HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*, Sekplin A. S. Sekeon*, Odi Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang ditularkan oleh infeksi virus dengue tipe 1–4. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia (2014), jumlah kasus DBD sebesar 100.347 kasus dan jumlah kasus yang meninggal sebanyak 907 kasus. Pada tahun 2015 di Provinsi Sulawesi Utara dilaporkan sebanyak 1.529 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 21 kasus. Pada tahun yang sama, jumlah kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Bahu sebanyak 47 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status tempat tinggal dan tempat peindukan nyamuk (breeding place) dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado tahun 2015. Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan case control study. Dilaksanakan bulan Mei-Juli 2016 di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado dengan jumlah sampel 94 responden. Cara pengambilan sampel adalah total sampling. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi-square tidak didapatkan hubungan antara Status Tempat Tinggal (kondisi dinding, lantai dan atap rumah) dengan kejadian DBD (p=0,370; p=0,064; p=0,376). Hasil uji antara tempat perindukan nyamuk (breeding place) yang didalam rumah dengan kejadian DBD (p=0,020). Tidak ada hubungan antara status tempat tinggal dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD), dan ada hubungan antara tempat perindukan nyamuk (breeding place) dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD). Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado ABSTRACT Dengue Fever is a disease transmitted by infection with dengue virus type 1-4. According to Indonesia Health Profile (2014), the number of dengue cases amounted to 100.347 cases with 907 of which were death cases. In 2015 North Sulawesi province reported 1.529 cases with the number of deaths were 21 cases. The number of dengue cases in the work area of Community Health Center of Bahu (CHC Bahu) as many as 47 cases in 2015. This study aimed to analyze the relationship between the status of residence and breeding place and the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) in the work area CHC Bahu Manado City in 2015. Observational analytic study with case control study design conducted from May to July 2016 in the work area CHC Bahu with a sample of 94 respondents. Sampling technique was total sampling. Based on the statistical test using chi-square we could not detect any association between Status of Residence (the condition of the walls, the floor and the roof of the house) with dengue incidence (p=0.370; p=0,064; p=0.376). Based on data analytic, we obtained significant assosiation between breeding places were in the house with dengue incidence (p=0.020). There is no relationship between the status of a residence with the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF), and there is a relationship between breeding places with the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). Keywords: Status of Residence, Breeding Place, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Manado City
1
PENDAHULUAN
penurunan sebanyak 403 kasus dengan jumlah
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
kematian sebanyak 7 orang (Incidance
adalah penyakit yang ditularkan oleh infeksi
Rate/Angka Kematian = 98,69 per 100.000
virus dengue tipe 1 - 4. Dimana virus
penduduk dan CFR/Angka Kematian =
ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk betina
1,74%) (Dinkes Sulut, 2016).
Aedes
aegypti.
banyak
Data dari Puskesmas Bahu pada tahun
telah
2013 – 2015 sebanyak 101 kasus DBD.
ditemukan keempat tipe virus dengue dan
Jumlah kasus DBD pada tahun 2013 yaitu 24
gejala terparah dari DHF adalah pada tipe 3
kasus, pada tahun 2014 sebanyak 30 kasus
(Mumpuni, 2015). Penyakit DBD dapat
dengan jumlah kematian sebanyak 2 orang,
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang
dan pada tahun 2015 dengan jumlah penderita
seluruh kelompok umur. penyakit ini juga
sebanyak 47 kasus.
penelitian,
Menurut
bahwa
di
dari
Indonesia
berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku pada masyarakat (Kemenkes RI,
METODE PENELITIAN
2013).
Jenis penelitian yang digunakan observasional
World Health Organization (WHO)
analitik dengan desain case control study.
tahun 2016, melaporkan bahwa Insiden
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli
demam berdarah telah menyebar di seluruh
2016 di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota
dunia. Jumlah kasus di Amerika, Asia
Manado. Populasi dalam penelitian ini terdiri
Tenggara dan Pasifik Barat melebihi 1,2 juta
dari
untuk tahun 2008 dan lebih dari 3 juta pada
salah satu anggotanya terdiagnosis DBD dan
tahun
telah
2013.
Pada
tahun
2015
terjadi
kelompok kasus yaitu keluarga yang
tercatat
dalam
laporan
bulanan
peningkatan jumlah kasus sebanyak 2,35 juta
Puskesmas Bahu Tahun 2015. Sedangkan
kasus demam berdarah dilaporkan terjadi di
untuk kelompok kontrol yaitu keluarga yang
Amerika dan dari 10.200 kasus yang
bertempat tinggal di kelurahan yang sama
didiagnosis
dengan kelompok kasus dan yang tidak
demam
berdarah
1.181
diantaranya menyebabkan kematian.
sedang menderita DBD atau tanpa adanya
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi
riwayat DBD. Populasi dalam penelitian ini
Sulawesi Utara melaporkan bahwa pada tahun
adalah Pengumpulan data pada penelitian ini
2015,
dengan melakukan wawancara (interview) dan
jumlah
kasus
DBD
mengalami
peningkatan yaitu sebesar 1.529 penderita
observasi.
dengan jumlah kematian 21 orang (Incidance
Populasi penelitian adalah seluruh pasien
Rate/Angka Kesakitan = 67,48 per 100.000
DBD yang telah tercatat dalam laporan
penduduk dan CFR/Angka Kematian =
bulanan Puskesmas Bahu Kota Manado tahun
1,37%)
Dinas
2015 dan keluarga yang telah memenuhi
Kesehatan Kota Manado, melaporkan pada
kriteria inklusi, kriteria eksklusi dan dilakukan
(Dinkes
Sulut,
2016).
tahun 2015, total jumlah penderita mengalami
2
berdasarkan matching yaitu sebanyak 94
HASIL DAN PEMBAHASAN
responden.
Karakteristik Responden
Besarnya sampel kasus dalam penelitian
Penelitian ini terdiri dari 94 responden yang
ini adalah 47 responden (positif DBD) dan
terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok
sampel kontrol yaitu 47 responden (negatif
kasus (penderita DBD positif) dan kelompok
DBD), maka total sampel dalam penelitian ini
kontrol (bukan penderita DBD)
adalah 94 responden dan dilakukan matching
masing-masing
berdasarkan umur, pendidikan dan tempat
Berdasarkan karakteristik menurut kelompok
tinggal.
umur, diketahui bahwa jumlah penderita yang
berjumlah
47
penderita.
Untuk menganalisis status tempat tinggal
tertinggi berada pada kelompok umur 5 – 9
dan tempat perindukan nyamuk (breeding
tahun dan yang terendah pada umur 40 – 44
place) yang mempengaruhi kejadian penyakit
tahun.
DBD menggunakan uji statistik chi-square
kelamin, diketahui bahwa jumlah penderita
2
(X )
dengan
jenis
DBD yang lebih banyak terdapat pada laki-
(α=0,05). Analisis univariat dilakukan untuk
laki. Hal ini berbeda dari penelitian Sari
memperoleh gambaran distribusi frekuensi
(2014) yang menyatakan bahwa jumlah kasus
subyek penelitian dan distribusi proporsi
DBD yang terbanyak pada jenis kelamin
kasus
perempuan
kontrol
kemaknaan
karakteristik
95%
dan
tingkat
Berdasarkan
menurut
variabel
dan
untuk
kelompok
umur
independent yang akan diteliti. Analisis
tertinggi pada umur 10 - 24 tahun. Sedangkan
bivariat
mengetahui
berdasarkan penelitian dari Ayudhya (2014),
hubungan antara status tempat tinggal dan
menyatakan bahwa jumlah penderita DBD
tempat perindukan nyamuk (breeding place)
yang terbanyak pada jenis kelamin laki-laki
dengan kejadian demam berdarah dengue
dengan kelompok umur 41 – 50 tahun.
digunakan
untuk
(DBD) yang akan menguji hipotesis hubungan antar variabel. Tabel 6. Distribusi Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Kelompok Jenis Kelamin n 25 22 47
Laki-laki Perempuan Total
Berdasarkan
Total N 52 42 94
% 55 45 100
responden (48%) dan kelompok kontrol 27
karakteristik responden menurut jenis kelamin
responden (52%). Sedangkan untuk untuk
diketahui bahwa responden sebagian besar
jenis kelamin perempuan dengan kelompok
laki-laki
kasus dengan 22 responden (52%) dan
kasus
6
Kontrol N % 27 52 20 48 47 50
distribusi
kelompok
tabel
Kasus % 48 52 50
dengan
25
3
kelompok kontrol dengan 20 responden perempuan (48%). Tabel 15. Hubungan Antara Status Tempat Tinggal Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Kasus
Kontrol
Total
Kondisi Dinding Permanen
N
%
n
39
48
42
Semi Permanen
8
62
Total
47
%
5
50
52 38
47
n
%
81
100
13
50
p value
OR
CI (95%)
0,370
0,580
0,1751,926
100
94
100
Kondisi Lantai Permanen
44
54
38
Beton
3
25
9
Total
47
50
47
17
57
13
46
82
75
100
12
50
0,064
3,474
0,87713,764
0,376
1,482
0,6193,549
100
94
100
Kondisi Atap Genteng Seng
30
47
34
Total
47
50
47
43
30
53
64
50
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
100
OR=3,474;
CI(95%)=0,877-13,764
dan
signifikan antara status tempat tingan dengan
OR=1,482; CI(95%)=0,619-3,549. Hal ini
kejadian demam berdarah dengue (DBD) (p
berarti bahwa responden yang memiliki
value>0,05). Dari hasil analisis kondisi
dinding rumah semi permanen, lantai rumah
dinding rumah diperoleh nilai p=0,370;
beton, dan atap rumah dari seng tidak
OR=0,580; CI(95%)=0,175-1,926, kondisi
berhubungan dengan kejadian DBD.
dengan
hubungan
94
kondisi atap rumah diperoleh p=0,376;
rumah
terdapat
100
yang
lantai
tidak
100
nilai
p=0,064;
Tabel 16. Hubungan Antara Tempat Perindukan Nyamuk (Breeding Place) Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Breeding Place Dalam Rumah Tidak Iya Total
Kasus n % 11 79 36 45 47 50
Kontrol n % 3 21 44 55 47 50
4
Total N 14 80 94
% 100 100 100
p value
OR
0,020 0,223
CI(95%) 0,0580,861
Breeding Place Luar Rumah Tidak Iya Total
35 12 47
51 48 50
34 13 47
49 52 50
Hasil analisis statistik menunjukkan
68 26 94
100 100 100
0,3272,000
0,645 0,808
3. Berdasarkan
distribusi
kondisi
atap
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
rumah, sebagian besar kelompok kasus
antara tempat perindukan nyamuk (breeding
tinggal di rumah dengan atap seng.
place) didalam rumah dengan kejadian demam
berdarah
dengue
(DBD)
4. Berdasarkan hasil distribusi sebagian
p
besar kelompok kasus memiliki breeding
value=0,020 (p<0,05). Dari hasil analisis
place didalam rumah.
diperoleh nilai OR=0,223; CI (95%)=0,058-
5. Berdasarkan hasil distribusi sebagian
0,861. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
besar kelompok kasus tidak memiliki
responden
breeding place diluar rumah.
yang
memiliki
tempat
penampungan air yang merupakan breeding
6. Tidak ada hubungan antara kondisi
place terdapat didalam rumah berisiko
dinding rumah dengan kejadian Demam
menderita
Berdarah Dengue (DBD).
DBD
sebanyak
0,22
kali
dibandingkan dengan yang tidak terdapat
7. Tidak ada hubungan antara kondisi lantai
breeding place didalam rumah.
rumah dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). 8. Tidak ada hubungan antara kondisi atap
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
rumah dengan kejadian Demam Berdarah
mengenai hubungan antara status tempat
Dengue (DBD).
tinggal dan tempat perindukan nyamuk
9. Ada hubungan antara tempat perindukan
(Breeding Place) dengan kejadian demam
nyamuk (breeding place) didalam rumah
berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja
dengan
Puskesmas Bahu Kota Manado tahun 2015,
Dengue (DBD).
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
kejadian
Demam
Berdarah
10. Tidak ada hubungan antara tempat perindukan nyamuk (breeding place)
1. Berdasarkan distribusi kondisi dinding
diluar rumah dengan kejadian Demam
rumah, sebagian besar kelompok kasus tinggal
di
rumah
dengan
Berdarah Dengue (DBD).
dinding
permanen.
SARAN
2. Berdasarkan distribusi kondisi lantai
1. Kepada masyarakat perlu melakukan
rumah, sebagian besar kelompok kasus
pencegahan DBD dengan melaksanakan
tinggal di rumah dengan lantai permanen.
kegiatan PSN secara rutin dan teratur pada lingkungan didalam dan diluar
5
rumah sehingga tidak adanya tempat perindukan nyamuk (breeding place). 2. Kepada
dinas
kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. 2015. Data Jumlah Penderita Dan Kematian Penyakit DBD Tahun 2014 Di Provinsi Sulawesi Utara. Manado.
petugas
kesehatan di Puskesmas Bahu dan pemerintah setempat perlu lebih aktif lagi dalam melakukan promosi kesehatan, dalam
hal
ini
dapat
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. 2016. Data Jumlah Penderita Dan Kematian Penyakit DBD Tahun 2015 Di Provinsi Sulawesi Utara. Manado.
melakukan
penyuluhan didalam puskesmas maupun disekolah,dll leaflet/stiker,
dengan dan
membagikan
diharapkan
bagi
Mumpuni dan Lestari. 2015. CEKAL (Cegah dan Tangkal) sampai Tuntas Demam Berdarah. Yogyakarta: ANDI.
petugas puskesmas agar meningkatkan evaluasi berkala terhadap kegiatan PSN. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan atau
Sari, A. 2014. Hubungan Faktor Lingkungan dan Anjuran Pencegahan oleh Petugas Kesehatan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi. Skripsi diterbitkan. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
penelitian yang sama di tempat lain untuk lebih mengetahui lebih jelas tentang kejadian
DBD
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Bahu Kota Manado sebagai pembanding.
World Health Organization. 2016. Dengue. World Health Organization Media Centre.
DAFTAR PUSTAKA Ayudhya, P. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Pencegahan Vektor Di Kelurahan Malalayang 1 Barat Kota Manado. Skripsi diterbitkan. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik, 2(1): 9-13.
6