Makalah Seminar Kerja Praktek
UNIT MDF (MAIN DISTRIBUTION FRAME) dan TEKNOLOGI ADSL (ASYMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE) Ruhi Agatha T. (L2F006079)
[email protected] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Abstrak - Kemampuan akses berkecepatan tinggi dari jaringan komunikasai data sangat diperlukan untuk jenis informasi dan komunikasi data yang semakin beragam. Untuk transmisi data dengan kecepatan tinggi maka diperlukan bandwidth yang besar dan teknik transmisi yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dapat memanfaatkan jaringan lokal kawat tembaga yang ada saat ini. Adapun kumpulan dari jaringan lokal kawat tembaga tersebut terdapat pada MDF (Main Distribution Frame) atau dengan kata lain RPU (Rangka Pembagi Utama). Terdapat banyak fungsi dari MDF (Main Distribution Frame), yaitu pemasangan telepon baru, pencabutan pesawat telepon pelanggan, Pemasangan speedy baru, dan pencabutan layanan speedy suatu pelanggan. Dengan kata lain, MDF (Main Distribution Frame) sangat memiliki peranan yang penting dalam jaringan telekomunikasi terutama pada jaringan lokal kawat tembaga. Keyword / kata kunci : Jarlokat, MDF, ADSL
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi Telekomunikasi yang semakin pesat membawa akibat tingginya tuntutan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi untuk mendapatkan layanan yang mudah dan cepat, lebih-lebih dalam dunia bisnis dengan persaingan yang ketat. Perusahaanperusahaan maju akan berkembang dengan pesat apabila ditunjang dengan teknologi telekomunikasi yang handal. Bagi PT Telkom keadaan ini merupakan tantangan untuk semakin meningkatkan kemampuan perusahaan. PT TELKOM Kandatel Semarang merupakan salah satu badan usaha penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum baik dalam negeri maupun luar negeri. Sebagai salah satu perusahaan yang Go International. PT Telekomunikasi Kandatel Semarang memiliki banyak strategi dalam menghadapi persaingannya, salah satunya yaitu dengan meluncurkan produk baru yang diberi nama Speedy. Produk ini berbasis pada teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) yang mampu membawa data dengan laju upstream sampai dengan 64 Kbps dan downstream sampai dengan 1 Mbps.
Speedy merupakan pengembangan dari layanan internet PT. Telkom sebelumnya yaitu TelkomNet Instant yang terlebih dahulu muncul. Perbedaan dari kedua layanan internet ini yaitu efisiensi penggunaan lebar pita. Ketika berinternet menggunakan Speedy, telepon atau fax dapat digunakan secara bersamaan dengan penggunaan internet. Sedangkan TelkomNet Instant , telepon atau fax harus digunakan secara bergantian dengan penggunaan internet. Jaringan lokal kawat tembaga sangat erat kaitannya dengan RPU (Rangka Pembagi Utama). ADSL (Asymetric Disgital Subscriber Line) merupakan salah satu akses internet menggunakan jaringan lokal kawat tembaga. Oleh karena itu, keberadaan ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) tidak dapat terlepas dari peranan kinerja MDF (Main Distribution Frame) karena MDF (Main Distribution Frame) merupakan pusat dari jaringan lokal kawat tembaga. Kinerja MDF sangat memiliki peranan penting dalam proses transmisi data pada jaringan lokal kawat tembaga. 1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktek di PT Telkom
Kandatel Semarang adalah untuk mengetahui dan menganalisa peranan dan kinerja MDF (Main Distribution Frame) dalam jaringan lokal kawat tembaga, baik itu pemasangan atau pencabutan pesawat telepon maupun pemasangan dan pencabutan layanan speedy. 1.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka pembahasan makalah ini hanya membahas: 1. Peranan MDF pada jarlokat 2. Perangkat dan komponen – komponen pada MDF 3. Kinerja MDF II. MDF (Main Distribution Frame) Ruangan Rangka Pembagi Utama (RPU) adalah suatu ruangan dimana ditempatkan perangkat-perangkat, seperti Rangka Pembagi Utama (RPU), Cable Chamber dan perangkat yang berkaitan dengan jaringan kabel antara lain Sistem Alarm Tekanan Gas (SATG), pengganda saluran dll. Tata cara instalasi perangkat di ruangan Rangka Pembagi Utama (RPU) , seperti : Rangka Pembagi Utama (RPU), perlengkapan Cable Chamber, Blok Terminal Rangka Pembagi Utama (BTRPU), Jumper Wire, Tie Cable, meja ukur dan pentanahan, dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan. MDF (Main Distribution Frame) disebut juga RPU (Rangka Pembagi Utama). Adapun MDF merupakan terminal berkapasitas besar sebagai tempat terminasi kabel dari sentral dan kabel primer dari tempat tambat awal kabel primer yang menuju ke jaringan. Fungsi dari MDF atau RPU itu sendiri berupa : 1. Tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel dari sentral; 2. Tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan; 3. Flexibilitas saluran; 4. Tempat melakukan mutasi;
5. Tempat mengisolir pelanggan karena administrasi; 6. Memungkinkan pengukuran secara terpisah antara saluran ke sentral dan saluran ke arah pelanggan. Untuk dapat menjalankan fungsi dari MDF atau RPU di atas, terdapat beberapa syarat ruangan MDF atau RPU. Adapun syarat tersebut berupa : 1. Ruangan harus bersih dari segala kotoran; 2. Dilengkapi dengan Alarm Protector; 3. Mempunyai ventilasi udara yang baik; 4. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran; 5. Dilengkapi dengan tangga sorong yang tingginya disesuaikan dengan kondisi ruangan MDF/RPU 2.1 Bagian – Bagian MDF atau RPU 2.1.1 Siska (Sistem Informasi Customer) SISKA sebagai Sistim Informasi Kastamer sebagai pengganti SISKAMAYA. SISKA atau System Customers adalah sebuah program yang digunakan oleh PT TELKOM Indonesia dalam melakukan pencarian, perbaikan, troubleshoot, PSB (Pasang sambungan Baru).
Gambar 2.1 Siska
Pembuatan aplikasi pelaporan finansial A/R SISKA ini mengikuti tahapan-tahapan dalam siklus perancangan system Waterfall, yaitu : 1. Analisa Sistem Membahas kebutuhan sistem, yaitu yang dibutuhkan oleh sistem dan diinginkan pemakainya. 2. Analisa kebutuhan perangkat lunak Bertujuan untuk menentukan kebutuhan sistem dan perangkat lunak dan proses
perolehan kebutuhan difokuskan pada perangkat lunak. 3. Perancangan Sistem Bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat memenuhi tujuan yang hendak dicapai. 4. Implementasi Penerapan hasil perancangan ke keadaan sebenarnya, juga diadakan pengujian terhadap unit-unit program. 5. Testing Program diintegrasikan dan diuji sebagai sistem secara keseluruhan dan untuk memastikan sistem sudah seusai dengan spesifikasinya. 6. Pemeliharaan Menjaga perangkat lunak yang telah diinstalasikan dan dioperasikan tetap berjalan baik, juga dilakukan perbaikanperbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang tidak tertangani sebelumnya.
2. Terminal blok horizontal Adalah tempat terminasi kabel dari sentral dan tempat penjumperan ke blok vertikal. Bagian horisontal selalu siap, maksudnya bahwa banyaknya saluran yang terpasang di bagian horisontal sebanyak kapasitas sentral. Sehingga jika ada PSB atau omset, hanya menjumper kabel antara terminal vertikal dan terminal horisontal. Satu rak bagian horisontal berkapasitas 128 sst dan terdiri dari 4 group. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami bagian ini, kami akan memberikan contoh mengenai cara untuk menentukan letak kabel pelanggan di rak horisontal.
2.1.2 Terminal Pada MDF/RPU terdapat terminal yang disusun secara vertical dan horizontal yaitu : 1. Terminal blok vertikal Adalah tempat terminasi kabel primer dan tempat penjumperan ke blok horizontal. Bagian vertikal MDF mempunyai beberapa terminal. Satu bagian terminal terdiri dari 8 blok terminal sendiri mempunyai kapasitas 100 sst. Bagian vertikal MDF dilengkapi dengan alat pengaman yang disebut arestor. Arestor bergungsi untuk menahan tegangan asingdari luar dan menghubungkan saluran dalam dengan saluran luar. Bagian vertikal MDF dihubungkan dengan kabel primer yang menuju ke RK atau DP.
Gambar 2.3 Terminal blok horizontal
Gambar 2.2 Terminal blok vertikal
Misalnya seorang pelanggan mempunyai nomor telepon 0243567475, dengan menggunakan data pada phone book kita bisa mengetahui nomor EQN dari nomor telepon tersebut yaitu 0060290616. EQN menunjukkan bahwa klem tersebut berada di frame horisontal, maka cara perhitungannya adalah sebagai berikut : 006 = SM (Switching Modul) 029 = AIU (Analog Interface Unit) 06 = LP (Line Pack) 16 = LC (Line Circuit) Misalnya seorang pelanggan akan memasang Speedy yang mempunyai nomor telepon 0243543232, dengan nomor Vertikal adalah V3-28, EQN adalah 0050051408 dan EQN Speedynya adalah SM 1-----1-1-729. Maka perhitungannya adalah senagai berikut : EQN Telepon : 005 = SM (Switching Modul) 005 = AIU (Analog Interface Unit) 14 = LP (Line Pack) 08 = LC (Line Circuit) EQN Speedy : SM1 = kode MDF/STO Johar 1 = nomor Rak tempat modul DSLAM
1 7 29
= nomor Shelft tempat modul DSLAM = nomor Modul DSLAM = nomor Port dari modul
2.1.3 Kabel Chamber Kabel Chamber merupakan ruang tempat penyimpanan baik kabel tanah tanam langsung maupun kabel duct dengan kapasitas besar yang telah diinstal di ruang MDF untuk memperhandal penambahan pada jaringan kabel. 2.1.4 Pentanahan (Grounding) Harga Tahanan Pentanahan sesuai STEL.L.011 ditentukan maksimum 3 Ohm, namun apabila kondisi tanah/lingkungan tidak memungkinkan untuk mencapai harga tersebut, maka harga tahanan pentanahan dapat ditentukan lain oleh pihak yang berwenang. Dalam Sistem Pentanahan Jaringan Kabel, semua pentanahan yang ada harus tersambung secara kontinyu, mulai dari KP, RK sampai ke RPU melalui Screen Cable. III. Pekerjaan MDF atau RPU 3.1.1 Pasang Baru Telepon 1. Melaksanakan pasang baru sambungan telepon beserta administrasinya a) Setelah kita menerima TEL-25 dari siska, maka kita akan segera mengetahui data calon pelanggan baru tersebut. Pada TEL-25 terdapat keterangan klem yang akan digunakan baik pada terminal horizontal maupun vertical. Setelah kita mengetahui data klem tersebut segera kita jumper (hubungkan) antara klem horizontal dengan klem vertical menggunakan jumper wire berwarna biru-putih; b) Setelah melaksanakan penjumperan test klem tersebut apakah sudah sesuai dan berisi nomor yang benar, sekaligus memastikan bahwa saluran sudah bisa digunakan; c) Melakukan pendataan kembali pada : Buku induk telepon Buku klem primer
TEL-25 / kardek Komputer siskad4 2. Melaksanakan omset saluran pelanggan beserta administrasinya 3. Mencabut jumper wire Melalui siska drive 4 kita dapat mengetahui klem yang terisi tetapi kosong (tidak ada pelanggan). Setelah kita menerima perintah surat pencabutan maka segera kita lepas jumper yang menghubungkan klem-klem tersebut. Kemudian secara hati-hati dibongkar / dilepas dari jalurnya sehingga tidak merusak tatanan alur kabel. 4. Pasang kembali nomor yang dicabut Apabila pelanggan yang sudah dicabut telah menyelesaikan administrasi dengan bagian pelayanan, maka akan keluar TEL-25 sebagai perintah untuk dilaksanakan penjumperan sama seperti pasang baru. 5. Pengukuran Arestor Arrestor digunakan untuk menahan pengaruh dari tegangan asing. Pengukuran arrestor dilaksanakan 3 bulan sekali. Arrestor dilepas dari blok terminal kemudian diukur dengan alat pengukur arrestor. 3.1.2 Validasi Data Validasi data bertujuan agar klemklem di terminal vertikal MDF diketahui nomor teleponnya dan benar-benar valid. Langkah-langkah melakukan validasi data yaitu : 1. Menyiapkan peralatan yaitu buku daftar kabel primer, alat tulis dan testphone; 2. Menentukan primer yang akan divalidasi; 3. Menempelkan ujung-ujung testphone pada klem yang akan di cek; 4. Menanyakan nomor telepon yang sedang dites; 5. Mencocokkan hasilnya dengan buku, beri tanda menggunakan pensil apabila ada yang tidak sama tulis sebelahnya; 6. Apabila pada waktu diadakan pengetesan ada pelanggan yang sedang berkomunikasi, matikan testphone agar pelanggan tidak terganggu.
7. Melakukan berulang-ulang sesuai dengan banyaknya urat kabel yang akan divalidasi. IV. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik bebrapa kesimpulan sebagai berikut : 1. ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) memiliki hubungan yang erat dengan MDF. 2. MDF memiliki peranan penting dalam komunikasi jaringan lokal kawat tembaga. 3. Pentanahan merupakan hal yang penting dalam ruangan MDF. 4. Kelebihan/ keunggulan teknologi ADSL adalah satu saluran telepon dapat digunakan untuk pembicaraan telepon dan akses data 5. Kelengkapan MDF meliputi Siska, Terminal, Perangkat Pair Gain, dan Kabel Chamber. 4.2 Saran 1. Sebaiknya PT Telkom lebih mengutamakan keselamatan kerja pada setiap karyawan yang berada pada bagian MDF (Main Distribution Frame) atau Rangka Pembagi Utama. 2. Diperlukan adanya operator khusus untuk menangani keluhan pelanggan untuk meningkatkan kinerja MDF (Main Distribution Frame) 3. Adanya larangan merokok pada rumah kabel, karena secara tidak langsung dapat membahayakan dan merugikan PT Telkom. DAFTAR PUSTAKA 1. Dood, Annabel Z, The Essential Guide to Telecommunications, Yogyakarta : ANDI,2002. 2. Freeman, Roger L, Telecommunication Transmition Handbook Fourth Edition, John Wiley& Sons, Inc., 1998 3. Sukiswo, ST, Buku Ajar Jaringan Telekomunikasi, Semarang : Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2002. 4. Stallings, William, Komunikasi Data dan Komputer Dasar-dasar Komunikasi Data, Jakarta : Salemba Teknika, 2001. 5. _________, Materi Pelatihan Speedy, PT TELKOM, 2006. Ruhi Agatha Tarigan, terlahir di kota Bandung pada 27 Januari 1988. Pria yang mempunyai panggilan Uwi ini menjalani pendidikan pertamanya di Taman Kanak-kanak Dewi Sartika I, Sekolah Dasar Strada Santa Maria I, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Strada Santa Maria 1, Sekolah Menengah Umum Agape BK3 Tangerang. Dan sekarang tengah menyelesaikan pendidikan Strata Satu di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia angkatan tahun 2006 dengan memilih konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Mengetahui/Mengesahkan Dosen Pembimbing
Yuli Christiyono, ST MT NIP 196807111997021001