UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP SISWA KELAS VIII E TAHUN AJARAN 2015/ 2016 DI SMP N 1 NANGGULAN Oleh: Rina Kurniawati 11144100095 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Nanggulan tahun ajaran 2015/2016 pada materi relasi dan fungsi dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Nanggulan pada bulan AgustusSeptember 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 1 Nanggulan dan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Nanggulan semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi relasi dan fungsi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana siklus pertama terdiri dari 3 pertemuan dan siklus kedua terdiri dari 2 pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumentasi, catatan lapangan dan angket. Teknik analisis data yang digunakan untuk data kualitatif adalah reduksi data, triangulasi, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Sedangkan untuk data kuantitatif digunakan analisis data hasil observasi, analisis butir soal, analisis data angket minat. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat keterlaksanaan 67,26% (sedang) pada siklus I dan 75% (tinggi) pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Upaya yang dilakukan adalah dengan pembentukan kelompok belajar dan sistem penomoran untuk setiap anggota kelompok yang menuntut siswa berperan aktif selama pembelajaran. Upaya tersebut mampu meningkatkan minat dan hasil belajar matematika; (2) Meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika. Ratarata minat siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebesar 41,61% kategori rendah, dan mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 64,65% kategori sedang, dan semakin meningkat lagi setelah dilaksanakan siklus II yaitu menjadi sebesar 81,16% dengan kategori tinggi; (3) Meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan adalah sebesar 33,71 (sangat rendah) dengan ketuntasan 0%, dan mengalami peningkatan pada tes siklus I menjadi sebesar 44,19 (rendah) dengan ketuntasan 9,68% dan mengalami banyak peningkatan pada tes yang kedua menjadi 75,74 (tinggi) dengan ketuntasan 83,87%. Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe N umbered Head
Together (NHT).
dari 31 siswa mendapat nilai dibawah
PENDAHULUAN Hasil
wawancara
yang
KKM, dengan KKM 75. Tidak seorang
tentang
siswapun yang memenuhi nilai KKM
menunjukkan
dalam ulangan akhir semester genap
bahwa siswa kurang berminat mengikuti
tersebut. Rendahnya hasil belajar siswa
pelajaran
Kebanyakan
tersebut harus segera diatasi oleh kedua
siswa mengatakan bahwa matematika itu
belah pihak, yaitu guru dan siswa. Jadi
membosankan, sulit, dan menakutkan.
dalam proses pembelajaran tidak hanya
Mereka juga mengatakan bahwa mereka
guru yang berperan aktif melainkan
kurang bersemangat mengikuti pelajaran
siswa juga harus ikut terlibat secara aktif
dan sulit memahami materi karena
dalam proses pembelajaran matematika.
dilakukan
terhadap
siswa
pelajaran
matematika
matematika.
penjelasan yang diberikan guru kurang
Berdasarkan
uraian
diatas
jelas. Oleh karena itu mereka mengeluh
peneliti dan guru akan berkolaborasi
kesulitan dan tidak dapat mengerjakan
untuk meningkatkan minat dan hasil
soal yang diberikan guru. Berdasarkan
belajar matematika dengan menerapkan
hasil observasi yang dilakukan di kelas
model pembelajaran kooperatif tipe
VIII E, selama pembelajaran terdapat
Numbered
beberapa
tidak
terhadap siswa kelas VIII E SMP N 1
memperhatikan penjelasan guru. Siswa-
Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.
siswa tersebut sibuk dengan kegiatan
Diharapkan setelah diterapkannya model
masing-masing; misalnya menggambar,
pembelajaran
bersenda
menjadi
siswa
gurau
yang
dengan
teman
Head
Together
kooperatif
semangat
ini
dalam
(NHT)
siswa belajar
disekelilingnya. Terdapat pula beberapa
sehingga mampu meningkatkan hasil
siswa yang menyandarkan kepalanya di
belajar yang diharapkan dicapai.
atas meja atau dinding dan terlihat seperti mengantuk. Kurangnya perhatian siswa terhadap proses pembelajaran matematika
menandakan
KAJIAN TEORI Dalam Kamus Besar Bahasa
rendahnya
Indonesia (1997: 656) minat berarti
minat belajar siswa terhadap mata
kecenderungan hati yang tinggi terhadap
pelajaran matematika. Berdasarkan hasil
sesuatu; gairah; keinginan. Menurut
ulangan akhir semester genap tahun
Syaiful Bahri Djamarah (2011: 211)
ajaran 2014/2015 diperoleh data yang
sikap dan minat anak didik dapat
menunjukkan rendahnya nilai siswa.
berubah karena proses dan situasi
Seluruh siswa kelas VIII E yang terdiri
belajar tertentu seperti ketidaksenangan
kepada guru atau guru memarahinya
penguasaan ilmu pengetahuan. Ada tiga
dengan
kemampuan yang harus dikuasai yaitu
kasar
kawannya.
di
depan
Djaali
kawan-
(2007:
121)
persepsi, mengingat dan berfikir.
berpendapat minat adalah rasa lebih
Rusman
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
mengemukakan
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
pembelajaran
Minat
beberapa ahli: (1) Abdulhak (2001: 19-
dapat
diekspresikan
melalui
(2013:
201-204) pengertian
kooperatif
menurut
pernyataan yang menunjukkan bahwa
20)
siswa lebih menyukai suatu hal daripada
pembelajaran cooperative dilaksanakan
hal lainnya. Minat tidak dibawa sejak
melalui sharing proses antara peserta
lahir melainkan diperoleh kemudian.
belajar, sehingga dapat mewujudkan
Menurut peneliti minat adalah suatu rasa
pemahaman bersama diantara peserta
suka atau rasa ketertarikan terhadap
belajar itu sendiri. (2) Nurulhayati
suatu hal atau aktivitas disertai rasa
(2002: 25) pembelajaran kooperatif
senang. Indikator minat matematika
adalah
yang digunakan dalam penelitian adalah
melibatkan partisipasi siswa dalam suatu
sebagai berikut: (1) perasaan terhadap
kelompok
matematika, (2) tanggapan terhadap
berinteraksi. (3) Johnson (Hasan, 1996)
model
cooperative
pembelajaran,
(3)
usaha
mengemukakan
strategi
bahwa
pembelajaran
kecil
untuk
learning
saling
adalah
teknik
memahami matematika, (4) membaca
pengelompokkan
buku, (5) bertanya di kelas, (6) bertanya
terdiri dari 4-5 orang siswa yang bekerja
pada teman, (7) bertanya pada orang
bersama untuk memaksimalkan mereka
lain, (8) mengerjakan soal matematika.
dan anggota lainnya dalam kelompok
Dalam Kamus Besar Bahasa
yang
yang
didalamnya
tersebut.
Indonesia (1997) hasil berarti: sesuatu
Huda
(2014:
203)
yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb)
mengemukakan bahwa teknik belajar
oleh usaha, atau akibat, kesudahan (dari
Numbered Head Together (NHT) pada
pertandingan, ujian, dsb). Syaiful Bahri
dasarnya merupakan varian dari diskusi
Djamarah
kelompok. Tujuan dari Numbered Head
(2011:
202-204)
mengungkapkan bahwa ranah kognitif
Together
merupakan kemampuan yang selalu
kesempatan kepada siswa untuk saling
dituntut
berbagi
kepada
anak
didik
untuk
(NHT)
adalah
memberi
gagasan jawaban
dan
dikuasai karena penguasaan kemampuan
mempertimbangkan
yang
pada tingkatan ini menjadi dasar bagi
paling tepat. Huda (2014: 203-204)
mengemukakan sintak atau tahapan
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus
pelaksanaan Numbered Head Together
dihentikan apabila kondisi kelas sudah
(NHT) pada hakikatnya hampir sama
memenuhi indikator keberhasilan yang
dengan
ditetapkan,
diskusi
kelompok,
dengan
yaitu
mengalami
rincian sebagai berikut: (a) Siswa dibagi
peningkatan minat dan hasil belajar
ke dalam kelompok – kelompok. (b)
matematika siswa.
Masing – masing siswa dalam kelompok
Instrumen
diberi
nomor.
(c)
Guru
memberi
adalah
sebagai
yang
digunakan
berikut:
lembar
tugas/pertanyaan pada masing-masing
observasi, tes tertulis, catatan lapangan,
kelompok untuk mengerjakannya. (d)
angket minat belajar matematika siswa.
Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk
teknik analisis data yang digunakan
menemukan jawaban yang dianggap
antara lain: reduksi data, triangulasi,
paling tepat dan memastikan semua
penyajian
anggota kelompok mengetahui jawaban
kesimpulan,
tersebut. (e) Guru memanggil salah satu
observasi,
nomor secara acak. (f) Siswa dengan
analisis angket minat belajar matematika
nomor
siswa.
yang
dipanggil
data,
pengambilan
analisis analisis
data
butir
lembar
soal,
dan
mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada
dilaksanakan di kelas VIII E SMP N 1
bulan Agustus – September 2015 di
Nanggulan dalam upaya meningkatkan
SMP N 1 Nanggulan yang beralamat di
minat dan hasil belajar matematika
Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulon
dengan model pembelajaran kooperatif
Progo, Yogyakarta. Jenis penelitian ini
tipe Numbered Head Together (NHT)
adalah penelitian tindakan kelas yang
telah mampu meningkatkan minat serta
dilakukan untuk meningkatkan minat
hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat
dan hasil belajar matematika siswa.
dilihat dengan membandingkan hasil
Prosedur penelitian yang digunakan
analisis data pada siklus I dan siklus II.
dalam penelitian terdiri dari perencanaan (planning),
pelaksanaaan
Keterlaksanaan
pembelajaran
dan
pada siklus I sebesar 67,26%(sedang)
pengamatan (action and observation),
dan meningkat menjadi 75% (tinggi)
refleksi
pada siklus II. Rata-rata minat siswa
(reflection).
Penelitian
ini
pada
setiap
siklus
mengalami
di kelas VIII E SMP N 1 Nanggulan
Sebelum
dilaksanakan
dengan model pembelajaran kooperatif
tindakan rata-rata minat siswa sebesar
tipe Numbered Head Together (NHT)
41,61% (rendah) rata-rata minat siswa
keterlaksanaan
tersebut mengalami peningkatan pada
sebesar 67,26% (sedang) pada siklus I,
siklus
dan mengalami peningkatan pada siklus
peningkatan.
I
menjadi
sebesar
64,65%
(sedang) dan meningkat pada siklus II
II
menjadi 81,16% (tinggi).
kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis butir soal
yang
dilakukan
sebesar yang
tindakan
75%.
Berikut
dapat
diambil
berdasarkan penelitian tindakan kelas
setiap
yang dilakukan pada bulan Agustus-
model
September:
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
1. Upaya
siklusnya,
Head
pada
menjadi
penerapan
penerapan
Together
dilakukan
adalah
dapat
dengan
pembentukan
meningkatkan minat dan hasil belajar
belajar
dimana
matematika siswa. Seperti halnya minat,
anggota kelompok dinomori 1-5.
rata-rata
Dalam kelompok belajar tersebut
hasil
(NHT)
yang
belajar
siswa
juga
mengalami peningkatan pada setiap
siswa
siklusnya.
mengumpulkan
Sebelum
dilaksanakan
kelompok
masing-masing
saling
berdiskusi informasi,
tindakan rata-rata hasil belajar siswa
mengutarakan
sebesar 33,71 (sangat rendah) menjadi
memperoleh
44,19 (rendah) pada tes siklus I dan
belajar mereka. Sistem penomoran
mengalami banyak peningkatan pada
dalam model ini juga berperan
siklus II menjadi 75,74 (tinggi).
penting
Hal
tersebut
menunjukkan
pendapat sendiri
karena
dan
pengalaman
menuntut
siswa
berperan aktif selama pembelajaran
bahwa penerapan model pembelajaran
dimana
kooperatif
Head
nomor siswa secara acak sehingga
Together (NHT) dapat digunakan untuk
siswa harus bersiap jika nomornya
meningkatkan minat serta hasil belajar
terpanggil.
tipe
Numbered
matematika siswa kelas VIII E SMP N 1 Nanggulan.
guru
akan
memanggil
2. Berdasarkan hasil analisis angket yang
dilakukan
didapat
data
peningkatan minat siswa sebagai KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan
berikut: (1) rata-rata minat siswa sebelum
diterapkan
tindakan
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Berdasarkan hasil penelitian ini,
Numbered Head Together (NHT)
ada
sebesar 41,61% kategori rendah, (2)
diperhatikan diantaranya adalah sebagai
rata-rata minat siswa yang diukur
berikut:
setelah dilakukan tindakan pada
1. Model pembelajaran kooperatif tipe
siklus
I
megalami
beberapa
saran
yang
perlu
peningkatan
Numbered Head Together (NHT)
menjadi 64,65% kategori sedang,
dapat dijadikan salah satu alternatif
(3) dan semakin meningkat lagi
model
setelah dilaksanakan tindakan pada
untuk meningkatkan minat maupun
siklus II yaitu menjadi sebesar
hasil belajar siswa yang diterapkan
81,16% dengan kategori sangat
di SMP Negeri 1 Nanggulan.
tinggi.
pembelajaran
matematika
2. Komunikasi antara siswa dengan
3. Berdasarkan hasil analisis
hasil
guru
diperoleh
data
sebaiknya lebih ditingkatkan lagi
belajar
siswa
demi mencapai tujuan pembelajaran
sebagai berikut: (1) rata-rata hasil
yang diharapkan dan hasil belajar
belajar siswa sebelum dilakukan
yang memuaskan.
belajar
siswa
peningkatan
hasil
tindakan
adalah
kategori
sangat
sebesar rendah
dengan
belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan menjadi sebesar 44,19 kategori rendah dengan rincian 3 siswa mencapai nilai KKM dan ketuntasan
sebesar
9,68%, (3) hasil belajar siswa pada tes
yang
tindakan
dilaksanakan siklus
II
setelah
mengalami
banyak peningkatan menjadi sebesar 75,74 kategori tinggi dengan rincian 26 siswa mencapai nilai KKM dan persentase 83,87%.
ketuntasan
siswa
dengan
siswa
33,71
ketuntasan 0%, (2) rata-rata hasil
persentase
dan
sebesar
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Djemari
Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat Umar. 2009. Mengelola
Kecerdasan dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hardi
Suyitno. 2014. Pengenalan Filsafat Matematika. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Miftahul Huda. 2014. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu – Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Moch. User Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pujiati.
2005. LIMAS. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2013. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. . 2012. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.