ABSTRACT Arie Oktaviani, 2009 “Corporate Social Responsibility Activity of Marketing Unit III of BBB Retail Region III of PT. Pertamina (Persero), „Pertamina Concerns the Situ Gintung” PT. Pertamina (Persero) is a company running in Gas and Fuel sector that has been established for a long time in Indonesia. In order to create positive image, PT. Pertamina (Persero) through its Hupmas division holds this CSR program. This CSR is a Public Relations Campaign held straightforwardly by the Hupmas (Governmental and Society Relation) function of UPms III of PT. Pertamina (Persero). This CSR program is called “Pertamina Concerns Situ Gintung”. Based on the State-Own Enterprise (BUMN) Ministerial Decree No. Kep236/MBU/236 deciding that each BUMN is obliged to hold a Partnership and Environmental Establishing Program (PKBL). Partnership Program (PK) is intended to the small-scale entrepreneurs, while Environmental Establishing (BL) is intended to the people in the business area of BUMN. CSR program of PT. Pertamina (Persero) is one of work programs of Environmental Establishing (BL). The allocation of Environmental Establishing program (BL) itself is for the natural disaster victims, training, education, health improvement, the development of infrastructure and general infrastructure as well as worship infrastructure. It has been implemented for a long time by the Marketing Unit (UPms) III Pertamina for their operation area encompassing DKI Jakarta, Banten, West Java and this Marketing unit office is located in Jl. Kramat Raya No.59 Jakarta Pusat. The status of grant given is bequest, that is, the company does not want their money return back but the fund is used for the community empowerment around the work location. It is actually the Corporate Social Responsibility or CSR. CSR now has been much done by both national and international companies.
Kegiatan Corporate Social Responsibility PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III ”Pertamina Peduli Situ Gintung”
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan
Disusun oleh :
ARIE OKTAVIANI D1606067
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
1
PERSETUJUAN Tugas Akhir Berjudul : Kegiatan Corporate Social Responsibility PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III ”Pertamina Peduli Situ Gintung”
Karya : Nama NIM Konsentrasi
: Arie Oktaviani : DI606067 : Public Relations
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Agustus 2009 Menyetujui Dosen Pembimbing,
Drs.Ign.Agung Satyawan,SE,MSi NIP 19590708 198702 1 001
2
PENGESAHAN Tugas akhir ini telah di uji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari : Kamis Tanggal : 03 Desember 2009 Panitia Ujian Tugas Akhir Ketua Penguji
1. Drs. H. Soedihardjo, SH NIP 19440505 198203 1 001 Anggota Penguji
2. Drs. Ign. Agung Satyawan, SE, M.Si NIP 19590708 198702 1 001 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Drs. H. Supriyadi, SU NIP 19530128 198103 1 001
3
MOTTO Memang penghambaanku belumlah sempurna segala nilai ibadah masih terpatri duniawi segala nilai amalan masih terbetik pujian Ya Allah Tetapkanlah Imanku Untuk terus di jalan Mu (Amien)
Aku tak menyesali sesuatu, melebihi penyesalanku atas berlalunya suatu hari, jatah umurku berkurang dan amalku tidak bertambah (Ibnu Mas’ud)
Tak ada istilah ’mengulang kembali’ dalam hidup. Kita hanya bisa bergerak maju dari tempat kita berada sekarang; meski kecil, tiap langkah yang kita ambil akan membawa kita langsung menuju masa depan. Barry J. Farber
4
PERSEMBAHAN Dengan segala rasa syukur dan terimakasih ku, sebuah karya ini menjadi awal dari langkah hidupku yang masih terbentang, karya ini ku persembahkan kepada : ”Allah SWT” Pemilik alam semesta beserta isinya, atas nikmat dan karunia yang telah Engkau limpahkan kepada ku ”Orang Tua Ku” Mama, Bapak Ku Tersayang terima kasih atas segala doa dan kasih sayangnya untuk ku, terima kasih karena mama tidak pernah bosan untuk menasehati anak-anak nya. Aii sayang Mama ”Saudara-saudara ku” Bang Oyan, Bang Ade, terima kasih sudah banyak membantu aii, menasehati aii, terima kasih juga supportnya & buat Moii, Manda tetap jadi adik perempuan ku yang lucu yang selalu ku rindukan untuk pulang kerumah ”SomeOne Special” Aa jangan bosan ya mendengarkan cerita-cerita aii & menasehati aii, “Sahabat-sahabatku” All “Ratih” terima kasih atas segala bantuan dan Supportnya & Teman – teman PR Orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku “Almamaterku”
5
KATA PENGANTAR Segala puji syukur bagi Allah SWT, Pencipta alam semesta yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir
ini dengan judul “Kegiatan Corporate Social
Responsibility PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III ”Pertamina Peduli Situ Gintung”.” Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa Program Diploma Komunikasi Terapan, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada jurusan Diploma III Komunikasi Terapan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, bukan semata–mata kemampuan penulis sendiri. Namun banyak pihak yang telah turut membantu dalam memberikan dorongan, bimbingan, saran maupun kritik. Maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati tidak lupa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ucapan Syukur Alhamdulillah atas Rahmat dan Hidayat yang Allah SWT berikan kepada penulis. 2. Untuk Bapak dan Mama Tercinta, kedua Abangku tersayang (Bang Oyan, Bang Ade) dan Adik–adikku tersayang (Moii, Manda), Terima Kasih atas Cinta dan kasih sayangnya, dukungan, serta Doa yang selalu di panjatkan untukku, Maroh terima kasih atas bantuan nya dirumah.
6
3. Drs. H Supriyadi, SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, selaku Ketua Program Diploma III Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Drs. Ign. A. Satyawan,SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis terima kasih atas segala nasehat dan bimbingannya. 6. Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si sebagai Pembimbing Akademik penulis. 7. Drs. H. Soedihardjo, SH, Selaku penguji TA. 8. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Diploma III Komunikasi Terapan. 9. Ibu Susi A. Prasetya, S.Sos, selaku Ast. Manager Eksternal Relations Pms BBM Retail Region III, yang telah membimbing, memberikan Informasi, dan memberikan nasehat yang membangun selama melaksanakan KKM / Magang di Perusahaan. 10. Mas Fajri, mas Audi, Pak Ferry, Pak Taufik, Pak Rudi (Manajer CSR) Mba Lucky
yang
telah
banyak
membantu
penulis
selama
melaksanakan
Magang/KKM, Terima kasih atas segala bimbingannya, Ilmunya, dan pengalaman yang berharga ini baik di Kantor maupun diluar kantor (di Posko Pertamina Peduli Situ Gintung). 11. Untuk Reyza terima kasih atas dukungan, kesabaran, nasehat, serta kasih sayang yang aa kasih ke aii, dan terima kasih juga karena kehadiran aa selama ini selalu didekat aii.
7
12. Untuk Sahabat–sahabatku Lucky, Mb Andin, Ana, Esty, Mb Ata, Yeni, Maya. Ndien, teman teman PR-A terima atas kasih sayangnya, dukungannya, Kalian sahabat terbaikku. Dan juga untuk Debby teman seperjuanganku Magang terima kasih sudah jadi teman magang ku yang baik, dah nemenin hari-hariku dikantor, terima kasih untuk semuanya. 13. Untuk A.Andhika terima kasih atas segala dukungan, nasehat, dan perhatiannya, ke’ Ta selama ini, terima kasih karena kamu dah mau jadi teman cerita ku,teman terdekat ku, seyum mu semangat sekaligus kebahagian buat aku & Teman-teman semua yang aku kenal selama di Posko Situ Gintung, terima kasih untuk penglaman yang berharaga ini selama 9 hari di posko, penglaman yang tidak terlupakan. Penulis menyadari bahwa penulis Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Surakarta, Agustus 2009 Penulis
8
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………….........
i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….................................................
iii
MOTTO …………………………………………………………….....
iv
PERSEMBAHAN ……………………………………………………..
v
KATA PENGANTAR ………………………………………………...
vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………
1
B. Tujuan………………………………………………………….
4
C. Manfaat ……………………………………………………….
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi …….………………………………….
7
B. Pengertian Public Relations ……………………………………
8
C. Tujuan Public Relations ………………………………………
9
D. Fungsi Public Relations ……………………............................
10
E. Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations .............................
11
F. Kegiatan Public Relations …………………………………….
14
G. Corporate Social Responsibility ……………………………...
15
9
H. Citra (Image) ………………………………………………… BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT. Pertamina (Persero) ..............................................................
24
1. Sejarah ................................................................................
24
2. Visi dan Misi Pertamina Korporat........................................
28
3. Produk-Produk yang di Hasilkan ..........................................
28
4. Tujuh Region Pemasaran BBM Retail PT. Pertamina .........
30
B. Unit Pemasaran BBM Retail Region III .....................................
30
1. Sejarah …………………………..........................................
30
2. Visi, Misi, dan Motto Unit Pemasaran III .............................
32
3. Produk yang Dipasarkan .......................................................
33
4. Sarana dan Fasilitas Wilayah Kerja ......................................
33
5. Peta Wilayah Kerja Unit Pemasaran III ..............................
41
6. Struktur Organisasi ..............................................................
42
C. Tata Nilai ………………………………………………………
44
D. Logo Pertamina ……………………………………………….
45
BAB IV PELAKSAAN MAGANG A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ...................................
49
B. Bidang Pelaksanaan Magang .....................................................
49
C. Kegiatan Magang / KKM di Hupmas .........................................
53
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………
58
B. Saran…………………………………………………………….
60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, perusahaanperusahaan baik nasional maupun internasional mulai menggeser paradigma the business of business is business. Karena perusahaan tidak hanya memiliki sisi tanggung jawab ekonomis kepada stakeholders seperti bagaimana memperoleh profit dan menaikkan harga saham, ataupun tanggung jawab legal kepada Pemerintah, seperti membayar pajak, memenuhi persyaratan Amdal dan ketentuan yang lainnya. Jika perusahaan ingin akseptabel, harus disertakan pula tanggung jawab yang bersifat ethical dan discreationary. Ethical, yang dimaksudkan di sini adalah masyarakat tidak ingin perusahaan merusak lingkungan, merugikan karyawan, tidak menghormati dan melayani konsumen, tidak memperhatikan masalah kesehatan dan keamanan kerja dan lindungan lingkungan, dan lain sebagainya. Dan secara etik pula, perusahaan seyogianya mengelola lebih santun dan arif Corporate Community Relationship-nya. Sedangkan tanggung jawab perusahaan yang bersifat discreationary, yaitu langkah-langkah yang diambil adalah pilihan sendiri, sebagai wisdom perusahaaan. Bukan karena "dipaksa" oleh aturan.
12
Sesungguhnya seperti itulah hakikat tanggung jawab perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR). CSR sekarang ini banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Nasional maupun Internasional. Seiring dengan berkembangnya, saat ini CSR mulai diyakini oleh perusahaanperusahaan sebagai investasi yang akan menaikan kinerja jangka panjang perusahaan. Salah satunya adalah untuk meningkatkan citra positif perusahaan di mata khalayak. Berlandaskan pada deskripsi tersebut di atas, jelas bahwa tanggung jawab sosial lahir karena tuntutan dari tanggung jawab itu sendiri. Tanggung jawab sosial berada pada ranah moral, sehingga posisinya tidak sama dengan hukum. Moral dalam tanggung jawab sosial lebih mengarah pada tindakan lahiriah yang didasarkan sepenuhnya dari sikap batiniah, sikap inilah yang dikenal dengan "moralitas" yaitu sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Sedangkan tanggung jawab hukum lebih menekankan pada kesesuaian sikap lahiriah dengan aturan, meskipun tindakan tersebut secara obyektif tidak salah, barangkali baik dan sesuai dengan pandangan moral, hukum, dan nilai-nilai budaya masyarakat. Namun demikian kesesuaian saja tidak bisa dijadikan dasar untuk menarik suatu kesimpulan karena tidak tahu motivasi atau maksud yang mendasarinya. Bila dikaitkan teori tanggung jawab sosial dengan aktivitas perusahaan, maka kepedulian perusahaan terhadap kepentingan stakeholders dalam arti luas dari pada sekedar kepentingan perusahaan belaka. Dengan demikian konsep tanggung jawab sosial lebih menekankan pada tanggung jawab perusahaan atas tindakan.
13
Begitu pula dengan PT.Pertamina (Persero) sebuah perusahaan yang bergerak dibidang MIGAS yang sudah lama berdiri di Indonesia. Untuk menciptakan citra yang positif, PT. Pertamina (Persero) melalui divisi Hupmas nya melaksanakan program CSR ini. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.Kep236/MBU/236 yang memutuskan bahwa setiap BUMN wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan (PK) ditujukan kepada para pengusaha kecil, sedangkan Bina Lingkungan (BL) ditujukan kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN. Program CSR PT. Pertamina (Persero) ini merupakan salah satu program kerja dari Bina Lingkungan (BL). Program Bina Lingkungan (BL) sendiri alokasinya adalah untuk korban bencana alam, pendidikan, pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, serta sarana Ibadah. Hal ini sudah sejak lama dilaksanakan oleh Unit Pemasaran (UPms) III Pertamina untuk wilayah operasi mereka, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan kantor Unit Pemasaran ini berada di Jl. Kramat Raya No.59 Jakarta Pusat. Status bantuan yang diberikan ini adalah hibah, yaitu perusahaan tidak menginginkan uangnya kembali akan tetapi dana tersebut digunakan untuk pemberdayaan komunitas sekitar lokasi kerja.
14
Kegiatan CSR ini merupakan Public Relations Compaign yang secara langsung dilaksanakan oleh fungsi Hupmas (Hubungan Pemerintah dan Masyarakat) UPms III PT. Pertamina (Persero). Program CSR ini diberi nama “Pertamina Peduli Situ Gintung”.
B. Tujuan Dengan adanya Kuliah Kerja Media/Magang ini dirasakan sangatlah berguna bagi penulis dan penting untuk menunjang program studi, serta harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan penulis itu sendiri dalam rangka melakukan kegiatan dilapangan yang didasari oleh minat intelektualitas. Kegiatan ini dapat melatih penulis dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari di Universitas. Tidak menutup kemungkinan juga, jika selama menjalani Kuliah Kerja Media/Magang penulis juga dapat mempelajari dan menggali ilmu lainnya yang ada kaitannya dengan ilmu Humas. Kuliah Kerja Media/Magang ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan baru dalam bidang kehumasan yaitu untuk menjadi tenaga kerja yang siap pakai, dan mampu mengikuti persaingan dalam menghadapi dunia kerja yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan yang terjadi didalam dunia kerja.
15
Adapun yang menjadi tujuan penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media/Magang di Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III antara lain: 1. Untuk memenuhi fungsi dan peranan di bidang Humas dalam menciptakan hubungan yang harmonis dengan Public Internal, Public Eksternal dan Stakeholders dalam sebuah perusahaan. 2. Untuk mengamati secara langsung kinerja dan aktifitas yang dilakukan oleh bidang Humas Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III tentang segala perubahan yang terjadi dalam situasi kerja serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan dalam dunia kerja. 3. Untuk mendapatkan bekal ilmu dan memperluas carapandang dalam dunia kehumasan yang sekarang ini sedang berkembang. 4. Untuk menyesuaikan diri dalam situasi kerja dan melatih penulis untuk bekerja secara cepat dan berinisisatif untuk mengerjakan pekerjaan dalam situasi apapun. 5. Untuk menambah pengalaman dalam berkomuniaksai dan bersosialisasi dengan banyak orang. 6. Untuk melakukan perbandingan antara teori yang didaptakan oleh penulis selama menjalani perkuliahan dengan pengalaman di dunia kerja yang lebih pada prakteknya di Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III.
16
C. Manfaat Dari hasil Kuliah Kerja Media/Magang ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Diharapkan dapat memperluas wawasan dan khasanah tentang Public Relations dan Corporate Social Responsibility baik bagi penulis maupun bagi perusahaan Pertamina itu sendiri. 2. Melalui Kuliah Kerja Media /Magang ini diharapkan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III, dapat melakukan review tentang kegiatan Corporate Social Responsibility yang telah dilaksanakan, dan dapat dijadikan acuan bagi pengembangan kegiatan- kegiatan tersebut dalam waktu yang akan datang.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi tidak hanya sekedar berfungsi sebagai alat atau cara untuk menyampaikan sesuatu tetapi lebih dari itu juga berfungsi untuk mengungkapkan perasaan pihak-pihak yang saling berkomunikasi. Hal ini menempatkan komunikasi pada kedudukan yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi bisa terjadi di mana saja. Komunikasi yang terjadi di lingkungan suatu instansi atau organisasi selain kejelasan dan penerimaan atas peranan, juga akan semakin memudahkan penukaran informasi yang berkenaan dengan pekerjaan, pada gilirannya akan memperbaiki pelaksanaan instansi atau organisasi tersebut. Disamping itu, komunikasi yang terjadi dalam lingkup instansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap jalannya manajemen. Pada prakteknya, komunikasi ini akan meminjam beberapa metode yang dipakai dalam Public Relations. Public Relations dapat dipahami sebagai metode komunikasi maupun lembaga. Sebagai metode komunikasi, Public Relations adalah rangkuman sistem kegiatan melalui kegiatan komunikasi secara khas sehingga setiap pimpinan organisasi bagaimanapun kecilnya dapat melaksanakan fungsi Public Relations.
18
B. Pengertian Public Relations Public Relations pada hekekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi Public Relations adalah two way communications (komunikasi dua arah). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan kehumasan, sehingga tercipta umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam Public Relations. Ada banyak definisi mengenai Public Relations. Dari definisi yang ada itu, kita dapat mengambil beberapa definisi yang dianggap sudah mewakili apa yang dimaksud dengan Public Relations itu sebenarnya.
Rachmat Kriyantono (2008 ; 3) menyatakan bahwa:
”Public Relations is planned, persuasive communication design to influence significant public.” (Public Relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan).
”Public Relations is a system of communication to create a goodwill”
(Public Relations adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik)
19
Onong Uchjana Effendy (1993) menyatakan bahwa: ”Humas adalah komunikasi dua arah antara komunikasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama.”
Dari batasan Public Relations di atas dapat dikatakan bahwa Public Relations sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Dalam kegiatannya Public Relations memberi masukan dan nasehat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah berkembang.
C. Tujuan Public Relations Tujuan Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2008 ; 5) adalah: 1. Menciptakan Pemahaman (Mutual Understanding) antara perusahaan dengan publiknya. 2. Membangun Citra Korporat (Corporate Image). 3. Citra Korporat melalui Program Corporate Social Responsibility. 4. Membentuk Opini Publik yang Favorable. 5. Membentuk Good Will dan Kerja Sama.
D. Fungsi Public Relations
20
Adapun fungsi Public Relations menurut Rosady Ruslan (2001 ; 35) adalah: 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik internal maupun eksternal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik sebaik mungkin dan memberikan nasihat (advis) kepada pimpinan organisasi dengan tidak mengabaikan kepentingan umum. 5. Bersikap bahwa tujuan dan sasaran itu dalam pengertian bukan untuk memperoleh keuntungan dari publik sasaran (masyarakat), melainkan memperoleh keuntungan bersama (mutual benefit), terampil dalam memadukan keuntungan dengan tanggung jawab sosial. 6. Bersikap atau berkemampuan untuk mendengar (listening) dan bukan hearing mengenai aspirasi yang ada di dalam masyrakat. 7. Bersikap dan terampil aktif dalam menerjemahkan atau mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam arti sempit dan mengaitkan dengan kebijakan dalam arti luas.
E. Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations Secara sederhana ruang lingkup pekerjaan Public Relations yang biasa dilakukan menurut Kriyantono (2008 ; 20) dapat disingkat PENCILS, yaitu:
21
1. Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada publik. misalnya dengan membuat tulisan yang disebarkan ke media. 2. Events, mengorganisasi Event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. 3. News, seorang Public Relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis, sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan (Public Relations Writing) seperti Press Release, Newsletter, Berita dan lain-lain. 4. Community Involvement, Public Relations harus membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitar. 5. Identity-Media, merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan dengan media (pers). Hal ini sangat penting untuk memperoleh publisitas media. 6. Lobbying, Public Relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini dibutuhkan pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang bertikai. 7. Social Investment, pekerjaan Public Relations untuk membuat program-program yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial termasuk program Corporate Social Responsibility.
Menurut Rosady Ruslan (2001 ; 45), ada tujuh langkah bagi Public Relations Officer untuk melaksanakan suatu kegiatan PR yang sukses, yaitu: 1. Tahap menganilisis situasi dan komunikasi PR perlu mengadakan suatu analisis atau mengidentifikasi, baik penelususran situasi mapun kondisi, kemampuan, keuangan, besar kecilnya jenis perusahaan yang diwakili.
22
2. Merumuskan tujuan dan menetapkan waktu Merumuskan tujuan atau tema yang hendak dicapai. Tujuan harus mengacu kepada kepentingan dan tujuan sentral (target) membangun "citra" organisasi atau perusahaan (corporate image) di mata khalayak. 3. Menentukan publik dan personel yang terlibat Bagaimana dan siapa publik yang akan menjadi sasaran (target audience) dalam perencanaan Public Relations Programming and Communication. 4. Menentukan media (Media Planning) Menentukan media sebagai pendukung alat (tool) atau saluran (channel) perencanaan tugas public relations sangat penting. Pengertian media sebagai alat komunikasi tersebut ada beberapa macam, misalnya hubungan media (media relations) melalui audio visual, media elektronik dan media cetak, pameran, sponshorship, seminar, periklanan, dan sebagainya. 5. Anggaran (budget) Dalam rangakaian PR Programming and Communications, perlu diprediksi atau diperkirakan besarnya anggaran (budget) yang akan dialokasikan. Tanpa biaya atau dukungan pendanaan, program yang telah disusun itu akan menemui kegagalan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. 6. Program dan Perencanaan (Programming and Planning) Program kegiatan atau perencanaan adalah suatu cara untuk memformulasikan rencana yang sistematis dan logis ke dalam bentuk gambar flowchart atau matrix programme. 7. Analisis Hasil Akhir (Evaluasi)
23
Dalam tahap ini, PRO mengidentifikasi atau menganalisis hasil akhir atau evaluasi, yakni lebih bersifat checkpoint satu per satu dari komponen atau tahapan-tahapan pererencanaan dan penggiatan (PR Programming and Communications), sudah berjalan atau belum. Hasil evaluasi dapat memberi gambaran apakah secara kuantitatif dan kualitatif bahwa program sudah memenuhi persyaratan atau masih terjadi kekurangan.
F. Kegiatan Public Relations Kegiatan dalam bidang Public Relations, dapat dibagi menjadi dua: 1. Internal Public Relations Menurut Onong Uchjana Effendy (1989 : 144) Yang termasuk dalam Internal Public Relations adalah para pekerja (employee) dan para pemegang saham (stakeholders). Public Relations menanganani semua masalah yang terkait dengan pekerja dan kesejahteraannya, hubungan antar pekerja dari Dewan Direksi sampai buruh pabrik. Dimana alur komunikasi yang digunakan adalah dua arah yaitu alur komunikasi ke bawah (downward communication) dan alur komunikasi ke atas (upward communication).
Ruang lingkup tugas humas ke dalam (internal) ini meliputi: a. Membina sikap mental pekerja agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan dan dedikasi terhadap organisasi atau instansi dimana mereka bekerja. b. Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis. c. Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga.
24
2. Eksternal Public Relations
Menurut Onong Uchjana Effendy (1989 : 150), publik eksternal yang menjadi sasaran humas adalah para pelanggan (customers), khalayak sekitar (community), instansi pemerintah (government), pers (press) dan lain-lain kelompok di luar organisasi. Dengan kelompok-kelompok tersebut Public Relations harus senantiasa mengadakan komunikasi yang harmonis dalam rangka memelihara dan membina hubungan baik. Ruang lingkup tugas eksternal antara lain, mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah-tindakan organisasi perusahaan.
G. Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah Program Public Relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di lingkungannya. World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata lain, CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup kedalam operasi bisnis perusahaan dan in-
25
teraksi sukarela antara perusahaan dan Stakeholders-nya. (Community Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hlm 49) CSR (Ada yang menyebut sebagai Community Development atau Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah investasi sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang. Secara berangsur-angsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan sosial yang dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trademark perusahaan yang berpengaruh dalam memperkuat citra perusahaan. Community Development adalah upaya meningkatkan hubungan baik antara organisasi dengan publiknya melalui kegiatan penggalangan dana atau menarik minat menjadi anggota klub. Tujuan akhirnya adalah memberi kontribusi untuk perbaikan taraf kehidupan masyarakat secara berkesinambungan. Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh Internal dan Eksternal Public Relations untuk berhubungan dengan stakeholders. Hal ini dilakukan guna menjaga good relationship dengan stakeholders. Salah satunya adalah Corporate Social Responsibility (CSR). Program ini adalah termasuk salah satu kegiatan dari Eksternal Public Relations. Menurut Cutlip, Center & Broom (2006 : 461), program CSR ini pertama kali muncul di Amerika pada tahun 1960-an sampai tahun 1970-an. Pada saat itu industri di negara ini sedang mengalami krisis kepercayaan dari public interestnya. Sehingga muncul ide untuk mengadakan suatu program yang membantu
26
masyrakat sekitar. Karena diyakini program ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan efek yang positif di kalangan stakeholders. Kemudian program ini berkembang seiring perkembangan zaman. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Sekarang ini banyak perusahaan nasional mulai melakukan program CSR (Corporate Social Responsibility). Seperti kita tahu, negara Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, dan hal ini akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi masyarakat suatu negara. Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia dapat menghambat proses pembangunan. Tingkat penduduk yang tinggi ini akan menimbulkan banyaknya masyarakat yang berada di garis kemiskinan, tingginya angka pengangguran, dan rendahnya tingkat pendidikan. Pemberian bantuan dari Pemerintahpun juga belum merata. Oleh karena itu, dengan adanya pelaksanaan program CSR (Corporate Social Responsibility) ini akan membantu masyarakat dan juga Pemerintah dalam mensukseskan program Nasional. Sebenarnya CSR rnerupakan gabungan dari marketing dan aktivitas Public Relations. Dimana CSR selalu dikaitkan dengan corporate affairs dan business social responsibility. Corporate affairs adalah tanggung jawab perusahaan untuk memunculkan praktek bisnis yang membawa dampak positif bagi stakeholders. Sedangkan business social responsibility merupakan tujuan dari perusahaan untuk
27
meraih sukses dalam bisnis dengan menghargai dan menghormati nilai-nilai etika, budaya, masyarakat dan lingkungan. Definisi lain dari CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial, ekonomi dan lingkungan. (Majalah Warta Pertamina : 2004). Program CSR di perusahaan bergulir secara evolutif. Tadinya CSR bersifat sukarela, yaitu dilaksanakan karena pemilik perusahaan itu memang ingin berbuat baik. Mereka mengurangi laba perusahaan, karena uang dan sumber daya nya digunakan. (Majalah Warta Pertamina : 2004) CSR sebagai suatu kewajibab bagi perusahaan, maka dengan sendirinya perusahaan telah melaksanakan “investasi sosial”. Sebagai investasi sosial tentu saja perusahaaan akan memperoleh keuntungan dalam bentuk manfaat yang akan diperoleh. Karena CSR ini bersifat seketika, maka manfaat akan diperoleh dikemudian hari. Adapun manfaat utama dalam aktivitas usahanya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan Profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya lewat efisiensi lingkungan. 2. Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan. 3. Meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat. 4. Mendukung operasional perusahaan. 5. Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan komunitas investasi. 6. Mendorong komitmen karyawan, karena mereka diperhatikan dan dihargai.
28
7. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas.
Pada sisi lain IsaWahyudi (2008 ; 46) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) dimensi dari garis besar ruang lingkup Corporate Social Responsibility yaitu sebagai berikut: 1. Corporate Philantrophy Usaha-usaha amal yang dilakukan oleh suatu perusahaan, dimana usaha-usaha amal ini tidak berhubungan secara langsung dengan kegiatan normal perusahaan. Usaha amal ini dapat berupa tanggapan langsung perusahaan atas permintaan dari luar perusahaan atau juga berupa pembentukan badan tertentu, seperti yayasan untuk mengelola usaha amal tersebut.
2. Corporate Responsibility Usaha-usaha sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan ketika sedang mengejar profitabillitas sbagai tujuan perusahaan.
3. Corporate Policy Berkaitan erat dengan bagaimana hubungan perusahaan dengan pemerintah yang meliputi posisi suatu peusahaan dengan adanya berbagai kebijaksanaan pemerintah yang mempengaruhi baik bagi perusahaan atau masyarakat secara keseluruhan.
29
Berkaitan dengan 3 (tiga) dimensi ruang lingkup CSR tersebut ternyata, dalam prakteknya ada beberapa terminology yang mempunyai beberapa kemiripan atau bahkan sering diidentikkan dengan CSR antara lain Pemberian Amal Perusahaan (Corporate Giving/Carity), Kedermawanan Perusahaan (Corporate Philantrophy), Relasi kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community / Public Relations), dan Pengembangan Masyarakat (Community Development).
Adapun hal-hal yang mendorong (driver) perusahaan melakukan program Corporate Social Responsibility terbagi menjadi dua, yaitu yang bersifat ●
Eksternal drivers misalnya regulasi dan hukum, Amdal, atau kewajiban BUMN menyisihkan 1 % dari profit untuk membina usaha kecil. Lain faktor-faktor pasar. Satu contoh, pengusaha-pengusaha Amerika itu sudah semakin keras dengan furniture yang datang dari Indonesia. Karena diduga berasal hutan-hutan tropis yang dibabat semaunya. Berarti perusahaan harus mcmenuhi ecolabeling. Eksternal drivers lainnya adalah keharusan-keharusan sosial. Karena ada tuntutan masyarakat terhadap perusahaan yang sifatnya ekonomis. Tuntutan itu kadang-kadang dari sudut kepentingan perusahaan tidak sesuai. (Majalah Warta Pertamina : 2004)
●
Internal drivers bersumber dari perilaku pribadi pemilik. Internal drivers lain melakukan CSR berkaitan dengan peluang bisnis, yaitu CSR sebagai sebuah strategi binis. (Majalah Warta Pertamina : 2004)
30
Menurut Anthony Davis, CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan sebenarnya memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan. Program CSR diyakini sebagai sarana untuk meningkatkan citra. Corporate Social Responsibility adalah investasi untuk masa depan. (2005 : 157).
H. Image ( Citra ) Citra perusahaan yang positif, itu adalah tujuan yang ingin dibentuk dengan adanya program CSR ini. Karena citra positif suatu perusahaan, sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai. Pengertian citra sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur sccara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif dan negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat. (Rosady Ruslan, 2001: 50)
Menurut Frank Jefkins (1996 : 15), ada 5 macam citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (Public Relations), yaitu: 1.
Citra bayangan (mirror image)
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya- mengenai anggapan pihak luar tentang organ-
31
isasinya. Dalam kalimat lain citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. 2.
Citra yang berlaku (current image)
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. 3.
Citra yang diharapkan (wish image) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang scbenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
4.
Citra Perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan adalah citra dari sutau organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusabaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social responsibility) dan sebagainya. 5.
Citra majemuk (multiple image)
32
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak dan sadar atau tidak, mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra atau organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki perusahaan sama dengan jumlah pegawai yang dimilikinya.
BAB III DESKRIPSI PERTAMINA A. PT. Pertamina ( Persero )
1. Sejarah PERTAMINA adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang Perusahaan Pertambangan Minyak serta Gas Bumi. Dalam sejarah perminyakan Indonesia disebutkan bahwa pada masa Hindia Belanda,tugas penyediaan dan pemasaran BBM dilaksanakan oleh dua perusahaan minyak yakni
33
BPM dan Stanvac. Tahun 1961 lahir PN.Pertamin yang memiliki organisasi pemasran di dalam negeri yang sangat kuat disektor hilir, khususnya pemasaran. Sehingga pada tahun 1964 PN.Pertamin diberi tanggung jawab oleh pemerintah untuk mengurus distribusi minyak dalam negeri kecuali via laut. Dalam kegiatan Operasionalnya Pertamina mempunyai Landasan Hukum yaitu UUD 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3 : (Ayat 2)
Cabang–cabang produksi penting bagi Negara dan dan yang
men-
guasia hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. (Ayat 3)
Bumi, Air, dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasi oleh Negara dan dipergunakan sebesar – besaranya untuk kemakmuran rakyat.
Selanjutnya setelah perekembangan dan kemajuan dunia perminyakan semakin pesat maka, pada tahun 2001 disahkan UU No.22 Tahun 2001 perusahaan Minyak dan Gas Bumi Negara. Pertamina berubah menjadi PT. Pertamina (Company) dan sempurnkan kembali pada Tahun 2003 status Pertamina menjadi PT. Pertamina (Persero). PT. PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Jannis Ishak, SH, No.20 Tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui surat Keputusan No. 24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Ok-
34
tober 2003. Pendirian perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan – ketentuan yang tercantum dalm UU No.1 Tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1998 Perseroan (Persero) dan Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 tentang “PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA
(PERTAMINA)
MENJADI
PERUSAHAAN
PERSEROAN
(PERSERO).”
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk : 1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip – prinsip pengolaan Perseroan secara efektif dan efisien. 2. Memberikan Kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Untuk dapat mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: 1.
Menyelenggarakan usaha di bidang Minyak dan Gas Bumi beserta hasil olahan dan turunannya.
2.
Menyelenggarakan Kegiatan Usaha di Bidang Panas Bumi yang ada pada saat pendirinya termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
35
3.
Melaksanakan perusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4.
Menyelenggrakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam point nomor 1, 2, & 3.
Sesuai dengan ketentuan UU MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satusatunya perusahaan yang memonopoli Industri MIGAS, dimana kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi diserahkan kepada mekanisme pasar. Itu sama artinya dengan peran regulator yang di pegang Pertamina dicabut, dan Pertamina hanya memegang peran sebagai Pemain.
Dalam bisnisnya, Pertamina menyelenggrakan usaha di bidang Energi dan Petrokimia yang terbagi menjadi 2 sektor, yaitu sektor Hulu dan Hilir. Dimana Sektor Hulu meliputi eksplorasi dan produksi Minyak dan Gas bumi. Dan sektor Hilir meliputi Pengolahan, Pemasaran & Niaga, dan Perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam Negeri maupun keluar Negeri yang berasal dari Kilang PERTAMINA maupun dari Impor, yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha Hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan. Selain itu Pertamina juga mempunyai beberapa anak perusahaan dan juga Perusahaan Patungan (Joint Ventura), untuk dapat menunjang dan memperlancar
36
jalannya kegiatan – kegiatan pokok perusahaan serta dapat memecahkan masalah kebutuhan perusahaan. Kelompok anak- anak perusahaan milik Pertamina antar lain:
PT. Patra Jasa,
PT. Pertamina Retail,
PT. Pertamedika,
PT. Elnusa,
PT. Pertamina EP, dan
PT. Pertamina Tongkang.
Perkembangan perusahaan dalam memproduksi minyak dimulai saat diketemukannya pembuatan minyak mentah hasil produksi di daerah Pangkalan Brandan dan Pangkalan Susu yang di Ekspor ke kapal Shozui Maro sebanyak 13.400 barel atau 1700 Ton yang pada masa itu bernilai US $ 30.000,00. Peristiwa tersebut menandai dimulainya sejarah ekspor minyak pertama (1958). Usaha peningkatan dalam penyediaan bahan bakar ini untuk keperluan dalam Negeri selau di usahakan debgan cara meningkatkan kapasitas beberapa kilang minyak dan gas bumi. Langkah ini guna menjamin pasokan BBM yang lebih baik lagi. 2. Visi dan Misi Visi dan Misi Pertamina Korporat
Visi Pertaamina Korporat Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia
37
Misi Pertamina korporat Menjalankan Usaha Inti Minyak, Gas, dan Bahan Bakar Nabati secara terinitegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Merupakan Entitas Bisnis yang dikelola secara Profesional, Kompetitif, dan berdasarkan Tata Nilai Unggulan Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pekerja, dan masyarakat serta mendukungpertumbuhan ekonomi nasional.
3. Produk-Produk yang dihasilkan Jenis produk BBM yang dihasilkan oleh Petamina meliputi : 1. Avtur, 2. Premium, 3. Minyak Tanah, 4. Minyak Solar, 5. Minyak Diesel, 6. Minyak Bakar, 7. Pertamax, 8. Pertamax plus, 9. Biosolar. 10. Pertamina DEX
38
Jenis Produk Non BBM yaitu : 1. Pelumas, 2. Aspal, 3. Kimia, 4. Industri, 5. Kimia Pertanian, 6. LPG (Liquid Petroleum Gas), 7. LNG (Liquid Natural Gas).
Keberhasilan Pertamina dalam Pengolaan minyak dan Gas bumi di Indonesia semakin dipercaya dunia, baik dari segi kemampuan suplai maupun keamanan produk.
4. Tujuh Region Pemasaran BBM Retail PT. Pertamina (Persero)
Region I
: Sumatra Bagian Utara
Region II
: Sumatra Bagian Selatan
Region III
: Jawa Bagian Barat
Region IV
: Jawa Bagian Tenggara
Region V
: Jawa bagian Timur dan Nusa Tenggara
Region VI
: Kalimantan
Region VII
: Ambon
39
B. Unit Pemasaran BBM Retail Region III 1. Sejarah BerdasarkanPP RI No.27/1968 dibentuk Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN. Pertamina) sebagai hasil Merger PN Permina (bergerak dibidang eksplorasi Minyak) dan PN. Pertamin, Perusahaan ini menampung semua kegiatan pengurusan dan pengusahaan minyak dan Gas Bumi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi. untuk memudahkan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas Bumi serta hasil olahannya keseluruh pelosok Negeri, disektor Hilir pada saat itu dibentuk daerah Pemasaran III yang berada dibawah naungan Direktorat Pemasaran Dalam Negeri dan dipimpin oleh seorang Kepala Daerah. Daerah Pemasaran III yang menenmpati kantor Eks- Pertamin di JL. Matraman Raya, berperan dalam bidang penyediaan dan pelayanan Bahan Bakar Minyak dan Gasa bumi, Pemasran hasil minyak dan Gas bumi, produkproduk Petrokimia, dan produk-produk lainnya di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Sekitar tahun 1970, Kantor Daerah Peamasaran III pindah ke Jl. Ir. Juanda no 13 Jakarta. Dan pada tahun1974 kantor Pusatnya di pindahkan ke Jl. Kramat Raya No.29 Jakarta.
40
Pada tahun 1977 Daerah Pemasaran III diubah menjadi Unit Pemasaran III dan tahun 1987 diubah lagi menjadi UPPDN III (Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri III) dan dikepalai oleh seorang pimpinan Unit. Tahun 1986 kantor Pusat UPPDN III di pindahkan ke JL. Kramat Raya No.59 Jakarta Pusat. Sekitar tahun 2001 nama UPPDN III di ubah kembali menjadi Unit Pemasaran III (UPMS III) dan sebutan jabatan pimpinan unit diubah menjadi General Manager. Pada saat yang hampir bersamaan, terbit UU Otonomi daerah yang mengakibatkan pemekaran propinsi Jawa Barat pada tahun 2001, mak terbentuklah propinsi Banten yang menjadi wilayah kerja Unit Pemasaran III disamping DKI Jakarta dan Jawa Barat. Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region III merupakan salah satu dari tujuh Region Pemasaran Pertamina Direktorat Pembekalan dan Pemasran dalam Negeri yang memiliki tugas dan tanggung jawab melayani kebutuhan BBM maupun Non BBM bagi masyarakat atau Industri di wilayah DKI Jakarta, dan Banten, dan Jawa Barat. Dalam hal ini Pemasaran BBM Retail Region III adalah salah satu Unit yang memilik tugas pokok menyediakan dan memasarkan bahan Bakar Minyak lainnya
untuk mememnuhi kebutuhan konsumen Domestik
khususnya masyarakat di wilayah Propinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
41
2. Visi, Misi, dan Motto Unit Pemasaran III Visi Menjadi Unit Pemasaran terkemuka dengan Layanan Kelas Dunia Misi
Memasarkan produk Minyak, Gas, dan Hasil Olahannya dengan mengutamakan etika, keramahan, kecepatan, ketepatan dan Berwawasan Lingkungan.
Mengelola usaha dengan berorientasi pada pencapaian kinerja terbaik.
Menjadi aset unggulan bagi perusahaan, pemerintah, pekerja dan masyarakat.
Motto “Kepuasan Anda – Kami Utamakan”
42
3. Produk yang dipasarkan Bahan Bakar Minyak (BBM)
BioPremium
Premium
Biosolar
Minyak Solar
Minyak Tanah
Minyak Diesel
Minyak Bakar
Bahan Bakar Khusus (BBK)
Pertamax
Pertamax plus
Pertamina DEX
4. Sarana & Fasilitas Wilayah Kerja Prop. DKI Jakarta 1. Kantor Unit Pemasaran III 2. Instalasi Tg. Priok
43
ITP
3. Depot Plumpang : Depot Plumpang merupakan daerah operasi terbesar se-Asia. Total BBM dan Gas Bumi yang diolah nya adalah 65,51 %.
44
DEPOT PLUMPANG
45
4. Pengisian Gas Elpiji Tj.Priok
46
SPBBE Tj.Priok 5. Pabrik Tabung Gas Elpji Plumpang
Pabrik Tabung Gas Elpiji Plumpang
47
Prop. Banten 1. Terminal Transit BBM Tg. Gerem : Tanjung Gerem berada di
Terminal Transit Tanjung Gerem propinsi Banten. Daerah operasi ini hanya mengolah BBM dan Sarana & Fasilitas di Wilayah Banten
Gas Bumi sebanyak 7,98 %.
Terminal Transit Tanjung Gerem Asal pasokan BBM : Ex Kilang Dalam Negeri (Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan) dan Ship To Ship (STS) Teluk Semangka melalui Tanker
Dibangun pada tahun 1993 diatas lahan seluas 10,6 HA dan dioperasikan pada tahun 1995.
PANGKALAN
SPBU/I/A Tanker
M. Tanki INDUSTRI
Kilang Dalam Negeri STS Teluk Semangka STS Kolbut
Pola Suplai
& Pelayanan Konsumen
TERMINAL TRANSIT BBM Tg. Gerem
Tanker DEPOT PANJANG DEPOT P. BAAI DEPOT PONTIANAK
48
Prop. Jawa Barat 1. Kantor Pemasaran Cabang Bandung 2. Depot Padalarang : Depot Padalarang berada di wilayah propinsi Jawa Barat. Daerah operasi ini hanya mengolah BBM dan Gas Bumi sebanyak 7,10%.
Depot Padalarang
3. Depot Tasikmalaya : Depot Tasikmalaya berada di wilayah propinsi Jawa Barat. Daerah operasi ini mengolah BBM dan Gas Bumi sebanyak 3,45%. 4. Depot Ujungberung : Depot Ujung Berung juga berada di wilayah propinsi Jawa Barat. Daerah operasi ini hanya mengolah BBM dan Gas Bumi sebanyak 9,85%. 5. Depot Cikampek
49
6. Terminal Transit Utama Balongan : Balongan Group juga berada di wilayah propinsi Jawa Barat. Daerah operasi ini hanya mengolah BBM dan Gas Bumi sebanyak 6,11%.
DEPOT BALONGAN
50
5. Peta Wilayah Kerja Unit Pemasaran III
51
6. Struktur Organisasi Unit Pemasaran III
General Manager Pms. BBM Retail Area III
F201310000
Ast. Manajer External Relations
05 1
Ast. Customer Relations
05
Sales Representative RetaiI Wilayah I
04 1
02 8
F201325000
Sales Representative RetaiI Wilayah II
1
F201322000
F201312000
Ast. Community Development
Sales Area Manager DKI Jakarta F201321000
F201311000
05
Sales Area Manager BODETABEK
F201320000
Sales Representative RetaiI Wilayah II
1
04 1
F201323000
Sales Representative RetaiI Wilayah II
04 1
04 1
F201326000
Sales Representative RetaiI Wilayah II
04 1
F201327000
Sales Representative RetaiI Wilayah II
04 1
F201324000
Sales Representative RetaiI Wilayah II
04 1
Keterangan : Wilayah I : Wilayah II : Wilayah III : Wilayah IV : Wilayah V : Wilayah VI : Wilayah VII :
Jakarta Pusat Jakarta Utara & Kepulauan Seribu Jakarta Timur I Jakarta Timur II Jakarta Barat Jakarta Selatan I Jakarta Selatan II
52
VP Pemasaran BBM Retail F201300000 General Manager Pms. BBM Retail Area III
86
F201300100
F201300200
07
Sekretaris
-
NE
1
10
F201310000 Ast. Manajer External Relation
03 3
F201330000
F201320000 Sales Area Manager DKI Jakarta
02 8
Sales Area Manager BODETABEK
F201340000 02
Sales Area Manager Bandung
9
F201350000 Sales Area Manager Cirebon
9
02 5
F201360000 Sales Area Manager Merak
03 4
02
F201370000 Ast. Manajer Sales Adm. & General Affair
F201380000 02 39
Ast. Manajer Statistic & Comp. Intelligence
03 7
53
C. Tata Nilai Clean (Bersih) Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik Competitive (Kompetitif) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya, dan menghargai kinerja Confident (Percaya Diri) Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan) Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Commercial (Komersial) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. Capable (Berkemampuan)Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
54
D. Logo Pertamina Tidak banyak masyarakat yang tahu mengenai asal usul logo Kuda Laut Kembar. Harap maklum, Pertamina dididrikan dalam situasi darurat sehingga percetakan logo saat ini dianggap tidak penting. Logo Kuda Laut Kembar merupakan gabungan dan pengembangan dari Logo-Logo PN Permina dan PN Pertamin, dua perusahaan yang menjadi embrio kelahiran pertamina. Logo perusahaan sendiri baru muncul ketika PT. Pertamina berubah stastusnya menjadi PN.Permina tahun 1961 (berdasarkan PP No.198 Tahun 1961). Logo itu memilik unsur-unsur yang kira-kira sama dengan logo Kuda Laut kembar yang sekarang kita kenal. Bedanya, tidak ada bingkai yang berbentuk Simetris Empat Lengkung. Sedangkan Logo PT. Pertamina (Tahun 1961 berbentuk PN berdasarkan PP No.3 tahun 1961) adalah berbentuk bintak Api Segi Lima Warna merah didalam lingkaran berwarna Putih. Penggabungan logo terjadi seiring dengan Merger nya PN.Permina dan PN.Pertamin pada 20 Agustus 1968. Tanggal ini diangkat sebagai tanggal kelahiran resmi. Logo si Kuda Laut Kembar yang sekaligus melambangkan dua arti Simbolik, yaitu: Kedaulatan bangsa Indonesia atas sumber Daya Alam Mineral, Minyak, dan Gas Bumi. Hal ini ditandai dengan berdirinya perusahaan Milik Pribumi sejak tahun 1945, 1957, 1960, 1961, 1968, dan 1971 yang merupakan tahun-tahun bersejarah dari perkembangan perusahaan minyak bumi.
55
Harapan jadinya perusahaan minyak yang lebih kuat dan disatukannya PN.Permina and PN. Pertamin, mengingat saat itu bisnis minyak Indonesia sudah harus berhadapan dengan perusahaan – perusahaan Kaliber dunia yang bercokol di Indonesia maupun di Luar Negeri. Dan Kini Logo PT. Pertamina (Persero) kembali megalami perubahan seiiring dengan perkembangan zaman, yakni berupa huruf “P” yang merupakan representasi dari bentuk panah. Berikut penjelasannya : Elemen Logo membentuk huruf "P" yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang bergerak maju dan Progresif Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis,dimana: Biru mencerminkan
: Handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Hijau mencerminkan
: Sumberdaya energi yang berwawasan Lingkungan.
Merah mencerminkan
: Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
56
LOGO PERTAMINA
LOGO PN PERTAMIN ( 1961 )
LOGO PN PERTAMINA ( 1968 )
LOGO PN PERMINA ( 1961 )
LOGO PERTAMINA ( 1972 )
LOGO PT PERTAMINA PERSERO ( 2005 – Sekarang )
57
58
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) /Magang atau dilaksanakan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III yang berlokasi di JL. Kramat Raya No 59 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) /Magang tersebut dilakukan 3½ bulan, terhitung mulai tanggal 02 Februari 2009 sampai dengan 14 Mei 2009. Aktifitas kegiatan Magang itu sendiri dilakukan sesuai dengan jam kerja yang berlaku di Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III bagian Hupmas Eksternal Relations pada pukul 07.00 – 15.30 WIB.
B. Bidang Pelaksanaan Magang Selama masa kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) /Magang penulis ditempatkan di Bagian Hupmas Pertamina Unit Pms III yang menangani masalah Eksternal Relations, Bagian/fungsi ini dipimpin oleh Asisten Manajer Eksternal Relations. Bagian ini dianggap sesuai dengan jurusan yang diminati oleh penulis yaitu Program Diploma III Public Relations, untuk belajar dan dapat menerapakan ilmunya di dunia kerja.
59
Dengan penempatan di bagian Hupmas Eksternal Relations inilah penulis mendapatkan banyak pengetahuaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang Public Relations. Uraian Pekerjaan Eksternal Relations antara lain : I.
Membina dan mengarahkan pelaksanaan customer relations agar dapat meningkatkan kepercayaan customer terhadap perusahaan dalam meningkatakan pelayanan, serta menampung dan menyelesaikan segala keluhan customer. 1. Membuat rencana pembinaan hubungan dengan customer untuk digunakan dalam pembinaan sikap mental konsumen agar tumbuh loyalitas terhadap produk yang dipasarkan oleh Sales Force BBM Retail. 2. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pembinaan dan peningkatan hubungan dengan customer agar tercipta hubungan yang baik sehingga memperlancar pelayanan. 3. Memberikan edukasi kepada customer tentang kegiatan pemasaran BBM Retail agar dapat dipahami dan mendapat respon yang baik. 4. Merencanakan dan memproduksi printing material berupa company profile / brosur produk. 5. Menampung semua keluhan yang masuk dari customer dan berusaha menyelesaikan keluhan tersebut.
60
6. Meneruskan semua keluhan customer yang tidak dapat diselesaikan kepada fungsi terkait yang berwenang untuk penyelesaiannya. 7. Mengkoordinir Customer dan Partner Care Center (CPCC) dalam pemberian informasi dan penanganan keluhan customer / mitra kerja / usaha. 8. Melakukan audit komunikasi terhadap informasi yang telah disampaikan kepada pelanggan melalui kliping media cetak dan elektronik. 9. Menerima dan mempelajari masukan dari customer mengenai keinginan pelanggan agar dapat diantisipasi, dalam rangka peningkatan pelayanan dalam pemasaran BBM dan BBK sehingga sistem pelayanan penjualan dapat memuaskan pelanggan. 10. Meyakinkan customer bahwa produk BBM tidak kalah mutunya dengan produk pesaing serta berkualitas standar Internasional. II.
Merencanakan dan mengatur mengawasi pelaksanaan Community Development, dalam rangka usaha meningkatkan hubungan baik dan saling pengertian dengan stakeholders untuk kelancaran pelaksanaan pemasaran BBM Retail di Area Pemasaran BBM Retail Region III. 1.
Membuat rencana Community Development untuk wilayah kerja Area III Pemasaran BBM Retail.
2.
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan Community Development agar terlaksana sesuai rencana dan mendapat respon yang positif dari masyarakat.
61
3.
Melakukan pendekatan dengan pemuka masyarakat dan Instansi terkait untuk memperlancar pelaksanaan Community Development.
4.
Merencanakan mengatur dan mengawasi Pelaksanaan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) / Corporate Social Responsibility (CSR) agar dapat terlaksana sesuai dengan rencana.
5.
Membuat laporan baik untuk pelaksanaan Community Development maupun pelaksanaan TJSP / Corporate Social Responsibility (CSR) untuk keperluan Management.
6.
Mengawasi kepatuhan para pelaksana terhadap penerapan aspek HSE agar kejadian / incident yang akan merugikan perusahaan dapat ditekan / Zero Accident.
III.
Merencanakan dan melaksanakan peningkatan citra perusahaan melalui kegiatan promosi komersial maupun non komersial. 1.
Membuat materi advetorial dan iklan korporasi untuk media cetak dan elektronik.
2.
Menyiapkan materi pernyataan korporat tingkat Unit Operasi (Corporate Statement) dalam bentuk Press Release atau Materi Presentasi.
3.
Memfasilitasi kegiatan jumpa pers, permintaan wawancara media cetak / elektronik, maupun liputan media cetak / elektronik pada event persuhaan.
62
4.
Mengkoordinir atau mengawasi pelaksanaan kegiatan keprotokolan kunjungan tamu perusahaan.
5.
Melaksanakan kegiatan dokumentasi foto dan audio visual mengenai event perusahaan serta pengarsipannya.
6.
Memproduksi jurnal perusahaan sebagai media informasi eksternal / internal.
7.
Memberikan klarifikasi, penjelasan maupun tanggapan atas keluhan atau informasi yang disampaikan secara terbuka oleh stakeholders kepada media massa.
C. Kegiatan Magang / KKM di HUPMAS 1. Media Monitoring, yaitu membaca 26 media massa setiap harinya untuk memantau pemberitaan apa saja yang ada di media massa mengenai berita-berita yang berhubungan dengan PT. Pertamina (Persero). 2. Mengkliping, yaitu melakukan proses kliping intern mengenai berita-berita yang ada dalam 26 media massa tersebut dengan menempelkannya pada lembaran kliping intern Pertamina. 3. Mencatat surat-surat, proposal, memo, nota yang masuk, kedalam buku agenda masuk Sekretaris Eksternal Relations. 4. Memasukan data – data berupa surat, proposal, memo, dan nota kedalam database, setelah mendapat disposisi dari Asisten Manajer Eksternal Relations. 5. Memasukan data CPCC (Complaint and Partner Care Center).
63
6. Belajar membuat berita/ isu mengenai korban tewas pada kebakaran di Depot Plumpang 18 Januari 2009, telah dimakamkan pada Senin, 02 Februari 2009 di kampung halamannya di Subang, Jawa Barat, “Perkembangan Budaya di Pertamina, tentang Keselamatan Kerja”, syukuran atas keberhasilan penanggulangan kebakaran T.24 di Depot Plumpang, “Penyerahan bantuan korban banir Bukit Duri Jakarta Selatan”. 7. Mengikuti sekaligus sebagai penerima tamu pada acara syukuran atas keberhasilan penanggulangan kebakaran T.24 di Depot Plumpang pada Selasa, 24 Februari 2009. 8. Survey lokasi banjir di kelurahan Bukit Duri, Kampung Melayu Jakarta Selatan. Dalam kegiatan CSR perusahaan oleh Community Development. Untuk Memberikan bantuan bagi korban banjir Bukit Duri, Kampung Melayu Jakarta Selatan. Bantuan berupa Sembako dan makanan siap saji serta air mineral untuk 400 KK. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh General Manager Unit Pemasaran BBM Ritel Region III, Bapak Agus Himawan, pada Selasa 03 Maret 2009. 9. Ikut Menghadiri acara Road Show Direktur Utama PT.Pertamina Ke SPBBE di Jl. Jampea tj. Priok, pada Selasa, 20 Maret 2009. Pertamina Mempercepat Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji ke – 100. 10. Ikut menghadiri Peresmian Stasiun Pengisian Bulk Elpiji di Depot Elpiji Tanjung Priok, Jakarta Utara oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan dihadiri
64
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan beserta jajaran direksi dan komisaris Pertamina, pada Jum’at, 20 Maret 2009.
11. Survey ke SD Yapensori di keluarahan Tugu Utara, Koja Jakarta Utara. Karena sebelumnya sekolah ini pernah dibantu oleh Pertamina, bantuan tersebut berupa bangunan fisik gedung, yang sebelumnya sekolah ini lantainya belum dikeramik dan selalu tergenang banjir ketika banjir Rob datang, karena daerah ini dekat sekali dengan laut. Survey ini bertujuan untuk melihat Kondisi bangunan apakah masih bagus atau tidak, sekaligus memeberitahukan kepada pihak sekolah bahwa SD Yapensori ini akan Diliput oleh Metro TV dalam program CSR Pertamina, Energi BUMN yang akan ditayangkan di Metro TV. 12. Survey Kelayakan, dalam pembangunan Mushallah di SD 06 Duren Sawit, terkait proposal permohonan bantuan yang diajukan ke Pertamina oleh Community Development. 13. Mengikuti jalannya syuting bersama Metro TV dalam program CSR Pertamina, Energi BUMN, di Puskesmas Murtadho, yang pada hari itu ada kegiatan Imunisasi. Puskesmas ini penah dibantu oleh Pertamina berupa bangunan fisik gedung. Syuting dilanjutkan ke SD Yapensori dan selanjutnya ke SD Suraya, SD ini juga pernah dibantu oleh berupa bangunan fisik gedung, yang semuanya terletak di kecamatan Koja Jakarta Utara.
65
14. Datang ke lokasi Bencana Tanggul jebol Situ Gintung bersama Manager CSR Pertamina, OS CSR & Community Development dan membuat Posko Pertamina Peduli Situ Gintung pada Jum’at 27 Maret 2009. Selama 9 hari Posko Pertamina ini berada di lokasi bencana tanggul jebol Situ Gintung. Untuk membantu para korban bencana. Bantuan tersebut berupa makanan siap saji (seperti mie instan, biskuit, susu), alas tidur, alat kebersihan perlengkapan mandi, perlengkapan bayi, pakaian layak pakai, seragam sekolah (SD, SLTP, SLTA), serta obat-obatan dan bantuan layanan kesehatan oleh Tim Medis, dan lain-lain. Posko Pertamina Peduli Situ Gintung ini berada disebelah Posko Bantuan Utama Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Jakarta. Selain itu Pertamina juga dibantu oleh relawan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam dan Karang Taruna Kencana (Pondok Cabe).
15. “Clino Gigi Sehat Bersama Pertamina” merupakan Program CSR Pertamina oleh Medical Center, Health officer, Ast. Community Development, & OS CSR Pertamina di Mts.Ar-Rasidyah, Koja Jakarta Utara. Pada Selasa, 27 April 2009, di SDN 03 Sunter Agung, Sunter Jakarta Utara. Pada Kamis, 29 April 2009, di SDN 15 dan 16 Tugu Utara, Koja Jakarta Utara. Pada Selasa, 05 Mei 2009, dan di SD At-Taqwa 45, Babelan Bekasi, Jawa Barat, Pada Kamis, 07 Mei 2009.
66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengalaman penulis selama melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) / Magang di Bagian Hupmas PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Ritel Region III, ternyata banyak fakta menarik yang penulis temukan mengenai lingkup kerja humas pemerintahan. Berikut adalah kesimpulan yang penulis dapatkan selama melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) / Magang di Bagian Hupmas PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Ritel Region III.
1. Selama menjalani Kuliah Kerja Media / Magang di Hupmas di PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region III Jawa Bagian Barat (JBB), penulis mengetahui kinerja kehumasan pada sebuah BUMN yang dipercaya, bercitra positif, dan mengarah pada suatu tatanan organisasi yang professional dan dapat memberikan gambaran mengenai dunia kerja seorang praktisi Humas yang sesungguhnya, juga perubahan-perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam dunia kerja sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu, memahami dan mampu menerjemahkan teori-teori Ilmu Komunikasi yang diperoleh dari Universitas, walaupun secara teori tidak sama persis, tetapi maksud dan intinya sama. Ketidaksamaan itulah yang menyakinkan penulis bahwa pada kenyataannya teori
67
merupakan suatu pedoman untuk seorang bisa menjalankan kegiatan secara langsung / mempraktekannya. 2. Fungsi Hupmas di Unit Pemasaran III semakin diperkuat, karena Hupmas tidak semata-mata mensosialisasikan kebijakan institusi dan membangun serta mempertahankan citra Institusi tersebut , akan tetapi Hupmas Unit Pemasran III juga berperan sebagai Center Information Officer.
3. Tidaklah mudah untuk masuk dan terlibat dalam pekerjaan di Hupmas yang berhubungan dengan banyak orang, karena seorang praktisi humas harus menghadapi banyak pihak, mulai dari kalangan pers, stakeholders, dan lainnya. Humas harus memiliki keahlian khusus dan keterampilan yang mendukung serta harus tahu benar tentang seluk beluk organisasi dan mampu mewakili diberbagai kesempatan.
4. CSR
(Ada
yang
menyebut
sebagai
Community
Development
atau
Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah Investasi Sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang. Secara berangsur-angsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan social yang dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trade mark perusahaan yang berpemngaruh dalam memperkuat Citra Perusahaan. CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup kedalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan
68
Stakeholder-nya. (Community Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hlm,49) Apa yang penulis kemukakan pada kesimpulan diatas adalah hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) / Magang pada Eksternal Relations, tidak terlepas dari benar tidaknya kesimpulan yang penulis kemukakan, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan yang dilakukan. Adapun beberapa saran yang kiranya dapat penulis kemukakan berdasarkan hasil kesimpulan diatas adalah sebagai berikut. B. Saran 1. Untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS terutama Program DIII Komunikasi Terapan Public Relations untuk diupayakan adanya perkuliahan diluar kelas, untuk mempraktekan PR dalam dunia kerja, jadi bukan hanya sekedar ilmu teori saja, tapi ilmu prakteknya juga. Sehingga pada pelaksanaan magang nantinya mahasiswa dapat lebih memahami ilmu praktek Public Relations yang di dapat selama di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja yang nyata.
2. Perlu diadakannya sosialisasi melalui media baik cetak maupun elektronik, tentang kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) UPms III PT. PERTAMINA (PERSERO), sehingga masyarakat mengetahui bahwa Pertamina juga peduli dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
69
DAFTAR PUSTAKA Davis, Anthony. 2005. Everything you should know about Public Relations. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Effendy, Onong Uchjana. 1989. Human Relations dan Public Relations dalam Management. Bandung : CV. Mandar Maju. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Hubungan Masyarakat. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Jefkins, Frank. 1996. Public Relations. Edisi keempat. Haris Munandar, Penerjemah. Jakarta : PT. Erlangga. Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing: Media Public Relations Membangun Citra Korporat. Jakarta : Kencana. M. Cutlip, Center, Allen H. & Glen M. Broom, Alih Bahasa Tri Wibowo. 2006. Effective Public Relations. Prenada Media. Ruslan, Rosady. 2001. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasinya). Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada. Wahyudi, Isa & Azheri, Busyra. 2008. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : Inspire & In-Trans Publishing. 70
Sumber Lain: Majalah Warta Pertamina, No.7 / Thn XXXIX / July 2004
71