KEDUDUKAN TAKLIK TALAK DALAM PERKAWINAN ISLAM DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN Syaefuddin Haris PT. Toba Group, Jakarta
Email:
[email protected]
Abstract Taklik divorce is a divorce in the fall or hang it on a case specific reasons that have been agreed upon. Addendum agreement with the divorce has different agreements in general in terms of closing the possibility of both parties to dissolve the agreement referred to in Article 46 paragraph (3) KHI addendum stating that the divorce agreement is not a treaty that must be held at each marriage. But once they fall addendum divorce irrevocably. In line with the contents of the divorce sigheh addendum, the addendum divorce in Marriage Legislation Indonesia entered the marriage treaty article. Legal implications that can arise when a husband is breaking pledges addendum divorce, it can be categorized as an offense, and the offense can be used as an excuse by the wife filed a complaint for divorce to the court religion. Key words: taklik separations, agreements, marriage
Abstrak Taklik talak adalah talak yang jatuhnya di gantungkan pada suatu perkara atau alasan-alasan tertentu yang telah disepakati. Perjanjian taklik talak mempunyai perbedaan dengan perjanjian pada umumnya dalam hal tertutupnya kemungkinan kedua belah pihak untuk membubarkan kesepakatan tersebut sebagaimana disebutkan dalam Pasal 46 ayat (3) KHI yang menyatakan bahwa perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada setiap perkawinan. Akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali. Sejalan dengan isi sighat taklik talak tersebut, maka taklik talak dalam perundang-undangan Perkawinan Indonesia pun masuk pada pasal perjanjian perkawinan. Implikasi hukum yang dapat ditimbulkan adalah apabila suami melanggar ikrar taklik talak, maka dapat dikategorikan sebagai pelanggaran, dan pelanggaran tersebut dapat dijadikan alasan oleh istri untuk mengajukan tuntutan perceraian kepada pengadilan agama. Kata kunci: taklik talak, perjanjian, perkawinan
Latar Belakang Ikatan perkawinan merupakan unsur pokok
norma hukum dalam pelaksanaan perkawinan
dalam pembentukan keluarga yang harmonis
terutama diperlukan dalam rangka mengatur
dan penuh rasa cinta kasih, oleh karena itu
hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-
dalam pelaksanaan perkawinan memerlukan
masing anggota keluarga, guna membentuk
norma hukum yang mengaturnya. Penerapan
rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.
336
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
337
Menurut
Hukum
Islam
perkawinan
mengenai perkawinan.
(pernikahan) adalah suatu akad yaitu akad
Perkawinan mempunyai tujuan antara lain
yang menghalalkan pergaulan (hubungan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang
suami isteri) dan membatasi hak dan
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
kewajiban serta tolong menolong antara laki-
Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan
laki dan seorang perempuan yang dua-duanya
dalam Pasal 1 Undang-undang Perkawinan.
bukan muhrim, artinya apabila seorang pria
Dengan demikian, maka sebenarnya tidak
dan seorang perempuan bersepakat diantara
perlu diragukan lagi, apakah sebenarnya yang
mereka untuk membentuk suatu rumah
ingin dicapai dalam perkawinan itu. Namun
tangga, maka hendaknya kedua calon suami
karena keluarga atau rumah tangga itu berasal
isteri tersebut terlebih dahulu melakukan akad
dari dua individu yang berbeda, maka dari
nikah.1
dua individu itu mungkin terdapat tujuan yang
Menurut
pandangan
masyarakat,
berbeda, untuk itu perlu penyatuan tujuan
perkawinan merupakan tali ikatan yang
perkawinan demi tercapainya keluarga yang
melahirkan keluarga sebagai dasar kehidupan
sakinah.
masyarakat dan negara. Guna mewujudkan
Keluarga merupakan keluarga bahagia bila
kesejahteraan dan kebahagian masyarakat,
dalam keluarga itu tidak terjadi kegoncangan-
perlu adanya landasan yang kokoh dan kuat
kegoncangan atau pertengkaran-pertengkaran,
sebagai titik tolak pada masyarakat yang adil
sehingga
dan makmur, hal ini dituangkan dalam suatu
baik
Undang-undang Perkawinan yang berlaku
pertengkaran-pertengkaran yang berarti (free
bagi semua warga negara di wilayah negara
from quarelling).3
Kesatuan Republik Indonesia.2
keluarga
tanpa
itu
berjalan
goncangan-goncangan
dengan atau
Tujuan perkawinan yang lain selain
Sebagai Negara Hukum Indonesia telah
membentuk keluarga bahagia, juga bertujuan
mengatur tentang perkawinan yang tertuang
lain yaitu bersifat kekal. Di Dalam sebuah
dalam Undang-undang Perkawinan dan telah
perkawinan
dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah
perkawinan itu berlangsung untuk waktu
Nomor 9 tahun 1975 yaitu tentang pelaksanaan
seumur hidup dan selama-lamanya kecuali
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
dipisahkan
Perkawinan, dan Intruksi Presiden Nomor
perkawinan menurut Islam adalah menuruti
1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
perintah Allah untuk memperoleh keturunan
Islam (KHI) dan peraturan-peraturan lainnya
yang
sah
perlu
karena
dalam
ditanamkan
kematian.
masyarakat,
bahwa
Tujuan
dengan
1 Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukardja, Hukum Perkawinan Menurut Hukum Islam, Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Perdata/BW, Hidakarya Agung, Jakarta, 1981, hlm. 11. 2 Ibid., hlm. 12. 3 Cholil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, Usaha Nasional, Surabaya, 1994, hlm. 16.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
338
mendirikan rumah tangga yang damai dan
1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi
teratur.4 Hal ini senada dengan firman Allah
pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain
dalam Al Qur’an Surat ar-Rum ayat 21
sebagainya yang sulit disembuhkan.
yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain
kekuasaan-Nya, Dia (Allah) menciptakan
selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
supaya kamu cenderung dan merasa tentram
karena hal lain di luar kemampuannya.
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu
3. Salah satu pihak mendapat hukuman
rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
selama 5 tahun atau lebih berat setelah
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
perkawinannya berlangsung
bagi kaum berfikir”.
4. Salah satu pihak melakukan kekejaman
Fenomena di dalam masyarakat kadang berbicara lain, perkawinan yang diharapkan
atau
penganiayaan
berat
yang
membahayakan pihak lain.
sakinah, mawadah, warohmah ternyata karena
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan
satu dan lain hal harus kandas di tengah
atau penyakit dengan akibat tidak dapat
jalan. Kondisi rumah tangga mengalami
menjalankan kewajiban suami istri.
perselisihan, pertengkaran serta suami istri
6. Antara suami istri terus menerus terjadi
sudah tidak dapat lagi didamaikan maka
perselisihan dan pertengkaran dan tidak
Islam memberi solusi dengan perceraian atau
ada harapan untuk rukun lagi dalam rumah
talak. Perceraian atau talak merupakan obat
tangga.
terakhir untuk mengakhiri pertentangan dan
Menurut Hukum Islam, seorang suami
pergolakan antara suami istri serta menjadi
mempunai hak talak sedangkan istri tidak.
jalan keluar yang layak untuk keduanya.
Talak adalah hak suami, karena dialah yang
Kendati
berminat melangsungkan perkawinan, dialah
dibolehkan
Allah
membenci
perceraian atau talak.
yang berkewajiban memberi nafkah, dia pula
Pada Pasal 38 Undang-undang Perkawinan
yang wajib membayar mas kawin, mut’ah,
disebutkan bahwa perkawinan dapat putus
serta nafkah dan iddah. Di samping itu laki-
karena tiga hal, yaitu karena kematian, karena
laki adalah orang yang lebih sabar terhadap
perceraian dan atas putusan pengadilan.
sesuatu yang tidak disenangi oleh perempuan.
Tindak lanjut dari pengaturan ketentuan
Laki-laki tidak akan segera menjatuhkan
tersebut lebih rinci dijelaskan dalam Pasal
talak apabila marah atau ada kesukaran yang
19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
menimpanya. Sebaliknya kaum wanita itu
1975 yang menjelaskan keadaan yang dapat
lebih cepat marah, kurang tabah sehingga
dijadikan alasan perceraian diantaranya:
ia cepat-cepat minta cerai hanya karena ada
4 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat 1, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 12-18.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
339
sebab yang sebenarnya sepele atau tidak
Indonesia yang dilaksanakan menurut agama
masuk akal. Karena itulah kaum wanita tidak
Islam selalu diikuti pengucapan sighat taklik
diberi hak untuk menjatuhkan talak.5
oleh suami. Sekalipun sifatnya suka rela,
Meskipun istri tidak mempunyai hak
namun di negara ini, membaca taklik talak
talak, akan tetapi ia dapat mengajukan
seolah-olah menjadi kewajiban yang harus
gugatan perceraian terhadap suaminya. Hal
dilaksanakan oleh suami.
ini dengan tegas dinyatakan dalam Pasal 114
Berdasarkan
Maklumat
Kementerian
KHI, yang selengkapnya berbunyi “Putusnya
Agama Nomor 3 Tahun 1953, Departemen
perkawinan
karena
Agama menganjurkan kepada pejabat daerah
perceraian dapat terjadi karena talak atau
agar dalam pernikahan itu dibacakan taklik
berdasarkan gugatan perceraian”. Dengan
talak. Sighat taklik dirumuskan sedemikian
adanya hak untuk mengajukan gugatan itu
rupa untuk melindungi istri dari sikap
apabila seorang istri ingin bercerai dengan
kesewenang-wenangan suami, jika istri tidak
suaminya, tentu saja didasarkan pada alasan-
rela atas perlakuan suami maka istri dapat
alasan yang dibenarkan oleh hukum, maka ia
mengajukan gugatan perceraian berdasarkan
dapat mengajukan perceraian ke Pengadilan
terwujudnya
Agama.
disebutkan dalam sighat taklik.
yang
Dengan
disebabkan
demikian,
dalam
hal
perceraian, hak antara seorang suami dan istri adalah seimbang.6
syarat
taklik
talak
yang
Rumusan sighat taklik talak adalah rumusan
yang
ditetapkan
berdasarkan
Putusnya perkawinan karena perceraian,
Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun
di Indonesia pada umumnya menggunakan
1990, yang rumusan lengkapnya adalah
lembaga taklik talak (cerai talak). Hal ini
sebagai berikut:
juga berdasarkan bunyi Pasal 116 huruf g
Sesudah akad nikah, saya ....... bin ....
Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi
berjanji dengan sesungguh hati, bahwa saya
Perceraian dapat terjadi karena alasan Suami
akan menepati kewajiban saya sebagai seorang
melanggar taklik talak dan tidak sedikit
suami, dan akan saya pergauli istri saya
pula yang putus karena putusan pengadilan,
bernama ... binti .... dengan baik (mu‘asyarah
diantaranya ialah gugat cerai dengan alasan
bil-ma’ruf) menurut ajaran syari’at Islam.
pelanggaran taklik talak. Lembaga taklik talak di Indonesia telah ada sejak zaman dahulu. Kenyataan yang ada sampai saat ini pun menunjukkan hampir setiap perkawinan di
Selanjutnya saya mengucapkan sighat taklik atas istri saya itu sebagai berikut: Sewaktu-waktu saya: (1) meninggalkan istri saya tersebut dua tahun berturut-turut.
5 Abdul Rachmad Budiono, Peradilan Agama dan Hukum Islam di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang, 2003, hlm. 64. 6 Ibid., hlm. 64-65.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
(2) Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
Pengadilan untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga untuk kepentingan
(3) Atau saya menyakiti badan/jasmani istri saya itu, (4) Atau
ibadah sosial. Berdasarkan
saya
membiarkan
340
(tidak
Undang-undang
Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak
memperdulikan) istri saya itu enam bulan
ditemukan
lamanya,
menyebutkan serta mengatur tentang taklik
kemudian istri saya tidak ridho dan
talak
mengadukan
halnya
kepada
Pengadilan
pasal
dalam
perjanjian
yang
secara
kapasitasnya
perkawinan
khusus
baik
sebagai
maupun
sebagai
Agama atau petugas yang diberi hak mengurus
alasan perceraian. Pasal 29 Undang-undang
pengaduan itu, dan pengaduan dibenarkan
Nomor 1 Tahun 1974 ini hanya menyebutkan
serta diterima oleh pengadilan atau petugas
dibolehkannya bagi kedua mempelai untuk
tersebut, dan istri saya itu membayar uang
mengadakan
sebesar Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
melangsungkan
sebagai iwadh (pengganti) kepada saya, maka
penjelasannya pada Pasal 29 Undang-undang
jatuhlah talak saya satu kepadanya.
Nomor 1 Tahun 1974 ditekankan bahwa
perjanjian
tertulis
sebelum
perkawinan.
Dalam
Kepada pengadilan atau petugas tersebut
perjanjian perkawinan yang dimaksud tidak
tadi saya kuasakan untuk menerima uang iwad
termasuk taklik talak di dalamnya. Adapun
(pengganti) itu dan kemudian menyerahkannya
bunyi Pasal 29 Undang-undang Nomor 1
kepada Badan Kesejahteraan Masjid (BKM)
Tahun 1974 secara lengkap adalah sebagai
Pusat untuk keperluan ibadah sosial.
berikut:
Berdasarkan rumusan tersebut ada 10
(1) Pada
waktu
sebelum
perkawinan
unsur-unsur pokok sighat taklik talak yakni:
dilangsungkan
1. Suami meninggalkan istri, atau;
persetujuan bersama dapat mengadakan
2. Suami tidak memberi nafkah kepada istri,
perjanjian tertulis yang disahkan oleh
atau;
kedua
pihak
atas
pegawai pencatat perkawinan. Setelah
3. Suami menyakiti istri, atau;
mana isinya berlaku juga terhadap pihak
4. Suami membiarkan tidak (memperdulikan)
ketiga sepanjang pihak ketiga tersangkut.
istri;
(2) Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan
5. Istri tidak rela;
bilamana melanggar batas-batas hukum,
6. Istri mengadu ke pengadilan;
agama dan kesusilaan
7. Pengaduan istri diterima oleh Pengadilan; 8. Istri membayar uang iwad; 9. Jatuhnya talak satu suami kepada istri; 10. Uang iwad oleh suami diterimakan kepada
(3) Perjanjian
tersebut
berlaku
sejak
perkawinan dilangsungkan. (4) Selama
perkawinan
berlangsung
perjanjian tersebut tidak dapat dirubah,
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
341
kecuali bila dari kedua belah pihak ada
menjawab isu hukum yang dihadapi sehingga
persetujuan untuk merubah dan perubahan
diperoleh argumentasi, teori atau konsep
tidak merugikan pihak ketiga.
baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan
Eksistensi taklik talak ternyata banyak
masalah.7
melahirkan kontoversi, baik di kalangan
Cara
pendekatan
(approach)
yang
fuqaha maupun para pengamat Hukum Islam.
digunakan dalam suatu penelitian hukum
Permasalahan ini perlu dan relevan untuk
normatif
dibahas
peneliti
agar
penerapannya
benar-benar
akan untuk
memungkinkan memanfaatkan
seorang hasil-hasil
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
temuan ilmu hukum empiris dan ilmu-ilmu
dan benar-benar dapat memenuhi serta
lainnya untuk kepentingan dan analisis serta
memberikan kepastian hukum bagi pencari
ekspalanasi hukum tanpa menguban karakter
keadilan.
ilmu hukum sebagai ilmu normatif.8 Dalam
Berdasarkan latar belakang tersebut di
penelitian ini ada 2 (dua) metode pendekatan
atas, maka pokok permasalahan yang akan
yang digunakan, yaitu pendekatan perundang-
dibahas dalam penelitian ini adalah:
undangan (statute approach) dan pendekatan suatu
konseptual (conceptual approach). Pendekatan
perkawinan Islam dapat dikategorikan
perundang-undangan (statute approach) yaitu
sebagai perjanjian?
penelitian terhadap produk-produk hukum.
1. Apakah
taklik
talak
dalam
2. Apa implikasi hukum terhadap pelanggaran
Pendekatan konseptual (conceptual approach) merupakan suatu pendekatan yang digunakan
taklik talak bagi suatu perkawinan? jenis
untuk memperoleh kejelasan dan pembenaran
penelitian hukum normatif berupa penelitian
ilmiah berdasarkan konsep-konsep hukum
kepustakaan yang menggunakan 3 bahan
yang bersumber dari prinsip-prinsip hukum.9
Penelitian
ini
menggunakan
hukum yaitu bahan hukum primer, bahan
Cara pengolahan bahan hukum dilakukan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
secara induktif yaitu menarik kesimpulan dari
Penelitian hukum ini menitikberatkan pada
suatu permasalahan konkret yang bersifat
studi kepustakaan yang berarti akan lebih
khusus kepada permasalahan abtsrak yang
banyak menelaah dan mengkaji aturan-aturan
bersifat umum. Selanjutnya bahan hukum
hukum yang ada dan berlaku. Penelitian
yang ada dianalisis secara deskrptif yang
hukum normatif merupakan suatu proses untuk
diawali dengan mengelompokkan bahan
menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip
hukum yang sama menurut sub aspek dan
hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna
selanjutnya melakukan interpretasi untuk
7 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2005, hlm. 35. 8 Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang, 2010, hlm. 300. 9 Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit., hlm. 138.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
342
memberikan makna terhadap tiap subaspek
perkawinan dalam bentuk: (1) Taklik Talak.
dan hubungannya satu sama lain. Kemudian
(2) Perjanjian lain yang tidak bertentangan
setelah itu dilakukan analisis keseluruhan
dengan Hukum Islam. Adapun mengenai
aspek untuk memahami makna hubungan
penjelasannya adalah kata perjanjian berasal
antara aspek yang satu dengan lainnya dan
dari kata janji yang berarti perkataan yang
dengan keseluruhan aspek yang menjadi pokok
menyatakan kesediaan dan kesanggupan
permasalahan penelitian yang dilakukan
untuk berbuat. Janji juga dapat diartikan
secara
persetujuan antara dua pihak (masing-masing
induktif
sehingga
memberikan
gambaran hasil secara utuh.10
menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu). Dan perjanjian bisa
Pembahasan
juga diartikan sebagai persetujuan tertulis
a. Kedudukan Taklik Talak Dalam Perkawinan
Islam
Ditinjau
Dari
Hukum Perjanjian
atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masingmasing berjanji menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu. Perjanjian taklik talak adalah perjanjian yang
Pasal 1 huruf e Kompilasi Hukum Islam
diucapkan oleh suami setelah akad nikah yang
dinyatakan perjanjian perkawinan adalah
dicantumkan dalam akta nikah berupa talak
perjanjian yang diucapkan calon mempelai
yang digantungkan kepada suatu keadaan
pria setelah akad nikah yang dicantumkan
tertentu yang mungkin terjadi di masa yang
dalam Akta Nikah berupa janji talak yang
akan datang.
digantungkan kepada suatu keadaan tertentu
Sedangkan dalam Pasal 46 KHI berbunyi:
yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
(1) Isi taklik talak tidak boleh bertentangan
Rumusan definisi perjanjian perkawinan yang disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam
dengan Hukum Islam. (2) Apabila
keadaan
yang
disyaratkan
lebih bersifat universal-konsepsional yang
dalam taklik talak betul-betul terjadi di
berarti tidak mencampur-adukkan antara
kemudian, tidak dengan sendirinya talak
kebijakan yang sifatnya temporal dengan
jatuh. Supaya talak sungguh-sungguh
konsep dasar perjanjian perkawinan yang
jatuh, istri harus mengajukan persoalannya
sifatnya permanen dan universal.
ke pengadilan agama.
Perjanjian Perkawinan dalam KHI terdapat
(3) Perjanjian taklik talak bukan suatu
dalam BAB VII yang di dalamnya mengatur
perjanjian yang wajib diadakan pada setiap
taklik talak sebagaimana yang terdapat dalam
perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak
Pasal 45 dan Pasal 46 yang berbunyi: “Kedua
sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut
calon mempelai dapat mengadakan perjanjian
kembali.
10 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008, hlm. 166.
343
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
Berdasarkan pada ketentuan di atas, maka
bin Hanbal mengatakan suami istri
dapat dikatakan bahwa:
itu dapat diceraikan, lantaran tidak
a. Isi taklik talak sudah ditentukan oleh
adanya nafkah bagi istri sama artinya
Menteri Agama dan diterbitkan oleh
dengan
Departemen
Agama,
karena
yang
memberi nafkah.
melakukan
perjanjian
taklik
talak
ini adalah orang Islam saja, maka isi perjanjian taklik talak tersebut tidak boleh
ketidakmampuan
suami
(2) Istri merasa terancam baik berupa ucapan atau perbuatan suami. (3) Terancam kehidupan istri karena
bertentangan dengan Hukum Islam.
suami tidak berada di tempat. Menurut
b. Apabila suami melanggar perjanjian
Imam Maliki dan Ahmad bin Hanbal,
taklik talak tersebut, maka istri harus
sekalipun si suami meninggalkan
mengajukannnya ke pengadilan agama.
nafkah yang cukup untuk selama
Karena perceraian di Indonesia terjadi
masa ketidakhadirannya. Bagi Imam
apabila dilakukan di hadapan para hakim
Ahmad, jarak minimal sang istri
dalam sidang di pengadilan agama. Hal
boleh mengajukan gugatan cerai
ini bisa juga dikatakan sebagai talak yang
adalah enam bulan sejak kepergian
dijatuhkan oleh hakim. Menurut Imam
suaminya, dan tiga tahun menurut
Maliki, Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbali
Maliki (menurut pendapatnya yang
memperbolehkan
lain satu tahun).
seorang
wanita
menuntut talak dari hakim karena adanya sebab-sebab berikut ini:11
(4) Istri terancam kehidupannya karena suami berada dalam penjara.
(1) Tidak diberi nafkah. Ketiga ulama
c. Taklik talak tidak wajib hukumnya, akan
madzhab tersebut sepakat bahwa
tetapi sekali taklik talak diucapkan maka
apabila seorang suami terbukti tidak
tidak dapat dicabut kembali, dalam hal
mampu
ini taklik talak sangat mengikat bagi yang
memberi
nafkah
pokok
kepada istrinya, maka istrinya itu
mengadakan perjanjian taklik talak ini.
tidak boleh mengajukan tuntutan
Dari ketentuan perjanjian perkawinan yang
cerai. Tetapi bila ketidakmampuannya
termuat dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal
itu tidak terbukti dan suami tidak mau
45 ayat (2) bahwa perjanjian lain yang tidak
memberi nafkah, maka Imam Syafi’i
bertentangan dengan Hukum Islam terdapat
mengatakan bahwa suami istri itu
kaitannya dengan perjanjian yang ada dalam
tidak boleh diceraikan. Sementara
Pasal 1320 KUHPerdata mengemukakan
itu Imam Maliki dan Imam Ahmad
bahwa undang-undang telah menentukan 4
11 Muhammad Jawad Mughniyah, al-fiqh ala al-Madzahib al-khamsah, Terjemahann Masykur A.B., Afif Muhammad dan Idrus Al-Kaff, Fiqih Lima Madzhab, Lentera, Jakarta, 2001, hlm. 490- 491.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
344
(empat) persyaratan yang harus dipenuhi agar
syarat subjektif dan kategori syarat objektif.
suatu perikatan atau perjanjian dianggap sah
Syarat subjektif, yaitu syarat sepakat mereka
yaitu:
yang mengikatkan diri dan syarat kecakapan
a. Kesepakatan mereka yang mengikat diri.
untuk membuat perjanjian. Apabila syarat
b. Kecakapan
subjektif tidak dapat dipenuhi maka perjanjian
untuk
membuat
suatu
perikatan.
dapat dibatalkan (Vernieitigbaar). Syarat
c. Suatu hal tertentu.
objektif, yaitu syarat suatu hal tertentu dan
d. Suatu sebab yang halal.
syarat suatu sebab yang halal. Apabila dalam
Dengan demikian, perjanjian perkawinan yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam,
perjanjian syarat objektif tidak dipenuhi, maka perjanjian adalah batal demi hukum.12
walau dengan teks yang berbeda mempunyai
Adanya kata sepakat bagi mereka yang
unsur-unsur yang sama dengan perjanjian
mengikatkan diri adalah adanya kemauan
dalam KUHPerdata. Namun demikian, dalam
yang bebas sebagai syarat pertama untuk
perjanjian taklik talak mempunyai perbedaan
suatu perjanjian yang sah. Di dalam taklik
dengan perjanjian pada umumnya dalam hal
talak, suami istri telah sepakat tanpa paksaan
tertutupnya kemungkinan kedua belah pihak
untuk menandatangani persetujuan bersama
untuk membubarkan kesepakatan tersebut
yang tertuang dalam konsep taklik talak itu,
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 46 ayat
karena taklik taklak bukan sebuah keharusan
(3) KHI yang menyatakan bahwa perjanjian
bagi berlangsungnya sebuah perkawinan.
taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib
Cakap maksudnya adalah kedua belah
diadakan pada setiap perkawinan. akan tetapi
pihak harus cakap menurut hukum untuk
sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak
bertindak sendiri. Di dalam hukum perkawinan,
dapat dicabut kembali.
seseorang
boleh
dapat
melangsungkan
Untuk mengukur apakah taklik talak
perkawinan apabila berumur 19 tahun lak-laki
sebuah perjanjian atau bukan, kita harus
dan 16 tahun bagi perempuan, artinya suami
melihat Pasal 1320 KUH Perdata yang
istri tersebut sudah dewasa dan cakap hukum
memuat syarat sahnya perjanjian yaitu (1)
untuk melakukan perbuatan hukum.
Sepakat meraka yang mengikatkan dirinya,
Suatu hal tertentu maksudnya yang
(2) Cakap mereka yang mengikatkan diri,
diperjanjikan dalam suatu perjanjian haruslah
(3) Suatu hal tertentu, dan (4) Suatu sebab
suatu hal atau suatu barang yang cukup jelas
atau kausa yang halal. Syarat-syarat sahnya
atau tertentu. Di dalam taklik talak ini, yang
perjanjian sebagaimana tersebut di atas dapat
diperjanjikan sudah jelas yang tertuang dari
dikategorikan menjadi dua, yaitu kategori
isi taklik talak tersebut.
12 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm. 65.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
345
Suatu sebab atau kausa yang halal artinya
Sayid Sabiq menguraikan dalam Fikih
perjanjian itu tidak dilarang atau tidak
Sunnah bahwa perjanjian perkawinan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-
disebut sebagai taklik talak ada dua macam
undangan. Karena keberadaan taklik talak
bentuk:
untuk melindungi si istri dari perbuatan
a. Taklik yang dimaksud sebagai janji,
suami, maka keberadaan taklik talak tidak
karena
bertentangan dengan peraturan perundang-
melakukan peker-jaan atau meninggalkan
undangan. Berdasarkan Pasal 1320 KUH
suatu perbuatan atau menguatkan suatu
Perdata tersebut, taklik talak adalah sebuah
kabar. Dan taklik talak seperti ini disebut
perjanjian.
dengan ta’liq qasami.
Menurut Az-Zaqra, perjanjian (akad)
mengandung
b. Taklik
yang
pengertian
dimaksudkan
untuk
dalam terminologi fikih adalah ikatan secara
menjatuhkan talak bila telah terpenuhi
hukum yang dilakukan oleh dua atau beberapa
syarat ta’liq. Taklik seperti ini disebut
pihak yang sama-sama berkeinginan untuk
dengan ta’liq syarti.15 Dari kedua bentuk taklik talak di atas dapat
mengikat diri.13 Ali Al-Sayis memberikan komentar lebih
dibedakan dengan kata-kata yang diucapkan
lanjut bahwa perjanjian dalam Islam itu bukan
oleh suami. Pada ta’liq qasamy, suami
hanya perjanjian yang bersifat partai, tetapi
bersumpah untuk dirinya sendiri. Sedangkan
juga termasuk perjanjian sepihak, bahkan
pada taklik talak suami mengajukan syarat
juga termasuk janji kepada Tuhan. Berkaitan
dengan maksud jika syarat tersebut ada maka
dengan ruang lingkup perjanjian ini Ibn Araby
jatuhlah talak suami pada isterinya.
mengemukakan pendapatnya, ada 5 (lima)
Adapun konsep taklik talak dan perjanjian
hal yang termasuk dalam kategori perjanjian,
perkawinan
yakni;
Perkawinan negara-negara muslim, di luar
a. Perjanjian secara umum.
Indonesia dapat digambarkan secara singkat
b. Sumpah.
sebagai berikut:
c. Kewajiban yang telah dibebankan Allah
a. Malaysia
kepada hambanya. d. Akad Nikah, perkongsian (syirkah), jual beli, sumpah dan janji kepada Allah. e. Perikatan atas dasar saling mempercayai.14
dalam
Perundang-undangan
Perundang-undangan Keluarga Muslim Malaysia,
dimana
disebutkan
juga
adanya kemungkinan membuat taklik talak
dan
perjanjian
perkawinan.
13 Abdul Aziz Dahlan (Ed), Ensiklopedi Hukum Islam Jilid I, PT. Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2000, hlm. 63. 14 Abu Zakariya Muhammad ibn Abdullah Ibn Araby, Ahkam al-Qu’an Juz II, Dar al- Ma’rifah, Beriut, hlm. 524-525.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
Kemungkinan ini disebutkan misalnya
ketika pengaduan terbukti, maka jatuh
pada Pasal 22 Undang-undang Selangor
talak satu.17
(Islamic Family Law of State of Selangor,
c. Maroko
Enactment 2003). Adapun alasan yang
Perundang-undangan masalah
Perkawinan
dapat dimasukkan dalam taklik talak
Maroko,
ada tiga. Pertama, suami meninggalkan
dicantumkan pada Pasal 31 the Code of
isteri selama 4 bulan, disengaja atau
Personal Status 1957-1958 (Qanûn al-
tidak. Kedua, suami tidak memberikan
Akhwâl al-Syakhsîyah). Isi dari pasal ini
nafkah sementara isteri patuh kepada
bahwa isteri boleh menetapkan dalam
suami. Ketiga, suami melakukan sesuatu
akad nikah bahwa suaminya tidak akan
yang membuat isteri cacat/sakit. Sekedar
poligami. Jika suaminya berpoligami,
tambahan, hukum mengucapkan sighat
isteri berhak mengajukan perceraian.
taklik talak di Malaysia tidak wajib,
Isi dari pasal ini secara khusus hanya
namun tetap berlaku meskipun tidak
menyinggung poligami sebagai alasan
diucapkan.16
kemungkinan terjadi perceraian, yang
b. Singapura
346
taklik
talak
diajukan isteri karena keberatan.18
Dalam Perundang-undangan Keluarga
d. Siriah
Singapore, kemungkinan taklik talak
Dalam Qanûn al-Akhwâl al- Syaksîyah
dicantumkan dalam Formulir (form)
Syria Nomor 59 Tahun 1953, masalah
Nomor 4. Dalam formulir ini diberikan
taklik talak dicantumkan dalam Pasal
kemungkinan kepada isteri mengajukan
14. Pada ayat (i) disebutkan, manakala
perpisahan
alasan.
dalam satu akad nikah dibuat taklik
Pertama, suami meninggalkan isteri
talak yang bertentangan dengan syariat,
selama 4 bulan, disengaja atau tidak.
maka takliknya tidak sah, tetapi akad
Kedua, suami tidak memberikan nafkah
nikahnya sendiri tetap sah. Ayat (ii)
sementara isteri patuh kepada suami.
dalam satu akad nikah yang menetapkan
Ketiga, suami melakukan sesuatu yang
taklik talak untuk kepentingan isteri,
membuat isteri rusak/sakit badan dan
maka ketetapan berlaku, dengan syarat
hartanya, dan menyebabkan kehilangan
tidak
kehormatan. Alasan ini berlaku dengan
tidak merugikan pihak ketiga, dan tidak
syarat isteri mengadukan ke pengadilan,
menghilangkan hak suami. Ayat (iii)
dengan
empat
bertentangan
dengan
syari‘at,
15 A. Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, Pustaka al-Husna, Jakarta, 1994, hlm. 41-42. 16 Khoiruddin Nasution, Menjamin Hak Perempuan dengan Taklik Talak dan Perjanjian Perkawinan, Jurnal UNISIA, Vol. XXXI No. 70, Desember 2008, hlm. 339. 17 Ibid., hlm. 340.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
347
dimana isteri menetapkan taklik dalam
f. Lebanon
akad nikah, yang menghilangkan hak
Lebanon Law on Family Rights 1917-
pihak ketiga atau hak isteri, meskipun
1962, yang dicantumkan dalam Pasal 38.
berlaku bagi suami, tetapi dapat menjadi
pasal ini berisi, ketika seorang wanita
dasar bagi isteri untuk minta cerai apabila
menetapkan dengan suaminya bahwa
dilanggar suami. Dalam pasal ini tidak
suami tidak poligami, maka tindakan
disebutkan dan tidak dibatasi alasan yang
poligami suami dapat menjadi alasan
boleh dicantumkan dalam taklik talak.
isteri untuk minta talak, baik isteri
Dengan aturan ini malah memungkinkan
pertama maupun isteri kedua.21
mencantumkan cakupan alasan yang
g. Somalia
lebih luas. Menurut beberapa penelitian,
Taklik
talak
dalam Somalia
Undang-undang
alasan yang paling umum dicantumkan
Perkawinan
dalam taklik talak Siriah adalah suami
of Somalia Nomor 23 Tahun 1975)
tidak boleh pergi ke luar negeri mencari
dicantumkan dalam Pasal 43. Pasal
pekerjaan. Alasan ini didorong oleh
ini
kenyataan banyaknya kasus suami yang
memungkinan pasangan suami dan isteri
pergi mencari pekerjaan di luar negeri,
untuk berpisah. Alasan-alasan dimaksud
namun kemudian tidak pulang lagi dan
ada tujuh yaitu:
menikah lagi di negara tempat tinggalnya.
1. salah
memuat
sejumlah
satu
(Family
alasan
pasangan
Code
yang
mengidap
Fenomena ini menjadi momok bagi
penyakit yang menghalangi mereka
wanita dan orang tua di Siriah.19
mengadakan
hubungan
seksual,
e. Yaman Utara
dan penyakit dimaksud dibuktikan
Undang-undang Yaman Utara Tahun 1978
oleh hasil pemeriksaan (keterangan)
(Qanûn al-Usrah), masalah taklik talak
dokter,
dicantumkan dalam Pasal 4, bahwa satu perkawinan yang ada taklik (perjanjian perkawinan) yang sah dan berlaku bagi pihak-pihak,
maka
perkawinannya
adalah sah dan perjanjian pun berlaku.
2. tidak diketahui keberadaanya selama empat tahun, 3. fakir miskin yang mengakibatkan suami tidak dapat mencukup nafkah keluarga,
Kemudian ditambahkan, perjanjian tidak
4. kedua suami dan isteri miskin, dan
boleh dirubah kecuali atas persetujuan
mereka tidak dapat menyelesaikannya
bersama.20
selama enam bulan,
18 Ibid. 19 Ibid. 20 Ibid.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
5. terjadi perselisihan serius antara
Sejalan dengan isi sighat taklik tersebut,
pasangan suami dan isteri, dan juru
maka taklik talak dalam Perundang-undangan
damai (arbitrador) tidak mampu
Perkawinan Indonesia pun masuk pada pasal
mendamaikan,
perjanjian perkawinan, yang tercantum pada
6. salah satu pasangan tidak dapat
bab V, Pasal 29 Undang-undang Nomor 1
melakukan hubungan seksual, dan
Tahun 1974 tentang Perkawinan. Demikian
7. isteri berhak mintai cerai disebabkan
juga perjanjian perkawinan dicantumkan
suami poligami yang diijinkan oleh
dalam Kompilasi Hukum Islam Indonesia
hakim, sesuai dengan Pasal 13.
(KHI), yang diatur dalam bab VII: Perjanjian
Isi Pasal 13 Hukum Perkawinan Somalia adalah
kemungkinan
poligami
bagi
suami dan harus mendapatkan ijin dari pengadilan dengan sejumlah alasan. Alasan-alasan dimaksud adalah: 1. isteri mandul yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, 2. isteri
mengidap
berkepanjangan
penyakit
(tidak
dapat
disembuhkan) dan mengakibatkan tidak dapat melakukan hubungan seksual, yang dibuktikan oleh dokter, 3. isteri dipenjara lebih dari satu tahun, 4. isteri meninggalkan rumah tanpa alasan yang jelas, dan 5. karena ada kepentingan sosial, yang ijin untuk ini dikeluarkan oleh menteri kehakiman dan menteri agama.
348
Dengan demikian, dalam perundangundangan
Somalia,
meskipun
ada
kemungkinan poligami, dengan ijin dan dengan syarat-syarat tertentu, tetapi poligami suami ini dapat menjadi alasan isteri minta cerai.22
21 Ibid.
Perkawinan (Pasal 45 s/d 52).
b. Implikasi
Hukum
Terhadap
Pelanggaran Taklik Talak Bagi Suatu Perkawinan b.1. Pelaksanaan Sighat Taklik Talak Dalam Perkawinan Suatu ijab dan qobul perkawinan sering kali diadakan suatu ikrar yang dibaca oleh mempelai pria setelah ijab qobul selesai dilaksanakan. Petugas dari KUA biasanya menyuruh membaca ikrar yang dinamakan taklik talak, yaitu suatu perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Dari isi taklik talak dapat diketahui bahwasanya apabila suami nantinya melanggar isi taklik talak, maka ini bisa dijadikan sebagai alasan istri untuk menggugat cerai suaminya. Perjanjian semacam
ini
menurut
Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
349
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
dan menurut Kompilasi Hukum Islam, boleh
suami atas istrinya terdiri dari:
dilaksanakan. Isi perjanjian tersebut pada
a. Nafkah. Setiap suami wajib memenuhi
dasarnya tidak bertentangan dengan hukum
nafkah bagi keluarganya sesuai dengan
positif dan Hukum Islam. Sekilas kita melihat
kesanggupannya. Namun dilarang pula
bahwa ikrar taklik talak ini sebagai bentuk
seorang
kesungguhan mempelai pria kepada mempelai
secara berlebihan karena mempunyai
wanita bahwa ia akan selalu mencintai
dampak negatif. Memberi nafkah kepada
istrinya dan berjanji akan melaksanakan
keluarganya merupakan tugas suci bagi
kewajibannya sebagai seorang suami dengan
seorang suami. Jadi memberi nafkah bagi
baik. Hal ini juga memberikan perlindungan
keluarga merupakan prioritas pertama
hukum bagi wanita karena mendapat jaminan
bagi seorang suami.
dari suaminya. Suatu
perkawinan
suami
memberikan
nafkah
b. Tempat Tinggal. Ulama menafsirkan menurut
hukum
bahwa
seorang
suami
mempunyai
positif di Indonesia yang juga diilhami dari
kewajiban
Hukum Islam pada dasarnya bertujuan untuk
istrinya secara layak dan sesuai dengan
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
kemampuannya.
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
itulah seorang istri mampu sepenuhnya
Hendaknya kita sadar bahwa perkawinan
menempatkan diri sebagai pemimpin
bukan bertujuan hanya untuk sesaat saja.
rumah tangga.
Di dalam sebuah perkawinan terkandung
memberikan Di
papan
dalam
bagi rumah
Pengucapan shigat taklik talak selepas
hak dan kewajiban masing-masing, baik itu
akad
suami maupun istri. Suami sebagai kepala
masyarakat Indonesia yang akhirnya dengan
keluarga mempunyai kewajiban yang tidak
Keputusan MUI pada tanggal 23 Rabiul Akhir
ringan, diantaranya ia harus menyayangi
1417 H., bertepatan dengan 7 September
istri dan mampu memberikan nafkah lahir
1996, mengucapkan shigat taklik talak tidak
maupun batin. Nah, ikrar taklik talak pada
diperlukan lagi. Adapun alasan keputusan ini
dasarnya memberi jaminan atas terpenuhinya
dapat digambarkan sebagai berikut:
kewajiban suami ini. Memang ini untuk
a. bahwa materi shigat taklik talak pada
melindungi wanita, tapi apakah harus dengan
dasarnya telah dipenuhi dan tercantum
cara demikian.
dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun
Secara
normatif,
seorang
nikah
masih
dipersoalkan
oleh
laki-laki
1974 tentang Perkawinan dan Undang-
yang menikah juga telah berjanji kepada
undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Allah SWT untuk memperlakukan istrinya
Peradilan Agama
dengan baik, menjaga kemuliaan serta tidak
diganti dengan Undang-undang Nomor 3
menganiayanya. Apabila dirinci kewajiban
Tahun 2006 tentang Peradilan Agama.
sebagaimana
telah
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
350
b. menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI),
sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak
perjajian taklik talak bukan merupakan
dapat dicabut kembali.” Dengan demikian
keharusan dalam setiap perkawinan (KHI
maka menurut KHI tersebut jelas menyebutkan
Pasal 46 Ayat (3)).
bahwa perjanjian taklik talak bukanlah suatu
c. bahwa konteks mengucapkan shigat taklik
keharusan bagi setiap muslim.
talak menurut sejarahnya adalah untuk
Adapun taklik talak yang berlaku di
melindungi hak-hak wanita, dimana waktu
Indonesia telah diatur sedemikian rupa dan
itu taklik talak belum ada dalam peraturan
untuk memudahkan pelaksanaannya telah
perundang-undangan perkawinan. Karena
disediakan teksnya yang berisikan syarat-
itu, setelah adanya aturan tentang itu
syarat tertulis dan PPN hanya menawarkan
dalam
kepada mempelai apakah dibacakan taklik
peraturan
perkawinan,
perundang-undangan
maka
mengucapkan
talak atau tidak. Bila dibacakan maka di
shigatnya tidak diperlukan lagi.
buku nikah akan dibubuhi tanda tangan
Di dalam fatwa yang ditandatangani oleh
suami sebagai bukti bahwa suami telah
Ketua MUI: Hasan Basri, Sekretaris MUI:
mengucapkan janji dihadapan istri. Bila suami
H. A. Nazri Adlani, dan Ketua Komisi Fatwa
tidak bersedia membaca taklik talak, maka
K.H. Ibrahim Hosen ini, disebutkan bahwa
teks taklik talak yang tersedia dicoret petugas
“Pengucapan sighat ta’liq talaq, yang menurut
sebagai tanda suami tidak membaca taklik
sejarahnya untuk melindungi hak-hak wanita
talak. Karena pembacaan taklik talak ini
(isteri) yang ketika itu belum ada peraturan
hanya anjuran, maka suami pun berhak untuk
perundang-undangan tentang hal tersebut,
tidak membacakannya di hadapan mempelai
sekarang ini pengucapan sighat ta’liq talaq
istri.
tidak diperlukan lagi. Untuk pembinaan ke arah pembentukan keluarga bahagia sudah di bentuk BP4 dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kecamatan.23 Menurut KHI, perjanjian taklik talak bukan merupakan keharusan dalam setiap perkawinan. Hal ini kita dapat kita baca di dalam Pasal 46 Ayat (3), “Perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada setiap perkawinan, akan tetapi
22 Ibid., hlm. 340-341.
b.2. Pelanggaran Taklik Talak Sebagai Alasan Perceraian Pembahasan
mengenai
taklik
talak
sebagai alasan perceraian telah dibahas para ulama fiqih dalam berbagai kitab fiqih. Dalam pembahasan mengenai hal ini mereka ikhtilaf. Ada yang membolehkan dan ada pula yang menolaknya, ada yang pro dan ada pula yang kontra. Perbedaan tersebut sampai sekarang mewarnai perkembangan Hukum Islam.
351
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
Di antara yang membolehkan pun terdapat
jatuhnya talak suami kepada isteri apabila
dua pendapat. Ada yang membolehkan
dipenuhi syarat sebagai berikut:
secara mutlak dan ada yang membolehkan
a. Bahwa yang ditaklikkan itu adalah sesuatu
dengan syarat-syarat tertentu. Perbedaan
yang belum ada ketika taklik diucapkan
faham di antara mereka yang membolehkan,
tetapi dimungkinkan terjadi pada masa
pada dasarnya terletak pada bentuk sifat
yang akan datang.
dan sighat taklik talak yang bersangkutan.
b. Pada saat taklik talak diucapkan obyek
Yang membolehkan secara mutlak, mereka
taklik (isteri) sudah menjadi isteri sah bagi
membolehkan semua bentuk sighat taklik,
pengucap taklik.
baik yang bersifat syarthi maupun qasami,
c. Pada saat taklik talak diucapkan suami
yang bersifat umum maupun yang dikaitkan
isteri berada dalam majelis tersebut.26
dengan sesuatu. Sedang yang membolehkan
Fakta yuridis mengenai alasan perceraian
ialah sighat taklik yang bersifat syarthi, dan
sebagaimana yang tersebut dalam Pasal
sesuai dengan maksud tujuan hukum syar’i.24
39
Ayat
(2)
UU
Perkawinan
beserta
Ulama berbeda pendapat tentang jatuh
penjelasannya, maupun dalam Pasal 19
atau tidaknya talak dengan dua formulasi di
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975,
atas. Jumhur Ulama berpendapat bahwa dua
tidak disinggung mengenai taklik talak sebagai
bentuk taklik yang dikaitkan dengan talak/
alasan perceraian. Pembuat undang-undang
janji, apabila yang ditaklikkan terjadi maka
menganggap bahwa perceraian berdasarkan
talaknya jatuh. Sedangkan Ibn Hazm dan Ibn
penjelasan Pasal 39 Ayat (2) Undang-undang
Oayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa taklik
Perkawinan jo. Pasal 19 Peraturan Pemerintah
yang di dalamnya terkandung maksud sumpah
Nomor 9 Tahun 1975 telah cukup memadai,
(qasam) tidak berakibat jatuhnya talak, akan
sesuai dengan jiwa undang-undang tersebut
tetapi wajib membayar kifarat sumpah dan
yang antara lain menganut asas mempersukar
taklik yang di dalamnya terkandung syarat
terjadinya perceraian. Sehingga tidak perlu
yang dimaksudkan untuk menjatuhkan talak
lagi ditambah atau diperluas.
ketika terjadinya sesuatu yang disyaratkan, maka talak tersebut jatuh.25
Tinjauan Masalah Perceraian di Indonesia,
Muhammad Yusuf Musa mengemukakan pendapatnya
bahwa
taklik
M. Yahya Harahap dalam karyanya
talak
juga mengatakan demikian. Dinyatakan bahwa
yang
Undang-undang Perkawinan tidak menutup
diucapkan suami dapat membawa konsekuensi
perceraian. Pada saat yang bersamaan undang-
23 Anonim, Sighat Taklik Talak,…Mestikah di Ucapkan, http://jilbab.or.id/archives/78-sighat-takliktalakmestikah-di-ucapkan/, diakses pada tanggal 27 Maret 2013. 24 Mahmoud Syaltut, Perbandingan Mazhab Dalam Masalah Fiqh, Terjemahan Ismuha, Bulan Bintang, Jakarta, 1978, hlm. 218-219. 25 Zakiyuddin Sya’ban, al-Ahkam al-Syar’iyah li af-Ahwal al-Syakhsiyah, al-Nahdah al-Arabiyah, Mesir, 1967, hlm. 442.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
352
undang juga tidak membuka lebar-lebar pintu
b. taklik talak sebagai alasan perceraian telah
perceraian. Oleh karena itu jumlah perceraian
melembaga dalam Hukum Islam sejak
harus dibatasi. Apa yang diatur dalam
lama, sejak masa sahabat. Sebagian besar
aturan perundang-undangan dianggap cukup
ulama sepakat tentang sahnya dan sampai
memadai, mensejajari kebutuhan masyarakat.
sekarang diamalkan oleh kaum muslimin
Apalagi jika dilihat dari keluwesan Pasal
di berbagai penjuru dunia, khususnya di
19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9
Malaysia dan Indonesia.
Tahun 1975, dan dikaitkan dengan perluasan
c. substansi taklik talak yang telah ditetapkan
alasan “melalaikan kewajiban” sebagaimana
oleh Menteri Agama RI, dipandang
yang diatur dalam Pasal 34 Ayat (3) Undang-
telah cukup memadai, dipandang dari
undang Perkawinan. Alasan perceraian yang
asas Hukum Islam ataupun jiwa UU
kita miliki lebih dari cukup. Tidak perlu
Perkawinan.
ditambah, dan memang alasan perceraian
d. di Indonesia lembaga taklik talak secara
telah ditetapkan oleh undang-undang secara
yuridis
limitatif. Dilihat dari itu maka tidak ada alasan
zaman penjajahan Belanda, berdasarkan
yang dapat dipergunakan.27
Staatblaad 1882 Nomor 152 sampai
Namun bila dicermati dari fakta yang ada
formal
telah
berlaku
sejak
sekarang setelah merdeka menjelang
saat ini, nampak jelas bahwa perkara cerai
diundangkannya
gugat dengan alasan taklik talak yang diterima
Perkawinan bahkan sampai menjelang
oleh Pengadilan Agama mencapai jumlah
diundangkannya Undang-undang Nomor
yang tidak sedikit, mencapai puluhan ribu
7 Tahun 1989 sebagaimana telah diganti
setiap tahunnya.
dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun
Mengenai
sikap
Pengadilan
Undang-undang
Agama
2006. Sekalipun Staatblad 1882 Nomor
yang tampaknya telah membenarkan alasan
152 yang memberi landasan yuridis
perceraian di luar undang-undang dapat
berlakunya hukum taklik talak telah
dirumuskan beberapa hal:
dicabut dengan Undang-undang Nomor 7
a. taklik talak dari segi esensinya sebagai
Tahun 1989 pada saat sekarang ini dengan
perjanjian yang digantungkan kepada
diberlakukannya
syarat dengan tujuan utamanya melindungi
Islam melalui Instruksi Presiden Nomor
isteri dari kemudharatan karena tindakan
1 Tahun 1991 yang antara lain mengatur
sewenang-wenang
mempunyai
juga mengenai taklik talak maka taklik
landasan hukum yang kuat, yaitu dalil-
talak dapat dikategorikan sebagai hukum
dalil dari kitab suci Alquran dan Hadis.
tertulis.
26 Ibid.
suami,
Kompilasi
Hukum
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
353
Dalam praktik di Pengadilan Agama
1. Menyatakan bahwa Tergugat yang telah
baik ia sebagai perjanjian atau pun alasan
dipanggil secara resmi dan patut untuk
perceraian,
datang menghadap di persidangan, tidak
maka
hakim
secara
tegas
mempertimbangkannya dalam putusannya. Hendaknya
hakim
mempertajam
upaya
dalam mengkonstatir, mengkualifisir maupun mengkonstituir
perkaranya,
sehingga
kecenderungan selama ini untuk menggiring atau mengarahkan perkara cerai gugat menjadi perkara taklik talak dapat dikurangi.
hadir; 2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek; 3. Menyatakan syarat sighat taklik talak telah terpenuhi; 4. Menjatuhkan talak satu khul’i Tergugat (TERGUGAT)
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kiranya ketentuan-ketentuan mengenai hukum
terhadap
Penggugat
(PENGGUGAT) dengan iwadh sebesar Rp.10.000,-(sepuluh ribu rupiah);
acara dapat dilaksanakan dengan benar, dan
5. Memerintahkan
ketentuan sebagaimana dikehendaki oleh
Pengadilan
Pasal 62 ayat (1) Undang-undang Nomor 7
mengirimkan salinan putusan ini yang
Tahun 1989, yakni: Segala Penetapan dan
telah berkekuatan hukum tetap/BHT
Putusan Pengadilan, setelah memuat alasan-
kepada PPN/KUA KABUPATEN SOLOK
alasan
dan PPN/KUA Jambi, untuk dicatat dalam
atau
dasar-dasarnya,
juga
harus
memuat pasal-pasal tertentu dari peraturan-
kepada
Agama
Panitera
Solok
untuk
daftar yang disediakan untuk itu;
peraturan yang bersangkutan, dapat terpenuhi.
6. Membebankan kepada Penggugat untuk
Atas dasar ini pula bahwa taklik talak
membayar semua biaya yang timbul
sebagai alasan perceraian relevan dan dapat
dalam perkara ini sebesar Rp. 301.000,-
dibenarkan menurut hukum.28 Karena Pasal
(tiga ratus satu ribu rupiah);
116 huruf g Bab VI dalam Kompilasi Hukum
Jauh sebelumnya pada tahun 2010,
Islam dikatakan bahwa alasan perceraian
Pengadilan
adalah suami melanggar taklik talak.
memutus bahwa taklik talak sebagai alasan
Agama
Sibolga
juga
telah
Untuk memperkuat argumentasi taklik
perceraian, dalam putusannnya Nomor: 11/
talak sebagai salah satu alasan untuk
Pdt.G/2010/PA.SBG, yang menatakan dalam
mengajukan tuntutan perceraian, Pengadilan
amar putusan, bahwa:
Agama Solok dalam putusannya nomor
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
Nomor: 13/Pdt.G/2012/PA Slk, dalam amar
2. Menyatakan syarat taklik talak telah
putusan, mengabulkan gugatan penggugat sebagai berikut:
terpenuhi; 3. Menyatakan jatuh talak satu khul’i
27 M. Yahya harahap, Tinjauan Masalah Perceraian di Indonesia, FH-UI, Jakarta, 1989, hlm. 4. 28 Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Islam Perkawinan (Suatu Analisis Dari Undang-Undang No.1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam), Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 153.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
354
Tergugat atas diri Penggugat dengan iwadh
dirancang sebesar Rp. 441.000,- (Empat
Rp 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah);
Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah).
4. Menghukum Penggugat untuk membayar
Berdasarkan beberapa contoh putusan
biaya perkara ini sebesar Rp 144.000,-
pengadilan di atas, taklik talak sebagai salah
(Seratus Empat Ribu Rupiah);
satu alasan untuk mengajukan tuntutan
Pengadilan
Agama
Painan
dalam
perceraian sudah diterapkan oleh hakim
putusannya Nomor: 21/Pdt.G/2011/PA.Pn.
dalam menjatuhkan putusan. Dengan begitu,
juga telah mengabulkan perceraian dengan
taklik talak sebagai salah satu alasan untuk
dasar taklik talak sebagai alasannya, dalam
mengajukan
amar putusan, disebutkan bahwa:
mendapat legitimasi hukum di Indonesia.
tuntutan
perceraian
sudah
a. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil
Dalam sistem hukum dunia, kompetensi
secara resmi dan patut untuk menghadap
perceraian sepenuhnya berada di tangan
di persidangan tidak hadir;
hakim. Pengadilan adalah satu-satunya forum
b. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;
yang dapat memenuhi permohonan cerai dan mengesahkan pembubaran mahligai
c. Menyatakan syarat taklik talak telah terpenuhi;
perkawinan.
Walaupun
dalam
Hukum
Islam diketahui bahwa hakim sama sekali
d. Menetapkan jatuh talak satu khul’i Tergugat
(TERGUGAT)
Penggugat
(PENGGUGAT)
tidak mempunyai hak menjatuhkan talak
terhadap
terhadap istri dalam kondisi apapun. Islam
dengan
tidak mengekang wanita, tetapi memberi
iwadh Rp.10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah);
kesempatan untuk menuntut talak di hadapan
e. Memerintahkan
Pengadilan
hakim seandainya ia merasakan penderitaan
mengirimkan
yang sangat berat dan tidak bisa hidup dalam
salinan putusan ini setelah berkekuatan
naungan suami. Ia boleh meminta cerai
hukum tetap kepada Pegawai Pencatat
atas dasar penderitaan ini dan hakim harus
Nikah yang wilayahnya meliputi tempat
membuktikan dan menyelidiki perkaranya.29
Agama
Painan
Panitera untuk
tinggal Penggugat dan Tergugat serta
Perceraian adalah hak pria, asalkan
kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat
ia berlaku secara wajar terhadap istrinya.
dilangsungkannya perkawinan Penggugat
Perilaku yang wajar dari seorang pria terhadap
dan Tergugat untuk dicatat dalam daftar
isterinya ialah bahwa apabila ia berkehendak
yang disediakan untuk itu;
untuk hidup bersama isterinya, maka ia
f. Menghukum kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga kini
harus
mengurusinya
dengan
sepatutnya,
menghormati hak-hak isterinya, dan berlaku
29 Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqh al-Mar’ah al-Muslimah (Fiqh Muslimah), Terjemahan Zaid Hussein al-Hamid, Pustaka Amani, Jakarta, 1995, hlm. 311.
355
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
kasih sayang terhadapnya. Apabila tidak ada
tetapi tidak pula diceraikan. Apabila mereka
jalan baginya untuk meneruskan kehidupan
mengadu ke Pengadilan, mereka justru
bersama isterinya itu maka ia harus secara
disalahkan karena sulitnya Hakim Agama
sopan dan ramah menceraikannya.
mengabulkan gugatan perceraian dari mereka,
Kenyataan di lapangan terlihat banyaknya
padahal mereka benar-benar ditelantarkan oleh
perceraian yang disebabkan kelalaian suami
suaminya, kemudian banyak diantara mereka
terhadap
pengurusan,
yang murtad, dengan sendirinya putuslah
penghargaan
nikah dengan suaminya. Oleh karena itu pada
terhadap wanita.30 Dalam hal inilah tampak
tahun 1916, untuk membebaskan perempuan
akan fungsi taklik talak yang mengikat
dari laki-laki yang tidak bertanggungjawab,
pertanggungjawaban
atas usul beliau di daerah Minangkabau
isteri
pemberian
dalam
nafkah,
hal dan
suami
terhadap
isterinya. Dari satu sisi suami akan lebih konsisten dan bertanggungjawab terhadap
diberlakukan taklik talak.31 Mahmoud
Syaltout
dalam
buku
kelangsungan rumah tangga dan di sisi lain
Perbandingan Mazhab menjelaskan bahwa
isteri akan lebih dihargai. Pelanggaran suami
para ahli Hukum Islam berpendapat bahwa
terhadap hal-hal yang termaktub dalam sighat
perjanjian taklik talak adalah jalan terbaik
taklik talak sudah merupakan alasan bagi istri
dalam melindungi kaum wanita dari perbuatan
untuk mengajukan keberatan dan menuntut
tidak baik dari pihak suami. Sekiranya
dijatuhkannya talak. Walau masih terdapat
seorang suami telah mengadakan perjanjian
beberapa pendapat yang kontradiktif terhadap
taklik talak, ketika akad nikah dilaksanakan
keberadaan taklik saat ini, namun pengaruhnya
dan bentuk perjanjian itu telah disepakati
terhadap penghargaan terhadap wanita dalam
bersama, maka perjanjian taklik talak itu
rumah tangga lebih besar.
dianggap sah untuk semua bentuk taklik. Amrullah,
Apabila suami melanggar perjanjian yang
lembaga taklik talak dapat menolong wanita
telah disepakati itu maka isteri dapat meminta
dari perbuatan kesewenang-wenangan laki-
cerai kepada hakim yang telah ditunjuk oleh
laki. Sebagaimana dahulu banyak terjadi di
pihak yang berwenang.32 Untuk itulah maka
daerah Minangkabau, banyak perempuan
sesuai dan menurut kemaslahatan bagi suami
yang terkatung-katung, tidak pernah bergaul
maupun isteri, eksistensi taklik talak sangatlah
dan tidak pernah diberi nafkah oleh suami,
penting.33 Perceraian yang wajar dan normal
Menurut
Abdul
Karim
30 Victor Situmorang, Kedudukan Wanita di Mata Hukum, PT Bina Aksara, Jakarta, 1988, hlm. 10. 31 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz V, Panji Masyarakat, Jakarta, 1981, hlm. 71. 32 Daniel S. Lev, Islamic Court in Indonesia, Peradilan Agama Islam di Indonesia, Terjemahan H. Zaini Ahmad Noeh, PT. Intermasa, Jakarta, 1986, hlm. 4. 33 Murtadha Muthahhari, The Rights of Women in Islam, Terjemahan M. Hashem, Penerbit Pustaka, Bandung, 1997, hlm. 197.
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
356
ibarat suatu kelahiran yang normal, yang
dilanggar oleh suami tersebut sesuai bunyi
berlangsung sendirinya secara normal, tetapi
dari taklik talak yang ada. Hal ini berdasarkan
perceraian dari seorang suami yang tidak
argumentasi bahwa taklik talak itu adalah
mau melaksanakan kewajibannya dan tidak
sebuah perjanjian yang telah disepakati
mau pula menceraikan isterinya ibarat suatu
bersama baik oleh suami ataupun oleh istri.
kelahiran yang tidak alami dan tidak normal, dimana diperlukan seorang dokter atau ahli
Simpulan Perjanjian
bedah (hakim). Sesuai dengan pernyataan ikrar dari suami,
perkawinan
diatur
dalam
Kompilasi Hukum Islam, walau dengan
apabila suami melanggar ikrarnya tersebut,
teks
maka pelanggaran tersebut dapat dijadikan
unsur yang sama dengan perjanjian dalam
alasan oleh istri untuk mengajukan tuntutan
KUHPerdata adalah merupakan perjanjian
perceraian kepada pengadilan agama. Hakim
pada umumnya. Namun demikian, dalam
akan
perceraian
perjanjian taklik talak mempunyai perbedaan
apabila ternyata gugatan pihak istri beralasan
dengan perjanjian pada umumnya dalam hal
dan terbukti. Apabila memperhatikan bentuk
tertutupnya kemungkinan kedua belah pihak
taklik talak di atas dapat dipahami bahwa
untuk membubarkan kesepakatan tersebut
maksud yang dikandungnya amat baik dan
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 46 ayat
positif kepastian hukumnya, yaitu melindungi
(3) KHI yang menyatakan bahwa perjanjian
istri dari kesewenang-wenangan suami dalam
taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib
memenuhi kewajibannya yang merupakan
diadakan pada setiap perkawinan. Akan tetapi
hak-hak
sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak
memberikan
istri
yang
keputusan
harus
diterimanya.
Sesuai dengan ajaran Islam, seorang suami
yang
berbeda
mempunyai
unsur-
dapat dicabut kembali.
mempunyai kewajiban memelihara istrinya
Implikasi hukum yang dapat ditimbulkan
dengan sebaik-baiknya, berarti hak istri adalah
adalah apabila suami melanggar ikrar taklik
memperoleh pemeliharaan sebaik baiknya
talak tersebut, maka itu dapat dikategorikan
dari suaminya.
sebagai
pelanggaran,
dan
pelanggaran
apabila
tersebut dapat dijadikan alasan oleh istri
ditinjau dari hukum perjanjian, merupakan
untuk mengajukan tuntutan perceraian kepada
sebuah perjanjian yang apabila dilanggar
pengadilan agama. Apabila memperhatikan
menimbulkan
yaitu
bentuk taklik talak di atas dapat dipahami
suami telah melakukan perbuatan ingkar janji
bahwa maksud yang dikandungnya amat
atau wanprestasi, sehingga menurut penulis si
baik dan positif kepastian hukumnya, yaitu
istri dapat menggugat si suami ke pengadilan
melindungi istri dari kesewenang-wenangan
negeri untuk menuntut hak-haknya yang telah
suami
Keberadaan
taklik
konsekuensi
talak
yuridis
dalam
memenuhi
kewajibannya
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
357
yang merupakan hak-hak istri yang harus diterimanya.
sangat besar dalam pelanggaran terhadap
Saran/rekomendasi yang dapat diberikan adalah
Mengingat implikasi hukum yang terjadi
bahwa
talak
suami benar-benar memahami isi dari taklik
jaminan
talak dan tidak hanya sekedar diucapkan
perlindungan hukum bagi istri dari tindakan
demi formalitas dalam rangkaian acara ijab
kesewenang-wenangan suami. Oleh karena
qabul suatu perkawinan. Begitu juga kepada
itu maka perlu payung hukum yang kuat dan
para wali atau pegawai pencatat perkawinan
jelas. Pengaturan taklik talak diharapkan tidak
atau pembantu pegawai pencatat perkawinan
hanya diatur dalam Kompilasi Hukum Islam
(penghulu)
dan Peraturan Menteri Agama saja, melainkan
pemahaman yang jelas saat penyampaian
harus juga diatur secara tegas dalam Undang-
nasehat atau tausyiah setelah pembacaan
undang Perkawinan yang menyatakan bahwa
sighat taklik.
merupakan
keberadaan
salah
satu
taklik
taklik talak, maka diharapkan kepada para
bentuk
harus
lebih
memberikan
taklik talak merupakan perjanjian dalam perkawinan.
DAFTAR PUSTAKA Buku A. Fuad Said, 1994, Perceraian Menurut
Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukardja,
Hukum Islam, Pustaka al-Husna,
1981, Hukum Perkawinan Menurut
Jakarta.
Hukum
Abdul Aziz Dahlan (Ed), 2000, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid I, PT. Ichtiar Baru Abdul Rachmad Budiono, 2003, Peradilan dan
Indonesia,
Hukum
Bayumedia
Islam
di
Publishing,
Malang. Abu Zakariya Muhammad ibn Abdullah Ibn Araby, 2000, Ahkam al-Qu’an Juz II, Dar al- Ma’rifah, Beriut. Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung.
Undang-undang
Perkawinan dan Hukum Perdata/ BW, Hidakarya Agung, Jakarta. Cholil Mansyur, 1994, Sosiologi Masyarakat
van Hoeve, Jakarta. Agama
Islam,
Kota dan Desa, Usaha Nasional, Surabaya. Daniel S. Lev, 1986, Islamic Court in Indonesia, Peradilan Agama Islam di Indonesia, Terjemahan H. Zaini Ahmad Noeh, PT. Intermasa, Jakarta. Hamka, 1981, Tafsir al-Azhar Juz V, Panji Masyarakat, Jakarta. Ibrahim Muhammad al-Jamal, 1995, Fiqh al-Mar’ah
al-Muslimah
(Fiqh
Syaefuddin Haris, Kedudukan Taklik Talak...
358
Muslimah), Terjemahan Zaid Hussein
al-Syakhsiyah, al-Nahdah al-Arabiyah,
al-Hamid, Pustaka Amani, Jakarta.
Mesir.
Johnny Ibrahim, 2010, Teori dan Metodologi Penelitian
Hukum
Normatif,
Jurnal Khoiruddin Nasution, 2008, Menjamin Hak
Bayumedia Publishing, Malang. M. Yahya harahap, 1989, Tinjauan Masalah
Perempuan dengan Taklik Talak
Perceraian di Indonesia, FH-UI,
dan Perjanjian Perkawinan, Jurnal
Jakarta.
UNISIA, Vol. XXXI No. 70.
Mahmoud Syaltut, 1978, Perbandingan Mazhab
Dalam
Masalah
Fiqh,
Artikel Internet Anonim,
Sighat
Taklik
Talak,…
Terjemahan Ismuha, Bulan Bintang,
Mestikah di Ucapkan, http://jilbab.
Jakarta.
o r. i d / a r c h i v e s / 7 8 - s i g h a t - t a k l i k -
Mohd. Idris Ramulyo, 1996, Hukum Islam Perkawinan (Suatu Analisis Dari
talakmestikah-di-ucapkan/.
Undang-undang No.1 Tahun 1974
Peraturan Perundang-undangan
dan Kompilasi Hukum Islam), Bumi
Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Aksara, Jakarta.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Muhammad
Jawad
Mughniyah,
2001,
al-fiqh ala al-Madzahib al-khamsah, Terjemahann
Masykur
A.B.,
Afif
Muhammad dan Idrus Al-Kaff, Fiqih
Perkawinan. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Undang-undang
Nomor
3 Tahun
2006
Lima Madzhab, Lentera, Jakarta,.
tentang Perubahan Atas Undang-
Murtadha Muthahhari, 1997, The Rights
undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
of Women in Islam, Terjemahan M. Hashem, Penerbit Pustaka, Bandung. Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. Perikatan, Mandar Maju, Bandung. Slamet Abidin dan Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat 1, Pustaka Setia, Bandung. Situmorang,
1988,
Kedudukan
Wanita di Mata Hukum, PT Bina Aksara, Jakarta. Zakiyuddin
Sya’ban,
al-Syar’iyah
Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 1990 tentang Kewajiban Pegawai Pencatat Nikah.
Purwahid Patrik, 1999, Dasar-Dasar Hukum
Victor
Peradilan Agama.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang
Pelaksanaan
Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI). Putusan Pengadilan Agama Solok Nomor: 13/
1967, li
al-Ahkam af-Ahwal
Pdt.G/2012/PA Slk.
359
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
Maklumat Kementerian Agama Nomor 3 Tahun 1953. Islamic Family Law of State of Selangor, Enactment 2003. The Code of Personal Status 1957-1958 (Qanûn al- Akhwâl al-Syakhsîyah).
Qanûn al-Akhwâl al- Syaksîyah Syria Nomor 59 Tahun 1953. Undang-undang Yaman Utara Tahun 1978 (Qanûn al-Usrah). Lebanon Law on Family Rights 1917-1962. Family Code of Somalia Nomor 23 Tahun 1975.