berhadapan lansung dengan masyarakat. “Saya berharap, keberadaan KUA bisa memberikan pembinaan dalam menciptakan keluarga sakinah. Dari keluarga semodel inilah bisa diharapkan lahirnya tokoh penerus bangsa yang berakhlaqul karimah,” katanya penuh harap. Disaksikan langsung oleh Kabid Urais dan Bisyar, Dr. H. Faridul Ilmi, M.Ag dan Kasubbang Perencanaan dan Keuangan, Dr. Ahmad Hidayatullah, M. Pd, Kakanwil pun kemudian memberikan anugerah juara kepada pemenang. Mereka perwakilan dari tujuh wilayah kerja yang ada di Jatim, yakni wilker Kediri, Besuki, Madiun, Surabaya, Madura, Malang, dan Bojonegoro. Pada jawara pada perhelatan ini adalah KUA kec. Loceret Nganjuk sebagai KUA Teladan Terbaik 1. Sementara KUA kec. Sumbersuko Lumajang dan KUA kec.
Donorojo Pacitan harus puas menjadi terbaik 2 dan 3. Adapaun Juara harapan diraih KUA kec. Krian Sidoarjo, KUA kec. Jrengik Sampang, KUA kec. Wonomerto Probolinggo dan KUA kec. Modo Lamongan. Sementra itu, Keluarga Sakinah Teladan Terbaik 1 diraih pasangan H.Achmad Wiherno Susanto-Hj. Namiratul Liana dari Kab. Mojokerto. Terbaik 2 dan 3 diraih pasangan H. Syaroni ZA-Marufah dari Bojonegoro dan pasutri H. M. Djatim Makmun-Hj. Farihah dari Pamekasan. Sedangkan Juara harapan diraih oleh H. Sunar Robbi-Sumartini HS dari Magetan, KH. Ahmad Badrus Sholih-Hj. Siti Wasi’ah (Nganjuk), H.S Sarbani-Hj Surti (Malang)
dan H. Ahmad Syafii MZ-Hj. Nimatul Maula (Situbondo). Dalam kesempatan ini, Kakanwil juga menunjuk enam masjid di Jatim sebagai masjid percontohan. Adapaun masjid Percontohan terbaik disematkan kepada Masjid Besar Sabilillah Kota Malang. Tebaik kedua dan ketiga masing-masing dianugerahkan kepada Masjid Besar Baitus Shomad Pacitan dan Masjid Besar Al-Falah Tuban. Menyusul di belakangnya sebagai juara harapan adalah Masjid Besar Kanjeng Sepuh Gresik, Masjid Besar AlUla Kota Kediri, Masjid Besar Riyadhus Sholihin Sumenep dan Masjid Besar AlBaitul Amien Jember. •pri MPA 360 / September 2016
29
LENSA KHUSUS
Kanwil Kemenag Prov. Jatim Gelar Rapat Evaluasi Administrasi Umum di Pacitan Demi meningkatkan kualitas layanan, Kanwil Kemenag Prov. Jatim menggelar rapat Evaluasi Administrasi Umum di Pacitan pada 4-6 Agustus lalu. Acara yang dihelat di Hotel El John Parai Teleng Ria Beach Resort ini merupakan rapat evaluasi semester pertama. “Acara ini sangat penting. Dan semoga rapat evaluasi ini tetap bisa dilaksanakan meski ada program pemangkasan anggaran,” ujar Dr. H. Must’ain, M.Ag. “Oleh sebab itu, kita harus senantiasa berusaha untuk mempersiapkannya dengan baik,” imbuhnya berpesan saat membuka acara.
S
elain itu di hadapan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kankemenag se-Jatim, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini juga menjelaskan tentang sistem baru rotasi pegawai. Menurutnya, sistem ini bebrbeda dengan pada masa sebelumya karena juga melibatkan tim seleksi dari berbagai kalangan. Diantaranya adalah unsur akademisi, Badan Kepagawaian Nasional (BKN) dan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya. “Dan kita yag di Kanwil hanyalah sebagai penyedia saja,” tuturnya menjelaskan. Lantaran adanya sistem baru inilah, mantan Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prov Jatim ini mewantwanti kepada seluruh Kasubbag TU untuk mempersiapkan diri dengan matang. Sebab diungkapkannya, dalam rotasi ini diungkinkan adanya perge seran pejabat antara Kankemenag kab/ko di Jawa Timur. Mantan Kakankemenag Kabupaten Ma lang ini mencontohkan kemungkinan terjadi Kasubbag TU Banyuwangi digeser ke Kakankemenag Pacitan. Atau sebalik nya, Kasubbag TU Pacitan dirotasi ke Kakankemenag Banyuwangi atau ke daerah lain. Hal ini juga ternyata akan diberlakukan bagi Kepala KUA, Kepala Madrasah dan juga di Kanwil. “Jadi mari bersiap-siap 30
MPA 360 / September 2016
menghadapi sistem rotasi baru ini,” tukasnya. Lantaran itulah, Musta’in juga mengingatkan kembali pentingnya aparatur Kemenag menjunjung tinggi Lima Nilai Budaya Kerja. Kelima nilai ini salah satunya adalah integritas. Menurutnya, ke depan integritas insan Kemenag harus lebih kokoh dan kuat. Selain itu, sikap profesionlitas juga harus dijunjung tinggi-tinggi. Selain itu tentunya dalam bekerja dibutuhkan inovasi. Ini merupakan nilai ketiga. “Itulah sebabnya kenapa kita harus melek IT. Sebab di dalamnya bisa kita gali dan temukan inovasi yang sesuai
dengan kebutuhan,” katanya menjelaskan. “Nilai Budaya Kerja yang selanjutnay adalah tangung jawab dan keteladanan,” tambahnya. Sebelumnya, pada acara pembukaan ini sebagai tuan rumah, H. Zuhri juga menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta. Kepala Kemenag Kabupaten Pacitan ini juga berharap seluruh peserta bisa menikmati suguhan alam wisata di Pacitan. “Ke depan bagaimana kita juga bisa bersilaturahim antar Kakankemenag se-Jatim dan memperkenalkan potensi wisata masingmasing,” ucapnya. •Pri. Cros
LENSA KHUSUS
Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul memberikan ucapan selamat jalan kepada Kakanwil Kemenag Prov. Jatim yang tergabung dalam Kelompok terbang (Kloter) 52 dari Kabupaten Malang.
Kakanwil besama Istri Tergabung dalam Jamah Haji Kloter 52 Ada yang istimewa dalam pemberangkatan Jamaah Haji Kloter 52 asal Embarkasi Surabaya pada 30 Agustus lalu. Pasalnya, dalam kloter asal Kabupaten Malang itu ada nama orang nomor satu di Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Mahfudh Shodar. Bersama sang istri, Nurul Istiqomah, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim tahun ini memang mendapatkan kesempatan untuk menjalankan rukun Islam yang kelima tersebut.
Y
ang menawan lagi, pemberangkatan sebanyak 445 jamaah ini sendiri dilakukan oleh Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf. Tak hanya itu turut hadir dalam pelepasan itu adalah Mantan Kakanwil Kemenag Prov.Jatim Drs. H. Sujak, Kabag TU. Dr. H. Musta’in, M. Ag, para Kabid, dan Pembimas serta Kasubag. Nampak hadir pula Kepala UPT Asrama Haji Surabaya dan Kepala KanKemenag Kab. Malang. Pada kesempatan ini, Gus Ipul – pangilan karib Wagub Jatim ini – menyampaikan tiga hal pokok. Pertama menurutnya, panggilan ibadah haji ke tanah suci merupakan cerminankebijaksanaan dan kemuliaan Allah. sebab, sejatinya banyak orang yang berkeinginan menunaikannya, namun tidak semua bisa merealisasikannya. “Karena adanya kemuliaan dari Allah, maka bapak, ibu, dan saudaralah yang terpilih untuk bisa menunaikan ibadah Haji tahun ini,” ucapnya kepada seluruh calon jamaah haji. “Dan kedua, dalam haji ada unsur kegembiraan lantaran menjadi tamu Allah,” imbuhnya. Selain itu, Wagub juga berharap agar para jamaah haji senantiasa menjaga kondisi kesehatan dengan memperbanyak minum. “Apalagi kenyataanya banyak jamaah haji kita yang berusia lanjut,” ucap mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Di luar itu, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Mahfudh Shodar memuji layanan bagi para jamaah haji di Embarkasi Surabaya. menurutnya, dengan pelayanan yang prima dan fasilitas cukup memadai, seluruh calon Jamaah Haji merasa aman, nyaman. “Semoga saja ketika para jamaah calon haji tiba di tanah Suci bisa menjalankan ritual haji dengan lancar, aman dan mendapatkan anugerah haji mabrur,” ucapnya. Kakanwil sendiri yang berangkat haji
bersama istrinya, berharap seluruh jamaah haji asal Jawa Timur yang 27.323 orang bisa mentaati segala aturan-aturan yang berlaku, baik saat di dalam Negeri maupun di Arab Saudi. Terkhusus ketika melakukan ritual haji di Arminah yakni Arofah, Musdalifah dan Madinah. Berkaca pada tragedi Mina tahun lalu, dia pun mengajak para jamaah agar disiplin dan menunggu waktu pelemparan umroh yang telah ditentukan oleh pihak Arab Saudi. •pri, riz
Kakanwil Kemenag Prov Jatim tergabung dalam Kelompok terbang 52 dari Kabupaten Malang yang diberangkatkan pada 30 Agustus 2016.
MPA 360 / September 2016
31
LIPUTAN KHUSUS
Jatim Bebas Vaksin Palsu Vaksin merupakan upaya untuk menjadikan orang kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Sebab, prinsip vaksin adalah mencegah, “Vaksin ini bertujuan untuk menyiapkan tubuh agar mampu menghadapi kuman yang masuk,” tutur Menurut dr. H. Rasyid M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
M
enurut pengasuh rubric Syifa majalah Mimbar Pembangunan Agama ini, yang disiapkan adalah vaksinnya khusus penyakit-penyakit yang berbahaya, menakutkan atau yang sulit sembuhnya seperti tetanus, difteri, dan TBC. Ini penyakit dengan tingkat kesembuhannya yang sulit. “Jadi, Daripada menyem buhkannya sulit, maka dibekali kekebalan saja. Sehingga kalau ada kuman yang masuk, tubuh tidak menjadi sakit,” tanda pria ramah ini. “Itulah kenapa vaksin ini sangat penting bagi manusia,” imbuhnya. Sementara itu, terkait vaksin miningitis, yang diserang adalah otak. Menurut anali sanya, jika otak terkena sakit maka pasti akan menimbulkan bekas-bekas berupa penurunan kemampuan berpikir, kelum puhan atau yang lainnya. “Oleh karena itu, calon jama’ah haji daripada terkena virus tersebut, maka diberikanlah vaksinasi meningitis ini,” ucapmya. Memang, Sejak tahun 2002, Kemen terian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi telah mewajibkan negara-negara yang mengirimkan jamaah haji dan umrah untuk memberikan vaksinasi meningokok tetravalen sebagai syarat pokok pemberian visa haji dan umrah. Hal ini untuk mencegah penularan meningitis meningokokus. Sebab menurut WHO, Arab Saudi adalah negara endemic terjadinya penyakit meningokokus yang mematikan. Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan inflamasi pada selaput yang melindungi otak. Penyakit ini disebabkan bakteri kelompok A, W, C, dan Y. “Oleh karena itu, maka semua jamaah wajib mendapat satu dosis vaksin kuadrivalen polisakarida atau ACYW135,” tutur Dra. Any Koosbudiwati, Apt. Menurut Kasi Sertifikasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memang telah menyo siali sasikan produk vaksinasi meningitis terbaru bernama meningokokus (ACYW135) produksi Bio Farma. Vaksin ini diklaim telah memenuhi persyaratan teknis dan persyaratan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal itu seperti yang tertuang dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 06 Tahun 2010. Polemik kehalalan terhadap obatobatan yang dipakai para jamaah haji dan umrah, memang sempat mencuat. Sebab proses pembuatan vaksin meningitis yang 32
MPA 360 / September 2016
dr. H. Rasyid M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. Pengasuh rubrik Syifa majalah MPA.
I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, S.Si., Apt., MPPM Kepala Balai Besar POM Surabaya.
diproduksi oleh Glaxo Smith Kline Beecham Pharmaceutical-Belgium didapati telah menggunakan atau bersentuhan dengan babi. Namun demikian, tak cuma kehalalan obat yang menjadi polemik. Beredarnya vaksin palsu akhir-akhir ini juga telah membuat masyarakat khawatir, terutama jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. Mengenai hal ini, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya menjamin bahwa Jawa Timur bebas dari penyebaran vaksin palsu. I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, S.Si., Apt., MPPM menegaskan bahwa pengasan dan pengecekan sudah
Dra. Any Koosbudiwati, Apt. Kasi Sertifikasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya.
dilakukan BBPOM Surabaya sebelumnya. Meski demikian, pihaknya akan terus mengintensifkan pencarian. Selain itu, dia juga meminta masyarakat membantu dengan jalan meningkatkan kewaspadaan dengan meningkatkan kecermatan dan ketelitian. “Jadi bila ingin menyutikkan vaksin maka pilihlah sarana kesehatan yang berijin dan resmi. Jadi jangan panik. Pakailah rumah sakit pemerinta atau swasta dan puskemas yang ada,” himbaunya. Kepala BPPOM Surabaya ini juga megajak kepada masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas. Ada tagline yang selama ini selalalu dikampanyekannya “Satu tindakan untuk masa depan; baca label sebelum membeli”. “Sudah saatnya kita senantiasa melakukan ‘Cek KIK’. Yakni cek kemasan, cek ijin edar dan cek kadaluarsa,” bebernya. Dalam Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (Sis POM) memang ada tiga subsistem pengasana. Pertama adalah sistem pengawasan yang dilakukan oleh pengusaha baik produsen maupun distributor. Lalu kedua, subsistem pengawasan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. dan ketiga adalah subsistem oleh konsumen. Kalau digambarkan dalam bentuk lingkaran, linkaran inti adalah pelaku usaha, lalu lingkaran luarnya adalah pemerintah dan lingkaran terbesar adalah konsumen itu sendiri. Jadi peran masyarakat itu besar sekali,” pungkasnya. •Hisy, Ded, Pri
LIPUTAN KHUSUS
AHES Satu-satunya Embarkasi yang Memiliki Sistem Penyangga Jika dibandingkan tahun lalu, pemberangkatan jamaah haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) berjalan lebih lancar. Selain, makin meningkatnya kualitas layanan, kesadran para jamaah pun makin meningkat. “Tahun ini, kedisiplinan jamaah lebih baik. Terbukti tidak banyak barang bawaan jamaah yang disita petugas,” ungkap Drs. H. Sakur, M.Si.
M
emang secara umum sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam pemberangkatan jamaah haji. Menurutnya, perkara ada sedikit yang tersendat karena visa itu menjadi hal yang biasa. Tapi dirinya memastikan bahwa per tanggal 22 Agustus kemarin, visa seluruh jamaah haji yang berangkat melalui AHES sudah rampung semua. Selain itu, Kepala Bidang Penye lenggara Haji dan Umroh Kanwil Keme mang Prov. Jatim ini ini menuturkan bahwa tidak dijumpai open seat atau kursi kosong tiap kloter. Ini merupakan dampak pemberlakukan sistem penyanga di Embarkasi Surabaya beberapa tahun terakhir. “Sistem penyangga ini sangat mem bantu untuk mengisi kursi-kursi kosong yang disebabkan adanya jamaah sakit, meninggal, atau sebab lainnya,” tuturnya. Dan yang menarik, Embarkasi Surabaya menjadi satu-satunya embarkasi yang memiliki sistem penyangga. Di embarkasi lain karean atak memilikisistem penyangga, menyebabkan terjadinya open seat. Sementara itu, tahun ini ada penambahan daerah penyangga dari tahun sebelumnya. Jika selama ini hanya Kota Surabaya, maka
Drs. H. Sakur, M.Si. Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Prov. Jatim.
pada tahun 2016 ini ditambah 4 daerah lagi yakni Sidoarjo, Mojokerto, Gresik dan Bangkalan. Jadi total ada 5 kawasan penyangga. “Memang tahun ini perluasan daerah penyangga belum efektif belum ada
regulasi yang ketat. Kita masih melakuaknnya berdasarkan kesepakatan. Meski demikian sangat efektif membantu kelancaran pemberangkatan haji,” tukasnya. Sementara itu, menanggapi kasus haji illegal yang menimpa 12 jamaah asal Pasuruan dan Sidoarjo, Sakur turut prihatin. Namun, dirinya mengaku menyerahkannya kepada pihak kepolisian. Sebab, travel, atau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang memberangkatkan mereka melalui Filipina tidak berizin, alias ilegal. “Praktik haji illegal ini di luar sistem kita. Jadi yang menjadi fokus pembinana kita selama ini adalah Biro Haji dan Umroh serta KBIH yang legal saja,” kata Mantan Kakankemenag Ponorogo ini, “Dan ingat KBIH tidak diperbolehkan menampung pendaftaran haji,’ imbuhnya menandaskan. Oleh karena itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati sebe lum daftar haji ataupun umroh. Sebaiknya, masyarakat datang langsung ke Kantor Kemenag Kabupaten/kota untuk memastikan legalitas Biro Travel Umroh dan Haji Plus. Sebab, Jika mendaftar di luar itu, sangat besar kemungkinannya jamaah akan dirugikan. •Pri MPA 360 / September 2016
33
Ta’aruf
Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP
Ganti Menteri Bukan Berarti Ganti Program Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP adalah sosok bersahaja. Cita-citanya sederhana; menjadi seorang guru. Pria kelahiran Madiun 29 Juli 1956 ini, ingin menjalani hidup seperti ayahnya yang mengabdikan diri sebagai guru madrasah.
I
tulah pasalnya, setelah lulus dari SD al-Islam di Madiun tahun 1968, putra pasangan Soeroja dan Sri Soebita ini masuk ke PGAN 4 tahun (lulus tahun 1972) dan PGAN 6 tahun (tamat tahun 1974). Lalu kuliah di Fak. Tarbiyah IAIN Malang (UIN Maliki - sekarang) dan memperoleh gelar Sarjana Muda pada tahun 1978. Sedangkan S1nya diperoleh dari IKIP Malang (UM sekarang) di tahun 1982. Putra ke-6 dari 9 bersaudara ini megaku pernah tak diterima sebagai guru SMP. Padahal hasil tesnya meraih peringkat pertama. Yang diterima justru peserta peringkat kedua. Alasannya, peserta tersebut sebelumnya pernah magang di sekolah tersebut. “Saya dulu memang pengin jadi guru SMP. Saya ingin mengalahkan ayah yang menjabat Kepala Sekolah di SD,” ujarnya. Meskipun tak putusasa tapi dia merasa kecewa dan sempat protes pada Tuhan. Namun setelah lama menjalani hidup dan karir, dirinya menyadari bahwa Tuhan punya rencana lain. “Ternyata, apa yang menurut kita bagus belum tentu bagus menurutNya,” tukasnya menandaskan. Terbukti, suami Suryan Widati, SE, MSA, Ak, CA ini mendapat anugerah lebih dari yang dipinta. Di tahun 1986 dirinya menjadi dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UM hingga sekarang. Diapun berhasil meraih gelar Magister Administrasi Publik (MAP) dari UGM Yogyakarta pada 1996. Adapun jenjang S-3nya berhasil diselesaikan pada tahun 2008 di UNAIR Surabaya dengan kepakaran di bidang sosiologi militer. Selain pendidikan formal, Muhadjir juga beberapa kali mengikuti kursus dan workshop di luar negeri. Di antaranya; long term course tentang The Management for Higher Education di Victoria University, British Columbia, Canada (1991), long term course tentang The Regional Security and Defense Policy di National Defence University, Washington DC (1993) dan The 7th Workshop of the InterParliamentary Forum on Security Sector Govermance in Southeast Asia (IPF-SSG) di Davao City, Philiphines (2009). Negara lain yang sempat dikunjunginya – baik menjadi delegasi, peserta seminar dan konferensi, sebagai narasumber atau berupa kunjungan lain, diantaranya; Australia, Spanyol, Inggris, Belanda, Amerika, Italia, Mesir, Iran, Tunisia, Philipina, Thailand danKuala Lumpur. Karir akademik yang ditekuninyapun cemerlang. Pada tahun 1984–1996 dia dipercaya menjadi Pembantu Rektor III/bidang kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Malang. Lalu menjadi Pembantu Rektor I/bidang akademik sejak tahun 1996 s/d 2000. Kemudian dirinya didapuk menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah yang dila koninya hingga bulan Pebruari 2016. Di bawah kepemimpinannya UMM maju pesat. Beragam program digelar dan berbagai terobosan dilakukan. Muhadjir berhasil mengembangkan konsep ‘Kampus Wisata Edukasi’, dengan membangun iklim hijau, sehat dan bebas asap. Tak tanggung-tanggung, tempat wisata legendaris taman
34
MPA 360 / September 2016
rekreasi Sengkaling berhasil diakuisisi demi mewujudkan mimpinya. Dia ingin menjadikan UMM sejajar dengan kampuskampus ternama di dunia. Semangat yang menggelora semacam itu memang sudah dimiliki Muhadjir sejak remaja. Dia dikenal sebagai sosok yang tekun, rajin dan gemar berorganisasi. Pada tahun 1978 dirinya menjadi Ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) Daerah Malang. Di tahun yang sama juga menjabat Ketua Bidang Pendidikan KNPI Kodya Malang hingga 1983. Pada tahun 1980 juga dipercaya sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Malang. Lalu menjabat Ketua Bidang Cendikiawan DPD Golkar Malang (1984-1989), serta Ketua Tim Pembinaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Majelis Dikti-Litbang PP Muhammadiyah (1986-1994). Lantas dia diamanahi sebagai Wakil Ketua Badan Pendidikan Kader/Pembina Angkatan Muda Muhammadiyah (BPK/PAMM) PP Muhammadiyah (1995–2000), Ketua BPK/P-AMM Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (1997–2001), Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (2000–2010), Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah (2005– 2010) dan Anggota Badan Pelaksana Harian Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP. Muhammadiyah (2006–2011). Disamping itu juga dipercaya menjadi Ketua Bidang Kemahasiswaan Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta Se-Indonesia (BKS-PTIS) (2005–2009), Pena sehat Panitia Kegiatan Sosialisasi P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penya lahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) BNN (2007), Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indoensia (PWI) Malang Raya (2008–2011), Penasehat Perhimpunan Hu bungan Masyarakat Indo nesia, Malang Raya (2009–2012), serta Penasehat Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan Jawa Timur (2010–Sekarang). Dirinya juga tercatat sebagai Anggota Dewan Pembina Ma’arif Institute for Culture and Humanity (2010–Sekarang), Pembina Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Provinsi Jawa Timur (2010–2014), Penasehat Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Malang (2010–2015), Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jawa Timur (2010–2015), serta Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Malang Raya (2011–2014). Dia juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) pada tahun 2011 s/d 2014, Ketua Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB-PII) Jawa Timur (2012–2016), Wakil Ketua Pengurus Pusat Himpunan Indonesia
untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) sejak 2013 hingga 2017, Anggota Tim Visi Indonesia Berkemajuan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2014), Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Jawa Timur (2014–Sekarang) dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020 Bidang Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan. Selain itu, Muhadjir dikenal sebagai seorang penulis yang produktif. Baik berupa artikel populer di kolom media massa, tulisan ilmiah di jurnal akademik, maupun karya pemikiran dalam bentuk buku. Kini sudah 12 buku yang ditulisnya, serta puluhan tulisan untuk jurnal dan ratusan artikel. Sebagai kolumnis dia menyoroti banyak hal. Mulai masalah pendidikan, agama, sosial, politik dan kemiliteran. Kemampuannya menulis esai didasari oleh pengalaman sewaktu mahasiswa sebagai wartawan di beberapa media kampus. Tak salah jika peraih Satyalencana Karya Satya XX tahun 2010 ini, dipilih Presiden Jokowi untuk menduduki jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menggantikan Anies Baswedan. Sebab terpilihnya Ketua PP Muhammadiyah bidang kebudayaan, pendidikan dan litbang ini, tentu diharapkan dapat meningkatkan upaya membangun peradaban pendidikan Indonesia. Apalagi Guru Besar Sosiologi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fak. Ilmu Pendi dikan UM ini, telah mempunyai pengalaman dan rekam jejak yang panjang di bidang pendidikan. Baik pengalaman di dunia akademik, maupun pengalamannya dalam mengelola bidang pendidikan dan kebu dayaan secara keseluruhan. Selama ini, sebagian besar waktu dosen
Pascasarjana UMM ini telah diwakafkan dan diabdikan untuk mengurus umat dan bangsa melalui dunia pendidikan. Yang pasti, dirinya memiliki pengalaman, kapasitas dan kapabilitas yang dapat memberikan kontribusi besar bagi pembangunan pendi dikan nasional. Sebagai Mendikbud diharapkan dia mampu memberikan terobosan-terobosan baru, demi memajukan dunia pendidikan sebagai strategi kebudayaan membangun peradaban Indonesia berkemajuan. Apalagi kini pendidikan Indonesia tengah memerlukan pembenahan dan perubahan. “Pendidikan di Indonesia, dari waktu ke waktu, telah mengalami kemajuan secara perlahan. Namun tak bisa dipungkiri, masih banyak masalah yang menimpa pendidikan di Nusantara ini,” paparnya berterus terang. Oleh karenanya, penulis buku ‘Pedagogi Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Multi dimen sional’ ini hendak menjadikan guru yang benar-benar cakap, kompeten dan profesional. Sebab pemerintah berkewajiban mengembangkan iklim kerja pendidik yang benar-benar kondusif dan inspiratif. Ini agar para guru dapat berkembang dan maju. Sebagai Mendikbud yang baru, pria yang juga menulis buku ‘Bunga Rampai Pendidikan’ dan ‘Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan’ ini akan melanjutkan program terdahulu. Menurutnya, programprogram Mendikbud sebelumnya telah memiliki dasar kuat sehingga tinggal melanjutkannya. “Saya akan berkonsultasi dengan pak Anies Baswedan terkait programprogram tersebut,” tuturnya. “Sebab tidak bisa kita ahistoris. Tiba-tiba melakukan sesuatu serba baru. Program tidak bisa dipenggalpenggal. Ganti menteri bukan berarti ganti program,” tegasnya. •Il/berbagai sumber MPA 360 / September 2016
35
HUT MPA KE-46
Lintas Sejarah MPA Memperingati hari ulang tahunnya yang ke 46, MPA memandang perlu menceritakan kembali perjalanannya selama ini. Inspirasi muncul dari kios rokok depan kantor di dekat Jembatan Merah. Dalam kios itu dijual rokok cap kolang. Rokok yang diproduksi oleh Korps Komando (KKO) sekarang Marinir Angkatan Laut. Kok bisa? Inilah yang menginspirasi, jika KKO mampu memproduksi rokok guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarganya, Jawatan Pendidikan Agama yang pegawai dan guru-gurunya tersebar diseluruh Jawa Timur, kenapa tidak?
I
de yang muncul dari seorang pejabat tata usaha di kantor tersdebut bertemu dan disambut oleh apresiasi Kepala Jawatan. Djamaluddin Abdullah yang kini menjadi pengasuh Pondok Pesantren Miftahul ‘Ula Nglawak Kertosono Nganjuk menindaklanjuti gagasan A. Latif Mansoer dan dibahas dalam konferensi Jawatan Pendidikan Agama se-Jawa Timur pada tanggal 1-2 Pebruari 1970 di Surabaya. Setelah konferensi berproses selama tujuh bulan, terbitlah Majalah Mimbar Pendidikan Agama (MPA) pada awal September 1970. Disepakati, sebagai Pemimpin Umum adalah Djamaluddin Abdullah, Pemimpin Perusahaan A. Latif Mansoer dan Pemimpin Redaksi Imam Mawardi. Kantor majalah berkedudukan di Jalan Rajawali 24 Siurabaya, tempat kantor jawatan berada. MPA nomor 1 tahun 1970 diterbitkan oleh Koperasi Pegawai Negeri (KPN) milik pegawai kantor jawatan tersebut. Penerbitan berikutnya ditangani langsung oleh Kantor Jawatan Pendidikan Agama. Terbitan nomor satu hingga nomor sembilan bentuknya masih sangat sederhana. Tulisan di dalamnya diketik dan distensil, sampulnya disablon dengan satu warna. Legalitas penerbitan diperoleh dari KODIM 101 dan Kepolisian Kota Besar Surabaya dengan nomor 41/II/Pers?Intel/1971 tertanggal 15 juli 1971. Selanjutnya sesuai dengan Undang-undang Pokok Pers No. 11/1966, MPA memperoleh surat ijin terbit (SIT) dari Deppen No. 049/Khs/Dit. PP/11/I-a/74, tertanggal 20 Nopember 1974. Selanjutnya mendapatkan surat ijin cetak (SIC) No. Kep/38/1c/Kanda/3/1975 tertanggal 3 Maret 1975. Untuk memenuhi kewajban herregristasi majalah khusus sesuai Peraturan Menpen No.1/1975, majalah MPA mendapatkan surat ijin terbit (SIT) No.395/SK/Dirjen/PPG/SIT/1977. Setelah berjalan tiga tahun (1973) MPA mendapatkan tenaga baru, Ramin Abd. Wahid. Ketika mahasiswa ia mengikuti pendidikan pers tahap I hingga IV di Malang dan di Jakarta. Pendidikaan pers yang diselenggarakan oleh Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) yang bekerja ama dengan Lembaga Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta.
36
MPA 360 / September 2016
Di Malang ketika mahasiswa ia aktif dalam penerbitan Bulletin Media, menjadi sekretaris IPMI cabang Malang dan redaksi pelaksana Bulletin IPMI ‘Dialog’. Pada waktu itu ia juga aktif mengisi rubrik di berbagai media seperti Mimbar Universitas Brawijaya, Mingguan Mahasiswa, Panji Masyarakat, Suara Muhammadiyajh dan surat kabar Abadi. Pengalamannya di bidang jurnalistik ini dimanfaatkan untuk mengembangkan MPA membantu Pak Imam (panggilan akrab Imam Mawardi) yang sebelumnya bekerja sendirian dalam bidang redaksional. Pada tahun 1974 MPA membentuk badan hukum. Berdasarkan akte notaris R. Soebiono Danoesastro No. 34/ 9 Juli 1974, menetapkan sebagai ketua yayasan adalah Drs. HRA Soemantri, Kepala Inspeksi Pendidikan Agama dan Pemimpin redaksi Imam Mawardi. MPA yang dikelola oleh yayasan berkembang pesat. Jika pada awal berdiri MPA mempenyai fungsi penghubung dalam rangka meningkatkan profesionalisme dalam kaitannya dengan tugas-tugas dinas, sejak penerbitan Januari 1974 dicantumkan misi MPA “Pembinaan dan pengembangan Komunikasi, Dedikasi & Edukasi”. Dalam rangka melaksanakan tugas dan misi ini Pemimpin Umum memandang perlu adanya full timer. Maka pada HUT ke-5 MPA mengadakan sayembara mengarang. Lomba ini dimenangkan oleh guru agama SLTP di Banyuwangi. IA Sururi sebagai pemenang lomba direkrut oleh MPA dan menjadi fulltimer. Ia berpengalaman di bidang jurnalistik dan banyak menulis artikel antara lain di majalah Kawanku, Minggu Pagi, Selecta dan Panji Masyarakat. Tahun berikutnya (1977) Moh. Fathoni, seorang guru agama di Nganjuk dimutasi ke Surabaya untuk membantu MPA. Pengalamannya dalam bidamng pendidikan pers (IPMI) dari tahap I hingga tahap III serta aktivitasnya sebagai pembantu koran Indonesia Membangun menjadi modal yang baik untuk mengembangkan MPA. Ketika Pemimpin Umum MPA dijabat oleh Drs, Abd. Fatah (1978) MPA berkembang pesat dengan oplag sekitar 40.000 eksp. Jaringannyapun makin luas maka dibutuhkan tenaga profesional. Pada saat inilah seorang guru di PGAN Jember ditarik ke Kanwil Depag Jawa timur. Drs, Abd. Hadi AR adalah seorang guru yang dinamis dan banyak aktifitasnya di bidang karya tulis. Pemimpin umum tahu persis kemampuan anak buahnya ini. Bagaikan mendapatkan darah segar MPA mendapatkan tambahan tenaga handal. Dengan demikian Pak Imam yang tadinya sendirian dalam mengelola MPA khususnya di bidang redaksional, maka sejak itu sudah ada beberapa tenaga yang cukup profesional yang membantunya. Tahun berikutnya, Drs.Ahmad Husein AR, sarjana pendidikan seni rupa, dilibatkan dalam proses produksi MPA. Ia memiliki
kemampuan khusus di bidang lay-out dan ilustrasi. Kebetulan MPA memerlukan tenaga yang ekspert dalam bidang tersebut. Untuk lebih memantapkan tugasnya di MPA, pada tahun 1990 ia dimutasi dari MAN Surabaya ke Kanwil Depag Prop. Jatim. Satu tahun kemudian ia mendapatkan jabatan sebagai Kasi Siaran dan Tamaddun pada Bidang Penerangan Agama Islam. Tugas baru ini ada kaitannya dengan tugas MPA. Tidak lama setelah itu, ia diangkat sebagai Kasubag Humas Kanwil Depag Prop. Jatim. Tugas terakhirnya ini mendorong lebih aktif dalam meningkatkan kemajuan MPA. Dalam melaksanakan tugasnya ia didam pingi seorang seniman serba bisa, Choirul Musthafa. Nama yang indah ini lebih sering dipanggil dengan sebutan Ilung S.Enha. Sebagai seorang penulis bukunya banyak diterbitkan. Masuknya Ilung ini membuat MPA lebih segar dalam penyajiannya. Tidak cukup dengan itu, direkrut pula tenaga fulltimer lainnya seperti Mey Sutrisna (alm.) sebagai illustrator yang sekarang digantikan oleh Muhammad Munif dan dibantu M. Tajuddin Nurcholis. Sebelumnya juga direkrut tenaga jurnalis seperti M. Hisyam, Dedy Kurniawan, Anni Ath’ah, Suprianto dan Feri Ariya Santi. Dalam bidang administrasi dan ketatausahaan sebagai fulltimer adalah Sukarjito. Ketika Pemimpin Umum dijabat oleh Drs. H. Imam Haromain, seorang mantan Kabid Penamas, Athor Soebroto ditarik untuk membantu MPA. Keahliannya dalam bidang agama dan dakwah memperluas muatan
MPA sehingga menjadi lebih baik. Tiga tahun kemudian Drs. Hartoyo, M.Si mantan Kabag TU ditarik ke MPA. Tambahnya tenaga-tenaga baru termasuk para Kasubag di Kanwil yang masih aktif memudahkan MPA dalam mengelola kebijakan-kebijakan baru dan informasi dinas yang relevan dengan kebutuhan para pegawai di lingkungan Kementerian Agama yang sekaligus juga sebagai pembaca MPA aktif. Dr. Mustain MAg yang kini menjabat sebagai wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi bekerja keras menjaga MPA agar tetap eksis. Sekalipun sebagian besar majalah dinas di lingkungan Kanwil Kementerian Agama yang lain tidak dibiayai secara mandiri seperti MPA, Wakil Pemimpin Umum ini atas restu Drs. H. Mahfudz Shodar MAg, Pemimpin umum tetap bertahan pada model pengelolaan yang lama. Sebagai pertimbangan dengan model ini MPA bisa dibaca oleh pelanggan lebih luas dan lebih bermanfaat. Maka Wakil Pemimpim Umum/Pemimpin Redaksi senan tiasa berkomunikasi dengan para pelanggan untuk mempertahankan MPA agar tetap eksis. Sebagai konsekuensi dari sistem dan model yang lama ini, pengelolaan MPA tidak dlaksanakan dalam jam dinas dan tidak pula di tempat dinas. Maka sedikitpun pengelolaan MPA tidak menggaggu tugastugas kedinasan. Semoga MPA tetap jaya dalam usianya yang ke 46 ini. •RAW Sumber: buku Lintasan Perjalanan MPA
MPA 360 / September 2016
37
HUT MPA KE-46
Inisiator, Kreator dan Ispirator
dari Balik Meja Redaksi Memperingati hari ulang tahunnya yang ke 46, MPA memandang perlu menceritakan kembali perjalanannya selama ini. Inspirasi muncul dari kios rokok depan kantor di dekat Jembatan Merah. Dalam kios itu dijual rokok cap kolang. Rokok yang diproduksi oleh Korps Komando (KKO) sekarang Marinir Angkatan Laut. Kok bisa? Inilah yang menginspirasi, jika KKO mampu memproduksi rokok guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarganya, Jawatan Pendidikan Agama yang pegawai dan guru-gurunya tersebar diseluruh Jawa Timur, kenapa tidak? Drs. H. Ramin Abd. Wahid, MPdI Wakil Pemimpin Redaksi Majalah MPA ini, lahir di Mojokerto pada tanggal 15 Juni 1944. Kini sehariharinya berada di Malang dengan alamat rumah: Jl. Ikan Cumi-Cumi No. 17 Malang. Dirinya pernah menjabat sebagai Kakandepag Kab. Lamongan dan Kakandepag Kab. Malang. Lalu menjadi Kabid Pendais Kanwil Depag Jatim. Kemudian menjabat Kabag Sekretariat Kanwil Depag. Jatim dan terakhir menjadi Widyaiswara. Pelatihan-pelatihan yang pernah dilakoni penjaga gawang rubrik ‘Teropong’ ini, diantaranya mengikuti latihan TC-GMWB (Training Centre Guru Madrasah Wajib Belajar) selama satu tahun (1963 – 1964), yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI yang bertempat di Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Juga pernah mengikuti pendidikan jurnalistik yang diselenggafrakan oleh IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia) bekerjasama dengan LP3ES (Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pendidikan Ekonomi dan Sosial) mulai Tahap I, II, III dan ke IV di Malang dan di Jakarta pada tahun 1971 – 1972. Mantan Sekretaris IPMI Cabang Malang ini pernah diamanahi menjadi TU Bulletin Media (HMI – IAIN Sunan Ampel Cabang Malang). Dirinya juga pernah dipercaya menjadi Redaktur Pelaksana Bulletin ‘Kontak’ (IPMI Cabang Malang). Juga menjadi Instruktur Pendidikan Pers Mahasiswa di Malang. Aktivitas jurnalistiknya makin berkembang saat dia banyak menulis di berbagai rubrik pada bulletin IPMI, IAIN, UB dan 38
MPA 360 / September 2016
Mingguan Mahasiswa. Lebih-lebih setelah menulis berbagai artikel di Majalah Panji Masyarakat, Suara Muhammadiyah, Koran ABADI dan media-media lainnya. Abdul Hadi Ar Pria kelahiran Banyuwangi 12 Desember 1947 ini, di majalah MPA berada di jajaran Dewan Redaksi sejak tahun 2003 hingga sekarang. Namun sebelumnya, tepatnya tahun 1999 – 2003, menjabat sebagai Wakil Pimpinan Umum/Pimpinan Redaksi MPA. Rubrik-rubrik yang menjadi tanggung jawabnya; AMO, Cahaya Hati, Dunia Islam dan Entrepreneurship. Pemilik rumah yang beralamat di Karah Agung I / 45 Karah, Jambangan, Surabaya ini memulai pendidikannya di SRN/SDN di Glenmore, Banyuwangi. Lalu melanjutkan ke PGAN 4 tahun dan PGAN 6 tahun di Jember (ikatan dinas). Sementara S1nya diraih di Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Malang (tugas belajar). Dirinya juga berhasil meraih S2 Manajemen Universitas Negeri (UNEJ). Sedangkan diklat Jabatan yang pernah diikutinya: SPAMA di Pusdiklat Depag di Jakarta dan meraih rangking satu. Dirinya pernah mengikuti Short Cours ‘Strategic Management’ di Amherst, Massachussets, USA dan ‘Education & Budgetting’ di La Trobe Unversity,Vict, Australia. Karir dinasnya dimulai dengan menjadi Guru PGAN 6 Th. Jember. Lalu dipercaya menjadi Kasi I pada Bidang Pergurais Kanwil
Depag Prop. Jatim. Kemudian diamanahi jabatan Kasubag Umum pada Bagset Kanwil Depag Prop. Jatim. Lantas menjabat sebagai Kasubag TU pada Kandepag Kab. Jember. Lalu dipromosikan menjadi Kepala Kandepag Kab. Jember. Kemudian dipercaya untuk menempati jabatan Kepala Bagset Kanwil Depag Prop. Jatim. Dan lantas menjadi Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya (DPK di FAI UM Surabaya). Dalam kegiatan sosial, dirinya pernah menjabat sebagai Wakil Ketua FKUB Prop. Jatim (1999 – 2015), Ketua Fapsedu Prop. Jatim (2011 – 2015), Biro Litbang IPHI Prop. Jatim (2014 – sekarang) dan Ketua Bidang Pendidikan kemudian berlanjut Ketua Bidang Da’wah Yayasan Al-Huda, Karah agung, Surabaya.(1985-1988 dan 1999-2014). Pak Hadi – demikian dirinya kerap disapa – adalah inisiator dan sekaligus sebagai koordinator penulisan buku ’Lintasan Sejarah Kanwil Depag Prop. Jatim’ dan buku ’Lintasan Sejarah Majalah MPA di Jawa Timur’. Ahmad Husein AR Meski berwatak humoris lelaki kelahiran Mojokerto 21 Maret 1946 ini dikenal sebagai orang yang tak banyak bicara. Namun ide-ide Sarjana Pendidikan Seni Rupa IKIP Surabaya ini cukup brilian. Sebagai anggota Dewan Redaksi, banyak sudah kreativitasnya tertuang demi perbaikan majalah MPA. Tak saja perwajahan MPA yang secara terus menerus diperbaikinya, tapi juga rubrikasi-rubrikasi baru senantiasa pula diusungnya. Terbukti, sejak mantan guru Madrasah Aliyah Negeri Surabaya ini dilibatkan dalam penanganan majalah MPA, tak sedikit perubahan yang terjadi di dalamnya. Riwayat pekerjaannya dimulai pada tahun 1963, diangkat sebagai Karyawan Kantor Inspeksi Pendidikan Kotamadya Surabaya. Sedangkan jabatan yang pernah diamanahkan kepadanya, adalah Kasi Siaran dan Tamaddun Bidang Penerangan Agama Islam Kanwil Depag Prov. Jatim. Lalu dipercaya sebagai Kasubag Humas Kanwil Depag Prov. Jatim. Setelah itu menjadi Pengawas PAI pada SLTP/SLTA Kandepag Kota Surabaya dan purna tugas pada tahun 2006. Drs. H. Athor Subroto, M. Si Nama kecilnya Athor Thohiri. Putra pertama dari enam bersaudara pasangan suami istri yang mulia ayahanda H. Ja’kub Bawan AIy bin H. Abdul Karim dengan Ibunda Hj. Siti Muthi’ah binti KH. Imam Shofwan. Terlahir di Selopuro Kebonsasri Madiun pada hari Senin 10 Desember 1951 M, bertepatan 12 Rabful Awwal 1372 H. Isteri, Husnul Listiani Sa’diyah binti Ahmad Komari. Dikarunia empat orang anak: M. Aan Syamsuz Zaman, A.Md, S.Ag (Aan); Nikmatui Fitria, SE (Vitri); Muhamammad Hatta (Hatta) dan M. Abdurrahman Habib (Bimbi). Cucu dua orang: Annisa Zahra Permata Ayunda dan Ameyra Hanifatin Syavira Putri. Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah tamat tahun 1965. Pendidikan Guru Agama Negeri 4 Tahun tamat 1969. Pendidikan Guru Agama Negeri 6 Tahun tamat 1971. Melanjutkan kuliah di Fakultas Dakwah Universitas Hasyim Asyari (UNHASY) Tebuireng Jombang. Meraih gelar Sarjana Muda (BA) 1976. Doktoral I Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya 1976. S 1 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGR1 Banyuwangi, 1986. Menyelesaikan S2 di Univeristas Wijaya Putra Surabaya 2003.
Meniti karier, diawali dari Calon Pegawai (capeg) golongan II/b sebagai staf Bidang Penerangan Agama Islam (Penais) Kanwil Depag Prov Jatim pada bulan Agustus 1981. Bulan Nopember 1981 mendapat Surat Tugas dari Kepala Kanwil Depag Prov Jatim menjadi staf Penais Kandepag Kabupaten Banyuwangi. Pada tahun 1987 dimutasi ke Kandepag Kotamadya Surabaya sebagai staf Penais. Tahun 1992 diangkat menjadi Kepala Sub Seksi Lembaga Dakwah Seksi Penais Kandepag Kotamadya Surabaya. Tahun 2000 diangkat menjadi Kepala Seksi Penerangan Agama Islam Kandepag Kabupaten Gresik. Bulan Februari 2003 dipercaya menduduki jabatan Kasi Urusan Agama Islam pada Kandepag Kota Surabaya. Bulan September 2003 diangkat menjadi Kepala Kandepag Kabupaten Ngawi. Desember 2006 diberi kepercayaan menduduki jabatan Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam bagi Masyarakat dan Kemasjidan (PENAMAS) pada Kanwil Depag Provinsi Jatim. Mulai 1 Nopember 2008, alih fungsi menjadi dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, hingga sekarang. Dalam berorganisasi, menjadi wakil ketua Lembaga Dakwah Nahdiatui ULama (LDNU) Wilayah Jawa Timur periode 2002-2007. Penasehat LDNU Wilayah Jatim periode 2007-sekarang. Bidang Pengembangan Dakwah Majelis Ulama Indonesia Daerah Jawa Timur periode 2000 - sekarang. Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Jawa Timur tahun 2006 - sekarang. Reporter Mimbar Pembangunan Agama (MPA) Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Timur 1982 - 2006. Dewan Redaksi majalah MPA yang membidani Desk ‘Agama’ ini, pernah menjadi Imam Masjid Nasional Al Akbar Surabaya tahun 2000-2003. Memberi Kuliah Shubuh di masjid terbesar di Asia Tenggara itu sampai sekarang. Khotib di berbagai masjid di kota Surabaya dan sekitarnya. Penceramah di instansi pemerintah, perusahan pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Narasumber siaran interaktif Gema Ramadlan menjelang berbuka puasa di TVRI dan RRI Surabaya. Pembina Musabaqah Syarhil Qur’an tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2000-sekarang. Drs. H. Hartoyo, M.Si Tampilannya bersahaja. Bicaranya tenang, suka blak-blakan dan hobi bikin joke. Di saat rapat redaksi tampak terlampau serius, pria kelahiran Sidoarjo 21 Maret 1956 ini kerap melontarkan celetukan sebagai penyegar suasana. Dan satu lagi, dirinya paling gemar melantunkan lagu-lagu yang dipungut dari masa silam. Saat menjadi pejabat penting di Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur, dalam berbagai kesempatan tak segan-segan dia menyumbangkan suara emasnya. Bahkan ketika menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jatim, dirinya juga melantunkan tembang usai kegiatan ‘Jalan Sehat’ dalam rangka HAB Kemenag pada 2012 silam. Lelaki yang bertempat tinggal di Perumahan Bluru Permai Blok AC-12 Sidoarjo ini, memulai pendidikan formalnya di Madrasah Ibtidaiyah NU (lulus tahun 1968). Lalu melanjutkan ke: PGAN 4 tahun Sidoarjo (lulus tahun 1972). Setelah menyelesaikan PGAN 6 tahun di tempat yang sama dan lulus tahun 1974, kemudian melanjutkan studinya ke Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya yang dirampungkan pada tahun 1988. Dan pada tahun 2004 sukses menyelesaikan Magister Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Kini mantan Kepala Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur ini, menjadi Dosen Institut Agama Islam Al-Khoziny Sidoarjo. Di majalah MPA, mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kediri ini dipercaya masuk pada jajaran Dewan Redaksi dan menjaga gawang desk ‘Khutbah Jum’at’ sampai sekarang. MPA 360 / September 2016
39
EDUKASI
Strategi Membentengi Radikalisme Dan Terorisme di Sekolah dan Madrasah Aksi kekerasan atas nama agama Islam sering terjadi di Indonesia. Kelompok-kelompok Islam melakukan sweeping penyerangan dan bom bunuh diri yang didasarkan atas nama perjuangan Islam. Mereka berpandangan inilah jihad Islam yang imbalannya adalah mati syahid. Sehingga generasi muda Islam dan pelajar yang pengetahuan agamanya masih dangkal, gampang terpengaruh sehingga ikut-ikutan melakukan aksi kekerasan atas nama jihad.
Oleh : Dr. Nanik Nurhayati, M.Pd*) Pengawas PAI Kota Madiun.
G
enerasi muda dan para pelajar, adalah tonggak estafet kepemimpinan ne gara dan bangsa Indonesia. Karena itu jangan sampai terciderai oleh faham radikalisme dan terorisme. Dunia pendidikan, khususnya siswa-siswa menengah pertama (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/MA/SMK), adalah bagian dari generasi muda yang sedang bersemangat dan bergairah dalam berjuang atas nama Islam. Para pelajar adalah target utama kelom pok radikal dalam melancarkan aksi kekerasan. Kita harus mengenali kelompok-kelom pok radikal yang berusaha merayu, mengajak dan merekrut kaum terpelajar untuk terlibat dalam kelompok mereka. Selain itu, kita juga harus tahu bagaimana cara membentengi faham radikalisme dalam dunia pendidikan. Ini agar mereka tidak terlibat dalam jaringan kelompok radikal dan teroris. Menanamkan dan membumikan Islam rahmatan lilalamiin ke dalam dunia pendi dikan, adalah merupakan cita-cita bersama. Sebab ajaran inilah, yang akan membawa 40
MPA 360 / September 2016
kebaikan dan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh mahluk. Para pendidik berkewajiban memberi energi kebaikan dan pandangan hidup yang benar, Hal ini dimaksudkan untuk membangun kembali peradaban Islam khususnya di dunia pendidikan. Ketika seorang Muslim melakukan sebuah perbuatan yang membawa kebaikan bagi orang lain, maka sesungguhnya dia telah mewujudkan rahmatan lil‘alamin. Dan sebaliknya, apabila seorang Muslim mela kukan perbuatan jahat, maka sesungguhnya dia tidak lagi membawa kebaikan untuk semua umat manusia.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kali kita dihadapkan pada sejumlah perbedaan. Maka jangan disikapi dengan pikiran yang sempit dan merasa dirinya paling benar. Sebab sikap yang demikian itu akan menimbulkan arogansi, sombong, serta mementingkan diri dan kelompoknya. Hal ini dapat memecahbelah persatuan dan kesatuan. yang berujung pada konflik dan berdampak orang yang tak bersalah menjadi korban. Pada dasarnya, persaudaraan kema nusiaan merupakan cita-cita luhur yang diemban oleh Islam. Dalam pergaulan Islam memandang bahwa seluruh umat manusia
adalah saudara, tanpa membedakan suku, ras, warna kulit, dan bahkan agama. Sehingga dalam pergaulan hendaknya kita saling melindungi. Sebab Islam mengajarkan untuk saling meng hargai, saling menghormati dan toleransi. Islam rahmatan lil‘lamin menegaskan, bahwa Islam tidak membeda-bedakan jenis kelamin, warna kulit, status sosial, karena di hadapan Allah SWT semuanya sama. Islam tidak menghendaki pertumpahan darah yang disebabkan oleh perbedaan. Untuk itulah, nilai-nilai persaudaraan, humanisme dan nasionalisme harus dikembangkan. Islam rahmatan lil‘lamin mengandung tiga substansi; yaitu ukhuwah basyariyah atau insyaniyah (persaudaraan antar manusia), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan antar bangsa), dan ukhuwah Islamiyah (persau daraan yang didasarkan atas nilai-nilai keislaman). Melalui tiga dimensi ukhuwah inilah, Islam rahmatan lil‘alamiin akan terealisasikan. Inilah yang seharusnya menjadi dasar setiap lembaga pendidikan. Selain mena namkan ketiga dimensi ukhuwah tersebut, para pendidik juga perlu menanamkan pada peserta didiknya strategi dalam membentengi radikalisme dan terorisme di sekolah/ madrasah. Hal itu meliputi:
Islam rahmatan lil‘lamin mengandung tiga substansi; yaitu ukhuwah basyariyah atau insyaniyah (persaudaraan antar manusia), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan antar bangsa), dan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan yang didasarkan atas nilainilai keislaman). Melalui tiga dimensi ukhuwah inilah, Islam rahmatan lil‘alamiin akan terealisasikan.
Termasuk kesenjangan antara Kepala Sekolah, guru, karyawan dan murid. Kepala sekolah, guru dan karyawan haruslah mampu memberikan motivasi, serta dukungan dalam kegiatan positif siswa. Baik berupa intra kurikuler maupun ekstrakurikuler.
1. Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan dengan Baik dan Benar Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah faham radikalisme dan tindak terorisme, ialah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Hal ini disebabkan pemikiran generasi muda yang masih mengembara dan rasa ingin serba tahu. Lebih-lebih terhadap sesuatu yang baru. Memperkenalkan ilmu pengetahuan bukanlah sebatas ilmu umum saja, tetapi juga ilmu agama yang merupakan pondasi penting terkait perilaku, sikap dan juga keyakinan. Dengan begitu diharapkan dapat tercipta kerangka pemikiran yang seimbang dalam diri mereka.
4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Menjaga persatuan dan kesatuan meru pakan upaya untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme di kalangan generasi muda dan pelajar. Untuk itulah, lembaga pendidikan haruslah sanggup mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah-tengah kemajemukan. Di sisi lain, penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika hendaknya terus dilakukan terhadap generasi muda dan pelajar.
2. Memahamkan Agama Islam dengan Baik dan Benar Setelah memperkenalkan ilmu penge tahuan dengan baik dan benar, langkah selanjutnya bagaimana cara memahamkan agama Islam di kalangan remaja dan pelajar. Ini sangat mereka perlukan. Dengan memberikan pemahaman ajaran Islam yang baik dan benar, maka kekokohan pemikiran yang dimiliki akan semakin kuat dan tidak mudah goyah. Dengan demikian tak mudah terpengaruh terhadap faham radikalisme dan tindak terorisme.
5. Mendukung Aksi Perdamaian Aksi perdamaian secara khusus bisa dilakukan demi mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme di ka langan generasi muda dan pelajar. Sebab munculnya tindakan terorisme berawal dari pemahaman radikalisme yang sifatnya baru, berbeda dan cenderung menyimpang sehingga menimbulkan pertentangan dan konflik. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegahnya, adalah dengan cara memberikan dukungan terhadap aksi perdamaian.
3. Meminimalisir Kesenjangan Sosial Terjadinya kesenjangan sosial, juga dapat memicu munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Oleh karenanya, kesenjangan sosial haruslah diminimalisir.
6. Berperan Aktif dalam Melaporkan Radikalisme dan Terorisme Apabila muncul pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme di lingkungan pendidikan, maka segera melaporkan kepada
pihak-pihak yang berwenang. Contohnya, apabila muncul pemahaman baru tentang keagamaan yang menimbulkan keresahan, maka lakukan langkah untuk melaporkan atau berkonsultasi kepada tokoh agama dan tokok masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dengan demikian, mereka akan mengambil tindakan pencegahan awal semisal melakukan diskusi keagamaan dan seterusnya. 7. Meningkatkan Pemahaman Akan Hidup Kebersamaan Meningkatkan pemahaman tentang hidup kebersamaan juga harus dilakukan untuk mencegah munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Caranya dengan terus mempelajari dan memahami arti hidup bersama-sama. Sehingga sikap toleransi dan solidaritas perlu diberlakukan. Termasuk menaati semua ketentuan dan peraturan yang berlaku. 8. Menyaring Informasi yang Didapatkan Menyaring informasi yang didapatkan, juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan tidak selamanya benar. Terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi dimana informasi bisa datang dari mana saja. Sehingga penyaringan terhadap informasi harus dilakukan, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman sehingga tidak sembarangan menyalahkan orang lain. 9. Ikut Aktif Mensosialisasikan Pemahaman Radikalisme Dan Terorisme Kita perlu mensosialisasikan tentang apa itu sebenarnya radikalisme dan terorisme. Ini agar banyak orang yang mengerti arti sebenarnya dari radikalisme dan terorisme tersebut. Sebab kedua hal itu sangatlah berbahaya bagi kehidupan dan pendidikan. Terutama kehidupan yang dijalani secara bersama-sama dengan dasar kemajemukan atau keberagaman. Jangan lupa untuk mensosialisasikan tentang bahaya, dampak, serta cara-cara untuk bisa menghindari pengaruh pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Demikian beberapa cara mencegah radikalisme dan terorisme yang biasanya muncul di kalangan generasi muda dan pelajar. Cara pencegahan ini harus diketahui dan dilakukan mulai Kepala Sekolah, guru, karyawan, pelajar, orang tua siswa, tokoh masyarakat, aparat keamanan dan pemerintah. Ingat, generasi muda merupakan ujung tombak penerus bangsa di masa depan. Oleh karena itu, upaya pencegahan dari faham radikalisme dan terorisme harus selalu dilakukan. MPA 360 / September 2016
41
MADRASAH
Siswa sedang asyik merawat taman mini mereka.
MI al-Maarif Sukomulyo Gresik
Taman Asri di atas Batu Paving Taman yang asri ternyata bisa terlahir di atas batu paving. Tak percaya? Bertandanglah ke MI al-Maarif Sukomulyo Gresik. Sebab, meski tak memiliki lahan subur yang bisa ditanami rerumputan, ternyata madrasah yang berdiri di kawasan padat penduduk ini mampu membuat penghijauan dengan aneka keragamanan hayati.
T
erbukti, berbagai tanaman dikoleksi madrasah yang beralamat di Desa Sukomulyo RT 8 RW 2 Manyar ini. Tidak hanya bunga-bungaan, tapi juga pepohonan dan tanaman toga. Tetumbuhan ini banyak menghiasi tiap sudut madrasah yang berlokasi di kawasan industri ini. Tak cukup itu, berbagai jenis tanaman juga turut menghijaukan areal ‘green house’ yang berada di sisi barat gedung madrasah. Dengan keragaman tanaman yang ada, jangan dibayangkan madrasah ini berdiri di atas lahan yang super luas. Meski memiliki tak kurang dari 550 jenis tetumbuhan, lembaga pendidikan islam ini hanya memiliki lahan sekitar 15 m x 30 m saja. Itupun harus berbagi dengan berdirinya ruang-ruang kelas. Jadi nyari hanya terisa lahan 5 m x 20 m saja sebagai halaman. Minimnya lahan terbuka ini, ternyata tak menjadi halangan berarti bagu madrsah berlantai dua ini untuk melakukan penghijauan. Terbukti tanaman bisa tumbuh di mana-mana tanpa mengurangi fungsi halaman madrasah. Demi mewujudkan itu, pihak madrasah diharuskan memutar otak dalamdalam. Sebab jika hanya mengandalkan pola tanam konvensional tentu impian memiliki taman nan hijau tidak akan bisa diwujudkan. Kalau pun bisa, pasti akan membutuhkan lahan besar nan subur. “Padahal kenyataanya halaman madrasah 42
MPA 360 / September 2016
Drs. H. Moch. Chafidz Kepala MI al-Maarif Sukomulyo Gresik.
kami ini telah tertutup dengan paving stone…,” tukas Anis Humaidah, M. Pd. I. Akhirnyadigunakanlahteknikvertikultur. Ini merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertikal. Tim Partisipatif Adiwiyata MI al-Maarif ini menuturkan bahwa vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal. Teknik ini sangat cocok diterapkan pada
lahan sempit di tengah perkotaan yang padat penduduk. “Lebih simpelnya, model menamam ini seperti sawah bertingkat,” ucapnya memberikan contoh. Maka dibuatlah, rak bertingkat sepanjang 2 meteran dengan ketinggian sekitar 50 cm. rata-rata rak yang dipasang memiliki 3 tingkatan atau undakan. Rak tersebut ditempatkan di depan tiap ruang kelas. Di sanlah kemudian ditempatkan berbagai jenis tanaman seperti bunga dan toga. Di selah antara rak-rak tersebut ditempatkan pula pohon palem yang ditanam di dalam pot. Jadi makin mempercantik taman buatan ini. Palem-palem ini sekaligus melengkapi koleksi tiga pohon perdu yang berdiri menjulang dan berderet di depan madrasah. Sebagai sumber pengairan, dibuatlah sebuah sumur penampungan air. Tak hanya itu dibuat pula beberapa sumur resapan atau biopori berdiameter sekitar 10 cm dengan kedalama 50 cm di beberapa titik halaman. Lubang biopori ini, selain bisa menanggulangi banjir juga bisa menghasilkan kompos. Selain itu, di lahan yang serba terbatas tersebut juga terdapat kolam ikan dan dua gazebo di ujung Barat dan Timur. Tentu dengan ukuran yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang ada. “Kami juga memiliki taman mini yang dibangun tepat di lorong kelas,” ungkap wanita kelahiran Gresik, 26 Januari 1975 ini. Membuat tentu jauh lebih mudah dari
Anis Humaidah, M. Pd. I. Tim Partisipatif Adiwiyata MI al-Maarif.
Pembelajaran out door dengan mengesplorasi halaman madrasah.
pada merawat. Tapi ini bukan menjadi kendala berarti bagi madrasah peraih Adiwiyata tingkat Kabupaten Gresik tahun 2014 ini. Sebab tiap kelas memiliki tangungjawab merawat taman yang berada di depan kelasnya masing-masing dengan sistem giliran tiap siswa. Tak heran jika saat jam istirahat, suasana halaman begitu ramai lantaran para siswa yang mendapatkan giliran merawat tanaman sedangn asyik menyiram ataupun sekedar membersihkannya. Tentu tak sekedar mengurus taman belaka. Sebab tanpa komando, para siswa juga ringan tangan untuk megambil sampah sampah bekas makanan maupun dedaunan. Mereka lalu memasukkannya ke dalam tempat sampah yang telah dipilah sesuai jenisnya; sampah siswa makanan dan daun; sampah palstik; dan sampah kertas. Demi memduhkanjangkaun siswa, tong sampah ini
tidak hanya dletakkan di halaman tapi juga ada di tiap-tiap kelas. Pemilahan ini sendiri dimaksudkan demi memudahkan dalam pengelolaannya. Sampah sisa makanan dan dedaunan yang terkumpul nantinya oleh para siswa dimasukkan ke dalam alat pembuat kompos. Kompos yang dihasilkan tentu saja dimanfaatkan untuk mempersubur semu ajenis tanaman koleksi madrasah yang berjarak 5 km dari pusat kota Gresik ini. Sedangkan sampah plastik dan kertas bisa dijual atau dimanfaatkan sebagai bahan pra karya siswa. Sementara itu, keberadaan taman-taman mini dengan aneka tanaman ini tentu bukan sekedar penyedap pandangan saja. Atau hanya sekedar demi memenuhi tuntutan estetika. Tapi memang keberadaanya menjadi sumber belajar siswa. “Jadi selain menjadikan
lingkungan makin asri, juga menjadi wahana belajar siswa,” ujar Drs. H. Moch. Chafidz dengan wajah berbinar. “Apalagi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) telah terintegrasi dalam kurikulum kami,” imbuhnya bangga. Semisal dalam mata pelajaran mate matika, dengan model pembelajaran out door para siswa diajak untuk menghitung jumlah tanaman. Pada pelajaran SBK, para murid juga diajarkan bagiamana memanfaatkan limba dedaunan menjadi produk yang bernilai ekonomis. “Pelajaran Nahwu-Shorof pun tak luput dari PLH. Tentu dengan cara menyuguhkan contoh-contoh kalimat berbahasa arab yang mengandung pentingnya kebersihan,” tandasnya. Integrasi ini sendiri selain untuk menum buhkan kecintaan terhadap lingkungan juga untuk menumbuhkan karakter siswa. Membangun karakter sendiri tentu tidak mengan dalkan pelajaran semata. “Yang lebih utama adalah siswa mampu memprak tekkanya dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah pentingnya pembiasaan,” tukas ayah tiga anak ini. Dai merasakan ada perubahan yang sangt pencolok pada warga madrasah sebelum dan sesudah memasukkan PLH dalam kurikulum. Jika dulu banyak guru maupun siswa yang acuh dengan kebersihan, kini tidak lagi. Bahkan sudah mulai timbul rasa malu pada diri siswa jika membuang sampah sembarangan. “Madrasahnya sudah Adiwiyata, masak membuang sampah sembarangan?” ucapnya menirukan salah satu siswa yang menasehati teman sebayanya. Selain kesadaran cinta lingkungan yang sudah tumbuh, ternyata madrasah ini juga ditetapkan sebagai Madrasah Adiwiyata tingkat Provinsi tahun 2016 ini. Dan menjadi satu dari dua madrasah swasta yang mampu bersaing dengan madrasah maupun sekolah negeri yang ada di kabupaten Gresik. •Pri MPA 360 / September 2016
43
Ajaran Islam Sebagai Filter Komunisme Oleh : Nur Hidayat, M.Pd. Pegawai Seksi Pendidikan Madrasah Kan. Kemenag Kota Pasuruan.
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia rahimakumullah Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam hidup ini. Yang pertama ialah kebaikan (alkhair), dan yang kedua ialah kebahagiaan (as-sa’adah). Hanya saja masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda ketika memahami hakikat keduanya. Perbedaan inilah yang mendasari munculnya bermacam ragam gaya hidup manusia. Dalam pandangan Islam gaya hidup tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Ajaran Islami, dan 2) paham Komunisme Ajaran Islami mempunyai landasan yang mutlak dan kuat, yaitu Tauhid. Inilah gaya hidup orang yang beriman. Adapun gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan rapuh, yaitu syirik. Inilah gaya hidup orang kafir. Setiap Muslim mesti memilih Ajaran Islami untuk menjalani hidup dan kehidupan-nya. Hal ini sejalan dengan firman Allah berikut ini:
44
MPA 360 / September 2016
kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan). Artinya: Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf: 108). Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa berAjaran Islami hukumnya wajib atas setiap Muslim, dan Paham Komunismeadalah haram baginya. Hanya saja dalam kenyataan justru membuat kita sangat prihatin dan sangat menyesal, sebab justru Paham Komunisme(yang diharamkan) itulah yang melingkupi sebagian besar umat Islam. Fenomena ini persis seperti yang pernah disinyalir oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam . Beliau bersabda:
Artinya: “Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta”. Ada orang yang bertanya, “Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia dan Romawi?” Jawab Beliau, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih). Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah. Hadits tersebut menggambarkan suatu zaman di mana sebagian besar umat Islam telah kehilangan kepribadian Islamnya karena jiwa mereka telah terisi oleh kepribadian yang lain. Mereka kehilangan gaya hidup yang hakiki karena telah mengadopsi gaya hidup jenis lain. Kiranya tak ada kehilangan yang patut ditangisi selain dari kehilangan kepribadian dan Ajaran Islami. Sebab apalah artinya mengaku sebagai orang Islam kalau gaya hidup tak lagi Islami malah persis seperti orang kafir? Inilah bencana kepribadian yang paling besar.
Dalam hadits itu gaya hidup menyerupai umat yang lain (tasyabbuh) hakikatnya telah menjadi seperti mereka. Lalu dalam hal apakah tasyabbuh itu. AlMunawi berkata: “Menyerupai suatu kaum artinya secara lahir berpakaian seperti pakaian mereka, berlaku/ berbuat mengikuti gaya mereka dalam pakaian dan adat istiadat mereka”. Tentu saja lingkup pembicaraan tentang tasyabbuh itu masih cukup luas, namun dalam kesempatan yang singkat ini, tetap mewajibkan diri kita agar memprihatinkan kondisi umat kita saat ini. Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah Satu di antara berbagai bentuk tasyabbuh yang sudah membudaya dan mengakar di masyarakat kita adalah pakaian Muslimah. Mungkin kita boleh bersenang hati bila melihat berbagai mode busana Muslimah telah mulai bersaing dengan mode-mode busana jahiliyah. Hanya saja masih sering kita menjumpai busana Muslimah yang tidak memenuhi standar seperti yang dikehendaki syari’at. Busana-busana itu masih mengadopsi mode ekspose aurat sebagai ciri pakaian jahiliyah. Adapun yang lebih memprihatinkan lagi adalah busana wanita kita pada umumnya, yang mayoritas beragama Islam nyaris tak kita jumpai mode pakaian umum tersebut yang tidak mengekspose aurat. Kalau tidak memper-tontonkan aurat karena terbuka, maka ekspose itu dengan menonjolkan keketatan pakaian. Bahkan malah ada yang lengkap dengan dua bentuk itu; mempertontonkan dan menonjolkan aurat. Belum lagi kejahilan ini secara otomatis dilengkapi dengan tingkah laku yang -kata mereka- selaras dengan mode pakaian itu. Na’udzubillahi min dzalik. Hadirin, marilah kita takut pada ancaman akhirat dalam masalah ini. Tentu kita tidak ingin ada dari keluarga kita yang disiksa di Neraka. Ingatlah, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda:
Artinya: “Dua golongan ahli Neraka yang aku belum melihat mereka (di masaku ini) yaitu suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengan cambuk itu. (Yang kedua ialah) kaum wanita yang berpakaian (tapi kenyataan-nya) telanjang (karena mengekspose aurat), jalannya berlenggaklenggok (berpenampilan menggoda), kepala mereka seolah-olah punuk unta yang bergoyang. Mereka itu tak akan masuk Surga bahkan tak mendapatkan baunya, padahal baunya Surga itu tercium dari jarak sedemikian jauh”. (HR. Muslim, dari Abu Hurairah, shahih). Jika tasyabbuh dari aspek busana wanita saja sudah sangat memporak-porandakan kepribadian umat, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tinggal diam. Sebab di luar sana sudah nyaris seluruh aspek kehidupan umat bertasyabbuh kepada orang-orang kafir yang jelas-jelas berpaham Komunisme Hadirin rahimakumullah Sebagai penutup khutbah ini saya mengajak kepada kita semua untuk memperhatikan, merenungi dan mentaati sebuah firman Allah yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim: 6).
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa menyerupai suatu
MPA 360 / September 2016
45
Pengasuh : dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Lemah
Di bulan-bulan terakkhir ini dan beberapa bulan berikutnya banyak acara penting yang berlangsung. Sesudah itu ataupun saat ini sudah ada yang mulai muncullah keluhan: LELAH. Klinik.
“L
elah” merupakan kata sederhana, padahal jika ada pasen yang kepada dokternya menyampaikan keluhan “lelah”, dokter harus brfikir luas dan mendalam. Lelah dapat merupakan kenyataan tubuh yang kurang sehat, memang sakit, sehat-sehat saja karena “pekerjaan”. Pekerjaan yang melelahkan itu dapat merupakan pekerjaan berat semisal kuli, ataupun sebenarnya merupakan pekerjaan ringan semisal menunggui kepala kantor yang sakit dirawat di rumah sakit mewah. Kombinasi keduanya juga dapat dijumpai. Tidak sulit untuk memahami mengapa kuli angkut mengeluh lelah setelah memindah berkarung-karung muatan dari satu truk ke truk lain. Otot tubuhnya arus mbekerja dengan berkontraksi (mengkerut) kuat-kuat untuk mampu memindahkan beban; untuk dapat berkontraksi itu otot harus “membakar” cadangan atau simpanan energi di otot, padahal jumlah cadangan ini terbatas jumlahnya. Pembakaran ini juga menghasilkan asam laktat yang menimbulkan nyeri di otot di samping menjadikan otot terhambat kemampuannya untuk menghasilkan energi untuk kontraksinya. Yang tidak mudah adalah memastikan adanya kelelahan yang merupakan akibat dari kelelahan jiwa; menunggui orang sakit dapat melelahkan walaupun sebenarnya pekerjaan menunggu itu merupakan pekerjaan yang sangat ringan, yang dapat dilakukan “tanpa istirahat” sejak bangun tidur sampai tidur lagi. Untuk melakukan suatu gerakan dalam kegiatan, otak mengirim perintah ke sejumlah otot yang harus berkontraksi dalam menjalankan gerakan itu. Perintah untuk kegiatan yang disadari (voluntary) itu disampaikan lewat jalur sistem syaraf umum (peripheral), yang biasanya juga dibantu oleh sistem syaraf otonom (autonomic) ataupun sistem hormon. Suatu gerakan dapat langsung diawali oleh perintah otak, ataupun merupakan jawaban (reaksi) atas adanya rangsangan; jawaban ini dapat merupakan jawaban dengan penuh perhitungan yang perlu waktu (semisal ketika memetik pisang lalu memakannya, harus dengan dikupas dulu) ataupun yang bersifat rfleks (sudah terpola karena kebiasaan ataupun latihan, tanpa harus difikir lagi). Sistem rasa (sensoric, indera) yang terdiri dari ujung syaraf sensoris sebagai penangkap rasa oleh berbagai macam rangsangan dari luar maupun dari 46
MPA 360 / September 2016
dalam akan “diolah” di dalam otak yang juga dipegaruhi oleh berbagai macam keadaan. Oleh karena itu jawaban atas suatu cubitan yang sama akan tidak sama jika keadaan lingkungannya berbeda. Jadi jika orang yang jiwanya dalam keadaan tegang, tertekan, ataupun campuran dari keduanya maka sistem kendali otak menjadi terganggu; perintah-perintah otak menjadi lamban, tidak lancar, ataupun sebaliknya “terlalu cepat” kurang perhitungan. Secara menyeluruh jika ada orang mengeluh lelah harus ditelusuri lebih lanjut apanya dari otot, sistem syaraf otaknya, hormon, dan ataupun jiwanya yang terganggu. Dari itulah maka walaupun penderita terkesan secara sderhana mengeluh “lelah”, dokter dituntut untuk “tahu” bagaimana dia harus bertindak untuk tahu apa masalahnya dan apa yang harus dilakukan. Di negara maju pasen yang mengeluh seperti itu “dengan mudah” diacarakan untuk pemeriksaan laboratorium lengkap untuk bahan jika harus dikonsultasikan lebih lanjut; memang beayaya mahal, namun tidak jadi masalah karena pada umumnya beaya menjadi tanggungan asuransi. “Kelelahan” (tepatnya kelemahan) pada penderita stroke oleh tekanan darah tinggi pada hakikatnya merupakan akibat dari tidak berfungsinya otot karena otot tidak dapat bekerja. Ini misalnya akibat perdarahan di otak menjadikan otak tidak mampu memerintah otot, karena karena kerusakan atau gangguan otak itu sendiri ataupun kerusakan serat syaraf di jalur perintah syaraf. Pada penderita kencing manis (diabetes mellitus) kelemahan dapat merupakan akibat gangguan pada sistem syaraf, ataupun juga pada ototnya; fungsi hantar syarafnya kurang lancar, ataupun juga otot tidak mampu menyediakan energi untuk kerjanya. Fungsi hantar itu dapat berada di sepanjang perjalanan syaraf (di dalam otak, di sumsum tulang belakang, di syaraf tepi) ataupun hanya pada “pertemuan” antara syaraf dan otot (neuro-muscular junction). Kelemahan atau gangguan ini ada kalanya hanya bersifat sementara (baca: sebentar) semisal karena keracunan oleh kuman Clostridium botulinum yang sering terjadi akibat memakan potein (ikan, daging) yang “busuk”; biasanya penderita yang berak-berak dan muntah akan membaik dalam waktu 24 jam. Ada kelemahan akibat penyusutan otot tungkai bawah (peroneal muscular atrophy)
yang merupakan neuropati herediter yang paling banyak ditemukan. Penyakit ini diturunkan secara dominan ini menyerang saraf peronealis, menyebabkan kelemahan otot dan atrofi pada tungkai bawah. Gejalanya tergantung kepada bentuk penyakit yang diturunkan: Pada salah satu bentuknya (Tipe I) terjadi kelemahan pada tungkai bawah selama masa pertengahan kanak-kanak, yang menyebabkan timbulnya footdrop (kaki menggantung) dan pengecilan otot betis. Selanjutnya otot tangan juga mengecil. Selain itu anak kehilangan kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin di tangan dan kakinya, walaupun demikian penyakit ini tidak mempengaruhi harapan hidup penderitanya. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa otot akan mengecil jika tidak digunakan, artinya makin lama penderitaannya maka otot makin kecil, yang juga harus difa hami bahwa karenanya otot akan kian lemah; oleh karena itulah adanya ancaman kelemahan perlu tindakan secepatnya untuk menghindari kelemahan lanjut yang tidak perlu terjadi. Myasthenia gravis adalah kelemahan yang merupakan akibat lanjut dari gangguan sistem kekebalan tubuh, yaitu munculnya autoimune (peka terhadap diri sendiri), merusak asetilkolin yang merupakan sarana komunikasi dari syaraf ke otot; tanpa bahan ini rangsangan “perintah” dari otak tidak dapat mengaktifkan otot, sehingga mengakibatkan kelemahan otot. Penderita biasanya bermula dengan me nam pakkan kelopak mata layu sebelah, dengan munculnya penglihatan ganda, dan selanjutnya otot biasanya menjadi terlalu lelah dan lemah setelah melakukan kegiatan yang berulang (olahraga, memalu, menggergaji). Walaupun jarang terjadi, penderita mungkin juga mengalami kelemahan otot pernafasan, dan dapat meninggal karenanya. Myasthenia gravis lebih sering terjadi pada usia antara 20 dan 40 tahun, jarang terjadi di masa kanakkanak ataupun orang lanjut usia. Kadang-kadang kelemahan yang menim bulkan kelelahan itu tergolong mononeuropathy (gangguan atau nyeri syaraf tunggal), yaitu karena adanya kerusakan pada sebuah saraf perifer saja. Misalnya akibat cedera fisik akibat dari tekanan terus menerus pada sebuah saraf yang berjalan di dekat permukaan tubuh, di celah antara tulang dan otot, atau di sekitar tulang-tulang yang menonjol, seperti siku, bahu, pergelangan tangan, ataupun lutut
sebagai akibat dari aktivitas berlebihan, kecelakaan, terpapar dingin atau panas yang lama, akibat lanjut dari terapi penyinaran untuk kanker yang diderita. Jika cedera itu mengenai saraf-saraf di dalam suatu plexus (jalinan syaraf) utama pada lengan atau tungkai akan menyebabkan gangguan atau kelainan pada otot yang dilayani oleh syaraf tersebut. Infeksi juga bisa menyebabkan mononeuropati jika sampai merusak sebuah saraf, misalnya lepra. Selain kelemahan yang merupakan akibat dari gangguan pada satu syaraf, ada pula yang kelemahan ini bermula dari serangan pada sejumlah syaraf (polyneuropathy), sedikit ataupun banyak. Kadang-kadang penderita mulai dengan keluhan kesemutan, mati rasa, nyeri terbakar dan ketidakmampuan untuk merasakan getaran atau posisi lengan, tungkai dan sendi merupakan gejala utama dari polineuropati kronik; nyeri itu seringkali bertambah buruk di malam hari dan bisa timbul jika menyentuh daerah yang peka atau karena perubahan suhu. Penderita menjadi tidak bisa merasakan suhu dan ataupun nyeri itu sendiri, sehingga mereka sering melukai dirinya sendiri dan terjadilah luka terbuka (borok di kulit) akibat penekanan terus menerus atau cedera lainnya. Ketidakmampuan untuk merasakan posisi sendi menyebabkan ketidakstabilan ketika berdiri dan berjalan. Pada akhirnya akan terjadilah kelemahan otot dan atrofi (penyu sutan otot) yang oleh penderita dirasakan sebagai kelemahan ataupun kelelahan. Sindroma Guillain-Barre (Polineuritis asendens, penyakit syaraf akut) akan menyebabkan kelemahan otot yang cepat memburuk dan kadang menyebabkan kelum puhan total. Penyakit ini diduga merupakan reaksi autoimun, yaitu sistem kekebalan tubuhnya melawan sarung sarafnya sendiri (myelin) dengan akibat fungsi syaraf terganggu. Ini terjadi dapat hanya karena infeksi ringan, pembedahan, ataupun imunisasi. Kelemahan dimulai dengan gejala utama berupa munculya kelemahan, kesemutan, dan juga hilangnya rasa pada kedua tungkai. Jika kelemahan sampai menyerang otot pernafasan juga dan parah, mutlak diperlukan respirator (alat bantu untuk bernafas). Jika menimbulkan kelemahan pada otot wajah serta otot untuk menelan, maka kebutuhan makanan harus diberikan lewat selang gastrostomi (langsung dimasukkan ke lambung lewat lubang di perut), ataupun berupa larutan secara intravena. Ada bentuk sindroma GuillainBarre yang berupa munculnya sekumpulan gejala yang tidak biasa, yaitu kelumpuhan pergerakan mata, kesulitan berjalan, kehilangan refleks-refleks yang normal. Perjalanan saraf dari otak ke otot itu sangat rumit, kelainan fungsi pada salah satu daerah di sepanjang jalur ini dapat menyebabkan kelainan otot dan pergerakan, kelemahan dan kelelahan sampai otot berhenti bekerja karena terganggunya hantaran sepanjang alur syaraf ataupun di persambungan antara syaraf dan otot. Padahal istirahatnya otot itu akan menjadikannya kian lemah, menyusut (atrophy); nantinya bisa saja terjadi kelumpuhan
total meskipun ototnya sendiri normal. Kelainan otot dengan kelemahan yang disebabkan oleh adanya kelainan fungsi saraf misalnya sklerosis lateral amiotropik, atrofi muskuler progresif, kelumpuhan bulber progresif, atrofi lateral primer, kelumpuhan pseudobulber progresif. Penyakit-penyakit itu memiliki kesamaan, yaitu syaraf-syaraf motoris pada sumsum tulang belakang (medulla spinalis) ataupun otak, mengalami kemunduran secara progresif dan menyebabkan kelemahan otot, yang bisa berakhir ke kelumpuhan. Munculnya gejala setiap penyakit dapat berbeda, tergantung pada bagian sistem saraf dan otot yang terganggu. Diagnosa. Seperti yang disebutkan di atas, yang dapat menimbulkan kelemahan ataupun kelelahan itu cukup banyak macamnya. Padahal tindakan ataupun pengobatan untuk masing-masingnya dapat berbeda banyak. Oleh karena itu kepastian diagnosa apa yang dikeluhkan penderita mutlak diperlukan; tanpa ini pengobatan menjadi lebih bersifat untung-untungan, hanya berdasar pada “biasanya” sepanjang yang teramati saja. Untuk upaya diagnosa pastinya diperlukan data riwayat penyakitnya secara rinci, termasuk adanya kemungkinan penyakit keturunan ataupun adanya kambuhkambuhan. Dari pemeriksaan awal dapat diketahui apakah kelemahan itu seluruh tubuh, hanya sebagian saja, satu sisi tubuh, ataukah kedua belah sisinya, dan sudah berapa lama; ini untuk lebih terarah mencari kira-kira di mana letak kelainannya. Kadang-kadang jawaban atau reaksi ter hadap pemberian obat tertentu yang diberikan lewat infus membantu dokter memastikan apa penyakit pada seseorang, misalnya pemberian asetilkolin pada penderita setelah mengalami serangan Myasthenia gravis. Banyaknya macam penyakit yang dapat menimbulkan kelemahan dan kelelahan itu kadang-kadang diperlukan pemeriksaan elektromiografi (mengamati fungsi otot dari rekaman listriknya), tes darah (untuk menilai berbagai macam parameter darahnya), dan tes imaging (USG, MRI, X-Ray untuk mencari faktor fisik anatomis yang menimbulkan gangguan pada syaraf ataupun otak) menjadi diperlukan untuk memastikan diagnosa atas penyebab penyakit penimbul kelemahan tersebut. Pengobatan. Walaupun untuk masing-masing penyakit mungkin ada tindakan yang khas, namun dalam tahap awal dokter biasanya memberikan obat-obat penggugah atau penguat sistem syaraf yang mengandung vitamin B1, B6, dan B12, ataupun lainnya dengan variasi dosisnya. Di luar itu masih perlu obat-obat yang khas untuk penyebab kelemahan yang dikeluhkan; di sinilah antara lain perlunya kepastian diagnosa suatu kelemahan. Jika penyebab sudah jelas mungkin saja dilakukan pembedahan, misalnya untuk “membebaskan” syaraf yang terjepit oleh tulang ataupun ligament (tali sendi).
Tergantung pada hakikat penyakitnya, ada penderita kelemahan yang bisa membaik dengan sendirinya, walaupun memerlukan waktu yang lama. Dari sekian banyak kelelahan adan kelemahan itu secara umum dapat disebutkan bahwa penderita yang segera diobati berpeluang untuk membaik dengan cepat, dalam beberapa hari atau minggu. Untuk Myasthenia gravis ada beberapa obat-obatan bisa meningkatkan kekuatan otot dengan cepat, disamping adanya obat lainnya yang dapat memperlambat kemajuan pada gangguan tersebut. Sedangkan yang tidak diobati, masa penyembuhan memerlukan waktu beberapa bulan, akan sembuh sempurna ataupun memiliki gejala sisa berupa kelemahan, ataupun bahkan mengalami kekambuhan dan menderita neuropati kambuhan menahun. Kelemahan yang sudah jelas merupakan akibat reaksi autoimmune, kadang-kadang harus diatasi dengan pemberian suntikan ataupun infus imuno globulin, ataupun juga obat-obat kortikosteroid. Jika fasilitas memungkinan dapat juga dilakukan plasmapheresis (“membuang” plasma pemicu reaksi salah). Terapi rehabilitasi fisik (latihan) kadangkadang harus dilakukan untuk melncarkan peredaran darah. Latihan rutin jua harus dila kukan untuk mencegah pemendekan otot (kontraktur, “mengkeret”) yang mengganggu, dan juga dimaksudkan untuk mem pertahankan fungsi otot dan sendi. Pencegahan. Secara menyeluruh gizi makanan perlu dijaga kesempurnaannya, terutama yang mengandung “vitamin syaraf” itu. Hindarkan diri dari posisi tubuh yang “salah” (ketika duduk, berdiri, berbaring, ataupun tidur; hindari posisi yang memunculkan rasa kesemutan. Bagi mereka yang mrasakan kelemahan bukan karena kepayahan dalam bekerja, dan di dalam keluarga besarnya ada yang pernah mengalami kelemahan atau kelumpuhan yang tak jelas sebabnya, sebaiknyalah memeriksakan diri ke dokter ahli syaraf (neurologist), kalau-kalau ada penyakit yang perlu diwaspadai lebih cermat. Penutup. Kelemahan yang terasa sebagai kelelahan harus dianggap merupakan pertanda adanya gangguan pada tubuh, salah satunya adalah gangguan fungsi otot atupun juga syarafnya. Jika keadaan berulang dan bukan jelas merupakan akibat kerja berat, harus difahami sebagai akibat gangguan pada sistem syaraf dan otot. Karena cukup banyak macam gangguan ataupun penyakit yang dapat menim bulkannya, sedangkan pengobatan masigmasing penyakit berbeda, sebaiknyalah secepatnya dikonsultkan ke dokter ahli syaraf ataupun lainnya. Semoga uraian di atas bermanfaat. MPA 360 / September 2016
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
THE CHILDREN OF ISMAIL Over the years ismail’s children themselves had children. His descendants increased and formed tribes which spread out all over Arabia. One of these tribes was called Quraisy. Its people never moved away from Mecca and always lived near the Ka’bah. One of the duties of the leader of Quraisy was to look after those who came on pilgrimage to the Ka’bah. The pilgrims would come from all over Arabia and it was a great honor to provide them with food and water. As time passed, however, the Arabs stopped worshipping Allah directly and started bringing idols back with them from the different countries they visited. These idols were placed at the Ka’bah, which was no longer regarded as the Sanctuary of Allah, as Abraham had intended it. It was, however, still respected by the Arabs. Around this time the of Zamzam disappeared beneath the sand. Also at this time, Qusay, one of the leaders of Quraisy, became ruler over Mecca. He held the keys of the temple and had the right to give water to the pilgrims, to feed them, to take charge of meetings, and to hand out war banners before battle. It was also in his house that Quraisy settled their affairs. After Qusay’s death, his son Abdu Manaf who had become famous during his father’s lifetime, took over the leadership of Qurays. After him came his son Hashim. It is said that Hashim was the first to begin the two great caravan journeys of Quraisy, one in the summer to Syria and the north, and one in the winter to Yemen and the south. As a result, Mecca grew rich and became a large and important centre of trade. One summer Hashim went north to buy goods to sell in Yemen. On his way he stopped in Yathrib to trade in the market and there he saw a beautiful woman. She was Salma, the daughter of Amr ibu Zeid, who was from a much respected family. Hashim proposed marriage to her and was accepted because he was an honourable and distinguished man. In time, Salma gave birth to a beautiful son and as some of his hair was white they called him Shaybah, which in Arabic means ‘grey-haired’, Mother and son stayed in the cooler, heathier climate of Yathrib, while Hashim returned to Mecca, but he would visit them each time he took his caravan to the north. During one of these journeys, however, Hashim became ill and died. Shaybah, a handsome, intelligent boy, grew up in his uncle’s house in Yathrib. He was proud of being the son of Hashim ibn Abdi Manaf, the head of Quraisy guardian of the Ka’bah and protector of the pilgrims, even though he had not known his father, who had died while Shaybah was very young. At Hashim’s death his brother al-Muttalib took over his duties and responsibilities. He travelled to Yathrib to see his nephew, Shaybah, and decided that as the boy would one day inherit his father’s place, the time had come for him to live in Mecca. (From : English Version of the life of the Prophet Muhammad by Leila Azzam and Aisha Gouverneur)
B. Vocabulary (Kosakata) Duties = tugas Look after = menjaga Great honor = kehormatan besar Provide = menyediakan Regarded = ditujukan Sanctuary of Allah = tempat suci Allah Beneath = di bawah
Take charge Hand out Banners Proposed Distinguished Gave birth Healthier climate Inherit
C. Dialogue
Rifai : absolutely I hope there will be more great matches in the future. Rio : I hope so. By the way what do you think about the red card for Robin van Persie? Is it necessary? Rifai : yes, it is. He shouldn’t do that. Rio : I think the referee is too excessive. Van Persie just didn’t hear the whistle. He didn’t mind to ignore the referee. The crowd is too loud. Rifai : what can we say? The decision had been made, the referee sent him off. Rio : Barcelona dominated the game now. Rifai : it’s just too easy for Barcelona to win the game now. They will win the match tonight. Rio : I agree with you 100% Rifai : the referee just blows the whistle a minute ago. Barcelona win the game with score 3-1. Ok I have to sleep. See you in next match Rio. Rio : Ok. Have a nice sleep and see you in the next match.
Rio Rifai Rio Rifai
: : : :
Rio
:
Rifai : Rio
:
48
Football Match what do you think about this match? I think this is a one of best matches. oh really? Why? because the two teams show world class performance they have a several world class player with a wonderful skill. Especially for the strikers and one of the strikers is a Ballon D’or winner. yeah, I agree with you but the defenders and the goalkeeper also show the top performance look at the crowd inside the stadium. It’s so amazing atmosphere, they enjoy the game very much. he two coaches apply brilliant strategic. They are two treble winner coaches. I think one of this team will win the title in the end of this season
MPA 360 / September 2016
= = = = = = = =
memimpin menyerahkan bendera-bendera perang melamar terkenal melahirkan iklim yg lebih sehat mewarisi
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata (Jamak) orang yang lalai
Lanjutan Rubrik Edisi yang lalu
(Jamak) orang yang lalai
Fajar Menyingsing, Terbit
Orang-orang Mati
Memanggil, Menyeru, Adzan
Dibangkitkan dari kuburan Wahai Anakku Lebih baik denganmu binatang (kernek)
Penyeru, Juru Adzan Asalnya Tidak Ingin Bangunkah...?
MPA 360 / September 2016
49
LINTAS PERISTIWA
Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-71 Dimeriahkan dengan Menunggang Kuda
Dengan menunggang kuda, inspektur upacara, muspika dan para kepala desa memasuki arena upacara, mengenang pahlawan yang kala itu berjuang dengan mengendarai kuda.
KAB. PROBOLINGGO – Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indo nesia ke-71 benar-benar meriah, bukan hanya bagi lingkungan Kanke
menag, namun hampir di masing-masing kecamatan se-Kabupaten Probolinggo, semuanya menggelar kegiatan sakral tersebut. (17/8/16). Di Kecamatan Wonomerto misalnya, seluruh Aparatur Sipil Negara dan masyarakat luas mengikuti upacara kemerdekaan tersebut dengan sangat antusias. Hal menarik adalah pra upacara, inspektur upacara, muspika dan para kepala desa secara bersama sama memasuki arena upacara dengan menunggang kuda. Hal ini untuk mengenang para pahlawan dan pejuang yang kala itu masih mayoritas mengendarai kuda dalam upayanya merebut NKRI. Camat Wonomerto menuturkan bahwa kita bisa memanfaatkan momentum kemerdekaan dan mengisinya dengan hal-hal bermanfaat yang menopang makna kemerdekaan itu sendiri. Saat ini menurutnya kita sama-sama mensukseskan pendidikan untuk selanjutnya mempersiapkan generasi mendatang yang matang, generasi penerus bangsa yang mampu berdikari dan berkarya. Upacara yang menarik ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh H. Wawan Ali Suhudi, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wonomerto. •Ansori
Kepala BDK Surabaya Ajak Guru Bangga dengan Profesi yang Digelutinya NGAWI – Agar pegawai mampu melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan yang maksimum serta memompa semangat, KKG PAI bersama MGMP PAI SMP, SMA dan SMK se-Kabupaten Ngawi mengadakan pembinaan guru, (28/7). Acara ini digelar di Gedung Pertemuan Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi dan dihadiri 445 guru PAI se-Kab. Ngawi dengan Kepala BDK Surabaya Mucammad Toha sebagai pembicaranya. Kasi Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kankemenag Kab. Ngawi dalam sambutannya mengharap agar guru senantiasa berdisiplin, baik dalam sikap perilaku maupun administrasi. “Tulislah apa yang akan anda kerjakan, kerjakan apa yang sudah anda tulis, laporkan apa yang anda kerjakan”, tegasnya. Sementara itu Muhammad Toha dalam pembinaannya diantaranya mengajak kepada para guru yang hadir untuk bangga dengan profesi yang digelutinya. Sebab guru adalah profesi yang sangat mulia dan pondasi penting sebuah negara. Contoh nyata adalah apa yang dilakukan Jepang seusai bom Hirosima dan Nagasaki. Langkah pertama mereka adalah mendata guru yang tersisa kemudian dikarantina untuk
Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya Muhammad Thoha saat memberikan arahan di hadapan para guru PAI tingkat SMP/SMA se-Kabupaten Ngawi di Gedung Pertemuan Al-Falah.
dijadikan dasar membangun negaranya kembali, sehingga saat ini Jepang menjadi bangsa yang maju. •Prie
Sekda dan Kakankemenag Kota Probolinggo Lepas Jamaah Haji Kloter 25
Jama’ah haji Kota Probolinggo diberangkatkan oleh Sekda Pemkot Probolinggo H. Jony dari halaman Kantor Walikota Probolinggo menuju Asrama Haji Embarkasih Surabaya.
Kota Probolinggo – Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Probolinggo, H. Jony, didampingi Kakankemenag Kota Probolinggo, 50
MPA 360 / September 2016
H. Muhammad dan Kasubbag TU, H. Didik Heriadi serta para Kasi di lingkungan Kemenag Kota Probolinggo, memberangkatkan CJH kloter 25, di halaman Kantor Walikota Probolinggo, (18/08). Pada kesempatan ini Sekda berpesan agar para jamaah berdoa supaya Kota Probolinggo senantiasa damai, masyarakatnya hidup makmur, sejahtera dan penuh rahmat dari Allah. Ketua panitia pemberangkatan CJH Kota Probolinggo Tahun 2016 yang juga Kakankemenag Kota Probolinggo melaporkan jumlah CJH Kota Probolinggo sebanyak 166 orang. Jamaah Calhaj kita tergabung dalam kloter 25 bersama CJH Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, dan Kota Surabaya yang berjumlah 279 jamaah,” tutur Muhammad. Sementara itu, Kasubbag TU Kankemenag Kota Probolinggo, H. Didik Heriadi berharap semoga CJH Kota Probolinggo selamat di perjalanan hingga sampai ke tujuan, serta tidak ada kendala apapun dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji. “Dan semoga menjadi haji dan hajjah yang mabrur dan semuanya selamat kembali tiba di tanah air,” ucapnya. •Arb
LINTAS PERISTIWA
Kakankemenag Kabupaten Sampang Dikukuhkan sebagai Ketua IPSI 2015-2019
Kakankemenag Kab. Sampang Mudjalli menerima bendera Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sebagai simbol dikukuhkannya ia sebagai ketuanya hingga tahun 2019.
SAMPANG - Pada hari Minggu (20/8), Kakankemenag Kab. Sampang Mudjalli resmi dikukuhkan sebagai Ketua Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI) Sampang periode 2015/2019. Hal itu merupakan hasil musyawarah cabang (Muscab) yang diadakan beberapa bulan yang lalu. Bertempat di aula Kankemenag Kab. Sampang, acara dihadiri oleh jajaran pengurus IPSI Provinsi Jawa Timur, Pengurus IPSI Sampang beserta perwakilan dari perguruan silat yang ada di Sampang. Dalam sambutannya, Mujdalli berterima kasih kepada semua pengurus atas kepercayaan yang diamanahkan. Dan berjanji akan melanjutkan prestasi atlet silat di lingkungan Sampang. Selain itu, ia berjanji akan memperbaiki dan mengembangkan cabang olahraga (cabor) pencak silat dalam kejuaraan hingga pentas nasional. “Amanat ini cukup berat sehingga saya berharap bantuan dari seluruh pengurus bisa bekerjasama dengan baik, bekerja keras dan disiplin mengingat tantangan ke depan semakin banyak,” pintanya Pihaknya juga meminta agar semua saling berkoordinasi sehingga pencak silat bisa berprestasi dan lebih baik lagi. ”Tentunya perlu dukungan antar perguruan demi perkembangan prestasi atlet,” ucapnya. •FR
Bupati Tulungagung Melepas Calon Jama’ah Haji (CJH) Kab. Tulungagung TULUNGAGUNG – Bertempat di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, CJH Kab. Tulungagung dilepas oleh Bupati Tulungagung Sahri Mulyo, (5/8). Kepada 937 CJH, Bupati berpesan untuk selalu menjaga kesehatan dan memperbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi. “Saya mengharapkan semua berangkat dalam keadaan selamat, dan pulang kembali ke tanah air dengan selamat pula. Jangan lupa mendoakan Kab. Tulungagung agar senantiasa ayem tentrem mulyo lan tinoto,” pesan Sahri Mulyo. Sementara Kepala Staf Penyelenggara Haji Kab. Tulungagung Tahun 2016 H. Damanhuri dalam laporannya menyampaikan jumlah CJH reguler dan cadangan sebanyak 934 ditambah TPHD 3 orang tergabung dalam kloter 23, 24 dan 25. Mereka dijadwalkan akan dilepas oleh Bupati pada tanggal 17 Agustus malam dan tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya 18 Agustus pagi, dan bertolak ke tanah suci pada 19 Agustus. Rencananya mereka akan kembali ke tanah air pada 27 dan 28 September. Sebelumnya, CJH telah menjalani bimbingan manasik haji massal di Hotel Crown Victoria sebanyak 2 kali pada 19 dan 26 Juli
Bupati Kabupaten Tulungagung Sahri Mulyo sedang memberikan salam perspisahan kepada salah seorang CJH sekaligus meminta do’a agar Tulungagung tetap aman dan kondusif.
yang lalu, serta mengikuti bimbingan manasik haji di KUA sebanyak 6 kali pada tanggal 20-25 Juli. •Fat
Kakankemenag Buka Pembinaan Pemberdayaan Fungsi dan Manajemen Masjid
Kakankemenag Kota Blitar H. Ngudiono saat memberikan arahan di depan pengurus ta’mir masjid, Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Penyuluh Agama Islam non-PNS se-Kota Blitar.
KOTA BLITAR – Kankemenag Kota Blitar melalui Seksi Bimas Islam menyelenggarakan acara Pembinaan Pemberdayaan Fungsi
dan Manajemen Masjid bertempat di rumah makan President Jati Malang Kota Blitar, (9/8) Sesuai laporan yang disampaikan H. Solekan selaku Kasi Bimas Islam, acara ini melibatkan pengurus ta’mir masjid, Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Penyuluh Agama Islam non PNS se-Kota Blitar yang berjumlah 40 orang. Saat membuka acara, Kakankemenag H. Ngudiono cukup tajam menyoroti kondisi masjid yang ada saat ini. Di desa ataupun di kota semua nyaris sama, masjid dan musholla sepi jama’ah. Kondisi ini jauh berbeda dengan masa mudanya dulu. Dulu – paparnya – selesai ikut diniyah di musholla rasanya eman mau pulang. Mau adzan saja waktu itu harus antri atau bahkan berebut dengan teman-teman yang lain. Sampai-sampai, hampir tiap malam tidur di mushalla. Musholla tidak pernah sepi dengan berbagai macam kegiatan. Oleh karenanya, H. Ngudiono berharap agar ta’mir masjid atau musholla bisa mengembalikan kondisi masjid dan mushalla seperti dulu. Yaitu menjadi tempat yang dituju dan digemari berbagai lapisan masyarakat. •Moza MPA 360 / September 2016
51
LINTAS PERISTIWA
PELEPASAN CJH ASN KEMENAG GRESIK 2016 GRESIK – Sebanyak14 Aparatur Sipil Negara (ASN)Kankemenag Kab. Gresik mengikuti acara pelepasan calon jamaah haji (CJH) yang diselenggarakan di aula Kankemenag Gresik, (15/8).Dari 14 CJH, lima di antaranya adalah petugas haji, selebihnya merupakan haji mandiri. Khusus kepada para petugas haji, Kakanmenag Gresik H. Haris Hasanudin berpesan agar mereka mengutamakan pelayanan dan senantiasa memakai baju seragam agar mudah dikenali. Baju seragam ini bukan bermaksud untuk pamer, tapi baju tersebut untuk mudah dikenali. “Sehingga ketika jamaah haji membutuhkan bantuan, bisa langsung kepada petugas,” ujarnya. H. Haris Hasanudin juga wanti-wanti kepada petugas supaya melaksanakan tugas melayani jama’ah dengan penuh ikhlas mencari ridlo Allah, tanggung jawab dan selalu sabar. Petugas haji juga diharapkan bisa bekerjasama dengan kelompok bimbingan haji dan mengkomunikasikan jika ada kegiatan tanazul, ziarahdan lain sebagainya. Dengan harapan Allah SWT mem berikan kemudahan, kelancaran da lam melaksanakan tugas. Dan kepada Calon Jama’ah Haji ASN, KakanmenagKab. Gresik menyampaikan ucapan selamat menjalankan ibadah haji, semoga menjadi haji yang mabrur. •Fudlla
TINGKATKAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, KANKEMENAG KAB. TULUNGAGUNG GELAR PEMBINAAN KUB TULUNGAGUNG – Tulungagung saat ini kondusif dalam hal kerukunan hidup umat beragama. Demikian disampaikan Kasubbag TU Kankemenag Kab. Tulungagung H. Imam Saerozi saat membuka acara Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama di aula Kankemenag setempat, (9/8). Berdasarkan laporan Kapus KUB, Saerozi mengatakan bahwa Indonesia kebanjiran tamu dari luar negeri untuk belajar kerukunan agama. Bahkan, baru-baru ini Kapus KUB bersama dengan tokoh berbagai agama diundang ke Swedia untuk mempresentasikan praktik kerukunan agama terbaik di Indonesia. Sementara Ketua Panitia H. Masngut dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari arah kebijakan dan strategi Kemenag untuk meningkatkan kerukunan umat beragama. Di antaranya melalui penyelenggaraan dialog antarumat beragama untuk memperoleh pemahaman agama berwawasan multikultur. Kegiatan yang diikuti oleh Ketua KUA, pengurus FKUB, tokoh-tokoh agama dari berbagai agama, serta anggota tim verifikasi pendirian rumah ibadah ini menghadirkan nara sumber Koordinator Bidang PRI FKUB Jatim Kasno Sudaryanto dan Kakankemenag Kab. Tulungagung H. Damanhuri. •Fat
WABUP KABUPATEN NGANJUK SAMBUT TIM PENILAI LOMBA KUA TELADAN TINGKAT NASIONAL NGANJUK – Wakil Bupati Nganjuk sambut kedatangan Tim Penilai Lomba KUA Teladan Tingkat Nasional yang dipimpin Kasubdit Pemberdayaan KUA Kemenag RI H. Moh. Adib Makrus. Penyambutan ini dilaksanakan di KUA Loceret Kabupaten Nganjuk yang mewakili Jawa Timur seusai didaulat sebagai juara I tingkat provinsi, (22/7). Dua orang tim penilai dari Kemenag RI melakukan penilaian didampingi oleh Kasi Kepenghuluan dan Staf Urais Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Hadir pula sejumlah pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk dan anggota Muspika. H. Wachid Badrus Wabup Kab. Nganjuk dalam sambutannya mengharapkan agar penilaian ini dapat menjadikan kemajuan KUA maupun kemajuan Kemenag. Beliau juga berharap agar KUA selalu menjalin komunikasi dengan Muspika demi ter ciptanya keamanan dan tidak timbulnya problematika keagamaan. Dalam kesempatan ini H. Afif Fauzi Kepala KUA Loceret mempaparkan profil KUA Kec. Loceret baik itu terkait perso nalia, visi misi, program kerja maupun pelayanannya. Pelayanan di KUA Loceret bisa dilihat melalui website dan di situ juga tersedia pengaduan pelayanan masyarakat, baik pra nikah atau pasca nikah. •Nur
PEMBINAAN HUKUM BAGI ASN KANKEMENAG KAB. TRENGGALEK TRENGGALEK – Untuk mewujudkan good gavernance dan clean gavernance seba gai bagian dari tujuan pemerintah serta mengingat posisi PNS merupakan tulang punggung penyelenggaraan negara,maka Kanke menag mengadakan pembinaan hukum bagi ASN Kankemenag Kab. Trenggalek. Demikian sepenggal kata sambutan Kakankemenag Kab. Trenggalek yang dalam hal ini diwakili olehKasubbag TU Drs. H. Assat Handayono M.SI saat membuka acara pembinaan yang dilakukan di aula kantor setempat, (26/7). Drs. H. Assaat Handayono, menambahkan, untuk menghindari sorotan negatif akibat isu amoral yang telah melibatkan penyelenggara negara, maka dipandang perlu diadakan pembinaan ini, sehingga para Kepala satker di lingkungan Kankemenag Kab. Trenggalek, terbuka wawasannya dalam bidang hukum. “Sehingga mereka akan selalu berhati hati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan negara sekaligus sebagai pelayan masya rakat,” ungkapnya menegaskan. Dalam kegiatan ini, hadir 2 nara sumber yang berasal dari Polres Trenggalek dan Kejari Trenggalek. Sedangkan peserta pembinaan ini berjumlah 50 orang terdiri dari Kepala KUA, PPAI SD/MI, dan Kepala MAN, MTsN, MIN se-Kab.Trenggalek. •Sm
STUDI BANDING POKJALUH KOTA YOGYAKARTA DI KABUPATEN KEDIRI KAB. KEDIRI – Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam Kota Yogyakarta didampingi Kasi Bimas Islam dan Kasi PD Pontren, melaksanakan studi banding pada Pokjaluh Kabupaten Kediri bertempat di aula Kemenag setempat, (5/9). Dalam sambutan selamat datangnya Kakankemenag Kab Kediri, H. Suryat, S.Ag., M.Pd.I. menyampaikan bahwa Penyuluh Agama Islam di Kemenag Kabupaten Kediri hanya 12 orang dengan 26 Kecamatan. “Dan alhamdulillah dapat melaksanakan tugas secara maksimal,” ungkapnya. Ketua Pokjaluh Kota Yogyakarta, Mu hammad Makhlani menyampaikan maksud kegiatan ini yaitu menyambung silaturahim dan memperteguh semangat perjuangan. Selain juga memperkenalkan kegiatan unggulan Pokjaluh Kota Yogyakarta yaitu memberikan bantuan permodalan kepada dluafa’ dan bakti sosial hewan kurban bekerja sama dengan majlis ta’lim. Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Kediri, H. Abdul Kholiq Nawawi, M.Pd.I. menyampaikan bahwa Penyuluh Agama Islam di Kemenag Kabupaten Kediri masing-masing memiliki binaan sesuai dengan kebutuhan wilayah atau kelompok sasaran. Mulai dari bimbingan belajar sholat hingga penanggulangan kenakalan remaja dan narkoba. •Alfy
SELAMAT JALAN CJH KOTA BLITAR 1437 H / 2016 M KOTA BLITAR – Senin siang (15/8), rombongan Calon Jama’ah Haji (CJH) Kota Blitar Tahun 1437 H / 2016 M diberangkatkan. Pemberangkatan CJH menggunakan tiga buah armada bus yang diisi 112 CJH yang pada pukul 13.00 WIB berangkat menuju Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES). Proses pemberangkatan CJH Kota Blitar dimulai sejak pukul 11.00 WIB. Semua CJH pada saat itu sudah berkumpul di Masjid Agung Kota Blitar yang dilanjutkan dengan menunaikan shalat Dhuhur berjama’ah. Setelah itu, semua CJH Kota Blitar diiringi kelompok hadrah berjalan beriringan menuju halaman Kantor Pemkot Blitar. Di halaman Pemkot Blitar ini, CJH mengikuti arahan dan pembekalan dari petugas dari Kankemenag dan pejabat Pemkot Blitar. Selepas itu pelepasan dilakukan oleh Walikota Blitar dilanjutkan dengan semua CJH bersalaman dengan Walikota Blitar yang berdiri didampingi pejabat-pejabat dari Kemenag dan Pemkot Blitar. Semua CJH kemudian menuju bus yang akan mengantarkan mereka. Dan tepat pukul 13.00 WIB CJH Kota Blitar Tahun 1437 H/2016 M diberangkatkan menuju Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) untuk selanjutnya menuju makkatul mukarromah untuk menunaikan ibadah haji. •Moza
52
MPA 360 / September 2016
LINTAS PERISTIWA
Kementerian Agama Lumajang Laksanakan Upacara Peringatan HUT RI Ke 71
Kakankemenag Kab. Lumajang Nuril Huda, SH, S.Pd.I., MH menjadi inspektur upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-71 di halaman Kankemenag Kab. Lumajang.
LUMAJANG – Kemenag Kabupaten Lumajang melaksanakan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71 di halaman
Kankemenag setempat, (17/8). Kakankemenag Kab. Lumajang Nuril Huda, SH, S.Pd.I, MH bertindak selaku inspektur upacara. Upacara juga diikuti Kasubabbag, Kasi, Penyelenggara Binsyar dan karyawan Kankemenag Kab Lumajang dengan memakai seragam Korpri lengkap. Kakankemenag Kab. Lumajang dalam sambutannya menyampaikan bahwa Allah telah memberikan nikmat berupa anugerah kemerdekaan yang telah kita rasakan atas perjuangan para pahlawan. Oleh karena itu, sebagai bukti rasa terima kasih itu beliau mengajak untuk meningkatkan terus jiwa dan semangat ‘45 di dalam diri, meneruskan kemerdekaan, mampu mendukung keberhasilan pembangunan di Indonesia yang sudah dirasakan bersama. Yaitu dengan melakukan aktivitas yang positif, kreatif, maju, demi bangsa Indonesia. “Mudamudahan bangsa Indnesia selalu damai, tentram dari gangguan, baik yang datangnya dari luar maupun dari dalam,” tegasnya. Selesai upacara, Kakankemenag Kab. Lumajang mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI alun-alun bersama Pemkab Lumajang sebagai petugas pembaca doa. •Ziza
DR. H. Musta’in, M.Ag Berikan Pembinaan Aparatur Sipil Negara Bondowoso BONDOWOSO – Seluruh pegawai Kankemenag Kab. Bondowoso memperoleh pembinaan dari Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, DR. H. Musta’in, M.Ag., di aula hotel Palm Bondowoso (19/7). Seluruh jajaran pejabat Kankemenag Kab. Bondowoso hadir dalam kegiatan yang dikemas dalam acara halal bi halal. Juga Kepala KUA se-Kab. Bondowoso, serta Kepala MIN, MTsN dan MAN. Dalam pidatonya, Musta’in mengatakan bahwa pegawai Kemenag sekarang lebih enak. Selain gaji besar, tunjangan yang diterima pun besar. Sekarang tinggal bagaimana pegawai mensyukuri gaji yang didapat itu dengan sebaik-baiknya. Rasa syukur itu dapat diwujudkan dengan menunjukkan kerja yang baik. Peraturan sekarang sangat cepat perubahannya mengikuti kebutuhan publik. “ASN sekarang harus dapat akses internet dan bekerja cepat. Ini tuntutan agar pegawai semakin cepat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat,” jelasnya. Sementara itu, Drs. H. Slamet, M.HI Kakankemenag Kab. Bondowoso memberitahukan bahwa pembinaan oleh Kabag TU Kanwil Kemenag Jatim
DR. H. Musta’in, M.Ag. saat memberikan pembinaan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kankemenag Kab. Bondowoso sekaligus dikemas dalam acara halal bi halal.
ini adalah kali kedua. Dengan harapan pegawai semakin termotivasi untuk bekerja secara profesional dan bertanggung jawab. •His
Sebanyak 973 CJH Kabupaten Jombang Mengikuti Manasik Haji Massal
Bertempat di auditorium Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang, CJH yang berasal dari Kabupaten Jombang mendapatkan bimbingan manasik haji sebelum menunaikan ibadah haji.
JOMBANG – Penyelenggara Haji dan Umroh Kankemenag Kabupaten Jombang gelar manasik haji masal tingkat kabupaten,
(31/7). Kegiatan manasik ini diselenggarakan di auditorium Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang dengan diikuti sebanyak 973 CJH Kabupaten Jombang. Pada kesempatan ini, Plt Kepala Kankemenag Kabupaten Jombang Abd Wahib menghimbau kepada para calon jama’ah haji agar menjaga kesehatan selama berada di tanah suci. Selain juga agar sering latihan jalan di pagi hari serta memahami dan mentaati aturan manasik haji. Manasik haji massal ini diikuti oleh dua nara sumber yang berasal dari Kanwil Kemenag Jatim dan Dinas Kesehatan Kab. Jombang. Pemateri pertama yaitu Abd Haris yang berasal dari Kanwil Kemenag Jatim menjelaskan kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan haji dan keselamatan penerbangan calon jamaah haji. Sedangkan materi kedua oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang yagn disampaikan oleh Ali Efendi menjelaskan tentang kesehatan penerbangan juga cuaca di tanah suci yang sangat panas. “Para CJH Indonesia harus memperhatikan kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh, cukup cairan dan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang,” ungkapnya. •Tts MPA 360 / September 2016
53
LINTAS PERISTIWA
SELAMAT JALAN CJH BANYUWANGI, SEMOGA MENJADI HAJI YANG MABRUR BANYUWANGI – Sebanyak 977 calon jamaah haji (CJH) Kabupaten Banyuwangi yang tergabung dalam kloter 9 dan 10 diberangkatkan oleh Bupati Abdullah Azwar Anas dari depan Kantor Pemkab Banyuwangi, (11/8). Sementara CJH yang tergabung dalam koter 11 baru diberangkatkan pada esoknya. Selain 977 jamaah yang berangkat, ada sepuluh petugas haji yang mendampingi para jamaah mulai dari keberangkatan, selama di tanah suci, hingga kembali ke tanah air. Terkait persiapan sebelum berangkat, sejak 9 Agustus koper CJH sudah harus terkumpul di Kantor Kemenag Banyuwangi dan akan dikirim ke Surabaya terpisah dengan jamaah dengan diangkut menggunakan truk. Sementara itu Kakankemenag Banyu wangi Santoso, mengatakan bahwa pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini ada perbedaan dari segi jadwal bagi CJH asal Indonesia saat melaksanakan lempar jumrah. Berdasar surat edaran Kemenag Jatim, pada tanggal 10 Dzulhijjah CJH asal Indonesia dilarang melakukan prosesi lempar jumrah pukul 06.00-10.30. Sementara pada tanggal 11-12 Dzulhijjah, dilarang lempar jumrah pukul 14,00-18.00 WAS. “Karena pada jam-jam tersebut jumlah jamaah begitu membeludak,” katanya. •Yasin KEPALA KEMENAG MEMBERIKAN PENGARAHAN DAN MEMBUKA KEGIATAN POSPEDA KAB. PASURUAN – Bertempat di aula Pancasila Universitas Yudharta Sengon Purwosari Seksi PD Pontren bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kab. Pasuruan melaksanakan kegiatan pembukaan Pospeda. Sebelum memberikan pengarahan, Kakan kemenag Kab. Pasuruan H. Barnoto mene riakkan yel-yel Santri Indonesia yang dibarengi dengan tangan mengepal. Selan jutnya Kakankemenag menjelaskan bahwa kegiatan ini dapat terlaksana atas kerja samanya Kemenag, Kemendikbud, Kemen pora, Kemenkes dan Kemendagri. Dengan Pospeda diharapkan dapat terbangun kema nusiaan secara bersama-sama, selain juga untuk meningkatkan budaya dan seni yang religius serta meningkatkan ukhuwah islamiyah antara sesama santri. Sementara itu Kasi Pendidikan Olahraga Dindik Kab. Pasuruan Subroto menyebutkan cabang-cabang yang diper lombakan yaitu atletik, bola volley, bola basket, tenis meja, pencak silat, futsal, bulutangkis, sepak takraw, senam santri dan hadang. Sementara cabang seni meli puti musik islami, kaligrafi, pidato 3 bahasa, fotografi islami, seni lukis islami, seni kriya, hadrah, video dokumenter, seni teater, cipta baca puisi, stand up comedy, dan fashion islami. •Fin 54
MPA 360 / September 2016
WORKSHOP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN KURIKULUM PAI (WP3KPAI) KAB. PROBOLINGGO – Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran PAI bagi Guru Agama Islam (GPAI) SD/SMP dan SMA/SMK, selama 3 hari Kankemenag Kab. Probolinggo melalui Seksi PAIS melaksanaan “Workshop Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAI” se-Kabupaten Probolinggo bertempat di Paseban Sena Hotel, (1/8). Sebanyak 60 peserta mengikuti workshop tersebut. Sebagaimana disampaikan Kasi PAIS Kankemenag Kab. Probolinggo H. Moh. Barzan, selaku ketua panitia penyelenggara, workshop ini bertujuan untuk pengembangan pembelajaran dan peningkatan kurikulum PAI di Kabupaten Probolinggo sehingga para GPAI bisa memahami tekhnik penilaian. Selain itu, GPAI diharapkan mampu meren canakan, mengembangkan instrumen, dan melaksanakan penilaian hasil belajar. “Peni laian kurikulum PAI merupakan masalah yang sangat urgen”, imbuhnya. Karena dalam kurikulum 2013 semua materi harus ada materi keagamaan, GPAI harus bisa menguasai dan mengimplemen tasikannya. Selain harus terus berinovasi agar pembelajarannya bisa menyenangkan bagi anak didik. Untuk itu guru harus tahu strategi pembelajaran yang tepat. Ansori
MAN MOJOSARI JADI TUAN RUMAH WORKSHOP PENYUSUNAN SILABUS KAB. MOJOKERTO – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Mojosari menjadi tuan rumah wokshop penyusunan silabus bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab, (10/8). Kegiatan ini diikuti oleh MAN seWilker Surabaya yang terdiri dari 5 kota yakni Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dari kelima kota ini terdapat 17 MAN. Sedangkan total peserta kurang lebih mencapai 100 orang. Selain guru, turut hadir pula kepala-kepala madrasah dari masing-masing MAN. Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini di buka oleh Pgs. Kepala Kemenag Mojokerto, H. Sahid. Dalam sambutan pembukaannya, H. Sahid berpesan agar semua peserta dapat mengikuti workshop ini dengan serius dan sampai akhir. Sehingga ilmu yang didapatkan dari workshop ini dapat diimplementasi di madrasahnya masingmasing. “Tantangan global semakin nyata. Dan guru harus bisa menjawab tantangantantangan tersebut,” tandasnya. Sedangkan ketua panitia Samsul Maarif yang juga ketua KKM Wilker Surabaya berpesan agar silabus yang sudah ada dapat dikemas sesuai dengan kondisi di madrasah masing-masing. Sehingga madrasah akan bisa maju bersama. •Echo
WALIKOTA KEDIRI BERANGKATKAN RATUSAN CJH KOTA KEDIRI KOTA KEDIRI – Selasa (16/8), Walikota Kediri Abdulloh Abu Bakar memberangkatkan 213 Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kota Kediri dari gedung Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo menuju Asrama Haji Embarkasih Surabaya. Para CJH inidijadwalkan terbang menuju tanah suci pada hari Rabu(17/08) tepat pukul 23.30 WIB dengan nomor penerbangan SV. S5321. Pada tahun 2016 ini CJH Kota Kediri masuk dalam kloter 21 atau satu kloter bersama dengan Kabupaten Blitar. Para CJH iniakan didampingi oleh pembimbing dan tenaga medis yang siap sedia membantu serta mengecek kesehatan para calon jama’ah haji saat menjalankan ibadah haji.“Kami atas nama keluarga besar Kemenag Kota Kediri mengucapkan selamat jalan kepada CJH, semoga menjadi haji yang mabrur,” ungkap Mohammad Zaini selaku Kakankemenag Kota Kediri. Pada kesempatan yang sama, Kasi PHU Kemenag Kota Kediri Tjitjik Rachmawati menyampaikan bahwa CJH Kota Kediri dijadwalkankembalitiba di tanah air padatanggal 26 September 2016. “Sesampainya di tanah air nanti, para jama’ah hajiKota Kediri akan dijemput oleh bus pariwisata danmendapatkan kawalan dari pihak kepolisian selama perjalanan,” ujarnya. •Basith
MTQ KABUPATEN NGAWI DALAM RANGKA PERSIAPAN MTQ TINGKAT PROVINSI 2017 NGAWI – Dalam rangka mempersiapkan kafilah MTQ Kabupaten Ngawi di tingkat provinsi, digelar kegiatan MTQ se-Kabupaten Ngawi Tahun 2016, (28/7). Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Wedya Graha Kabupaten tersebut melombakan berbagai macam cabang yaitu Tartil Qur’an, Tilawatil Qur’an, Fahmil Qur’an, Syahril Qur’an, dan Khottil Qur’an. Pada saat upacara pembukaan, terdapat 136 peserta yang mewakili kecamatan di wilayah Kab. Ngawi. Sementara Ony Anwar selaku Wakil Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ngawi yang ke-658 sekaligus menjaring kontingen yang akan dipersiapkan Kafilah MTQ Kabupaten Ngawi pada MTQ Tingkat Provinsi Jawa Timur XXVII Tahun 2017 di kabupaten Pasuruan. Beliau juga sangat mendukung kegiatan tersebut, lantaran dengan diadakan MTQ ini maka secara tidak langsung telah mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai kematangan mental. “Melalui MTQ ini, semoga bisa tercetak generasi yang Qur’ani” harapnya. Kegiatan tersebut berlangsung hingga pukul 16.00 dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Dimyati Kepala KUA Kecamatan Pitu. •Prie
LINTAS PERISTIWA
KANKEMENAG KOTA MADIUN DENGAN KOTA SURABAYA JALIN PERTANDINGAN PERSAHABATAN KOTA SURABAYA – Untuk mengenal lebih dekat dan silaturrahim antar sesama, dibu tuhkan komitmen yang didasari saling percaya, saling menghargai, saling meng hormati dan saling keterbukaan. Dan ber tempat di aula, Kankemenag Kota Surabaya kedatangan 80 orang tamu dari Kankemenag Kota Madiun yang didominasi para atlet olah raga yang siap berlaga, (6/8). Para atlet olahraga ini elakukan pertand ingan persahabatan 4 cabang yang diper tandingkan yaitu futsal, badminton, tennis lapangan dan fun bike. Semua cabang pelak sanaannya dipusatkan di Futsal Sport Center di Jl. Kebraon II Karangpilang Surabaya. Dalam kata sambutan Kakankemenag Kota Surabaya yang di wakili Kasi Bimas Islam H. Abdul Rahman, S.Ag, M.PdI berterima kasih yang tak terhingga atas kehadiran para tamu dan juga tim olah raga dari Kota Madiun. Pertandingan persahabatan ini merupakan langkah yang baik dan perlu dilanjutkan pada masa-masa mendatang. Pertandingan ini juga bisa mengukur potensi masing-masing atlet. “Kunjungan ini juga merupakan kunjungan balasan yang beberapa waktu lalu tim Kemenag Kota Surabaya juga mengadakan kunjungan yang sama,” paparnya. dori BUPATI MAGETAN MELEPAS 306 JAMA’AH CALON HAJI 2016 KAB. MAGETAN – Bertempat Pendopo Surya Graha Magetan, dengan diiringi bacaan basmalah sebanyak 306 JCH secara resmi dilepas Bupati Magetan Drs. H. Sumantri, MM, (11/8). Acara tersebut juga dihadiri Ketua DPRD, Ketua MUI, Ketua IPHI, pengurus KBIH, dan beberapa pejabat Pemkab Magetan yang lain. Dalam sambutannya Bupati Magetan menyampaikan selamat jalan teriring do’a semoga selamat sampai tujuan, dapat melaksanakan rukun, sunnah dan wajib haji dengan sempurna. “Berangkat selamat, tiba dan kembali ke tanah air dengan selamat serta membawa gelar haji yang mabrur,” harapnya. Dalam laporannya Drs. H. Moch. Amin Mahfud, M.Pd.I Kakankemenag Kab. Magetan mewakili JCH berterimakasih kepada Bupati Magetan beserta seluruh jajarannya karena pada tahun ini kegiatan pelepasan, pemberangkatan, pemulangan jama’ah haji bahkan seragam identitas daerah, semuanya diakomodir oleh Pemkab Magetan. Lebih lanjut dilaporkan bahwa JCH Magetan tahun 2016 ini masuk dalam kloter 8 gelombang 1 Embarkasi Juanda Surabaya. Menurut jadwal akan diterbangkan pada tanggal 13 Agustus 2016 pukul 01.00 dan kembali tiba Indonesia pada tanggal 21 September 2016 pukul 17.15 WIB. •Mkd
PEMBINAAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN BMN KAB. JEMBER JEMBER – Laporankeuangan merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah organisasi. Selain untuk menggam barkan kondisi dari sebuah organisasi, ia juga dijadikan dasar dalam pengam bilan keputusan. Oleh karenanya bertempat di aula KankemenagKab. Jember dilaksanakanPembinaan Administrasi Keuangan dan BMNyang dihadirioperator SAIBA, operator BMN Madrasah Negeri serta pengelola keuangan Kankemenag Kab. Jember (40) orang, (3/8). Menurut ketua pelaksana kegiatan Muh Atmus Syahriz Za’im, tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai perubahan aturan dan aplikasi dalam pengelolaan keuangan dan BMN. Selain juga terkait pentingnya pene laahan anggaraan dan laporan keuangan. Selanjutakan Kasubag TU Kankemenag Kab. Jember Hamam mewakili Kakankemenag berpesan agar peserta pembinaan mengikuti dengan sungguh-sungguh dan memperhatikan halyang berkenaan dengan pembuatan, pela poran keuangan dan BMN. “Semakin bagus dan benar dalam pembuatan laporan yang dibuat, semakin besar kemungkinan organisasi untuk berkembang dengan baik,” ungkapnya. Adapun nara sumber kegiatan ini berasaldari KPKNL JemberdanKPPN Jember. •Ratna
SEKSI PD. PONTREN LAKSANAKAN SELEKSI POSPEDA LUMAJANG – Kankemenag Kab. Luma jang melalui Seksi PD. Pontren menye lenggarakan seleksi POSPEDA yang diikuti pondok pesantren se-Kabupaten Lumajang, (20/7). Seleksi ini dibuka langsung oleh Ka kankemenag Kab. Lumajang bertempat di aula kantor setempat dengan tujuan persia pan Pospeda tingkat provinsi Seleksi POSPEDA di Kab. Lumajang me liputi Pidato bahasa arab, pidato bahasa ing gris, pidato baca puisi, kaligrafi, seni hadrah, pidato music islami, seni lukis islami, fotografi islami, dan pidato bahasa Indonesia. Sedang kan tempat seleksi dibagi dua tempat yaitu aula Kankemenag dan Masjid al-Kautsar. Kasi PD. Pontren Drs. M. Khoiri, M.Pd.I, dalam laporannya menyampaikan bahwa se bagai seorang santri sudah seharusnya dapat mengasah bakat dan minat dalam bidang olahraga maupun seni. “Hal ini sudah dibukti kan oleh santri-santri Lumajang yang pernah mengikuti Pospeda, baik di tingkat provinsi maupun tingkat nasional,” ungkapnya. Sedangkan Kepala Kemenag Kab. Luma jang Nuril Huda.SH.S.Pd.I MH dalam sam butan berharap agar para peserta mampu menunjukkan prestasi terbaiknya, sehingga nantinya bisa mewakili Kabupaten Lumajang di tingkat provinsi. •Ziza
JAMAAH CALON HAJI KABUPATEN PACITAN DIBERANGKATKAN BUPATI BERSAMA KAKANKEMENAG KAB. PACITAN – Sebanyak 169 Jamaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Pacitan Tahun 2016 M yang tergabung di kloter 14 SUB diberangkatkan Bupati Pacitan dalam sebuah upacara di Pendopo Kabupaten Pacitan, (4/8). Seusai shalat Isyak calon haji menuju Pendopo Kabupaten Pacitan untuk mengikuti upacara pemberangkatan. Kakankemenag Kab. Pacitan Zuhri selaku Kepala Staf Penyelenggara Haji sekaligus sebagai TPHI melaporkan bahwa seluruh jamaah calon haji sudah siap secara fisik dan mental. Karena sudah mengikuti manasik haji baik yang diselengarakan oleh Kementerian Agama maupun oleh KBIH. Dan sesuai data di Kemenag, 169 JCH ini terdiri dari 83 pria dan 86 wanita. Sementara itu Bupati Pacitan H. Indartato dalam sambutannya berpesan agar JCH selalu menjaga kesehatan, mengingat cuaca di tanah suci berbeda dengan cuaca yang ada di tanah air. Disamping itu, diharapkan selalu mentaati aturan-aturan dan menjaga nama baik bangsa dan negara. “Selamat menunaikan ibadah dan selamat jalan dengan iringan doa semoga diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah dan pulang dengan selamat dengan menyanjang predikat haji mabrur”, pungkasnya. •Cros
WORKSHOP PENGEMBANGAN MADRASAH MAN KOTA PASURUAN KOTA PASURUAN – Bertempat di rumah makan Pelem Resto, seluruh guru MAN se-Kota Pauruan mengikuti workshop pengembangan madrasah tahun pelajaran 2016/2017, (4/8). Acara dibuka langsung Kakankemenag Kota Pasuruan dan dihadiri oleh Kasi Pendma, pengawas, Ketua Komite Sekolah. Sedangkan nara sumber berasal dari Kemenag Kota Probolinggo sendiri. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kota Pasuruan Ma’mur Salim merasa bersyukur karena bisa mengadakan workshop yang bertujuan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi semua guru sehingga menjadi bermutu. Karena implementasi kurikulum 2013 mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melaksanakan observasi, bertanya, bernalar, dan mempre sentasikan apa yang diperoleh. Oleh karena itu, tujuan workshop ini antara lain adalah untuk meningkatkan pema haman pendidik dalam konsep dan implementasi kurikulum 2013, juga merancang dan melaksanakan penilaian autentik, serta menyusun rencana RPP dan bahan ajar yang diperlukan. “Pendidik diharapkan mampu mendidik dengan model pembelajaran saintifik. Termasuk tersusunnya dokumen dan bahan ajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran,” papar Ma’mur Salim. •Mdk MPA 360 / September 2016
55
LINTAS PERISTIWA
Bupati Bersama Pgs. Kakankemenag Hadiri Pelepasan dan Pemantapan CJH
Ribuan calon jama’ah haji Kabupaten Mojokerto mengikuti acara pelepasan dan pemantapan menjelang pemberangkatan mereka ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima.
KAB. MOJOKERTO – Jumat pagi (19/8), pendopo Graha Majatama yang berada di lingkungan Pemkab Mojokerto tampak ramai. Hal ini
dikarenakan hadirnya ribuan Jamaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Mojokerto yang akan mengikuti pelepasan dan pemantapan menjelang pemberangkatan dengan tujuan memberikan pemantapan tentang prosedur dan persiapan akhir menjelang keberangkatan JCH. Kegiatan ini dihadiri Bupati Mojokerto Mustafa Kamal Pasha beserta istri, Wabup Mojokerto Pungkasiadi beserta istri, Pgs. Kepala Kemenag Mojokerto, H. Sahid, Kasi PHU Kemenag Mojokerto, H. Mukti Ali serta seluruh jajaran pejabat dan Forkopimda Pemkab Mojokerto. Pgs. Kakankemenag Kab. Mojokerto H. Sahid dalam sambutannya melaporkan bahwa jamaah kabupaten Mojokerto yang berangkat pada tahun 2016 ini berjumlah 1.270 yang terbagi dalam 3 kloter yakni 33, 34 dan 35. Sedangkan Bupati Mojokerto, H. Mustafa Kamal Pasha dalam sambutannya menghimbau kepada seluruh jamaah agar pandaipandai menjaga kesehatan dan mematuhi aturan. “Semoga jumlah yang berangkat dan kembali ke Mojokerto nantinya tetap dan tidak berubah,” ujarnya yang diamini jama’ah yang hadir. •Echo
Sejumlah 434 CJH Ikuti Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kabupaten Nganjuk NGANJUK – Bertempat di Hotel Nirwana, Kankemenag Kab. Ngan juk melalui Seksi PHU melaksanakan Pembukaan Manasik Haji Tingkat Kabupaten Tahun 2016 M 1437 H. Kegiatan ini dihadiri 434 orang CJH serta para petugas haji, (28/7). H. Arifin Mustofa Kasi PHU Kankemenag Kabupaten Nganjuk selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan manasik akan dilakukan selama 6 kali. Dua manasik berada di kabupaten, sedang selebihnya berada di kecamatan. Nara sumber kegiatan ini didatangkan dari Kan wil Kemenag Prov. Jatim dan Dinas Kesehatan Kab. Nganjuk. Dalam sambutannya, H. Barozi Kakankemenag Kab. Nganjuk menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk usaha untuk mencapai isthitho’ah haji. Karena tujuan manasik haji adalah jama’ah haji bisa mandiri dan tidak tergantung kepada siapapun. Pada kesempatan ini, Kakankemenag Kab. Nganjuk memperkenalkan petugas kloter yang akan mendampingi jama’ah. Selaku TPIHI yaitu H. Hanif Kamaludin, S.Sos. MM (Kasi PD.Pontern), H. Qomarudin M.Pd.I (Kepala KUA Kec Gondang) selaku TPIH dan dr.
Ratusan calon jama’ah haji Kabupaten Nganjuk dengan seksama mengikuti bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Kab. Nganjuk.
Dewi Riawati dokter RSUD Kota Madiun yang menjadi TKHI dengan dibantu 2 orang paramedis dari RSUD Kab Nganjuk. •Nur
Kakankemenag Kota Madiun Berikan Binkarsital Aparatur Sipil Negara
Bertempat di aula Kankemenag Kota Madiun, seluruh karyawan mendapatkan arahan Binkarsital yang disampaikan oleh Kakankemenag Kota Madiun Dr. H.M. Amir Sholehuddin, M.Pd.I.
KOTA MADIUN – Seratus orang pegawai ASN di lingkungan Kankemenag Kota Madiun mengikuti pembinaan karier profesi dan 56
MPA 360 / September 2016
mental (Binkarsital) di aula Kankemenag Kota Madiun, (16/8). Dr. HM. Amir Sholehuddin, M. PdI selaku Kakankemenag Kota Madiun yang mengisi binkarsital menyampaikan bahwa binkarsital ini sangat penting sehingga setiap bulan harus dilaksanakan. Dalam agendanya, tiap tanggal 17 setiap bulannya. Namun jika bertepatan hari libur, maka akan diambil tanggal sebelunya atau sesudahnya. Lebih jauh beliau menekankan tujuh mental yang harus dimiliki oleh pegawai ASN yakni produktif, inisiatif, mau bekerja keras, semangat dalam tugas, berfikir jauh ke depan, mampu menghargai waktu, dan tekun atas semua pekerjaan yang harus diselesaikan sesuai dengan SOP-nya. Beliau menambahkan bahwa seorang pimpinan bertanggung jawab sangat besar yang harus senantiasa diperhatikan. Tidak hanya secara horizontal tapi juga vertikal. Oleh karenanya pemimpin harus mampu memastikan sistem berjalan sesuai aturan, mampu menularkan virus keteladanan, menciptakan keseimbangan, dan menciptakan kesejahteraan kalau tidak bisa lahir maka batin anak buah harus disejahterakan. •Aj
LINTAS PERISTIWA
HALAL BI HALAL & PEMBINAAN ASN KEMENAG KAB. KEDIRI KAB. KEDIRI – Dalam rangka mening katkan kualitas kinerja ASN, Kemenag Kabupaten Kediri menyelenggarakan pembi naan ASN di gedung Bhagawata Bhari, (2/8). Kegiatan ini juga dihadiri dr. Hj. Haryanti Sutrisno, Bupati Kediri yang berterima kasih kepada Kemenag atas partisipasi dalam bidang pendidikan dengan bertambahnya madrasah dan prestasi yang telah dicapai. Sementara itu, Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim H. Mahfudz Shodar menya takan bahwa apa yang dikatakan Bupati menunjukkan tiadanya dikotomi pendidikan sekolah dan madrasah. Prestasi madrasah di Kediri sudah di level nasional. Ini merupakan bukti siswa madrasah sudah mampu mewarnai Indonesia. Kemenag milik kita, maka harus kita jaga bersama. Semua ASN harus bekerja dengan kerja ikhlas dan cerdas. “Marilah kita berfikir untuk Kementerian kita, untuk Indonesia kita”, tegasnya. Pembinaan ini diakhiri dengan halal bi halal dan mauidloh hasanah yang disampaikan KH. Al Habib Ali Al Habib dari Malang. Beliau berpesan bahwa jika kita baik lahir batin akan memunculkan amal yang baik. Orang yang beriman tidak akan kenyang dengan kebaikan, hingga mencapai puncaknya menuju surga Allah swt. •Alfy JCH PAMEKASAN DILEPAS DAN DIBERANGKATKAN DARI MASJID AGUNG ASY-SYUHADA’ SAMPANG – Sebanyak 748 orang JCH yang terbagi dalam dua kloter yaitu kloter 2 dan 3 dilepas oleh Bupati Pamekasan, Drs. H. Akhmad Syafi’i, M.Si., (3/8). Pelepasan simbolis bertempat di Masjid Agung AsySyuhada yang juga dihadiri Kakankemenag Kab. Sampang, Kasi dan Penyelenggara, Bupati, Muspida, Wakil Bupati, Sekda, Kejari, para kiai, instansi terkait serta para jamaah calon haji. Bupati Sampang menyampaikan bahwa sebagai penyelenggara haji, tentu saja pemerintah tak berpangku tangan. Setelah melakukan evaluasi, hal itu langsung ditindak lanjuti dengan bermacam solusi. Banyak perbaikan dan pengembangan yang telah dilakukannya. Beragam kritik dan sanjungan pun masih datang dari berbagai sudut pandang. Seharusnya – lanjut Bupati – kita bisa memaklumi keadaan yang seperti itu. Jangan malah memperkeruh suasana. Haji itu sebenarnya ibadah, hubungan antara hamba dengan khaliq. Sehingga yang harus dikedepankan adalah bagaimana mem persem bahkan pengabdian yang paripurna kepada Allah. Maka, keikhlasan harus selalu melekat pada diri kita. “Selamat meraih haji mabrur. Ridha Allah akan selalu menyertai kita,” ujarnya. •Sri Mukti
PERINGATI HUT RI, 50 ASN KEMENAG BERPATISIPASI DALAM KEGIATAN DONOR DARAH SAMPANG – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Sampang melalui Palang Merah Indo nesia (PMI) setempat melaksanakan Donor Darah di pendopo bupati, (10/8). Sebanyak 50 ASN Kankemenag Kab. Sampang berpartisipasi dan turut serta men donorkan darahnya. Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Sampang Bhakti Setyo melalui staf Pencari dan Pelestari Donor Darah Sukarela (P2DS) Romadhon mengharapkan agar kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat yang memang dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. “Semoga bisa disumbangkan kepada pasien-pasien yang membutuhkan darah,” ucapnya. Pelaksana Humas Kemenag Kab. Sam pang Faisol Ramdhoni menyampaikan bahwa partisipasi ini adalah entuk komitmen Keme nag Sampang dalam menguatkan semangat kemerdekaan dengan berbagi kepe dulian kepada sesama. “Selain berbagi kepedulian, menjadi pendonor darah ini sesuai arahan Kepala Kemenag Kab. Sampang agar segenap jajaran pegawai di lingkungan Kemenag Sam pang berpartipasi aktif dalam setiap kegiatan peringatan kemerdekaan,” tegasnya. •FR BUPATI DAN KAKANKEMENAG SIDOARJO BERANGKATKAN 1.822 CJH SIDOARJO – Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah, SH., M.Hum bersama Kakankemenag H. Achmad Rofi’i, SH. M.Pd.I memberangkatkan 1.822 CJH Kabupaten Sidoarjo dari pendopo kabupaten, (20-21/8). Pemberangkatan ini juga dihadiri Wabup H. Nur Ahmad Saifuddin, SH, Ketua DPRD H. Sullamul Hadi Nurmawan, S.Th, Dandim 0816 Letkol Andre Julian, Kapolres AKBP H. Mohammad Nasir dan pejabat Kankemeng serta kepala SKPD. H. Ahmad Rofi’i, SH, M.Pd.I, dalam sambu tannya selaku Kepala Staf Pemberangkatan Haji Kabupaten Sidoarjo mengatakan bahwa seluruh CJH Sidoarjo tergabung dalam kloter 29, 30, 31,dan 32. Berangkat secara bergelombang selama dua hari. “Alhamdulillah, visa haji CJH sudah beres”, kata Kakankemenag yang disambut tepuk tangan CJH. Pada kesempatan ini Bupati H. Saiful Ilah, SH. M.Hum berpesan kepada semua CJH agar menjaga kesehatan dan mentaati aturan yang ada. Selaku Kepala Daerah dan juga Ketua IPHI, Bupati mendoakan semoga proses haji berjalan lancar sehingga bisa menyandang haji mabrur. “Pemkab memberi bantuan seragam batik dan transportasi kepada semua CJH selama perjalanan dari pendopo kabupaten hingga asrama haji Sukolilo”, tandasnya. •MS
PEMBINAAN 8 STANDART NASIONAL PENDIDIKAN DI KEPULAUAN GILIGENTING SUMENEP – Guna meningkatkan pemaha man terhadap tugas dan tanggung jawaban pendidikan di madrasah dan sekaligus menjadi acuan dalam menenuhi bukti fisik 8 standar sebagai bekal menghadapi akreditasi madrasah, diadakan acara “Pembinaan 8 Standart Nasional Pendidikan”, (1/8). Delapan standart pendidikan nasional tersebut adalah standart isi, standart proses, standart tenaga pendidikan, standart sarana dan prasarana, standart pengelolaan penilaian dan standart kelulusan. Acara ini bertempat di MI An-Nibros II Kecamatan Giligenting Kabupaten Sumenep dan dihadiri oleh Kasubag TU Drs. H. Jono Hadi yang diwakili pengawas madrasah RA/MI Kec. Giligenting Didik Nurhadi.S.Pd dan seluruh kepala madrasah beserta tim akreditasi se-Kec. Gilingenting. Dalam paparannnya Didik Nurhadi selaku pengawas tingkat RA/MI mengatakan bahwa dengan diselenggarakannya pembinaan ini madrasah diharapkan mampu memberi pela yanan maksimal sesuai standart yang dite tapkan pemerintah. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa, pemenuhan 8 standart nasional pendidikan hendaknya dilakukan bekesinambungan, bukan hanya pada saat akan dilakukan akreditasi saja. •Zarkasyi PENGARAHAN DAN PELEPASAN CALON JAMA’AH HAJI KAB. SUMENEP TAHUN 1437 H/2016 SUMENEP – Bertempat di Graha Korpri telah diadakan acara pengarahan dan pelepasan CJH Kab.Sumenep oleh Bupati Sumenep Busroh Karim, (4/8). Hadir juga dalam acara tersebut Forpimda, kepala SKPD se-Kab. Sumenep, alim ulama’, pejabat Pemda, pejabat Kemenag, serta CJH Kabupaten Sumenep yang berjumlah total 445 orang. Dalam acara tersebut, Kakankemenag Kab. Sumenep Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.Pd.I melaporkan jumlah JCH yang akan diberangkatkan melalui kloter 1 dan 2 embarkasih Surabaya sebanyak 455 orang. CJH terbanyak berasal dari Kecamatan Kota yang berjumlah 107 orang dan paling sedikit berasal dari kecamatan Masalembu kepulauanyaitusebanyak 2 orang Menurut Kakankemenag Kab. Sumenep, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bagi JCH dalam melaksankan ibadah haji sekaligus sebagai persiapan akhir menjelang keberangkatan JCH ke tanah suci. Di samping juga agar terwujud CJH yang mandiri sehingga dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan mencapai haji yang mabrur. Acara tersebut dimeriahkan oleh group samroh Al-Mar’atus Sholiha dari DWP KankemenagKab. Sumenep. •Zarkasyi MPA 360 / September 2016
57
ANNISA’
Mengubah Sampah Dapur Menjadi Pupuk Organik Oleh : Zia Jasmine*)
S
etelah mengetahui bahaya penggunaan pupuk kimia pada produk makanan, banyak dari kita mencoba untuk hidup sehat dengan gaya hidup alami. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan tidak menggunakan atau setidaknya mengurangi pemakaian bahan kimia terutama pada pro duk makanan. Trend mengkonsumsi sayur dan buah organic akhir-akhir membuat banyak orang berkebun sendiri dengan menggunakan pupuk organic. Dengan penggunaan bahan organic kita juga ikut serta melestarikan lingkungan. Bagi ibu-ibu, dengan sedikit pemikiran dan kreativitas bisa memanfaatkan bahan alami di sekitar kita khususnya sampah dapur. Jenis sampah dapur yang biasanya kita buang ini bisa kita ubah menjadi pupuk organic. Diantaranya adalah :
1. Endapan kopi yang tidak terminum Pasti di antara anggota keluarga kita pernah ngopi kan? Setelah diteguk semua airnya, air kopi akan selalu menyisakan bubuk endapannya. Endapan kopi inilah yang bisa dijadikan pupuk alami untuk tanaman kita. Caranya adalah masukkan sisa kopi beserta endapannya ke dalam botol bekas. Kemudian tambahkan 2 cangkir air dan siram ke kebun kita sekali seminggu. Dengan melakukan ini maka tanaman kita akan mendapatkan unsure hara alami berupa magnesium, kalium dan nitrogen dari limbah kopi. 2. Air Cucian Ikan Ketika kita membeli ikan di pasar, pasti sebelum dimasak terlebih dahulu dibersihkan dengan air. Kita dapat menampung air bekas cucian ikan ini. Kemudian air tersebut bisa kita siramkan di sekitar tanaman. Dengan melakukan hal ini kebutuhan Nitrogen dan nutrisi lainnya untuk tumbuh kembang tanaman dapat terpenuhi dengan baik. 3. Cangkang Telur Setelah kita memasak telur kita selalu membuang cangkangnya. Mulai sekarang kumpulkan cangkang telur tersebut, kemu dian pecahkan sampai halus. Kemudian peca han ini bisa kita taburkan di sekitar tanaman. Cangkang telur mengandung Kalsium Karbonat, bahan kaya Kalsium. Zat tersebut akan sangat bermanfaat untuk tanaman. 58
MPA 360 / September 2016
4. Abu Perapian Kita mungkin sering mengadakan acara-acara kecil dan kegiatan utamanya membakar ayam, jagung, daging atau lainnya. Kayu bakar sebagai bahan bakarnya akan menyisakan abu di perapian. Abu perapian dapat digunakan untuk menggantikan pupuk tanaman yang mengandung Kalium yang tinggi. Abu ini sebaiknya tidak digunakan bila tanah kita adalah basa. 5. Kulit Pisang Jangan kita membuang kulit pisang sem barangan, karena bisa dijadikan pupuk tanaman. Kulit pisang ini berguna untuk tanaman khususnya untuk mem per cepat tumbuh bunga dan buah, karena me miliki unsur Kalium dan Fosfor. Cara memanfaatkannya adalah dengan membuatnya menjadi humus (memasukkan kulit pisang dalam goni sampai kering) dan membuat kompos
(menanam kulit pisang dalam tanah, setelah terurai bisa dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman) 6. Limbah Teh Ternyata ampas teh ini juga dapat berguna untuk tanaman kesayangan kita. Cukup kita tambahkan sedikit air bisa kita siramkan di dekat tanaman. 7. Susu Susu dicampur air dengan perbandingan 1 susu dan 4 air. Dengan menggunakan susu ini maka kita akan memberikan unsur hara berupa Protein dan Nitrogen. Kita dapat memberi pupuk tanaman mengandung susu ini sekali setiap minggu. Susu yang sudah rusak atau basi semakin baik bila digunakan untuk pemupukan. Diadaptasi dari : Abyspacetion.blogspot.com *) KUA Kec. Bungkal, Ponorogo
Tips Merapikan Rumah
M
enyingkirkan barang-barang yang tidak dipakai lagi atau rongsokan merupakan langkah awal yang sangat penting. Bagi sebagian orang, hal ini sulit dilakukan karena merasa sayang membuang sesuatu. Jika Anda adalah salah satunya, pikirkan untung dan ruginya mempertahankan suatu barang yang tidak lagi Anda pakai di rumah. Kadang-kadang Anda perlu merelakan membuang barangbarang tidak berguna yang hanya merampas ruang bagi penghuni rumah. Coba cara merapikan rumah berikut ini untuk meringankan beban Anda: 1. Temukan lokasi yang sesuai untuk barang-barang yang ingin Anda pertahankan. Sebisa mungkin simpan di tempat tertutup, semisal lemari atau laci, agar tidak menimbulkan kesan berantakan. 2. Sumbangkan barang-barang yang tidak lagi Anda pakai namun masih dalam kondisi bagus kepada panitia kegiatan amal. Jika Anda memiliki waktu luang lebih banyak, jual melalui internet atau di pasar loak. Cara terakhir adalah mendaur ulangnya atau membuang rongsokan. 3. Jika Anda tidak bisa memutuskan pada saat itu juga, kumpulkan barang-barang tersebut di suatu tempat dan simpan selama enam bulan. Jika Anda memerlukan barang tertentu dari tumpukan tersebut dalam enam bulan, berarti Anda masih memerlukannya. Sebaliknya, barang tersebut sudah waktunya disingkirkan.
Kerjakan Semuanya!
Anda lebih baik membagi aktivitas bersih-bersih menjadi beberapa sesi dalam jangka satu bulan daripada terlalu ambisius menyelesaikan segalanya dalam beberapa hari berturut-turut. Pembagian sesi bisa Anda buat berdasarkan ruangan. Setiap ruang perlu Anda bersihkan sampai tuntas dari langit-langit sampai lantai sebelum berpindah ke ruangan lain pada sesi berikutnya. Luangkan satu sesi khusus setelah semua ruangan dibereskan untuk mengepel lantai rumah keseluruhan. Demi kenyamanan dan keselamatan selama bersih-bersih rumah, jaga agar sirkulasi udara lancar untuk mencegah polusi udara akibat debu dan produk pembersih. Baca dan ikuti petunjuk pemakaian produk serta kenakan sarung tangan karet untuk melindungi kulit Anda dari bahan-bahan kimia.
COVER LAA Noval Ilham Arfiansyah dan Tangguh Achmad Fairuzzabady
Harumkan Indonesia di Pentas Internasional Berprestasi tentu menjadi impian siapa saja. Tak terkecuali bagi Noval Ilham Arfiansyah dan Tangguh Achmad Fairuzzabady. Dan tak tanggung-tanggung, kedua siswa MINU Terate Gresik ini ternyata mampu mengharumkan nama Indonesia di Pentas Internasional.
Noval (kiri) dan Tangguh (kanan) diapit Kasi Pendma dan Kakankemenag Gresik.
Ya,
di ajang International Mathe matics Contest yang berlangsung di Singapura pada 29 Juli – 1 Agustus lalu, keduanya mampu menjukkan skill kemampuannya. Dalam kompetisi yang diikuti 11 negara ini – Indonesia, China, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Philippines, Korea, Thailand, Iran, Singapore dan Vietnam, Noval Ilham Arfiansyah mampu mendapatkan medali Perak. Sedangkan Tangguh Achmad Fairuzzabady berhasil menyuguhkan medali perunggu. Sebelumnya, Noval – panggilan karib Noval Ilham Arfiansyah – maupun Tangguh – sapaan akrab Tangguh Achmad Fairuzzabady – ini adalah peraih medali dalam Kompetisi Matematika Nalaria Realistik se-Indonesia (KMNR) ke-11 tingkat SD/MI, yang digelar oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM). Meski prestasi keduanya moncer, tak berarti tak menemui aral. Dan itu dialami oleh Noval. Bahkan siswa madrasah ini justru terancam gagal melaju ke kompetisi tingkat internasional. Biangkeladinya adalah masalah dana. Sebab memang tak sedikit biaya yang dibutuhkan. Apalagi memang secara ekonomi, kedua orangtuanya bukanlah termasuk orang berpunya. “Tapi seneng banget
akhirnya bisa ikut Olimpiade Matematika di Singapura. Meski saya baru bisa meraih medali perak untuk kategori kelas enam SD,” tutur Noval sumringah. Kegembiraan juga tak bisa disembunyikan Tangguh. Putra pasangan Abdul Ghofar, M. Pd.I dan Hanik Fauiziah, S.Pd ini memiliki kesan mendalam. Apalagi, di bisa bertemu dan beradu kemampuan dengan siswa dari berbagai negara. “Pesertanya sih seribuan lebih dan dari berbagai negara. Saya tak pernah membayangkan bisa berkompetisi dengan mereka,” ucapnya jujur. Dengan keberhasilan kedua siswa, tentu menjadi kebanggan bagi keluarga Kementerian Agama khususnya Kanke menag Gresik. Sebab, torehan prestasi ini menjadi ajang pembuktian bahwa kualitas siswa madrasah tak kalah dengan siswa dari sekolah umum. “Madrasah memang lebih baik, dan lebih baik madrasah,” tutur Dr. Haris Hasanudin, M.Ag setengah berpromosi. “Semoga keberhasilan ini mampu menginspirasi semua siswa madrasah untuk terus mengukir prestasi baik akademik maupun non akademik di berbagai ajang,” pungkas Kakankemenag Gresik ini penuh harap. •Pri, Fudla MPA 360 / September 2016
59
KELUARGA
Indahnya Suatu Pernikahan Oleh : H. Athor Subroto
Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya tersenyum. Bukan apa-apa. Saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan. Tatapan-tatapan penuh makna. Bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah.
S
eorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar ”menikahlah! nanti juga tahu sendiri”. Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikah dalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkan keutamaan pernikahan. Dalam firmannya, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21). Menikah itu, subhanallah indah, kata Almarhum kakek saya. Dan hanya bisa dirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanya menjadi begitu jelas alur ibadah suami dan istri. Beliau mengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terang benderang. Saat itu, kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angin dimaknai begitu dalam. Pepohonan di sekeliling rumahnya terasa bagai musik yang indah. Makanan yang 60
MPA 360 / September 2016
terhidang selalu saja disantap lezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia milik mereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup seperti baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun. Namun sayang tambahnya, bisa jadi semua itu lambat laun menguap ke angkasa membumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cinta mereka berpendar ke mana. Seiring detik yang berloncatan, seolah cinta mereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ketujuan. Tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan. Selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat
berlabuh di tepian. Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah. Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguh itu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istri kepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungi dan membimbingnya sepenuh hati. Lanjutnya kemudian. Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminya habis-habisan. Saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suami yang terdiam. Padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masih membasah,
kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak. Kelelahan begitu lekat di wajah. Hanya karena masalah kecil, emosi istri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi “perang” hingga bermaksud mengajak anakanak main di belakang. Tapi ternyata di luar dugaan, suami malah mendaratkan sun sayang penuh mesra di kening sang istri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunya mengembang kemu dian dan merdu suaranya bertutur “Maafkan Mama ya Pa..”. Gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening. Rutini tasnya setiap kali suaminya datang. Jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa ia berbuat demikian. “Saya mencintainya, karena ia istri yang dianugerahkan Allah. Karena ia ibu dari anak-anak. Yah karena saya mencintainya” demikian jawabannya. Ibnu Qayyim Al-Jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cinta mempunyai tanda-tanda. Pertama, ketika mereka saling mencintai maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akan saling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka. Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yang dicintainya. Seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengu tamakan, tidak ada yang merasa superior. Ketiga, ketika mereka saling mencintai, maka sedetik pun mereka tidak akan mau berpisah. Lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipun secara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Ada do’a istrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh sukses dalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri kepada Allah supaya suami selalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatan suami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istri tercinta. Sedang apakah gerangan istrinya, lebih semangatlah ia. Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuah rumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilang seiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan saya mengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suami menyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad Saw. Salah satu wasiat Rasu lullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhir kehidupannya dalam peristiwa haji wada’: “Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Nabi Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barangsiapa -diantara para
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21).
istri- bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiah, istri Fir’aun” (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah ). Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah agama, Tak ada salahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnya pernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan : “… Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalah pakaian bagi mereka…” (QS. Al-Baqarah:187) Torehkan hadist ini dalam benak: “Sesungguhnya ketika seorang suami mem perhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya rengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dariAr-Rafi’ dari Abu Sa’id Alkhudzri r.a). Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga. Kepada para pasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatlah ketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istri Nabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad Saw kepada para istrinya. Begitu juga sebaliknya. Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah. Istri yang ketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata. Ketika suaminya menuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya. Jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjaga harta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap dunia. Melainkan
istri yang selalu ber gegas merengkuh setiap kemilau ridha suami. Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya. Suami yang menjadi qawwam atau imam istrinya. Suami yang begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga. Mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki “Surga”. Dia memegang teguh firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6). Akhirya, semuanya mudah-mudah tetap berjalan dengan semestinya. Semua berlaku sama seperti permulaan. Tidak kurang, tidak juga berlebihan. Meski riak-riak gelombang mengombang-ambing perahu yang sedang dikayuh. Atau karang begitu gigih berdiri menghalangi biduk untuk sampai ketepian. Karakter suami istri demikian, Insya Allah dapat melaluinya dengan hasil baik. Sehingga setiap butir hari yang bergulir akan tetap indah. Fajar di ufuk selalu saja tampak merekah. Keduanya menghiasi masa dengan kesyukuran. Keduanya berbahtera dengan bekal cinta. Sama seperti syair yang digaungkan Gibran, Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan, Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan. Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta. Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada. Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari. Dan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman. Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karena Allah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahan Allah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripati cinta. Cinta yang menghangati nafas keluarga. Cinta yang menyelamatkan. Semoga Allah me mampukan kalian membingkai keluarg sakinah, mawaddah, warrahmah. Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalam keluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatan perni kahan tidak hanya di dunia yang serba fana. Tapi sampai ke sana, the real world “Akhirat”. Mudah-mudahan kalian selamat mendayung sampai ketepian. Allahumma Aamiin. Barakallahu, untuk para pengantin muda. Mudah-mudahan saya mampu mengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusan besar. Yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah serta ketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran saya tiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitu murah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri. MPA 360 / September 2016
61
Hanya Tertinggal Secercah Harapan
Di manalah suatu simpul kemanusiaan yang adil dan beradap keadilan yang seharusnya merata bagi seluruh rakyat kata-kata yang bergitu indah penuh makna mengapa itu menjadi seruan saja apakah ini yang dinamakan keadilan dimana rakyat yang kaya semakin kaya yang miskin menjadi semakin miskin pejabat yang semestinya mengayomi mereka tetapi mengapa malah menghardiknya kini negeriku telah terancam karena pihak yang berusaha menodainya sungguh sangat memperhatinkan namun kami bisa apa kalau bergitulah faktanya Riski Ermanda Sanggar Srikandi SmkN 1 Sumenep
Pertiwi Menangis
Petaka-petaka merajalela Menoreh luka di kulit negeri Sakit, nyeri, ngilu kini terasa Gelak tawa, berganti derai air mata Kau terluka wahai Ibu Pertiwi Andai saja semua sadar Akan cantiknya pertiwi berseri Tak kan mungkin... Maluku bergolak, Papua berontak, Jakarta terkoyak Dan... Siapakah yang harus menanggung derita ini? Siapa lagi kalau bukan kita Penghuni Ibu Pertiwi Suwarno MAN Ngrambe, Ngawi
Sisi Gelap
Sporadis berubah menjadi durja Dalam ranah diri terbelah Tertinggal nostalagia Jiwa terhimpit dalam celah Amal Bersemayam kekal Merebah dalam tanah Bercampur dosa yang melimpah
62
MPA 360 / September 2016
Di bawah tanah kerontang Menjadi butiran dedaunan kering Terkumpul asa yang menggunung Bertebaran menjadi kunang-kunang Harapan tinggal sebuah hampa Berpalung airmata Ainun Ainiyah Dusun Kedung Sumur Rt.01 Rw.01 Kec. Jetis Kab. Mojokerto
Kejora Dalam Matanya
Bersinar bak terang neon.. Hujan menebar lindungan bagi Sang Jelita Tertawa dalam takut terdahsyat dalam hidup.. Dia, iya dia ! menyebar selendang sehalus sutra .. menangis pada bahagia terkecil di dunia.. semacam, sempurna? ah.. sebatas sandang yang tak bernyawa seperlu ikatan yang memenjara.. dan… seperangkat dosa yang mendera Ia, menatap terpaku. Kenapa? , katanya. Menangislah, kehendak mata. Tapi fikir terus meronta, dan berkata “ Aku tak serapuh itu.” Terserah menurutmu. Rahma Khoirun Nisa’ K. Pon.Pes Putri Al-Lathifiyyah 1 Jl. KH Wahab Chasbullah, Jombang, Jawa Timur, Indonesia 61451
Jalan Hidup Seorang Hamba
Bintangku tinggi di sana Ingin kugapai, namun tak sampai Bingung untuk mencari Mencari sebuah arah mata angin Kutatap hidup ini Ternyata riuh dan rumit perjalanan hamba... Berpangku tangan dan pasrah Tapi itu bukan pilihan.. Coba kutafsirkan perjalanan hidup Seorang hamba yang lemah tak berdaya Kubutuh naungan dan sandaran Tiada lain hanya pada Rabb-ku semata Sebuah tujuan hamba Untuk taqwaku pada Rabb-ku Untuk sujudku atas keagungan-Nya Pemilik alam dan segala isinya Sajadah kehidupan telah menjadi jalanku Untuk menguatkan iman dan membulatkan tekad Agar senantiasa aku berdo’a Tetapkanlah aku selalu dalam islam sebagai jalan hidupku Alfi Nur Aini Siswa XI MIA 5 (sks 1) MAN Bangkalan Kode pos : 69162
MencariMu
Ada janji bunga matahari Dalam semilir yang mengitari diri Di bawah rimbun akasia; aku menyendiri Kurindukan kasihMu dalam dekap hening ini Memeluk raga hingga kerinduan hati Aku ingin dekat denganMu Aku rindu dekapanMu Menopangku dalam rukuk Dan menjagaku dalam sujudku Kupejamkan mata Mencari-Mu Aku harus menemukan-Mu Isa Asmaul Khusna Siswi MAN Kediri 1.
TTM EDISI 360
Bulan SEPTEMBER 2016
TTM Edisi 360
MPA JAWABAN TTM NO. 359
Mendatar : 1.ADAB 3.SATE 5.ANA 7.KOR 8.NUN 9.AURA 11.ANAK 13.EKSIM 16.BIRO 17.TOKO 19.LEPRA 20.ANIMO 22.RUTIN 25.GATRA 26.ALIBI 27.MARET
DAFTAR PERTANYAAN : Mendatar : 1. Kusut, loyo, tidak segar lagi 3. Buah yang bisa dijadikan minuman 6. Lembar Kerja Siswa 7. Sistem filsafat Hindu untuk mengeningkan pikiran 9. Dandan, memperindah 10. Ikan eksotik dari Kalimantan 12. Republik Indonesia Serikat 14. Sudah jenuh, merasa jijik serasa hendak muntah 16. Pendapat Pikiran, pendirian berdasarkan ideology 18. Bagian dari tanaman 19. Bertemu, Berjumpa 21. Gigi-gigi tajam pada tepi gergaji 24. Lawan turun 25. Dapat dipercaya 26. Kata tunjuk 27. Penjelasan, Komentar, penafsiran 28. Muatan, bebasn, bawaan (bhs Inggris) Menurun : 1. Tirai untuk pertunjukan drama, wayang, misbar, dll 2. Binatang melata 3. Benua terbesar 4. Jenis ikan tawar 8. Zat ringan yang sifatnya seperti udara 11. Opini penilaian Laporan Keuangan dari BPK 13. Satu (bhs Sansekerta) 15. Orang pertama 16. Biaya 17. Panggilan dari Nyai 18. Genangan air yang luas dikelilingi daratan 19. Surat Izin Mengemudi 20. Penyokong, bukti;nas 22. Hujan (bhs Inggris) 23. Berteman, bermasyarakat
KUPON
No : 360
Menurun : 1.ANDA 2.BUKA 3.SANA 4.ENAK 5.ARAK 6.ANDI 10.ROTI 12.NAIK 13.EKOLOGI 14.SEMPIT 15.MATARAM 16.BAN 18.OLI 20.ADA 21.INI 23.TER 24.NOT
Peraih Hadiah TTM No. 359 1. Abdul Kadir Jl. Setia Budi 10 Pajagalan Sumenep 2. Alfara Fahriana Firdaus MI Al Musthofa Jl. Raya Canggu kec. Jetis Mojokerto (61352) 3. Rini Suparti Dsn. Mandiro RT 01 RW 04 Ds Mojopuro Kec. Ngariboyo Magetan (63351) 4. Mudzakir KUA kec. Tambakboyo Jl. Masjid Nurul Islam Tambakboyo, Tuban 5. Faridun Al-Mufidz MTsN Pesanggaran Jl. Buluagung-Siliragung Banyuwangi (68488) Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir September 2016 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 361.
MPA 360 / September 2016
63
SAHABAT
Salma Ramadhani Khoirun Nisa'
Nawdy Aurelia Ramadhani
Panggilan : Salma
Panggilan : Aurel
TTL : Lamongan, 20 Sep 2008 Alamat : Blawirejo,Kedungpring, Lamongan
TTL : Nganjuk, 14 Juli 2014
Sekolah : MIN Model Blawirejo,
Alamat : Dingin Ngronggot Nganjuk
Kedungpring, Lamongan
Cita-cita : Bidan
Hobi : Membaca, Menggambar Cita-cita : Guru
Orangtua : Aris Efendi dan Supiyani
Orangtua : Sukamat dan Na'imah
Ranun Khiyarotun Nisa'
Alifah Nur Hidayah
Panggilan : Nisa
Panggilan : Alifah
TTL : Nganjuk, 11 Nopember 2010
Alamat : Perum Sekar Asri H-5 Kota Pasuruan
Alamat : Kelurahan Ngronggot Nganjuk
Sekolah : SDN Kandang Sapi 2 Pasuruan
Hobi : Mewarnai
Hobi : Renang
Cita-cita : Pegawai Bank
Cita-cita : Ingin jadi DOKTER
Orangtua : Moh. Solekan dan Anisah Aini Hidayati
Orangtua : Sururudin dan Sutinah
Asyifa Putri Salsabila
Muhammad Ja’far Shodiq
Panggilan : Syifa
Panggilan : Ja’fàr
TTL : Madiun, 03 Juli 2016
TTL : Lumajang, 15 Mei 2005
Alamat : Kepet, Dagangan, Madiun
Alamat : Jl. Ranupakis RT 4 RW 5
Hobi : Membaca dan Menulis
Ranupakis Klakah
Cita cita : Dokter Anak
Hobi : Bersholawat
Orangtua : Dodik Cahyono dan Eka Kustrianawati
64
MPA 360 / September 2016
Orangtua : M. Kholil dan Chusnawiyah
Biasan Senyuman Oleh : M. Zulfiyan Alamsyah*)
Sudah sebelas bulan lamanya mentari menguasai bumi pertiwi, Aku tak disisihkannya sedikitpun. Membuatku harus memberikan pemberontakan kecil, agar Ia mau membaginya untukku. Cukup sudah waktu istirahatku berakhir, Aku harus segera tampil demi manusia yang kepanasan, tumbuhan yang hampir tumbang dan ekosistem yang mulai tak seimbang.
S
emua rintik air telah terserap dalam pasukan awan hitam. Aku harus segera meneteskannya sedikit demi sedikit karna beban pasukan awan hitam yang terlalu tebal menyeramkan dan membahayakan. Kuperhatikan bumi dari istana awan hitamku, tampak makhluk hidup mulai lemas menjalankan aktifitasnya. Bagaimana tidak jika mentari selalu tampil walau malam telah gelap sempurna. Mau tidak mau dan cepat atau lambat, pasukanku yang terdiri dari awan hitam, petir kilat dan gemuruh aungan awan harus segera beraksi. Sebentar lagi, Aku sebagai komandan Mereka harus siap untuk mengambil ancang-ancang pertempuran melawan pasukan mentari memperebutkan keadaan. Hujan harus benar benar menang jika ingin bumi subur kembali dan normal kembali. Pagi ini, saat yang tepat untuk memulai pertempuran. Perlahan, pasukanku berjalan mendekati pasukan mentari. Kami siap, begitu juga Mereka. Terlihat jelas dari barisan rapi pasukannya. Baiklah, keadaan semakin tegang menakutkan, kita harus memulainya.
“Serang!” Pperintahku pada pasukanku untuk mengerahkan semua kekuatan yang ada melawan Mereka. Tampak, semua mengeluarkan kekua tannya. Gemuruh petir, setruman kilat memukul mundur pasukan mentari. Namun, hujan melenceng ke kanan dan mentari ke kiri. Membuat lingkaran berbentuk ying dan yang, antara hujan dan mentari. Diantara Mereka, tepat di tengah sebagai perbatasan berdiri kokoh badai angin yang terjadi karena putaran hingga rintik–rintik hujan berjatuhan, menggembirakan manusia yang kini tengah bermain hujan di halaman rumah mereka masing- masing. Sayang, kejadian itu sirna tak lama karena mentari yang tak mau kalah begitu saja. Mereka berputar, berganti posisi dengan badai angin yang sedang tak berpihak pada hujan. Percuma bagiku. Sangat-sangat percuma jika hasilnya hanya seperti ini. Hujan turun hanya sebentar. Namun hal itu cukup membuat mereka bahagia kembali bertenaga. Rintik-rintik hujan perlahan terbias oleh mentari pagi menandakan aku dan pasukanku
harus segera pergi. Badai angin hilang seiring menjauhnya pasukanku dari medan. Rintik air yang terbias membuat bumi tersenyum atas usaha kami. Mengindahkan walau hanya sebentar, menciptakan senyuman antara makhluk-makhluk bumi. Berbentuk seperti pisang. Biasan itu kokoh menghiasi bumi dari ujung ke ujungnya. Berwarna merah kuning dan hijau. Aku turut senang atas kejadian tak biasa ini. Mereka menyebut biasan ini dengan sebutan pelangi. Karena terjadi di pagi hari, maka mereka menyebutnya pelangi fajar. Cukup indah bila mengawali pagi dengan rona senyum manis, membuatku rindu ingin mengulangnya sekali lagi. Maafkan aku bumi, aku beraksi hanya sebentar. aku berjanji, suatu saat nanti, Aku akan kembali dengan aksi lebih lama lagi. Tunggu aku! *) Santri pondok pesantren Al-Amien Prenduan.
MPA 360 / September 2016
65
dunia islam
KUDETA MILITER YANG GAGAL DI TURKI (bagian akhir dari dua tulisan)
Militer Merasa sebagai Pewaris Tunggal Negara Turki Sekuler
D
alam hukum militer Turki, yang didekla rasikan Kemal Attaturk pada 1930, militer merupakan penjaga sekaligus pewaris sekularisme negara dari segala bentuk ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. Attaturk, adalah pendiri Republik Turki (modern). Ia telah merebut kekuasaan dari Kekhalifan Usmani / Dinasti Ottoman pada 1923-an. Setahun kemudian ia membubarkan Kekhalifaan Usmani yang telah berkuasa berabad lamanya. Inti dari Republik Turki adalah sekularisme, yaitu paham yang memisahkan urusan pemerintahan/negara dengan agama. Pada 1937, ia menghapuskan kalimat ”Islam adalah agama negara Turki” dari konstitusi. Sejak saat itu, maka segala hal yang berkaitan dengan agama, dari sisi politik hingga kehidupan sehari-hari dilarang di Turki. Peran militer sebagai penjaga/pewaris sekularisme negara itulah, yang diterjemahkan dalam bentuk beberapa kali ”kudeta militer” , ketika para jenderal melihat dan merasakan bahwa jalannya pemerintahan sudah tidak sesuai lagi dengan ideologi negara. Setidaknya, telah terjadi 5 kali kudeta militer sejak pemilu 1950. Yaitu kudeta pada 1960, 1971, dan 1980. Tahun 1995, Partai Kesejahteraan / PK (yang beraliran Islam) menang dalam Pemilu dan membentuk pemerintahan koalisi. Dua tahun kemudian, tepatnya 1997 militer melakukan post-modern coup dengan memaksa Perdana Menteri/PM Necmettin Erbakan, politikus Muslim dari PK mundur. PK diberangus dan politikus Muslim seperti Erbakan dan Recep Tayyip Erdogan dilarang berpolitik. Dalam perkembangannya kemudian, ketika situasi kondusif Erdogan membentuk Partai Keadilan dan Pembangunan/AKP. Tahun 2002 AKP menang dan memegang tampuk pemerintahan dan berhadapan lagi dengan militer. Tahun 2007, para jenderal ingin mengulang kudeta 1997 dengan berupaya menjegal Abdullah Gul dari AKP, sebagai presiden. Tetapi, pemimpin AKP Erdogan, berhasil mematahkan upaya para jenderal. Sehingga Abdullah Gul berhasil melenggang ke istana presiden. Pada 15 Juli 2016 lalu, kelompok militer kembali mencoba melakukan kudeta, tetapi dapat digagalkan.
Siapa yang Dituduh Dalang Kudeta kali ini?
Sampai beberapa waktu dari terjadinya kudeta saat itu, pemerintah belum menyatakan secara resmi siapa dalang dibalik kudeta ini. Presiden Erdogan dan PM Binali Yildirim, tidak menyebut secara jelas peran militer dan sekularisme dalam kudeta yang gagal kali ini, sebagaimana yang biasanya terjadi dalam kudeta-kudeta sebelumnya. Justru, Presiden dan PM, menghubungkan upaya kudeta kelompok militer itu dengan ”Gerakan Hizmet” pimpinan seorang ulama, Fathullah Gulen namanya. Gerakan Hizmet (berasal dari bahasa Arab khidmah yang berarti pelayanan) , pada awalnya berupa jamaah sufi yang dibentuk Gulen pada 1970an di Kota Izmir, Turki. Jamaah kecil yang kemudian
66
MPA 360 / September 2016
berkembang menjadi besar. Para Jamaah menganut ajaran Islam moderat sebagaimana disampaikan Gulen, baik dalam bentuk ceramah maupun tulisan di bebagai media. Termasuk puluhan buku yang ditulisnya. Mereka tidak berpolitik, dalam arti tidak bergabung dan mendirikan partai politik sendiri. Namun tetap bekerja sama dengan berbagai parpol terutama dengan parpol penguasa. Kegiatannya pun mencakup banyak hal. Dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, kebudayaan, media, hingga bantuan kemanusiaan dan bidang sosial lainnya. Hizmet, kini mengelola lebih dari 1.500 lembaga pendidikan di berbagai tingkatan dan 15 universitas yang tersebar di berbagai negara (termasuk Indonesia). Dalam bidang media, antara lain memiliki kantor berita Jehan, 6 stasiun televisi, 3 radio, dan group media cetak Zaman, yang menerbitkan surat kabar Zaman berbahasa Turki dan Today Zaman berbahasa Inggris. Di bidang ekonomi, mengelola Bank Asia. Sedangkan para pengusahanya tergabung dalam organisasi Tuskon. Para pengikut Gulen ini berjumlah jutaan orang dari berbagai profesi. Dari guru, dosen, dokter, pengusaha, polisi, tentara, intelijen negara, hakim, pengacara, pegawai negeri dan swasta, hingga wartawan dan lainnya. Pada 1999, Gulen mengasingkan diri ke Amerika Serikat/AS. Ulama yang kini berusia sekitar 75 tahunan ini tinggal di daerah pegunungan Pennsylvenia. Dari tempat peristirahatannya inilah ia mengendalikan semua kegiatannya. Pada awalnya, Gulen berteman dekat dengan Erdogan. Bahkan kemenangan AKP, partai pimpinan Erdogan dalam pemilu 2002 tidak lepas dari dukungan penuh Gulen dan pengikutnya. Sehingga kemenangan hingga 2/3 kursi parle men ini memungkinkan AKP membentuk pemerintahan sendiri, sekaligus mengantarkan Erdogan menjadi PM Turki pada 2003.
Keberhasilan Erdogan, Melaju ke Ambisi Kekuasaan dan Pemerintahan yang Otoriter
Selama Erdogan menjadi PM, Turki memang maju pesat. Di bidang ekonomi antara lain ia berhasil meningkatkan lebih dari 4 kali lipat pendapatan perkapita warga Turki. Yaitu dari hanya 3.000 menjadi 13.000 dolar AS. Belum lagi pembangunan infra struktur, jaringan jalan, pelabuhan, bandara, terminal, transportasi, energi/termasuk listrik, pariwisata, dst. Setelah 10 tahun AKP/Erdogan berkuasa, Turki yang tadinya dianggap sebagai ”negara sakit, berubah menjadi kekuatan ekonomi ke tujuh di Eropa”. Keberhasilan lain yang dianggap menumental adalah bagaimana Erdogan mengunci peran militer, yang tadinya bebas masuk ke segala sektor kehidupan masyarakat, kemudian dibatasi. Pada 2013, parlemen Turki mengesahkan perubahan UU yang menyatakan bahwa ’tugas militer adalah membela negara dan bangsa dari segala ancaman yang datangnya dari luar’, bukan seperti UU sebelumnya yang menyatakan bahwa ’tugas militer adalah membela sekularisme di Turki’. Juga termasuk, mengembalikan militer ke barak.
Dengan berbagai keberhasilan itu, tidaklah aneh bila AKP selalu menang dalam setiap pemilu. Setelah Erdogan menjabat PM selama 12 tahun sejak 2003, ia pun mulai mengincar kursi presiden. Posisi yang kemudian ia peroleh pada Agustus 2014, setelah ia memenangkan pemilu presiden secara langsung untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Turki. Namun dalam sistem parlemen Turki, presiden hanyalah jabatan simbolik. Perannya hanyalah seremonial. Sebuah peran yan tentunya tidak diinginkan Erdogan. Karena itulah, ia lalu merancang perubahan konstitusi yang dapat memberikan peran lebih besar dan menentukan kepada presiden, sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala eksekutif. Perubahan yang ia sebut sebagai ’konstitusi baru menuju negara Turki baru’. Dari sinilah kemudian muncul bebagai persoalan. Para lawan politiknya menuduhnya sebagai pribadi yang ambisius dan otoriter. Mereka mengatakan, keinginan mengubah konstitusi hanyalah untuk memenuhi ambisi pribadi Erdogan untuk memperluas, memperkuat, dan melanggengkan kekuasaannya. Belum lagi issue skandal korupsi yang melibatkan orang-orang dekat Erdogan. Padahal, tema pemberantasan korupsi nilah yang menjadi perhatian utama pada masa awal pemerintahannya. Apalagi, ketika kemudian ia menyingkirkan senior-senior partai AKP yang dulu bersama-sama membesarkannya seperti, Abdullah Gul (salah sorang pendiri AKP dan mantan presiden Turki). Kini, Ia pun menyingkirkan Gulen dan para pengikutnya. Erdogan menuduh mereka sebagai ”negara dalam negara”. Puncaknya, adalah tuduhan Erdogan dan PM Binali bahwa Gulen dan pengikutnya berada dibalik upaya kudeta yang gagal 15 Juli lalu. Tentu, Gulen menolak tuduhan itu. Ketika, Erdogan meminta AS meng-ekstradisi Gulen ke Turki untuk diadili, pemerintah AS menolak sebelum ada bukti kuat yang membenar kannya. Pengamat Timteng, Thariq al Hamid menyebut bahwa konflik yang terjadi di Turki sekarang ini adalah kelompok Islamis versus Islamis. Bukan sekedar konflik pribadi. Tetapi Islam politik (Erdogan) melawan Islam kutural (Gulen). Apa yang terjadi ini tentu sangat berbahaya dan menghawatirkan. Ditengah berbagai persoalan yang dihadapi pemerintah Erdogan. Dari pemberontakan warga Kurdi, ISIS yang gencar melancarkan teror dan bom, dampak konflik Timteng dan pengungsi, pesetruan dengan Rusia yang belum beres, bahkan bukan tidak mungkin termasuk grand-design garapan negara barat dan Yahudi. Kita sangat berharap agar Turki dapat segera mengatasi persoalannya dengan baik dan kembali stabil. Lebih-lebih, Turki selama ini telah dipandang sebagai salah contoh negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, yang maju, modern, dan stabil; di tengah negara-negara kawasan Timteng yang penuh gejolak. •(diolah dari sk republika 15-25/07/16 dan sumber lain) ; Ahar
Kakanwil Kemenag Prov. Jatim didampingi Kabid Urasi dan Binsyar, Kabag TU dan Kakankemenag Nganjuk saat memberikan ucapan selamat atas keberhasilan KUA Lohceret Nganjuk menjadi KUA Teladan I tingkat Nasional 2016.
Mewakili Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Kabid Pendma (batik motif hijau) menerima Kontingen KSM Jatim yang telah berhasil menjadi Juara Umum KSM tigkat Nasional 2016 pada 27 Agustus lalu.
Kakanwil Kemenag Prov Jatim bersama para Juara Keluarga Sakinah Jawa Timur 2016.
Kakanwil Kemenag Prov Jatim saat memberikan Tropi Juara Masjid Percontohan 2016.
Kakanwil Kemenag Prov Jatim bersama para Juara KUA Teladan Jawa Timur 2016.
Kanwil Kemenag Prov Jatim (hem putih) saat mendampingi Sekjen Kemenag Ri dalam pembukaan ICON UCE 2016 di gedung pertemuan Pemprov jatim pada 2 Agustus 2016. MPA 360 / September 2016
67
(Qs. Ali – Imran 54)
68
MPA 360 / September 2016
Masjid Manarul Islam, Pasuruan
pada MAJALAH INI TERDAPAT KUTIPAN AYAT-AYAT AL QUR’AN. UNTUK ITU JAGA DAN SIMPAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.