Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Mahludin, Kecakapan … Masa era reformasi , desentralisasi dan deregulasi pendidikan Islam, bahwa pemerintah telah banyak mengeluarkan berbagai kebijakan berkenaan dengan peningkatan pendidikan Islam khususnya Madrasah. Pada saat ini peningkatan kualitas SDM dan life skills dan lainnya terus dilakukan, sehingga bukan saja berkeinginan membentuk generasi Islam yang beraqidah lurus, beribadah dengan benar, berakhlak mulia, berbadan sehat, berwawasan luas, melainkan menjadi manusia yang terampil dan mandiri.
KECAKAPAN HIDUP SISWA-SISWA DI LEMBAGA NURUL ILMI DAN AL-FALAH JAMBI Mahludin
Abstrak Indonesia adalah sebuah negara yang besar yang memiliki penduduk ratusan juta jiwa. Indonesia adalah Negara mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Menurut sebuah perhitungan manusia bahwa orang Muslim di Indonesia adalah jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia, realitas membuktikan lain. Jumlah orang Islam yang besar itu ternyata tidak memiliki kekuatan sebagaimana y seharusnya dimiliki. Jumlah yang besar belum didukung oleh kualitas serta loyalitas terhadap sesama, sehingga masih banyak orang miskin yang terlantar. Ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam belum mempunyai peran yang sangat signifikan di Indonesia. Segi pendidikan hingga kini pendidikan Islam masih saja menghadapi permasalahan yang kompleks, dari permasalahan konseptual teoritis, hingga persoalan operasional praktis. Tidak terselesaikannya persoalan ini membuat pendidikan Islam tertinggal, karena pendidikan Islam saat ini hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan sedikit ilmu tentang life skills atau ketrampilan, terobosan yang harus dilakukan dalam mengadakan perubahan pendidikan Islam adalah merumuskan kerangka dasar filosofis pendidikan Islam yang sesuai dengan ajaran Islam, kemudian cermat dalam mengembangkan secara empiris, sebagaimana inti dari pandangan wahdaniat yang mutlak dan yang nisbi merupakan satu kesatuan yang berjenjang, bukan suatu yang terputus sehingga tidak ada perbedaan antara ilmu agama dengan ilmu sekuler. Saat ini masyarakat adalah ,masyarakat yang materialistis yang dapat dibina dengan menggunakan suatu mesin yang bernama teknostruktur, pendidikan Islam sebagai produksi system ini haruslah mengembangkan seluruh aspek dari manusia dan masyarakat sesuai dengan fitrah Islam. Kemauan untuk merubah merupakan modal besar bagi seseorang untuk maju karena kemajuan berarti perubahan, keadaan yang baik untuk lebih baik. Pendidikan Islam bukan hanya sekedar pencapaian kebahagiaan akhirat tetapi juga dituntut untuk pencapaian kebahagiaan hidup di dunia.
Kata Kunci : Kecakapan Hidup, Siswa-siwa Pendahuluan Landasan Yuridis Pendidikan Life Skills ini adalah UU RI. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada pasal (1) ayat (1)dan Peraturan Pemerintah. Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan yang berfungsi mengembangkankan kemampuan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia sehat rohani dan jasmani, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis. Bahwa tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan lembaga pendidikan dalam rangka pencapaian masyarakat yang berkesejahteraan lahir dan bathin.Pasal 26 ayat 3 UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan kecakapan hidup (life skills education) adalah “pendidikan yang memberikan kecakapan personal, sosial, intelektual dan kecakapan vocasional untuk bekerja atau usaha mandiri. Pendidikan Islam merupakan sub sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Perjalanan Pendidikan Islam tidak terlepas dari pasang surutnya sistem Pebdidikan Nasional itu sendiri yang erat kaitannya dengan tidak terlepasnya umat Islam ketika membicarakan nasib rakyat Indonesia, bahkan Pendidikan Islam ketika menceritakan nasib bangsa ini, tentunya Pendidikan Islam mempunyai sejarah panjang yang telah ikut mewarnai kehidupan bangsa ini baik masa sebelum penjajah bahkan setelah Indonesia merdeka. Dalam pendidikan Islam tidak biasa dipungkiri ia memiliki peran yang penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meskipun demikian, keberadaan pendidikan Islam saat ini nampaknya sudah mulai kurang menarik minat umat. Kondisi ini membutuhkan respon yang aktif-kreatif untuk memberdayakan pendidian Islam untuk merespon kebutuhan hidup untuk menuju akhirat. Untuk saat ini seharusnya lembaga Pendidikan Islam memerlukan adanya perencanaan strategis, dengan menyusun visi,misi,tujuan,sasaran, metode, program dan kegiatan. Hal ini dimaksudkan sebagai perencanaan jangka panjang untuk menjawab tantangan ekternal yang semakin dinamis dan 95
96
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
kompleks. Disinalah diperlukan analisis kekuatan, kelemahan (factor internal), peluang serta ancaman (faktor eksternal). Akhirnya akan diketahui dimana posisi Pendidikan Islam, mau kemana Pendidikan Islam apa maslah krusial yang dihadapi, kemudian dibuatlah perencanaan strategis menjangkau masa depan yang lebih baik. .Realitas membuktikan lain. Jumlah manusia Islam yang besar itu ternyata tidak memiliki kekuatan sebagaimana seharusnya yang dimilki. Jumlah yang sangat besar ini belum didukung oleh kualitas dan kekompakan serta loyalitas manusia Islam terhadap sesama, agama dan para fakir miskin yang sebagaian besar adalah orang-orang Islam. Kualitas manusia Muslim belum teroptimalkan secara individual apa lagi secara masal. Kualitas manusia Muslim Indonesia berada di tingkat menengah kebawah. Memang ada sekitar 5% yang sangat menonjol, hanya saja kemenonjolan tersebut tidak mamapu menjadi lokomotif bagi rangkaian gerbang manusia Muslim lainnya. Seseorang itu diketahui nilainya ketika dapat memenuhi kebutuhan dihadapan masyarakat, ketika seseorang itu tidak mampu memberikan manfaat dan kegunaan secara materil seseorang dianggap berhasil. Orang yang dianggap berhasil dan bermoral adalah seseorang yang telah memiliki jabatan,kekayaan, dan harta lebih dari orang tuanya. Pendidikan Islam dipergunakan dalam dua hal, yaitu : 1. Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa. 2. Keseluruhan lembaga pendidikan yang mendasarkan segenap program dan kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai Islam. Namun hingga kini pendidikan Islam masih saja menghadapi permasalahan yang komplek, dari permasalahan konseptual teoritis, hingga persoalan operasional praktis. Tidak terselesaikannya persoalan ini menjadikan pendidikan Islam tertinggal dengan lembaga pendidikan lainnya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga pendidikan Islam terkesan sebagai pendidikan “kelas dua”. Tidak heran jika kemudian banyak dari generasi muslim yang justru menempuh pendidikan dilembaga non Islam. Ketertinggalan pendidikan Islam dari lembaga lainnya menurut Azyumardi Azra, setidaknya disebabkan oleh beberapa paktor, yaitu : 1. Pendidikan Islam sering terlambat untuk merumuskan diri untuk merespon perubahan dan kecenderungan masyarakat sekarang dan akan datang. 2. Sistem pendidikan Islam kebanyakan masih lebih cenderung mengorentasikann diri pada bidang-bidang humaniora dan ilmu-ilmu sosial ketimbang ilmu-ilmu eksakta semacam fisika,kimia, biologi dan matemateka modern. 3. Usaha pembaharuan pendidikan Islam sering bersifat sepotong-potong dan tidak komprehensif, sehingga tidak terjadi perubahan yang esensial. 97
Mahludin, Kecakapan … 4. Pendidikan Islam tetap berorentasi pada masa Islam ketimbang berorentasi kepada masa depan, atau kurang bersifat future oriented. 5. Sebahagian pendidikan Islam belom dikelola secara profisional, baik dalam penyiapan tenaga pengajar, kurikulum maupun pelaksanaan pendidikannya. Permasalah Pendidikan Islam saat ini terkait dengan ketertinggalan pendidikan Islam saat ini, Menurut Muhaimin dikarenakan oleh terjadinya penyempitan terhadap pemahaman pendidikan Islam yang hanya berkisar pada aspek kehidupan ukhrawi yang terpisah dengan kehidupan duniawi, atau aspek kehidupan rohani yang terpisah dengan kehidupan jasmani. Jika melihat pendapat Muhaimin ini, maka akan tampak adanya pembedaan dan pemisahan antara yang dianggap agama dan bukan agama, yang sakral dengan yang profane antara dunia dan akhirat. Cara pandang yang memisahkan antara yang satu dengan yang lain ini disebut sebagai cara pandang dikotomik. Adanya simtim dikotomik inilah yang menurut Abdurahman Mas’ud sebagai penyebab ketertinggalan pendidikan Islam. Hingga kini pendidikan Islam masih memisahkan antara akal dan wahyu, serta fikir dan zikir. Hal ini menyebabkan adanya ketidakseimbangan para dikmatik, kurang berkembangnya konsep humanesme religious dalam dunia pendidikan Islam, karena pendidikan Islam lebih berorentasi pada konsep Abdullah (manusia sebagai hamba), ketimbang sebagai konsep khalifatullah (manusia sebagai khalifah Allah). Selain itu orentasi pendidikan Islam yang tumpang tindih melahirkan masalah besar dalam dunia pendidikan, dari persoalan metodologis. Di samping itu, pendidikan Islam menghadapi masalah serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus menerus semakin cepat, lebih-lebih perkembangan ilmu pengetahuan yang hampir-hampir tidak memperdulikan lagi sistem suatu agama. Kondisi sekarang ini, pendidikan Islam berada pada posisi determinisme historic dan realism. Dalam artian bahwa, satu sisi umat Islam berada pada romantisme historis di mana mereka bangga karena pernah memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuan-ilmuan besar dan mempunyai kotribusi yang besar pula bagi pembangunan peradaban dan ilmu pengetahuan dunia serta menjadi tranmisi bagi khazanah Yunani, namun di sisi lain mereka menghadapi sebuah kenyataan, bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dihadapan kepada realitas masyarakat industry dan tehnologi modern. Hal ini pun didukung dengan pandangan sebagai umat Islam yang kurang meminati ilmu-ilmu umum dan bahkan sampai pada tingkat”diharamkan”. Hal ini berdampak pada pembelajaran dalam sistem pendidikan Islam yang masih berkutat apa yang oleh Muhammad al-Jabiri, pemikir asal Maroko, sebagai epistemology bayani, atau dalam bahasa Amin Abdullah disebut dengan hadharah annash (budaya agama yang semata-mata mengacu pada teks), di mana pendidikan hanya bergelut dengan setumpuk teks-teks keagamaan yang sebagian besar berbicara tentang permasalahan fikih semata. Terjadinya 98
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
pemilihan-pemilihan antara ilmu umum ilmu agama inilah yang membawa umat Islam kepada keterbelakangan dan kemunduran peradaban karena lantaran ilmu-ilmu umum dianggap sesuatu yang berada diluar Islam dan berasal dari non Islam bahkan seringkali dipertentangkan antara agama dan ilmu dalam hal ini Agama dianggap tidak ada kaitannya dengan ilmu bahkan juga dianggap tidak ada kaitannya dengan ilmu dan sebaliknya ilmu tidak memperdulikan agama Islam. Seperti itu gambaran praktik kependidikan dan aktivitas keberagaman ilmu di tanah air masa sekarang ini tentunya dengan berbagai dampak negative yang ditimbulkan dan dirasakan oleh masyarakat kita sekarang malah yang akan datang kalau kita tidak membenahinya. Sistem pendidikan Islam pada saat sekarang ini hanya mengajarkan ilmuilmu agama dan sedikit ilmu tentang life skills, bagi generasi muda yang Islam yang mengikuti pendidikan di luar sistem Islam hanya mendapatkan porsi sangat kecil di dalam hal pendidikan Islam atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan ilmu-ilmu ke Islaman tentu dari berbagai persoalan pendidikan Islam tersebut di atas hendaknya dapat ditarik benang merah problematika pendidikan Islam itu : 1. Adanya permasalahan konseptual teoritis atau filosofis yang kemudian berdampak pada persoalan operasional praktis. 2. Problema konseptual teoritis ini ditandai dengan adanya pradigma dikotomi dalam pendidikan Islam. 3. Sangat sedikit respon pendidikan Islam terhadap realitas sosial sehingga peserta didik menjauh dari meliunya sosio cultural. Ketika mereka lulus nanti mereka mengalami social shock. 4. Penenganan terhadap masalah ini hanya sepotong-sepotong dan tidak integral dan komprehensif. Solusi terhadap problematika pendidikan Islam harus mencermati kenyataan yang ada maka mau tidak mau persoalan konsep dualism dikotomi pendidikan harus segera dilenyapkan dan segera dituntaskan baik pada tingkat filosofis paradigam maupun secara teknis depertemental. Pemikiran filosofis menjadi sangat penting sekali, karena pemikiran ini akan memberikan suatu pandangan dunia yang menjadi landasan idiologi seta moral bagi pendidikan Islam. Oleh karena pemisahan antara ilmu agama hendaknya segera dihentikan dan akan menjadi sebuah solusi untuk menyatukan keduanya dalam satu system pendidikan integralistik, namun persoalann integrasi ilmu dan agama dalam satu sistem pendidikan ini bukanlah satu persoalan yang ringan, melaikan harus atas dasar pemikiran filosofis yang kuat, sehingga tidak hanya sekedar tambal sulam. Terobosan yang harus dilakukan dalam mengadakan perubahan pendidikan Islam adalah merumuskan kerangka dasar filosofis pendidikan Islam yang sesuai dengan ajaran Islam, kemudian cermat dalam mengembangkan secara empiris prinsip-prinsip yang mendasari terlaksananya 99
Mahludin, Kecakapan … dalam konteks lingkungan (sosio dan cultural). Filsafat Islam yang menjadi alternative dari pandangan holistic yang berkembang pada era postmodern di kalangan masyarakat barat. Inti dari pandangan wahdaniyat ini adalah bahwa yang mutlak dan yang nisbi merupakan sustu kesatuan yang berjenjang, bukan suatu yang terputus sebagaimana pandangan ortodoksi Islam. Pandangan Armahedi Mahzar,pencetus filsafat intergralisme tentang ilmu juga atas dasar asumsi di atas, sehingga dia tidak membedakan antara ilmu agama dengan ilmu umum, ilmu Allah dan ilmu sekuler, ilmu dunia dan ilmu akhirat. Tentunya dari pandangan dia ini tentang kesatuan tersebut juga akan berimplikasi pula pada pemikiran Armahedi pada permasalahan yang lain pula termasuk juga pendidikan Islam. 1(Muhammad Ali,2008:17) KECAKAPAN HIDUP SISWA Secara historis keberadaan lembaga Pendidkan Nurul Ilmi ini dibangun pertama kali pada tanggal 26 Nopember 2001 berlokasi di Jl. Pemancar yang dipelopori oleh delapan orang guru yaitu, bapak Drs. Hendri Manshur,bapak Jasrul, S.Ag, ibu Meri,bapak Kamaluddin,ibu Lisa, bapak Edi,bapak Duhasin Harahap,ibu Fita,sekolah ini beroperasi mulai tanggal 5 Januari 2002 dengan menerima 50 siswa yang baru dan pindahan dari sekolah lain dari kelas satu sampai dengan kelas VI cukup panjang perjuangan sejarah perjuang sekolah ini, kemudian pindah ke Lorong Karya Maju pada tahun 2004 mengontrak tanah pemda yang luasnya satu hektar dengan bayaran 3 juta perbulan 36 juta pertahun, kemudian sekolah ini tertus berkembang dengan pesadnya sehingga sekarang sudah punya lokasi sendiri yang wilayahnya sekitar 1 hektar beralamat di RT 18 Kelurahan Simpang IV Kecamatan Telanaipura. Sekolah telah berkembang menjadi lembaga pendidikan dengan prestasi yang membanggakan. Sekolah ini tetap berbenah diri untuk menjadi sekolah terpaporit di Kota Jambi. Penerapan Sekolah ini menggunakan sistem sekolah Islam terpadu dengan konsep Full Day School dari tinggkat SD dan SMP, sekolah ini sudah mendapat izin dari pemerintah yaitu dari Diknas Kota Jambi dengan Nomor 125.11/11/PDK dan NSP :10502389. Sampai sekarang ini Nurul Ilmi sudah berusia 8 tahun walaupun baru berusia 8 tahun namun dari segi prestasi sudah banyak yang diraih para siswa dan siswi : Juara 1 lomba Dongeng dalam bahasa Inggeris tingkat Kota Jambi, 2 Mewakili Propinsi Jambi pada lomba Kompetensi Festifal menggunakan Teknologi Informasi Komonikasi (Kompoter pada tingkat Nasional, 3. Meraih medali perunggu pada olimpiade Sins dalam rangka MILAD II JSIT Indonesia di Jakarta.,4. Juara 1 pada lomba spelling BEE competition Kota Jambi, 5. Juara 1 dan II pada lomba Story Telling Competition,6. Juara 1 Lomba dakwah pada semarak Ramadhan 1427 H,7. 1
.Muhammad Ali, Pedoman Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Depertemen Agama RI, 2008,hal,17
100
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Mahludin, Kecakapan …
Juara 11 Dokter kecil tingkat Kota jambi,8. Juara 1 setiap lomba melukis dan mewarnai Tingkat Kota Jambi. Sampai sekarang sekolah terus melejut naik namanya sehingga sekolah menjadi sangat terkenal di Kota Jambi bahkan sampai ke tingkat Propinsi. Lembaga nurul Ilmi ini menjadi Lembaga yang bisa memadukan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama dengan satu jalinan kurikulum atau KTSP tahun 2006, semua mata pelajaran semua kegiatan sekolah tidak terlepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai-nilai Islami dan lembaga ini nantinya akan mampu menjawab tantang global yang siswanya bukan saja berilmu dan terampil tetapi juga beriman dan berakhlak mulia, pendidikan seperti inilah yang mampu menjawab tantangan jaman nantinya.2(Jamal Badi, 2008 :181) Visi dan Misi bagi Lembaga ini adalah hal yang sangat penting untuk tujuan akhir dalam proses kehidupan bagi siswa ini, dengan Visi dan Misi yang jelas dalam rangka menjawab tantang jaman perlu dukungan dari seluruh masyarakat dan juga pemerintah dan diiringi dengan kualiatas guru serta sarana dan prasarana lengkap. Hebatnya sekolah ini dalam penerapan life skills tidak ada istilah guru khusus yang mengajar life skills ini melainkan setiap guru akan mengajar life skills ini dengan keahlian masing masing. Adapun VISI adalah :Menjadi Lembaga Islam Terpadu yang mampu membentuk generasi yang tangguh dengan ciri : beraqidah lurus, beribadah dengan benar, berakhlak mulia, berbadan sehat, berwawasan luas, trampil dan mandiri. Sedangkan MISI adalah : Menyelenggarakan dan mengembangkan Pendidikan Islam Terpadu secara profrsional pada tingkat Sekolah Dasar /SD. Membina dan mengoptimalkan potensi rohani, jasmani, akal, dan akhlak peserta didik dengan memadukan potensi orang tua, guru, masyarakat, pemerintah dan lingkungan. Membentuk Insan yang sehat,cerdas, kriatif,disiplin dan mandiri Membimbing peserta didik agar mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi insani bertaqwa dan berdaya guna sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Mengembangkan dan membina kerjasama dengan lembaga pendidikan Islam dan umum lainnya secara regional dan nasional. Dalam program untuk menghasilkan siswa yang berkualitas sekolah Islam Terpadu Nurul Ilmi ini Menerapkan kurikulum Diknas dan Depak yang diperkaya dengan pendekatan nuansa Islami serta tahfidz Al-Qur’an, Qiro at/tahsin dan program unggulan adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris. Adapun program Ekstra kurikueir adalah Dram Band, Renang , Computer, Seni Islam, Out Bind, kepanduan, dokter kecil dan lainnya, dan sekolah ini sudah menamatkan 216 siswa dan siswi, sebahagian melanjutkan ke SMPIT dan sebahagian yang lain melanjutkan kebeberapa sekolah paporit baik yang ada di
Jambi maupun luar Jambi atau luar Propinsi Jambi dan juga sudah ada yang keperguruan tinggi seperti ITB, UNJA, IAIN sudah berada di Semester 4 dan belum ada yang menjadi pengusaha atau candikiawan karena masih tarap pendidikan. Adapun Secara Giografis lokasi Lembaga pendidikan Nurul Ilmi ini berada di wilayah atau Jalan Julius Usman RT 18 Pematang Sulur Kelurahan simpang IV sipin dan RT 16 simpang IV Sipin Teanaipura Jambi, dengan luas wilarah satu hektar dengan perbatasan wilayah sebelah kiri berbatas dengan rumah penduduk, sebelah kanan berbatas dengan tanah kosong, sebelah depan berbatas dengan tanah kosong, sebelah belakang bangunan berbatas dengan rumah penduduk. 3
2
3
.Dukomentasi Sekolah Dasar Terpada Nurul Ilmi 2010
101
Struktur Organisasi Di dalam suatu organisasi tentu ada aturan main ada pula yang memimpin/pimpinan di dalam organisasi tersebut tanpa ada yang memimpin maka organisasi tersebut tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Untuk lebih jelas lagi sebagaimana Struktur berikut.: Struktur Organisasi di Sekolah Islam Terpadu Nurul Ilmi.
Keadaan Guru dan Siswa Adapun jumlah guru yang mendidik di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi sebanyak 46 orang 12 orang laki-laki 34 orang perempuan . Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi Tahun 2010
102
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
sebagaimana dilihat hamper sudah menyelesaikan strata 1 baik dari perguruan tinggi umum atau agama kita lihat dari tabel beriut: Di Sekolah Dasar Islam terpadu Nurul Ilmi ini ada staf Tenaga Usaha (TU) sebanyak 2 orang : Tabel 3: Keadaan Tata Usaha Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi. No Nama JK Tamatan Jabatan 1. Merry Emy Yustika,S.Pd P Pendidikan Staf Keuangan 2. Lin Agustin,A.Md P Elektro Adm Sekolah Dasar Islam terpadu Nurul Ilmi sangat diminati di Kota Jambi terlihat jumlah siswa yang masuk di Sekolah Dasar Nurul Ilmi ini berjumlah 823 orang siswa, sebagaimana tabel di bawah ini :
No 1 2 3 4 5 6
Tabel 4: Keadaan Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Nuru Ilmi Kota Jambi Kelas Perempuan Laki-laki I 72 92 II 84 79 III 81 87 IV 77 79 V 45 48 VI 46 32 Jumlah 406 417
Mahludin, Kecakapan … Tabel 5 :Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi Kota Jambi,4(Al-Kur,an :41) No Uraian Jumlah Keterangan 1. Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Baik 2. Ruang TU 1 Baik 3. Ruang Belajar 30 Baik 4. Ruang Guru 2 Baik 5. Ruang Pustaka 1 Baik 6. Ruang Komputer 1 Baik 7. Rauang Lab 1 Baik 8. Ruang Serba Guna 1 Baik 9. Ruang Pejaga Sekolah 1 Baik 10. Ruang satfam 1 Baik 11 Masjid 1 Baik 12. Kantin 1 Baik Agenda Harian Tabel 6: Agenda Harian Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi,5 (Imas Rosyanti :138) Waktu Belajar Kegiatan 07. 15 - 17.30 Berbaris 07. 30 - 09.30 Pelajaran Reguler 09. 30 - 10.30 Snack, Sholat Dhuha, Rehat 10.00 - 12.00 Belajar Iqra 12.00 - 13.15 Makan Siang, Sholat Zuhur, Bimbingan Kelompok,istirahat 13.15 - 14.30 Pelajaran regular 14. 30 - 15.40 Pelajaran regular 15. 40 - 16.00 Shalat ashar dan berkemas pulang
Jumlah 164 163 168 156 93 78 823
Keadaan Sarana dan Prasarana Wilayah yang luasnya dua hektar ini yang punya halaman sekolah dengan dua lokasi dibangun berupa ruang atau tempat yang berjumlah 30 ruang, yaitu rung belajar yang lengkap dengan kursi meja lemari papan tulis jam dinding yang di isi sebanya 27 siswa per lokal, ruang musalla lengkap dengan alat sejadanya, ruang computer lengkap dengan peralatannya, ruang pustaka, ruang koperasi, ruang lab IPA, ruang kantur Kepala sekolah, ruang TU, ruang majlis guru ada satu buah masjid, WC yang bersih. Ada juga peralatan renang dan peralatan Out Band dan olah raga lainya sebagaimana table berikut.
Kelas I dan II pulang pukul 14.30 wib Kelas III,IV,V dan VI pulang pukul 16.00 wib Kegiatan ekstrakurikuler disetiap hari sabtu, pulang pukul 11 Historis dan Giograpis Sekolah Dasar Al-Falah A-Falah Sekolah Dasar Islam Al-falah ini terletak Kelurahan Legok Nomor 58. B, kecamatan Telanaipura Kabupaten Kota Jambi yang pertama membangun sekolah ini diketuai oleh IbuDra. Hj. Juniwati Sofwan,hak pakai dari Pemda 4 5
103
.Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi Tahun 2010 .Dukomen Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi Tahun 2010
104
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Jambi, Luas bangunan ini lebih kurang 10 hektar dan delangkapai sebuah Masjid terbesar di Propinsi Jambi Yaitu Masjid Agung, disebalah barat berbatas dengan rumah Penduduk,sebelah timur berbatas dengan Jalan Raya,sebelah utara berbasata dengan kantor Tirta Mayang, sebelah selatan berbatas dengan rumah penduduk, sekolah ini adalah sekolah yang sangat terkenal di Jambi, karena prestasi belajar siswa mencapai tingkat Nasional, dan sekolah ini menjadi kebanggaan masyarakat Kota Jambi.
Mahludin, Kecakapan … anaknya di tingkat Sekolah Dasar Islam, sehingga setiap tahunnya tidak tertampung itupun dibatisi hanya beberapa lokal saja yang bias diterima setelah penjaringan memelalui tahapan tesdan setiap lukal di isi sebanyak 35 siswa ini untuk kelas regoler dan untuk kelas unggu perloka 32 orang dan kelas ekselerasi 5 orang perlokal, oleh karena itu secara keseluruhan dapat kita lihat pada tabel ini. Tabel 8 : Keadaan Siswa di Sekolah Dasar Islam Al-Falah Tahun 2010, No Kelas Uraian Jumlah Keterangan Laki-laki : Perempuan 1. I 92 109 201 2. II 95 92 187 3. III 108 95 203 4. IV 110 111 221 5. V 119 89 208 6. VI 89 108 197 JLM 613 604 1217
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH ISLAM AL-FALAH
Tenaga pengajar di Sekolah Dasar Al-Falah ini dikatan sudah memadai cukup banyak dan rata sarjana S1 berjumlah 61 0rang S2 2 orang yang sisanya belum sarjana, kalau kita lihat dari gug-guru tersebut sudah cukup berpengalaman atau sudah berilmu dalam bidang masing –masing pantas saja sekolah ini cukup terkenal di jambi khususnya dikernakan siswa yang berpendidikan disini pintar-pintar dan dapat bersaing dengan dunia pendidikan selama ini. Siswa yang masuk di Sekolah Dasar Al-Falah ini cukup banya, karena sekolah ini termasuk sekolah pilihan bagi orang tua untuk memasukkan anak105
Tabel 9 :Keadaan nama Tenaga Usaha, Kebersihan dan Satfam sebabyak 22 Laki-laki 17 orang, perempuan 5 orang, TU 3 orang, kebersihan 5 orang, perpustakaan 1 orang, UKS 2 orang, Satfam 8 orang, sopir 1 orang, kurir 1 orang, penjaga sekolah 1 orang, sebagaimana tabel : No Nama Jabatan Jenis Kelamin 1. Darul Kutni TU L 2. Mardiana TU P 3. Laura Dlfiyana, S.TP TU P 4. Mita Susanti, AM.Kep UKS P 5. Linda, A.m.Kep UKS P 6. Dra. Retno Sri Cahyani Pustaka P 7. Trias Witriono Penjaga Sekolah L 8. Marsodo Kebersihan L 9. Sahlan Kebersihan L 10. Sanusi Kebersihan L 11. Yudi Kebersihan L 12. Marsodo Kebersihan L 13. Takwa Satfam L 14. Widi Satfam L 15. M.Yusuf Satfam L 16. Ayatullah Satfam L 17. Rudi Satfam L 106
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
18. 19. 20. 21. 22.
Mukhtar Yuliansah Yulindo Susanto,SH Junaidi,SH
Satfam Satfam Satfam Sopir Kurur/Peng Surat
Mahludin, Kecakapan … Kalau kita lihat pelaksanaan life skills di sekolah Dasar Nurul Ilmi ini terbagi kepada du , yautu General Life Skills atau GLS (Kecakapan Generik),yaitu kecakapan mengenal diri seperti penghayatan sebagai mahluk Tuhan,serta menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang yang dimiliki sekalugus menjadikan sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanpaat bagi diri sendiri dan lingkungan. yang kedua adalah kecakapan Spesific life skills atau SLS (kecakapan specifik). Kecakapan general life skills atau GLS adalah termasuk kecakapan akademik dan kecakapan vokasional yaitu kecakapan mampu melalukan identipikasi vareabel dan mampu menjelaskan pada suatu fenomena tertentu (identifying variables and describing relationship them) sering juga disebut kecakapan kejuruan, artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat dimasyarakat. Perlu disadari di dalam kehidupan nyata, antara general life skills (GLS) dan specific life skills (SLS) ,yaitu antara kecakapan mengenal diri,kecakapan berfikir rasional,kecakapan social, dan kecakapan akademik serta kecakapan vocasional tidak berpungsi secara terpisah, atau tidak terpisah sacara eksklusif,tetapi peleburan kecakapan tersebut menyatu menjadi sebuah tindakan individu yang melibatkan aspek fisik, mental,emosional, dan intelek tual. Masalah pelaksanaan Life Skills di sekolah kami ini memang agak berbeda dengan sekolah yang lain, karena sekolah kami ini kalau belajar life skills itu seluruh guru itu yang mengajar, jadi tidak ada guru khusus dalam bidang itu seperti membuat tempat pena itu bahanya dari barang bekas yang sudah dibersihkan dan dipersiapkan terlebih dahulu kemudian anak itu diberikan arahan cara membuatnya kadang-kadang dilakukan perkelas adajuga secara kelompok atau individu kemudian hasilnya dinilai oleh guru, juga sama seperti membuat tempat telor untuk cukuran itukan barangnya dari bekas cangkir pelastik, kemudia dimodefikasi dan diahias sehingga Nampak indah, itu hanya sekedar untuk pajangan disekolah saja belum ada untuk dipasrkan. Pelaksanaanya setiap hari Jum’at selama 2 jam (Wawancara,6 Desember :2010) Dalam bidang life skills ini ada juga dibidang olah raga seperti renang ,dan uot bond ini pelaksanaanya setiap hari sabtu dan kami kerjasama dengan Taman Rajo jadi anak-anak itu dibawa ke kampong raja itu dan begitu juga uot bond dan itu dilakukan setiap hari sabtu.6 (Ainurrafiq,:50) Di dalam pengamatan penulis di sekolah Dasar Islam Terpadu, bahwa yang di lakukan dalam bidang life skills itu ada 2 . bidang keterampilan dan kewira usahaan, seperti membuat tempat photo ,tempat pena, merangkai bunga bagi perempuan, renang bagi laki-laki, aut bond untuk laki,
L L L L L
Sarana dan Prasarana Demi untuk tercapainya proses bembelajaran tidak terpes dari sarana dan prasarana sebagai pendukung. Adapu sarana dan prasarana di Sekolah Dasar Islam Al-Falah ini sebagaimana tabel berikut. Tabel 10: Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Islam Al-Falah Jambi Tahun 2010 No Uraian Jumlah Keterangan 1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik 2. Raung Guru 3 Baik 3. Ruang Pustaka 1 Baik 4. Ruang Lab IPA 1 Baik 5. Ruang TU 1 Baik 6. Ruang UKS 2 Baik 7. Ruang Belajar 42 Baik 8. Ruang Komputer 1 Baik 9. Ruang Kesenian 1 Baik 10. Ruang Unit Usaha 3 Baik 11. Ruang Kantin 4 Baik Pelaksanaan Life Skills siswa di Lembaga Pendidikan Islam terpadu Nurul Ilmi Kota Jambi. 1. Pelaksanaan Life Skills siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi Kota Jambi . Di Sekolah Nurul Ilmi ini di samping proses pembelajaran yang sifatnya Personal Skills ada juga academik skills yang khusu dalam bidang keterampilan, terlebih dahulu apa saja yang sifatnya academic skills itu, seperti Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, membuat tempat photo, gantungan kunci. Tempat pinsil, bidang dunia usaha seperti berdagang kue disekolah dengan modal sendiri dan keuntungan diserahkan untuk kepentingan kelas masing-masing, membeli buku yang terbaru kemudian disewakan kepada guru atau teman-teman, bidang olah raga berlatih renang dan Uot Bond, semua itu atas abjuran dari guru mereka masing masing ,bukan guru yang mengajar keterampilan ,karena guru keterampilan itu yang tidak ada jadi semua guru harus punya keterampilan dan diajarkan kepada anak. Pedoman,(Anonim:2005 :1) 6
107
.Wawancara, 6 Desember 2010
108
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
membuat tempat telor itu adalah keterampilan yang biasa dilakukan hamper setiap sekolah, tetapi yang sangat menarik itu membuat kueh dengan modal sendiri kemudin dijual, dan membeli buku kemudian buku itu dijadikan bisnis seperti disewakan kepada guru atau teman dan uangnya biasa untuk pribadi atau diserahkan ke kelas masing-masing untk keperluan kelas, nah ini menurut saya yang menarik, kerena pola ini akan menumbuhkan pikiran mereka nanti yntuk mau mengembangkannya setelah mereka dewasa, dan akan muncul pula hal yang baru difikiran mereka dalam berbisnis.7(Ainurrafiq :86) Pelaksanaan life skills ini kami dari guru memberikannya kepada anak memang sudah terprogram yaitu pada setiap hari Jum.at dan Sabtu, kelas yang kami ajarkan ini dari kelas III sampai dengan kelas VI satu hari itu 2 jam dan life skills yang dikerjakan itu adalah yang belum pernah dikerjakan sebelumnya yang sehingga anak anak itu bersemangat untuk mengerjakannya, kami juga sesama guru selalu bertukar fikiran dan selalu membantu untuk mencari hal-hal yang dianggap baru dan kami saling memberi dan menerima, pengetahuan di samping itu ada juga yang sifatnya memperdalam atau memperhalus, seperti renang Uot band. (wawancara, ) Di dalam pelaksanaan life skills ini itu ada dua, yang pertama yang bersifat personal skills (kecakapan personal) atau self awareness, (Kecakapan mengenal diri )cosial skills (kecakapan berfikir rasional), yang kedua academic skills (kecakapan punya kemampuan identipikasi vareabel dan menjelaskan hubungan pada suatu fenomena tertentu, yang kami maksud disini adalah kecakapan akademik ini atau kecakapan pungsional, jadi disini kecakapan yang kami laksanakan, seperti membuat tempat telor dari barang bekas,membuat tempat photo,membuat tempat pena, membuat sulaman, ada juga yang sifatnya wira usaha seperti membuat kueh lalu dijual, membeli buku kemudian disewakan jadi kecakapan yang sifatnya PTD (Pendidikan Teknologi dasar belom mengarah kesana, dan juga cara penerapannya pun hanya melalui guru yang tidak dikhususkan mengajar life skills itu,8 (Anonim,2005 :11) Pelaksanaan life skills ini dimulai dari anak kelas III sampai kelas VI jadi kelas dua belum disampaikan tentang life skills itu, saya juga sependapat dengan teman sesame guru kelanjutan yang kami kerjkan itu hanya sebatas pembelajaran atau pelatihan, baik berjasama dengan pihak luar seperti kampong raja, kurikulum yang dilaksanakan juga dilaksanakan hanya 2 jam setiap hari sabtu, kecakapan yang sangat menonjol disini adalaha academic skills yang mengarah kepada keilmuan seperti mampu 7 8
. Observasi, 6 Desember 2010 .Wawancara, 6 Desember, 2010
109
Mahludin, Kecakapan … berbahasa Arab dan Inggris, mampu melaksanakan shalat dhuha , mampu menghafal Juz Amma, mampu menghafal Al-Qur’an juz 29 dan 30, mampu mengarang puisi, mampu mengoperasinalkan coputer itu yang ada pada kami. (Jamal Ma,mur :2009 :29) Setelah diamati bahwa life skills yang dilaksananakan di Sekolah Dasar ini bukan Life skills yang bersifat spesifik (specific life skills/SLS) atau juga disebut kompetensi teknis (technical competencies) atau juga disebut skills pungsional yaitu terkait dengan pekerjaan tertentu atau keahlian tertentu. Tetapi life sklls yang bersifat general life skills/GLS, artinya life skills biasa saja yang sering dilakukan kebanyakan sekolah dasar dan tidak mengarah ke PTD yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Pelaksanaan Life Skills di Sekolah Dasar Islam Al-Falah Kota Jambi Life skills dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang telah dibuat yaitu 2 jam dalam satu minggu, 2 jam life skills yang disebut dengan PTD (Pendidikan Teknologi Dasar), 2 jam yang berupa keterampilan yang tidak ada unsur teknologinya sesuai dengan SBK. Adapun life skills yang ada unsur teknologinya seperti membuat kerangka atau kekuatan bangun, membatik, menanam dilahan sempit, moda transportasi, pertukangan, produksi barang, sedangka yang tidak menggunakan teknologi seperti membuat pigura,tempat pena, tempat telor, rumah mini dari gabus,hiasan didnding, sulaman stremen, membuat wayang dari kertas padi dan kain bekas,membuat rumah adat dari stek es, perahu layar tradisional dari pelapah pinang, merangkai kembang, di samping itu juga dalam bidang olah raga seperti menari, pokel, melukis, drambend, renang ,tennis meja, senam retmik, bulu tangkis ,basket, pramuka,PMR, dalam pelaksanaannya. Ada yang kerja sama dengan Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional). Sedangkan yang belajar Life skills ini hanya kelas V dan VI. (Anwar,:2004 :28 Pelaksanaan life skills ini dialaksanakan 2 jam dalam satu minggu baik yang sifatnya PTD atau juga keterampilan yang tidak ada unsur teknologinya, yang termasuk PTD adalah: merancang sebuah bangunan, membatik, menanam dilahan yang sempit, pertukangan, produk barang, dan yang tidak ada unsure teknologinya seperti, membuat rumah mini dari gabus, tempat telor, tempat pena, membuat figura,membuat wayang dari kertas padi,membuat rumah adat dari stek es, membuat perahu tradisional dari pelapah pinang, membuat sulama stremen khusus bagi anak perempuan setiap hari jum’at serta menjelang shalat zuhur,, Nasid lagu Islami, kompangan, pembinaan dai cilik, dalam bidang olah raga yaitu catur Tennis Meja ,bulu tangkis bola volley, putsal,renang, drambend,tari,palang merah remaja. (Anwar,:2004:20) 110
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Mahludin, Kecakapan …
Disekolah ini pelaksanaan life skills ada yang hum industry keterampilan tampa teknologi seperti membuat wayang, membuat figura, tempat pena, rumah mini dari gabus,pot kembang,hiasan didnding,rumah adat dari stek es,perahu layar dari pelapah pinang,sulama stremen,,sulaman, di samping itu juga life skills yang sifatnya keagamaan seprti, seni baca Al-Qur’an,Nasyid lagu Islami, kompangan,berzanji,dai cilik, dan yang sifatnya umum seperti tari,melukis drambend, renang,putsal, tennis meja, senam rotmik,bulu tangkis,basket,pramuka,palang merah remaja, adalagi PTD Pendidikan Teknologi Dasar,seperti membuat kerangka bangun,membatik menanam tanaman dilahan sempit, transportasi, pertukangan dan produksi barang, kopute. Waktu pelaksanaannya satu minggu 2 jam dan khusus PTD hanya untuk kelas V dan VI. Sesuai dengan dengan kurikulum SBK dari DIknas. (Hidayanto: 562) Dalam pengamatan penulis dari hasil wawancara dan observasi dilapangan life skills yang dilaksanakan di Sekolah dasar Islam Al-Falah Jambi ini ada dua bentuk life skills, 1.berbentuk PTD Pendidikan Teknogi Dasar,2 jam industry atau keterampilan yang tidak ada unsur teknologi, dan ini juga dibagi kepada dua, 1 sipatnya umum, dan 2 sifatnya keagamaan. Sedangkan waktu belajar sesuai dengan SBK dalam satu minggu itu hanaya 2 jam khusus kelas V dan VI saja. Pendidikan life skills yang dialaksanakan di Sekolah Dasar Islam AlFalah ini menurut hasil observasi penulis ada yang dilaksanakan yang sifatnya general life skills/GLS, dan ada juga yang sifatnya specific life skills/SLS atau technical competencies yang juga disebut PTD (Pendidikan Tehnologi Dasar) yang dilakukan Sekolah-sekolah kejuruan, dan tenaga pengejarnya disekolahkan selama 2 bulan di luar daerah sebagaimana guru yang ada di Al-Falah Jambi yaitu Bapak Ansori, dan bapak Susanto. Kendala yang dihadapi terhadap pelaksanaan life skills di kedua sekolah ini. 1. Sekolah Dasar Terpadu Nurul Ilmi Kota Jambi Kendala yang kami hadapi di dalam pelaksanaan life skills ini kami tidak mempunyai guru yang khusus mengajar life skills ini, ,kurangnnya sarana dan prasarana, kenderaan bus belum ada, biaya dalam dalam pembuatan sangat minim itupun dari murid itu sendiri.9Anwar :2004 :32) Kalau kami rasakan kendala yang kami hadapi di dalam pelaksanaan life skills ini adalah keterampilan kami sebagai guru belum memadai, karena tugas kami juga mengajar pelajaran yang lain dilokal kecuali seperti renang dan uot bond yang langsung diwawa ketaman raja dalam
9
pelaksanaanya, guru khusus untuk itu belum ada, sarana dan prasarana belum cukup, biaya juga belum memadai. (Anwar:2004 :28) Kendala yang dihadapi untuk mengajar life skills ini, biaya karena biaya itu dari siswa atau hanya sekedar dapat barang bekas yang sudah tidak dimanpaatkan lagi, kami sebagai guru tidak semua ahli tentang keterampilan itu tapi kami juga berusaha untuk bisa, sarana dan prasarana belum cukup,guru tentang itupun belum ada. (Anwar ,2004:35) Ketika penulis sampai di lokasi sekolah dan mengamati tentang apa yang penulis inginkan dan menyatukan hasil wawancara dengan beberapa guru, bahawa guru yang mengajar life skills itu secara hkusus belum ada dan kecuali renang dan out bond itupun langsung kelukasi taman raja, selama ini yang memberikan pelajaran itu guru kelas masing masing. Kalau kita lihat pelaksanaan life skills ini belum mencapai apa yang diharapkan apa lagi dala dunia usaha belun ada cirri-cirnya. (Moleong,:2009:157) Kendala yang dihadapi terhadap pelaksanaan life skils yang dia Sekolah Dasat Terpadu Nurul Ilmi adalah :1. Kurangnya sarana dan prasarana,2. Guru yang mengajar khusus tentang life skills itu tidak ada,3. Kurangnya biaya untuk membeli bahan atau tempat yang dijadikan lokasi,4. Tidak tersedianya Bus untuk mengangkut siswa ketempat peraktek. 2. Kendala yang Dihadapi Terhadap Pelaksanaan Life Skills di Sekolah Dasar Al-Falah Kota ambi Kendala yang kami hadapi dalam pelaksanaan life skills ini adalah : Kekurangan guru yang profisional dalam bidang nya, kekurangan dana yang dibutuhkan, belum dapat dipasarkan, belum ada tindak lanjut apakah dari dari dinas atau instansi yang terkait. (Mukhtar :2007:87) Kendala yang kami hadapi dalam pelaksanaannya, butuh kesabaran dalam pelaksanannya,guru harus mengawasi dalam menggunakan alat supaya tidak terjadi apa yang tidak dinginkan kan dan ini dibantu wali kelas, pemeliharannya susah dikernakan lokasinya sebahagian ada yang jauh guru sedikit siswanya banyak sekali. (Mukhtar,:2007:87) Pelaksanaan life skills di Sekolah kami ini, kami kekurangan guru, karena beradaan siswa dengan keberadaan guru tidak seimbangan, tindak lanjut apa yang telah dilakukan ini tidak ada tindak lanjutnya,atat sangat belum memadai,lukasi jauh,belum ada tindak lanjut dari dinas yang terkait, pendanaan kurang, belum dapat dipasarkan kecuali hanya untuk pameran.10 (Iskandar,:2008:220)
10
. Wawancara ,9 Desember 2010
111
.Wawancara, 11 Desember 2010
112
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Ketika penulis melakukan observasi dan menggabungan dengan hasil wawancara memang kendala yang dahadipi guru yang mengajar life skills tersebut itu masalah guru yang kurang kelihatannya guru itu sangat sibuk sekali ketika pelaksanaan, jarak tempat peraktek itu cukup jauh dari sekolahsiswa juga memegang alat tistrik dan benda tajam dalam pertukangan jadi perlu pengawsan yang ekstra ketat sehingga dibantu oleh wali kelas,dan juga masalah dana menjadi penghalang sebahagian dana itu dari siswa itu sendiri, memang apa yang saya lihat dari hasil apa yang telah dikerjakan itu hanya sebatas peraktek saja belum ada pemasaran. (Suharsismi,::156) Kendala yang dihadapi sekolah Al-Falah Jambi ini adalah ;1. Kekurangan guru yang mengajar life skills,2. Kekurangan dana yang dibutuhkan,3.Belum dapat dipasarkan ,4. Belum ada tindak lanjut dari dinas atau instansi yang terkait,5.Guru senanatiasa sabar dalam melaksanakan meteri PTD,6. Guru mersa takut kalau anak menggunakan alat-alat PLTD,7. MPemeliharaan susah karena lokasi yang jauh,8. Siswa terlalu banyak sedangkan gurunya sedikit,9 Bahan dibeli oleh siswa itu sendiri. Upaya Penanggulangan Terhadap Kendala yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Life Skills Siswa. Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi Upaya yang dilakukan penanggulangn terhadap kendala adalah untuk menambah sarana dan prasarana,menyediakan Bus,pemerintah harus menyediakan dana untuk pelaksanaan tersebut, guru harus mengadakan pelatihan tentang life skills, menambah guru yang propisional dalam bidang tersebut paling kurang 3 sampai 4 orang guru, (Suharsimi,:155) Kalau menurut saya di dalam mengatasi kendala tersebut yang dilakukan adalah , menambah guru paling kurang 5 guru dalam bidang life skills, setiap 3 bulan harus ada pelatihan guru, menyediakan dana untuk membeli bahan, enyiapkan bus dalam penjemputan terhadap siswa. (Suharsimi,:231) Apa yang kami rasakan di dalam pembelajan life skills ini adalah mempersiapkan dana sekurang-kurangnya biaya anak untuk pergi ketempat praktek, menambah gur guru dalam bidang tersebut, juga mempersiapkan sarana dan prasarana. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi sekolah ini dalam bidang life skills, menambah gur yang propisional dalam bidang tersebut sekurangkurangnnya 4 guru karena sesuai dengan jumlah murid yang 800 orang itu, membuat kerja sama dengan BLK, kerjasama dengan DKN Dewan Kerajinan Nasional, mempersiapkan dana. (Moleong,:2009:209) Ketika penulis mengadakan observasi dari apa yang penulis lihat dilapangan, dan yang sering menjadi kendala itu adalah guru yang khusus 113
Mahludin, Kecakapan … mengajar dalam bidang life skills itu tidak ada sama sekali, yang selama ini hanya guru kelas itu yang mengajar, sarana dan prasarana yang belum memadai, tidak ada bus yang antar jemput,tidak ada anggaran untuk membeli bahan mentah, tidak pelatihan bagu guru dalam bidang life skills, atau kerja sama dengan instansi yang terkait. 1. Sekolah Dasar Islam Al-Falah Jambi Untuk mengatasi kendala di sekolah Darar Al-Falah adalah : menambah guru karena hanya memiliki 2 orang guru yang memberikan meteri life skills itu tidaklah cukup mengingat siswa yang sangat banyak, sarana dan prasarana yang kurang terutama bidang peralatan seperti alat-alat listrik yang sangat dibutuhkan dan juga alat-alat pertukangan yang dibutuhkan, diharapkan kepada guru kelas masing-masing untuk mengawasi terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, membeli bahan secara berkelompok tidak sendiri-sendiri karena terlalu berat,membuat daftar fikit siswa dalam pemeliharaan , harus ada kerja sama dengan pihak lain seperti darma wanita propinsi, dan juga kerjasama dengan balai benih induk di pal 13, 11(Moleong :2009:284) Kalau menurut saya kendala yang dihadapi demi untuk memecahkan masalah dalam bidang life skills itu perlu secepatnya, seluruh yang terkai disekolah ini harus membicarakannya dengan kepala sekolah atau bidang kesiswaan agar apa yang dilakukan cepat berhasil, antara lain menambah guru life skills,melengkapi sarana dan prarasarana, menganggarkan biaya yang berkaitan tentang itu, mutu guru juga ditingkatkan melalui pelatihanpelatihan, harus ada kerja sama dengan pihak yang terkait, pekerjaan harus dibantu oleh guru yang yang lain.12 (Sanafiah Faisal :1999:91) Kalau kita lihat apa yang dijelaskan oleh guru tersebut, bahwa cara mengatasi kendala antara lain ,bahwa sekolah tersebut harus menambah guru life skills, menambah sarana dan prasarana, memberikan pelatihan kepada guru yang khusus mengajar life skills, mempersiapkan dana untuk peraktek, harus ada jalan pemasaran apa yang telah dibuat itu, harus ada tindak lanjut dari setiap apa yang telah dibuat itu baik dinas atau instansi terkait. Saya lihat sekarang ini bahwa life skills itu bukan hanya sekedar belajar saja tetapi sudah menjadi kebutuhan, ilmu yang dimiliki tampa ada keahlian juga sudah untuk mencari pekerjaan, jadi pendidikan itu penting ,keahliah merupakan ujung tombak ilmu baik dalam ilmu teknologi atau yang tidak pakai teknologi home industry yang sekarang itu inilah permalahan pendidikan Islam, jadi pendidikan Islam itu bukan hanaya sekedar untukmengejar kebahagian diakhirat tetapi terutama untuk hidup didunia ini, hidup didunia sekarang tampa da keahlian orang tidak mau menerima kita. Jadi terkait dengan 11 12
.Wawancara, 14 Desember 2010 .Wawancara, 14 Desember 2010
114
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
mengatasi kendala yang dihadapi sekolah ini adalah menambah guru dalam bidang life skills itu paling kurang 5 orang guru lagi, melengkapi sarana dan prasarana, menganggarkan biaya dalam pelaksanaan,membuat kerja sama dengan pihak terkait, ada jalan pemasaran terhadap apa yang telah dibuat Kalau kita lihat perkembangan saat ini dan akan datang kalu sesorang tidak punya keahlian, maka ia akan tergilas oleh zaman artinya dia tidak akan mendapatkan apa-apa, karena setiap pekerjaan memerluan keahlian, sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau tuntutan kerja seperti tataniaga yang meliputi, tata buku, Bahasa Inggris, perkantoran, perhotelan, koputer, aneka kejuruan seperti menjahit, kerajinan logam, kerajinan kayu, membatik, tata rias rambut, plating, keramik, border, yang berkaitan dengan teknologi seperti : montir, computer mobil atau motor, bidang bahasa Bahasa Inggris, jepang, mandarin. Untuk menjadi manusia yang siap tuntutan kerja akan menambah pendidikan community college atai disebut juga Pusat Pendidikan Pelatihan Kejuruan Terpadu (PPPKT),dimana para peserta didik dapat mengikuti diklat kompetensi dalam waktu tertentu sesuai dengan tuntutan pasar kerja, dansistem itu harus sinergi dan terintegrasi dalam program. Bagaimana Persamaan dan Perbedaan Dalam Bidang Life skills Terhadap Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul ilmi dan Sekolah Dasar Islam Al-Falah Jambi. Setelah penulis mengamati melalui observasi wawancara serta dokumentasi, bahwa ada perbedaan life skills di Sekolah Dasar terpadu Nurul Ilmi dengan Sekolah Dasal Islam Al-Falah. 1. Dari segi persamaan sama-sama mengacu kepada kecakapan hidup generic atau general life skills/GLS, yaitu kecakapan yang bersifat umum yang hampir dilakukan disetiap sekolah tingkat Dasar, yaitu kecakapan mengeanal diri, kecakapan berfikir rasional, kecakapan social, dan kecakapan akademik serta kecakapan vokasoinal, sehingga menyatu menjadi sebuah tindakan individual yang melibatkan segi fisik ,mental, dan emosional, juga intelektual, serta kecakapan yang tidak mengarah kepada keterampilan teknologi.Dari segi kurikulum sama , hanya saja di Nurul Ilmi Kurikulumnya terpadu antara kurikulum Depertemen Agama dengan Diknas disinirjikan setiap keterampilan yang dilakukan selalu dimasukkan unsur pendidikan Islam begitu juga setiap mata pelajaran umum, di Nurul Ilmi yang mengajar life skills tidak ada guru yang khusus yang mengajarnya guru kelas atau guru mata pelajaran. (Sanafiah Faisal:1999:98) 2. Adapun dari segi perbedaan adalah bahwa life skills yang dilakukan tidak mengacu kepada PTD (Pendidikan Teknologi Dasar), sedangkan di Sekolah Dasar Al-Falah life skills mengacu kepada Spesifik life skills/SLS dan juga mengacu kepada PTD, guru yang mengajar juga khusus life skills bahkan guru tersebut sudah melalui pendidikan di Jakarta, dari segi kurikulun tidak 115
Mahludin, Kecakapan … disinirjikan anatara kurikulum Depertemen Agama dengan Diknas. (Moleong:2007: 330)
Penutup Rasa Syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga senantiasa dalam keadaan sehat waiafiyat, dan senantiasa dibukakannya jalan fikiran, sehingga penelitian ini dapat penulis selesaikan, memang penulis merasa belum puas atas tulisan yang dibuat ini, dan penulis menganggapnya belum sempurna dan masih banyak kekurangan disana sini, oleh karena itu kepada para pembaca kalau ada kesalahan dalam tulisan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.sekali lagi penulis haturkan banyak terima kasih kepada semua yang terlibat dalam penelitian, semoga setiap langkah kita akan mendapat ridhanya amin.
116