PENGEMBANGAN TEMPLATE DENGAN MENGOPTIMALISASIKAN APLIKASI MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK PENDIDIKAN SENI BUDAYA YANG APPLICABLE, USABLE & ADJUSTABLE
Ricky Awang Pribadi, Moeljadi Pranata, dan Joko Samudro Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK: Tujuan pengembangan ini untuk membuat template media pembelajaran dengan Microsoft Office PowerPoint dalam membantu guru menyusun media pembelajaran optimal. Model pengembangan ini menggunakan four-D dari Thiagarajan, dkk. (1974). Hasil produk divalidasi oleh 2 orang ahli media, seorang ahli materi, dan 4 orang subyek uji coba. Secara garis besar hasil validasi dan uji coba menunjukkan positif dengan akumulasi nilai validasi ahli media, ahli materi, serta uji coba pada poin applicability yaitu 80,54%, usability 77,78%, dan adjustability senilai 71,40%. Dari ketiganya, apabila dirata-rata bernilai 76,73%, dengan kriteria ”baik sekali” yang berarti sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil revisi pengembangan media mengarah pada kemudahan penggunaan media. Menurut ahli media, buku petunjuk masih kurang instruktif sehingga sulit dimanfaatkan terutama untuk guru yang belum ahli menggunakan komputer. Sedangkan hasil uji coba kelompok kecil, terdapat temuan yaitu: (1) kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer berkaitan dengan kualitas dan fasilitas sekolah, (2) sedangkan poin penting dari media, berada pada petunjuk penggunaannya. Kata kunci: Template, media pembelajaran, Microsoft Office PowerPoint.
”Membuat media pembelajaran itu mudah, tetapi membuat media pembelajaran yang membelajarkan itu susah.” ucap Bapak Dr. Moeljadi Pranata, M.Pd, saat mengajar penulis dalam matakuliah Multimedia Pembelajaran. Kalimat tersebut sederhana, namun bagi penulis merupakan suatu petunjuk dalam penggambaran permasalahan konkrit dalam dunia pendidikan. Bapak Moeljadi menambahkan, ”Orang-orang dari desain grafis murni mungkin saja dapat membuat media yang lebih menarik dari pada orang-orang kependidikan namun kurang membelajarkan, tetapi orang-orang kependidikan tentunya dapat membuat media yang lebih membelajarkan daripada karya media milik orang dari desain grafis murni, meskipun belum tentu menarik.” Dari kalimat tersebut, penulis mengambil kesimpulan yaitu media yang menarik belum tentu isinya membelajarkan, dan media yang membelajarkan terkadang dari segi visualisasi kurang menarik, sedangkan media sebagai penyampai pesan,
hendaknya didesain semenarik mungkin untuk memperoleh perhatian audiens. Kemampuan media untuk membelajarkan dapat ditingkatkan oleh kemampuan pembuat, dalam hal ini, orang-orang kependidikan lebih kompeten dalam membuat media yang membelajarkan, sedangkan kemenarikan media itu diperoleh dari kemampuan dalam perumusan ide, konsepsi, hingga perwujudan bentuk, yang merupakan kelebihan khusus dari orang-orang desain grafis murni. ”Media that appealed to the senses of vision and hearing with stunning immediacy were viewed as particulary dangerous to the uninformed.” (Adams & Hamm, 2000, dalam Pranata, 2010:10). Permasalahannya adalah bagaimana cara mengkombinasikan media pembelajaran yang membelajarkan tetapi menarik, tanpa harus membuat kemenarikan menjadi pericuh dalam proses ‘membelajarkan’ yang dilakukan oleh media pembelajaran tersebut. Menyikapi hal itu, penulis mulai melakukan penyeleksian media yang akan dipilih menggunakan standarstandar sederhana yang dibuat oleh penulis. Standar pertama, yaitu media yang dibuat harus berbeda dari media-media yang telah dikembangkan sebelummnya. Standar kedua, media yang dibuat ini bukan media sekali pakai, sehingga harus bisa didaur ulang. Standar ketiga, media ini harus dapat masuk kedalam sistem pembelajaran, mengasimilasi, dan menjadi bagian dari sistem, bukan sekedar sebagai alat sekunder yang digunakan sebagai pelengkap sistem pembelajaran. Dari standar-standar tersebut, dirumuskanlah sebuah media pembelajaran namun tanpa implementasi materi ajar didalamnya, dengan rasionalisasi standar pertama, yaitu pengembangan media yang berbeda dari pengembanganpengembangan sebelumnya yang masih terikat dengan materi pelajaran, dengan cara membuang unsur materi dan membuat media menjadi lebih umum, sehingga cakupan pengguna media juga menjadi lebih luas (usable). Rasionalisasi standar kedua adalah dengan membuang unsur materi dalam media, maka media yang dikembangkan memiliki potensi untuk diisikan beragam materi berbeda, dengan syarat turunannya yaitu media yang dikembangkan tersebut harus mudah diedit isinya (adjustable). Sedangkan rasionalisasi standar ketiga, adalah dengan tidak memasukkan unsur materi, maka guru memiliki potensi yang tidak terbatas dalam mengisikan materi serta kemudahan dalam mengedit isinya (usable dan adjustable), dengan harapan agar media pengembangan ini dapat menjadi
kepercayaan oleh guru (pengguna) dalam proses penyusunan media ajar. Begitu media ini dipercaya, maka guru akan mengandalkan media pengembangan ini sebagai
sarana
penyampai
pesan
(applicable).
Dengan
begitu,
media
pengembangan ini perlahan-lahan akan mengubah pola pembelajaran dikelas, baik dari segi profesionalitas guru, maupun intensitas pemanfaatan teknologi modern. Seni, Serta Media Pembelajaran dan Pengajaran Seni ”Bahan ajar seni budaya yang merupakan bahan baku pembuatan media, pada dasarnya dapat dipilih menjadi: a. Bahan ajar pengenalan (pengetahuan), b. Bahan ajar penikmatan (apresiasi) dan c. Bahan ajar praktek (produksi)” (Purwatiningsih, 2010:3). Dengan banyaknya variasi bahan ajar tersebut, guru tentunya akan membutuhkan alat peraga yang cukup banyak, namun dapat ditata dengan menyusun RPP dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang ada serta pedoman pengajaran yang tertuang dalam silabus seni budaya. Proses pembelajaran seni budaya yang fleksibel dapat dilakukan baik didalam ruangan maupun diluar kelas. Dari fleksibilitas ini, tidak menutup kemungkinan untuk dimasukkannya suatu multimedia digital sebagai penunjang proses pembelajaran siswa.
METODE Kerangka pengembangan ini menggunakan model Four-D, yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate dari Thiagarajan, Semmel, Melvyn (1974). Dalam menguji coba media yang dibuat, peneliti mendesain dua tahap uji coba, yaitu validasi produk dan uji kelompok kecil. Validasi produk meliputi pengujian oleh ahli media dan ahli materi dengan titik berat pada validasi produk, sedangkan uji kelompok kecil merupakan pengujian oleh guru yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya strata SMP-SMA Negeri, untuk melihat kehandalan produk pada kondisi lapangan. Proses ketiga pengujian ini dilakukan dengan melakukan simulasi pengisian secara langsung template media yang dibuat. Simulasi ini dilakukan hanya dengan menggunakan buku petunjuk yang ada, penilaian dilakukan oleh subyek berdasarkan pada pengalamannya dalam mengisikan materi dan mengedit produk template.
Subyek validator ahli media yang terpilih adalah dosen jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang yaitu Moch. Abdul Rahman, S.Sn, M.Sn. dan Drs. Triyono Widodo, M.Sn., sedangkan subyek validator ahli materi juga dosen jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang yaitu Mohamad Sigit, S.Sn., serta subyek uji coba kelompok kecil sampel berada pada kota Batu-Malang dan batasan quota dipilih dengan pertimbangan taraf sekolah, sedangkan pemilihan subyek dilakukan secara simple random. Subyek uji coba kelompok kecil diperoleh dari SMA Negeri 1 Batu, SMP N Satu Atap Gunungsari 4 Batu, SMA Negeri 2 Batu, dan SMA Negeri 1 Ngantang, kab. Malang, dengan jumlah total 4 orang. Hasil penilaian oleh keempat subyek uji coba akan dilakukan triangulasi data dengan hasil wawancara dan data observasi lapangan, sehingga diketahui tingkat kebenaran hasil penilaian oleh keempat subyek uji coba.
HASIL Dalam model four-D, tahap define dan design merupakan tahap perancangan yang ditempuh melalui proses pemetaan konsepsi, pembuatan draf/storyboard, hingga perancangan produk. Spesifikasi-spesifikasi dari produk yang dirancang didapatkan melalui perumusan pada tahap define. Spesifikasi produk yang diharapkan, merupakan spesifikasi yang belum mendapatkan revisi, sehingga perubahan spesifikasi antara spesifikasi yang diharapkan dengan spesifikasi final merupakan hasil revisi produk, baik dari hasil validasi para ahli, maupun uji coba kelompok kecil. Revisi produk dijabarkan dalam pembahasan sub pembahasan hasil analisis ahli media, pembahasan hasil analisis ahli materi, pembahasan hasil analisis subyek uji coba kelompok kecil, serta revisi produk.
Spesifikasi rancangan produk secara terperinci, tertuang pada tabel berikut: Tabel 1. Spesifikasi produk yang diharapkan Nama Paket Produk Template media ajar berbasis MS Office PowerPoint 2010.
Bentuk Produk yang Didesain Paket CD Media (digital).
Karakteristik Produk
Spesifikasi yang Diharapkan
Manfaat Produk
Template media ajar. Dijalankan pada aplikasi MS Office PowerPoint 2010. Bersifat interaktif. Digunakan oleh guru dalam presentasi tatap muka maupun dibagikan kepada siswa sebagai self access media.
A). Tipe produk: Microsoft Office PowerPoint 2010 templates. B). Isi produk: Slides berisi textbox preset, gambar latar, musik latar, animasi, serta hyperlink preset. C). Bentuk pemaparan: Runtut sistematis. D). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized. Running template semi manual. E). Pewarnaan produk: Fullcolor. F). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. G). Software yang digunakan: Microsoft Office PowerPoint 2010. H). Fisik produk: Compact Disc. I). Target Materi Praktik J). Cakupan Mata Pelajaran Seni Budaya Mata pelajaran lain dengan materi praktik
Membantu memudahkan guru dalam menyusun media ajar sebagai penunjang pembelajaran di kelas
Lanjutan Tabel 1. Spesifikasi produk yang diharapkan Nama Paket Produk
Bentuk Produk yang Didesain Guide Book
Compact Disc Label
Karakteristik Produk Buku petunjuk (Hard Media) Printout ukuran A6. Berisi penjabaran dari petunjuk penggunaan template media
Label/ keterangan mengenai CD installer. Ditempelkan pada CD installer.
Spesifikasi yang Diharapkan A). Tipe produk: Guide book B). Isi produk: Keterangan slides dari tiap template media,visualisasi, diagram link, cara mengedit dan cara operasi. Pemahaman dasar interface aplikasi Microsoft Office PowerPoint 2010. C). Bentuk pemaparan: Runtut sistematis. D). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan MS Word, format output hard media (pdf opsional). E). Pewarnaan produk: Fullcolor. F). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. G). Software yang digunakan: Microsoft Office Word 2010. Adobe Photoshop CS5. CorelDraw X5. H). Fisik produk: Printout buku jilid ukuran A6. A). Tipe produk: Label CD B). Isi produk: Logo UM. Identitas diri beserta NIM. Kode Bar NIM. Spesifikasi komputer minimum. Judul skripsi. Identitas program studi. CD logo. Target pengguna CD
Manfaat Produk Sebagai penunjang pengoperasian paket CD Media
Sebagai identitas CD media.
Lanjutan Tabel 1. Spesifikasi produk yang diharapkan Nama Paket Produk
Bentuk Produk yang Didesain
Compact Disc Casing.
Karakteristik Produk
Berbentuk balok sebagai wadah untuk mengintegrasi kan seluruh paket.
Spesifikasi yang Diharapkan C). Teknik kompilasi: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan CorelDraw X5. Finishing printing. D). Pewarnaan produk: Tiga warna (merah, putih, dan hitam) E). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. F). Fisik produk: Lingkaran 2 dimensi, dia. 128mm. A). Tipe produk: Casing CD B). Isi produk: Logo UM. Identitas diri beserta NIM. Kode Bar NIM. Spesifikasi komputer minimum. Judul skripsi. Identitas program studi. CD logo. Windows logo. Microsoft logo. MS PowerPoint logo. List isi dalam casing. C). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan CorelDraw X5 dan Adobe Photoshop CS5. Finishing printout, art paper 120 gsm plastic dull coated & wrap. D). Pewarnaan produk: Dua warna (hitam dan putih) E). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. F). Fisik produk: Balok ukuran (P x L x T) 13 x 3 x 21 cm.
Manfaat Produk
Sebagai pengintegrasi seluruh produk agar kompak dan tidak terpencar.
Setelah produk yang dirancang dirasa stabil, barulah menginjak pada tahap berikutnya, yaitu tahap develop. Dalam tahap develop ini, melalui dua proses, yaitu expert appraisal dan developmental testing (Thiagarajan, dkk. 1974). Penilaian dalam Tahap Expert Appraisal Hasil penilaian expert appraisal terdiri dari dua bagian, yaitu penilaian validator media dan validator materi, yang dijabarkan sebagai berikut: Validasi Ahli Media Validasi oleh ahli media adalah validasi yang dilakukan untuk menilai kualitas media yang dikembangkan, yang dijabarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2. Penilaian Validator Media Poin Penilaian Applicability Usability Adjustability Total
Ahli Media 1 78,12% 79,16% 68,75% 75,34%
Ahli Media 2 84,37% 66,66% 71,87% 74,3%
Pada tabel 2, penilaian ahli media 1 memberikan kualifikasi ”baik sekali” untuk poin penilaian applicability (78,12%), kualifikasi yang sama juga diberikan untuk poin usability yaitu ”baik sekali” dengan prosentase 79,16%, sedangkan poin adjustability, ahli media 1 memberikan kualifikasi ”baik” dengan prosentase 68,75%. Secara keseluruhan, ahli media 1 memberikan kualifikasi ”baik” dengan prosentase 75,34% untuk produk template media ini. Pada tabel 2 juga dapat dilihat penilaian oleh ahli media 2 yang memberikan kualifikasi ”baik sekali” untuk poin penilaian applicability (84,37%), sedangkan untuk poin usability ahli media 2 memberikan kualifikasi ”baik” dengan prosentase 66,66%, dan poin adjustability, ahli media 2 memberikan kualifikasi ”baik” dengan prosentase 71,87%. Secara keseluruhan, ahli media 2 memberikan kualifikasi yang sama dengan ahli media 1 terhadap produk template media ini yaitu ”baik”, namun dengan prosentase lebih tinggi, yaitu 74,3%. Validasi Ahli Materi Validasi oleh ahli materi adalah validasi yang dilakukan untuk menilai kualitas dan kapabilitas media yang dikembangkan meliputi potensi media untuk diisikan materi didalamnya, yang dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Penilaian Validator Materi Poin Penilaian Applicability Usability Total
Ahli Materi 82,14% 84,09% 83,33%
Penilaian validator materi lebih condong kearah potensi implementasi materi kedalam produk, sehingga kriteria adjustability tidak dimasukkan dalam poin penilaian yang ada didalam angket. Pada tabel 3, penilaian ahli materi memberikan kualifikasi ”baik sekali” untuk poin penilaian applicability (82,14%), kualifikasi yang sama juga diberikan untuk poin usability yaitu ”baik sekali” dengan prosentase 84,09%. Secara keseluruhan, ahli materi memberikan kualifikasi ”baik sekali” dengan prosentase 83,33% untuk produk template media ini, ditinjau dari aspek potensi implementasi materi didalammnya. Penilaian dalam Tahap Developmental Testing Hasil penilaian developmental testing merupakan penilaian yang didapat melalui proses uji coba kelompok kecil dengan subyek uji coba guru seni budaya strata SMP-SMA Negeri, dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Penilaian Uji Kelompok Kecil Poin Penilaian Applicability Usability Adjustability Total
Subyek 1 69,44% 85% 62,5% 70,45%
Subyek 2 80,55% 60% 50% 64,77%
Subyek 3 66,66% 70% 71,87% 69,32%
Subyek 4 77,77% 75% 93,75% 82,95%
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui skor hasil penilaian relevansi media (applicability), subyek uji coba 1 menilai bahwa media yang dikembangkan ini relevan untuk digunakan untuk media pembelajaran dengan prosentase 69,44%. Subyek uji coba 2 menilai bahwa media yang dikembangkan ini sangat relevan dengan prosentase 80,55%, dan subyek uji coba 3 memberi nilai dengan prosentase 66,66% dengan kriteria relevan, serta subyek uji coba 4 menganggap media yang dikembangkan ini sangat relevan untuk digunakan di sekolah dengan memberi skor 77,77%.
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui pula skor hasil penilaian tingkat kebermanfaatan media (usability), subyek uji coba 1 menilai bahwa media yang dikembangkan ini sangat bermanfaat untuk media pembelajaran dengan prosentase 85%. Subyek uji coba 2 menilai bahwa media yang dikembangkan ini cukup bermanfaat dengan prosentase 60%, dan subyek uji coba 3 memberi nilai dengan prosentase 70% dengan kriteria cukup bermanfaat, sejalan dengan subyek uji coba 4 yang menganggap media pengembangan ini cukup bermanfaat untuk digunakan di sekolah dengan memberi skor 75%. Sedangkan untuk penilaian tingkat kemudahan dalam editing elemen media (adjustability), dalam tabel 4 dijelaskan sebagai berikut: Subyek uji coba 1 menilai bahwa media yang dikembangkan ini cukup mudah untuk diedit dengan prosentase 62,5%. Namun subyek uji coba 2 menilai bahwa media yang dikembangkan ini susah untuk diedit dengan prosentase 50%, tetapi subyek uji coba 3 memberi nilai dengan prosentase 71,87% dengan kriteria cukup mudah untuk diedit, bahkan subyek uji coba 4 menganggap media pengembangan ini sangat mudah untuk diedit dengan memberi skor 93,75%. Berdasarkan uji coba keseluruhan dengan hasil pada tabel 4, subyek uji coba 1 menilai bahwa media yang dikembangkan ini layak untuk digunakan untuk media pembelajaran dengan prosentase 70,45%. Subyek uji coba 2 juga menilai bahwa media yang dikembangkan ini layak dengan prosentase 64,77%, dan subyek uji coba 3 memberi nilai dengan prosentase 69,32%. Bahkan, subyek uji coba 4 menganggap media yang dikembangkan ini sangat layak untuk digunakan di sekolah dengan memberi skor 82,95%. Berdasarkan hasil rata-rata dari keempat penilaian subyek uji coba, dapat diketahui bahwa media yang dikembangkan ini tergolong valid dengan kualifikasi ”baik” (71,87%) yang berarti media ini layak untuk digunakan dikelas.
PEMBAHASAN Pembahasan adalah tahap dimana data yang telah diperoleh, dianalisis secara mendalam dan obyektif agar hasil yang diperoleh dapat dipaparkan dengan detail dan tepat. Pembahasan dibagi menjadi tiga, yaitu pembahasan hasil analisis ahli media, pembahasan hasil ahli materi, serta pembahasan hasil kelompok kecil.
Pembahasan Hasil Analisis Ahli Media Penilaian oleh ahli media telah diketahui pada penilaian dalam tahap expert appraisal, yaitu condong kearah applicability dengan prosentase 81,24% dan lemah dalam adjustability dengan prosentase 70,31%, yang menandakan bahwa daya guna media sudah bagus namun media secara garis besar masih susah untuk diedit isinya. Secara garis besar, ahli media memberikan skor total dengan prosentase 74,82% atau kualifikasi valid dengan kriteria ”baik”. Namun data yang diperoleh dari ahli media bukan hanya tabel kriteria, namun terdapat pula data berupa catatan tertulis yang berisi kritik dan saran. Poin kritik dan saran akan dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 5. Evaluasi Validator Media No
Kritik dan Saran
1
Tuliskan target konsumen media.
2
Media supaya sudah siap pakai dan tidak perlu proses ekstrak.
3 4
Background disesuaikan dengan media dengan catatan sederhana dan warna tidak terlalu ekstrim. Belum terbiasa dengan navigasi pada teks, sehingga membingungkan. Kembali ke tombol lebih baik karena lebih umum diketahui.
Hasil evaluasi: 1. Target konsumen media memang tidak dijelaskan secara jelas. Meskipun begitu, pengembang telah mematok strata pendidikan yaitu jenjang SMP hingga SMA. Oleh karena itu, target konsumen dapat digunakan untuk merevisi ”wadah” media, yaitu pada CD label dan CD casing box. 2. Proses ekstraksi media memang cukup menyulitkan dan kurang paraktis, terutama bagi guru yang belum terlalu memahami komputer. Namun, file media dirasa perlu untuk di archive demi mencegah file-file tercecer, serta mengurangi potensi file terinfeksi oleh virus komputer. Solusi: Media akan dibagikan secara resmi dalam bentuk self extractor, namun tidak menutup kemungkinan media akan dibagikan dalam bentuk telah ter-ekstraksi berdasarkan permintaan konsumen (on demand).
3.
Background telah didesain sedemikian rupa agar dapat meminimalisir potensi efek ”perhatian selektif”. Background dibuat tidak terlalu bervariasi demi kemudahan saat menggabungkan dan memecah file slide, karena bagaimanapun, background itu sendiri dapat diubah sesuai dengan selera pengguna.
4. Untuk tombol, developer mendesain textbox yang di-link demi menekan elemen tidak perlu didalam slide. Namun, kemudahan operasi juga patut dipertimbangkan dalam pembuatan media. Solusi: Dibuatnya tombol petunjuk penggunaan yang hanya muncul satu kali, di-klik untuk melihat petunjuk, dan klik sekali lagi untuk menghilangkan petunjuk beserta tombolnya sekaligus. Pembahasan Hasil Analisis Ahli Materi Penilaian oleh ahli materi menunjukkan tingkat kebermanfaatan (usability) dengan prosentase 84,09% yang tingginya hampir sama dengan tingkat relevansinya (applicability) dengan prosentase 82,14% yang berarti media sangat layak untuk digunakan sebagai media ajar, yang telah diketahui pada penilaian dalam tahap expert appraisal. Secara umum, ahli materi memberi prosentase 83,33% atau kualifikasi valid dengan kriteria ”baik sekali”. Sayangnya tidak ada evaluasi dari ahli materi, sehingga proses analisis data akan dilanjutkan kepada subyek uji kelompok kecil. Pembahasan Hasil Analisis Subyek Uji Coba Kelompok Kecil Hasil rata-rata untuk penilaian relevansi media, yaitu 73,60%, tingkat kebermanfaatan media yaitu 72,5%, serta kemudahan untuk diedit dengan skor 69,53%. Hal ini menunjukkan bahwa subyek uji coba menghadapi masalah dalam proses pengeditan dan pemasukan materi kedalam media. Analisa dari hasil wawancara tidak terstruktur diperoleh keterangan bahwa buku petunjuk yang cukup susah untuk dicerna dan dipahami secara langsung.
Tabel 6. Evaluasi Subyek Uji Kelompok Kecil No
Kritik dan Saran
1
Pemilihan font yang terlalu tajam.
2
Ukuran font pada tombol navigasi terlalu besar.
3
Yang belum bisa PowerPoint, merasa susah dalam mengedit audio dan video
Hasil evaluasi: 1. Pemilihan font Arial didasari karena keterbacaannya yang tinggi. Apabila menginginkan jenis font berbeda, dapat diganti melalui font group dalam home tab. 2. Apabila ukuran font terlalu besar, dapat diperkecil melalui font group (lihat evaluasi no. 1 pada subbagian Pembahasan Hasil Analisis Subyek Uji Coba Kelompok Kecil) 3. Skill memang mempengaruhi pengoperasian media, oleh karena itu, kritik ini akan dijadikan pertimbangan oleh penulis untuk mengkaji ulang buku petunjuk yang dibuat. Revisi Produk Revisi
produk
yang
dilakukan
antara
lain
adalah
penambahan
tulisan ’target konsumen’, pembuatan tombol petunjuk, serta memilah buku petunjuk untuk pemula dan ahli menjadi buku I, II, dan III. 1. Penambahan target konsumen agar konsumen tahu untuk siapa media itu dibuat. Selain itu, dengan mencantumkan target konsumen, dapat lebih meyakinkan konsumen untuk menggunakan produk ini, sekaligus untuk memudahkan konsumen dalam mencari produk ini. 2. Tombol petunjuk (navigating assistance) berisi petunjuk-petunjuk praktis dalam mengoperasikan template media. Tombol petunjuk sengaja dibuat tidak terlalu mencolok dan dapat menghilang saat tombol di-’klik’ untuk yang kedua kalinya. Meskipun menghilang, saat media dilihat ulang setelah ditutup, tombol petunjuk akan muncul kembali. 3. Dalam produk telah disertakan tiga jenis buku petunjuk (bagian I, II, dan III) guna memberi keleluasaan bagi pengguna dalam mempelajari perangkat media.
Tabel 7. Spesifikasi Produk Final Nama Paket Produk Template media ajar berbasis MS Office PowerPoint 2010.
Bentuk Produk Paket CD Media (digital).
Karakteristik Produk Template media ajar. Dijalankan pada aplikasi MS Office PowerPoint 2010. Bersifat interaktif. Digunakan oleh guru dalam presentasi tatap muka maupun dibagikan kepada siswa sebagai self access media.
Spesifikasi Final A). Tipe produk: Microsoft Office PowerPoint 2010 templates. B). Isi produk: Slides berisi textbox preset, gambar latar, musik latar, animasi, serta hyperlink preset. C). Bentuk pemaparan: Runtut sistematis. D). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized. Running template semi manual. E). Pewarnaan produk: Fullcolor. F). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. G). Software yang digunakan: Microsoft Office PowerPoint 2010. H). Fisik produk: Compact Disc. I). Target Materi Praktik J). Cakupan Mata Pelajaran Seni Budaya Mata pelajaran lain dengan materi praktik
Manfaat Produk Membantu memudahkan guru dalam menyusun media ajar sebagai penunjang pembelajaran di kelas
Lanjutan Tabel 7. Spesifikasi Produk Final Nama Paket Produk
Bentuk Produk
Karakteristik Produk
Guide Book -bagian I-
Buku petunjuk (Hard Media) Printout ukuran A6. Berisi pengenalan tentang tampilan muka MS PowerPoint
Guide Book -bagian II-
Buku petunjuk (Hard Media) Printout ukuran A6. Berisi tata cara mengekstraksi media serta mengisikan materi dan menjalankan media
Spesifikasi Final A). Tipe produk: Guide book B). Isi produk: Pemahaman dasar interface aplikasi Microsoft Office PowerPoint 2010. C). Bentuk pemaparan: Runtut sistematis. D). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan MS Word, format output hard media dan pdf. E). Pewarnaan produk: Fullcolor. F). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. G). Software yang digunakan: Microsoft Office Word 2010. Adobe Photoshop CS5. CorelDraw X5. H). Fisik produk: Printout buku jilid ukuran A6. Soft copy format pdf A). Tipe produk: Guide book B). Isi produk: Pemahaman tata cara mengekstraksi media serta mengisikan materi dan menjalankan media. C). Bentuk pemaparan: Runtut sistematis. D). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan MS Word, format output hard media dan pdf. E). Pewarnaan produk: Fullcolor. F). Bahasa yang diaplikasikan:
Manfaat Produk Sebagai penunjang pengoperasian paket CD Media
Sebagai penunjang pengoperasian paket CD Media
Lanjutan Tabel 7. Spesifikasi Produk Final
Indonesia. G). Software yang digunakan: Microsoft Office Word 2010. Adobe Photoshop CS5. CorelDraw X5. H). Fisik produk: Printout buku jilid ukuran A6. Soft copy format pdf Guide Book -bagian III-
Buku petunjuk (Hard Media) Printout ukuran A6. Berisi tata cara mengedit, memecah, menggabung, dan membangun ulang template media
Compact Disc Label
Label/ keterangan mengenai CD installer. Ditempelkan pada CD installer.
A). Tipe produk: Guide book B). Isi produk: Pemahaman tata cara mengedit, memecah, menggabung, dan membangun ulang template media C). Bentuk pemaparan: Runtut sistematis. D). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan MS Word, format output hard media dan pdf. E). Pewarnaan produk: Fullcolor. F). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. G). Software yang digunakan: Microsoft Office Word 2010. Adobe Photoshop CS5. CorelDraw X5. H). Fisik produk: Printout buku jilid ukuran A6. Soft copy format pdf A). Tipe produk: Label CD B). Isi produk: Logo UM. Identitas diri beserta NIM. Kode Bar NIM. Spesifikasi komputer
Sebagai penunjang pengoperasian paket CD Media
Sebagai identitas CD media.
Lanjutan Tabel 7. Spesifikasi Produk Final
Compact Disc Casing.
Berbentuk balok sebagai wadah untuk mengintegrasi kan seluruh paket.
minimum. Judul skripsi. Identitas program studi. CD logo. Target pengguna CD C). Teknik kompilasi: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan CorelDraw X5. Finishing printing. D). Pewarnaan produk: Tiga warna (merah, putih, dan hitam) E). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia. F). Fisik produk: Lingkaran 2 dimensi, dia. 128mm. A). Tipe produk: Casing CD B). Isi produk: Logo UM. Identitas diri beserta NIM. Kode Bar NIM. Spesifikasi komputer minimum. Judul skripsi. Identitas program studi. CD logo. Microsoft logo. MS PowerPoint logo. C). Teknik kompilasi produk: Editing & layout computerized, dikerjakan dengan CorelDraw X5 dan Adobe Photoshop CS5. Finishing printout, art paper 120 gsm plastic dull coated & wrap. D). Pewarnaan produk: Dua warna (hitam dan putih) E). Bahasa yang diaplikasikan: Indonesia.
Sebagai pengintegrasi seluruh produk agar kompak dan tidak terpencar.
Lanjutan Tabel 7. Spesifikasi Produk Final
Inggris. F). Fisik produk: Balok ukuran (P x L x T) 12 x 2,7 x 19,5 cm.
PENUTUP Kesimpulan dan Saran Hasil analisis data pada hasil dan pembahasan telah membuktikan bahwa template media layak untuk digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Namun, hasil yang dicapai dirasa masih kurang maksimal. Hal itu mungkin disebabkan oleh banyaknya faktor bebas yang tidak dapat dikontrol oleh pengembang, seperti skill subyek uji coba yang bervariasi, hingga masalah terbatasnya fasilitas yang dimiliki. Dari hasil evaluasi, penulis menarik kesimpulan bahwa media yang dibuat sudah bagus, yang kurang justru buku petunjuk yang belum instruktif. Dari hasil yang dicapai pada masa ini, penulis yakin akan potensinya dimasa yang akan datang. Dengan memanfaatkan MS Office 2010, akan ada masa dimana Office versi 14 itu akan menjadi primadona, terutama di lingkungan sekolah, mengingat Office versi 14 adalah Generasi Office terakhir yang mendukung windows XP. Sebagai seorang guru yang baik, meningkatkan kualitas mengajar mutlak diperlukan, demi perkembangan bangsa kearah yang lebih baik. Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan memperbaiki dan menyempurnakan media untuk mengajar, baik sebagai alat maupun sebagai penyalur pesan antara guru dengan siswa. Untuk pengembangan selanjutnya, evaluasi-evaluasi yang telah dilakukan dalam pengembangan ini hendaknya dijadikan pertimbangan, karena dalam membuat media, tidak hanya medianya yang membelajarkan, tetapi buku petunjuk juga perlu dioptimalkan untuk membuat media utama itu dapat diberdayakan secara optimal dan mampu membelajarkan.
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, bahwa rendahnya nilai editing media disebabkan oleh tingkat keterbacaan dan pemahaman isi buku petunjuk yang rendah. Dari masalah tersebut, penulis mendapatkan temuan bahwa tingkat pemahaman subyek terhadap penjelasan dalam buku petunjuk juga dipengaruhi oleh kemampuan subyek dalam mengoperasikan komputer. Meskipun buku petunjuk sangat runtut dan instruktif, apabila subyek kurang mampu mengoperasikan komputer maka buku petunjuk tersebut menjadi tidak instruktif. Untuk mengatasi masalah ini, penulis mencoba menambal skill subyek terlebih dahulu, dengan harapan begitu subyek telah memahami karakter aplikasi, barulah subyek dibawa untuk masuk dan melakukan editing menggunakan aplikasi tersebut, untuk itu pemisahan buku petunjuk dilakukan berdasarkan isi dan target perolehan pengetahuannya. Produk telah didesain sedemikian rupa agar mampu mengakomodasi heterogenitas konsumen, namun produk secara eksklusif didesain untuk pengguna yang telah terbiasa mengoperasikan komputer, baik pengguna PowerPoint, maupun pengguna software lain. Target konsumen tidak terbatas pada guru mata pelajaran seni budaya, tetapi dapat pula digunakan oleh guru mata pelajaran lain sebagai media mengajar dikelas, sebagai media presentasi rapat, dan sebagainya. Produk berjalan optimal pada MS Office 2010 atau spesifikasi yang lebih tinggi. Apabila dibuka pada MS Office 2007, setting textbox, musik dan film serta beberapa efek animasi akan hilang, namun masih terbaca, sedangkan apabila file media dibuka pada generasi sebelumnya yaitu MS Office 2003 file tidak dapat dibaca karena adanya perbedaan ekstensi file. DAFTAR RUJUKAN Pranata, Moeljadi. 2010. Teori Multimedia Instruksional. Malang: Universitas Negeri Malang, bekerja sama dengan Bayumedia Publishing. Purwatiningsih, Hj. 2010. Pengembangan Kompetensi Dan Isi Bahan Ajar Seni Budaya. Makalah disampaikan untuk matakuliah Pengembangan Kompetensi dan Isi Pembelajaran Seni Semester Genap 2009/2010. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Thiagarajan, Sivasailam, dkk. 1974. Instructional Development For Training Teachers Of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana University Bloomington: Indiana. (Online), (http://www.eric.ed.gov/PDFSED090 725.pdf), diakses 18 Agustus 2012.