LAMPIRAN
72
73
74
Kecemasan terhadap keramaian Petunjuk Pengisian 1. Tulislah identitas anda dengan jelas. 2. Di bawah ini ada berbagai pernyataan tentang diri Anda. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemudian berikan jawaban pada setiap pernyataan yang sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan dengan memberikan tanda cek (√) pada: SS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai
S
: Apabila pernyataan tersebut Sesuai
TS
: Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai
STS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai
3. Usahakan orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena pilihan jawaban Anda sepenuhnya bebas menentukan pilihan. 4. Usahakan tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. 5. Terima kasih atas kerja samanya dan selamat mengerjakan. Nama :
L/P
Umur : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pernyataan Setiap kali mendengar suara keramaian (bising/gaduh) kepala Saya mengeluarkan keringat dan tegang. Detak jantung saya terasa cepat ketika diminta untuk mendekati kerumunan orang banyak ( keramaian). Detak jantung Saya wajar-wajar saja ketika diminta untuk berada di kerumunan orang banyak ( keramaian). Perasaan saya tidak aman ketika melihat orang-orang berjalan di sekitar Saya. Hati Saya merasa santai dan rileks bila ada orang banyak di sisi Saya. Saya merasa mual bila mendengar kata keramaian. Jantung Saya berdetak normal ketika kerumunan tiba-tiba menghampiri Saya. Tidak ada perasaan was-was ketika orang-orang berkerumun di samping Saya. Muka Saya menjadi pucat ketika mendengar suara keramaian (
SS
S
TS
STS
75
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18. 19.
20. 21.
22. 23. 24. 25.
26. 27. 28. 29.
gaduh ) Saya dapat bernapas dengan teratur ketika gerombolan orang banyak yang ramai dan bising mencoba mendekati Saya. Perasaan Saya merasa kurang nyaman ketika berjalan berpapasan dengan segerombolan orang. Saya tidak merasakan pusing ketika Saya berada di suatu keramaian. Saya bisa berkonsentrasi penuh ketika keramaian melintas di hadapan Saya. Nafas Saya terengah-engah ketika melihat keramaian. Saya merasa tidak enak makan ketika membayangkan suatu keramaian melintas di depan Saya. Saya merasa sulit untuk berkonsentrasi ketia Saya mendengar kata keramaian. Saya merasakan tidak ada yang ganjil atau tidak beres pada pencernaan yang saya rasakan ketika saya merasa terusik dan terganggu dengan keramaian. Membayangkan saat keramaian melintas membuat dada saya terasa sesak dan bernafas pun terasa tidak nyaman. Jantung Saya berdetak dengan keras dan pernapasan Saya tidak teratur ketika melihat tayangan di televise yang menayangkan suatu keramaian Saya merasa enak-enak saja keika Saya makan dan keramaian melintas di depan Saya. Saya bisa tidur nyenyak ketika ada keramaian ( banyak orang) yang melitas di depan rumah Saya. Nafsu makan Saya berkurang ketika membayangkan suatu keramain yang berada di dekat Saya. Saya merasa perut saya tidak beres dan ingin ke toilet terus menerus ketika Saya berada di keramaian. Nafsu makan Saya terasa seperti biasa saja ketika saya makan dan melihat suatu keramaian di sekeliling Saya. Saya tidak merasakan apa pun seperti mual atau pengen ke toilet terus menerus ketika Saya membayangkan atau melihat suatu gerombolan orang (keramaian) melintas di depan Saya. Nafas Saya biasa saja ketika ada keramaian yang mendekat kepada Saya. Seya merasa susah untuk tidur ketika sayamembayangkan banyak orang di sekeliling Saya. Saya susah untuk tidur ketika mendengar kata keramaian. Tidur Saya terasa nyenyak dan tidak terganggu sama sekali ketika Saya membayangkan suatu keramaian. 76
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001
65.0769
200.954
.619
.934
VAR00002
64.8462
198.695
.705
.933
VAR00003
64.6154
198.406
.668
.933
VAR00004
65.0000
198.160
.648
.933
VAR00005
64.8077
204.162
.381
.936
VAR00006
65.3846
207.286
.485
.935
VAR00007
64.2692
201.085
.662
.933
VAR00008
64.6154
197.446
.711
.932
VAR00009
65.1538
204.215
.584
.934
VAR00010
64.1538
204.855
.414
.936
VAR00011
64.8462
198.535
.563
.934
VAR00012
64.7308
204.845
.485
.935
VAR00013
63.8462
197.655
.664
.933
VAR00014
64.4231
216.494
-.118
.940
VAR00015
65.1154
201.226
.552
.934
VAR00016
65.0769
203.594
.535
.935
VAR00017
64.4231
201.854
.402
.937
VAR00018
64.6154
201.366
.679
.933
VAR00019
64.9615
194.998
.758
.932
VAR00020
65.1923
202.802
.440
.936
VAR00021
64.3462
199.115
.755
.932
VAR00022
63.8462
204.935
.360
.937
VAR00023
64.7692
198.345
.640
.933
VAR00024
65.0000
199.920
.708
.933
VAR00025
64.3077
199.902
.662
.933
VAR00026
64.4615
196.898
.636
.933
VAR00027
64.7692
203.305
.587
.934
VAR00028
64.4231
189.054
.776
.931
VAR00029
64.3077
201.022
.433
.936
VAR00030
64.2692
199.885
.475
.936
77
PELAKSANAAN KEGIATAN KONSELING Model Pendekatan
: Konseling Behavioral
Teknik
: Desensitisasi Sistematik
Nama/Kode Konseli
: KA, NJ, NM, AK DW
1. Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Agustus, pemberian layanan dilaksanakan pada waktu jam kosong di sekolah Sebelumnya penulis membina rapport dengan konseli, kemudian memberikan penjelasan tentang pengertian desensitisasi sistematik, tujuan, prosedur dan manfaat pelaksanaan dari kegiatan ini dan lamanya kegiatan yaitu kurang lebih 30 menit. Selanjutnya membahas masalah konseli yaitu tentang kecemasan terhadap keramaian yang mempengaruhi emosinya. Konseli mengatakan bila melihat keramaian akan merasa gugup, jantung berdebar-debar, dan mengeluarkan keringat dingin karena kecemasannya itu. Pada sesi konseling berakhir, penulis memerintahkan kepada konseli untuk membuat daftar situasi yang menyebabkan dirinya merasa cemas berlebihan terhadap keramaian. 2. Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 Agustus 2011 ketika jam pulang sekolah , sebelum konseling dilaksanakan terlebih dahulu penulis membina rapport dan dilanjutkan dengan membahas tentang hirarki. Dalam konseling ini penulis memilih metode counter conditioning untuk menanggurangi kecemasan dimana metode ini mengajarkan bagaimana benar – benar rileks pada saat konseli berimajinasi. Lalu diberikan latihan relaksasi otot, dimana prosedur untuk pelayanannya adalah sebagai berikut: 78
a. Penulis terlebih dahulu menjelaskan cara-cara untuk melaksanakan relaksasi, kemudian mempersilahkan konseli untuk duduk bersandar dan mengatur posisi tubuh. b. Penulis meminta konseli untuk membayangkan suasana yang mendorong munculnya sikap relaks, dilanjutkan dengan membayangkan anggotaanggota tubuh konseli dari mulai kepala, leher, tangan, tubuh, dan kaki untuk kemudian dikencang kendorkan sampai konseli benar-benar merasa relaks. c. Konseli disuruh membayangkan secara keseluruhan anggota tubuhnya untuk kencang kendorkan sampai konseli benar-benar merasakan relaks. 3. Pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari jumat tanggal 19 Agustus 2011, pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah melanjutkan sesi konseling yang sebelumnya sudah dilaksanakan. Sebelumnya seperti biasa penulis melakukan rapport terlebih dahulu dan menyuruh latihan relaksasi otot kepada konseli, lalu konseli disuruh untuk berkonsentrasi, relaks, dan berimajinasi. Di sini penulis mencoba menginstruksikan konseli untuk relaks dan berimajinasi sesuai dengan saat apa yang mereka senangi, ketika itu konseli bersepakat untuk berimajinasi pergi ke pantai dan menikmati hembusan angin yang sejuk di bawah pohon kelapa, dan setelah dirasa konseli sanggup untuk konsentrasi dan berimajinasi, penulis menghentikan konseli untuk menyudahi imajinasinya. Untuk melakukan penilaian imajinasi, penulis kembali menginstruksikan konseli untuk berimajinasi dan mendiskusikannya tentang apa yang diimajinasikan, setelah itu disuruh untuk menghapus imajinasinya dari pikirannya. Kemudian penulis mendiskripsikan suatu adegan dan menyuruh mengimajinasikannya kembali, adegannya yaitu suatu pagi matahari sedang mengintip dari balik bukit menyinari pepohonan dengan sinarnya yang indah menyusup di sela-sela dedaunan pohon dan jatuh di 79
danau yang jernih airnya dan berkilauan terkena sinar matahari itu. Dan penulis melihat konseli tidak merasa kesulitan untk mengimajinasikannya, setelah dirasa latihan ini cukup dan konseli mampu untuk berimajinasi dengan melakukan relaksasi sesi konseling diakhiri dan menyuruh konseli meneruskannya di rumah. 4. Pertemuan IV Pertemuan keempat pada hari senin tanggal 22 Agustus 2011, seperti pertemuan yang sebelumnya penulis membina rapport terlebih dahulu dengan konseli agar suasana ata hubungan antara penulis dan konseli tetap terjaga dengan baik dan dilanjutkan dengan latihan relaksasi dan setelah dirasa cukup dan dirasa benar-benar mampu relaks, penulis mengajak konseli untuk melanjutkan pada tahap berikutnya yaitu penyajian hirarki. Selanjutnya masuk pada tahap selanjutnya yaitu penyajian tahap hirarki sesuai dengan tingkat kecemasan yaitu mulai paling rendah sampai ke tingkat yang paling tinggi. Yang sebelumnya diberi penjelasan tentang pada saat pelaksanaannya konseli disuruh berimajinasi, mulai dan berhentinya imajinasi tergantung pada intruksi penulis. Seandanya dalam berimajinasi konseli mengalami kesulitan atau mulai tegang dapat memberi signal pada penulis supaya penulis mengetahui dan menginstruksikan untuk menghentikan imajinasi konseli. Pada saat pemberian hirarki terendah yaitu menyuruh konseli berimajinasi untuk mendengar suara keramaian atau kata keramaian dan melihat suatu keramaian dari kejauhan dalam waktu 30 detik. Tetapi pada saat mendengar suara keramaian, konseli AK dan DW mulai menunjukkan ketegangan padia waktu 20 detik dan kemudian AK dan DW disuruh relaks dan istirahat selama 30 detik. Lalu mengulangi lagi imajinasi tadi dan sampai pada detik ke 35 tidak ada satupun konseli yang menunjukkan ketegangan, kemudian penulis menyuruh konseli menghapus imajinasi dari pikirannya dan menyuruh relaks. Supaya relaks ototnya disuruh istirahat selama 30 detik. Karena konseli sudah 80
tidak mengalami ketegangan pada hirarki yang diimajinasikan kemudian dilanjutkan pada hirarki yang lebih tinggi yaitu melihat keramaian melintas di hadapannya. Untuk hirarki ini konseli berimajinasi untuk melihar keramaian melintas di depannya dan pada waktu berimajinasi pada detik ke 15 konseli KA menunjukkan signal ketegangan terlihat pada kerut alis dan mengeluarkan keringat dingin. Dan pnulis menyuruh berhenti untuk relaks dan istirahat selama 35 detik. Lalu mengulangi lagi imajinasi tadi dan sampai pada detik ke 40 konseli tidak ada yang menunjukkan ketegangan, kemudian penulis menyuruh konseli menghapus imajinasi dari pikirannya dan menyuruh relaks ototnya disuruh istirahat 30 detik. Setelah kegiatan konseling selesai, maka penulis bertanya kepada konseli tentang kondisi setelah melaksanakan konseling dan kemudian memberikan PR kepada semua konseli yang mengikuti kegiatan konselin ini untuk melakukannya di rumah dan mencatat perkembangannya yang nantinya akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 5. Pertemuan V Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari selasa tanggal 23 Agustus 2011, dalam kegiatan kali ini seperti biasa tidak lupa penulis membina rapport terlebih dahulu dengan konseli demi menjaga hubungan baik dan membangun suasana yang lebih hangat antara konseli satu dengan konseli yang lain dan juga dengan penulis. Setelah itu dilakukan dengan mengadakan tahap relaksasi terlebih dahulu, dan setelah tahap relaksasi dirasa sudah cukup maka dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Pertama seluruh konseli disuruh mengulangi kembali hirarki yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya yaitu disuruh berimajinasi mendengar suara keramaian dan kata keramaian, serta melihat suatu keramaian melintas dihadapannya, dan ternyata setelah mengulangi hirarki tersebut konseli tidak lagi menunjukkan ketegangan lagi,
81
kemudian penulis melanjutkan pada tahap hirarki berikutnya yaitu , melihat kerumunan orang yang ramai berjalan berlawanan arah. Konseli saat berimajinasi melihat kerumunan orang yang ramai berjalan berlawanan arah mendekati konseli pada detik ke 15 menunjukkan signal ketegangan terlihat pada kerut alis dan nafas yang tidak teratur. Dan penulis menyuruh berhenti untuk relaks dan istirahat sejenak selama 35 detik. Lalu mengulangi lagi imajinasi tadi dan sampai detik ke 40 semua konseli tidak adanya tanda-tanda atau signal ketegangan yang dirasakannya, kemudian penulis menyuruh kepada konseli untuk menghapus imajinasi dari pikirannya dan menyuruh relaks. Karena dirasa konseli sudah merasa dapat mengatasi kecemasannya sendiri pada hirarki ini, maka penulis menyudahi pertemuan pada sesi ini dan menyuruh kembali kepada konseli untuk tetap melakukan
atau
berlatih
di
rumah
masing-masing
dan
mencatat
perkembangannya yang nantinya akan dibahas dalam pertemuan berikutnya. 6. Pertemuan VI Pertemuan keenam dilaksanakn pada hari Kamis tanggal 25 Agustus 2011, sesudah membina hubungan baik dengan konseli lalu dilanjutkan dengan wawancara konseling untuk mengetahui keadaan konseli setelah mengikuti kegiatan konselin sebelumnya. Setelah dirasa cukup mengetahui keadaan konseli maka dilanjutkan dengan mengadakan relaksasi dan dirasa cukup pula dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Pertama kelima konseli disuruh mengulangi hirarki yang telah dilakukan pada pertemuan yang sebelumnya yaitu disuruh berimajinasi saat mendengar suara dan kata keramaian, melihat keramian melintas di depan konseli, melihat kerumunan orang yang ramai berjalan berlawanan arah. Dan ternyata konseli tidak menunjukkan ketegangan dan kecemasan lagi. Kemudian penulis melanjutkan pada tahap hirarki yang terakhir yaitu membayangkan saat dia duduk dan berada pada suatu keramaian orang yang lalu lalang di sekitarnya. Saat konseli berimajinasi, pada detik ke 11 terdapat tiga konseli yaitu: NJ, AK dan DW menunjukkan signal ketegangan terlihat pada kerut alis dan tangan yang menggengam terlalu keras dan nafas menunjukkan tidak teratur. Dan penulis menyuruh untuk berhenti untuk relaks dan istirahat selama 35 detik. Lalu mengulangi lagi imajinasi tadi, dan pada sampai detik-detik terakhir NJ, AK, dan DW tidak lagi menunjukkan signal kalau mereka mengalami ketegangan lagi dan 82
dapat terlihat dari sikap mereka yang relaks dan tenang sekali serta nafasnya yang teratur kembali. Kemudian penulis menyuruh konseli meghapus imajinasi dari pikirannya dan menyuruh relaks selama 30 detik untuk mengembalikan kembali otot-otot dalam keadaan relaks juga. Karena kelima konseli dirasa cukup relaks kemudian sesi konseling dihentikan. Setelah kegiatan konseling selesai, maka penulis bertanya pada konseli tentang kondisi setelah melaksanakan konseling dan kemudian memberikan pekerjaan rumah kepada setiap konseli untuk melakukannya di rumah dan mencatat perkembangannya yang nantinya akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Di sini penulis menyimpulkan meskipun konseli sudah mengalami penurunan tingkat kecemasan meskipun konseli terkadanh masih sedikit cemas. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat penulis simpulkan bahwa kecemasan yang dialami oleh konseli sudah meluai menurun. 7. Pertemuan VII Pertemuan ketujuh atau pertemuan yang terakhir dilaksanakan pada hari selasa tanggal 06 September 2011. Pada pertemuan ini peneliti sebelumnya mengadakan rapport lalu dilanjutkan dengan Tanya jawab kepada konseli untuk mengetahui keadaan konseli setelah melaksanakan kegiatan konseling sebelumnya. Setelah dirasakan cukup mengetahui keadaan konseli maka dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan konseling. Prosedur dalam melaksanakan kegiatan ini masih sama, yaitu pertama melaksanakan relaksasi dan dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Fokus kegiatan ini sangat berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Di sini konseli diajak untuk melaksanakan semua hirarki dari awal sampai akhir dan ternyata konseli sudah tidak lagi mengalami ketegangan lagi. Dan dari hasil kegiatan konseling yang telah dilakukan dari keseluruhan yang dari awalnya konseli masih takut dan mengalami ketegangan namun perlahan-lahan rasa cemas tersebut mulai hilang bahkan konseli tampak santai.
83
Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
A. Topik
: Mengatasi gangguan kecemasan terhadap keramaian dengan mengunakan konseling kelompok behavioral.
B. Bidang Bimbingan : Pribadi sosial C. Jenis Layanan
: Konseling Kelompok
D . Fungsi Bimbingan : Pengentasan F. Tujuan layanan
:
1. Tujuan Umum konseling
: Membantu konseli mengurangi kecemasan dengan kelompok behavioral.
2. Tujuan Khusus
:-
Dapat menjelaskan pengertian koseling behavioral, tujuan, prosedur dan manfaat pelaksanaan. -
G. Sasaran Layanan H. Uraian Kegiatan
Dapat menerapkan teknik desensitisasi ketika individu mengalami kecemasan. Dapat menjelaskan kesulitan apa saja yang dirasakan siswa ketika melaksakan konseling kelompok menggunakan pendekatan behavioral.
: Siswa kelas VIIIB SMP Negeri 10 Salatiga :
1. Membangun hubungan baik. 2. Penulis menjelaskan tujuan kegiatan. 3. Penulis menjelaskan pengertian konseling, konseling behavioral dan teknik Desensitisasi. 4. Penulis menjelaskan keefektifan konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematik dalam mengurangi kecemasan. 5. Penulis menjelaskan prosedur dalam melaksanakan teknik desensitisasi. 84
6. Penulis memandu jalannya teknik desensitisasi berdasarkan tahap-tahap pelaksanaannya Yaitu : mengemukakan rasional penggunaan desensitisasi untuk menolong konseli mengatasi kecemasannya dan penghindaran terhadap kecemasan keramaian, mengidentifikasikan situasi yang mempengaruhi emosi melalui wawancara, membantu konseli menyusun hirarki, memilih respon counter conditioning dan melatih pelaksanaannya pada konseli, menyajikan imajinasi, menyajikan adegan hirarki dan memberi pekerjaan rumah dan merencanakan pertemuan tindak lanjut. I. Tempat Penyelenggaraan : SMP Negeri 10 Salatiga J. Penyelenggara Layanan
: Penulis
K. Alat dan Perlengkapan
:
L. Evaluasi dan Tindak Lanjut: 1. Evaluasi a. b.
:
Melakukan observasi kepada subyek. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok.
2. Tindak Lanjut
: Apabila individu tersebut belum bisa mengurangi ganguan kecemasan akan dilanjutkan dengan sesi berikutnya dengan melaksanakan konseling behavioral melalui teknik desensitisasi sistematik.
85
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI.
A. Topik Permasalahan
: Mengurangi kecemasan terhadap keramaian
menggunakan pendekatan konseling behavioral melalui teknik desensitisasi sistematik. B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang bimbingan
: Pribadi sosial
2. Jenis layanan
: Koseling kelompok
3. Fungsi layanan
: Pengentasan
4. Sasaran layanan
: Siswa kelas VIIIB SMP Negeri 10 Salatiga.
C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Waktu
: Senin 15 Agustus, Selasa 16 Agustus, jumat 19
Agustus, Senin 22 Agustus, Selasa 23 Agustus, kamis 25 Agustus, 06 September 2011 2. Tempat pelaksanaan : SMP Negeri 10 Salatiga 3. Diskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan Kegiatan layanan konseling kelompok dimulai dengan pemberian salam, memeriksa situasi dan kondisi siswa dan lingkungan, memeriksa kehadiran siswa, menjelaskan tentang kegiatan kelompok yang akan dilakukan “Relaksasi dan Berpikir Positif” yang termasuk dalam tahap pembentukan. Selanjutnya tahap peralihan, dengan menanyakan kesiapan siswa mengikuti kegiatan yang akan dilaksanakan. Dilanjutkan dengan tahap kegiatan, yaitu menjelaskan materi yang akan dibahas, mengemukakan rasional penggunaan desensitisasi untuk menolong konseli mengatasi kecemasannya dan penghindaran terhadap kecemasan keramaian, mengidentifikasikan situasi yang mempengaruhi emosi
melalui wawancara,
membantu konseli menyusun hirarki, memilih respon counter conditioning dan melatih pelaksanaannya pada konseli, menyajikan imajinasi, menyajikan adegan hirarki dan memberi pekerjaan rumah dan merencanakan pertemuan tindak lanjut. 86
Selanjutnya dilakukan mendiskusikan materi yang telah dibahas, Tanya jawab mengenai topik yang telah dibahas,menjelaskan tujuan penyampaian materi. Tahap terakhir yaitu pemberi layanan dan para siswa menyimpulkan topik yang telah dibahas serta menanyakan kesan-kesan anggota kelompok mengikuti kegiatan konseling kelompok.
D. Evaluasi 1. Laporan hasil evaluasi : Setelah melaksanakan observasi dan wawancara terhadap siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa memang mengalami kesulitan pada tahap_tahap awal dilaksanakannya konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan behavioral. Tetapi siswa perlahan-lahan dan bertahap dapat mengikuti konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dengan baik dan dapat menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari untuk mengatasi kecemasan yang dimilikinya. 2. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Kegiatan direspon dengan baik oleh siswa, semua anggota aktif dan antusias selama kegiatan berlangsung dari awal sampai akhir, sehingga dapat dikatakan bahwa layanan konseling kelompok berjalan dengan baik dan dapat dilanjutkan pemberian layanan berikutnya.
87
PEDOMAN OBSERVASI SELAMA KEGIATAN KONSELING KELOMPOK 1. Subjek yang diobservasi : 2. Identitas subjek
3. Kegiatan subjek pada saat berkumpul dengan kelompoknya atau teman-temannya
4. Keterlibatan subjek terhadap suatu kegiatan di luar kelas
5. Kegiatan subjek pada saat mengikuti layanan konseling kelompok
6. Perasaan yang dialami subyek setelah mengikuti dan melaksanakan konseling kelompok
88
Pedoman Wawancara
Aspek Intake interview
Deskripsi a. Nama, usia b. Latar belakang keluarga subjek (ayah, ibu, dan saudara-saudara subjek) c. Kehidupan mengikuti
subjek layanan
sebelum
mengenal
konseling
dan
kelompok
behavioral menggunakan teknik desensitisasi sistematik d. Apa yang dirasakan subjek ketika mendengar atau melihat suatu keramaian sebelum mengikuti layanan
konseling
kelompok
behavioral
menggunakan teknik desensitisasi sistematik e. Keberadaan lingkungan sekitar mengenai subjek f. Kehidupan mengikuti
subjek layanan
setelah
mengenal
konseling
dan
kelompok
behavioral menggunakan teknik desensitisasi sistematik g. Apa yang dirasakan subjek ketika mendengar atau melihat suatu keramaian setelah mengikuti layanan
konseling
kelompok
behavioral
menggunakan teknik desensitisasi sistematik
89
Langkah-langkah Relaksasi 1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan selama 10 detik kemudian lepaskan. Biarkan lengan Anda dalam posisi di atas paha atas lepas begitu saja. 2. Angkat tangan Anda kira-kira separuh sofa (atau pasa sandaran kursi) kemudian bernafaslah secara normal. Letakkan tangan Anda di atas sofa (kursi). 3. Sekarang pegang lengan Anda lalu kepalkan dengan kuat. Rasakan ketegangannya dalam hitungan sampai tiga dan pada hitungan ketiga letakan tangan Anda. Satu…Dua…Tiga. Angkat tangan Anda kembali. 4. Angkat tangan Anda kembali, tekuk jemari Anda ke belakang kea rah lain (ke arah tubuh Anda). Sekarang letakkan tangan Anda dan tenanglah. 5. Angkat tangan Anda sekarang. Letakkan kemudian rileks. 6. Angkat tangan Anda sekali lagi, tapi saat ini tepukkan tangan Anda dan rileks. 7. Angkat tangan Anda dan rileks ! 8. Naikkan tangan Anda di sofa dan tegangkan otot bisep Anda sampai bergetar. Bernafaslah normal, lepaskan tangan anda dan rileks (perhatikan perasaan tenang dan rileks yang Anda rasakan) 9. Sekarang rentangkan lengan anda dan tegangkan otot bisep anda. Yakinlah bahwa Anda bernafas normal setelah itu rileks. 10. Lengkungkan pundak Anda ke belakang, tahan dan yakinkan lengan Anda rileks. 11. Bungkukkan pundak Anda ke depan, tahan dan yakinkan lengan Anda rileks. 12. Putar kepala Anda ke kanan, tegangkan leher Anda lalu rileks dan kembali ke posisi pertama. 13. Putar kepala Anda ke kiri, tegangkan leher Anda lalu rileks dan kembali ke posisi pertama. 14. Bengkokkan kepala sedikit ke belakang, tahan lalu kembali ke posisi semula. 90
15. Tunduk kepala ke bawah sampai hampir dagu menyentuh dada, tahan kemudian rileks dan kembali ke posisi semula. 16. Buka mulut Anda lebar-lebar kemudian rileks. 17. Tegangkan bibirmu dengan cara menutup mulut Anda kemudian rileks. 18. Letakkan lidah Anda pada langit-langit mulut, tekan dengan keras biarkan lidah anda kembali ke posisi semula dan rasakan perasaan tenang. 19. Letakkan lidah Anda di bagian dasar mulut, tekan ke bawah biarkan lidah Anda kembali keposisi semula dan rasakan perasaan tenang. 20. Duduklah di sebelah sana kemudian rileks dan jangan memikirkan apapun. 21. Untuk mengontrol luapan emosi, Anda dapat bernyanyi dengan nada tinggi, tidak terlalu keras! Baiklah sekarang mulai bernyanyi, tahan pada nada tinggitersebut kemudian rileks. 22. Menyanyilah dengan nada sedang dan buatlah pita suara Anda tegang kemudian biarkan rileks. 23. Menyanyilah dengan nada rendah dan buatlah pita suara Anda tegang kembali kemudian rileks. 24. Sekarang pejamkan mata Anda erat-erat lalu bernafaslah normal kemudian rileks. (perhatikan begaimana perasaan sakit anda hilang ketika Anda rileks). 25. Biarkan mata Anda rileks dan biarkan mulut Anda sedikit terbuka. 26. Buka mata Anda lebar-lebar, tahan kemudian rileks. 27. Kerutkan dahi Anda sebisa mungkin, tahan kemudian rileks. 28. Tarik nafas dalam-dalam , tahan, hembuskan keluar kemudian rileks (perhatikan perasaan lapang saat kamu menghembuskan nafasmu). 29. Bayangkan bahwa ada sebuah beban berat menarik seluruh otot Anda sehingga membutnya lembek setelah rileks. 30. Tarik otot-otot perut Anda bersamaan lalu rileks. 31. Tegangkan otot-otot Anda seolah-olah Anda pegulatprofesional. Buatlah otot perut Anda mengeraskemudian rikeks. 91
32. Keraskan otot pantan Anda, tahan kemudian rileks. 33. Sekarang kita beralih ke bagian atas dari tubuh Anda yang tegang kemudian rileks. Pertama otot-otot muka. (Jeda… 3-5 detik) Otot-otot tenggorokan. (Jeda…3-5 detik) daerah leher. (Jeda 3…5 detik) bagian pundak. (Jeda…3-5 detik). (Jeda) Lengan dan jari. 34. Pertahankan keadaan rileks ini, angkat kedua kaki Anda (kira-kira membentuk sudut 45) kemudian rileks. 35. Tekuk kaki bagian belakang sehingga ujung jari kaki mengarah ke muka Anda. Rileks. 36. Tekuk kaki Anda kea rah lain dari tubuh Anda tidak terlalu jauh rasakan ketegangannya, kemudian rileks. 37. Rileks! (Jeda). Sekarang lengkungkan jari kakimu bersama sekuat mungkin, kemudian rileks. (Tenanglah sekitar 30 detik) 38. Prosedur rileksasi formal ini telah lengkap. Sekarang perhatikan tubuh Anda dari ujungkaki sampai kepala bahwa setiap otot dalam keadaan rileks. (Sebutlah satu persatu). Pertama jari-jaro kaki,… kaki,… Pantat,… Perut,… Pundak,… Leher,… Mata, … dan terakhir dahi. Semua harus dalam keadaan rileks. (tenang selama 10 detik). Berbaringlah di tempat lain dan rasakan perasaan tenang, perhatikan kehangatan dari relaksasi tersebut. Pertahankan keadaan tersebut satu menit lagi, kemudian hitung sampai lima. Ketika sampai lima, bukalah mata dan rasakan perasaan segar dan tenang. (tenang sekitar satu menit). Ulangi prosedur ini beberapa kali sampai akhirnya Anda benar-benar merasakan perasaan yang sangat tenang.
92