Pengembangan kemahsiswaan di masa yang akan datang akan tetap diprioritaskan pada peningkatan penalaran dan keilmuan, maka dengan demikian perlu diselenggarakan forum-forum akademik seperti: seminar, ceramah umum ilmoiah, simposisum, studi kasus lokakarya, dll, Dihubungkan dengan ISI Denpasaryang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan program proyek pendidikasn professional dan atau akademik dibidang seni di atas pendidikan menengah. ISI Denpasar berkewajiban mengembangkan ilmu dan teknologi serta kreatifitas seni, sesuai dengan kebebasan akademik, mimbar akademik dan otonomi kesenian. Pengembangan ini bertujuan untuk memajukan peradaban manusia, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu masyarakat maju, adil dan makmur. Dihubungkan : Pendidikan adalah: uasaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaui usaha bimbvingan , pengajaran/latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan akademik adalah: Pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu dan pengembangannya. Pendidikan profesional adalah: pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada persiapan penerapan keahlian tertentu. ISI Denpasar—akademik –profesional bidang seni. Kebebasan kreativitas seni adalah kebebasan yang memungkinkan sivitas akademik dalam menyampaikan konsep seni dan mengungkapkannya dalam wujud karya. ISI Denpasar bertujuan menghasilkan lulusan yang: menguasai dasar-dasar pengetahuan bidang keahliannyasehingga mampu menelaah dan merumuskan masalah-masalah untuk diwujudkan ke dalam gagasan-gagasan/karyakarya. mampu menerapkan pengetahuan dan kesenian secara kreatif dan inovatif untuk diekpresikan ke dalam karya serta dikomunikasikan pada masyarakat. Dihubungkan dengan materi seminar bahwa ada di dalamnya. Seminar sebagai salah satu mata kuliah secara teori dan praktek yang mempelajari tentang cara/metode mengungkapkan sesuatu masalah/kasusyang ada serta mencari jalan pemecahannya dengan metode yang ditentukan.
PENGERTIAN SEMINAR Kata seminar berasal dari bahasa Latin ’semin’ yang beraarti biji atau benih. Dengan demikian seminar dapat diartikan tempat benih-benih kebijaksanaaan disemaikan. Secara umum seminar diartikan sebagai sebuah pertemuan yang mendiskusikan tentang kebijaksanaan yang akan dipakai sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang bersifat teknis. Seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu dengan tangagapan dan prasaran melalui suatu diskusi untuk mendapat keputusan bersama (Parere, 1982: 71). Seminar adalah sebuah forum terjadwal dari sekelompok orang untuk membahas secara ilmiah tentang suatu topik dengan tujuan menumbuhkan dan memupuk kemampuan, sikap ilmiah dan sikaf propesionalisme melalui pemahaman yang lebih objektif tentang topik yang akan dibahas. Seminr merupakan pertemuan suatu kelompok terdiri dari 5 sampai 30 orang yang dengan sistimatis mempelajari suatu topik khusus, dibawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang terssebut dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Masalah-masalah yang dibahas dalam suatu seminar bertujun untuk mendapatkan pemecahannya. Oleh karena itu, peserta seminar terdiri atas orang-orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut, sehingga dapat memberikan pandangan dan pendapat yang tepat dalam pemecahan masah. Semua itu dilakukan dalam koridor ilmiah walaupun topik pembicaraannya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan utamnya adalah mencari jalan pemecahannya, oleh sebab itu diakhiri dengan kesimpulan atau putusan-putusan, baik usulan, saran, resolusi maupun rekomendasi. Di Perguruan Tinggi, dikenal suatu bentuk seminar yang disebut seminar akademik mahasiswa. Seminar akademik mahasiswa adalah pertemuan para mahasiswa untuk mengkomunikasiakan dan mendiskusiakn hasil penelitian institusional atau studi mereka dan mendiskusiakn madsalah-masalah yang hendak diteliti dan saling membantu dalam pemecahan masalah. Dalam forum ini mahasiswa juga dapat saling membantu mengindentifikasis masalah baru dan membahas rencana penelitian berikutnya. Dengan demikian seminar merupakan suatu forum yang mendorong diadakannya penelitian dan studi tertentu. Dalam pertemuan seminar maka diadakan pembahasan tanggapan dari peserta melaui diskusi. Maka dalam pennyampaian prasaran maupun dalam diskusi diperlukan data dan fakta untuk dapat membutikan bahwa pendapatnya benar. Namun menyusun argumentasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena diharuskan menyiapkan bahan secukupnya. Proses pengumpulan bahan-bahan untuk argumentasi itu sendiri merupakan latihan keahlian dan keterampilan tersendiri dalam memperoleh informasi-imformasi yang tepat.
Informasi diperoleh melalui observasi, riset, bibliografi dan lain-lain. Data, fakta dan informasi itu tentu masih harus diseleksi, dipilih mana yang diperlukan sesuai dengan objek atau persoalan bagaimana menyampaikan dalam pembicaraan atau menyajikan dalam suatu bentuk rangkaian yang logis dan menyakinkan. Sasaran diberikan mata kuliah Seminar: Untuk mengetahui kemampuan di dalam mengungkapkan segala hasil yang didapat baik data, cara pengolahan maupun penyampaian. Fungsi forum seminar; Sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa untuk memperluaswawasan, kesempatan berkonsultasi dalam mencari pemecahan masalah secara ilmiah. Sebagai sarana bagi mahasdiswa untuk mengaktualisasikan dirinya dan berkomunikasi secara efektif dan efesien. Sebagai sarana untuk lebih dini menghayati nilai, norma, etika dan tradisi ilmiah serta sikaf profesional. Sarana dalam menciptakan ’akademik melliu’ yang amat diperlukan dalam peningkatan mutu dan relefansinya. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan. Metode seminar digunakan untuk mempelajari dan mendalami suatu topik. Seminar dipimpin oleh seoarang ahli dalam bidang yang akan dibahas. Para peserta forum seminar sebaiknya memiliki latar belakang dan pengetahuan yang sama. Karena adanya bibmbingan seorang ahli, maka seminar sangat baik digunakan untuk menambah pengeyahuan bagi para peserta. Proses jalannya forum seminar didahului oleh pimpinan sidang membuka forum seminar dan menyampaikan kata pengantar untuk menjelaskan tujuan dan masalah yang akan dibahas dalam forum seminar. Setelah itu peserta yang telah mempersiapkan diri (pemrasaran) menyampaikan hasil penelitian atau berbagai aspek dari topik forum seminar. Selanjutnya dimintak peserta lain yang telah mempelajari makalah untuk meyampaikan pandangannya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk mensintesiskan laporan yang disampaikan. PERSONALIA FORUM AKEDEMIK Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metode yang dipakai. Personalia ini merupakan unsur mengelola, keseluruhan proses keseluruhan forum akademik berdasarkan bentuk dan metode forum akademik tertentu. Moderator. Seseorang yang diminta atau ditunjuk untuk memimpin sidang, mengatur, mengarahkan serta merangsang kegairahan pembicaraan dalam diskusi. Moterator dapat diminta atau di tunjuk dari kalangan ahli, staf pengajar atau mahasiswa yang dinilai berkemampuan.
Sekretaris sidang. Seseorang yang ditugasi untuk membantu moderator dalam merangkum, menyeleksi pertanyaandan membuat risalah suatu sidang. Sekretaris dapat perperan pula sebagai pelapor. Notulis. seorang yang ditugasi untuk mencatat semua pembicaraan dan pertanyaan didalam forum akademik.
PERAN DAN FUNGSI PARA FUNGSIONARIS Kesuksesan atau kegagalan suatu forum akademik sangat tergantung kepada bagaimana pelaksanaan forum akademik tersebut. Dalam hal ini pihak-pihak yang menentukan adalah para fungsionaris forum akademik. Para fungsionaris forum akademik ituterdiri dari atas pimpinan, sekretaris dan peserta forum akademik. Dibawah ini akan diuraikan peranan para fungsionaris itu. 1. Peranan Moderator sebagai pemimpin. Pemimpin forum akademik mamainkan peranan penting dalam proses suatu forum akademik. Ia mewarnai seluruh situasi forum akademik. Di sini akan tampak dengan jelas gaya kepemimpinan seorang dalam memimpin suatu forum akademik. Gaya kepemimpinan yang mungkin akan timbul: a. Otoriter Pemimpin forum akademik mendominasi seluruh proses diskusi. b. Liberal Pemimpin forum akademik membiarkan para peserta mengeluarkan pendapatnya sebebas-bebasnya. c. Demokratis. Pemimpin memberika kesempatan sebanyak mungkin kepada para peserta untuk mengemukakan pendapat-pendapatnya dalam batas tertentu. d. Manipulasi diplomatis Pemimpin diskusi memaksakan secara halus pendapat-pendapatnya untuk disetujui oleh para peserta. Dalam memimpin, pemimpin forum akademik mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menjelaskan tujuan dan maksud forum akademik b. Menjamin ke3langsungan forum akademik secara teratur dan tertib c. Memberikan anjurn dfan ajakan agar setiap peserta betul-betul berperan serta dalam diskusi tersebut. d. Menyimpulkan, merumuskan setiap pembicayaan dan kemudian membuat kesimpulan atas persetujuan dan kesepakatan bersama. e. Menyiapkan laporan.
Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut diatas diperlukan seorang pemimpin forum akademik yang baik. Pemimpin forum akademik yang baik adalah memiliki kreteria sebagai berikut: a. Mampu berpikir jelas dan cepat. Berpikir jelas berarti mampu mengungkapkan gagasannya dengan jelas dan mudah dipakami orang lain. Berpikir cepat berarti mampu mengikuti cara berpikir para peserta yang beraneka ragam itu. b. Bersikap tidak kaku (luwes) Ini berarti bahwa ia harus mampu mengutarakan pikiran dengan jelas. Ia harus mampu berkomonikasi dengan baik dan lancar dengan para peserta. c. Mempunyai kesanggupan menganalisis. Pemimpin harus dapat memperjelas masalah-masalah dengan menunjukan berbagai segi yang perlu diperhatikan dalam diskusi. Ia harus mampu menganalisis pendapat para peserta sehingga akhirnya sampai pada kesimpulan yang da[at mengatasi masalah. d. Berpandangan objektif. Pemimpin harus berlaku dan bersikap tidak memihak dan berpandangan objetif. Ia harus yakin bahwa setiap orang memperleh perhatian dari anggota yang lain. e. tidak boleh berprasangka. Pemimpin yang memihak akan mengalami kesulitan dalam mencari titik temu bagi pihak-pihak yang bertentangan. f. bersikap sabar. Pemimpin harus dapat menahan kejengkelan jika terjadi kemacetan dalam proses pembicaraan. g. Cerdik dalam menangani masalah yang timbul pada peserta. Pemimpin yang cerdik mempunyai kesanggupan untuk mengatasi masalah yang timbul pada peserta tanpa harus menyinggung salah satu peserta. h. Mempunyai keseimbangan dan pengendalian diri. Pemimpin harus menanamkan kepercayaan ke dalam kelompoknya terhadap kemampuannya dalam memimpin diskusi. Dia harus menahan diri dan tidak menonjolkan diri, mendominasi pembicaraan, mengemukakan pendapat pribadi secara berlebihan dan berkuliah. i. Mempunyai rasa humor. Rasa homor dapat mengurangiketegangan dan akan akan menimbulkan kebebasan dalam mengemukakan pendapat. 2. Peranan sekretaris Disamping memimpin forum akademik, sekretaris pun memegang peranan penting, artinya turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu forum akademik. Sekretarisum
RENCANA JUDUL KARANGAN Pada keadaan sehari-hari , kadang-kadang terjadi salah tafsir antara pengertian topik dan judul. Topik = pokok-pokok masaalah yg dijadikan objek, Judul = identitas atau cermindari jiwa seluruh karya tulis. Maka sifatnya menjelaskan diri dan menarik. Judul = ekspresi awal dari kredibilitas dan integritas peneliti. Hanya dengan melihat judul sudah diketahui objek, metode, maksud dan tujuan, wilayah penelitianya serta target yang ingin dicapai. Judul merupakan gambaran dari conceptual framework. Fungsi Judul= menunjukkan kepada pembaca hakekat dari pada objek penelitian, wilayahnya serta metode yang dipergunakan. Dengan demikian fungsinya bukan saja bermanfaat bagi pembacanya tetapi bagi penulisnya sebagai kompos untuk menyusun tulisannya. Judul bisa didapat dari; diri sendiri, orang lain, membaca. Syarat-Syarat Judul Karangan Untuk menyusun sebuah judul karangan ilmiah tentu berbeda dengan karangan prosa lainya. Dalam karangan ilmiah judul harus mengandung: Pengertian yang tepat untuk melukiskan seluruh isi karangan. Sesuai dengan gramatika (setiap kata dan tanda baca harus memenuhi fungsi) Komunikatif dengan pembacanya. Artistik (syarat sekuler). Syarat-Syarat penyusunan Judul: Tepat = Tertuju pada sasaran dan isi karangan. Ekonomis = Sependek mungkintanpa mengurangi arti atau isi luas lingkungan yang tercakupdi dalam karangan. Tapi jika judul diperpendek tanpa alasan, maka kemungkinan besar lingkungan yang tercakup dalam karangan itu akan meluas sehingga tidak menampakkan batas-batas masalah. Jika belum terbiasa dengan judul pendek , sususn saja judul pnjang kemudian hilangkan kata-kata yang tidak perlu. Langsung = Tidak perlu berbelit-belit dan dibuat-buat supaya berkesan ilmiah. Judul yang pura-pura ilmiah (sentimentil) sbiasanya untuk menutupi kelemahan pengarang. Jelas = Bahasa, kalimat dan kata-kata hendaknya dapat dimengerti dengan menghindari pengkaburan/ambivalen. Sederhana = Tidak perlu mengunakan kata-kata yang hebat, berapi-api, berbau iklan dan otoritatif.
Baru = Dapat menghindari duplikasi dan peniruanterhadap karangan yang sudah ada. Memang susah mendapat yang orisinil tetapi peninjauan yang baru terhadap terhadap sesuatu objek tentu dapat dilakukan oleh setiap orang (sudut pandang yang berbeda). Logis = Makna yang terdapat dalam isi judul dapat dipertahankan dengan argumen (benar dari segi ilmiah dan menurut logika). Syarat Isi Judul = Minat Dapat dilaksanakan Tersedia sumber data Kontribusi. Merumuskan Judul: Judul penelitian/karangan yang lengkap harus mencakup: Sifat dan jenis penelitian. Objek penelitian/karangan Subjek penelitian Lokasi Waktu/tahun terjadinya peristiwa Kata-kata yang tersusun dalam judul adalah variabel-variabel yang merupakan gambaran dari susunan kerangka kerja dan konsep-konsep. Dalam menetapkan judul dapat menggunakan kata-kata kunci tertentu: Menyatakan hubungan yang interaktif (sentuhan yang dalam) = Pengaruh X terhadap Y (Pengaruh W. Spies dan Bonnet terhadap Perkembangan seni lukis Ubud). (Kajian Pengaruh Pertubahan Sistem Sosial terhadap Wujud Perupaan Karya I Dewa Putu Mokoh di Ubud). Variabel I (bebas) Pertubahan Sistem Sosial. Arti kalimat Perubahan Sistem Sosial merupakan faktor-faktor yang merubah sistem sosial di lingkungan seniman I Dewa Putu Mokoh yang merupakan faktor pengaruh perubahan konsep berkeseniannya. Variabel II (terikat) Wujud Perupaan Karya. Artinya hasil karya seniman I Dewa Putu Mokoh setelah mendapat pengaruh dari perubahan sistem sosialnya. Arah penelitiannya = ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan konsep berpikir seniman I Dewa Putu Mokoh. Runusan masalahnya= sejauh mana perubahan sistem sosial di Lingkungan I Dewa putu Mokoh yang mempengaruhi perubahan konsep berkesenianya. Efek X terhadap Y (Efek Pariwisata terhadap Kreatifitas Seni Lukis di Bali). Dll Menyatakan hubungan yang integratif (sekedar nyentuh). Peranan X Terhadap Y (Peranan Mata Kuliah Sket terhadap Peningkatan Kreativitas Seni Lukis)
Fungsi X dalam Y (Fungsi Museum Seni Rupa dalam Pengembangan Apresiasi).
BAHASA DAN TEKNIK PENULISAN Pemakaian Bahasa dan Bentuk Kalimat Bahasa yang digunakan = bahasa Indonesia baku dan benar untuk tulisan ilmiah. Tata cara penulisannya = EYD Bahasa untuk tulis ilmiah = jelas, ringkas-padat, dan komunikatif. Jelas = memiliki paling sedikit S dan P. Lebih lengkap ditambah O dan K. Ringkas-padat = menggunakan kalimat efesien dan efektif. Komunikatif = isi dan informasi mudah ditangkap dan dimengerti oleh pembaca. Hal itu bisa dicapai apabila tulisan disajikan secara logis dan sistimatis. Hubungan logis antara kalimat dan alinea dalam suatu bab serta adanya urutan, keteraturan, dan padu. Istilah Gunakan istilah Indonesia baku yang sudah diindonesiakan Jika menggunakan istilah asing dan daerah/lokal atau bukan bahasa Indonesia dicetak miring. Bisa juga diisi dalam kurung (.....) dengan terjemahan Indonesia, bisa juga dengan memuat daftar glosari. Kesalahan yang sering terjadi Pemakaian awalan ke dan di (harus dibedakan antara kata depan dan bukan kata depan). Awalan ke dan di (contoh ketakutan dan diatasi) Kata depan ke dan di (contoh ke kanan, di atas, di sana, di antara). Jangan memulai suatu kalimat dengan kata-kata penghubung, seperti = dan, sedangkan, sehingga dan untuk. Penggunaan tanda baca yang kurang tepat. Contoh sering di jumpai judul dan sub judul memakai titik, dll Tidak bisa membedakan kata-kata tak baku dan kata-kata baku Tak baku analisa Audio visual estetis Foto copy hakekat hipotesa jadual jaman kreatip motifasi obyek
Baku analisis audiovisual estetik fotokopi hakikat hipotesis jadwal zaman kreatif motivasi objek
praktek prosentase teoritis pedesaan
praktik persentase teoretik Perdesaan, dll