KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA YANG HIDUP DI JALANAN DAN MENGALAMI KEKERASAN
FIRDAUS RAMBE Program Sarjana, Universitas Gunadarma
Abstrak Remaja yang hidup di jalanan dan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup bahkan kerap mendapatkan berbagai macam tindakan kekerasan. Pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana gambaran kekerasan pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan, Bagaimana gambaran kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan. Mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu, Bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana gambaran kekerasan dan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan serta Mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu. Bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk studi kasus. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi serta tujuan penelitian, karekteristik subjek didalam penelitian ini adalah anak jalanan yang mengalami kekerasan fisik dan seksual. Dalam penelitian ini, digunakan pedoman wawancara yang terstruktur dan observasi dilakukan terhadap subjek adalah observasi partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memahami dirinya dengan pengalaman masa lalu, ia melupakan pengalaman tersebut dengan mendekatkan diri pada tuhan serta melakukan segala perintah dan menjauhi larangannya yang diajarkan oleh agama. Dengan ia mempunyai bakat ia terlihat mampu
berhasil
memenuhi
kebutuhan
hidup
keluarganya
maupun
membahagiakan orangtua dan meraih kehidupan yang layak. Maka dari itu ia lakukan membawa perubahan terhadap diri kearah yang lebih baik. Saran yang diberikan untuk subjek adalah subjek perlu berhati-hati didalam pergaulan agar
menjalankan hidupnya penuh kedamaian dan kebahagiaan, subjek perlu melihat kembali dampak dari seorang yang mengalami tindakan kekerasan. Sehingga hal itu membawa manfaat bagi subjek dalam kelangsungan hidup subjek bagi masa depan diri sendiri, khususnya yang berkaitan dengan kebermaknaan hidup subjek. Sebuah kekuatan hidup manusia yang selalu terdorong seseorang untuk memiliki sebuah harapan dan tujuan dalam hidup.
A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2008 krisis ekonomi telah melanda Amerika Serikat berimbas pada seluruh Negara terutama salah satunya adalah Indonesia. Nilai dolar Amerika Serikat yang melemah ditandai dengan anjloknya saham-saham di bursa efek Indonesia dan banyak investor yang menarik investasi yang ditanam di Indonesia, meningkatkan angka kemiskinan, sulit mendapatkan lapangan pekerjaan bahkan banyaknya orang menjadi pengangguran, angka kriminal semakin bertambah, muncul rentetan kerusuhan sosial, banyaknya anak ditelantarkan oleh orang tuanya, anak jalanan semakin bertambah, gangguan kesehatan, dan meningkatnya harga-harga (Ginadjar, 2006). Dampak yang paling nyata yang dirasakan oleh masyarakat adalah melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh penyesuaian harga yang ditimbulkan akibat kenaikan nilai tukar rupiah yang semakin melemah terhadap dolar (Indies, 2008) Situasi yang disebabkan krisis ekonomi ini, berdampak semakin rendahnya tingkat
kesejahteraan
masyarakat
di
Indonesia
terlebih
mereka
yang
berpenghasilan dibawah rata-rata akan semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika sulit untuk mengatasi biaya kebutuhan hidup yang mahal hingga berkepanjangan maka dikhawatirkan berbagai gejolak sosial akan terus meningkat (Nurcahyo, 2007). Sebanyak 60% anak putus sekolah dan anak yang masih sekolah sebanyak 40% kebanyakan dari orang tua mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan anak di bangku sekolah. Sehingga orang tua memperkerjakan anak bekerja di jalanan
untuk mencari nafkah (Ifdhal, 2005). Pada umumnya kehidupan anak jalanan dihabiskan di jalanan dan mencari nafkah dan membantu orang tua mereka di dalam kebutuhan hidup sehari-hari, anak mempunyai keterlibatan di dalam kehidupan ekonomi disadari atau tidak bahwa mereka telah bisa mencari uang hingga menimbulkan masalah bagi mereka seperti terjaring razia anak jalanan. Mereka berkerja sebagai menyemir sepatu, tukang koran, pengamen, pekerja seks komersial dan peminta – minta (Huraerah, 2006). Meningkatnya jumlah kekerasan fisik dan seksual dapat dilihat dari data selama tahun 2004 jumlahnya terdapat 233 kasus perlakuan secara fisik dan 327 kasus perlakuan secara seksual hingga sekarang data kekerasan fisik dan seksual meningkat dengan tajam pada tahun 2007 jumlahnya terdapat 527 kasus perlakuan secara fisik dan 350 kasus perlakuan secara seksual dan 75 persen mendapatkan bentakan atau berteriak, seperempat orang tua menyumpahi atau memaki dan sekitar 6 persen bahkan mengancam untuk mengusir sang anak. Pelaku yang melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap anak jalanan merupakan orang yang tidakdikenal oleh korban atau lebih tua dari mereka (Sabirin, 2008). Anak jalanan sering kali mendapatkan bentuk kekerasan seperti tamparan, pemukulan, pencekikan, lemparan benda keras, disundutkan rokok ke salah satu anggota tubuh anak, diseret, dijewer, bahkan sampai diinjak – injak. Bentuk kekerasan seksual seperti melakukan hubungan seksual secara paksa terhadap anak, meraba – raba alat kelamin, memegang dada yang tidak dikehendaki oleh korban, dipeluk dan dicium secara paksa dan penganiayaan secara emosional seperti penggunaan kata-kata kasar yang di maksudkan untuk menjatuhkan harga diri anak. Faktor penyebab terjadinya kekerasan fisik seperti anak menolak untuk disuruh oleh orang tuanya hingga orang tuanya memukul. Dan terjadinya kekerasan seksual terhadap anak adalah pelaku sering menggunakan kekuatan, mengancam, menonton vcd porno dan melampiskannya ke anak ketika pelaku melihat anak berpakaian minim dan celana pendek sehingga terlihat beberapa bagian tubuh anak yang terbuka sehingga pelaku terdorong untuk melakukan tindak pemerkosaan, adanya dorongan seksual yang tidak dikendalikan dengan baik, tidak tersalurkan hubungan seks terhadap istri, menggunakan dengan cara
mengiming-imingkan uang atau berjanji akan membelikan sesuatu terhadap anak supaya pelaku lebih mudah melakukan tindak pelecehan seksual. Kekerasan fisik dan seksual dapat mengakibatkan cacat fisik, luka-luka, bahkan kematian terhadap korban (Wahyurini dalam Huraerah, 2006). Kekerasan pada remaja membawa dampak yaitu anak kehilangan haknya untuk menikmati masa kanak-kanaknya seperti bermain bersama teman sebayanya, anak menjadi korban ketidakberesan orang tuanya, sering menjadi korban perdagangan anak serta penindasan dari manusia dewasa. Jika kehidupan mereka tumbuh dari penyiksaan dan pelecehan seksual hingga anak meranjak dewasa kemungkinan membawa dampak psikologis berupa ketakutan, stress, kecemasan, hilang rasa percaya diri, kemampuan untuk bertindak pun kurang dan menunjukkan bahwa remaja yang memperoleh tindak kekerasan pada masa anakanak banyak mengalami berbagai hambatan dalam penyesuaian terhadap lawan jenis dan mengembangkan hubungan dengan lawan jenis diantaranya ketakutan untuk membina hubungan yang serius dengan lawan jenis, menarik diri dari pergaulan dengan lawan jenis, sulit berkomunikasi, canggung dan kaku dalam membina hubungan dengan lawan jenis,. Anak cenderung anti sosial dan mengatasi dampak dengan melakukan keinginan untuk sering memukul dan membalasnya dengan cara itu semua persoalan lebih mudah terselesaikan (Huraerah, 2006). Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai harapan dalam hidup dan adanya alasan kenapa seseorang harus terus hidup. Jika seseorang tidak mempunyai alasan kenapa harus mempunyai harapan untuk hidup, maka manusia itu belum dapat menemukan makna hidup dalam kehidupannya. Bastaman (1996) kebermaknaan hidup adalah hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan hidup. Permasalahan yang berhubungan dengan kekerasan sering dihadapi oleh remaja anak jalanan baik anak laki-laki maupun perempuan sehingga akan mempengaruhinya dalam menjalankan
kehidupan selanjutnya,
baik dalam menatap masa depan sebagai anak hingga upaya mencari makna hidup sebagai seorang manusia. Kekerasan juga menghilangkan rasa identitas diri anak,
mengurangi kontrol terhadap kemampuan fisik, serta menyebabkan depresi yang berkaitan dengan kehilangan harapan masa depan anak dan bahwa dirinya sanggup mengubah situasi dan kondisi kehidupan yang merusak. Maka dari itu remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan haruslah tangguh dalam menghadapi kesulitan hidup sebesar apapun di jalanan dalam mempunyai harapan dalam hidup bila itu berhasil dipenuhi maka akan menyebabkan seseorang anak merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya menimbulkan perasaan bahagia, gairah hidup pun meningkat hingga hidupnya lebih bermakna.
B. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka peneliti ingin mengetahui: 1. Bagaimana gambaran kekerasan yang dialami oleh remaja anak jalanan ? 2. Bagaimana gambaran kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan ? 3. Mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu ? 4. Bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan ?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kekerasan dan kebermaknaan hidup yang dialami oleh remaja anak jalanan serta mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu dan bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan.
D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian di harapkan memiliki dua manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi sosial dan menguatkan teori
yang ada dan dapat dijadikan penelitian selanjutnya terutama berkaitan dengan kebermaknaan hidup pada remaja yang mengalami kekerasan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat memberi pandangan kepada orangtua dan masyarakat mengenai kekerasan yang mengalami remaja anak jalanan sehingga orangtua dan masyarakat dapat membantu mengurangi tindakan kekerasan yang terjadi dilingkungannya. Sedangkan bagi peneliti remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan mampu untuk berusaha mengendalikan diri dalam mengatasi semua permasalahan yang terjadi sehingga dapat menjalankan hidupnya lebih baik.
E. LANDASAN TEORI Bastaman (1996) mengemukakan bahwa terdapat komponen-komponen yang berguna yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi suatu masalah yang dihadapi dan mengembangkan kehidupan bermakna sejauh diaktualisasikan. Komponen ini ternyata cukup banyak ragamnya, tetapi semua itu dapat dikategorikan dalam tiga dimensi a. Dimensi personal unsur-unsur yang merupakan dimensi personal adalah : 1). Pemahaman diri (self insight) Yakni meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan arah kondisi lebih baik. 2). Pengubahan sikap (canging attitude) Dari semula tidak dapat tepat menjadi tepat dalam menghadapi masalah, mengubah sikap menghadapi masalah atau musibah yang tidak terelakkan. b. Dimensi sosial Unsur yang merupakan dimensi sosial adalah dukungan sosial (social support), yakni hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab dapat dipercaya dan selalu bersedia memberi bantuan pada saat yang diperlukan. c. Dimensi nilai-nilai Unsur-unsur dari dimensi nilai meliputi :
1). Makna hidup (the meaning of life) Yakni nilai-nilai penting dan sangat berarti bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi. 2). Keterikatan diri (self commitment) Terhadap makna hidup yang ditemukan dan tujuan hidup yang ditetapkan. 3). Kegiatan yang terarah (directed activities) Yakni upaya-upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja berupa pengembangan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, keterampilan) yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang tercapainya makna dan tujuan hidup. Durant (dalam Sundari, 2001) menyatakan bahwa kebermaknaan hidup adalah suatu penghayatan hidup bermakna yang secara sadar dipahami melalui pengalaman-pengalaman hidup yang penting, penciptaan hasil suatu karya tertentu yang berharga dan sikap yang tegar dalam menghadapi kesedihan dan penderitaan yang tidak dapat dielakkan. Menurut Yalom (dalam Sundari, 2001) makna hidup (meaning of life) adalah suatu pemeriksa mengenai makna alam dunia, mengenai hidup atau hidup manusia yang sesuai dengan pola-pola yang koheren. Ditambahkan bahwa pengertian tentang makna hidup mengandung tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Schultz (1991) juga menambahkan bahwa karakteristik individu yang mampu memaknai hidupnya sanggup bertindak positif dalam mengisi kehidupannya. Menurut Huraerah (2006) bentuk-bentuk kekerasan pada remaja anak jalanan sebagai dapat di jelaskan berikut : a. Kekerasan fisik Tindakan yang bertujuan melukai, menyiksa, mendorong, memukul, menampar, mencekik menendang, melempar barang atau menganiaya orang lain. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan dan kaki) atau dengan alat-alat lainnya.
b. Kekerasan seksual Tindakan yang mengarah keajakan atau desakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium atau melakukan tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban, memaksa korban menonton produk pornografi, gurauan-gurauan yang tidak dikehendaki korban, ucapan-ucapan yang merendahkan dan melecehkan dengan mengarah pada aspek jenis kelamin atau seks korban dengan keadaan fisik maupun tidak memaksa melakukan aktivitas-aktivitas seksual yang tidak sesuai, merendahkan, menyakiti dan melukai korban. c. Kekerasan psikologis dan verbal Tindakan kekerasan psikologis adalah tindakan yang bertujuan menggangu atau menekan emosi korban. Secara kejiwaan, korban menjadi tidak berani mengungkapkan pendapat, menjadi penurut, menjadi selalu bergantung pada orang dewasa atau orang lain didalam segala hal. Akibatnya korban menjadi sasaran dan selalu dalam keadaan tertekan bahkan penakut. (berteriak-teriak, melecehkan, merendahkan, mengatur, dan mengancam). Tindakan yang bertujuan penghinaan dan mencaci maki atau penilaian negatif dari orang lain (misalnya “dasar bodoh”). Penghinaan itu mungkin tidak begitu menyakitkan. Tetapi jika penghinaan itu dianggap sangat menyakitan dan jika yang dihina merespon dengan tindakan yang membahayakan dialamatkan yang menghina, ini berarti penghinaan itu diinterpretasikan sebagai suatu tindakan yang agresif. Tindakan agresif ini memunculkan agresi pada orang yang dihina, dengan kata lain orang ini merespon dengan agresi balik. Dalam situasi umum dimana kita berusaha mempertahankan harga diri kita dimata orang lain, agresi balik untuk menghina adalah seperti mengintensifkan agresi asli, dan lingakaran setan dari reaksi ini akhirnya akan mengarah ke agresi fisik (Prabowo, 1998). Kaplan dan Sadock (1997) tindak kekerasan seksual pada anak jalanan adalah tindakan dibawah paksaan terhadap anak untuk melakukan aktivitas seksual, kekerasan seksual adalah perbuatan yang disengaja menimbulkan kerugian atau bahaya terhadap anak-anak secara fisik atau emosional. Istilah child abuse berbagai macam bentuk tingkah laku, dari tindakan ancaman fisik secara langsung oleh orangtua atau orang dewasa lainnya sampai kepada penelantaran kebutuhan-
kebutuhan dasar anak. Menurut Rahima (2005) kekerasan fisik yang dialami anak jalanan baik lakilaki maupun perempuan sangat banyak antara lain tamparan, pemukulan, pencekikkan,
lemparan
benda
keras,
penyiksaan
menggunakan
senjata,
pengrusakan alat kelamin, penganiayaan dan pembunuhan.
F. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan wawancara struktur dan observasi partisipasi.
G. SUBJEK PENELITIAN Satu orang remaja anak jalanan yang pernah atau masih mengalami kekerasan berusia 18 tahun, yang berjenis kelamin perempuan.
H. HASIL PENELITIAN Penelitian dapat melihat kekerasan dari remaja anak jalanan yang bekerja di jalanan, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Huraerah dalam hal bentuk-bentuk kekerasan seperti ditendang, ditonjok, ditampar, subjek juga mengalami pemaksaan dari dicium paksa, dada subjek dipegang, memegang alat kelamin, sampai dengan membuka baju dan subjek diperkosa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Prabowo orang di lingkungan subjek memanggilnya dengan cara meneriakki subjek dengan sebutan ”item” karena kulitnya hitam atau sebutan nama binatang. Subjek juga mendapatkan penghinaan dan ancaman seperti dikatakan orang tidak mempunyai harta benda, menjelekkan alat kelamin ”bau” bahkan subjek mendapatkan ancaman subjek alami adalah akan dibunuh bila bertemu dengan teman yang bermasalah dengannya. setelah subjek mendapatkan penghinaan dan ancaman subjek mengalami ketakutan. Hal
ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kaplan dan Sadock pelaku yang melakukan kekerasan orang yang lebih tua dari subjek. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Durant dalam Sundari mengemukakan bahwa kebermaknaan hidup adalah suatu penghayatan hidup bermakna yang secara sadar dipahami melalui pengalaman-pengalaman hidup yang penting dan sikap yang tegar dalam kesedihan dan penderitaan yang tidak terelakkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bastaman makna hidup dalam kehidupannya disebabkan hubungan yang terjadi baik antara orangtua, teman dan lingkungan ia tetap berkomunikasi dengan baik bersama orangtua maupun teman-temannya di lingkungan tempat tinggal maupun di jalanan. Seringkali subjek menerima nasihat atas kesalahan maupun masalah dalam kehidupannya dari orangtua maupun orang-orang yang dekat dengan dirinya, Subjek melupakan masalah lalunya ia mempelajari ajaran agama dan rajin menunaikan ibadah. Ia dapatkan cara seperti itu dirinya patuh dan taat pada segala perintah dan menjauhi segala larangannya yang penuh rintangan dalam menjalankan hidup, maka dari itu hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yalom dalam Sundari adanya perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang positif. Ia bekerja keras maupun
bermain alat musik dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup
keluarga, bila tujuan hidup subjek berhasil ia tidak lupa mengucapkan syukur kepada tuhan sampai ia timbul adanya rasa kesenangan maupun ketentraman dirinya menjalankan hidup. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bastaman bahwa individu yang memiliki kebermaknaan hidup adalah mereka yang memiliki hubungan yang terjadi baik orangtua, teman dan lingkungan dan hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Schultz Subjek juga terlihat sangat ingin untuk merubah kehidupannya agar menjadi lebih baik. Paling tidak ia berusaha untuk meraih kehidupannya yang layak serta ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bastaman dan Yalom dalam Sundari subjek dengan memahami dirinya tentang masa lalu ia pun terlihat berusaha menghilangkan masa lalunya dengan mendekatkan diri kepada tuhan ia juga memperbanyak pengetahuan agama agar ahlak perbuatan maupun sikap
subjek menjadi baik bahkan melakukan perbuatan yang positif. Dari masa lalunya ia meminta perlindungan serta pertobatan kepada tuhan agar tidak diberikan cobaan yang berat membuat ia terjerumus kedalam dosa dan menambahkan bahwa makna hidup subjek mengandung tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi subjek. Subjek melakukan perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik tanpa melihat kebelakang untuk meninggalkan semua masalah yang buruk bagi dirinya maupun keluarga subjek. Dengan ia berlatih menggali kemampuan bermain alat musik ia merasa mampu mencari uang serta membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun ia juga berusaha mendapatkan kehidupan yang layak.
I. KESIMPULAN Subjek merupakan remaja anak jalanan yang sering mendapatkan berbagai macam tindakan kekerasan terhadap dirinya, subjek mengalami pemukulan bentuk dari kekerasan diantaranya subjek ditendang, ditonjok, dan ditampar. Bentukbentuk dari kekerasan seksual yang subjek alami subjek ditampar sebelum diperkosa bahkan juga mengalami pelecehan seksual. memahami pribadinya yang buruk hingga melupakan masa lalu dengan ia melakukan tindakan positif dalam hal memandang masalah yang terjadi atas masalah kehidupannya. Ia memiliki hubungan yang terjalin baik antara orangtua, teman dan lingkungan dengan hal ini ia lakukan dirinya patuh dan taat pada segala perintah dan menjauhi segala larangannya yang diajarkan agama. Maka dari itu ia merasakan perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik dan mempunyai kesenangan tercapainya tujuan hidup. Dalam hal subjek memiliki kebermaknaan hidup adalah subjek melakukan perubahan nasib subjek kearah yang lebih baik dengan bekerja keras subjek mendapatkan penghasilan yang besar dari gaji yang subjek dapatkan. Karena subjek bekerja dapat memberikan kebahagiaan dan kesenangan bagi dirinya dan kedua orangtuanya. Selain itu subjek merupakan pribadi yang terbuka dimana subjek suka bercerita dan sharing masalah yang dialami dan juga mengenai dirinya pribadi subjek juga mendapatkan nasehat agar subjek tidak mengulangi masalah yang sudah subjek lakukan.
Proses perkembangan subjek memiliki kebermaknaan hidup diantaranya subjek melakukan tindakan positif dengan menggali kemampuan bermain alat musik merasa mampu mencari uang untuk membantu keluarga memenuhi kebutuhan hidup maupun ia juga berusaha mendapatkan kehidupan yang layak. Maka dari itu yang ia lakukan mendekatkan diri kepada tuhan bahkan juga memperbanyak ilmu pengetahuan agama agar ahlak perbuatan maupun sikap subjek menjadi baik serta ia menjalankan hidup ia meminta perlindungan dan pertobatan kepada tuhan agar tidak diberikan cobaan yang berat membuat ia terjerumus kedalam dosa.
J. SARAN Karena adanya keterbatasan dalam penelitian ini pada interaksi bertemu antara peneliti dengan subjek sehingga penelitian ini belum sempurna dalam menggambarkan subjek secara jelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka yang didapat peneliti berikan didalam penulisan skripsi ini yang berhubungan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan yaitu 1. Saran untuk subjek Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyarankan perlu berhati-hati didalam pergaulan agar menjalankan hidupnya penuh kedamaian dan kebahagiaan, subjek perlu melihat kembali dampak dari seorang yang mengalami tindakan kekerasan. Sehingga hal itu membawa manfaat bagi subjek dalam kelangsungan hidup subjek bagi masa depan diri sendiri, khususnya yang berkaitan dengan kebermaknaan hidup subjek. Sebuah kekuatan hidup manusia yang selalu terdorong seseorang untuk memiliki sebuah harapan dan tujuan dalam hidup. 2. Saran untuk penelitian selanjutnya Peneliti menyarankan untuk peneliti yang akan meneliti anak jalanan yang mengalami kekerasan, diharapkan melakukan wawancara dan observasi yang mendalam tentang kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan, sehingga hal-hal tersebut bisa mengungkap secara jelas dan
utuh mengenai gambaran kekerasan pada remaja anak jalanan dan kebermaknaan hidupnya.