MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN1 Oleh: Pierre Holy Gosal2 (1Penelitian Dengan Sumber Dana DIPA UNSRAT no. 0748/023_04.2.01/27/2012 -TA 2012) (2Staf Pengajar Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi)
ABSTRAK Masyarakat Minahasa menempati rumah dalam berbagai bentuk dan jenis. Seiring perjalanan waktu, dan dengan semakin majunya teknologi terutama dalam teknologi informatika telah merembet jauh dalam pemikiran manusia sampai pada cara-cara membangun rumah baik model, penggunaan material dan cara membangun.
Sesungguhnya Masyarakat Minahasa
memiliki kearifan dalam membangun rumah tinggal. Kearifan lokal ini pernah penurunan dijaman kolonial karena kesalah persepsi terhadap budaya Eropa, tetapi sekarang telah mulai menguat kembali serta tumbuh dan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan kembali semakin digemarinya Rumah Kayu Minahasa dan produksinya meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir ini. Rumah kayu saat ini tidak lagi dianggap bangunan nomor 2 sesudah rumah beton tetapi rumah ini dilihat sangat seksi dan eksotik bila dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Kata kunci: kearifan lokal, minahasa, tradisional, rumah kayu, kenyamanan
memberikan
PENDAHULUAN Masyarakat
Minahasa
saat
ini
kenyamanan
pada
penghuninya.
menempati rumah dalam berbagai bentuk
rumah
tinggal
dan jenis. Seiring perjalanan waktu, dan
merupakan bagian kebudayaan.
Dan dari
semakin maju teknologi terutama dalam
sejarah
teknologi informatika telah merembet jauh
diketahui bahwa Rumah Kayu adalah rumah
dalam
yang
pemikiran
manusia
sehingga
Membangun
Masyarakat
hadir
Minahasa
sebagai
idea
asli
dapat
Orang
mempengaruhi cara-cara membangun rumah
Minahasa. Rumah kayu telah mengalami
baik dari segi model, penggunaan material
perkembangan dari waktu-ke waktu.
dan cara membangun. Dengan melihat-lihat
Maksud
ini
mengkaji
manusia
bentuk-bentuk
dipandang dari sisi “hijau” dan “nyaman”
bangunan rumah di daerah lain baik dalam
yang bila hal itu ternyata memiliki unsur
maupun luar negeri dan seringkali itu
kebenaran
dilakukan secara spontan, sehingga sekarang
masyarakat Minahasa.
banyak dijumpai rumah bergaya Eropa,
maka
Tradisional
adalah
internet, televisi dan media-media lainnya, meniru-niru
rumah
penelitian
inilah
Menurut
Minahasa
kearifan
Antariksa
lokal
dalam
Spanyol dan lain-lain. Dalam banyak hal,
makalahnya berjudul Kearifan Lokal dalam
rumah-rumah hasil meniru ini justru tidak
Arsitektur Binaan
Perkotaan Tahun
2011,
dan
Lingkungan
kearifan
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
lokal
67
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup
dalam
masyarakat,
dan
Minahasa adalah di Pegunungan Wulur
berkembang secara terus-menerus dalam
Mahatus sebelah selatan Kota Manado yang
kesadaran
dalam
jaraknya +/- 90 Km (Grafland N, 1869).
mengatur kehidupan masyarakat dari yang
Hampir tidak ada data tentang rumah tinggal
sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang
didalam sejarah Minahasa sebelum Tahun
sakral maupun profan.
1500. Berdasarkan penyelidikan Dr. J.P.G.
masyarakat,
tumbuh
Pemukiman mula-mula masyarakat
berfungsi
Pada jaman dahulu, masyarakat
Riedel sebagaimana
Minahasa memiliki caranya sendiri dalam
dalam
membangun
Minahasa (www.minahasa.go.id),
rumah
tinggal.
Perjalanan
Situs
Web
yang dipublikasikan Resmi
Kabupaten sekitar
waktu yang panjang telah mendidik dan
tahun 670 di Minahasa telah terjadi suatu
mengarahkan masyarakat Minahasa untuk
musyawarah di Watu Pinawetengan (40 Km
membangun rumah yang dapat dikatakan
Selatan Kota Manado) yang dimaksudkan
adalah rumah nyaman. Secara alami rumah-
untuk
rumah ini akan berkembang. Mulai dari
pembagian wilayah Minahasa. Pembagian
yang sangat primitif, lalu berkembang
wilayah Minahasa tersebut dibagi dalam
menjadi model yang saat ini ada. Mungkin
beberapa anak suku, yaitu:
rumah Orang Minahasa pada model awal
Tontewoh (Tonsea), Anak suku Tombulu,
berdiri diatas tanah. Tetapi karena sering
Anak
diganggu hewan liar dan berada di alam
Tompekawa. Menurut Jesse Wenas dalam
yang beriklim tropis lembab dengan hutan
situs
tropisnya yang lebat, maka rumah tersebut
(www.theminahasa.net/history),
kemudian diangkat dari atas tanah (menjadi
Tahun 670 saat adanya pertemuan di Watu
panggung) agar terhindar dari hewan-hewan
Pinawetengan (Batu Pinabetengan) adalah
dan
liar
Tahun 900 yang merupakan masa dimana
sering
Masyarakat Minahasa menggunakan batu
mengganggu permukiman adalah Anoa,
sebagai makam yang disebut dengan istilah
Babi Hutan, Kera Mekaka (monyet) dan
“waruga”.
kelembaban.
endemik
di
Hewan-hewan
Minahasa
yang
Ular berbagai jenis. Tetapi dapat pula rumah diangkat
keatas
untuk
menghindari
menegakkan
suku
adat
Toulour),
web
istiadat
serta
Anak suku
Anak
site
suku
resminnya setelah
Meskipun tahun 600an telah ada kegiatan permukiman, tapi tidak ada data
genangan air. Hal ini mungkin terjadi di
tentang
sekitar Danau Tondano yang memiliki
Minahasa saat itu. Pada waktu air pasang
wilayah pasang-surut yang sangat luas. Hal-
karena hujan maka daratan di kawasan
hal diatas hanya dugaan karena dari time-
Toulour dan Kiniar (Tondano) sebagian
line sejarah yang dapat ditelusuri (yang
besar
tertua) adalah rumah Orang Minahasa adalah
masyarakat yang bermukim di kawasan itu
rumah kayu panggung.
membuat rumah panggung.
68
bentuk
akan
rumah
tergenang
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
hunian
air,
orang
sehingga
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
terhadap
Rumah Tradisional Minahasa Rumah
Tradisional
Minahasa
api.
Pembeli
rumah
harus
memastikan bahwa daerah dapur dari rumah
berbentuk rumah panggung atau rumah
kayu
kolong.
terhadap api. Oleh karena itu, dapur perlu
Rumah
Tradisional
Minahasa
mereka terlindungi dengan baik
merupakan rumah panggung yang terdiri
dikembangkan
dari dua tangga didepan rumah. Menurut
dengan membuat pelindung lapisan beton
kepercayaan
atau
nenek
moyang
Minahasa,
konstruksinya
keramik.
Bila
langkah-langkah
perletakan tangga tersebut dimaksudkan
perlindungan
apabila ada roh jahat yang mencoba untuk
pemilik
naik dari salah satu tangga maka roh jahat
dalamnya dengan pikiran tenang tanpa takut
tersebut akan kembali turun di tangga yang
bencana gempa bumi dan kebakaran yang
sebelahnya.
mungkin saja setiap saat.
Bahan
material
yang
di
misalnya
rumah
atas
telah
dijalankan,
kayu
bisa
tinggal
di
dipergunakan umumnya adalah kayu dari jenis pohon yang diambil dari hutan, yaitu kayu besi, linggua, jenis kayu cempaka
METODOLOGI Penelitian
ini merupakan riset
hutan atau pohon wasian, jenis kayu nantu,
kepustakaan dan lapangan. Metode secara
dan kayu maumbi. Kayu besi digunakan
sederhana
untuk tiang, kayu cempaka untuk dinding
pengetahuan dan data sebanyak-banyaknya
dan lantai rumah, kayu nantu untuk rangka
dari data-data kepustakaan maupun sumber
atap. Bagi masyarakat strata ekonomi rendah
lain. Data ini lalu dipilah-pilah dan diberikan
menggunakan bambu petung/ bulu jawa
komentar-komentar berdasarkan teori-teori
untuk tiang, rangka atap dan nibong untuk
yang ada. Dari keseluruhan data dan
lantai rumah, untuk dinding dipakai bambu
komentar yang ada, dikaji kembali dan
yang dipecah (Ratna Kusuma Dewi, 2010).
diurut-urutkan kemudian dibuat kesimpulan
Rumah dikenal
luas
kayu Minahasa telah sebagai
rumah
dengan
adalah
upaya
menggali
menyeluruh terhadapnya. Kesimpulan ini merupakan intepretasi yang menjadi bahan
konstruksi tahan gempa yang sangat sesuai
dalam hasil pembahasan.
untuk wilayah tropis. Rumah ini kelihatan
Metode
Survey
Lapangan
indah jika dibangun di kawasan yang
digunakan dengan cara mendatangai daerah-
lingkungan
dipenuhi
daerah yang masih memiliki rumah kayu
tumbuh-tumbuhan hijau dan bunga-bungaan
Minahasa baik rumah kayu tradisional dan
yang berwarna-warni. Karena sifat-sifatnya
rumah kayu modifikasi. Dalam tahap ini
yang tahan gempa tersebut maka semakin
rumah-rumah difoto dan digambar kembali
banyak penduduk kota yang tertarik untuk
pra-desain nya yaitu: tapak, denah tampak,
membeli rumah kayu ini. Sekarang rumah
potongan
kayu ini sudah diekspor ke berbagai kota di
arsitektur dan detai konstruksi. Setelah
Indonesia
gambar dan foto telah tersedia, penulis
sekitarnya
dan
juga
masih
ke
luar
negeri.
dan
perspektif
serta
Meskipun rumah kayu Minahasa tahan
melakukan
pengamatan
terhadap gempa bumi, ia tidak tahan
menuliskan
komentar-komentar
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
ilmiah
detail
dan ilmiah
69
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
terhadap data survey lapangan. Selanjutnya
b.
data-data ini adalah data oberservasi yang akan
menjadi
bahan
didalam
hasil
Perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja ;
c.
pembahasan.
Mereduksi limbah / buangan padat, cair dan
Kriteria dan rating tools untuk rumah tinggal di Indonesia belum ada.
gas,
mengurangi
polusi
/
pencemaran padat, cair dan gas serta d.
Mereduksi kerusakan lingkungan
Green Building Council Indonesia (GBCI) baru merilis Rating Tools untuk bangunan
Kajian Pustaka
diatas 2.500 M2. Sehingga untuk melakukan
Kenyamanan
evaluasi green pada rumah tinggal termasuk
kenyamanan
rumah tradisional yang luasnya dibawah
kelembababan. Dalam Psychrometric Chart
2
thermal suhu
dan
mencakup kenyamanan
2500 M , dilakukan dengan kwalitatif
Kenyamanan Thermal ada didalam zone
berdasarkan teori yaitu
seperti pada gambar berikut, (Vaughn
a.
Bradshaw, PE, 2006)
Efisiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain ;
Gambar 1. Comfort Zone
Atau :
Temperature
:
21,10 C s/d 26,70 C
Kelembababan (RH)
:
30 %
s/d 70 %
Secara teoritis kisaran tersebut
250 C akan memiliki persepsi yang berbeda
dapat diterima, tetapi kenyamanan thermal
dengan Masyarakat Minahasa yang tinggal
tersebut sifatnya universal dan akan berbeda
di Bitung yang suhu rata-rata harian 290 C.
di
lain.
Bagi orang Modoinding Suhu 270 C sudah
Masyarakat Minahasa yang bermukim di
merasa gerah dan berkeringat, sebaliknya
Modoinding dengan suhu rata-rata harian
bagi orang Amurang, Suhu 270 C malah
70
suatu
tempat
dengan
tempat
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
terasa mendekati sejuk. Sehingga disini jelas
Pencahayaan yang nyaman dalam
persepsi kenyamanan thermal bergantung
rumah adalah pencahayaan yang dapat
lebih pada persepsi masyarakat dimana
memenuhi syarat penglihatan pada obyek
bangunan itu dibangun. Sangkertadi dalam
tertentu.
laporan makalah berjudul Thermal Comfort
perbedaan pencahayaan dalam setiap sudut
Comparison of Traditional Architecture and
atau bagian ruang didalam rumah atau diatas
Modern Style Housing in North Sulawesi –
bidang kerja misalnya meja belajar, mesin
Indonesia
jahit, meja gambar, meja dapur. Contoh
berkesimpulan bahwa suhu 0
Hal
ini
akan
memberikan
nyaman masyarakat di Manado adalah 29 C
standard kuat terang menurut Handoko Putra
dengan RH (kelembaban) 60 %. Hasil ini
2011, dalam materi Standar Pencahayaan
0
2,3 C lebih tinggi dibanding teori yang
adalah sebagai berkut:
bersumber dari ASHRAE.
Tabel 1 Standar Iluminasi Ruangan dan permukaan Bidang kerja
Untuk kenyamanan dalam ruang
bergantung dari obyek. Misalnya suara
berkaitan dengan aspek kebisingan mengkuti
kereta api sebesar 100 dB dan sudah cukup
standard kebisingan (Vaughn Bradshaw,
mengganggu pendengaran atau berpengaruh
2006).
pada
Secara
teoritis
ambang
batas
orang
sementara
bekerja
halus.
pendengaran manusia normal adalah 85 dB.
Sehingga dalam penentuan kenyamanan
Diatasnya
akan
kebisingan sangat bergantung dari sumber
kesehatan.
Sumber
mulai
mempengaruhi
kebisingan
sangat
kebisingan itu sendiri.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
71
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Tabel 2 Standar Suara dan kebsisingan
The Building Environment: Passive And Actve Control System Vaughn Bradshaw, 2006
Cara membangun rumah tradisional
HASIL PEMBAHASAN Rumah tradisional Minahasa adalah
Minahasa memiliki aturan tertentu. Rumah
yang
cara
tradisional dibangun setelah melalui suatu
tradisional dengan menggunakan material
upacara adat yang dipimpin oleh Walian
kayu dan memiliki ciri-ciri tradisional. Ciri-
setempat
ciri tradisional adalah bahwa rumah-rumah
spiritual dan sangat disegani). Jaman dahulu
ini memiliki typologi yang sama dalam
rumah tradisional dibangun dengan cara
bentuk denah (dan penataan interior), fasade
gotong-royong (mapalus). Keluarga yang
bangunan yang memiliki tangga akses
baru
didepan 2 buah dengan perletakan simetris
tinggal bersama dengan orang tua. Berbekal
serta atap yang terbuat dari bahan daun
harta orang tua yang diberikan pada saat
pohon aren dan sejenisnya atau atap rumbia
perkawinan, para keluarga baru ini dalam
yang disebut masyarakat lokal dengan
kelompok (biasanya 20 keluarga) akan
“katu”.
membentuk
rumah
dibangun
dengan
(tokoh
masyarakat
berumah-tangga
kelompok
dibidang
(menikah)
yang
akan
disebut
kelompok mapalus-wale dengan seorang
72
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012 koordinator yang disebut “mawali-wali”.
membangunpun terjadi dengan cepat karena
Keluarga yang rumahnya mendapat giliran
dikerjakan oleh 20 orang. Ada cerita bahwa
dibangun disebut “makawale". Kelompok ini
bila ada yang melalaikan tugasnya, akan
secara arisan akan membangun rumah satu-
dihukum
persatu
“marantong”.
sampai
kelompok
semua
rumah
terbangun.
anggota
dengan
cambuk
disebut
Proses
Gambar 2 Typologi Denah Rumah dan Fasade Depan
Tradisi
banyak
serta Tombatu yang semuanya ada di
ditemukan di Minahasa bagian selatan.
Kecamatan Tombatu Kabupaten Minahasa
Bahkan
ada
Tenggara, hanya saja kelompok-kelompok
beberapa kelompok yang eksis yakni di
ini sekarang lebih banyak membangun
Desa Silian, Desa Kuyanga dan Molompar
rumah modern
sampai
ini
paling
sekarang
masih
.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
73
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Penutup Atap Rumbia (Katu) Rangka Atap Bambu Platfond Kulit Kayu Balok-Kolom Rumah Kayu Dinding Papan (Bambu Pitate) Kosen Pintu jendela Kayu Lantai papan Balok Klom Panggung Kayu Batu Alam
Gambar 3 Material Penyusun Rumah Tradisional Minahasa
Tradisi membangun rumah dapat
bangunan dengan menggunakan proses-
dipahami melalui tarian Maengket yang
proses yang ramah lingkungan, penggunaan
disebut “marambak”.
sumber daya secara efisien selama daur
Marambak adalah
tarian dengan semangat kegotong-royongan,
hidup
rakyat Minahasa bantu membantu membuat
pembangunan, operasional, pemeliharaan,
rumah yang baru. Setelah rumah selesai
renovasi bahkan hingga pembongkaran.
dibangun maka diadakan tradisi naik rumah
Bangunan
baru atau dalam bahasa daerah disebut
internasionalnya “green building” didesain
“rumambak” atau menguji kekuatan rumah
untuk
baru dan semua
kampung
terbangun pada kesehatan manusia dan
diundang dalam pengucapan syukur. Tradisi
alam, melalui : efisiensi dalam penggunaan
naik rumah baru masih dilakukan sampai
energi,
sekarang tetapi isi tradisi itu sekarang lebih
perlindungan
bernuansa agama.
meningkatkan
masyarakat
bangunan
hijau
mereduksi
air
dan
sejak
atau
perencanaan,
dalam
dampak
sumber
kesehatan
istilah
lingkungan
daya
lain
penghuni
produktifitas
pekerja
;
dan ;
Rumah Tradisional Minahasa bila
mereduksi limbah / buangan padat, cair dan
dilihat dari sisi “bangunan hijau” sangat
gas, mengurangi polusi / pencemaran padat,
terasa memenuhi hampir semua kaidah
cair dan gas serta mereduksi kerusakan
bangunan hijau. Istilah bangunan hijau
lingkungan.
merupakan suatu upaya untuk menghasilkan
74
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Material utama Rumah Tradisional
menurun. Sampai saat ini masih banyak para
Minahasa adalah kayu. Kayu adalah satu-
orang tua yang bila ditanya mana yang lebih
satunya “renewable material” sehingga ini
baik, rumah beton atau rumah kayu? Maka
merupakan faktor utama mengapa Rumah
jawabnya akan jatuh pada rumah beton.
Tradisional
Pengaruh
bangunan
disebut hijau.
memenuhi
Material
kayu
kriteria tidak
kolonial
memperkenalkan
yang
porlant
mulai
cement
dan
merusak alam ketika diambil dari hutan.
membangun rumah beton sejak Awal abad
Tradisi tata-cara pengambilan kayu dihutan
ke-18 telah mempengaruhi kearifan lokal
secara tidak langsung telah merupakan
Masyarakat
konservasi
dianggap
dan
pelestarian
hutan.
Minahasa. lebih
tinggi
Orang
Eropa
derajatnya
dari
Pengambilan kayu di hutan dipimpin oleh
Masayarakat lokal dan inipun diaplikasikan
Tonaas
setelah
pada rumah tinggal. Masih banyak orang tua
suku
menganggab bahwa rumah beton lebih
mempercayai bahwa pohon-pohon besar
tinggi gengsinya dari rumah kayu dan rumah
merupakan rumah para opo-opo, serta
kayu hanya untuk orang miskin. Perubahan
tempat burung manguni dikenal dengan
dari waktu-kewaktu ini memang harus
nama burung hantu (mediator antara Wailan
terjadi sesuai dengan
dan Opo-opo) sehingga pemilihan kayu
Antariksa
dilakukan secara sangat hati-hati.
Pengaruh Kebudayaan dan Adat Istiadat
(pemuka
diarahkan
oleh
masyarakat) Wailan.
Agama
dalam
dengan uraian
makalahnya
berjudul
Rumah Tradisional sangat efisien
dalam Permukiman Tradisional mengatakan
dalam penggunaan energi karena semua
bahwa dalam perjalanannya tradisi tersebut
material
mengalami
utama
diperoleh
secara
lokal
perubahan
akulturasi
kecil dibandingkan dengan rumah beton
individu ke individu yang lain dan juga dari
maupun metal. Pemanfaatan air dalam
satu generasi ke generasi yang lain. Hal ini
proses pembangunan nyaris tidak ada.
menjadikan tautan budaya bermukim tadi
Rumah tradisional yang moduler dan standar
menjadi sebuah elemen bagian dari elemen
dimana ukuran-ukuran kayu serta jenis
permukiman yang dijadikan prinsip-prinsip
konstruksi bangunan yang sama, konstruksi
dasar
sambungan kayu yang sama cenderung
terbangun dengan lansekap budaya.
efisiensi
pembentukan
dari
suatu
satu
kawasan
karena
dalam
Pada masa kini, secara berangsur-
semuanya
dapat
angsur kearifan lokal Masyarakat Minahasa
diprediksi dan terukur. Rumah tradisional
dalam membangun rumah mulai meningkat
tidak menggunakan beton atau semen,
kembali. Hal ini karena pendidikan yang
meskipun material ini telah diperkenalkan
semakin
sejak Abad Ke-18 di Minahasa. Tetapi tidak
pelestarian lingkungan yang semakin tinggi.
dapat disangkal bahwa dijaman kolonial,
Sebagai
pengaruh Eropa telah merubah tatanan
mayoritas Masyarakat Minahasa, pada tahun
kemasyarakatan dan kearifan ini cenderung
2010 memperoleh peringkat II setelah
pengaturan
efek
bermukim
proses
sehingga embodied energi relatif jauh lebih
memberi
dalam
dalam
material
baik
dan
kesadaran
contoh Kota
Manado
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
terhadap
yang
75
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Yogyakarta sebagai The Most Liveable City
lingkungan. Ketika ditambang akan merusak
di Indonesia oleh Ikatan Ahli Perencanaan
top-soil di wilayah pertambangan, ketika di
(IAP) Indonesia. Meskipun Pada tahun 2011
proses menjadi clinker, akan memproduksi
turun pada peringkat IV tetapi disini
emisi Carbon yang luar biasa ke udara.
memperlihatkan bahwa berkaitan dengan
Menurut Wikipedia, setiap produksi 1 ton
“green”, masyarakat Minahasa sudah lebih
semen, akan mengemisi 1 ton Carbon
baik karena salah satu kriteria penilaian
Dioxide.
adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan
permukaan bumi juga merusak atmosfir
“green”.
sebagai gas rumah kaca dan menjadi
Bukti
lain
dari
semakin
meningkatnya kearifan lokal dalam hal Membangun
Rumah
Tinggal
Jadi
merusak
Dalam aspek kenyamanan, Rumah
produksi rumah kayu (non-tradisonal) di
Tradisional
beberapa sentra yaitu Woloan, Mokobang,
sebagai
dan Sekitar Motoling
temperature,
sangat pesat.
selain
kontributor utama dalam pemanasan global.
adalah
meningkat dengan
beton,
Minahasa
rumah
memenuhi
tinggal.
dalam
syarat
Dari
aspek
rumah
sangat
bergantung pada lokasi dan suhu rata-rata
Rumah
Minahasa
dimana lokasi rumah ini. Bila lokasi rumah
memiliki sistem ventilasi yang baik. Dari
ini berada di daerah dataran tinggi (sebagian
manapun angin bertiup akan memberikan
besar Tanah Minahasa di Dataran Tinggi)
udara
maka temperatur buklanlah hal yang perlu
segar
Tradisional
didalam
ruangan
karena
bentuknya yang simetris dengan bukaan
dipertimbangkan.
pada semua sisi bangunan. Rumah ini juga
Tomohon
sangat ramah lingkungan karena semua
Celcius,
materialnya adalah material organik dan
Didaerah
tidak meninggalkan limbah cair, gas, atau
Modoinding
padat
yang
membahayakan
Sebagai
memiliki Kota
contoh
suhu
Tondano
rata-rata 27,50
Motoling-Tompaso Suhu
Kota
Celcius,
Baru
Rata-Rata
260
s/d
hariannya
0
kesehatan
dibawah 25 Celcius. Bila lokasi rumah ini
manusia. Ketika rumah ini harus dibongkar,
ada di Manado, Bitung atau Amurang yang
semua materialnya kalau tidak di reuse
mana kota-kota ini ada di pesisir pantai yang
maka akan hancur dan mebusuk dan tidak
Suhu
meninggalkan sampah dalam bentuk apapun.
Celcius mungkin akan meninbulkan sedikit
Dalam proses pembangunan rumah, limbah
permasalahan berkaitan dengan ambang
kayu digunakan kembali sebagai bahan
kenyamanan terhadap suhhu. Tetapi mudah
bangunan untuk rumah yang lain atau
diduga bahwa Rumah Tradisional akan lebih
menjadi kayu bakar (reuse) dan hal ini justru
nyaman
dibandingkan
mendukung nilai “green”.
Modern
yang
Rumah
tradisional
mereduksi
kerusakan lingkungan. Dengan tidak adanya
Rata-Rata
Hariannya
diatas
dengan
berdinding
270
Rumah
bata
dan
beratapkan seng, karena: -
Rumah tradisional memiliki dinding
beton dan logam, maka rumah ini tidak
yang tidak air-tight sehingga masih
menggunakan bahan-bahan tambang. Beton
membolehkan terjadinya infiltrasi udara
merupakan material yang paling merusak
dan hal ini akan menghapus secara
76
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
signifikan panas ruang (cooling load)
-
-
Atap rumbia yang memberikan peluang
dalam ruangan selain aliran udara yang
udara berhembus melalui celah-celah
mengalir melalui sirkulasi dan jendela.
daun rumbia juga membantu pendinginan
Rumah tradisional yang berlantai papan
ruang loteng sehing transmisi panas dari
dan memiliki kolong akan memperkecil
loteng
panas karea transmisi panas dari lantai
diminimalkan.
melalui
platfond
dapat
dapat diminimalis.
Gambar 4 Pola Sirkulasi Udara Pada Rumah Tradisional Minahasa
Pola sirkulasi udara seperti pada
sirkulasi udara hanya terjadi pada bukaan
Gambar 4 tentu tidak akan terjadi pada
pintu-jendela serta lubang ventilasi. Hal ini
rumah modern yang berdiri diatas tanah dan
memberikan
memiliki penutup atap seng. Penutup atap
tradisional lebih nyaman. Dugaan ini lebih
logam
dan
diyakinkan lagi oleh Sangkertadi (2010)
mentransmisikan panas kedalam loteng dan
yang mengukur fluktuasi suhu ruangan
selanjutnya
melalui
rumah tradisional dan rumah modern dimana
platfond. Dinding yang dibangun dari bata
sangat jelas terlhat bahwa rumah tadisional
menjadikan dinding sebagai air-barier dan
(T) cenderung lebih rendah suhunya.
cenderung
kedalam
lebih
panas
ruangan
kesimpulan
bahwa
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
rumah
77
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Tabel 3. Hasil Pengkuran Suhu Ruangan pada lokasi yang sama dan rumah yang bberbeda type (T=Tradisional dan M=Modern)
Sumber : Sangkertadi, 2009
Ketidaknyamanan
ruang
manusia. Selain atap rumbia ini meredam
Rumah
bunyi, atap ini sangat ringan sehingga
Tradisional terjadi antara Jam 01.00 pm s/d
konstruksi bambu seperti pada gambar 5
tinggal
(living
room)
suhu pada
0
03.00 pm dimana suhu mencapai 29,5 C 0
masih mampu menjadi strukturnya.
0
yang berarti 0,5 C diatas persepsi (29 C);
Kelemahan
atap
adalah
tidak
lama
Dalam hal kebisingan, dibandingkan dengan
durabilitas-nya
rumah yang penutup atapnya seng, maka
dibandingkan dengan seng atau genteng
rumah tradisional yang menggunakan atap
serta
‘katu’ (rumbia) lebih nyaman. Hujan pada
harganya murah maka dalam waktu panjang,
permukaan seng akan menghasilkan suara
atap jenis ini akan jauh lebih murah.
yang
cukup
mengganggu
mudah
yang
ini
terbakar.
Tetapi
pendengaran
Gambar 5 Pohon Palma Sagu Yang Daunnya Dijadikan Atap Rumbia
78
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
karena
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Pencahayaan alami (daylighting)
Sebagaimana
diuraikan
dalam
dalam rumah tradisional adalah normal atau
metodologi, ditinjau dari kenyamanan suara
dapat
sangat
mencapai
500
Lux.
Hal
ini
bergantung
dimana
Rumah
dikarenakan bukaan yang besar pada sisi
Tradisional ini dibangun. Misalnya rumah
luar yang menjamin masuknya terang langit
ini dibangun di samping rel Kereta Api,
yang cukup. Hal ini dapat dibuktikan dengan
maka noise sound (suara kereta) yang rata-
dapatnya orang membaca surat kabar hanya
rata
dengan membuka jendela secara penuh.
mengganggu. Tetapi karena rumah ini
Atau
bekerja
dibangun dari kayu, maka energi suara 100
memasukan benang kedalam jarum didalam
dB ini akan berkurang dan diabsorb oleh
kamar rumah tradisional.
dinding papan yang berfungsi sebagai sound
seorang
wanita
dapat
bernilai
100
dB
akan
cukup
Kekurangan pada rumah tradisional
absorbent sehingga orang yang berada
ini dalam aspek pencahayaan adalah warna
didalam akan mendengar suara kereta api
kayu yang gelap tidak memantulkan bahkan
lebih kecil dari 100 dB. Apabila rumah ini
menyerap dan mengeliminir cahaya. Hal ini
dibangun dekat dengan lapangan tembak
dapat ditolong dengan cat kayu berwarna
artileri militer yang suaranya lebih dari 130
putih atau terang. Tetapi penggunaan cat
dB maka rumah ini membutuhkan treatment
kayu akan mengurangi nilai green karena
khusus pada envelope bangunannya berupa
bagaimanapun cat adalah substansi kimia
sesuatu yang prinsipnya mereduksi suara
yang mungkin berpengaruh pada kesehatan
seperti akustik tile, tripleks berongga, dsb.
manusia. Untuk electrical lighting, tidak ada
Pada umumnya gangguan suara pada Rumah
masalah karena Rumah Tradisional dapat
Tradisional hanyalah suara kendaraan biasa.
diberi pencahayaan dari lampu listrik.
Hal ini menjadikan dengan konstruksi yang ada, sudah cukup menjamin kenyamanan suara penghuni.
Gambar 6 Sebuah Rumah Yang Baru Selesai Di Rekonstruksi dan Asal Rumahnya di Woloan
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
79
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Dari
KESIMPULAN Dari
hasil
pembahasan,
dapat
hasil
pembahasan
sesunguhnya
diatas
Masyarakat
Minahasa
disimpulkan bahwa baik Rumah Tradisional
memiliki
maupun Rumah Kayu Minahasa memenuhi
rumah tinggal. Kearifan ini yang pernah
syarat
sebagai
turun nilainya dijaman kolonial karena
hanya
kesalah persepsi terhadap budaya Eropa,
untuk
Bangunan
dikategorikan
Hijau.
Kategori
ini
Kearifan
maka
tetapi
Rating Tool untuk mengukur bangunan hijau
kembali, tumbuh dan berkembang. Hal ini
untuk rumah tinggal belum ada atau belum
dibuktikan dengan semakin digemari lagi
dirilis oleh GBCI. Penggunaan kayu sebagai
Rumah Kayu Minahasa dan produksinya
material utama yang menjadikan rumah ini
meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir ini.
sebagai bangunan hijau karena kayu adalah
Rumah kayu saat ini tidak lagi dianggap
satu-satunya renewable material bangunan.
bangunan nomor 2 sesudah rumah beton
Tradisional
telah
membangun
berdasarkan kajian ilmiah dan teoritis karena
Rumah
sekarang
dalam
mulai
menguat
memiliki
tetapi rumah ini dilihat sangat seksi dan
karakteristik sebagai rumah nyaman dalam
eksotik bila dirancang dan dilaksanakan
hal thermal comfort. Khusus untuk Rumah
dengan baik.
Tradisional maupun Rumah kayu yang berlokasi di pesisr pantai yang suhu rata-rata
DAFTAR PUSTAKA
diatas 290 C maka diperlukan dukungan
Antariksa,
2011
METODE
Sistem Pengkondisian Udara selama 2 jam
PELESTARIAN
ARSITEKTUR.
yaitu pada Jam 13.00 s/d Jam 15.00, karena
Malang.
0
melampaui persepsi nyaman sebesar 0,5 C.
Antariksa,
MATERI
KULIAH
Untuk rumah yang berada didataran tinggi,
KEARIFAN LOKAL, FAKULTAS
maka kenyamanan thermalnya terpenuhi.
TEKNIK
Rumah
BRAWIJAYA. Tahun Ajaran 2011-
Tradisional
Minahasa
cukup
mendukung tersedianya kuat terang 500 Lux didalam ruangan. Hal ini dibuktikan dengan
UNIVESITAS
2012. Antariksa, KEARIFAN LOKAL DALAM
masih dapat dilaksanakannya pekerjaan
ARSITEKTUR
halus seperti menjahit pakaian dan mebaca
DAN
surat kabar didalam ruangan. Hal yang sama
Malang, 2011
pula berlaku untuk kenyamanan kebisingan.
PERKOTAAN
LINGKUNGAN
BINAAN,
Antariksa, PENGARUH KEBUDAYAAN
Hanya saja jika rumah-rumah tersebut
DAN
berdekatan dengan sumber kebisingan diatas
MASYARAKAT
80
PERMUKIMAN TRADISIONAL,
dB
misalnya
berada
disamping
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, maka diperlukan pemasangan sound absorbent pada envelop bangunannya.
ADAT
DALAM
Malang 2011 Ayuninggar, D.P., Antariksa & Wardhani, D.K. 2011. KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT TENGGER
80
ISTIADAT
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
SUKU DALAM
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
PEMANFAATAN RUANG DAN UPAYA
Koentjaraningrat
LINGKUNGAN (Studi Kasus Desa Kecamatan
Tosari,
PENGANTAR
ANTHROPOLOGI I, Aksara Baru,
PEMELIHARAN
Wonokitri,
1974,
Jakarta Mamengko, R. 2002 ETNIK MINAHASA
Kabupaten Pasuruan). International
DALAM
Conference in Environmental Talk:
PERUBAHAN.
Toward A Better Green Living.
HISTORIS
Faculty of Civil Engineering and
ANTROPOLOGIS. Pustaka Sinar
Planning
Harapan. Jakarta.
Mercubuana
University,
Jakarta
AKSELERASI TELAAH TEOLOGIS
Pantouw F, RUMAH ADAT MINAHASA, …………………., Tomohon 2010
Bradshaw V, 2006, THE BUILDING ENVIRONMENT: PASSIVE AND ACTVE
Syafriny
,
Sangkertadi,
SYSTEM,
CHANCE
OF
John Willey and SonInc, New Jersey
CARBON
EMISSION
US
APPLICATION
Grafland, N;
CONTROL
Reny
DE MINAHASA : HAAR
VERLEDEN
EN
HAAR
BUILDING
REDUCING
OF
BY GREEN
FOR
SECTOR
2010,
HOUSING
A
PRELIMINARY
OF
INDONESIAN
TEGENWOORDIGE TOESTAND
STUDY
, M. Wyt & Zonen, Rotterdam 1869
RESIDENTIAL HOUSE, Manado
(Diterjemahkan ol.Lucy R. Montolalu
2010 Sangkertadi, A. Tungka , R. Syafriny, 2009,
Edisi II Tahun 1991) Green Building Council Indonesia (GBCI), 2010,
RATING
THERMAL
COMFORT
TOOLS
COMPARISON
EXISTING BUILDING VERSION
TRADITIONAL
1,0. GBCI Jakarta.
ARCHITECTURE
Harimu D., Wunas S 2009, PERUBAHAN WUJUD
FISIK
RUMAH
TRADISIONAL MINAHASA DI KOTA
TOMOHON
TONDANO SULAWESI
DAN
PROVINSI UTARA
TONSEALAMA
DAN
(DESA DESA
RURUKAN), Makasar Handoko
Putra,
2010
STANDAR
J.J
NORTH
SULAWESI
THE
–
INDONESIA, Manado. Watuseke, F.S. PROFIL RUMAH ADAT MINAHASA
DAN
MAKNANYA,MAKALAH MUSYAWARAH
I MINAHASA.
Tomohon. 1995. Wenas
1959,
AND
MODERN STYLE HOUSING IN
KEBUDAYAAN
PENCAHAAAN, UNIKOM.Honigman
OF
Jessy,
SEJARAH
KEBUDAYAAN Seni
&
MINAHASA
WORLD OF MAN, Harper and
Institut
Budaya
Row, New York
Utara, Manado, 2007
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN
Sulawesi
81