PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN USAHA, DAN JENIS USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH YANG ADA DI KECAMATAN TANJUNGPINANG TIMUR, KOTA TANJUNGPINANG. Sugianto 090462201340 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pendidikan, pengalaman usaha, dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Populasi pada penelitian ini adalah pemilik UKM yang ada di Kota Tanjungpinang khususnya Tanjungpinang Timur. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan slovin dengan tingkat eror 5% Pada penelitian ini menguji Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Usaha, Dan Jenis Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dengan menggunakan regresi linier berganda. Penelitian ini termotivasi dari penelitian Candra Kristian (2010) dan Rakhmad Ady Firmansyah (2013) dan Koes Meiliana (2014). Hasil penelitian ini didapati hasil bahwa pada variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, variabel Pengalaman usaha, dan jenis usaha berpengaruh signifikan, terhadap penggunaan informasi akuntansi Kata Kunci: Pendidikan, Pengalaman Usaha, Dan Jenis Usaha Penggunaan Informasi Akuntansi PENDAHULUAN Usaha kecil menjadi pembicaraan yang hangat saat ini, ketika pemerintah mencanangkan tahun usaha kecil dan menengah (UMKM). Usaha Kecil menurut UU. Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atatu bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini (Anonimous,2008). Ketidakmampuan menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi merupakan salah satu kelemahan dari sisi manajemen. Kelemahan ini merupakan faktor utama yang mengakibatkan kegagalan UKM dalam mengembangkan usaha sebagaimana pendapat Haron dan Bala, (1994) dalam Hadiyahfitriyah (2006), mengungkapkan bahwa kemampuan untuk menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi sangat tergantung pada kemampuan pemilik untuk menjalankan teknis akuntansi. Informasi akuntansi sangat bermanfaat bagi UKM, karena merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi memiliki peranan yang sangat penting untuk meraih keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al, 2000 dalam Pinasti 2007). Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai sebuah keberhasilan usaha sekaligus merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang digunakan oleh berbagai pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan adanya informasi-informasi tersebut, memungkinkan para pelaku usaha kecil menengah dapat mengidentifikasi dan memprediksi area-area permasalahan yang mungkin akan timbul dikemudian hari, kemudian mengambil tindakan koreksi tepat waktu. Maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul: Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Usaha, dan Jenis Usaha Terhadap Penggunaan Infomasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah Yang Ada di Kecamatan Tanjungpinang Timur Kota Tanjungpinang.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM Menurut Bab II Pasal 4 dan Pasal 5 UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, Prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM adalah : 1. Pemberdayaan UMKM a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri. b. Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan. c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMKM. d. Peningkatan daya saing UMKM. e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. 2. Tujuan pemberdayaan UMKM a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan. b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan kemisikinan. Pengalaman Usaha Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung). KBBI, (2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. Staw dalam penelitian Wahyuni, (2012), berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan prediktor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis
baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumnya. Kebutuhan akan pengalaman mengolah usaha semakin diperlukan dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan. Ada bukti kuat bahwa wirausaha memiliki orang tua yang bekerja mandiri atau berbasis sebagai wirausaha. Kemandirian dan fleksibelitas yang ditularkan oleh orang tua seperti itu melekat dalam diri anak-anaknya sejak kecil. Sifat mandiri inilah yang kemudian mendorong mereka untuk mendirikan usaha sendiri. Meski tidak ada studi banding dengan wirausaha yang orang tuanya bukan wirausaha, relasi dengan orang yang wirausaha tampak menjadi aspek penting yang membentuk keinginan seseorang untuk menjadi wirausaha. Pengertian Jenis Usaha Menurut Recue (2008:3), jenis usaha adalah perbedaan jenis usaha yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan dalam melakukan usahanya. Secara garis besar perusahaan dapat dibagi menjadi perusahaan manufaktur dan keuangan. Sedangkan meurut Anne Ahira (2009:34) yang dimaksud dengan jenis usaha adalah segala macam usaha meliputi bidang peridustrian, perdagangan, jasa dan keuangan (pembiayaan). Pengertian usaha sendiri adalah segala bentuk tindakan, perbuatan atau kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk memperoleh laba. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis usaha adalah perbedaan konsentrasi dan bidang usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan bisnisnya. Informasi Akuntansi Belkaoui (2010) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan dan alternatif-alternatif tindakan. Pengguna informasi akuntansi untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu sering disebut sebagai ”bahasanya dunia usaha” Akuntansi ditinjau dari sudut kegiatan adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Sedangkan akuntansi ditinjau dari sudut pemakainya adalah sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi . Yusuf, (2011:4). Tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu bagi pihak-pihak dalam perusahaan maupun pihak-pihak di luar perusahaan. Hasil akuntansi diperlukan untuk. Yusuf, (2011:4): (1) membuat perencanaan yag efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, dan (2) pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi yang ada pada UKM yang dijadikan obyek dalam penelitian. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Pendidikan terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer perusahaan kecil dan menengah sangat ditentukan oleh pendidikan formal yang pernah ditempuh (Murniati, 2002). Pendidikan formal yang rendah (tingkatan pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah
menengah umum) pemilik atau manajer akan rendah penggunaan informasi akuntansi dibandingkan dengan tingkatan pendidikan formal yang tinggi (perguruan tinggi) pemilik atau manajer. H1 : Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap informasi akuntansi Pengaruh Pengalaman usaha terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pengalaman berusaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih banyak akan disiapkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan apabila tingkat kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah (2006) bahwa Pengalaman Usaha berpengaruh positif terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi. Pengalaman dalam operasional berusaha berdasarkan pada bisnis yang sudah dijalankan. Hal ini akan mengindikasikan kebutuhan akan informasi akuntansi sangat diperlukan. Masa mengelola perusahaan diukur mulai dari manajer atau pemilik usaha mengelola atau memimpin perusahaan sampai penelitian ini dilakukan. H2 : Pengalaman usaha berpengaruh signifikan terhadap informasi akuntansi Pengaruh Jenis Usaha terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Menurut Holmes dan Nicholls dalam Fitriyah (2006), jenis usaha mempunyai efek terhadap persiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Dengan demikian, hal ini memperlihatkan bahwa sektor usaha mempengaruhi jumlah informasi yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Sektor industri suatu perusahaan akan memberikan variasi informasi akuntansi yang perlu disiapkan dan digunakan dibandingkan dengan suatu perusahaan dalam sektor industri yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls (1988), di Australia memperlihatkan bahwa kelompok atau sektor industri mempengaruhi jumlah informasi akuntansi yang disiapkan dan digunakan perusahaan kecil (Solovida, 2010). H3 : Jenis usaha berpengaruh signifikan terhadap informasi akuntansi Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, telaah literatur yang telah diuraikan diatas, serta beberapa penelititan terdahulu yang dijabarkan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: H1. Diduga terdapat pengaruh pendidikan terhadap informasi akuntansi H2. Diduga terdapat pengaruh pengalaman usaha terhadap informasi akuntansi H3. Diduga terdapat pengaruh jenis usaha terhadap informasi akuntansi H4.Diduga terdapat pengaruh pendidikan, pengalaman usaha dan jenis usaha secara bersama-sama terhadap informasi akuntansi METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang datanya dapat diolah dengan statistika menggunakan aplikasi spss. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yang diambil dari hasil kuisioner yang sudah disebar.
Operasionalisasi Variabel Penelitian Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati Azwar, (2007:261). Variabel Independen Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat. Metode inilah yang menguji untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua set variabel. Ghozali, (2006:98). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau independen adalah Pendidikan (X1), Pengalaman Usaha (X2), Jenis Usaha (X3), Variabel Dependen Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Tujuan dari metode dependen ini adalah untuk menentukan apakah variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara individual dan atau bersamaan. Ghozali, (2006:211). Dalam penenelitian ini yang menjadi variabel terikat atau dependen (Y) adalah Informasi Akuntansi. Metode Pengolahan Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisis statistik dan menggunakan bantuan komputer menggunakan software SPSS 20.0. Pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian data terdapat, pengujian asumsi klasik, pengujian dengan melakukan analisis regresi linear berganda dan pengujian hipotesis. Metode Analisis Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,range, kurtosis dan skweness (untuk melihat distribusi data) (Ghozali, 2013). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel dependen dan variabel independen dalam penelitian ini. Statistik deskriptif berguna untuk meringkas dan memadatkan data dengan cara mengelompokkan kedalam kelas-kelas tertentu, memberikan gambaran mengenai tendensi sentral, maupun mengukur ketinggian puncak data serta ukuran kesimetrisan data (Sarwono, 2015). Uji Asumsi Klasik Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suaatu instrumment alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran (2005:78), validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk signifikansi 5 % dari degre of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid. Ghozali, (2006:102). Uji Reliabilitas Realiabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisiner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji stastik Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60, Ghozali (2005:100). Uji Normalitas Menurut Ghozali (2006:110), Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan pengujian berikut: a. Uji Kolmogrov Smirnov Dalam uji ini, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah: 1. Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi normal 2. Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi tidak normal Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah: Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal b. Histogram Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak terdistribusi secara normal. Sugiono,(2006:210).Grafik Normality Probability Plot. Dalam uji ini, ketentuan yang digunakan adalah: a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:101) adapun teknik yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas khusunya untuk penelitian ini dengan uji glesjer. Serta, ditambah lagi dari metode Widjaya (2012:130) yaitu grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitisitas adalah dengan menggunakan metode: 1. Uji Glesjer (Glesjer test) Uji glesjer (Glesjer test) menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:103) yaitu dengan membuat model regresi yang melibatkan nilai mutlak residu (│e│) sebagai variabel terikat terhadap semua variabel bebas. Jika semua variabel bebas signifikan secara statistik maka dalam regresi terdapat heteroskedastisitas. Namun, dalam perhitungan nilai t hitung dengan menggunakan uji koefisisensi korelasi spearman dengan menentukan nilai (α) dan t tabel. Adapun hasilnya uji glesjer akan dihitung dengan menggunakan bantuan dari SPSS 20 for Windows, serta penentuan (α) dan t tabel dihitung secara manual berdasarkan olahan data dari SPSS 20 for Windows. 2. Cara Grafik Wijaya (2012:130) menjelaskan bahwa salah satu cara untuk melihat adanya masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Wijaya (2012:130) menjelaskan cara menganalisisnya adalah sebagai berikut: a) Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit. Jika terjadi, indikasinya terdapat heteroskedastisitas. b) Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebardiatas dan di bawah angka 10 pada sumbu Y, indikasinya tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Multikoliniearitas Menurut Ghozali (2006:91), Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Ghozali, (2006:91), mengemukakan bahwa pengujian multikolinieritasdapat dilakukan dengan melihat varians Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variable independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10,maka tidak terjadi multikolinieritas. Suatu model dikatakan terdapat gejala multikolonieritas yaitu jika korelasi diantara variabel indenpenden lebih besar dari 0.9 Analisis Regresi Berganda Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel bebas pengaruh Pendidikan (X1), Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah (X2) terhadap variabel terikat Informasi Akuntansi (Y) dimana dari sampel yang diperoleh, digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dimana : Keterangan : Y’ = Dependent variabel (Informasi Akuntansi) A = Konstata b1, b2, b3 = Koefisien regresi X1 = Independent variabel (Pendidikan) X2 = Independent variabel (Pengalaman) X3 = Independent variabel (Jenis Usaha) e = Standar error Y= b 0 + b 1 X1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 +ε Uji (Uji t) Yaitu suatu uji digunakan untuk mengetahui secara parsial pengaruh variabel independent dengan variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan t- table. a. Penentuan Nilai Kritis (t- tabel) Untuk menguji hipotesis menggunakan uji – t dengan tingkat signifikan (x) 5%, dengan sampel (n). b. Kriteria Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen Pendidikan, Pengalaman Usaha dan Jenis Usaha terhadap variabel dependen Informasi Akuntansi
Ha
: Ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen Pendidikan , Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap variabel dependen Informasi Akuntansi. 1. Jika nilai t hitung > t table Ho ditolak dan Ha diterima hal ini berarti bahwa ada hubungan antara variabel independen Pendidikan , Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah, variabel dependen Informasi Akuntansi. 2. Jika nilai t hitung < tabel, Ho diterima dan Ha ditolak hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara variabel independen Pendidikan , Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah, terhadap variabel dependen Informasi Akuntansi. Uji Simultan (Uji f) Yaitu untuk menguji secara serempak (simultan). Pengujian bertujuan hipotesis untuk mengukur kwalitas produk Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Informasi Akuntansi yaitu dengan membandingkan f- hitung dengan F table dengan level of confidence 95% . a. Pengujian Nilai Kritis (f- tabel). Untuk menguji hipotesis ini dengan menggunakan uji – F dengan tingkat signifikan pada (x) 5 %, dengan sampel (N) dan jumlah variabel (k) = 2 b. Penguji Hipotesis. Ho : Tidak ada yang signifikan antara variabel independenPengalaman Usaha Jenis Usaha secara bersama-sama dengan variabel Dependen Informasi Akuntansi Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independenPendidikan, Pengalaman Usaha Jenis Usaha secara bersama sama dengan variabel Dependen Informasi Akuntansi c. Kriteria Pengujian. 1. Jika nilai F hitung > F table, Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika nilai F Hitung < F table, Ho diterima dan Ha ditolak. Koefisien Determinan (R2) Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. Menurut Santoso dalam buku Priyatno, (2008:81), Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini bisa memiliki Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
Pembahasan hasil Statistik Deskriptif Pengujian mengenai statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai pengujian tahap pertama dengan variabel dependen informasi akuntansi dan variabel independen yaitu variabel independen Pendidikan , Pengalaman Usaha Jenis Usaha, informasi yang dapat dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (deviation standard), nilai maksimum (maximum), nilai minimum (minimum). 1. Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai rata-rata sebesar 17.19, hal ini menunjukkan bahwa sebagai besar perusahan-perusahan yang menjadi sampel mempunyai nilai tingkat pendidikan yang positif dengan standart deviasi 2,898 dari 109 sampel, variabel tingkat pendidikan memiliki nilai maksimum 24 dan nilai minimum 9 2. Variabel pengalaman usaha miliki nilai rata-rata sebesar 20,44, hal ini menunjukkan bahwa sebagai besar perusahan-perusahan yang menjadi sampel mempunyai nilai tingkat pendidikan yang positif dengan standart devaisi 2,640 dari 109 sampel, variabel tingkat pendidikan memiliki nilai maksimum 25 dan nilai minimum 8 3. Variabel jenis usaha miliki nilai rata-rata sebesar 20,32, hal ini menunjukkan bahwa sebagai besar perusahan-perusahan yang menjadi sampel mempunyai nilai tingkat pendidikan yang positif dengan standart deviasi 2,368 dari 109 sampel, variabel tingkat pendidikan memiliki nilai maksimum 25 dan nilai minimum 14 Variabel informasi akuntansi miliki nilai rata-rata sebesar 20,55 sampel mempunyai nilai tingkat pendidikan yang positif dengan standart deviasi 2,259 dari 109 sampel, variabel tingkat pendidikan memiliki nilai maksimum 25 dan nilai minimum 13. Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov terlihat menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov 0. 641 dan nilai signifikan 0.806 karena p-value = 0.806 > 0.05, berarti data residual terdistribusi secara normal. Pada grafik histogram, dapat dilihat bahwa distribusi data tidak menceng (skewnes) ke kiri atau ke kanan.ini berarti variabel residual berdistribusi normal.
Uji glesjer menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:103) yaitu dengan membuat model regresi yang melibatkan nilai mutlak residu (│e│) sebagai variabel terikat terhadap semua variabel bebas. Jika semua variabel bebas signifikan secara statistik maka dalam regresi terdapat heteroskedastisitas. Namun dalam perhitungan nilai t hitung dengan menggunakan uji koefisisensi korelasi spearman dengan menentukan nilai (α) dan t tabel . Adapun hasilnya uji glesjer dihitung dengan SPSS 20 for Windows, serta penentuan (α) dan t tabel dihitung secara manual berdasarkan olahan data dari SPSS 20 for Windows. terlihat nilai signifikansi untuk variabel Pendidikan (X1) sebesar 0.559 > 0.05 ,variabel Pengalaman Usaha (X2) 0,985 > 0.05, dan Jenis Usaha 0.700 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak adanya masalah heteroskedatisitas.
Menurut Sulistyo (2010:56), uji multikolinearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan nilai patokan VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance antarvariabel bebas. Model yang baik adalah model yang tidak terkena masalah multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance dibawah 0.10 dan nilai VIF di atas 10 Ghozali, (2006:91-92). Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini terlihat bahwa nilai VIF dan tolerance untuk variabel Tingkat Pendidikan (X1)
dengan nilai Tolerance 0.969 > 0,1 dengan VIF 1.031 < 10. Variabel Pengalaman Usaha (X2) mempunyai nilai Tolerance 0.839 > 0,1 dengan VIF 1.192 < 10, dan varibel Jenis Usaha (X3) dengan nilai Tolerance 0.816 > 0,1 dengan VIF 1.226 < 10 Maka dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak ditemukan adanya masalah multikolonieritas. Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel Pendidikan ( X1) sebesar ,variabel Pengalaman Usaha (X2), dimana dari sampel yang diperoleh, digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Y= b 0 + b 1 X1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 +ε Y = 6.136 + 0.049 X 1 + 0,319 X 2 + 0,346 X 3 + ε Y = Informasi Akuntansi b1 = Koefisien regresi variabel X 1 (Pendidikan) b2 = Koefisien regresi variabel X 2 (Pengalaman Usaha) b3 = Koefisien regresi variabel X 3 (Jenis Usaha) X1 = Pendidikan X2 = Pengalaman Usaha X3 = Jenis Usaha e = error / variabel pengganggu Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konstanta (a) Nilai konstanta (a) sebesar 6.136, menunjukkan bahwa apabila nilai variabel Pendidikan, Pengalaman Usaha dan jenis usaha konstanta, maka nilai variabel informasi akuntansi sebesar 6.136. 2. Koefesien b1 untuk variabel pendidikan. Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar , nilai 0,049 yang positif menunujukkan adanya hubungan yang searah antara variabel pendidikan dengan informasi akuntansi, yang artinya jika nilai variabel pendidikan naik sebesar 1%, maka nilai informasi akuntansi akan naik sebesar 0,049. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. 3. Koefesien b2 untuk variabel Pengalaman Usaha Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar , nilai 0,319 yang positif menunujukkan adanya hubungan yang searah antara variabel pengalaman usaha dengan informasi akuntansi, yang artinya jika nilai variabel pendidikan naik sebesar 1%, maka nilai informasi akuntansi akan naik sebesar 0,319. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. 4. Koefesien b3 untuk variabel Jenis Usaha Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar , nilai 0,346 yang positif menunujukkan adanya hubungan yang searah antara variabel jenis usaha dengan informasi akuntansi, yang artinya jika nilai variabel pendidikan naik sebesar 1%, maka nilai informasi akuntansi akan naik sebesar 0,346. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: - jika t hitung < t tabel , atau -t hitung > -t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
untuk α = 5%, - jika t hitung > t tabel , atau -t hitung < -t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5%. Dengan nilai n: 109, α: 5% : 2 = 2,5% k= 2, (uji 2 sisi) dengan derajat keterbatasan (df) n-k-1 atau 109-3-1= 105. Dengan pengujian 2 sisi hasil untuk nilai t tabel = 1.98282 . Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tabel 4.11 adalah sebagai berikut : a. Variabel Pendidikan mempunyai nilai signifikansi 0.421, nilai ini lebih besar dari 0.05, sedangkan nilai t-hitung 0. 807 < 1.98282 (t-tabel α = 0.05, df = 109-3-1= 105. Berdasarkan kedua nilai tersebut maka disumpulkan bahwa secara parsial Pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. b. Variabel Pengalaman Usaha mempunyai nilai signifikansi 0,00 nilai ini lebih kecil dari 0.05, sedangkan nilai t-hitung 4.429 > 1.98282 t-tabel α = 0.05, df = 109-3-1= 105. Berdasarkan kedua nilai tersebut maka disumpulkan bahwa secara parsial Pengalaman Usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Variabel jenis usaha mempunyai nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari 0.05, sedangkan nilai t-hitung 4.250 > 1.98282 t-tabel α = 0.05, df = 109-3-1= 105. Berdasarkan kedua nilai tersebut maka disumpulkan bahwa secara parsial jenis usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengukur Pendidikan,, Pengalaman Usaha terhadap Informasi Akuntansi. Yaitu dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel , dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-k), (k-1) Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan: - jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%, - jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α.= 5%. Nilai F hitung sebesar 20.939 dengan tingkat signifikansi 0.000 Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel . Nilai F tabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k).(k-1) Jumlah sampel (n) sebanyak , dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 3. Jadi df = (109-3), (3-1) sehingga F tabel pada Informasi Akuntansi 95% (α = 5%) adalah 3.08. Jadi F hitung > F tabel (20.939 > 3.08) dan tingkat signifikansi sebesar 0.000 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya. Pendidikan, Pengalaman Usaha berpengaruh secara simultan terhadap Informasi Akuntansi.
Koefisien diterminasi (R²) bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap variabel dipenden mengetahui persentase hubungan variabel Pendidikan (X1),variabel Pengalaman Usaha (X2), secara bersama-sama terhadap variabel dependen Informasi Akuntansi(Y). 2 Besarnya Adjusted R berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20.0 diperoleh sebesar 0.356 Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Pendidikan, Pengalaman Usaha berpengaruh terhadap Informasi Akuntansi sebesar 35.6 %. Sedangkan sisanya sebesar 64.6 % adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang tidak disebutkan. Kesimpulan Pembahasan Secara umum penelitian ini menunjukkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian-penilaian responden terhadap variabel-variabel penelitian ini secara umum sudah dikatakan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya tanggapan baik yang tinggi dari responden terhadap kondisi dari masing-masing variabel penelitian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa variabel independen yaitu Pendidikan, Pengalaman Usaha dan
jenis usaha terhadap Informasi Akuntansi. Penjelasan dari masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut.
Pengaruh Pendidikan terhadap Informasi Akuntansi pada UKM yang ada di Kota Tanjungpinang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan manajer/ pemilik memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Pendidikan formal yang ditempuh oleh manajer/ pemilik perusahaan sangat berpengaruh terhadap keahlian dan kemampuan yang dimiliki manajer/ pemilik usaha dalam mengelola usahanya. Tingkat pendidikan formal yang rendah pemilik/ manajer maka akan rendah pula penyiapan dan penggunaan informasi akuntansinya dalam usahanya dibandingkan dengan pemilik/ manajer yang memiliki tingkat pendidikan formal lebih tinggi. Pemilik atau manajer perusahaan yang memiliki tambahan pendidikan, maka akan berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi, seperti semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang dan pelatihan-pelatihan yang diikuti guna menunjang pengetahuan pemilik/manajer khususnya yang berkaitan dengan akuntansi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi manfaat pendidikan manajer/pemilik dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan formal yang ditempuh. Pendidikan formal yang dimiliki oleh pemilik atau manajer dapat menambah keyakinan manajer dalam bertindak dalam menggunakan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Holmes dan Nicholls (1989) dan Murniati (2002) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan manajer atau pemilik sangat berpengaruh terhadap tingkat penggunaan informasi pada usaha kecil dan menengah. Tingkat pendidikan formal yang rendah akan rendah pula penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi dibandingkan dengan tingkat pendidikan formal yang lebih tingi. Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap Informasi Akuntansi pada UKM yang ada di Kota Tanjungpinang. Pengalaman berusaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih banyak akan disiapkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan apabila tingkat kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh Budhijono dan Kristyowati dalam Firmansyah (2013) yang menyatakan bahwa Pengalaman Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi pada perusahaan UMKM di Salatiga. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls dalam Fitriyah (2006), juga menyatakan bahwa Pengalaman Usaha berpengaruh positif terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi. Pengaruh Jenis Usaha terhadap Informasi Akuntansi pada UKM yang ada di Kota Tanjungpinang. Hasil penelitian berhasil menemukan bukti adanya pengaruh positif antara jenis usaha dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kota Tanjungpinang, Sama seperti hasil pada penlitian yang dilkukan oleh Firmansyah (2013). Hal ini dapat diartikan bahwa kontribusi jenis usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 11.7%, sehingga tingginya jenis usaha berdampak pada meningkatnya penggunaan sistem informasi akuntansi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pendidiakan, pengalama usaha dan jenis usaha terhadap informasi akuntansi. Berikut ini adalah hasil pengujian untuk menjawab rumusan permasalahan: 1. Variabel tingkat Pendidikan secara parsial tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi 2. Variabel Pengalaman Usaha secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. 3. Variabel jenis usaha secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Saran Dari kesimpulan yang telah diperoleh, maka dapat diberikan saran – saran sebagai berikut: 1. Pengalaman pada pemilik perusahaann sangat diperlukan dalam mengelola usaha. Dikarenakan pengalaman merupakan guru yang paling berharga dalam mengelola suatu usaha, karena pengalaman berbeda dengan teori didunia pendidikan atau pelatihan. Disarankan kepada pengusaha untuk menggali lagi kemampuannya di bidang usaha dengan memanfaatkan kemajuan teknologi baik itu dari distribusi, memasarkan ataupun perhitungannya dengan sofware akuntansi. 2. Penelitian ini belum mempertimbangkan seluruh variabel yang mungkin menjadi aspek dalam penggunaan sistem informasi akuntansi. penelitian selanjutnya dapat meneliti variabel-variabel lain yang mungkin menjadi aspek dalam penggunaan sistem informasi akuntansi di usaha kecil dan menengah. Khususnya sofware pendukung bagi pengusaha agar memudahkan dalam menjalankan sistem informasi akuntansi.