68
ISSN : 2303-307X
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN LABORATORIUM MINI UNTUK MATERI JAJARGENJANG DI KELAS IV SDN BANCARAN 1 Mohammad Edy Nurtamam1, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Trunojoyo Madura ABSTRACT
ABSTRAK Salah satu persoalan dalam pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah adalah masih rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran matematika. Sehingga guru perlu mengupayakan alternatif pembelajaran matematika yang lebih variatif. Diantara variasi pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran langsung dengan laboratorium mini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran langsung dengan laboratorium mini.Berdasarkan hasil analisis deskriptif disimpulkan bahwa pembelajaran langsung dengan laboratorium mini efektif untuk mengajarkan materi jajargenjang. Simpulan ini didasari oleh beberapa hal yaitu: (1) kemampuan guru mengelola pembelajaran dikategorikan baik, (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran aktif, (3) respon siswa terhadap pembelajaran positif, dan (4) ketuntasan belajar secara klasikal tercapai. Kata kunci: Keefektifan, Pembelajaran Langsung, Laboratorium Mini
1Korespondensi
: M. Edy Nurtamam, S. Pd, M. Si. Email:
[email protected]
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 69
Kelas IV SDN Bancaran 1
PENDAHULUAN
dan sarana yang memadahi misalnya
Matematika yang diberikan di
laboratorium.
jenjang persekolahan disebut matematika
Laboratorium
matematika
sekolah. Menurut Soedjadi (2000:12)
merupakan suatu lingkungan dimana
matematika sekolah adalah unsur-unsur
siswa
atau bagian-bagian dari matematika yang
mengeksplorasi
dipilih
diorientasikan
matematika dan menemukan prinsip-
kepada: (1) makna kependidikan, yaitu
prinsip matematika dalam situasi konkret
untuk mengembangkan kemampuan dan
(Suherman,
kepribadian
laboratorium
berdasar
dan
peserta
didik,
tuntutan perkembangan
dan
matematika
dengan
konsep-konsep
2001:209). matematika
Maksudnya, merupakan
nyata
tempat dimana siswa belajar matematika
dari lingkungan hidup yang senantiasa
dengan cara melakukan penyelidikan
berkembang seiring dengan kemajuan
terhadap konsep-konsep matematika yang
ilmu dan teknologi. Dengan demikian,
diwakili oleh benda-benda konkret untuk
matematika sekolah diharapkan dapat
mendapatkan atau menemukan prinsip-
membentuk
prinsip matematika.
pribadi
yang
(2)
belajar
siswa
dan
berorientasi kepada perkembangan ilmu dan teknologi. Bruner
Kenyataan di lapangan adalah tidak banyak sekolah di daerah tempat
Suherman,
penelitian yang mempunyai laboratorium
2001:45) mengemukakan bahwa dalam
matematika. Hal itu mungkin disebabkan
proses belajar anak sebaiknya diberi
karena kurangnya pengetahuan tentang
kesempatan untuk memanipulasi benda-
pentingnya
benda. Melalui benda-benda tersebut,
dalam pembelajaran matematika atau
anak akan melihat langsung bagaimana
kurangnya
keteraturan
yang
laboratorium matematika. Oleh karena
terdapat pada benda tersebut. Lebih lanjut
itu, guru dapat menggunakan metode
dikatakan bahwa Bruner menyarankan
laboratorium mini di dalam kelas dengan
keaktifan anak dalam proses belajar
menggunakan alat-alat yang sederhana.
dan
(dalam
pola
struktur
secara penuh, akan lebih baik jika proses
laboratorium
dana
untuk
matematika
membangun
Laboratorium
mini
merupakan
kegiatan
praktikum
belajar ini berlangsung di tempat yang
model
khusus yang dilengkapi dengan sarana
peralatan sederhana yang dapat dilakukan
dengan
di dalam kelas. Kegiatan laboratorium
70
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
mini
dapat
meningkatkan
partisipasi
Pada awal pembelajaran, siswa diberikan
siswa dalam pembelajaran (Suherman,
Lembar Kegiatan Siswa yang memuat
2001:250). Hal itu karena, siswa terlibat
tujuan pembelajaran, materi prasyarat,
langsung
langkah-langkah
dalam
pengetahuannya
membangun
kegiatan
kegiatan
laboratorium mini, menganalisis hasil
konkret.
kegiatan laboratorium mini dan membuat
Selain itu, melalui kegiatan memanipulasi
kesimpulan dari hasil analisis sehingga
benda-benda
akan
diperoleh suatu hubungan, konsep, atau
memperoleh pengetahuan yang lebih baik
prinsip, memberikan latihan yang sesuai
dan tahan lama. Johnson dan Rising
dengan tujuan pembelajaran sehingga
(dalam
siswa dapat menggunakan hubungan,
memanipulasi
melalui
melakukan
benda-benda
konkret
Ruseffendi,
mengemukakan
bahwa
siswa
1992:189) orang
dapat
konsep, atau prinsip yang telah diperoleh
mengingat sekitar seperlima dari yang
dalam
kegiatan
didengar, setengah dari yang dilihat dan
Dengan
tiga perempat dari yang diperbuatnya.
laboratorium mini siswa tahu bagaimana,
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat
kapan
disimpulkan bahwa metode laboratorium
pengetahuan deklaratif atau pengetahuan
mini merupakan metode yang penting
prosedural. Pengetahuan semacam itu
untuk menanamkan suatu konsep kepada
dinamakan pengetahuan kondisional.
demikian,
dan
siswa.
Belajar Collins (dalam Dewi, 1999:27)
mengemukakan bahwa:
metode
laboratorium melalui
mengapa
dengan
laboratorium
kegiatan
menggunakan
menggunakan mini
dapat
dilakukan secara individu atau kelompok (Ruseffendi,1992:303).
Untuk menghindari keterasingan siswa dalam belajar dengan menggunakan laboratorium mini, terutama pada saat awal dikenalkan yaitu sebelum melakukan kegiatan siswa diberikan lembar kerja sebagai penuntun terhadap aktivitas apa yang harus dilakukan. Lembar kerja siswa yang disusun berisikan: (1) pertanyaan masalah yang akan dibahas, (2) daftar materi yang diperlukan, (3) langkahlangkah melakukan demonstrasi, (4) menganalisis data dan membuat kesimpulan, (5) pertanyaan-pertanyaan untuk membantu siswa memeriksa observasi.
mini.
Jika
tujuannya
untuk melatih belajar bekerja mandiri, maka
pembelajaran
dibuat
secara
individu. Belajar sendiri memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya
sendiri.
Ini
akan
memberi keuntungan bagi siswa yang kurang dapat memahami materi, tidak bergantung kepada teman yang cepat memahami materi. Materi untuk belajar
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 71
Kelas IV SDN Bancaran 1
secara individu harus dipilih yang sesuai
materi
dengan kemampuan siswa. Maksudnya,
keterampilan tertentu, (3) membimbing
materi yang dipilih adalah materi yang
pelatihan, (4) mengecek pemahaman
tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
siswa dan memberikan umpan balik
Berdasarkan maka
untuk
pernyataan
menerapkan
laboratorium
mini
pembelajaran
diatas,
ajar
terhadap
atau
mendemonstrasikan
keberhasilan
siswa,
(5)
metode
memberikan kesempatan kepada siswa
model
untuk melakukan pelatihan lanjutan dan
Model
menerapkan
dipilih
langsung.
pembelajaran langsung adalah salah satu
pengetahuan
dan
keterampilan yang telah dipelajari.
pendekatan mengajar yang dirancang
Kelemahan
dari
model
untuk menunjang proses belajar siswa
pembelajaran langsung adalah kegiatan
yang
pengetahuan
pembelajaran yang terpusat pada guru
deklaratif dan pengetahuan prosedural
(teacher center) (Arends, 2008:319).
yang terstruktur dengan baik yang dapat
Namun jika model pembelajaran langsung
diajarkan dengan pola kegiatan yang
dipadukan dengan metode laboratorium
bertahap,
selangkah
mini akan lebih terpusat kepada siswa.
(Arends, 1997). Pengetahuan deklaratif
Hal itu karena pada kegiatan laboratorium
adalah pengetahuan yang dimiliki siswa
mini siswa aktif memanipulasi benda-
tentang sesuatu. Sedangkan pengetahuan
benda konkret untuk memahami materi
prosedural
matematika.
berkaitan
dimiliki
dengan
selangkah
adalah siswa
demi
pengetahuan
bagaimana
Untuk
mengetahui
keefektifan
melakukan sesuatu. Contoh pengetahuan
pembelajaran
langsung
dengan
deklaratif yaitu luas jajargenjang adalah
laboratorium
untuk
materi
alas kali tinggi. Contoh pengetahuan
jajargenjang di kelas IV SD
dimulai
prosedural yang berhubungan dengan
dengan
pengetahuan deklaratif di atas yaitu,
pembelajaran yang meliputi Rencana
bagaimana cara menemukan rumus luas
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
jajargenjang.
Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil
pembelajaran
tentang
yang
Langkah-langkah langsung,
yaitu
dalam
mini
merancang
(THB).
perangkat
(1)
Belajar
Selanjutnya,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
melihat
mempersiapkan siswa untuk menerima
pembelajaran model ini dilaksanakan
penjelasan guru, (2) mempresentasikan
penelitian di sekolah dengan melihat
keefektifan
untuk
perangkat
72
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
beberapa indikator, yaitu ketuntasan hasil
selangkah. Adapun tahap-tahap dalam
belajar siswa, aktivitas siswa selama
model
pembelajaran berlangsung, kemampuan
menyampaikan
guru mengelola pembelajaran, dan respon
mempersiapkan
siswa terhadap pembelajaran langsung
mendemonstrasikan
dengan
keterampilan,
laboratorium
pelaksanaan
mini.
Melalui
pembelajaran
pembelajaran
langsung tujuan
yaitu dan siswa,
pengetahuan
membimbing
dan
pelatihan,
langsung
mengecek pemahaman dan memberikan
dengan laboratorium mini diharapkan
umpan balik, memberikan kesempatan
hasil
materi
untuk pelatihan lanjutan dan penerapan,
jajargenjang menjadi lebih baik daripada
b) Laboratorium mini dalam penelitian ini
sebelumnya.
didefinisikan
sebagai
kegiatan
memanipulasi
benda-benda
konkret.
belajar
siswa
Manfaat penelitian
yang ini
pembelajaran
untuk
diharapkan
adalah
dari
perangkat
matematika
Kegiatan
laboratorium
mini
dapat
yang
dilakukan di dalam kelas, c) Pembelajaran
berorientasi pada pembelajaran langsung
langsung dengan laboratorium mini dalam
dengan laboratorium mini untuk materi
penelitian ini adalah pembelajaran dengan
jajargenjang di kelas IV SDN Bancaran 1,
model pembelajaran langsung yang di
dapat
perangkat
dalamnya terdapat laboratorium mini, d)
pembelajaran alternatif oleh guru dalam
Keefektifan pembelajaran yang dimaksud
membelajarkan materi jajargenjang di
dalam penelitian ini adalah seberapa besar
kelas
menghindari
tujuan pembelajaran yang direncanakan
perbedaan penafsiran terhadap istilah-
dapat tercapai. Pencapaian efektivitas
istilah yang digunakan dalam penelitian
pembelajaran matematika didasarkan atas
ini, maka perlu diberikan batasan istilah
kriteria,
sebagai berikut: a) Pembelajaran langsung
mengelola pembelajaran minimal baik,
adalah salah satu pendekatan mengajar
aktivitas
yang dirancang untuk menunjang proses
pembelajaran aktif, respon siswa terhadap
belajar siswa yang berkaitan dengan
pembelajaran positif, dan ketuntasan hasil
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
belajar siswa tercapai, d) Hasil belajar
prosedural yang terstruktur dengan baik
dalam penelitian ini adalah skor yang
yang
pola
diperoleh siswa setelah mengerjakan soal
kegiatan yang bertahap, selangkah demi
tes. Hasil belajar siswa dikatakan tuntas
digunakan
IV
dapat
SD.
sebagai
Untuk
diajarkan
dengan
yaitu
siswa
kemampuan
dalam
guru
mengikuti
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 73
Kelas IV SDN Bancaran 1
jika skor yang diperoleh minimal 70%, sedangkan
ketuntasan
Sukardi
(2012:86)
secara
kegiatan analisis data dalam suatu proses
klasikal terpenuhi jika minimal 80%
penelitian umumnya dapat dibedakan
siswa
menjadi
dikategorikan
belajar
Menurut
tuntas
secara
individu.
dua
kegiatan,
yaitu
mendeskripsikan data dan melakukan uji statistika (inferensi). Kegiatan analisis dalam
METODOLOGI PENELITIAN Metode
penelitian
penelitian
ini
menggunakan
yang
deskripsi data. Mendeskripsikan data
penelitian
adalah menggambarkan data yang ada
adalah
guna memperoleh bentuk nyata dari
metode deskriptif, metode survei, metode
responden. Sedangkan apabila data yang
ekspos fakto, metode komparatif, metode
diperoleh
korelasional,
penelitian
ditransfer dalam bentuk angka maka cara
tindakan (Sukmadinata, 2009:53). Metode
mendeskripsikan data dilakukan dengan
penelitian
menggunakan statistika deskriptif.
digolongkan
ke
kuantitatif
dalam
non-eksperimental
dan
yang
metode
dilaksanakan
dalam
berbentuk
kuantitatif
atau
penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
penelitian
penelitian ini adalah:
yang
menggambarkan
ditujukan
untuk
fenomena-fenomena
1) Persiapan Penelitian
yang ada, yang berlangsung pada saat ini
Tahapan
ini
adalah
merancang
atau saat yang lampau (Sukmadinata,
perangkat pembelajaran yang berorientasi
2009:54).
pada
Secara umum, penelitian ini adalah
pembelajaran
laboratorium
langsung
mini
dengan
untuk
materi
penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun
jajargenjang di kelas IV SDN Bancaran 1,
yang diselidiki dalam penelitian ini
sehingga diperoleh contoh perangkat
adalah beberapa hal yang berkaitan
pembelajaran. Perangkat pembelajaran
dengan pembelajaran langsung dengan
yang
laboratorium mini yaitu kemampuan guru
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
dalam mengelola pembelajaran, aktivitas
lembar kegiatan siswa (LKS). Untuk
siswa,
keperluan
respon
pembelajaran, belajar siswa.
dan
siswa
terhadap
ketuntasan
hasil
dirancang
instrumen
meliputi
penelitian penelitian
rencana
dirancang yaitu
juga lembar
validasi, lembar pengamatan kemampuan
74
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
guru mengelola pembelajaran, lembar pengamatan
aktivitas
siswa,
Instrumen Penelitian
angket
respon siswa, dan soal tes.
Perlu
diketahui
bahwa
dalam
penelitian kuantitatif, membuat instrumen
Soal tes yang dimaksud adalah tes
penelitian termasuk kegiatan yang harus
hasil belajar untuk materi jajargenjang.
dibuat secara intensif sebelum peneliti
Tahapan penyusunan
soal
tes
yaitu
memasuki lapangan. Pada penelitian ini,
penentuan tujuan pembelajaran
yang
instrumen penelitian dijabarkan sebagai
dijabarkan dalam indikator pencapaian
berikut:
hasil belajar, penentuan kisi-kisi soal tes,
1) Lembar
penyusunan soal tes, dan penentuan
Instrumen
2) Pelaksanaan Penelitian
langsung mini
ini
digunakan
untuk
memperoleh data tentang kemampuan
Tahapan ini melaksanakan kegiatan
laboratorium
Kemampuan
Guru Mengelola Pembelajaran
pedoman penskoran.
pembelajaran
Pengamatan
untuk
guru
dalam
dengan
pembelajaran
materi
laboratorium
mengelola
kegiatan
langsung
dengan
mini
untuk
materi
jajargenjang di kelas IV SDN Bancaran 1.
jajargenjang di kelas IV SD Negeri
Pada saat pembelajaran berlangsung,
Bancaran
seorang pengamat mengamati aktivitas
dituliskan kategori skor yang muncul
siswa dan seorang pengamat yang lainnya
dengan menggunakan tanda cek () pada
mengamati
baris dan kolom nilai yang sesuai.
kemampuan
guru
dalam
1.
Dalam
pengamatan,
mengelola pembelajaran.
Penilaian terdiri dari empat kriteria yaitu
3) Analisis Hasil Penelitian
tidak baik (nilai 1), kurang baik (nilai 2),
Tahapan analisis hasil dilakukan
baik (nilai 3), dan sangat baik (nilai 4).
untuk memperoleh gambaran tentang ketuntasan kemampuan
hasil guru
belajar
siswa, mengelola
pembelajaran, aktivitas siswa, dan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran
Aktivitas-aktivitas
guru
yang
diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Kegiatan pendahuluan 1) Mempersiapkan
siswa
dan
langsung dengan laboratorium mini untuk
menyampaikan salam pembuka
materi jajargenjang di kelas IV SDN
2) Membagikan lembar kegiatan
Bancaran 1.
siswa
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 75
Kelas IV SDN Bancaran 1
3) Menyampaikan
kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran 4) Menginformasikan siswa
tentang
pembelajaran dipakai
kepada
memperoleh
data
pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek
dalam
aktivitas
siswa
yang
akan
diamati
meliputi: siswa
tentang
a. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
6) Mengingatkan siswa tentang pelajaran terdahulu yang terkait dengan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru
b. Mengerjakan lembar kegiatan siswa c. Berdiskusi
(bertanya
/
menjawab
pertanyaan / presentasi) d. Perilaku yang tidak relevan dengan
Kegiatan inti
kegiatan pembelajaran, misalnya tidak
1) Meminta siswa mengerjakan
memperhatikan penjelasan guru, tidur,
lembar kegiatan siswa 2) Membimbing
bergurau, melamun, dan sebagainya.
siswa
yang
kesulitan
dalam
kegiatan pembelajaran diperoleh melalui
mengerjakan lembar kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh seorang
siswa
pengamat. Setiap pengamat mengamati
mengalami
3) Mengecek pemahaman siswa
Data
aktivitas
siswa
selama
enam siswa dengan kemampuan yang
dengan memberikan beberapa
berbeda.
pertanyaan dan memberikan
tinggi, dua siswa berkemampuan sedang,
umpan balik
dan dua siswa berkemampuan rendah.
4) Menunjuk
beberapa
siswa
mengerjakan di papan tulis c.
untuk
akan
pentingnya pelajaran
b.
digunakan
tentang aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran 5) Memotivasi
Lembar pengamatan aktivitas siswa
model
yang guru
2) Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Kegiatan penutup, yaitu bersama
Dua
Penggolongan
siswa
berkemampuan
kemampuan
tersebut
berdasarkan keterangan guru. Pada lembar pengamatan aktivitas
siswa membuat rangkuman materi
siswa,
pengamat
yang telah dipelajari.
nomor kategori aktivitas siswa yang dominan
menuliskan
dilakukan
dalam
nomor-
kegiatan
pembelajaran dalam selang waktu lima menit. Dalam selang waktu tersebut,
76
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
pengamat melakukan pengamatan setiap
kolom
empat menit dan satu menit selanjutnya
pertanyaan yang diajukan.
pengamat menuliskan nomor kategori
4) Soal Tes
aktivitas siswa.
yang
Soal
3) Angket Respon Siswa
tersedia
tes
memperoleh
Dalam penelitian ini yang dimaksud
untuk
setiap
digunakan
untuk
informasi
kemampuan
siswa
tentang
setelah
kegiatan
dengan respon siswa adalah tanggapan
pembelajaran berlangsung. Bentuk tes
siswa terhadap perangkat pembelajaran
yang digunakan adalah uraian (subjektif).
dan
langsung
Sebelum soal tes disusun, perlu dibuat
dengan laboratorium mini untuk materi
kisi-kisi penyusunan instrumen tersebut.
jajargenjang di kelas IV SD. Respon
Berpedoman kepada kisi-kisi yang telah
siswa yang akan menjadi tolak ukur yaitu:
dibuat, kemudian disusunlah butir-butir
a. Perasaan
pertanyaan.
kegiatan
pelajaran,
pembelajaran
siswa
terhadap
lembar
kegiatan
materi siswa
Teknik Pengumpulan Data
(LKS), soal tes, suasana pembelajaran, dan cara guru mengajar b. Pendapat pelajaran,
Sesuai dengan rencana penelitian, maka data yang dikumpulkan dalam
siswa
tentang
lembar
kegiatan
materi siswa
penelitian ini adalah data kemampuan guru
mengelola
pembelajaran,
(LKS), soal tes, suasana pembelajaran,
aktivitas
dan cara guru mengajar
terhadap pembelajaran, dan data hasil
c. Minat
siswa
pembelajaran
untuk
mengikuti
selanjutnya
dengan
menggunakan lembar kegiatan siswa
siswa,
Pengamatan
pembelajaran
mengumpulkan
pemberian motivasi relevansi
format lembar kegiatan siswa (LKS)
kegiatan
(observation)
suatu
mengadakan
d. Pernyataan siswa tentang bahasa dan
siswa
1) Pengamatan
merupakan
dengan
respon
belajar siswa.
(LKS) yang berorientasi pada model langsung
data
data
yang
(Sukmadinata,
teknik
data
atau
dengan
pengamatan sedang
cara jalan
terhadap berlangsung
2009:220).
Dalam
Data respon siswa diperoleh melalui
penelitian ini, pengamatan dilakukan
angket yang diberikan kepada siswa
secara nonpartisipatif. Artinya, pengamat
setelah
tidak ikut serta dalam kegiatan, pengamat
kegiatan
pembelajaran.
Pada
angket, siswa memberi tanda () pada
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 77
Kelas IV SDN Bancaran 1
hanya berperan mengamati kegiatan,
siswa memberi tanda () pada kolom
tidak ikut dalam kegiatan.
yang tersedia untuk setiap pertanyaan
Sebelum melakukan pengamatan, peneliti
menyiapkan
pedoman
yang diajukan. 3) Hasil Belajar Siswa
pengamatan berupa lembar pengamatan.
Tes hasil belajar digunakan untuk
Lembar pengamatan yang digunakan
mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai
dalam
siswa
penelitian
ini
adalah
lembar
selama
kurun
waktu
tertentu
pengamatan kemampuan guru mengelola
(Sukmadinata, 2009:223). Instrumen tes
pembelajaran dan lembar pengamatan
bersifat
aktivitas
pencatatan
pertanyaan yang alternatif jawabannya
pengamatan, pengamat hanya menuliskan
memiliki standar jawaban tertentu. Dalam
tanda cek () terhadap perilaku atau
penelitian ini, tes diberikan setelah proses
kegiatan
pembelajaran. Hal itu untuk mengetahui
siswa.
Dalam
yang
diperlihatkan
oleh
mengukur
individu-individu yang diamati.
kemampuan akhir siswa.
2) Respon Siswa
Teknik Analisis Data
Menurut Sukmadinata (2009:2019)
Untuk
karena
menjawab
berisi
pertanyaan
angket atau kuesioner merupakan suatu
penelitian yang telah dirumuskan, maka
teknik atau cara pengumpulan data secara
setelah data terkumpul dilakukan analisis
tidak langsung (peneliti tidak langsung
menggunakan statistik deskriptif.
bertanya-jawab
1) Analisis Data Kemampuan Guru
dengan
responden).
Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
angket yang diberikan kepada siswa
dilaksanakan.
kegiatan Kegiatan
pembelajaran ini
bertujuan
untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran laboratorium
langsung mini
Langkah-langkah analisis data: a. Merekapitulasi hasil pengamatan dari
Data respon siswa diperoleh melalui
setelah
Mengelola Pembelajaran
untuk
dengan materi
jajargenjang di kelas IV SD. Pada angket,
seluruh
pertemuan
yang
telah
dilakukan b. Menentukan rata-rata dari setiap aspek penilaian c. Mengkonversi hasil perhitungan ratarata dari setiap aspek penilaian dengan
ketentuan
seperti
terlihat pada tabel berikut:
yang
78
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
Tabel 1. Konversi Nilai Rata-Rata Tingkat Kemampuan Guru Nilai rata-rata Penilaian 1, 00 TKG 1,50 tidak baik 1,50 TKG 2,50 kurang baik
2,50 TKG 3,50 3,50 TKG 4, 00
baik sangat baik
d. Menentukan persentase terhadap hasil
2) Analisis Data Aktivitas Siswa
penilaian yang diperoleh
Langkah-langkah analisis data: (a)
e. Menyimpulkan hasil penelitian dengan ketentuan
sebagai
berikut:
merekapitulasi hasil pengamatan dari seluruh pertemuan yang telah dilakukan;
pembelajaran dikatakan efektif, jika
(b)
jumlah persentase penilaian baik dan
aktivitas siswa untuk setiap kategori
sangat
jumlah
pengamatan dari seluruh pertemuan; (c)
persentase penilaian tidak baik dan
menganalisis persentase rata-rata aktivitas
kurang baik; pembelajaran dikatakan
siswa untuk setiap kategori pengamatan
tidak efektif, jika jumlah persentase
dari seluruh pertemuan dengan kriteria
penilaian baik dan sangat baik kurang
sebagai berikut:
baik
lebih
dari
menentukan
persentase
rata-rata
dari jumlah persentase penilaian tidak baik dan kurang baik. Tabel 2 Kriteria Aktivitas Siswa No
Kategori pengamatan aktivitas siswa
1 2 3
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan lembar kegiatan siswa Berdiskusi (bertanya / menjawab pertanyaan / presentasi) Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran, misalnya tidak memperhatikan penjelasan guru, tidur, bergurau, melamun, dan sebagainya.
4
Persentase kesesuaian (%) Waktu ideal Interval toleransi 41 36 – 46 33 28 – 38 21 – 31
26
0
0
–5
dan (d) menyimpulkan hasil penelitian
pengamatan tidak berada dalam interval
dengan
toleransi.
ketentuan:
pembelajaran
dikatakan efektif, jika setiap kategori
3) Analisis Data Respon Siswa
pengamatan
Langkah-langkah analisis data:
berada
dalam
interval
toleransi; dan pembelajaran dikatakan tidak
efektif,
jika
setiap
kategori
a. Merekapitulasi
hasil
terhadap pembelajaran
respon
siswa
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 79
Kelas IV SDN Bancaran 1
b. Menentukan rata-rata setiap respon dari masing-masing siswa
d. Menentukan persentase ketuntasan klasikal
c. Menentukan persentase rata-rata setiap respon
dari
masing-masing
siswa
PEMBAHASAN
dengan rumus:
Penelitian ini bertujuan untuk
Jumlah respon siswa setiap aspek yang muncul 100% Jumlah seluruh siswa
d. Menyimpulkan hasil penelitian dengan ketentuan
sebagai
berikut:
(1)
pembelajaran dikatakan efektif, jika jumlah persentase siswa yang memilih pernyataan senang, berminat, atau ya
memperoleh
data
kemampuan
guru
mengelola pembelajaran, data aktivitas siswa, data respon siswa, dan data hasil belajar
siswa.
Adapun
rincian
pelaksanaan penelitian dan pengambilan data penelitian sebagai berikut: a. Menyiapkan
rencana
pelaksanaan
untuk setiap aspek yang tertera pada
pembelajaran (RPP), lembar kegiatan
angket lebih dari atau sama dengan
siswa
80%; (2) pembelajaran dikatakan tidak
kemampuan
efektif, jika jumlah persentase siswa
pembelajaran, dan lembar pengamatan
yang
aktivitas siswa.
memilih
pernyataan
senang,
berminat, atau ya untuk setiap aspek
(LKS),
lembar guru
pengamatan mengelola
b. Melaksanakan pembelajaran di kelas
yang tertera pada angket kurang dari
IV.
80%.
membagikan lembar kegiatan siswa
4) Analisis Data Hasil Belajar Siswa
hasil
praktiknya,
guru
(LKS) setelah guru menyampaikan salam pembuka.
Langkah-langkah analisis data: a. Merekapitulasi
Dalam
penskoran
c. Selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung, satu orang pengamat
terhadap jawaban siswa penskoran
mengamati kegiatan guru dan satu
dengan ketentuan siswa dikatakan
orang pengamat lainnya mengamati
tuntas secara individu jika hasil
kegiatan siswa.
b. Mengkonversi
hasil
belajar yang diperoleh minimal
melalui soal tes yang diberikan kepada
65%. c. Menentukan
d. Pengambilan data hasil belajar siswa
ketuntasan
klasikal
siswa
setelah
melaksanakan
dengan menghitung nilai rata-rata
pembelajaran, yaitu pada pertemuan
seluruh siswa
kedua.
80
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
e. Pengambilan
data
respon
siswa
kemudian
dianalisis
menggunakan
melalui angket respon siswa yang
statistik deskriptif.
diberikan
Pembahasan Hasil Penelitian
kepada
siswa
setelah
pengambilan data hasil belajar siswa. Pelaksanaan
penelitian
menghasilkan data kemampuan
guru
1. Kemampuan
Guru
Mengelola
Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kemampuan
mengelola pembelajaran, data aktivitas
guru
siswa, data respon siswa, dan data hasil
dilihat pada tabel berikut.
mengelola
pembelajaran
dapat
belajar siswa. Hasil penelitian tersebut Tabel 3. Hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 1. Mempersiapkan siswa dan menyampaikan salam pembuka 2. Membagikan Lembar Kegiatan Siswa 3. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran 4. Menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran 5. Memotivasi siswa tentang pentingnya pelajaran 6. Mengingatkan siswa tentang pelajaran terdahulu yang terkait dengan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru Kegiatan Inti 1. Meminta siswa melakukan kegiatan dalam laboratorium mini 2. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan melakukan kegiatan dalam laboratorium mini 3. Membimbing siswa membuat simpulan dari hasil kegiatannya dalam laboratorium mini 4. Mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan 5. Memberikan umpan balik berupa latihan yang ada dalam lembar kegiatan siswa 6. Meminta beberapa siswa mengerjakan di papan tulis Kegiatan Penutup Melakukan refleksi Pengelolaan waktu 1. Siswa antusias 2. Guru antusias
Pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap
aspek
yang
diamati
RPP-1 4 4 4 4 3 3
4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
2) Aktivitas Siswa
dalam
Hasil
pengamatan
siswa
dalam
terhadap
pengelolaan pembelajaran yang diamati
aktivitas
oleh seorang pengamat berada pada
dinyatakan
kategori baik dan sangat baik. Hal ini
pengamatan secara rinci dapat dilihat
menunjukkan bahwa kemampuan guru
pada
mengelola pembelajaran langsung dengan
pengamatan aktivitas siswa disajikan pada
laboratorium mini adalah baik.
tabel berikut.
dalam
lampiran.
Tabel 4. Hasil pengamatan aktivitas siswa
pembelajaran
persentase.
Simpulan
Hasil
hasil
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 81
Kelas IV SDN Bancaran 1
No. 1 2 3 4 5
Aspek Pengamatan
RPP-1
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru Membaca/memahami LKS Bekerja dalam laboratorium mini Berdiskusi/bertanya kepada guru atau siswa lain Perilaku yang tidak relevan dengan KMB (tidak memperhatikan penjelasan guru, tidur, berbicara, melamun, dan sebagainya)
21,43 25,00 32,14 21,43 0,00
Toleransi Keefektifan (%) 12 – 22 16 – 26 38 – 48 14 – 24 0-5
Pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap aspek pengamatan aktivitas siswa berada dalam toleransi keefektifan. Berdasarkan kriteria waktu ideal aktivitas siswa dalam pembelajaran, maka aktivitas siswa dikatakan aktif. 3) Respon Siswa Berdasarkan jawaban siswa pada angket respon siswa diperoleh hasil sebagai berikut:
i. Perasaan siswa terhadap komponen pembelajaran Tabel 4.4 Perasaan siswa terhadap komponen pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5.
Komponen Pembelajaran Materi pelajaran Lembar Kegiatan Siswa Soal tes Suasana pembelajaran di kelas Cara guru mengajar
Tabel di atas menunjukkan bahwa
Senang (%)
Tidak Senang (%)
100 97 97 100 100
0 2,8 2,8 0 0
Data minat siswa sebanyak 100 %
sebagian besar siswa merasa senang
siswa
dengan
materi
pelajaran,
lembar
pembelajaran
menggunakan
model
kegiatan
siswa,
soal
suasana
pembelajaran
langsung
dengan
tes,
berminat
untuk
mengikuti
pembelajaran di kelas, dan cara guru
laboratorium mini. Hal itu menunjukkan
mengajar.
bahwa siswa SD Negeri Bancaran 1
ii. Minat siswa terhadap pembelajaran
kelas
IV
antusias
mengikuti
pembelajaran dengan laboratorium mini.
82
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
iii. Pemahaman siswa terhadap lembar kegiatan siswa dan soal tes
belajar jika memperoleh skor minimal 39 (dalam perhitungan nilai minimal
Data pemahaman siswa terhadap
65%) dari skor total. Ketuntasan secara
lembar kegiatan siswa dan soal tes
klasikal tercapai jika minimal 75% dari
menunjukkan
siswa di kelas tersebut tuntas belajar.
sebanyak
94%
siswa
memahami dengan jelas bahasa yang
Berdasarkan data hasil belajar
digunakan dalam lembar kegiatan siswa
siswa
dan 100% siswa memahami dengan
dianalisis, rata-rata hasil belajar siswa
jelas bahasa yang digunakan dalam soal
adalah 65. Sebanyak 29 siswa dari 36
tes soal tes. Sebanyak 5,6% siswa tidak
siswa
memahami dengan jelas bahasa yang
individu. Dengan kata lain, ketuntasan
digunakan dalam lembar kegiatan siswa. iv. Pendapat
siswa
terhadap
lembar
kegiatan siswa dan soal tes
yang
telah
klasikal
diperoleh
mencapai
mencapai
dan
ketuntasan
81%.
Hal
itu
menunjukkan bahwa ketuntasan belajar sebagai salah satu syarat keefektifan
Data pendapat siswa terhadap
pembelajaran terpenuhi.
lembar kegiatan siswa dan soal tes
Hasil
diperoleh sebanyak 97% siswa tertarik
deskriptif
dengan
kemampuan
penampilan
telah
(tulisan,
analisis
data
menunjukkan guru
statistik bahwa mengelola
ilustrasi/gambar dan letak gambar) yang
pembelajaran tergolong baik, aktivitas
terdapat dalam lembar kegiatan siswa.
siswa tergolong aktif, respon siswa
Serta 100% siswa tertarik dengan
terhadap
penampilan (tulisan, ilustrasi/gambar
pembelajaran
ketuntasan
hasil
positif,
belajar
dan
tercapai.
dan letak gambar) yang terdapat pada
Berdasarkan
kriteria
soal tes. Sebanyak 2,8 persen siswa
pembelajaran,
maka
tidak
penampilan
langsung dengan laboratorium mini
dan
efektif.
tertarik
(tulisan,
dengan
ilustrasi/gambar
letak
keefektifan pembelajaran
gambar) yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa.
Keterbatasan Penelitian Beberapa hal yang merupakan
4) Hasil Belajar Siswa Total skor maksimum untuk soal tes yang diberikan kepada siswa adalah 60. Seorang siswa dikategorikan tuntas
kelemahan
dalam
penelitian
diantaranya sebagai berikut:
ini
M. Edy Nurtamam : Keefektifan Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang di 83
Kelas IV SDN Bancaran 1
a. Pengamatan terhadap aktivitas siswa
hal berikut, yaitu: (1) kemampuan guru
hanya dilakukan pada enam orang
mengelola pembelajaran dikategorikan
siswa, sedangkan siswa lainnya tidak
baik,
diamati, sehingga aktivitas siswa yang
pembelajaran aktif, (3) respon siswa
muncul belum tentu mencerminkan
terhadap pembelajaran positif, dan (4)
aktivitas siswa pada semua kelompok.
ketuntasan
b. Lamanya pelaksanaan penelitian hanya
aktivitas
belajar
Berdasarkan
c. Penilaian soal tes hasil belajar yang dilakukan hanya pada penilaian hasil atau produk, sedangkan penilaian proses tidak dilakukan.
sendiri
oleh
peneliti
sehingga bukan baku.
secara
dalam
klasikal
hasil
penelitian,
dikemukakan saran berikut. 1) Perangkat
pembelajaran
matematika
yang dihasilkan di dalam penelitian ini dapat
d. Pedoman penskoran tes hasil belajar
siswa
tercapai.
dua kali pertemuan.
dikembangkan
(2)
digunakan
sebagai
perangkat
pembelajaran alternatif oleh guru dalam membelajarkan materi segitiga di kelas IV SD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
2) Guru-guru/peneliti-peneliti analisis
matematika
diharapkan
pendidikan melakukan
deskriptif dapat disimpulkan bahwa
penelitian pembelajaran dengan model
pembelajaran
pembelajaran
laboratorium mengajarkan
langsung mini
efektif
materi
dengan untuk segitiga.
langsung
dengan
laboratorium mini untuk materi selain segitiga di kelas IV sekolah dasar.
Kesimpulan ini didasari oleh beberapa
DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGrawHill Companies, Inc Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Companies, Inc Dewi, Izwita. 1999. Penerapan metode pembelajaran kooperatif dengan menggunakan mini lab untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Surabaya: Tesis PPs UNESA Effendi, Dzulkifli. 2007. Keefektifan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika Materi Lingkaran di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sidoarjo. Surabaya: Tesis PPs Universitas Negeri Surabaya Eggen, P.D. and Kauchak, D.P. 1988. Strategies for Teacher, Teaching Content and Thinking Skills. Boston: Allyn & Bacon
84
Widyagogik, Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2016
Mahsup. 2007. Pembelajaran geometri dengan menggunakan teori atribusi Weiner pada siswa kelas VI SDN 1 Tegalgondo Malang. Nur, Kardi. 2005. Pengajaran Langsung. Surabaya: Unesa University Press Ruseffendi. 1992. Materi pokok pendidikan matematika 3 (proyek pendidikan tenaga pendidikan tinggi). Jakarta: Depdikbud Saragih, S. 2000. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan menggunakan Laboratorium Mini untuk meningkatkan kemampuan keruangan. Surabaya: Tesis PPs UNESA Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara Sukmadinata, Nana S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suprijono Agus. 2009. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta (Arends, 1997) Suroso. 2000. Penerapan Pembelajaran Diskusi dengan Teknik MC Topik Persamaan Linear Dua Peubah di SLTPN 21 Surabaya. Surabaya: Tesis PPs. Universitas Negeri Surabaya Susanto. 2007. Pengembangan KTSP. Matapena Trianto. 2009. Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta Wulan, N. 2010. Keefektifan Model Pembelajaran Langsung dengan Laboratorium Mini untuk Materi Jajargenjang dan Belahketupat di Kelas VII SMP Negeri 4 Bangkalan. Surabaya: Tesis PPs Universitas Negeri Surabaya