JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
Received :Maret 2017
ISSN 2580 - 5398
Accepted: April 2017
Published : July 2017
Karakteristik Muzakki Perempuan di Kota Medan Sebagai Pelaku Filantropi dalam Islam Marlya Fatira AK Politeknik Negeri Medan
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik muzakki perempuan di kota Medan yang merupakan pelaku filantropi dalam islam. Topik ini diangkat disebabkan karena besarnya potensi kaum perempuan untuk melakukan penghimpunan dana dalam filantropi islam melalui zakat dan wakaf khususnya di kota Medan, namun, potensi ini belum dapat diraih secara maksimal disebabkan kaum perempuan kota Medan memiliki persepsi tidak tepat tentang filantropi dalam islam, hal ini dilatarbelakangi oleh pemahaman tentang filantropi dalam Islam yang masih rendah, serta rendahnya pemahaman kaum perempuan tentang hukum islam. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menemukan karakteristik muzakki Perempuan di kota Medan sebagai pelaku filantropi dalam islam yang mau melakukan zakat produktif guna mensejahterakan masyarakat. Metode yang akan digunakan dalam mencapai tujuan tersebut adalah metode penelitian kuantitatif dengan analisis faktor menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik muzakki perempuan di kota Medan sebagai pelaku filantropi dalam islam adalah kaum perempuan usia produktif 19-50 tahun, berpendidikan tinggi pada tingkat sarjana dan memiliki penghasilan antara Rp 1.500.000,00 sampai dengan Rp 3.000.000,00; memiliki kebiasaan menabung walau tidak rutin, bertatus menikah dan memiliki pengeluaran bulanan antara Rp 1-3 juta rupiah, faktor yang paling dominan mempengaruhi muzakki perempuan di Kota Medan melakukan filantropi dalam Islam adalah faktor penghasilan, pengeluaran dan usia, dikikuti faktor kedua yaitu tingkat pendidikan dan kebiasaan menabung, faktor ketiga oleh kondisi keagamaan serta faktor pekerjaan dan status pernikahan. Kata kunci: karakteristik, wakif, perempuan, filantropi islam
Filantropi dalam Islam sendiri tidak terlepas
1. Pendahuluan Filantropi merupakan segala aktivitas
dari konsepsi filantropi pada umumnya,
kedermawanan dalam Islam meliputi Zakat,
namun secara khusus filantropi dalam Islam
Infaq, Shadaqah dan Waqaf (ZISWAF)
didasari: tidak ada satu dikotomi antara
berikut perlibatan orang baik pemberi maupun
para
dikenal
dengan
penerimanya. suatu
usaha-usaha
Filantropi
konsep
dalam
untuk
spiritual
kehidupan
dengan
material
manusia,
menjadi
karakter, tujuan, dan fungsi komunitas
memberikan waktu, uang dan pengetahuan
muslim (relevan makhluk sosial), konsep
bagaimana cara mengembangkan kebaikan
trusteeship
bersama, artinya keterlibatan secara luas
mengenai
property oleh
seluruh aktifitas manusia dalam berbagai
(Priatna,
kekayaan dalam
dan Zaenal
Abidin, 2012:4).
bidang dengan penuh kerelaan, partisipasi,
Filantropi dalam islam memberikan
dedikasi, gagasan, waktu luang, kontribusi
banyak hikmah bagi pelaku filantropi
materi merupakan bagian yang tidak dapat
sebagai mediator untuk meningkatkan iman
dipisahkan dari konsep filantropi (menurut
kepada Allah SWT, menumbuhkan rasa
Latief dalam Zaenal Abidin, 2012:4).
kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan 1
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
sifat
kikir,
rakus
menumbuhkan
dan
ISSN 2580 - 5398
materialistis,
ketenangan
Potensi zakat Indonesia dalam setahun
hidup,
mencapai Rp.217 triliun. Angka potensial
membersihkan dan mengembangkan harta
ini muncul dalam riset berjudul Economic
yang dimiliki. Bagi penerima, filantropi
Estimation and Determinations of Zakat
Islam
menolong,
Potential
in
membantu dan membina mereka ke arah
Pertanian
Bogor
kehidupannya yang lebih baik dan lebih
Zakat Nasional
sejahtera sehingga memenuhi kebutuhan
Development Bank (IDB) tahun 2011.
hidupnya dengan layak, terhindar dari
Potensi Zakat Nasional tahun 2016 ini
bahaya
meningkat menjadi Rp.274 triliun.
berfungsi
untuk
kekufuran,
sekaligus
dapat
menghilangkan kekufuran, sifat iri dan penyakit
hati
lainnya
(Rois
Mahfud,
Filantropi dalam islam memiliki dua
(menginginkan
dimensi adanya
individual
semakin
perubahan
pendukung
Institut
Badan dan
Amil Islamic
besarnya
filantrofi di
pengembangan
oleh
(Baznas),
penghimpunan khususnya
pertama,
(IPB),
Memperhatikan
2011:30).
dimensi:
Indonesia
potensi
dalam
islam
Indonesia, filantropi
gencar
di
dilakukan,
upaya
maka Indonesia beragai
penghimpunan
dana
individu), tercermin dalam penyucian diri
filantrofi dilakukan diantaranya dengan
manusia dari sifat buruk seperti rakus dan
menghadirkan Undang-undang Republik
kikir;
dan
Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang
kesejahteraan bersama. Sampai saat ini
Pengelolaan Zakat dan Undang-undang No.
wujud filantropi dalam Islam yang dikelola
41 tahun 2004 tentang Wakaf. Belajar dari
secara
keberhasilan berbagai negara yang berhasil
kedua,
dimensi
melembaga
sosial
adalah
melalui
penghimpunan zakat, wakaf, infaq dan
maju
shadaqah. Dalam perkembanganya zakat
melalui pengelolaan zakat dan wakaf
dan wakaf yang lebih dikelola secara lebih
produktif, maka Indonesia pun mulai
masif karena kemampuan zakat dan wakaf
memfokuskan
dapat dikelola secara produktif sehingga
filantropi melalui zakat dan wakafnya untuk
menimbulkan efek kesejahteraan kepada
dikelola secara produktif.
masyarakat yang memperoleh alokasi dana dari
zakat
dan
wakaf
mensejahterakan
arah
masyarakatnya
pengembangan
Dalam islam konsep filantropi ini
tersebut.
dijelaskan dalam Al-Quran
Surat Al
Pengembangan zakat dan wakaf yang
Taubah (QS, Al-Taubah, 9: 103): yang
dikelola secara produktif dikenal dengan
artinya; “Ambillah zakat dari sebagian
istilah zakat produktif dan wakaf produktif,
harta mereka. Dengan zakat itu, kamu
yang saat ini wakaf produktif juga dikenal
membersihkan dan mensucikan mereka,
dengan istilah wakaf uang atau cash waqaf.
dan 2
berdoalah
untuk
mereka.
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
Sesungguhnya
doamu
itu
ISSN 2580 - 5398
(menjadi)
menetapkan
disediakan
atau
tidaknya
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan, Allah
anggaran filantropi dalam sebuah keluarga
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”.
baik dalam bentuk zakat maupun wakaf.
Isi
ayat
tersebut
menguraikan
betapa
Memperhatikan
tentang
besarnya
pentingnya melakukan kegiatan filantropi
potensi kaum perempuan untuk dapat
dengan berbagi harta kepada berbagai
melakukan
kelompok masyarakat yang membutuhkan,
filantropi Islam baik melalui zakat maupun
dan ayat tersebut juga menunjukkan bahwa
melalui
kegiatan filantropi ini hukumnya sama baik
Karakteristik muzakki perempuan di kota
dilakukan oleh kaum laki-laki ataupun
Medan penting untuk dilakukan, sehingga
kaum perempuan.
harapannya walaupun kaum perempuan
Peran kaum perempuan sebagai pelaku
kota
penghimpunan
wakaf
Medan
dana
maka
memiliki
dalam
menemukan
latar
belakang
filantropi dalam Islam sudah dilaksanakan
pemahaman hukum Islam yang rendah,
sejak
Kaum
namun
potensi
perempuan memiliki potensi yang sangat
melalui
zakat
besar untuk mengembangkan filantropi,
perempuan
diantaranya
ditingkatkan secara maksimal.
masa
Rasulullah
melalui
memberdayakannya.
SAW.
wakaf
filantropi
produktif
dari
kaum
Medan
tetap
dapat
kota
sejarah
Kota Medan, sebagai ibu kota provinsi
Islam perempuan memiliki kontribusi besar
Sumatera Utara memiliki 151 kelurahan
di
dan
bidang
Sepanjang
dan
penerimaan
perwakafan.
Wakaf
yang
21
kecamatan, dengan
dilakukan oleh kaum perempuan pada awal
penduduk
Islam bersifat terbatas, namun seiring
penduduk terdiri dari 1.109.343 perempuan
berjalannya waktu menjadi semakin luas.
dan 1.081.797 laki-laki, atau 50,62%
Di zaman Mamluk tercatat 30 persen dari
penduduk
para administrator wakaf atau nazir adalah
(www.disdukcapil.pemkoMedan.go.id).
perempuan. Saat ini kaum perempuan
sebanyak
jumlah
adalah
2.191.140
kaum
orang
perempuan
Kondisi pengelolaan zakat
di kota
dianggap memegang peranan penting dalam
Medan dapat dipantau melalui keberadaan
mengambil berbagai keputusan keuangan
Baznas
rumah tangga, survey yang dilakukan
latar belakang masalah yang telah dibahas
otoritas jasa keuangan (OJK) menyebutkan
sebelumnya
bahwa 51% perencanaan keuangan keluarga
difokuskan penyelesaian masalah dengan
pengambilan keputusannya dilakukan oleh
memfokuskan pada:
kaum perempuan, yaitu istri (Koransindo, 8
1. Bagaimana
perwakilan Sumut. Berdasarkan
maka
pada
tulisan
karakteristik
ini
muzakki
Juni 2015), hal ini menunjukkan bahwa
perempuan di kota Medan sebagai
perempuan punya peran dominan untuk
pelaku filantropi dalam islam? 3
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
ISSN 2580 - 5398
2. Faktor apakah yang paling dominan
orang faqir, miskin, anak yatim, kerabat dan
mempengaruhi muzakki perempuan di
lain-lain. Adapun shadaqah merupakan
kota Medan melakukan filantropi dalam
pemberian suatu benda oleh seseorang
islam?
kepada orang lain karena mengharapkan
Berdasarkan pemikiran tersebut maka artikel
tentang
karakteritik
keridhaan dan pahala dari Allah Swt
muzakki
(Mardani,
2012:344)
dan
tidak
Perempuan di kota Medan sebagai pelaku
mengharapkan suatu imbalan jasa atau
filantropi dalam islam ini disampaikan.
penggantian. Atau dapat pula diartikan
Harapannya
strategi
memberikan sesuatu dengan maksud untuk
penghimpunan filantropi melalui zakat
mendapatkan pahala. Wakaf adalah kata
produktif
dengan
yang berasal dari bahasa Arab yaitu wakqf
kaharakteristik masyarakat terutama kaum
yang berarti menahan, menghentikan atau
perempuan
mengekang. Sedangkan menurut istilah
kedepannya
menjadi
sesuai
dan
berimbas
kepada
diperolehnya sumberdana filantropi zakat
ialah
yang maksimal disetiap daerah di Indonesia
suatu harta yang bermanfaat dan tahan lama
khususnya kota Medan.
sehingga manfaat harta itu dapat digunakan untuk
menghentikan
mencari
perpindahan
keridhaan
milik
Allah
Swt
Tinjauan Pustaka
(Asyudi, A. Rahman, 2010:207). Wakaf
Filantropi dalam islam merupakan
juga dapat diartikan pemberian harta yang
merupakan segala aktivitas kedermawanan
bersifat permanen untuk kepentingan sosial
dalam
Infaq,
keagamaan seperti orang yang mewakafkan
Shadaqah dan Waqaf (ZISWAF) berikut
sebidang tanah untuk dibangun masjid atau
perlibatan orang baik pemberi maupun
untuk
penerima. Adapun zakat menurut bahasa
Melihat pengertian di atas, menurut dapat
berarti kesuburan, kesucian, barakah dan
disimpulkan
berarti juga mensucikan. Diberi nama zakat
filantropi islam tersebut adalah; pertama,
karena dengan harta yang dikeluarkan
shadaqah merupakan istilah yang paling
diharapkan. Kata infaq menurut bahasa
umum sehingga infaq, wakaf dan zakat
berasal dari kata anfaqa yang berarti
dapat
menafkahkan, membelanjakan, memberikan
kedua, zakat terikat oleh waktu dan nishab,
atau mengeluarkan harta. Menurut istilah
sedangkan infaq, shadaqah dan wakaf dapat
fiqh
dilakukan
3.
islam
kata
meliputi
infaq
Zakat,
mempunyai
makna
dijadikan
pemakaman
umum.
perbedaan dari keempat
dikategorikan
kapan
sebagai
saja;
ketiga,
diperuntukkan
kepada orang yang telah disyariatkan oleh
sedangkan infaq dan shadaqah diberikan
agama untuk memberinya seperti orang-
kepada 4
saja;
golongan
zakat
memberikan sebagian harta yang dimiliki
siapa
bagi
shadaqah;
keempat,
tertentu,
zakat
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
ISSN 2580 - 5398
merupakan kewajiban, sedangkan wakaf,
membersihkan mereka dari kekikiran dan
infaq dan shadaqah sebagai amalan sunnah
cinta yang berlebih-lebihan kepada harta
yang dianjurkan (jika dikerjakan mendapat
benda.
pahala, jika tidak maka tidak mendapat
menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam
siksa). Sedangkan persamaannya adalah;
hati mereka dan memperkembangkan harta
pertama, sama-sama sebagai upaya untuk
benda mereka.
meningkatkan ketaqwaan atau bertujuan
c. Surat At Taubah ayat 71
untuk mendapatkan ridha Allah Swt; kedua, sama-sama
merupakan
ibadah
[659]
Artinya:
maksudnya:
dan
zakat
orang-orang
itu
yang
yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
diperintahkan dan mendapatkan pahala dari
mereka (adalah) menjadi penolong bagi
Allah Swt sebagai alasannya; dan ketiga,
sebahagian yang lain. mereka menyuruh
sama-sama memiliki nilai positif baik bagi
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari
pelaku ataupun penerima. Pada penelitian
yang
ini filantropi yang akan dibahas difokuskan
menunaikan zakat dan mereka taat pada
pada zakat dan wakaf
Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
munkar,
mendirikan
shalat,
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya 2.1 Dasar Hukum Zakat dan Wakaf
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
sebagai Filantrofi dalam Islam
2. Al hadist
1. Dalam Al Quran
a. Bila zakat itu bercampur dengan
a. Surat Al Baqarah ayat 110
kekayaan lain maka kekayaan itu akan
Artinya dan dirikanlah shalat dan
binasa. (Hadist Riwayat Bazzar)
tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja
b. Diceritakan bahwa Rasulullah SAW
yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu
bersabda: “Saya diintruksikan untuk
kamu akan mendapat pahala nya pada sisi
memerangi mereka, kecuali mereka
Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat
sudah mengikrarkan syahadat bahwa
apa-apa yang kamu kerjakan.
tidak ada tuhan selain Allah dan
b. Surat At Taubah ayat 103
Muhammad
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan
zakat
itu
adalah
Rasul-Nya,
mendirikan sholat, membayar zakat.
kamu
(HR. Bukhari-Muslim)
membersihkan [658] dan mensucikan [659]
c. Abu Hurairah ra mengisahkan, ada
mereka dan mendoalah untuk mereka.
seorang
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
Rasulullah, "Sedekah yang bagaimakah
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
yang besar pahalanya?" Rasulullah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
menjawab, "Kamu bersedekah ketika
Maksudnya: [658] maksudnya: zakat itu
sehat, ketika kamu sedang kikir, takut 5
laki-laki
bertanya
kepada
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
miskin
atau
ketika
kamu
ISSN 2580 - 5398
sedang
Dimensi yang terkandung dalam filantropi
berharap akan menjadi seorang yang
islam ini dapat dilihat melalui manfaat atau
kaya raya, maka pada saat-saat seperti
hikmah yang terkandung di dalamnya.
itu
lalai,
Manfaat yang terkandung yaitu: Pertama,
janganlah
bagi pelakunya, dapat mengikis habis sifat-
ditangguhkan, sehingga nyawamu telah
sifat kikir, bakhil, rakus dan tamak yang
sampai ke tenggorokan, barulah kamu
ada dalam dirinya dan melatih memiliki
bagi-bagikan sedekahmu; ini untuk
sifat-sifat
fulan, ini untuk sifulan. ingatlah,
mensyukuri nikmat Allah Swt. sehingga
sesungguhnya harta itu memang untuk
pada akhirnya ia dapat mengembangkan
si fulan". (HR Bukhari)
dirinya, membersihkan harta yang kotor
janganlah
bersedekahlah.
kamu dan
dermawan,
mengantarkannya
karena di dalam harta yang dimilikinya 2.2 Urgensi Filantropi dalam Islam
terdapat hak orang lain; menumbuhkan
untuk Pemberdayaan Umat
kekayaannya; terhindar dari siksaan atau
Kedengkian dan iri hati dapat timbul
ancaman Allah Swt. Kedua, bagi penerima,
dari mereka yang hidup dalam kemiskinan
membersihkan perasaan sakit hati, iri hati,
pada
yang
benci dan dendam terhadap golongan kaya
berkecukupan apalagi berkelebihan tanpa
yang hidup serba cukup dan mewah;
mengulurkan
kepada
menimbulkan rasa syukur kepada Allah
sosial-ekonomi).
Swt. dan rasa terimakasih serta simpati
mereka
saat
melihat
tangan
seseorang
bantuan
(ketimpangan
Kedengkian
tersebut
dapat
melahirkan
kepada golongan berada karena diperingan
permusuhan terbuka yang mengakibatkan
beban hidupnya dan memperoleh modal
keresahan bagi pemilik harta, sehingga pada
kerja untuk usaha mandiri dan kesempatan
akhirnya menimbulkan ketegangan dan
hidup yang layak. Ketiga, bagi pemerintah
kecemasan, maka untuk mengatasi dan
dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan
mengantisipasi
program
masalah
ini
maka
pembangunan
dalam
kesejahteraan
warganya;
pentinglah implementasi filantropi Islam
meningkatkan
dalam kehidupan sehari-hari. filantropi
mengurangi
islam yakni zakat, infaq, sadaqah dan wakaf
mengatasi kasus-kasus kecem buruan sosial
merupakan
yang dapat mengganggu ketertiban dan
ajaran
yang
melandasi
beban
pemerintah
bertumbuhkembangnya sebuah kekuatan
ketenteraman
sosial
thn:352). Dari ketiga manfaat atau hikmah
ekonomi
umat
yang
memiliki
filantropi
islam
(Mardhani,
beberapa dimensi yang kompleks. Jika
di
dimensi tersebut dapat teraktualisasikan
beberapa dimensi nilai; Pertama; dimensi
maka pembangunan umat akan terwujud.
spiritual, yakni bertambahnya keimanan 6
atas
masyarakat
dalam
mengandung
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
ISSN 2580 - 5398
kepada Allah Swt. Kedua, dimensi sosial,
dan
yaitu terciptanya masyarakat yang memiliki
sekitarnya ada orang yang membutuhkan
solidaritas tinggi, sehingga melahirkan
pertolongannya Kelima, penyaluran dari
kecintaan dan kepedulian terhadap sesama
keempat filantropi tersebut yang dilakukan
dan kekeluargaan antar umat akan semakin
dengan
tampak. Ketiga, dimensi ekonomi, yaitu
konvensional atau tradisional. Keenam,
terciptanya
masyarakat
rendahnya
sejahtera.
Pada
yang
makmur
hakikatnya
dengan
tamak
cara
pengelola
akan
kemampuan
suatu
masyarakat
yang
lupa
tidak
kemampuan
bahwa
efektif
di
dan
managerial
pengelola filantropi (‘āmil zakat atau
terlaksananya filantropi islam tersebut maka tercipta
sehingga
yang
wakaf),
seperti
pengelola
rendahnya
wakaf
dalam
makmur, tenteram adil dan sejahtera (Zeni
mengelola tanah wakaf sehingga tanah
Lutfiah, 2012:111).
wakaf kurang bermanfaat. Ketujuh, adanya stagnasi dalam memahami atau menafsirkan
2.3 Problema Implementasi Filantropi
delapan golongan mustahiq zakat pada surat
Islam
al-tawbah ayat 60 dan dalam memahami
Ada
beberapa
problem
yang
objek zakat. Misalnya, sabīlillāh pada
menghambat dalam pengimplementasian
zaman Rasulullah Saw. adalah suka relawan
filantropi islam di antaranya: Pertama,
perang yang tidak memiliki gaji tetap,
tingkat
atau
namun di era sekarang bisa termasuk sarana
masih rendah
ibadah, sarana pendidikan, training para
sehingga tidak memahami apa makna,
da’i dan hal-hal yang berkaitan dengan
fungsi
keempat
pembangunan masyarakat Islam. Orang
konfigurasi filantropi islam. Kedua, sifat
miskin adalah orang yang pengeluarannya
bakhil yang melekat pada diri manusia
lebih besar dari pemasukannya. Konteks
seperti yang tertera dalam surat al-Isrā’ ayat
saat ini miskin ialah orang yang secara
100, artinya Katakanlah: "Kalau seandainya
ekonomi berada di level menengah ke
kamu
bawah karena kebanyakan mereka adalah
kesadaran
beragama
pengetahuan masyarakat
dan
manfaat
menguasai
dari
perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya
orang
perbendaharaan itu kamu tahan, karena
kebutuhannya
takut membelanjakannya". Ketiga, adalah
pengelolaan dana zakat, infaq, shadaqah
manusia itu sangat kikir. Keempat, gaya
dan wakaf untuk sektor fakir miskin saat ini
hidu
yang
dapat pula mencakup pembangunan sarana
menggunakan
dan prasarana pendidikan, keterampilan,
sekelompok
bermegah-megahan
orang yang
kaya
yang
tidak
mampu
mencukupi
sehari-hari
sehingga
hartanya untuk kepentingan hawa nafsu
pengadaan
yang mengakibatkan lupa diri, sombong
pemukiman tunawisma dan panti-panti 7
fasilitas
kesehatan
atau
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
ISSN 2580 - 5398
jompo (Zeni Luthfiah, 2012:108). Dalam
3.1 Lokasi Penelitian
memahami objek zakat, misalnya zakat
Penelitian ini dilakukan di kota Medan,
peternakan hanya meliputi tiga macam
dengan menyebarkan kuisioner ke 21
yaitu unta, sapi atau lembu, dan kambing.
Kecamatan yang ada di kota Medan, yaitu
Pada era sekarang bisa dikembangkan
Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan
meliputi peternakan ayam, itik, dan lele.
Medan Area, Medan Barat, Medan Baru,
Kedelapan,
pengelolaan dan penyaluran
Medan Belawan Kota, Medan Deli, Medan
dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf
denai, Medan Helvetia, Medan Johor,
cenderung ditekankan pada pembagian
Medan Kota, Medan Labuhan, Medan
yang bersifat konsumtif. Saat ini sudah
Maimun,
saatnya penyaluran dana tersebut juga
Perjuangan,
ditekankan pada pembagian yang bersifat
Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal,
produktif. Misalkan pemberian dana kepada
Medan Tembung, Medan Timur, dan
mustahiq
Medan Tuntungan.
sebagai
modal
usaha
(Zeni
Luthfiah, 2012:108).
Medan
Marelan,
Medan
Medan
Pestisah,
Medan
3.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik pengumpulan data dilakukan
3. Metode Penelitian Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan
metode
deskriptif
dengan cara survey, observasi, wawancara
dan
dan pemberian kuisioner terhadap objek
analisis kuantitatif, sedangkan data yang
penelitian, yaitu muzakki perempuan di
dipergunakan adalah data kualitatif dan
kota Medan. Kuisioner diberikan kepada
kuantitatif. Data kualitatif pada penelitian
kaum perempuan beragama islam di kota
ini adalah berupa karakteristik responden
Medan yang bertindak sebagai pelaku
yang merupakan muzakki perempuan di
filantropi islam
kota Medan
kecamatan yang ada di kota Medan, dengan
yang merupakan pelaku
filantrofi dalam islam. karakteristik disini
jumlah
mencakup usia, tingkat pendidikan, status
responden yang ditetapkan dari 735692
pernikahan, pekerjaan, penghasilan dan
populasi perempuan Islam di kota Medan.
pengeluaran
Analisis data pada penelitian ini digunakan
bulanan
serta
aktivits
sampel
yang tersebar di 21
sebanyak
analisis
kuantitatif pada penelitian ini adalah usia
pertanyaan
responden, penghasilan responden, dan
muzakki perempuan di kota Medan sebagai
pengeluaran responden.
pelaku filantropi islam, sedangkan untuk
penelitian
pertanyaan
untuk
orang
menabung yang dilakukan responden. Data
menjawab
deskriftif
100
menjawab
pertama
tentang
penelitian
ke-2
digunakan analisis faktor, yaitu metode 8
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
analisis
data
multivariate
ISSN 2580 - 5398
dengan
Untuk
menggunakan program SPSS versi 22.
variabel
usia
mampu
menjelaskan faktor filantrofi Islam dalam bentuk zakat produktif sebesar 0,742 atau 74,20%, variabel status pernikahan mampu
4. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data
mejelaskan faktor filantrofi Islam dalam
yang telah dilakukan diketahui bahwa
bentuk zakat produktif sebesar 0,696 atau
muzakki
perempuan
69,6%,
Medan
memiliki
yang ada dikota
pendidikan
responden
usia
mampu memperjelas faktor filantrofi Islam
produktif 19-50 tahun sebanyak 68 orang
dalam bentuk zakat produktif sebesar 0,548
(68%), berstatus menikah ada sebanyak 81
atau 54,8%, variabel pekerjaan responden
orang (81%) responden. tingkat pendidikan
mampu memperjelas faktor filantrofi Islam
S1 dan S2 sebanyak 53 orang (53%),
dalam bentuk zakat produktif sebesar 0,809
mayoritas berpenghasilan
antara 1,5 juta
atau 80,9%, variabel penghasilan mampu
rupiah sampai dengan 3 juta rupiah per
memperjelas faktor filantrofi Islam dalam
bulan, mayoritas melakukan pengeluaran
bentuk zakat produktif sebesar 0,848 atau
bulanan antara Rp 1-3 juta rupiah per bulan
84,8%, variabel pengeluaran responden
dan mayoritas kaum perempuan (53%)
mampu memperjelas faktor filantrofi Islam
yang merupakan wakif memiliki kebiasaan
dalam bentuk zakat produktif sebesar 0,843
menabung tetapi sifatnya tidak rutin hanya
atau 84,3%, variabel kebiasaan menabung
dilakukan
terkadang
kapan
kegiatan
mampu memperjelas faktor filantrofi Islam
menabung
ingin
dilakukan
saja.
dalam bentuk zakat produktif sebesar 0,567
Beradasarkan hasil pengolahan data pada
atau 56,7%, variabel kondisi keagamaan
tabel 4.1 diketahui bahwa seberapa besar
mampu memperjelas faktor filantrofi Islam
kemampuan
variabel
dalam
pernikahan,
pendidikan,
penghasilan
dan
karakteristik
variabel
Usia,
status
pekerjaan,
pengeluaran
bentuk
zakat
produktif
hanya
42,90%.
serta
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat
kebiasaan menabung mampu menjelaskan
diketahui bahwa variabel yang paling tinggi
faktor filantrofi islam dalam bentuk zakat
kemampuan menjelaskan faktor filantrofi
produktif.
Islam dalam bentuk zakat produktif adalah
Berdasarkan
tabel
tersebut
diketahui bahwa semua variabel, memiliki
variabel
nilai
pekerjaan, dan usia responden. Keseluruh
>
50%,
oleh
karenanya
dapat
penghasilan,
disimpulkan bahwasanya semua variabel
variabel
dapat menjelaskan faktor, kecuali untuk
faktor diatas 70%. Setelah mengetahui
variabel kondisi agama yang dianut oleh
kemampuan setiap variabel menjelaskan
responden yang memiliki nilai 0,429.
faktor, maka berikutnya ingin diketahui 9
tersebut
mampu
pengeluaran,
menjelaskan
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
ISSN 2580 - 5398
Kondisiagama
berapa faktor yang mungkin dibentuk dari
Pekerjaan
variabel yang sudah ada untuk menjelaskan
-,003
-,424
,497
,045
,285
,238
-,310
,758
faktor filantrofi Islam dalam bentuk zakat produktif. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan
tabel Total
Tabel
Variance
komponen
menunjukkan
Explained berikut ini.
matriks
tersebut
besar
sebuah
seberapa
variabel berkorelasi dengan faktor yang
Tabel 1 Total variance Explained
akan dibentuk. Didukung oleh Tabel 4.3 Rotated component Matrix maka dapat ditentukan bahwa variabel pengeluaran, penghasilan dan usia masuk dalam faktor 1 yang paling mampu memperjelas faktor wakaf produktif yang dilakukan kaum perempuan di kota Medan.
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
Maka dapat disimpulkan anggota dari
ada 8 komponen yang dapat mewakili
masing-masing faktor adalah:
variabel. Dari varians dapat dijelaskan oleh
Faktor 1 Pengeluaran, penghasilan dan usia Faktor 2 Tabungan dan Pendidikan Faktor 3 Kondisi Agama Faktor 4 Pekerjaan dan status pernikahan
faktor adalah pada komponen 1,2,3 dan 4. Total keempat faktor mampu menjelaskan variabel adalah sebesar 68,100%. Karena
Tabel 3 Rotated Component Matrixa
nilai eigenvalues yang ditetapkan 1 maka
Component
nilai total yang akan diambil adalah yang 1
2
Pengeluaran
,910
mengetahui faktor maksimal yang dapat
Penghasilan
terbentuk adalah 4, maka tahap selanjutnya
Usia
dalah menentukan masing-masing variabel yang akan masuk ke dalam faktor mana dari
>1 yaitu komponen 1,2,3, dan 4. Setelah
3
4
,121
-,011
-,024
,880
,217
,040
,155
,607
-,465
,391
,062
Tabungan
,084
,697
,262
-,077
Pendidikan
,167
,680
,144
,194
Kondisiagama
-,036
-,520
,376
-,125
Pekerjaan
-,006
,246
,038
,864
,361
-,471
-,073
,581
ke-4 tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
Status
tabel 2 berikut:
Setelah diketahui anggota dari masing-
Tabel 2 Component Matrixa
masing faktor maka berikutnya akan dilihat
Component 1
apakah keseluruh faktor yang terbentuk
2
3
4
Penghasilan
,851
-,019
-,295
-,193
Pengeluaran
,791
-,127
-,266
-,363
Usia
,615
-,540
,267
-,018
Tabungan
,276
,683
,079
-,135
Pendidikan
,370
,625
-,133
,057
Status
,356
-,558
-,249
,442
dapat dikatakan tepat untuk merangkum ke delapan variabel yang ada.
10
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
ISSN 2580 - 5398
Tabel 4 Component Transformation Matrix
berpendidikan
4
tinggi
pada
tingkat
Component
1
2
3
1
,858
,171
,402
,270
2
-,264
,951
,160
-,004
Rp 1.500.000,00 sampai dengan Rp
3
-,262
-,222
,877
-,336
3.000.000,00;
4
-,355
-,129
,207
,903
sarjana dan memiliki penghasilan antara
memiliki
kebiasaan
menabung walau tidak rutin, bertatus
Extraction Method: Principal Component Analysis.
menikah
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
dan
memiliki
pengeluaran
bulanan antara Rp 1-3 juta rupiah. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
2. Faktor
yang
paling
dominan
bahwa pada component 1 nilai korelasi
mempengaruhi muzakki perempuan di
adalah 0,858 >0,5, component 2 nilai
kota Medan melakukan filantropi dalam
korelasi 0,951 >0,5 dan component 3 nilai
islam
korelasinya 0,877 > 0,5 serta component 4
pengeluaran dan usia, diikuti faktor
nilai korelasinya 0,903 >0,5. Sehingga ke-4
kedua yaitu tingkat pendidikan dan
faktor yang terbentuk dapat dikatakan tepat
kebiasaan menabung, faktor ketiga oleh
dalam merangkum kedelapan variabel yang
kondisi
ada.
pekerjaan dan status pernikahan. Faktor
yang
paling
adalah
faktor
keagamaan
serta
penghasilan,
faktor
4
dominan
mempengaruhi muzakki perempuan di Kota
6. Daftar Pustaka
Medan melakukan filantropi dalam islam
Ahmad, Haris. 2005. Filantropi Islam untuk keadilan sosial Persfektif Teologis dan Sosiologis Ulama Jambi dan Pengaruhnya terhadap masyarakat Jambi, PBB UIN jakarta. Ali, Mohammad Daud. 1998. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UIPress. Annisa, Ninik. 2012. Preferensi Filantropi Perempuan pada Nasyiatul Aisyiyah di Jawa Timur. Jurnal IndoIslamika.Volume 1. No. 2. 2012/1433H. Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta Fatira, Marlya. 2015. Pengaruh citra lembaga wakaf dan pemahaman hukum Islam terhadap keinginan masyarakat kota Medan melakukan wakaf uang. Majalah Polimedia Volume 18. No. 4 November 2015. Politeknik Negeri Medan. Fatira, Marlya. 2014. Persepsi masyarakat kota Medan tentang wakaf uang berdasarkan analisis binary logistic. Penelitian Dosen Politeknik Negeri Medan. Latief, Hilman. 2010. Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
adalah faktor penghasilan, pengeluaran dan usia, diikuti faktor kedua yaitu tingkat pendidikan dan kebiasaan menabung, faktor ketiga oleh kondisi keagamaan serta faktor 4 pekerjaan dan status pernikahan. Dalam hal ini maka model untuk pengembangan zakat
produktif
untuk
penghimpunan
melalui kaum perempuan di kota Medan dapat diarahkan kepada kebutuhan kaum perempuan dengan karakteristik tersebut.
5. Simpulan 1. Karakteristik muzakki perempuan di kota Medan sebagai pelaku filantropi dalam Islam adalah kaum perempuan usia
produktif
19-50
tahun, 11
JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN VOL. 1 NO.1
ISSN 2580 - 5398
Luthfiah, Zeni. 2011. Pendidikan Agama Islam. Surakarta: MKU UNS. Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mardani. 2012. Fiqih Mu’amalah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Uyun, Qurratul. 2015. Zakat, Ifaq, Shadaqah, dan Wakaf sebagai Konfigurasi Filantropi Islam. Jurnal Islamuna Volume 2 No. 2 Desember 2015. Stain Pamekasan. Republik I. Departemen Agama. 2010. Al Quran dan terjemah. Bandung: Hilal. Saprin. 2015. Pengentasan Kemiskinan Melalui Filantropi: Persfektif Islam dalam Pemberdayaan Zakat Maal. Mataram: Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Sigit, Santoso. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen. Yogyakarta: FE UST. Phihatna, Andi Agung. 2005. Filantrofi dan Keadilan Sosial di Indoneisa dalam Bamualim, Chaider S Bamualim dan Irfan Abubakar, Revitalisasi Filantrofi Islam: Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indoneisa, Jakarta: PBB UIN Jakarta dan Ford Foundation. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf. http://www.koransindo.com, diakses 8 Juni 2015 http://www.disdukcapil.pemkoMedan.go.id
12