ARTIKEL
Judul KEBERADAAN PURA TAMAN YEH SELEM DI DESA PANGKUNG PARUK, SERIRIT, BULELENG, BALI ( SEJARAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDIDIKAN KEARIFAN LOKAL )
Oleh Kadek Maharta Dharma 0914021049
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013 1
KEBERADAAN PURA TAMAN YEH SELEM DI DESA PANGKUNG PARUK, SERIRIT, BULELENG, BALI ( SEJARAH DAN KONTRIBUNYINYA TERHADAP PENDIDIKAN KEARIFAN LOKAL )
Oleh Kadek Maharta Dharma, NIM.0914021049 Jurusan Pendidikan Sejarah
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sejarah berdirinya Pura Taman Yeh Selem di Desa Pangkung Paruk, Seririt, Buleleng, Bali; (2) Aspek-aspek yang mengandung nilai-nilai Kearifan Lokal; dan (3) Kontribusinya terhadap Pendidikan Kearifan Lokal, khususnya yang berkaitan dengan konsep pelestarian Hutan Yeh Selem. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu: (1) teknik penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik studi dokumen); dan (4) teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pura Taman Yeh Selem merupakan pura Subak (ulun suwi) yang berada di dalam hutan Yeh Selem Desa Pangkung Paruk. Berdirinya Pura Taman Yeh Selem tidak dapat dilepaskan dari peristiwa bersejarah yakni revolusi fisik di Bali Utara, khususnya Buleleng Barat pada tahun 1945-1949 yang pada saat itu berpusat di Desa Ringdikit. selain itu erat pula kaitannya dengan kondisi hutan Yeh Selem, dimana pada masa revolusi fisik hutan Yeh Selem digunakan sebagai tempat persembunyian, dengan nama Markas Amerta. (2) Adapun aspek-aspek dari pura Taman Yeh Selem yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal antara lain bisa dilihat dari aspek; (a) sejarah; (b) lingkungan pura; (c) struktur pura; (d) benda-benda pura; dan (e) kepercayaan. (3) Pura Taman Yeh Selem memiliki kontribusi penting terhadap pendidikan kearifan lokal, khususnya yang berkaitan dengan konsep pelestarian Hutan Yeh Selem yakni; (a) kepercayaan hutan Yeh Selem sebagai milik dewa yang beristana di pura Taman Yeh Selem. Status kepemilikan hutan semacam ini merupakan kunci utama yang melatarbelakangi kelestarian hutan Yeh Selem. (b) adanya pengawasan desa pakraman Pangkung Paruk, mengingat hutan Yeh Selem adalah hutan desa; dan (c) adanya kesepakatan skala dan niskala. Kata Kunci: Pura Taman Yeh Selem, Sejarah dan Kontribusinya terhadap Pendidikan Kearifan Lokal.
1
ABSTRAC This study aimed to determine (1) history of the founding of Taman Yeh Selem temple in Pangkung Paruk, Seririt, Buleleng, Bali, (2) the aspects containing the values of local wisdom, and (3) Local Wisdom contribution to education, especially with regard to the concept of Yeh Selem forest conservation. This research used descriptive qualitative research methods, namely : (1) determining the research location, (2) determination techniques of choosing informer, (3) data collection techniques (observation, interview techniques, and document study), and (4) data analysis techniques. Results of this study indicate that (1) Taman Yeh Selem Temple is Subak temple (Ulun Suwi) situated in the forest of Yeh Selem, Pangkung Paruk Village. Establishment of Pura Taman Yeh Selem can not be separated from the historical events of physical revolution in North Bali, Buleleng especially the West in 1945-1949 which at the time centered on the village of Ringdikit. But it is also closely related to Yeh Selem forest condition, where on the physical revolution Yeh Selem forest used as a hiding place, the name of Amerta Headquarters. (2) As for the aspects of the garden temple, Yeh Selem containing the values of local wisdom, among others, can be seen from the aspectof : (a) history; (b) the temple compound, (c) structur of the temple; (d) temple objects, and (e) believe. (3) Taman Yeh Selem temple had an important contribution to the education of local knowledge, especially with regard to the concept of forest conservation Yeh Selem, namely : (a) the believe that Yeh Selem forest as belonging to the God which stayed at the Taman Yeh Selem temple. Ownership status of such forests is a key underlying sustainability Yeh Selem. (b) the supervision Pakraman Pangkung Paruk, considering Yeh Selem forest is a forest village, and (c) a Sekala and Niskala agreement.
Keywords : Taman Yeh Selem Temple, History and Contribution to Education Local Wisdom.
2
Salah
satu
masyarakat
Bali. Hutan Yeh Selem termasuk hutan
beragama adalah memiliki tempat ritual
tua, dalam artian bahwa hutan ini sudah
untuk ibadah bersama. Demikian halnya
ada sejak jaman megalitikum dan sampai
dengan
yang
sekarang masih terjaga kelestariannya,
mempunyai tempat ibadah yang disebut
sebagaimana telah ditulis oleh Maryati,dkk
dengan Pura. Pura berasal dari bahasa
(1999). Status kepemilikan hutan yang
Sansekerta yaitu Pur yang artinya tempat
berada ditangan Dewa menjadikan Hutan
yang dikelilingi tembok (Wiana, 2009 : 8).
Yeh Selem sebagai suatu kawasan yang
Secara konseptual Pura adalah tempat suci
bersifat sakral dan kramat atau tenget.
untuk melakukan persembahyangan atau
Bagi masyarakat desa Pangkung Paruk dan
menghaturkan persembahan sebagai sujud
masyarakat Bali pada umumnya, suatu
bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi
kawasan yang diyakini tenget, bersifat tabu
Wasa dan juga Bhatara-Bhatari (Widana,
untuk diganggu. Aktualisasi dari kearifan
2002 : 47). Kehidupan masyarakat Bali
lokal tersebut melahirkan suatu prilaku
juga berlandaskan pada ideologi Tri Hita
berpola, yang berkaitan dengan tindakan
Karana
warga
umat
ciri
beragama
yang
Hindu
menjadi
pedoman
Desa
Pangkung
Paruk
untuk
masyarakat Bali yang terdiri atas tiga
menjaga dan melestarikan hutan Yeh
unsur yakni Parhyangan, Pawongan dan
Selem. Dengan adanya kearifan-kearifan
Palemahan, ketiga unsur ini dipandang
lokal tersebut, maka Pura Taman Yeh
sebagai
Selem memiliki kedudukan yang sangat
satu-kesatuan
yang
menjadi
sumber atau penyebab kesejahteraan atau
penting
kebahagiaan
Dengan
Pangkung
Karana,
organisasi Subak yang ada di desa adat
adanya
hidup
konsep
manusia.
Tri
Hita
bagi masyarakat Desa Adat Paruk,
terlebih-lebih
perwujudan Parhyangan dapat dilihat pada
tersebut.
masyarakat Bali dengan adanya bangunan
Subak (Ulun Suwi), juga diperkuat dengan
suci yang disebut pura. Di Desa Pangkung
adanya dua sungai yang mengapit Pura
Paruk ada sebuah pura yang kedudukannya
Taman Yeh Selem, yakni tukad Salak dan
sangat penting bagi masyarakat Desa
tukad
Pangkung Paruk yakni pura Taman Yeh
berfungsi untuk melestarikan Hutan Yeh
Selem. Pura Taman Yeh Selem merupakan
Selem, berdirinya Pura Taman Yeh Selem
pura Subak yang berada di dalam Hutan
juga tidak dapat dilepaskan dari peristiwa
Yeh
Paruk,
bersejarah yakni revolusi fisik pada tahun
Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng,
1945 - 1949 di Bali Utara, khususnya
Selem,
Desa
Pangkung
3
Kedudukannya
bagi
Bayuh.
Selain
sebagai
secara
Pura
niskala
Buleleng Barat yang pada saat itu berpusat
manusia dengan Tuhannya (Parhyangan),
di Desa Ringdikit. Pada masa revolusi
manusia dengan sesama (Pawongan) dan
fisik, hutan Yeh Selem digunakan sebagai
manusia
tempat
(Palemahan)
persembunyian
para
pemuda
dengan
alam
(Bambang,
lingkungannya 2008
98).
pejuang yang terlibat dalam revolusi fisik
Tinjauan mengenai kearifan lokal menurut
tersebut. Sebagai tempat persembunyian,
Ayatrohaedi (dalam Laksmi, 2011 : 9)
para pejuang menamakan kawasan hutan
secara
ini sebagai markas Amerta.
adalah : (1) mampu bertahan terhadap
implisit hakekat local genius
Kelestarian hutan Yeh Selem di
budaya luar, (2) memilikikemampuan
Desa Pangkung Paruk pernah diteliti oleh
mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
Maryati, dkk (1999), dimana penelitiannya
(3)
menunjukan bahwa, kelestarian hutan Yeh
mengintegrasikan unsur-unsur budaya luar
Selem dikarenakan masyarakat setempat
ke dalam kebudayaan asli, (4) memiliki
percaya bahwa hutan Yeh Selem adalah
kemampuan
milik dewa yang beristana di pura Taman
mampu
Yeh Selem. Sedangkan penelitian yang
perkembangan budaya. Secara konseptual
penulis teliti yakni Keberadaan Pura
kearifan lokal merupakan bagian dari
Taman Yeh Selem di Desa Pangkung
kebudayaan dan secara spesifik merupakan
Paruk (sejarah dan kontribusinya terhadap
bagian dari sistem pengetahuan tradisional.
pendidikan kearifan lokal).
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
bertujuan
mempunyai
untuk
kemampuan
mengendalikan, memberikan
Penelitian
ini
dan
arah
(5) pada
menggunakan
mengetahui sejarah berdirinya pura Taman
metode penelitian deskriptif kualitatif. Ada
Yeh Selem dan aspek-aspek apa yang
4
mengandung nilai-nilai kearifan lokal serta
kualitatif yakni, (1) Teknik Penentuan
bagaimana
terhadap
Lokasi Penelitian, (2) Teknik Penentuan
pendidikan kearifan lokal, khususnya yang
Informan, (3) Teknik Pengumpulan Data,
berkaitan dengan konsep pelestarian hutan
(observasi,
Yeh Selem.
dokumen), (4) Teknik Analisis Data.
kontribusinya
Kajian teori yang digunakan adalah
tahap
dalam
penelitian
wawancara
deskriptif
dan
studi
HASIL DAN PEMBAHASAN
konsep Tri Hita Karana, yang terdiri dari
Keberadaan Pura Taman Yeh Selem di
Parhyangan, Palemahan, dan Pawongan
Desa Pangkung Paruk, Seririt, Buleleng,
yang mengajarkan tentang keserasian umat
Bali. 4
Pura Taman Yeh Selem dapat
hutan ini tidak terlepas dari kondisi hutan
dibagi menjadi tiga tahapan, yakni :
yang
sejarah, aspek-aspek yang mengandung
persembunyian, yakni karena lokasinya
nilai-nilai
dan
yang jauh dari desa, serta keadaan hutan
pendidikan
yang lebat. Kondisi tersebut menjadikan
kearifan
kontribusinya kearifan
lokal,
terhadap
lokal,
khususnya
dalam
strategis
sebagai
tempat
kawasan hutan ini jarang dikunjungi oleh
pelestarian hutan Yeh Selem.
orang-orang dan sulit ditemukan oleh pihak musuh, yakni Belanda. Dengan
Sejarah Pura Taman Yeh Selem.
demikian hutan Yeh Selem sangat strategis Pura
Taman
Yeh
Selem
dan
merupakan pura Subak (ulun suwi) yang memiliki kedudukan sangat penting bagi masyarakat desa adat Pangkung Paruk, terlebih-lebih
bagi
organisasi
Markas
areal
tempat
para
pemuda
pejuang
akan
dan
Seririt,
para
pejuang
melakukan semadi dan berdoa memohon perlindungan dari Ida Sang Hyang Widhi
dasar kolam mata air ini berwarna hitam,
Wasa,
sehingga airnya seolah-olah berwarna
agar
mereka
memproleh
hitam. Berdirinya pura Taman Yeh Selem
selamat
keberhasilan
dan dalam
penyerbuan tersebut. Semadi ini dilakukan
pristiwa
di atas batu-batuan Megalith tersebut.
bersejarah yakni revolusi fisik di Bali
Dalam
Utara, khususnya Buleleng Barat yang
semadinya,
memproleh
pada saat itu berpusat di Desa Ringdikit.
pawisik,
para
pejuang
yakni
semacam
bisikan bahwa; agar selamat dalam usaha
Selain itu erat pula kaitannya dengan
penyerbuan
kondisi hutan Yeh selem. Pada masa
para
pejuang
disarankan
memakai jimat dari batu yang terdapat di
revolusi fisik, hutan Yeh Selem digunakan persembunyian
mulanya
Banjar
karena humus dan lumpur yang terdapat di
tempat
Amerta.
Pada
nama
menyerang tangsi Belanda yang terdapat di
hitaman. Hal ini sebenarnya disebabkan
sebagai
dengan
Ketika
berasal dari mata air ini berwarna kehitam-
dari
persembunyian
tempat
batu-batu peninggalan jaman Megalitikum.
yang terdapat di dalam pura. Air yang
dilepaskan
dijadikan
merupakan sebuah areal yang terdiri dari
nama pura ini, berasal dari nama mata air
dapat
untuk
berdirinya pura Taman Yeh Selem ini
Subak.
Istilah Yeh Selem yang dijadikan sebagai
tidak
aman
dasar kolam mata air yang ada di areal
para
pura tersebut. Dengan memakai jimat dari
pemuda pejuang yang terlibat dalam
batu
revolusi fisik tersebut. Dipilihnya kawasan
ini
para
pejuang
akan
dapat
menirukan suara-suara binatang dan tidak 5
terlihat
oleh
musuh,
dapat
Adapun aspek-aspek dari pura
menipu dan tidak menjadi perhatian pihak
Taman Yeh Selem yang mengandung
Belanda. Jimat dari batu ini ternyata
nilai-nilai
terbukti kemampuannya, dimana dengan
diwariskan dari generasi ke generasi yakni
memakai jimat batu ini para pejuang
: (1) aspek sejarah, dimana keberadaan
benar-benar
suara
pura Taman Yeh Selem erat kaitannya
binatang, sehingga dalam penyamaran ini
dengan revolusi fisik pada tahun 1945-
mereka
dan
1949 yang terjadi di Bali Utara, khususnya
mengalahkan pihak Belanda. Pada saat
Buleleng Barat yang pada saat itu berpusat
akan melakukan penyerbuan ke tangsi
di Desa Ringdikit, tempat ini dulunya
Belanda,
sempat
digunakan sebagai tempat persembunyian,
mengucapkan sebuah kaul (janji/sumpah),
oleh para pejuang dengan nama Markas
yakni
berhasil
Amerta ; (2) lingkungan pura, keberadaan
akan
areal pura yang menyatu dengan kawasan
dapat
berhasil
para
apabila
mengalahkan
sehingga
menirukan
mengelabui
pejuang
mereka
Belanda
mereka
kearifan
lokal
maturan, yaitu dengan membuat bangunan
hutan
pelinggih (pura), dan menghaturkan seekor
kepercayaan dari masyarakat bahwa hutan
kerbau bertanduk emas yang terlebih
Yeh Selem adalah bagian integral dari
dahulu diarak dari Desa Banjarasem
pura, atau bahwa hutan Yeh Selem adalah
menuju Desa Pangkung Paruk, dengan
milik dewa-dewa yang bersemayam di
beralaskan kain putih. Janji atau kaul
pura tersebut. Pura Taman Yeh Selem
inilah yang kemudian ditepati oleh para
kedudukannya sebagai pura subak (ulun
pejuang tersebut, dimana para veteran
suwi), juga diperkuat dengan adanya dua
pejuang ini pada tahun 1983 mendirikan
sungai besar, yakni Tukad Salak dan
sebuah pura tepat diatas areal batu-batuan
Tukad Bayuh yang airnya digunakan
Megalith
bersemadi
sebagai pengairan oleh subak ; (3) Struktur
dahulu. Perwujudan dari pura tersebut
pura, halaman pura Taman Yeh Selem
tampak seperti yang sekarang dapat dilihat
ditata
di kawasan Hutan Yeh Selem. Pada saat
dengan makrokosmos. Dalam pandangan
peresmian pura ini, dihadiri oleh pihak
agama Hindu, makrokosmos terdiri dari
veteran yakni Dewa Made Suwidja.
tiga bagian, yakni bhur loka, bwah loka
tempat
mereka
menunjukan
yang dapat
mengikuti
adanya
sistem
suatu
kesepadanan
dan swah loka ; (4) benda-benda pura,
Aspek-aspek Pura Taman Yeh Selem
beberapa bangunan atau pelinggih yang
yang mengandung nilai-nilai kearifan
mempunyai
lokal. 6
fungsi
khusus
yang
menggambarkan personifikasi bangunan
magis
sebagai
salahang dewa.
lambang kesuburan,
yakni
:
Pelinggih Dewi Danu berfungsi sebagai
yakni
Kontribusinya
tempat memuja Dewa Wisnu dan Dewi
kearifan
Sri, yang merupakan lambang kesuburan
berupa
kepongor
terhadap
lokal,
atau
pendidikan
khususnya
yang
berkaitan dengan pelestarian hutan Yeh
dan dewi pertanian untuk lahan basah,
Selem.
Pelinggih Dewa Arya Melanting sebagai Kepercayaan Hutan Yeh Selem
dewa kesuburan untuk pertanian lahan
Sebagai Milik Dewa yang beristana di
kering, Lebuh sebagai penjaga, Pelinggih Penungun
Taman
berfungsi
Pura Taman Yeh Selem. Keberadaan areal
sebagai
pura yang menyatu dengan kawasan hutan
penjaga taman Yeh Selem, Dwarapala
menunjukan adanya suatu kepercayaan
simbul adanya binatang gaib, yakni macan,
dari masyarakat bahwa hutan Yeh Selem
Padmasana untuk memuja Ida Sang
adalah bagian integral dari pura, atau
Hyang Widhi Wasa, Pelinggih Manik
bahwa hutan Yeh Selem adalah milik
Galih sebagai memuja Dewi Sri (dewi
dewa-dewa yang bersemayam di pura
beras), Pelinggih Bagus Aeng sebagai
tersebut. Status kepemilikan hutan yang
keangkeran dari hutan Yeh Selem, Piasan
berada ditangan dewa menjadikan hutan
yang memiliki fungsi sebagai wewenang,
Yeh Selem sebagai suatu kawasan yang
Taksu untuk memohon kesidian dalam
bersifat sakral dan keramat atau tenget.
segala bidang, Lumbung sebagai simbul
Bagi masyarakat desa Pangkung Paruk dan
tempat penyimpanan, dan batu besar yang
masyarakat Bali pada umumnya, suatu
dipercaya sebagai tempat memohon hujan
kawasan yang diyakini tenget, bersifat tabu
atau sebaliknya memohon terang (nerang).
untuk diganggu. Kepercayaan terhadap
; (5) kepercayaan, keberadaan pura Taman
hutan Yeh Selem sebagai suatu kawasan
Yeh Selem yang berada satu kawasan
tenget
dengan hutan Yeh Selem menjadikan
masyrakatnya
perilaku
mereka tabu atau tidak berani merusak
Kepercayaan ini berpengaruh terhadap warga
terhadap
masyarakat desa Pangkung Paruk, yakni
kawasan ini bersifat sakral atau tenget.
prilaku
berpengaruh
hutan Yeh Selem. Hal ini disebabkan
dimana
karena mereka takut pada pemiliknya,
mereka takut mengganggunya, karena
yakni mahluk halus berupa dewa atau roh
takut pada pemiliknya yakni para dewa
leluhur. Mahluk halus tersebut diyakini
yang akan memberikan sanksi religious
dapat mengenakan sanksi religius magis 7
terhadap mereka yang merusak hutan Yeh
dalam sistem pengawasan hutan Yeh
Selem, yakni berbentuk penyakit atau
Selem tidak terlepas dari kedudukan pura
aneka bentuk kemalangan lainnya. Hal ini
Taman Yeh Selem sebagai pura subak
lazim disebut dengan istilah sakit karena
(ulun
kepongor
pengawasan
atau
salahang
dewa.
suwi).
Meski
berada
dalam
lembaga
subak,
namun
Kemampuan mahluk halus menjaga dan
tanggung jawab tertinggi pengawasan
memberikan sanksi terhadap mereka yang
hutan Yeh Selem tetap berada pada desa
berani merusak hutan Yeh Selem, berbeda
pakraman.Pengawasan
dari kemampuan manusia atau jaga wana.
terdorong perasaan takut terhadap sanksi
Dewa atau roh leluhur menjaga dan
religious magis yang diberikan oleh dewa
memberikan sanksi kepada mereka yang
yang bersemayam di pura Taman Yeh
berani merusak hutan Yeh Selem, tanpa
Selem. Mereka percaya bahwa sanksi yang
dibatasi oleh ruang dan waktu. Sedangkan
diberikan kepada perusak hutan, tidak saja
kemampuan jaga wana atau manusia
dapat menimpa pelakunya tetapi dapat
dalam mengawasi maupun mengenakan
pula menimpa warga desa pakraman
sanksi
yang berani
secara keseluruhan.Desa pakraman merasa
merusak hutan Yeh Selem, dibatasi oleh
menjadi wali atau wakil dari dewa dalam
ruang
rangka menjaga kelestarian hutan Yeh
terhadap mereka
dan
waktu.
Dengan
demikian
pengawasan yang dilakukan oleh para
mereka
karena
Selem.
dewa maupun roh leluhur jauh lebih efektif
Kesepakatan sekala dan niskala.
dari pada pengawasan yang dilakukan oleh
Pengawasan berlapis, yakni pengawasan
manusia. Hal inilah yang menyebabkan
niskala dan sekala. Pengawasan niskala
mereka
mengganggu
dilakukan oleh para dewa atau suatu
kelestarian hutan Yeh Selem, meskipun
kekuatan adikodrati yang tidak tampak
desa adat tidak pernah menempatkan jaga
atau tidak nyata yang bersemayam pada
wana, sebagaimana hutan lindung yang
kawasan
berada di bawah pengawasan pemerintah.
Selem.Sedangkan
tidak
berani
Pengawasan
Desa
Pakraman
tidak
dapat
dilepaskan
maupun
pura
pengawasan
Yeh sekala,
adalah kontrol nyata yang dilakukan desa
Pangkung Paruk. Kelestarian hutan Yeh Selem
hutan
pakraman Pangkung Paruk.
dari
KESIMPULAN
pengawasan yang dilakukan oleh desa pakraman,
terutama
subak.Keberadaan
melalui
lembaga
Berdasarkan uraian penelitian di
lembaga subak
atas, maka dapat dikemukakan beberapa
ini 8
kesimpulan, bahwa pura Taman Yeh
yang airnya mengalir menjadi satu yakni
Selem merupakan pura Subak, yang berada
tukad lebah mantung, dimana air yang
di dalam hutan Yeh Selem desa Pangkung
mengalir dari hulu ke hilir menjadikan
Paruk. Berdirinya Pura Taman Yeh Selem
daerah dihilirnya memproleh air untuk
tidak dapat dilepaskan dari peristiwa
lahan pertanian, sehingga menjadikan
bersejarah yakni revolusi fisik di Bali
derah yang dilalui sungai tersebut menjadi
Utara pada tahun 1945-1949, khususnya
subur, mengingat hal tersebut sesuai
Buleleng Barat yang pada saat itu berpusat
dengan konsep agama Hindu dimana air
di Desa Ringdikit. Selain itu erat pula
merupakan lambang kesuburan.Adapun
kaitannya dengan kondisi hutan Yeh
aspek-aspek dari pura Taman Yeh selem
Selem, dimana pada masa revolusi fisik,
yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal
hutan Yeh Selem digunakan sebagai
yang bisa diturukan dari generasi ke
tempat
persembunyian,para
pemuda
generasi, yakni bisa dilihat dari segi aspek
pejuang
menamakan
Markas
sejarah
sebagai
yang
erat
kaitannya
dengan
bangsa
indonesia
dalam
Amerta. Bentuk bangunan Pura Taman
perjuangan
Yeh
dengan
melawan musuh yakni Belanda yang pada
mikrokosmos atau tubuh manusia yang
saat itu terjadi di Bali Utara, khususnya
terbagi menjadi tiga bagian, yakni bagian
Buleleng Barat yang berpusat di Desa
kaki, badan dan kepala. Sejalan dengan itu,
Ringdikit. Lingkungan pura yang berada
halaman Pura Taman Yeh Selempun
satu kawasan dengan hutan Yeh Selem dan
terbagi menjadi tiga bagian, yakni bhur
diapit oleh dua sungai yakni tukad Salak
loka atau jaba sisi, bwah loka atau jaba
dan tukad Bayuh, struktur dan fungsi pura,
tengah dan swah loka atau jeroan. Pura
benda-benda yang ada di pura yang
Taman Yeh Selem yang merupakan pura
mempunyai
Subak memiliki fungsi sebagai lambang
menimbulkan
kesuburan untuk pertanian, hal tersebut
masyarakat setempat yang berpengaruh
dibuktikannya
lahan
terhadap pola prilaku warga masyarakat
pertanian disekitarnya yakni bertanian
Desa Pangkung Paruk dalam menjaga baik
lahan basah berupa sawah, dan pertanian
pura Taman Yeh Selem maupun hutan Yeh
lahan
Selem
bersepadan
kering
banyak
pula
terdapat
suatu
sakral,
sehingga
kepercayaan
dari
kebun
dan
Selem. Keberadaan pura Taman Yeh
lingkungan
pura
Selem yang satu kawasan dengan hutan
Taman Yeh Selem yang diapit oleh adanya
Yeh Selem menimbulkan kearifan-kearifan
sungai yakni tukad bayuh dan tukad salak
lokal
tegalan.Dilihat
berupa
nilai
dari
9
pada
masyarakat
setempat,
diantaranya : adanya kepercayaan dari
sehingga
masyarakat bahwa hutan Yeh Selem
terselesaikan dengan baik.
adalah milik dewa yang bersemayam di
Drs. I Wayan Sugiartha, M.Si,
pura
selaku Pembimbing I yang telah
Taman
pengawasan
Yeh dari
Selem, desa
adanya pakraman,
lancar
meluangkan
dan
waktunya
dapat
kepada
mengingat hutan Yeh Selem adalah hutan
penulis
desa dan adanya kesepakatan skala dan
pengetahuannya, memotivasi dan
niskala yang diatur dalam norma yang
membimbing penyusunan artikel
berlaku (awig-awig) yang menjadikan pura
sehingga
Taman Yeh Selem memiliki peran penting
terselesaikan dengan baik.
dalam
memberikan
lancar
dan
dapat
dalam pelestarian Hutan Yeh Selem. Saran yang ditunjukan antara lain
DAFTAR RUJUKAN
:Bagi pemerintah Desa Pangkung Paruk, diharapkan
dapat
memotivasi
Bambang Oka Sudira, Made. 2008. Konsef
dalam
Filosofi Hindu dalam Desa Adat
mengambil kebijakan dibidang pelestarian
Kebudayaan
dan konservasi Pura Taman Yeh Selem
Paramitha.
Bali.Surabaya
:
sebagai aset budaya spiritual bagi umat
Laksmi, dkk, 2011.Cagar Budaya Bali :
Hindu, khususnya warga masyarakat desa
Menggali Kearifan Lokal dan
adat Pangkung Paruk dan masyarakat desa
Model Pelestariannya.Denpasar :
adat Pangkung Paruk telah terbukti mampu
Udayana University Press.
melestarikan hutan desa yang mereka
Maryati, Tuty dan N.B.Atmadja. 1999.
miliki, melalui kearifan-kearifan lokal
Menyeruak
yang mereka wariskan dari generasi ke
Kegersangan : Pelestarian Hutan
generasi dan terus dipertahankan.
Yeh Selem di Desa Pangkung
Ucapan terimakasih ditunjukan kepada :
Paruk, Seririt, Buleleng, Bali.
di
Tengah
Singaraja : STKIP Singaraja. Dr. Tuty Maryati, M.Pd selaku Pembimbing
Akademik
Wiana,2009.Pura Besakih dan Hulunya
dan
Pulau Bali.Surabaya : Paramitha.
sekaligus Pembimbing II yang
Widana, I Gst. Ketut. 2002. Mengenal
telah meluangkan waktunya kepada penulis
dalam
Budaya Hindu di Bali.Denpasar :
memberikan
PT. BP. Denpasar.
pengetahuannya, memotivasi dan membimbing penyusunan artikel 10