Hotel Borobudur Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013
LOKAKARYA NASIONAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA
[KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN] Lokakarya Nasional Biodiversitas ini diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Lokakarya ini diharapkan dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan nasional untuk konservasi keanekaragaman hayati termasuk perlindungan, pengawetan dan pemanfaatanya secara berkelanjutan. 1
Susunan Acara Lokakarya Nasional “KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN” Hotel Borobudur, Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
WAKTU 09.00 – 09.45
RUANG PLENO Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) Kementerian Negara Lingkungan Hidup Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
09.45 – 11.00
Keynote Speech
09.45 – 11.00
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
Kekayaan Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan Pembicara: Prof. Dr. Armida Alisjahbana
Pleno
Legislasi Pengelolaan Kehati Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) – gaps analysis
Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup) Moderator: Dr. Jatna Supriatna
2
11.00 – 12.30
RUANG 1 Subtema 1: Kekayaan Hayati Indonesia
RUANG 2 Subtema 1: Kekayaan Hayati Indonesia
Kekayaan Hayati Darat/Terestrial (Ekosistem, Spesies danGenetik)
Kekayaan Hayati Perairan (Akuatik) Laut dan Perairan Tawar (Ekosistem, Spesies dan Genetik)
Pembicara : 1. Dr. Kuswata Kartawinata (Aspek Ekosistem) 2. Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah (Aspek Spesies) 3. Kabalitbang Pertanian (Aspek Genetik)
Moderator: Dr. Dedi Darnaedi
Pembicara : 1. Zainal Arifin (LIPI) (Aspek Ekosistem dan Spesies Perairan Laut) 2. Kabalitbang KKP (Aspek Ekosistem dan Spesies Perairan Tawar) 3. Prof S. Budi Prayitno (UNDIP) (Aspek Genetik)
Moderator: Dr. Wawan Ridwan (WWF)
WORKING GROUP RUANG 3 Subtema 2: Kehati dan Ekonomi Hijau Sesi I “Nilai Ekonomi Kehati” 1. Kontribusi Kehati Terhadap Pembangunan Ekonomi Makro Pembicara: Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia 2. Peranan Kehati Dalam Pengembangan Industri berdaya saing global (Farmasi, Jamu, Kosmetik, Pangan) Pembicara: Biofarma (CEO) 3. Potensi dan mekanisme perdagangan flora dan fauna berkelanjutan Pembicara: Dirjen PHKA Kemenhut Moderator : Dr. Syarmidi (ITB)
RUANG 4 Subtema 3: Keanekaragaman Hayati Pasca 2014 Sesi I “Kebijakan Nasional dan Pengarusutamaan (mainstreaming) Kehati” 1. Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan Nasional Pembicara: Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas) 2. Kebijakan Fiskal dan Mekanisme Pendanan Kehati Pembicara: Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan Fiskal) 3. Kerangka Pendanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (HoB) Pembicara : Dr. Andi (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian) Moderator:Dr. Jatna Supriatna
12.30 – 13.30
ISHOMA
3
13.30 – 15.00
RUANG 1 Kekayaan Hayati Darat/Terestrial (Ekosistem, Spesies dan Genetik) Pokok Bahasan: - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati darat, pada tingkat ekosistem, spesies dan genetik - Peta kekayaan dan sumbersumber informasi tentang kekayaan hayati darat
RUANG 2 Kekayaan Hayati Perairan (Akuatik) Laut dan Perairan Tawar (Ekosistem, Spesies dan Genetik) Pokok Bahasan: - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati Perairan Laut dan Perairan Tawar, pada tingkat ekosistem, spesies dan genetik
WORKING GROUP RUANG 3 Sesi II “Pembagian Manfaat (Nagoya Protocol)” 1. Akses TerhadapSDAGenetik dan Pembagian Manfaat Pembicara: Dr. Sugiono Mulyoprawiro (Kementan) 2. Best Practices (Wine Salak) Pembicara: Pak Suar
RUANG 4 Sesi II “Kehati Pasca 2014: Tata Kelola Kelembagaan Kehati Untuk Pemanfaatan Lestari” 1. Kelembagaan pengelolaan kehati Pembicara: Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS 2. Peran masyarakat sipil (swasta,LSM) Pembicara : Dr. Efransyah
Moderator: Dr. Dedi Darnaedi
15.00 – 15.30
- Peta kekayaan dan sumbersumber informasi tentang kekayaan hayati Perairan Laut dan Perairan Tawar
3. Bio-piracy Pembicara: - Dr. Suseno (UNPAD) - Dirjen HAKI
Moderator: Dr. Wawan Ridwan
Moderator: Harry Alexander, SH. LLM.
3. Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional Pembicara : Rahmat Hidayat (Warsi) Moderator: Ir. Abdon Nababan
ISHOMA
4
15.30 – 17.00
RUANG 1 Kekayaan Hayati Darat/Terestrial (Ekosistem, Spesies danGenetik) Pokok Bahasan: - Ancaman terhadap kekayaan hayati darat - Nilai Keanekaragaman Hayati Darat (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia
Moderator:: Dr. Dedi Darnaedi
RUANG 2 Kekayaan Hayati Perairan (Akuatik) Laut dan Perairan Tawar (Ekosistem, Spesies dan Genetik) Pokok Bahasan: - Ancaman terhadap kekayaan hayati Perairan Laut dan Perairan Tawar - Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Laut dan Perairan Tawar (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia Moderator: Dr. Wawan Ridwan
WORKING GROUP RUANG 3 Sesi III “Jasa Ekosistem” 1. Payment for Ecosystem Services (PES) Pembicara: Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Pemanfaatan dan Jasa Lingkungan Kemenhut 2. Valuasi Ekonomi Kehati Sebagai Landasan Aset Negara Pembicara: Dr. Beria Leimona (ICRAF) 3. Potensi dan tantangan pengembangan ekowisata
RUANG 4 Sesi III “Kehati Pasca 2014 (Sosialisasi dan Best Practice) Untuk Pemanfaatan Lestari 1. Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas Pembicara : Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)- KLH) 2. Pengembangan Jejaring dan Komitmen Pembicara: MS. Sembiring (Yayasan Kehati) 3. Desentralisasi pengelolaan kehati
Pembicara: CEO Artha Graha Peduli Lingkungan Moderator: Ir. Haryanto R Putro, MS (IPB)
Pembicara : - Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara - Bupati Kabupatan Belitung Timur Moderator: Dr. Damayanti Bukhori
17.00 – 17.15
Kesimpulan dan Penutupan Hari 1 Lokakarya Nasional
5
WAKTU 09.00 – 10.30
HARI 2 (Kamis, 31 Oktober 2013) RUANG 1 Subtema 4: Keanekaragaman Hayati untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
RUANG 2 Subtema: Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Kehati Sesi I “Pengembangan Riset dan SDM Kehati”
Sesi I “Peran Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim” 1. Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati Pembicara: - Dr. Iman Santoso, (Tim Khusus REDD+) Kementerian Kehutanan Republik Indonesia - Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian pertanian Moderator: Dr. Doddy Sukardi (DNPI)
Pembicara: - Dr. Nuramaliyati, Deputi IPH LIPI - Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam) 2. Pengembangan SDM Bidang Kehati – rooster of experts Pembicara: Prof. Dr. Sambas Basuni Moderator: Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS
10.30 – 11.00 11.0 – 12.30
Sesi II “Penataan Ruang Untuk Pengelolaan Kehati”
Coffee Break Sesi II “Pengembangan Infrastruktur dan Data Base Kehati”
Pembicara: - Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan Penataan Ruang Daerah Wilayah II, Kementerian Pekerjaan Umum) - Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan pulau-pulau kecil - Ir. Bambang Soepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut - Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH dan kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KLH
1. Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-situ, taman kehati dll Pembicara: - Drs. Jansen Manansang, M.Sc (Direktur Taman Safari Indonesia) - Bupati Gunung Kidul (Pengembangan Taman Kehati) 2. Pengembangan Data Base Kehati (Clearing House Mechanism) Pembicara:
6
-
Moderator: Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo
12.30 – 13.30
-
Ir. Antung Deddy R., MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan (1/III) - KLH) Akhmat Jauhar Arif (LIPI)
Moderator : Prof. Dr. Ibnu Maryanto ISHOMA RUANG PLENO Pleno: Perumusan Hasil Lokakarya Nasional untuk National Summit
13.30 – 15.00
Fasilitator: Dr. Wahjudi Wardojo
15.00 – 15.30
Penutupan
7
Daftar Pembicara Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia (55 orang, 2 orang diantaranya ada 2 peran)
NO.
NAMA
TOPIK BAHASAN
1.
Prof. Dr. Emil Salim
Keynote Speech, Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa
2.
Prof. Dr. Armida Alisjahbana
Keynote Speech, Kekayaan Hayati Untuk Pembangunan Berkelanjutan
3.
Ir. Satya Yudha. M.Sc
Legislasi Pengelolaan Kehati
4.
Ir. Arif Yuwono, MA
Kebijakan Global-Nasional Pengelolaan Kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) – Gap analysis
5.
Dr. Jatna Supriatna
Moderator Pleno dan Moderator tema 3, Sesi 1
6.
Dr. Kuswata Kartawinata(Aspek Ekosistem)
Tema 1, Kekayaan Hayati Darat/Terestrial (Ekosistem, Spesies danGenetik)
7.
Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah(Aspek Spesies)
8.
Kabalitbang Pertanian(Aspek Genetik)
9.
Dr. Dedi Darnaedi
Fasilitator Tema 1 “Kekayaan Hayati” (Terestrial)
10.
Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem)
Tema 1, Kekayaan Hayati Perairan (Akuatik) Laut dan Perairan Tawar
11.
Kabalitbang KKP (Aspek Species)
12.
Prof. Dr. S. Budi Prayitno (UNDIP) (Aspek Genetik)
13.
Dr. Wawan Ridwan (WWF)
Fasilitator Tema 1 “Kekayaan Hayati” (Akuatik)
14.
Dr. Mubariq Ahmad (Bank Dunia)
Kontribusi Kehati Terhadap Pembangunan Ekonomi Makro
15.
Biofarma (CEO)
Peranan Kehati Dalam Pengembangan Industri Berdaya Saing Global (Farmasi, Jamu, Kosmetik, Pangan)
16.
Dirjen PHKA Kemenhut
Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna Berkelanjutan
17.
Dr. Syarmidi (ITB)/ Direktur di Dirjen Perdagangan Internasional Kemdag
Moderator Tema 2, Sesi 1
18.
Dr. Sugiono Mulyoprawiro (Kementan)
Akses TerhadapSDAGenetik dan Pembagian Manfaat
19.
Pa Suar (Wine Salak)
Best Practices (Wine Salak)
(Ekosistem, Spesies dan Genetik)
8
20.
Dr. Suseno (UNPAD) / Dr. Agil IPB
Bio-piracy
21.
Dirjen HAKI
Bio-piracy
22.
Harry Alexander
Moderator Tema 2, Sesi 2
23.
Bambang Supriyanto
Payment for Ecosystem Services(PES)
24.
Dr. Beria Leimona (ICRAF)
Valuasi Ekonomi Kehati Sebagai Landasan Asset Negara
25.
CEO Artha Graha Peduli Lingkungan
Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata
26.
Ir. Haryanto R. Putro, MS (IPB)
Moderator Tema 2, Sesi 3
27.
Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas)
Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan Nasional
28.
Dr. Irfa ampri (Badan Kebijakan Fiscal)
Kebijakan Fiskal dan Mekanisme Pendanan Kehati
29.
Dr. Andi Novianto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)
Kerangka Pendanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (HoB)
30.
Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS
Kelembagaan Pengelolaan KehatidanModerator tema 5, sesi 1
31.
Dr. Efransyah
Peran Masyarakat Sipil (Swasta,LSM)
32.
Rahmat Hidayat (Warsi)
Peran Masyarakat Adat dan Kearifan Tradisional
33.
Ir. Abdon Nababan
Moderator tema 3, Sesi 2
34.
Ir. Antung Deddy R.,MP
Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas
35.
MS. Sembiring (Yayasan Kehati)
Pengembangan Jejaring dan Komitmen
36.
Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Desentralisasi pengelolaan kehati
37.
Bupati Kabupatan Belitung Timur
38.
Dr. Damayanti bukhori
Moderator tema 3, sesi 3
39.
Dr. Iman Santoso
Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
40.
Dr. Emelia Harahap
41.
Dr. Doddy Sukardi (DNPI)
Moderator tema 4, sesi 1
42.
Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT
Penataan Ruang Untuk Pengelolaan Kehati
43.
Dr Subandono Diposaptono
44.
Ir. Bambang Soepijanto, MM. Dirjen Planologi Kemenhut
45.
Ir. Wahyu Indraningsih
9
46.
Prof. Dr Tukirin Partomihardjo
Moderator tema 4, sesi 2
47.
Dr. Nuramaliyati, Deputi IPH LIPI
Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati
48.
Ir. Adi Susmianto, M.Sc
49
Prof. Dr. Sambas Basuni
Pengembangan SDM Bidang Kehati – rooster of experts
50.
Drs. Jansen Manansang, M.Sc
Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan insitu, taman kehati dll
51.
Bupati Gunung Kidul
52.
Ir. Antung Deddy R., MP
53.
Akhmat Jauhar Arif (LIPI)
54.
Prof. Ibnu Maryanto
Pengembangan Data Base Kehati (Clearing House Mechanism)
Moderator Tema 5, Sesi 2
10
KERANGKA ACUAN Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia “Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia”
LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dikenal memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa, baik flora, fauna maupun mikroba yang sebagian diantaranya bersifat endemik. Kehidupan manusia sangat bergantung kepada keanekaragaan hayati baik sebagai sumber bahan pangan, sandang, papan dan bahan penunjang pengembangan industri. Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, rahasia potensi yang dimiliki setiap makhluk hidup dapat diungkap secara lengkap sehingga kekayaan keanekaragaan hayati menjadi sangat berharga terutama sebagai sumber gen. Kekayaan Keanekaragaman hayati mencatatkan nama Indonesia sebagai Megadiversity Country dan menjadi salahsatu dari 12 (duabelas) pusat keanekaragaman hayati dunia.Secara ekologis keanekaragaman hayati memilik peran penting untuk menjaga keseimbangan iklim serta penyerapan karbon yang merupakan kontributor perubahan iklim. Peran keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya adalah untuk menjaga keseimbangan penyerapan karbon.
Potensi keanekaragaman hayati Indonesia juga diikuti dengan ancaman terhadap kepunahan atau degradasi dari keanekaragaman hayati itu sendiri.Untuk mengantisipasi dan mengatasi hal tersebut, Indonesia berkomitmen dalam pelestarian keanekaragaman hayati salah satunya dengan meratifikasi Konvensi keanekaragaman Hayati (Convention on Biodiversity) melalui Undang-Undang No. 5 tahun 1994.Mandat internasional atas keberadaan kawasan pelestarian kehati juga dijamin dengan peraturan perundangan Indonesia, antara lain: UU No.5 Tahun 1990, UU No. 41 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2011 dan keputusan-keputusan menteri lainnya. Realisasi penandatangan konvensi yang secara legal mengikat (legally binding) atas Indonesia menjadi tolak ukur bagi prestasi bangsa Indonesia di mata dunia sehingga Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta dan seluruh elemen masyarakat Indonesia memiliki peranan yang penting dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. Berbagai upaya telah dilakukan dalam usahanya untuk melestarikan kekayaan alam hayati yang dapat menjadi tanda keseriusan negara Indonesia dalam komitmennya.
11
Kekayaanalamhayatisudahdianggappentingdandiakuiperanannyadalammenjagakelestarian kehidupandandalamadaptasisertamitigasiperubahaniklim.Meskipunbegitu, rendahnya kapasitas pengelolaannya telah menyebabkan terjadinya kemerosotan kehatiyang luar biasa. Pemanfaatan yang sangat intensif di tengah minimnya pengetahuan, terbatasnya kegiatan penelitian, rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya dukungan infrastruktur, dan lemahnya sistem penunjang telah menyumbang kerusakan yang semakin tinggi serta tidak optimalnya fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati. Kekayaan alam hayati dinilai tidak memberikontri busi signifikan dalam keekonomian daerah maupun nasional. Kepedulian terhadap kekayaan alam hayati juga tidak merata dan masih hanya menjadi perhatian dari segelintir pihak yang terlibat langsung serta para akademisi yang memang berkecimpung di dalamnya.
Melihat kondisi tersebut, untuk mendukung pelestarian keanekaragaan hayati sebagai modal dasar pembangunandiperlukan pengelolaan keanekaragaman hayati secara terpadu yang lebih mendorongpada: • Pengarusutamaan keanekaragaman hayati terutama oleh sektor-sektor yang memiliki relevansi lebih langsung dengan pengelolaan keanekaragaman hayati • Terbangunnya mekanisme atau pengaturan yang memastikan bahwa program-program sektoral dan rencana aksi secara langsung memberikan sumbangan pada pelaksanaan mandat dari konvensi • Terbangunnyaplatformpemahaman mengenai arti penting dari keanekaragaman hayati dan menyusun langkah strategis yang diperlukan untuk menjaga dan menata keanekaragaman hayati serta mengembangkannya menjadi produk yang bernilai tambah • Terbangunnya tata kelola pemerintah yang baik guna mendukung pemanfaatan kehati yang lestari • Terfasilitasinya partisipasi masyarakat adat dan lokal dalam pengelolaan keanekaragamanhayati • Mendukung pengembangan kapasitas bagi penelitian, pendidikan dan komunikasikeanekaragaman hayati • Terdapatnya jembatan yang menghubungkan antara ilmuwan dan pemangku kebijakan • Teridentifikasinya keberadaan data dan informasi yang mendukung dalam pengelolaan baik di pusat maupun di daerah.
Berdasarkan haltersebut diatas, maka Kementerian Lingkungan Hidup bermaksud melaksanakan Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia yang diharapkan dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan nasional untuk konservasi keanekaragamanhayati termasuk perlindungan, pengawetan dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.
12
TUJUAN 1. 2. 3.
Pengumpulan data dan sumber data keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional terkait sumber daya genetik serta pengembangan jejaringnya, Menghimpun masukan untuk pengelolaan keanekaragaan hayati, dan Sosialisasi keanekaragaman hayati kepada DPR, partai politik, lembaga swadaya masyarakat, akademisi dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.
HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini adalah: 1.
2.
3.
Terjadinya kesepahaman dan kesepakatan antar beberapa kementerian/lembaga yang terkait mengenai pentingnya keanekaragaman hayati dikelola secara baik melalui forum atau lembaga strategis. Terjalinnya komunikasi dan pertukaran informasi keanekaragaman hayati di antara para ilmuwan yang tersebar di lembaga penelitian, universitas, lembaga swadaya masyarakat, dengan masyarakat luas dan pembuat keputusan. Rumusan konseptual dan konkrit pembentukan forum strategispengelolaankehati
AGENDA ACARA Lokakarya Nasional akan diselenggarakan selama 2 (dua) hari dengan 5 (lima) subtema yang masing-masing akan dibagi menjadi Kelompok-kelompok Kerja Subtema. Adapun kelima subtema tersebut antara lain:(agenda terlampir)
1. KekayaanHayati Indonesia 2. Kehati Dan Ekonomi Hijau 3. Tata Kelola Keanekaragaman Hayati Dan Strategi Pengarus-Utamaan (Mainstreaming) Kehati Dalam Pembangunan Indonesia 4. Keanekaragaman Hayati Untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 5. PengembanganKapasitasPengelolaanKeanekaragamanHayati Di Indonesia
WAKTU DAN TEMPAT Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta.
13
PESERTA Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, para pakar,organisasi non pemerintahdankelompokmasyarakatsipillainnya, lembagapenelitian, swasta, danmitrainternasional
SEKRETARIAT Sekretariat: Asdep Keanekeragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III). Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdri. Enu Wahyu, Kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410, Telp/Fax. (021) 85905770, Email :
[email protected], HP.085312317171.
14
KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA Subtema 1:
“KEKAYAAN HAYATI INDONESIA” LATAR BELAKANG Indonesia menduduki posisi penting dalam peta keanekaragaman hayati dunia, karena termasuk dalam sepuluh negara yang kekayaan keanekaragaman hayatinya tertinggi, atau dikenal sebagai salah satu megadiversity country. Diperkirakan Indonesia memiliki sekitar 90 tipe ekosistem, mulai dari padang salju di puncak Jayawijaya, alpin, subpegunungan, pegunungan hingga hutan hujan dataran rendah, hutan pantai, padang rumput, savana, lahan basah, muara dan pesisir pantai, mangrove, padang lamun, terumbu karang hingga perairan laut dalam. Walaupun hanya melingkupi 1,3% dari luas total daratan dunia, Indonesia memiliki keanekaragaman spesies satwa yang sangat tinggi seperti yang diuraikan berikut ini (Dephut 1994; Mittermeier dkk. 1997): sekitar 12% (515 spesies, 39% endemik) dari total spesies binatang menyusui, urutan kedua di dunia; 7,3% (511 spesies, 150 endemik) dari total spesies reptilia, urutan keempat di dunia 17% (1531 spesies, 397 endemik) dari total spesies burung di dunia, urutan kelima 270 spesies amfibi, 100 endemik, urutan keenam di dunia 2827 spesies binatang tidak bertulang belakang, selain ikan air tawar. Selanjutnya, Indonesia memiliki 35 spesies primata (urutan keempat, 18% endemik), dan 121 spesies kupu-kupu (44% endemik), serta memiliki lebih dari 38.000 spesies tumbuhan, 55% diantaranya endemik. Meskipun Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi, namun tingkat keterancaman dan kepunahan spesiesnya juga tinggi. Catatan tentang keterancaman dan kepunahan spesies lebih sulit diperoleh ketimbang data tentang kerusakan ekosistem. Kedepannya, catatan atau informasi terkait kekayaan hayati, mulai dari statusnya hingga tingkat keterancamannya, harus terdokumentasi dan teridentifikasi dengan baik. Sumber informasi adalah segala hal yang dapat digunakan oleh seseorang sehingga mengetahui tentang hal yang baru,dan mempunyai ciri-ciri yaitu,(1) dapat dilihat, dibaca dan dipelajari, (2) diteliti, dikaji dan dianalisis (3) dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatankegiatan pendidikan, penelitian, laboratorium, (4) ditransformasikan kepada orang lain. Kebutuhan akan sumber informasi menjadi hal yang krusial mengingat banyaknya kepentingan yang terkait dengan kekayaan hayati, sehingga memerlukan informasi yang komprehensif agar memudahkan dalam menentukan arah kebijakan. Hal tersebut akan semakin kuat apabila terbangun sebuah jejaring pakar yang fokus dalam mengawal perkembangan kekayaan hayati di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut di, Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya Nasional“Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia” fokus pada kekayaan hayati darat, aquatik laut, dan aquatik air tawar.
15
TUJUAN 1. Mengetahui kekayaan hayati dan pusat-pusat informasi yang tersedia di Indonesia. 2. Mengembangkan jejaring pakar yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati di Indonesia. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Status kekayaan hayatiIndonesia saat ini. a. Peta kekayaan sumberdaya alam hayati di Indonesia. b. Sumber informasi tentang kekayaan hayati dapat diidentifikasi. 2. Ancaman terhadap kehati 3. Nilai keanekaragaman hayati Indonesia. MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN Subtema “Kekayaan Hayati Indonesia” akan dirancang dalam 2 (dua) kelompok kerja (working group) dan pada setiap kelompok kerja terdapat pemaparan materi dari pakar, sebagai berikut: 1. Kelompok Kerja I (working groupI) akan menampilkan 3 (tiga) pemaparan materi sebagai berikut: 1.1. Kekayaan Hayati Darat (terestrial) a. Ruang lingkup dan pokok bahasan - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati darat, pada tingkat ekosistem, spesies dan genetik - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati darat - Ancaman terhadap kekayaan hayati darat - Nilai Keanekaragaman Hayati Darat (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia b. Pemateri: 1. Dr. Kuswata Kartawinata (Aspek Ekosistem) 2. Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah (Aspek Spesies) 3. Kabalitbang Pertanian (Aspek Genetik) c.
Fasilitator: Dedi Darnaedi
d. Waktu presentasi: Masing-masing selama 20 menit 2.
Kelompok Kerja II (working group II) akan menampilkan 3 (tiga) pemaparan materi sebagai berikut: 2.1. Kekayaan Hayati Perairan Laut a. Ruang lingkup dan pokok bahasan - Status saat ini (state of the art) Kekayaan Hayati Perairan Laut, pada tingkat ekosistem, spesies dan genetik - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati perairan laut 16
-
Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan laut Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Laut (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia
b. Pemateri: Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem dan Spesies) c.
Fasilitator: Dr. Wawan Ridwan
d. Waktu presentasi: 20 menit 2.2. Kekayaan Hayati Perairan Tawar a. Ruang lingkup dan pokok bahasan - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati perairan tawar, pada tingkat ekosistem, spesies dan genetik - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati perairan tawar - Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan tawar - Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Tawar (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia b. Pemateri: Kabalitbang KKP (Aspek Ekosistem dan Spesies) c.
Fasilitator: Dr. Wawan Ridwan
d. Waktu presentasi: 20 menit 2.3. Kekayaan Hayati Genetik Perairan (akuatik) Laut dan Tawar a. Ruang lingkup dan pokok bahasan - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati perairan tawar, pada genetik - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati genetik perairan (akuatik) laut dan tawar - Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan tawar - Nilai Keanekaragaman Hayati Genetik Perairan (akuatik) Laut dan Tawar (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia
b. Pemateri: Prof. S. Budi Prayitno (UNDIP)
17
c.
Fasilitator: Dr. Wawan Ridwan
d. Waktu presentasi: 20 menit MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper) Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x 120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari prosiding lokakarya WAKTU DAN TEMPAT Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. PESERTA Workshop akan dilaksanakan secara paralel dalam format2 (dua) kelompok kerja dengan diikuti masing-masing sekitar ±40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, para pakar/ahli, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian, swasta, dan mitra internasional.
18
AGENDA ACARA HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO 09.00 – 09.45
09.45 – 11.00
Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) Kementerian Negara Lingkungan Hidup Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Keynote Speech
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
KekayaanHayati untuk Pembangunan Berkelanjutan Pembicara: Prof. Dr.ArmidaAlisjahbana
Pleno
LegislasiPengelolaanKehati Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc
Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) – gaps analysis Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup) Moderator: Dr. Jatna Supriatna WORKING GROUP RUANG 1
11.00 – 12.30
RUANG 2
Subtema 1:
Subtema 1:
Kekayaan Hayati Indonesia
Kekayaan Hayati Indonesia
KekayaanHayatiDarat (Terestrial)
KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan Tawar
(Ekosistem, Spesies danGenetik) Pembicara/Pengantar diskusi : 4. Dr. Kuswata Kartawinata (Aspek Ekosistem) 5. Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah (Aspek Spesies) 6. Kabalitbang Pertanian (Aspek Genetik)
(Ekosistem, Spesies danGenetik) Pembicara/Pengantar diskusi :
Fasilitator:
4. Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem dan Spesies Perairan Laut) 5. Kabalitbang KKP (Aspek Ekosistem dan Spesies Perairan Perairan Darat) 6. Prof. S. Budi Prayitno-UNDIP (Aspek Genetik Perairan Laut dan Tawar) Fasilitator:
Dr. Dedi Darnaedi
Dr. Wawan Ridwan
19
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO 12.30 – 13.30 13.30 – 15.00
ISHOMA KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan Tawar
KekayaanHayatiDarat (Terestrial) (Ekosistem, Spesies danGenetik)
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
Pokok Bahasan: - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati darat, pada tingkat ekosistem, spesies dan genetik - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati darat
Fasilitator:
- Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan Tawar, pada tingkat ekosistem, spesies dan genetik - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan Tawar Fasilitator:
Dr. Dedi Darnaedi
Dr. Wawan Ridwan
15.00 – 15.30 15.30 – 17.00
Pokok Bahasan:
ISHOMA KekayaanHayatiDarat (Terestrial)
KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan Tawar
(Ekosistem, Spesies danGenetik) (Ekosistem, Spesies danGenetik) Pokok Bahasan: - Ancaman terhadap kekayaan hayati Darat (Terestrial) - Nilai Keanekaragaman Hayati Darat (Terestrial) (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia
Fasilitator:
Pokok Bahasan: - Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan laut dan tawar - Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Laut dan Tawar (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia Fasilitator: Dr. Wawan Ridwan
Dr. Dedi Darnaedi 17.00 – 17.15
Kesimpulandan Penutupan Hari 1 LokakaryaNasional
20
KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA Subtema2:
“KEHATI dan EKONOMI HIJAU” LATAR BELAKANG Keanekaragamanhayati merujuk pada aspek keseluruhan dari sistem penopang kehidupan, mencakup aspek sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek sistem pengetahuan dan etika, dan kaitan di antara berbagai aspek ini. Nilai-nilai ini memang sudah lama diketahui dan diakui, namun karena tidak selalu dapat dinilai secara moneter, maka sering nilainya terabaikan. Nilai ekonomi total belum dapat disematkan kepada suatu sumberdaya karena adanya kegagalan pasar meskipun saat ini masyarakat dunia mulai berupaya untuk memberikan nilai ekonomi totalnya. Kekayaanalam hayati, baik liar maupun budidaya, merupakan sumber seluruh sumber daya biologi, dimana manusia mendapatkan seluruh kebutuhnnya.Di Indonesia, lebih dari 6000 spesies tumbuhan dan hewan dimanfaatkan sebagai bahan kebutuhan hidup sehari-hari sebagai sumber pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang dan lain sebagainya. Pemanfaatannya diketahui sejak lama namun pengembangannya membutuhkan teknologi yang biasanyadimiliki oleh perusahaan swasta, atau padatingkat yang lebih luas negara yang lebih maju. Dibalik nilainya yang sangat besar, kekayaan alam hayati dihadapkan pada permasalahan pemanfaatan yang belum lestari dan pemerataan pembagian manfaat antar pihak yang belum merata. Status ekonomi dan pengelolaan jasa lingkungan di Indonesia saat ini beberapa sudah ada walaupun masih sangat sedikit. Tetapi, proses adopsi dari pemberian nilai dan pembagian manfaat ini belum terlihat nyata. Pengembangan ekowisata sudah ada tapi belum dikemas secara tuntas saat ini baru lebih cenderung kearah bisnis tetapi belum jauh kearah nilainya sebagai hasil dari jasa lingkungan. Protokol Nagoya memberi landasan kebijakan pembagian manfaat yang adil diantara pihakpihak yang terlibat dalam pemanfaatan kekayaan alam hayati. Protokol Nagoya juga memberikan penghargaan terhadap kearifan dan pengetahuan tradisional terkait pemanfaatan keanekaragaman hayati dan menjadikannya sebagai bagian dari yang berhak menerima pembagian manfaat. Transfer teknologi, pengetahuan dan penguatan kapasitas juga difasilitasi oleh protokol ini diantara para pihak yang terlibat dalam pemanfaatan kekayaan alam hayati. Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya Nasional“Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia” yang merupakan rangkaian working group yang salah satunya bertema “Kehati dan Ekonomi Hijau”. Working group ini dilaksanakan
21
dalam rangka pembahasan status ekonomi kekayaan alam hayati Indonesia saat ini dan peluang yang dapat diambil kedepannya. TUJUAN 1. Mengetahui status keekonomian kekayaan alam hayati di Indonesia 2. Merumuskan rekomendasi kebijakan untuk pemanfaatan berkelanjutan terhadap kekayaan alam hayati Indonesia. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Status kontribusi kehati terhadap pembangunan ekonomi nasional baik secara aktual maupun potensial. 2. Konsep dan praktek mengenai akses dan pembagian manfaat yang adil dari sumber daya genetik di Indonesia. MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN Workshop akan dirancang dalam 3 (tiga) sesi presentasi (panel) dengan paparan pada masing-masing sesi sebagai berikut: 1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan tentang “Nilai Ekonomi Kehati”, antara lain: 1.1. Kontribusi Kehati Terhadap Pembangunan Ekonomi Makro b. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: - Peran dan Kontribusi aktual kehati dalam pembangunan ekonomi nasional - Potensi kontribusi kehati dalam pembangunan ekonomi nasional - Urgensi kontribusi kehati dalam pembangunan ekonomi nasional c. Pemateri: Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia d. Waktu Presentasi 20 menit 1.2. Peranan Kehati Dalam Pengembangan Industri Berdaya Saing Global, seperti: farmasi, jamu, kosmetik, pangandan lain sebagainya a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: - Peran dan Kontribusi aktual kehati dalam pengembangan industri nasional - Potensi kontribusi kehati dalam pengembangan industri nasional - Pelaku industri yang memanfaatkan kehati dalam proses produksi - Upaya pemanfaatan lestari kehati dalam pengembangan industri nasional b. Pemateri: CEO Biofarma c. Waktu Presentasi: 20 menit 1.3. Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna Berkelanjutan a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: 22
-
Potensi dan kondisi perdagangan flora fauna Indonesia Urgensi perdagangan flora-fauna dalam pembangunan Indonesia Pelaku perdagangan flora-fauna Indonesia Mekanisme perdagangan kehati yang berkelanjutan
b. Pemateri: Direktorat Jendral PHKA, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia c.
Waktu Presentasi: 20 menit
Moderator Sesi I “Nilai Ekonomi Kehati”: Dr. Syarmidi (ITB) 2. Sesi II presentasipanel akan menampilkan 3 (tiga) paparan tentang “Pembagian Manfaat (Nagoya Protocol)”, antara lain: 2.1. Akses Terhadap Sumber daya Genetik (SDG) dan pembagian manfaat a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: - Gambaran dan Status akses terhadap sumber daya genetik Indonesia - Upaya pengembangan pemanfaatan sumber daya genetik Indonesia - Prinsip dan mekanisme dalam akses sumber daya genetik - Prinsip danmekanisme dalam pembagian manfaat (benefit sharing) sumber daya genetik - Aktor-aktor yang terlibat dan peranannya dalam akses dan pembagian manfaat sumber daya genetik b. Pemateri: Dr. Sugiono Mulyoprawiro, Kementerian Pertanian Republik Indonesia c. Waktu Presentasi: 15 menit 2.2. Studi kasus(Best practices): Wine Salak a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: - Gambaran studi kasus “Wine Salak” kaitannya dengan pembagian manfaat pada tataran konsep Benefit sharing Nagoya Protocol. - Arah pengembangan studi kasus “Wine Salak” b. Pemateri: Pak Suar c. Waktu Presentasi: 15 menit 2.3. Bio-piracy (ancaman terhadap sumber dayagenetik) a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan - Perkembanganisubio-piracy sumber daya genetik Indonesia 23
- Kelembagaan yang terlibat dan peranannya dalam penanggulanganbiopiracy b. Pemateri: - Dr. Suseno (UNPAD) - Direktorat Jendral HAKI c. Waktu Presentasi: Masing-masing15 menit Moderator Sesi II “PembagianManfaat (Nagoya Protocol)”: Harry Alexander, SH, LLM 3. Sesi III presentasi akan menampilkan paparan dengan tema “Jasa Ekosistem”,antara lain: 3.1. Payment for ecosystem services (PES) a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: - Status dan gambaran implementasi PES di Indonesia - Peluang dan upaya optimalisasi PES dalam pembangunan Indonesia - Kendala implementasi PES di Indonesia - Aktor yang terlibat dan peranannya b. Pemateri: Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Pemanfaatan dan Jasa Lingkungan, Kementerian Kehutanan c.
Waktu Presentasi: 20 menit
3.2. Valuasi ekonomi keanekaragaman hayati a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: - Kondisi aktual valuasi ekonomi terhadap kehati - Kendala valuasi ekonomi kehati - Peluang dan optimalisasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia b. Pemateri: Dr. Beria Leimona (ICRAF) c.
Waktu Presentasi: 20 menit
3.3. Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: - Status dan Kondisi Ekowisata - Peluang dan Optimalisasi Ekowisata dalam pembangunan nasional - Prinsip-prinsip ekowisata kaitannya dengan pemanfaatan berkelanjutan - Kendala pengembangan Industri ekowisata Indonesia 24
b. Pemateri: CEO Artha Graha Peduli Lingkungan c.
Waktu Presentasi: 20 menit
Moderator Sesi III “Jasa Ekosistem”: Ir. Haryanto R. Putro, MS (Institut Pertanian Bogor) MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper) Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x 120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari prosiding lokakarya WAKTU DAN TEMPAT Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. PESERTA Workshop akan dilaksanakan denganformat pemaparan materi dan diskusi dalam satu ruanganuntuk satu tema tertentu – dari total 5 tema yang dibahas – serta diikuti sekitar ± 40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian, swasta, dan mitra internasional
25
AGENDA HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO 09.00 – 09.45
09.45 – 11.00
Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) Kementerian Negara Lingkungan Hidup Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Keynote Speech
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
KekayaanHayati untuk Pembangunan Berkelanjutan Pembicara: Prof. Dr. ArmidaAlisjahbana
Pleno
LegislasiPengelolaanKehati Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc
Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) – gaps analysis Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup) Moderator: Dr. Jatna Supriatna WORKING GROUP RUANG 3
11.00 – 12.30
Tema: Kehati dan Ekonomi Hijau Sesi I “Nilai Ekonomi Kehati” 3. KontribusiKehatiTerhadapPembangunanEkonomiMakro
Pembicara: Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia 4. PerananKehatiDalamPengembanganIndustri Berdaya Saing Global, seperti: farmasi, jamu, kosmetik, pangandan lain sebagainya
Pembicara: CEO Biofarma
26
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO
5. Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna Berkelanjutan
Pembicara: Dirjen PHKA, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia
Moderator: Dr. Syarmidi (ITB) 12.30 – 13.30 13.30 – 15.00
ISHOMA Sesi II “PembagianManfaat (Nagoya Protocol)” 4. AksesTerhadapSDAGenetikdanPembagianManfaat
Pembicara: Dr. Sugiono Mulyoprawiro, Kementerian Pertanian Republik Indonesia 5. Best Practices: Wine Salak
Pembicara: Pak Suar 6. Bio-piracy Pembicara: - Dr. Suseno (UNPAD) - Dirjen HAKI
Moderator: Harry Alexander, SH, LLM 15.00 – 15.30
ISHOMA
27
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO 15.30 – 17.00
Sesi III “Jasa Ekosistem” 4. Payment for EcosystemServices (PES)
Pembicara: Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Pemanfaatan dan Jasa Lingkungan, Kementerian Kehutanan 5. Valuasiekonomikehati
Pembicara: Dr. Beria Leimona (ICRAF)
6. Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata
Pembicara: CEO Artha Graha Peduli Lingkungan
Moderator: Ir. Haryanto R. Putro, MS (Institut Pertanian Bogor) 17.00 – 17.15
Kesimpulan dan PenutupanHari 1 LokakaryaNasional
28
KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA Subtema 3:
“Keanekaragaman Hayati Pasca 2014” LATAR BELAKANG Keanekaragaman hayati (kehati) merupakan istilah untuk menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di bumi baik darat, laut, maupun perairan lainnya, interaksi diantara makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya1 serta mencakup fungsi-fungsi ekologi yang memberikan manfaat kepada spesies lain termasuk manusia2. Kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia menjadikan kehati sebagai sumber daya vital bagi keberlanjutan pembangunan nasional. Sehingga, berbagai sektor pembangunan (pertanian, kehutanan, industri dan lain-lain) secara langsung maupun tidak langsung bergantung terhadap keberadaan keanekaragaman hayati dan fungsi-fungsi lingkungan yang diperankannya. Pemanfaatan sekitar 6000 jenis tumbuhan, 1000 jenis hewan dan 100 jenis jasad renik oleh masyarakat (KPPN 1992, KLH 2006). Potensi keanekaragaman hayati darat (terestrial) melalui nilai produk kayu hutan yang mencapai USD 6,5 milyar dan nilai satwaliar sebesar USD 1,57 milyar (Dephut 1997), nilai terumbu karang Indonesia sekitar USD 567 juta, nilai ikan laut sekitar USD 15,1 milyar, serta rumput laut sebesar USD 16 juta (KLH 2006). Tetapi pada kenyataannya kekayaan keanekaragaman hayati tersebut berada dalam ancaman kelangkaan akibat dari eksploitasi yang berlebihan (over exploitation), penebangan liar, alih fungsi lahan, perburuan liar dan perdagangan ilegal. Mogea dkk (2001) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat keterancaman dan kepunahan spesies tertinggi di dunia dan merupakan hot-spot kepunahan satwa. Sementara itu, 44 spesies tanaman obat dikategorikan langka (Zuhud dkk. 2001). World Bank (1994) juga melansir bahwa laju kerusakan hutan yang disebabkan oleh eksploitasi hutan untuk industri, konversi untuk lahan pertanian dan perkebunan serta transmigrasi mencapai 1,3 juta ha per tahun. Fakta tersebut menunjukan bahwa lemahnyasistem regulasi dan tata kelola kehati yang cenderung merangsang pemanfaatan sumber daya hayati secara tidak lestari. Sistem ekonomi dan kebijakan jugagagal menilai lingkungan dan sumber daya di dalamnya. Selain itu, Pengelolaan keanekaragaman hayati di tingkat pusat pun belum mampu menyajikan pengertian mengenai pengelolaan, peran dan tanggung jawab tata kelola kehati yang baik serta upaya mewujudkan best practices di daerah hingga kelompok masyarakat. Kemudian, Persoalan-persoalan keanekaragaman hayati tersebut mempertegas bahwa adanya kelemahan tata kelola (governance) dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. Ketidak jelasan tanggung jawab dan tumpang tindih wewenang diantara instansi pemerintah serta tanggung jawab yang seringkali tidak sejalan dengan kapasitas yang dimiliki menjadi salahsatu konsentrasi masalah pada tata kelola konservasi keanekaragaman hayati.Karenanya, tata kelola dan tata kuasa yang baik (good governance) harus memuat 29
setidaknya tiga komponen kunci: Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas. Sehingga untuk mencapai good governance tersebut, revitalisasi peran semua stakeholders kehati (Pemerintah, Swasta, LSM dan Masyarakat) menjadi kata kunci (keyword) dalam menjawab tantangan pengelolaan kehati. Permasalahan global keanekaragaman hayati baik ditinjau dari segi geografis, sosial, ekonomi, politik dan budaya menempatkan Indonesia sebagai negara yang menjadi fokus perhatian dunia karena status keanekaragaman hayatinya. Namun, paradigma pembangunan dimasa lalu belum mempertimbangkan kepentingan pengelolaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Oleh karena itu,Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum dan tantangan ini untuk pengarus-utamaan (mainstreaming) keanekaragaman hayati menjadi prioritas dalam kerangka kebijakan dan perundangan nasional serta prioritas dalam program pembangunan nasional. Oleh karena itu, pencapaian kondisi tersebut menuntut perubahan mendasar dalam hal persepsi, sistem kebijakan dan pengelolaan di berbagai sektor pembangunan yang berkaitan dengan pengelolaan keanekaragaman hayati, terutama kehutanan, perikanan, dan pertanian dalam arti luas, serta sektor-sektor lain yang terkait, seperti perindustrian, pertambangan, transmigrasi, perdagangan, pariwisata,telekomunikasi dan pendidikan. Kemudian, Pengarus-utamaan (mainstreaming) pengelolaan keanekaragaman Hayati secara nasional juga mencakup perumusan dan pelaksanaan konsep pengelolaan, rehabilitasi, konservasi, pola tindak dan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, bertanggung jawab dan bertanggung gugat. Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud menindaklanjuti isu-isu tersebut dengan menyelenggarakan Lokakarya “Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia” mengenai Keanekaragaman Hayati Pasca 2014 yang akan menjadi kerangka acuan nasional pada Indonesia National Summit 2013. TUJUAN 1. Merumuskan penguatan tata kelola dan tata kuasa (governance) keanekaragaman hayati untuk pembangunan berkelanjutan berbasis Green Economy 2. Merumuskan strategi pengarus-utamaan (mainstreaming strategy) keanekaragaman hayati HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Strategi penguatan tata kelola dan tata kuasa kehati 2. Strategi pengarus-utamaan (mainstreaming strategy) keanekaragaman hayati
30
MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN Workshop akan dirancang dalam 3 (tiga) sesi presentasi (panel) dengan paparan pada masing-masing sesi sebagai berikut: 1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 3 (dua) paparan dengan subtema “Kebijakan Nasional dan Pengarus-utamaan (mainstreaming) Kehati”, antara lain: 1.1. Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayatidalam Pembangunan Nasional a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Status implementasi pengarus-utamaan kehati - Strategi dan langkah-langkah Pengarus-utamaan kehati b. Pembicara: Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas) c.
Waktu presentasi: 20menit
1.2. Kebijakan Fiskal dan Mekanisme Pendanaan Kehati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Status kebijakan fiskal nasional terhadap kehati - Peluang dan Tantangan Pendanaan Kehati untuk mendukung pembangunan nasional pada aspek kebijakan - Mekanisme-mekanisme pendanaan untuk pengelolaan kehati b. Pembicara: Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan Fiskal) c.
Waktu presentasi: 20menit
1.3. Kerangka Pendanaan Pengelolaan keanekaragaman hayati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Kondisi pendanaan pengelolaan kehati saat ini - Tantangan dan Peluang pendanaan pengelolaan Kehati dilihat pada pengalaman pendanaan yang pernah bergulir (lesson learnbased on experience) d. Pembicara: Dr. Andi Novianto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian) e.
Waktu presentasi: 20menit
Moderator: Dr. Jatna Supriatna
31
2.
Sesi II presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan dengan subtema “Tata Kelola Kelembagaan Kehati untuk Pemanfaatan Lestari”, antara lain: 2.1. Kelembagaan Pengelolaan Kehati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Perkembangan Kelembagaan Pengelolaan Kehati - Strategi dan langkah penguatan kelembagaan pengelolaan kehati b. Pembicara: Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS c.
Waktu presentasi: 20menit
2.2. Peran Swasta dan LSM dalam pengelolaan Kehati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Gambaran Peran Swasta dan LSM dalam pengelolaan Kehati - Strategi dan langkah-langkah Penguatan peran Swasta dan LSM dalam pengelolaan Kehati - Sinergisitas peran dengan stakeholders kehati lainnya b. Pembicara: Dr. Efransyah c.
Waktu presentasi: 20menit
2.3. Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Gambaran Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional dalam pengelolaan Kehati - Strategi dan langkah-langkah Penguatan masyarakat adat dan kearifan tradisional dalam pengelolaan Kehati - Sinergisitas peran dengan stakeholders kehati lainnya b. Pembicara: Rakhmat Hidayat (Warsi) c.
Waktu presentasi: 20menit
Moderator: Ir. Abdon Nababan 3.
Sesi III presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan dengan subtema “Kehati Pasca 2014” (Sosialisasi dan Best Practice) untuk Pemanfaatan Lestari”, antara lain: 3.1. Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: 32
- Status Strategi komunikasi kehati - Tantangan, strategi dan langkah-langkah komunikasi kehati masa yang akan datang b. Pembicara: Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep Kehatidan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) - KLH) c.
Waktu presentasi: 15menit
3.2. Pengembangan Jejaring dan Komitmen a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Perkembangan jejaring kehati - Kontribusi Jejaring terhadap pelestarian kehati - Strategi sinergisitas dan penguatan Jejaring Kehati b. Pembicara: MS. Sembiring (Yayasan Kehati) c.
Waktu presentasi: 15menit
3.3. Desentralisasi Pengelolaan Kehati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Implementasi pengelolaan kehati pada tingkat daerah - Kendala pengelolan Kehati pada tingkat daerah - Upaya penguatan pengelolaan kehati pada tingkat daerah b. Pembicara: 1. Ahmad Fauzi (Kepala Bappeda Provinsi Jambi) 2. Ir. Abdul Manan, M.Sc (Kepala Bappeda Kabupatan Wakatobi, Sulawesi Tenggara). c.
Waktu presentasi: Masing-masing 15menit
Moderator: Dr. Damayanti Bukhori MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper) Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x 120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari prosiding lokakarya
33
WAKTU DAN TEMPAT Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta PESERTA Workshop akan dilaksanakan dengan format pemaparan materi dan diskusi dalam satu ruangan untuk satu tema tertentu – dari total 5 tema yang dibahas – serta diikuti sekitar ± 40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian, swasta, dan mitra internasional AGENDA HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO 09.00 – 09.45
09.45 – 11.00
Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) Kementerian Negara Lingkungan Hidup Pembukaanoleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Keynote Speech
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
Kekayaan Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan Pembicara: Prof. Dr. Armida Alisjahbana
Pleno
Legislasi Pengelolaan Kehati Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc
Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) – gaps analysis Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)
Moderator: Dr. Jatna Supriatna WORKING GROUP RUANG 4 11.00 – 12.30
Tema: Keanekaragaman Hayati Pasca 2014 Sesi I “Kebijakan Nasional dan Pengarus-utamaan (mainstreaming) Kehati” 4. Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan Nasional
34
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO Pembicara: Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas) 5. Kebijakan Fiskal dan mekanisme pendanan Kehati
Pembicara: Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan Fiskal) 6. Kerangka Pendanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (HoB)
Pembicara : Dr. Andi Novianto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)
Moderator: Dr. Jatna Supriatna 12.30 – 13.30 13.30 – 15.00
ISHOMA Sesi II “Kehati Pasca 2014: Tata Kelola Kelembagaan Kehati Untuk Pemanfaatan Lestari” 4. Kelembagaan pengelolaan kehati
Pembicara: Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS 5. Peran masyarakat sipil (swasta,LSM)
Pembicara : Dr. Efransyah 6. Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional
Pembicara : Rahmat Hidayat (Warsi)
35
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013) WAKTU RUANG PLENO Moderator: Ir. Abdon Nababan
15.00 – 15.30
ISHOMA
15.30 – 17.00
Sesi III “Kehati Pasca 2014” (Sosialisasi dan Best Practice) Untuk Pemanfaatan Lestari 4. Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas
Pembicara : Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) KLH) 5. Pengembangan Jejaring dan Komitmen Pembicara: MS. Sembiring (Yayasan Kehati) 6. Desentralisasi pengelolaan kehati Pembicara : Ahmad Fauzi (Kepala Bappeda Provinsi Jambi) Ir. Abdul Manan, M.Sc (Kepala Bappeda Kabupatan Wakatobi, Sulawesi Tenggara) Moderator: -
Dr. Damayanti Bukhori 17.00 – 17.15
Kesimpulan dan Penutupan Hari 1 Lokakarya Nasional
36
KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA Subtema4:
“Keanekaragaman Hayati Untuk Mitigasi dan Perubahan Iklim” LATAR BELAKANG Perubahan iklim benar terjadi saat ini dan menimbulkan dampak yang cukup besar sehingga diperlukan adanya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan tersebut. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Indonesia dikhawatirkan menimbulkan kemerosotan keanekaragaman hayati yang berdampak pada perubahan iklim. Sebagai contoh fakta Indonesia mengalami deforestasi hutan hujan tropis sebesar 72% padatahun 2007 yang mengakibatkan tingginya emisi karbon yang dikeluarkan hutan Indonesia. Pada tahun 2009, Binternagel dari Department of Human Geography, Georg-August University Gottingen dalam paparannya yang bertajuk "Promoting Adaptation and Mitigation to Climate Change (Examples from Europe and South East Asia) menyatakan bahwa Indonesia adalah penyumbang gas emisi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan China. Hal tersebut tentunya berdampak pada keanekaragaman hayati yang ada. Diperlukan berbagai berbagai upaya untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah menjaga fungsi ekosistem dan memastikan konsep tataruang yang menjamin keterjagaan ekosistem tersebut. Fungsi ekosistem harus dijaga untuk melindungi keanekaragaman hayati dan kekayaan spesies yang ada di dalamnya. Keanekaragaman hayati harus dapat dilestarikan baik wujud maupun fungsinya. Perubahan iklim diharapkan dapat dikendal ikan dengan menjaga eksistensi dari kehati. Ekosistem dapat dikelola dan terjaga dengan baik apabila dilakukan konsep penataan ruang dengan baik. Saat ini konsep tata ruang yang ada belum sepenuhnya berpihak pada kelestarian ekosistem. Sebagai contoh pada dua dekade terakhir terjadi perubahan fungsi lahan yang sangat besar dari hutan menjadi pemukiman, pertanian, perkebunan dan sektor lain yang berakibat pada berkurangnya ekosistem dan keanekaragamanhayati yang ada di dalamnya. Melihat permasalahan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) berupaya menjembatani berbagai pihak dan kepentingan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan yang terangkum dalam Lokakarya Nasional “Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia”.Lokakarya ini diharapkan dapat merumuskan konsep tata ruang yang berpihak pada kelestarian keanekaragaman hayati sehingga nantinya diharapkan dapat membantu upaya mitigasi dan adaptasi dalam perubahan iklim.
37
TUJUAN 1. Memahami peran dan fungsi keanekaragaman hayati dalam perubahan iklim 2. Mendorong kebijakan untuk kepastian tata ruang yang berpihak pada kelestarian keanekaragaman hayati sebagai unsur tata lingkungan yang akan membantu dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim HASIL YANG DIHARAPKAN Rekomendasi kebijakan mengenai kepastian tataruang yang berpihak kepada kelestarian keanekaragaman hayati. MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN Workshop akan dirancang dalam2 (dua) sesi presentasi (panel) dengan paparan pada masing-masing sesi sebagai berikut: 1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan pamaparan materi mengenai “Peran Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim” a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: a. Kondisi perubahan iklim yang sudah terjadi saat ini b. Dampak yang ditimbulkan dari bencana akibat perubahan iklim c. Urgensi keanekaragaman hayati dalam mendukung adaptasi dan mitigasi d. Program Mitigasi dan adaptasi yang sudah dikembangkan di Indonesia e. Inovasimitigasi yang dapat dilakukan/ditawarkan kehati dalam pembangunan ekonomi nasional f. Identifikasi areal yang rentan terhadap perubahan iklim dari aspek kehati b. Pemateri: a. Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian Pertanian Republik Indonesia b. Dr. Iman Santoso (Tim Khusus REDD+), Kementerian Kehutanan Republik Indonesia c.
WaktuPresentasi Masing-masing 20 menit
Moderator: Dr. Doddy Sukardi (DNPI) 2. Sesi II presentasi panel akan menampilkan pemaparan materi mengenai“Kepastian Tata Ruang Dalam Pengelolaan Kehati” d. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan: a. Urgensi keberadaan ekosistem dalam kaitannya menjaga eksistensi keanekaragamanhayati b. Konsep tata ruang yang saat ini sudah dilaksanakan dan berdampak terhadap ekosistem (keanekaragaman hayati) yang juga berdampak pada perubahan iklim. c. Konsep tata ruang yang tepat untuk dilaksanakan guna mendukung kelestarian ekosistem
38
d. Kebijakan-kebijakan terkait tataruang di Indonesia serta saran yang dapat diberikan untuk merumuskan kebijakan yang berpihak pada kelestarian ekosistem dan kehati
e.
Pemateri: 1. Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan Penataan Ruang Daerah Wilayah II, KementerianPekerjaanUmum) 2. Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan pulau-pulau kecil 3. Ir. BambangSoepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut 4. Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH dan kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KementerianLingkunganHidup
f.
Waktu Presentasi: Masing-masing 15menit
Moderator: Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper) Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x 120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari prosiding loka karya. WAKTU DAN TEMPAT Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta PESERTA Workshop akan dilaksanakan dengan format pemaparan materi dan diskusi dalam satu ruangan untuk satu tema tertentu – dari total 5 tema yang dibahas – sertadi ikuti sekitar ± 40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian, swasta, dan mitra internasional
39
AGENDA HARI 2 (Kamis, 31 Oktober 2013) WAKTU RUANG 1 09.00 – 10.30
Tema: Keanekaragaman Hayati untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Sesi I “Peran Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim” Pembicara: e. Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian Pertanian Republik Indonesia f. Dr. Iman Santoso (Tim Khusus REDD+), Kementerian Kehutanan Republik Indonesia
Moderator: Dr. Doddy Sukardi (DNPI) 10.30 – 11.00 11.00 – 12.30
Coffee Break Sesi II “Kepastian Tata Ruang Untuk Pengelolaan Kehati” Pembicara: -
Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan Penataan Ruang Daerah Wilayah II, KementerianPekerjaanUmum) Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan pulaupulau kecil Ir. BambangSoepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH dan kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KementerianLingkunganHidup
Moderator: Prof. Dr Tukirin Partomihardjo 12.30 – 13.30
ISHOMA RUANG PLENO
13.30 – 15.00
Pleno: Perumusan Hasil Lokakarya Nasional untuk National Summit
15.00 – 15.30
Penutupan
40
KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA Subtema 5:
“PENGEMBANGAN KAPASITAS PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATIDI INDONESIA” LATAR BELAKANG Sejak lama Indonesia dikenal dengan sumber daya hayatinya yang tidak ternilai. Sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua benua serta dua samudera, Indonesia dikarunia keanekaragaman hayati yang amat kaya dan khas. Kekayaan inilah yang selama ini menjadi andalan dalam sebagian besar pembangunan di Indonesia. Dengan kekayaan ini juga Indonesia berpotensi menjalankan pembangunan berkelanjutan demi kemakmuran rakyatnya, yakni melalui pengelolaan keanekaragaman hayati secara lestari. Namun rendahnya kapasitas pengelolaannya telah menyebabkan terjadinya kemerosotan yang luar biasa. Pemanfaatan yang sangat intensif di tengah minimnya pengetahuan, terbatasnya kegiatan penelitian, rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya dukungan infrastruktur, dan lemahnya sistem penunjang telah menyumbang kerusakan yang semakin tinggi serta tidak optimalnya fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati. Sebagai komponen dari lingkungan hidup secara keseluruhan, status keanekaragaman hayati Indonesia saat ini sejatinya merupakan resultante yang sepadan dengan kapasitas pengelolaannya, karena pada dasarnya kapasitas pengelolaan yang mumpuni akan menciptakan kondisi yang lebih baik. Sebaliknya, kapasitas yang kurang memadai tidak akan mampu membawa proses pengelolaan untuk mencapai hasil optimal.Dalam hal ini, pengelolaan keanekaragaman hayati secara benar sangat tergantung pada kapasitas pengelolaan yang ditentukan oleh kemampuan SDM, organisasi dan institusi untuk melaksanakan berbagai kebijakan pengelolaan. Komponen-komponen penentu bagi kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati ini secara komprehensif harus terus ditingkatkan kemampuannya di semua tingkatan pengelolaan. Hal ini diperlukan guna mengejar berbagai ketertinggalan serta memperbaiki kegagalan-kegagalan karena praktek yang salah terhadap pengelolaan keanekaragaman hayatidi masa lampau. Dengan demikian, pengembangan kapasitas pengelolaan menjadi prasyarat penting dalam meningkatkan kualitas dan menjamin penyelamatan keanekaragaman hayati. Pengembangan kapasitas merupakan suatu proses yang dialami oleh individu, kelompok, organisasi, lembaga dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka agar dapat melaksanakan fungsi-fungsi essensial, memecahkan masalah, menetapkan dan mencapai tujuan, serta mengerti dan menangani kebutuhan pengembangan diri mereka dalam suatu lingkungan yang lebih luas secara berkelanjutan. Peningkatan kapasitas juga dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok, organisasi, komunitas atau masyarakat untuk menganalisa lingkungannya; mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan-kebutuhan, isu-isu dan peluang-peluang; memformulasi 41
strategi-strategi untuk mengatasi masalah-masalah, isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan memanfaatkan peluang yang relevan; merancang sebuah rencana aksi, serta mengumpulkan dan menggunakan secara efektif, dan atas dasar sumber daya yang berkesinambungan untuk mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi rencana aksi tersebut, serta memanfaatkan umpan balik sebagai pelajaran. Dengan kata lain, tidak mungkin terjadi suatu proses pembangunan/pengembangan dalam hal apapun tanpa upaya pengembangan kapasitas bagi pelaku maupun sistem yang mengaturnya. Dalam konteks ini, terminologi kapasitas yang digunakan adalah kemampuan dari seorang, sebuah organisasi atau sebuah sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi dan mencapai tujuan-tujuan pengelolaan keanekaragaman hayati secara efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Lingkungan Hidup bermaksud menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya Nasional “Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia”tentang pengembangan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesiayang difokuskan pada 3 (tiga) dimensi, yaitu tenaga kerja (dimensi SDM), modal (dimensi fisik/infrastruktur), dan teknologi (iptek dan sistem informasi manajemen). TUJUAN Mendorong penguatan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Rumusan strategi pengembangan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia. 2. Rumusan peran para pihak dalam pengembangan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati. MATERI Workshop akan dirancang dalam 2 (dua) sesi presentasi (panel) dengan 2 (dua) paparan pada masing-masing sesi sebagai berikut: 1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 2 (dua) paparan dengan subtema “Pengembangan Riset dan SDM Kehati”, antara lain: 1.1. Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Keanekaragaman Hayati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Peranan/kontribusi riset dan pengembangan IPTEk bagi pengelolaan keanekaragaman hayati. - Perkembangan IPTEK keanekaragaman hayati, potensi dan kendala pengembangannya. - Riset, pengembangan dan rekayasa IPTEKkeanekaragaman hayati yang pernah dilakukan serta kebutuhan riset kedepan. - Urgensi pengembangan IPTEKbagi pengelolaan keanekaragaman hayati. - Peran lembaga pendidikan dan penelitian. - Solusi Kebijakan terhadap tantangan dan kendala perkembangan Riset dan IPTEK kehati
42
b. Pemateri: 1. Dr. Nuramaliyati (Deputi IPH LIPI) 2. Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam) c.
Waktu presentasi: Masing-masing15 menit
1.2. Pengembangan SDMBidangKeanekaragaman Hayati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Kedudukan SDM sebagai salah satu penentu keberhasilan pembangunan. - Pengertian istilah SDM bidang keanekaragaman hayati. - KondisiSDM bidang keanekaragaman hayati saat ini. - Urgensipengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati untuk menjawab kebutuhan yang mendesak dalam mengembangkan kapasitas ilmiah, teknis dan kelembagaan. - Upaya pengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati yang sudah ada dan yang masih dibutuhkan. - Target/sasaran pengembangan SDM. - Prinsip-prinsip dalam pengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati. - Pelaku pengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati d. Pemateri: Prof. Dr. Sambas Basuni (IPB) e.
Waktu presentasi: 15 menit
Moderator: Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo, MS 2.
Sesi II presentasi panel akan menampilkan 2 (dua) paparan dengan subtema “Pengembangan Infrastrukturdan Data Base Kehati”, antara lain: 2.1. Pengembangan Infrastruktur Pengelolaan Keanekaragaman Hayati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Peran infrastruktur dalam mendukung pengelolaan keanekaragaman hayati. - Jenis/bentuk infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati - Deskripsi singkat infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati yang ada saat ini. - Kondisi infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati(ideal vs kondisi saat ini). - Urgensi pengembangan infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati. - Potensi pengembangan. - Pengembangan Taman Kehati, best practice (oleh Bupati G. Kidul) 43
b. Pemateri: - Drs. Jansen Manansang, M.Sc(Direktur Taman Safari Indonesia) - Bupati Gunung Kidul (Taman Kehati) a.
Waktu presentasi: Masing-masing 15menit
2.2. Pengembangan Basis DataKeanekaragaman Hayati a. Ruang lingkup dan pokok bahasan: - Gambaran singkat ketersediaan dan kecukupan data/informasi mengenai keanekaragaman hayati Indonesia saat ini baik menyangkut status ekosistem, spesies flora dan fauna pada kawasan konservasi, termasuk kawasan penyangga dan kawasan lainnya yang mempunyai nilai keanekaragaman hayati tinggi serta sumber daya genetik. - Inisiatif pengadaan dan pengembangan sistem informasi keanekaragaman hayati yang pernah dilakukan (penerbitan seri buku, pembentukan PIKA, BIC, IBIS, NCIC, NBIN, CHM). - Kendala pengembangan basis data keanekaragaman hayati. - Urgensi pengembangan basis data keanekaragaman hayati. - Prinsip penyusunan basis data keanekaragaman hayati. - Mekanisme pembangunan sistem informasi dan pengelolaan basis data keanekaragaman hayati di daerah. - Pemaparan mengenai Balai Kliring Keanekaragaman Hayati (tujuan, sasaran, fungsi, mekanisme mekanisme pertukaran dan pemutakhiran data dan informasi, jejaring, rencana dan strategi balai kliring). - Pemaparan mengenai Balai Kliring Keamanan Hayati (kedudukan, fungsi, prinsip pendirian, informasi minimal yang wajib disediakan, kelembagaan). b. Pemateri: - Ir. Antung Dedy R.,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan (1/III)- KLH) - Akhmat Jauhar Arif (LIPI) c.
Waktu presentasi: Masing-masing 15 menit
Moderator: Prof. Dr. Ibnu Maryanto MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper) Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x 120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari prosiding lokakarya
44
WAKTU DAN TEMPAT Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta PESERTA Workshop akan dilaksanakan denganformat pemaparan materi dan diskusi dalam satu ruangan untuk satu tema tertentu – dari total 5 tema yang dibahas – serta diikuti sekitar ± 40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian, swasta, dan mitra internasional. AGENDA ACARA HARI 2 (Kamis,31 Oktober 2013) WAKTU RUANG 2 09.00 – 10.30
Tema: Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Kehati 1.
Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati Pembicara: 1. Dr. Nuramaliyati (Deputi IPH LIPI) 2. Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam)
Penelitian
dan
2. Pengembangan SDMbidangkehati – rooster of experts Pembicara: Prof. Dr. Sambas Basuni (IPB) Moderator: Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo, MS 10.30 – 11.00
Coffee Break
45
HARI 2 (Kamis,31 Oktober 2013) WAKTU RUANG 2 11.00 – 12.30
1. Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-situ, taman kehati dll Pembicara: -
Drs. Jansen Manansang, M.Sc (Direktur Taman Safari Indonesia) Bupati Gunung Kidul
2. Pengembangan Data Base Kehati (ClearingHouseMechanism) Pembicara: -
Ir. Antung Dedy R. ,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) - KLH) Akhmat Jauhar Arif (LIPI)
Moderator: Prof. Dr. Ibnu Maryanto 12.30 – 13.30
ISHOMA RUANG PLENO
13.30 – 15.00
Pleno: Perumusan Hasil LokakaryaNasional untuk National Summit
15.00 – 15.30
Penutupan
46