BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Manusia membutuhkan relaksasi terhadap tekanan yang dihadapi serta memperkaya pengalaman spiritual dalam hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui kegiatan rekreasi (Hall & Lindzey, 1985). Rekreasi memiliki peran yang besar pada kondisi psikologis seseorang, salah satunya adalah mengembalikan fungsi psikis seseorang yang biasanya ditimbulkan oleh stress akibat pekerjaan dan rutinitas sehari-hari (Atwater, 1983). Ciater, yang terletak sekitar 32 km utara Bandung, terkenal sebagai daerah wisata yang sejuk dengan air panas alami yang berasal dari kawah Gunung Tangkuban Perahu. Selain terkenal dengan sumber air panasnya, Ciater juga terkenal dengan lingkungan perkebunan tehnya, menjadikan Ciater kawasan yang diandalkan bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Subang dari sektor kepariwisataan. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya jumlah wisatawan domestik maupun manca negara yang berkunjung ke Ciater dalam lima tahun terakhir. Akan tetapi, peningkatan jumlah wisatawan ini tidak diikuti dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata, yang mengakibatkan berkurangnya tingkat kenyamanan pengunjung akibat terlalu banyaknya pengunjung terutama pada hari-hari libur. Tingginya minat masyarakat untuk berwisata ke
kawasan Ciater, merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam bentuk peningkatan pelayanan terhadap pengunjung. Sehingga peningkatan jumlah pengunjung tersebut dapat dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang dapat menampung jumlah pengunjung yang datang ke Ciater. Menurut klasifikasi balneologi, air panas Ciater sangat efektif untuk pengobatan kulit dan kelumpuhan. Selain itu cocok juga untuk sarana relaksasi, karena kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air di Ciater akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah serta meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri, serta menenangkan pikiran1. Atas dasar inilah yang menimbulkan gagasan untuk mendirikan hotel resor di Ciater dengan pendekatan Zen. Selain pengunjung bisa mendapatkan pengalaman relaksasi dari sumber air panas yang merupakan sumber daya alam alami di Ciater, juga dipadukan dengan Zen, yang merupakan suatu ajaran yang dikenal sebagai sarana untuk mendapatkan rasa tenang, tentram, dan damai. Melalui gagasan ini, diharapkan dapat mendesain sebuah hotel resor yang benar-benar memberikan rasa rileks kepada pengunjungnya. ‘Zen’ merupakan bahasa Jepang yang berasal dari bahasa Cina Chan’an-na. Zen merupakan suatu ajaran yang lahir dari aliran Buddha Mahayana. Kata Zen sendiri memiliki tiga arti berbeda yang saling berkaitan, yaitu meditasi, pemahaman, 1
http://www.hydro.co.id/?p=1448
dan kenyataan kosmis tertinggi yang merupakan panduan terbaik (Wong Kiew Kit 2004:4). Zen sendiri merupakan suatu ajaran yang menekankan pada kesederhanaan, kepraktisan, dan alam untuk mendapat pencerahan. Filosofi dan praktik Zen saat ini sangat populer dan dikenal sebagai sarana untuk mendapatkan rasa tenang, tentram, dan damai. Prinsip Zen adalah keadaan yang disebut “no mind” atau ketiadaan. Zen merupakan sebuah jalan spiritual yang membantu manusia untuk hidup lebih spontan, gembira, dan kerohanian. Pada ajaran Zen, ada yang disebut dengan “pengajaran dari benda mati”, terdapat hal-hal yang dapat kita pelajari dari objek, bentuk, dan rancangan yang merupakan benda mati untuk membantu kita mendapat pencerahan dan ketenangan (Jack Maguire 2011:182). Hotel resor adalah hotel yang dikunjungi orang untuk berlibur, istirahat dari kegiatan rutin sehari-hari, dan mencari ketenangan. Hotel ini akan menggabungkan sumber daya alam setempat, yaitu air panas, yang memiliki fungsi salah satunya untuk menenangkan pikiran, dengan Zen, sebuah ajaran untuk mencari ketenangan dan keseimbangan diharapkan dapat menarik wisatawan untuk datang dan merasakan sendiri sebuah hotel resor yang secara total memberikan ketenangan, tidak hanya dari fasilitas tetapi juga melalui interiornya.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun masalah-masalah yang timbul dalam perancangan interior hotel resor di Ciater ini adalah: 1) Bagaimana merancang interior hotel resor yang dapat memberikan suasana tenang dan rileks bagi tamu-tamu yang datang melalui pendekatan Zen? 2) Bagaimana menerapkan filosofi Zen menjadi suatu desain dalam ruangan?
1.3 BATASAN PERANCANGAN Merancang fasilitas-fasilitas yang terdapat di hotel resor, diantaranya: o Lobby o Spa o Room Facilities:
Standart Room
Deluxe Room
Suite Room
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari perencanaan perancangan interior hotel resor ini adalah
untuk
menyediakan
suatu tempat
peristirahatan
yang
memberikan
kenyamanan dan ketenangan bagi pengunjungnya dengan memaksimalkan sumber daya alam setempat. Selain itu juga dipadukan dengan suasana interior yang menggunakan filosofi Zen sehingga diharapkan dapat membuat pengunjung yang berada di dalamnya merasa damai dan tentram.
1.5 KONTRIBUSI PERANCANGAN Perancangan interior hotel resor ini dikontribusikan untuk bidang interior. Dengan adanya data-data ini, diharapkan dapat dijadikan referensi dan informasi tentang perancangan interior hotel resor dengan pendekatan Zen.
1.6 PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Pendekatan pemecahan masalah dari masalah yang telah disebutkan diatas adalah dengan melakukan studi mengenai Zen dan penerapaannya pada desain interior yang mengarah pada pola aktivitas yang dilakukan dalam hotel resor.
1.7 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa buku utama yang digunakan
penulis sebagai pedoman dalam
penulisan ini adalah: 1.7.1
The Design Hotel Book
1.7.2
New Hotel Design
1.7.2
Zen Mind, Beginner’s Mind
1.7.3
Bangun! Bangun! Seminggu di Dalam Biara Zen
1.8 KERANGKA PIKIR
Kebutuhan akan rekreasi
Relaksasi
Zen
Aliran agama Buddha
Ciater
Sarana mendapatkan rasa tenang tentram damai
Sumber air panas
Fungsi: Terapi kesehatan Aliran darah menjadi lancar
Teori Zen dalam interior: Simplicity Naturally touch Ornament and purpose Mindfulness Light Colors
Menenangkan pikiran
Hotel resor yang secara total dapat memberi rasa tenang dengan memanfaatkan sumber daya alam setempat serta mencerminkan filosofi Zen dalam setiap elemen interiornya
(Tabel 1.1) Diagram Kerangka Pikir Sumber: Dokumen Pribadi
1.9 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan renovasi interior hotel resor di Ciater ini, antara lain : Bagian awal berisi halaman judul, pernyataan keaslian karya tugas akhir, persetujuan dosen pembimbing tugas akhir, persetujuan tim penguji tugas akhir, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar diagram. Bab satu berisi tentang pendahuluan yang meliputi, latar belakang, perumusan masalah, tujuan perancangan, kontribusi perancangan, pendekatan pemecahan masalah, batasan perancangan, tinjauan pustaka, kerangka berpikir, sistematika penulisan, dan jadwal kerja. Bab dua berisi tentang tinjauan umum yang terdiri dari definisi hotel resor, fungsi hotel, pengelompokan hotel, klasifikasi hotel, sirkulasi hotel, pengertian Zen, dan konsep Zen. Bab tiga berisi tentang tinjauan khusus yang merupakan data dari studi banding yang dilakukan pada Grand Hotel Lembang dan Gracia Spa Resort Hotel. Juga berisi tentang survey terhadap proyek yang akan dirancang yaitu Sari Ater Hot Spring Resort. Bab empat berisi mengenai analisis masalah yang terjadi dalam perancangan hotel resor di Ciater.
1.10
JADWAL KERJA
(Tabel 1.2) Tabel Jadwal Kerja Sumber: Dokumen Pribadi