www.ahmadiyya.or.id
Kecintaan Hazrat Masih Maudas kepada Hazrat Rasulullahsaw Oleh Bockarie Tommy Kallon, London - U. K.
Sebagai umat Muslim, kita ini beriman kepada semua nabi-nabi dari bangsa apa pun atau dari negeri mana pun. Namun kecintaan dan rasa hormat kita bagi Hazrat Rasulullahsaw adalah yang paling tinggi karena beliau telah mengurbankan segala kenyamanan hidup dirinya bagi kepentingan kita. Beliau terancam nyawanya agar kita terpelihara dari kematian ruhani. Beliau berduka agar kita bahagia dan menderita agar kita berjaya. Beliau merendahkan diri sedemikian rupa agar kita bisa berdiri tegak. Beliau telah merencanakan kebaikan yang bersifat kekal bagi kita dan berdoa bagi kesejahteraan abadi kita. Kaki beliau sampai membengkak karena lama berdiri dalam doa dan shalat. Meski diri sendiri beliau kalis daripada dosa, beliau mendoakan pengampunan bagi dosa-dosa kita. Gu na
memelihara kita dari api neraka, beliau berdoa hingga sajadahnya menjadi basah karena air mata. Beliau menangis hingga dadanya bergolak seperti panci air yang sedang menggelegak. Beliau menarik rahmat Ilahi ke atas diri kita, beliau berjuang demi keridhoanNya, juga bagi kita. Beliau menyebabkan kita terselimuti jubah keberkatan dan kasih-Nya. Beliau berjuang mencarikan jalan bagi kita dengan mana kita pun bisa menyenangkan Tuhan, sarana dan cara dengan apa kita bisa mencapai kesatuan dengan Dia. Apa yang telah dilaku kan Hazrat Rasulullahsaw adalah meringankan jalan kita kepada Tuhan dan tidak ada nabi lain yang telah melakukan hal ini bagi umatnya. Semua Muslim mencintai Hazrat Rasulullahsaw dan banyak dari antara mereka yang menghayati hal - 1 -
www.ahmadiyya.or.id
itu sepenuhnya. Dari para sahabat beliau sampai dengan berabad-abad kemudian, banyak sekali yang bersedia mengurbankan segalanya demi kecintaan mereka kepada beliau. Banyak yang telah menciptakan lagu dan syair pujaan bagi beliau. Dari antara mereka semua, yang paling mengemuka dalam kecintaannya kepada Rasulullahsaw adalah Hazrat Masih Maudas. Artikel ini mengemukakan kebenaran wujud Al-Masih yang Dijanjikan dari sudut pandang kecintaan dan kepatuhan beliau kepada Hazrat Rasulullah saw . Apakah bentuk kecintaan itu mewujud dalam ekspresi yang nyata dan terlihat dalam laku pengurbanan beliau? Apakah hal itu ada mempengaruhi kehidupan, bicara, perilaku dan segala tindak laku beliau? Bila Hazrat Masih Maudas nyatanya memang amat mencintai Hazrat Rasulullahsaw sedemikian rupa tiada taranya dalam seluruh sejarah Islam, bila setiap zarah dari wujud beliau, segenap fitrat dari fikiran dan semua kecenderungan jiwa beliau memang dipersembahkan bagi pelayanan kepada Hazrat Rasulullahsaw maka fikiran waras akan membawa setiap orang untuk menyimpulkan bahwa tidak mungkin manusia seperti itu adalah seorang pendusta. - 2 -
Setelah Allah, aku ini mabuk dengan kecintaan kepada Muhammad. Jika ini disebut kekafiran, maka demi Allah, aku adalah orang yang amat kafir.1 Rasanya tidak ada ungkapan lain yang lebih tinggi menggambarkan kecintaan Hazrat Masih Maudas kepada Junjungan beliau, Hazrat Rasulullahsaw dari kata-kata yang dikutip dari salah satu koplet beliau tersebut di atas. Kecintaan beliau kepada Hazrat Rasulullahsaw tidak ada padanannya sepanjang sejarah. Dalam pengabdian, beliau tidak ada tandingannya. Setiap molekul dari dirinya, segenap perhatian dari kehidupan dan semua fikiran yang mendominasi hati beliau, semuanya berkubang dalam kecintaan kepada Hazrat Rasulullahsaw. Dari sekian banyak tulisan dan diskursus beliau, kami akan mengungkapkan sedikit dari salah satu aspek kehidupan Masih Maudas. Kami akan menyampaikan beberapa pertelaan dari mereka yang dekat dengan beliau. Kita akan berjalan menyelusur ke belakang ke masa-masa beberkat di Qadian sambil mencatat kenangan dan kesaksian mengenai karakter beliau dari jarak dekat.
www.ahmadiyya.or.id
Di masa Masih Maudas terdapat begitu banyak umat Muslim, namun yang namanya benar-benar Islam hanya sedikit sekali. Jarang sekali ajaran Islam hakiki diikuti, sedangkan bid’ah dan karangan manusia telah menodai agama Islam selama berabad-abad. Para ulama Muslim di masa itu mengagungkan ajaran Islam hanya di bibir saja. Ketika Islam sedang diserang dari segala penjuru, khususnya dari umat Kristiani dan pengikut Arya Samaj, mereka malah sibuk saling mengkafirkan satu sama lainnya. Serangan kotor dilontarkan terhadap kehidupan dan karakter Rasulullahsaw, namun para ulama Muslim ini hanya sibuk memperdebatkan masalah-masalah ritual ibadah yang sepele. Adalah Hazrat Masih Maudas, pendiri Jemaat Ahmadiyah, sendirian saja yang peduli mempertahankan Islam terhadap musuh-musuhnya. Hanya beliau ini yang memikirkan tentang cara bagaimana menanamkan kembali pada umat Muslim pentingnya amal baik. Hanya beliau saja yang tidak mengikuti haru-biru kontroversi pandangan sektarian dari berbagai mazhab. Beliau memurnikan kembali Islam dengan memperbaharui semua akidah yang telah ternoda serta membubuhi padanya kesegaran dan kecemerlangan baru.
Beliau memperkenalkan suatu gerakan mendunia guna mengungkapkan konsep Islam sesungguhnya tentang Tuhan, menegaskan kebenaran Hazrat Rasulullahsaw serta kebenaran Islam sendiri. Berbeda dengan para ulama Muslim di masa itu, mutu kecintaan beliau terhadap Hazrat Rasulullahsaw mestinya tidak dinilai dari lantangnya pengucapan tetapi dari laku pengabdiannya. Menarik sekali bahwa nama yang diberikan kepada Jemaat yang didirikan beliau itu sendiri sudah merupakan bentuk penghormatan kepada Hazrat Rasulullahsaw. Para lawan beliau malah menganggapnya sebagai laku pengagulan diri, padahal apa yang dilakukannya semata-mata dironai oleh kecintaan dan pengabdian beliau kepada Hazrat Rasulullahsaw. Beginilah beliau memberikan rasionalisasi dan kebijakan atas nama Jemaat, yaitu: ‘Nama yang tepat bagi Jemaat ini dan yang kami sukai bagi diri kami sendiri adalah Jemaat Islam Ahmadiyah. Kami telah memilih nama ini karena Rasulullahsaw memiliki dua nama yaitu Muhammad dan Ahmad. Muhammad adalah nama beliau yang menggambarkan keagungan sedangkan Ahmad menggambarkan kein- 3 -
www.ahmadiyya.or.id
dahan. Dalam nama Muhammad tersirat sebuah nubuatan bahwa Rasulullahsaw akan menghukum dengan pedang para musuh yang menyerang Islam dan membantai ratusan Muslim dengan pedang. Adapun nama Ahmad mengindikasikan bahwa beliau akan menyebarkan kedamaian dan keamanan di dunia. Allahswt telah mengatur sedemikian rupa dimana kehidupan Hazrat Rasulullahsaw di Mekah merupakan manifestasi dari nama Ahmad saat umat Muslim diajarkan kesabaran dan menahan diri. Di masa kehidupan di Medina, muncullah manifestasi dari nama Muhammad dan Allahswt waktu itu memutuskan untuk menghukum para musuh beliau. Namun ada sebuah nubuatan bahwa nama Ahmad akan kembali dimanifestasikan di akhir zaman dimana akan muncul seseorang melalui siapa akan mewujud fitrat keindahan sebagai karakterisasi Ahmad, dimana semua perang akan berakhir. Dengan tujuan inilah dianggap tepat memberi nama Ahmadiyah kepada Jemaat ini agar setiap orang yang mendengar nama itu menyadari - 4 -
bahwa Jemaat ini mewujud demi penyebaran kedamaian dan keamanan serta tidak ada hubungannya sama sekali dengan perang atau pun perkelahian. 2 Penyebutan dari nama Hazrat Rasulullahsaw saja sudah akan menjadikan mata Hazrat Masih Maudas berlinang air mata. Hal ini dibenarkan di bawah sumpah oleh salah seorang putra beliau yaitu Hazrat Bashir Ahmadra saat beliau menulis: ‘Aku, penulis dari karangan ini, dilahirkan di rumah Hazrat Masih Maudas dan adalah salah seorang putra beliau, yang semua itu merupakan berkat luar biasa Allahswt yang tidak terkira nilainya. Sesungguhnya dalam angan-angan pun sulit membayangkan bagaimana bisa bersyukur kepada-Nya atas karunia yang luhur ini. Namun aku menadari bahwa suatu waktu nanti aku akan kembali kepada-Nya dan karena itu dengan Allah sang Penguasa Surga sebagai saksi, aku dengan ini menyatakan bahwa tidak pernah sekali pun keterkaitan kebetulan atau m e n ye b u t n a m a Hazrat Rasulullahsaw dimana mata Hazrat Masih Maudas tidak langsung segera berlinang air
www.ahmadiyya.or.id
mata. Seluruh hati dan fikiran beliau, bahkan keseluruhan wujud diri beliau, telah mabuk dengan kecintaan kepada Rasulullahsaw. 3 Kecintaan Masih Maudas kepada Hazrat Rasulullah saw demikian besarnya sehingga ekspresi kecintaan yang menyentuh tentang beliau itu oleh siapa pun akan menimbulkan hasrat di dalam hatinya bahwa alangkah baiknya jika pujian itu berasal dari dirinya. Hazrat Maulvi Abdul Karimra meriwayatkan ia suatu ketika pergi ke Mesjid Mubarak yang berdampingan dengan rumah Hazrat Masih Maudas di Qadian. Ia menjumpai beliau sedang seorang diri dengan air mata yang mengalir dari mata beliau, sedang membaca syair yang digubah oleh penyair Islam ternama, Hassan bin Tsabitra, pada saat wafatnya Rasulullahsaw: ‘Wahai Rasul Allah, Sesungguhnya engkaulah biji mataku, Sekarang engkau telah berpulang, Mataku telah menjadi buta. Aku tidak mempedulikan siapa pun yang akan mati, Karena aku hanya mengkhawatirkan kematianmu.’ 4 Periwayat kejadian ini menuturkan bagaimana ia terkejut melihat
keadaan Hazrat Masih Maudas saat itu dan dengan rasa khawatir menanyakan apa yang menjadi sebab beliau sedih demikian rupa. Hazrat Masih Maudas menjawab bahwa beliau sedang membaca koplet ini dan berfikir betapa indahnya jika syair ini berasal dari diri beliau. Pandangan sekilas saja atas peristiwa ini membuat kita terpana. Sepanjang hidupnya beliau harus menghadapi berbagai pengalaman yang getir. Beliau mengalami berbagai macam kesulitan, kehidupan beliau terpajankan pada berbagai bahaya. Beliau memikul segala musibah dan melintasi berbagai badai permasalahan. Beliau difatwakan sebagai seorang kafir dan dianggap murtad dari Islam serta mengalami perlawanan tak berkeputusan dari para ulama Muslim. Beliau juga menyaksikan kematian dari banyak sahabat dan anggota keluarga, termasuk putra-putranya sendiri. Namun di mata beliau tidak pernah tersirat kedalaman gejolak emosi yang melanda, tetapi ketika sedang teringat sebuah kewafatan yang terjadi tiga belas abad silam, malah mata beliau berurai air mata, dimana hati beliau yang peka berharap syair indah tersebut berasal dari gubahan tangan beliau. Hazrat Nawab Mubaraka Begumra putri tertua Hazrat Masih Maudas meri- 5 -
www.ahmadiyya.or.id
wayatkan bahwa suatu ketika ada diskusi tentang kemungkinan beliau berangkat menunaikan ibadah haji. Baru mengingat akan mengunjungi tempat-tempat suci Mekah dan Medina saja beliau sudah berurai air mata. Sambil menghapusnya beliau mengatakan: ‘Sesungguhnya hal itu menjadi harapan hatiku. Namun aku sering membayangkan apakah mungkin aku mampu bertahan melihat makam terakhir Hazrat Rasulullahsaw.’ 5 Jika hal ini direnungi akan terlihat betapa dalamnya emosi kecintaan yang bergolak di hati Hazrat Masih Maudas. Memang benar semua Muslim akan selalu merindukan berziarah ke tempat-tempat suci Mekah dan Medina. Namun bayangkan kasih kepada Hazrat Rasulullahsaw yang tak terhingga dari seorang yang larut dalam ekstasi keruhanian, seorang yang baru saja membayangkan akan ziarah, lalu fikirannya melayang ke makam yang berberkat itu sehingga karena dorongan emosinya lalu dari matanya mengalir air mata. Kecintaan yang tulus akan mewujud secara alamiah melalui pengurbanan dan perhatian yang sangat kepada sang kekasih. Pada diri beliau hal ini terdapat ber- 6 -
limpah. Ketika menjawab tuduhan dusta yang amat keterlaluan oleh umat Kristiani kepada Hazrat Rasulullahsaw, beliau menulis: ‘Para missi Kristiani telah mengarang tak terbilang tuduhan dusta terhadap Nabi kita dan dengan cara penipuan halus demikian mereka telah menyesatkan banyak sekali orang-orang. Tidak ada yang lebih menyayat hatiku lebih dari cara mereka mengejek dan menghina nama beliau yang mulia. Ucapan menusuk hati mereka itu telah melukai amat dalam hatiku ini. Aku bersumpah demi Allah bahwa misalnya pun semua anakanakku, anak dari anak mereka, para sahabat dan penolongku disembelih di hadapan mataku, anggota tubuhku dicabik-cabik, bola mataku dicungkil keluar, semua kerjaku digagalkan serta semua kenyamanan dan kesenangan dikaliskan, namun masih lebih pedih lagi hatiku atas serangan kotor terhadap Hazrat Rasulullahsaw. Karena itu ya Allah pemilik langit, aku memohon kepada-Mu agar kasihanilah diriku ini dan selamatkan aku dari cobaan yang begini berat.’ 6
www.ahmadiyya.or.id
Inilah salah satu bentuk pernyataan kasih terhadap kehormatan Hazrat Rasulullahsaw. Yang lebih menonjol lagi ialah fakta bahwa hal itu bukanlah suatu pernyataan hampa belaka. Sebaliknya bahkan, seluruh kehidupan Hazrat Masih Maudas menjadi bukti kebenaran dari pernyataan tersebut. Selama hidupnya beliau menerima ungkapan penghormatan dari para ulama Muslim terkemuka. Begitu juga saat wafat beliau, berbagai harian dan berkala Muslim dan non-Muslim menyampaikan ucapan penghargaan atas pembelaan beliau bagi Islam. Mengutip salah satu contoh saja saat publikasi buku Brahini Ahmadiyah, Sufi Ahmad Jan dari Ludhiana yang juga seorang Sufi keramat, menulis: ‘Wujud akbar, pembela umat manusia, sumber rahmat dan kerahiman, bukti diri dari yang namanya Islam, dimuliakan di atas orang biasa atau pun bangsawan, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib, semoga karunia berkatnya abadi, Pemuka dari Qadian di distrik Gurdaspur, Punjab, telah mengarang sebuah buku berjudul Brahini Ahmadiyah. Buku ini telah mengekalkan kebenaran Islam dan Nabi Muhammadsaw serta Al-Quran
melalui tiga ratus pembuktian berbagai rupa yang menyangkal pandangan Kristiani, Arya, Hindu, Brahmo Samaj dan semua agama yang menentang Islam, dengan cara ungkapan penalaran yang meyakinkan.’ 7 Putra sulung beliau, Hazrat Mirza Sultan Ahmad juga bersaksi mengenai kepekaan kecemburuan Hazrat Masih Maudas jika menyangkut nama dan kehormatan Hazrat Rasulullahsaw. Apa yang menjadikan kesaksian ini luar biasa ialah karena kenyataan bahwa hal itu dikem u k a k a n p a d a s aat y an g bersangkutan belum lagi bai’at ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Selama masa hidup Hazrat Masih Maudas, putra sulung beliau ini tidak berbai’at di tangan beliau dan tetap menjauh beberapa tahun setelah wafatnya beliau. Adalah di masa Khalifatul Masih II baru yang bersangkutan melakukan bai’at. Sebelum bai’atnya itu ia pernah didekati oleh seseorang yang sedang meneliti beberapa aspek kehidupan awal Masih Maudas. Inilah yang dikatakan oleh putra beliau itu: ‘Satu hal yang saya perhatikan secara khusus dan jelas mengenai ayahanda ini. Beliau tidak bisa menerima penghinaan sekecil apa pun terhadap diri Rasulullahsaw. Sedikit saja eks- 7 -
www.ahmadiyya.or.id
presi yang bernada demikian akan membuat wajah beliau memerah dan mata beliau mengeras karena marah, lalu beliau segera meninggalkan tempat dan orang-orang yang mengeluarkan kata-kata itu. Perasaan ayahanda saya terhadap Rasulullahsaw sungguh bentuk kecintaan yang tidak ada contoh padanannya pada orang lain.’ 8 Demikian itulah kesaksian dari seseorang yang pada saat itu belum lagi mengakui Hazrat Masih Maudas sebagai Mujadid akhir zaman. Kecintaan beliau kepada Hazrat Rasulullahsaw juga melebar kepada para sahabat dan keturunan Rasulullah. Suatu ketika, beliau menceritakan tentang sejarah Muharram dan insiden terkait berkenaan dengan kesahidan Imam Hussainra, cucu dari Rasulullahsaw. Menurut putri beliau, Nawab Mubaraka Begum, nada bicara beliau penuh dengan kesedihan dan kepedihan dan beliau terus saja mengusap air mata yang turun dari mata beliau. Di akhirnya, beliau menyatakan dengan rasa kepedihan dan emosi sedih: ‘Itulah ketidak-adilan tak berhati yang dilakukan Yazeed keparat tersebut terhadap cucu Rasulullahsaw. Tetapi kemudian - 8 -
Allahswt menghukum orangorang yang sewenang-wenang itu.’ 9 Beliau juga menganjurkan para pengikut agar juga hanyut dalam kasih kepada Rasulullahsaw. Hal ini menurut beliau merupakan kunci keselamatan bagi setiap orang: ‘Bagi anak manusia tidak ada rasul dan perantara lain selain Muhammadsaw. Karena itu berusahalah kalian agar selalu memiliki kecintaan yang paling suci bagi Nabi kejayaan dan keagungan ini dan tidak ada melebihkan orang lain di atas beliau, agar kalian masuk surga sebagaimana mereka yang telah diselamatkan. Perhatikan pula secara cermat bahwa keselamatan bukanlah sesuatu yang akan kalian alami dalam kehidupan setelah kematian nanti. Keselamatan hakiki sudah memperlihatkan nurnya dalam kehidupan ini juga. Siapa yang akan diselamatkan? Hanyalah ia yang mempunyai keimanan teguh bahwa Tuhan yang hidup adalah suatu realitas dan bahwa Muhammadsaw adalah perantara di antara Dia dengan umat manusia. Di bawah langit ini tidak ada yang sepadan dengan beliau dalam
www.ahmadiyya.or.id
derajat dan keluhuran, sebagaimana juga tidak ada kitab yang sebanding dengan AlQuran. Jika Allahswt akan memilih seseorang yang bisa hidup abadi, beliau inilah yang menjadi pilihan dimana Dia telah meletakkan fondasi dari keberlanjutan Syariah serta keberkatan beliau sampai dengan Hari Kebangkitan nanti.’ 10 Di tempat lain, Hazrat Masih Maudas mencanangkan ke seluruh dunia bahwa natijah dari kecintaan kepada Hazrat Rasulullahsaw adalah karunia surgawi: ‘Wahai kalian yang bermukim di bumi dan wahai para ruh manusia yang ada di Timur atau pun Barat, aku sampaikan dengan tegas bahwa kebenaran hakiki di bumi ini adalah Islam dan Tuhan yang benar adalah Tuhan sebagaimana dikemukakan dalam Al-Quran dan Nabi yang mempunyai kehidupan ruhani yang abadi serta duduk di singgasana keagungan dan kesucian adalah Muhammadsaw, ia yang terpilih. Bukti dari kehidupan ruhani dan keagungan suci beliau ialah jika kita mengikuti dan mengasihinya maka kita akan menjadi penerima rohul kudus
serta dikaruniai dengan keberkatan untuk berbicara dengan Allahswt dan menyaksikan tanda-tanda surgawi.’ 11 Di masanya itu, Hazrat Masih Maudas melihat Islam dan umat Muslim berada dalam keadaan lemah. Beliau tergugah oleh keadaan agama Rasulullah saw seperti itu dan karena itu lalu mencanangkan Jihad akbar guna menegakkan kembali kehormatan Islam dan Rasulullahsaw. Beliau siap melawan semua musuh-musuh Islam di mana pun. Jika ada yang berfikiran untuk menyerang Islam, beliau segera bersiap menghadapinya. Beliau terus saja mengejar musuh-musuh Islam sampai mereka meninggalkan gelanggang atau menemui akhir hayat mereka. Beliau menjelaskan keluhuran AlQuran dan secara efektif menjawab semua keberatan dari semua penganut agama atau kepercayaan lain serta menantang mereka dengan mengemukakan keunggulan Islam. Beliau mengungkapkan kebenaran Hazrat Rasulullahsaw dengan argumentasi yang kuat, tanda-tanda samawi serta nubuatan-nubuatan cemerlang. Pengabdian beliau terhadap Islam dan Rasulullahsaw bersifat total. Pengkhidmatan kepada Islam sama seperti mengkhidmati diri sendiri dan semua yang - 9 -
www.ahmadiyya.or.id
dikasihi. Bermalam-malam beliau menafikan tidur dan terus saja bekerja. Jika ada yang membantunya, beliau akan merasa berterima kasih sekali. Meski terus menerus terserang penyakit dan kelemahan tubuh, beliau tetap bisa menulis lebih dari delapan puluh buku dan beberapa ratus selebaran serta ratusan khutbah tentang Islam, baik tentang keindahan mau pun segala hal yang berkaitan dengannya. Tidak cukup menulis saja, beliau juga mengupayakan agar tulisan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, mencetak beberapa ratus ribu copy dan menyebarkannya di Eropah dan Amerika. Bilamana saja beliau mendengar ada yang tertarik kepada Islam, beliau akan segera menyurati yang bersangkutan, mengajaknya guna menerima kebenaran. Singkat kata, seluruh kehidupan beliau diabdikan bagi terciptanya supremasi Islam di atas semua agama dalam semua aspek dari akidah, ajaran dan keimanan. Dari semua itu semua orang bisa mengukur mutu gairah dan dalamnya pengkhidmatan beliau kepada Allahswt dan Rasulullahsaw. Beliau hanya memiliki satu hasrat saja yaitu mengungkapkan kepada semua orang betapa perkasanya Allah swt serta betapa benar Rasul- 10 -
Nya itu. Meski demikian perilaku unggulan beliau itu namun nyatanya Hazrat Masih Maudas malah justru selalu mengecilkan arti diri sendiri dan tidak mau mengangkat diri serta selalu menekankan bahwa segala karunia yang diterimanya dan apa pun pengkhidmatan yang dilakukan bagi agama Islam, semua itu semata-mata karena rasa pengabdian kepada Hazrat Rasulullahsaw. Hal ini jelas menggambarkan bagaimana rasa hormat yang luar biasa dari Hazrat Masih Maudas kepada Hazrat Rasulullahsaw. Sekarang ini kita merasa terpana akan enerji beliau yang tidak mengenal lelah, pengungkapan samudra kebenaran Al-Quran yang tak bertepi, pengabdian kepada tugas, tekad yang amat kuat dan gairah beliau dalam mengkhidmati Islam. Dengan jasa yang demikian luhurnya, tetap saja sebagai seorang murid yang baik, beliau menyatakan bahwa keberhasilan apa pun yang dicapainya adalah sematamata karena rasa pengabdian dan bimbingan Junjungannya yang mulia, Hazrat Rasulullahsaw. Semua tulisan karangan beliau selalu dipenuhi dengan pernyataan seperti itu. Contohnya adalah seperti berikut: ‘Melalui berkat kepatuhan dan
www.ahmadiyya.or.id
kasih diriku terhadap Hazrat Rasulullahsaw serta berkat diriku yang selalu mematuhi firman-Nya maka Allahswt telah menganugrahkan wahyu-Nya beserta pengetahuan marifat. Dia telah mencerahkan diriku melalui pengungkapan banyak sekali misteri dan telah mengisi dadaku dengan banyak sekali kebenaran dan realita. Dia telah sering memberitahukan kepadaku bahwa karunia, berkat, pengagungan, kelembutan, perhatian, anugrah, bantuan dan wahyu semua itu telah dikaruniakan kepadaku karena berkat dari kepatuhan dan kasihku kepada Khataman Nabiyyinsaw.’ 12 Di tempat lain beliau menyatakan: ‘Semata-mata karena rahmat Ilahi dan bukan karena karya diriku, aku telah dikaruniai dengan anugrah sempurna yang telah juga dikaruniakan kepada para Nabi, Rasul dan orang-orang pilihan Tuhan. Hal ini hanya mungkin karena aku sepenuh hati taat kepada Junjungan dan Penghuluku, kebanggaan para Nabi, wujud manusia terbaik yaitu Hazrat Muhammad Mustafasaw. Apa pun yang dikaruniakan kepadaku adalah berkat kepatuhan-
ku tersebut.’ 13 Begitu juga dengan pernyataan: ‘Aku ini tidak akan mungkin memperoleh kehormatan dan kemuliaan, atau pun makam keluhuran serta kedekatan kepada Allahswt kecuali melalui kepatuhan tulus dan sempurna kepada Hazrat Rasulullahsaw. Apa pun yang telah dikaruniakan kepadaku sesungguhnya merupakan refleksi dan melalui Hazrat Rasulullahsaw.’ 14 Kembali di tempat lain beliau menyatakan: ‘Dengan bersumpah atas nama Tuhan yang sama, aku menyatakan bahwa sebagaimana Allah berbicara kepada Ibrahim dan kemudian kepada Ismail, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa dan Isa ibnu Maryam, sampai terakhir kepada Nabi kita sendiri Hazrat Muhammad Rasulullah, dengan cara yang jernih dan cemerlang Dia telah menurunkan Wahyu yang suci serta memberkati diriku dengan kedekatan kepada Wujud-Nya. Namun khusus menyangkut diriku, hal ini merupakan berkat yang aku peroleh melalui Hazrat Rasulullahsaw serta karena kepatuhan dan pengabdian diriku kepada - 11 -
www.ahmadiyya.or.id
beliau. Jika aku tidak mengikuti beliau sepenuh hati dalam segala hal maka berkat ini tidak akan diberikan kepadaku meski aku telah berupaya dan hasil kerja kesalehanku telah setinggi gunung sekali pun.’ 15 Menyedihkan memang bahwa para musuh beliau malah justru menuduh beliau telah mendompleng kemuliaan Hazrat Rasulullahsaw padahal mengetahui adanya pernyataan-pernyataan jelas seperti tersebut di atas. Padahal tidak ada keraguan meski sebesar zarah atau pun kesalah-pahaman mengenai kedalaman kasih beliau terhadap Hazrat Rasulullahsaw. Beliau amat mengasihi Hazrat Rasulullah saw seperti juga yang dianjurkan kitab suci Al-Quran: ‘Sesungguhnya Allah mengirimkan rahmat-Nya kepada Nabi ini dan para malaikatNya mendoakan ia. Hai orangorang mukmin, kamu pun harus mengirimkan selawat atas ia, Nabi ini, dan sampaikanlah salam kepadanya dengan doa keselamatan.’ (S.33 Al-Ahzab:57) Hazrat Masih Maudas mematuhi perintah tersebut. Beliau menulis dalam Brahini Ahmadiyah: ‘Pada - 12 -
suatu
malam
aku
menyampaikan Durud (permohonan berkat khusus) bagi Hazrat Rasulullahsaw sedemikian banyaknya sehingga aku merasa bahwa hati dan jiwaku m e n j a d i ha ru m ka r e n a wewangiannya. Di malam yang sama itu aku melihat dalam Ru’ya bahwa para malaikat Tuhan membawa beberapa karung besar berisi nur dalam bentuk air yang jernih dan salah satu dari malaikat tersebut mengatakan bahwa semua ini adalah buah keberkatan yang aku kirimkan bagi Hazrat Rasulullah saw dalam bentuk Durud yang telah aku sampaikan.’ 16 Sebagai konsekwensi alamiah dari kasih yang demikian luhur dari Hazrat Masih Maudas terhadap Hazrat Rasulullahsaw, maka hal itu mengemuka dalam syair-syair beliau. Beliau mengarang banyak sekali syair yang memuja Hazrat Rasulullah s a w . Syair-syair ini merupakan ekspresi indah dari fikiran dan perasaan kalbu beliau yang terdalam yang juga meretas hati orang lain yang mendengarnya. Salah satu contoh syair itu adalah: Ada nur indah di wujud Muhammad Ada permata mirah indah di tambang Muhammad.
www.ahmadiyya.or.id
Hati akan kalis dari segala kegelapan, Jika bergabung dengan para pecinta Muhammad.
Jasadku ingin dikurbankan demi debu di kaki Ahmad, Hatiku mendambakan mati demi Muhammad.
Kasihan hati mereka yang tak beruntung Yang memalingkan punggung atas ajakan Muhammad.
Demi ikal rambut Rasul Allah, Mau aku mati demi wujud Muhammad yang cemerlang.
Tak ada lagi manusia di dua dunia, Yang punya makam setara Muhammad. Tuhan sesungguhnya tidak menyukai Me re ka ya n g me mu su hi Muhammad. Tuhan sendiri akan membakar belatung tak berharga itu Yang menjadi musuh dari Muhammad. Jika kalian ingin bebas dari kelembaman diri yang rendah Marilah dan ikut barisan pecinta Muhammad. Kalau kalian ingin Tuhan memujimu, Jadilah pengagum Muhammad yang sejati. Jika kau ingin bukti kebenarannya, jadilah pecintanya Muhammad sendiri adalah bukti dari Muhammad.
Pancung aku berkeping atau bakar aku hingga mati Aku tak akan berpaling dari hadirat Muhammad. Demi keimananku, tak ada satu pun yang aku takuti Karena aku dicirikan warna keimanan Muhammad. Betapa mudahnya meninggalkan dunia Jika teringat keindahan dan kecantikan Muhammad. Setiap zarah diriku dikurbankan di jalannya A k u t e l a h me n ya ks i k a n keindahan Muhammad. Aku tak mengenal guru lainnya Aku hanya belajar di sekolah Muhammad. Aku tak ada urusan dengan kekasih lain, Aku terperangkap jalan kasih Muhammad. Aku hanya mendambakan sekilas kerling, - 13 -
www.ahmadiyya.or.id
Aku tak butuh apa pun kecuali taman Muhammad. Jangan cari hatiku yang terenyuh di rongga dadaku, Aku telah meletakkannya di pangkuan Muhammad. Aku adalah yang paling gembira dari antara burung surga, Yang membangun sarangnya di kebun Muhammad. Engkau telah mencerahkan hati dan jiwaku dengan cinta Hidupku adalah untukmu, wahai Muhammad. Sekalipun seratus kali aku mengurbankan hidup bagi dirinya Tetap saja tak sebanding dengan makam luhur Muhammad. Begitu mempesona makam yang dikaruniakan kepada pahlawan ini, Tak akan ada seorang pun berani menandingi Muhammad. Hati-hatilah kalian, para musuh yang bodoh dan keliru, Hati-hatilah terhadap pedang tajam Muhammad. Jalan kepada Tuhan yang dilupakan manusia, Carilah pada pengikut dan sahabat Muhammad.
- 14 -
Hati-hatilah, kalian yang menyangkal status Muhammad, dan nur Muhammad yang demikian nyata. Meski sepertinya tak lagi ada mukjizat, Datang dan saksikan adanya di antara pengabdi Muhammad. 17 Di awal dari artikel ini terkandung pernyataan yang mungkin ada yang mempertanyakannya. Dikatakan bahwa kasih Masih Maudas terhadap Hazrat Rasulullahsaw tidak ada padanannya sepanjang sejarah. Mungkin ada yang mempertanyakan berdasar alasan bahwa tidak saja para Sahabat Rasulullahsaw tetapi juga banyak orang-orang suci sepanjang sejarah Islam yang juga mengasihi beliau dengan kasih yang suci. Lalu mengapa kami mengistimewakan kasih dan pengabdian Hazrat Masih Maudas? Memang benar bahwa para Sahabat Rasulullah saw sepenuhnya fana dalam kasih mereka kepada beliau dan mengabdi kepadanya tanpa tercela. Mereka selalu siap mengurbankan jiwa raga, harta benda dan kehormatan bagi beliau. Meski kami tanpa perlunya tidak mencoba membandingkan, namun perlu ditenggarai bahwa tidak ada dari mereka itu karena pengabdiannya lalu mencapai derajat kenabian.
www.ahmadiyya.or.id
Begitu juga dengan para orangorang suci Muslim setelahnya. Sebaliknya malah, karena sepanjang sejarah Islam kita hanya melihat Pendiri Suci Jemaat Ahmadiyah saja sebagai pengikut Rasulullahsaw yang mencapai derajat kenabian berkat kepatuhan dan pengabdian kepada beliau, sejalan dengan janji yang diberikan dalam Al-Quran bahwa: ‘Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat yakni nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itu sahabat yang sejati.’ (S.4 An-Nisa:70) Lagi pula jika kita pertimbangkan bahwa Hazrat Masih Maudas tidak hidup sezaman dengan Hazrat Rasulullahsaw bahkan terpisah jarak tiga belas abad dan beliau turun ketika Islam sedang mengalami distorsi saat fanatisme dan kemunafikan telah menjadi citra diri pemikiran Muslim, maka keberhasilan Hazrat Masih Maudas sungguh luar biasa. Ketika para ulama Muslim lainnya cukup puas diri mewujudkan kecintaan mereka terhadap Rasulullahsaw secara diamdiam dalam kesendirian, adalah
Pendiri Suci Jemaat Ahmadiyah itu yang mengawali gerakan sedunia bagi manifestasi keagungan Hazrat Rasulullahsaw. Karena itu bukanlah suatu pernyataan melambung jika dikatakan bahwa kasih dan pengabdian Hazrat Masih Maudas terhadap Rasulullahsaw memang tidak ada padanannya. Hal ini bukan asumsi mengada-ada atau dongeng karangan belaka. Sejarah memberikan dokumentasi cukup tentang kesetiaan, kasih dan pengabdian beliau itu. Dalam khutbah atau tulisan, dalam puisi atau pun prosa, dalam eulogi atau pun pembelaan, beliau memperlihatkan kasih beliau seluas samudra terhadap agama Muhammadsaw, terhadap wujud Nabinya dan terhadap Tuhan dari Muhammadsaw. Salah satu realitas akbar dari semua itu ialah tidak saja Hazrat Masih Maudas memang memiliki kepribadian yang luar biasa dan mencengangkan, namun dari sudut pandangan apa pun mengenai pengakuan diri beliau, yang jelas beliau bukan penipu. Keimanan beliau bukanlah semata-mata pengakuan lisan secara akademikal atau pun mengada-ada. Pengabdian dan kasih beliau kepada Hazrat Rasulullahsaw merupakan bukti dari ketulusan dan kebenaran dirinya.
- 15 -
www.ahmadiyya.or.id
Bibliografi: • Sirati Tayyiba, Hazrat Mirza Bashir Ahmad • Invitation to Ahmadiyyat, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad • Ahmadiyyat: The Renaissance if Islam, Muhammad Zafrullah Khan Referensi: 1. Izala Auham 2. Tabligh Risalat, vol. IX h.90-91 3. Sirati Tayyiba, h.21-22 4. Diwaan Hassan bin Tsabit, Sirati Tayyiba, h.22-23 5. Riwayat Nawab Mubaraka Begum, Sirati Tayyiba, h.31 6. Ayena Kamalati Islam, Sirati Tayyiba, h.36 7. Ahmadiyyat: The Renaissance
- 16 -
of Islam, h.28-29 8. Siratul Mahdi, Sirati Tayyiba, h.29-30 9. Riwayat Nawab Mubaraka Begum, Sirati Tayyiba, h.32 10. Kishti Nuh, Our Teachings, h.5-6 11. Tiryaqul Qulub, Essence of Islam, vol. I, h,136 12. B r a h i n i Ahmadiyah, Ahmadiyyat: The Renaissance of Islam, h.131 13. Haqiqatul Wahi, h.62 14. Izala Auham, h.138 15. Tajalliati Ilahiah, Sirati Tayyiba, h.39 16. Sirati Tayyiba, h.40-41 17. Invitation to Ahmadiyyat, h.304-307