KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN Oleh : Ibnu Fat Khan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dari segi bahasa, manusia disebut juga insan, yang dalam bahasa arab berasal dari kata “nasiya” yang berarti pelupa. Dan jika dilihat dari kata dasar “aluns” berarti jinak. Kata Insan digunakan untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak, yang artinya selalu berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru atau yang belum dia kenal. Manusia dikaruniai kemampuan berfikir, dan hal itulah yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya yang menentukan hakekat manusia. Manusia juga mampu berkarya sehingga mereka berbeda dengan makhluk yang lain. Karya manusia dapat dilihat dalam bukti sejarah dan psikologis keadaan emosional dan intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Hasil karya manusia tersebut menjadikannya sebagai makhluk yang menciptakan sejarah. 1 Dalam kehidupan manusia sehari-hari manusia sangat dipengaruhi oleh budaya dimana seorang itu hidup, seperti cara berkomunikasi melakukan kegiatan sehari-hari, bekerjasama dengan orang lain dan sebagainya. Jika awalnya budaya suatu daerah itu berbeda dengan yang ada dewasa ini, maka daerah itu bisa disebut derah perubahan sosial, bisa dikarenakan karena keinginan dari masyarakatnya itu sendiri yang dikarenakan oleh budaya atau ada intervensi dari pihak pemimpin dari masyarakat itu. Pembangunan Nasional Indonesia tidak terlepas dari peran semua anak bangsa. Oleh karena itu, perlu sosial budaya yang baik dalam melanjutkan pembangunan nasional. Namun dewasa ini, sosial budaya di daerah atau kota yang ada di Indonesia nampaknya sudah makin tidak mendukung pembangunan nasional, banyak para remaja dari mulai seumuran Sekolah Menengah yang tawuran. Oleh karena itu makalah ini akan membahas seputar KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN, dimana akan mengupas sebab serta solusi dari Budaya Tawuran yang sedikit demi sedikit mengikis generasi remaja
1
Musa Asy’ari, Filsafat Islam. H.30
Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional dan hidup toleran sesama anak bangsa.
DESKRIPSI
A. Fenomena Tawuran Tawuran antar pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban keamanan lingkungan disekitarnya. Saat ini tawuran antar pelajar tidak hanya terjadi dilingkungan atau sekitar sekolah saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, tak jarang terjadi pengrusakan fasilitas publik.
B. Penyebab Tawuran Tawuran antar pelajar tentu merugikan berbagai pihak, merugikan masyarakat, guru, orang tua, serta pelajar itu sendiri. Menurut Sirojudin Akhmad, 2013 dalam laporan penelitian Budaya Tawuran antar pelajar, ada berbagai penyebab tawuran antar pelajar yang perlu dipelajari untuk mengantisipasi tawuran antar pelajar kedepannya, berikut beberapa penyebabnya :
1. Keluarga Keluarga merupakan lingkungan yang paling menentukan karakter anak, karena dalam keluarga lah seorang anak mendapatkan pendidikan karakter pertama kali melalui ajaran berbicara orang tua nya, melalui saran dan nasehat orang tua, serta hal lain yang membangun motivasi anak. Mengajar berbicara, serta menasehati anak tentu tidak dilakukan ketika anak masih kecil saja, inilah fenomena yang salah dalam keluarga di Indonesia, dimana saat beranjak ke lingkungan sekolah, sang anak jarang di ajak mengobrol seputar sifat temannya, serta pergaulannya disekolah, serta jarang memberi nasehat tentang pentingnya bergaul dengan teman yang baik-baik. Padahal saat usia sekolah inilah sang anak menemukan jati diri sebenarnya, mau kemana visi anak tersebut. Jika tidak terus dipantau, maka sang anak akan terjerumus pada pergaulan yang kurang baik bahkan tidak baik. Kekerasan yang terjadi dirumah, kekerasan yang dimaksud bukan saja individu pelajar yang menjadi korban, namun kekerasan yang terjadi pada satu anggota keluarganya dapat mempengaruhi psikis individu, hal ini yang menyebabkan trauma atau kekerasan beruntun yang diakibatkan karena menganggap kekerasan adalah hal yang wajar. 2. Teman
Dalam filosofi pergaulan anak jaman sekarang rasa setia kawan atau solidaritas adalah nomor satu. Setia kawan atau solidaritas akan menjadi alasan mengapa persahabatan menjadi kuat. Namun rasa setia kawan yang berlebihan akan meyebabkan hal yang buruk, salah satunya tawuran antar pelajar. Misalnya dikarenakan perebutan pacar, atau dipalak, dua kelompok pelajar tawuran. Rasa setia kawan juga menjadikan pelajar malas untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, cenderung tidak bertanggung jawab. Menjadi ketergantungan dan akan menyebabkan hal buruk bagi kawanan itu sendiri.
3. Tontonan Tayangan-tayangan di televisi, baik film atau berita yang menceritakan atau sengaja mengekspose tema-tema kekerasan dapat mempengaruhi psikis remaja. 2
Dari ketiga faktor tersebut, kita bisa mendapatkan bayangan atau solusi yang terbaik seperti apa dan bagaimana melakukan proses penyelesaiannya.
C. Solusi Seorang pelajar disaat mengalami pencarian identitas, cenderung sangat mudah labil. Dan kelabilan inilah yang akhirnya tawuran antar pelajar terjadi. Ada beberapa cara efektif untuk mencegah sebelum antar pelajar terjadi, misalkan dengan: membuat dan memfasilitasi ruang-ruang kegiatan yang positif. Memberikan kebebasan berpendapat dan berekspresi dan tetap adanya kontrol dari pihak-pihak yang berkaitan khususnya orang-orang terdekat, mencoba lebih terbuka dan mengenali serta memberikan solusi yang positif ketika remaja sedang mengalami emosi. Sikap optimis dan kepercayaan terhadap pelajar perlu ditumbuhkan kembali, sehingga suatu saat kita tidak akan mendengar lagi berita atau kabar mengenai kejadian tawuran antar pelajar di negeri kita ini, yang ada kita bangsa Indonesia dipenuhi kabar berita tentang pelajar-pelajar yang produktif, kritis, mampu menjadi juara dalam berbagai bidang, baik berupa kompetisi pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
2
Sirojudin Akhmad, h.8
A. Kesimpulan Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Tingkah laku, pemikiran, dan perasaan seseorang dipengaruhi oleh orang lain, dan sebaliknya, karena orang hidup dalam lingkungan sosial budaya, maka orang tersebut belajar bersikap, berinteraksi, berperasaan, dan menginterpretasikan dari lingkungan sekitar. Karena itu ciri-ciri tingkah laku kelompok seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya dimana dia tinggal.
B. Saran Permasalahan tawuran antar pelajar memang bukan hal sepele yang bisa
langsung
diselesaikan,
namun
diperlukan
adanya
proses
berkelanjutan, kesadaran, dan kerjasama dengan semua pihak, bukan hanya sekolah, orang tua, masyarakat, dan penegak hukum, tapi juga kesadaran pemahaman pelajar sebagai individu, sebagai generasi muda yang penuh dengan tanggung jawab.