KARAKTERISTIK OPERASI ANGKUTAN ANDONG, BECAK DAN TAKSI DI KOTA YOGYAKARTA
TESIS
oleh CORRY JACUB 25090045
BIDANG STUDI REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1992
ABSTRAK Angkutan umum yang beroperasi di kota Yogyakarta meliputi angkutan dengan kendaraan andong, becak dan taksi, selain itu tentunya sepeda dan pejalan kaki. Sebagian angkutan umum ditujukan untuk melayani para wisatawan, tetapi diperkirakan angkutan umum ini terutama melayani kebutuhan warga kotanya. Andong dan becak merupakan angkutan tradisional yang dapat bertahan di kota Yogyakarta. Di beberapa kota lain, hanya diizinkan beroperasi di luar daerah pusat kota,sedangkan di kota Yogyakarta kelihatannya belum ada pembatasan secara yuridis/peraturan. Andong dan becak telah terbukti sebagai suatu alat angkutan umum yang berhasil, tanpa membutuhkan subsidi pemerintah. Secara umum dianggap bahwa makin panjang suatu trip, untuk jenis moda angkutan yang dipilih, yang makin tinggi kecepatan perjalanannya, juga akan makin tinggi kecepatannya dan makin tinggi harga ongkos perjalanannya. Selain itu makin tinggi kenyamanannya makin tinggi satuan ongkos perjalanannya. Ekstrapolasi dari hubungan ini ke arah panjang perjalanan sekitar 500 meter akan menunjuk- kan tidak sesuainya angkutan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Penelitian ini telah meninjau karakteristik operasional dari angkutan andong, becak dan taksi dipandang dari segi rekayasa transportasi. Elemen yang ditinjau adalah jarak perjalanan (trip length) masing-masing moda tersebut serta kecepatan perjalanannya beserta besar ongkos perjalanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan perjalanan rata-rata andong dan becak hampir sama. Untuk jarak-jarak lebih kecil dari 3000 meter, kecenderungan penumpang masih banyak menggunakan angkutan becak karena besar ongkos yang dikeluarkan lebih rendah bila dibandingkan moda lainnya. Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat untuk menata sistem transportasi kota Yogyakarta.
ABSTRACT Public transportation operating in Yogyakarta consist of transportation with andong, becak, and taxi, besides bicycle and pedestrian as well. Most of public transportation are oriented to serve a number of tourists. In fact, they are also used by urban residence. Andong and becak are tradisional transportation that still exist in Yogyakarta. In the other several cities, they just allow to operate in the outer region of the central city, whereas in Yogyakarta there is no restriction. Andong 'and becak have proved as a successful public transportation without financial support from government. Generally, it can be assumed that the longer the trip, for the mode which is chosen, the higher the travel speed. It can also be predicted that the higher the speed, the higher unit travel cost that should be paid. The more convenient, the higher the travel charges. Those ecrrelations above, by making extrapolation through 500 metres long of travel length direction, will depict inconformity of transportation by using motorist. Operating characteristic of andong, becak, and taxy, are an important part in terms of engineering transportation in this research. The element of them are trip length, travel speed, and amount of travel charges at each mode. The result show that the average travel speed between andong and becak is nearly equal. It can be infered that passenger prefer to use becak instead of the others on a distance of less than 3000 metres long, because it is cheaper than that of the other modes. The research result can be hoped to give constribution for arranging and managing transportation system in Yogyakarta.