Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
KEHIDUPAN ANAK GAGAL SEKOLAH PADA 5 KELUARGA MAMPU DI DUSUN TEMBIRUHAN KECAMATAN JELAI HULU KABUPATEN KETAPANG Oleh : BENI SAPUTRA NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 Email :
[email protected]
Abstrak Artikel ini berjudul “Kehidupan Anak Gagal Sekolah Pada 5 Keluarga Mampu di Dusun Tembiruhan Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang”. Artikel ini memberikan pemahaman mengenai kehidupan anak gagal sekolah pada keluarga mampu dan faktor mempengaruhi anak gagal sekolah pada keluarga mampu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan permasalahan apa adanya sesuai dengan fakta dan gejala yang dijumpai dilapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kehidupan anak gagal sekolah Secara umum mereka berkerja sebagai buruh di perkebunan (perusahaan) kelapa sawit yang ada di Dusun Tembiruhan. Faktor yang mempengaruhi anak gagal sekolah pada keluarga mampu adalah hubungan komunikasi orangtua dengan anaknya yang kurang baik ( tidak harmonis ), pendidikan itu hanya buang uang saja, dan pendidikan hanya menjadi beban bagi anak. Setelah mereka ( anak – anak yang gagal sekolah) gagal sekolah, mereka berkerja sebagai buruh di perkebunana kelapa sawit, dan mereka merasa bebas karena tidak adanya larangan dari orangtua untuk mereka bersenang - senang ( seperti mabuk – mabukan , berfoya – foya dan ngumpul sampai larut malam) dengan alasan uang yang mereka gunakan adalah uang mereka sendiri. Dampak yang di timbulkan dari banyaknya Anak Gagal sekolah di Dusun Tembiruhan adalah tingkat pendidikan anak di Dusun Tembiruhan menjadi rendah,meningkatnya angka kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi yang meningkat. Kata-kata Kunci :
Keluarga Mampu, Anak Gagal Sekolah ,Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Anak Gagal Sekolahdan Dampak Anak Gagal Sekolah.
THE LIFE OF SCHOOL DROPOUTS IN 5 WELL-OF FAMILIES IN TEMBIRUHAN HAMLET, JELAI HULU SUB-DISTICT, KETAPANG REGENCY Abstract This article is entitled “the Life of the School Dropouts in 5 well-off Families in Tembiruhan Hamlet, Jelai Hulu Sub-District, Ketapang Regency”. This article provides insight into the life of school dropouts in well-off families and factors that affected the school dropouts in well-off families. The research method used was a descriptive method which describes the problem based on the facts. The research finding showed that most of the school dropouts in general worked as laborers in the oil palm plantation ( company ) in the Tembiruhan Hamlet. The factors that affected school dropouts in the well-off families were a lack of good communication between parents and children ( disharmony), education was regarded as a waste of money and merely a burder for children. After they ( school dropouts ) failed school, they usually worked as laborers in oil palm plantations and they felt free because there were no restictions from their parents so they could have enjoyment ( such as drinking, spending money, and getting together with friends until late at night ) because the money they used was their own. The impact of school dropouts in tembiruhan Hamlet were a low level of education among, an increased rate of poverty and a wider socio- economic gap. Keywords :
Well-Off Family, School Dropouts, Factors That Affected School Dropouts , And Impacts Of School Dropouts.
1 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Sebagai
A. PENDAHULUAN
orangtua
pasti
menghendaki anaknya menjadi orang yang Keluarga
merupakan
lembaga
berwatak baik, sukses (berhasil) dan
pendidikan yang pertama dan utama dalam
berguna bagi masyarakat dan negara.
masyarakat selain pendidikan formal dan
Tanggung
nonformal.Dalam
keluarga
anaknya sungguh besar tidak cukup hanya
informal
dengan memberi makan, minum dan
pendidikan,
pakaian,dan lain - lain tetapi orangtua juga
diselenggarakan
pendidikan
dengan
pemberikan
pengajaran,
dan
agama,
bimbingan
moral,
etika,
mengenai
budaya,
wajib
jawab
orang
memberikan
tua
terhadap
pendidikankepada
dan
anaknya. Massa anak - anak merupakan
keluarga
tahapan penting dalam pembentukan dasar
mempunyai peranan yang sangat penting
- dasar kepribadian di kemudian hari.
dalam mendukung pendidikan seorang
Massa untuk berkreatifitas secara konkrit,
anak.Dengan demikian, latar belakang
di mana anak - anak mengembangkan
keluarga
kemampuan menganalisa dan mengelola
keterampilan.Sehingga
harus
diperhatikan
guna
tercapainya pendidikan yang maksimal.
pola relasi sosial dalam hubungannya
Orangtua, masyarakat, dan pemerintah
dengan kemampuan memecahkan berbagai
merupakan
yang
jenis masalah yang di hadapi. Kemampuan
tercapainya
tersebut akan berguna bagi hidupnya di
tiga
unsur
bertanggungjawab
penting
dalam
keberhasilan dalam sebuah pendidikan. Masyarakat
dan
pemerintah
kemudian hari.
bertugas
Keluarga “mampu” adalah keluarga
menyiapkan sarana dan prasarana untuk
yang secara ekonomi sudah memiliki
diselenggarakannya
penghasilan
proses
pendidikan,
tinggi
dan
sudah
bisa
seperti tenaga pengajar ( guru ) , staf-staf
mencukupi segala kebutuhan hidupnya.
yang
sekolah
Keluarga “mampu” merupakan keluarga
dalam suatu pendidikan formal disekolah.
yang memiliki penghasilan Rp. 3.000.000
Sedangkan orang tua mempunyai peran
sampai Rp. 10.000.000. sehingga keluarga
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
tersebut sudah mampu untuk memenuhi
anaknya. Dan pada massa sekarang ini
segala kebutuhan hidupnya.
mengurusi
terutama
di
orangtua
yang
administrasi
Indonesia tidak
banyak
sekali
Pada realitanya dalam menjalankan
mampu
untuk
tanggung jawab tersebut orang tua sering
memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya
melalaikan
kewajibannya
dalam
yang serba mahal.
memperhatikan proses pendidikan anak, hal ini di karena beberapa faktor yaitu : 2
BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
1) Faktor pekerjaan.
1) Golongan
2) Tidak ada keterbukaan antara orangtua dengan anaknya atau tidak terjalinnya komunikasi yang baik antara orangtua dengan anaknya.
pendapatan
rendah
yaitu
pendapatan kurang dari Rp. 500.000 perbulan. 2) Golongan pendapatan sedang yaitu pendapatan rata-rata antara Rp. 500.000
Sehingga mengakibatkan banyak anak - anak yang putus sekolah. Kesadaran
sampai dengan Rp. 3.000.000 perbulan. 3) Golongan
pendapatan
tinggi
yaitu
orangtua terhadap tanggung jawab dan
pendapatan rata-rata Rp. 3.000.000
peranannya sebagai pendidik yang pertama
sampai
danfundamental sangatlah mempengaruhi
perbulan.
perkembangan anak.
dengan latar belakang sosial ekonomi yang
10.000.000
10.000.000 perbulan. Ada pepatah masyarakat di dusun
masyarakat di dusun tembiruhan berprofesi
tembiruhan yang mengatakan : “untuk apa
sebagai, Pegawai Negri Sipil (PNS),
sekolah tinggi - tinggi kalau akhirnya harus
pengawai swasta, wiraswasta, buruh, dan
megang ulu parang dan asalkan udah tahu
petani. Adanya perbedaan latar belakang
membaca,menulis dan berhitung itu sudah
ekonomi orangtua sangat berpengaruh
cukup”, yang artinya apa lah artinya
terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan
sekolah tinggi - tinggi kalau pulang
anak.Pendapatan masyarakat antara satu
kampung (kembali ke kampung)
dengan yang lainnya tentu berbeda-beda
berladang
tergantung jenis propefesi/pekerjaan yang
menjadi petani dan
di
tingkat
membaca, menulis dan menghitung tidak
pendapatannya berbeda-beda. Berdasarkan
takut lagi di tipu sama orang lain .
penggolongannya, Badan Pusat Statistik
Sehingga dengan
(BPS, 2011) Provinsi Kalimantan Barat,
banyak
pendapatan yang di terima penduduk dapat
tinggi tidak mau menyekolahkan anaknya
di golongkan berdasarkan 4 golongan yaitu
karena
golongan penduduk berpendapatan rendah,
membantu orangtuanya mengembangkan
sedang,
tinggi.
usahanya dari pada sekolah tinggi - tingi,
Penggolongan pendapatan tersebut adalah :
karena sekolah tinggi - tinggi hanya
sehingga
tinggi,
dan
pada
yaitu pendapatan rata-rata lebih dari Rp.
umumnya
lakukan
karena
Rp.
4) Golongan pendapatan sangat tinggi
Masyarakat di dusun tembiruhan
berbeda-beda,
dengan
variasi
sangat
dan
orangtua
mereka
menyadap
karet
harus atau
kalau sudah tahu
pemikiran tersebut yang
berpikir
berpenghasilan
lebih
baik
menghabiskan uang saja. 3 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Permasalahan
yang
ditimbulkan
B. KERANGKA TEORITIS
adalah adanya sebagian orang tua yang berpenghasilan tinggi memiliki anak - anak
Menurut Thibault dan Kelly (Agus
gagal sekolah,karena sekolah tinggi -
Salim, 2008 : 46) teori pertukaran sosial
tinggi hanya menghabiskan uang saja.
adalah orang mengevaluasi hubungannya
Dengan demikian penulis merasa tertarik
untuk
melakuakan
penelitian
dengan
orang
mempertimbangkan
lain
dengan
konsekuensinya,
dengan judul “Kehidupan Anak Gagal
khususnya terhadap ganjaran yang di
Sekolah Pada 5 Keluarga Mampu di Dusun
peroleh dan upaya yang telah di lakukan,
Tembiruhan,
orang akan memutuskan untuk tetap
Kecamatan
Jelai
Hulu,
Kabupaten Ketapang”.
tinggal dalam hubungan tersebut atau pergi
Dari uraian yang telah penulis
meniggalkannya.
uraikan di latar belakang masalah, maka
Menurut Ary H. Gunawan (2010:
penelitian ini penulis membatasi masalah
26), Gagal sekolah merupakan predikat
penelitian sebagai berikut :
yang di berikan kepada peserta didik yang
1. Banyak keluarga mampu secara sosial
tidak mau menyelesaikan suatu jenjang
ekonomi tetapi memiliki anak - anak
pendidikan,
sehingga
gagal sekolah.
melanjutkan
studinya
2. Banyak anak gagal sekolah pada tingkat
tidak ke
dapat jenjang
pendidikan berikutnya.
SLTP.
Gagal sekolah adalah seseorang
Berdasarkan apa yang telah di
yang telah masuk ke dalam lembaga
uraikan di latar belakang masalah, maka
pendidikan baik itu pada tingkat SD,
yang menjadi fokus penelitian ini adalah
SLTP, maupun SMA untuk
kehidupan anak gagal sekolah pada 5
pelajaran dan belajar tetapi tidak sampai
keluarga secara status sosial ekonomi
lulus atau kemudian mereka keluar dari
mampu.
sekolah (mereka berhenti sekolah), rata -
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka Rumusan
Permasalahannya
rata anak gagal sekolah pada usia 7 – 15 tahun.
:
Menurut Kamus Besar Bahasa
Mengapa Terjadi Anak Gagal Sekolah
Indonesia, tentang pengertian orangtua
Pada
Keluarga
Tembiruhan,
“Mampu”
Kecamatan
Kabupaten Ketapang?
adalah
menerima
di
Dusun
adalah ayah, ibu kandung. Zakiah Daradjat
Jelai
Hulu,
dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam (2002 : 6) menulis bahwa orangtua merupakan pendidik utama dan pertama 4
BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bagi
anak-anak
merekalah
mereka,
anak
karena
mula-mula
dari
pemikiran dalam penulisan skripsi inilebih
menerima
jelas dapat dilihat dari alur penelitiannya
pendidikan.
yang di mulai dengan adanya anak gagal
Dengan demikian bentuk pertama
sekolah pada 5 keluarga mampu di dusun
dari pendidikan terdapat dalam kehidupan
tembiruhan, kecamatan jelai hulu. Dimana
keluarga. Orangtua adalah orang dewasa
permasalahan yang ada yaituMengapa
yang memikul tanggung jawab pendidikan,
Terjadi
sebab secara alami anak pada masa-masa
Keluarga “Mampu” di Dusun Tembiruhan,
awal kehidupannya berada di tengah-
Kecamatan
tengah ibu dan ayahnya. Dari definisi di
Ketapang?
Anak
Gagal
Jelai
Sekolah
Hulu,
Pada
Kabupaten
atas, dapat di mengerti bahwa orangtua adalah orangtua kandung atau wali yang mempunyai
tanggung
pendidikan
jawab
anak.Pada
dalam
umumnya
pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal pada kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik,
Gambar 1 Kerangka Pikir kehidupan anak gagal sekolah pada 5 keluarga mampu di Dusun Tembiruhan Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang : Kehidupan Anak Gagal Sekolah Pada 5 Keluarga Mampu di Dusun Tembiruhan Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang.
melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Kerangka
fikir
adalah
Banyak keluarga mampu secara sosial ekonomi tetapi memiliki anak – anak gagal sekolah. Banyak anak gagal sekolah pada tingkat SLTP.
suatu
paradigma yang menjelaskan hubungan
Mengapa terjadi Anak Gagal Sekolah pada Keluarga “mampu” di Dusun Tembiruhan?
antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya yang saling mempengaruhi
Menurut Thibault dan Kelly teori pertukaran sosial
satu dengan yang lainnya dalam suatu
adalah orang mengevaluasi hubungannya dengan orang
penelitian.
lain
dengan
mempertimbangkan
konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang
Melihat dari identifikasi masalah,
di peroleh dari upaya yang telah di lakukan, orang
fokus masalah, perumusan masalah serta
akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam
tujuan penelitian mengenai masalah yang
hubungan tersebut atau pergi meniggalkannya.
telah
diungkap
pada
latar
belakang,
sehingga dapat di buat suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini agar lebih terarah dapat di bangun suatu bagan pemikiran dalam penelitian sehingga arah
Faktor yang mempengaruhi anak gagal sekolah pada keluarga mampu adalah Hubungan komunikasi orangtua dengan anak yang kurang baik ( tidak harmonis), Pendidikan itu hanya buang uang saja, dan pendidikan hanya menjadi beban bagi anak.
5 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang melalui data dan fakta yang relevan Pengaruh yang di timbulkan karena adanya anak gagal sekolah di dusun Tembiruhan adalah 1. Berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak di dusun Tembiruhan, 2. Angka kemiskinan yang tinggi, 3. timbulnya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat yang di akibatkan karena adanya perbedaan pendapatan atau penghasilan masyarakat, sehingga menimbulkan perasaan iri dan dengki di masyarakat, dan 4. menimbulkan perkembangan kemajuan di dusun Tembiruhan yang lambat.
dengan masalah yang diteliti.
D. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
a) Kehidupan Anak Gagal sekolah Pada Keluarga “Mampu”. Kegiatan sehari - hari anak gagal sekolah pada keluarga mampu, Secara umum setelah mereka (anak - anak gagal sekolah pada keluarga mampu), mereka berkerja sebagai buruh di perkebunan (perusahaan) kelapa sawit yang ada di Dusun Tembiruhan. Setiap hari mereka
C. METODE PENELITIAN
bangun pukul 04.30 wib, setelah bangun Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
metode
penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan permasalahan apa adanya sesuai dengan fakta dan gejala yang dijumpai dilapangan. Sejalan dengan itu, menurut Moleong (2005 : 18) “penelitian deskritif
adalah
untuk
memberikan
gambaran secara rinci mengenai suatu keadaan, gejala atau objek tertentu pada saat penelitian dilakukan berdasarkan fakta
Disamping itu untuk memperoleh informasi sesuai dengan permasalahan diteliti,
penelitian
untuk berangkat kerja. Jam 05.20 wib mereka berangkat kerja, jam 06.00 - 06.30 wib mereka ikut apel pagi dan pengarahan kerja, dan siap untuk kerja, setelah itu jam 07.00 mereka mulai berkerja, jam 12.00 13.00 wib mereka istirahat dan jam 15.45 mereka berhenti kerja ( sesuai target dari perusahaan).
Jam
16.00
wib
mereka
sampai di rumah, setelah sampai di rumah mereka mandi dan makan sore, jam 18.00 mereka ngumpul bersama dengan teman -
yang tampak sebagai mestinya”.
yang
mereka mandi, sarapan dan siap - siap
maka
diambil
langkah
lapangan,
yaitu
dengan
melakukan penelitian pada objek - objek
temannya yang lain kemudian mereka mabuk - mabukan, karena mereka sering mabuk - mabukan hal ini menimbulkan keresahan di masyarakat karena kadang kadang mereka membuat keributan seperti berkelahi dan mengombrol dengan suara 6
BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang tinggi. jam 01.00
mereka tidur
malam.
terhadap
tingkat
pendidikan
pendidikan anak. Sebagai orang tua Keluarga mampu (pengusaha) yang
pasti merasa kecewa tetapi dari pada
memiliki anak gagal sekolah dan anak
anak sekolah hanya menghabiskan
gagal sekolah pada keluarga mampu
uang saja lebih baik dia berhenti
sebagai informan pangkal dalam penelitian
sekolah. Pertama faktor dari diri anak
ini
tingkat
saya, kedua kurangnya pengawasan
pendidikan orangtua dari keluarga mampu
dari saya, dan yang ketiga adalah
( pengusaha ) yang ada di Dusun
pergaulan anak saya yang terlalu bebas
Tembiruhan mayaoritas tamatan SD, hal
dan pengaruh dari lingkungan. Karena
ini sangat berpengaruh terhadap pemberian
anak saya memang sudah tidak mau
pendidikan kepada anaknya, dan sangat
sekolah lagi dan karena kurangnya
berpengaruh
SDM saya, dan alasan anak saya
dapat
di
perekonomian
ketahui
bahwa
terhadap
kemajuan
masyarakat
di
dusun
Tembiruhan.
adalah bapak saja hanya tamatan SLTP tapi punya penghasilan cukup
Dengan pendidikan orangtua yang
tinggi, jadi untuk apalah sekolah tinggi
rata - rata masih rendah maka perhatian
- tinggi serta hubungan komunikasi
orangtua terhadap pemenuhan kebutuhan
saya dengan anak saya kurang baik.
pendidikan anaknya yang masih kurang hal
Memberi motivasi kepada anak saya
ini di karena mereka memiliki anak gagal
supaya
sekolah di karenakan adanya pemikiran
pergaulan anak saya atau memberi
orangtua
hanya
pengawasan yang optimal terhadap
komunikasi
pergaulan anak saya di lingkungan
bahwa
menghabiskan
sekolah
uang
serta
itu
antara anak dengan orangtua yang kurang baik ( tidak Harmonis).
yang memeiliki anak Gagal sekolah. hasil
sekolah,
mengetahui
sekitar ”. Selanjutnya
Hasil wawancara dengan orangtua
Sebagaimana
mau
sebagaimana
hasil
wawancara dengan Bapak Matius di ketahui :
wawancara
dengan Bapak Haidi di ketahui :
“ Pendidikan itu tidak penting yang penting itu pengalaman hidup. Status
“ pendidikan bagi anak sekarang ini
ekonomi itu tidak terlalu berpengaruh
sangat penting. Status sosial ekonomi
terhadap pendidikan anak saya yang
sangat
tingkat
berpengaruh itu kemauan anak saya
pendidikan anak namun yang lebih
untuk sekolah. Sebagai orangtua pasti
berpengaruh adalah wawasan orangtua
kecewa tetapi biarkan dia saja lah
mempengaruhi
7 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
supaya
merasa
susahnya
berkerja
menghindari
pekerjaan
di
rumah.
untuk mencari uang. SDM saya yang
Karena anak saya memang tidak mau
rendah dan anak saya terpengaruh
sekolah lagi dan sekolah itu hanya
dengan teman - temannya yang sudah
menghabiskan uang saja. Melakukan
berhenti sekolah. Karena anak saya
pengawasan dan memberikan apa saja
tidak mau sekolahnya lagi dan anak
yang di ingikan anak saya dengan
saya melihat teman - temannya yang
syarat anak saya harus sekolah ”.
sudah tidak sekolah, mudah saja dapat
Selanjutnya
uang, oleh karena itu lah dia tidak mau
wawancara
melanjutkan sekolahnya lagi, serta
ketahui:
sebagaimana
dengan
Bapak
hassil
Kasip
di
sekolah itu menghabiskan uang saja
“ Pendidikan bagi anak di masa
dan hubungan komunikasi antara saya
sekarang ini tidak penting. Status
dan anak saya yang kurang baik.
sosial ekonomi saya itu memiliki
Memberikan segala yang dia ingikan
pengaruh yang sangat besar terhadap
dengan maksud supaya dia mau terus
pendidikan
sekolah ”.
tergantung kemauan anak saya untuk
Kemudian hasil wawancara dengan Bapak Ingik adalah
sekolah.
anak
Sebagai
saya,
orangtua
tetapi
pasti
memiliki perasaan kecewa tetapi mau
“ Pendidikan itu sekarang ini tidak
gimana lagi lah kalau anak sudah tidak
penting, karena sekolah sekarang ini
mau sekolah lagi.Faktornya adalah
biayanya mahal. Status sosial ekonomi
karena pergaulan anak saya yang
saya
terlalu bebas dan anak saya mudah
hanya
terhadap
sedikit
tingkat
berpengaruh anak
terpengaruh dengan teman - temannya
saya.kalau anak saya memang benar –
yang sudah tidak sekolah lagi.Karena
benar mau
sekolah tinggi – tinggi,
anak saya sekolah itu tidak benar –
pasti saya akan berjuang habis –
benar mau sekolah dan sekolah itu
habisan untuk menyekolahan anak
untuk menghindar dari pekerjaan di
saya tetapi kalau anak udah tidak mau
rumah serta hubungan komunikasi
sekolah lagi, kita orang tua bisa apa
antara saya dengan anak saya yang
lagilah. Orang tua manalah yang tidak
tidak harmonis. Memberikan motivasi
kecewa
gagal
kepada anak saya untuk sekolah
sekolah.Hubungan komunikasi saya
dengan memberikan apa saja yang di
yang kurang baik dan sekolah itu
inginkaan anak saya dan uang jajannya
hanya
pun saya tambah “.
kalau
pendidikan
anaknya
dijadaikan
alasan
untuk
8 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Serta sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Rasuk di ketahui :
mendengarkan
nasehat
orangtuanya
dan
dari membuat
“ Pendidikan di masa sekarang ini
orangtuanya kecewa karena anaknya
memang
tetapi
harus gagal sekolah dan apabila
sekarang ini sudah ada sekolah paket
anaknya dipaksa harus sekolah lagi
A, paket B, dan paket C serta sekolah
pasti anaknya akan menhabiskan uang
formal hanya menghabiskan uang
saya
saja.Status sosial ekonomi saya tidak
terbebani apabila dia sekolah hal ini di
berpengaruh
terhadap
karenakan dia harus menjaga nama
saya.Sebagai
baik orangtuanya dan dia tidak bisa
orangtua pasti akan merasa kecawa.
ngumpul dengan teman - temannya
Faktor
adalah
sampai larut malam dan bersenang –
yang
senang (seperti berfoya - foya, dan
kurang dan anak saya sendiri yang
mabuk - mabukan) karena jika dia
sudah tidak mau sekolah lagi, kedua,
masih sekolah maka dia akan di batasi
karena pengaruh dari lingkunga dan
oleh orangtuanya”.
pengawasan saya yang masih kurang
Selanjutnya
sangat
besar
pendidikan
dan
anak
yang
pendidikan
pertama
(wawasan)
hubungan
dengan
penting,
anak
saya
komunikasi saya
yang
saya kurang
saja
serta
anaknya
merasa
Bapak
Matius
berpendapat bahwa : ”pendidikan itu tidak penting yang
harmonis.Karena anak saya sudah
penting
tidak mau sekolah lagi dan dia melihat
hubungan komunikasi dengan anaknya
teman - temannya yang sudah tidak
baik namun dengan pemikiran Bapak
sekolah, mudah saja mendapatkan
matius pendidikan itu tidak penting
uang
-
sehingga dengan pemikiran tersebut
-
maka
untuk
mereka
foya.Memberikan
berfoya
pandangan
itu
tidak
pengalaman
hidup,
mengherankan
kalau
pandangan yang sifatnya memberi
anaknya gagal sekolah, serta anaknya
semangat kepada anak saya supaya
memiliki pemikiran kalau sekolah
mau sekolah “.
tinggi pun mau jadi apa, karena
Berdasarkan
hasil
wawancara
banyak
sarjana
yang
menjadi
sehingga
membuat
dengan Bapak Haidi selaku informan di
pengangguran
peroleh penjelasan :
pendidikan itu tidak penting baginya
“Hubungan
komunikasi
dengan
anaknya kurang harmonis hal ini
dan
dia
berpikir
jikalau
harta
orangtuanya tidak akan habis”.
dikarena selama ini anaknya tidak mau 9 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Dan
berikutnya
Bapak
Ingik
berpendapat bahwa : “Hubungannya
serta
dari
pada
bapak
Ingik
mengeluarkan uang lebih banyak lagi dengan
anaknya
jika dia memaksa anaknya harus
kurang harmonis hal ini di karenakan
sekolah
anaknya telah membuatnya kecewa
membiarkan anaknya gagal sekolah.
karena anaknya harus gagal sekolah
Dan anaknya merasa jikalau sekolah
dan
mendengarkan
itu hanya menjadi bebannya baginya
nasehatnya. Bapak ingik berpendapat
hal ini di karena apabila dia masih
kalau pendidikan itu tidak penting
sekolah semuanya di batasi oleh
yang penting itu pengalamam hidup
orangtuanya namun jika dia gagal
karena sekolah sekarang ini hanya
sekolah maka dia sudah lepas dari
menghabiskan
dengan
tanggung jawab orangtuanya dan bisa
pemikiran tersebut maka bapak ingik
melakukan apa saja yang dia inginkan
tidak mau memaksa anaknya untuk
karena uang yang dia pergunakan
meneruskan sekolahnya, serta anaknya
adalah uang dia sendiri”.
tidak
mau
uang
saja,
merasa jikalau sekolah hanya menjadi
lagi
lebih
baik
dia
Dan sebagaimana hasil wawancara
beban baginya karena jika dia sekolah
dengan Bapak Rasuk di ketahui :
uang yang di berikan orangtuanya
”Pendidikan itu penting namun sekarang
tidak cukup untuk dia berfoya – foya
ini sudah ada sekolah paket A, paket B,
dan mabuk – mabukan”.
dan paket C. karena sekolah formal hanya
Sebagaiman
hasil
wawancara
dengan Bapak Kasip di ketahui bahwa :
menghabiskan pemikiran
uang
saja.
tersebut
maka
tidak
bapak
Rasuk
”pendidikan itu tidak penting dan
mengherankan
hubungannya
memiliki anak gagal sekolah. Hubungan
komunikasi
dengan
jikalau
Dengan
anaknya berjalan kurang baik hal ini di
komunikasi
dengan
karenakan ia sibuk dengan bisnis (
harmonis hal ini di karenakan anaknya
usahanya)
sehingga
membuat
selalu berani terhadapnya dan anaknya
kurangnya
pengawasan
terhadap
gagal
sekolah
hal
anknya
ini
semakin
pergaulan anaknya dan anaknya telah
memperburukan
membuat orangtuanya kecewa karena
keduanya
harus gagal sekolah sedangkan uang
memperhatikan pendidikan anaknya hal ini
yang di keluarkan oleh orang tuanya
di karenakan adanya pemikiran dari bapak
sudah
membuat
Rasuk jikalau sekolah pormal itu biayanya
hubungan keduanya semakin buruk
mahal dan bapak rasuk terlalu sibuk
banyak
hal
ini
hubungan
kurang
serta
komunikasi
orangtua
tidak
10 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan bisnisnya. Sedangkan anaknya
“ Pendidikan itu hanya menjadi beban
merasa jikalau sekolah itu menjadi beban
saja, pendidikan itu tidak penting dan
dan untuk menghindari perkerjaan di
harta orangtuanya tidak akan habis.
rumah”.
Setelah saya tidak sekolah lagi saya
Berdasarkan
hasil
diatas diketahui bahwa
wawancara
merasa hidup saya bebas, dan berkerja
secara umum
sebagai buruh di perkebunan kelapa
orangtua berpendapat jikalau pendidikan itu tidak penting dan pendidikan hanya menghabiskan uang, hal ini di karena biaya
sawit ”. Dan berikutnya, hasil wawancara dengan Iji di ketahui :
pendidikan sekarang ini yang mahal dan
“ Hubungan komunikasi dengan orang
hubungan komunikasi antara orangtua
tuanya kurang baik dan sekolah hanya
dengan anaknya kurang harmonis di karena
menjadi beban bagi saya hal ini di
adanya perasaan kecewa dari orangtua
karenakan uang yang diberikan oleh
karena anaknya harus gagal sekolah dan
orangtua tidak cukup untuk berseng -
orangtua sibuk dengan bisnis ( usahanya)
senang. Setelah tidak sekolah lagi saya
serta anak merasa jikalau pendidikan itu
berkerja sebagaiburuh di perkebunan
hanya menjadi bebannya saja.
kelapa sawit, sekarang saya punya
Hasil wawancara dengan Anak Gagal sekolah.
uang sendiri dan tidak tergantung dengan orangtua saya lagi dan saya
Sebagaimana
hasil
wawancara
bisa mempegunakan uang saya sesuai
dengan yogi selaku informan ( anak gagal
dengan kemauan saya sendiri tanpa
sekolah ) di ketahui :
ada yang melarangnya lagi “.
“ Sekolah hanya menjadi beban aku saja dan hubungan komunikasi dengan
Selanjutnya,
sebagaimana
hasil
wawancara dengan Mega di ketahui :
orangtuanya kurang harmonis. Setelah
“Sekolah hanya menjadi beban dan
saya
hubungan
tidak
sekolah
lagi
berkerja
komunikasi
dengan
sebagai buruh di perkebunan kelapa
orangtuanya kurang harmonis serta
sawit, dan saya merasa bebas karena
pendidikan itu tidak penting. Setelah
orangtua saya tidak bisa melarang saya
saya tidak sekolah lagi, saya berkerja
lagi untuk berfoya - foya dan mabuk –
sebagai buruh di perkebunan kelapa
mabukan ”.
sawit dan saya bias melakukan apa
Selanjutnya
sebagaimana
wawancara dengan Raka di ketahui :
hasil
saja yang saya inginkan dan orangtua saya tidak bias melarang lagi karena 11
BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
uang yang saya pergunakan adalah
berikan orangtua tidak cukup untuk ia
uang saya sendiri “.
bersenang - senang.
Dan berikutnya, sebagaimana hasil
Adapun yang menjadi alasan mega
wawancara dengan Dwi Septio di ketahui :
gagal sekolah adalah pendidikan itu hanya
“Sekolah menjadi beban dan sekolah hanya
menjadi beban baginya saja dan hubungan
untuk menghidari dari pekerjaan rumah,
komunikasi dengan orangtuanya
dan pendidikan itu tidak penting. Setelah
kurang baik. Dan kemudian Dwi Septio
saya tidak sekolah lagi, saya berpkerja
berpendapat jikalau sekolah hanya menjadi
menjadi buruh di perkebunan kelapa sawit,
beban
dan sekarang saya sudah bisa mandiri,
menghindari pekerjaan di rumah serta uang
serta melakukan semua yang saya ingikan
jajan hanya sedikit dan tidak cukup untuk
tanpa di batasi oleh orangtua saya lagi “.
bersenang - senang.
Berdasarkan
hasil
wawancara
dan
sekolah
Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
penjelasan sebagai berikut : yang membuat
informan secara umum di ketahui yang
ia gagal sekolah dikarenakan kurang
membuat
harmonisnya
hubungan komunikasi dengan orangtuanya
ia
dengan
gagal
untuk
dengan Yogi selaku informan di dapat
hubungan
anak
hanya
yang
sekolah
anak gagal
kurang
selaku
sekolah adalah
orangtuanya dan dia merasa sekolah itu
yang
harmonis
dan
mereka
hanya menjadi beban, setelah ia gagal
berpendapat jikalau pendidikan itu tidak
sekolah ia merasa bebas dan ia sekarang
penting dan mereka merasa pendidikan itu
berkerja sebagai buruh di perkebunana
hanya menjadi beban hidupnya.
kelapa sawit. Selanjutnya Raka berpendapat yang membuat ia gagal sekolah adalah karenakan
dia
orangtuanya
merasa
Adapun faktor yang mempengaruhi
pendidikan itu hanya menjadi beban
anak gagal sekolah pada keluarga mampu
baginya saja dan pendidikan itu tidak
adalah :
penting. Kemudian Iji berpendapat yang
a)
ia
gagal
akan
habis
harta dan
membuat
tidak
jikalau
di
3. Faktor yang Mempengaruhi Anak Gagal Sekolah pada Keluarga Mampu.
sekolah
adalah
hubungan komunikasi dengan orangtuanya
harmonisnya
hubungan
komunikasi orangtua dengan anak, b) orangtua berpikir kalau pendidikan itu
yang kurang baik, sekolah hanya menjadi bebannya saja, dan uang jajan yang di
kurang
hanya buang uang saja, dan c)
anak
merasa
terbebani
oleh
pendidikan. 12 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Anak dari keluarga mampu tidak mau
mengakibatkan adanya nya perasaan
sekolah
iri dan dengki di masyarakat.
lagi
di
karena
hubungan
komunikasi dengan orang tuanya yang kurang harmonis dan dia merasa jikalau sekolah dia semuanya di batasi oleh
E. PENUTUP
orangtua dan dia tidak pernah memegang uang banyak serta dia harus menjaga nama
a) Kesimpulan
baik dari orangtuanya sehingga di merasa
Setelah
melakukan
penelitian
jikalau sekolah hanya menjadi beban
dengan judul “Kehidupan Anak Gagal
baginya saja tetapi jika dia berhenti
Sekolah pada 5 Keluarga Mampu di Dusun
sekolah maka dia bisa memegang uang
Tembiruhan
banyak dan bisa menggunakan untuk
Kabupaten Ketapang”, kesimpulan yang
mabuk - mabukan dan berfoya - foya
dapat di ambil dari perumusan masalah
karena uang yang di gunakan dalah uang
adalah
dia sendiri.
Kecamatan
Jelai
Hulu
Adapun faktor yang mempengaruhi anak gagal sekolah pada keluarga mampu
4. Dampak yang di timbulkan oleh banyaknya Anak Gagal Sekolah di Dusun Temburuhan.
adalah 1.
hubungan
komunikasi
dengan
orangtuanya yang kurang harmonis, Adapun dampak yang di timbulkan
2.
karena banyaknya Anak Gagal sekolah di Dusun Tembiruhan adalah sebagaiberikut : a)
Berpengaruh
terhadap
tingkat
pendidikan anak di dusun tembiruhan, b) Berpengaruh pendidikan
terhadap
tingkat
masyarakat
di
dusun
tembiruhan, c)
Angka
itu hanya menjadi beban, dan 3.
Orang berpikir kalau Pendidikan itu hanya menghabiskan uang saja. Setelah mereka gagal sekolah, anak
tersebut
harus
menjadi
buruh
di
perkebunan kelapa sawit dan mereka merasa bebas karena tidak ada lagi
kemiskinan
di
dusun
tembiruhan yang tinggi, dan d) Timbulnya
Anaknya merasa jikalau Pendidikan
bebas untuk melakukan apa saja yang sosial
mereka inginkan selama ini seperti berfoya
ekonomi di masyarakat hal in di
- foya, mabuk - mabukan, dan bersenang -
karenakan
senang dengan teman - temannya.
pendapatan
kesenjangan
larangan dari orangtua serta mereka bisa
adanya masyarakat,
perbedaan sehingga
13 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Dengan adanya anak gagal sekolah di
dusun
tembiruhan
berpengaruh
yang baik, dan berhentilah mabuk mabukan dan berfoya - foya karena itu
terhadap:
hanya
merusak
badan
kamu
1. Tingkat pendidikan anak di Dusun
membuat hidup kamu menderita.
dan
Tembiruhan, 2. Tingkat
pendidikan
masyarakat
di
Dusun Tembiruhan,
F. REFERENSI
3. Angka kemiskinan yang Tinggi di Dusun Tembiruhan, dan 4. Timbulnya kesenjangan sosial ekonomi di
masyarakat,dan
Abdulsyani, 2002.Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta :Bumi Aksara.
menimbulkan
perkembangan kemajuan yang lambat di
Salim, Agus .2008. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Dusun tembiruhan.
b)
Bungin Burhan (Ed). 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Saran
1. Untuk para orangtua yang memiliki anak gagal sekolah, agar selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anaknya, memberikan motivasi yang baik kepada anaknya supaya anaknya mau sekolah tinggi - tinggi, dan memiliki wawasan yang
baik
meskipun
pendidikanya
rendah dan memperhatikan pendidikan anak
-
anaknya
serta
memenuhi
kebutuhan pendidikan anak - anaknya. 2. Untuk para anak gagal sekolah, agar memiliki pendidikan yang baik dengan melanjutkan
sekolahnya
kerena
pendidikan itu sangat penting, dan dengan pendidikan lah seseorang bisa merubah
nasibnya
dan
selalu
mendengarkan nasehat dari orangtua
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2011. Kalimantan Barat dalam Angka. Dradjat, Zakiah. 2002.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarata : CV. Rajawali. Friedman. 2004. Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC. Gunawan, Ary H. 2010. Sosiologi Pendidikan : Suatu Analisis Tentang PelbagaiProblema Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hasbullah. 2009. Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ihromi T. O. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Obor Rakyat. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
serta menjaga komunikasi yang baik dengan orangtuanya. Pilhlah teman 14 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Simanjuntak, 1981. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penerbit Remaja Rosdakarya. Standar Nasional Pendidikan (NSP) dan UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Bandung : Fokus Media. Soekanto, Soerjono, 2009.Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru. Jakarta:Rajawali Pers. Soekanto, Soerjono. 1994. Sosiologi Pembanguan. Jakarta : Bina Cipta. Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyono .2008. Metodologi Penelitian sosial dan pendidikan. Malang : Bumi Aksara.
15 BENI SAPUTRA, NIM. E41111018 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA
TINGGI
JURNAL MAHASISW A
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: h«p:/jurmafis.untan.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARY A ILMIAH UNTIJK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM / Periode lulus Tanggal Lulus .Fakultasl Jurusan E-mail addres/ HP
: : : : :
BENI SAPUTRA E411110181II 14 Desember 2015 ISIP / PEMBANGUNAN SOSIAL
[email protected]
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (Sl), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa Sociodev*) pada Program Studi PEMBANGUNAN SOSIAL Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) : KEHIDUPAN ANAK GAGAL SEKOLAH PADA 5 KELUARGA TEMBIRUHAN KECAMATAN JELAI HULU KABUPATEN KETAPANG
MAMPU
DI DUSUN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalarn bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c:J Secarafulltex
o content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu merninta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini, Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
PH
Dibuat di tanggal
: Pontianak : 14 Januari 2016
BENI SAPUTRA NIM. E4nl1018
Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)