Karateristik Mekanis Perkuatan Lereng Menggunakan Geo-Root dengan Tanaman Akar Wangi Dr. Eng. Tri Harianto, ST.,MT.1 Dr. Eng. Ardy Arsyad, ST, M.Eng.Sc1 Firmansyah Ilham2
Erosi permukaan lereng jalan dapat ditangani melalui berbagai metode, salah satu metode adalah dengan memanfaatkan media tanaman. Tanaman dapat berpengaruh baik untuk mengurangi erosi permukaan lereng, karena butir-butir hujan yang jatuh dapat diperlemah melalui daun tanaman. Beberapa tumbuhan memiliki kegunaan yang beraneka ragam, ramah lingkungan, efektif dan mudah dipelihara seperti rumput Vetiver. Vetiver System adalah sebuah teknologi sederhana yang berbiaya murah dengan memanfaatkan tanaman vetiver hidup untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan. Vetiver System sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan. Pengujian dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian untuk tanah asli dan tanah yang telah ditanami akar wangi. Pada tanah asli dilakukan uji sifat fisik dan mekanis tanah. Sedangkan pada tanah yang telah di tanami akar wangi dilakukan pengujian sifat mekanis saja. Setiap sampel tanah pada pengujian sifat mekanis akan di beri variasi kedalaman, yaitu pada kedalaman 0 – 30 cm dan 30 – 60 cm. Tiap kedalaman dilakukan pengujian geser langsung dan kuat tekan bebas. Berdasarkan hasil pengujian, tanaman akar wangi mampu meningkatkan sifat fisik dan mekanis tanah. ABSTRAK :
Kata kunci : Erosi, Vetiver System, lereng
PENDAHULUAN
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi/pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Permukaan lereng jalan yang dibiarkan terbuka dari pengaruh luar (dalam hal ini curah hujan), akan berakibat rawan erosi. Apalagi bila kemiringan lereng tersebut curam, karena derajat kemiringan lereng merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya erosi. Erosi pada lereng jalan dapat merusak Daerah Manfaat Jalan, akibatnya akan mempersingkat umur rencana jalan yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan suatu pemecahan dalam penanganan erosi permukaan lereng jalan tersebut.
Erosi permukaan lereng jalan dapat ditangani melalui berbagai metoda, salah satu metoda adalah dengan memanfaatkan media tanaman. Tanaman dapat berpengaruh baik untuk mengurangi erosi permukaan lereng, karena butirbutir hujan yang jatuh dapat diperlemah melalui daun tanaman. Penanganan erosi permukaan lereng dengan menggunakan media tanaman dapat memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki. Beberapa tumbuhan memiliki kegunaan yang beraneka ragam, ramah lingkungan,efektif dan mudah dipelihara seperti rumput Vetiver. Beberapa jenis tanaman yang telah dikenal dan didayagunakan secara diam-diam selama berabad abad telah dengan cepat diperkenalkan dan digunakan secara mendunia dalam 20 tahun terakhir sebagaimana rumput Vetiver. Hanya sedikit tumbuhan yang diidolakan sebagai Rumput
1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, INDONESIA Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, INDONESIA
2
1
Ajaib yang mampu menciptakan tembok hidup, lajur penyaring hidup, dan penguatan ‘paku hidup’. b) TINJAUAN PUSTAKA Konsepsi Lereng Lereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk sudut tertentu terhadap suatu bidang horisontal dan tidak terlindungi (Das 1985).Lereng yang ada secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu lereng alami dan lereng buatan.Lereng alami terbentuk secara alamiah yang biasanya terdapat di daerah perbukitan. Sedangkan lereng buatan terbentuk oleh manusia biasanya untuk keperluan konstruksi, seperti tanggul sungai, bendungan tanah,tanggul untuk badan jalan kereta api. Faktor Penyebab Instabilitas Lereng Longsornya suatu lereng bisa disebabkan oleh faktor internal lereng maupun faktor eksternal lereng, antara lain: terjadinya gempa, curah hujan yang tinggi (iklim), vegetasi, morfologi, batuan/tanah maupun situasi setempat (Anwar dan Kesumadharma, 1991; Hirnawan, 1994), tingkat kelembaban tanah (moisture), adanya rembesan dan aktifitas geologi seperti patahan (terutama yang masih aktif), rekahan dan liniasi (Sukandar,1991 dalam Z. Zulfandi). Stabilitas Lereng Perkuatan Akar Wangi Vetiver System adalah sebuah teknologi sederhana yang berbiaya murah dengan memanfaatkan tanaman vetiver hidup untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan.VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan.Vetiver juga mudah dikendalikan karena tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat cepat menyebar liar seperti alangalang atau rerumputan lainnya. Keistimewaan vetiver sebagai tanaman ekologis disebabkan oleh sistem perakarannya yang unik.Tanaman ini memiliki akar serabut yang masuk sangat jauh ke dalam tanah (saat ini rekor akar vetiver terpanjang adalah 5.2 meter yang ditemukan di Doi Tung, Thailand). Karakteristik akar wangi sesuai untuk stabilisasi lereng Atribut Vetiver yang unik telah diteliti, diuji, dan dikembangkan di daerah tropis, karenanya dapat dipastikan Vetiver sangat efektif sebagai alat bioteknologi. a) Meskipun secara teknis Vetiver adalah rumput, namun Vetiver digunakan dalam aplikasi
c)
d)
e)
f)
g)
h)
menstabilkan lahan lebih baik daripada pohon atau semak . Karena Akar Vetiver, per unit area, lebih dalam dan kuat dibanding akar pohon. Sekuat atau lebih kuat dari spesies kayu keras, akar Vetiver memiliki daya tarik yang sangat tinggi yang terbukti positif untuk penguatan lereng curam. Akar Vetiver dapat menembus tanah padat seperti tanah padas keras dan tanah lempung gumpal yang umumnya ada di tanah tropis, yang menyediakan penahan yang baik untuk tanah timbunan dan permukaan. Ketika ditanam merapat, tumbuhan Vetiver membentuk pagar padat yang mengurangi kecepatan arus, mengalihkan limpasan air, menciptakan penyaring yang sangat efektif yang mengendalikan erosi. Tanaman pagar mengurangi arus dan menyebarkannya, memberi waktu bagi air untuk meresap ke dalam tanah. Sebagai penyaring yang sangat efektif, pagar Vetiver membantu mengurangi kekeruhan akibat limpasan air. Karena akar baru berkembang dari tunas yang terkubur oleh sedimen yang terperangkap, Vetiver akan terus tumbuh ketika level tanah naik. Teras akan terbentuk pada tanah tanaman pagar, dan sediman sebaiknya tidak dipindahkan. Sedimen yang subur biasanya berisi bibit tanaman lokal yang membantu pertumbuhannya kembali. Vetiver toleran terhadap iklim ekstrim dan lingkungan yang beragam, termasuk kekeringan berkepanjangan, banjir dan perendaman, dan suhu yang ekstrim dari -14oC sampai 55oC (7o F sampai 131oF) (Truong et al, 1996) Rumput ini tumbuh lagi dengan cepat sesudah kekeringan, beku, asin dan keadaan tanah lain yang berbeda ketika suhu-suhu ekstrim tadi berlalu. Vetiver menunjukkan toleransi tinggi terhadap keasaman tanah, salinitas, sodisitas dan kondisi asam sulfat (Le van Du and Truong, 2003).
Vetiver sangat efektif ketika ditanam berdekatan pada baris di kontur lereng.Garis kontur Vetiver dapat menstabilkan lereng alami, potongan lereng dan tanggul isian.Sistem akarnya yang kaku dan dalam membantu menstabilkan struktur lereng sementara tunas-tunasnya memencarkan limpasan, mengurangi erosi, dan menjebak sedimen agar spesies lokal tumbuh.
2
Assessment Parameter Desain Perkuatan Lereng 1. Kadar air tanah dan berat isiMaksud percobaan ini adalah untuk mengukur sifat-sifat fisis tanah. Tujuan dari uji ini adalah sebagai bagian dari klasifikasi tanah.Besaran yang diperoleh dapat digunakan untuk korelasi empiris dengan sifatsifat teknis tanah. 2. Berat jenis Berat jenis (specific gravity) tanah adalah perbandingan antara berat isi butir tanah terhadap berat isi air pada temperatur 4°C, tekanan 1 atmosfir. Berat jenis tanah digunakan pada hubungan fungsional antara fase udara, air, dan butiran dalam tanah dan oleh karenanya diperlukan untuk perhitungan-perhitungan parameter indeks tanah (index properties). 2. Uji batas batas atterberg Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas Plastis, dan Batas Cair. 3. Uji saringan (Gradasi) Percobaan ini dimaksudkan untuk menegtahu distribusi ukuran butir tanah butir kasar. Tujuannya adalah mengklasifikasikan tanah butir kasar berdasarkan nilai koefisien keseragaman (Cu) dan kurva distribusi ukuran butir. 4. Uji kuat tekan bebas Uji kuat tekan bebas dimaksudkan untuk memperoleh kuat geser dari tanah kohesif.Kuat tekan bebas (qu) adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji silindris (dalam hal ini sampel tanah) sebelum mengalami keruntuhan geser. 5. Uji geser langsung Maksud dari uji geser langsung adalah untuk memperoleh besarnya tahanan geser tanah pada tegangan normal tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kuat geser tanah.Hasil uji geser langsung dapat digunakan untuk analisis kestabilan dalam bidang geoteknik, di antaranya untuk analisis kestabilan lereng, daya dukung pondasi, analisis dinding penahan, dan lain-lain. Penelitian Terdahulu a) Kazutoki Abe dan Robert R. Ziemer (1991) “Effect of tree roots on a shear zone: modeling reinforced shear stress” atau Pengaruh akar pohon dizona geser: pemodelan tegangan geser diperkuat. menjelaskan bahwa akar akar horizontal yang menyebar di lapisan permukaan
tanah akan mencengkram tanah dan akar-akar vertikal sebagai jangkar akan menopang tegaknya pohon sehingga tidak mudah tumbang oleh adanya pergerakan massa tanah.Kekuatan geser tanah tersebut bervariasi besarnya, tergantung pada kekuatan akar, kandungan liat dan kelengasan tanahnya. b) Rully Wijayakusuma (2007) dalam Green Design Seminar, “Stabilisasi Lahan Dan Fitoremediasi Dengan Vetiver System”. Vetiver menahan laju air run-off dan material erosi yang terbawa dengan tubuhnya, Daun dan batang vetiver memperlambat aliran endapan yang terbawa runoff di titik A sehingga tertumpuk di titik B. Air terus mengalir menuruni lereng C yang lebih rendah. Akar tanaman (D) mengikat tanah di bawah tanaman hingga kedalaman 3 meter. Dengan membentuk “tiang” yang rapat dan dalam di dalam tanah, akar-akar ini mencegah terjadinya erosi dan longsor. Vetiver akan efektif jika ditanam dalam barisan membentuk pagar.Vetiver memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dari dalam tanah melalui akarnya. Bahanbahan itu kemudian dikonversi dan diangkut ke seluruh tubuhnya tanpa menyebabkan kerugian pertumbuhan. Itulah sebabnya vetiver banyak digunakan untuk menyerap logam berat dan bahan-bahan lain yang merugikan dan terdapat di dalam tanah atau air, termasuk air lindi dan septic tank. HASIL DAN PEMBAHASAN Karateristik Tanah Asli Pengujian karakteristik fisik dan mekanis tanah telah dilakukan bertujuan untuk mengklasifikasikan jenis tanah asli yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, telah diperoleh data-data karakteristik fisik dan mekanis tanah asli sebagai berikut: 1. Karakteristik fisik tanah a. Kadar Air Pada pengujian kadar air, didapatkan nilai kadar air dari tanah asli yaitu sebesar 23,13%. b. Berat Jenis (Gs) Pada pengujian berat jenis, didapatkan nilai berat jenis tanah asli yaitu sebesar 2,711. c. Analisa Saringan Pada pengujian analisa saringan, didapatkan nilai lebih dari 50% tanah tersebut yang lolos saringan No.200, yaitu sebesar 58,00%. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.1.
3
Gambar 4.1. Grafik Gradasi Butiran
o
Water Content, ω %
d. Batas – Batas Atterberg Nilai Batas Cair (Liquid Limit, LL) = 71,16%. Grafik hubungan antara jumlah pukulan dan kadar air dapat dilihat pada gambar 4.2 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30
y = -20.4ln(x) + 137.0
1
10
Gambar 4.3. Diagram Plastisitas (ASTM, Casagrande (Sumber: Braja M.Das (1995) American Association of State Highway and Transportation (AASTHO) Persentase lolos ayakan No.200 (0,075 mm) =58% Nilai batas cair (LL) = 71,16% Nilai indeks plastisitas (PI) = 27,76% Nilai PI dan nilai LL kemudian dimasukkan ke dalam grafik hubungan keduanya untuk menentukan klasifikasi group A4 s/d A7.
100
Number of Blows
.
Gambar 4.2. Grafik Hasil Pengujian Batas Cair
Nilai Batas Plastis (Plastic Limit, PL) = 43,40%. Batas plastis adalah nilai kadar air tanah pada kondisi plastis. Nilai Indeks Plastisitas (Plastic Index, PI) merupakan selisih antara Batas Cair dan Batas Plastis. PI = LL – PL, jadi nilai PI = 71,16% - 43,40 % = 27,76 %. Nilai Batas Susut (Shrinkage Limit, SL) = 11,64%. Batas susut adalah nilai kadar air tanah pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat.
Klasifikasi Tanah Asli The Unified Soil Classification System (USCS) Berdasarkan hasil pengujian analisa saringan, didapatkan bahwa: 100% tanah lolos saringan 3” artinya bukan tanah berbutir kasar. Lebih dari 50% tanah lolos saringan No.200 maka termasuk tanah berbutir halus. Nilai LL = 71,16% Nilai PI = 27,76% Dengan menghubungkan nilai liquid limit dan plastic index pada diagram plastisitas, didapatkan tipe golongan tanah termasuk golongan OH. Hubungan yang menunjukkan nilai LL dan PI untuk penggolongan jenis tanah dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.4. Grafik penentuan klasifikasi group A-4 s/d A7 (AASHTO) Berdasarkan tabel klasifikasi AASTHO dengan meninjau nilai-nilai dari arah kiri ke kanan (tabel terlampir): A-1 s/d A-2-7 Tidak (>35% lolos saringan No.200) A-4 Tidak (nilai LL > 40%) A-5 Tidak (nilai PI > 10%) A-6 Tidak (nilai LL > 40%) A-7 Ya (kriteria terpenuhi). Tanah yang diuji termasuk ke dalam golongan tanah A-7. Tanah A-7 terbagi dua golongan yaitu A-7-5 dan A-76. Termasuk A-7-5 jika PI ≤ LL – 30. Termasuk A-7-6 jika PI > LL – 30. Dengan nilai PI (27,76%) ≤ LL – 30 (41,16%), tanah termasuk ke dalam golongan A-7-5. 2. Karakteristik Mekanis Tanah a. Kuat Tekan Bebas Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium didapatkan nilai qu tanah asli sebesar 0,107kg/cm2 dengan konsistensi tanah yang sangat lunak.Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel dangrafik berikut ini. b. Geser Langsung Uji geser tanah dapat di defenisikan sebagai kemampuan maksimum tanah untuk bertahan terhadap usaha perubahan bentuk pada kondisi tekanan 4
(preassure) dan kelembapan tertentu. Berikut adalah grafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser. Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Pengujian Tanah Asli Jenis Pengujian
No
Hasil Pengujian
Satuan
23,13 2,711
% -
Pengujian Karakteristik Fisik Pengujian Kadar Air 1. Pengujian Berat Jenis 2. Pengujian Analisa 3. Saringan a. Berbutir Kasar b. Berbutir Halus Batas – Batas Atterberg 4. a. Batas Cair b. Batas Plastis c. Indeks Plastisitas d. Batas Susut
6.
42 58
% %
71,16 43,40 27,76 11,64
% % % %
24o 0,05 0,107
kg/cm2 kg/cm2
Pengujian Perilaku Mekanis Tanah dengan Perkuatan Geo-root Akar Wangi tehadap Kuat Tekan Bebas Pengujian kuat Tekan bebas akan dilakukan dengan menggunakan tiga variasi penanaman akar wangi, yaitu 3 Rumpun Tunas (A1), 6 Rumpun Tunas (A2), 9 Rumpun Tunas (A3) dengan lama masa penanaman dibagi menjadi 4 variasi, yaitu 4, 5, 6, dan 7 minggu. Time
4 minggu
Time
5 minggu
6 minggu
Time
Pengujian Karakteristik Mekanis 5. Geser langsung a.Sudut geser dalam (φ) b. Kohesi (c) Kuat Tekan Bebas (qu)
Time
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas 6 tunas 9 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm
qu 0,107 kg/cm2 0,116 kg/cm2 0,132 kg/cm2 0,139 kg/cm2 0,110 kg/cm2 0,113 kg/cm2 0,115 kg/cm2
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas 6 tunas 9 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm
qu 0,107 kg/cm2 0,146 kg/cm2 0,152 kg/cm2 0,163 kg/cm2 0,118 kg/cm2 0,119 kg/cm2 0,125 kg/cm2
7 minggu
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas 6 tunas 9 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm
qu 0,107 kg/cm2 0,217 kg/cm2 0,237 kg/cm2 0,267 kg/cm2 0,131 kg/cm2 0,138 kg/cm2 0,161 kg/cm2
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas 6 tunas 9 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm
qu 0,107 kg/cm2 0,317 kg/cm2 0,371 kg/cm2 0,440 kg/cm2 0,193 kg/cm2 0,246 kg/cm2 0,269 kg/cm2
Berdasarkan dari tabel hasil pengujian kuat tekan bebas pada tiap minggunya, diketahui nilai kuat tekan maksimum terjadi pada variasi 9 rumpun, kedalaman 0 – 30 cm dengan masa tanam tujuh minggu dengan nilai 0,440 kg/cm2 . Tanah asli yang ditanami akar wangi menyebabkan nilai kuat tekan bebas meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah tunas yang digunakan serta lama penanaman. Hal ini dapat terjadi karena mengecilnya rongga-rongga pori tanah, sebab sebagian tanah ditumbuhi akar tanaman yang dapat menyerap air dalam tanah sehingga kadar airnya berkurang. Pengujian Perilaku Mekanis Tanah dengan Perkuatan Geo-root Akar Wangi tehadap Kuat Geser Pengujian kuat geser akan dilakukan dengan menggunakan tiga variasi penanaman akar wangi, yaitu 3 Rumpun (A1), 6 Rumpun (A2), 9 Rumpun (A3) dengan lama masa penanaman dibagi menjadi 4 variasi, yaitu 4, 5, 6, dan 7 minggu. Time
4 minggu
Time 5 minggu
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas 6 tunas 9 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm
c 0,05 kg/cm2 0,09 kg/cm2 0,11 kg/cm2 0,13 kg/cm2 0,06 kg/cm2 0,07 kg/cm2 0,09 kg/cm2
φ 24 ° 25 ° 26 ° 28 ° 24 ° 25 ° 26 °
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm
c 0,05 kg/cm2 0,10 kg/cm2 0,12 kg/cm2 0,14 kg/cm2 0,06 kg/cm2
φ 24 ° 31 ° 32 ° 34 ° 25 ° 5
Time
6 minggu
Time
7 minggu
6 tunas 9 tunas
30 - 60 cm 30 - 60 cm
0,07 kg/cm2 0,09 kg/cm2
27 ° 28 °
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas 6 tunas 9 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm
c 0,05 kg/cm2 0,20 kg/cm2 0,26 kg/cm2 0,29 kg/cm2 0,19 kg/cm2 0,21 kg/cm2 0,26 kg/cm2
φ 24 ° 31 ° 33 ° 35 ° 31 ° 32 ° 33 °
Sample Tanpa akar 3 tunas 6 tunas 9 tunas 3 tunas 6 tunas 9 tunas
Depth 0 - 30 cm 0 - 30 cm 0 - 30 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm 30 - 60 cm
c 0,05 kg/cm2 0,20 kg/cm2 0,26 kg/cm2 0,29 kg/cm2 0,19 kg/cm2 0,21 kg/cm2 0,26 kg/cm2
φ 24 ° 31 ° 33 ° 35 ° 31 ° 32 ° 33 °
Sample Tanpa akar
9 tunas
Time 4 minggu 5 minggu 6 minggu 7 minggu
Depth 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm
c 0,05 kg/cm2 0,13 kg/cm2 0,09 kg/cm2 0,14 kg/cm2 0,09 kg/cm2 0,29 kg/cm2 0,26 kg/cm2 0,34 kg/cm2 0,30 kg/cm2
Φ 24° 28° 26° 34° 28° 35° 33° 37° 35°
Dari seluruh tabel dapat dijelaskan bahwa sampel tanah dengan tanaman akar wangi memiliki nilai sudut geser dan kohesi lebih besar dibandingkan sampel tanah tanpa akar tanaman. Nilai sudut geser dan kohesi bertambah besar seiring dengan lamanya masa penanaman dan jumlah tunas yang di gunakan pada setiap sampel. Sampel tanah dengan tanaman akar wangi mampu menyerap air sehingga kandungan air pada sampel menjadi lebih kecil dibandingkan sampel tanpa akar. Dengan berkurangnya kandungan air pada sampel tanah maka kuat geser tanah menjadi semakin besar.
Dari seluruh percobaan diatas diperoleh nilai maksimum untuk kuat tekan bebas (qu) adalah 0,440 kg/cm2 pada variasi 9 rumpun dengan kedalaman 0 – 30 cm pada minggu ketujuh. Untuk kohesi (c) maksimum diperoleh nilai 0,34 kg/cm2 pada variasi 9 rumpun dengan kedalaman 0 – 30 cm pada minggu ketujuh. Untuk nilai sudut geser (φ) maksimum diperoleh nilai 37 o pada variasi 9 rumpun dengan kedalaman 0 – 30 cm pada minggu ketujuh.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengaruh Waktu Terhadap Kuat Geser
1. Melalui pengujian kuat tekan bebas, dipreoleh nilai maksimum kuat tekan sebesar 0,440 kg/cm2 pada variasi 9 rumpun dengan kedalaman 0 – 30 cm pada minggu ketujuh. Dengan penanaman akar wangi pada campuran tanah asli memberikan peningkatkan nilai kuat tekan bebas. Diperoleh nilai kenaikan kuat tekan dari 0,107 kg/cm2 menjadi 0,440 kg/cm2 . 2. Melalui pengujian geser langsung, dipreoleh kohesi (c) maksimum sebesar 0,34 kg/cm2 pada variasi 9 rumpun dengan kedalaman 0 - 30 cm pada minggu ketujuh dan nilai sudut geser (φ) maksimum diperoleh nilai 37 o pada variasi 9 rumpun dengan kedalaman 0 – 30 cm pada minggu ketujuh. Dengan penanaman akar wangi pada campuran tanah asli memberikan peningkatkan nilai kohesi (c) dari 0,05 kg/cm2 menjadi 0,34 kg/cm2 , dan nilai sudut geser (φ) dari 24o menjadi 37 o .
Sample Tanpa akar
3 tunas
Sample Tanpa akar
3 tunas
Time 4 minggu 5 minggu 6 minggu 7 minggu
Depth 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm
c 0,05 kg/cm2 0,09 kg/cm2 0,06 kg/cm2 0,10 kg/cm2 0,06 kg/cm2 0,20 kg/cm2 0,19 kg/cm2 0,31 kg/cm2 0,27 kg/cm2
Time 4 minggu 5 minggu 6 minggu 7 minggu
Depth 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm 0 – 30 cm 30 – 60 cm
c 0,05 kg/cm2 0,11 kg/cm2 0,07 kg/cm2 0,12 kg/cm2 0,07 kg/cm2 0,26 kg/cm2 0,21 kg/cm2 0,33 kg/cm2 0,29 kg/cm2
Φ 24 ° 25 ° 24 ° 31 ° 25 ° 31 ° 31 ° 35 ° 32 °
Φ 24° 26° 25° 32° 27° 33° 32° 36° 33°
Kesimpulan Berdasarkan pengujian fisik dan mekanis, tanah asli dapat digolongkan ke dalam golongan OH (USCS), dan digolongkan ke dalam A-7-5 (AASTHO). Pengaruh tanaman akar wangi pada campuran tanah asli terhadap pengujian mekanis tanah yaitu:
Saran Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian lebih lanjut adalah : 1. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk benda uji pada kondisi lapangan 6
2. Sebaiknya dibuatkan simulasi air hujan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat mekanis tanah. 3. Kalibrasi alat laboratorium harus diperhatikan sebelum memulai penelitian sehingga diperoleh hasil lebih akurat.
Southern Vietnam. Proc. Third International Vetiver Conf. China, October 2003. Zakaria, Zufialdi. AnalisisKestabilanLereng Tanah. Bandung.
Daftar Pustaka Anwar,H.Z., dan Kesumadharma,S., 1991, Konstruksi Jalan di daerahPegunung-an tropis, Makalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia, PIT ke-20, Desember 1991, hal. 471- 481 Buma, J, & Van Asch, T., 1997, Slide (Rotational), dalam Dikau, R. (editor) et.al., 1997, Landslide Recognition, John Willey & Sons, pp. 43-61 Das, Braja M.1985. Mekanika Tanah, Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis, jilid 1. Terjemahan Noor Endah & Indrasurya Mochtar. Penerbit Erlangga, 1995. Das, Braja M.1985. Mekanika Tanah, Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis, jilid 2. Terjemahan Noor Endah & Indrasurya Mochtar. Penerbit Erlangga, 1995. Dermawan H,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Batas – Batas Atterberg ASTM D-431800 DermawanH,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Berat isi dan Kadar Air Tanah ASTM C29 dan ASTM D-2216-98 DermawanH,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Berat Jenis ASTM D-854-02 – Piknometer DermawanH,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test) ASTM D-3080-04 DermawanH,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Unconfined Compression Test (Uct) ASTM D2166-06 DermawanH,LaboratoratoriumMekanika Tanah, UPI. Uji Saringan (Sieve Analysis)ASTM D-1140 Dirjen Bina Marga 1991, Spesifikasi Perkuatan Tebing Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification of Landslides, (ed. :Brunsden, D,& Prior, D.B., 1984, Slope Instability, John Wiley & Sons, p.1-25 Le Van Du, and Truong, P. (2003).Vetiver System for Erosion Control on Drainage and Irrigation Channels on Severe Acid Sulphate Soil in 7