KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DALAM PERMEN LH NOMOR 5 TAHUN 2014
Oleh : IIM IBRAHIM
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Dasar Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 69 ayat 1 huruf a : Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
Dasar Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 20 ayat 3 : Setiap orang diperbolehkan membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan : a. Memenuhi baku mutu lingkungan hidup b. Mendapat izin
Pencemaran Air
Pengertian : EFFLUENT DAN STREAM (Air limbah, BMAL, BMA)
Plant
non point source
IPAL
EFFLUENT BMAL : COD 150 mg/L
Mixing zone
STREAM sungai BMA ( kelas 1) : COD 10 mg/L
non point source 5
DASAR HUKUM PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR • Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air • Peraturan Menteri LH nomor 01 tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air • Permen LH No 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah • Perda Provinsi tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Baku Mutu Air Limbah
Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 • Pasal 37 “Setiap penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran air.” • Pasal 40 ayat 1 “Setiap usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari Bupati/Walikota”
Izin Jenis Izin : 1. Izin Pembuangan Air Limbah ke sumber air 2. Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut 3. Izin Pemanfaatan Air Limbah 4. Izin injeksi Air Limbah ke Formasi untuk Industri Migas Semua industri wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan untuk kegiatannya
PERSYARATAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH a. b. c. d. e. f. g. h. i.
kewajiban untuk mengolah limbah; persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yang boleh dibuang ke media lingkungan; persyaratan cara pembuangan air limbah; persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat; persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit air limbah; persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan analisis mengenai dampak lingkungan larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau melepaskan dadakan; larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dan upaya penaatan batas kadar yang dipersyaratkan; kewajiban melakukan suatu swapantau dan kewajiban untuk melaporkan hasil swapantau. (Pasal 38 Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001)
IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
KAJIAN AMDAL/ UKL-UPL
PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN ATAU KEGIATAN
BUPATI/ WALIKOTA
Perbaikan DITOLAK
- ReLokasi – daya tampung tak memadai
DIIZINKAN PERSYARATAN IZIN & BMAL
KEGIATAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
PENGAWASAN PPLH
Pemanfaatan Air Limbah (Kep. MENLH 28 & 29/2003) Persyaratan teknis LA : Melakukan pengkajian tentang pengaruh pemanfaatan terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, serta kesehatan masyarakat BOD air limbah < 5000 mg/liter pH air limbah berkisar antara 6-9 Dilakukan di lahan selain: Lahan gambut Lahan berpermeabilitas > 15 cm/jam atau < 1,5 cm/jam Lahan yang kedalaman air tanahnya < 2 meter
Areal seluas 10 – 20 persen dari seluruh areal yang akan digunakan untuk pemanfaatan air limbah. Membuat sumur pantau
Baku Mutu Air Limbah Permen LH No 5 Tahun 2014 : Tujuan : Memberikan acuan mengenai Baku Mutu Air Limbah kepada Gubernur dan penyusun Amdal, UKL/UPL atau penyusun kajian pembuangan air limbah yang lebih spesifik dan atau lebih ketat Dasar Penetapan : 1. Kemampuan teknologi pengolahan air limbah yang umum digunakan 2. Daya tampung lingkungan di wilayah usaha dan atau kegiatan
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR LIMBAHNYA DIATUR DALAM PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 1.
Industri Pelapisan logam dan Galvanis
2.
Industri Penyamakan Kulit
3.
Industri Minyak Sawit
4.
Industri Karet
5.
Industri Tapioka
6.
Industri Monosodium Glutamat dan Inosin Monofosfat
7.
Industri Kayu Lapis
8.
Industri Pengolahan Susu
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR LIMBAHNYA DIATUR DALAM PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 9.
Industri Minuman Ringan
10.
Industri Sabun, Detergen dan Produk-Produk minyak Nabati
11.
Industri Bir
12.
Industri Baterai Timbal Asam
13.
Industri Pengolahan Buah-Buahan dan/atau Sayuran
14.
Industri Pengolahan Hasil Perikanan
15.
Industri Pengolahan Hasil Rumput Laut
16.
Industri Pengolahan Kelapa
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR LIMBAHNYA DIATUR DALAM PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 17.
Industri Pengolahan Daging
18.
Industri Pengolahan Kedelai
19.
Industri Pengolahan Obat Tradisional atau Jamu
20.
Industri Peternakan Sapi dan Babi
21.
Industri Minyak Goreng dengan Proses Basah dan/atau Kering
22.
Industri Gula
23.
Industri Rokok dan/atau Cerutu
24.
Industri Elektronika
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR LIMBAHNYA DIATUR DALAM PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 25.
Industri Pengolahan Kopi
26.
Industri Gula Rafinasi
27.
Industri Petrokimia Hulu
28.
Industri Rayon
29.
Industri Keramik
30.
Industri Asam Tereftalat
31.
Industri Oleokimia Dasar
32.
Industri Soda Kostik/Klor
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR LIMBAHNYA DIATUR DALAM PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 33.
Industri Pulp dan Kertas
34.
Industri Ethanol
35.
Industri Baterai Kering
36.
Industri Cat
37.
Industri Farmasi
38.
Industri Pestisida
39.
Industri Pupuk
40.
Industri Tekstil
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR LIMBAHNYA DIATUR DALAM PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 41.
Perhotelan
42.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
43.
Rumah Pemotongn Hewan
44.
Domestik : a. Kawasan Pemukiman, Kawasan Perkantoran, Kawasan Perniagaan dan apartemen; b. Rumah Makan dengan Luas Bangunan Lebih dari 1000 m3 c. Asrama yang berpenghuni 100 orang atau lebih
PERATURAN YANG DICABUT DENGAN KEPMEN LH NO. 5 TAHUN 2014 1
KepMenLH No. 51 Tahun 1995
BMLC Kegiatan Industri
2
KepMenLH No. 52 Tahun 1995
BM Limbah Cair Perhotelan
3
KepMenLH No. 58 Tahun 1995
BM Limbah Cair Rumah Sakit
4
KepMen LH No. 09 tahun 2007
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri Rayon
5
Permen LH Nomor 122 Tahun 2004
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Pupuk
6
Permen LH No. 02 Tahun 2006
BMAL Bagi Usaha dan atau Kegiatan Rumah Potong Hewan
7
PERMEN LH NOMOR 05 TAHUN 2007
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Buah dan sayuran
8
PERMEN LH NOMOR 06 TAHUN2007
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Perikanan
9
PERMEN LH NOMOR 08 TAHUN 2007
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Petrokimia Hulu
10
PERMEN LH NOMOR 10 TAHUN 2007
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Purified Terephthalic Acid Dan Poly Ethylene Terephthalate
11
PERMEN LH NOMOR 12 TAHUN 2008
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Rumput Laut
PERATURAN YANG DICABUT OLEH KEPMEN LH 5/2014 PERMEN LH NOMOR 13 TAHUN 2008
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kelapa
15 PERMEN LH NOMOR 14 TAHUN 2008
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Daging
16 PERMEN LH NOMOR 15 TAHUN 2008
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai
17 PERMEN LH NOMOR 16 TAHUN 2008
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Keramik
18 PERMEN LH NOMOR 09 TAHUN 2009
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Obat Tradisional/Jamu
19 PERMEN LH NOMOR 11 TAHUN 2009
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Peternakan Sapi dan Babi
PERMEN LH NOMOR 04 TAHUN 2010
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Minyak Goreng
21 PERMEN LH NOMOR 05 TAHUN 2010
BMAL Bagi Industri Gula
22 PERMEN LH NOMOR 06 TAHUN 2010
BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Rokok dan/atau Cerutu
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
GUBERNUR
Menjamin tidak terlampaui berdasarkan peruntukkannya akibat pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan Melakukan kajian ilmiah yang memuat: a. Perhitungan daya tampung media air b. Parameter yang ditetapkan dan angka baku mutu air limbah c. Karakteristik Air Limbah yang dibuang d. Karakteristik Usaha dan/atau Kegiatan e. Dampak Pembuangan f. Peraturan perundng-undangan terkait dengan baku mutu air limbah g. Rekomendasi baku mutu air limbah baru Pelaksanaan kajian ilmiah dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 tahun Jika hasil kajian menunjukkan baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini menyebabkan : - daya dukung dan daya tampung beban pencemaran belum terlampaui, Gubernur menetapkan nilai Baku mutu air limbah sama dengan Peraturan Menteri ini - daya dukung dan daya tampung beban pencemaran telah terlampaui Gubernur wajib menetapkan nilai baku mutu air limbah yang lebih spesifik dan/atau lebih ketat dari baku mutu air limbah dalam Peraturan Mentri ini
PENETAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN(DTBP)
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota
Penetapan DTBP
Harus memperhitungkan: hidrologi dan morfologi termasuk status mutu/tropik, baku mutu air untuk sungai, baku mutu air dan kriteria status tropik untuk waduk dan danau, beban pencemaran; Harus menunjukkan besarnya kontribusi beban pencemaran air dari masing-masing sumber; Menjadi dasar dalam penetapan izin lokasi, izin lingkungan, baku mutu air limbah (BMAL), kebijakan pengendalian pencemaran air, penetapan rencana tata ruang, dan penentuan mutu air sasaran.
Penetapan Prioritas Sumber Air
Melaksanakan penetapan DTBP sesuai kewenangannya secara berkala sekali dalam 5 tahun; Menetapkan prioritas sumber air yang akan ditetapkan DTBP-nya; Bupati/walikota wajib menolak permohonan izin apabila berdasarkan; analisis menunjukkan bahwa kegiatan tersebut akan menjadi faktor dilampauinya DTBP; Bupati/walikota melaporkan penetapan DTBP kepada Gubernur; Gubernur melaporkan penetapan DTBP kepada Menteri.
Penetapan prioritas badan air yang akan ditetapkan DTPB-nya: status mutu air dan/atau status tropik air, sumber pencemar air dari hasil inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air, pemanfaatan air baku untuk air minum.
IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
KE SUMBER AIR
KE LAUT
Bupati/Walikota menggunakan baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh Gubernur dalam menerbitkan izin pembuangan air limbah ke sumber air, kecuali diperoleh baku mutu lain yang lebih ketat dari hasil kajian dokumen lingkungan atau kajian pembuangan air limbah ke sumber air Jika Gubernur belum melakukan kajian ilmiah dan/atau menetapkan baku mutu air limbah yang lebih spesifik dan/atau lebih ketat, Bupati/Walikota dalam menerbitkan izin pembuangan air limbah ke sumber air wajib menggunakan baku mutu yang lebih ketat yang diperoleh dari hasil kajian dokumen lingkungan atau kajian pembuangan air limbah ke sumber air
Menteri dalam menerbitkan izin pembuangan air limbah ke laut wajib menggunakan baku mutu air limbah yang diperoleh dari hasil kajian dokumen lingkungan atau kajian pembuangan air limbah ke laut
LAMPIRAN PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 LAMPIRAN
TENTANG
XIII bagian A
Industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran yang melakukan satu jenis kegiatan
XIII bagian B
Industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran yang melakukan kegiatan pengolahan gabungan
XIII bagian C
Industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran yang pengolahan air limbahnya terpusat di kawasan industri
XIV bagian A
Industri pengolahan hasil perikanan yang melakukan satu jenis kegiatan pengolahan
XIV bagian B
Industri pengolahan hasil perikanan yang melakukan kegiatan pengolahan gabungan
XIV bagian C
Industri pengolahan perikanan yang pengolahan air limbahnya terpusat di kawasan industri
XXII bagian A
Industri gula dengan kapasitas produksi kurang dari 2500 ton tebu per hari
XXII bagian B
Industri gula dengan kapasitas produksi kurang dari 2500 sampai dengan 10.000 ton tebu per hari
LAMPIRAN PERMENLH NO 05 TAHUN 2014 LAMPIRAN
TENTANG
XXII bagian C
Industri gula dengan kapasitas produksi lebih dari 10.000 ton tebu per hari
XXIII bagian A
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses primer basah dan proses sekunder termasuk yg hanya berasal dari proses primer basah
XXIII bagian B
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses primer basah dan proses sekunder termasuk yg hanya berasal dari proses primer basah dengan air limbah domestik
XXIII bagian C
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses primer kering dan/atau proses sekunder, termasuk industri rokok dan/atau cerutu tanpa cengkeh
XXIII bagian D
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses primer kering dan/atau proses sekunder, termasuk industri rokok dan/atau cerutu tanpa cengkeh dengan air limbah domestik
XLIV bagian A
Fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan pengolahan limbah domestik
XLIV bagian B
Fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BELUM MEMILIKI BAKU MUTU Pasal 14 Ayat (1) Dalam hal usaha dan/atau kegiatan belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan, berlaku baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 14 Ayat (2) Baku mutu air limbah usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku dengan ketentuan: a. jika air limbah yang dibuang ke badan air penerima sungai kelas I maka usaha dan/atau kegiatan tersebut mengikuti baku mutu air limbah golongan I dalam tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLVII;
Pasal 14 Ayat (2) b. jika kandungan BOD kurang dari 1.500 ppm (seribu lima ratus parts per million) dan COD kurang dari 3.000 ppm (tiga ribu parts per million) pada air limbah sebelum dilakukan pengolahan, maka diberlakukan baku mutu air limbah golongan I dalam tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLVII, walaupun badan air penerimanya bukan sungai kelas I c. jika kandungan BOD lebih dari 1.500 (seribu lima ratus parts per million) dan/atau COD lebih dari 3.000 ppm (tiga ribu parts per million) pada air limbah sebelum dilakukan pengolahan, dan badan air penerimanya bukan sungai kelas I maka diberlakukan baku mutu air limbah golongan II dalam tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLVII.
PARAMETER PENCEMAR Parameter
Satuan
PERMEN LH NO. 5 TAHUN 2014 I
II
oC
38
40
Zat padat larut (TDS)
mg/L
2000
4000
Zat padat suspensi (TSS)
mg/L
200
400
6,0-9,0
6,0-9,0
Temperatur
pH Besi terlarut (Fe)
mg/L
5
10
Mangan terlarut (Mn)
mg/L
2
5
Barium (Ba)
mg/L
2
3
Tembaga (Cu)
mg/L
2
3
Seng (Zn)
mg/L
5
10
Krom Heksavalen (Cr6+)
mg/L
0,1
0,5
Krom Total (Cr)
mg/L
0,5
1
Cadmium (Cd)
mg/L
0,05
0,1
Air Raksa (Hg)
mg/L
0,002
0,005
PARAMETER PENCEMAR Parameter
Satuan
PERMEN LH NO. 5 TAHUN 2014 I
II
Timbal (Pb) Stanum
mg/L mg/L
0,1 2
1 3
Arsen
mg/L
0,1
0,5
Selenum
mg/L
0,05
0,5
Nikel (Ni)
mg/L
0,2
0,5
Kobalt (Co)
mg/L
0,4
0,6
Sianida (CN)
mg/L
0,05
0,5
Sulfida (H2S)
mg/L
0,05
0,1
Fluorida (F)
mg/L
2
3
Klorin bebas (Cl2)
mg/L
1
2
Amonia Nitrogen (NH3-N)
mg/L
5
10
Nitrit (NO2-N)
mg/L
1
3
PENGURANGAN PEMERIKSAAN PARAMETER
Yang sudah beroperasi: a. Konsentrasi pencemar dalam aliran IPAL selalu lebih kecil dari 25 % dan/atau selalu lebih kecil dari 75% untuk aliran masuk IPAL b. Melakukan analisa parameter air limbah pada huruf a paling sedikit 10 kali berurutan dan seluruh data paling lama 5 tahun Yang belum beroperasi: a. Telah melakukan kajian air limbah untuk penentuan golongan penggunaan b. Melakukan kajian untuk menentukan parameter kunci meliputi: - Bahan baku yang digunakan - Proses yang terjadi - Produk yang dihasilkan - Identifikasi setiap senyawa yang terkandung c. Konsentrasi pencemar dalam aliran keluaran IPAL selalu lebih kecil dari 25% dan/atau selalu lebih kecil dari 75% untuk aliran yang masuk ke IPAL d. Kajian huruf b dilakukan terhadap seluruh parameter sebanyak 5 kali berturut-turut dg rentang paling cepat 1 minggu dlm waktu paling lama 1 tahun
KEWAJIBAN PERUSAHAAN • Melakukan pemantauan paling sedikit 1 kali setiap bulan • Melaporkan hasil pemantauan sekurang kurangnya 3 bulan sekali kepada penerbit izin dengan tembusan Menteri dan Gubernur • Laporan memuat : 1. Debit air limbah harian 2. Bahan baku dan/atau produksi senyatanya 3. Kadar parameter baku mutu limbah cair 4. Penghitungan beban air limbah
IIM IBRAHIM Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Air Industri Pengolahan Direktorat Pengendalian Pencemaran Air Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Mobile : 0818562496 email :
[email protected]