113
KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV AIDS) WANITA DI KOTA BUKITTINGGI
Nanda Mirzawati
Abstract. The research was conducted to determine the meaningfulness of life in HIVpositive women in the city of Bukittinggi. Where in the process of discovery of the meaning of life an individual must be able to achieve three important value, namely the value of creative, value, appreciation, and value being. These three individuals are able to deliver value to the discovery of meaning. This study used qualitative research methods case study. The results showed that the meaning of life There are some aspects of the creative value, values attitudes, value appreciation, and hope. The results showed that all three subjects could interpret his life. Subject loves his job and works best with full responsibility despite having a different destination is a form of creative achievement value of the three subjects. Subjects able to appreciate the value of truth and beauty, the subject is also trying to improve myself to be better and realized the mistake and assume that the subject is a natural temptation to believe through their religion. Subjects also feel happier and more energetic with the support and love given by those closest to the subject. Subjects received them as a condition of people living with HIV, so they interpret the situation they currently face is the shape of an ordeal which they must deal.
Keyword : Meaning in life, PLWHA (People Living with HIV AIDS) Women, case study ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan makna hidup di dalam wanita yang positif terjangkit virus HIV di kota Bukittinggi. Dimana proses pencarian makna hidup tersebut seseorang harus mampu mencapai tiga nilai penting berikut, pertama nilai menciptakan sesuatu, kedua nilai keberhargaan diri dan ketiga nilai njadi sesuatu. Studi ini menggunakan metode studi kasus kualitatif. Hasl penelitian menunjukkan bahwa makna hidup memiliki beberap aspek yaitu nilai menciptakan sesuatu, nilai sikap, penghargaan dan harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga orang subjek mampu menginterpretasikan 113
114
hidup mereka. Para subjek tersebut sangat mencintai pekerjaannya dan bertanggungjawab penuh meskipun memiliki tujuan yang berbeda merupakan suatu bentuk dari kemampuan mengukir sebuah prestasi. Mereka mampu menghargai makna kejujuran dan keindahan, dan subjek juga berusaha memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada agama. Subjek merasa lebih bahagia dan lebih bersemangatdengan dukungan dan kasih sayang yang diberikan dari orang-orang terdekat mereka. Subjek menerima kondisi mereka sebagai orang dengan HIV, sehingga mereka mampu menghadapi situasi yang mau tidak mau harus diterima.
Kata kunci : makna hidup, kehidupan wanita yang dengan HIV, studi kasus
kabupaten dan kota. Sejak 1992 hingga
PENDAHULUAN HIV dan AIDS (Acquire Immune
2010, ditemukan sedikitnya 552 kasus AIDS
Deficiency Syndrome) merupakan masalah
dan 72 penderita HIV di Sumbar, dimana 92
global, dimana kasus AIDS pertama kali
orang di antaranya meninggal dunia (Harian
ditemukan pada tahun 1981 pada pria
Haluan, 2011).
homoseksual di United States. HIV/AIDS
Kota
Bukittinggi
mendapat
telah menjadi wabah penyakit di seluruh
rangking kedua dalam jumlah penderita HIV
dunia
(United
Aids se-Sumbar. Tercatat jumlah positif
Nations Program on HIV/AIDS), virus HIV
penderita HIV/AIDS di Kota Bukittinggi,
ini telah menginfeksi setidaknya 38,6 juta
Sumatera Barat, pada 2011 bertambah 12
orang
orang menjadi 144 orang dari 132 orang
dan
di
menurut
seluruh
UNAIDS
dunia,
serta
telah
menyebabkan kematian lebih dari 25 juta
pada 2010 ( Haluan Riau, 2011).
orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981 (Spiritia, 2004).
masih
Kasus HIV/AIDS, ibarat fenomena gunung
es
permukaannya
yang saja,
hanya karena
Mengidap HIV/AIDS di Indonesia
terlihat sebenarnya
kasus yang ada mungkin lebih banyak dari
dianggap
aib,
sehingga
dapat
menyebabkan tekanan psikologis terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan
lingkungan
disekeliling
penderita
(Nursalam & Kurniawati, 2007).
yang terdata. Data Dinas Kesehatan Sumbar,
Stigma - stigma yang muncul di
sebanyak 36 kasus AIDS ditemukan sampai
masyarakat dapat membuat ODHA merasa
posisi
pesimis dalam menjalani kehidupannya,
Agustus
2011,
tersebar
di
19
115
karena mental dan psikisnya telah tertekan
dapat berkarir dalam bidang kesehatan,
dengan adanya stigma - stigma yang ada.
ekonomi, sosial, maupun politik dengan
Stigma
dapat
didukung pendidikan yang tinggi. Secara
menimbulkan masalah baru bagi ODHA,
tradisional, peran wanita seolah dibatasi dan
yaitu adanya diskriminasi dari masyarakat
ditempatkan dalam posisi pasif yaitu wanita
terhadap ODHA.
hanyalah pendukung karir suami. Peran
ini
pun
”Mereka
selanjutnya
bersikap
diskriminatif
wanita yang terbatas pada peran reproduksi
karena ketidakmengertian pada masalah
dan mengurus rumah tangga membuat
yang
dengan
wanita identik dengan pengabdian kepada
makin
suami dan anak. Sementara wanita modern
sesungguhnya.
pengalaman,
saya
Sejalan
makin
lama
menyadari bahwa sebenarnya kepercayaan
dituntut
untuk
berpendidikan
tinggi,
itu begitu kecil dan rapuh, seperti cahaya
berperan aktif, dan kritis (Health Woman,
lilin di tempat berangin. Saya sangat ingin
2008).
melihat orang melihat dan berkomunikasi
Pendekatan psikologis pada ODHA
kepada orang dengan HIV/AIDS dengan
sangat penting agar ODHA tidak jatuh
cara yang sama mereka melakukannya
dalam kondisi stress, cemas, depresi yang
kepada orang dengan flu. Maksud saya
pada
tanpa
imunitasnya (kekebalan tubuh) yang amat
rasa
takut,
diskriminasi
atau
menghakimi” ( Spiritia, 2009 : 19).
gilirannya
penting
Penderita AIDS (ODHA : orang
kehidupan
dalam
akan
menurunkan
kehidupannya,
yang
bermakna
dengan akan
dengan HIV / AIDS) khususnya wanita,
menampilkan pribadi yang bersemangat,
hendaknya dipandang dari berbagai sisi.
tidak merasa bosan, tidak merasa hampa dan
Tidak hanya dari aspek biologis saja
mempunyai tujuan hidup yang diketahui
melainkan aspek yang lainnya juga yaitu
baik jangka pendek atau jangka panjang
aspek psikologis. Saat ini, peran wanita telah
sehingga kegiatan yang dilakukan terarah
bergeser dari peran tradisional menjadi
dan juga dengan adanya tujuan hidup maka
modern.
seseorang
tradisional
Dari
hanya
untuk
memiliki
peran
melahirkan
anak
(reproduksi) dan mengurus rumah tangga, kini wanita memiliki peran sosial dimana
akan
lebih
mampu
mempertahankan hidupnya pada berbagai kondisi.
116
Ada mengalami demikian,
banyak
individu
penderitaan. juga
Meskipun
negatif
pendamping
dan
ODHA
diskriminasi,
dengan
inisial
R
mengungkapkan bahwa memang benar saat
berhasil dalam mengatasi kesulitan dan
ini stigma negatif dan diskriminasi terhadap
perasaan-perasaan
ODHA
tidak
penderitaannya.
individu
stigma
yang
akibat
banyak
yang
menyenangkan
sering
dirasakan,
salah
mampu
seorang ODHA wanita yang hidup sebagai
mengubah kondisi penghayatan dirinya dari
single parent atau orangtua tunggal dengan
penghayatan
seorang
tidak
Mereka
masih
bermakna
menjadi
anaknya
yang
masih
balita
bermakna. Kehendak untuk hidup secara
mengalami stigma negatif dan diskriminasi
bermakna merupakan motivasi utama pada
dari warga sekitar tempat tinggal ODHA
diri manusia. Hasrat inilah yang memotivasi
tersebut, tidak hanya warga tetapi juga
orang
dan
keluarga dari ODHA wanita itu sendiri.
melakukan kegiatan-kegiatan penting yang
ODHA wanita tersebut dikucilkan di daerah
lain dengan tujuan agar hidupnya menjadi
yang jauh dari tempat tinggalnya dan hidup
berharga dan dihayati secara bermakna
dengan menempati sebuah pondok dengan
(Bastaman, 2007: 43).
atap rumbia dan hanya dengan dinding
untuk
bekerja,
berkarya
Inilah yang disebut kebermaknaan
terpal. ODHA tersebut menjalani hidupnya
hidup dimana manusia menghayati kualitas
dengan permasalahan-permasalahan yang ia
potensi dirinya dan pencapaian tujuan
hadapi,
hidupnya sehingga dapat memberikan arti
masalah psikologis dan juga masalah yang
dalam
berkaitan dengan lingkungan sosialnya yang
kehidupannya.
Ketika
individu
baik
memiliki serta mengetahui sebuah tujuan
membuat
hidup atau untuk apa dia hidup, ia akan
penderitaan.
sanggup dan tangguh didalam menghadapi
masalah
mereka
kesehatan
harus
hidup
fisik,
dalam
Manusia di dalam semua situasi
hampir semua yang terjadi atas dirinya serta
kehidupannya
senantiasa
memiliki
kesulitan hidup sebesar apapun (koeswara,
kesempatan untuk mewujudkan nilai atau
1992 : 89).
makna kehidupannya. Melalui tindakan atau
Berdasarkan wawancara peneliti
kegiatan aktif dan produktifnya manusia
dengan seorang pendamping ODHAa pada
mewujudkan nilai-nilai kreatif dan melalui
hari Rabu, 27 Juni 2012 Berkaitan dengan
penerimaan
pasif
akan
dunia
seperti
117
misalnya
dalam
pengalaman
akan
mewujudkan hidupnya.
pengalaman
dan
memberikan makna dan guna apabila kita
manusia
dapat mengubah sikap terhadap penderitaan
penghayatan
itu menjadi lebih baik lagi. Ini berarti bahwa
kemungkinan-
dalam keadaan bagaimanapun ( sakit, nista,
alam,
nilai-nilai Bahkan
kemungkinan
untuk
jika
seni
bertindak
dan
dosa, bahkan maut ) arti hidup masih tetap
menghayati pengalaman itu tertutup, tetap
dapat
saja ada kemungkinan untuk mewujudkan
mengambil
nilai, yaitu dengan tetap berani mengambil
menghadapinya
sikap terhadap situasi batas daya manusia.
Begitupun dengan penderita HIV AIDS,
Inilah yang oleh Frankl disebut “nilai-nilai
dalam keadaan bagaimanapun mereka masih
sikap”
di
dapat menemukan makna hidup mereka,
mana saja terdapat hal-hal yang tak dapat
sekalipun mereka pernah berada pada
diubah, sesuatu yang menyerupai nasib tak
kondisi hidup tanpa makna.
(Einstellungswerte),
terwujud
terelak (JSKK, 2009).
ditemukan, sikap
Penelitian
Nilai-nilai dalam bersikap dapat
asalkan yang
saja tepat
(Bastaman,
tentang
dapat dalam
2007:49).
HIV/AIDS
memang telah banyak dilakukan baik di luar
mengantarkan seseorang untuk mencari
negeri
makna
bagaimana
sepanjang pengamatan penulis, penelitian
menerima dengan tabah, kesabaran, dan
tentang kebermaknaan hidup pada wanita
keberanian segala bentuk penderitaan yang
yang terinfeksi HIV/AIDS belum pernah
tidak dapat dielakkan lagi, seperti sakit yang
dilakukan terutama di Kota Bukittinggi.
tidak dapat disembuhkan, kematian, dan
Pada penelitian ini penulis lebih memfokus-
menjelang kematian, setelah segala upaya
kan pada wanita usia produktif (18-49) yang
dan ikhtiar dilakukan secara maksimal.
terinfeksi HIV/AIDS. Menurut Depkes RI
Sikap menerima dengan penuh ikhlas dan
(1993), wanita usia produktif merupakan
tabah hal-hal tragis yang tidak mungkin
wanita yang berusia 15-49 tahun dan wanita
dielakkan lagi dapat mengubah pandangan
pada usia ini masih berpotensi untuk
kita dari semula diwarnai penderitaan
mempunyai keturunan. Sedangkan menurut
semata-mata
yang
BKKBN (2001), wanita usia subur (wanita
mampu melihat makna dan hikmah dari
usia produktif) adalah wanita yang berumur
hidup,
yaitu
menjadi
sikap
pandangan
penderitaan itu. Penderitaan memang dapat
maupun
dalam
negeri,
namun
118
18-49 tahun yang berstatus belum kawin,
diharapkan
kawin ataupun janda.
kebermaknaan hidup yang dirasakan atau
Bagi
wanita
yang
dapat
diketahui
bagaimana
mengetahui
diperoleh oleh ODHA wanita tersebut dalam
dirinya menderita HIV/AIDS, bukanlah hal
menjalani kehidupannya sebagai orang yang
yang mudah baginya
untuk menjalani
menderita penyakit HIV AIDS itu.
kehidupannya
dulu
seperti
mencapai
Subjek pada penelitian ini adalah
kembali tujuan hidupnya dan memaknai
odha wanita yang memiliki karakteristik
hidupnya. Inilah yang menjadi fokus dalam
sebagai berikut :
penelitian ini bagaimanakah ODHA wanita
1. Wanita yang terinfeksi HIV AIDS
(wanita
2. Wanita
yang
terinfeksi
HIV/AIDS)
menyikapi hidupnya atas peristiwa yang dialaminya, mengubah pemahaman terhadap pemahaman yang tidak bermakna menjadi
terinfeksi
HIV
AIDS
dengan usia produktif 3. Wanita yang terinfeksi HIV AIDS yang memiliki pekerjaan.
bermakna dengan adanya virus HIV/AIDS dalam menjalani kehidupannya?
yang
Teknik
analisa
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis tematik dengan melakukan koding terhadap hasil transkrip wawancara yang telah diverbatim.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, desain atau
Koding dimaksudkan untuk mengorganisasi
rancangan penelitian yang digunakan adalah
dan mensistematiskan data secara lengkap
rancangan studi kasus. Pendekatan studi
dan
kasus membuat peneliti dapat memperoleh
menunculkan
pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai
dipelajari. Dengan demikian, peneliti akan
interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari
dapat menemukan makna dari data yang
kasus khusus tersebut (Purwandari, 2005
dikumpulkannya.
:108). Dalam penelitian ini, pendekatan
hendaklah kode yang mudah diingat dan
kualilatif dengan
rancangan studi kasus
dianggap paling tepat mewakili setiap
dilakukan
mendeskripsikan
dan
berkas dan tidak lupa untuk membubuhkan
menganalisa secara mendalam mengenai
tanggal pada tiap berkas (Poerwandari,
kebermaknaan hidup pada ODHA ( Orang
2005:151).
untuk
dengan HIV AIDS ) . Dari penelitian ini
mendetail
sehingga gambaran
Kode
data
dapat
topik
yang
yang
dipilih
119
Makna hidup dapat ditemukan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
kondisi apapun. Ada beberapa aspek dalam menemukan makna hidup yaitu nilai kreatif,
HASIL
nilai Ada beberapa aspek makna hidup yaitu
nilai
kreatif,
nilai
nilai
bersikap
dan
harapan.
nilai
Nilai kreatif yaitu kegiatan berkarya,
penghayatan, dan harapan. Hasil penelitian
bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas
menunjukkan bahwa ketiga subjek mampu
dan
menghayati hidup penuh makna. Individu
dengan penuh tanggungjawab (Bastaman,
yang
2007: 47). RK yang merupakan Subjek I
menghayati
menunjukkan
sikap,
pengahyatan,
hidup
sebaik-baiknya
bekerja dengan tujuan bekerja untuk sosial,
kehidupan
sementara LN bekerja memang untuk
sehari-hari. Ketiga subjek menjalani hidup
menghasilkan uang dikarenakan tidak ada
dengan lebih semangat. Tujuan hidup, baik
lagi yang membiayai hidupnya, sedangkan
jangka panjang maupun jangka pendek, jelas
YN bekerja sebagai dasar hobi. Terlepas
bagi mereka. Subjek I memiliki harapan
dari tujuan mereka bekerja, ketiga subjek
serta impian yang dijadikan sebagai tujuan,
bekerja dengan penuh tanggungjawab dan
yaitu berjuang agar dapat hidup lebih lama
mencintai
untuk bisa terus menjaga dan merawat
mereka merasa bahagia dengan apa yang
anaknya, serta menginginkan anak lagi yang
mereka kerjakan saat ini.
dalam
kehidupan
dengan
penuh
semangat
corak
bermakna
kewajiban
menjalani
tidak terinfeksi HIV AIDS. Sementara Subjek
II masih
terus
berharap agar
pekerjaan
mereka
sehingga
Hanya saja, pada penelitian ini peneliti
menemukan
bahwa
RK
yang
mendapatkan kesembuhan dari penyakitnya.
merupakan subjek pertama merasa bosan
Subjek III bertujuan untuk dapat menikah
dengan pekerjaannya sebagai pendamping
lagi dan memiliki anak dari pernikahan
odha
tersebut sehingga Subjek III berusaha untuk
berbenturan antara jadwal kerjanya sebagai
terus menjaga kesehatannya dan hidup
pendamping
odha
dengan lebih semangat.
pekerjaannya
sebagai
dikarena
jadwal
pekerjaan
dengan ketua
yang
jadwal RT
di
lingkungan tempat tinggalnya. Pekerjaan PEMBAHASAN
yang merangkap seperti itu membuat RK
120
mengalami kesulitan dalam mengatur jadwal
pekerjaannya,
sehingga RK merasa kelelahan dengan
baiknya dan penuh tanggungjawab.
aktivitasnya.
sebaik-
Makna hidup bersifat spesifik dan
tersebut
nyata, dalam artian makna hidup benar-
dikarenakan pekerjaannya sebagai seorang
benar dapat ditemukan dalam pengalaman
pendamping odha memberikannya banyak
dan kehidupan sehari-hari, serta tidak perlu
manfaat dan pengalaman dari kegiatan-
selalu
kegiatan yang ia lakukan selama ini. RK
abstrak-filosofis,
mampu melakukan sesuatu yang berguna
dan prestasi-prestasi akademis yang serba
untuk
memberikan
menakjubkan (Bastaman, 2007 : 51). Dari
pengetahuan mengenai hiv aids kepada para
hal tersebut dapat dilihat bahwa Subjek I
odha
dan
menganggap bahwa pekerjaannya sebagai
sesama
seorang pendamping odha merupakan suatu
odhanya, karena pada dasarnya nilai kreatif
pekerjaan yang bermakna dan berguna bagi
berintikan bahwa induvidu memberikan
dirinya dan juga orang-orang sekitarnya.
sesuatu yang berharga dan berguna pada
Lain
orang
menjalani pekerjaannya dengan biasa saja,
pekerjaannya
orang
serta
dukungan
demikian,
dengan
RK
mencintai
Meskipun
bekerja
lain
dengan
memberikan kepada
lain
atau
motivasi
teman-teman
kehidupan
secara
keseluruhan (Safari&Kunjana, 2004 : 128). Lain halnya dengan subjek kedua
dikaitkan
halnya
dengan
hal-hal
tujuan-tujuan
dengan
Subjek
yang
idealistis,
II
yang
sehingga tidak dapat melihat pekerjaannya sebagai suatu peristiwa yang bermakna.
yaitu LN, yang menjalani pekerjaannya
Sementara
Subjek
III
bersemangat
dengan biasa-biasa saja, bahkan terkadang
melaksanakan pekerjaannya yang ia jalani
merasa takut jika lingkungan pekerjaannya
atas dasar hobi merupakan peristiwa nyata
mengetahui statusnya sebagai odha. Tidak
yang bermakna secara pribadi bagi Subjek
ada hal yang berguna dan berharga yang LN
III.
lakukan bagi orang lain, meskipun demikian
Nilai penghayatan yaitu keyakinan,
LN mencintai pekerjaannya dan bekerja
dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran,
dengan penuh tanggungjawab.
kebajikan,
keindahan,
keimanan,
dan
Sementara YN yang merupakan
keagamaan serta cinta kasih. Menghayati
subjek ketiga bekerja atas dasar hobi yang
dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan
memang ia gemari sehingga YN menikmati
seseorang
berarti
hidupnya
(Bastaman,
121
2007:
48).
Dengan
kebenaran,
menghayati
membuat
kesalahannya
di
RK
masa
nilai
yang lebih baik dari sebelumnya dan terus
menyadari
berusaha memperbaiki diri setelah RK
lalu
yang
mengikuti
kegiatan-kegiatan
menyebabkan keadaan yang ia derita saat
seperti
ini, sementara pada LN, LN menghayati
mendengarkan ceramah agama. RK juga
nilai kebenaran dengan memandang bahwa
merasa tenang setiap selesai mengerjakan
yang benar yang harus ia lakukan saat ini
sholat dan mengaji. LN juga merasakan hal
adalah
yang sama, LN merasa tenang setiap selesai
berobat
kesehatan
untuk
fisiknya.
tetap
menjaga
pengajian
dan
YN
mengerjakan sholat dan mengaji serta LN
dengan
menyadari kesalahannya yaitu pernah tidak
menyadari bahwa penyakit yang ia derita
bisa menerima keadaannya saat ini setelah
saat
mendengarkan
menghayati
ini
nilai
bukan
Sedangkan
mengikuti
keagamaan
kebenaran
karena
perbuatannya,
ceramah-ceramah
agama,
meskipun demikian YN merasa bahwa apa
sehingga LN menganggap bahwa apa yang
yang ia hadapi saat ini adalah memang
ia hadapi saat ini adalah bentuk dari cobaan.
nasibnya yang harus ia jalani. Ketiga subjek
Demikian juga yang dirasakan oleh YN, YN
menghayati nilai keindahan dengan cara
merasa tenang setiap selesai sholat dan
yang
mengaji,
berbeda,
RK
menghayati
nilai
serta
dengan
mendengarkan
keindahan dengan menikmati bermain game,
ceramah agama, YN jadi berpikir bahwa
sementara LN menghayati nilai keindahan
setiap
melalui
menikmati
merupakan cobaan yang harus dihadapi.
ketika
memandangnya
pemandangan
yang
datang
adalah
LN
Bagi mereka yang beriman, Tuhan
merasakan ketenangan, beda lagi dengan
dan agama merupakan sumber nilai dan
YN
makna
yang
menghayati
membuat
yang
masalah
nilai
keindahan
melalui pekerjaannya membordir.
dan
nilai
keindahan,
yang
sempurna
yang
seharusnya mendasari makna-makna hidup
Selain dari menghayati nilai-nilai kebenaran
hidup
pribadi yang unik, dan spesifik (Bastaman,
nilai
2007 : 53). Ketiga subjek mampu memaknai
keimanan dan keagamaan serta cinta kasih
penderitaan yang mereka hadapi dengan
juga membantu subjek dalam menemukan
menghayati
makna hidupnya. RK menyadari kesalahan-
keimanan dan keagamaan sesuai dengan
kesalahan nya di masa lalu, menjadi pribadi
keyakinan yang mereka anut. Subjek I,
serta
meyakini
nilai-nilai
122
Subjek II dan Subjek III, mampu menerima
ini adalah cobaan yang harus ia hadapi
kondisi mereka saat ini dengan berpikiran
sekaligus ganjaran dari perbuatannya di
bahwa apa yang mereka hadapi adalah
masa lalu, sehingga RK mampu menerima
merupakan cobaan yang diberikan kepada
keadaannya tersebut dengan menghadapi
mereka.
keadaannya saat ini. LN pun mampu
Ketiga
subjek
mendapatkan
menerima kondisi dirinya serta menganggap
dukungan dari orang-orang terdekat mereka
bahwa yang ia hadapi saat ini adalah cobaan
sehingga subjek berpikir bahwa masih ada
begitupun dengan YN.
yang menyayangi mereka. Cinta kasih yang
Meskipun ketiga subjek menderita
diberikan oleh orang-orang terdekat subjek
penyakit yang tidak bisa disembuhkan,
membuat subjek merasa lebih bersemangat
namun
dalam menjalani hidupnya.
harapan dalam hidupnya. Harapan adalah
Nilai
bersikap
subjek
masih
memiliki
menerima
keyakinan akan terjadinya hal-hal yang baik
dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan
atau perubahan yang menguntungkan di
keberanian segala bentuk penderitaan yang
kemudian hari. Pengharapan mengandung
tidak mungkin dielakkan lagi, seperti sakit
makna hidup karena adanya keyakinan akan
yang tidak dapat disembuhkan, kematian,
terjadinya perubahan yang lebih baik,
dan menjelang kematian, setelah segala
ketabahan menghadapi keadaan buruk saat
usaha telah dilakukan secara maksimal.
ini dan sikap optimis menyongsong masa
Sikap menerima dengan penuh ketabahan
depan ( Bastaman, 2007: 50-51). RK
dan ikhlas atas hal-hal tragis yang tidak
berharap bisa hidup lama agar bisa menjaga
dapat
dan merawat anaknya, serta RK memiliki
dielakkan
lagi
yaitu
ketiga
dapat
mengubah
pandangan hidup yang semula diwarnai
impian
penderitaan
yang
Sementara LN berharap agar ia masih bisa
mampu melihat makna dan hikmah dari
sembuh dari penyakitnya meskipun ia
penderitaan itu (Bastaman, 2007:49). RK
mengetahui bahwa penyakit yang ia derita
menekankan bahwa dirinya harus tetap
tidak bisa disembuhkan. Sedangkan YN
hidup dan bertahan dalam sakitnya agar ia
berharap agar ia diberi umur panjang, dan
bisa merawat dan menjaga anaknya. RK
diberikan lagi jodoh yang bisa menerima
memandang bahwa sakit yang ia derita saat
keadaannya, serta memiliki impian untuk
menjadi
pandangan
unttuk
memiliki
anak
lagi.
123
menikah lagi dan memiliki anak. Harapan
bertujuan untuk dapat menikah lagi dan
dan impian yang dimiliki ketiga subjek yang
memiliki anak dari pernikahan tersebut
menjadikan subjek mampu bertahan di
sehingga Subjek III berusaha untuk terus
tengah sakit yang mereka derita, serta sikap
menjaga kesehatannya dan hidup dengan
menerima dan dukungan serta cinta kasih
lebih semangat.
yang diberikan oleh orang-orang terdekat mereka.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran yang dapat disampaikan
SIMPULAN DAN SARAN
adalah : Simpulan
yaitu
Bagi subyek penelitian serta
individu lain yang mengalami hal yang sama
Ada beberapa aspek makna hidup
dengan subyek penelitian, diharapkan dapat
nilai
memberi
kreatif,
nilai
sikap,
nilai
masukan
dan
sebagai
bahan
penghayatan, dan harapan. Hasil penelitian
renungan mengenai pentingnya memiliki
menunjukkan bahwa ketiga subjek mampu
kebermaknaan hidup. Bagi lembaga kesehat-
menghayati hidup penuh makna. Individu
an atau yayasan terkait yang menangani
yang
penyakit HIV/AIDS, diharapkan penelitian
menghayati
menunjukkan semangat
hidup
corak
dalam
bermakna
kehidupan
menjalani
penuh
ini
dapat
memberikan
informasi
dan
kehidupan
masukan tentang perlunya kebermaknaan
sehari-hari. Ketiga subjek menjalani hidup
hidup bagi para ODHA sehingga dapat
dengan lebih semangat. Tujuan hidup, baik
memberikan
jangka panjang maupun jangka pendek, jelas
ketika
bagi mereka. Subjek I memiliki harapan
hidupnya.Bagi peneliti lain yang ingin
serta impian yang dijadikan sebagai tujuan,
mengembangkan penelitian pada ODHA,
yaitu berjuang agar dapat hidup lebih lama
penelitian ini diharapkan dapat menjadi
untuk bisa terus menjaga dan merawat
inspirasi dan dapat menggali lebih dalam
anaknya, serta menginginkan anak lagi yang
mengenai AIDS dengan mempertimbangkan
tidak terinfeksi hiv aids. Sementara Subjek
aspek-aspek psikologis lainnya atau dapat
II masih terus berharap agar mendapatkan
melihat perbedaan makna hidup ODHA
kesembuhan dari penyakitnya. Subjek III
penanganan
ODHA
putus
asa
dengan
tepat
menghadapi
124
yang bekerja dengan odha yang tidak
memiliki pekerjaan.
DAFTAR RUJUKAN Abidin, Zainal. (2007). Analisis Eksistensial: Sebuah Pendekatan Alternatif untuk Psikologi dan Psikiatri. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Anonim.Pemkab Bukittinggi Terus Upayakan Tekan Kasus HIV/AIDS. (2011). Diakses tanggal 23 Januari 2012. URL : http://www.mediaindonesia.com/read/ 2011/12/07/281927/293/14/PemkabBukittinggi-Terus-Upayakan-TekanKasus-HIVAIDS Anonim.Penderita HIV/AIDS bertambah 12 orang. (2011). Diakses tanggal 23 Januari 2012. URL : http://haluanriaupress.com/index.php? option=com_content&view=article&id =2978:penderita-hivaids-bertambah12-orang-&catid=63:haluansumbar&Itemid=122 Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi:Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatif : Untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta: Universitas Gunadarma. Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. Chagas, Luiz C.D. (2003). The “Ultimate Meaning" of Viktor Frankl.Viktor Frankl Institute of Logotherapy Cythia, Trida. (2007). Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup pada Perempuan yang Mengalami Peristiwa Traumatis. Proceeding PESAT ( Psikologi, Ekonomi, Sastra,
Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Guna Darma, vol. 2 Departemen Kesehatan RI. (2009). Sehat dan Positif untuk ODHA. Effendi, Nurlaila. Dkk. (2008). Pengaruh Psikoterapi Transpersonal Terhadap Kualitas Hidup Pasien HIV dan AIDS. Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol.24, No.1, 1-16 Koeswara, E. (1992). Logoterapi : Psikoterapi Vicktor Frankl. Yogyakarta : Kanisius. Frankl, Viktor E.Man’s Search for Meaning : An Introduction to Logotherapy ( M. Murtadlo. Terjemahan). London: Hodder & Stoughton. Buku asli diterbitkan tahun 1977. Joewono,Benny N. Pasien HIV/AIDS Berusia Produktif, 20-29 Tahun. (2012). Diakses tanggal 23 Januari 2012. URL:http://regional.kompas.com/read/ 2012/01/20/17503540/Pasien.HIV/AI DS.Berusia.Produktif.20-29.Tahun JSKK. (2009). Saatnya Korban Bicara: “Menatap Derap Merajut Langkah”. Komisi Penanggulangan AIDS. Mengenal dan Menanggulangi HIV AIDS. Margiantaro, S, E, Basuki, Heru, & Riyanto. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Penderita HIV AIDS. Universitas Guna Dharma Michael J. Vandeman. (2006). “Nature of Consciousness and the Meaning of Life”. The Journal of American Science. Moleong, L, J. (2004). Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remadja Rosdakarya. Nugrahani, Riana.D, dkk. (2011). Pendampingan Berbasis Rumah
125
tangga (Household Support) untuk Peningkatan Kualitas Hidup ODHA. Universitas Hasanudin Poerwandari, E.K, (2005). “Pendekatan kualitatitif dan penelitian psikologi”. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Public Advocate Betsy Gotbaum. (2003). Women and HIV/AIDS in New York City:The Hidden Epidemic. Rathi, Neerpal & Rastogi, Renu. (2007). Meaning in Life and Psychological Well-Being in Pre-Adolescents and Adolescents. Vol.33, No. 1, 31-38 Redaksi. 144 Orang Terindikasi Positif. (2011). Diakses tanggal 23 Januari 2012, dari www.padangekspres.co.id Safari, Triantoro. (2007). Optimistic Quotient. Yogyakarta: Pyramid Publisher. Safari, Triantoro & Rahardi, Kunjana. (2004). Menjadi Pribadi Berprestasi. Jakarta: Grasindo. Spiritia. (2004). Hidup dengan HIV/AIDS, Seri Buku kecil. Jakarta : UNAIDS, UINDIP, Ford Foundation.
Spiritia. (2004). Perawatan AIDS di Luar Rumah Sakit, Seri Buku kecil. Jakarta : UNAIDS,UINDIP, Ford Foundation. Spiritia. (2004). Pemberdayaan Positif. Yogyakarta : Yayasan Surviva Paski. Sugeng W. (2009). Kasus HIV/AIDS di Indonesia Terus Naik. Diakses tanggal 17 September 2009, dari www.surya.co.id Takkinen, Sanna & Ruoppila, Isto. (2001).” Meaning in life in three samples of Elderly persons with high Cognitive functioning”. Int’l. J. Aging and human development, vol. 53(1) 51-73, Teguh. (2011). HIV/AIDS, Serius Ancam Sumbar. Diakses tanggal 23 Januari 2012, dari www.harianhaluan.com Universitas Negeri Padang. (2008). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang : Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Padang.