KARANGANYAR, Hutan Sehat, Desa Sehat Oleh : Endang Dwi Hastuti*
Berjarak sekitar 7 kilometer dari ibu kota kabupaten, Desa Karanganyar berada di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Desa yang kaya dengan sumber mata air ini pada Lomba Wana Lestari Tahun 2015 meraih prestasi sebagai Juara Pertama Tingkat Nasional Kategori Desa Peduli Kehutanan. Komitmen yang tinggi dari Pemerintah Desa dan seluruh masyarakat dalam pembangunan kehutanan telah mengantarkan desa ini untuk meraih prestasi. Berpenduduk 2.210 jiwa, Desa Karanganyar memiliki luas 444,684 Ha. Dari luasan tersebut 146 Ha merupakan Hutan Rakyat, 175 Ha berupa Tegalan dan sisanya merupakan sawah serta pekarangan. Memasuki Desa Karanganyar kita akan disambut oleh pemandangan berupa tanaman di turus jalan dan
pembibitan tanaman kehutanan yang diusahakan oleh
masyarakat yang tidak hanya ditanam di halaman rumah tetapi juga di kiri kanan jalan protokol. Selanjutnya apabila kita memasuki wilayah yang lebih tinggi kita akan menikmati keanggunan Gunung Linggo Manik dan Gunung Napas serta ratusan hektar hutan rakyat dengan pohonpohon yang berdiri kokoh.
Membangun Karanganyar dengan Kebersamaan Dilantik untuk jabatan pertama periode tahun 2007-2013 , Pipit Handoko ketika itu berusia 26 tahun. “Mbah Lurah” adalah panggilan masyarakat untuk kepala desa termuda di Pacitan ini. Pipit adalah sosok yang sederhana pekerja keras dan kreatif. Karena dicintai masyarakatnya maka diapun terpilh kembali sebagai Kepala Desa untuk periode ke dua Tahun 2013-2019. Dalam membangun Desa Karanganyar Pipit didukung oleh seluruh komponen masyarakat dan organisasi formal maupun non formal yang ada di desa serta Pemerintah Daerah dan Instansi terkait seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan. Berbagai kegiatan pembangunan kehutanan telah dikembangkan sesuai dengan potensi desa dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapinya. Kondisi wilayah desa yang mayoritas bergunung dan berbukit berpotensi terhadap masalah ancaman bencana alam. Diawal memangku jabatan sebagai Kepala Desa, pembangunan kehutanan di Desa Karanganyar juga masih terkendala dengan kondisi masyarakat pada saat itu yang masih kurang tingkat kesadarannya untuk menanam. Di lain pihak terdapat 150 Ha lahan potensial kritis yang perlu ditangani. Melihat permasalahan ini Pipit
berupaya mendorong masyarakat agar tertarik untuk menanam pohon.. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memberikan contoh nyata yaitu membangun demplot tanaman sengon pada lahan desa seluas 0,25 Ha, Ha dengan harapan dapat dicontoh oleh masyarakat masyarakat. Setelah dua tahun berjalan upaya ini mulai menunjukkan hasil dengan masuknya investor ke Desa Karanganyar untuk memberikan bantuan benih sengon dan melakukan pembinaan kepada masyarakat at tentang teknik tanam-menanam tanam dengan kompensasi perusahaan akan membeli kayu dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar. Dengan adanya perjanjian tersebut maka diterbitkanlah peraturan desa (perdes) yang mengatur tentang pengendalian penebangan agar masyarakat
melakukan penebangan pohon sesuai ketentuan. Selanjutnya gguna memotivasi
masyarakat untuk giat menanam maka kegiatan pembibitan diserahkan ke masing masing-masing kelompok tani yang ada di Desa Karanganyar dan hasilnya dilombakan. Upaya tersebut ternyata berhasil dan masyarakat
menjadi tertarik untuk mengembangkan kegiatan pembibitan.
Keberhasilan kelompok dalam kegiatan pembibitan ini selanjutnya mendorong pemerintah untuk memberikan bantuan program Kebun Bibit Bibit Rakyat dengan jumlah bibit 60.000 batang, dengan tanaman Jati, Sengon, Jabon abon dan Gmelina. Dengan dukungan perdes erdes tersebut di atas, telah memberikan damp dampak yang positif sampai
sekarang.
merasakan manfaat dari
Masyarakat kegiatan
pembibitan ini sebagai penopang perekonomiannya, sehingga saat ini di setiap dusun di Desa Karanganyar berkembang kembang kegiatan pembibibitan swadaya masyarakat. Pembibitan Swadaya Masyarakat
Menerbitkan Peraturan Desa Bidang Kehutanan Sejak tahun 2009 telah diterbitkan 25 Peraturan Desa guna mendukung pembangunan kehutanan kehutanan. Selain itu juga terdapat peraturan desa yang tidak tertulis dan kearifan lokal dalam upaya pelestarian sumber mata air. Peraturan desa yang tertulis maupun yang tidakk tertulis disosialisasikan melalui pertemuan perangkat desa, pertemuan kelompok tani, PKK, Karang Taruna, Pos Yandu, Pramuka dll,
serta
dilaksanakan
dan
dipatuhi
oleh
masyarakat. Beberapa Perdes terkait dengan larangan menebang pohon dan himbauan untuk menanam nanam pohon bahkan dipasang di pohon-pohon
yang berada di lokasi yang
strategis agar setiap orang yang melewati tempat tersebut dapat mengetahui. Dari wawancara kami dengan berbagai unsur masyarakat, mereka mengatahui berbagai Peraturan Desa Karanganyar dan an mematuhinya.
Melestarikan Sumber Mata Air dengan Kearifan Lokal Desa Karanganyar diberikan kekayaan alam antara lain berupa sumber mata air air. Banyaknya sumber mata air dengan debit air yang besar dan tidak pernah habis di musim kemarau panjang merupakan anugerah bagi masyarakat di Desa Karanganyar maupun masyarakat di luar desa . Pemerintah desa telah memprogramkan pelestarian dan pemanfaatan sumber mata air dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan bekerjasama dengan pihak terkait. Di masyarakat telah berkembang nilai -nilai budaya dan kearifan lokal untuk melestarikan sumber sumbersumber mata air,
misalnya masyarakat menilai bahwa sumber umber mata air adalah sesuatu yang
keramat dan harus dijaga kelestariannya. Nilai-nilai nilai budaya masyarakat tersebut dipegang teguh sehingga masyarakat senantiasa menjaga sumber mata air yang ada di desa. Masyarakat juga memiliki kearifan lokal yaitu melakukan penanaman jenis-jenis jenis tertentu yang dikeramatkan misalnya “cemblirit/Gedebug Plengeh”, Jambon, Beringin,Trembesi, Aren, Pinang dan Pucung . Selanjutnya agar sumber-sumber sumber mata air dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat maka pada tahun 2008 Pemerintah Desa bekerja sama dengan Dinas Cipta Karya membangun bak penampung dan saluran air sepanjang 6 km untuk dialirkan ke rumah rumah-rumah penduduk. Pengelolaan air ditangani oleh “Tim Air Desa “ yang bertugas mengatur pemanfaatan sumber mata air oleh masyarakat. Tarif pemakaian air untuk masyarakat Rp. 10.000/bulan untuk pemakaian setiap 15 m3 pertama dan Rp. 5.000/m3 untuk pemakaian per meter berikutnya. Dengan pengelolaan air ini selain memberikan kecukupan air bagi masyarakat juga memberikan penghasilan an bagi desa sebesar Rp. 500.000/bulan. Pengaturan air ini tidak saja dinikmati oleh masyarakat di Desa Karanganyar tetapi juga oleh masyarakat desa tetangga. Di musim kemarau manakala Desa Tetangga antri air maka Desa Karanganyar siap memberi. Lestarinya sumber-
sumber mata air di Desa Karanganyar turut mengantarkan Pacitan memperoleh penghargaan sebagai Kabupaten Sehat pada Tatanan Hutan Sehat Tahun 2013.
BLU Terobosan Jitu
Dalam rangka pengembangan usaha masyarakat telah dibangun kemitraan dengan pemerintah maupun badan usaha, misalnya dengan Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Kehutanan. Kemitraan dengan BLU merupakan terobosan jitu dalam upaya mengatasi permasalahan perilaku masyarakat desa saat itu yang lebih mudah menjual kayu dari pada menjua menjual aset lainnya. Masyarakat melakukan penebangan pohon untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (tebang butuh) dan menjual kepada tengkulak dengan harga sangat rendah. Berbagai upayapun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar tidak lagi melakukan “tebang “tebang butuh”, antara lain melalui dana koperasi wanita, simpan pinjam perempuan, serta Lembaga Keuangan Desa. Namun upaya tersebut belum dapat mengatasi masalah. Selanjutnya koordinasi oordinasi dan kemitraan dengan pemerintah dan mitra usahapun
dilakukan dan hasilnya hasilnya tidak sia sia-sia manakala Desa
Karanganyar mendapat bantuan dari Kementerian Kehutanan (BLU) sebesar Rp. 1.451.200.000 dalam jangka waktu 5 tahun, dalam rangka penguatan modal kelompok dengan tunda tebang. Agar pinjaman ini terlaksana dengan baik maka pembagian pembagian pinjaman kepada kelompok disesuaikan dengan kemampuan masing-masing masing kelompokt. “Sekarang Sekarang hasil dari pinjaman BLU ini telah dapat meningkatkan penghasilan kelompok, penambahan aset dan pengembangan usaha kelompok sehingga masyarakat tidak lagi menebang menebang kayu sebelum waktunya waktunya”, ungkap Pak Kades. Selain dengan BLU, kemitraan usaha juga dibangun dengan P.T Linggar Jati dalam pengadaan bibit dan pemasaran dan P.T Index dalam pemasaran kayu mahoni, PT. SNS dalam kegiatan pengadaan bibit.
Mengembangkan Usaha Produktif Kehutanan Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, serta sumber daya lainnya di Desa Karanganyar sangat mendukung berkembangnya aneka usaha produktif masyarakat, seperti budidaya porang , wana farma , budi daya lebah ebah madu , anyaman bambu, emping mlinjo, tempe mlanding, tempe benguk, mebeler , pembuatan arang, gula ula merah, merah serta jamu genddhong yang semuanya telah memberikan dampak positif dalam
peningkatan pendapatan tan masyarakat.
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Kehutanan Salah satu unsur keberhasilan Desa
Karanganyar
di
bidang
pembangunan kehutanan adalah berkembangnya masyarakat rehabilitasi ehabilitasi
partisipasi dalam
hutan
kegiatan dan
lahan,
perlindungan
dan
pengamanan
hutan, serta
konservasi sumber
daya alam. Dalam kegiatan rehabilitasi telah berkembang kegiatan pembibitan sengon secara swadaya, pembibitan tanaman jabon,. penanaman tanaman kehutanan yaitu jati, mahoni, jabon, sengon, sono, akasia, gmelina, melina, trembesi dan bambu dengan luas keseluruhan ± 393,13 Ha serta penanaman tanaman turus jalan. jalan Dalam rangka perlindungan dan pengamanan engamanan hutan telah dibentuk Satuan Tugas Bantuan Sukarelawan Pemadam Pemadam Kebakaran (Satgas Balakar) yang bertugas
melaksanakan
penanggulangan kebakaran hutan secara
tradisional.
masyarakat
Partisipasi
dalam
upaya
konservasi sumber daya aya dilakukan
melalui
pelestarian
sumber
dengan
menggunakan
alam
kegiatan mata
air
kearifan
lokal , serta pembuatan micro embung dan pembuatan sumur resapan.
Komitmen Tinggi Berbuah Prestasi Pemerintah Desa Karanganyar memiliki komitmen tinggi dalam pembangunan kehutanan yang diwujudkan mulai dari penyediaan dana untuk pembangunan pembangunan desa dibidang kehutanan sampai aktivitas nyata pemerintah dan masyarakat dibidang kehutanan. Perencanaan pembangunan kehutanan di Desa Karanganyar tidak terlepas dari perencanaan APBD desa . Dari anggaran Rp.818.175.509,-sebesar sebesar 26% dialokasikan untuk kegiatan kehutanan. Pemerintah Daerah dan instansi terkait juga berperan penting dalam mendukung pendanaan untuk pembangunan desa
ini. Dana pembangunan kehutanan di Desa Karanganyar selain bersumber dari APBD Desa juga didukung dari sumber lainnya yaitu
dana swadaya masyarakat, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Pacitan dan Dinas terkait serta BLU kementerian Kehutanan. Sosok Kepala Desa yang dekat dengan masyarakat, pekerja keras, kreatif dalam mengelola potensi sumber daya dan membangun kemitraan dengan para pihak untuk kemajuan masyarakat dan desanya, serta
karakter masyarakat yang mudah diatur dan dukungan semua unsur
Pemerintah Kabupaten Pacitan, instansi terkait seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan , masyarakat desa serta berbagai organisasii baik formal maupun informal merupakan kunci sukses berikutnya. Selanjutnya, tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dalam pembangunan kehutanan dalam kegiatan rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam, perlindungan dan pengamanan hutan, serta berkembangnya aneka usaha produktif masyarakat dibidang kehutanan merupakan aktivitas nyata yang mendukung komitmen pemerintah desa dan masyarakatnya dalam pembangunan kehutanan. Berbagai kegiatan pembangunan kehutanan di Desa Karanganyar juga telah memberikan dampak positif baik secara ekologis,ekonomi maupun sosial sehingga mampu mengantarkan desa ini untuk meraih berbagai prestasi . Komitmen Desa Karanganyar dalam pembangunan kehutanan telah membuahkan hasil yang nyata dalam mewujudkan kelestarian hutan dan masyarakat yang sejahtera sehingga layak menjadi Juara Pertama Tingkat Nasional Lomba Wana Lestari Tahun 2015 untuk kategori Desa Peduli Kehutanan. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya.