Sekretariat Negara Republik Indonesia
Kebudayaan dan Pembangunan Senin, 09 Desember 2013
World Culture Forum (WCF) telah sukses dilaksanakan di Bali pada tanggal 24-27 November 2013. Acara yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, menampilkan pula pembicara lain yaitu Prof. Dr. Amartya Sen (Peraih Nobel Bidang Ekonomi), Irina Bokova (Direktur Jenderal UNESCO), dan Dr. Fareed Zakaria (Jurnalis CNN).
WCF diselenggarakan atas inisiatif Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, yang berkomitmen untuk mengekplorasi lebih dalam keterkaitan antara kebudayaan dan pembangunan dalam Agenda Pembangunan Pasca-2015. Tujuan utama forum ini adalah untuk mempromosikan budaya, tidak hanya sebagai elemen konektifitas sosial tapi juga sebagai salah satu pendukung penting untuk memperkuat globalisasi, sedangkan tema yang diangkat adalah “The Power of Culture in Sustainable Development― atau “Kekuatan Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan―.
Presiden SBY menekankan bahwa WCF sangat penting sebagai salah satu pijakan dalam upaya membangun mutual understanding dan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya sehingga dapat membantu memperkaya komunitas budaya lokal dan nasional di era globalisasi. Dengan demikian forum WCF ini dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan kebudayaan yang lebih kolaboratif.
Beberapa pandangan Presiden SBY tentang kebudayaan dan pembangunan berkelanjutan yang dijadikan sebagai bahan diskusi pada WCF 2013 adalah:
Pembangunan berkelanjutan harus menunjukkan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan perlindungan terhadap lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan value systems dan tradisi yang dapat meningkatkan keberlanjutan ekologi. Sebagai contoh di Indonesia, masyarakat Bali telah menerapkan filosofi Tri Hita Karana yang menegaskan harmoni antarmanusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhan Maha Pencipta. - Kebudayaan inklusif adalah penting bagi pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan, yang diintegrasikan melalui kebijakan dan program pembangunan di semua bidang dengan melibatkan partisipasi dan kontribusi komunitas lokal dan tradisional—masyarakat adat. - Partisipasi kaum perempuan juga berperan penting dalam pengarusutamaan kebudayaan melalui kebijakan dan program pembangunan. - Kebudayaan dapat menjadi sumber pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan faktor pendukung kewirausahaan (enterpreneurship) melalui industri budaya. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 11:07
Sekretariat Negara Republik Indonesia
- Pembangunan dapat dilaksanakan secara maksimal dalam situasi dan kondisi yang teratur dan stabil. Oleh karena itu, memelihara perdamaian sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. - Kerja sama antarnegara harus memprioritaskan isu kebudayaan dan pembangunan melalui proyek-proyek pembangunan bersama, termasuk pemberian beasiswa kebudayaan dan pembangunan bagi para pemuda.
Era globalisasi terus berlangsung sejak ribuan tahun dan memberikan dampak bagi pembangunan. Namun, globalisasi juga harus diselamatkan dari eksplotasi global yang cenderung memecah belah dan membuat permusuhan antarkelompok. Menurut Amartya Sen, berkaca dari masa lalu, interaksi budaya harus ditingkatkan demi masa depan generasi yang akan datang.
Sejalan dengan pandangan Presiden RI, pesan dari Irina Bokova juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan baru untuk pembangunan yang dapat mendorong terciptanya harmoni antara hak asasi manusia dan harga diri manusia dengan bumi, serta pendekatan yang lebih bermanfaat bagi setiap orang.
Terkait dengan ekonomi suatu negara, kebudayaan juga menjadi bagian penting dalam pembangunan. Fareed Zakaria mengutip sebuah catatan yang mengatakan “If you want to succeed economically in the modern world, be Jewish, be Indian, but above all, be Chinese―, atau dengan kata lain, Tiongkok dijadikan sebagai sebuah model keberhasilan ekonomi tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya. Pada tahun 1979, Deng Xiaoping melakukan transformasi Tiongkok dengan membuat kebijakan ekonomi dan keputusan politik yang penting. Namun, satu hal fundamental yang tidak diubah yaitu kebudayaan asli Tiongkok yang telah berusia ribuan tahun. Tiongkok berhasil melakukan pembangunan ekonomi yang modern tanpa menghilangkan kebudayaan yang telah ada sebelumnya, sehingga fakta menunjukkan bahwa kolaborasi kebudayaan dengan modernitas sesungguhnya dapat dilakukan demi keberhasilan sebuah ekonomi.
WCF juga telah menyelenggarakan simposium yang berkaitan dengan pembangunan, ekonomi kreatif, dan community building, dengan sejumlah pembicara yang ahli pada bidangnya masing-masing.
Kebudayaan dan Pembangunan
Modernitas terus berkembang di tengah tradisi dan budaya masyarakat lokal. Warisan budaya (cultural heritage) tersebar di setiap tempat di bumi ini sebagai bentuk peradaban yang telah berlangsung sejak http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 11:07
Sekretariat Negara Republik Indonesia
lama. Fakta sejarah menunjukkan bahwa seiring dengan pembangunan yang terus berjalan, keberadaan warisan budaya semakin terancam oleh munculnya teknologi baru. Pertumbuhan kaum urban di perkotaan juga terus meningkat karena pembangunan dan globalisasi. Hal ini mengakibatkan perubahan demografi dan komposisi masyarakat yang multikultur, sehingga keterlibatan masyarakat lokal mutlak diperlukan untuk melestarikan warisan budaya. Harmonisasi cultural heritage dengan modernitas dapat dilihat pada pembangunan gedung-gedung baru dengan memperhatikan keberadaan gedung-gedung bersejarah. Renovasi bangunan-bangunan tua dilakukan dengan menggunakan teknologi dan seni yang canggih sehingga dihasilkan bangunan tua dengan tampilan yang baru tanpa meninggalkan nilai sejarah dan ciri khas. Dengan pembangunan semacam ini maka dapat dikembangkan wisata budaya yang tentunya mendukung peningkatan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
Kebudayaan juga memiliki hubungan saling ketergantungan dengan keanekaragaman hayati sehingga sangat penting untuk menjaga lingkungan dari kerusakan dan eksploitasi. Sejumlah masyarakat adat masih memegang teguh prinsip mengelola lingkungan sekitar menurut adat dan kebiasaan yang turun temurun sehingga harus ada sikap saling memahami dan menghormati antarmanusia. Oleh karena itu, masyarakat berhak mendapatkan akses untuk pendidikan sebagai upaya untuk memperluas wawasan dan pengetahuan di bidang kebudayaan.
Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif
Kebudayaan dan pembangunan memberikan pengaruh yang besar pada aspek ekonomi. Menurut Marie Elka Pangestu, budaya yang dikembangkan harus memperhatikan pelestarian keaslian budaya itu sendiri. Oleh karena itu, seyogyanya pengembangan kebudayaan memiliki: (i) nilai ekonomi, bahwa kreativitas dapat menghasilkan sumber pendapatan yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat; dan (ii) nilai non-ekonomi, bahwa hasil kreativitas menjadi suatu kebanggaan karena adanya penghargaan dari masyarakat. Untuk mengembangkan kreativitas diperlukan kebijakan pemerintah agar ada investasi bagi pembangunan ekonomi kreatif. Sementara itu, Ananya Bhattacharya menambahkan bahwa kebudayaan seyogyanya juga dipahami sebagai: (i) identitas, yang bisa mendapatkan pengakuan sehingga menjadi social inclusiveness; dan (ii) kemampuan (skill), yang dapat mendorong terbentuknya enterprise sehingga menghasilkan nilai ekonomi dalam masyarakat.
Kebudayaan dan Community Building
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 11:07
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Seluruh masyarakat, baik lelaki maupun perempuan, memiliki peran dalam pembangunan, termasuk dalam mengembangkan kebudayaan demi menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan berarti. Di samping itu, pembangunan di era globalisasi seyogyanya juga diupayakan agar menggabungkan modernitas dengan kebudayaan masyarakat setempat. Kepedulian terhadap warisan budaya, baik yang tangible maupun intangible, harus terus dikembangkan melalui berbagai aktivitas seperti pendidikan, penelitian, konservasi, networking, dan capacity building.
Pembangunan dapat berjalan dengan baik pada keadaan yang stabil dan damai, sedangkan perdamaian di masyarakat, agar dapat diciptakan, perlu dikembangkan pula sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan, terutama perbedaan agama dan keyakinan, karena perbedaan agama dan keyakinan seringkali menjadi pemicu timbulnya kekerasan dan perpecahan. Menurut Chun Hyun Kyung, agama merupakan inti dari kebudayaan sehingga perlu dimasukkan ke dalam pembangunan. Pemahaman agama dapat dilakukan melalui jalinan pertemanan dalam perbedaan. Pasca 11 September 2001, dialog antaragama sangat penting dikembangkan untuk membangun pemahaman agama dan masyarakat. Masyarakat duduk bersama sebagai saudara dengan dilandasi kemanusiaan dan common interests. Di Indonesia, menurut Azyumardi Azra, ada tiga macam dialog yang telah dijalankan dan dikembangkan, yaitu: (i) intra-faith dialogue, yang dilakukan oleh para ahli agama tertentu; (ii) inter-faith dialogue, yang dilakukan antaragama; dan (iii) dialog antara dewan keagamaan (MUI, WALUBI, Dewan Gereja, Hindu PARISADA, MATAKIN) dengan pemerintah.
Berbagai kegiatan lain juga dilakukan sepanjang penyelenggaraan WCF, di antaranya Cultural Based Film Festival yang menayangkan sejumlah film nasional dan internasional (Brazil, Tiongkok, Perancis, India, Indonesia, Jepang, Meksiko, Rusia, Inggris, Spanyol and Turki), dan World Ethnic Music Festival. Kegiatan tersebut menunjukkan kepada masyarakat luas, kekayaan budaya yang tersebar di penjuru dunia sekaligus ajang untuk mempromosikan budaya dari berbagai negara yang berbeda.
Penyelenggaraan WCF menghasilkan sebuah dokumen bertajuk ‘Bali Promise’ yang pada intinya menegaskan peran efektif dan terukur serta integrasi kebudayaan dalam semua bidang ‘Agenda Pembangunan Pasca 2015’. Diambilnya kata “Promise― dan bukan “Declaration― adalah karena deklarasi biasanya merupakan inisiatif yang sering terikat dengan masalah politik. Kata “Janji― dirasa lebih tepat dipakai untuk memperlihatkan beragamnya budaya yang dihadapi dalam sebuah forum budaya internasional. Sepuluh poin yang tercantum dalam Bali Promise tersebut, yaitu:
1.   Finding new modalities for the valuing and measuring of culture in sustainable development;
2.   Developing accountable and ethical frameworks for evidence-based measures of community engagement and stakeholder benefits; http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 11:07
Sekretariat Negara Republik Indonesia
3.   Fostering new participatory models promoting cultural democracy and social onclusion;
4.   Ensuring conceptual clarity, equity, and capacity building in mainstreaming gender concerns;
5.   Fostering stability in social, political, and economic development for nurturing the culture of peace at both local and international levels;
6.   Supporting the leadership of young people in cultural endeavours;
7.   Promoting local knowledge systems in guiding environmental conservation and heritage protection;
8.   Developing and strengthening productive partnerships among public and private sectors;
9.   Strengthening community ownership and civil society participation in the delivery of sustainable development projects to enhance their transformative role; dan
10. Encouraging creativity and fostering the development of cultural industries to alleviate poverty and promote economic and cultural empowerment.
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 11:07
Sekretariat Negara Republik Indonesia
(Chairil/Essy/Ari))
Catatan:
-Â Â Â Â Â Â Prof. Dr. Amartya Sen, Peraih Nobel Bidang Ekonomi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat;
-Â Â Â Â Â Dr. Ananya Bhattacharya, Wirausahawan Sosial yang bekerja untuk masyarakat, pendidikan, dan capacity building dengan menggunakan pendekatan budaya inovatif, India;
-Â Â Â Â Â Â Prof. Dr. Azyumardi Azra, Profesor bidang Sejarah Universitas Islam Negeri Jakarta, Indonesia;
-      Dr. Chun Hyun Kyung, Ahli Teologi Kristen, Penulis “Struggle to be the Sun Again: Introducing Asian Women’s Theology― Korea Selatan;
-Â Â Â Â Â Â Dr. Fareed Zakaria, Jurnalis dan Komentator CNN, Inggris;
-Â Â Â Â Â Â Dr. Marie Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Indonesia. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 11:07
Sekretariat Negara Republik Indonesia
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 11:07