Kandungan Informasi Pemberian Penghargaan Laporan Tahunan Sebagai Indikasi Kepercayaan Masyarakat pada Konsep Corporate Governance Eni Wuryani Universitas Negeri Surabaya Abstraksi Corporate government is a concept that base on how importance accurate, up date and right on time information for stakeholder, also corporate duty for disclosure with accurate, right on time and transparent about corporate performance, ownership, and stake holder. Moreover Corporate Government principles hopefully can make financial report more quality so at the end it can make increase user trusty of it and also for investor. This is a quantitative research using event study approach to see average abnormal return and positive stoke average trading volume activity and significant after annual report award. The result of T test show up that average abnormal return year 2002 for all samples are positive abnormal return four days. Positive T but not significant happen in days (t-2), (t-0), (t + 2) and (t + 5). In comparison hypothesis using T Test in average trading volume activity years 2002 and 2003 for all trade volume samples five days after announcement of annual report award not different with five days after annual report awards. Furthermore according to the result of average abnormal return year 2002 and average trading volume activity year 2002 and 2003 show that market not interested with information of annual report award . It was indicated that public trust of corporate government is low. In average abnormal return years 2003 for all samples it show positive average abnormal return for four days. Significant T positive in average abnormal return 0.00661, it happen in days one after annual report award with alpha 10 % . Base on average abnormal return years 2003 it improve that market responded positively announcement annual report award It was reflection of public trust for corporate government it make more professional to manage company and it can increase stockholder wealthy without ignoring other stake holder interested Kata Kunci : Corporate governance, Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award), rata-rata abnormal return, rata-rata trading volume activity 1. Latar Belakang Dorongan investor akan peningkatan kualitas informasi keuangan, pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkan dan mengintroduksir konsep Good Corporate Governance (GCG) pada Letter of Intent (LOI) sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat (Wignjohartojo, 2001). Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham (stockholders) dan kreditur agar dapat memperoleh kembali investasinya. Corporate governance meskipun bukan suatu konsep yang baru, tetapi dalam tahun 1990-an, menjadi suatu isu kepentingan global. Semakin tinggi
1
kesadaran tentang kebutuhan corporate governance yang sehat merupakan bagian tanggapan terhadap sejumlah kegagalan korporasi dalam menjalankan kepercayaan pemegang saham atau investor. Corporate governance merupakan sesuatu yang penting untuk memelihara kepercayaan para penanam modal dan menjamin likuiditas pasar (Mardjana, 2000). Umpan balik terhadap hubungan pasar modal dengan corporate governance juga mulai berkembang. Pasar modal merupakan mekanisme kontrol yang sangat penting yang mengevaluasi perusahaan-perusahaan dan memilih siapa diantara mereka yang dikelola dengan terampil dan dijalankan efektif. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep GCG, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Atau secara singkat, ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini, yaitu fairness, transparancy, accountability, dan responsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas informasi pertanggungjawaban manajemen.. Sebagai salah satu wujud pertanggung jawaban atas pengelolaan sumber daya perusahaan, manajemen berkewajiban untuk menyusun Laporan Tahunan yang akan dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam perkembangannya, sebagai salah satu sumber keterbukaan informasi, isi Laporan Tahunan juga diperhatikan oleh para stakeholder lain yang berkepentingan terhadap perseroan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pembentukan persepsi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance di kalangan koporasi di Indonesia. Mempertimbangkan pentingnya laporan tahunan tersebut, khususnya sebagai bagian dari upaya pemulihan kepercayaan para stakeholder terhadap penerapan Good Corporate Governance di kalangan dunia usaha di Indonesia, maka peningkatan kualitas keterbukaan informasi dalam laporan tahunan, merupakan suatu hal yang perlu memperoleh perhatian lebih dari para manajemen perusahaan. Dalam rangka mendorong penerapan corporate governance dan meningkatkan kualitas keterbukaan dalam informasi keuangan, beberapa institusiKementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG)-memberi penghargaan kepada perusahaan publik yang dinilai telah memberikan informasi yang paling terbuka dalam laporan keuangan tahunnya dibandingkan perusahaan-perusahaan lain (Bapepam, 2003). Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award) ini diberikan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria kelengkapan dalam penyajian laporan keuangannya khususnya untuk informasi mengenai profil perusahaan, pengungkapan visi dan misi perusahaan berkaitan dengan pelaksanaan corporate governance, analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan, laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi dan ketentuan pasar modal yang berlaku, dan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan stakeholders (Bapepam, 2003). Pemberian Penghargaan Laporan Tahunan diharapkan dapat
2
mendorong penerapan prinsip corporate governance tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah pemberian penghargaan laporan tahunan (annual report award) dapat meningkatkan kepercayaan investor sebagai indikasi kepercayaan masyarakat terhadap konsep corporate governance ?” 3. Landasan Teori dan Hipotesis A. Pemberian Penghargaan Laporan Tahunan Dalam rangka mendorong penerapan corporate governance dan meningkatkan kualitas keterbukaan dalam informasi keuangan, beberapa institusiKementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG)-memberi penghargaan kepada perusahaan publik yang dinilai telah memberikan informasi yang paling terbuka dalam laporan keuangan tahunnya dibandingkan perusahaan-perusahaan lain (Bapepam, 2003). Sebagai salah satu wujud pertanggung jawaban atas pengelolaan sumber daya perusahaan, manajemen berkewajiban untuk menyusun Laporan Tahunan yang akan dipertanggung jawabkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam perkembangannya, sebagai salah satu sumber keterbukaan informasi, isi Laporan Tahunan juga diperhatikan oleh para stakeholder lain yang berkepentingan terhadap perseroan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pembentukan persepsi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance di kalangan koporasi di Indonesia. Mempertimbangkan pentingnya laporan tahunan tersebut, khususnya sebagai bagian dari upaya pemulihan kepercayaan para stakeholder terhadap penerapan Good Corporate Governance di kalangan dunia usaha di Indonesia, maka peningkatan kualitas keterbukaan informasi dalam laporan tahunan, merupakan suatu hal yang perlu memperoleh perhatian lebih dari para manajemen perusahaan. Tujuan dari Penghargaan Laporan Tahunan adalah menyelenggarakan penilaian atas kualitas keterbukaan informasi dalam penyajian laporan tahunan dengan mengacu pada kebutuhan keterbukaan informasi yang relevan dan diharapkan secara wajar dimuat dalam laporan tahunan. Dengan adanya penilaian ini, diharapkan dapat menjadi tambahan motivasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi dalam penyusunan laporan tahunan. Selain itu, melalui hasil penilaian ini, diharapkan juga dapat diperoleh suatu bentuk pengungkapan informasi yang terbaik untuk menjadi pedoman penyusunan laporan tahunan di periode-periode berikutnya. Peserta dalam Penghargaan Laporan Tahunan adalah semua Perusahaan Terbatas (PT), baik Perusahaan Tertutup maupun Perusahaan Terbuka yang tercatat ataupun tidak
3
tercatat di bursa yang berminat untuk diikutsertakan (secara sukarela) pada Penghargaan Laporan Tahunan.
B.
Pengaruh Pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan Terhadap Perubahan Harga Saham Emiten Penerima Penghargaan Laporan Tahunan
Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (belief) para pengambil keputusan. Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga. Suatu informasi dikatakan mempunyai kandungan informasi (information content) jika mampu memicu reaksi investor yang tercermin dari perubahan demand dan supply surat berharga. Jadi faktor yang sangat menentukan bagi investor untuk mengambil keputusan membeli dan menjual atau menahan saham adalah persepsi investor tersebut tentang prospek harga saham di masa datang. Persepsi investor dalam melakukan valuasi terhadap prospek saham didasarkan atas informasi yang salah satunya mengenai kinerja fundamental emiten. Keakuratan hasil analisis terhadap informasi terhadap kinerja fundamental emiten berhubungan dengan resiko yang melekat pada informasi karena terdapatnya keterbatasan agency theory. Resiko informasi terjadi apabila muncul kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang disebabkan karena ketidakakuratan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Volume perdagangan saham menunjukkan jumlah saham emiten yang ditransaksikan dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli selama periode transaksi. Kesempatan bertransaksi muncul karena pembeli dan penjual mempunyai tingkat permintaan dan penawaran yang berbeda. Tingkat permintaan saham yang berbeda dengan penawaran saham, dipengaruhi oleh pengharapan investor terhadap suatu saham, apakah optimis atau pesimis. Apabila investor mengartikan sebagai isyarat positif atas suatu informasi, maka tingkat permintaan saham akan lebih tinggi daripada penawaran saham yang ada, sehingga volume perdagangan diperkirakan akan meningkat. Sebaliknya, apabila muncul isyarat negatif atas suatu informasi, maka tingkat permintaan saham yang terjadi akan lebih rendah dibandingkan tingkat penawaran saham yang ada, sehingga diperkirakan terjadi penurunan dalam volume perdagangan saham. Kandungan infomasi pemberian Penghargaan Laporan Tahunan memberikan pertimbangan kepada investor mengenai resiko informasi yang melekat pada informasi yang dibuat oleh pihak manajemen untuk melakukan evaluasi harga saham dari perusahaan yang menerima penghargaan tersebut. Pemberian Penghargaan Laporan Tahunan berarti laporan keuangan penerima Penghargaan Laporan Tahunan memiliki kualitas keterbukaan dalam informasi keuangan, bahkan sangat memadai, akurat dan lengkap yang dapat mengurangi resiko informasi. Hal ini akan membuat bias ekspektasi investor relatif rendah, karena informasi yang disampaikan manajemen lebih terbuka, akurat, dan lengkap sehingga menurunkan resiko saham yang bersangkutan. Akibatnya, investor akan merespon positif terhadap informasi Penghargaan Laporan Tahunan berupa peningkatan harga saham dan volume perdagangan saham sebagai sebab adanya aksi beli oleh investor yang pada akhirnya berpengaruh juga pada rata-rata abnormal return dan dengan terjadinya rata-rata trading volume activity. Dalam efisiensi pasar setengah kuat, ekspektasi positif tentang pengumuman emiten yang menerima Penghargaan Laporan Tahunan akan mendapatkan reaksi positif dari investor akibat menerima Penghargaan Laporan Tahunan, resiko saham perusahaan
4
yang bersangkutan yang tercermin dalam kenaikan harga saham dan volume perdagangan saham pada perusahaan sampel (dengan asumsi jumlah penawaran tetap). Apabila ekspektasi mengenai pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi yang relevan dan berarti maka akan menyebabkan terjadinya rata-rata abnormal return positif dan rata-rata trading volume activity yang signifikan. Namun jika pasar berada dalam posisi yang efisien maka investor tidak akan memperoleh rata-rata abnormal return positif dan perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan karena harga saham dan volume perdagangan saham akan cepat menyesuaikan terhadap informasi tersebut. Semakin cepat penyesuaian harga saham dan volume perdagangan saham maka semakin besar efisiensi pasar setengah kuat yang terjadi apabila reaksi harga dan volume perdagangan saham tidak signifikan, maka investor memandang informasi tersebut tidak memiliki kandungan informasi (information content) yang berarti.
C. Efisiensi Pasar Modal Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Menurut Fama (1970) secara umum efisiensi pasar didefinisikan sebagai pasar yang harga-harga sekuritas mencerminkan informasi yang relevan. Jones ( 2001: 320) membedakan efisiensi pasar menjadi tiga macam bentuk : 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan informasi masa lalu yang merupakan informasi yang sudah terjadi. Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi untuk memprediksi harga sekarang. Hal ini berarti bahwa dalam pasar yang efisien dalam bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal (abnormal return). 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga dari sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang terdapat dalam laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal (abnormal return) dalam jangka waktu yang lama. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga dari sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Dalam pasar efisien bentuk kuat ini tidak ada investor yang memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat. Tujuan membedakan dalam tiga macam bentuk pasar modal efisien ini adalah mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan ini yang
5
ditunjukkan gambar 1, berupa tingkatan kumulatif yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian bentuk kuat.
GAMBAR 1 TINGKATAN EFISIENSI PASAR DAN INFORMASI YANG BERHUBUNGAN Strong Form All Information Semistrong Form Public Information Weak Form Market Data
Sumber: Jones, Charles P. 2001. Investment: Analysis and Management. Eight Edition. New York: John Willey & Son Inc. page: 320 Bila pasar modal efisien dalam bentuk setengah kuat, maka harga saham seharusnya bereaksi dengan cepat apabila terdapat informasi baru, yang dalam hal ini adalah mengenai pengumuman perusahaan (emiten) penerima Penghargaan Laporan Tahunan. Disamping itu bentuk efisien pasar setengah kuat juga digunakan untuk menguji apakah informasi tertent relevan untuk dimanfaatkan. Jika harga saham tidak berubah pada saat informasi baru dipublikasikan atau sesudahnya, maka dapat disimpulkan bahwa informasi tersebut tidak mengandung kandungan informasi (information content) yang relevan. D.Corporate Governance dan Pasar Modal Pada saat ini, hubungan saling mempengaruhi antara penerapan prinsipprinsip corporate governance dan perkembangan pasar modal semakin dapat dipahami. Disetujuinya standar profesional dari corporate governance merupakan prasyarat dan pendorong bagi perkembangan pasar modal di Indonesia (Mardjana, 2000). Hal tersebut merupakan sesuatu yang penting untuk memelihara kepercayaan para penanam modal dan menjamin likuiditas pasar. Umpan balik terhadap kaitan antara pasar modal dengan corporate governance juga mulai berkembang. Pasar modal merupakan mekanisme kontrol yang sangat penting yang mengevaluasi perusahaan-perusahaan dan memilih siapa diantara mereka yang dikelola dengan dengan terampil dan dijalankan efektif (Good Corporate Governance).
6
Bersamaan dengan itu, diperkirakan jika tidak ada perkembangan pasar modal yang dapat meningkatkan sumber keuangan dalam kondisi yang baik, pasar modal di Indonesia hanya akan memainkan peran yang tidak berarti. Tidak ada kepercayaan diantara para investor bahwa modal yang mereka siapkan akan dikelola secara efisien. Di satu sisi, hal tersebut berhubungan dengan penerapan prinsip corporate governance secara tidak efisien. Di sisi lain, hal tersebut berkaitan dengan keterbatasan dan ketidakakuratan informasi tentang kondisi perusahaan-perusahaan publik. E. Transparansi dan Keterbukaan Informasi Penetapan aturan perundang-undangan dan mekanisme yang menjamin akses untuk mendapatkan informasi secara bebas, cepat, dan murah tentang keadaan perusahaan publik merupakan syarat penting bagi terwujudnya prinsipprinsip corporate governance. Seluruh investor mempunyai pandangan yang sama bahwa saat ini transparansi dan akses untuk mendapatkan informasi terbatas sekali (Mardjana, 2000). Ini merupakan kontradiktif, hal tersebut terlihat dari prasyarat perundangan-undangan untuk menerbitkan informasi keuangan pada perusahaan publik bahkan masih sering dilanggar. Menurut ketentuan, perusahaan-perusahaan publik harus menjamin transparansi secara maksimum tentang kegiatan-kegiatan mereka. Pada praktiknya, mereka tidak melaksanakan prinsip dasar corporate governance ini. E. Penelitian Terdahulu Penelitian McKinsey dalam Luhukay (2002), membuktikan bahwa investor di negara-negara maju bersedia memberi premium yang cukup tinggi, mencapai sekitar 28%, kepada perusahaan yang menerapkan prinsip corporate governance dengan konsisten. Sebagai tambahan ditemukan bukti bahwa saham perusahaan-perusahaan tersebut menikmati valuasi pasar sampai dengan 10% 12%. Sejalan dengan penelitian tersebut, survei yang dilakukan di enam emerging market menunjukkan kaitan yang erat antara penerapan corporate governance dengan harga saham perusahaan-perusahaan publik tersebut (Luhukay, 2002). Hal tersebut terjadi karena hampir 75% investor di pasar menganggap keterbukaan dan informasi mengenai penerapan corporate governance sama pentingnya dengan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan. Bahkan beberapa pihak menganggap keterbukaan dan informasi mengenai corporate governance lebih penting daripada informasi keuangan (Luhukay, 2002). Penelitian mengenai corporate governance di Indonesia telah dilakukan Arifin (2003) yang menunjukkan bahwa pengumuman earning yang dilakukan oleh perusahaan yang bagus corporate governance-nya tidak secara signifikan meningkatkan value relevance dari pengumuman earning, namun secara signifikan menurunkan divergensi ekspektasi investor, terbukti dengan volume perdagangan yang signifikan lebih kecil dibanding dengan perusahaan yang kurang bagus corporate governance-nya. Mayangsari dan Murtanto (2002) membuktikan adanya reaksi pasar yang positif terhadap pengumuman tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pengumuman tersebut mempunyai kandungan informasi (information content) yang menarik minat investor di pasar.
7
Berdasarkan kajian teori dan penlitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah H1 : Kandungan informasi pemberian penghargaan laporan tahunan (Annual Report Award)memberikan respon positif terhadap rata-rata abnormal return perusahaan penerima penghargaan tersebut. H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan dalam volume perdagangan saham antara periode sebelum dengan periode sesudah pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan. 4. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan menguji kandungan informasi pengumuman pemberian penghargaan laporan tahunan terhadap reaksi investor di pasar modal. Umumnya, penelitian yang menggunakan kandungan informasi (information content) menggunakan studi peristiwa (event study). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan event study untuk melihat Average Trading Volume Activity (ATVA) dan Average Abnormal Return (AAR) saham yang positif dan signifikan setelah pengumuman penghargaan laporan tahunan. Event study menurut Hartono (2000:392) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Jika pengumuman tersebut mengandung informasi maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dan volume perdagangan saham perusahaan yang bersangkutan dan diukur dengan menggunakan abnormal return dan trading volume activity. Pendekatan ini akan menggunakan alat analisis statistik. A. Identifikasi Variabel Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: B. AAR (Average Abnormal Return) C. ATVA (Average Trading Volume Activity) B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa : 1. Daftar perusahaan yang menerima Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award) dan tanggal pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan periode tahun 2002 (event date) yaitu tanggal 9 Agustus 2002 dan periode tahun 2003 (event date) yaitu tanggal 10 Oktober 2003. Data tersebut diperoleh dari www.bapepam.go.id dan www.jsx.co.id. 2. Harga penutupan saham (stock closing price) perusahaan sampel dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode estimasi dan periode pengujian. 3. Jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar pada perusahaan sampel.
8
C. Metode Penentuan Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Penentuan kriteria sampel diperlukan menghindari misspesifikasi dalam penentuan sampel yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Adapun kriteria sampel yang dikehendaki peneliti sebagai berikut: 1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2003 2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang menerima Penghargaan Laporan Tahunan pada tahun 2002 dan 2003. C. Teknik Analisis Secara garis besar metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui nilainilai statistik variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan mempunyai information content of non-accounting yang mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan saham (abnormal return dan trading volume activity) disekitar tanggal pengumuman tersebut. Untuk menganalisis terjadinya ATVA dan AAR positif dan signifikan setelah pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan pada saham sampel dengan menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan Elton dan Gruber (1995, 427 – 428): 1. Menentukan sampel perusahaan yang mempunyai dampak dari pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan. 2. Menentukan tanggal event yaitu tanggal pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan. 3. Menentukan lamanya periode uji (event period) selama 11 hari perdagangan (trading days), dengan perincian: (1) 5 hari sebelum sebelum pengumuman t −5 , (2) 1 hari pengumuman (event) t 0 , dan (3) 5 hari setelah pengumuman t + 5 . Penentuan periode uji 5 hari sebelum pengumuman digunakan untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi serta periode uji 5 hari setelah pengumuman untuk mengetahui reaksi pasar selama 5 hari terhadap pengumuman emiten penerima penghargaan laporan tahunan. 4. Menghitung Trading Volume Activity dengan rumus (Foster, 1986: 375) :
Keterangan : TVAit = Trading Volume Activity i pada waktu t
9
5. Menentukan periode estimasi untuk mengestimasi parameter alpha dan beta tiap saham. Dalam periode ini digunakan periode estimasi 195 hari sebelum periode uji yaitu t −6 sampai t − 200 . Penentuan periode estimasi 195 hari ini disebabkan karena menurut Hartono (2000; 419) tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi dan lama periode estimasi yang umum digunakan adalah berkisar dari 100 hari sampai dengan 250 hari untuk data harian. Untuk memperjelas periode uji dan periode estimasi, maka dapat dibuatkan skema sebagai berikut: GAMBAR 3 SKEMA PERIODE ESTIMASI DAN PERIODE UJI
Estimation period
Test period
t – 200
t – 6 t –5
t0
t+5
periode estimasi harus berada di luar periode uji, sehingga jika pada saat peristiwa kita notasikan t 0 , maka periode uji t −5 sampai t + 5 , sedangkan periode estimasi adalah t −6 sampai t − 200 . 6. Menghitung return realisasi saham dengan persamaan (Ross, 1993: 246) : R jt = (Pt +1 − Pt ) / Pt Keterangan : = Return aktual R jt Pt +1 = Harga saham pada hari t Pt = Harga saham pada hari t –1 7. Menghitung return pasar dengan persamaan (Hartono, 2000: 422) : R mt = IHSG t − IHSG t −1 / IHSG t −1 Keterangan : R mt = Return pasar pada hari t IHSG t = Harga indeks saham gabungan pada hari t IHSG t −1 = Harga indeks saham gabungan pada hari (t –1) 8. Menggunakan market model untuk menghitung return ekspektasi dari persamaan (Strong, 1992:537): E ( R jt ) = α j + β j R mt + u jt Keterangan : E (R jt ) = Return realisasi saham j pada hari ke-t di perode uji R mt
= Return pasar saham pada hari ke-t diperiode uji
10
αJ βj
= Return konstan dari saham i = Konstanta kepekaan return saham terhadap indeks pasar
u jt
= Kesalahan residu pada periode t
Melalui cara meregresikan return saham dan return pasar selama periode estimasi diperoleh parameter alpha dan beta, kemudian menghitung return ekspektasi dengan menggunakan parameter alpha dan beta yang telah dihitung dengan menggunakan return pasar selama periode uji melalui persamaan (Weston, 1994: 598) : E ( R jt ) = α j + β j R mt Keterangan : E (R jt ) = Return ekspektasi saham j pada hari ke-t di perode uji R mt = Return pasar saham pada hari ke-t diperiode uji 9. Menghitung abnormal return saham melalui persamaan (Weston, 1994: 598) : e jt = R jt − E (R jt ) Keterangan : = Abnormal return saham j pada hari ke-t di periode uji e jt R jt
= Return realisasi saham j pada hari ke-t di periode uji
E (R jt ) = Return ekspektasi saham j pada hari ke-t di perode uji
10. Menghitung ATVA dan AAR sampel pada hari t selama periode uji. a. Rata-rata Trading Volume Activity dengan rumus (Foster, 1986: 375) :
Keterangan : ∑ TVA = Jumlah Trading Volume Activity n = Jumlah perusahaan sampel b. Rata-rata abnormal return diperoleh melalui persamaan (Weston, 1994: 598) : 1 n AARt = ∑ e jt n j −1 Keterangan : AARt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t di periode uji ejt = Abnormal return saham j pada hari ke-t di periode uji n = Jumlah saham dalam sampel 11. Menguji hipotesis yang diajukan terhadap AAR dan TVA dengan menggunakan uji-t a. Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut : H0 : AAR ≤ 0, Tidak ada pengaruh positif pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award) terhadap rata-rata abnormal return perusahaan penerima penghargaan tersebut.
11
H1 : AAR > 0, Ada pengaruh positif pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award) terhadap rata-rata abnormal return perusahaan penerima penghargaan tersebut. H0 : ATVA ≤0, Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam volume perdagangan saham antara periode sebelum dengan periode sesudah pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award). H2 : ATVA > 0, Ada perbedaan yang signifikan dalam volume perdagangan saham antara periode sebelum dengan periode sesudah pengumuman Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award). b. Mengukur nilai t hitung dengan menggunakan persamaan (Dajan, 1998) : AAR t ATVAt dan t 0 = t0 = St / n St / n Keterangan : ATVAt = Rata-rata Trading Volume Activity perusahaan sampel AAR t = Rata-rata abnormal return perusahaan sampel St = Standar deviasi n = Jumlah sampel c. Menentukan level of significant (LOS) sebesar 99 %, 95% dan 90% (Hartono, 1998: 344). d. Melakukan pengujian signifikansi untuk menentukan apakah abnormal return secara statistik signifikan lebih besar daripada nol menggunakan t-test one sampel dan apakah trading volume activity secara statistik signifikan lebih besar daripada nol menggunakan t-test paired sampel dengan ketentuan: d.1. Ho diterima bila : t-hitung ≤ tα (t-tabel) d.2. Ho ditolak bila : t-hitung > tα (t-tabel) 5. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa harga penutupan saham (stock closing price), jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar pada perusahaan penerima Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award), yang dinilai telah menerapkan corporate governance dengan baik dilihat dari sudut pandang kualitas keterbukaan informasi keuangan. Pemberian Penghargaan Laporan Tahunan 2002 dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2002 (Bapepam, 2002). Pada tanggal tersebut pada penelitian ini ditetapkan sebagai tanggal peristiwa (event date). Sesuai dengan prosedur dan kriteria sampel yang ditetapkan diperoleh 3 perusahaan sebagai sampel, perusahaan tersebut antara lain: 1. PT. Asuransi Bintang Tbk. 2. PT. Aneka Tambang Tbk. 3. PT. Astragraphia Tbk.
12
Pemberian Penghargaan Laporan Tahunan 2003 dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2003 (Bapepam, 2003). Pada tanggal tersebut pada penelitian ini ditetapkan sebagai tanggal peristiwa (event date). Sesuai dengan prosedur dan kriteria sampel yang ditetapkan diperoleh 4 perusahaan sebagai sampel, perusahaan tersebut antara lain: 1. PT. Bank Danamon Tbk. 2. PT. Aneka Tambang Tbk. 3. PT. Bank Niaga Tbk. 4. PT. Asuransi Bintang Tbk. Penelitian ini menguji apakah pengumuman pemberian Annual Report Award (ARA) direspon pasar atau tidak. Respon pasar yang positif dan signifikan diasumsikan meningkatnya kepercayaan masyarakat bahwa konsep corporate governance dapat akan meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders. Reaksi pasar tersebut diukur dengan menggunakan abnormal return dan trading volume activity. Abnormal return merupakan kelebihan dari return realisasi terhadap return ekspektasi. Adapun variabel-variabel abnormal return yang diteliti pada penelitian ini adalah rata-rata return realisasi, rata-rata return ekspektasi, dan ratarata abnormal return masing-masing sampel perusahaan selama periode pengujian 5 hari sebelum sampai 5 hari setelah tanggal pengumuman informasi pemberian Penghargaan Laporan Tahunan tampak pada tabel 2 dan tabel 3. TABEL 2 RATA-RATA RETURN REALISASI, RATA-RATA RETURN EKSPEKTASI, DAN RATA-RATA ABNORMALRETURN PERUSAHAAN SAMPEL SELAMA PERIODE UJI TAHUN 2002 No
Perusahaan sampel
1
Asuransi Bintang
2
Aneka Tambang
3
Astragraphia
Rata-rata r. realisasi 0.012561727
Rata-rata r. ekspektasi 0.00093636
Rata-rata abnormal return 0.011625367
-0.006141
0.00095455
-0.00709555
-0.00117
0.3886364
-0.04003364
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa terdapat 1 sampel perusahaan yang menunjukkan rata-rata abnormal return positif selama periode pengujian tahun 2002, yaitu PT. Asuransi Bintang Tbk. sebesar 0.0116. Dua sampel yang lain, yaitu PT. Aneka Tambang Tbk. dan PT. Astragraphia Tbk. menunjukkan rata-rata abnormal return negatif selama periode pengujian. Nilai rata-rata abnormal return negatif tertinggi diperoleh perusahaan PT. Astragraphia Tbk. sebesar 0.0400 sedangkan rata-rata abnormal return negatif terendah diperoleh perusahaan PT. Aneka Tambang Tbk. sebesar -0.0071. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar sampel penelitian menunjukkan rata-rata abnormal return yang negatif selama periode pengujian. Pada total nilai rata-rata abnormal return seluruh sampel menunjukkan nilai -0.0355, meskipun sebagian besar sampel menunjukkan rata-rata abnormal return yang negatif.
13
TABEL 3 RATA-RATA RETURN REALISASI, RATA-RATA RETURN EKSPEKTASI, DAN RATA-RATA ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN SAMPEL SELAMA PERIODE UJI TAHUN 2003 No 1
Perusahaan sampel B. Danamon
Rata-rata r. realisasi -0,0047
Rata-rata r. ekspektasi 0,0233
Rata-rata abnormal return -0,0280
2
B. Niaga
0,0173
0,0039
0,0134
3
Asuransi Bintang
0,0075
0,0021
0,0053
4
Aneka Tambang
0,0097
0,0073
0,0023
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa terdapat 3 sampel perusahaan yang menunjukan rata-rata abnormal return positif selama periode pengujian tahun 2003, perusahaan tersebut antara lain; PT. Bank Niaga Tbk., PT. Asuransi Bintang Tbk., dan PT. Aneka Tambang Tbk. Pengamatan pada 4 perusahaan sampel menunjukkan nilai rata-rata abnormal return positif tertinggi diperoleh perusahaan PT. Bank Niaga Tbk. sebesar (0,0134) sedangkan rata-rata abnormal return positif terendah diperoleh perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. sebesar 0,0023. Satu sampel yang lain, yaitu PT. Bank Danamon Tbk. senilai -0,0280, menunjukan rata-rata abnormal return negatif selama periode pengujian. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar sampel penelitian menunjukan rata-rata abnormal return yang positif selama periode pengujian. Pada total nilai rata-rata abnormal return seluruh sampel perusahaan menunjukan nilai -0,0068, meskipun sebagian besar sampel menunjukan rata-rata abnormal return yang positif. Pada tabel 4 di bawah ini menampilkan statistif deskriptif dari rata-rata abnormal return seluruh perusahaan sampel selama periode uji tahun 2002. Terlihat bahwa selama 5 hari sebelum tanggal peristiwa (event date) menunjukan rata-rata abnormal return angka negatif, kecuali pada hari (t-2). Rata-rata abnormal return pada tanggal peristiwa (t0) menunjukan angka positif. Selama 5 hari setelah setelah tanggal peristiwa (event date) menunjukan rata-rata abnormal return angka negatif, kecuali pada hari (t+2) dan hari (t+5), jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata abnormal return seluruh perusahaan sampel sebelum dan setelah tanggal peristiwa mengalami penurunan secara relatif. TABEL 4 STATISTIK DESKRIPTIF RATA-RATA ABNORMAL RETURN SELURUH PERUSAHAAN SAMPEL SELAMA PERIODE UJI TAHUN 2002 N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
hari-5
3
-0.00140
0.00447
-0.00947
0.01928
hari-4
3
-0.04380
-0.01650
-0.0318
0.01395
hari-3
3
-0.12035
-0.01703
-0.0640
0.05238
hari-2
3
-0.00467
0.03924
0.01149
0.02415
hari-1
3
-0.06974
0.00091
-0.0399
0.03531
14
Hari0
3
-0.04769
0.09261
0.01484
0.07138
Hari+1
3
-0.04528
-0.00104
-0.0227
0.02214
Hari+2
3
-0.02979
0.04560
0.003419
0.03849
Hari+3
3
-0.04955
0.00232
-0.0260
0.02625
Hari+4
3
-0.04255
-0.00071
-0.0156
0.02336
Hari+5
3
-0.04480
0.15094
0.04950
0.09806
Sumber: Lampiran 2 dan 3
Pada tabel 5 di bawah ini menampilkan statistif deskriptif dari rata-rata abnormal return seluruh perusahaan sampel selama periode uji tahun 2003. Terlihat bahwa selama 5 hari sebelum tanggal peristiwa (event date) menunjukan rata-rata abnormal return angka positif, kecuali pada hari (t-5) dan hari (t-1). Rata-rata abnormal return pada tanggal peristiwa (t0) menunjukan angka negatif. Selama 5 hari setelah setelah tanggal peristiwa (event date) menunjukan rata-rata abnormal return angka negatif, kecuali pada hari (t+1), jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata abnormal return seluruh perusahaan sampel setelah tanggal peristiwa mengalami penurunan secara relatif. TABEL 5 STATISTIK DESKRIPTIF RATA-RATA ABNORMAL RETURN SELURUH PERUSAHAAN SAMPEL SELAMA PERIODE UJI TAHUN 2003 N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
hari-5
4
-0,0692
0,0031
-0,021350
0.0328350
hari-4
4
-0,0401
0,0332
0,000200
0.0302372
hari-3
4
-0,0331
0,0418
0,005400
0.0312658
hari-2
4
-0,0301
0,1576
0,029000
0.0870021
hari-1
4
-0,0318
0,0175
-0,005775
0.0207750
Hari0
4
-0,1510
0,0062
-0,044025
0.0720568
Hari+1
4
0,0057
0,1651
0,066100
0.0740542
Hari+2
4
-0,4130
-0,0050
-0,028075
0.0162746
Hari+3
4
-0,0351
0,0138
-0,006425
0.0205639
Hari+4
4
-0,0585
0,0141
-0,011825
0.0319705
Hari+5
4
-0,0345
0,0153
-0,002125
0.0229094
Sumber: Lampiran 2 dan 3
Trading Volume Activity adalah jumlah lembar saham perusahaan yang sebenarnya ditransaksikan relatif terhadap jumlah lembar saham perusahaan yang sedang beredar. Adapun variabel trading volume activity yang diteliti dalam penelitian ini adalah rata-rata trading volume activity. Hasil perhitungan rata-rata abnormal return (AAR) selama periode pengamatan disajikan dalam tabel 6 dan tabel 7.
15
TABEL 6
Hari
AAR
HASIL UJI ONE SAMPEL T-test NILAI AAR TAHUN 2002 t-tabel p T Hit 99% 95% 90% 0.49 -0.851 4,541 2,353 1,638
Keteranga n Ditolak
t-5
-0.0095
t-4
-0.0318
0.06
-3.950
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t-3
-0.0640
0.17
-2.119
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t-2
0.0115
0.50
0.824
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t-1
-0.0399
0.19
-1.956
4,541
2,353
1,638
Ditolak
T
0.0148
0.75
0.360
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+1
-0.0227
0.22
-1.774
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+2
0.0034
0.89
0.154
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+3
-0.0260
0.23
-1.712
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+4
-0.0156
0.37
-1.159
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+5
0.0495
0.47
0.874
4,541
2,353
1,638
Ditolak
Sumber: Lampiran 2 dan 3 TABEL 7 HASIL UJI ONE SAMPEL T-test NILAI AAR TAHUN 2003 Hari
AAR
p
t-5
-0,0231
0,86
T Hit -1,30
Keterangan
t-4
0,0002
0,50
0,01
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t-3
0,0054
0,38
0,35
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t-2
0,0290
0,28
0,67
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t-1
-0,0058
0,69
-0,56
4,541
2,353
1,638
Ditolak
T
-0,0440
0,85
-1,22
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+1
0,0661
0,09
1,79
4,541
2,353
1,638
Diterima 90%
t+2
-0,0318
0,98
-0,46
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+3
-0,0064
0,71
-0,62
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+4
-0,0118
0,74
-0,74
4,541
2,353
1,638
Ditolak
t+5
-0,0021
0,57
-0,19
4,541
2,353
1,638
Ditolak
99% 4,541
t-tabel 95% 2,353
90% 1,638
Ditolak
Sumber: Lampiran 2 dan 3
16
Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham perusahaan yang sebenarnya ditransaksikan relatif terhadap jumlah lembar saham perusahaan yang sedang beredar. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator Trading Volume Activity (TVA) sesuai dengan persamaan 2.1. Hasil analisis terhadap volume perdagangan saham pada periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal pengumuman ARA disajikan dalam tabel 8 dan tabel 9. TABEL 8 HASIL ANALISIS PAIRED SAMPEL T-test VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TAHUN 2002 Periode Pengamatan
Mean Sebelum
Mean Sesudah
Perbedaan
Nilai-p
Signifikansi
(t-5)-(t+5)
-0.0094667
0.0494933
-0.0589600
0.352
(t-4)-(t+4)
-0.0318133
-0.0156300
-0.0161833
0.205
(t-3)-(t+3)
-0.0639800
-0.0259533
-0.0380267
0.407
(t-2)-(t+2)
0.0114867
0.0034200
0.0080667
0.797
(t-1)-(t+1)
-0.0398767
-0.0226767
-0.0172000
0.382
Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
TABEL 9 HASIL ANALISIS PAIRED SAMPEL T-test VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TAHUN 2003 Periode Pengamatan
Mean Sebelum
Mean Sesudah
Perbedaan
Nilai-p
Signifikansi
(t-5)-(t+5)
0.0036850
0.0012125
0.0024725
0.349
(t-4)-(t+4)
0.0038300
0.0019950
0.0018350
0.382
(t-3)-(t+3)
0.0009600
0.0007650
0.0001950
0.500
(t-2)-(t+2)
0.0021600
0.0018950
0.0002650
0.793
(t-1)-(t+1)
0.0016650
0.0021325
-0.0004675
0.673
Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
2. Pembuktian Hipotesis a. Hipotesis 1 Pengujian pengaruh masing-masing variabel secara individu ini dilakukan setelah nilai t observasi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat keyakinan 99%, 95%, dan 90%. Berdasarkan tabel 6 dan tabel 7 dapat dilihat terdapat 11 hari nilai t-observasi atau t-hitung rata-rata abnormal return. Pada pengujian satu arah atau α diperoleh nilai t tabel α = 1% sebesar (4,541), nilai t tabel α = 5% sebesar (2,353), dan nilai t tabel α = 10% sebesar 1,638. Nilai t-observasi rata-rata abnormal return akan
17
signifikan jika berada diluar t tabel ( t 0 > t tabel ) atau dengan kata lain nilai p (probabilitas) lebih besar dari pada α. Pengamatan pada tabel 6 menunjukkan bahwa pada 11 hari periode uji tahun 2002 terdapat nilai rata-rata abnormal return yang positif sebanyak 4 hari, yaitu pada hari (t-2), (t0), (t+2), dan (t+5). Rata-rata abnormal return yang negatif sebanyak 7 hari, yaitu pada hari (t-5), (t-4), (t-3), (t-1), (t+1), (t+3), dan (t+4). Hasil dari uji t berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa selama periode uji tahun 2002 tidak ada abnormal return positif yang signifikan pada α = 1%, 5%, dan 10%. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan berhasil ditolak atau hipotesis nol yang diajukan berhasil diterima. Pengamatan pada tabel 7 menunjukkan bahwa pada 11 hari periode uji tahun 2003 terdapat nilai rata-rata abnormal return yang positif sebanyak 4 hari, yaitu pada hari (t-4), (t-3), (t-2), dan (t+1). Rata-rata abnormal return yang negatif sebanyak 7 hari, yaitu pada hari (t-5), (t-1), (t0), (t+2), (t+3), (t+4), dan (t+5). Hasil dari uji t berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa selama periode uji tahun 2003 diperoleh rata-rata abnormal return positif yang signifikan pada α = 10% pada periode uji satu hari setelah tanggal peristiwa (event date) atau (t+1) dengan t hitung sebesar (1,79) dan t tabel sebesar (1,638). Hasil uji t untuk t+1 berhasil diterima pada tingkat signifikan 90%. Secara keseluruhan pada hitotesis 1 yang diajukan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau berhasil ditolak. Kandungan informasi pemberian penghargaan laporan tahunan tidak memberikan respon positif terhadap ratarata abnormal return perusahaan penerima penghargaan. b. Hipotesis 2 Berdasarkan tabel 8 dan tabel 9, pengujian ini dilakukan untuk melihat secara rinci apakah ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham 5 hari sebelum dengan 5 hari sesudah tanggal pengumuman ARA digunakan uji t dengan tingkat α = 1%, 5%, dan 10%. Perbedaan volume perdagangan saham akan signifikan jika nilai p (probabilitas) lebih besar dari pada α. Hasil analisis pada tabel 8 dan tabel 9 menunjukkan bahwa untuk keseluruhan saham sampel, volume perdagangan saham 5 hari sebelum tanggal pengumuman ARA tidak berbeda signifikan pada α = 1%, 5%, dan 10% dengan volume perdagangan saham 5 hari sesudah tanggal pengumuman ARA. Hal ini berarti hipotesis 2 yang diajukan berhasil ditolak, yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam volume perdagangan saham antara periode sebelum dan periode sesudah pengumuman penghargaan laporan tahunan. A. Kesimpulan Penelitian ini menguji apakah pengumuman pemberian Annual Report Award (ARA) direspon pasar atau tidak. Respon pasar yang positif dan signifikan diasumsikan meningkatnya kepercayaan masyarakat bahwa konsep corporate governance dapat akan meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders.
18
Setelah melakukan pengolahan data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut; 1. Hasil pengujian hipotesis dengan mempergunakan uji t (t-test) pada ratarata abnormal return tahun 2002 untuk keseluruhan sampel terlihat ratarata abnormal return yang positif sebanyak 3 hari. Nilai t positif tetapi tidak signifikan terjadi pada hari (t-2), (t-0), dan (t+5). Sedangkan hasil pengujian hipotesis dengan mempergunakan uji t (t-test) pada rata-rata trading volume activity tahun 2002 dan tahun 2003 untuk keseluruhan sampel terlihat volume perdagangan saham 5 hari sebelum pengumuman ARA tidak berbeda signifikan dengan volume perdagangan saham 5 hari sesudah pengumuman ARA. Dari hasil pengujian tersebut mencerminkan bahwa pasar tidak tertarik dengan informasi pemberian Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award). Hal ini mengindikasikan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap konsep corporate governance yang melandasi penghargaan laporan tersebut akan membuat perusahaan dikelola dengan lebih profesional dan dapat meningkatkan kesejahteraan pemiliknya (stockholders) tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders-nya. 2. Hasil pengujian hipotesis dengan mempergunakan uji t (t-test) pada ratarata abnormal return tahun 2003 untuk keseluruhan sampel terlihat ratarata abnormal return yang positif sebanyak 4 hari. Nilai t positif yang signifikan pada rata-rata abnormal return sebesar 0.0661, terjadi pada hari kesatu setelah pemberian Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award) dengan α = 10%. Dari hasil pengujian tersebut mencerminkan bahwa pasar tertarik dengan informasi pemberian Penghargaan Laporan Tahunan (Annual Report Award). Hal ini mengindikasikan kepercayaan masyarakat terhadap konsep corporate governance yang melandasi penghargaan laporan tersebut akan membuat perusahaan dikelola dengan lebih profesional dan dapat meningkatkan kesejahteraan pemiliknya (stockholders) tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders-nya. Saran a. Rata-rata abnormal return tahun 2002 menemukan bukti pasar merespon secara positif pengumuman ARA, tetapi pasar tidak tertarik dengan informasi pemberian ARA. Ada keterbatasan dalam penelitain ini yaitu ada kemungkinan disekitar tanggal pengumuman pemberian ARA tersebut (9 Agustus 2002) terjadi peristiwa-peristiwa penting yang lain, apalagi mengingat pada tanggal tersebut menjelang peringatan HUT RI ke-57, sehingga hasil dan kesimpulan ini bias. Walaupun Rata-rata abnormal return tahun 2003 menemukan bukti pasar merespon secara positif pengumuman ARA, ada keterbatasan dalam penelitian ini, khususnya dalam hal ada terjadinya peristiwa divestasi PT. Bank Danamon Tbk. pada saat periode estimasi untuk menentukan return ekspektasi sehingga terdapat kemungkinan bias return ekspektasi. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menghindari peristiwa-peristiwa yang menimbulkan bias terhadap hasil dan kesimpulan penelitian.
19
b. Untuk pengamatan volume perdagangan saham harian disarankan bisa diperluas hingga 20 hari sebelum dan sesudah tanggal pengumuman ARA, mengingat dalam periode pengamatan yang ditentukan tidak setiap hari saham-saham perusahaan sampel tersebut diperdagangkan. DAFTAR PUSTAKA Ambar, Sudibyo. 1998. Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 1 No. 2, p. 239-254 Arifin, Zainal. 2003. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Pada Saat Pengumuman Earning. Simposium Nasional Akuntansi V, p. 614-621 Bai, Chong-En dkk. 2002. Corporate Governance dan Market Valuation in China. Working paper Eko, Januar, dan Sri. 2003. Dampak Pengumuman Bond Rating Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi V, p. 683-692 Elton, Edwin, dan M.J Gruber. Modern Portfolio & Investment Analysis. Fifth Edition. Canada : John Wiley & Son Inc. Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Terjemahan. Jakarta : Salemba Empat Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan. http://www.fcgi.or.id Foster, G. 1986. Financial Statement Analysis. Second Edition. PH Engleword Cliffs Gurendrawi, Etty dan Sudibyo, Bambang. 1999. Studi Empiris Tentang Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi untuk Merjer & Akuisisi Terhadap Volume Perdagangan Ssaham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2 No. 2, p. 196-209 Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE Husnan, Suad. 1998. Pengantar Teori dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPPAMP YKPN Jones, Charles P. 1991. Invesment Analysis and Management. Third Edition. New York : John Wiley & Son Inc. Karpoff, J. M. 1986. A Theory of Trading Volume. The Journal of Finance 41, p. 1069-1087 Mardjana, Ketut. 2000. Corporate Governance dan Privatisasi. Jurnal Reformasi Ekonomi Vol 1 (2), p. 64-74 Mayangsari, Sekar, dam Murtanto. 2002. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pembentukan Komite Audit. Simposium Strategies to Cope With the Future. Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta Prakarsa, Wahjudi. 2000. Corporate Governance: Suatu Keniscayaan. Jurnal Reformasi Ekonomi Vol 1 (2), p. 17-20
20
Reilly, Frank K., Brown, Keith C. 1997. Invesment Analysis and Portfolio Management. Fifth Edition. USA : Dryden Press Ross, Stephen A., Randolph W. W. dan Jeffey F. J. 1993. Corporate Finance. Third Edition. USA : Richard D. Irwin. Inc. Strong, Norman. 1992. Modelling Abnormal Return: A Review Article. Journal of Business and Accounting Vol 19 (4), p. 533-553 Sulistyanto, H. Sri. Y, Nugraheni. 2002. Good Corporate Governance: Berhasilkah Diterapkan di Indonesia. Working paper Sunariyah. 1997. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Sullivan, John. 2000. Corporate Governance: Transparasi Antara Pemerintahan dan Bisnis. Jurnal Reformasi Ekonomi Vol 1 (2), p. 1-13 Weston, Fred J., Scott Besley, dan E. F. Bigham. 1996. Essencial of Managerial Finance. Eleventh Edition. Ion Worth: The Dryden Press Thomas E. Copeland, 1994. Manajemen Keuangan. Edisi Terjemahan. Jakarta: Erlangga
Kedelapan.
Wignjohartojo, Parwoto. 2001. Good Corporate Governance: Implementasi beserta Implikasi dan Masa Depan. Majalah Ekonomi FE UNAIR. Surabaya, p. 65-72
21