HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN OTOT TOGOK DENGAN KETERAMPILAN ROLL DEPAN DI SMP
Edeng, Edi Purnomo, Kaswari Program Studi Pendidikan Penjaskesrek FKIP Untan Email :
[email protected] Absract: This research aims to know the relationship of muscle strength and muscle belly flexibility roll ahead with togok skills in students the son of SMP Negeri Pontianak 20. The method used in this research is descriptive methods with test and measurement techniques. The sample of this research is 49 students. Data analysis results show that magnitude of donations given to the strength of your abdominal muscles with a skill roll ahead of 24.60%. While a donation of flexibility muscle togok skill roll ahead of 31,47%. While the magnitude of donations are given two variables, namely abdominal muscular strength and muscle flexibility togok amounted to 38.20% of the skill roll ahead. Based on the study data, it can be concluded that there is a relationship between muscle strength and muscle belly flexibility roll ahead of togok skills in students the son of Class VIII SMP Negeri Pontianak 20. Key Words: Strength, Flexibility, Roll Forward Abstak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan pada siswa putra SMP Negeri 20 Pontianak. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik tes dan pengukuran. Sampel penelitian ini adalah 49 siswa. Hasil analisis data menunjukan bahwa besarnya sumbangan yang diberikan kekuatan otot perut dengan keterampilan roll depan sebesar 24,60%. sedangkan sumbangan kelentukan otot togok terhadap keterampilan roll depan sebesar 31,47%. Sedangkan besarnya sumbangan yang diberikan kedua variabel, yaitu kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok adalah sebesar 38,20% terhadap keterampilan roll depan. Berdasarkan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok terhadap keterampilan roll depan pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 20 Pontianak. Kata Kunci : Kekuatan, Kelentukan, Roll Depan
proses belajar mengajar kita dapat melihat tujuan dari pendidikan D alam jasmani di lembaga-lembaga suatu pendidikan diantaranya ialah untuk
meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat di lingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan. Dalam ruang lingkup pendidikan harus memiliki suatu konsep yang baik dengan memiliki seorang guru olahraga yang berkualitas dan tentunya menguasai ilmu serta bisa mengajarkan cabang olahraga, tentu dengan tujuan agar siswa dapat memahami lebih jauh pengetahuan tentang olahraga tersebut dan juga berprestasi, sehingga dapat mengharumkan nama sekolah dan negaranya. Dalam dunia olahraga salah satunya olahraga senam atau dalam bahasa internasionalnya adalah gymnastic merupakan salah satu cabang olahraga tertua di dunia. Cabang olahraga ini telah dikenal, dimainkan dan dipertandingkan sejak jaman Yunani Kuno. Dalam perjalanannya telah terjadi berbagai perubahan dan perkembangan teknik serta variasi gerak, dan juga perubahan berbagai peraturan permainan maupun perlombaan. Namun dengan demikian, sampai saat ini cabang olahraga senam masih tetap eksis, dan tetap menjadi salah satu cabang olahraga elit yang menunjukkan keunggulan manusia dalam mengatasi hambatan anatomis, fisiologis, kinestetis dan mekanis gerak alami. Senam atau gymnastic merupakan suatu sistem latihan yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh. Ada beberapa macam bentuk dari senam salah satunya adalah senam ketangkasan. Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan yang harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, keberanian, dan kepercayaan diri dalam suatu rangkaian urutan gerak yang terpadu. Senam lantai (floor exercise) merupakan salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan istilah “lantai”, maka gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai yang beralaskan matras atau permadani. Senam lantai sering juga disebut dengan istilah latihan bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan atau latihannya, pesenam tidak membawa atau menggunakan alat (suatu benda). Senam lantai menggunakan area (luas lapangan) yang berukuran 12x12 meter dan dapat ditambah matras disekeliling area selebar 1 meter untuk menjaga keamanan pesenam yang baru melakukan latihan/gerakan rangkaian senam. Isi dari rangkaian senam lantai harus dari komposisi gerakan grup yang berbeda (ringan, sedang, berat, dan terberat/akrobatik), serta mengandung gerakan ketangkasan, keseimbangan, dan keindahan. Menurut Ismaryati, (2006:101)” kelentukan sangat dibutuhkan oleh banyak cabang olahraga, namun demikian terdapat perbedaan kebutuhan kelentukan untuk setiap keberhasilan penampilannya misalnya, cabang olahraga senam, beberapa nomor atletik, renang, selam, dan gulat membutuhkan tingkat kelentukan yang tinggi. Gerakan berguling ke depan (forward roll) adalah guling yang dilakukan ke depan yang merupakan salah satu bagian penting dari olahraga senam lantai, yaitu untuk memperindah tubuh, digunakan sebagai alat untuk memulihkan kesehatan, dan juga sebagai alat untuk membina dan meningkatkan kesegaran jasmani.
Dalam kenyataannya siswa sangat sulit untuk melakukan gerakan senam lantai dengan teknik yang baik dan benar. Teknik roll depan merupakan salah satu teknik yang tidak dikuasai dengan baik. Melalui pembelajaran yang diberikan dalam gerakan senam lantai pada SMP N 20 Pontianak, banyak kesalahan umum yang sering dilakukan oleh siswa dalam gerakan roll depan antara lain: 1). Tidak mengangkat pinggul ke atas hingga kedua lutut tetap tertekuk. 2). Tidak membongkokkan sikut ke samping tetapi ke belakang, sehingga sulit untuk memasukkan kepala ke antara kedua tangan dan tidak membawa berat badan ke depan. 3). Sebelum seluruh pundak mengenai matras sudah melompat atau menolakkan kaki ke atas, akibatnya punggung jatuh ke matras. 4). Pada waktu memasukkan kepala ke antara kedua tangan, pinggul tidak membantu mendorong badan ke depan, dan tidak menahan. Penyelesaian akhir yang kurang baik dilakukan oleh siswa SMP N 20 Pontianak dari setiap pengajaran senam lantai khususnya untuk teknik roll depan memberikan efek negatif yang dapat menimbulkan masalah cidera, sehingga kebanyakkan anak takut mempraktikkannya kembali oleh karena seringnya melakukan kesalahan-kesalahan teknik. Berdasarkan observasi di lapangan, yang mempengaruhi pergerakkan siswa tidak maksimal dalam melakukan roll depan adalah karena faktor kekuatan dan kelentukan otot pada bagian tubuh mereka. Dengan lemah dan kakunya otot dari bagian tubuh mereka menyebabkan pergerakan yang tidak stabil, sehingga hasilnyapun tidak bisa maksimal. Hal ini yang menjadi alasan penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Hubungan Kekuatan Otot Perut Dan Kelentukan Otot Togok Dengan Keterampilan Roll Depan Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP N 20 Pontianak”. METODE Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik tes dan pengukuran. Sedangkan desain yang digunakan adalah desain korelasional adapun desainnya sebagai berikut: Desain penelitian : X1 Y X2
(Riduwan, 2010:139) populasi penelitian ini berjumlah 132 siswa dengan sampel penelitian adalah 49 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling, yaitu dengan cara pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi dengan menggunakan acak dengan cara tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan tes yang dilakukan sebanyak 3 kali tes, pertama kekuatan otot perut dengan menggunakan tes baring duduk. Tes kedua
kelentukan otot togok dengan test sit and reach.. Dan tes yang ketiga roll depan. Adapun bentuk penelitian dalam penelitian ini yaitu korelasi. Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan tes yang dilakukan sebanyak 3 kali tes, pertama kekuatan otot perut dengan menggunakan tes baring duduk. Tes kedua kelentukan otot togok dengan test sit and reach.. Dan tes yang ketiga roll depan. adapun langkah-langkah langkah langkah pelaksanaan tesnya sebagai berikut : 1. Tes baring duduk 60 detik a. Tujuan Untuk mengukur kekuatan otot perut b. Alat dan fasilitas terdiri dari : 1. Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih 2. Stopwatch 3. Alat tulis 4. Alas tikar /matras jika di perlukan c. Petugas terdiri dari a) Pengamat waktu b) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan a) Berbaring di lantai atau rumput, kedua lutut di tekuk dengan sudut 90 derajat, kedua tangan kiri dan kanan diletakkan masing masing-masing disamping samping telinga. b) Petugas, peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat. e. Gerakan a) Gerakan aba-aba aba “Ya peserta serta bergerak mengambil sikap duduk sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang berulang ulang dengan cepat tanpa beristirahat, selama 60 detik. f. Pencatat hasil a) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat di lakukan dengan sempurna selama 60 detik b) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, di beri nilai nol.
2. Sit and reach A. Tujuan untuk mengukur kelentukan B. Alat dan bahan 1. Box khusus yang dibuat untuk keperluan ini.
C. Pelaksanaan 1. Testi duduk selinjur tanpa sepatu lutut lurus, telapak kaki menempel pada box. 2. Kedua tangan lurus diletakan diatas ujung box, telapak tangan menempel pada permukaan box. 3. Dorong tangan sejauh mungkin, tahan 1 detik, catat hasilnya. 4. Dilakukan 4 kali ulangan. 5. Pada saat tangan mendorong ke depan kedua lutut harus lurus. 6. Dorong harus dengan dua tangan bersama-sama, bila tidak tes harus diulang. Sebelum melakukan tes terlebih dahulu pemanasan.
3. Teknik penilaian roll depan Dalam melaksanakan gerakan roll depan, ada 3 indikator penilaian yaitu awal pelaksanaan, pelaksanaan dan akhir pelaksanaan. Diawal pelaksanaan ada beberapa gerakan antara lain: 1).posisi sikap jongkok. 2).kedua kaki dirapatkan, 3).meletakan lutut ke dada, 4).kedua tangan menumpu didepan ujung kaki kirakira 40 cm. Dan dalam pelaksanaan gerakan sebagai berikut: 1).kedua tangan dibengkokkan, 2).Letakkan pundak pada matras dengan menundukkan kepala, 3). Dagu sampai ke dada. Serta di akhir pelaksanaannya antara lain: 1).Melanjutkan dengan melakukan gerakan berguling ke depan, 2).Panggul menyentuh matras, 3).Pegang tulang kering dengan kedua tangan menuju posisi jongkok. Dari setiap gerakan roll depan diberi skor 1-5 dengan keterangan sebagai berikut: 1= Kurang sekali, 2= Kurang, 3= cukup, 4= Baik, 5= Baik sekali. Setelah mengetahui instrumen yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data. Sebelum dilakukan analisis regresi maka terlebih dahulu diuji prasyarat, dalam penelitian ini pengujian prasyarat menggunakan uji normalitas, linieritas dan homogenitas dengan perhitungannya menggunakan program Microsoft Office Exel 2007. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal, maka metode alternatif yang biasa digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji lilliefors dengan melihat nilai pada kolmogorov-smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. b. Uji Linearitas Data Uji linearitas ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara prediktor yaitu variabel-variabel power kekuatan otot perut (X1), kelentukan otot
togok (X2), dengan keterampilan roll depan (Y). Uji linearitas di dalam penelitian ini menggunakan test for linerarity. c. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data adalah sama atau tidak. Untuk pengujian homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlett. (untuk lebih dari dua kelompok). Sementara itu untuk Rumus homogenitas adalah sebagai berikut : 2 = (Ion 10) (B – (db) log S2i ) Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan tes dan tahap pelaksanaan tes. Tahap Persiapan Penelitian 1).Untuk mendapatkan populasi, peneliti mengajukan permohonan pra-riset ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan pra-riset di Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Pontianak. Setelah memperoleh izin dari pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Pontianak selanjutnya penulis mengurus surat izin penelitian ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang nantinya digunakan sebagai rekomendasi dari pihak Fakultas ke pihak SMPN 20 Pontianak; 2).Langkah berikutnya adalah menghubungi pihak SMPN 20 Pontianak mengenai jumlah siswa yang menjadi populasi penelitian. Setelah mendapat daftar nama populasi, peneliti beserta pihak sekolah akan mendiskusikan waktu dan teknik penelitian, yang selanjutnya kesepakatan tersebut dikonfirmasi ke dosen pembimbing dan siswa yang akan dijadikan populasi penelitian. Tahap Pelaksanaan Tes Langkah-langkah yang dilakukan pada saat pelaksaan tes antara lain: 1) Mengumpulkan seluruh sampel, kemudian memberikan arahan tentang pelaksanaan tes kekuatan otot perut, kelentukan otot togok dan roll depan; 2) Mengintruksikan sample untuk melakukan sit up selama 1 menit, kemudian dilanjutkan dengan tes sit and reach selama 3 kali pengulangan, adapun nilai yang diambil berupa nilai yang terbaik/tertinggi, dan yang terakhir tes roll depan. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Korelasi Antara Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Hasil korelasi atau hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok) dengan variabel terikat (Keterampilan roll depan) pada Siswa putra kelas VIII SMPN 20 Pontianak, didapatkan hasil, sebagai berikut: Tabel 4.8: Korelasi masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat rhitung rtabel 5% Tingkat signifikasi Variabel X1 0,496 0,291 Ada hubungan X2 0,561 0,291 Ada hubungan Keterangan: X1 = Kekuatan otot perut X2 = Kelentukan otot togok
rhitung = Nilai hubungan variabel bebas dengan variabel terikat rt = Nilai tabel koefisien Product Moment Interpretasi: a. Korelasi antara kekuatan otot perut (X1) dengan Keterampilan roll depan (Y) didapatkan koefisien korelasi rx1y = 0,496. Jika diuji signifikasi dengan rtabel = 0,291 pada taraf signifikan 5%, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut (X1) dengan Keterampilan roll depan (Y) pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 20 Pontianak. b. Korelasi antara Kelentukan otot togok (X2) dengan Keterampilan roll depan (Y) didapatkan koefisien korelasi rx2y = 0,561. Jika diuji signifikasi dengan rtabel = 0,291 pada taraf signifikan 5%, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, dan hipotesis nihil (Ho) ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kelentukan otot togok (X2) dengan Keterampilan roll depan (Y) pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 20 Pontianak. 2. Regresi linier berganda Berdasarkan hasil analisis Y atas X1,dan X2, diperoleh Ŷ = a+b1 X1+b2X2 atau Ŷ = 38,69+0,26060X1+0,59445X2 yang berarti jika kekuatan otot perut dan Kelentukan togok tidak ada, maka keterampilan roll depan 38,69. Jika kekuatan otot perut tidak ada, maka, Kelentukan togok memiliki koefisien sebesar 0,59445 terhadap Keterampilan roll depan. Jika Kelentukan otot togok tidak ada maka, kekuatan otot perut memiliki koefisien sebesar 0,26060 terhadap Keterampilan roll depan. 3. Koefisien Korelasi ganda Hasil korelasi antara kekuatan otot perut (X1) dan kelentukan otot togok (X2) dengan keterampilan roll depan (Y) pada Siswa putra kelas VIII SMPN 20 Pontianak, adalah sebesar 14,217129. Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, dapat diketahui Fhitung sebesar 14,217129 dan Ftabel sebesar 4,05 dengan Db 2 lawan 46 pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan Hipotesis nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut (X1) dan kelentukan otot togok (X2) secara bersama-sama dengan Keterampilan roll depan (Y) pada Siswa putra kelas VIII SMPN 20 Pontianak. DESKRIPTIF DATA Data penelitian diperoleh dari 49 Siswa responden dengan mengukur variabel Kekuatan otot perut, Kelentukan otot togok dan Keterampilan roll depan Dari hasil deskripsi data maka diperoleh gambaran tentang karakteristik distribusi skorskor dari variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Secara sistematis penyajian data penelitian dimulai dari variabel Kekuatan otot perut, Kelentukan otot togok dan Keterampilan roll depan, Dimana data tersebut disajikan dan disusun berdasarkan skor yang tertinggi, skor yang terendah, rerata X (mean). Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram batang berdasarkan hasil perhitungan yang sudah diperoleh
Tabel 4.4: Deskripsi Data Variabel Kekuatan Otot Perut, Kelentukan Otot Togok, dan Keterampilan Roll Depan. Variabel Min Max n jumlah Rata-rata Kekuatan otot perut (X1) 31 53 49 1961 40,02 Kelentukan otot togok (X2) 5 21 49 541,80 11,05 Keterampilan roll depan (Y) 30 46 49 1896 38,69 1. Variabel Kekuatan Otot Perut (X1) Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh data hasil penelitian yang terkumpul dari hasil tes Kekuatan otot perut (X1) dengan skor terendah sebesar 31, tertinggi sebesar 53, skor rata-rata X (Mean) sebesar 40,02, dan jumlah keseluruhan sebesar 1961. Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kekuatan Otot Perut . Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval bawah Absolut Data Relatif Data kumulatif interval (%) (%) 31-34 30,5-34,5 10 20,41% 100 1 2 3 4 5 6
35-38 34,5-38,5 11 22,45% 79,59 39-42 38,5-42,5 11 22,45% 57,14 43-46 42,5-46,5 11 22,45% 34,69 47-50 46,5-50,5 3 6,12% 12,24 51-54 50,5-54,5 3 6,12% 6,12 Jumlah 49 100% Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa 3 orang memperoleh skor tertinggi dengan kelas bawah interval yaitu; 50,5-54,5, sedangkan 10 orang memperoleh skor terendah yaitu; 30.5-34,5, dan 11 orang memperoleh skor dengan kelas interval antara 42,5-46,5 yang merupakan skor muncul terbanyak. 1. Variabel Kelentukan otot togok (X2) Untuk lebih jelasnya, maka dapat dilihat pada distribusi frekuensi dari hasil tes kelentukan otot togok (X2), pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Hasil Tes kelentukan otot togok. Kelas FrekuensiAbsolut Frekuensi Frekuensi No Interval Bawah Data (fd) Relatif Data(%) kumulatif (%) Interval 1 5-7 4,5-7,5 8 16,33% 100 2 8-10 7,5-10,5 16 32,65% 83,66 3 11-13 10,5-13,5 17 34,69% 51,01 4 14-16 13,5-16,5 4 8,16% 16,32 5 17-19 16,5-19.5 3 6,12% 8,16 6 20-22 19,5-22,5 1 2,04% 2,04 Jumlah 49 100% Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa 1 orang memperoleh skor tertinggi dengan kelas bawah interval yaitu; 19,5-22,5, sedangkan 8 orang memperoleh skor terendah yaitu; 4,5-7,5, dan 17 orang memperoleh skor dengan kelas interval antara 10,5-13,5 yang merupakan skor muncul terbanyak.
2. Keterampilan roll depan (Y) Untuk lebih jelasnya, maka dapat dilihat pada distribusi frekuensi dari Keterampilan roll depan (Y), pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi Keterampilan roll depan. Frekuensi Frekuensi Kelas Bawah Frekuensi No Interval Absolut Data Relatif Data Interval komulatif (fd) (%) 1 30-32 29,5-32,5 11 22,44% 100 2 33-35 32,5-35,5 1 2,04% 77,52 3 36-38 35,5-38,5 7 14,28% 75,48 4 39-41 38,5-41,5 10 20,4% 61,12 5 42-44 41,5-44,5 14 28,56% 40,8 6 45-47 44,5-47,5 6 12,24% 12,24 Jumlah 49 100% Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa 6 orang memperoleh skor tertinggi dengan kelas bawah interval yaitu; 44,5-47,5, sedangkan 11 orang memperoleh skor terendah yaitu; 29,5-32,5, dan 14 orang memperoleh skor dengan kelas interval antara 41,5-44,5 yang merupakan skor muncul terbanyak. UJI PRASYARAT ANALISIS Dalam uji prasyarat analisis menjelaskan hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan hasil penelitian dengan urutan penyajian sebagai berikut: analisis data penelitian, deskripsi data penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Variabel penelitian meliputi data-data tentang variabel kekuatan otot perut, kelentukan otot togok dan Keterampilan roll depan. 1. Uji Normalitas Data a. Uji Normalitas Galat Taksiran Kekuatan otot Perut (X1) Uji normalitas Kekuatan otot perut dengan mempergunakan lilliefors. Dari penghitungan lilliefors dapat diketahui bahwa dengan n = 49 diperoleh Lt = 0,12657 pada taraf signifikansi 5 %, sedangkan Lo = 0,04962. jadi Lo < Lt yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, sebaran skor Kekuatan otot perut adalah normal. b. Uji Normalitas Galat Taksiran Kelentukan otot togok (X2) Uji normalitas Kelentukan otot togok dengan mempergunakan lilliefors. Dari penghitungan lilliefors dapat diketahui bahwa dengan n = 49 diperoleh Lt = 0,12657 pada taraf signifikansi 5 %, sedangkan Lo = 0,029. jadi Lo < Lt yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, sebaran skor Kelentukan otot togok adalah normal. c. Uji Normalitas Galat Taksiran Keterampilan roll depan (Y) Uji normalitas Keterampilan roll depan dengan mempergunakan lilliefors. Dari penghitungan lilliefors dapat diketahui bahwa dengan n = 49 diperoleh Lt = 0,12657 pada taraf signifikansi 5 %, sedangkan Lo = 0,11049. jadi Lo < Lt yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, sebaran skor Keterampilan roll depan adalah normal. 2. Uji Linearitas Data a. Hasil Uji Persyaratan Linearitas Kekuatan otot perut Dengan Keterampilan roll depan
Hasil uji persyaratan linearitas hubungan Kekuatan otot perut dengan Keterampilan roll depan disajikan dalam Tabel dibawah ini : Tabel 4.1: Rangkuman uji persyaratan linearitas hubungan Kekuatan otot perut dengan Keterampilan roll depan Sumber Dk JK KT F variansi Total 49 74632 Hitung Tabel Regresi (a) 1 73363,6 73363,6 Regresi (b/a) 1 0,12992 0,12992 Sisa 47 1241,21 26,4088 0,37782 2,07 Tuna cocok 15 186,747 12,4498 Galat 32 1054,47 32,9521 Berdasarkan tabel di atas distribusi F pada taraf = 0.05 dengan dk pembilang 15 dan dk penyebut 32 diperoleh Ft = 2,07 dan taraf = 0.05 dengan dk pembilang 15 dan dk penyebut 32 didapat Fo = 0,37782. dengan membandingkan Fo dan Ft pada taraf = 0.05. tampak hipotesis nol (1) yang menyatakan regresi linier, diterima Fo = 0,37782 < 2,07 (pada taraf nyata = 0.05). b. Hasil Uji Persyaratan Linearitas Kelentukan otot togok Dengan Keterampilan roll depan. Hasil uji persyaratan linearitas Kelentukan otot togok dengan Keterampilan roll depan disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.2: Rangkuman uji persyaratan linearitas hubungan Kelentukan otot togok dengan Keterampilan roll depan Sumber Dk JK KT F variansi Total 49 74632 Hitung Tabel Regresi (a) 1 73363,59 73363,59 Regresi (b/a) 1 0,79 0,79 Sisa 47 869,7 18,50 0,64625 2,33 Tuna cocok 33 525,04 15,91 Galat 14 344,67 24,61 Berdasarkan tabel di atas distribusi F pada taraf = 0.05 dengan dk pembilang 33 dan dk penyebut 14 diperoleh Ft = 2,33 dan taraf = 0.05 dengan dk pembilang 33 dan dk penyebut 14 didapat Fo = 0,64625. dengan membandingkan Fo dan Ft pada taraf = 0.05 tampak hipotesis nol (1) yang menyatakan regresi linier, diterima Fo = 0,64625 < 2,33 (pada taraf nyata = 0.05). 3. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data adalah sama atau tidak. Uji homogenitas ini berfungsi sebagai persyaratan dalam pengujian perbedaan, dimana jika terdapat perbedaan antara kelompok yang diuji, perbedaan itu betul-betul merupakan perbedaan nilai ratarata. Pengujian homogenitas pada tabel uji bartlet disusun pada tabel berikut ini: Tabel 4.3: Rangkuman Uji Homogenitas
Nilai Varians S² N
Variabel
Fhitung
Ftabel 5%
Keterangan
5,183
5,991
Homogen
X1 X2 X3 33,56207 17,31171 26,42517 49
49
49
Membandingkan X²hitung dengan nilai X²tabel untuk ɑ= 0,05 dan derajat kebebasan (db) = k-1 = 3-1=2, maka X² tabel = 5,991. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil: X² hitung < X² tabel, atau 5,183 < 5,991, maka variansvarians adalah homogen. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan terdahulu terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara kekuatan otot perut dengan keterampilan roll depan. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot perut dengan keterampilan roll depan. Hasil analisis tersebut sesuai dengan teori bahwa: Ismaryati, (2006:111)” kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal.usaha maksimal ini di lakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. dan menurut Tite Juliantine, (2007:35)” Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tergangan terhadap suatu tahanan. Menurut Iman Hidayat, (1999:79)” otot perut organ-organ yang vital dari tubuh kita selalu dilindungi oleh rangka yang keras dan kuat. Misalnya otak dilindungi oleh tengkorak, paru-paru oleh thorak, alat genital oleh rongga (capital pelvis). akan tetapi organ-organ di dalam perut sama sekali tak terlindungi oleh tulang. Yang melindungi organ dalam perut hanya otot-otot, yaitu otot perut (=musc abdominalis). Berdasarkan hasil analisis penelitian, sumbangan kekuatan otot perut dengan keterampilan roll depan sebesar 24,60% dan sisanya 75,40% ditentukan oleh aspek lain. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot perut memiliki peran penting dengan keterampilan roll depan, dengan demikian aspek kekuatan otot perut harus dilatih secara rutin. 2. Terdapat hubungan antara kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan. Hasil analisis tersebut sesuai dengan teori bahwa : Ismaryati, (2006:101) kelentukan sebagai salah satu kompenen kesegaran jasmani merupakan kemampuan mengerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cidera otot. Terdapat dua macam kelentukan yaitu kelentukan dinamis (aktif), dan kelentukan statis (pasif). sudrajat prawirasaputra, (2000:66) kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan persedian melalui jangkauan gerak yang luas, jangkauan gerak alami tiap sendi pada tubuh tergantung pada pengaturan tendo-tendo, ligamenta, jaringan penghubung dan otot-otot.
Kelentukan atau fleksibility adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada persendian tersebut, sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligament disekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri. (online) http://koplong.wordpress.com.di akses 2013/20/04. Syaifudin, (2006:93) otot punggung dibagi menjadi tiga bagian yakni: 1) trapezius otot kerudung, terdapat disemua ruas-ruas tulang punggung: 2) muskulus latimus dorsi (otot punggung lebar) berpangkal pada ruas tulang punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan igadan iga III di bawah gunanya menutupi ketiak bagian belakang menengahkan dan memutar tulang pangkallengan kedalam:3) muskulus rumboid (otot belah ketupat) berpangkal pada taju duri dan tulang lehera V ruas tulang punggung V disini menuju ke pinggir tengah tulang belakang. Berdasarkan hasil analisis penelitian hubungan kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan sebesar 31,47% dan sisanya 68,53 % ditentukan oleh aspek lain. Dapat disimpulkan bahwa kelentukan otot togok memiliki peran penting dengan keterampilan roll depan, dengan demikian aspek kelentukan otot togok harus dilatih secara rutin. 3. Terdapat hubungan antara kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok, tidak cukup hanya didukung oleh kekuatan otot perut saja, dalam melakukan roll depan harus didukung oleh kelentukan yang baik. Kedua aspek ini sangat diperlukan dalam melakukan gerakan roll, dengan memiliki kekuatan dan kelentukan yang dimaksud yang baik akan menghasilkan roll depan yang baik pula. Kekuatan dan kelentukan yang baik akan menghasilkan kemampuan mengguling ke depan dengan sempurna. Kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok memiliki hubungan sebesar 38,20 % dengan keterampilan roll depan dan 61,80% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data penelitian, serta permasalahanpermasalahan dalam penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Terdapat hubungan kekuatan otot perut dengan keterampilan roll depan pada siswa putra kelas VIII SMPN 20 Pontianak. 2. Terdapat hubungan kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan pada siswa putra kelas VIII SMPN 20 Pontianak. 3. Terdapat hubungan antara kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan pada siswa putra SMPN 20 Pontianak. 4. Besarnya sumbangan yang diberikan kekuatan otot perut dengan keterampilan roll depan sebesar 24,60%, sedangkan kelentukan otot togok dengan keterampilan roll depan sebesar 31,47%. Sedangkan Besarnya sumbangan yang diberikan kedua variabel, yaitu kekuatan otot perut dan kelentukan otot togok adalah sebesar 38,20% dengan keterampilan roll depan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah, sebagai berikut: b. Diharapkan seluruh siswa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam melakukan gerakan roll depan untuk mendapatkan kemampuan dan prestasi yang lebih baik. c. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian, hendaknya peneliti melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada sasaran penelitian, agar ketika pelaksanaan penelitian berlangsung siswa tidak merasa asing kepada peneliti, dan kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar. d. Bagi para peneliti lanjutan, hendaknya dengan adanya penelitian ini dapat mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel lain terhadap Keterampilan roll depan. DAFTAR RUJUKAN Andrie. Komponen Otot Togok. http//andriewongso.com. di akses 2012/04/20 Crayon. Teknik Dasar Roll Depan. Http//Www.Crayonpedia.Com diakses 2012/04/11 Hidayat Imam. 1999. Biomekanika. Bandung. FKIP Bandung Ibrahim Malik. 2009. Pembelajaran Senam. Pontianak: PGSD Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga ,Universitas Sebelas Maret: Jawa Tengah. Janulius. Artikel Senam Lantai. Http//Diyord.Blogspot.Com diakses 2012/04/11 Machdi. Gambar Roll Depan. http//Wordpress.Com. diakses 2012/04/20 Riduwan. 2010. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: E/3.EGC