Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
PERENCANAAN GALANGAN REPARASI KAPAL TNI AL (STUDI KASUS ARMATIM) Mohammad Syaifi, Djauhar Manfaat, Heri Supomo Jurusan Teknik Produksi Dan Material Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
ABSTRAK Sebagai komponen utama pertahanan di laut, TNI AL wajib untuk menjaga integritas wilayah NKRI dan mempertahankan stabilitas keamanan di laut serta melindungi sumber daya alam di laut dari gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di wilayah yuridiksi nasional Indonesia. Dalam menjalankan tugas menjaga keamanan di laut, TNI AL akan sangat bergantung pada kesiapan armada kapal-kapal perang yang dimiliki baik untuk kegiatan operasional, latih, maupun tempur. Untuk itu diperlukan pemeliharaan dan perawatan fisik dan teknis secara berkala. Masalah yang ada saat ini dalam melakukan reparasi, kapal-kapal tersebut banyak dikerjakan digalangan-galangan BUMN dan swasta nasional. Sehingga berakibat pada biaya yang mahal, waktu yang lebih lama karena harus mengikuti jadwal dock terkait, juga mempengaruhi jadwal kegiatan operasional AL dan faktor kerahasiaan sulit terjaga. Sesuai dengan Master Plan 2005 – 2020 DBAL Ujung Surabaya dan Rencana Pembangunan Fasharkan Armatim Surabaya, yang memuat perencanaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal (Fasharkan) yang berfungsi sebagai pendukung Armada TNI AL dalam hal fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal. Disamping itu berkaitan dengan Blue Print TNI AL tahun 2003 untuk sepuluh tahun kedepan (20032013) akan menambah jumlah armada kapal perang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan konstelasi geografis bagi keamanan wilayah perairan kita, untuk itu perlu adanya fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal yang sanggup melayani semua jenis kapal perang TNI AL baik untuk perawatan dan perbaikan kapal. Dengan pertimbangan tersebut di atas, pembangunan galangan kapal untuk melayani reparasi kapal-kapal perang milik TNI AL sendiri sangat diperlukan. Dalam penelitian ini, perencanaan galangan reparasi kapal ini menggunakan metode ZOPP (Ziel Orientierte Projekt Planung) diperkenalkan oleh GTZ tahun 1983, yang kemudian akan dibandingkan dengan rancangan galangan reparasi kapal dari TNI AL. Hasil akhir dari penelitian ini berupa layout galangan reparasi kapal yang secara teknis dan ekonomis menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Kata kunci: hankam, master plan DBAL, kapal perang, biaya reparasi, galangan kapal, Fasharkan, ZOPP.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
PENDAHULUAN Sebagai komponen utama pertahanan di laut, TNI AL berkewajiban untuk menjaga integritas wilayah NKRI dan mempertahankan stabilitas keamanan di laut serta melindungi sumberdaya alam di laut dari berbagai bentuk gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di wilayah yuridiksi nasional Indonesia. Dalam setiap operasi pengamanan di laut, kapal-kapal TNI AL memerlukan pemeliharaan dan perawatan dari segi fisik maupun teknis dari kapal-kapal tersebut. Untuk itu keberadaan galangan kapal sangat penting dalam mendukung kesiapan dan kelancaran kapal-kapal TNI AL dalam operasional tugas pengamanan di laut. DASAR TEORI Galangan kapal adalah merupakan suatu tempat untuk membangun atau mereparasi kapal – kapal (R.L.Storch, 1995) . Galangan kapal terdiri dari bengkel– bengkel kerja yang tetap yang mengerjakan bangunan – bangunan baru dan reparasi kapal dari suatu konstruksi benda terapung yang cukup berat yang terbuat dari baja atau bukan baja pada suatu tempat yang mempunyai suatu perairan yang cukup luas dan dalam untuk mengapungkan konstruksi tersebut, mempunyai luasan tertentu dan bekerja terus – menerus sepanjang tahun jadi secara mendasar suatu galangan kapal harus memiliki (Soeharto dan Soejitno, 1996 ). Berdasarkan aktifitasnya, galangan kapal dapat diklasifikasikan menjadi (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Galangan kapal khusus bangunan baru Galangan yang hanya khusus membangun kapal – kapal baru. Jangka waktu pembangunan kapal baru relative panjang. 2. Galangan kapal khusus reparasi Galangan yang khusus melakukan pekerjaan reparasi kapal, baik annual repair maupun special repair. 3. Galangan kapal untuk bangunan baru dan reparasi (Gabungan) Galangan yang mempunyai aktifitas ganda yaitu bangunan baru dan reparasi. Berdasarkan letak geografisnya, galangan kapal dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Galangan kapal daerah terbuka Yaitu suatu galangan kapal yang dibangun menghadap langsung ke perairan terbuka. 2. Galangan kapal daerah tertutup Yaitu galangan kapal yang dibangun di tepi kanal atau sungai yang mana mempunyai daerah pengapungan terbatas. Pelaksanaan pekerjaan reparasi dikategorikan dalam 3 macam yaitu (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Docking repair Docking repair dilaksanakan khususnya untuk mereparasi ataupun merawat bagian – bagian kapal yang berada dibawah garis air. Pekerjaan tersebut meliputi: Pergantian pelat Pergantian zinc anode Reparasi propeller dan pelepasan poros Pembersihan dan pengecatan pelat dibawah garis air
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
2.
3.
Floating repair Floating repair dilaksanakan untuk mereparasi atau merawat kapal pada tempat – tempat yang berada diatas garis air atau di dalam kapal. Running repair Running repair merupakan pelaksanaan reparasi kapal dimana kapal yang akan di reparasi berada diluar area galangan. Dengan demikian tenaga galangan mendatangi tempat / lokasi dimana kapal tersebut berada.
Berdasarkan waktu pelaksanaan dan volume pekerjaan yang dilakukan, reparasi kapal dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis yaitu (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Annual repair Annual repair dilakukan setiap tahun. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengedokan, pembersihan badan kapal dibawah garis air (bottom cleaning), pengecatan kembali badan kapal dibawah garis air, pemasangan / penggantian zinc anode. 2. Special repair Special repair dilakukan setiap empat tahun sekali. Pekerjaan yang dilakukan seperti annual repair ditambah penggantian pelat di beberapa tempat yang ketebalannya sudah tidak memenuhi syarat lagi. 3. Rehabilitasi Rehabilitas adalah perbaikan yang dilakukan secara besar – besaran atau yang dapat juga dusebut rebuild. 4. Emergency (perbaikan tak terduga). Adalah perbaikan yang dilaksanakan diatas dock atau dapat dilaksanakan dalam keadaan terapung / floating repair. Kerusakan dapat disebabkan oleh tabrakan, kandas dan sebab – sebab lain. Sarana pokok untuk pekerjaan bangunan baru dan reparasi meliputi (W. P. Shepherd and Baron, 1968): 1. Graving Dock Graving Dock atau dok kolam atau dry dock, merupakan suatu struktur permanent yang seluruhnya digali pada tanah atau dibuat dengan mengeruk dan menempatkan material (pasir, batu dan beton) disamping area dock (R.L. Storch, 1995) 2. Slipway Konstruksi slipway terdiri dari rel yang dipasang pada landasan beton seperti pada building berth, dan kereta (cradle) diatasnya. Cradle dapat naik turun diatas rel dengan bantuan kabel baja (slink) yang ditarik mesin derek (Winch) 3. Floating Dock Merupakan tipe dok yang portable sehingga dapat dipindahkan. Proses pengedokan dilakukan dengan cara menenggelamkan dock kemudian diapungkan pada sarat air tertentu dimana dalam pengoperasianya dibantu dengan pompapompa pengisi. 4. Lifting Dock Lift dock atau ship lift merupakan sebuah tipe dari dry dock yang diangkat atau dinaik - turunkan. Landasan tempat pengerjaan kapal-kapal dari lift dock berupa sebuah platform dan diturunkan kedalam air secara vertikal dan dihentikan sampai kedalaman tertentu. Naik turunnya platform dibantu dengan pesawat angkat (hoist)
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Ada beberapa sarana penunjang galangan kapal yang dibutuhkan untuk kelancaran dari aktifitas galangan kapal itu sendiri, antara lain (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Gudang Gudang adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan barang atau material yang akan digunakan dalam produksi sampai barang tersebut diminta, sesuai jadwal produksi (Apple, 1977) 2. Bengkel-bengkel Bengkel adalah tempat untuk membuat dan memperbaiki barang atau material setengah jadi maupun material jadi yang nantinya akan mengalami proses produksi lebih lanjut (R. L. Storch, 1995). 3. Peralatan produksi dan material handling Peralatan produksi dan material handling adalah bagian integral dari perawatan mekanis pada setiap industri modern. Peralatan produksi mempunyai kebutuhan untuk menjalankan proses produksi dari bahan dasar menjadi produk yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan pada galangan kapal tersebut. Sedangkan material handling mempunyai kebutuhan untuk memindahkan sejumlah material dasar maupun material setengah jadi / material jadi berbagai ukuran, berat pada semua tahapan proses produksi di dalam dan diantara bengkel – bengkel, tempat penyimpanan material dan area tempat perakitan (Soeharto,1996) Layout galangan adalah tata letak / denah dari area produksi dan sarana produksi dari suatu galangan (R.L.Storch, 1995). Asdjudiredja Pennana pada tahun 1990 mengemukakan, bahwa lay out adalah pengaturan serta penempatan alat-alat, manusia maupun fungsi-fungsi lainnya dalam kegiatan produksi dengan tujuan untuk memperoleh penggunaan ruangan yang efisien dan aliran proses yang optimal. Sedangkan menurut (Yamit, 1996), layout adalah pengaturan semua fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Ada tiga macam layout menurut Reksohadiprodjo yaitu: 1. Layout Proses (Process layout) Process Lay out atau lay out functional yaitu layout dimana pengelompokan baik dari personalia, fasilitas, maupun operasi yang sama dengan tujuan untuk melaksanakan pekerjaan yang sama. 2. Layout Produk atau Garis (Product / Line layout ) Pengertian layout ini adalah pengaturan ruangan dari process layout ini didasarkan pada kesamaan operasi (proses produksi). 3. Layout Kelompok (Group Layout) Layout disusun berdasarkan proses pekerjaan yang sama dan arus material disusun sesuai dengan aliran material dengan dukungan mesin-mesin otomatis dan material handling serta pengawasan yang lebih banyak. Type layout galangan kapal diantaranya adalah sebagai berikut (Soejitno, 1986): 1. Tipe I danT 2. Tipe L dan U 3. Tipe Z Suatu tindakan bersifat pengeluaran berupa uang atau benda untuk suatu harapan di masa yang akan datang disebut investasi (Pujawan, 1995). Tujuan dari analisa
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
investasi adalah mengetahui mengetahui sejauh mana investasi galangan yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit) baik dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Studi kelayakan juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan investasi. Kesimpulan dan saran yang disajikan pada akhir studi merupakan dasar pertimbangan teknis-ekonomis untuk memutuskan apakah investasi pada proyek tertentu layak untuk dilakukan atau tidak. Analisa titik impas adalah satu analisa dalam ekonomi teknik yang sangat popular digunakan terutama pada sektor – sektor industri yang padat karya. Analisa ini dapat berguna apabila seseorang akan mengambil keputusan pemilihan alternative yang cukup sensitive terhadap variable atau parameter dan bila variable – variable tersebut sulit diestimasi nilainya. Melalui analisa titik impas seseorang akan bias mendapatkan nilai dari parameter tersebut yang menyebabkan dua atau lebih alternative dianggap sama baiknya dan oleh karena itu bisa dipilih salah satu diantaranya. Nilai suatu parameter atau variable yang menyebabkan dua atau lebih alternative sama baiknya disebut nilai titik impas ( Break Even Point ). Apabila nantinya pengambil keputusan bisa mengestimasi besarnya niali actual dari variable yang bersangkutan ( lebih besar atau lebih kecil dari niali BEP ) maka akan bisa ditentukan alternative mana yang lebih baik. Metode ZOOP atau lebih dikenal dengan Objectives-Orinted Project Planning pertama kali diperkenalkan oleh “The Deutsche Gesellshaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ)” pada tahun 1983, metode ini juga sering disebut dengan TOPP (Target-Oriented Project Planning) (GTZ, 1983). Metode ini diaplikasikan dalam semua persiapan perencanaan sebuah proyek dan diterapkan dalam setiap fase dari perencanaan proyek tersebut. ZOOP berisikan metode yang merupakan panduan untuk bekerja dalam sebuah kelompok sebagai perencana, dimana kelompok ini sebagai sebuah tim pendekatan untuk mempelajari kerangka kerja yang multi sektor atau permasalahan yang komplek, yang pada akhirnya hasil kerja dari tim ini akan ditampilkan dalam bentuk dokumen-dokumen kerja. Objective-Oriented ; lebih mengarahkan analisa pekerjaan secara objektif. Project Planning atau perencanaan ; merupakan suatu antisipasi dan penjadualan dari semua aktivitas dimasa yang akan datang beserta distribusi sumber daya yang akan digunakan. Dalam menganalisa, hasil kerja disajikan dalam bentuk pohon masalah atau pohon solusi atau menggunakan matrik-matrik atau dikenal dengan PPM (Project Planning Matrix), dalam PPM meliputi hal-hal seperti dalam table berikut : Tabel 1. Analisa terhadap proyek dengan PPM Why What How Which Where
Mengapa proyek ini dikaji atau dibahas, untuk siapa dan apa untungnya. Apa yang ingin dicapai, dimanfaatkan untuk melayani siapa. Bagaimana proyek dijalankan untuk mencapai tujuan atau hasil. Taksiran kesuksesan jalannya proyek Faktor yang mempengaruhi kelancaran atau hambatan terhadap jalannya proyek Dimana dikerjakan dan dimana kita memperoleh semua data yang mendukung kesuksesan proyek.
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
METODOLOGI Pengerjaan penelitian pembangunan galangan reparasi kapal untuk kapal-kapal perang milik TNI AL ini sesuai dengan master plan TNI AL 2005 – 2020 untuk pengembangan kawasan ARMATIM, apalagi ada wacana di masa datang untuk menggabungankan antara TNI AL AMATIM dengan TNI AL ARMABAR yang berpusat di Surabaya. Dalam menjalankan tugas pengamanan di laut, kapal-kapal perang akan mengalami kerusakan baik itu secara alami atau karena kecelakaan, sehingga kapal akan melakukan pengedokan di galangan nasional (BUMN) maupun swasta. Sementara itu kawasan ARMATIM memiliki lahan yang bisa digunakan untuk pembangunan galangan reparasi kapal-kapal perang. TNI AL ARMATIM sendiri telah memiliki rencana kearah tersebut, tetapi karena suatu hal maka rencana tersebut belum bisa terwujud sampai sekarang. Maka dari itu, kami melakukan penelitian untuk memberikan alternatif pilihan dalam membangun galangan reparasi kapal-kapal perang milik TNI AL ARMATIM. Dalam membandingkan rencana pembangunan galangan reparasi kapal, penulis menggunakan metode ZOPP (Objectives Oriented Project Planning), metode ini pertamakali diperkenal kan oleh GTZ “The Deutsche Gesellshaft fur Technische Zusammenarbeit” pada tahun 1983, metode ini juga sering disebut dengan TOPP (Target-Oriented Project Palanning). Metode ini diaplikasikan dalam semua persiapan perencanaan sebuah proyek dan diterapkan dalam setiap fase dari perencanaan proyek. Metode ini dipilih karena penyajian struktur masalah dan penganalisaan menjadi lebih jelas karena dibuat dalam bentuk PPM (Project Planning Matrix) dan pohon masalah dan solusi. Dalam PPM dan pohon masalah dan solusi, aspek-aspek penting dibuat berdasarkan teori-teori yang mendukung dan yang utama tetap mengacu pada kanyataan di lapangan, sehingga secara teknis dan ekonomis akan memberikan solusi yang terbaik dan mengguntungkan. Pengambilan keputusan menjadi lebih berdasar, karena dilakukan atas berbagai perhitungan, pertimbangan-pertimbangan dan keadaan dilapangan, bukan sekedar intuisi atau keuntungan sesaat, sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini diawali dari studi literature yang digunakan sebagai dasar penelitian, kemudian diikuti dengan survey terhadap lokasi yang direncanakan sebagai lokasi pembangunan, selain survey terhadap lokasi juga dilakukan survey untuk mendapatkan informasi berupa data-data, dokumen, peta wilayah dan kebijaksanaankebijaksanaan dari TNI AL yang bersangkutan dengan rencana pembanguanan galangan reparasi kapal. Setelah semua semua literature dan data dari survey lapangan terkumpul maka dimulai perencanaan galangan reparasi kapal secara teknis dan ekonomis. Selain itu juga dilakukan analisa biaya serta perhitungan biaya reparasi tiap kapalnya. Untuk selanjutnya total dari biaya reparasi tiap kapal akan dianggap sebagai pendapatan galangan dan dijadikan sebagai acuan perhitungan dalam perhitungan titik impas dari pembangunan galangan. Dari hasil perhitungan secara teknis dan ekonomis akan dilakukan perbandingan rencana pembangunan galangan reparasi kapal antara perencanaan TNI AL dengan perencanaan penelitian dan hasil dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk dokumen.
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari perhitungan diperoleh data teknis dan ekonomis sebagai berikut: Tabel 2. Data teknis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan TNI AL TNI AL Graving Dock Panjang
150 m
Lebar
30 m
Kedalaman Sarat kerja Tinggi keel block
10 m 8,2 m 1,2 m
Pengerukan tanah
174.225,28 m3
Timbunan batu
4667,44 m3
Sirtu untuk reklamasi
74.667,98 m3
Saluran drainase
308 m
Pembuatan jalan baru
130 m
Bengkel pelat, persiapan dan fabrikasi Luas
1200 m2
Jarak ke graving dock
150 m
Over head crane
2 buah Bengkel mesin
Luas
1200 m2
Jarak ke graving dock
200 m
Jumlah pekerja
127 orang
Over head crane
2 buah Bengkel pipa
Luas
1200 m2
Jarak ke graving dock
200 m
Bengkel listrik Luas
1200 m2
Jarak ke graving dock
200 m
Jumlah pekerja
99 orang
Bengkel Outfitting dan kayu 1200 m2
Luas Jarak ke graving dock
200 m
Sarana pendukung lainnya Luas kantor
1200 m2
Jumlah pekerja
83 orang
Jarak dari graving dock
120 m
Rumah pompa
120 m2
Pompa Jumlah : 3 buah
Kapasitas : 1) 41,67 liter/s (150 m3/jam) 2) 27,78 liter/s (100 m3/jam) 3) 33,33 liter/s (120 m3/jam)
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Tabel 3. Data teknis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan penelitian PENELITIAN Graving Dock Panjang
128 m
Lebar
26 m
Kedalaman Sarat kerja Tinggi keel block
7,2 m 6m 1,2 m
Pengerukan tanah
25.344 m3
Timbunan batu
3380 m3
Sirtu untuk reklamasi
5762 m3
Saluran drainase
10 m
Jumlah crew graving dock
10 orang
Pembuatan jalan baru
160 m
Bengkel pelat, persiapan dan fabrikasi Luas
385 m2
Jarak ke graving dock
70 m
Jumlah pekerja
19 orang
Over head crane
1 buah Bengkel mesin
Luas
220 m2
Jarak ke graving dock
70 m
Jumlah pekerja
4 orang
Over head crane
1 buah Bengkel pipa
Luas
55 m2
Jarak ke graving dock
70 m
Jumlah pekerja
2 orang Bengkel listrik
Luas
55 m2
Jarak ke graving dock
70 m
Jumlah pekerja
4 orang Bengkel Outfitting dan kayu
Luas
110 m2
Jarak ke graving dock
70 m
Jumlah pekerja
5 orang Sarana pendukung lainnya
Luas kantor
270 m2
Jumlah pekerja
10 orang
Jarak dari graving dock
80 m
Rumah pompa
25 m2
Pompa Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 100 liter/sekon (360 m3/jam)
Berdasar Tabel 2 dan Tabel 3, diketahui bahwa ukuran graving dock antara perencanaan dari TNI AL lebih besar dari perencanaan penelitian. Dalam pembuatan graving dock diperlukan pembuatan jalan baru untuk kemudahan akses dari luar kedalam graving dock dan sebaliknya, dari perencanaan TNI AL pembuatan jalan baru
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
sepanjang 130 m sedangkan perencanaan penelitian pembangunan jalan baru sepanjang 160 m. Dalam perencanaan TNI AL terjadi pengerukan tanah dalam jumlah besar karena letaknya jauh dari perairan yang memiliki kedalaman yang sesuai dengan sarat kapal. Sementara itu luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel pelat, persiapan dan fabrikasi dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses pelat akan lebih lama. Pada perencanaan TNI AL bengkel dilengkapi dengan 2 buah overhead crane sedangkan pada perencanaan penelitian jumlah overhead crane hanya 1 buah. Sedangkan luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel mesin dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi mesin akan lebih lama. Pada perencanaan TNI AL bengkel dilengkapi dengan 2 buah overhead crane sedangkan pada perencanaan penelitian jumlah overhead crane hanya 1 buah. Disamping itu jumlah pekerja pada bengkel mesin pada perencanaan TNI AL jauh lebih besar dari jumlah pekerja pada perencanaan penelitian. Pada perencanaan penelitian proses reparasi mesin dilakukan oleh 4 orang yang terdiri dari seorang ahli mesin dan asistennya serta dua orang pembantu. Untuk luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel pipa dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi pipa akan lebih lama. Pekerjaan reparasi pipa pada perencanaan penelitian cukup dilakukan oleh 2 orang pekerja yang terdiri dari seorang ahli reparasi pipa seperti yang mampu membongkar pasang pipa, membengkokkan, menyambung, menggalvanis serta mengisolasi pipa agar panas tidak bisa keluar, dalam menjalankan reparasi dibantu seorang pembantu yang mampu memotong pipa, memasang serta membongkar pipa serta pekerjaan lainnya. Luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel listrik dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi listrik akan lebih lama. Disamping itu jumlah pekerja pada bengkel listrik pada perencanaan TNI AL jauh lebih besar dari jumlah pekerja pada perencanaan penelitian. Pada perencanaan penelitian proses reparasi listrik dilakukan oleh 4 orang yang terdiri dari seorang ahli instalasi listrik dan asistennya serta dua orang pembantu. Sementara itu luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaa bengkel outfitting dan kayu dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi peralatan umum dan kayu akan lebih lama. Pada perencanaan penelitian proses reparasi dilakukan oleh 5 orang yang terdiri dari seorang ahli cat dan sand blasting yang dibantu seorang asisten, seorang ahli pekerjaan kayu yang dibantu seorang asisten serta seorang yang memberikan pelayanan umum. Sedangkan luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaa kantor direksi dan administrasi dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasinya juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan dalam proses pengawasan akan lebih sulit serta waktu yang diperlukan akan lebih
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
lama.untuk menuju dalam proses reparasi peralatan umum dan kayu akan lebih lama. Jumlah tenaga kerja tidak langsung pada perencanaan pembangunan galangan reparasi kapal berdasar TNI AL berjumlah 83 orang, dimana jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang berjumlah 10 orang. Selain itu luas rumah pompa pada perencanaan berdasar TNI AL sebesar 120 m2 dimana luas tersebut jauh lebih besar dari hasil penelitian yang hanya 25 m2. Untuk menguras kolam graving dock, perencanaan TNI AL menggunakan 3 buah pompa dengan kapasitas 100 m3/jam, 120 m3/jam dan 150 m3/jam, sedangkan perencanaan hasil penelitian menggunakan 1 buah pompa dengan kapasitas 360 m3/jam. Tabel 4. Data ekonomis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan TNI AL Uraian
Jumlah (Rp)
Biaya bangunan dan tanah
18.256.588.000
Biaya graving dock
48.238.172.734
Biaya bengkel persiapan dan gudang pelat
954.750.000
Biaya bengkel mesin dan listrik
1.051.500.000
Biaya bengkel outfitting Biaya kantor administrasi
646.500.000 dan
1.129.500.000
BIAYA
70.277.010.734
Biaya perencanaan dan pengawasan, 10% dari biaya langsung
7.027.701.073
Contingency diambil 5 % dari biaya langsung
3.513.850.537
JUMLAH BIAYA TIDAK LANSUNG
10.541.551.610
TOTAL INVESTASI
80.818.562.345
JUMLAH LANGSUNG
Tabel 5. Data ekonomis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan penelitian Uraian Biaya tanah
Jumlah (Rp)
bangunan
dan
Biaya graving dock
6.069.000.000 31.913.755.000
Biaya bengkel persiapan dan gudang pelat
636.500.000
Biaya bengkel mesin dan listrik
701.000.000
Biaya bengkel outfitting
431.000.000
Biaya kantor administrasi
dan
753.000.000
BIAYA
40.504.255.000
Biaya perencanaan dan pengawasan, 10% dari biaya langsung
4.050.425.500
Contingency diambil 5 % dari biaya langsung
2.052.212.750
JUMLAH BIAYA TIDAK LANSUNG
6.075.638.250
JUMLAH LANGSUNG
TOTAL INVESTASI
46.579.893.250
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, biaya pembangunan galangan reparasi kapal terdiri dari dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Total investasi untuk pembuatan galangan reparasi kapal-kapal perang milik TNI AL berdasar hasil penelitian sebesar Rp 46.579.893.250,00, sedangkan total investasi pembuatan galangan berdasar rencana TNI AL sebesar Rp 80.818.562.345,00. Tabel 6. Estimasi pendapatan bersih galangan reparasi kapal (TNI AL) Uraian Estimasi pendapatan/tahun Biaya operasional/tahun Estimasi pendapatan bersih/tahun
Jumlah Rp. 7.539.259.140 Rp. 3.863.148.880 Rp. 3.676.110.260
Tabel 7. Estimasi pendapatan bersih galangan reparasi kapal (penelitian)
Uraian Estimasi pendapatan/tahun Biaya operasional/tahun Estimasi pendapatan bersih/tahun
Jumlah Rp. 11.331.239.062,5 Rp. 3.863.148.880 Rp. 7.468.090.182,5
Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu investasi berupa galangan reparasi kapal adalah dengan metode nilai bersih sekarang (Net Present Value) atau NPV. Metode ini digunakan untuk menganalisa investasi yang memiliki umur ekonomis t, dimana t (tahun) mulai dari 1 sampai dengan ke-n tahun, penganalisaan investasi dengan menggunakan formula : NPV = - I0 + DF DF = A x [ 1/ (1+i)n] NPV = -I0 + { A x [1/(1+i)n)] } Dimana : NPV : Nilai bersih sekarang pada tingkat interest rate I per return I0 : Investasi awal A : Annual revenue i : Tingkat suku bunga n : Periode waktu (tahun) (1+i)n : Faktor nilai sekarang (PF) atau factor diskon (DF) yang merupakan factor koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada periode n. Dalam penelitian ini perhitungan NPV dihitung menggunakan Microsoft Excell yang telah teruji hasilnya, sehingga proses perhitungan menjadi mudah dan tidak diperlukan pembacaan table PF dan DF, serta hasil lebih akurat dari pada menggunakan table.
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-11
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Dalam perhitungan NPV investasi perencanaan galangan berdasar rencana TNI AL dilakukan pada tingkat suku bunga 15 % per tahun, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini: Tabel 8. Perhitungan NPV perencanaan galangan berdasar perencanaan TNI AL n 0 1 100 Uraian -80.818.562.345 Cash out 0 3.676.110.260 3.676.110.260 Cash in 1 3.196.617.617 3130 DF -80.818.562.345 -77.621.944.727 -56.311.181.481 NPV
Berdasar Tabel 8, diketahui bahwa perencanaan investasi galangan reparasi kapal berdasarkan perencanaan TNI AL tidak akan pernah kembali meskipun setelah beroperasi selama 100 tahun, atau dengan kata lain rencana pembangunan galangan reparasi kapal sesuai dengan rencana TNI AL tidak layak secara ekonomis. Tabel 9. Perhitungan NPV perencanaan galangan berdasar perencanaan Penelitian n Uraian Cash out
Cash in DF NPV
0 46.579.893. 250 0 1 46.579.893. 250
19
20
7.468.090.18 3 524.747.752, 3 290.943.715, 3
7.468.090.18 3 456.302.393, 3 165.358.678
Berdasar Tabel 9, dengan melakukan interpolasi didapatkan NPV = 0, diketahui bahwa perencanaan investasi galangan reparasi kapal berdasarkan perencanaan penelitian akan kembali dalam jangka waktu 20.362 tahun, atau dengan kata lain rencana pembangunan galangan reparasi kapal sesuai dengan rencana penelitian layak secara ekonomis. KESIMPULAN Perencanaan galangan reparasi berdasar hasil penelitian secara teknis dan ekonomis lebih menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan DAFTAR PUSTAKA R.L. Storch, 1995, “Ship Production, Second Edition”, Cornell Maritime Press, Centreville, Maryland. J.M. Apple, 1990, “Plant Layout and Material Handling, Third Edition”, John Wiley & Sons, Inc., Georgia. Cornic, H.F, 1968, “Dock and Harbour Engineering, Volume I: The Design of Docks”, Charles Griffin & Company Limited, London.
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Assauri, Sofjan, 1999, “Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi (1999)”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. R.G. Murdick, 1997, “Information Systems for Modern Management, 3rd Edition”, International Bussiness Machines, Armonk, New York. Soejitno, 1997, “Teknik Reparasi Kapal”, “Teknik Produksi Kapal” Fakultas Teknologi Kelautan-ITS, Surabaya. Andjar Soeharto, Soejitno, 1996, “ Galangan Kapal ”, Diktat Perkuliahan Jurusan Teknik Perkapalan FTK – ITS, Surabaya. Schlott, Hans, 1984, “Shipbuilding Technology”, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Sasongko, Broto, 1991, “Analisa Biaya Industri Perkapalan & Galangan Kapal”, Surabaya. “Journal Of Material, Building Construction And Interior”, Edisi XVIII Tahun IX 2002 Japan Intrenational Coorperation Agency, 2002 “ Standar Teknis Sarana-Sarana Pelabuhan di Jepang. Gegory P. Tsinker, 1994 , “Marine Structure Engineering Specialized Aplication”, Chapman And Hall An International Thompson Publishing Company. I Nyoman Pujawan, 1995, “ Ekonomi Teknik”, PT. Guna Widya, Jakarta. Sriutomo Wignjosoebroto, 1992, ”Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, Gunawijaya , Jakarta. N Rudenko, 1964, “Material Handling Equipment”, Jurusan Teknik Perkapalan FTKITS. Reksohadiprojo, S, 1995, “Manajemen Produksi dan Operasi”, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Voughan, R, “Productivity in Shipbuilding”, Excerp from The Institution Transaction, Volume 100, New Castle Upon Tyne NE2 4HE, New Castle, 1983-1984. Supomo, H, 2005, ” Analisa Perbandingan Biaya / CGT dan J.O / CGT Antara Tenaga Organik dan Subkontraktor Dalam Hubungannya Dengan Daya Saing Galangan Papal”, Lemlit, ITS, Surabaya. Manfaat, Dj. 2004, “ SLADA A Computer – Based Multi – Approach Pattern Matching Technique For Retrieving Past Shipyard Layout Designs, FTK-ITS, Surabaya
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-13
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-14
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
ISBN : 979-99735-1-1 E-5-15