Keefektifan terapi keluarga terhadap penurunan angka kekambuhan pasien skizofrenia di rumah sakit khusus jiwa dan saraf Puri Waluyo Surakarta Oleh : Nugroho Adi Setiawan S 5703005 BAB IV HASIL PENELITIAN Telah dilakukan penelitian di Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Saraf Puri Waluyo Surakarta dengan lama penelitian kurang lebih 12 minggu dari tanggal 1April 2008 sampai dengan 31 Juli 2008. Sampel diambil dengan cara purposive random sampling, yaitu dengan cara subyek dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Didapatkan 40 sampel yang memenuhi syarat, kemudian dilakukan pembagian kelompok kontrol dan kelompok perlakuan secara acak sederhana, didapatkan 20 klien sebagai kelompok perlakuan dan 20 klien sebagai kelompok kontrol. Tidak didapatkan pasien yang mengundurkan diri selama sesi terapi, baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Tabel 4.1. Karakteristik Demografi dari Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Responden
KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN UMUR
SLTP SLTA S1 25-30 31-35
KON-
PERLA-
TROL
KUAN
7 8 5 1 2
6 10 4 1 3
x2
df
p
KET.
0,410
2
0,815
TIDAK SIGNIFIKAN
0,691
5
0,983
TIDAK SIGNIFIKAN
36-40 41-45 46-50 51-55 LAKI-2 PEREMPUAN
SEX
3 2 6 6 15 5
2 3 6 5 16 4
0,143
1
0,705
TIDAK SIGNIFIKAN
Sumber : Data Primer
Pada tabel 4.1 ditampilkan karakteristik demografi dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Berdasarkan perhitungan statistik Kai Kuadrat tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok perlakuan berdasar umur (x2= 0,691 ; df = 5 ; p =0,983), tingkat pendidikan (x2 = 0,410; df = 2; p = 0,815), jenis kelamin (x2 = 0,143; df =1; p = 0,705). Hal ini menunjukkan bahwa secara demografi sampel adalah homogen atau setara dalam hal demografi. Pada tabel 4.2 ditampilkan karakteristik pasien berdasar lama menderita sakit, mendapat ECT atau tidak, jenis obat dan diagnosis. Tabel 4.2. Karakteristik Pasien Berdasar Lama Sakit, Menerima ECT atau Tidak, Jenis Obat dan Diagnosis KARAKTERISTIK
LAMA SAKIT ECT / TIDAK
OBAT
DIAGNOSIS
0-1 TH 1-2 TH 2-3 TH ECT Tidak Haloperidol Clozapine Zotepine Risperidone Quetiapine Skizof. Paranoid
KON-
PERLA-
TROL
KUAN
8 9 3 12 8 4 5 4 5 2
10 8 2 13 7 3 5 5 4 3
14
16
x2
df
p
KET.
0,437
2
0,865
TIDAK SIGNIFIKAN
0,257
1
0,782
TIDAK SIGNIFIKAN
0,565
4
0,967
TIDAK SIGNIFIKAN
0,386
2
0,824
TIDAK SIGNIFIKAN
Skizof. Kataton Skizof. Ytt
1
1
5
3
Sumber : Data Primer Pada
able 4.2 ditampilkan karakteristik pasien berdasar lama sakit, menerima
terapi kejang listrik / ECT atau tidak, jenis obat yang diterima dan diagnosis. Berdasar perhitungan kelompok
able l c Kai Kuadrat tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara able l dibandingkan dengan kelompok perlakuan berdasar lama sakit (x2=
0,437 ; df = 2 ; p =0,865), menerima tindakan ECT atau tidak (x2 = 0,257; df = 1; p = 0,782), jenis obat yang diterima (x2 = 0,565; df =4; p = 0,967) dan diagnosis (x2 = 0,386; df =2; p = 0,824 . Hal ini menunjukkan bahwa
able
adalah homogen atau setara
dalam hal demografi. Dilakukan uji kesetaraan antara kelompok
able l dan perlakuan untuk
membandingkan skor awal kekambuhan . Tabel berikut ini merupakan hasil analisis skor awal kekambuhan antara kelompok
able l dan kelompok perlakuan.
Tabel 4.3. Uji Perbandingan Skor Pretes Skala Kekambuhan pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan
Statistik
Pada Pretes Kontrol
Mean Standar Deviasi
Perlakuan
16,00
16,95
1,9735
1,2344
t hitung
1,825
Signifikansi
0,076
Keterangan
Tidak berbeda bermakna
Sumber : Data Primer
Pada
able 4.3 ditampilkan skor pretes skala kekambuhan pada kelompok
able l dan kelompok perlakuan. Berdasarkan uji T tidak didapatkan perbedaan yang bermakna skor pretes antara kelompok
able l dan kelompok perlakuan ( t = 1,825; p =
0,076). Di bawah ini ditampilkan antara kelompok
able perbandingan skor postes skala kekambuhan
able l dan kelompok perlakuan.
Tabel 4.4. Uji Perbandingan Skor Postes Skala Kekambuhan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan
Statistik
Pada Postes Kontrol
Perlakuan
Mean
16,2000
9,5000
Standar Deviasi
1,7947
1,1471
t hitung
14,067
Signifikansi
0,000
Keterangan
Berbeda sangat bermakna
Sumber : Data Primer Pada kelompok
able 4.4 ditampilkan perbandingan skor postes skala kekambuhan pada
able l dan kelompok perlakuan. Berdasarkan uji T didapatkan perbedaan
yang sangat bermakna skor postes antara kelompok
able l dan kelompok perlakuan ( t
= 14,067; p = 0,000). Di bawah ini ditampilkan kekambuhan pada kelompok
able l.
able perbandingan skor pretes dan postes skala
Tabel 4.5. Uji Perbandingan Skor Pretes dan Postes Skala Kekambuhan Kelompok Kontrol
Statistik
Kelompok Kontrol Pretes
Postes
Mean
16,0000
16,2000
Standar Deviasi
1,9735
1,7947
t hitung
0,721
Signifikansi
0,479
Keterangan
Tidak berbeda bermakna
Sumber : Data Primer Dari
able 4.5 ditampilkan perbandingan antara skor pretes dan postes skala
kekambuhan pada kelompok
able l. Berdasarkan uji T tidak didapatkan perbedaan
yang bermakna skor pretes dan postes pada kelompok Dibawah ini ditampilkan perlakuan.
able l ( t = 0,721; p = 0,479).
able perbandingan skor pretes dan postes kelompok
Tabel 4.6. Uji Perbandingan Skor Pretes dan Postes Skala Kekambuhan Kelompok Perlakuan
Statistik
Kelompok Perlakuan Pretes
Postes
Mean
16,9500
9,5000
Standar Deviasi
1,2344
1,1471
t hitung
20,757
Signifikansi
0,000
Keterangan
Berbeda sangat bermakna
Sumber : Data Primer Dari
able 4.6 ditampilkan perbandingan antara skor pretes dan postes skala
kekambuhan pada kelompok perlakuan. Berdasarkan uji T didapatkan perbedaan yang sangat bermakna skor pretes dan postes pada kelompok perlakuan ( t = 20,757 ; p = 0,000). Ini berarti dengan terapi keluarga, didapatkan penurunan skor skala kekambuhan pada kelompok perlakuan.