KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO) Bambang Ruwanto, Yosaphat Sumardi, dan Denny Darmawan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta E-mail:
[email protected] Abstrak Telah dilakukan pengukuran sinyal mikrotremor di kawasan Kulonprogo bagian utara untuk mendapatkan karakteristik seismik berupa: frekuensi predominan, faktor amplifikasi, ketebalan sedimen, indeks kerentanan seismik, percepatan getaran tanah maksimum, dan nilai pergeseran tanah. Pengukuran dilakukan di 18 titik yang tersebar pada area dengan koordinat geografis 110,10° BT-110,27° BT dan 7,64° LS-7,80° LS. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa frekuensi predominan berada pada kisaran nilai 2,98-13,53 Hz; faktor amplifikasi berada pada kisaran 1,6-10,1; ketebalan sedimen berada pada kisaran 5-60 m; indeks kerentanan seismik berada pada kisaran 0,6 × 10 -6-5,8 ×10-6 s2/cm; nilai percepatan getaran tanah maksimum berada pada kisaran 24-54 gal dan nilai pergeseran tanah berada pada kisaran 0,6 × 10-4-4,4 × 10-4. Kata kunci: seismik, sinyal mikrotremor, Kulonprogo Abstract Microtremor signal measurements had been conducted in the northern part of Kulonprogro to obtain the seismic characteristics in the form of: the predominant frequency value, amplification factor, sediment thickness, seismic vulnerability index, the maximum ground vibration acceleration, and the ground shear strain value. The measurement was conducted at 18 points within geographical coordinates of 110.10° E-110.27° E and 7.64° S-7.80° S. The signals were analyzed using Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method. The results show that the predominant frequency value is in the range of 2.98-13.53 Hz; amplification factor is in the range of 1.6-10.1; sediment thickness is in the range of 5-60 m; seismic vulnerability index is in the range of 0.6 × 10 -6-5.8 × 10-6 s2/cm; maximum ground acceleration is in the range of 24-54 gal and ground shear strain value is in the range of 0.6 × 10-4 – 4.4 × 10-4. Keywords: seismic, microtremor signal, Kulonprogo
66
Karakteristik Seismik Kawasan Kulon Progo (Ruwanto, B., dkk) sesar yang terdapat di sepanjang perbukitan
PENDAHULUAN Daerah lstimewa Yogyakarta (DIY)
Menoreh (Kabupaten Kulonprogo bagian
disamping sangat rawan gempa bumi akibat
utara). Namun, penelitian kebencanaan
aktivitas tumbukan lempeng di Samudera
dengan menggunakan pendekatan potensi
Indonesia juga sangat rawan gempa bumi
bahaya seismik di Kabupaten Kulonprogo
akibat aktivitas sesar-sesar aktif di daratan.
masih terbatas, sehingga perlu dilakukan
Beberapa sistem sesar yang diduga masih
penelitian mengenai karakteristik seismik
aktif adalah Sesar Opak, Sesar Oya, Sesar
Kabupaten Kulonprogo terutama kawasan
Dengkeng, Sesar Progo, dan sesar mikro
bagian utara.
lainnya yang belum teridentifikasi (Wagner,
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
2007). Hal ini menyebabkan tidak hanya
mengetahui nilai frekuensi predominan,
gempa bumi yang berkekuatan besar yang
amplifikasi, ketebalan sedimen, nilai indeks
terjadi, tetapi juga banyak gempa bumi
kerentanan seismik dan percepatan getaran
berkekuatan kecil juga melanda wilayah DIY.
tanah maksirnurn (peak ground acceleration,
Kulonprogo
merupakan salah
satu
PGA) di wilayah Kabupaten Kulonprogo
kabupaten di wilayah DIY yang memiliki
dengan pendekatan rnikrotremor. Penelitian
potensi bencana alam. Longsor (londslide)
juga bertujuan untuk mengetahui nilai
merupakan salah satu bencana alam yang
pergeseran tanah (ground shear strain)
paling dominan terjadi di wilayah Kulonprogo.
dan fenomena gerakan tanah yang ada di
Longsor dapat terjadi selain dikarenakan
wilayah Kabupaten Kulonprogo.
faktor fisiografis dan geomorfologi, juga dapat dipicu adanya gempa bumi yang terjadi di sekitar wilayah tersebut.
METODE PENELITIAN Penelitian karakteristik resiko bahaya
Berdasarkan data BPBD Kulonprogo
seismik dengan pendekatan mikrotrernor
Tahun 2014, terdapat 160 titik lokasi longsor
dilaksanakan di Kabupaten Kulonprogo
yang tersebar di Kecamatan Girimulyo,
bagian utara. Dalam penelitian ini digunakan
Kokap, Pengasih, Kalibawang, Samigaluh,
18 titik pengukuran yang tersebar pada
dan Sentolo. Selain longsor, Kabupaten
area dengan koordinat geografis 110,10°
Kulonprogo
bahaya
BT-110,27° BT dan 7,64° LS-7,80° LS
seismik yang berasal dari aktivitas subduksi
dengan jarak antar titik sebesar 4 km. Sinyal
lempeng Eurasia dan Indoaustralia di wilayah
mikrotrernor diukur dengan Seismograf
selatan kabupaten tersebut. Potensi bahaya
TDS303 selama ±30 menit mengacu pada
seismik juga dapat berasal dari jalur-jalur
aturan SESAME European Research Project
memiliki
potensi
67
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 1, April 2016 [SESAME] (2004). Data hasil pengukuran
Persamaan (1) sampai Persamaan (4)
kemudian diolah menggunakan metode
untuk setiap titik pengukuran kemudian
HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio)
diolah untuk mendapatkan mikrozonasi
dengan bantuan software Sessaray Geopsy
karakteristik
untuk mendapatkan frekuensi predominan fo
Kabupaten Kulonprogo utara. Hasil mikro-
dan faktor amplifikasi A. Ketebalan sedimen
zonasi
ditentukan dari persamaan (Nakamura,
sebaran
2000):
setiap lokasi pengambilan data. Dari (1)
akan
mikroseismik menunjukkan
karakteristik
di
kawasan bagaimana
mikroseismik
di
hasil mikrozonasi ini interpretasi data dapat dilakukan dengan lebih mudah.
dengan
adalah kecepatan gelombang S
Mikrozonasi
pertama
yang
dihasilkan
yang diperoleh dari data Vs30 USGS. Nilai
adalah mikrozonasi frekuensi predominan
indeks kerentanan seismik diperoleh dari
yang ditunjukkan pada Gambar 1. Pada Gambar 1 tampak bahwa kisaran
persamaan (Nakamura, 1997):
nilai frekuensi predominan cukup lebar,
A K g / (4 2VS ) f0
(2)
yaitu 2,98-13,53 Hz dengan nilai tinggi mengumpul di titik 6 yang berada di selatan
tanah
Samigaluh dan titik 18 yang berada di daerah
maksimum dihitung dengan metode Kanai
Nanggulan bagian selatan. Nilai frekuensi
(Kanai, 1961):
predominan tinggi biasa dijumpai di daerah
sedangkan
percepatan
getaran
dengan karakteristik tanah keras. Frekuensi (3)
predominan untuk titik yang lain didominasi oleh nilai rendah yang umum ditemukan untuk tanah lunak dalam bentuk sedimen,
dengan T0 adalah periode predominan M adalah magnitudo gempa dan R adalah jarak hiposenter. Nilai pergeseran tanah g diperoleh dari: K g ag
(4)
seperti yang terlihat pada daerah Girimulyo bagian barat dan Kalibawang bagian timur dan utara. Menurut Elnashai (2008, p. 27), struktur batuan menghasilkan tipe getaran periode pendek (frekuensi tinggi), sedangkan tanah lunak menghasilkan perio-
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai
karakteristik
seismik
yang
diperoleh dari metode HVSR dan dari
68
de yang lebih panjang (frekuesi rendah). Hasil mikrozonasi frekuensi predominan ini juga didukung oleh hasil mikrozonasi
Karakteristik Seismik Kawasan Kulon Progo (Ruwanto, B., dkk) Karakteristik Seismik Kawasan Kulon Progo (Ruwanto, B., dkk) Gambar 1. Mikrozonasi Frekuensi Predominan Kawasan Kabupaten Kulonprogo Gambar 1. Mikrozonasi Bagian UtaraFrekuensi Predominan Kawasan Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara
amplifikasi yang ditunjukkan pada Gambar amplifikasi yang ditunjukkan pada Gambar 2. Faktor amplifikasi yang diperoleh dari 2. Faktor amplifikasi yang diperoleh dari penelitian berkisar pada nilai 1,6-10,1. penelitian berkisar pada nilai 1,6-10,1. Pada Gambar 2 tampak bahwa daerah Pada Gambar 2 tampak bahwa daerah Girimulyo dan Nanggulan memiliki faktor Girimulyo dan Nanggulan memiliki faktor amplifikasi rendah yang sesuai dengan hasil amplifikasi rendah yang sesuai dengan hasil mikrozonasi frekuensi predominan (Gambar mikrozonasi frekuensi predominan (Gambar 1) yang menunjukkan nilai tinggi. Hasil ini 1) yang menunjukkan nilai tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan lokasi menunjukkan bahwa kemampuan lokasi tersebut untuk menguatkan gelombang tersebut untuk menguatkan gelombang gempa tidak terlalu besar, yang merupakan gempa tidak terlalu besar, yang merupakan ciri dari daerah dengan tanah keras. Daerah ciri dari daerah dengan tanah keras. Daerah dengan faktor amplifikasi besar pada dengan faktor amplifikasi besar pada Gambar 2 dimiliki pada daerah Samigaluh Gambar 2 dimiliki pada daerah Samigaluh bagian utara dan Kalibawang bagian timur. bagian utara dan Kalibawang bagian timur. Hasil ini memberikan informasi bahwa Hasil ini memberikan informasi bahwa kawasan Kabupaten Kulonprogo bagian kawasan Kabupaten Kulonprogo bagian
utara yang berbatasan dengan Jawa Tengah utara yang berbatasan dengan Jawa Tengah cenderung menguatkan gelombang gempa cenderung menguatkan gelombang gempa yang melewatinya dengan faktor penguatan yang melewatinya dengan faktor penguatan yang cukup besar. yang cukup besar. Berdasarkan mikrozonasi frekuensi Berdasarkan mikrozonasi frekuensi predominan dan data , selanjutnya dapat predominan dan data , selanjutnya dapat dibangkitkan mikrozonasi dari ketebalan dibangkitkan mikrozonasi dari ketebalan sedimen dengan menggunakan Persamaan sedimen dengan menggunakan Persamaan (1) seperti ditunjukkan pada Gambar 3. (1) seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Ketebalan sedimen berkisar pada nilai 5-60 Ketebalan sedimen berkisar pada nilai 5-60 m. m. Berdasarkan Gambar 3 tampak bahwa Berdasarkan Gambar 3 tampak bahwa titik 2 merupakan daerah dengan ketebalan titik 2 merupakan daerah dengan ketebalan sedimen paling besar. Hal ini menunjukkan sedimen paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi ini berpotensi menguatkan bahwa lokasi ini berpotensi menguatkan gempa lebih besar, sehingga menjadi daerah gempa lebih besar, sehingga menjadi daerah yang harus diwaspadai. Meskipun demikian, yang harus diwaspadai. Meskipun demikian, 69 69
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 1, April 2016
Gambar 2. Mikrozonasi Amplifikasi untuk Kawasan Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara
Gambar 3. Mikrozonasi Ketebalan Sedimen untuk Kawasan Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara
70
Karakteristik Seismik Kawasan Kulon Progo (Ruwanto, B., dkk) Karakteristik Seismik Kawasan Kulon Progo (Ruwanto, B., dkk) belum diperoleh data bor untuk wilayah ini untuk kawasan penelitian ditunjukkan pada sehingga hasil penelitian untukwilayah ketebalan belum diperoleh data bor untuk ini sedimen belum bisa dibandingkan dengan sehingga hasil penelitian untuk ketebalan
Gambar 4. untuk kawasan penelitian ditunjukkan pada Berdasarkan Gambar 4 tampak bahwa Gambar 4.
data geologi. sedimen belum bisa dibandingkan dengan data frekuensi predata Berdasarkan geologi.
daerah SamigaluhGambar bagian utara dan daerah Berdasarkan 4 tampak bahwa Kalibawang bagianbagian timur merupakan daerah daerah Samigaluh utara dan daerah
dominan dan amplifidata kasi dapat dihitung nilai Berdasarkan frekuensi preindeks kerentanan (K Indeks kerentanan g ).dapat dominan dan amplifi kasi dihitung nilai
dengan nilai bagian indekstimur kerentanan yang daerah relatif Kalibawang merupakan tinggi. Hal berartikerentanan daerah ini yang merupakan dengan nilaiiniindeks relatif
menyatakan seberapa lokasi indeks kerentanan ( K g ).rentan Indekssuatu kerentanan mengalami dilewati menyatakankerusakan seberapaketika rentan suatu gempa. lokasi
daerah Hal yang harus daerah diwaspadai, karena tinggi. ini berarti ini merupakan menjadi daerah yang paling rentan terhadap daerah yang harus diwaspadai, karena
Tentu saja kerusakan kekuatan ketika bangunan jugagempa. akan mengalami dilewati menjadi faktor penentubangunan suatu lokasi menjadi Tentu saja kekuatan juga akan
gempa daerah jika ditinjau darirentan karakteristik menjadi yang paling terhadap ranahnya.jika Berdasarkan indeks gempa ditinjau dari nilai karakteristik
daerah rentan atau suatu tidak,lokasi namunmenjadi indeks menjadiyang faktor penentu kerentanan darinamun karakteristik daerah yanglebih rentanditinjau atau tidak, indeks
kerentanan juga terlihat ranahnya. Berdasarkan Girimulyo dan kerentanan jugaNanggulan terlihat
tanah di suatu penelitian kerentanan lebih lokasi. ditinjau Dalam dari karakteristik diperoleh seismik tanah di nilai suatu indeks lokasi.kerentanan Dalam penelitian
indeks kerentanan yang lebihme-miliki kecil sehingga Girimulyo dan Nanggulan nilai daerah kerentanan ini menjadi yangsehingga relatif indeks yangdaerah lebih kecil
-6 -6 -5,8×10 s 2/ berada pada diperoleh nilaikisaran indeks0,6×10 kerentanan seismik -6 kerentanan cm. Mikrozonasi nilai0,6×10 indeks berada pada kisaran -5,8×10-6 s2/
lebih aman di lihat dari yang karakteristik daerah ini jika menjadi daerah relatif tanahnya. lebih aman jika di lihat dari karakteristik
cm. Mikrozonasi nilai indeks kerentanan
tanahnya.
bahwa nilai daerah indeks me-miliki nilai bahwa daerah
Gambar 4. Mikrozonasi Indeks Kerentanan untuk Kawasan Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara Gambar 4. Mikrozonasi Indeks Kerentanan untuk Kawasan Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara
71 71
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 1, April 2016 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 1, April 2016 Selain ditentukan dari nilai indeks lebih rendah dibandingkan daerah lain pada kerentanan, bagaimana dari tanahnilaimerespon Selain ditentukan indeks gelombang juga dapat kerentanan, gempa bagaimana tanah ditentukan merespon dari nilai PGA (Peak juga Ground Accelerations). gelombang gempa dapat ditentukan Nilai ini PGA menyatakan besarnya percepatan dari nilai (Peak Ground Accelerations). maksimum tanah (perubahan kecepatan dari Nilai ini menyatakan besarnya percepatan kondisi diam) ketika suatu lokasi dilewati maksimum tanah (perubahan kecepatan dari gelombang gempa. penelitian ini, kondisi diam) ketikaDalam suatu lokasi dilewati nilai PGA ditentukan dari frekuensi gelombang gempa. Dalam penelitian preini, dominan menggunakan metode nilai PGA dengan ditentukan dari frekuensi preKanai dan diperoleh pada kisaranmetode 24-54 dominan dengan nilai menggunakan gal. nilai kawasan KanaiMikrozonasi dan diperoleh nilaiPGA padapada kisaran 24-54 Kulonprogo utara ditunjukkan pada kawasan Gambar gal. Mikrozonasi nilai PGA pada 5. Kulonprogo utara ditunjukkan pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5 tampak bah-wa daerah SamigaluhGambar bagian 5utara dan bah-wa daerah Berdasarkan tampak Kalibawang memiliki nilai utara PGA yang relatif daerah Samigaluh bagian dan daerah Kalibawang memiliki nilai PGA yang relatif
lokasirendah penelitian. Hal inidaerah menunjukkan lebih dibandingkan lain pada bahwa daerah ini merespon lebih lambat lokasi penelitian. Hal ini menunjukkan gelombang yang lebih melewatinya bahwa daerahgempa ini merespon lambat dibanding daerah dengan PGA yang gelombang gempa yangnilaimelewatinya besar. Jika daerah dibandingkan Gambar 3 dibanding dengandengan nilai PGA yang yang menunjukkan mikrozonasi sedimen, besar. Jika dibandingkan dengan Gambar 3 maka tampak bahwa mikrozonasi daerah yang memiliki yang menunjukkan sedimen, karakteristik tanah daerah lunakyangcenderung maka tampak bahwa memiliki merespon gelombang lambat karakteristik tanah gempa lunak lebih cenderung dibanding daerah dengan tanah keras merespon gelombang gempa lebih (daerah lambat di antara daerah Samigaluh dantanah Girimulyo serta dibanding dengan keras (daerah Nanggulan). di antara Samigaluh dan Girimulyo serta Salah satu karakteristik tanah yang Nanggulan). terkait dengan gempa tanah adalah yang nilai Salah satuaktivitas karakteristik Grounddengan Shear aktivitas Strain. Nilai Ground terkait gempa adalahShear nilai Strain iniShear menyatakan kemampuan Ground Strain. Nilai Groundlapisan Shear Strain ini menyatakan kemampuan lapisan
Gambar 5. Mikrozonasi Nilai PGA untuk Kawasan Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara Gambar 5. Mikrozonasi Nilai PGA untuk Kawasan Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara
72 72
Karakteristik Seismik Kawasan Kulon Progo (Ruwanto, B., dkk) Karakteristik Seismik Kawasan Kulon Progo (Ruwanto, B., dkk) tanah untuk meregang dan menggeser jika terdapat kemiringan permukaan tanah yang dilewati gelombang gempa. Semakin besar tanah untuk meregang dan menggeser jika nilai Ground Shear Strain suatu daerah, dilewati gelombang gempa.diSemakin besar
cukup Pada Gambar 6 juga tampak terdapatbesar. kemiringan permukaan tanah yang bahwa daerahPada Girimulyo nilai cukup besar. Gambar memiliki 6 juga tampak
makaGround semakin rawan terjadi pergerakan nilai Shear Strain di suatu daerah, tanah disemakin daerah tersebut. Nilai inipergerakan diperoleh maka rawan terjadi
Ground yang relatif lebih rendah bahwa Shear daerahStrain Girimulyo memiliki nilai dibandingkan daerah sehingga Ground Shear Strain yanglainnya, relatif lebih rendah
dari nilai indekstersebut. kerentanan danininilai PGA. tanah di daerah Nilai diperoleh Dalam penelitian ini diperoleh dari nilai indeks kerentanan dannilai nilaiGround PGA.
peluang terjadinya pergerakan jika dibandingkan daerah lainnya, tanah sehingga dilewati lebih kecil. peluang gelombang terjadinya gempa pergerakan tanah jika
-4 Shear Strain berada pada kisaran Dalam penelitian ini diperoleh nilai0,6×10 Ground-4 4,4×10Strain , hasilberada mikrozonasinya ditunjukkan Shear pada kisaran 0,6×10-4-
Berdasarkan kelimalebihkarakteristik dilewati gelombang gempa kecil. mikroseismik tanah kelima di wilayahkarakteristik Kabupaten Berdasarkan
-4 pada Gambar , hasil6.mikrozonasinya ditunjukkan 4,4×10 padaGambar Gambar 66. menunjukkan bahwa daerah
Kulonprogo bagiandi wilayah utara Kabupaten (frekuensi mikroseismik tanah predominan, indeks Kulonprogo faktor bagian amplifi utarakasi,(frekuensi kerentanan, tanahkasi, maksimum, predominan, percepatan faktor amplifi indeks
Samigaluh utara danbahwa Kalibawang Gambarbagian 6 menunjukkan daerah bagian timurbagian memiliki Shear Samigaluh utaranilai danGround Kalibawang Strain tinggi dibandingkan bagianyang timurlebih memiliki nilai Ground daerah Shear lainnya. Hallebih ini menunjukkan bahwa daerah Strain yang tinggi dibandingkan daerah ini rentanHal mengalami pergerakan tanah jika lainnya. ini menunjukkan bahwa daerah dilewati terutama jika ini rentangelombang mengalami gempa, pergerakan tanah jika dilewati gelombang gempa, terutama jika
dan nilai pergeseran dapat kerentanan, percepatantanah), tanah maka maksimum, diperoleh dan nilai informasi pergeseran bahwa tanah),daerah maka Samidapat galuh bagian utara dan Kalibawang diperoleh informasi bahwa daerah timur merupakan daerah yang galuh bagian utara dan Kalibawang
bagian Samipatut bagian
diwaspadai ketika terjadi gempa bumi.patut timur merupakan daerah yang diwaspadai ketika terjadi gempa bumi.
Gambar 6. Mikrozonasi Nilai Ground Shear Strain untuk Wilayah Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara Gambar 6. Mikrozonasi Nilai Ground Shear Strain untuk Wilayah Kabupaten Kulonprogo Bagian Utara
73 73
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 1, April 2016 timur, sedangkan nilai relatif kecil diperoleh
SIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
di daerah Girimulyo bagian selatan.
disimpulkan bahwa frekuensi predominan kawasan
Kabupaten
Kulonprogo
bagian
utara berada pada kisaran 2,98-13,53 Hz. dengan nilai relatif tinggi diperoleh di daerah Samigaluh bagian selatan dan Nanggulan bagian selatan. Nilai relatif rendah diperoleh di daerah Girimulyo bagian barat dan selatan serta Kalibawang bagian utara dan timur. Faktor amplifikasi berada pada kisaran 1,6-10,1 dengan nilai relatif tinggi diperoleh di daerah Samigaluh bagian utara dan Kalibawang bagian timur, sedangkan nilai relatif rendah diperoleh di daerah Girimulyo bagian selatan. Ketebalan sedimen berada pada kisaran 5-60 m dengan nilai relatif besar diperoleh di daerah Samigaluh bagian timur laut, sedangkan nilai relatif kecil diperoleh di daerah Nanggulan. Nilai
indeks
kerentanan
kawasan
Kulonprogo bagian utara berada pada kisaran 0,6×10-6-5,8×10-6 s2/cm dengan nilai relatif tinggi diperoleh di daerah Kalibawang bagian timur. Nilai relatif rendah diperoleh di daerah Girimulyo dan Nanggulan. Nilai percepatan getaran tanah maksimum berada pada kisaran 24-54 gal dengan nilai relatif besar diperoleh di daerah Girimulyo bagian selatan dan daerah Nanggulan, nilai relatif kecil berada di daerah Kalibawang bagian timur. Nilai pergeseran tanah berada pada kisaran 0,6×10-4-4,4×10-4 dengan nilai relatif besar diperoleh di daerah Kalibawang bagian
74
DAFTAR PUSTAKA Badan Penanggulangan Bencana Daerah. (2014). Data Bencana Kabupaten Kulonprogo. Elnashai, A. S., & Sarno, L.D. (2008). Fundamentals of Earthquake Enginering. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Kanai, K., & Tanaka, T. (1961). On microtremors VIII. Bulletin Earthquake Res. Inst. Univ. Tokyo, 39, 97-114. Nakamura, Y. (1997). Seismic vulnerability indices for ground and structures using microtremor. Florence: World Congress on Railway Research. Nakamura, Y. (2000, Januari). Clear identification of fundamental idea of Nakamura’s technique and its applications. In Proceedings of the 12th World Conference on Earthquake Engineering (Vol. 2656). New Zealand: Auckland. SESAME, W. (2004). Guidelines for the implementation of the H/V spectral ratio technique on ambient vibrationsMeasurements, processing and interpretation. SESAME European research project, Deliverable D23. 12., Project No. EVG1-CT-2000-00026 SESAME, 62 pp. Wagner, D., Koulakov, R., Rabbel, W., Luehr, B.G., Wittwer, A., Kopp, H., ... and the Meramex Scientists. (2007). Joint inversion of active and passive seismic data in Central Java, Geophys. J Int., 170, 923-932.