Kegiatan Publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (Periode Juni 2007-Oktober 2007)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu (S-I) Public Relations
Disusun Oleh : Ratna Juwita Febriani (04203-085)
FAKULTAS KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN PUBLIC RELATIONS Ratna Juwita Febriani Kegiatan Publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (Periode Juni 2007-Oktober 2007) x + 81 halaman = 43 lampiran Bibliografi : 36 ( 1978 - 2007) ABSTRAKSI
Publikasi merupakan salah satu kegiatan humas. Dalam setiap kegiatan publikasi yang dilakukan oleh suatu lembaga yang memiliki bagian humas, humas dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang aktif dan dinamis. Sebelum melakukan kegiatan publikasi, humas Departemen Pendidikan Nasional melakukan tahapantahapan publikasi yang dinilai mampu menarik perhatian khalayak mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui kegiatan publikasi yang dilakukan oleh humas Departemen Pendidikan Nasional terhadap program BIPA. Tinjauan pustaka terdiri dari: pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi, pengertian humas menurut Frank Jefkins, fungsi humas menurut Onong Uchjana Effendi, kegiatan humas, publikasi (bentuk-bentuk publikasi, tujuan publikasi, media publikasi, langkah perencanaan publikasi) menurut Lawren W Nolte and Dennis L.Wilcox dan publik sasaran humas menurut rusadi ruslan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Case Study).Tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif untuk memberi gambaran yang jelas tahapan atau langkah-langkah dari kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Depdiknas, dan pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif untuk memperoleh data dan analisis yang bersifat mendalam. Setelah melakukan wawancara mendalam dengan nara sumber diketahui bahwa kegiatan publikasi Humas Depdiknas terhadap program bahasa indonesia bagi penutur asing menurut penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis terdiri dari beberapa tahap yaitu mulai dari identifikasi masalah, identifikasi tujuan, identifikasi audiens,perencanaan pelaksanaan, perencanaan waktu, perencanaan anggaran, evaluasi. Hasil atau Evaluasi dari penelitian publikasi humas Depdiknas terhadap program BIPA belum dilaksanakan karena publikasi masih berjalan hingga 2010, namun dari publikasi yang dilakukan pada periode Juni 2007–Oktober 2007, dapat dikatakan berhasil karena peminat BIPA bertambah menjadi 40 negara.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan
anugerah
kepada
peneliti,
sehingga
peneliti
dapat
menyelesaikan skripsi ini seperti yang diharapkan. Dengan demikian selesai sudah satu tugas yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana. Peneliti sadar bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dan keluarga. Pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Ponco Budi Sulistyo,S.Sos,M.Comm selaku pembimbing I, terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabarannya dalam mengajarkan banyak hal dan bantuan-bantuan yang mungkin tidak disadari beliau tapi sangat berarti buat peneliti.Terima kasih banyak yah Pak maaf kalau saya sedikit mengecewakan pak Ponco.
2.
Ibu Marhaeni F.K,S.Sos,MSi selaku Ketua Jurusan Public Relations, selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik, disela waktunya yang padat masih bersedia untuk memberikan bimbingan.
3.
Untuk ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si. Selaku dekan Fakultas Ilmu Komunikasi.
4.
Ibu Dra. Agustina Zubair, M.Si. selaku wakil dekan Fakultas Ilmu Komunikasi.
5.
Ibu Irmulan Sati T. SH, M.Si, selaku Kepala Biro Humas Universitas Mercu Buana.
6.
Bpk.Juwono Tri Atmojo.S.Sos, M.Si selaku penguji ahli yang telah membantu penulis dalam penentuan kelulusan ini. Salam buat Adit yah pak, nanti saya ajarin adit lagi yah pak!
7.
Ibu Tri Diah Cahyowati, M.Si selaku ketua sidang, terima kasih yah bu atas masukkannya.
8.
Bpk.Hardiyanto Djatmiko yang telah banyak memberi support dan memberi banyak masukkan dalam skripsi ini
9.
Bapak dan Mamah yang telah dengan penuh rasa sayang selalu memberikan doa, dan dorongannya selama ini, sungguh terasa sangat berarti bagi peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
10.
Untuk Abang–abangku Dhean, Wawan serta Adikku Uya, atas perhatian dan kasih sayang yang selalu dapat menjadi motivasi yang besar bagi peneliti dalam melakukan berbagai hal dan mengisi hari – hari yang indah dalam keluarga
11.
Untuk keluarga besar Departemen Pendidikan Nasional khususnya pada divisi Humas (Bpk Setiono,Pak Taufik, Pak Saribu, Pak Heru, Pak Iryanto, Pak Taswin, Pak Yono, Bu Eka Cantik, Bu Noy, Bu Tifa, Bu Aisya, Bu Mar, Bu Diah). Serta Kakak – kakak (Mas Agung, Mas Arif, Mas Singih, Mba Erna). Peneliti mengucapkan terima kasih
banyak karena telah membantu selama penelitian ini. Sekali lagi Terima Kasih yah,Rasanya tidak mau berpisah dengan kalian. 12.
Untuk Ndaqu (Ridwan Effendi), yang telah menemani peneliti setiap hari dan menjadi sumber inspirasi terbesar dihidupku selama lima tahun ini. terima kasih banyak yah nda atas kebaikan kamu selama ini, semoga kamu selalu setia m aq.ok nda!
13.
Untuk Keluarga Besar Bapak Firdaus (Ayah, Ibu ,K’Vera, K’Feri) terimakasih atas dukungannya selama ini.
14.
Untuk sahabat-sahabatqu Mala, Lia,Toeti, Reny, Early, emil, nera, viska,
mahar
yang
telah
banyak
membantu
peneliti
dalam
menyelesaikan skripsi ini, juga telah banyak memberikan semangat dikampus.thx yah guys…! 15.
Untuk teman-teman baikku Gunawan,Yuli, Dj, Eza, Ncim, Ricci, Zohra, Kitin, Lisa, Denti, Lisa Herlina Lubis, Nova, Nie, Nja, Seby, Pretty, Tami, Diche, yang sudah menjadi teman baik selama dikampus.mudah-mudahan wisuda bisa bareng yah…
16.
Untuk Sahabat-sahabat SMU yang masih tetap care selalu hingga saat ini Mila, Ayu, Bonel, Marza, Arie, lani, ula, moa.
17.
Untuk anak-anak 2004 yang telah menjadi teman baik penulis selama di Fikom (Iis, Windy, Dara, Yanti, Penta, Aryo, Zaki, Bancet, Agus).
18.
Untuk Keluarga besar Kopma UMB, Le Nano, Le Pon, UJ, Bu Inem, Te Santi, Umi, Bu Tri, Mba Jus, terima kasih atas kebaikannya selama dikantin. Maaf yah saya tidak bisa bantu masuk kekantin baru.
19.
Untuk Yuli dan AS yang telah senantiasa membantu saat peneliti jenuh.
20.
Untuk Mas Mawi yang telah senantiasa membantu dalam memberikan informasi di Fikom.
21.
Untuk Seluruh teman–teman khususnya fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations yang mungkin belum peneliti sebutkan satu persatu (Hum A,Hum B dan juga Hum C).
22.
Untuk Universitas Mercu Buana, atas segala fasilitas yang telah disediakan
dari awal peneliti kuliah hingga akhir.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan bantuan dari semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi ini. Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu peneliti mengharapkan masukan-masukan, serta saran dari semua pihak untuk membantu menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 3 Juni 2008
MOTTO
Sekaranglah saatnya kita berubah ! Kemalasan kita ubah menjadi ketekunan Kesombongan kita ubah dengan kreativitas yang genius Kelalaian kita harus isi dengan aktivitas, detik demi detik. Pikiran negatif harus kita ubah dengan pikiran positif Rasakan perubahan itu……?
bila kehidupan kita sudah mulai membaik maka semangati untuk melakukan lebih kencang, bergerak lebih cepat, berpikir lebih taktis Dan lakukan terus hal-hal baik yang sudah membuat kehidupan kita menuju arah yang benar.
Sekaranglah saatnya kita untuk banting setir………
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………………………………………………………………….i LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG………………………………………ii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI………………………iii KATA PENGANTAR………………………………………………………...iv DAFTAR ISI…………………………………………………………………..v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………………………………………..1 1.2 Rumusan Permasalahan……………………………………………8 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………..8 1.4 Signifikansi Penelitian……………………………………………..8 1.4.1 Signifikansi Akademis……………………………………….8 1.4.2 Signifikansi Praktis…………………………………………..9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi……………………………………………………….. 10 2.2 Pengertian Humas………………………………………………… 12 2.2.1 Pengertian Humas…………………………………………... 12 2.2.2 Fungsi Humas………………………………………………. 15 2.2.3 Kegiatan Humas …………………………………………… 17 2.3 Publikasi …………………………………………………………. 19 2.3.1 Pengertian Publikasi ……………………………………….. 19 2.3.2 Bentuk-bentuk Publikasi…………………………………… 22 2.3.3 Tujuan Publikasi…………………………………………….23 2.3.4 Media Publikasi……………………………………………..24 2.3.5 Langkah Kegiatan Publikasi ……………………………..…29 2.4 Publik Sasaran Khalayak …………………………………………32
BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian ……………………………………………………36 3.2 Metode Penelitian…………………………………………………37 3.3 Key informan.……………………………………………………..38 3.4 Tekhnik Pengumpulan Data ……………………………………... 40 3.4.1 Data Primer ………………………………………………... 40 3.4.2 Data Sekunder…………………….………………………....40 3.5 Definisi Konsep …………………………………………………..41 3.6 Fokus Penelitian ………………………………………………….42 3.7 Teknik Analisa Data …………………………………………….. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Departemen Pendidikan Nasional………….… 46 4.1.1 Departemen Pendidikan Nasional…………………….……. 46 4.1.2 Struktur Organisasi Depdiknas ……………………………. 50 4.1.3 Tugas pokok dan fungsi depdiknas………………………… 51 4.2 Gambaran Umum Humas Depdiknas …………………………… 52 4.2.1 Struktur organisasi Humas…………………………………. 55 4.3 Gambaran Umum Pusat Bahasa Depdiknas………………………56 4.3.1 BIPA .………………………………………………………56 4.3.2 Negara-negara penyelenggara BIPA ………………………. 59 4.4 Hasil Penelitian ………………………………………………….. 63 4.4.1 Tahap kegiatan Publikasi yang dilakukan oleh Humas ……. 64 4.4.1.1 Mengidentifikasi Masalah ……………………………….. 64 4.4.1.2 Mengidentifikasi Tujuan…………………………………. 65 4.4.1.3 Mengidentifikasi Audiens ………………………………. 66 4.4.1.4 Mengembangkan Strategi ……………………………….. 67 4.4.1.5 Perencanaan Pelaksanaan ……………………………….. 68 4.4.1.6 Perencanaan Waktu ……………………………………... 70 4.4.1.7 Mengevaluasi Keberhasilan …………………………….. 70
4.5 Pembahasan ………………………………………………………75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……………………………………………………….79 5.2 Saran………………………………………………………………80
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Arus informasi dari berbagai penjuru dunia dewasa ini mampu menerobos batas ruang dan waktu sebagai akibat kemajuan teknologi informasi pada era globalisasi dan perdagangan bebas. Kondisi seperti itu menimbulkan dampak penting pada tatanan kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. dampak yang ditimbulkan oleh penyebaran arus informasi global tidak selalu bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, agar kita tetap mampu bersaing dan sekaligus berperan dalam kencah kehidupan global seperti itu, diperlukan sumberdaya manusia yang benar–benar berkualitas, bertanggung jawab, berdisiplin dan mempunyai kompetensi yang tinggi. Memaknai pemahaman manusia yang berkualitas dan berkompetensi, tersirat suatu tuntunan bagi insan Indonesia untuk akrab dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, demi mencapai hal itu, bahasa memegang peran yang amat penting dalam peningkatan mutu sumber daya manusia. Sebagai sarana komunikasi, bahasa menjadi sarana utama bagi seseorang untuk menginformasikan sesuatu, baik secara lisan maupun tertulis, termasuk yang terungkap dalam berbagai sumber bacaan ilmiah sehingga dapat berperan dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan membaca berarti kita
berkomunikasi
secara
baik
dengan
perkembangan
zaman
yang
terimplementasi dalam ruang ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu sebagai sarana komunikasi, bahasa juga merupakan sarana berpikir. Melalui bahasa, berbagai hal yang dihadapi dan terjadi di sekelilingnya dapat dipahami dan dicerna dengan baik sehingga dapat menambah kematangan pribadi seseorang. Dengan demikian, kematangan berpikir dan kemampuan menyikapi setiap masalah dengan kritis merupakan dua hal yang saling mengisi dalam pembentukkan kualitas individu suatu bangsa. Hal itu membuktikan bahwa peningkatan mutu sumberdaya manusia hanya akan menjadi impian semata tanpa peningkatan kemampuan bahasa. Disisi lain, disadari bahwa kemampuan berkomunikasi dengan baik dan kritis dapat dibina melalui peningkatan minat baca insan indonesia secara terusmenerus dan berkesinambungan. Kemampuan berkomunikasi yang baik dan cara berpikir yang kritis dalam menghadapi setiap tantangan baru pada gilirannya dapat melahirkan setiap apresiatif terhadap nilai–nilai yang terkandung pada karya–karya sastra. Dalam hubungan itu, tidak dapat dipungkiri
bahwa karya–karya sastra
mengandung nilai–nilai yang dapat memperluas akal budi dan amat bermanfaat dalam menghidupi kehidupan. dengan demikian, kemampuan mengapresiasikan
karya–karya
sastra
juga
berperan
penting
meningkatan mutu sumber daya manusia pada era globalisasi1.
1
Edaran umum bulan bahasa dan sastra, “Melalui BIPA kita tingkatkan minat baca insan Indonesia",Depdiknas,Jakarta,2007.
dalam
Pengguna bahasa Indonesia dalam dunia global mendapat tantangan berat dengan hadirnya bahasa asing. Tidak dapat ditolak, penggunaan bahasa asing secara leluasa memasuki ranah demi ranah pengguna bahasa Indonesia. Akibatnya, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang telah sekian lama menjadi jati diri bangsa mulai terkikis. Oleh karena itu pengutamaan penggunaan
Bahasa Indonesia menjadi upaya tepat untuk kembali
menegaskan jati diri bangsa. sesuai dengan ikrar sumpah pemuda, pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia berarti tetap menjunjung bahasa Indonesia di antara bahasa–bahasa lain di Indonesia, termasuk bahasa asing. Departemen Pendidikan Nasional telah membentuk suatu program pada tahun 1993 yang dikembangkan oleh Pusat Bahasa yaitu pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan salah satu program Departemen Pendidikan Nasional Indonesia untuk penutur asing atau diluar Indonesia. kegiatan tersebut merupakan bentuk pengajaran bahasa Indonesia kepada para penutur asing melalui
kursus
singkat,
sekolah-sekolah
dan
universitas-universitas.
Pengajaran BIPA Pusat Bahasa Depdiknas bertujuan membekali Penutur Asing dengan kemampuan berbahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis dan membekali pengetahuan serta pemahaman tentang budaya dan cara hidup masyarakat Indonesia. Selanjutnya, setelah mengikuti kelas BIPA, penutur asing akan diberi kesempatan untuk mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), suatu tes yang dapat menunjukkan tingkat kemahiran penutur dalam berbahasa Indonesia.
Awal Kemunculan program ini terdapat di delapan Negara besar diluar Indonesia yaitu Jerman, Australia, China, Belanda, Prancis, Filipina, Rusia, Amerika Serikat yang terdapat di KBRI. Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) juga merupakan salah satu media komunikasi untuk Indonesia terhadap negara luar, pada saat itu kemunculannya tersebut menjadi berkembang pesat hingga kesekolah-sekolah dan universitas. Namun pada kongres bahasa Indonesia V tahun 1998 dan kongres bahasa indonesia VI tahun 2003 dinyatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia
perlu
ditingkatkan
baik
didalam
maupun
diluar
negeri,
penyelenggara BIPA perlu mengembangkan program bahan ajaran BIPA termasuk metodelogi pengajarannya. Salah satu kendala dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa kondisi pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) dibeberapa negara diluar Indonesia menunjukkan adanya gejala penurunan, baik dari segi intensitas penyelenggaraan maupun dari segi jumlah peminatnya2. Penurunan intensitas penyelenggaraan bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) dan minat orang asing dalam mempelajari bahasa Indonesia itu disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari negara penyelenggara bahasa Indonesia sendiri, maupun faktor yang muncul dari luar, terutama dari kondisi yang ada di Indonesia. Berdasarkan pengamatan terhadap gejala penurunan dan pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) diluar indonesia itu, Departemen Pendidikan Nasional sebagai instansi pemerintah yang bertugas
2
Lembar Semiloka, Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta.2007.
menangani pengembangan bahasa Indonesia baik didalam maupun diluar Indonesia, dan sekaligus diharapkan dapat menaungi lembaga penyelenggara pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing memandang perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Upaya yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional tentu perlu mendapat dukungan dari instansi atau lembaga–lembaga yang terkait, baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.Berbagai potensi dan peluang dimanfaatkan dan didayagunakan semaksimal mungkin. Departemen Pendidikan Nasional memerlukan suatu divisi yang dapat membantu Pusat Bahasa dalam mempublikasikan program tersebut kepada instansi atau lembaga lain. Divisi yang tepat dalam mempublikasikan yaitu divisi humas, disini peran humas sangat diperlukan, karena humas merupakan salah satu unit yang bertanggung jawab dalam upaya pengolahan yang menyangkut aspek-aspek internal serta eksternal departemen, dan publikasi juga merupakan salah satu kegiatan Humas. Oleh sebab itu peneliti tertarik dengan Humas Departemen Pendidikan Nasional, karena Humas Departemen Pendidikan Nasional memiliki banyak kegiatan mulai dari menyelenggarakan bahan rumusan, pengolahan, penyajian informasi pendidikan, Pelaksanaan urusan tata kelaksanaan pusat dan kegiatan publikasi kebijakan Departemen Pendidikan Nasional Kegiatan publikasi humas ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi humas Departemen Pendidikan Nasional, karena untuk menyebarluaskan informasi tentang suatu kebijakan, program dan kegiatan
kerja pembangunan pada instansi yang bersangkutan, baik ditujukkan kepada publik internal maupun eksternal (masyarakat). karena itu seorang humas disuatu organisasi atau departemen dituntut mempunyai pekerjaan yang aktif dan dinamis karena kegiatan yang dilakukan oleh Humas harus mampu menumbuhkan komunikasi yang aktif secara timbal balik antara Departemen atau lembaga dengan publik atau masyarakat sehingga tercipta hubungan yang baik. Kegiatan publikasi yang dilakukan oleh humas Depdiknas sangat banyak diantaranya publikasi kebijakan Buta Aksara, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sertifikasi Guru,
BOS, UAN, Kursus 3 in 1, Pendidikan
Kesetaraan dan BIPA. Dalam penelitian ini peneliti mengambil salah satu kegiatan dari publikasi Depdiknas yaitu Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). Karena Program BIPA merupakan salah satu program untuk menjalin kerja sama dengan dunia internasional dalam bentuk pengajaran bahasa, budaya, dan cara hidup masyarakat Indonesia. Kegiatan pengajaran tersebut terdapat di sekolah-sekolah, lembaga kursus dan Universitas. Karena dalam fokus penelitian ini adalah Publikasi, maka peneliti membuat judul dalam karya tulis penelitian ini adalah “Kegiatan Publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Pengajaran bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (Periode Juni 2007–Oktober 2007)”. Periode ini dipilih oleh peneliti karena berkenaan dengan dijalankan program–program BIPA seperti Seminar Loka Karya Bagi Penutur Asing, liputan-liputan, Talk
show dan pada saat itu pula kegiatan publikasi sedang gencar–gencarnya dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional, sampai saat ini Publikasipun terus berlangsung. Publikasi itu sendiri menurut Basu adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang jasa organisasi yang disebarluaskan kemasyarakat melalui media tanpa pungutan biaya tanpa pengawasan sponsor3. Publikasi mempunyai banyak arti, khalayak luas banyak yang mendefinisikan sebagai suatu yang diberitakan dikoran, majalah atau disiarkan diradio dan televisi. Dilain pihak ada pula yang mendefinisikan publikasi sebagai suatu yang disampaikan kepada media massa dengan harapan hal tersebut dapat diberitakan atau disiarkan karena publikasi merupakan salah satu cara yang paling baik dan dipercaya dalam menyampaikan berbagai berita dan informasi baik positif maupun negatif kepada khalayak sasaran. Publikasi juga merupakan saluran komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari individu atau organisasi kepada khalayak sasaran. Pusat Bahasa Depdiknas merupakan suatu divisi yang bergerak dibidang pengkajian, pembinaan dan pengajaran bahasa Indonesia. Kegiatan publikasi bagi Pusat bahasa depdiknas sangat diperlukan karena melalui kegiatan inilah humas dapat menjalin hubungan kepada khalayak luas dengan cara memberikan informasi–informasi yang tepat tentang program–program serta kebijakan–kebijakan yang ada pada Departemen Pendidikan Nasional.
3
Basu Swasta, “Azas – azas Marketing Liberty”, hal 273.
1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, Maka pokok permasalahan yang diangkat oleh peneliti didalam penelitian ini adalah Bagaimana Kegiatan Publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (periode Juni 2007 – Oktober 2007) yang dengan menggunakan tahapan-tahapan untuk memulai publikasi tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kegiatan publikasi yang dilakukan oleh humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) tersebut.
1.4 Signifikansi Penelitian Adapun signifikansi penelitian adalah sebagai berikut : 1.4.1 Signifikansi Akademis Manfaat akademis dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan nyata serta masukkan bagi ilmu komunikasi khususnya bidang kehumasan dalam melakukan kegiatan program tersebut kepada masyarakat indonesia
maupun
masyarakat
international
serta
sebagai
bentuk
pengembangan humas yang telah dipelajari dan dapat diperjuangkan untuk kemajuan ilmu komunikasi khususnya dibidang humas.
1.4.2 Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada Humas Departemen Pendidikan Nasional yang menggunakan tahapan kegiatan publikasi terhadap program BIPA, sehingga dari analisis studi kasus yang didapat dari proses penelitian diperoleh hasil yang berguna bagi departemen pada umumnya, dan divisi humas pada khususnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Dewasa
ini
masyarakat
semakin
menyadari
akan
pentingnya
komunikasi, kehidupan akan hampa tanpa adanya komunikasi, interaksi antara manusia baik individu, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin dapat terjadi tanpa adanya komunikasi. Adapun pengertian kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio yang berarti “pemberitahuan atau pertukaran pikiran”. Jadi dalam proses komunikasi, haruslah terdapat unsur–unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan ). Menurut Anwar Arifin, ilmu komunikasi adalah
suatu ilmu
kemasyarakatan yang mempelajari secara sistematis segala segi pernyataan manusia4 Bernard Berelson dan Gary A.Steiner dalam “Human Behavior” mendefinisian komunikasi sebagai berikut : “Komunikasi adalah suatu penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dengan menggunakan lambang – lambang, kata – kata, gambar, bilangan, grafik yang kegiatan atau proses ini biasanya dinamakan komunikasi”5. 4
Anwar Arifin, “Ilmu KomunikasiSebuah Pengantar Ringkas”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal 10 5 Sasa Djuarsa. “Pengantar Ilmu Komunikasi”, Universitas Terbuka, 1998, hal 7.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi adalah paduan pikiran dan perasaan seseorang mengubah sikap, opini, dan perilaku orang lain untuk memperoleh tanggapan. Wilbur Schramm dalam “The Process and Effect Of Mass Communication“mengemukakan empat syarat komunikasi efektif, yaitu: 1. Pesan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan perhatian. 2. Pesan harus dapat menimbulkan kebutuhan pribadi dan menyarankan bagaimana kebutuhan itu dapat dipenuhi. 3. Pesan harus dirumuskan sebegitu rupa, sehingga mencangkup pengertian yang sama dengan lambang – lambang yang dimengerti. 4. Pesan tadi yang menyarankan bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi harus sesuai dengan situasi penerima pesan. Dalam hal ini pesan yang memegang peranan penting dalam menciptakan komunikasi efektif. Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dialihkan kepada khalayak sasarannya, terdiri dari symbol atau lambang yang mempunyai arti tertentu. Adapun Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap menurut Onong Uchjana Effendy, Yaitu 6: 1. Proses Komunikasi secara Pimer Proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (Symbol) sebagai media. Lambang 6
Onong Uchjana Effendi. “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”. Penerbit : PT.Remaja Roskadakarya, Bandung, hal 11
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya secara langsung mampu menterjemahkan
pikiran atau perasaan komunikator
kepada
komunikan. Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. 2. Proses Komunikasi secara Sekunder. Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama, seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasaran berada ditempat yang relatif atau jumlahnya banyak, surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan komunikasi.
Pengertian Humas Public Relations atau PR dalam istilah bahasa Indonesia disebut sebagai Hubungan Masyarakat adalah suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan saling pengertian7
7
Frank Jefkins, “Public Relations”, Edisi keempat,Erlangga.Jakarta.1992, hal 9
Dari definisi menurut Frank Jefkins diatas, tujuannya tidak terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya, yang sedikit banyak saling pengertian itu. Tujuan–tujuan khusus itu biasanya adalah penangulangan
masalah–masalah
komunikasi
yang
memerlukan perubahan tertentu, misalnya saja pengubahan sikap yang negative menjadi positif. The International Public Relations Association merumuskan sebuah definisi yang diharapkan dapat diterima oleh semua pihak, definisinya sebagai berikut : Hubungan masyarakat adalah fungsi management dari budi yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dengan lembagalembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya atau yang mungkin ada sangkut pautnya dengan menilai pendapat umum diantara mereka dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan tata kelaksanaan mereka, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efektif dalam melancarkan informasi–informasi yang berencana dan tersebarluas8. Dari dua pengertian diatas maka dapat ditarik beberapa ciri dari hakekat kegiatan yang disebut humas tersebut. Ciri–ciri yang dimaksud adalah :9
8
Onong Uchjana Effendi, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”,PT.Remaja Roskada karya.Bandung,1990,hal 134. 9 Ibid.Hal 6
a. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. c. Publik yang menjadi sasaran kegiatan Humas adalah publik ekstern dan publik intern. d. Operasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang harmonis antara departemen dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak departemen maupun dari pihak publik.
Humas memerlukan bagian dari instansi atau departemen dimana perannya sangat penting dalam menunjang keberhasilan laju instansi atau departemen. Pengertian Humas sangatlah banyak, terutama dari para pakar komunikasi, banyak yang telah menerangkan penulis dalam hal ini akan mengambil sebagian yang penulis anggap penting. J.C Seidel memberikan definisi bahwa : Humas adalah proses kontinu dari usaha – usaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari para pegawainya dan masyarakat umumnya, kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan – pertanyaan10
10
Oemi Abdurahman, “Dasar – dasar PublicRelations”,IT Citra Aditya Bhakti.Bandung, hal 25
Dari definisi Humas diatas dapatlah disimpulkan bahwa Humas pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terus menerus dari segala upaya manajemen yang terprogram, terencana dan berkesinambungan untuk dapat menciptakan dan membina saling pengertian antara departemen dengan publiknya dengan memberikan informasi – informasi yang jelas kepada publiknya. Humas juga dapat diartikan sebagai
suatu usaha untuk
mengidentifikasikan sikap dan perbuatan suatu lembaga yang disesuaikan dengan sikap masyarakat.
2.2.1 Fungsi Humas Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga, organisasi atau departemen dengan publiknya, baik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian dan menumbuhkan motivasi dan partisispasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi 11. Fungsi Humas menurut Cultip and Center serta Calfit sebagai berikut : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi 2. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada departemen.
11
F Rahmadi, “Public Relations dalam Teori dan Praktek”,PT.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.1994, hal 21.
3. Melayani publik
dan
menasihati pimpinan
departemen demi
kepentingan umum12. Humas diharapkan kemampuannya untuk mencapai saling pengertian, menghargai dan mempercayai diantara pihak, penyampaian pesan dengan pihak penerima. Bila tercapai keadaan saling mengerti dan mempercayai maka akan ada umpan balik yang positif dari komunikasi. Hal tersebut selaras dengan tugas kewajiban utama humas seperti yang dikemukakan oleh Frank Jefkins bahwa yang berkewajiban untuk menyediakan informasi kepada khalayaknya. Informasi tersebut beruapa kebijakan organisasi atau departemen, mungkin agar khalayak mengetahui hal yang optimal. Hubungan kerjasama kedua belah pihak dibina dengan baik, jika adanya kegiatan penyampaian informasi kepada publik adalah merupakan fungsi humas untuk menyampaikan pesan atau informasi dan instansi atau organisasi secara lisan, tertulis secara visual kepada publiknya, sehingga publik memperoleh pengertian yang benar dan tepat mengenai kondisi organisasi atau departemen, tujuan dan kegiatannya. Pada dasarnya humas pada departemen atau instansi–instansi lainnya baik negeri maupun swasta adalah sebagai perantara atau penghubung antara pimpinan instansi dengan publiknya baik internal maupun eksternal. Selain peranan humas sangat penting dalam menciptakan dan membentuk opini publik lembaga atau departemen, hal tersebut kiranya sesuai dengan Humas
12
Onong Uchajana Effendi, “Hubungan Masyarakat”, PT Remaja Roskada Karya. Bandung,1992, hal 36.
yang intinya adalah memperoleh Good Will atau pengertian dari publiknya yang akan menimbulkan citra positif bagi lembaga atau departemennya. Salah satu tujuan Humas yaitu menyebarluaskan informasi kepada khalayak mengenai kebijakan departemen atau lembaga. Untuk dapat menjalankan tujuan tersebut seorang humas dituntut memiliki kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi tersebut dengan lengkap, cepat dan tepat pada sasaran agar dapat bermanfaat bagi publik maupun lembaga itu sendiri.
2.2.2 Kegiatan Humas Tujuan utama dari Humas adalah untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian antara departemen atau organisasi dengan khalayaknya, karena keberadaan Humas diperlukan untuk :13 1. Menciptakan reputasi bagi organisasi atau lembaga. 2. Menciptakan reputasi pada individual sebagai ahli dibidang yang terpilih. 3. Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan serta pada lembaga yang mengadakan mereka. 4. Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama baik lembaga. 5. Menyelenggarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu.
13
Tony Greenor, “Kiat Sukses Public Relations”, Jakarta,2002, hal 4
Agar instansi, lembaga,atau departemen memperoleh image yang baik, maka seorang Humas dapat mengupayakan dengan jalan menciptakan sesuatu yang baik untuk menunjang tercapainya tujuan, dimana image atau reputasi tersebut jika diperinci adalah untuk14 : 1. Menciptakan public understanding (pengertian publik) Dalam hal ini publik memahami lembaga atau departemen, apakah ia dalam hal jasanya, aktivitas – aktivitasnya, reputasi dan sebagainya. 2. Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap lembaga) Publik percaya bahwa hal – hal yang berkaitan dengan lembaga, departemen adalah benar adanya, apakah itu dalam hal kualitas jasanya, aktivitas – aktivitasnya yang positif, reputasinya baik dan sebagainya. 3. Public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap lembaga) Baik dalam bentuk material maupun spiritual (dalam bentuk pendapat untuk menunjang keberhasilan lembaga). 4. Public Coorporation (adanya kerjasama dari publik terhadap lembaga) Jika ketiga tahapan diatas dapat dilalui, maka akan mempermudah adanya kerjasama dari publik terhadap lembaga, guna mencapai keuntungan dan kepuasan kerjasama. Ada enam kriteria yang terangkum keahlian seorang humas yang baik, terlepas dari latar belakang kepribadian 15:
14 15
Ibid,hal 47. Frank Jefkins,Op.Cit, jal 21
1. Mampu menghadapi semua orang yang memilih aneka ragam karakter dengan baik. 2. Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan, atau bahkan secara visual. 3. Pandai mengorganisir segala sesuatu. 4. Memiliki integritas personal, baik dalam profesi maupun dalam kehidupan pribadinya. 5. Punya imajinasi, artinya daya kreatifnya cukup baik. 6. Serba tahu.
2.3 Publikasi 2.3.1 Pengertian Publikasi Publikasi adalah bentuk penyebaran informasi baik berita, laporan, pendapat atau opini mengenai jasa atau produk yang disebarluaskan secara sistematis dalam bentuk Press release melalui media massa yang biasanya menggunakan media cetak atau media elektronik. Publikasi lebih menekankan pada suatu proses dan tekhnik untuk mempersiapkan dan menerbitkan media komunikasi demi kepentingan kegiatan atau aktivitas humas dalam upaya penyampaian pesan, opini, informasi, dan berita misalnya : dengan menerbitkan brosur, leaflet, Press Release, Company Profile, Annual Report dan Jurnal Eksternal16. Publikasi
16
Rusadi Ruslan, “Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations”,Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,2002, hal 55
harus merupakan usaha bersama antara Humas, manajemen editor dan konsultannya. Publikasi merupakan alat penting baik didalam bauran promosi maupun di dalam bauran Humas karena Publikasi merupakan salah satu relasi komponen yang cukup berperan banyak untuk menunjang kebehasilan aktivitas Humas khususnya dalam promosi. Beberapa orang ahli komunikasi memberikan definisi yang berbeda – beda tentang Publikasi, diantaranya : Lawrence W.Nolte, APR dan Dennis L.Wilcox,dalam bukunya “Effective Publicity” mengatakan bahwa Publikasi merupakan bentuk komunikasi massa yang tidak dibayar dan tidak didapat dikendalikan dengan memberikan informasi, serta dapat mempengaruhi sikap dan dapat pula mendorong pada suatu tindakan yang bermanfaat (positif) atau merugikan sesuai dengan apa yang dipublikasikan. Lawren juga menyatakan, Klasifikasi umum dari kegiatan publikasi Humas meliputi beberapa divisi: 1. Advokasi, yang digunakan berkembang suatu isu yang kontrovesial kemudian didiskusikan dan menjadai perdebatan. 2. Pelayanan publik, dimana pembantu publik dengan memberitahukan bagaimana cara melakukan sesuatu. 3. Informasional,
yang
sering
sekali
disebut
sebagai
publikasi
institusional, publikasi ini bertujuan untuk menginformasikan tentang kebijakan kegiatan perusahaan.
4. Politik. 5. Keuangan, bahwa perdagangan
semua
sekuritas
dan
informasi
mempengaruhi
pertukaran
stock,
nilai
sehingga
dan harus
dipublikasikan secepatnya, informasi ini menyangkut informasi stock split, devident, marger,perubahan top exceutif, dan penghasilan. Target utama dari publikasi financial adalah para stackholder, investor, dan komunitas financial. 6. Komersil, dimana publisitas tidak hanya menyediakan informasi tentang perusahaan, tetapi juga mempersiapkan news release tentang pengembangan produk baru, perubahan, pembukaan cabang dan laporan penjualan 17. M.O Pallapah, mengatakan bahwa Publikasi adalah suatu bentuk spesialisasi publisistik yang bertujuan untuk membentuk pendapat umum dengan menyiarkan berita – berita, terutama dengan menciptakan peristiwa atau kejadian – kejadian. Onong Uchajana Effendi, mengatakan bahwa “Publikasi adalah penyaluran informasi yang membuat hal – hal menjadi umum dilihat dari pandangan pihak yang ingin memberitahukan sesuatu kepada orang lain, penyebaran informasi secara sistematis tentang lembaga atau program”18 Harwood Childs, mengatakan bahwa Publikasi adalah Kegiatan melakukan kampanye untuk penyebaran pesan (message) melalui proses
17
Lawren W Nolte and Dennis L Wilcox “Effective Publicity”, How To Reach The Publicity By john Wiley and Sons,Inc 1984, hal 112 18 Onong Uchjana Effendi, “Human Relations and Public Relations”,Mandar Maju, Bandung,1993, hal 91
publikasi suatu berita melalui kerjasama dengan berbagai media massa. Selain itu dengan menggunakan taktik rekayasa agar dapat menarik perhatian
audiens
sehingga
akan
menciptakan
publisitas
yang
menguntungkan19.
2.3.2 Bentuk – Bentuk Publikasi Publikasi terdiri dari beberapa bentuk. Umumnya yaitu pada berita – berita atau artikel yang dipublikasikan atau disiarkan secara rutin. Hal tersebut bisa dalam bentuk : a. Pengumuman Pertemuan. b. Konfrensi Pers. c. Pameran Seni ( Art Exhibits ) d. Kegiatan Seni ( Art Event ) e. Kursus singkat, dan masih banyak lagi Humas dalam penyampaian informasinya bisa menggunakan salah satu dari empat tipe publikasi yang ada, yaitu : 1. Pure Publiciy ( Publikasi Murni ) Yaitu Publikasi yang diperoleh karena adanya suatu peristiwa biasa yang mendasari. 2. Paid Publicity ( Publikasi yang dibayar ) Yaitu penyampaian publikasi yang diperoleh dengan menggunakan biaya untuk menyewa ruangan dalam media massa dengan cara 19
Rosadi Ruslan, “Kampanye Public Relations, Kiat dan Strategi”.PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.2005, hal 54.
membayar atau menyewa waktu siaran atau ruangan dan media elektronik atau cetak. 3. Free Ride Publicity ( Publikasi yang Menunggangi ) Yaitu kegiatan publikasi yang berkepentingan, tidak hanya usaha tetapi sudah dapat perhatian dan media massa 4. Tie-in Publicity ( Publikasi luar Biasa ) Yaitu kegiatan publikasi yang mempergunakan suatu peristiwa penting yang menggambarkan masyarakat luas atau sesuatu yang berkembang popular dikalangan masyarakat.20 Dari semua jenis publikasi yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Humas dalam menyampaikan informasinya bisa menggunakan salah satu dari jenis publikasi yang ada diatas. Salah satu kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional dimana salah satu diantaranya ada publikasi yang dibayar. Publikasi ini dilakukan oleh Humas untuk memperoleh ruang dan waktu dimedia massa guna menyampaikan informasi departemen.
2.3.3 Tujuan Publikasi Tujuan
Publikasi
adalah
untuk
memperoleh
Pengertian,
penghargaan, kemauan baik, untuk menyampaikan ide atau gagasan dari suatu
sumber
kepada
khalayak
tertentu
dan
sebagainya
yang
keseluruhannya bermuara dalam wujud popularitas. Oleh karena itu, setiap 20
Ton Kertapati, “Bunga rampai Azas – azas penerangan dan komunikasi”, Bina Aksara, Jakarta,1998. hal 2.
publikasi harus terfokus pada ide atau gagasan yang akan disampaikan. Dalam
setiap
hal,
publikasi
haruslah
jujur, akurat,
dan
dapat
dimengerti,aturan ini berlaku untuk publikasi baik yang bersifat positif maupun negatif dan apabila terjadi pelanggaran, maka hal tersebut dapat menyebabkan reaksi yang merugikan Pada dasarnya untuk mencapai suatu publikasi yang baik, hal – hal yang harus diperhatikan antara lain :21 1. Publikasi haruslah benar – banar jujur dan sesuai fakta. Publikasi hanya dapat memberikan informasi dan membujuk, dan harus didasarkan pada kebaikan. Apapun yang akan dipublikasikan harus merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh khalayak luas. 2. Publikasi harus dapat dipercaya (Credible) dan khalayak luas harus dapat mempercayainya. 3. Publikasi haruslah tepat. Apa yang dipublikasikan haruslah sesuai dengan pendapat khalayak.
2.3.4 Media Publikasi Menurut Alex Sobur, media sering disebut banyak orang sebagai kekuatan keempat dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik. Hal ini disebabkan oleh suatu persepsi tentang peran yang dimainkan oleh media dalam kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik masyarakat. Bahkan melalui media terlebih dalam posisinya
21
Lawrence W.Nolte and Dennis L Willcox,Op.cit, hal 12.
sebagai suatu institusi informasi, dapat pula dipandang sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses – proses perubahan sosial, budaya dan politik. Media juga merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau berita kepada masyarakat. Berikut ini adalah media publikasi yang digunakan : 1. Media Publikasi Internal Media Publikasi yang digunakan sebagai mediator bagi publik internal adalah: a.House Journal, merupakan media internal yang dipergunakan oleh Humas yang ditujukan bagi karyawan atau relasi yang berbentuk : News Letter, Magazine, Tabloid, Bulletin, Company Profile, Annual Report. b.Printed Materials, Media Publikasi yang berbentuk : Booklets, Pamplets, Leaflet, Kop Surat, Kartu Nama, Kalender c.Media Pertemuan : Seminar, Rapat, Forum Komunikasi, Dialog. d.Spoken dan Visual Word, meliputi : Audio Visual, Video Record, Tape Recorder, Slide Film 2. Media Publikasi Eksternal Media publikasi adalah media publikasi yang digunakan sebagai mediator bagi publik eksternal yang berkepentingan terhadap perusahaan. Medianya adalah :
a.Media Massa : Media Cetak ( Surat Kabar dan Majalah ), Media Elektronik (Televisi dan Radio). b.Printed Materials : Kalender, Agenda, Poster, Spanduk c.Literature : Company Profile, Annual Report, Catalog. d.Media Advertising : Billboard Frank Jefkins berpendapat bahwa Humas sebagai sarana untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan – tujuan humas22 Humas dalam menyalurkan informasi–informasi untuk membentuk keyakinan publik, perlu membedakan aktivitas Humas yang merupakan kegiatan Media Direct (MD) dan Media Indirect (MI)23. 1. Media Direct ( MD ) Media Direct merupakan aktivitas dimana humas memberikan informasi secara langsung kepada media massa. Dalam hal ini praktisi Humas mewakili perusahaan atau lembaga tertentu dan menjadi aktivitas Media direct dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a.Formal,
dimana
organisasi
membentuk
forum
resmi
untuk
berhubungan dengan media massa. Beberapa forum tersebut antara lain : 1.Press Conference, organisasi atau lembaga mengundang media massa untuk hadir dalam press Conference mengenai suatu tema.
22
Frank Jefkins.OP.cit, hal 22 Silih Agung Waesa. “Strategi Public Relations”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2005,hal 309. 23
2.Press Release, organisasi atau lembaga mengirimkan siaran pers untuk dimuat oleh media massa dan kehebatan membuat Press release, dan seorang Humas dituntut untuk itu. 3.Product Launching, merupakan perpanjang dari Press Release Confrence, hanya saja ditambah dengan event peluncuran produk. b.Informal, organisasi menghubungi wartawan dalam situasi yang cenderung tidak formal, diantaranya adalah : 1.Media Gathering, merupakan forum semi formal organisasi dimana yang diundang hanya beberapa media massa yang tersegmentasi sesuai dengan informasi yang akan diberikan oleh organisasi. 2.Test Drive, organisasi mengundang wartawan untuk secara langsung mengadakan uji coba mengenai produk yang baru saja diluncurkan. 2.Media Indirect (MI) Media Direct (MI) adalah aktivitas Humas tidak langsung berhadapan dengan media. Disini Humas menggunakan kredibilitas pihak ketiga sebagai penyampaian informasi. Tujuannya adalah sama, yaitu untuk mengembangkan sebuah citra atau persepsi publik. Beberapa hal yang sering dilakukan berkaitan dengan strategi MI adalah: 1.Juru Bicara Tidak Resmi
Strategi ini sering dilakukan dengan mencari pembuat opini publik, seperti pengamatan dan pakar, yang memiliki kesamaan pandangan mengenai suatu topik yang tengah dibandingkan oleh organisasi atau lembaga. 2.Penulisan Artikel Opini. Sering kali praktisi Humas membantu menuliskan gagasan – gagasan dalam bentuk artikel, baik melalui wawancara atau menulis kembali artikel yang sudah ada dan kemudian membantu pemutaran di media massa. 3.Penulisan Feature Artikel. Banyak hasil penelitian ataupun situasi diluar Indonesia yang terkadang sangat mendukung pembentukkan citra yang diinginkan oleh organisasi. tapi sering kali media massa tidak memiliki banyak waktu untuk menulis dan mengakseskan hasil penelitian tersebut, dan praktisi Humas membantu penulisannya agar mudah dipahami pembaca media massa. 4.Feeding Informations. Pemberian informasi kepada pembuat opini publik untuk membangun persepsi yang sama dengan yang dimiliki oleh organisasi atau lembanya. 5.Focus Group Discussion.
Mengumpulkan pembentukkan opini publik dalam satu forum tertutup membangun diskusi terarah, dan mendapatkan pandangan – pandangan mereka secara utuh. 6.Seminar Pihak Ketiga. Sebuah opini dimedia massa sangat mungkin berkembang melalui seminar yang diadakan oleh pihak ketiga, dan Praktisi Humas turut mendukung dalam menyediakan bahan dan pembicaraan dalam seminar tersebut. 7.Event Pihak Ketiga. Event pihak ketiga untuk membentuk sebuah event dan biasanya juga memiliki dampak kuat untuk menarik pemberitaan. Taktik ini biasanya bermanfaat utnuk menarik perhatian di saat media massa tengah menghadapi banyak pilihan pemberitaan.
2.3.5 Langkah Kegiatan Publikasi Dalam merancang suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai suatu target, tentunya terlebih dahulu humas memiliki langkah-langkah atau unsur–unsur perencanaan kegiatan yang ingin kita jalankan sama seperti halnya kegiatan publikasi yang juga memiliki langkah–langkah perencanaan diantaranya : 1.Mendefinisikan Masalah. Jika kita tidak memahami sepenuhnya masalah yang dihadapi, maka kita tidak akan bisa menetapkan tujuan yang benar.
Untuk memahami suatu masalah, maka hal–hal yang harus diperhatikan adalah : a.Mendiskusikan masalah tersebut untuk mengetahui publikasi apa yang diharapkan. b.Melakukan Penelitian ( Research ) dan. c.Mengevaluasi ide atau gagasan dalam perspektif yang lebih luas dari tujuan jangka panjang yang ditetapkan. 2.Mengidentifikasi Tujuan Jika dapat memahami masalah sepenuhnya, maka hal tersebut akan lebih mudah untuk mengidentifikasi tujuan. 3.Mengidentifikasi Khalayak Harus mengetahui dengan jelas dan tepat khalayak sasaran yang akan menjadi sasaran komunikasi kita. 4.Mengembangkan Strategi Strategi dapat menjelaskan bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Strategi merupakan tindakan terencana yang mempunyai garis pedoman untuk memilih kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. 5.Perencanaan Pelaksanaan Harus
mempersiapkan
hal–hal
yang
diperlukan
dalam
tahap
pelaksanaan, yaitu dengan memilih media komunikasi yang tepat. yang dapat menjangkau khalayak sasaran serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 6.Perencanaan Waktu
Untuk menetapkan waktu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, maka diperlukan timetable. dengan timetable pelaksanaan proses publikasi dapat terlaksana dengan tepat sesuia dengan jadwal yang telah ditetapkan. 7.Anggaran dana Dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sekitar 10 % dari total anggaran harus dialokasikan untuk hal–hal yang tidak terduga. 8.Mengevaluasi Keberhasilan Publik. Untuk mengukur keberhasilan suatu publikasi. maka harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai tujuan publikasi. kriteria eveluasi tersebut haruslah : a. Realitis b. Dapat dipercaya. c. Spesifik. d. Sesuai dengan yang diharapkan24 Seperti yang telah diuraikan diatas, kegiatan publikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh suatu tujuan yang tentunya tujuan tersebut bersifat positif.
24
Lawrence W Nolte and Denis Wilcox, “Effect Publicity”How to Reach the Publicity by John Willey and Sons”, Inc 1984.Hal 76.
2.4 Publik Sasaran Humas Seorang Humas harus mampu menciptakan hubungan baik dengan publik. Publik sasaran dari kegiatan Humas terbagi menjadi dua jenis kelompok besar, yakni :25 1.Hubungan dengan Publik Intern Publik intern sebagai sasaran Humas terdiri atas orang – orang yang bergiat didalam organisasi (perusahaan, instansi, lembaga, badan dan sebagainya) dan secara fungsional mermiliki tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu. Sebagai publik intern mereka terdiri atas kelompok – kelompok tertentu yang tidak selalu sama jenisnya untuk organisasi yang satu bila dibandingkan dengan organisasi yang lain. Salah satu publik intern adalah karyawan sebab merekalah yang menggerakkan atau menghidupkan organisasi. 2.Publik Ekstern Publik ekstern sebagai sasaran kegiatan humas terdiri atas orang–orang diluar organisasi atau lembaga,baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan atau diduga ada kaitannya publik ekstern suatu organisasi.pada kenyataannya publik ekstern suatu organisasi
yang
terdiri
dari
banyak
orang
itu
berbeda–beda
kepentingannya dengansuatu organisasi tertentu,karena itu berbeda–beda pula tekhnik pembinaan hubungan dengan mereka.
25
Rusadi Ruslan, “Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations”,Op.cit,Hal 30.
Publik ekstern dapat digolongkan menjadi empat macam 26 1.Hubungan dengan pelanggan (Costumer Relations) Bahwa bagi organisasi, pelanggan merupakan faktor yang teramat penting sebab maju mundurnya suatu organisasi ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu, seorang Humas harus cekatan dan terampil dalam berkomunikasi dan dalam memantau kebutuhan pelanggan. 2.Hubungan dengan Komunitas(Community Relations) Hubungan dengan komunitas berorientasi kepada kegiatan yang dilakukan oleh lembaga. Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan haruslah dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan rencana tersebut dilakukan secara aktif dan berkesinambungan. 3.Hubungan dengan Pemerintah (Government Relations) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah mempunyai dua jenis kegiatan, yaitu : Menguasai peraturan – peraturan pemerintah, sehingga organisasi dapat terhindar dari kegiatan – kegiatan yang bertentangan dengan kebijakkan dengan pemerintah, yang kedua adalah membina hubungan dengan instasi pemerintah. 4.Hubungan dengan media massa (Mass Media Relations) Humas perlu membina hubungan yang baik dengan orang–orang media massa agar segala sesuatu yang menyangkut penyebaran informasi kepada publik ekstern berjalan lancar.
26
Bachtiar Ali.Op.Cit.Hal 34.
Berdasarkan uraian diatas dapat kita katakan bahwa tindakan–tindakan khusus atau kelembagaan yang dapat menciptakan terjadinya komunikasi yang baik antara orang–orang adalah Humas dengan ciri khususnya berupa komunikasi dua arah. (Two Way Communication). Menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR (Institute of Public Relations) yang dikutip oleh Frank Jefkins dalam bukunya “Public Relations”,istilah khalayak sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk yaitu Publik. Hal ini dikarenakan kegiatan–kegiatan humas tidak diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas–luasnya (masyarakat umum),dengan kata lain, kegiatan–kegiatan humas tersebut khusus diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak–pihak tertentu yang beda–beda, dan masing–masing dengan cara yang berlainan pula. Khalayak humas yang utama di identifikasikan ada delapan, yaitu27 : a.Masyarakat Luas b.Calon Pegawai. c.Pegawai d.Pemasok. e.Investor atau pemegang saham. f.Distributor. g.Konsumen. h.Pemimpin pendapat umum.
27
LCCI Examination board, “How to pass Public Relations”,third level,1999, hal 140.
Upaya pelaksanaan publikasi berkaitan erat dengan pengembangan komunikasi yang baik kedalam dan keluar organisasi. Maka dengan demikian, untuk mengembangkan budaya didalam suatu organisasi atau lembaga, maka Humas dapat digunakan sebagai instrument yang paling baik untuk memotivasi atau mengubah opini orang – orang atau pegawai.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran yang jelas tahapan atau langkah-langkah dari kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing, Menurut Koejara Ningrat, penelitian yang bersifat deskriptif berupaya memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu objek. Karena tipe penelitian komunikasi ini deskriptif yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan juga tanpa pengujian hipotesa, penelitian deskriptif ini hanya bertujuan untuk: 1.Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2.Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi-kondisi dan praktekpraktek yang berlaku. 3.Menbuat perbandingan dengan evaluasi 4.Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada yang akan datang28.
28
Jallaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi,Bandung:Remaja Roskada Karya,1993.hal 25.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif, menurut Vredenbergt Kualitatif lebih menekankan pada pencarian struktur hubungan yang ada pada masyarakat. Pendekatan ini dalam penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh data dan analis yang bersifat mendalam29.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah studi kasus (case study), yaitu uraian dan penjelasan komperhensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program atau suatu sistem sosial. Menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Berbagai mode wawancara, riwayat hidup, pengalaman, penelaah dokumen, hasil survey dan data apapun untuk memberikan suatu kasus secara terperinci30. Metode studi kasus digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian ini, karena disini penulis ingin meneliti kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional melalui wawancara terstruktur, dan pengumpulan data–data serta pengamatan yang dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung. Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka studi kasus hanya meliputi daerah/subjek yang
29
Vredenbergt, “Metode dan Teknis Penelitian Masyarakat”,PT Gramedia.jakarta,1978 hal 9. Deddy Mulyana, “Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainya”. PT.Remaja Roskada Karya.Bandung, hal 20 30
sangat sempit tetapi ditinjau dari sifat penelitian, studi kasus lebih mendalam31. Robert Y.kin menjelaskan studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “How” atau “Why” bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa yang diselidiki. Sebagai salah satu metode penelitian, studi kasus berkaitan dengan strategi yang menekankan adanya pertanyaan bagaimana dan mengapa, karena peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa–peristiwa masa kini yang akan diselidiki dengan fenomena masa kini. Untuk menganalisis dilakukan dengan menganalisa data melalui pengumpulan data dan fakta melalui wawancara mendalam sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan tahapan publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk periode Juni 2007–Oktober 2007.
3.3 Key Informan Yang menjadi nara sumber karena paling berkompeten dalam penelitian ini yaitu Empat orang, yakni : 1. Bapak Setiono selaku Kepala Bidang Humas Departemen Pendidikan Nasional, mempunyai tugas :
31
Suhartin. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi v”,.Jakarta Reka Cipta.2002
a. Mempunyai tugas melaksanakan dan koordinasi pelaksanakan hubungan dengan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga Negara b. Penyusunan bahan penerangan kepada masyarakat. c. Fasilitasi pelaksanakan humas dilingkungan departemen. Alasannya karena beliau mengetahui secara persis tentang kegiatan publikasi yang dilakukan untuk menjaga citra lembaga atau departemennya. 2. Bapak Taufik selaku Kepala Sub Bidang Hubungan dengan Media Humas Departemen Pendidikan Nasional, mempunyai tugas: -
Melakukan penyiapan bahan koordinasi, penerangan, sosialisasi dan publikasi
kebijakan
dan
kegiatan
departemen
dalam
rangka
pelaksanaan hubungan dengan media serta fasilitasi pelaksanaan hubungan dengan media. Alasanya karena beliau merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan publikasi melalui media. 3. Bapak Edwin Tirani beliau merupakan wartawan Media Indonesia,yang mempunyai tugas. -
Mengumpulkan informasi – informasi yang tepat dan akurat tentang kebijakan pemerintahan, lembaga serta departemen. Alasannya karena beliau sering mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh humas dan mempublikasikan melalui media cetak
4. Ibu Dona beliau merupakan wartawan Harian Umum Pelita, mempunyai tugas: -
Mengumpulkan berita-berita dilingkungan Departemen. Alasannya karena beliau setiap hari berada dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3.4.1 Data Primer Untuk mencari perolehan data primer adalah dengan cara : 1. Wawancara mendalam (indept intervew) dengan para nara sumber Wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara dengan Bapak Setiono selaku Kepala Bidang Humas Depdiknas, Bapak Taufik selaku Kepala Sub Bidang Hubungan Media Depdiknas, dan para wartawan dari media yang mendukung kegiatan publikasi humas yaitu Bapak Edwin Tirani wartawan dari Media Indonesia dan Ibu Dona dari Media Harian Umum Pelita. 3.4.2 Data Sekunder Untuk memperoleh data sekunder dilakukan dengan cara: 1. Data Dokumentasi Dari kegiatan Humas Departemen Pendidikan Nasional baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.
3.5 Definisi Konsep Guna
memperoleh
pengertian
mengenai
konsep–konsep
yang
digunakan dalam penelitian ini,maka diperlukan adanya definisi konsepkonsep. Adapun konsep–konsep yang digunakan adalah : a. Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional untuk orang–orang asing dengan membekalkan pemahaman tentang budaya dan cara hidup masyarakat Indonesia. Program ini banyak terdapat dinegara–negara diluar Indonesia seperti Jerman, China, Australia, Rusia, Amerika Serikat. Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing juga merupakan salah satu media komunikasi untuk Indonesia terhadap negara luar sekaligus menjalin kerjasama dengan penyelenggara BIPA diluar Indonesia. b.Publikasi Publikasi adalah bentuk penyebaran informasi baik berita, laporan, pendapat atau opini mengenai jasa atau produk yang disebarluaskan secara sistematis dalam bentuk Press release melalui media massa yang biasanya menggunakan media cetak atau media elektronik. Publikasi lebih menekankan pada suatu proses dan tekhnik untuk mempersiapkan dan menerbitkan media komunikasi demi kepentingan kegiatan atau aktivitas humas dalam upaya penyampaian pesan, opini, informasi, dan berita misalnya : dengan menerbitkan brosur, leaflet, Press
Release, Company Profile, Annual Report dan Jurnal Eksternal32. Publikasi harus merupakan usaha bersama antara Humas, manajemen editor dan konsultannya. Publikasi juga merupakan salah satu kegiatan humas yang keberhasilan publikasinya disini nantinya akan membuat suatu perubahan positif. Yang dimaksud dengan perubahan positif disini adalah akan terciptanya opini publik yang awalnya negatif menjadi positif. Kegiatan publikasi bertujuan untuk memperoleh pengertian, kemauan baik, untuk menyampaikan ide atau gagasan dari suatu sumber kepada khalayak tertentu dan sebagainya yang secara keseluruhan bermuara dalam wujud popularitas. Oleh karena itu, setiap publikasi harus terfokus pada ide atau gagasan yang akan disampaikan. Dalam setiap hal publikasi harus jujur, akurat, dan dapat dimengerti.
3.6 Fokus Penelitian Sesuai dengan penelitian ini yang berjudul “Kegiatan Publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional terhadap Program Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing”. Kegiatan Publikasi ini dilaksanakan untuk menyampaikan sejumlah informasi yang disampaikan kedalam beberapa bentuk dan ditujukan kepada khalayak tertentu untuk mencapai beberapa tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu agar masyarakat mengetahui kebijakan baru tentang Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). 32
Rusadi Ruslan, “Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations”,Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,2002, hal 55
Dan untuk menyapaikan informasi tersebut akan disampaikan kedalam beberapa bentuk yang ditujukan untuk khalayak untuk mencapai beberapa tujuan yang telah ditetapkan sebelumya. 1.Mulai dari Mengidentifikasi Masalah Untuk memahami sesuatu masalah maka
hal–hal
yang harus
diperhatikan adalah : Mendiskusikan masalah untuk mengetahui publikasi yang diharapkan, melakukan penelitian (Research) dan mengevaluasi ide atau gagasan dalam perspektif yang lebih luas dari tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan. 2.Mengidentifikasi tujuan. Untuk menjalankan kegiatan publikasi maka harus memahami masalah sepenuhnya untuk mendefinisikan tujuan. 3.Mengdentifikasi Audiens atau khalayak. Harus mengetahui dengan jelas dan tepat khalayak sasaran yang akan menjadi sasaran publikasi kita. 4.Mengembangkan Strategi Strategi dapat menjelaskan bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Strategi merupakan tindakan terencana yang mempunyai garis pedomen untuk memilih kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. 5.Perencanaan Pelakasanaan Harus
mempersiapkan
hal–hal
yang
diperlukan
dalam
tahap
pelaksanaan, yaitu dengan memilih media komunikasi yang tepat yang
dapat menjangkau khalayak sasaran serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 6.Perencanaan Waktu. Untuk mencapai waktu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, maka diperlukan Timetable. Dengan adanya Timetable maka pelaksanaan proses publikasi dapat terlaksana dengan tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 7.Mengevaluasi Keberhasilan Publikasi. Untuk mengukur keberhasilan publikasi maka harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai tujuan publikasi. kriteria evaluasi tersebut haruslah realistis, dapat dipercaya, spesifik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
3.7 Teknik Analisa Data Penelitian ini akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana kegiatan publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk periode Juni 2007–Oktober 2007. Menurut Strauss dan Corbin, seperti yang dikutip oleh Basorawi dan Sukidin bahwa penelitian Kualitatif yakni merupakan jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan–penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya33 Analisa
data
terdiri
dari
pengujian,
pengkategorian
ataupun
pengombinasian kembali buku–buku untuk menunjuk preposisi awal suatu penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk deskripsi atau gambaran secara sistematis, dan akurat mengenai fakta–fakta, sifat–sifat hubungan fenomena yang diselidiki. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan : 1.Mengumpulkan Bahan-bahan penelitian 2.Menganalisa data dan mengevaluasi. 3.Menyimpulkan hasil penelitian.
33
Moh,Nazir, “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia, Jakarta,1998, hal 63.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Departemen Pendidikan Nasional 4.1.1 Berdirinya Departemen Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional yang disingkat Depdiknas adalah salah satu departemen pemerintahan di Indonesia yang bertugas untuk menangani berbagai masalah yang terkait dengan pendidikan dan pengajaran. Sebelumnya, Departemen ini lebih dikenal dengan sebutan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau yang disingkat dengan Departemen P&K. Kemudian saat itu Nugroho Notosutanto menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Depdikbud. Perubahan nama menjadi Departemen Pendidikan Nasional dilakukan pada pemerintahan Presiden KH.Abdurahman Wahid. Keberadaan
Departemen
Pendidikan
Nasional
bermula
dari
Departemen Pengajaran yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan Menteri Ki Hadjar Dewantara. Ruang lingkup tugas yang ditangani terermin dalam nomenklatur Departemen, yang pada awalnya menangani masalah Pengajaran (Kabinet Presidentil sampai dengan Kabinet Amir Syarifuddin II). Kemudian, berubah sesuai
dengan
kebijakan
pemerintah
sebagaimana tercantum dibawah ini :
pada
masing–masing
kabinet,
1. Kabinet Presidentil tahum 1945 Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara. 2. Kabinet Syahrir 1 tahun 1945-1946 dan cabinet Syahrir 11 tahun 1946, menteri muda pengajaran Dr.Mr.T.S.G Mulia. 3. Kabinet II tahun 1946, Menteri Pengajaran Muhammad Sjafei 4. Kabinet III tahun 1946-1947 Menteri Muda Mr.Suwandi. 5. Kabinet Amir Syarifuddin I tahun 1947 dan Kabniet Amir Syarifuddin II Tahun 1947-1948 Menteri Pengajaran Mr.Ali Sastroamidjojo, serta kabinet
Hatta
tahun
1948-1949
menteri
Pengajaran
Mr.Ali
Sastroamidjojo. 6. Kabinet Darurat tahun 1948-1949 Menteri PP dan K, Mr.Moh.Yamin. 7. Kabinet Hatta II tahun 1949, Kabinet Peralihan tahun 1949-1950, Kabinet Yogyakarta tahun 1950-1951 Menteri PP dan K,Prof.Dr.Abu Hanifah. 8. Kabinet RIS tahun 1949-1950 menteri PP dan K,Prof.Dr.Abu Hanifah. 9. Kabinet RI Kesatuan I tahun 1950-1951. 10. Kabinet RI Kesatuan II tahun 1951-1952 dan Kabinet RI Kesatuan III 1952-1953 Menteri PP dan K, Mr. K.R.M.T Wongsonegoro. 11. Kabinet RI Kesatuan III 1952-1953 Menteri PP dan K,Dr.Bahder Djohan. 12. Kabinet RI Kesatuan IV tahun 1953-1955 menteri PP dan K, Mr.Moh Yamin.
13. Kabinet RI Kesatuan V tahun 1955-1956 menteri PP dan K, Prof .ir Suwansi. 14. Kabinet RI Kesatuan VI tahun 1956-1957 15. Kabinet karya tahun 1957-1959 meneteri PP dan K cabinet kerja I tahun 1959-1960 menteri muda sosial kulturil, Kabinet kerja II tahun 19601962 meneteri PP dan K, Kabinet kerja III tahun 1962-1963 menteri muda pendidikan bidang kesra. 16. Kabinet kerja III tahun 1962-1963 meneteri muda pendidikan dasar dan kebudayaan bidang kesra, Prof.Iwan Kususma Sumantri,SH. 17. Kabinet
Dwikora
tahun
1964-1966
meneteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan, Ny.Artati Marzuki Sudirjo. 18. Kabinet Dwikora tahun 1964-1966, meneteri Perguruan tinggi dan ilmu penegetahuan (PTIP) dan kabinet pembangunan II tahun 1974-1978, menteri P dan K,letjen TNI Dr.Teuku Syarif Thayeb. 19. Kabinet Dwikora yang disempurnakan tahun 1966, menteri PP dan K, Sumardji. 20. Kabinet Dwikora yang disempurnakan tahun 1966, menteri pendidikan dasar. Moh.Said Rekdohadiprodjo. 21. Kabinet ampera yang disempurnakan tahun 1967-1968, menetri PP dan K Sanusi Hajadinata. 22. Kabinet Pembangunan I tahun 1968-1973, menteri P dan K,Mashuri,SH. 23. Kabinet Pembangunan II tahun 1973 menetri P dan K, Prof.Dr.Ir Sumantri Brodjonegoro
24. Kabinet Pembangunan III tahun 1978-1983 meneteri P dan K, Dr.Daud Joesef. 25. Kabinet Pembangunan IV tahun 1983-1985 menetri P dan K,Prof.dr Nugroho Noto Susanti 26. Kabinet Pembangunan V tahun 1988-1993 menteri pendidikan dan kebudayaan, Fuad Hasan. 27. Kabinet Pembangunan VI tahun 1993-1998 menteri P dan K, Prof.dr.Ing Wardiman Djojonegoro 28. Kabinet Pembagunan VII 1998 menetri P dan K, Prof.dr Wiranto Aris Munandar. 29. Kabinet Reformasi tahun 1998-1999 menetri P dan K, Prof.dr.Juwono Sudarsono. 30. Kabinet Persatuan Nasional tahun 1999-2001 menteri pendidikan nasional, Dr.Yahya Muhaimin. 31. Kabinet Gotong Royong tahun 2001-2004, menteri pendidikan nasional, Prof.Drs.A.Malik Fadjar,M.sc 32. Kabinet Indonesia bersatu tahun 2004 sampai sekarang menteri Pendidikan Nasional,Prof.Dr.Bambang Sudibyo.Mba
Visi dan Misi Dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan pendidikan nasional adalah terwujudnya system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Adapun Visi Departemen Pendidikan 2025 menghasilkan : Menjadi agen pencerdasan, pembudayaan, dan peradaban bangsa yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam proses transformasi budaya Indonesia menuju peradaban bangsa yang modern, unggul, dan madani. Untuk mewujudkan visi pendidikan transformasi tersebut, Departemen Pendidikan Nasional memiliki beberapa Misi, diantaranya: 1. Mewujudkan Pendidikan yang mampu membangun masyarakat yang beriman dan bertakwah, berakhlak mulia serta memiliki estitika, etika kepribadian yang tangguh. 2. Mewujudkan Pendidikan Nasional yang merata dalam rangka memenuhi hak konstitusional warga Negara dalam memperoleh pendidikan dasar sembilan tahun. Dalam rangka mewujudkan keadilan social yang dapat dinikmati oleh warga Negara. 3. Mewujudkan Pendidikan Nasional yang bermutu, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta berwawasan kebangsaan yang berbasis pengetahuan dan teknologi melalui penyelenggaraan pendidikan yang berstandar. 4. Mewujudkan system pengelolaan pendidikan yang efisien, produktif, dan akuntabel dengan menerapkan Good Governance dengan menekankan
peranan
otonomi
pendidikan
disetiap
jenjang
pendidikan
masyarakat.34
4.1.2 Struktur Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Menteri Pendidikan Nasional
Staff Ahli
Inspektorat Jenderal
Badan Penelitian Pengembangan
SEKJEN Pusat
Set Balitbang
Setjen
Biro Umum BIRO
Inspektorat
Pusat
Ditjen Mendasmen
Ditjen Pendidikan tinggi
Setditjen Direktorat
Setditjen Direktorat
Perguruan tinggi negeri
34
Ditjen PlS
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan
Setditjen Direktorat
Unit Pelaksana Teknis
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009
Setditjen Diroktorat
Kopertis
dan
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Departemen Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah dibidang pendidikan nasional (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud diatas, Departemen Pendidikan Nasional menyelenggarakan Fungsi: a. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan tekhnis dibidang Pendidikan Nasional. b. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya. c. Pengolaan barang milik atau kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab. d. Pengawasan atas pelaksanaan dan tugasnya. e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada presiden.
4.2 Gambaran Umum Humas Departemen Pendidikan Nasional Hubungan masyarakat adalah unsur pelaksanaan tugas tertentu Departemen dibidang pengelolaan informasi dan Publikasi pendidikan serta hubungan masyarakat. Hubungan masyarakat di pimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri melalui sektretaris jenderal.
Humas mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan informasi dan publikasi pendidikan serta hubungan masyarakat berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh menteri. Adapun dalam melaksanakan tugas sebagimana yang dimaksud dalam pasal 124 hubungan masyarakat menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanakan pengumpulan bahan perumusan, pengelolaan, dan penyajian informasi pendidikan. b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang hubungan masyarakat. c. Koordinasi penyusunan bahan penerangan kepada masyarakat tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan departemen. d. Kordinasi pelaksanaan publikasi kebijakan dan kegiatan departemen. e. Pelaksanaan urusan administrasi nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). f. Pelaksanaan urusan ketatausahaan pusat.
Menghadapi era globalisasi dan meningkatnya kompetisi didunia industri dan tekhnologi. Humas Departemen Pendidikan Nasional dengan tekun mengikuti terus kemajuan dalam semua aspek aktivitasnya. Dalam menjalankan fungsi dan pelaksanaannya Humas dibantu dibawahi oleh 3 (tiga) Sub yaitu: 1. Sub Bidang Hubungan dengan Lembaga Negara. Sub bidang ini mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penerangan, sosialisasi, dan publikasi kebijakan dan kegiatan departemen
dalam rangka pelaksanaan hubungan dengan lembaga serta fasilitasi pelaksanaan hubungan dengan lembaga Negara. 2. Sub Bidang Hubungan dengan Media. Sub bidang hubungan dengan media mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penerangan, sosialisasi, dan publikasi kebijakan dalam rangka kegiatan departemen dalam rangka pelaksanaan hubungan dengan media serta fasilitasi pelaksanaan hubungan dengan media. 3. Sub Bidang Hubungan dengan Lembaga Masyarakat. Sub ini mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penerangan, sosialisasi, dan publikasi kebijakan departemen dalam rangka pelaksanaan hubungan dengan lembaga masyarakat serta fasilitasi pelaksanaan hubungan dengan lembaga swadaya masyarakat35
Pusat Hubungan Masyarakat terdiri atas: 1.Bagian Tata usaha Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan persuratan, ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan dan kelengkapan. 2.Bidang informasi Bidang informasi mempunyai tugas penyusunan dabn penyajian informasi pendidikan, penyusunan bahan kajian aspirasi masyarakat dibidang pendidikan. 35
Organisasi dan Tata Kerja Pusat-pusat di Lingkungan Depdiknas, Biro Hukum dan Organisasi,2005.
4. Bidang sektretariat KNIU (Komisi Nasional Indonesia untuk UNSECO) Bidang sektretariat KNIU mempunyai tugas pelaksanaan urusan administrasi KNIU dan mengikuti perkembangan kegiatan UNESCO dibidang pendidikan. 5. Kelompok jabatan fungsional Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional untuk mendukung pelaksanaan tugas pusat.
4.2.1 Struktur Organisasi Humas PUSAT Bagian Tata Usaha
Subbagian tata laksana kepegawaian Subbagian rumah tangga
Bidang Informasi
Bidang Humas
Subbidang penyusunan informasi
Subbidang Hubungan lembaga negara
Bidang Sektretariat KNIU
Subbidang Pendidikan Subbidang Aspirasi Masyarakat Subbidang perpustakaan
Subbidanh Hubungan Media Subbidang lembaga masyarakat
Subbagian keuangan
Kelompok jabatan fungsional
Subbidang Sains dan Teknologi
Subbidang Sosial Budaya
4.3 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dalam usaha mewujudkan bahasa indonesia menjadi bahasa yang berwibawa, bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan. Lembaga yang berperan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional satu divisi penting yaitu membina dan mengembangkan bahasa indonesia. Pusat Bahasa adalah unsur pelaksana tugas tertentu Departemen dibidang
pengkajian,
pengembangan,
pembinaan,
dan
pelayanan
kebahasaan dan kesastraan. Pusat bahasa mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pembinaan, pengembangan, dan pelayanan dibidang kebahasaan dan kesastraan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh menteri Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 157, Pusat Bahasa menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan bahan perumusan dibidang kebahasaan dan kesastraan. 2. Pelaksanaan pengkajian, penelitian, pengembangan, pembinaan, dan pelayanan dibidang kebahasaan dan kesastraan. 3. Pengembangan tenaga kebahasaan dan kesastraan
4.3.1 Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) Indonesia adalah salah satu Negara yang terletak dikawasan Asia Tenggara dengan posisi geografis yang sangat strategis. Selain itu,
Indonesia menjadi Negara yang penting bagi negara-negara lain didunia, baik dari segi ekonomi, politik, perdagangan, pendidikan, maupun budaya. Pentingya Indonesia bagi negara – negara lain didunia menyebabkan banyak orang asing tertarik dan berminat untuk mempelajari bahasa Indonesia. Dalam hal ini, bahasa Indonesia dapat dijadikan jembatan bagi bangsa lain untuk meningkatkan pemahamannya terhadap bangsa Indonesia. Dewasa ini, banyak sekolah, universitas, lembaga – lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, dan perusahaan yang menawarkan atau melaksanakan program BIPA, akan tetapi, program BIPA Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional memiliki kelebihan tersendiri. BIPA Pusat Bahasa Depdiknas bertujuan membekali Penutur Asing dengan kemampuan berbahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.Disamping itu BIPA Pusat Bahasa Depdiknas juga bertujuan membekali pembelajar asing dengan pengetahuan serta pemahaman tentang budaya dan cara hidup masyarakat Indonesia.selanjutnya, setelah mengikuti kelas BIPA, penutur asing akan diberi kesempatan untuk mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI),suatu tes yang dapat menunjukkan tingkat kemahiran penutur dalam berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dibentuk oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 1993,namun pada kongres V tahun 1998 dan kongres bahasa indonesia VI tahun 2003 dinyatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan baik
didalam
maupun
diluar
negeri,
penyelenggara
BIPA
perlu
mengembangkan program bahan ajaran BIPA termasuk metodelogi pengajarannya, sesuai dengan perkembangan pengajaran bahasa asing. pada tahun 2004 perkembangan tersebut sudah terpenuhi, dalam kongres bahasa Indonesia VII dinyatakan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) telah ditetapkan sebagai salah satu program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Pada tahun ini kegiatan kelas BIPA dibagi menjadi kelas reguler dan kelas khusus. Kelas reguler dilaksanakan setiap semester dengan jumlah 64 jam setiap semester dilaksanakan setiap minggu dengan dua kali pertemuan dan waktu dua jam, sementara itu kelas khusus diselenggarakan selama dua minggu atau sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Sampai saat ini, BIPA Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional sudah menerbitkan tiga jilid buku Lentera Indonesia 1,bahan ajar untuk tingkat pemula. Lentera Indonesia2, bahan ajar untuk tingkat madya. Lentera Indonesia3, lentera Indonesia bukan sekedar bahan ajar bahasa Indonesia untuk orang-orang asing, melainkan juga merupakan sarana untuk memperkenalkan serta memahami masyarakat dan budaya Indonesia. Serta program – program BIPA yang telah dibuat untuk membantu Penutur Asing dalam mempelajari Bahasa Indonesia seperti SEMILOKA
36
36
. Tujuan BIPA yaitu membekali penutur asing dengan
Selayang Pandang BIPA,Pusat Bahasa Depdiknas,2004.
pengetahuan serta pemahaman tentang budaya dan cara hidup masyarakat indonesia.
4.3.2 Negara-negara Penyelenggara BIPA 1. Amerika Serikat : Arizona University, Cornell University, Northern illionis University, University Of Michigan, University Of California at Berkeley, University Of Hawaii, University Of Washington 2. Australia: Sydney University, ANU (Australia National Univesity, Edith Cowan University, Deakin University, La Trobe University, Monash University, Curtin Univesity, Melbourne University, Tasmania University, School Of Languages (cours). 3. Arab Saudi: Sekolah Indonesia Riyadh, Sekolah Indonesia Jeddah, Sekolah Indonesia Madinnah. 4. Azerbaijan: Universitas Asia Baku, Universitas Bahasa Azerbaijan 5. Inggris : School of Oriental and African Studies 9SOAS. 6. Jerman : Humbolt University zu Berlin, University Hamburg, Koln, University Frankfurt, University Bremen, University Bonn, University Bielefeld, University Munchen, University Passau (bayern), University Freiburg, Fachhocschule Konstanz (School) 7. Mesir : KBR Mesir, Sekolah Indonesia Mesir 8. Papua Nugini: Porth Moresby International School, University of Papua New Guenia, KBRI Papua Nugini.
9. Portugal : KBRI Purtugal 10. Singapura: University Of Singapore, Sekolah Indonesia, KBRI Singapore 11. Afrika Selatan : Lembaga Ilmu Bahasa Asia-Afrika 12. Filipina : Sekolah Tinggi Davao. 13. Ceko : Kedutaan Besar Rakyat Indonesia 14. Hongkong : NHK Culture Center, Asia Library, Indonesian Culture Plaza, Indonesian Examination 15. Irak : Kedutaan Besar Indonesia (KBI) Irak 16. Canada : University Of British Clumbia, Kanada University Of International Studies. 17. Myanmar : KBRI Yangoo 100, Indonesian School Lower Kyimyindine Road, Ahlone, Indonesian School Yangoon, Yangoon University Of Foreign Studies. 18. Prancis : Institut National des Langues Civilization Orientales. 19. Rusia : Institut Negri-negri Asia Afrika University Moscow, Russian Academy Of Sciences, Ministry Of Foreign Affair of Rusia. 20. Suriname: Institut Pendidikan Nasional, University Teknologi Nanyang, KBRI di Paramaribo 21. Bulgaria:
KBI Bulgaria 22. Belanda : Koninklik Instituut voor de Tropen (Amsterdam), Interconsultancy Bureau Universitas Leiden, Instituut Voor Indonesische Cursusen (Leiden), Volkunivesiteit (Leiden), School Of South East asian and Oceanic Language and Culture 23. Cina : Beijing Institute Of Foreign Languages, Faculty Of Eastern Language At Peking University. 24. India : Sekolah Tinggi New Delhi 25. Italia : Universita Degli Studi Napoli “L Orientale”, Instituto Italiano Per il Medio ed Estremo Oriente, Universita Degli Studi Bologna, Pontificia Instituto Studi Orientale,Pontificia Universita Gregoriana, Islao Roma, Islao Milano, Cesmeo di Toronto. 26. Korea Selatan: Hankuk University Of Foreign Studies, Pusan University, Junior College Of Foreign Studies, Woosong University, Young San University, Korean Institute Of Southeast Asian Studies (KISEAS), CHO Youn Mee 518 Institute, Chonnman National university, CHOI Nangkyung
[email protected] , KIM Hyung-Jun, Dept Of Anthropology, Kangwon National University. 27. Norwegia : Kedutaan Besar Indonesia (Course) 28. Malaysia : KBRI Malaysia 29. Selandia Baru : Victoria University Of Wellington, Rangituto College, The University Of Aucland. 30. Austria :
KBRI Austria 31. Jepang : Tokyo University Of Foregn Studies, Osaka University Of Foreign Studies, Tenry University (Tenry Daigaku), Kyoto Sangyo University, Kyoto Career College Of Foreign Languages, Asia University, Chukyo Women’s University, Daito Bunka University, Keio University, Kokushikan University, Kyorin University, Kyushu International University, Meio University, Senshu University, Obirin University, Shukotuko University, Tokyo Daigaku, Tokyo University Of Agriculture And Teknology, Asahai Culture Center, Mainichi Culture Center, B&B Language Training School, Japan Asia Culture Center, Asia Bunka Kaikan, International Axchange Center, Chinese Asian Languages Schoo; (Osaka). 32. Taiwan : Asia Library, Setsunan University, Asia University. 33. Thailand : Universitas Chulalongkorn, Universitas Mahidol, Universitas Thaksin, Universitas Prince Songkhlanakkharin, Universitas Ramkhamhaeng, Sekolah Indonesia Bangkok. 34. Belgia : Kedutaan Besar Rakyat Indonesia 35. Swedia : KBRI 36. Denmark : KBRI 37. Swiss : University Of Swiss 38. Indonesia : UI, UGM, UNPAD, ABA ABI, UNILA, ANDALAS (Padang), USU, UNDIP,dll.
39. Vatikan : Pontificia Universita Gregoriana, Pontificia Instituto di Studi Orientali, Ponticia Universita Urbaniana 40. Veitnam : Vietnam National University37
4.4 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan nara sumber. Nara sumber yang utama (key informan) dari Humas Departemen Pendidikan Nasional yaitu Bapak Setiono selaku Kepala Bidang Humas dengan Bapak Taufik selaku Kepala Sub Bidang Hubungan Media. Wawancara ini dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu pada hari rabu 6 Februari 2008 dan Senin 11 Februari 2008. Selain nara sumber utama (key informan) peneliti juga melakukan wawancara dengan dua orang wartawan sebagai nara sumber sekunder yang dimaksud untuk mengakuratkan informasi atau data-data yang diberikan nara sumber utama (key informan) apakah sesuai dengan fakta yang ada dilapangan atau tidak. Kedua wartawan tersebut yaitu Mba Dona beliau adalah wartawan dari Media Harian Umum Pelita dan Bapak Edwin Tirani beliau wartawan dari Media Indonesia wawancara ini dilakukan pada hari yang berbeda yaitu pada tanggal 4 Februari dan 6 Februari. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kegiatan publikasi program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional. Berikut ini adalah 37
www.wikimu.com/news/tentangkami.aspx
hasil wawancara dengan Humas Departemen Pendidikan Nasional yang menangani kegiatan publikasi BIPA, dan nara sumber sekunder sebagai bahan atau informasi pendukungnya.
4.4.1 Tahap – tahap Kegiatan Publikasi BIPA yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional. Untuk mengetahui tahapan kegiatan publikasi yang dilakukan Humas Departemen Pendidikan Nasional, dalam kegiatan mempublikasikan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing maka perlu diketahui tahapan-tahapan dari kegiatan publikasinya. Dan tahapan–tahapan publikasi dari Bahasa Indonesia Ba Penutur Asing adalah sebagai berikut :
4.4.1.1 Mengidentifikasikan Masalah Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing merupakan program yang masih banyak masyarakat belum mengetahui apa program BIPA ini dan pada tahun 2003 peminat BIPA menurun. Oleh karena itu Humas Departemen Pendidikan Nasional bekerja keras untuk mempublikasikan kebijakan yang telah dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional, guna mengetahui apakah kegiatan publikasi sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Setiono sebagai Kepala Bidang Humas, sebagai berikut: Humas Departemen Pendidikan Nasional, sebelum melakukan kegiatan publikasi Humas melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu maksud dari identifikasi masalah untuk mengetahui apakah kegiatan publikasi sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini kita mendiskusikan bersama dengan orangorang yang terkait dalam program BIPA yaitu Pusat Bahasa, PLS untuk mendiskusikan masalah apa yang akan dihadapi nantinya. Setelah itu kita mengumpulkan data-data yang sudah didapat dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh pusat bahasa, setelah data-data terkumpul kita mengadakan rapat untuk mengevaluasi ide atau gagasan dalam perspektif yang lebih luas untuk menentukan tujuan.
Dalam melakukan kegiatan publikasi BIPA tidak bisa dianggap mudah karena pada dasarnya setiap kegiatan publikasi ini pastinya harus didiskusikan bersama dengan orang-orang yang terkait untuk mendiskusikan masalah yang akan dihadapi nantinya. Diskusi tersebut untuk mengetahui apakah publikasi yang dilakukan oleh humas, peminat BIPA di Luar Negeri menurun dan apakah Masyarakat Indonesia mengetahui atau tidak publikasi yang humas lakukan. Hal tersebut sudah didiskusikan terlebih dahulu, jadi sebelum masuk pada tujuan hal itu semua humas sudah mengidentifikasi masalah-masalah tersebut. Maksud dari identifikasi masalah adalah untuk mengetahui apakah kegiatan publikasi sesuai dengan apa yang akan diharapkan nantinya.
4.4.1.2 Mengidentifikasi Tujuan Setelah
melakukan
identifikasi
masalah,
Humas
Departemen
Pendidikan Nasional juga melakukan identifikasi tujuan. Identifikasi tujuan dimaksudkan agar maksud dan tujuan yang diadakannya kegiatan publikasi BIPA ini jelas dan kalau sudah diidentifikasikan atau ditetapkan tujuannya, kegiatan publikasi BIPA ini diharapkan tidak keluar dari apa yang menjadi tujuan awalnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Setiono Kepala Bidang Hubungan Masyarakat yaitu sebagai berikut :
Untuk melakukan publikasi kita sudah mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi tujuan, dan mengidentifikasi audiens karena untuk melakukan suatu kegiatan publikasi kita harus jelas apa yang menjadi permasalahan yang akan kita hadapi nanti, apa yang menjadi tujuan dari kegiatan publikasi yang akan kita lakukan serta siapa saja audiens yang akan kitahadapi. Itu semua jelas harus sudah diidentifikasi sebelum kegiatan publikasi dilakukan.
Dalam hal ini identifikasi tujuan dimaksudkan untuk memahami masalah sepenuhnya untuk mendefinisikan tujuan dari kegiatan publikasi Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. Jadi kegiatan publikasi BIPA ini sudah jelas dan harus sesuai dengan tujuan awal yaitu agar masyarakat mengetahui tentang program BIPA.
4.4.1.3 Mengidentifikasi Audiens Identifikasi Audiens ini dimaksudkan untuk mengenal atau mengetahui siapa yang menjadi khalayak sasaran dari program BIPA ini. Walaupun kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional itu harus diketahui oleh seluruh masyarakat didalam Indonesia maupun diluar Indonesia. BIPA ini khalayak sasarannya yaitu masyarakat yang ingin belajar bahasa Indonesia baik masyarakat diluar Indonesia maupun didalam Indonesia karena sesuai dengan Program tersebut yaitu Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. Hal tersebut dikatakan oleh Bapak Setiono selaku Kepala Sub Bidang Humas yang menyatakan bahwa : Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing adalah program yang dikembangkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidiksn Nasional untuk masyarakat Indonesia atau masyarakat diluar Indonesia yang ingin belajar atau memperdalam Bahasa Indonesia.
Hal ini diperkuat oleh Bapak Taufik S.H selaku Kepala Sub Bidang Hubungan Media Humas Depdiknas,sebagai berikut : Yang menjadi khalayak BIPA ini yaitu orang-orang asing yang ingin mempelajari filosofi-filosofi tentang Indonesia..
Identifikasi Audiens dilakukan untuk mengetahui dengan jelas dan tepat siapa khalayak sasaran dari kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional yang akan menjadi sasaran komunikasinya.
4.4.1.4 Mengembangkan Strategi Dalam melakukan kegiatan publikasi BIPA. Humas Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Pusat Bahasa dan Gerai Informasi media yang membantu dalam mempublikasikan program BIPA. Seperti yang telah dikatakan oleh Bapak Setiono Kepala Bidang Humas sebagai berikut: Dalam melakukan publikasi kita dibantu oleh Pusat Bahasa dan Pusat Gerai Informasi Media, PLS, Departemen Luar Negeri, BIPA UI, Inclus UGM, Ialf Bali, Ialf Jakarta yang membantu dalam mengembangkan strategi publikasi humas memberi ide-ide atau saran untuk kemajuan publikasi kita.
Sedangkan pernyataan lain dikatakan oleh Bapak Taufik selaku Kasubid Hubungan Media, yang menyatakan sebagai berikut: Strategi kita untuk mempublikasikan BIPA dengan mengadakan Talkshow, mengadakan konfrensi pers,pelatihan-pelatihan, seminar untuk para penutur asing. Acara-acara yang kita buat ini merupakan starategi kita untuk program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. strategi ini agar masyarakat mengetahui kalau program BIPA informasinya sangat banyak.
Pengembangan strategi dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana suatu tujuan dapat dicapai dengan baik.
4.4.1.5 Perencanaan Pelaksanaan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing dibentuk pada tahun 1993, dan dipublikasikan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional pada tanggal 28 oktober 2004 tepatnya pada saat diadakan Bulan Bahasa dan bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Humas Depdiknas ditunjuk oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk mempublikasikan salah satu program Departemen Pendidikan Nasional. Hal ini dikatakan oleh Bapak Taufik selaku Kepala Sub Bidang Hubungan Media yang menyatakan : Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing dipublikasikan oleh humas pada tanggal 28 oktober 2004 yang bertepatan dengan bulan bahasa dan hari sumpah pemuda karena salah satu butir sumpah pemuda itu ada ikrar yang menyatakan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia.
Humas Depdiknas melakukan publikasi dari mulai menyusun program penyampaian informasi-informasi mengenai BIPA tersebut kepada masyarakat yang ada didalam maupun diluar Indonesia,merencanakan anggaran yang akan direncanakan 1 tahun sebelum publikasi dilakukan untuk dana tahun 2007 sekitar 280juta, dan memilih media yang tepat untuk mempublikasikannya, kahlayak sasaran yang yang dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Setiono selaku Kepala Bidang Humas Depdiknas yang menyatakan bahwa : Kegiatan publikasi BIPA ini direncanakan mulai dari menyusun informasiinformasi mengenai BIPA kepada masyarakat, merencanakan biaya yang sudah disiapkan dalam kurun waktu satu (1) tahun sebelum pelaksanaan, memilih media yang tepat untuk mempublikasikan program BIPA, khalayak sasaran yang dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.setelah perencanaan dibuat matang langsung pada pelaksanaan publikasi tersebut.
Untuk perencanaan kegiatan publikasi,Humas Departemen Pendidikan Nasional menggunakan segala macam program perencanaan publikasi. Mulai dari mengadakan program pelatihan-pelatihan kepada penutur asing, sampai mengadakan keterangan pers seperti konfrensi pers,serta liputan, mengadakan seminar untuk para penutur asing. Seperti yang dinyatakan oleh Bapak Taufik S.H selaku Kepala Sub Bidang Hubungan Media Depdiknas, sebagai berikut: Segala macam program yang akan dipakai dalam publikasi BIPA ini seperti kita mengadakan pelatihan–pelatihan kepada penutur Asing untuk melihat bagaimana masyarakat Asing menggunakan bahasa Indonesia apakah sudah baik juga dari pelatihan ini dapat membekalkan mereka agar lebih mantap belajar bahasa Indonesia ini,selain itu juga Humas Depdiknas mengadakan konfrensi pers serta liputan-liputan seputar BIPA, untuk tahun ini liputan itu sudah dilaksanakan.
Humas Departemen Pendidikan Nasional juga akan melakukan segala macam program perencanaan kegiatan publikasi, agar pesan yang akan dipublikasikan itu sampai dan dapat diterima oleh masyarakat, Menurut Bapak Taufik S.H selaku Kepala Sub Bidang Humed Depdiknas sebagai berikut: Penetapan Media yang digunakan dalam kegiatan publikasi Humas menggunakan media Televisi yaitu TVRI. Media Elektronik yaitu Radio Ramako,Radio CRI (Beijing),KBR 68 H. serta seluruh media cetak yang urutan media tersebut yaitu Media Indonesia, Kompas,Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat (Bandung), Suara Merdeka,Harian Umum Pelita, Sindo, Jawa Pos (Surabaya), Analisa (Medan), Banjarmasin Pos,Fajar (Makasar).Tabloid dan Majalah yaitu Tempo, Gatra. Media informasi internetnya, Bipa mempunyai Situs yaitu
[email protected],
[email protected], dan www.bipa-pb.net .
Tahap pelaksanaan dari publikasi BIPA baik yang akan dilaksanakan maupun yang sudah dilaksanakan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional. Tahap pelaksanaan kegiatan publikasi ini meliputi beberapa hal diantaranya adalah seperti yang diutarkan oleh Bapak Setiono berikut ini: Pelaksanaan kegiatan Publikasi BIPA pada tahun 2007 dilaksanakan sudah tiga kali mengadakan liputan-liputan, satu kali konfrensi pers, satu kali talkshow
di TVRI, 1 kali Talkshow di radio Ramako,1 kali Talkshow di Radio RCI (Beijing) dan satu kali seminar dan lomba karya bagi penutur asing pada tanggal 18 sampai dengan 20 juli 2007, pada bulan ini dari hasil liputan didapatkan hasil bahwa peminat bipa bertambah menjadi 40 negara.
4.4.1.6 Perencanaan Waktu Perencanaan waktu kegiatan publikasi Bahasa Indonesia bagai Penutur Asing harus ditetapkan sebelumnya.kapan kegiataan publikasi Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing dilaksanakan dan kapan harus berhenti. BIPA dibentuk oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 1993 dan publikasi dimulai oleh Humas pada tahun 2004 yang bertepatan dengan bulan bahasa.seperti yang dikatakan oleh Bapak Taufik sebagai berikut: Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing dipublikasikan oleh humas pada tanggal 28 oktober 2004 yang bertepatan dengan bulan bahasa dan hari sumpah pemuda karena salah satu butir sumpah pemuda itu ada ikrar yang menyatakan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan proses BIPA ini masih berjalan sampai saat ini.
Perencanaan waktu dimaksudkan untuk mengetahui kapan publikasi ini akan diselenggarakan dan kapan selesai publikasi tersebut.
4.4.1.7 Mengevaluasi Keberhasilan Evaluasi diperlukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional, namun untuk mengevaluasi keberhasilan publikasi secara keseluruhan itu belum dilakukan karena kegiatan publikasi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing sampai saat ini masih berjalan, sesuai dengan pernyataan Bapak Setiono yang menyatakan bahwa : Evaluasi untuk melakukan publikasi setiap melakukan acara atau konfrensi pers kita itu ada namun kalau evaluasi secara keseluruhan program BIPA ini berhasil atau tidak itu belum kita evaluasi karena
publikasi Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing masih berjalan sampai saat ini hingga waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini peneliti menanyakan kriteria seperti apa yang menjadi tolok ukur keberhasilan pada kegiatan publikasi, sesuai dengan pernyataan bapak setiono, yang menyatakan bahwa: Kriteria untuk mengukur keberhasilan publikasi itu pertama apakah masyarakat mengetahui dari publikasi yang telah kita lakukan, dan yang kedua program BIPA peminatnya bertambah itu yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari publikasi yang kita lakukan.
Sedangkan dalam pernyataan Bapak Taufik Selaku Kepala Bidang Sub Media menyatakan : Apabila ingin mengetahui publikasi yang kita lakukan berhasil atau tidak itu tergambar dari tabel di media analisis yang setiap bulannya ada di humas, jadi kriterianya kalau tabel dalam berita tersebut positif 6o%, negatif 30%, dan netral 10% tabel ini menunjukkan bahwa publikasi yang kita lakukan berhasil.
Dari kiteria-kriteria yang telah ditetapkan, untuk periode Juni 2007 sampai Oktober 2007 dapat dikatakan bahwa publikasi yang dilakukan oleh Humas Depdiknas cukup berhasil karena pada bulan Oktober dari hasil liputan Humas bahwa peminat Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing bertambah menjadi empat puluh (40) negara yang menyelenggarakan program BIPA tersebut. Karena tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kegiatan publikasi humas pada program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) berikut adalah tahapan-tahapan kegiatan publikasi hasil penelitian tentang kegiatan Humas dalam mempublikasikan BIPA.
Tahapan-tahapan Kegiatan Publikasi BIPA yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional No Tahapan Kegiatan Contoh 1 Mengidentifikasi 1.Mendiskusikan Masalah Mengadakan rapat dengan Masalah
2. Mengumpulkan data
team
atau
pihak-pihak
yang terkait dengan BIPA 3. Mengevaluasi ide atau gagasan yang lebih luas
yaitu Pusat Bahasa dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) untuk membahas masalah yang akan terjadi kedepannya.
2
Mengidentifikasi 1.Untuk
mendefinisikan Melakukan rapat dengan
Tujuan
dari
tujuan
kegiatan
orang-orang yang terkait dalam
publikasi. Humas telah mengidentifikasi
publikasi
BIPA.
untuk mendefinisikan
untuk Tujuan dari diadakannya
memahami sepenuhnya tujan
publikasi
publikasi
yang
dilakukan. 3
Mengidentifikasi 1.Mengidentifikasi Audiens
Dengan
Audiens untuk mengetahui
acara-acara konfrensi pers, liputan,
dengan jelas dan tepat khalayak akan
sasaran
menjadi
mengadakan
seminar
karya BIPA, agar audiens
yang dapat mengetahui sasaran
Kegiatan-kegiatan berlangsung
BIPA
loka
yang
mandapat
sasaran khalayak.
4
Mengembangkan Bekerjasama dengan Pusat Dalam Strategi
Bahasa,
Pusat
hal
ini
untuk
Gerai membantu dalam memberi
Informasi Media, Deplu, ide, masukkan dan saran. BIPA UI, INCLUS UGM, Untuk pelaksanaannya Ialf Bali dan Ialf Jakarta.
Humas membuat strategi untuk publikasi yaitu dengan cara menghadirkan nara sumber yang profesionaldalam memberi suatu
informasi
agar
publikasi lebih menarik 5
Perencanaan Pelaksanaan
Pelaksanaan publikasi ini Dalam pelaksanaan Bipa dilakukan karena peminat Humas mengundang para BIPA menurun dibeberapa wartawan dari berbagai negara sehingga publikasi media cetak serta media ini dilakukan setiap tahun elektronik untuk dapat hingga publikasi selesai mempublikasikan kepada sampai tahun 2010. Untuk
khalayak.
melakukan
pelaksanaan
tentunya
sudah memiliki persiapanpersiapan yang
yang
telah
Membuat anggaran
matang
ditentukan. perencanaan yang
telah
ditetapkan selama 1th yang didapat dari dana APBN. Untuk tahunnya
dana yaitu
setipa sekitar
280juta. Pelaksanaan publikasi ini
dengan
ngadakan
konfrensi,
peliputan-
peliputan setiap kegiatan BIPA dan Seminar dan Lomba
Karya
untuk
Bahasa
Indonesia
Bagi
Penutur Asing
6
Perencanaan Waktu
Menggunakan time table Dimulainya
kegiatan
yang sudah disepakati. Jadi publikasi BIPA sampai team kerja publikasi ini selesai dan waktu yang tahu
kapan
kegiatan diberikan
oleh
publikasi akan diadakan, Departemen Pendidikan sampai
berapa
publikasinya
kegiatan Nasional sampai tahun akan 2010.
diselenggarakan 7
Mengevaluasi
Humas melakukan evaluasi
Keberhasilan
akhir
Publikasi
kegiatan publikasi BIPA
dari
keseluruhan
sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan
apabila
yaitu
masyarakat
mengetahui publikasi yang dilakukan
oleh
Humas
Pada program BIPA dan peminat BIPA bertambah
4.5 Pembahasan Publikasi BIPA ini dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional karena peminat BIPA menurun pada tahun 2003, sehingga humas sebagai salah satu unit yang bertanggung jawab dalam upaya pengolahan yang menyangkut aspek-aspek internal serta eksternal departemen menggerakan publikasi tersebut untuk meningkatkan peminat BIPA. Dari hasil yang didapat dilapangan selama penulis melakukan penelitian, diketahui bahwa tahapan–tahapan dari kegiatan publikasi Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) untuk periode Juni 2007-Oktober 2007 yaitu mulai dari mengidentifikasi masalah yang meliputi : Mendiskusikan masalahmasalah publikasi, mengumpulkan data yang didapat dari penelitian Pusat Bahasa Depdiknas sebagai pusat yang mengembangkan program BIPA, mengevaluasi
ide-ide
atau
mengidentifikasi audiens,
gagasan-gagasan.
Mengidentifikasi tujuan,
mengembangkan strategi,
Perencanaan
dan
pelaksanaan , perencanaan waktu, anggaran dana yang telah direncanakan satu tahun yang didapat dari dana APBN Pendidikan untuk BIPA,untuk tahun 2007 ini dana tersebut sekitar 280 juta. Sebelum pelaksanaan, dan mengevaluasi keberhasilan publikasi. Tahapan–tahapan tersebut sudah dianggap sesuai dengan
prosedur
standar
kegiatan
publikasi.
Namun
pada
tahap
pelaksanaannya kegiatan publikasi BIPA ini masih berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum publikasi dimulai. Karena pada awal Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) dibentuk oleh Pusat Bahasa Depdiknas pada tahun 1993, publikasi pada awal
pembentukkan tersebut belum berjalan dengan apa yang diharapkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Sehingga pada tahun 1998 dalam putusan kongres bahasa indonesia V dan kongres bahasa Indonesia VI tahun 2003 dinyatakan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing perlu ditingkatkan baik didalam Indonesia maupun diluar Indonesia, penyelenggara BIPA perlu mengembangkan bahan pengajaran BIPA termasuk pada metodelogi. Pada tahun 2004 publikasi kembali dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional, perkembangan tersebut sudah terpenuhi, dalam kongres bahasa Indonesia VII dinyatakan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) telah ditetapkan sebagai salah satu program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Pada tahun ini kegiatan kelas BIPA dibagi menjadi kelas reguler dan kelas khusus. Kelas reguler dilaksanakan setiap semester dengan jumlah 64 jam setiap semester dilaksanakan setiap minggu dengan dua kali pertemuan dan waktu dua jam, sementara itu kelas khusus diselenggarakan selama dua minggu atau sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Sampai saat ini, BIPA Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional sudah menerbitkan tiga jilid buku Lentera Indonesia 1, bahan ajar untuk tingkat pemula. Lentera Indonesia2, bahan ajar untuk tingkat madya. Lentera Indonesia3, lentera Indonesia bukan sekedar bahan ajar bahasa Indonesia untuk orang-orang asing, melainkan juga merupakan sarana untuk memperkenalkan serta memahami masyarakat dan budaya Indonesia.serta
program – program BIPA yang telah dibuat untuk membantu Penutur Asing dalam mempelajari Bahasa Indonesia seperti Seminar dan Lomba Karya untuk Penutur Asing. Ini didapatkan berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang ada dilapangan serta melalui wawancara mendalam oleh para nara sumber, menunjukkan bahwa tahapan pelaksanaan yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional sudah berjalan dengan cukup baik karena pada pelaksanaan pada bulan juli sampai oktober 2007 sudah mengadakan tiga kali liputan, satu kali siaran pers, satu kali Talkshow di TVRI, satu kali talkshow di Radio Ramako, 1 kali Talk show di Radio CRI (Beijing), dan satu kali Seminar dan lomba karya BIPA untuk Semiloka ini pada tanggal 18-20 Juli 2007. Bulan oktober ini didapatkan hasil dari liputan bahwa peminat bahasa indonesia bagi penutur asing bertambah menjadi 40 negara yang mengikuti program BIPA tersebut. Hal ini juga didapat dari hasil wawancara sekunder dan dengan pernyataan-pernyataan mereka yakni dari kedua wartawan dari media yang berbeda, Para nara sumber sekunder mengatakan bahwa informasi yang mereka terima dari Humas Departemen Pendidikan Nasional tentang Publikasi program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing cukup baik. Untuk
tahapan evaluasi kegiatan publikasi program Bahasa Indonesia
Bagi Penutur Asing secara keseluruhan belum dilaksanakan karena kegiatan publikasi ini masih berjalan hingga tahun 2010, namun untuk evaluasi sementara humas dalam menentukan atau melihat keberhasilan dari kegiatan
publikasi mempunyai kriteria khusus untuk melihat apakah publikasi yang dilakukan berhasil atau tidak, kriteria pertama yaitu apabila peminat BIPA bertambah dan kedua, apabila Masyarakat Indonesia mengetahui tentang program BIPA. Dalam kriteria itu untuk bulan oktober 2007 ini dapat dikatakan bahwa publikasi BIPA berhasil karena peminat BIPA bertambah. Dalam penelitian ini lebih dititik beratkan kepada tahapan-tahapan kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional pada program BIPA, dimana pengertian publikasi itu adalah suatu informasi, pemberitahuan, pengumuman penyiaran mengenai suatu informasi ataupun suatu kegiatan yang disampaikan kedalam beberapa bentuk dan ditunjukan kepada khalayak sasaran yang sudah ditetapkan. Jika dikaitkan dengan kegiatan Publikasi BIPA maka tujuan utama Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing untuk memberikan informasi kepada para penutur asing tentang budaya, cara hidup masyarakat indonesia dan membekali penutur asing dengan kemampuan bahasa indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu juga publikasi BIPA sebagai sarana untuk menjalin kerjasama dengan negara-negara internasional.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Sebagai bagian terakhir dari penulisan skripsi ini mengenai kegiatan publikasi Humas Departemen Pendidikan Nasional Pada Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA), maka dalam Bab penutup ini penulis menarik kesimpulan serta memberikan beberapa saran yang mudah–mudahan bisa digunakan sebagai bahan masukkan untuk Humas Departemen Pendidikan Nasional. berikut kesimpulan yang diambil oleh penulis dari kegiatan publikasi BIPA: 1.Humas dalam melakukan publikasi dengan melakukan tahapan-tahapan yang dimulai dari identifikasi masalah untuk mengetahui apakah kegiatan publikasi sesuai dengan apa yang diharapkan, identifikasi tujuan, identifikasi audiens, perencanaan anggaran yang telah ditetapkan satu tahun sebelum publikasi dimulai, penetapan waktu. Untuk pelaksanaan publikasi program BIPA. Humas Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan kegiatan-kegiatan publikasi tersebut dengan mengadakan liputan-liputan, konfrensi pers, pelatihan-pelatihan untuk penutur asing, seminar loka karya BIPA. 2.Untuk pemilihan media yang tepat dalam melakukan Publikasi, Humas menggunakan media cetak (koran, tabloid dan majalah), media elektronik : televisi (TVRI), Radio (Ramako, CRI Cina, KBR68), serta website.
3.Kegiatan Publikasi yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional terhadap program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) telah berjalan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan sebelum publikasi dilaksanakan, namun dalam evaluasi pada tahun 2007 ini dapat dikatakan bahwa publikasi yang dilakukan berhasil karena peminat BIPA bertambah menjadi 40 negara yang menyelenggarakan program BIPA.
5.2 Saran Dalam melaksanakan kegiatan publikasi BIPA yang mereka tetapkan, memperlihatkan bahwa langkah–langkah publikasi yang mereka buat dan rencanakan sudah baik. dalam pelaksanaan cukup baik, karena pada bulan Juni dan Oktober 2007 dari hasil penelitian, peminat atau target dari kegiatan publikasi Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang dilakukan oleh Humas bertambah. Akan tetapi untuk publikasi dimedia elektronik televisi belum maksimal karena baru TVRI yang mengikuti publikasi tersebut sehingga untuk masyarakat didalam Indonesia masih banyak yang belum mengetahui program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. Berdasarkan fakta tersebut, maka ada beberapa saran yang dapat penulis berikan, baik saran akademis maupun praktis yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan sebagai bahan masukan untuk kegaiatn publikasi yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional. a.Saran Akademis
Untuk penelitian, gunakan pendekatan penelitian yang berbeda agar dapat digunakan oleh peneliti lainnya untuk melihat perbandingan dalam pembuatan dan pelaksanaan publikasi sehingga hasilnya dapat saling melengkapi dan saling menyempurnakan agar nantinya dapat menambah wacana, wawasan dan informasi yang lebih variatif lagi. b.Saran Praktis 1.Humas Departemen Pendidikan Nasional untuk lebih baik lagi jika memperbanyak kerjasama pada media elektronik, Sehingga informasi untuk memberitahukan kepada khalayak sasarannya lebih banyak. Dan informasi yang akan disampaikan kepada khalayaknya bisa sampai. Dan apa yang menjadi target Humas Departemen Pendidikan Nasional terlaksana dengan sangat baik. 2.Untuk bahan evaluasi, sebaiknya Humas Departemen Pendidikan Nasional melakukan evaluasi–evaluasi disetiap kegiatan publikasi yang sudah dilakukan, ini dimaksudkan agar Humas Departemen Pendidikan Nasional menganalisa sudah sejauh mana pemberitaan atau informasi yang disampaikan dari kegiatan publikasi ini sampai di masyarakat (khalayak sasaran).
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, oemi “Dasar-dasar Public Relations”, IT Citra Aditya Bhakti, Bandung, hal 25. Ali, Bahtiar.Op.Cit, Hal 34. Arifin Anwar, “ Ilmu komunikasi sebuah pengantar ringkas”, Raja Grafindo Persada, Jakarta,1995, hal 10. Edaran Umum bulan bahasa dan sastra “Melalui BIPA kita tingkatkan Minat Baca Insan Indonesia”, Depdiknas,2007. Effendi onong uchajana,“Ilmu komunikasi teori dan praktek”.PT.Remaja roskadakarya, Bandung, 1990,hal 10 dan 134. - “Hubungan Masyarakat”.PT.Remaja roskada karya, Bandung, 1992, hal 36. -“Human relations and public relations”.PT.Mandar Maju, Bandung, 2005, hal 11, 54 Greenor,Toni, “Kiat sukses Public Relations”, Jakarta,2002, hal 4. Jefkins, Frank,“Public Relations”, edisi keempat,Erlangga, Jakarta,1992,hal 9. Kertapati ton, “Bunga rampai azas-azas penerangan dan komunikasi”, Bina Aksara, Jakarta, 1998, hal 2. Lcc Examination Board, “How to pass Public Relations”, thrid level,1999, hal 140. Lembar Semiloka, Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Mulyana, deddy, “Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial”, PT.Remaja Roskada arya, bandung hal 20. Nazir, Mohammad, “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia, Jakarta,1998. hal 63. Nolte lawren w ang wilcox dennis, “Human Relations and Public Relations”, Mandar Maju, Bandung,1993 Organisasi dan Tata kerja Pusat-pusat dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi, 2005. Rahmadi.F, “Public Relations dalam teori dan praktek”,PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hal 21. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009.
Ruslan rusadi, “Kiat dan strategi kampanye public relations”, Raja Grafindo Persada,Jakarta,2005, hal 30, 54 dan 55 - “Kampanye Public Relations, Kiat dan Strategi”, PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2005. hal 54. Selayang Pandang “Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing”, Departemen Pendidikan Nasional,2004. Suhartin, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi V”, Jakarta Reka Cipta 2002. Swasta,Basu “Azas-azas Marketing Liberty”, hal 273. Vredenberg, “Metode dan Teknis Penelitian Masyarakat”, PT.Gramedia, Jakarta,1978, hal9. Waesa,silih agung, “Strategi Public Relations”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.hal 309.
Internet: www.wikimu.com/news/tentangkami.aspx