KATA PENGANTAR
Alhamdulilahi Rabbil `Aalamin, sembah sujud dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan karuni-Nya yang tak terhingga sehingga skripsi ini bisa selesai. Tak lupa Shalawat serta salam saya haturkan kepada Habibullah Rasulullah Muhammad SAW serta para Shahabat yang telah membawa kebaikan kepada umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dari jasa dari berbagai pihak, maka penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membeikan fasilitas serta kenyamanan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pudek 1(bidang akademik), Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang merangkap sebagai ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Drs. Jumroni, M.SI, sebagai pembimbing skripsi yang telah cukup banyak meluangkan waktu, pikiran, juga saran, kritik dan motivasi dalam membimbing
dalam penyelesaian skripsi ini. “Bapak adalah seorang
Guru tapi tidak menggurui saya. I will never forget your contribution Sir, thank you very much !!!
ii
5. Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Hj. Umy Musyarofah. 6. Pimpinan serta karyawan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Perpustakaan Dakwah dan komunikasi yang telah banyak membantu. 7. Kepada pihak Surat Kabar Republika, khususnya
para redaksi rubric
Hikmah yang telah memberikan kemudahan serta bantuan yang tak bisa saya balas, namun apresiasi saya yang tinggi atas Rubrik Hikmah karena masih mempunyai rasa tanggung jawab besar untuk menyebarkan “Hikmah-Hikmah” dari syariat Islam sebagai penerus tugas serta tanggung jawab Nabi kita, Muhmmad SAW. 8. Ibunda saya, HJ. Zuhroh, yang telah memberikan segenap rasa cinta dan kasih sayang yang tak habis-habisnya. 9. Ayahandaku, H. Mastur, terima kasih atas do`anya yang tdak ada hentihentinya. “semoga setelah lulus, RfQ bisa sedikit membantu meringankan beban yang selama ini oleh Ayah, serta ibunda tanggung. 10. Semua saudara kandungku yang telah banyak memberikan bantuan, baik itu bersifat materi atau non-materi. 11. Nadia, yaitu orang
yang selalu memberikan semangat untuk terus
mengerjakan skripsi ini sampai selesai. Selalu menjadi tempat curhat, semoga semua ini akan berakhir dengan baik bagi kita berdua. 12. Semua keluargaku, Encang serta Encing, Nenek ku yang keduanya masih ada, semoga
dipanjangkan umurnya,
disehatkan badannya,
serta
dilapangan rizkinya, dan kedua Kakek RfQ yang telah pergi meninggalkan
iii
kami semua, semoga Allah ampunkan segala kesalahan-kesalahan selama didunia, dan memberikan tempat yang sebaik-baiknya, yaitu Raudhatul Jannah, Amien…. 13. Semua Teman-teman RfQ angkatan 2005 jurusan KPI, khususnya KPI B, Bung Jack, Indra (K-cang), Irfan Big-Boz, Fandi (Makelar Tanah), Rijal, Ade, Jenggot, banyak kenangan yang ngak bakal terlupakan!! Bersama kita belajar, bermain, bersenda gurau, banyak kisah senang dan sedih yang terlalu berharga untuk dilupakan untuk menjadi bagian hidup kita, khususnya dimasa depan. Kapan kita ngumpul lagi di Puncak? 14. Khususnya Achmad Bayhaqi Al-Batawi dan Kardiansyah Al-Palembang, banyak cerita tentang kita yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Susah, senang kita selalu bersama, dalam segala hal. Semoga dengan lulusnya kita dari UIN, namun komunikasi kita tetap terjaga sampai hari akhir, dan semoga masa depan kita menjadi cerah, secerah sinar matahari yang menyinari dunia, masa depan yang selalu kita impikan.
Penulis
Ahmad Rifki
iv
ABSTRAK Ahmad Rifki Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Rubrik Hikmah pada Surat Kabar Republika Edisi 2-28 Februari 2009 ”” Rubrik hikmah adalah rubrik yang berisikan tulisan-tulisan tentang hikmah-hikmah atau pelajaran-pelajaran yang dialami oleh suatu tokoh penting dalam dunia kita, misal Nabi Muhammad SAW, Shahabat, dan lain sebagainya, atau peristiwa suatu hal untuk dijadikan pengetahuan dalam menjalani hidup agar kita lebih baik lagi. Isi atau tulisan rubrik ini akan diteliti manakah pesan yang paling dominan dalam kategorisasi pesan dakwah, yaitu Akidah, Akhlak, serta Syari`ah. Dakwah pada saat ini dapat dilakukan dengan berbagai media massa, termasuk media cetak seperti surat kabar. Dengan melihat urgensi media dalam perkembangan pluralisme, Republika sebagai surat kabar yang tergolong sudah cukup professional telah memenuhi kriteria sebagai surat kabar yang menjanjikan fungsi itu dikalangan umat Islam khususnya, dan umat manusia pada umumnya. Pilihan ini didasarkan pada pilihan edisi yang diangkat pada bulan Februari 2009, untuk mengetahui bagaimana surat kabar Republika sebagai sebuah media massa yang dikenal Islami ini menyampaikan sebuah pesan yang disuguhkan kepada khalayak, penelitian ini hendak menguak pesan tersebut adakah sinkronisasinya dengan konflik yang terjadi di jalur Gaza, yaitu antara Palestina dengan Israel yang diangkat sebagai judul skripsi mengenai Analisis Isi Pesan Dakwah Rubrik Hikmah Edisi Februari 2009 dalam hal pluralisme antar Negara. Faktor konflik Palestina-Israel semuanya berawal pada sejarah. Yaitu masing-masing pihak yakin bahwa mereka adalah umat pilihan yang sesungguhnya. Dan Palestina-Israel saling mengklaim bahwa tanah Palestina merupakan hak mereka masing-masing karena merupakan tanah pemberian dari Tuhan yang mereka yakini masing-masing dari sejak dahulu kala hingga sekarang ini Metode yang digunakan dalam menganalisis isi pesan pada penelitian ini adalah metode analisis isi berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Klaus Krippendorf. Untuk itu, mau tak mau wacana pluralisme harus disosialisasikan untuk mencegah konflik vertikal terjadi lagi, dan sarana yang paling efektif dan efisiensi tentu saja melalui media massa. Didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pesan dakwah yang diteliti yaitu pesan Akidah mendapat prosentase sebesar 19%, pesan Akhlak sebesar 45%, sedangkan pesan Syariah sebesar 36%. Dapat disimpulkan bahwa pesan yang paling dominan dalam rubrik Hikmah yaitu pesan Akhlak dengan prosentase 45%. Dengan Akhlak yang baik, maka tak mungkin pluralisme tidak hanya menjadi wacana internasional saja.
v
DAFTAR ISI ABSTRAK...............................................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................v DAFTAR TABEL................................................................................................vii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......…………………………………………. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……..…………………………. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………............. 7 D. Metode Penelitian……………………………….............………….... 8 E. Sistematika Penulisan……………………………………........…..... 13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hal-hal Mengenai Media Massa........................................................... 13 1. Sejarah Media Massa……………………....…………………… 13 2. Macam-Macam Media Massa………………………………....... 15 3. Fungsi Media Massa……………………………….........………. 19 B. Surat Kabar Sebagai Media Dakwah………………………………… 20 1. Pengertian Surat Kabar................................................................. 21 2. Pengertian Rubrik...…………………………………………...... 22 C. Pesan dan Pesan Dakwah……………………………………………. 22 1. Pengertian Pesan……………….………………………………. 22 2. Pengertian Dakwah……..……………………………………… 25
vi
3. Pengertian Pesan Dakwah……………………………………… 25 4. Jenis dan Sifat Pesan………………………………………… .. 29 5. Strategi Pesan………………………………………………… . 30 6. Perencanaan Pesan…………………………………………….. 31 BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG RUBRIK HIKMAH
A. Profile Surat Kabar Republika……………………………………... 33 B. Visi dan Misi Surat Kabar Republika………………......................... 36 C. Strukutur Organisasi Surat Kabar Republika...................................... 37 BAB IV
FREKUENSI PESAN DAKWAH DALAM RUBRIK HIKMAH
A. Frekuensi Pesan Akidah, Akhlak, dan Syariah dalam Rubrik Hikmah………………………………….........…………………........41 B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Pesan Dakwah Akidah, Akhlak,
serta
Syariah
dalam
Rubrik
Hikmah
Harian
Republika……………………………………………………….........42 C. Keterkaitan Antara Pesan Rubrik Hikmah dengan Konflik PalestinaIsrael.....................................................................................................50 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………….…………………..............56 B. Saran-saran ………………………………....…………………..........57 DAFTAR PUSTAKA ...………………………………………………………...... LAMPIRAN …………………………………………………………………….....
vii
DAFTAR TABEL
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
“JUDUL TABEL”
Hal. Tabel
Frekuensi Isi Pesan Dakwah dalam Rubrik Hikmah…………. Rincian Hasil Analisis Isi Pesan Akidah……………………… Koefesien Reabilitas antar juri Analisis Isi Pesan Akidah…..... Rincian Hasil Analisis Isi Pesan Akhlak……………………… Koefesien Rincian Hasil Pesan Akhlak……………………….. Rincian Hasil Analisis Isi Pesan Syariah……………………… Koefesien Reabilitas Antar Juri Pesan Syariah……………….. Hasil Analisis Semua Kategori Pesan………………………… Koefesien Reability Antar Juri…………………………………
viii
41 43 43 46 46 49 49 50 50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ”Perang agama melanda dunia”, begitulah kira-kira salah satu tema besar dimedia massa dunia pada beberapa bulan lalu, tak terkecuali Indonesia, baik antar suku, bahkan juga ada perang agama antar Negara yang terjadi antara Palestina dengan Israel. Ironis memang sungguh fenomena ini, umat beragama saling pukul, bahkan mengambil hak orang lain, dan yang lebih menyedihkan sering memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Keyakinan yang terbangun bahwa agama membawa keselamatan bagi umat manusia ternyata mentah dilapangan. Karena keselamatan hanya dimiliki serta dimonopoli oleh pemeluknya sementara, bagi umat lain ia adalah petaka. Namun, sebetulnya tidak fair juga mengembalikan penyebab konflik antar umat beragama kepada agamanya. Agama dituduh sebagai dalang atas terjadinya bentrok pengikutnya dengan agama lain. Ada sebab diluar agama yang deterministik dan dominant dalam suatu kasus, terutama faktor ekonomi serta kepentingan-kepentingan tertentu dalam hal politik. Meski begitu kita juga tak bisa menutup mata bahwa ada sisi agama yang bisa menjadi pemicu terjadinya konflik tersebut. Keyakinan berlebihan bahwa agamanyalah yang paling benar barangkali menjadi aktor utama. Pandangan yang melihat “kebenaran” agama sendiri bersifat mutlak, sedangkan agama-agama lain itu tidak benar. Sehingga konsekuensinya umat agama lain harus dihimbau untuk masuk kebenaran dalam agama sendiri.
1 ix
Dikalangan Kristen, pandangan ini banyak ditemukan dikalangan penganut paham fundamentalisme yang gemar menampilkan ayat-ayat pada AlKitab
yang didalamnya yesus berkata “aku adalah jalan dan kebenaran dan
kehidupan, tidak seorang pun sampai kepada bapak kecuali melaui aku”, atau kutipan pernyataan
bahwa metode Satipattahana adalah ”satu-satunya jalan”
menuju pembebasan (satipattahana-sutta) atau mengutip pernyataan
dari
mahaparinibbani-sutta bahwa ajaran Budhalah yang mengandung empat kebenaran suci dan jalan suci berunsur delapan, sampai satu-satunya ajaran yang dapat membawa kepada pembebasan.1 Untuk umat Islam, dalam ceramah-ceramah agama seringkali kita mendengar da`i atau mubaligh yang mengutip ayat “sesungguhnya agama yang diridhai oleh Allah SWT adalah Islam”
!" +,-./ % &'()* #$ 5'67# 3 !'4 23 01 ;<=!>4 ☺:.4 8'./ D 4 ?@ABD 3 KL +M.N ;IDJ+E $ EFGH8 OPQR “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” (Ali-Imran, ayat 19)
1
Sukidi, Teologi Inklusif Cak Nur, (Jakarta;kompas, 2001), Hal. 13
x
Ayat ini ditafsiri bahwa Islamlah agama yang paling benar, sementara agama diluar Islam adalah salah, kafir. Untuk itu mereka harus di Islamkan dan seandainya mereka tidak bersedia mau tak mau harus kita perangi. Ini didasarkan pada ayat lain, “ Tidak akan ridha orang Yahudi dan Nasrani sampai kamu mengikuti agama mereka”, Al-Baqarah, ayat 120.
;W&XYJ./ V ST U?@H( 3H/
I`]aH( ST]^ _ [@+\/ Z1 [ '6 0F ?c'# ?5XY☺b RgRH/ [ e8f &'6 5'67 &!6* +!'V( "3 ⌧i7# 3 [#$ !'4 "3 VH/ E K8'./ OPoKR mJ@-\n Z1 jFkj 3 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”
Dalam ayat ini jelas bahwa dikesankan bahwa mereka tidak bisa toleransi terhadap umat Islam untuk memeluk sampai mereka memeluk agama keduanya, yaitu agama mereka. Tentu saja exclusifisme seperti ini amat berbahaya bagi pluralitas agama yang menjadi ciri khas Negara kita. Negara ini diakui sebagai negara dengan pluralisme agama yang mengesankan dan sekaligus bisa membina pluralisme agama bagi Negara lain. Dengan sangat jujur kita perlu mengakui bahwa ketika kita berbicara seputar dakwah diera globalisasi, kembali kita memotret keberhasilan dakwah Nabi Muhammad dalam menyiarkan ajaran Al-Qura`an dan Al-Hadits pada
xi
segenap stratafikasi masyarakat zaman, tanpa alat teknologi yang menyertainya. Rahasia keberhasilan Nabi terletak pada satunya lisan serta perbuatan sehingga melahirkan budi pekerti yang luhur. Karena secara sadar diakui bahwa Nabi SAW adalah seorang teladan figur da`i yang handal dalam sepanjang sejarah Islam 2. Ironisnya, kemajuan zaman serta kecanggihan alat informasi belum mampu menyaingi keberhasilan yang pernah dicapai oleh pencetak kota madani ini. Namun hal tersebut bukan menjadi suatu alasan bagi umat Islam khususnya para da`i untuk menyerah berinovasi seputar strategi dakwah dan selalu berupaya tertantang mencari strategi baru untuk merangkul umat manusia menuju jalan keshahihan. Dalam konteks hubungan antar agama rentetan konflik yang terjadi di beberapa belahan dunia beberapa waktu lalu menjadi bukti dari apa yang telah dipaparkan diatas. Berangkat dari asumsi ini, sangat urgen saat ini untuk melakukan “pembumian” wacana pluralisme yang mengusung toleransi dan inklusifisme beragama yang berakar dari agama masing-masing dikalangan bawah. Karena wacana tersebut terlalu elitis, hanya dikonsumsi oleh golongan intelektual saja. Sementara dikalangan kebawah sama sekali tidak tersentuh. Ia ‘tercipta’ dan ‘bergerak’ hanya pada level elit intelektual, tidak mengakar pada masyarakat kebawah. Proses penciptaan, pematangan serta penyebaran wacana pun lebih banyak bergerak disekitar level elit ientelektual semata.3
2
Musdah Mulis dkk, Dakwah dan Globalisasi (siklus dakwah jawaban terhadap Globalisasi), (Jakarta: Elsas,2002), Hal. 3 3 Sukidi, Tinjauan Islam atas Pluralime Agama, Kompas, 18 Juni 2002)
xii
Ini agak aneh memang, mengusung wacana di elit politik intelektual, yang sebenarnya pada ranah ini, bukan sama sekali problem yang serius. Bukankah, misal toleransi, inklusifisme serta pluralisme dikalangan intelektual kita sudah menjadi “pandangan bersama”? jadi, what`s problem? Justru pada kalangan bawah yang rentan untuk diprovokasi sentiment keagamaannya, terutama dikalangan umat Islam, wacana ini penting untuk ditanamkan. Untuk itu, mau tak mau wacana ini harus disosialisasikan untuk mencegah konflik vertical terjadi lagi, dan sarana yang paling efektif dan efisiensi tentu saja melalui media massa. Dimana saat ini ,media telah menjadi sumber dominan, bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga untuk masyarakat dan kelompok semata kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif.4 Komunikasi dengan media massa dewasa ini
menurut para ahli
komunikasi sangat besar pengaruhnya dalam membantu merubah masyarakat. Eksistensi media massa pada saat ini seperti tv, radio, surat kabar, majalah serta media massa lainnya, Soejono Soekanto berpendapat “Perubahan pada masyarakat dunia ini merupakan gejala normal yang pengaruhnya menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia lainnya berkat adanya komunikasi yang modern5. Dengan
melihat urgensi media dalam perkembangan pluralisme,
Republika sebagai surat kabar yang tergolong sudah cukup profesional telah memenuhi kriteria sebagai surat kabar yang menjanjikan fungsi itu dikalangan umat Islam khususnya, dan umat manusia pada umumnya. Pilihan ini didasarkan 4
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta; 1996), Hal. 3 Soejono Soekanto, Sosiologi Pengantar, (Jakarta; Rajawali Pers,1982), Cet.ke-1, Hal.
5
305
xiii
pada pilihan edisi yang diangkat pada bulan Februari 2009, untuk mengetahui bagaimana
surat kabar Republika sebagai sebuah media massa yang dikenal
Islami ini menyampaikan sebuah pesan yang disuguhkan kepada khalayak, penelitian ini hendak menguak pesan tersebut adakah sinkronisasinya atau hubungan dengan konflik yang terjadi di jalur Gaza, yaitu antara Palestina dengan Israel yang terjadi pada bulan Januari-Februari 2009 untuk diangkat sebagai judul skripsi mengenai Analisis Isi Pesan Dakwah Rubric Hikmah Edisi Februari 2009 dalam hal pluralisme antar Negara, dan alas an ini yang membedakan dengan penelitian analisi isi pesan lain.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah. 1. Batasan Masalah Pada penelitian ini hanya dibatasi pada isi pesan rubrik Hikmah pada surat kabar Republika edisi Februari 2009 yang mengandung kategori pesan dakwah, yaitu Akidah, Akhlak, serta Syariah. Yang berjumlah 24 edisi selama Februari 2009 sebanyak 24 edisi. 2. Rumusan Masalah Pada penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut; 1. Kecendrungan
pesan Akidah, Akhlak, serta Syariah dalam rubrik
Hikmah? 2. Apa saja kecendrungan sub kategori pesan Akidah, Akhlak, serta Syariah? 3. Pesan dakwah apa saja yang paling dominan dalam kategori Akidah, Akhlak, serta Syariah?
xiv
4. Adakah sinkronisasi (hubungan) antara isi pesan yang disampaikan Rubrik Hikmah dengan konfilk Gaza yang terjadi pada waktu yang sama, yaitu bulan Februari 2009?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian A. Untuk mengetahui seberapa besar pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam isi pesan rubrik Hikmah pada Surat Kabar Republika. B. Untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominant dan menjadi pesan utama dalam rubrik Hikmah. C. Apakah ada keterkaitan antara pesan yang disampaikan rubrik Hikmah pada surat kabar Republika edisi Februari 2009 dengan tragedi peperangan antara Palestina dengan Israel dalam hal pluralisme.
2. Sedangkan Manfaat dari Penelitian ini adalah : A. Secara Akademis Untuk dapat memberikan kontribusi yang positif pada khasanah keilmuan dalam bidang dakwah melalui media cetak, yaitu surat kabar sebagai penyebar informasi.
B. Secara Praktis Guna menambah wawasan juru dakwah, mengenai bagaimana mengemas pesan dakwah menjadi sebuah kemasan yang menarik dengan pemanfaatan secara
xv
maksimal melalui media cetak. Dan bagaimana menyikapi pliralisme pada saat ini. Karya ilmiah ini juga diharapkan dapat menarik penelitian lain, khususnya mahasiswa untuk mengembangkan penelitian dalam karya ilmiah lanjutan tentang masalah serupa, serta dapat mengambil langkah-langkah strategis dalam melakukan kegiatan dakwah melalui media cetak ataupun media lainnya, yang lebih sempurna dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan bentuk atau analisis yang sama.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi pesan (content analisis) yang merupakan teknik penelitian ini memperoleh gambaran isi pesan yang ada dalam rubrik yang akan diteliti. Penelitian ini juga akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Agar penelitian ini menjadi objektif dan sistematik, maka untuk membantu dan memonitoring penelitian ini, penelitian ini dibantu oleh tiga orang juri Selain itu, metode penelitian juga menggunakan juri (koder) yang akan menghasilkan kesimpulan sementara (hipotesis) lalu diujikan dan dirumuskan dengan rumus Coefesient Reability hasil dari pengkoderan.
xvi
Data yang terkumpul yang didapatkan akan dihitung dengan menggunakan rumus Hostly, yaitu:6 Komposit Reability
:
N (Antar Juri)
1 + (N-1) (x Antar Juri) 1. Subjek dan Objek Penelitian.
2. Subjek dan Objek Penelitian. Subjek pada penellitian ini adalah surat kabar Nasional yaitu Republika yang dibatasi oleh edisi 2-28 Februari 2009. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah rubrik Hikmah yang terdapat di halaman depan bawah (pertama) dalam surat kabar Republika.
3. Definisi Operasional Pesan Dakwah 1. Pesan Akidah. Pesan Akidah pada bahasan penulisan ini adalah pesan-pesan yang menyangkut dengan tulisan paragraph yang berisikan pokok-pokok atau dasardasar kepercayaan tentang hal yang berkaitan dengan Rukun Iman serta Rukun Islam. Adapun materi pembahasannya tidak hanya menyangkup pada poin-poin yang diimani saja, akan tetapi juga mencakup pada materi dawkah yang membahas mengenai hal-hal yang dilarang. Misalnya syirik yaitu menyekutukan adanya Allah Rabbul Izzati, mengingkari Allah dan sebagainya. Sesuai dengan firman Allah dalam SURAT AL-ANBIYA AYAT 25 6
Jumroni, Metode Penelitian komunikasi, (Jakarta,: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.ke-1,
Hal. 76
xvii
Dari firman yang diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Rukun Iman terdiri dari Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, dan Iman kepada Hari Akhir, serta Iman kepada Qadha dan Qadar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pesan akidah adalah pesan yang berkaitan dengan Rukun Iman.
2. Pesan Akhlak. Pesan Akhlak dalam bahasan ini adalah tulisan yang berisikan tentang sikap-sikap atau perbuatan-perbuatan manusia baik yang bersifat vertical dan horizontal. Maksudnya yaitu suatu perbuatan atau sikap atau etika kita sebagai manusia sebagai makhluk social kepada sesame (vertikal), dan kita mansusia sebagai hamba Tuhan yaitu Allah SWT (horizontal).
3. Pesan Syariah. Sedangkan pesan Syariah pada penulisan ini adalah suatu pesan dakwah yang berisikan peraturan atau tata-cara serta etika kita, norma-norma Ilahi yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam sekitar, yang terbagi menjadi dua, yaitu; 1.
Ibadah sebagai bentuk dari norma hubungan manusia dengan Tuhannya, dan tata-cara yang sudah ditentukan oleh Allah SWT kepada Rasul Nya secara rinci kajian tentang ibadah ini berkisar pada pada masalah thaharah, shalat., puasa, zakat, dan lain-lainnya.7
7
E. Hasan Shaleh, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan Wawasan, ISTN, Jakarta, 2000, Cet.ke-2, Hal.56
xviii
2.
Muamalah merupakan bentuk norma hubungan manusia dengan manusia lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, hokum, dan lain-lainnya.8
4.
Teknik Pengumpulan Data. a. Observasi. Mengadakan pengamatan langsung melalui media yang bersangkutan.
Dalam hal ini dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek penelitian yaitu, pesan-pesan dakwah didalam rubrik Hikmah pada surat kabar Republika. b. Dokumentasi Langkah-langkah pendokumentasian yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan objek penelitian mengumpulkan data-data berupa buku-buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, dan lainnya, kemudian yang dibutuhkan selanjutnya adalah dilakukan pengkategorisasian yang sebagaimana yang telah disebutkan pada kategorisasi isi pesan seperti diatas. c. Kooding (Kooding Sheet), Yaitu tabel yang berisi kategori-kartegori pesan dakwah yang menjadi objek penelitian. Fungsi dari kooding sheet ini untuk mengamati objek penelitian yang terdapat dalam subjek penelitian. Kooding sheet dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan.
8
Ibid. Hal. 56
xix
5.
Teknik Analisa dan Pengolahan Data. Penulis menggunakan metode analisis isi dalam penelitian ini, dengan
teknik perbandingan pesan. Yaitu dengan membandingkan sumber pesan yang sama pada waktu yang berbeda, yang akan menghasilkan kecendrungan isi. Hasil kesimpulan itu didapat dari ketiga juri yang akan menghasilkan kesimpulan sementara (hipotesis) lalu diujikan dan dirumuskan dengan rumus Coefesient Reability hasil dari pengkoderan.
Dalam pengolahan data, hal yang perlu dilakukan adalah; 1. Pengkategorisasian terhadap data-data yang telah dikumpulkan 2. Memasukan data kedalam kooding sheet yang telah dibuat oleh peneliti sesuai dengan kategori yang ditentukan, 3. Kemudian melakukan perhitungan
dan menganalisa data pesan-pesan
dakwah yang terdapat pada rubric hikmah, 4. Setelah itu, melakukan perhitungan hasil data dengan menggunkan rumus yang telah ditentukan.penelitian dilakukan dengan menganalisa tiap edisi rubrik Hikmah dengan menggunakan juri. 5. Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari juri akan diamati, dihitung, dan diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan untuk mengetahui koefesien reabilitas setiap juri, antar juri 1 dan 2,1 dan 3,serta 2 dan 3.
xx
E. Sistematika Penulisan. Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga tampak adanya gambaran yang terarah, logis, dan saling berhubungan satu sama lain, maka penulisan ini disusun dalam lima bagian atau bab; BAB I : Pendahuluan, Berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah , Tujuan serta Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : Landasan Teori, Berisikan Pengertian Pesan dan Pesan Dakwah, Strategi dan Perencanaan Pesan, Pengertian Rubrik dan Surat Kabar, Surat Kabar dan Dakwah, dan Peran surat kabar sebagai media dakwah. BAB III : Gambaran Umum Tentang Rubrik Hikmah, Profile Rubrik Hikmah, Tujuan Rubrik Hikmah, Posisi Kolom Rubrik Hikmah, Faktor Penghambat dan Pendukung, Struktur Organisasi Dalam Rubrik Hikmah. BAB IV :
Frekuensi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Hikmah, membahas tentang Frekuensi pesan Akidah, Akhlak, dan Syariah dalam Rubrik Hikmah, Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Sub Katregori Pesan Dakwah Akidah, Akhlak, serta Syariah dalam Rubrik Hikmah Harian Republika.
BAB V : PENUTUP, yang Kesimpulan, dan Saran-saran.
xxi
berisi
tentang
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hal-hal mengenai Media Massa. 1. Sejarah Media Massa Berbicara tentang sejarah media massa, tidak bisa dilepaskan dari nama Gutenberg, seorang ahli dari Jerman. Pemilik nama lengkap Johannes Gutenberg ini menemukan mesin cetak (press) yang akhirnya digunakan untuk mencetak Bible (Kitab Suci). Ini terjadi pada tahun 1453. Sebelumnya, Gutenberg menulis secara manual, kitab-kitab suci tersebut. Namun dengan bantuan mesin cetak, kitab suci yang dihasilkan jauh lebih banyak.
Sebelum ada revolusi Gutenberg, buku-buku di Eropa disalin dengan menggunakan Manu Script. Selain memakan waktu yang lama, harga buku-buku tersebut tergolong mahal dan hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang mampu. Dengan ditemukannya mesin cetak, perkembangan ilmu dan pengetahuan waktu itu semakin pesat, bahkan tidak hanya untuk bangsa Eropa saja tetapi juga sampai ke Timur Tengah. Melalui buku-buku yang dicetak pada waktu itu, minat baca masyarakat menjadi tinggi. Kitab Suci yang awalnya ditulis manual oleh Gutenberg saat itu juga dicetak dengan bahasa lain, tidak hanya bahasa latin. Ini yang akhirnya membuat gerakan kaum protestan.
Ide surat kabar juga berkembang di Eropa, khususnya di Inggris dan Amerika Utara. Tahun 1702 muncul Daily Courant lalu Revue pada tahun 1704.
xxii 14
Sedangkan di Amerika, surat kabar baru terbit setelah beberapa tahun Amerika mencapai kemerdekaannya (1776). Namun pada awalnya, surat kabar hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Secara fisik, bentuk surat kabar pada saat itu masih sangat sederhana dan menggunakan biaya yang sangat murah, tetapi jangkauannya meluas. Pada tahun 1830, surat kabar sudah mewabah di New York. Ini adalah saat kejayaan surat kabar yang akhirnya mewabah ke seluruh pelosok dunia.
Pada pertengahan abad 19, ditemukan sebuah alat komunikasi yang dinamakan telegraf. Meskipun saat itu, telegraf bukan sebagai bentuk komunikasi massa, namun telegraf merupakan alat dasar untuk membawa pengetahuan manusia ke media massa elektronik. Telegraf ini dikembangakan di Inggris dan Amerika. Setengah ada setelahnya, ditemukan pula telepon oleh Graham Bell. Beberapa dekade kemudian, percobaan-percobaan mulai dilakukan, akhirnya pada tahun 1895, Auguste dan Louis Lumiere menemukan alat yang bernama Sinematografi, alat pemutar film. Pada awalnya, film yang dipertontonkan adalah film pendek tentang kehidupan manusia sehari-hari.
Selama
bertahun-tahun,
para
ahli
dan
penemu
tersebut
selalu
mengembangkan penemuan-penemuannya. Sekaligus mendirikan tempat-tempat penunjang yang terkait dengan penemuannya. Misalnya saja, pembuatan stasiun televisi BBC dan pembuatan stasiun-stasiun radio, baik swasta maupun pemerintah; percetakan surat kabar dan majalah. Bahkan pada tahun 1970 mulai dikembangkan internet. Teknologi multimedia juga terus dikembangkan, mulai
xxiii
dari film (VCD/DVD), informasi online, teknologi seluler dan sebagainya. Hingga kini inovasi multimedia terus dikembangkan. (dari berbagai sumber).9 2. Macam-macam Media Massa Berikut ini media media komunikasi massa yang digunakan untuk menunjang aktifitas dakwah dalam praktek kehidupan sehari-hari yang biasa disebut media cetak dan elektronik. Media massa. 2. A. Surat kabar Juga yang biasa sering disebut dengan Koran, merupakan suatu kekuatan ekonomi dan sosial yang sangat penting dalam masyarakat. Pada awal perkembanganya surat kabar di Italia yang disebut dengan Posted Buletins tumbuh dengan bertahap dari bentuknya yang sederhana, lembaran-lembaran yang dipublikasikan secara local hingga bentuknya tersusun rapi seperti surat kabar saat ini. Dalam jumlah halaman yang banyak dengan radiasi publikasi sampai tingkat internasional. Menjelang abad-20, dunia persuratkabaran mendapat kredibilitas yang amat baik lewat pembentukan suatu organisasi yang professional secara bertahap perubahan itu terjadi, hingga surat kabar akhirnya membentuk pers assosiasion yang cukup besar bagi perusahaan pers terus berupaya melakukan perubahanperubahan. Sehingga ditemukannya cara dan gaya baru, khususnya sistem pengelolaan pers, sehingga harga media ini terus meningkat.
9
Http// Google, Tgl-18-05-09, jam 21.35 Pm
xxiv
2. B. Majalah. Majalah mulai berkembang pada abab-19, ketika media tersebut hadir sebagai media hiburan, karena pada saat itu tv maupun radio belum banyak dikenal orang. Pada tingkat tertentu, perkembangan majalah baik dari aspek kualitis maupun kuantitas penerbitannya, telah mendorong semkin majunya budaya komunikasinya masyarakat sebab bahan bacaan dapat dijadikan ukuran stratafikasi masyarakat maju, masyarakat informatif, dan masyarakat yang tidak pernah puas dengan menerima berita hanya dari mulut ke mulut saja. Ada beberapa faktor yang biasanya dijadikan pertimbangan oleh suatu perusahaan majalah dalam menentukan stratafikasi orienatsi misalnya, loyalitas pembaca, kompetisi pasar, hinngga kondisi sosial ekonomi masyarakat baca.
2. C. Buku. Pada awal perkembangannya buku hanya merupakan lembaran panjang yang pada kedua ujungnya dipasang kayu kecil, yang memungkinkan lembaran itu mudah dibukukan dan diguling. Naskah tersebut memuat pesan-pesan dari sang penulis yang ditulis scara bersambung dan tidak terpotong-potong oleh batas halamannya sebagaimana yang kita lihat. Buku menawarkan informasi tentang ilmu pengetahuan buku menjadi sumber hiburan bagi para pembacanya, buku teman yang paling dekat dengan penggemarnya. Jurnalistik buku kini telah menempat posisi penting bagi para pembacanya, Jurnalistik buku kini telah menempat posisi penting sebagai sumber segala informasi yang bersifat hiburan, hingga yang bersifat ilmiah. Dari segi
xxv
bentuknya buku menampilkan yang terbaik bagi para pembacanya, seperti personal book, foto novel dan lain sebagainya. Bahkan untuk dapat menarik minat para pembacanya kini buku telah dilengkapi dengan ilustrasi gambit serta foto. Sehingga nampak seperti halaman majalah yang tebal.
2. D. Radio Secara histories, radio pertama kali mengudara pada tahun 1892, dengan menggunakan suatu proses yang disebut dengan induksi. Berawal dari sebuah experiment yang dilakukan oleh Guglielmo pada tahun 1895 di Italia. Dengan menggunakan transmisi yang sangat sedehana ia mengirimkan sinyal dari sepanjang pinggiran perbukitan dekat rumahnya. Meskipun dunia elektronik melancarkan kegiatanya dengan cara mempengaruhi opini media dengan cara mengunjungi jutaan manusia
lewat
infomasi dan hiburan, pada abad-20 mulai mengisyaratkan lahirnya informasi dan teknologi elektronik. Kelahiran dunia informasi ini telah merubah pola konsumsi informasi masyarakat. Kebiasaan masyarakat dalam menyantap bahan cetak berubah karena perubahan kegiatan dengan menambah
waktu lebih lama
mendengarkan radio. Radio memang banyak memiliki kelebihan, ia memiliki kesederhanaan bentuk (portability) dan kemampuannya yang dapat menjangkau sertaip individu yang berbeda yang melakukan kegiatan yang berbeda sekali pun atau bahkan sedang menikmati media massa yang lain.
xxvi
2. E. Televisi. Televisi telah diperkenalkan oleh public pada acara pameran dunia sekitar tahun 1939, dalam banyak hal telelvisi memang
memiliki ciri khusus yang
berbeda dari jenis atau bentuk media lainnya. Sajian gandanya, seperti suara serta gambar, telah mengantarkan media ini pada posisinya yang khas dan menarik. Televisi sangat efektif dalam kepentingan dakwah, karena kemampuannya yang dapat menjangkau wilayah yang luas dengan gambar serta suaranya, sehingga pesan dakwah dapat dimengerti dan dipahami isinya.10 Dakwah melalui berbagai macam media diantaranya, media-media yang telah disebutkan oleh penulis diatas, hal ini untuk lebih memudahkan dalam proses dakwah yang seperti kita ketahui bahwa dakwah adalah kewajiban dari setiap manusia atau lembaga yang bertujuan untuk merubah sikap seorang dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang kurang baik menjadi sangat baik dalam ridhonya Allah SWT.
2. F. Film. Adalah suatu komunikasi massa yang dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The srtory of Crime’ di Prancis, film biasanya mempunyai informasi yang teratur, sehingga menarik untuk dinikmati, ini dikarenakan perencanaan film yang biasanya cukup matang mulai dari naskah, scenario, serta aktingnya.
10
Mafri Amir, Etika Komunikasi dalam Pandangan Islam,( Jakarta; logos,1992) cet.ke2
xxvii
Film yang biasanya diputar dibioskop pada dasaranya bersifat komersial, namun film juga dapat digunakan sebagai media dakwah dengan memasukan nilai-nilai atau ajaran dalam skenario atau naskah, shooting serta aktingnya dalam sebuah film.11 2. G. Internet. Adalah sebuah media massa yang masih cukup baru di Indonesia, internet baru dimanfaatkan sekitar tahun 1996. seseorang yang mempunyai komputer dapat berkomunikasi dengan tersambungnya jaringan computer dengan komputer lainnya melalui satelit. Penyiaran informasi melalui internet tidak hanya suatu lembaga yang bergerak menyiarkan informasi saja, akan tetapi juga perseorangan.
3. Fungsi Media Massa. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bahwa terdapat banyak macammacam media massa, mulai dari yang cetak sampai yang berteknologi canggih seperti media elektronik. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi dari media massa tersebut, yaitu ; I.
To inform (menyiarkan informasi). Fungsi ini merupakan fungsi utama pers atau media massa bagi para pembaca yang memerlukan informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa yang ada dimuka bumi ini baik informasi yang bersifat hiburan, ajaran suatu agama, gagasan, ide, pikiran, dan lain sebagainya.
II.
To educate (mendidik). Fungsi ini juga merupakan fungsi yang amat vital bagi khalayak luas sebagai pengguna. Bagaimana tulisan di surat kabar atau majalah atau media massa lain
11
yang memuat tulisan tentang berbagai
Ibid hal. .28
xxviii
pengetahuan umum atau pun pengetahuan agama yang sangat membantu para pengguna. III.
To entertain (menghibur). Fungsi ini merupakan fungsi yang memuat beritaberita (hard news), isi surat kabar, atau media massa lain yang menyajikan berita-berita atau tayangan-tayangan yang bersifat menghibur.
IV.
To influence (mempengaruhi). Fungsi ini yang menyebabkan pers atau meda massa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini juga menyebabkan Napoleon Bonaparte pada massa jayanya mengatakan bahwa ia lebih takut kepada empat media massa, dalam hal ini adalah surat kabar dibanding dengan seribu pasukan bersenjata lengkap.
Sebagai media dakwah, fungsi ini menyebabkan pers atau media massa memiliki peranan penting dalam menjaga keutuhan umat beragama, mengingat Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragaman (Bhineka Tungga Ika) yang tidak hanya dalam hal suku dan budaya saja, melainkan dalam agama, dan ajaran serta aliran-aliran. Melihat fungsi pers atau media massa diatas, dapat kita lihat bahwa adanya proses yang sejalan dengan keberhasilan dakwah. Dengan segala keutuhan dan kelebihan yang dimiliki oleh surat kabar, penulis meyakini bahwa melalui surat kabar dakwah akan lebih efektif serta efisien karena menjangkau ke seluruh pelosok nusantara.
B. Surat Kabar sebagai Media Dakwah. Dengan perkembangan zaman, teknologi dan percepatan pertumbuhan penduduk di dunia, telah menuntut akan kecepatan informasi yang harus disampaikan dan dicerna oleh semua kalangan. Diawal abad-20 surat kabar merupakan satu-satunya bentuk komunikasi massa yang mampu meraih
xxix
kredibilitas yang dengan pembentukan suatu organisasi
professional yang
akhirnya tumbuh dan berkembang serta membentuk suatu persatuan dunia massa atau disebut dengan Press Assosiation.12 Berdakwah melalui surat kabar dapat menyentuh seluruh lapisan, karena surat kabar dapat diakses oleh siapa saja, dimana saja serta kapan saja. Mengingat kebebasan masyarakat dalam memperoleh informasi saat ini telah terbuka lebih pasca era reformasi 1998. Dakwah disurat kabar tidak hanya bersifat keislaman saja, akan tetapi dapat berupa pendidikan ilmiah, informasi atau sekalipun yang bersifat menghibur karena Islam memiliki toleransi yang sangat luas bagi para pemeluknya untuk memahami sesuatu. 1. Pengertian Surat Kabar. Surat kabar dalam KBBI mengandung arti lembaran kertas bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya, terbagi dalam kolom-kolom (8-9 kolom), yang terbit setiap hari atau periodic.13 Menurut Astrid S. Susanto surat kabar adalah pemberitaan tentang keadaan dan perkembangan. Yang memungkinkan orang lain memperoleh gambaran tentang pendapat umum, sekaligus dengan pemberitaannya, surat kabar mencerminkan aliran-aliran psikologi dan pendidikan umum setiap harinya.14 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa surat kabar mempunyai arti sebagai lembaran dan kertas-kertas
yang berisi berita, terbagi dalam kolom-
12
Ibid, Hal. 88 Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-3, hal. 28 14 Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung; Bina Cipta, 1998), Cet.ke. 3, hal.28 13
xxx
kolom, terbit setiap hari atau periodic dan dipublikasikan baik secara lokal atau internasional. 2. Pengertian Rubrik. Dalam KBBI, rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam surat kabar, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Komaruddin, rubrik adalah kepala karangan, bab, atau fasal. Didalam surat kabar atau majalah rubrik sering diartikan sebagai “ruangan” misalnya rubrik tinjauan luar negeri, rubrik ekonomi, rubrik olah raga, dan lainnya.15 Sementara, menurut Onong Uchyana Effendi bahwa rubrik adalah ruangan pada surat kabar, majalah, atau media lainnya. Mengenai aspek atau kegiatan dalam kehidupan manusia. Misalkan, rubrik kewanitaan, pendapat pembaca, olah raga, dan sebagainya.16 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rubrik adalah kepala karangan atau ruangan tetap dalam surat kabar yang menyajikan berita karangan, artikel, atau tulisan yang berkaitan dengan masalah aspek social dan kehidupan.
C. Pesan dan Pesan Dakwah. 1.Pengertian Pesan. Istilah pesan dalam bahasa Inggris Message berasal dari kata latin yaitu yang juga Message dari sumber kata yang berarti perintah, nasehat,
15
Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, Bandung; Angkasa, 1985, Hal. 47 Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi ; Teori dan Praktek, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 1994). Cet. Ke-8, Hal.. 149-150 16
xxxi
permintaan, kata-kata, lambang, ide, amanat yang harus disampaikan atau dilakukan kepada orang lain.17 Akan tetapi, pengertian pesan yang disampaikan diatas bersifat dasariah, dalam arti kata bahwa pesan dakwah itu menyediakan suatu alat pengantar yang dapat menyampaikan ide-ide dan informasi, tetapi juga persuasif
yaitu pesan-pesan
yang berjalan dengan struktur melalui
komunikator dan diterima oleh komunikan agar orang lain bersedia menerima suatu paham dan keyakinan untuk melakukan perbuatan atau kegiatan atau yang lainnya.18 Dalam komunikasi, pesan salah satu unsur penentu efektifitas suatu tindakan komunikasi. Pesan menjadi unsur utama selain komunikator dan komunikan, terjadi komunikasi antar manusia tanpa adanya komunikasi pesan, maka tidak akan pernah menjadi komunikasi yang jelas antar manusia.19 Menurut ahli, pesan mempunyai macam-macam arti yang mengatakan bahwa pin adalah lambang, ide, kata, atau isi pernyataan. Menurut Hoeta Soehoet, pesan adalah isi pernyataan yaitu hasil penggunaan akal budi yang disampaikan manusia kepada manusia lain. Artinya berfungsi untuk mewujudkan isi pernyataan dari bentuknya yang abstrak menjadi konkret.
17
Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997, Cet. Ke-9, hal.761 18 James G. Robbinson, Komunikasi Yang Efektif, CV. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta 1986, Cet.ke-3, hal. .35 19 M. Jamaluddin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasif,, PT. Indeks, Jakarta 2005, Cet. ke-1, Hal.1
xxxii
Dari berbagai definisi yang telah disebutkan, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan dapat disimpulkan bahwa pesan merupakan suatu isi pernytaan yang mendatangkan makna dan respon tertentu. Maka dari itu dengan kemajuan teknologi pada zaman sekarang, pesan yang dapat dilakukan dan dilaksanakan melalui teknologi media massa. Salah satu contohnya adalah surat kabar yang dapat menyampaikan pesan-pesan ilmu pengetahuan umum serta pengetahuan agama. Karena surat kabar merupakan saluran atau surat pengantar yang membuat suatu pesan sampai kepada penerima yang luas. Bahkan media massa digambarkan sebagai sumber yang mengirim pesan-pesan ke massa yang terpisah satu sama lain. menerima pesan tanpa suara
Atom Mized yang menanti-nanti untuk
hal lain turut berpengaruh pada pesan yang
berasal dari suatu individu yang menciptakan pesan20. Sebenarnya pesan tidak hanya sebatas menstimulasi emosi khalayak. Pesan dapat dikatakan pula persuasif (mempengaruhi) manakala menyentuh rasio khalayak. Bahkan pesan yang disampaikan tidak hanya menyentuh rasio khalayak, akan tetapi mengajak khalayak untuk menjadi yang baik. Dengan demikan pesan akan dapat menghasilkan respon tertentu seandainya
dirancang dengan baik.
Untuk
itu
pesan
hendaknya
mengoptimalkan lambang komunikasi yang tersedia (verbal, non-verbal, paralinguistik) yang disesuaikan dengan topic yang dikomunikasikan, saluran yang digunakan, dan khalayak yang dituju. Selain itu, pesan yang dirancang 20
Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Inovasi, Universitas Terbuka, Jakarta 2004, Cet. Ke6, Hal. Ke-2.13 - 2.14
xxxiii
biasanya merupakan refleksi dari perilaku khalayak yang dituju, sehingga diharapkan merupakan hasil dari pengkondisian dari sumber.21
2. Dakwah. Kata dakwah berasal dari kata bahasa Arab yang berarti ajakan, panggilan, seruan, dan undangan. Bentuk lima kata bahasa Arab, kata dakwah berbentuk isim masdar berasal dari kata Fi`il Madhi da`a-yad`u yang berarti memanggil, menyeru, atau mengajak tidak secara lughawi (bahasa) panggilan, seruan, ajakan. Sedangkan dakwah menurut istilah memandang beberapa aneka arti yang beragam. Banyak para ahli ilmu dakwah yang memberi pendefinisian yang berbeda-beda. Menurut H. Roosdi A.S, dakwah adalah suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban
dakwah untuk
mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT, dan secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami.22
3. Pesan Dakwah Dalam komunikasi, pesan menjadi salah satu unsur penentu efektifitas suatu tindakan komunikasi. Bahkan unsur pesan menjadi unsur utama selain komunikator dan komunikan. Terjadinya komunikasi antar manusia tanpa adanya unsur pesan maka tidak akan pernah terjadi komunikasi antar manusia.
21 22
Ibid hal. 4 K.H. Didin Hafidudin, Dakwah Actual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992)
xxxiv
Menurut Totok Asmara pesan dakwah adalah semua penyampaian pesan yang bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits atau Sunnah baik itu tertulis maupun dalam bentuk risalah-risalah.23 Sedangkan menurut Prof. H. Mahmud Yunus berpendapat bahwa kata dakwah mempnyai dua akar kata yaitu (bhs. Arab (da`a, yad`u, da`watan)) yang artinya memanggil, mengajak, menjamu. Dan kedua yaitu (Bhs.arab da`a, yad`u, dua`a)) yang artinya memanggil, mendoa, dan memohon.24 Muhammad Nasir mendefinisikan dakwah sebagai usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan pada perorangan dan seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia didunia ini, yang melipui amar ma`ruf nahi munkar dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan.25 Sementara itu, Prof. Dr. M. Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha untuk mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat dan dakwah harusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.26 Dari definisi diatas, maka pesan dakwah adalah sebagai sebuah pernyataan yang bersumber dari Al-Qur`an dan Sunnah seluruh 23
umat
untuk mengajak
manusia agar mengikuti ajaran Islam dan mampu
Totok Asmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta; gaya Media Pratama, 1987), Cet. Ke-1,
Hal.43 24
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1990),Hal. 127 Abdul Rasyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, ( Jakarta :Bulan Bintang, 1993 ), Cet. Ke-3, Hal. 8-9 26 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an ; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1998), Cet. Ke-17, Hal 194 25
xxxv
mengamalkannya dalam kehidupan dengan tujuan kebahagiaan didunia dan diakhirat. Pesan dakwah dapat dikategorisasikan sebagai berikut.27 A. Pesan Akidah. Yang dimaksud dengan pesan akidah adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap umat Muslim berdasarkan dalil Aqli dan Naqli ( Nash dan Akal)28. Aqidah sangat erat hubungannya dengan rukun iman. Adapun materi pembahasannya tidak hanya mencakup pada poin-poin yang wajib diimani saja, akan tetapi juga mencakup pada materi dakwah yang membahas mengenai hal-hal yang dilarang. Misalnya syirik yaitu menyekutukan adanya Allah Rabbul Izzati, mengingkari Allah dan sebagainya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Anbiya ayat 25:
َوََ أَرْ ََْ ِ ْ ََِْ ِ ْ رَ ُلٍ إِﻝ ﻥُِ إِﻝَِْ أَﻥُ ﻝَ إِﻝََ إِل أَﻥ َُُْون Artinya: Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya : “bahwasannya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian”. (Q. S. AlAnbiya’: 25)
Dari Firman yang diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa rukun Iman terdiri dari Iman kepada Allah, malaikat, Kitab, Rasul, dan Iman kepada hari Akhir, dan Iman kepada Qadha dan Qadar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pesan akidah adalah pesan yang berkaitan dengan dengan rukun Iman.
27
Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah,(Jakarta,1997), Cet.1, Hal.33-34, A. Zainudin dan Muahmmad Jamri, Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah, (Jakarta; Pusaka Setia, 1999). Cet. Ke-1, Hal.49 28
xxxvi
B. Pesan Syariah. Pesan syariah adalah pesan dakwah yang berisikan tentang ketentuanketeuntuan norma-norma Ilahi
yang menghubungkan manusia dengan
Tuhannya, manusia dan alam sekitar terbagi dua, yaitu; 1. Ibadah sebagai bentuk dari norma hubungan manusia dengan tuhannya, dan tata caranya sudah ditentukan oleh Allah SWT kepada Rasul Nya secara rinci kajiantentang ibadah ini berkisara pada masalah thaharah, shalat, puasa, zakat dan haji.29 2. Muamalah merupakan bentuk norma hubungan manusia dengan manusia lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, social, hukum, kebudayaan, dan lain-lainnya.30
C. Pesan Akhlak.
29
E. Hasan Shaleh, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan Wawasan, ISTN, Jakarta, 2000, Cet. Ke-2, Hal. 56 30 Ibid Hal. 56
xxxvii
Akhlak secara etimologi adalah tingkah laku atau perbuatan dan secara termonologi akhlak adalah tingkah laku (etika) manusia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, serta alam sekitarnya. 31 Akhlak berdasarkan ruang lingkupnya adalah mencakup akhlak kepada Allah dan akhlak kepada sesama manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pesan akhlak adalah pesan yang berkaitan dengan tingkah laku atau sikap sesama manusia.
2. Jenis dan Sifat Pesan. Yang dimaksud dengan jenis pesan adalah macam-macam atau bentukbentuk bahasa yang selalu dipakai dalam setiap percakapan khalayak, jenisjenis pesan tersebut adalah pesan verbal, non-verbal, persuasive, informative, dan koersif.32 1. Verbal, yang dimaksud dengan pesan verbal adalah suatu symbol yang menguraikan suatu kata atau lebih pada orang lain dalam melakukan suatu komunikasi, karena hampir semua rangsangan bicara yang kita dasari termasuk dalam kategori pesan verbal yang disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan dengan orang lain secara lisan.33 2. Non-Verbal, yaitu secara bahasa adalah pesan tanpa bahasa (isyarat) atau secara istilah pesan non-verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan non-verbal mencakup rangsangan dalam suatu setting 31
Ibid Hal.62 Sugiana, Dadang dan Nina Winangsih, Perencanaan Pesan dan Media, Jakarta : Univeersitas Terbuka, 2004 33 M. Jamaludin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasive, (Jakarta;PT.Indeks, 2005)Cet.1 Hal. 1 32
xxxviii
komunikasi yang dihasilkan oleh suatu individu yang mempunyai pesan potensial bagi sang pengirim atau penerima.34 3. Persuasive, adalah pesan yang dapat menghasilkan respon tertentu jika dirancang dengan baik Untuk itu pesan lambang
hendaknya dioptimalkan
komunikasi yang tersedia. Kepersuasifan suatu pesan
sebenarnya tidak sebatas menstimulasi emosi khalayak atau sasaran.35 4. Pesan koersif, koersif adalah pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan fungsi-fungsi yang tidak dilaksanakan.36 5. Pesan informative, yaitu pesan yang bersifat memberikan keteranganketerngan yang kemudian dapat diambi kesimpulan dan keputusan oleh komunikan.37
3. Strategi Pesan. 1. Penekanan Inti Pokok Pesan. Masalah ini berkaitan dengan kemampuan audience untuk mengingat dan memberikan perhatian pada pesan komunikasi yang kita sampaikan atau tekankan pada awalan dan diulang lagi pada akhir kegiatan komunikasi. Hal ini mengingat sewaktu kita berada dalam proses komunikasi terdapat kecendrungan audience yang kurang memperhatikan kita.38
2. Pengorganisasian Pesan.
38
Perencanaan Pesan dan Media, (Jakarta; Universitas Terbuka), Hal. 1.25
xxxix
Agar kita dapat membantu pemahaman audience, pesan yang kita sampaikan
dapat
kita
organisasikan
sedemikian
rupa
sehingga
penyampaiannya menjadi teratur. Cara pengorganisasian pesan antara lain; a. Deduksi. Yaitu inti pesan kita sampaikan terlebih dahulu baru kemudian penjelasan-penjelasan serta perincian-perincian menyusul diberikan. b. Induksi. Yaitu kebalikan dari deduksi, yang disampaikan pertama adalah uraian-uaraian, detail-detail dari
suatu gagasan yang susunannya
mengarah pada suatu kesimpulan yang diberikan pada akhir kegiatan komunikasi. c. Kronologis. Yaitu pesan disampaikan secara urutan menurut urutan waktu terjadinya peristiwa. d. Spasial. Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan tempat. e. Topical. Pesan komunikasi disampaikan menurut prioritas tertentu. Dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang menarik sampai ke yang kurang menarik, dari yang konsep yang dikenal sampai ke konsep yang kurang dikenal. Dapat juga sebaliknya. f. Kausal. Yaitu menyampaikan pesan dengan urutan sebab-akibat.
4. Perencanaan Pesan. Perencanaan merupakan tahap awal dalam mekanisme pengelolaan komunikasi atau informasi. Jika perencanaan disusun dengan baik dan matang, maka pada hakikatnya, pelaksanaan komunikasi itu sebagian telah dianggap berhasil. Sebaliknya, bila perencanaan kurang mantap dan tidak seksama,
xl
maka sulit untuk mencapai tingkat keberhasilan secara optimal. Bahkan cendrung mengalami kegagalan atau kemungkinan hasilnya sangat minimal. Itu sebabnya, penyusunan suatu rencana pesan dan media sangat diperlukan. Perencanaan itu sendiri, beranjak dari kegiatan yang bersifat naluriah, spontan, dan bersifat berdasarkan pengalaman masa lalu yang menjadi suatu proses, memobilisasikan data dan mengorganisir sumber daya yang lebih disengaja, sistematik, dan objektif. Perencanaan yang telah dilakukan dengan baik dan sering menjadi gagal karena kurangnya perhatian dalam pelaksanaan. Perencanaan meliputi pendekatan strategi-strategi yang harus diadakan. Diawali dengan informasi dan diakhiri dengan evaluasi. Strategi itu sendiri merupakan pelaksanaan dari perencanaan.39
39
Ibid, Hal. 1.1
xli
BAB III RUBRIK HIKMAH PADA SURAT KABAR REPUBLIKA
A. Sekilas tentang Kelahiran dan Perkembangan Republika Republika merupakan koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan umat komunitas umat Muslim
bagi public di Indonesia. Penerbitan tersebut
merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan professional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran ikatan cendikiawan
muslim se-Indonesia
yang dapat menembus pembatasan ketat
pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4 January 1993. Harian republika diterbitkan untuk mewujudkan media massa yang mampu mendorong bangsa yang menjadi kritis dan berkualitas yaitu bangsa yang mampu menjadi bangsa sederajat bagi bangsa maju lainnya di dunia, memegang nilai-nilai spiritual sebagai perwujudan pancasila sebagai falsafah bangsa dan memiliki arah gerak seperti yang digariskan UUD 1945.40 Tujuan melahirkan masyarakat demikian searah dengan tujuan, cita-cita dan program ikatan cendikiawan muslim se Indonesia (ICMI). Salah satu program dari ICMI yang disebarkan ke seluruh Indonesia, antara lain adalah mencedaskan
40
Bpk. Nurul Hamami, Wakil Redaktur Pelaksana, wawancara pribadi di Kantor Republika, 17 September 2009
xlii
kehidupan bangsa melalui program peningkatan 5 K, yaitu kualitas iman, kualitas hidup, kualitas kerja, kualitas karya, dan kualitas pikir. Untu mewujudkan tujuan, cita-cita dan program ICMI tersebut, beberapa tokoh pemerintah masyarakat yang memiliki dedikasi dan komitmen pada pembangunan bangsa dan masyarakat yang beragama Islam, membentuk yayasan abdi bangsa menyusun tiga program utama, yaitu; 1. Pengembangan Islamic Center. 2. Pengembangan CIDES (Center Of Information And Development Studies) 3. Penerbitan harian umum Republika Untuk mewujudkan program ICMI, maka ia menerbitkan sebuah surat kabar harian pada tanggal 28 November 1992 yayasan tersebut mendirikan PT.Abdi Bangsa. Tak lama kemudian, yayasan memperoleh SIUPP dari Departemen penerangan R41I yang brnomor 283/SK/MENPES/SIUPP/A.7/1992 tertanggal 19 Desember 1992. Hari42an Republika semdiri terbit perdana pada tanggal 4 januari 1993. sebelumnya, surat kabar ini akan dinamakan “Republik”, namun ketika pengurus pusat ICMI menhadap Presiden Soeharto untuk menyampaikan rencana peluncuran tersebut beliau memberi ide nama “Republika” untuk harian tersebut Perkembangan oplah Republika terus meningkat, hanya dalam sepuluh sejak terbit oplah surat kabar ini telah mencapai 100.000 Eksemplar, padahal rencana awal target hanya 90.000 Eksemplar perhari. Pada Desember, oplah 41 42
Ibid., Wawancara dengan Bpk. Yusuf di Kantor Republika ( 18 September 2009)
xliii
Republika sudah mencapai 130.000 Eksemplar perhari. Pada tahun-tahun berikutnya, permintaan oplah surat kabar ini terus melonjak dengan stagnan 150.000an.
Terbit, bertahan, dan maju dengan kreativitas. Mengelola penerbitan usaha surat kabar bukanlah hal yang mudah. Selain sarat dengan modal dan SDM, bisnis ini pun sarat teknolofi. Keberhasilan Republika sampai pada saat ini, merupakan buah upaya keras manajemen dan seluruh awak pekerja (Crew) di PT. Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan yang menerbitkan surat kabar ini sejak 1993 untuk mengelola segala kerumitan itu. Selain dituntut piawai dalam berhitung, pengelola surat kabar juga harus jeli, cerdik, dan kreatif dalam bersiasat untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan. Sejak awal, Republika memang dekat dengan ”sesuatu yang baru”. Ketika lahir, Republika menggebrak dengan tampilan ”Desain Blok” yang tak lazim. Republika pun mampu menyabet gelar juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak tahun 1993. Pada tahun 1995, Repubika membuka situs Web di Internet. Republika menjadi yang pertama yang mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ) pada tahun 1997. Pendekatan juga dilakukan kepada komunitas pembaca lokal. Republika menjadi salah satu surat kabar pertama yang menerbitkan halaman
xliv
khusus daerah. Selalu dekat dengan publik pembaca adalah komitmen Republika untuk maju. Dimulai pada 2004, Republika dikelola oleh PT. Republika Media Mandiri (RMM). Sementara PT Abdi Bangsa naik menjadi perusahaan induk (Holding Company), dibawah PT RMM, Republika terus melakukan inovasi penyajian untuk kepuasan pelanggan. Segala kreatufitas dicurahkan untuk sedapat mungkin membuat Republika dekat dan meladeni keinginan publik. Memang, upaya tersebut jelas tak mudah. Namun kami menikmati hasilnya selama ini.
B. Visi dan Misi Surat Kabar Republika. A. Visi. Menjadikan Surat kabar Republika sebagai surat kabar ummat yang terpercaya dan mengekedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan ummat Islam yang berdasarkan kepada pemahaman Rahmatan lil `Alamin. B. Misi. p Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional. p Menciptakan budaya kerja yang sehat dan transparan. p Meningkatkan kinerja dengan menciptakan sistem manajemen yang kondusif dan profesional.
xlv
p Meningkatkan penjualan iklan dan Surat Kabar, sementara untuk menekan biaya operasional dengan memiliki mesin cetak. p Memprioritaskan pengembangan pemasaran surat kabar Republika di Jabodetabek, tanpa harus mematikan didaerah yang sudah ada. p Merajut tali persaudaraan dengan organiasasi-organisasi
Islam di
Indonesia. p Bekerjasama dengan mitra usaha didalam pengembanga pasar surat kabar Republika diluar pulau jawa. p Mengamati peluang pengembangan ”Koran Komunitas” seperti misalnya ”Bintaro Pos”, ”Depok Pos”, ”Bekasi Pos”, atau surat kabar sejenisnya. p Mengelola kantor perwakilan sebagai ”emi otonomi” p Menjadikan PT Republika MEDIA MANDIRI sebagai ”sister company” yang sehat. p Menjadikan surat kabar Republika sebagai surat kabar nomor satu.
C. Struktur Redaksi Surat Kabar Republika Tahun 2009 : Pemimpin Redaksi
Ikhwan Kiram Mashuri
Wakil Pemimpin Redaksi
Nasihin Masha (ink)
Redaktur Pelaksana
Agung P. Vazza
Kepala newsroom
Arys Hilman (rys)
Redaktur Senior
Anif Punto Utomo (nif)
Wakil Redaktur pelaksana I
Elba Damhuri (erd)
Wakil Redaktur pelaksana II
Selamat Ginting (gin)
Wakil Redaktur pelaksana III/ Art Director
Sri Kumara Dewatasari
Asredpel I (Ekonomi)
Nurul S. Hamami (nul)
xlvi
Asredpel II (OR, Hiburan, Intern.)
Rachmat Hadi Sucipto (rhs)
Asredpel III (Special Product)
Bidramnanta
Asredpel IV (Nasional)
Subroto (sbt)
Asredpel V (Ahad dan Akhir Pekan) Nina Chairani (poy) Asredpel VI (Agama)
Ali Ridho
Asredpel VII (investigasi)
Irwan Ariefyanto (one)
Sekretaris Redakasi
Fachrul Ratzi (fr)
I. Redaktur Pelaksana AGUNG P. VAZZA (apv) I.I. Wakil Redaktur Pelaksana I ELBA DAMHURI (erd)
I.I.a. Asisten Redaktur Pelaksana I NURUL S. HAMAMI (nul) Redaktur
Hal.1,
ANALISIS,
PARETO,
BURSA,
NURHASANAH
MURYIAJI (has) Redaktur Hal.13 WWC DARMAWAN SEPRIYOSSO (dsy) Redaktur BISNIS-INVESTASI FIRKAH FANSURI (fir) Redaktur SYARIAH MAGHFIROH YENNY (mag) Redaktur GLOBAL ENDRO CAHYONO (end) Reporter WULAN TU NJUNG PALUPI (una), Zaky Al-Hamzah, YOGIE RESPATI, DYAH RATNA META NOVIA, FERNAN RAHADI
I.1.b. Asisten Redaktur Pelaksana II RACHMAT HADI SUCIPTO (rhs) Redaktur BOLA 1 DAN 2 TEGUH SETIAWAN Redaktur Arena KHOIRUL AZWAR SIREGAR Reporter
HIRU
MUHAMMAD,
LUKMANUL
HAKIM,
PURWADI, CEPI SETIADI, ISRAR Redaktur INTERNASIONAL 1 YEYEN ROSTIANI Redaktur INTERNASIONAL 2 SIWI TRI PUJI BUDIWIYATI Reporter INDAH WULANINGSIH, FERI KISIHANDI Redaktur WARNA, TV GUIDE WAHIDAH HANDASAH
xlvii
DIDI
Reporter RUSDY NURDIANSYAH, M. AKBAR Redaktur IPTEK & KESEHATAN ANDI NUR AMINAH Reporter ENDRO YUSWANTO I.I.c. Asisten Redaktur Pelaksana III (spesial produk) BIDRAMNANTA. Redaktur
TAUFIQURRAHMAN,
IRWAN
KELANA,
CHRISTINE
PURWATININGSIH Reporter ANJAR FAHMIARTO, DIAN METHA, CAREP IKLAN I.2. Wakil Redaktur Pelaksana II SELAMAT GINTING
I.2.a. Asisten Redaktur Pelaksana IV SUBROTO Redaktur Hal. 1, Reso, Ficer Harun Husein Redaktur Politik dan Pemilu Joko Sadewo Reporter Nidia Zuraya, Palupi Annisa Auliani, Budi Rahardjo, Dewi Mardiani, R. Rudi Agung Prabowo, M. Ikhsan Assidieqy Redaktur Nusantara, Wawasan, Akademia Budi Utomo Redaktur City 1, City 2, Urbana Asep K. Nurzaman Reporter Deden Mauli Darajat, Fitriyani Zamzami, Indah Wulandari, Okafiani Herlina, Panji Pratama, Warastuti, Yasmina Hasani, Yoghi Ikhwan, Teguh Firmansyah, Alwi Shahab, Prima Restari
1,2.b Asisten Redaktur Pelaksana V Nina Chairani Redaktur Akhir Pekan, Layar Perak, & DVD, Dibalik Layar, Perilaku, Hobi & Habit, Laput Ahad, Refleksi, Gaya., kesehatan, Wanita Ayah & Bunda, Pustaka, Griya, Boga, Kiriman Anda, Jalan-jalan, Generasi, Remaja Redaktur Priyantono Oemar, Ahmadun Y. Hervanda, Natalia Endah Hapsari
xlviii
Reporter Indira Rezkisari, Rosyid Nurul Haki, Susie Evidia, Reiny Diwinanda 1.2.c Asisten Redaktur Pelaksana IV (Agama) Ali Ridho Redaktur Islam Digest Syahrudin El Fikri Reporter Ahmad Mulyadi Redaktur Dialog Jumat dan Hikmah Yusuf Assidiqi Reporter Damanhuri Zuhri Redaktur Halaman 12 dan Khazanah Heri Ruslan Reporter Rachmat Santoso Basarah, Desi Susilawati Redaktur Al-Madrasah Burhanuddin Bella
1.2.d Asisten Redaktur Pelaksana VII Irwan Ariefyanto Reporter Rachmat Budi Harto, Bahrul Ilmi 1.3 Wakil Redaktur Pelaksana III/ Art Director Sri Kumara Dewatasari Foto Kepala Biro Foto / Redaktur Darmawan Wakil Redaktur Teguh Indra Fotografer Amin Madani, M. Syakir, Yogi Ardhi Cahyadi, Nur Hayati, Pnadega Citra Bangsa, Edwin Putranto
Dokumnetasi Foto Koordinator / Kasi Musiron Staff Adhiwira S, Suparman, Karnoto
Desaign Kepala Bagian Sarjono Desainer M. Ali Imron Koordinator / Kasi Supriyatna Macintosh Suyuti, Jumono, Saefudin, Dwinanto, Darmaji, M. Sururi, Dian Asmunandar, Reny, Diah Isawati
xlix
Editor Bahasa Abdul Sahal Staff Editing Muhammad Adriansyah, Ririn Liectiana, Nurul Hikmah
II. kepala newsroom Arys Hilman Nugraha Redaktur Maman Sudiaman, Johar Arief, Stevy Maradona Traffic Purwadadi TiitraWijata Staff Legiyo, Karman, Arifin II. 1. Kepala Biro Jawa Timur M. Gufhron Redaktur Sunarwoto Reporter Anis Fathoni, Wardianto Korenponden Asan Haji, Juwair, M. Masduki Fotografer Imam Budi Utomo III. 2. Kepala Biro Jawa Tengah Indra Wisnu Wardhana Redaktur Eko Widiyatno, Edi Setyoko Reporter Heri Purwata, Yoebal Ghanesa, M. As`adi, Neni Ridarineni Koresponden S. Bowo Pribadi, yulianingsih II. 3. Kepala Biro Jawa Barat Irfan Junaidi Redaktur Agus Yulianto Reporter Djoko Suceno Koresponden Arie Lukihardianti, Ita Nina Winarsih, Lilis Sri Handayani, Muslim Ambari, Reni Susanti, Riffa Anggi Anggaditya, Riga Nurul Iman, Sandy Ferdiana Fotografer Edy Yusuf, Yurry Erfansyah
II. 4. Reporter Non-Biro Nian Poloan, Maspril Aris, Ahmad Barras Koresponden Mursalin Yaslan
l
III. Kepala Republika Online Yayat Sipriyatna Community and Blog Agama News Economy Sporf Entertain Konsultasi, kolom, produk Halal, Fatwa Video and Picture
SEKRETARIS REDAKSI FACHRUL RATZI Staff Hamidah Sagaf, Sabri Yogasastra, Tito rachwono, Nuruddin, Toto Rohadi, Ahmad Fahmi
Catatan Promosi Reporter ke Redaktur ; Stevy Maradona, Joko Sudewo, Heri Ruslan, Syahuddin El Fikri Promosi Redaktur ke Asredpel ; Nurul Shaleh Hamami, Bidramnanta, IRWAN ARIEFYANTO PROMOSI REDAKTUR KE WAREDPEL : Elba Damhuri DEMOSI ASREDPEL KE REDAKTUR : Endro Caoyono
li
BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH RUBRIK HIKMAH PADA SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI FEBRUARI 2009
A. Frekuensi Pesan Akidah, Akhlak, dan Syariah dalam Rubrik Hikmah Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Isi pesan (content Analisys) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif terhadap Rubrik Hikmah pada surat kabar Republika edisi Februari 2009 diimulai dari tanggal 2-28 Februari, hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah seperti dibawah ini . Table I Frekuensi Isi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Hikmah Edisi 2-28 Februari 2009 Kategori
F
P
Akidah
38
19%
Akhlak
93
45%
Syariah
74
36%
Jumlah
205
100%
Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa kategori pesan akidah mendapat frekuensi 38, dengan prosenatse nilai sebanyak 19%. Sedangkan pada pesan dakwah akhlak mendapat frekuensi nilai sebanyak 93%, dengan perolehan prosentase sebanyak 45%. Dan yang terakhir, yaitu pesan dakwah syariah
lii 44
mendapat frekuensi sebanyak 74% dengan nilai prosentase sebanyak
36%.
Dengan proses perhitungan sebagaimana yang terlampir pada lembar lampiran. Disimpulkan bahwa dari edisi 2- 28 Februari 2009 tersebut kategorisasi pesan dibatasi menjadi tiga kategori pesan dakwah, yaitu Akidah, Akhlak, serta Syariah. Dan dari ketiga kategori tersebut, pesan Akidah mendapatkan prosentase sebesar 19 %, sedangkan Akhlak sebesar 45 %, dan Syariah sebesar 36 %. Dan setelah melihat data pada rubrik Hikmah edisi 2-28 Februari 2009, terdapat ditiap edisi rubrik tersebut mempunyai inti pesan yang ingin disampaikan oleh redaksi atau penulis agar manusia dapat memahami maksud yang ingin disampaikan sesuai pesan dakwah yang telah dikategorisasikan.
B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Pesan Dakwah Akidah, Akhlak, serta Syariah dalam Rubrik Hikmah Harian Republika
1. Pesan Akidah Al-qur`an mengajarkan kepada kita tentang Akidah Tauhid yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT Yang Esa yang tidak akan pernah lengah sedikit pun kepada aktivitas makhluk Nya didunia ini. Orang yang tidak percaya akan adanya Allah SWT disebut kafir. Sistem kepercayaan ini akhirnya berkembang dan menjadi ilmu, disebut ilmu Tauhid atau ilmu Ushuluddin. Ilmu Tauhid berbicara tentang Rukun Iman yang terdiri dari enam perkara, yaitu Iman kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab Suci, Hari akhir, dan Takdir. Sedangkan
liii
kajian tentang ilmu Tauhid disebut Ilmu Kalam, atau juga disebut Ilmu Teologi yaitu ilmu yang membahas tentang ketuhanan.
Tabel. 2
Juri I II III JUMLAH
Rincian Hasil Analisis Pesan Akidah Akidah Allah Rasul Qadha & Qadar 14 12 9 18 11 6 13 10 7 45 33 22
Berdasarkan tabel diatas,
Jumlah Frekuensi 35 35 30 100 %
bahwa juri satu (1) pada pesan Akidah Sub
Kategori Allah yaitu sebanyak 14 item, Rasul sebanyak 12 item, sedangkan Qadha dan Qadar sebanyak 9 item dengan jumlah frekuensi sebanyak 35 %. Dan juri dua (2) item Allah sebanyak 18, dan Rasul sebanyak 11 item, sedangkan Qadha dan Qadhar sebanyak 6 item, dengan jumlah frekuensi sebanyak 35 %. Dan pada juri yang ketiga (3), sub kategori pesan Akidah yaitu Allah sebanyak 13 item, dan Rasul 10 item, sedangkan Qadha dan Qadharnya adalah 7 item. Dengna jumlah frekuensi sebanyak 30 %. Dapat disimpulkan bahwa juri satu (1) dan dua (2) memberi frekuensi terbanyak dengan jumlah frekuensi sebanyak 35 (%).
Sedangkan Koefesien Reabilitas Antar Juri yaitu;
Tabel. 3 Koefesien Reabilitas Antar Juri Pesan Akidah KR Antar
Jumlah Item
kesepakatan
liv
ketidaksepakatan
Nilai Hasil
Juri I dan II I dan III II dan III
72 65 67
Nilai Rata-rata (X)
70 60 60
2 5 7
0, 97 0, 92 0, 89
2, 78 : 3 = 0, 92
Komposit Reabilitas = 3 x 0,92
= 2, 76 = 0, 97
1+2 x 0,92
2, 84
Untuk Koefesien Reability Antar Juri, untuk juri I (satu) dan II (dua) nilai yang dihasilkan adalah 0, 97. Dengan jumlah kesepakatan
70 item, dan
ketidaksepakatan sebanyak 2 item. Untuk Juri I (satu) dan III (tiga) nilainya adalah 0, 92. Dengan jumlah kesepakatan sebanyak 60 item, dan ketidaksepakatan sebanyak 5 (lima) item. Dan untuk Juri II (dua) dan III (tiga), hasil nilainya adalah 0, 89. Dengan kesepakatan sebanyak 60 item, dan ketidaksepakatan sebanyak 7 item. Ini berarti diantara sesama antar juri, juri I (satu) dan II (dua) lah yang memperoleh hasil nilai tertinggi yiatu 0, 97. Dan ini berarti antara juri I (satu) dan III (tiga)lah yang lebih banyak sepakatanyanya tentang bacaan Rubrik Hikmah.
2. Pesan Akhlak Dalam berbagai literatur tentang ilmu akhlak islami secaara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu; Akhlak yang baik (Akhlakul Karimah) dan akhlak yang buruk (Aklahkul Madzmumah). Secara teoritis macam-macam akhlak berinduk pada tiga perbuatan yang utama. Hikmah (bijaksana), Syaja`ah
lv
(perwira/ksatria), dan iffah (menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat). Tiga induk akhlak ini muncul dari sikap adil. Yaitu sikap seimbang dalam mempergunakan tiga potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia, yaitu akal yang berada di kepala, amarah yang berpusat di dada, dan nafsu syahwat yang berpusat pada perut.43
ِْ*ُآُ!ْ ِ ْ دِیَرِآُ!ْ أَن+ْ,َُآُ ُ! اﻝُ َ ِ اﻝ&ِی َ ﻝَ!ْ یُ(َ'ُِآُ!ْ ِ اﻝ)ی ِ وَﻝَ!ْ ی#َْﻝَ ی . َ ِ0ِ1ْ(ُ4ْ اﻝ/2ِ3ُِ!ْ إِن اﻝَ ی#َُْا إِﻝ0ِ1ْ(ُ'َوهُ!ْ و/+ََ' “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orangorang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil ”
Dalam ajaran Islam menentukan baik dan buruk harus berdasarkan AlQur`an dan Hadits. Diantaranya yang mengacu pada yang baik; al hasanah, thayibah, khairiyah, karimah, mahmudah, azizah, dan al-biir. 1. Al hasanah dibagi tiga; dari segi akal, hawa nafsu, dan pancaindra. Lawan kata al-sayyiah. 2. At-thayibah untuk menggambarkan sesuatu yang memberikan kelezatan pada pancaindra. Lawan katanya adalah al-qabibah. 3. Al-khair untuk menunjukan sesuatu yang baik bagi seluruh umat manusia, seperti berakal, adil, keutamaan dan segala yang bermanfaat. Lawan katanya adalah as-syarr.
43
Abddin Nata,Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada, 2003) hal-43
lvi
4. Al-mahmudah untuk menunjukan segala sesuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. 5. Al-karimah digunakan untuk menunjukan perbuatan yang terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan nyata atau sehari-hari. 6. Dan yang terakhir adalah menunjukan
pada
upaya
yang digunakan untuk
Al-birr memperluas
atau
memperbanyak
melakukan sesuatu.44 Tabel. 5 Rincian Hasil Pesan Akhlak Akhlak Mahmudah Madzumah 37 66 38 76 39 60
Juri I II III
Jumlah Frekuensi 103 114 99
Tabel. 6 Koefesien Antar Juri Pesan Akhlak KR Antar Juri I dan II I dan III II dan III
Jumlah Item
kesepakatan
ketidaksepakatan
Nilai Hasil
217 222 304
206 218 206
11 4 98
0, 94 0, 98 0, 92
Nilai Rata-rata (X)
44
2, 84 : 3 = 0, 94
Ibid, hal-119-127
lvii
Komposit Reabilitas = 3 x 0, 94 1+2 x 0, 94
= 2 ,82 = 0, 97 2, 88
3. Sub Pesan Syari`ah Pesan syariah adalah pesan dakwah yang berisikan tentang ketentuanketeuntuan norma-norma Ilahi
yang menghubungkan manusia dengan
Tuhannya, manusia dan alam sekitar. Ibadah hakikatnya adalah tujuan dari dihidupkannya manusia oleh Allah SWT didunia ini, ibadah merupakan suatu bentuk perwujudan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagaimana Firman Allah SWT yang tertera dalam surat Adz-zariyah ayat 56-58
ُ ْ(ََوََ ﺥ ُْ!ْ ِ ْ رِزْقٍ وََ أُرِیُ أَن#ِْ َُ أُرِی. ُُِْون:ََِ إِﻝ ﻝ8ِْﻥ9ِْ وَاﻝ7ْ اﻝ5 . ُ ِ?َ4ْزاقُ ذُو اﻝْ(ُةِ اﻝ+إِن اﻝَ هَُ اﻝ. ُِن4ِ:ْ0ُی “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku ” Allah mengatakan bahwa hikmah dari ayat diatas adalah dalam penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan segala perintah
lviii
Nya hanya untuk Allah SWT. Pada dasarnya Allah SWT tidak mendapatkan manfaat sedikitpun dari apa yang telah kita lakukan meski itu merupakan bentuk ibadah, hanya saja Allah ingin tahu seberapa taat kah hamba Nya kepada Allah SWT. Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan amal ibadah kita, justru kita yang membutuhkan Nya, karena ketergantungan kita kepada Allah SWT. Maka barang siapa yang tidak taat kepada Allah SWT maka justru manusia itu sendirilah yang akan rugi dan menyesal sepanjang hidupnya. Sebagaimana surat Al-Fatihah ayat 5
. ُ ِ:َ?ْ1َﻥ
َُْ ُ وَإِیك:َإِیكَ ﻥ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”
Sedangkan menurut KBBI dinyatakan bahwa pesan Syariah adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam45, pesan Syariah terbagi dua, yaitu; 3. Ibadah sebagai bentuk dari norma hubungan manusia dengan tuhannya, dan tata caranya sudah ditentukan oleh Allah SWT kepada Rasul Nya secara rinci kajiantentang ibadah ini berkisara pada masalah thaharah, shalat, puasa, zakat dan haji.46
45
Kamus Besar Bahasa Inodnesia, edisi ke tiga, (Depdiknas; Balai Pustaka). Hal.11-15 E. Hasan Shaleh, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan Wawasan, ISTN, Jakarta, 2000, Cet. Ke-2, Hal. 56 46
lix
4. Muamalah merupakan bentuk norma hubungan manusia dengan manusia lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, social, hukum, kebudayaan, dan lain-lainnya.47 Tabel. 8 Rincian Pesan Dakwah Syariah
Syariah
Juri
Ibadah 40 49 45
I II III
Jumlah Frekuensi
Muamalah 24 20 16
64 69 61
Tabel. 11 Koefesien Reability antar Juri Pesan Syariah KR Antar juri
Jumlah Item
kesepakatan
Tidak Sepakat
Nilai Hasil
I dan II
422
404
18
0, 95
I dan III
392
380
12
0, 96
II dan III
410
380
30
0, 92
Nilai Rata-rata (X)
= 3 : 2, 83 = 1
Komposit Reabilitas = 3 x 1 1+ 2 x 3
47
= 3 7
Ibid Hal. 56
lx
Kemudian setelah penulis menganalisa berdasarkan kategorinya, maka sebagai pembanding akan dianalisis secara keseluruhan hasil dari temuan data sebagai berikut.
Tabel. 9 Hasil Analisis Semua Kategori Pesan JURI
AKIDAH
AKHLAK
SYARIAH
FREKUENSI
I
35
103
64
202
II
37
114
69
220
III
30
99
61
190
Tabel. 10 Koefesien Reability antar Juri KR Antar juri
Jumlah Item
kesepakatan
Tidak Sepakat
Nilai Hasil
I dan II
422
404
18
0, 95
I dan III
392
380
12
0, 96
II dan III
410
380
30
0, 92
C . Sinkronisasi Isi Pesan Rubrik Hikmah dengan Konflik antara IsraelPalestina.
Istilah ”pluralisme agama” masih sering disalahpahami atau mengandung pengertian yang kabur, meski terminologi ini sangat pouler dan tampak disambut hangat secara universal. Hal ini dapat dilihat semakin menjamurnya kajian
lxi
internasional tentang pluralisme agama, khususnya Konsili Vatikan II. Sungguh sangat mengejutkan, ternyata tidak banyak, bahkan langka, yang mencoba mendefinisikan tentang pluralisme agama. Hal ini seakan bahwa arti dari pluralisme sudah disepakati bersama secara konsensus.
Pluralisme agama berasal dari dua kata, yaitu ”pluralisme” dan ”agama”. Dalam bahasa Arab biasa disebut ”Al-Ta`addudiyah Al-Diniyah” dalam bahasa Inggris disebut ”religious pluralis”. Oleh karena pluralisme agama berasal dari bahasa Inggris, maka untuk mendefinisikannya haruslah tepat. Dalam bahasa Inggris Pluralism berarti “jama” atau banyak, sedangkan religious berarti agama. Jadi, arti pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama (kondisi eksistensi) antar agama (dalam arti luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama48.
Sebab-sebab timbulnya pluralisme agama yang pertama diantaranya adalah
faktor ideologis. Yaitu keyakinan seseorang yang serba mutlak dan
absolut bahwa apa yang diyakini dan diimaninya adalah benar dan superior, adalah alami belaka. Keyakinan akan absolutisme dan kemutlakan adalah berlaku dalam hal akidah, mazhab dan ideologi (baik yang bersumber dari Allah maupun lainnya). Kenyataan absolutisme agama hampir tak ada satu pun yang mempertanyakan atau mempertentangkannya hingga datangnya era modern dimana paham “relativitas agama” mulai dikenal dan dan menyebar secara luas dikalangan para pemikir dan intelektual, khususnya akhir abad 20. Dalam konteks 48
Dr. Anis Malik Thoha, Trend Pluralisme Agama, (Jakarta; Kelompok Gema Insani, 2005) Cet.ke-1, Hal-11
lxii
ideologi ini, umat manusia terbagi menjadi dua, yang pertama teguh terhadap wahyu langit atau samawi, kedua mereka yang tidak beriman kecuali hanya kepada kemampuan akal saja.
Perbedaan mereka dalam memahami Zat yang ghaib atau kekuatan yang transedental yang bersifat metafisikal yang sering dikenal nama ” Tuhan”. Para pengikut agama yang mengakui Tuhan itulah eksistensi Tuhan. Sedangkan pengikut agama yan tidak mengakui Tuhan terbagi dua golongan, yang satu Tuhan itu murni tidak ada, mereka itulah komunis, dan atheis. Sedangkan golongan yang kedua yaitu mengatakan Tuhan itu ada atau tidak, tapi hanya diam saja, bimbang dalam keraguan seperti penganut agama Budha-kelompokTheravada, agnostic dan skeptic.
Faktor yang kedua adalah Akidah keterpilihan, keyakinan bahwa bangsa yang terpilih oleh Tuhan merupakan akidah hampir didapati oleh semua agama. Akidah ini termasuk yang sangat peka dan berperan penting dalam membentuk kesadaran emosional suatu umat beragama.
Untuk Israel, keyakinan ini berlandaskan kepada kitab sucinya. Kitab Keluaran (Exodus), misalnya menyebutkan
“Dan Musa mendaki gunung itu untuk bertemu dengan Allah, Tuhan berbicara kepada Musa dari gunung itu dan menyuruh mengumumkan kepada Israel, keturunan Yakub,….. sekarang kalau kamu taat kepada-Ku dan setia pada janji-Ku, kamu akan Kujadikan umat-Ku sendiri. Seluruh bumi adalah milik-Ku,
lxiii
tapi akan menjadi milik kesayangan-Ku, khuusus untuk diri-Ku sendiri, dan kamu akan melayani Aku sebagai imam-imam”49
Berdasarkan kalimat diatas yang disampaikan dalam Kitab Ulangan bahwa Bani Israel lah yang benar-benar umat Tuhan yang sesungguhnya. Mereka mengakui bahwa mereka umat yang dipilih Tuhan atau terpilih. Bumi milik Tuhan menjadi seakan-akan milik mereka juga, termasuk tempat yang didudukinya sekarang ini, yaitu Palestina. Mereka merasa lebih berhak atas tempat tersebut dibanding Palestina meski itu tempat ”pemberian” dari Inggris yang pernah menjajah palestina.
Bahkan Al-Qur`an juga telah menguatkan hal ini dengan Firma Allah surat Al-Baqarah ayat 122
Kasih ayat
Dan disebutkan juga dalam surat al-Dukhan ayat 32
Sedangkan dalam umat Islam, keyakinan ”keterpilihan” umat Islam oleh Allah ini menjelaskan di Nash dalam Al-Qur`an surat Al-imran ayat 110
KASIH AYAT
Akidah ini disebutkan juga didalam Al-qur`an surat Al-aqarah ayat 143
KASIH AYAT
49
Keluaran 19:3-9
lxiv
Dan masih banyak lagi ayat-ayat atau hadit-hadits yang secara eksplisit maupun implisit
yang menegaskan eksistensi umat Islam sebagai umat yang
terpilih.
Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
Dan faktor yang ketiga yaitu sejarah yang mengandung diantara tiga agama simetik ini adalah kisah ”tanah yang dijanjikan” (The Promised Land), Palestina,
yang
masing-masing
saling
mengklaim
hak
absolut
dalam
kepemilikannya. Judaisme beranggapan bahwa Palestina merupakan tanah nenek moyang mereka yang dijanjikan kepada Bani Isreal untuk selama-lamanya seperti dalam dijelaskan dalan kitab-kitab suci mereka.50 Kristen berpendapat bahwa Palestina merupakan tanah wakaf bagi mereka, dikarenakan Isa Al-Masih memiliki garis keturunan Bani Israel, dan janjinya bahwa Tuhan akan beramah tamah dengan bangsa Non-Yahudi (Gentiles) telah terealisir secara historis
50
Opp.Cit, Hal-39
lxv
ditangan Isa Al-Masih, Tuhan yang dilahirkan di sebidang tanah di bumi Palestina. Maka pada giliannya bumi tersebut menjadi suci bagi para pengikut Isa Al-Masih.
Islam bekeyakinan bahwa Masjid Al-Aqsha yang ada di bumi Palestina merupakan simbol perjalanan Isra-Mi`raj Nabi SAW dan kiblat pertama serta tempat suci ketiga bagi kaum Muslimin setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi seperti yanbg dijelaskan dalam hadits Shahih. Namun, Islam tidak malumalu mengakui keunggulan-keunggulan yang diberikan Allah SWT kepada Bangsa Yahudi, termasuk keterpilihan mereka dan tanah suci yang diperuntukan bagi mereka ini sebagaimana dalam termaktub dalam Al-Qur`an Surta Al-Maidah ayat 21
Konflik Israel-Palestina, bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas, adalah konflik yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.
Berdasarkan redaksi rubrik Hikmah pada surat kabar Republika mengatakan bahwa penulis rubrik Hikmah ingin menyampaikan wacana-wacana tentang sikap atau tingkah laku, khususnya akhlak yang baik atau Akhlakuk Karimah. Ini didasarkan pada tingginya prosentase peraihan pesan dakwah kategori akhlak pada surat kabar Republika dalam rubrik Hikmah edisi Februari 2009.
Namun, antara isi pesan Rubrik Hikmah pada Surat Kabar Republika edisi Februari 2009 tidak ada kaitannya dengan konflik yang terjadi pada bulan yang
lxvi
sama, yaitu Januari-Februari 2009, yaitu konflik antara Palestina-Israel. Penulis hanya ingin menyampaikan bahwa dengan sikap, tingkah laku, serta etika yang baik, atau dalam agama biasa disebut Akhlakul Karimah yang apabila bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka
konflik tersebut tidak terjadi,
setidaknya tidak terjadi terlalu besar.
Karena sebagaimana yang telah disebutkan bahwa faktor utama dari konflik ini bukan hanya perebutan tanah yang bernama Palestian, tapi juga masalah keyakinan atau keimanan dari masing-masing pihak yang berbeda.
lxvii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Rubrik Hikmah pada surat Kabar Repubilka khususnya, dan media massa pada umumnya, dapat dijadikan sarana atau media dakwah bagi para juru dakwah karena dapat menjangkau khalayak atau mad`u yang mungkin tidak bisa dijaungkau oleh seorang da`i.
2. Pesan dakwah dalam rubrik Hikmah meliputi : Akidah, Akhlak, serta Syariah. Isi pesan yang diteliti dalam rubrik tersebut yaitu paragraphparagraf per setiap edisi selama bulan Februari 2009, yaitu dimulai dari tanggal 2- 28 Februari, dengan jumlah eidis sebanyak 24 buah, ini dikarenakan pada setiap hari Minggu rubric Hikmah tidak diterbitkan meski surat kabar Republika terbit setiap hari.
3. Pesan-pesan dakwah dalam Rubrik Hikmah dalam Surat Kabar Republika secara garis besar terbagi dalam tiga kategori besar, yaitu : a) Kategori pesan Akidah, dalam kategori ini pesan Akidah mendapat prosentase 19 % didalam rubrik Hikmah. b) Kategori pesan Akhlak, dalam kategori ini pesan Akhlak mendapat prosentase sebesar 45 % didalam didalam rubrik Hikmah. c) Kategori pesan Syari`ah, dalam kategori ini pesan Syari`ah mendapat prosentase sebesar 36 % didalam Rubrik Hikmah.
57 lxviii
4. Pesan Akhlak menjadi urutan tertinggi pada semua edisi dari setiap paragraph dengan prosentase : 45 % dan pesan Syariah menempati urutan kedua , dengan
prosentase sebesar 36 %, sedangkan pesan Akidah
menjadi urutan ketiga dengan prosentase sebesar 19 %. 5. Konflik Palestina-Israel merupakan konflik yang sulit ditedam. Mereka masing-masing menyatakan berhak atas tanah yang bernama Palestina. Selain itu, faktor agama juga tak bisa dipungkiri lagi sebagai salah satu penyebab utama terjadinya konflik tersebut.
B. Saran-saran. 1. Alangkah baiknya, jika surat kabar Republika menambah hari dalam menampilkan rubrik Hikmah ini, karena rubrik yang banyak mengandung pesan-pesan Dakwah ini agar sering dibaca, khususnya pada hari minggu, yang memang pada hari tersebut rubrik Hikmah tidak ditampilkan. 2. Untuk menambah citra pada surat kabar Republika sebagai surat kabar umum Nasional, juga dikenal dengan surat kabar yang Islami, sebaiknya menambah nara sumber pada penulisan rubrik Hikmah dari berbagai golongan dalam masyarakat, tidak hanya dari kalangan da`i saja, namun dari ahli ilmu umum dan ilmu pengetahuan agar lebih valid dan diterima masuk akal oleh semua golongan masyarakat. 3. Baiknya, untuk surat kabar Republika agar memberi kesempatan kepada pembacanay, khususnya pembaca setia rubrik Hikmah untuk dapat tanya
lxix
jawab kepada nas sumber tentang keadaan yang ada untuk dijawab dar sudut pandang hukum agama Islam. 4. Agar tetap menjaga sumber dari pesan-pesan yang disampaikan oleh rubrik Hikmah yang disampaikan oleh rubrik Hikmah kepada pembaca, yaitu Al-Qur`an dan As Sunnah sehingga tidak menciptakan pemahaman serta penerapan ajaran Islam yang tidak diharapkan. Serta dapat meningkatkan kualitas tulisannnya. 5. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam hal ini adalah Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan KPI untuk dapat menguasai keilmuan Dakwah pada umumnya dan tentu saja pemahman terhadap penyiaran Dakwah melalui media massa seperti media cetak atau Dakwah Bil Qalam (tulisan). Dapat dikuasai dan dikembangkan, mengingat banyak lulusan sarjana Dakwah yang memiliki potensi serta keinginan
untuk
berdakwah
dengan
media
cetak,
dan
ingin
mengembangkan ilmunya pada media massa mengingat dakwah pada era globalisasi dengan menggunkan media cetak merupakan tuntutan dari Dakwah.
lxx
DAFTAR PUSTAKA REFISI
Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: ANDI, 2004 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002 Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997, Cet. Ke-9, hal.761 Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-3 Effendi, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi ; Teori dan Praktek, Bandung; Remaja Rosda Karya, 1994 G. Robbinson, James, Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986 Hafidudin, Didin Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Press, 1992 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006 Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, Bandung: Angkasa, 1985 Kusnawan, Aep ,Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Pers, 2004 Mulis, Musdah dkk, Dakwah dan Globalisasi (siklus dakwah jawaban terhadap Globalisasi), Jakarta: Elsas,2002 Nasution, Zulkarnaen, Komunikasi Inovasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 2004 Piktoringa, M. Jamaluddin, Tipologi Pesan Persuasif, Jakarta : PT. Indeks, 2005 Setiawan, Bambang dan Ahmad Muntaha, Metodologi Penelitian Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004
lxxi
Shaleh, E. Hasan, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan Wawasan, Jakarta : ISTN, 2000 Shaleh, Abdul Rasyid, Manajemen Dakwah Islam, ( Jakarta :Bulan Bintang, 1993 ), Cet. Ke-3 Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur`an ; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1998) Soejiono dan Abdurahman, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1999 Susanto, Astrid S., Komunikasi dalam Teori Dan Praktek, Bandung : Bina Cipta, 1998 Sugiana, Dadang dan Nina Winangsih, Perencanaan Pesan dan Media, Jakarta : Universitas Terbuka, 2004 U. Arnold, Thomas, Sejarah Dakwah, Jakarta;Wijaya Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1990) Zainudin, Ahmad dan Muhammad Jamhuri. Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah, Jakarta : Pusaka Setia, 1999
Perencanaan Pesan dan Media, (Jakarta; Universitas Terbuka)
lxxii