_Aplikasi
/sotopdonRadios;. /996
KEEFEKTIFAN SIMBIOTIK SEJUMLAH STRAIN BRADYRHIZOBIUM PADA GALUR MUTAN KEDELAI DI LABAN MASAM Gandanegara.S., Harsoyo,daft Hendratno Pusat Alikasi Isotop daDRadiasi, BAT AN
ABSTRAK KEEFEKTIFAN SIMBIOTIK SEJUMLAH gfRAIN BRAOYRHIZOBIUM PADA GALUR MUT AN KEOELAI 01 LAHAN MASAM. Telah dilakukan satu percobaanlapang untuk menguji keefektifan simbiotik lima strain Bradyrhizobium (strain No. B-22, B-26, B-27, B-37, B-38, clanstrain pembandingTAL 102) padatiga galur kedelai(galur mutan No. 09, No. 214, clanvarietas pembanding Wilis) di lahan masamSembawapadaakhir MH 1994/1995. Kelima strain yang diuji merupakanbasil pilihan uji laboratorium terhadap16 strain Bradyrhizobium yang berhasil diisolasi daTibintil akar kedelai yang ditanam di Ps. Jumat, OKI, daDKarang Agung, SumateraSelatanpada awal Pelita VI. Pada awal pengisian polong (R5), semua strain yang diinokulasikan mampu membentuk bintil pada semua galur, tetapi hanya strain No. B-22 dan TAL 102 yang menunjukan pertumbuhan bintil akar yang baik disertai kemampuanmemfiksasi nitrogen yang tinggi. Pertumbuhan bintil akar yang disebabkan strain No. B-37 kurang baik, walaupun demikian strain tersebut mampu memfiksasi N yang cukup tinggi, yaitu 16 kg N/ha pada saatpanenmenyamaikemampuanstrain kontrol TAL 102. Kemampuan memfiksasi N yang paling tinggi ditunjukkan oleh strain No. B-22 yaitu 37 kg N/ha.
ABSTRACT SYMBIOTIC EFFECTIVENESS OF SOME BRADYRHIZOBIUM STRAINS ON SOYBEAN LINES GROWN ON ACID SOIL. One field experiment has been carried out at Sembawato screen the symbiotic effectivenessof five Bradyrhizobium strains (strain No. 8-22, 8-26, B-27, 8-37, 8-38, and check strain TAL 102) on three soybean lines (soybean mutant lines No. 09, No. 214, and variety check Wilis). Thesefive strains were chosen from preliminary test towards 16 strains which were isolatedfrom soybeannodules grown in Ps. Jumat, Ja- karta and Karang Agung, South Sumatera in the early Pelita VI. At early pod filling stage (R5), all the inoculated plants were nodulated, but only strain No. B-22 and TAL 102 showed good nodule growth. Strain No. 8-37 showed poor nodulation at early pod filling but showed good fixing capacity. At harvest, it fixed as high as check strain TAL 102 i.e., 16 kg N/ha. The best strain was strain No. B-22 which fixed 37 N/ha.
PENDAHULUAN lnokulasi benih legumdenganbakteri Rhizobium merupakan suatu confab keberhasilanpemanfaatanmikroba tanah untuk pe- ningkatan produksi tanaman pangalloPercobaandi lahan masampada Pelita V menunjukkan bahwa inokulasi benih kedelai memperbaikipenampilanpertumbuhan,penambatannitrogendan produksi tanaman yang terganggukarena lahan yang tidak serasi untuk budi daya ta- Daman(1, 2). Pada lahan dengan tingkat kesuburanrendah dan AI tinggi, tampak bahwa strain tunggal mampumenyaingiinokulan kompositdalam meningkatkanproduksi yang menunjukankompatibilitas tanaman inang daD strain Bradyrhizobium pada lokasi tertentu(1). Untuk memperolehsimbiosis yang efektif di labanmasamdibutuhkanstrain yangefektifdan toleranpada kondisi lahan yang tidak serasiuntuk pertumbuhanoptimum. Ada beberapapendapatme- ngenaiasal strainyang diharapkanunggul pada kondisi tersebut.Menurut CHATEL dan PARKER yang dikutip oleh FERREIRA daD MARQUES (3) strain yang memiliki daya saing tinggi dalam pembentukanbin- til akar daDbertahanpada suatu keadaanlapangtertentubiasanyaberasaldari lingkungan
yang sempa.SebaliknyaMUNNS (4) berpendapatbahwa stminyangtoleran terhadapfaktor kemasarnantanahtidak perlu berasaIdari lahan masam. Padamakalah ini dilaporkan basil uji keefektifan simbiotik strain Bradyrhizobium pada galur mutankedelai di lahan masarnultisol Sembawa.Stmin tersebutbasil pilihan uji awal 16 strain alami yang berasaIdari isolasi bintil akar dari beberapalokasi pertanamankedelai yang belum pernahdiinokulasi di P. Jawadan Sumatera.
BAHAN DAN METODE Aul Strain Bradyrbizobium. StrainBnKlyrhizobium yang mgunakandalam percobaanini adalah empat buah strain, yaitu strain B-26, B-27, B-37, B-22, dan B38 (Tabel I) yang toleran terbadapkemasamandan AI. Kelima strain tersebutmerupakanbasil pilihan uji awall6 strainpadakondisilaboratorium.Semuastrainberasaldari bintil akarta- namankedelaidari berbagailahanyangtidak pernah minokulasi (data tidak msertakan)dan manggap sebagaistrain aIami. Strain TAL 102 berfungsi sebagai strain kontrol yangtoleran terhadapkemasaman.
Aplikasi IsotopdonRadiasi. 1996
Kultur daD Inokulasi. Strain ditumbuhkan pada medium YEMA cair selama 5 hari pada suhu kamar. Kultor dipanen dan disentrifus pada kecepatan lOx g daDdicuci dengan air suling steril. Kultur disuntikkan ke dalam gambut steril dalam kantung plastik sehingga diperoleh kadar 109seVgram. Pada waktu inokulasi digunakan teknik pelapisan benih dengan bahan campuran kapur+ TSP untuk memperoleh peningkatan fiksasi nitrogen yang optimum (5). Lokasi daD Rancangan percobaan. Percobaan dilaksanakan pada akhir musim hujan 1994/1995 di Kebun Percobaan Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri (SPP-N) Sembawa, Sumatera Selatan. Lahan yang digunakan memiliki sifat fisika daD kimia seperti tercantum pada Tabel 2. Rancangan Percobaan. Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak petak terpisah dengan empat ulangan. Petak utama adalah galur kedelai yang terdiri daTi galur mutan No. 09, No. 214, dan varietas pembanding Wilis. Sebagai anak petak adalah strain Bradyrhizobium, yang terdiri daTi dua perlakuan kontrol yang tidak diinokulasi (kontrol 1 dan 2), daD inokulasi enam strain Bradyrhizobium seperti yang tercantum pada Tabel 1. Pada perlakuan kontrol 1 pupuk N tidak diberikan, sedangkan perlakuan kontrol 2 menerima pupuk N setara dengan 100 kg N/ha.
Untuk menghindari kontaminasisilangantarperlakuanstrainBradyrhizobium,antaraplot perlakuandibuat parit drainasedaDpada tiap baris pinggir ditanam benih yang tidak diinokulasi (6). Tiga hari sebelumtanam dilakukan pemberian kapur setaradengan0,5 ton/ha yang diberikanpadajalur tanam pada kedalaman sekitar 5- 7 cm. Benih kedelai yang telah diinokulasi dengan strain Bradyrhizobiumditanamsebanyak3 benih per lubang.Pupuk dasarP daDK setaradengan90 kg P20S/ha(TSP) daD50 kg ~O (KCI) diberikan seminggusetelahtanam. Semuaplot percobaan tidak menerima pupuk N, kecuali plot kontrol 2 yang menerimapemupukanN setaradengan100kg N/ha(urea). Pupuk setara dengan 30 kg N/ha diberikan pada saat tanam daD sisanya 70 kg N/ha diberikan pada saat tanamanberurnur4 minggu. Pengamatan daD Penentuan Fiksasi Nitrogen. Keefektifaninokulasidiamatipadapembentukanbintil akar padaStadiumawal pengisianpolong (R5)yangdinyatakan pada distribusi bintil akar yang terbentukterutamapada bagian tajuk akar tanaman(7) dan bobotnya.Penampilan pertumbuhanyang diamati pada stadiumR5 adalahbobot tanamansedangkanpada saatpannell (R8) adalahjumlah cabangproduktif, jumlah polong, bobot-lOObutir, daD produksi. Pengukuran kemampuan tanaman memfiksasi nitrogen dilakukan pada kedua stadia tersebut di alas denganmenggunakanmetodeselisih, yaitu denganmembandingkan kandungan N-total pada tanamanyang diinokulasi dengan kandunganN-total pada tanamanyang tidak diinokulasi (7) sepertiberikut: % Nbdflk = [total N(t) -total N(nfl)/total N(t) x 100% Jumlah N yang difiksasi = % Nbdfik/IOO x total N(t)
Keterangan: (f) = tanamanyang memfiksasinitrogen (of) = tanamanyang tidak memflksasinitrogen BASIL DAN PEMBAHASAN PadaTabel3 tampakpengaruhgalur kedelaidan inokulasiBradyrhizobiumterhadapsifat agronomis.Galur kedelai daD inokulasi Bradyrhizobium memberikanpengaruhyang nyata (P<0,05)hanya padabobot-l00 butir, jumlah polong daD produksi. Galur muffin No. 214 dan VarietasWilis memiliki produksi lebih baik daripadaproduksi galur mutan No. 09. Tergantung daTi strain yang diuji, kenaikanprodukasikarenainokulasiberkisar antara 25-91% bila dibandingkan dengan produksi pada perlakuantanpa inokulasi. Kenaikan produksitertinggi dicapai pada inokulasidenganstrain B-22. NodulasidaDPel1umbuhanTanaman.Tanalnan yang tidak diinokulasi memiliki biomassa yang paling rendahdan tidak membentukbintil akar (TabeI4), sehingga serasiuntuk digunakansebagaitanamankontrol pada penentuan jumlah nitrogenyang difiksasi tanaman.Semua perlakuan inokulasi mengakibatkanpembentukanbintil akarpadaketiga galur kedelai,tetapihanyastrainB-22 daD TAL 102yang menunjukkanpertumbuhanbintil akar yang baik. Pertumbuhanbintil akar pada inokulasi strain lain yang kurang baik, diduga karena merekakurang toleran terhadaplahan yang digunakan untuk percobaanini dengan tingkat N-tanahyang tinggi daD kandungankation Ca daDMg yang masih rendahsesudahpemberiankapur (Tabel 2). Menurut GffiSON (8), tingkat N-tanah yang tinggi merupakanfaktor penghambatpembentukanbintil akar dan aktivitas fiksasi. Lebih lanjut dikatakanbahwa pada lahan dengan kadar N-inorganik tinggi tanggapan inokulasimenjadimarginalatautidak ada. HOLDING dan KING (9) mendapatkan bahwakeefektifanpopulasiRhizobium trifo/ii, secaranyataberkaitaneratdengandengankejenuhan basa, pH, serta kation Ca daD Mg yang dapat dipertukarkan.Keefektifan populasistrain tersebutdi daerah Barat daya Oregonsangatmiskin yang berkaitanerat denganstatusbasadaDtingkat P-tanah(10). Kondisi lahan yang kurang baik bagi pertumbuhanbakterijuga tidak menguntungkanbagi pertumbuhall tanaman. Walaupun inokulasi berhasil memperbaiki pertumbuhantanamandenganpeningkatanbobotbiomassa sekitar 170%dibandingkandenganbiomassatanaman yangtidak diinokulasidaDtidak berbedanyatadenganpertumbuhantanamanyang diberi pupuk setaradengan100 kg N/ha (TabeI4), tetapi pertumbuhantanarnandiperkirakan belum mencapaioptimum. Menurut CENTRO INTERNACIONALE DE AGRICUL TURA TROPICAL, 1985 yang dikutip oleh BUERKERT, dkk., (11) tingkat kation Ca daD Mg yang dipertukarkan yang dianggap cukup untuk pertumbuhantanaman legum adalah berturut-turut 90 daD23 mg/l00 gram tanab. KandunganN-total tanamanyang tidak diinokulasi adalah sekitar 781-1089 mg N/I0 tan pada stadium R5 daD 23-27 kg N/ha pada stadium R8 (Tabel 5). Inokulasi meningkatkankandunganN-to- tal tanamansekitar 118-253%. KandunganN-total yang paling tinggi
Aplikasi Isotop don Rad;asi, J 996
diperolehpadatanamangalur mutanNo. 09 yangdiinokulasi dengan strain No. 27 yang dapat menyamai kandungan N-total tanamanyang diberi pemupukanN setara dengan 100kg N/ha. Secarakeseluruhanjumlah N yang berasal dari fiksasiberkisar antar 476-816 mg N/lO tan. atau sekitar 31-40% dari kandunganN-total pada stadiumR5 daD 9-31 kg N/ha atau sekitar 24-55% dari kandunganNtotal pada stadiumR8 (Tabel6). Strain B-37 yangberasa1dari lahanpasangsurut Karang Agung Tengah menunjukansimbiosisyang efektif walaupunbintil akar yang dibentukkurang baik. Pada umumnyajumlah N yang difiksasi strain tersebutmendekati jumlah N yang diftksasi oleh strain TAL 102, yaitu 16 kg N/ha pada saatpaneDwalaupunbelurn dapatmenyamai kemampuan strain No. B-22 yang mampu memfiksasinitrogenpada saatpaneDsebesar31 kg N/ha (Tabel 5). TempatasaIstrain tampaknyabukan merupakan faktor yang menentukankeefektifan suatustrain di lahan masam,karena strain No. B-22 diisolasi dari bintil akar galur kedelaiyangditumbuhkanpadasuasanatidak masam menunujukantoleransi dan efektivitas simbiotik di lahan masamyangbaik (1,2). Hal ini tampaknyasesuaidengan dugaanbahwatoleransi suatustrain untuk kondisi masam terletak pada kemampuansel Rhizobium untuk menjaga pH sitoplasmapada suatutingkat yang tetap,yang disebut pH-homeostasis(12). Dugaan tersebutberdasarkandata bahwa strain R. trifo/ii yang memiliki kemampuan menjagagradienpH mampu menginduksibintil akar.
KESIMPULAN Dari percobaandi alas dapatditarik beberapakesimpulan: I. Keefektifan inokulasi yang diamati pada pembentukan bintil akar pada stadiumR5 berhubunganerat dengan kondisi lingkungan perakaran sebelumtanam. Kadar N-tanah yang tinggi disertai kadar kation Ca dan Mg yang rendahsebelumtanam menghambatpembentukan bintil akar. 2. StrainNo. B-22, TAL 102 menunjukkantoleransiterhadap keadaan tersebutdaD membentukbintil akar yang baik. Walaupun pembentukanbintil akar strain No. B-37 kurang baik, tetapi strain tersebutmampu memfiksasinitrogen sekitar 16kg N/ha menyamaikemampuan strain kontrol TAL 102 pada saat pallen. Strain No. B-22 memiliki kemampuanmemfiksasiN yang paling tinggi, yaitu 31 kg N/ha. Strain No. 26, B-27, daD B-38 menunjukkan keefektifan simbiotik yang rendah. 3. Tempatasal strain tidak menunjukkankorelasidengan daya toleransi terhadapkemasamantanah.
UCAPANTERIMA KASm Ucapanterimakasihkami ucapkankepadaKepaia Pusat Aplikasi Isotop daD Radiasi BAT AN daD Kepala
SekolahPertanianPembangunanNegeri (SPPN)Sembawa, Sumatera Selatanalas terlaksananyapenelitian ini. Ucapanterima kasihjuga kami sampaikankepadaseluruh teknisi Kelompok Tanah dan Nutrisi Tanaman BATAN daD Sdr. Suherman dari SPPN Sembawa yang telah banyak membantukelancarankegiatanini.
DAFTARPUSTAKA 1. GANDANEGARA, S., HARSOYO., HENDRATNO, dan SUDRADJAT, A, R., "Pengaruh inokulasi Rhizobium terhadappenampilan sejumlah galur mutankedelaidi lahanpasangsurutKarang Agung Ulu, SumateraSelatan', Aplikasi Isotopdan Radiasi (RisalahPertemuanIlmiah Jakarta, 1992)BATAN, Jakarta,(1993) 2. GANDANEGARA, S., HENDRATNO, HARSOYO, TANJUNG, A., and ROSYID, R.J. Studieson the Interaction of plant genotypes,Rhizobiumstrains, and Liming in soybeangrown on acid soil. Atom Indonesia192 (1993) 8. 3.FERREIRA, E. M., and MARQUES, J. F., Selection of Portuguese Rhizobium leguminosarum by trifolii for production of legume inoculants. I. Screening for effectiveness in laboratory conditins, Plant and Soil ill (1982) 151 4. MUNNS, D. N.," Acid soil tolerance in legumes and Rhizobia", Advantages in plant nutrition, (TINKER, B., and LAUCffi.I Eds.), vol. , A., Praeger, New York (1986) 43. 5. GANDANEGARA, S., HARSOYO, dan HENDRATNO, "Pengaruh beberapa cara inokulasi Bradyrhizobium pada galur mutan kedelai No. 214 di lahan masam", API SORA, (Risalah Pertemuan Ilmiah Jakarta, 1994), Batan, Jakarta, (1995) 113. 6. SOMASEGARAN, P., and HOBEN, P. J. Methods in Legume-Rhizobium Technology, University ofHawaii, NiffAL Project and Mircen, (1985) 7. ACIAR, "Methods for Evaluating Nitrogen Fixation by Nodulated Legumes in the Field, Hamilton, Qld.(1989) 8. GmSON, A. H., "Recovery and compesation by nodulated legumes to environmental stress", Symbiotic Nitrogen Fixation in Plants" (NUTMAN, P. S., Ed.), Cambridge University Press, (1976) 385.
9. HOLDING, A. J., and KING, J., The effectivenessof indigenouspopulationsof Rhizobiumtrifolii in relation to soil factors, Plant and Soil ~ (1963) 192 10. HAGEDORN, C., Effectivenessof Rhizobiumtrrifolii populationassociatedwith Trifolium subterraneum L. pasturesin SouthwestOregonsoils,Soil Sci. Soc. Am. J..41(1978) 447. 11. BUERKERT, A., CASSMAN, K. G., de la PIEDRA, R, and MUNNS, D. N., Soil acidity and liming effects on stands, nodulation, and yield of common bean, Agron. J, ~ (1990) 749.
12. PIJNENBORG,J.W.M. Nitrogen Fixation of lucerne (Medicago sativa) in acid soil, Ph D Dissertation, WageningenAgricultural University (1991).
Aplikasi Isotopdan Radiasi. 1996
Tabell. Asal strain Bradyrhizobiumyang digunakan Strain
B-26 B-27 B-37 B-38 B-22 TAL 102
Asal bintil akar dan lokasi
Galur/ Strain
Var. Wilis, PasarJumat, DKI Var. Wilis, kAu, SumateraSelatan Var. Wi lis, KAT, SumateraSelatan Var. Orba, KAT, SumateraSelatan gm No. 43, PasarJumat,DKI ProyekNiffAL dan Mircen, Hawaii, Amerika Serikat
Keterangan: KAU = KarangAgung Ulu KAT = KarangAgung Tengah
Tabel 2. Status hara (ahan yang digunakan Pemberian kapur Sebelum Sesudah
pH ~O) KCl N, "/. Kjeldahl P, ppm Bray-I C-org, % C/N rasio Susunan kation, me/IOO g Ca
Mg K
Na AI H+
Kejenuhan AI, % Teksktur, 0;. Pasir
Debu Liat
Tabel 3. Pengaruhperlakuan galur daD inokulasi strain Bradyrhibium terhadapsifat agronomis
4,85 3,83 0,49
5,82 td
2,2
3,2
td
1,8
cabang, jum. pol" bh bh
bbt-IOO btr,
produksi,
sr
ton/ha
11,51 9,31 10,01
0,57 0,67 0,64
,29
0,07
10,22 9,32 9,92 9,88 11,19 10,90 9,71 11,07
0,56 0,54
Galur kedelai
gm No. 09 gm No. 214 var. Wilis
2,04 2,75
2,69
18,76 23,55 23,61
BNT 0,05
t.n.
t.n
Strain Bradyrhizobium B-26 2,51 B-27 2,42 B-37 2,36 B-38 2,33 B-22 2,40 TAL 102 2,31 Kontrol 1) 2,59 Kontrol 2) 3,01
19,73 19,55 21,49 19,21
22,99 21,52 21,18 30,14
t.n 25
BNT 0,05 K.K. (%)
0,65 0,54
0,82 0,58 0,43 0,87
4,25
0,60
0,12
24
7
23
Tabel 4. Nodulasi dan pertumbuhan tanaman yang diinokulasi sejumlah strain Bradyrhizobium pada stadium R5 Galur kedelai Strain
Bintil
akar
dig.
3,67
Tanaman bag. atas
Bobot,
Bobot,
gilD tan
gilD tan
8m No. 09
0,86 0,17 0,06 0,35 1,72 0,29
so 42 23 35
4,60 2,40 0,10 0,35 trace
0,21
B-26 B-27
B-37 B-38 B-22 TAL 102 Kontrol I) Kontrol 2)
0,51[1,00] 0,52[1,01] 2,16[1,63] 0,78[1,13] 0,00[0,71] 0,00[0,71]
1,26 [I ,30],82] 0,22 [0[1 0,63 ,05] 0,62 [I ,05] 3,69 [2[1 [0[0 ,03] 1,53 ,41] 0,00 ,71] 0,00 ,71]
45,19 64,32 58,02 57,64 57,56 65,55 37,11 52,14
0,66[1,07] 0,07[0,73] 0,66[1,07] 0,62[1,04] 2,13[1,54] 1,24[1,31] 0,00[0,71] 0,00[0,71]
42,38 46,28
1,81[1,49] 1,02[1,17] 0,48[0,95] 1,53[1,41]
68 ,04
8m No. 214
B-26 B-27 B-37
B-38 B-22 TAL 102
Keterangan: t.d = tidak ditentukan
0,66[1,08] 0,23[0,85]
Kontroll) Kontrol2)
1,21[1,31) 0,88[0,76] 0,39[0,94] 0,33[0,91]
1,21[1,31] 1,46[1,40) 0,00[0,71] 0,00[0,71]
64,68 63,71
52,83 53,55 46,24 70,04
Var. Wilis
B-26 B-27 B-37
B-38 B-22 TAL 102 Kontrol I) Kontrol 2)
BNT 0,05 G
1,08[1,26J 0,44[0,97J 0,46[0,98J 0,51[1,O4J 0,36[0,93J 0,52[1,0IJ 0,00[0,7IJ 0,00[0,71] [t.n.]
S
{O,22]
GxS K.K. (%)
[t.n.)
Keterangan
26
3,54[1,97] 2,50[ 1,63] 0,00[0,71] 0,00[0,71 ] [0,18] [0,09] [t.n.) 26
50,62,11,81 58 42 62 ,49 47 ,84 38 ,63
75,69 t.n.
[) = uji statistik berdasarkan Vx+O,5 gm = galur mutan
10,21 17,67
Aplikasi J sotop don Radiasi, J 996
Tabel 5. Kandungan N-total tanaman pada stadium R5 daft R8
Galur kedelai Strain
Tan ..mg
R5 Nbdfik N/IO
tan,
Biji %
..kg
Tabel 6. Pengaruh galur kedelai dan inokulasi terhadap rata-rata kandungan N-total tanaman dan biji, N yang berasal dari fiksasi pada stadium RS dan R8
R8 NbdfikN/ha.. % N-total
gm No. 09
B-26 B-27 B-37 B-38 B-22 TAL 102
Kontrol I) Kontrol 2)
..kg
1313 1976 1564 1458 1774 1978 781 1844
532 Il95 783 677 933 1197 0 0
41 61
46
23
50
33 40
10 17
29
50 46
56
33 53
61 0 0
36 23 40
1149 1153 1863 1848 1531 1455 1089 2171
60 64 744 759 442 366 0 0
5 6 42
39 31 40 34 62 49 26
1763 1391 1417 1094 1939 1373 925 2654
838 466 492 169 1014 448 0 0
48 34
42 33
30
57
13
36 0 0
0 0
gm No. 214
B-26 B-2? B-3? B-38 B-22 TAL 102 Kontrol 1) Kontrol 2)
41 29 25 0 0
75
13 5 14 8 36 23 0 0
33 16 35 23 58 47 0 0
var. Wilis
B-26 B-27 B-37 B-38 B-22 TAL 102 Kontrol 1) Kontrol 2) BNT 0,05 G S
GxS K.K. (%)
t.n. 325 562 25
35 15 52
33 0 0
34 37 42 34 54 39 27 58
14
7 10 16 7
27 12 0 0
21 27 38 21 50 31 0 0
Rata-rata galur kedelai gm No. 09 1586 gm No. 214 1532 var. Wilis 1570 BNT 0,05
887 406
53 25
38 45
571
36
41
411 515 613 535 196 610
32 34 42 40 48
40 34
41
41
0 0
0 0
25 58
Nbdfik
N/ha..
17 17 14
%
41
32 31
Rata-rata strain Bradyrhizobium
B-26 B-27 B.37 B-38 B-22 TAL 102 Kontrol I) Kontrol2) BNT 0,05
1408 1507 1615 1467 1748 1909 931 2223 325
41
34
56
8
14 8 16 9 31 16 0 0
35 24 38 26
55 38 0 0
Aplikasi IsotopdanRadiasi,1996
DISKUSI
NAZIR ABDULLAH 1. Mengapa(apa pertimbangannya) Anda menggunakan galur mutan kedelai dalam penelitian ini? mengapa tidak menggunakanvarietasyang sudahada? 2. Apa yang diartikan denganpertumbuhanbintil akar yang baik? Parameterapa sajayang digunakanuntuk "skoring" ini?
SOERTINI GANDANEGARA 1. Pene1itianini mempakansalah satuprogramyangberkaitandenganprogramBATAN, yaitu pengembangan galur mutan kede1aiuntuk 1ahanmasamdan pasang sumt.Galur mutannomor09 daD214dipi1ihdari basil uji adaptasisejumlah galur mutan kedelai di lahan SembawadaDmerupakangalur mutanharapanuntuk daerahtersebut.Penggunaanvarietaskedelaitelah digunakanpada percobaansebelumnya(VarietasTidar dan Kerinci). Mulai beberapatahunyang lalu varietas yang digunakanhanya 1 buah sebagaivarietaspemban-ding, yaitu Varietas Wi1is yang mempakanvarietasunggulannasional. 2. Pertumbuhanbintil yang baik berdasarkanskoring menurut metodeACIAR adalah pembentukanbintik akar dengannilai skoring lebih besardari angka 2 J. Parameteryang diper1ukanuntukskoring : jumlah dan lokasiterbentuknyabintil akarpadasistemperakaran.
Ke Daftar Isi