LAPORAN AKHIR
KAJIAN TERHADAP UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH MELALUI SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN KUNINGAN
KERJA SAMA BAPPEDA KABUPATEN KUNINGAN DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNSWAGATI CIREBON JUNI 2012
ABSTRAK Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi yang cukup besar dalam PAD-nya, khususnya dari sektor pariwisata. Peningkatan PAD Kabupaten Kuningan dari sektor pariwisata sangat dimungkinkan karena ketersediaan berbagai potensi pariwisata yang ada serta dukungan pemerintah daerah dalam bentuk regulasi. Namun potensi pariwisata yang besar tersebut akan tetap merupakan potensi apabila tidak dikelola secara profesional dan optimal. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan masalah (problem questions) sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan ? 2. Seberapa besar kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Kuningan ? 3. Strategi apa yang dilakukan untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan ? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Survey dilakukan di 20 obyek wisata yang diambil secara random dari 38 obyek wisata di Kabupaten Kuningan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk menginterpretasikan hasil penelitian dari data primer hasil kuesioner maupun dari data sekunder. Kesimpulan penelitian yaitu : 1. Potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan cukup besar tetapi belum tetapi belum seluruhnya dikelola secara profesional dan optimal dalam rangka menunjang PAD. Kepuasan pengunjung obyek wisata sudah baik meskipun belum optimal yaitu sebesar 74,9 %. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kelemahan dalam sarana dan prasarana di obyek wisata, akses transportasi menuju obyek wisata, kualitas pelayanan, dan keterbatasan informasi tentang obyek wisata. 2. Kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD selama 11 tahun terakhir (20012011) berfluktuasi tetapi baru berada di kisaran 1 % dengan rata-rata sebesar 1,32 %. Potensi wisata yang ada di Kabupaten Kuningan sesungguhnya sangat besar tetapi belum semua potensi wisata tersebut tergali dengan baik. Kontribusi terendah terjadi tahun 2011 yaitu hanya 0,92 %. Hal ini terjadi karena adanya pengalihan pengelolaan beberapa obyek wisata dari Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak ketiga kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten Kuningan. 3. Strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan telah ditetapkan dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Tahun 2009 yang meliputi Strategi Pengembangan Produk Wisata, Strategi Pemasaran dan Promosi, Strategi Pengembangan Aksesibilitas, Strategi Pengembangan Prasarana, dan Strategi Pengembangan Usaha. Meskipun demikian, strategi-strategi tersebut belum optimal dalam meningkatkan PAD.
KATA PENGANTAR Kebijakan Kabupaten Kuningan telah menempatkan pariwisata sebagai salah satu penggerak pembangunan maka secara prinsip tidak ada hambatan bagi akselerasi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan, sehingga prioritas dan dukungan bagi pengembangan wisata akan menempati tempat utama dalam kebijakan pembangunan daerah. Hal tersebut didukung dengan adanya Rencana Strategis Pembangunan Pariwisata Kabupaten Kuningan 2009-2013 melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Fokus kajian ini adalah memunculkan kajian pariwisata terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang tujuan akhirnya diharapkan dapat menjadi penggerak bagi percepatan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat.
Kuningan, Juni 2012 Kepala BAPPEDA Kab. Kuningan,
Drs. Dian Rachmat Yanuar, M.Si NIP. 19680120 199303 1 005
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, kami dapat menyusun Laporan Akhir berjudul “Kajian Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan” ini. Laporan Akhir ini disusun sebagai realisasi dari kerjasama di bidang penelitian antara Bappeda Kabupaten Kuningan dengan Lembaga Penelitian Unswagati Cirebon sebagai tindak lanjut dari kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan Unswagati Cirebon. Laporan akhir ini merupakan penyempurnaan dari Laporan Antara yang telah disusun sebelumnya. Atas selesainya Laporan Akhir ini, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bupati Kuningan. 2. Rektor Unswagati Cirebon. 3. Kepala Bappeda Kabupaten Kuningan. 4. Segenap unsur pimpinan dan staf di Bappeda Kabupaten Kuningan. 5. Segenap unsur pimpinan dan staf Disparda dan Dispenda Kabupaten Kuningan. 6. Anggota Tim Peneliti. 7. Para responden yang telah memberikan data. 8. Semua pihak yang telah membantu penelitian ini. Semoga Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait yang memerlukannya.
Cirebon,
Juni 2012
Tim Peneliti Lembaga Penelitian Unswagati Cirebon 1. Dr. Hj. Ida Rosnidah, SE., MM., Ak. 2. Moh. Taufik Hidayat, Drs., M.Si. 3. Ratu Mawar Kartina, SH., MH.
DAFTAR ISI Hlm. KATA PENGANTAR KEPALA BAPPEDA KAB. KUNINGAN ………..
i
KATA PENGANTAR TIM PENELITI LEMBAGA PENELITIAN UNSWAGATI CIREBON ………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
v
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………….
1
1.1. Latar Belakang …………………………………………......
1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………….
3
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………….
3
1.4. Manfaat Penelitian ………………………………………….
4
KAJIAN PUSTAKA …………………………………………….
5
2.1. Pendapatan Asli Daerah ……………………………………
5
2.2. Potensi Peningkatan PAD dari Pariwisata …………………
9
2.3. Konsep Pariwisata ………………………………………….
10
2.4. Prinsip Dasar Kebijakan Pengelolaan Pariwisata …………..
14
2.5. Potensi Sumber Daya Pariwisata …………………………...
20
2.6. Dampak Positif Pariwisata Bagi Perekonomian ……………
27
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………..
31
3.1. Metode Penelitian …………………………………………..
31
3.2. Lokasi Penelitian …………………………………………...
31
3.3. Jenis Data Penelitian ……………………………………….
31
3.4. Sumber Data Penelitian …………………………………..
32
3.5. Teknik Pengumpulan Data …………………………………
32
3.6. Metode Penarikan Sampel ………………………………….
32
3.7. Teknik Analisis Data ……………………………………….
34
3.8. Waktu dan Tahapan Penelitian ……………………………..
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….
37
BAB II
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Kuningan …………………
37
4.2. Potensi Pendapatan
Asli
Daerah (PAD) Dari Sektor
Pariwisata di Kabupaten Kuningan ………………………...
40
4.2.1. Potensi Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan ....
40
4.2.2. Hasil Kuesioner Kepuasan Pengunjung Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan ..............................................
47
4.3. Kontribusi Pendapatan dari Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan …….
50
4.4. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan …………………
53
KESIMPULAN ………………………………………………….
60
5.1. Kesimpulan ………………………………………………….
60
5.2. Saran ………………………………………………………...
61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
66
BAB V
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Hlm. Tabel 2.1
Beberapa Konsep Dalam Pariwisata .......................................
12
Tabel 2.2
Aspek Kebijakan Pariwisata ..................................................
16
Tabel 2.3
Sumberdaya Pariwisata Minat Khusus ....................................
26
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................
33
Tabel 3.2
Skor Alternatif Jawaban Dalam Instrumen ..........................
35
Tabel 3.3
Agenda Penelitian ................................................................
36
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2010 ..........
38
Tabel 4.2
Indikator
Keberhasilan
Pembangunan
Kabupaten
Kuningan …………………………………………………..
39
Tabel 4.3
Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan ................................
40
Tabel 4.4
Situs dan Seni Budaya Tradisional Kabupaten Kuningan ...
44
Tabel 4.5
Kuliner Khas dan Cinderamata Kabupaten Kuningan …….
44
Tabel 4.6
Sarana Pendukung Pariwisata di Kabupaten Kuningan …...
45
Tabel 4.7
Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan Tahun 2009 – 2011 ..............................................
45
Tabel 4.8
Identitas Responden .............................................................
47
Tabel 4.9
Hasil Kuesioner ....................................................................
48
Tabel 4.10
Analisis Statistik Deskriptif .................................................
49
Tabel 4.11
Target dan Realisasi PAD Dari Sektor Pariwisata Tahun 2001 – 2011 ………………………………………………..
Tabel 4.12
51
Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PAD Kabupaten Kuningan Tahun 2001-2011 ……………………………….
52
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Era baru otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan keleluasaan kepada daerah kabupaten/ kota untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan adanya otonomi yang lebih luas yang diberikan oleh Undang-Undang tersebut, daerah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk menyelenggarakan berbagai urusan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan dan sekaligus roh otonomi daerah. Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupaten/kota disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumbersumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan-urusan tersebut. Sumber-sumber pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), bantuan pemerintah pusat dan sumber-sumber lain yang sah. Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut, PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD. Padahal banyak daerah kabupaten/kota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar, tetapi potensi-potensi tersebut belum dapat digali dengan baik. Hal ini memberikan tantangan kepada daerah kabupaten/kota untuk meningkatkan PAD dari sektor-sektor potensial melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang potensial. Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi yang cukup besar dalam PAD-nya. Salah satu potensi PAD Kabupaten Kuningan adalah dari sektor pertanian dan pariwisata yang merupakan keunggulan kompetitif Kabupaten Kuningan karena letak dan kondisi geografisnya di daerah dataran tinggi dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur. Secara geoggrafis
Kabupaten Kuningan berada di Region III dengan Cirebon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Oleh karena itu arah pembangunan Kabupaten Kuningan dalam posisi ini akan berperan sebagai buffer zone, yang secara global akan memberikan daya dukung berupa catchment area, penyedia air bersih, pereduksi polusi/karbon, jasa pariwisata dan alternatif hunian yang nyaman. Salah satu potensi besar yang dapat menjadi modal pembangunan di Kabupaten Kuningan adalah kekayaan potensi pariwisata berbasis alam. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Kuningan dalam meningkatkan PAD, sehingga dalam rencana pembangunan menempatkan pariwisata sebagai komponen pembangunan yang utama. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Kuningan telah menargetkan menjadi “Kabupaten Agropolitan dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2027”. Target tersebut dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2009-2013 dengan menetapkan tujuan pembangunan selama 5 tahun seperti yang dimuat dalam visi RPJM yaitu “Kuningan Lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata Yang Maju Dalam Lingkungan Yang Lestari dan Agamis Tahun 2013”. Prioritas dan dukungan bagi pengembangan pariwisata akan menempati tempat utama dalam kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah. Hal tersebut didukung pula dengan adanya Rencana Strategis Pembangunan Pariwisata Kabupaten Kuningan 2009-2013 melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Kuningan sebagian besar merupakan wisata alam dan saat ini Kabupaten Kuningan memiliki 38 obyek wisata, 5 diantaranya masih merupakan potensi yang belum dikembangkan. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Kuningan sudah dikenal di tingkat regional dan nasional seperti Linggajati, Cibulan, Waduk Darma, Sangkanhurip, dan Curug Sidomba. Obyek-obyek wisata tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pendapatan yang optimal sehingga dapat meningkatkan PAD Kabupaten Kuningan.
1.2. Rumusan Masalah Secara yuridis formal, peningkatan PAD Kabupaten Kuningan dari sektor pariwisata sangat dimungkinkan karena ketersediaan berbagai potensi pariwisata yang ada serta dukungan pemerintah daerah dalam bentuk regulasi. Namun potensi pariwisata yang besar tersebut akan tetap merupakan potensi apabila tidak dikelola dengan baik. Peningkatan PAD dari sektor pariwisata tidak mungkin dapat diwujudkan apabila Pemerintah Kabupaten Kuningan tidak melakukan langkah-langkah yang proaktif, baik melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari sektor pariwisata. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan masalah (problem questions) sebagai berikut : 4. Bagaimana potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan ? 5. Seberapa besar kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Kuningan ? 6. Strategi apa yang dilakukan untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan ?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk : 1. Mengetahui dan menganalisis potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan. 2. Mengetahui dan menganalisis kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Kuningan. 3. Mengetahui strategi yang dilakukan untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah khususnya Bappeda Kabupaten Kuningan mengenai strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan dalam rangka meningkatkan PAD.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pendapatan Asli Daerah Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusat dan Daerah, pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Dalam rangka memenuhi prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab, kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan untuk membiayai berbagai tugas dan tanggungjawabnya sebagai daerah otonom. Klasifikasi PAD yang terbaru berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut objek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. 2.1.1. Pajak Daerah Berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam Saragih (dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 61), yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Jenis-jenis pajak daerah untuk kabupaten/kota menurut Kadjatmiko (dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 77) antara lain ialah: 1. Pajak hotel, 2. Pajak restoran, 3. Pajak hiburan, 4. Pajak reklame, 5. Pajak penerangan jalan, 6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan 7. Pajak parkir Jenis hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan sebagaimana dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup: 1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik Daerah/BUMD, 2. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN, dan 3. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup: 1. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan, 2. Jasa Giro, 3. Pendapatan Bunga, 4. Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, 5. Penerimaan Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah, 6. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar Rupiah terhadap Mata Uang Asing, 7. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 8. Pendapatan denda pajak, 9. Pendapatan denda retribusi, 10. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, 11. Pendapatan dari pengembalian, 12. Fasilitas sosial dan fasilitas umum, 13. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan
14. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan. Dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan. 1. Dana Bagi Hasil. Jenis Dana Bagi Hasil dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup: a. Bagi Hasil Pajak, b. Bagi Hasil Bukan Pajak, 2. Dana Alokasi Umum. 3. Dana Alokasi Khusus. 2.1.2. Retribusi Daerah Retribusi menurut Saragih (dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 65) adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi untuk kabupaten/kota dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai kewenangan masing-masing daerah, terdiri dari: 10 jenis retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi perizinan tertentu, 2. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-masing daerah, terdiri dari: 13 jenis retribusi jasa usaha. (Kadjatmiko dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 78). Jenis pendapatan retribusi untuk kabupaten/kota meliputi objek pendapatan berikut: 1. Retribusi pelayanan kesehatan, 2. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, 3. Retribusi pergantian biaya cetak KTP, 4. Retribusi pergantian cetak akta catatan sipil, 5. Retribusi pelayanan pemakaman, 6. Retribusi pelayanan pengabuan mayat, 7. Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum, 8. Retribusi pelayanan pasar, 9. Retribusi pengujian kendraan bermotor, 10. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, 11. Retribusi penggantian biaya cetak peta,
12. Retribusi pengujian kapal perikanan, 13. Retribusi pemakaian kekayaan daerah, 14. Retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan, 15. Retribusi jasa usaha tempat pelelangan, 16. Retribusi jasa usaha terminal, 17. Retribusi jasa usaha tempat khusus parkir, 18. Retribusi jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa, 19. Retribusi jasa usaha penyedotan kakus, 20. Retribusi jasa usaha rumah potong hewan, 21. Retribusi jasa usaha pelayaran pelabuhan kapal, 22. Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga, 23. Retribusi jasa usaha penyebrangan diatas air, 24. Retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair, 25. Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah, 26. Retribusi izin mendirikan bangunan, 27. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol, 28. Retribusi izin gangguan, 29. Retribusi izin trayek. 2.1.3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris, 2005 : 68), “Hasil perusahaan milik Daerah dan hasil Pengelolaan kekayaan milik Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan”. Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris, 2004 : 68), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: “1) bagian laba Perusahaan milik Daerah, 2) bagian laba lembaga keuangan Bank, 3) bagian laba lembaga keuangan non Bank, 4) bagian laba atas penyertaan modal/investasi”. 2.1.4. Lain-Lain PAD yang Sah Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris, 2005 : 69), pendapatan ini merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah Daerah. Jenis
pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut, “1) hasil penjualan aset Daerah yang tidak dipisahkan, 2) penerimaan jasa giro,
3) penerimaan bunga deposito, 4)
denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
5)
penerimaan ganti rugi atas
kerugian/kehilangan kekayaan Daerah”.
2.2. Potensi Peningkatan PAD dari Pariwisata Dalam melakukan perjalanan wisata, seorang wisatawan memerlukan bermacam jasa dan produk wisata yang dibutuhkannya. Berbagai macam jasa dan produk wisata inilah yang disebut dengan Komponen Pariwisata. Komponen pariwisata ini dapat disediakan oleh pihak pengusaha, masyarakat atau siapapun yang berminat untuk menyediakan jasa pariwisata. Komponen pariwisata ini bisa meliputi: 1. Objek dan daya tarik wisata 2. Akomodasi 3. Angkutan Wisata 4. Sarana dan fasilitas wisata 5. Prasarana wisata. Dengan mengetahui komponen pariwisata diatas, maka arah pengembangan pembangunan pariwisata bisa terarah dengan baik. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat jika pembangunan pariwisata ini terarah dan bisa memancing minat wisatawan untuk berkunjung. Beberapa manfaat dalam pembangunan pariwisata ini antara lain: 1. Manfaat Ekonomi: - Adanya penerimaan penerimaan devisa atau Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Adanya kesempatan untuk berusaha - Terbukanya lapangan kerja - Meningkatnya Pendapatan masyarakat dan pemerintah - Mendorong pembangunan daerah 2. Manfaat Sosial Budaya - Pelestarian budaya dan adat istiadat - Meningkatkan kecerdasan masyarakat - Mengurangi konflik sosial.
3. Manfaat dalam berbangsa dan bernegara - Mempererat persatuan - Menumbuhkan rasa memiliki - Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata. 4. Manfaat Bagi Lingkungan Arah pembangunan pariwisata agar dapat memenuhi keinginan wisatawan seperti bersih, jauh dari populasi, santai, dan sejuk akan memberikan upaya dalam pengembangan untuk melestarikan lingkungan supaya hijau dan bersih. Sasaran yang akan dicapai dalam rangka otonomi daerah seperti yang tertuang dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat harus dapat menggali potensi-potensi yang ada di daerah. Dalam hal ini potensi-potensi yang ada di daerah berkenaan dengan pariwisata yang bertujuan dapat peningkatan PAD.
2.3. Konsep Pariwisata Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
Kepariwisataan bertujuan untuk: 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat 3. Menghapus kemiskinan 4. Mengatasi pengangguran 5. Melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya 6. Memajukan kebudayaan 7. Mengangkat citra bangsa
8. Memperkukuh jati diri dan persatuan bangsa. 9. Memupuk rasa cinta tanah air, mempererat persahabatan antar bangsa. Menurut UN-WTO (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 18-19), ada tiga elemen dasar dalam pengertian pariwisata secara holistik yaitu : 1. domestic tourism (residen/penduduk yang mengunjungi/mengadakan perjalanan wisata dalam wilayah negaranya). 2. inbound tourism (non-residen/bukan penduduk yang mengadakan perjalanan wisata, masuk ke negara tertentu). 3. outbound tourism (residen/penduduk yang melakukan perjalanan wisata ke negara lain). Ketiga bentuk pariwisata ini dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga dapat diturunkan tiga kategori lagi, yaitu: 1. internal tourism (termasuk domestic tourism dan inbound tourism). 2. national tourism (termasuk domestic tourism dan outbound tourism). 3. international tourism (termasuk inbound dan outbound tourism). Baron (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 17) mengkompilasi beberapa definisi mengenai wisatawan dan pariwisata seperti yang terlihat dalam tabel:
Tabel 2.1 Beberapa Konsep Dalam Pariwisata No. Konsep 1. Visitor (V)
Keterangan Setiap orang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat tertentu selain ke tempat biasanya seharihari dengan tujuan utama untuk leisure, bisnis, perjalanan religius/agama, kesehatan, dan sebagainya kecuali karena orang tersebut dibayar atau mendapatkan upah dari perjalanan tersebut. Transport crew dan commercial travelers (walau perjalanan tersebut ke beberapa tujuan berbeda sampai setahun bahkan lebih) dikategorikan sebagai perjalanan ke usual environment dan tidak diperhitungkan sebagai visitor. Demikian juga bagi mereka yang melakukan perjalanan sepanjang tahun antara dua tempat di daerah sekitar tempat asalnya (residence) seperti weekend homes, dan residential study dikeluarkan dari pengertian visitor. 2. Tourist (T) : Stay-over Visitor yang tinggal paling tidak semalam (overnight) /overnight di tempat yang dikunjunginya (tidak harus di tempat akomodasi komersial). 3. Same-day visitor Visitor yang tidak bermalam (overnight) di tempat (SD) : Excursionist, yang dikunjunginya, terdiri atas: a. Cruise Visitor Day-visitor (CV): seseorang yang melakukan perjalanan selama sehari atau lebih, tetapi tinggal dan mungkin bermalam dalam kapalnya (termasuk awak angkatan laut negara lain yang sedang bertugas di suatu negara) b. Border Shopper (BS): seseorang yang melakukan pembelian dalam jumlah besar terhadap barang-barang tertentu dan melintasi wilayah perbatasan suatu negara lain tetapi tidak termasuk pekerja yang memang bertugas di perbatasan. 4. Traveller
Visitor dan : a. Direct transit traveler (DT), yaitu saat di airport, dan antara dua pelabuhan berdekatan. b. Commuters, yaitu perjalanan rutin ke tempat kerja, studi, atau belanja, dan sebagainya. c. Other noncommuting travel (ONT), yaitu berupa perjalanan khusus, awak transport atau awak perusahaan travel komersial, buruh migran (termasuk pekerja tidak tetap), diplomat (ke dan dari tempat tugas).
No. Konsep 5. Passanger atau penumpang (PAX, Revenue)
Keterangan Traveller kecuali dan tidak termasuk crew (awak) transport, non-revenue (low revenue) traveler seperti bayi, perjalanan cuma-cuma (gratis) atau dengan potongan harga 25 % atau lebih.
6. Tourism (pariwisata)
Aktivitas dari visitor, orang yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di tempat di luar tempat tinggalnya (residen) sehari-hari untuk periode tidak lebih dari 12 bulan untuk beragam kegiatan leisure, bisnis, agama, dan alasan pribadi lainnya tetapi tidak mendapat upah/gaji dari perjalanannya tersebut.
7. Tourism industry
Bisnis atau perusahaan penyedia layanan dan barang kepada visitor, termasuk: a. Hospitality (hotel dan restoran, dll.) b. Transportasi c. Tur operator dan biro perjalanan, atraksi wisata, dll. d. Usaha-usaha ekonomi lain yang mendukung kebutuhan visitor (beberapa darinya termasuk penyedia layanan dan barang yang signifikan bagi visitor maupun non-visitor)
8. The travel and tourism industry (TTI)
Tourism industry dan usaha/bisnis penyediaan jasa/layanan dan barang kepada other non-communiting traveler
Cohen (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 20) mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian perjalanan wisatanya. Atas dasar ini, Cohen menggolongkan wisatawan menjadi empat, yaitu: 1.
Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya, yang bepergian dalam jumlah kecil.
2.
Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur perjalanannya sendiri, tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum (off the beaten track). Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal
dan tingkat interaksinya
dengan masyarakat lokal juga tinggi. 3.
Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang menyerahkan pengaturan perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang
sudah terkenal. 4.
Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang dapat ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh
pemandu wisata.
Wisatawan seperti ini sangat terkungkung oleh apa yang disebut sebagai environmental bubble. Mill dan Morrison (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 22) juga mengembangkan sebuah model sistem pariwisata, yang terdiri dari empat komponen utama berikut: 1. market (reaching the marketplace), 2. travel (the purchase of travel products),
.
3. destination (the shape of travel demand), 4. marketing (the selling of travel).
2.4. Prinsip Dasar Kebijakan Pengelolaan Pariwisata Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelola-an yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 30), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan. 2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata. 3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal. 4. Pelayanan
kepada
wisatawan
yang
berbasis
keunikan
budaya
dan
lingkungan lokal.
5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
pariwisata tetapi
jika
sebaliknya
terbukti
memberikan
mengendalikan
dan/atau
manfaat menghentikan
positif, aktivitas
pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam atau akseptabilitas
sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat. Menurut UN-WTO, peran pemerintah dalam menentukan kebijakan pariwisata sangat strategis dan bertanggung jawab terhadap beberapa hal berikut: 1. Membangun kerangka (framework) operasional di mana sektor publik dan swasta terlibat dalam menggerakkan denyut pariwisata. 2. Menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol yang diterapkan dalam pariwisata, perlindungan lingkungan, dan pelestarian budaya serta warisan budaya. 3. Menyediakan dan membangun infrastruktur transportasi darat, laut dan udara dengan kelengkapan prasarana komunikasinya. 4. Membangun dan memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan menjamin pendidikan dan pelatihan yang professional untuk menyuplai kebutuhan tenaga kerja di sektor pariwisata. 5. Menerjemahkan kebijakan pariwisata yang disusun ke dalam rencana kongkret yang mungkin termasuk di dalamnya : (a) evaluasi kekayaan aset pariwisata, alam dan budaya serta mekanisme perlindungan dan pelestariannya; dan kategorisasi produk pariwisata yang mempunyai
(b) identifikasi
keunggulan kompetitif dan
komparatif; (c) menentukan persyaratan dan ketentuan penyediaan infrastruktur dan suprastruktur yang dibutuhkan yang akan berdampak pada keragaan (performance) pariwisata, dan;
(d) mengelaborasi program untuk pembiayaan dalam
aktivitas pariwisata, baik untuk sektor publik maupun swasta. Untuk mencapai
kesuksesan dalam
pembangunan
pariwisata diperlukan
pemahaman baik dan sisi pemerintah selaku regulator maupun dari sisi pengusaha selaku pelaku bisnis. Pemerintah tentu harus memperhatikan dan memastikan bahwa pembangunan pariwisata itu akan mampu memberikan keuntungan sekaligus menekan biaya sosial ekonomi serta dampak lingkungan sekecil mungkin. Di sisi lain, pebisnis yang lebih terfokus dan berorientasi
keuntungan
tentu
tidak
bisa
seenaknya
melakukan segala sesuatu demi mencapai keuntungan, tetapi harus menyesuaikan dengan kebijakan dan regulasi dari pemerintah. Misalnya melalui peraturan tata ruang, perijinan, lisensi, akreditasi, dan perundang-undangan. Liu (dalam I Gde Pitana
dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 218) membuat
kerangka implementasi kebijakan pariwisata yang paling tidak menyentuh empat aspek, yaitu: 1. Pembangunan dan pengembangan infrastuktur; 2. Aktivitas pemasaran; 3. Peningkatan kualitas budaya dan lingkungan; serta 4. Pengembangan sumber daya manusia. Penjabaran detail dari keempat aspek kebijakan pariwisata tersebut menurut Liu (1994) dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 2.2 Aspek Kebijakan Pariwisata No. Aspek 1 Penentuan tujuan pembangunan pariwisata
Implementasi a. Tentukan tujuan pembangunan dan pengembangan pariwisata dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, lingkungan dan faktor sosial budaya. b. Konsultasikan tujuan tersebut kepada komunitas lokal terutama kepada pemilik lokasi pembangunan dan pengembangan. c. Rancang area pembangunan dan pengembangan beserta aktivitas yang diperlukan untuk memperlancar proses keberhasilannya. d. Identifikasi kepentingan secara individual dan kolektif dari pernangku kepentingan sehingga dapat diakomodasi dalam aktivitas dan bisnis pariwisata tersebut.
No. Aspek 2 Inventarisasi
a.
b.
c.
d.
e.
3
Infrastruktur dan fasilitas
4
Pasar
Implementasi Lakukan survai dan analisis karakteristik kawasan pembangunan dan pengembangan termasuk lingkungan, sejarah, budaya, masyarakat, ekonomi, sumber daya, pola penguasaan dan pemilikan tanah dan perairan. Lakukan identifikasi dan evaluasi atraksi dan aktivitas pariwisata yang potensial untuk dikembangkan. Lakukan identifikasi dan evaluasi sarana dan prasarana akomodasi yang tersedia dan fasilitas serta pelayanan pariwisata. Evaluasi akses transportasi ke kawasan pengembangan pariwisata termasuk kondisi infrastruktur pendukungnya saat ini dan pengembangannya di masa depan. Review dan pastikan kebijakan dan rencana pembangunan kawasan dari pemerintah setempat baik jangka pendek maupun jangka panjang terutama cetak biru program pengembangan pariwisata.
a. Sediakan infrastruktur dan fasilitas untuk pembangunan dan pengembangan pariwisata. b. Bangun mekanisme untuk membantu sektor informal membangun usaha yang terkait dengan pengembangan pariwisata dan cari cara membantu mereka agar bisa memenuhi standar baru yang ditetapkan. a. Analisis kondisi pasar pariwisata nasional dan internasional, tetapkan tujuan dan target pemasaran, analisis akomodasi, fasilitas, pelayanan yang dibutuhkan. b. Ketahui target pasar sehingga harapan dan tujuan realistis dapat diwujudkan. Target pasar harus bisa diakses oleh fasilitas komunikasi dan transportasi. c. Bantu usaha perseorangan dengan menyediakan riset pasar yang berpotensi membantu pemasaran dan program promosi.
No. Aspek 5 Daya dukung
a.
b.
c.
6
Pengembangan
a.
b.
c.
d.
7
Ekonomi
a.
b. c.
8
Lingkungan
a.
b.
Implementasi Tentukan batas ambang (carrying capacity) kawasan pengembangan pariwisata melalui analisis lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Tentukan batas standar yang dapat ditoleransi untuk aktivitas dan kegiatan ekonomi oleh operator pariwisata, termasuk di dalamnya adalah batas maksimal pengunjung dan wilayah yang dapat dijelajahi. Implementasikan prosedur yang dapat menentukan kapan kawasan pengembangan dan dalam kondisi mengalami perusakan bagaimana kondisi tersebut dapat dipulihkan. Buat rencana pengembangan struktur pariwisata di kawasan tersebut termasuk atraksi dan aktivitas utama, pengembangannya secara regional, disertai akses dan jaringan transportasinya. Buat rekomendasi yang dibutuhkan untuk perbaikan fasilitas, pelayanan, dan infrastuktur terkait. Bantu pemodal dan pengembang lokal mengenai apa yang dibutuhkan agar memenuhi kelayakan menurut standar yang telah ditentukan. Buat rencana kontingensi untuk tantangan potensial di masa depan untuk menjaga stabilitas pemasaran termasuk kemungkinan pengaruh bencana alam. Lakukan analisis ekonomi untuk kondisi sekarang dan perkiraan masa depan dari pengembangan pariwisata. Buat strategi untuk meningkatkan keuntungan ekonomi dari kegiatan pariwisata. Pastikan manajemen finansial bekerja dengan baik sehingga pengusaha lokal dapat memperoleh keuntungan, pengunjung membayar kewajibannya, penduduk lokal mendapat pembagian keuntungan secara adil. Evaluasi dampak pariwisata terhadap lingkungan dan cari cara untuk menurunkan atau mencegah dampak negatif tersebut dan mendorongnya ke arah yang positif. Buat sinergi antara pembangunan dan pengembangan pariwisata dengan usaha konservasi lainnya, termasuk pembangunan
No.
9
Aspek
Budaya
10 Standar kualitas
11 Sumber daya manusia
12 Organisasi
13 Investasi
Implementasi wilayah lindung, manajemen kawasan lindung, pengelolaan limbah, energi, air, zone pesisir, terumbu karang, bencana alam dan sebagainya. a. Evaluasi dampak sosial budaya pariwisata, cari cara untuk menurunkan atau mencegah dampak negatif tersebut dan mendorong ke arah dampak positif. b. Berdayakan komunitas lokal sebagai pemilik dan pemangku kepentingan pariwisata dengan menerapkan manajemen yang konsisten dengan nilai lokal. c. Buat audit sosial dalam hal bagaimana komunitas lokal, penduduk desa dan masyarakat sekitarnya dipengaruhi oleh pariwisata. a. Buat desain untuk pengukuran standar kualitas bagi fasilitas dan akomodasi untuk memenuhi persyaratan pariwisata. b. Lakukan penilaian standar kualitas untuk akomodasi dan fasilitas pariwisata. c. Mediasi dan pacu komponen pendukung pariwisata yang belum memenuhi standar kualitas dengan menyediakan insentif finansial dan pajak serta akses kepada spesialis. a. Rencanakan kebutuhan sumber daya manusia dengan promosi dan degradasi jabatan serta kewirausahaan di bidang pariwisata. b. Sediakan pendidikan dan latihan yang cukup untuk penyelenggara pariwisata termasuk sertifikasi dan program pelatihan, serta transfer teknologi dan skill. c. Jalankan program kepedulian/kesadaran masyarakat sehingga turut berperan positif terhadap kesuksesan pariwisata. Bangun hubungan kerjasama antara organisasi publik, swasta, dan pemerintah untuk menjamin koordinasi yang efektif. Sediakan insentif investasi bagi pemodal luar sehingga merangsang keterlibatan investor lokal dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas pariwisata.
No. Aspek 14 Regulasi dan pengawasan
Implementasi a. Bangun mekanisme legislasi dan regulasi untuk mendorong pengembangan pariwisata melalui dukungan organisasi pariwisata nasional, agen biro perjalanan, akomodasi dan sektor-sektor lain dalam pariwisata. b. Buat standar fasilitas, insentif investasi, dan zoning, c. Buat prosedur penilaian dan pengawasan.
15 Sistem data dan Informasi
Bangun sistem data dan informasi pariwisata secara terintegrasi untuk menjamin kontinuitas operasional yang juga berfungsi sebagai informasi pasar. a. Identifikasi berbagai teknik untuk mengimplementasikan berbagai perencanaan pariwisata. b. Kolaborasikan dengan dunia industri dan dunia akademik untuk menjamin pertanggungjawaban implementasi tersebut.
16 Implementasi
2.5. Potensi Sumber Daya Pariwisata 2.5.1. Sumberdaya Alam Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan, pantai, bentang alam, dan sebagainya tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar menjadi bermanfaat. Menurut Damanik dan Weber (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009: 42), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata alam adalah: 1. Keajaiban dan keindahan alam (topografi), 2. Keragaman flora, 3. Keragaman fauna, 4. Kehidupan satwa liar, 5. Vegetasi alam, 6. Ekosistem yang belum terjamah manusia, 7. Rekreasi perairan (danau, sungai, air terjun, pantai), 8. Lintas alam (trekking, rafting, dan Iain-lain), 9. Objek megalitik,
10. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman. Menurut Fennel (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 68), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya pariwisata di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Lokasi
geografis.
menentukan
Hal
kondisi
yang
ini
menyangkut terkait
karakteristik
dengan
beberapa
ruang
yang
variabel
lain,
misalnya untuk wilayah Eropa yang dingin dan bersalju seperti Swiss mungkin cocok dikembangkan untuk atraksi wisata ski es. 2. Iklim
dan cuaca. Ditentukan oleh
permukaan
air
laut,
daratan,
iklim
merupakan
faktor
geologis,
yang
memengaruhi
vegetasi,
latitude dan
pegunungan, penentu
dan utama
kehidupan
elevation
diukur dari
sebagainya. dari
binatang,
Bersama
lingkungan angin,
fisik dan
sebagainya. 3. Topografi dan landforms. Bentuk umum dari permukaan bumi (topografi) dan struktur permukaan bumi yang membuat beberapa areal geografis menjadi bentang alam yang unik (landform). Kedua aspek ini menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan kondisi geografis suatu wilayah/benua dengan wilayah/benua lainnya sehingga sangat menarik untuk menjadi atraksi wisata. 4. Surface materials. Menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun permukaan bumi, misalnya formasi bebatuan alam, pasir, mineral, minyak, dan sebagainya, yang sangat unik dan menarik sehingga bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata alam. 5. Air. Air memegang peran sangat penting dalam menentukan tipe dan level dari rekreasi outdoor, misalnya bisa dikembangkan jenis wisata pantai/bahari, danau, sungai, dan sebagainya {sailing, cruises, fishing, snorkeling, dan sebagainya). 6. Vegetasi. Vegetasi merujuk pada keseluruhan kehidupan tumbuhan yang menutupi suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada kehidupan dan formasi tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada kawasan konservasi alam/hutan lindung. 7. Fauna. Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktivitas wisata baik dipandang dari sisi konsumsi (misalnya wisata berburu dan mancing)
maupun non-konsumsi (misalnya birdwat-ching). 2.5.2. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam pembangunan pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia untuk menggerakkannya. Singkatnya, faktor sumber daya manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa, sikap dan kemampuan staff akan berdampak krusial terhadap bagaimana pelayanan pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada kenyaman-an, kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya. Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam pariwisata, Mclntosh, et al. (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 54-65), memberikan gambaran atas berbagai peluang karir dalam industri pariwisata yang memanfaatkan dan digerakkan oleh sumber
daya
manusia,
seperti
di
bidang
transportasi,
akomodasi, pelayanan makanan dan minuman (F & B), shopping, travel, dan sebagainya. Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni di sektor pariwisata adalah sebagai berikut: 1. Airlines (maskapai penerbangan), merupakan salah satu industri perjalanan yang menyerap dan menggunakan sumber daya manusia dalam jumlah paling besar. Bagi masyarakat lokal, airlines menyediakan berbagai level pekerjaan, mulai dari level pemula sampai manajer. Contohnya, agen pemesanan tiket, awak pesawat, pilot, mekanik, staf pemeliharaan, penanganan bagasi, pelayanan makan dan minum di pesawat (catering), pemasaran, ahli komputer, staf pelatihan, pekerjaan administrasi kantor, agen tiket, peneliti, satpam, sampai tenaga pembersih (cleaning service), dan sebagainya. 2. Bus
companies,
memerlukan
manajer
sumber
daya
manusia,
agen
tiket, agen pemasaran, petugas informasi, pengemudi bus, staf pelatihan, administrasi, akuntansi, dan sebagainya. 3. Cruise companies. Peluang karir terbuka untuk posisi kantor perwakilan dan penjualan, agen tiket, tenaga administrasi, peneliti pasar, direktur rekreasi, akuntansi, dan sebagainya.
4. Railroad. Diperlukan tenaga pelayanan penumpang, penjualan tiket, tenaga reservasi,
masinis,
petugas
pengatur
lalu
lintas
kereta, mekanik, manajer
regional/wilayah, dan sebagainya. 5. Rental
car
companies.
Agen
penjualan/reservasi,
agen
penyewaan,
mekanik, pengemudi, administrasi, pelatihan, manajer wilayah/regional, dan sebagainya. 6. Hotel, motel, resort. Memerlukan tenaga general manager, resident manager, controller, akuntan, management trainee, direktur penjualan, direktur riset, direktur SDM, room clerk, reservasi clerk, front office manager, housekeeper, bellboy, lobby porter, washer, waiter, waitress, bartender, enginer, dan seterusnya. 7. Travel
agencies.
Tenaga
administrasi,
penasihat
travel,
peneliti,
pemasaran, konsultan, akuntan, reservasi, ahli komputer, dan seterusnya. 8. Tour companies. Tenaga tour manager, tour coordinator, tour planner, pemasaran, reservasi, akuntan, agen penjualan, group tour specialist, hotel coordinator, dan sebagainya. 9. Food service. Tenaga waiter dan waitress, chef, cooks, bartender, ahli gizi,
agen
penjualan, tenaga penjualan, pemasaran, kasir, dan seterusnya. 10. Tourism
education,
memerlukan
tenaga
administrasi,
pengajar, profesor,
dosen, guru, peneliti, litbang, penerbit, pemasaran, dan seterusnya. 11. Tourism research, memerlukan tenaga analis untuk melakukan riset pasar, survai konsumen, dan tenaga peneliti di masing-masing sektor seperti tenaga
litbang di
airlines, departemen pariwisata, dan sebagainya. 12. Travel
journalism,
misalnya
sebagai
editor,
staf
penulis,
penulis
paruh
waktu, humas, public speaking, kampanye perusahaan, dan sebagainya. 13. Recreation penjaga director,
and
taman
leisure. wisata,
lifeguards,
Misalnya
museum golf
direktur
guide, and
tenaga tennis
aktivitas, penjaga instructor,
ski
instructor,
hutan,
camping
manajemen,
supervisory, clerk, administrasi, dan sebagainya. 14. Attractions. Atraksi wisata seperti Sea World, Disney Land, dan yang lainnya,
memerlukan
tenaga
mulai
dari
klerikal
sampai
top
manager,
akuntan,
pemandu,
trainer,
tenaga
keamanan,
reservasi,
agen
penjualan tiket, dan sebagainya. 15. Tourist offices and information centre. Peluang karirnya, misal, sebagai direktur, asisten direktur, economic development specialist, analis, peneliti, humas, marketing
coordinator,
travel
editor,
media
coordinator,
photographer,
administrasi, dan sebagainya. 16. Convention manajer,
and riset,
visitor
bureaus,
pemasaran,
memerlukan
information
tenaga
specialist,
manajer,
marketing
asisten manager,
humas, sales, sekretaris, clerk, keamanan, transportasi, dan sebagainya. 17. Meeting planners, bertanggung jawab untuk mempersiapkan, merencanakan, dan menyelenggarakan pertemuan. 18. Gaming,
memerlukan
tenaga
managerial,
humas,
pemasaran,
promosi,
reservasi, akuntan, pengamanan, dan sebagainya. 19. Other opportunities. Seperti club manajemen, percetakan dan penerbitan, asosiasi profesional, dan sebagainya. 2.5.3. Sumber Daya Budaya Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk memelajari budaya orang lain tersebut. Industri pariwisata mengakui peran budaya sebagai faktor penarik dengan mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi. Sumber
daya
dimungkinkan
untuk
menjadi
faktor
budaya utama
yang
menarik
wisatawan
untuk melakukan perjalanan wisatanya. Istilah 'budaya' bukan saja merujuk pada sastra dan seni, tetapi juga pada keseluruhan sehari-hari
cara yang
hidup
yang
ditransmisikan
dipraktikkan dari
satu
manusia
generasi
ke
dalam
kehidupan
generasi
berikutnya,
serta mencakup pengertian yang lebih luas dari lifestyle dan folk heritage. Dalam
pariwisata,
jenis
pariwisata
yang
menggunakan
sumber
daya
budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai pariwisata
budaya.
Jenis
pariwisata
ini
memberikan
variasi
yang
luas
menyangkut makanan
budaya
tradisional,
mulai sejarah,
dari
seni
pengalaman
pertunjukan, nostalgia,
seni dan
rupa,
cara
festival,
hidup
yang
lain. Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan untuk mengalami, memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan dan keragaman budayanya. Pariwisata budaya memberikan kesempatan kontak pribadi secara langsung dengan masyarakat lokal dan kepada individu yang memiliki pengetahuan khusus tentang sesuatu objek budaya. Tujuannya adalah memahami makna suatu budaya dibandingkan dengan sekedar mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada mengenai suatu budaya. Sumber daya budaya yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Bangunan bersejarah, situs, monumen, museum, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya. 2. Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industri film dan penerbit, dan sebagainya. 3. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival, dan even khusus lainnya. 4. Peninggalan keagamaan seperti pura, candi, masjid, situs, dan sejenisnya. 5. Kegiatan
dan
cara
hidup
masyarakat
lokal,
sistem
pendidikan, sanggar,
teknologi tradisional, cara kerja, dan sistem kehidupan setempat. 6. Perjalanan {trekking) ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik (berkuda, dokar, cikar, dan sebagainya). 7. Mencoba kuliner (masakan) setempat. Melihat persiapan, cara membuat, menyajikan, dan menyantapnya merupakan atraksi budaya yang sangat menarik bagi wisatawan.
2.5.4. Sumberdaya Pariwisata Minat Khusus Salah satu penyebab terjadinya segmentasi atau spesialisasi pasar pariwi-sata adalah karena adanya kecenderungan wisatawan dengan minat khusus baik dalam jumlah wisatawan maupun area minatnya. Hal ini sangat berbeda dari jenis pariwisata
tradisional karena calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sehingga mereka dapat mengikuti minat khusus dan spesifik yang diminati. Pariwisata dengan minat khusus ini diperkirakan akan menjadi trend perkembangan pariwisata ke depan sebab calon wisatawan telah menginginkan jenis pariwisata yang fokus, yang mampu memenuhi kebutuhan spesifik wisatawan. Jenis-jenis sumber daya pariwisata minat khusus yang bisa dijadikan atraksi wisata dapat diklasifikasikan sebagaimana dalam Tabel 5.1 (Richardson dan Fluker dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 71). Tabel 2.3 Sumberdaya Pariwisata Minat Khusus No.
Klasifikasi
Contoh
1.
Active adventure (petualangan aktif)
- Caving - Parachute jumping. - Trekking. - Off-road adventure. - Mountain climbing.
2.
Nature and wildlife
3.
Affinity
4.
Romance
5.
Family
6.
Soft adventure
-
Birdwatching. Ecotourism. Geology. National parks. Rainforest. Artist's workshop. Senior tour. Tour for the handicapped. Honeymoon. Island vacation. Nightlife. Single tour. Spalhot spring. Amusemen park. Camping. Shopping trips. Whalewatching. Backpacking. Bicycle touring. Canoing/kayaking. Scuba diving/snorkelling. Walking tours.
No.
Klasifikasi
Contoh
7.
History/culture
- Agriculture. - Art/architecture. - Art festival. - Film/film history.
8.
Hobby
9.
Spiritual
10.
Sports
-
Antique. Beer festival. Craft tour. Gambling. Videography tour. Pilgrimage/mythology. Religion/spiritual. Yiga and spiritual tours. Basket ball. Car racing. Olympic games. Soccer.
2.6. Dampak Positif Pariwisata Bagi Perekonomian Ada banyak dampak positif pariwisata bagi perekonomian, diantaranya adalah sebagai berikut (Leiper dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 70) : 1. Pendapatan dari penukaran valuta asing Hal ini terjadi pada wisatawan asing. Walau di beberapa Negara pendapatan dari penukaran valuta asing tidak begitu besar, namun beberapa Negara, missal New Zealand dan Australia, pendapatan dari penukaran valuta asing ini sangat besar nilainya dan berperan secara sangat signifikan. Bahkan untuk New Zealand pada tahun 90-an menempati peringkat pertama sumbangannya, yaitu 2.277 miilyar NZD dibandingkan sumbangan industri daging (2.195 milyard NZD), wool (1.811 milyard NZD), susu dan turunannya (1.733 milyard NZD) (Leiper, 1990 : 228).
2. Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri Surplus dari pendapatan penukaran valuta asing akan menyebabkan neraca perdagangan menjadi semakin sehat. Hal ini akan mendorong suatu negara mampu mengimpor beragam barang, pelayanan dan modal untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. 3. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata
Pengeluaran dari wisatawan secara langsung ataupun tidak langsung merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. Jumlah wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi produk lokal. Masyarakat secara perorangan juga mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah dari pekerjaan tersebut. Pekerjaan di sektor pariwisata sangat beragam, seperti pengusaha pariwisata, karyawan hotel dan restoran, karyawan agen perjalanan, penyedia jasa transportasi, pemandu wisata, penyedia souvenir, atraksi wisata, dan seterusnya. Pendapatan dari hasil kerja di usaha pariwisata merupakan dampak sekunder sedangkan dampak primernya berupa pendapatan bisnis organisasi atau perusahaan serta pendaparan devisa negara. Bagi perusahaan, pendapatan primer inilah yang dipakai untuk membayar gaji dan upah pekerjanya, serta berupa deviden bagi pemilik usaha. 4. Pendapatan pemerintah Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dari bebe rapa cara. Beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, telah membuktikan sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah negara manapun menaruh perhatian besar untuk berusaha menarik sebanyak-banyaknya wisatawan asing untuk berlibur ke negaranya. Sumbangan pendapatan terbesar dari pariwisata bersumber dari pengenaan pajak. Sebagai contoh, pengenaan pajak hotel dan restoran yang "merupakan bagian dari keuntungan usaha pariwisata hotel dan restoran tersebut. Sumber lain bisa berupa usaha pariwisata yang dimiliki oleh pemerintah sendiri. Pemerintah juga mengenakan pajak secara langsung kepada wisatawan jika mereka melakukan transaksi yang tergolong kena pajak. Biasanya di banyak negara dikenal sebagai service tax, yang umumnya sebesar 10% untuk transaksi di hotel dan restoran. Pajak ini berbeda dari pajak yang sumbernya dari keuntungan hotel dan restoran yang diuraikan sebelumnya. 5. Penyerapan tenaga kerja
Banyak individu menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari sektor lain. Baik sektor pariwisata maupun sektor-sektor lain yang berhubungan dengan sector pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan kerja yang menyerap begitu banyak tenaga kerja. 6. Multiplier effects Efek multiplier merupakan efek ekonomi yang ditimbulkan kegiatan ekonomi pariwisata terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan suatu wilayah (daerah, negara) tertentu. Jika seorang wisatawan mengeluarkan 1 USD atau mungkin 1.000 USD, uang tersebut akan menjadi pendapatan bagi penerimanya, misalnya pemilik toko souvenir. Pemilik toko souvenir tersebut memakai uang tersebut seluruhnya atau sebagian untuk membeli bahan-bahan kerajinan souvenir-nya untuk dijual kembali di tokonya, membayar gaji karyawan tokonya, membayar pajak, listrik, air dan seterusnya. Penerima uang dari pemilik toko souvenir ini kembali menjadi sumber pendapatan bagi pihak lain. Ini adalah perputaran uang yang ketiga setelah wisatawan - pemilik toko - pemilik bahan kerajinan, karyawan, dan lainnya. Semakin panjang perjalanan uang tersebut, jumlahnya akan semakin mengecil karena mungkin sebagaian dari pendapatan tersebut disimpan atau ditabung oleh masing-masing pihak, atau bahkan mungkin keluar dari perputaran aktivitas ekonomi di wilayah tersebut. Sebagai contoh, pemilik hotel dan restoran dengan jaringan internasional seringkali tidak berasal dari warga negara di tujuan wisata tetapi berasal dari luar negeri sehingga hal ini menimbulkan kebocoran ekonomi (economic leakage). Rasio antara total pengeluaran dari setiap putaran ekonomi dibanding dengan jumlah asli atau permulaan yang dikeluarkan oleh wisatawan dinamakan multiplier. Dari contoh di atas, jika pengeluaran wisatawan yang 1.000 USD mampu mendorong berputarnya mesin ekonomi sejauh tiga tahapan seperti di atas, dengan total pengeluaran dari ketiga tahap tersebut 1.250 USD, maka dikatakan memiliki efek multiplier sebesar 1,25. Terdapat beragam efek multiplier yang dapat
dihitung dari kegiatan pariwisata, yaitu expenditure, employment, income, dan sebagainya. Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal Wisatawan dan masyarakat lokal sering berbagi fasilitas untuk berbagai kepentingan. Dalam beberapa kasus, keberadaan pariwisata di suatu daerah atau negara tujuan wisata menjadi perbedaan ktitis dari nilai ekonomi fasilitas pariwisata tersebut. Banyaknya wisatawan mendatangkan keuntungan yang cukup besar sehingga suatu fasilitas dapat digratiskan pemanfaatannya bagi masyarakat lokal. Contohnya adalah wisata bahari Hanauma Bay Hawaii, USA. Hanauman Bay menyediakan fasilitas konservasi karang laut dengan berbagai jenis ikan, penyu, fasilitas diving, dan rekreasi perairan yang sangat indah. Hanauma Bay menjadi tujuan wisata yang sangat favorit bersama Pantai Waikiki. Tempat ini tiap tahunnya dikunjungi lebih dari lima juta orang (bandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia yang terdiri dari 33 propinsi, yang bahkan belum mencapai angka enam juta orang). Bagi wisatawan asing dikenai biaya USD 5 untuk tiket masuk sedangkan bagi wisatawan lokal dan pemegang kartu residen Hawaii atau pemegang kartu pelajar/mahasiswa untuk sekolah dan universitas di Hawaii digratiskan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Kerlinger dalam Sugiyono (2006 : 7) mengemukakan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Survey dapat memberikan manfaat untuk tujuan-tujuan deskriptif, membantu dalam hal membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dan juga untuk pelaksanaan evaluasi. Survey dapat dilakukan dengan cara sensus maupun sampling terhadap hal-hal yang nyata dan tidak nyata.
3.2. Lokasi Penelitian Peneliti mengambil lokasi penelitian di 20 obyek wisata di Kabupaten Kuningan sebagai sampel untuk memperoleh data primer. Selain itu penelitian juga dilakukan di Bappeda, Disparbud, dan Dispenda Kabupaten Kuningan untuk memperoleh data sekunder.
3.3. Jenis Data Penelitian Jenis data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Husein Umar (2005 : 42) mengatakan data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain.
3.4. Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian terdiri dari :
1. Unsur manusia yaitu peneliti terlibat langsung dalam diskusi interaktif atau Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para stakeholder di lingkungan aparatur pemerintah daerah, unsur informan yang terdiri dari pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan, Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Kuningan, dan pengunjug obyek wisata di Kabupaten Kuningan. 2. Unsur non manusia sebagai data pendukung penelitian.
3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: 1. Kuesioner melalui penyebaran daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden (pengunjung obyek wisata) dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. 2. Wawancara/interview dengan pejabat terkait yaitu dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten Kuningan, Bappeda, dan Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Kuningan. 3. Observasi, melalui pengamatan langsung dan tidak langsung terhadap obyek penelitian. 4. Studi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data di basis data melalui studi kepustakaan dan browsing di internet. 5. Focus Group Discussion (FGD) melalui diskusi interaktif yang melibatkan para stakeholder.
3.6. Metode Penarikan Sampel Metode penarikan sampel yang dilakukan adalah penarikan sampel secara kluster (cluster sampling). Menurut Jogiyanto (2005 : 70), cluster sampling dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian disebut cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih secara random. Item-item data yang berada dalam cluster yang terpilih merupakan sampelnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua obyek wisata di Kabupaten Kuningan sebanyak 38 buah, sedangkan yang diambil sebagai sampel sebanyak 20 obyek penelitian sebagai berikut : Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian No. Nama Obyek Wisata 1. Cigugur 2. Cibulan 3. Balong Dalem 4.
Linggarjati Indah
5.
Sangkanhurip Alami
6.
Curug Sidomba
7.
Situ Musium Taman Purbakala Cipari Balong Keramat Darmaloka Waduk Darma Gedung Perundingan Linggajati Lembah Cilengkrang
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Alamat Jl. Raya Cigugur, Kec. Cigugur Desa Maniskidul, Kec. Jalaksana Desa Babakan Mulya, Kec. Jalaksana Jl. Linggarjati No. 4 Desa Linggasana, Kec.Ciganda Mekar Jl. Pemandian Air Panas Sangkan-hurip, Kec. Ciganda Mekar Jl. Sidomba No.1 Desa Peusing, Kec. Jalaksana Jl. Purbakala Desa Cipari, Kec. Cigugur Desa / Kec. Darma Desa Jagara, Kec. Darma Desa Linggajati, Kec. Cilimus
Desa Pajambon, Kec. Karamatmulya Talaga Remis Desa Kaduela, Kec. Pasawahan Talaga Nilem (potensi) Desa Kaduela, Kec. Pasawahan Taman Rekreasi Desa Panawuan, Kec. Ciganda Salsabila Mekar Balong Kambang Desa / Kec. Pasawahan Pasawahan Sitonjul Desa Sangkan Hurip, Kec. Ciganda Mekar Situ Cicerem Desa Kaduela, Kec. Pasawahan Curug Bangkong Desa Kertawirama, Kec. Nusa Herang Curug Landung Desa Cisantana, Kec. Cigugur (potensi) Ciangir Desa Ciangir, Kec. Cibingbin Kolam Renang Tirta Desa Luragung Agung Mas Kolam Renang ABN Desa Cihideung Girang Kec.
Keterangan Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10 Sampel 11 Sampel 12 Sampel 13
Sampel 14
Sampel 15
23. 24.
25. 26.
27. 28. 29. 30.
Kolam Renang Sanggariang Perkebunan Salak, Durian dan Wisata Kuliner Bin Amar Agro Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat Cagar Budaya Nasional Paseban Tri Panca Tunggal Gua Indrakila Pemandian Air Panas Subang Curug Putri Situ Jangggala
31.
Cidahu Jl. Siliwangi 75 Kuningan
Sampel 16
Desa Cipondok Kec. Cibingbin
Desa Cisantana Kec. Cigugur Desa Sukamulya Kec. Cigugur
Sampel 17
Desa / Kec. Karangkancana Desa / Kec. Subang Desa Cisantana Kec. Cigugur Desa Panawuan Kec. Ciganda Mekar Desa Cibeureum Kec. Cilimus
Sampel 18 Sampel 19
Bumi Perkemahan Cibeureum 32. Lamping Sibilik Desa Sukasari Kec. Mandirancan 33. Buper dan Jalur Desa Cisantana Kec. Cigugur Pandakian Palutungan 34. Bumi Perkemahan Desa Paniis Kec. Pasawahan Sampel 20 Paniis 35. Buper dan Jalur Desa Linggajati Kec. Cilimus Pendakian Cibunar 36. Puteran (potensi) Desa Tundagan Kec. Hantara 37. Embah Dalem Cageur DesaCageur Kec. Darma (potensi) 38. Kebon Balong Desa sangkanhurup Kec. (potensi) Ciganda Mekar Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
3.7. Teknik Analisis Data Metode analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum ataupun generalisasi (Sugiyono, 2010 : 208). Statistik deskriptif dilakukan pada sejumlah populasi dan dari populasi tersebut diambil sampel. Statistik deskriptif membuat suatu kumpulan data mentah menjadi informasi
yang ringkas dan menjadi lebih dipahami. Untuk memudahkan analisis data, digunakan alat bantu Software SPSS release 19. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pendapat pengunjung tentang obyek wisata di Kabupaten Kuningan berbentuk check list dengan skala Likert sebagai berikut : STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju TDM = Tidak Dapat Menentukan S = Setuju SS = Sangat Setuju Setiap alternatif jawaban diberi skor yaitu sebagai berikut : Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban Dalam Instrumen No. 1. 2. 3. 4. 5.
Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Tidak Dapat Menentukan 3 3 (TDM) Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 Alternatif Jawaban
Responden adalah pengunjung 20 obyek wisata di Kabupaten Kuningan sebagai sampel. Dari tiap-tiap obyek wisata diambil secara random 2 orang pengunjung, sehingga responden seluruhnya sebanyak 40 orang.
3.8. Waktu dan Tahapan Penelitian Agenda penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Agenda Penelitian Jenis Kegiatan Penyusunan dan persetujuan Usul Penelitian Perumusan dan penyempurnaan instrumen penelitian Studi pendahuluan untuk menentukan lokasi penelitian Pengumpulan data di lapangan Pengolahan dan analisis data Penyusunan laporan Publikasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah
I
II
III
Minggu ke IV V VI
VI VIII
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Kuningan Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi jawa Barat bagian timur. Kabupaten Kuningan terletak terletak pada titik koordinat 108° 23' 108° 47' Bujur Timur dan 6° 47' - 7° 12' Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45' - 7° 50' Lintang Selatan dan 105° 20' - 108° 40' Bujur Timur. Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat, Kabupaten Kuningan berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif pemerintahan, Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa Kabupaten Kuningan berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon.
Sebelah Timur : Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka. Visi Kabupaten Kuningan yaitu “Kuningan Lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan
Pariwisata yang Maju dalam Lingkungan Lestari dan Agamis Tahun 2013”. Sedangkan misinya yaitu : 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan pembangunan manusia melalui akselerasi peningkatan derajat pendidikan, kesehatan, dan daya beli. 2. Meningkatkan pengembangan agropolitan dan kepariwisataan daerah melalui penguatan sarana dan prasarana, sinergitas sektor dan wilayah, serta produktvitas dengan berorientasi pada pemberdayaan perekonomian rakyat. 3. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang agamis, harmonis, dan bersatu.
4. Meningkatkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka Kabupaten Konservasi dengan berorientasi pada perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari. Jumlah penduduk Kabupaten Kuningan pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.145.597 jiwa dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2010 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kecamatan Kadugede Ciniru Subang Ciwaru Cibingbin Luragung Lebakwangi Garawangi Kuningan Ciawigebang Cidahu Jalaksana Cilimus Mandirancan Selajambe Kramatmulya Darma Cigugur Pasawahan Nusaherang Cipicung Pancalang Japara Cimahi Cilebak Hantara Karangkancana Cibeureum Kalimanggis
Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan 12.316 12.269 11.282 10.846 8.203 8.430 18.871 17.678 21.822 21.039 19.891 19.783 21.537 21.538 19.652 20.154 43.676 43.002 48.480 45.572 23.872 22.575 21.521 21.086 23.747 23.368 12.077 12.204 7.352 7.424 26.001 24.843 29.546 27.932 22.136 20.889 12.501 12.021 10.111 10.058 14.477 14.221 14.839 13.594 10.942 10.466 18.952 19.509 5.938 5.592 7.305 7.168 10.446 9.710 11.339 11.046 11.974 12.314
Jumlah 24.585 22.127 16.633 36.549 42.861 39.674 43.075 39.806 86.678 94.052 46.447 42.602 47.115 24.281 14.776 50.844 57.478 43.025 24.522 20.168 28.698 28.433 21.408 38.461 11.530 14.473 20.156 22.385 24.288
30 31 32
Maleber 21.466 25.403 46.869 Sindangagung 20.707 16.213 36.920 Cigandamekar 17.817 16.855 34.672 580.796 564.801 1.145.597 Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kuningan, 2011 Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui jumlah penduduk paling banyak adalah di Kecamatan Ciawigebang (94.052 jiwa), sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Kecamatan Cilebak (11.530 jiwa). Pemerintah Kabupaten Kuningan terus berusaha meningkatkan pembangunan di segala bidang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat dari indikator sebagai berikut : Tabel 4.2 Indikator Keberhasilan Pembangunan Kabupaten Kuningan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Indikator LPP (%) Angka Harapan Hidup (Tahun) Angka Kematian Bayi / AKB (%) Angka Melek Huruf / AMH (%) Rata-rata Lama Sekolah / RLS Daya Beli (Rp.000) PDRB Konstan (Rp.juta) PDRB Perkapita (Rp.) Laju Pertumbuhan Ekonomi / LPE (%) Indeks Pembangunan Manusia / IPM Jumlah Kepala Keluarga / KK Jumlah KK Miskin % KK Miskin Jumlah Pengangguran (orang) Pengangguran (%)
Tahun 2010 0,48 70,76 9,65 97,74 8,48 549,10 3.967.091,02 3.729.583,71 4,99 72,61 315.989 39.508 12,5 27.158 5,17
Sumber : Bappeda Kabupaten Kuningan, 2011 Berdasarkan data pada tabel di atas, pembangunan di Kabupaten Kuningan selama ini cukup berhasil.
4.2. Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan 4.2.1. Potensi Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan Kabupaten Kuningan memiliki potensi yang besar dalam PAD-nya, salah satunya adalah dari sektor pertanian dan pariwisata yang merupakan keunggulan kompetitif Kabupaten Kuningan karena letak dan kondisi geografisnya di daerah dataran tinggi dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur. Oleh karena itu arah pembangunan Kabupaten Kuningan dalam posisi ini akan berperan sebagai buffer zone, yang secara global akan memberikan daya dukung berupa catchment area, penyedia air bersih, pereduksi polusi/karbon, jasa pariwisata dan alternatif hunian yang nyaman. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Kuningan dalam meningkatkan PAD, sehingga dalam rencana pembangunan menempatkan pariwisata sebagai komponen pembangunan yang utama. Kabupaten Kuningan memiliki 38 obyek wisata yaitu : Tabel 4.3 Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan No.
Nama dan Lokasi Obyek Wisata
I.
Kecamatan Cigugur : 1. Obyek Wisata Cigugur 2. Situs Musium Taman Purbakala Cipari 3. Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat 4. Cagar Budaya Nasional Paseban Tri Panca Tunggal 5. Curug Putri 6. Curug Landung (Potensi) 7. Buper dan Jalur Pandakian Palutungan Kecamatan Ciganda Mekar : 1. Sangkanhurip Alami 2. Taman Rekreasi Salsabila 3. Sitonjul 4. Situ Jangggala 5. Linggarjati Indah 6. Kebon Balong (Potensi) Kecamatan Pasawahan : 1. Talaga Remis 2. Talaga Nilem (potensi)
II .
III.
Pengelola PDAU Disparbud Swasta Swasta Perhutani TNGC Swasta Swasta Pemdes Swasta Swasta PDAU -
IV.
V.
VI.
VII.
VIII. IX. X. XI. XII. XIII. XIV. XV. XVI.
3. Balong Kambang 4. Situ Cicerem 5. Bumi Perkemahan Paniis Kecamatan Cilimus : 1. Gedung Perundingan Linggajati 2. Bumi Perkemahan Cibeureum 5. Buper dan Jalur Pendakian Cibunar Kecamatan Jalaksana : 1. Cibulan 2. Balong Dalem 3. Curug Sidomba Kecamatan Darma : 1. Waduk Darma 2. Balong Keramat Darmaloka 3. Embah Dalem Cageur (Potensi) Kecamatan Cibingbin : 1. Perkebunan Salak, Durian dan Wisata Kuliner Bin Amar Agro 2. Ciangir Kecamatan Kramat Mulya : 1. Lembah Cilengkrang Kecamatan Luragung : 1. Kolam Renang Tirta Agung Mas Kecamatan Nusa Herang : 1. Curug Bangkong Kecamatan Cidahu : 1. Kolam Renang ABN Kecamatan Kuningan : 1. Kolam Renang Sanggariang Kecamatan Karangkancana : 1. Gua Indrakila Kecamatan Subang : 1. Pemandian Air Panas Subang Kecamatan Mandirancan : 1. Lamping Sibilik Kecamatan Hantara : 1. Puteran (Potensi)
Pemdes Pemdes PDAU Disparda Pemdes PDAU Pemdes PDAU Swasta PDAU Pemdes Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Pemdes Swasta Swasta
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
-
Berdasarkan tabel di atas diketahui dari sebanyak 38 obyek wisata di Kabupaten Kuningan, 5 obyek wisata diantaranya atau 13 % masih merupakan potensi yang perlu dikembangkan. Jika dilihat dari lokasinya, diketahui bahwa dari 32 kecamatan di Kabupaten Kuningan, hanya 16 kecamatan atau 50 % yang mempunyai obyek wisata. Obyek wisata paling banyak adalah di Kecamatan Cigugur yaitu sebanyak 7 obyek wisata. Sebelum tahun 2010, dari sebanyak 38 obyek wisata tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparda) Kabupaten Kuningan hanya mengelola lima obyek wisata (satu diantaranya bekerja sama dengan swasta). Adapun obyek-obyek swasta lainnya dikelola oleh Perhutani, Pemerintah Desa setempat dan swasta. Deskripsi singkat obyek-obyek wisata itu dapat dilihat pada lampiran. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 8 Tahun 2009, didirikan Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Darma Putra Kertaraharja. PDAU mulai beroperasi pada tanggal 22 Maret 2010 dengan ditandai dilantiknya Dewan Direksi oleh Bupati Kuningan. Sejak saat itu secara bertahap, PDAU mengambil alih pengelolaan beberapa obyek wisata yang semula dikelola oleh Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak ketiga. Sejalan dengan visi Kabupaten Kuningan yaitu "Mewujudkan Kuningan Sebagai Kota Pariwisata dan Konservasi" dan agar pengelolaan obyek wisata lebih profesional, maka berdasarkan SK Bupati Nomor 180/KPTS.251-Huk/2010, Bupati Kuningan menunjuk PDAU untuk mengelola dan mengembangkan 9 obyek wisata yang berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), salah satunya adalah obyek wisata kolam terapi ikan Cigugur. PDAU memiliki komitmen untuk menjadi ujung tombak perekonomian Kabupaten Kuningan dengan dilandasi Spirit C4 yaitu Clean (Bersih), Committed (Berkomitmen), Capable (Berkemampuan), dan Competitive (Berdayasaing). PDAU berkomitmen untuk mengembangkan berbagai potensi usaha yang ada di Kabupaten Kuningan dan Indonesia untuk diproses/diolah menjadi sesuatu produk/jasa yang memiliki nilai tambah yang tinggi sehingga dapat menciptakan multiplier effect yang positif dan berkelanjutan. Bidang usaha yang akan digarap oleh PDAU sejalan dengan
Visi dan Misi Kabupaten Kuningan yaitu Agribisnis, Pariwisata, Energi, Kesehatan, Perdagangan, dan Jasa lainnya. Visi PDAU sendiri yaitu “Membangun Perusahaan Daerah yang Sehat, Mandiri, Professional, Berdaya Saing, dan Menjadi Ujung Tombak Perekonomian Kabupaten Kuningan”. Adapun misi PDAU yaitu : 1. Mengembangkan perekonomian masyarakat Kabupaten Kuningan. 2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. 3. Memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kuningan. 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Menciptakan peluang usaha dan peluang kerja. 6. Menggali dan mengembangkan potensi lokal sebagai kekuatan bisnis. Sesuai dengan namanya, PDAU bergerak dalam bidang aneka usaha tetapi yang dominan adalah usaha di bidang pariwisata. PDAU memiliki 8 unit/sub bagian yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer dan 6 diantaranya bergerak dalam bidang pariwisata yang memiliki potensi besar yaitu : 1. Manajer Objek Wisata Cigugur. 2. Manajer Objek Wisata Talaga Remis. 3. Manajer Objek Wisata Paniis. 4. Manajer Objek Wisata Balong Dalem. 5. Manajer Objek Wisata Waduk Darma. 6. Manajer Objek Wisata Cibunar. 7. Manajer Linggarjati Organizer. 8. Manajer Pupuk Organik Selain 38 obyek wisata yang telah disebutkan di atas, Kabupaten Kuningan juga memiliki potensi berupa situs (20 buah) dan seni budaya tradisional (14 jenis) yaitu :
Tabel 4.4 Situs dan Seni Budaya Tradisional Kabupaten Kuningan No.
Jenis
Nama dan Lokasi
1.
Situs
Adipati Ewangga (Kuningan), Aria Kemuning (Kuningan), Eyang Weri (Kuningan), Cangkuang (Kuningan), Hasan Eyang Maolani (Kuningan), Taman Purbakala (Cipari), Pasanggrahan Dipati Ewangga (Cigugur), Gedung Paseban Tri Panca Tunggal (Cigugur), Kompleks Arca (Palutungan), Batu Tili (Cigugur), Gedung Perundingan Linggarjati (Cilimus), Lingga Sagarahiyang (Darma), Untap-untap Sanghiyang Panten (Darma), Darmaloka (Darma), Balong Kagungan (Karamatmulya), Monumen Tentara Pelajar (Jalaksana), Patilasan Prabu Siliwangi (Cibulan), Batu Yoni (Ciawigebang), Gua Indrakila (Karangkencana), Gunung Gentong (Subang)
2.
Seni budaya tradisional
Sapton, Seren Taun, Sintren, Kawin Cai, Pesta Dadung, Cingcowong, Babarit Desa, Tari Buyung, Goong Renteng, Gemyung, Tayub, Kuda Lumping, Seni Buroq, Pajang Jimat.
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012 Kabupaten Kuningan juga memiliki kuliner khas dan cinderamata yaitu : Tabel 4.5 Kuliner Khas dan Cinderamata Kabupaten Kuningan No. 1.
Jenis Makanan khas
Nama Tape ketan/peuyeum, gemblong/ketempling, leupeut dan koecang, kripik gadung, opak baker, kripik singkong, cuhcur, angling, papais monyong, wajit subang, emping keripik melinjo, raginang, kupat tahu (hucap), gemet (dage saemet), sop tutut, rujak kangkung.
2.
Minuman khas
Jeruk nipis, wedang jahe, wedang koneng, cuwing, sirop limus.
3.
Cinderamata
Peti antik, celengan bamboo, batu cincin, kerang lukis, timah putih, pernak-pernik, anyaman bambu, kerajinan kayu
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan juga didukung oleh sarana lainnya yaitu: Tabel 4.6 Sarana Pendukung Pariwisata di Kabupaten Kuningan No.
Sarana Pendukung
Jumlah
1.
Restoran / Rumah Makan
44 buah
2.
Hotel / Penginapan
36 buah
3.
Tempat Oleh-oleh Khas Kuningan
7 buah
4.
Toserba
11 buah
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012 Situs, seni budaya tradisional, kuliner khas, cinderamata dan sarana pendukung pariwisata di atas merupakan potensi dalam meningkatkan PAD karena semuanya memiliki daya tarik bagi wisatawan. Berikut ini disajikan data kunjungan wisata ke beberapa obyek wisata di Kabupaten Kuningan tahun 2009 sampai dengan 2011, baik wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman) : Tabel 4.7 Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan Tahun 2009 - 2011 No.
Obyek Wisata
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Cigugur Cibulan Balong Dalem Linggarjati Indah Sangkanhurip Alami Curug Sidomba Taman Purbakala Cipari Balong Keramat Darmaloka Waduk Darma Gedung Perundingan Linggajati Lembah Cilengkrang Talaga Remis Talaga Nilem (potensi) Taman Rekreasi Salsabila
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
2009 Wisdom Wisman 17.713 145.220 5 978 101.399 46.916 10.298 8.040 12
2010 Wisdom Wisman 58.886 171.458 200 128.656 58.886 16.802 11.548 12
2011 Wisdom Wisman 92.719 182.379 6.370 122.050 64.571 5.047 9.471 -
10.180
-
4.090
-
-
-
42.750 65.298
262
54.000 75.102
255
19.522 72.650
208
13.110 27.510 -
-
18.210 19.072 -
-
29.641 42.617 -
-
-
-
-
-
-
-
15 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
25. 26.
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Balong Kambang Pasawahan Sitonjul Situ Cicerem Curug Bangkong Curug Landung (potensi) Ciangir Kolam Renang Tirta Agung Mas Kolam Renang ABN Kolam Renang Sanggariang Perkebunan salak, durian dan wisata kuliner Bin Amar Agro Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat Cagar Budaya Nasional Paseban Tri Panca Tunggal Gua Indrakila Pemandian Air Panas Subang Curug Putri Situ Jangggala Bumi Perkemahan Cibeureum Lamping Sibilik Buper dan Jalur Pandakian Palutungan Bumi Perkemahan Paniis Buper dan Jalur Pendakian Cibunar Puteran (potensi) Embah Dalem Cageur (potensi) Kebon Balong (potensi)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
75.986
-
48.005
-
37.177
-
17.709 35.831
-
9.398 32.632
-
31.192
-
-
-
-
-
350
-
-
-
3.650
-
5.295
-
-
-
1307
-
1482
-
-
-
472 -
-
550 -
-
1.599
-
632
-
300
-
16.814
-
50.288
-
68.657
-
12.028
-
17.522
-
56.918
-
10.124
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa secara umum kunjungan wisata ke beberapa obyek wisata cenderung meningkat. Meskipun demikian, kunjungan wisata ke beberapa obyek wisata yang terkenal justru menurun pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 yaitu di Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Taman Purbakala Cipari, Waduk darma, Gedung Perundingan Linggarjati, Kolam renang Tirta Agung Mas, dan Kolam Renang ABN.
Sebagian besar wisatawan adalah wisatawan domestik, sedangkan wisatawan mancanegara tercatat hanya mengunjungi Taman Purbakala Cipari dan Gedung Perundingan Linggarjati. Hal ini sesuai dengan minat wisatawan mancanegara yang lebih tertarik pada obyek wisata yang bernilai sejarah dan/atau bersifat mendunia seperti Gedung Perundingan Linggarjati. 4.2.2. Hasil Kuesioner Kepuasan Pengunjung Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan Penelitian dilakukan juga dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung di 20 obyek wisata yang terpilih sebagai sampel. Dari tiap-tiap obyek wisata diambil sampel pengunjung sebanyak 2 orang, sehingga seluruh responden berjumlah 40 orang. Kuesioner terdiri dari 11 item pernyataan. Kuesioner disebarkan dengan maksud untuk mengukur kepuasan pengunjung terhadap obyek wisata. Hasil kuesioner yaitu sebagai berikut : 1. Deskripsi Responden Identitas responden yaitu sebagai berikut : Tabel 4.8 Identitas Responden No. 1.
Identitas Responden Jenis Kelamin
Uraian
Laki-laki Perempuan Jumlah 2. Usia < 26 tahun 26 – 35 tahun 36 – 50 tahun > 50 tahun Jumlah 3. Pendidikan SMA D3 S1 S2 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Frekuensi (Orang) 28 12 40 25 11 3 1 40 22 3 14 1 40
Prosentase (%) 70,0 30,0 100,0 62,5 27,5 7,5 2,5 100,0 55,0 7,5 35,0 2,5 100,0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden sebagian besar
(70,0 %)
adalah laki-laki dengan usia sebagian besar (62,5 %) kurang dari 26 tahun dan tingkat pendidikan sebagian besar (55,0 %) adalah SMA. 2. Hasil Kuesioner Hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Kuesioner No.
Pernyataan
1.
Tempat ini merupakan salah satu obyek wisata terbaik yang saya kunjungi. Obyek wisata ini telah dikelola dengan baik. Tempat ini tidak senyaman sebagaimana harapan saya sebelumnya. Saya puas dengan sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata ini. Layanan terhadap pengunjung obyek wisata ini telah dilaksanakan dengan baik. Lokasi obyek wisata ini mudah dicapai, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Saya sungguhsungguh menikmati obyek wisata ini. Saya merasa kecewa terhadap keputusan saya untuk mengunjungi tempat ini. Informasi tentang obyek wisata ini dengan mudah saya peroleh dari berbagai macam sumber.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Frekuensi dan Prosentase Jawaban Responden Total STS TS TDM S SS 9 4 23 4 40 (22,5 %) (10,0 %) (57,5 %) (10,0 %) (100,0 %) -
3 (7,5 %)
8 (20,0 %)
26 (65,0 %)
3 40 (7,5 %) (100,0 %)
-
6 (15,0 %)
5 (12,5 %)
25 (62,5 %)
4 40 (10,0 %) (100,0 %)
-
5 (12,5 %)
10 (25,0 %)
23 (57,5 %)
2 40 (5,0 %) (100,0 %)
-
4 (10,0 %)
11 (27,5 %)
24 (60,0 %)
1 40 (2,5 %) (100,0 %)
2 (5,0 %)
7 (17,5 %)
3 (7,5 %)
19 (47,5 %)
9 40 22,5 %) (100,0 %)
-
4 (10,0 %)
3 (7,5 %)
27 (67,5 %)
6 40 (15,0 %) (100,0 %)
-
2 (5,0 %)
1 (2,5 %)
24 (60,0 %)
13 40 (32,5 %) (100,0 %)
-
8 (20,0 %)
1 (2,5 %)
26 (65,0 %)
5 40 (12,5 %) (100,0 %)
10.
11.
Mengunjungi obyek wisata ini merupakan pengalaman yang membahagiakan. Saya yakin mengunjungi obyek wisata ini adalah tindakan yang benar. Total
-
4 (10,0 %)
3 (7,5 %)
30 (75,0 %)
3 40 (7,5 %) (100,0 %)
-
3 (7,5 %)
4 (10,0 %)
27 (67,5 %)
6 40 (15,0 %) (100,0 %)
2
55
53
274
56
-
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Tabel 4.10 Analisis Statistik Deskriptif No. Item 1
2 3
4
5
6
7 8
9
10
11
Sumber
Pernyataan Tempat ini merupakan salah satu obyek wisata terbaik yang saya kunjungi. Obyek wisata ini telah dikelola dengan baik. Tempat ini tidak senyaman sebagaimana harapan saya sebelumnya. Saya puas dengan sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata ini. Layanan terhadap pengunjung obyek wisata ini telah dilaksanakan dengan baik. Lokasi obyek wisata ini mudah dicapai, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Saya sungguh-sungguh menikmati obyek wisata ini. Saya merasa kecewa terhadap keputusan saya untuk mengunjungi tempat ini. Informasi tentang obyek wisata ini dengan mudah saya peroleh dari berbagai macam sumber. Mengunjungi obyek wisata ini merupakan pengalaman yang membahagiakan. Saya yakin mengunjungi obyek wisata ini adalah tindakan yang benar. Total : Hasil Penelitian, 2012
3,55
4
142
200
Prosentase Hasil Kuesioner 2) 71,0 %
3,73
4
149
200
74,5 %
3,68
4
147
200
73,5 %
3,55
4
142
200
71,0 %
3,55
4
142
200
71,0 %
3,65
4
146
200
73,0 %
3,88
4
155
200
77,5 %
4,20
4
168
200
84, 0 %
3,70
4
148
200
74,0 %
3,80
4
152
200
76,0 %
3,90
4
156
200
78,0 %
-
-
1647
2200
74,9 % 3)
Hasil Mean Modus
Sum
Skor Ideal (Tertinggi) 1)
Keterangan : 1) Jumlah responden x Jumlah Item x Skor Tertinggi = 40 x 1 x 5 = 200 2) [ Sum : Skor ideal (tertinggi) ] x 100 % 3) (1647 : 2200) x 100 %
Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada pengunjung obyek wisata di Kabupaten Kuningan, diketahui bahwa kepuasan pengunjung sudah baik sebagaimana terlihat dari nilai mean (rata-rata) yang berkisar antara 3,55 sampai dengan 4,20 dengan modus 4. Prosentase keseluruhan tingkat kepuasan pengunjung adalah sebesar 74,9 %. Meskipun demikian, berdasarkan hasil kuesioner masih ditemukan beberapa kelemahan pada obyek wisata yaitu: a. Belum optimalnya sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata. b. Hambatan dalam akses angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mencapai obyek wisata. c. Kualitas pelayanan yang belum optimal kepada pengunjung obyek wisata. d. Informasi tentang obyek wisata di Kabupaten Kuningan belum sepenuhnya dengan mudah dapat diperoleh dari berbagai macam sumber.
4.3. Kontribusi Pendapatan dari Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan Berdasarkan Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan Tahun Anggaran 2001 sampai dengan 2011, diketahui bahwa realisasi pendapatan dari sektor pariwisata melebihi target yang direncanakan. Kecuali pada tahun 2006, realisasi hanya 99,5 % karena dari sektor ijin pendakian gunung Ciremai yang tidak mencapai target. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11 Target dan Realisasi PAD Dari Sektor Pariwisata Tahun 2001 – 2011 Tahun
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Prosentase (%)
2001
204.607.000
231.034.625
112,92
2002
258.180.000
272.178.275
105,42
2003
289.666.000
290.919.900
100,43
2004
302.270.160
314.737.070
104,12
2005
347.849.000
353.309.055
101,57
2006
387.358.600
385.516.060
99,5
2007
471.809.000
478.269.550
101,37
2008
541.348.350
544.002.325
100,49
2009
622.550.600
671.154.260
107,81
2010
1.157.788.000
1.205.655.375
104,13
2011
733.305.000
759.839.200
103,62
Sumber : Dispenda Kabupaten Kuningan, 2012 Tabel di atas menunjukkan target PAD dari sektor pariwisata dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami kenaikan, bahkan pada tahun 2010 mengalami kenaikan target hampir dua kali lipat dari tahun 2009. Realisasi PAD dari sektor pariwisata dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 juga terus mengalami kenaikan, bahkan pada tahun 2010 realisasi mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat. Adapun prosentase realisasi berfluktuasi tetapi selalu melebihi target, kecuali pada tahun 2006, realisasinya hanya 99,5 % karena dari sektor ijin pendakian gunung Ciremai tidak mencapai target. Besarnya kontribusi penerimaan dari sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PAD Kabupaten Kuningan Tahun 2001-2011
2001
Penerimaan dari Sektor Pariwisata (Rp) 231.034.625
PAD (Rp.) 12.093.675.538
Prosentase (%) 1,91
2002
272.178.275
16.496.871.043
1,65
2003
290.919.900
20.511.178.117
1,42
2004
314.737.070
24.412.352.859
1,29
2005
353.309.055
31.064.548.152
1,14
2006
385.516.060
35.731.420.985
1,08
2007
478.269.550
43.507.886.549
1,09
2008
544.002.325
42.825.180.706
1,27
2009
671.154.260
63.573.538.311
1,06
2010
1.205.655.375
2.935.375.414
1,65
2011
759.839.200
82.913.615.301
0,92
Rata-rata
-
1,32
Tahun
Sumber : Dispenda Kabupaten Kuningan, 2012 Tabel di atas menunjukkan penerimaan dari sektor pariwisata dari tahun 2001 sampai dengan 2010 terus mengalami kenaikan, bahkan pada tahun 2010 mengalami kenaikan hampir dua kali lipat. Meskipun demikian, kenaikan penerimaan dari sektor pariwisata ini tidak berbanding lurus dengan kenaikan prosentase kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD. Prosentase kontribusinya dari tahun 2001 sampai 2011 berfluktuasi, bahkan dari tahun 2001 sampai tahun 2006 terus mengalami penurunan setiap tahun. Selanjutnya pada tahun 2007 sampai 2011 kembali berfluktuasi. Prosentase kontribusi terendah terjadi di tahun 2011 yaitu hanya 0,92 %. Dari tabel di atas terlihat bahwa kontribusi penerimaan dari sektor pariwisata terhadap PAD selama 11 tahun terakhir (2001-2011) baru berada di kisaran 1 % atau rata-rata 1,32 %. Dengan demikian, kontribusinya masih terdapat peluang untuk lebih ditingkatkan lagi. Kontribusi terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu hanya 0,92 %. Hal terjadi karena adanya pengalihan pengelolaan beberapa obyek wisata dari Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak ketiga kepada PD. Aneka Usaha (PDAU) Kabupaten Kuningan.
Setelah dikelola PDAU, penerimaan dari obyek wisata yang dikelola oleh PDAU tidak masuk ke dalam komponen PAD dari sektor pariwisata tetapi masuk ke dalam pos Bagian Laba Perusahaan Daerah. Meskipun demikian, berdasarkan Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan tahun 2011, PDAU belum memberikan kontribusi PAD berupa Bagian Laba Perusahaan Daerah.
4.4. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Kuningan dalam meningkatkan PAD, sehingga dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Kuningan telah menargetkan menjadi “Kabupaten Agropolitan dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2027”. Target tersebut dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2009-2013 dengan menetapkan tujuan pembangunan selama 5 tahun seperti yang dimuat dalam visi RPJM yaitu “Kuningan Lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata Yang Maju Dalam Lingkungan Yang Lestari dan Agamis Tahun 2013”. Prioritas dan dukungan bagi pengembangan pariwisata akan menempati tempat utama dalam kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah. Hal tersebut didukung pula dengan adanya Rencana Strategis Pembangunan Pariwisata Kabupaten Kuningan 2009-2013 melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dalam rangka meningkatan pariwisata di Kabupaten Kuningan, pemerintah daerah setempat telah menetapkan Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Induk pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA). RIPPDA ini disusun dengan pertimbangan
bahwa
dikembangkan
guna
potensi
kepariwisataan
menunjang
di
Pembangunan
Kabupaten Daerah
Kuningan
dan
perlu
Pembangunan
Kepariwisataan pada khususnya. RIPPDA
adalah
rumusan
pokok-pokok
kebijaksanaan
perencanaan
dan
pemanfaatan pembangunan pariwisata di daerah yang didalamnya mencakup aspek ketataruangan, usaha pariwisata, faktor penunjang dan pengembangan kepariwisataan secara berlanjut dan berwawasan lingkungan. RIPPDA merupakan landasan bagi semua
kegiatan pemanfaatan potensi pariwisata secara optimal, serasi, selaras, seimbang, terpadu, tertib, lestari dan berkelanjutan. RIPPDA berfungsi sebagai : 1. Pedoman pembinaan dan pengembangan kawasan pariwisata, obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana wisata, pemasaran wisata, promosi, kelembagaan kepariwisataan, sumber daya manusia kepariwisataan, serta investasi pembangunan di bidang kepariwisataan. 2. Pedoman bagi pengawasan dan pengendalian pengembangan pariwisata,obyek dan daya tarik wisata. 3. Pedoman penyusunan rencana pembangunan Daerah sub sektor pariwisata. 4. Penjabaran pemanfaatan ruang sub sektor kepariwisataan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kuningan. Ruang Lingkup RIPPDA terdiri atas : 1. Ruang Lingkup wilayah RIPPDA adalah Daerah dengan batas yang ditentukan bedasarkan aspek administratif mencakup wilayah daratan seluas 111.857,55 Ha. Batas-batas wilayah adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Cirebon, sebelah timur dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah, sebelah selatan dengan Kabupaten Ciamis dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Majalengka. 2. Ruang lingkup Pekerjaan RIPPDA memfokuskan pada perencanaan satu atau beberapa obyek wisata yang menjadi atau akan menjadi unggulan Daerah. 3. Ruang lingkup Substansi RIPPDA, meliputi : a. Kebijaksanaan makro dan mikro pariwisata Daerah; b. Obyek dan Daya Tarik Wisata(ODTW); c. Sarana dan Prasarana pendukung wisata; d. Karakteristik Pasar Wisatawan; e. Kawasan wisata unggulan dan prioritas pengembangan wisata; f. Kebijaksanaan, strategi dan program pengembangan kepariwisataan. Kebijaksanaan sektor pariwisata Daerah menurut RIPPDA, meliputi: 1. peningkatan mutu sarana dan prasarana serta pelayanan jasa pariwisata dan jasa penunjang dengan tetap memelihara kebudayaan Daerah;
2. Pembinaan pelestarian peninggalan sejarah dan promosi obyek-obyek pariwisata yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kepariwisataan; 3. Kegiatan kepariwisataan diarahkan untuk penggalian obyek wisata baru. Sasaran pembangunan pariwisata Daerah menurut RIPPDA, yaitu: 1. Terkelolanya seluruh potensi pariwisata secara lebih profesional dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan pengusaha yang sejalan dengan kepentingan penataan ruang, peningkatan pendapatan asli daerah, pengembangan seni dan budaya Daerah serta pelestarian lingkungan; 2. Menjadikan Daerah menjadi daerah tujuan wisata regional Jawa Barat; 3. Memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong penggunaan produk lokal; 4. Menjadikan kegiatan pariwisata menjadi kegiatan masyarakat dan pemerintah. 5. Menjaga kelestarian serta memupuk rasa cinta alam dan budaya serta memperhatikan nilai-nilai agama. RIPPDA juga menetapkan strategi
kebijaksanaan dalam
pengembangan
pariwisata, yaitu: 1. Pengembangan dan penataan obyek serta daya tarik wisata dan menggali obyek dan daya tarik wisata baru. 2. Membangun, mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan. 3. Meningkatkan promosi kepariwisataan untuk mewujudkan Daerah sebagai tujuan wisata. 4. Meningkatkan pendidikan dan latihan kepariwisataan guna lebih terampil dan mampu bagi tenaga usaha pariwisata dan aparat terkait. 5. Menggali, melestarikan dan mengembangkan seni budaya Daerah serta memelihara dan melestarikan benda-benda purbakala sebagai peninggalan sejarah dan aset Daerah. 6. Meningkatkan peranan sektor
pariwisata sebagai lapangan kerja, sumber
Pendapatan Daerah dan masyarakat. 7. Melestarikan dan menertibkan sarana transportasi berciri khas Daerah (delman) yang berdimensi wisata. Adapun strategi pengembangan pariwisata menurut RIPPDA yaitu:
1. Strategi Pengembangan Produk Wisata, meliputi: a. Menata dan mengembangkan produk wisata secara teratur sesuai dengan pasar wisatawan, terutama wisatawan nusantara. b. Mengoptimalkan produk wisata yang mempunyai selling point (nilai jual) secara khusus, untuk pasar wisatawan mancanegara. c. Menata event-event pariwisata secara teratur untuk ditingkatkan menjadi event regional dan nasional. d. Usaha penganekaragaman produk/daya tarik wisata. e. Menata dan mengembangkan produk wisata yang berwawasan lingkungan. f. Menjaga kelokalan dan keaslian, mengatur dan menetapkan agar setiap obyek wisata mempunyai kekhasan sendiri. g. Menggabungkan obyek wisata menjadi satu kesatuan kawasan dan menyatukan kawasan menjadi satu kesatuan daerah tujuan. 2. Strategi pemasaran dan promosi pariwisata, meliputi : a. Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi serta kualitas promosi yang efektif dan kemudahan wisatawan untuk memperoleh semua hal tentang produk wisata yang ada dan siap jual. b. Meningkatkan citra produk wisata Daerah agar mampu bersaing dengan daerahdaerah wisata lainnya yang sudah berkembang di Jawa Barat. c. Meningkatkan peran serta biro perjalanan di Cirebon dan Majalengka untuk menjual produk wisata Daerah. d. Meningkatkan “sadar wisata“ dan sapta pesona di kalangan para pejabat, pengusaha dan masyarakat, agar tumbuh kegiatan wisata yang berwawasan lingkungan. 3. Strategi Pengembangan Aksesibilitas, meliputi: a. Meningkatkan akses antara daerah-daerah yang memiliki potensi wisatawan, khususnya jalur Bandung- Majalengka- Kuningan –Cirebon. b. Menata sistem penunjuk jalan/rambu-rambu lalu-lintas yang mempermudah para wisatawan untuk mencapai obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di Daerah. c. Terintegrasi dengan sektor yang lain. 4. Strategi pengembangan prasarana untuk menunjang kegiatan pariwisata meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan prasarana pariwisata yang meliputi : jalan, jembatan, air bersih, listrik, telepon disesuaikan dengan arah perkembangan objek dan daya tarik wisata. b. Pemenuhan kebutuhan prasarana pariwisata secara bertahap diusahakan pada objek-objek dan daya tarik wisata unggulan atau yang sudah berkembang yang seterusnya menyebar ke setiap objek dan daya tarik wisata lainnya. c. Penetapan legalitas kewenangan dan pungutan. 5. Strategi pengembangan usaha, meliputi: a. Mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi dunia usaha kepariwisataan dan memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengusaha yang akan menanamkan modalnya dalam bidang pariwisata. b. Membina pengusaha pariwisata menengah dan kecil dalam upaya peningkatan kualitas jasa usaha pariwisata. c. Menumbuhkan dan mengembangkan profesionalisme. d. Bertahap dan konsisten (tahap eksplorasi, pengembangan, konsolidasi dan stagnat). e. Pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan. Pelaksanaan RIPPDA berbentuk program pembangunan pariwisata daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah, perseorangan, kelompok masyarakat, atau badan usaha swasta yang harus memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Program pembangunan pariwisata Daerah meliputi beberapa tahapan, yaitu: 1. Prioritas Rencana Tindak, meliputi: a. Rencana Tindak Pengembangan Sarana dan Prasarana. b. Pentahapan Insentif dan disinsentif Program Investasi. c. Pentahapan Program Investasi. d. Prosedur Kemitraan. 2. Prioritas Program, meliputi: a. Prioritas Program Penanganan. b. Prioritas Penanganan Kawasan 3. Tahapan Pelaksanaan Program, meliputi: b. Indikasi Program.
c. Indikasi Program Pembangunan Sektoral. d. Indikasi Program Pembangunan. RIPPDA ditetapkan pada tahun 2009 dan mulai efektif diimplementasikan pada tahun 2010. Oleh karena itu, keberhasilan strategi pengembangan pariwisata yang ditetapkan dalam RIPPDA dapat dilihat dari realisasi penerimaan PAD dari sektor pariwisata
tahun
2010
dan
2011
(sesudah
RIPPDA
dilaksanakan)
dengan
membandingkannya dengan tahun 2009 (sebelum RIPPDA dilaksanakan). Mengenai hal tersebut, dengan berdasarkan data pada tabel 4.4 dan 4.5 di muka, maka dapat diketahui bahwa : 1. Berdasarkan data pada Tabel 4.11, nilai nominal realisasi PAD dari sektor pariwisata dibandingkan dengan targetnya, dari tahun ke tahun memang terus meningkat tetapi tidak berbanding lurus dengan prosentasi realisasinya. Pada tahun 2009 (sebelum RIPPDA dilaksanakan), persentase realisasinya adalah sebesar 107,81 %. Tetapi pada tahun 2010 dan 2011 (setelah RIPPDA dilaksanakan), prosentase realisasinya justru terus menurun yaitu sebesar 104,13 % pada tahun 2010 dan 103,62 % pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh adanya pengalihan pengelolaan beberapa obyek wisata dari Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak ketiga kepada PD. Aneka Usaha. 2. Berdasarkan data pada Tabel 4.12, nilai nominal kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD memang terus mengalami kenaikan, tetapi tidak berbanding lurus dengan prosentase kontribusinya. Pada tahun 2009 (sebelum RIPPDA dilaksanakan) prosentase kontribusinya adalah sebesar 1,06 %, tetapi pada tahun 2010 dan 2011 (setelah RIPPDA dilaksanakan) kontribusinya berfluktuasi yaitu meningkat menjadi 1,65 % pada tahun 2010 tetapi menurun menjadi 0,92 % pada tahun 2011. Hal ini juga disebabkan oleh adanya pengalihan pengelolaan beberapa obyek wisata dari Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak ketiga kepada PD. Aneka Usaha (PDAU), tetapi PDAU sendiri pada tahun 2011 belum memberikan kontribusi berupa Bagian Laba Perusahaan Daerah terhadap PAD.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan relatif besar karena di Kabupaten Kuningan terdapat 38 obyek wisata ditambah sarana dan prasarana pendukung pariwisata lainnya. Jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jawa Barat pada umumnya dan di wilayah Cirebon pada khususnya, potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif yang lebih baik. Meskipun demikian, potensi wisata yang ada di Kabupaten Kuningan belum seluruhnya dikelola secara profesional dan optimal dalam rangka menunjang PAD dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa kepuasan pengunjung obyek wisata sudah baik meskipun belum optimal yaitu sebesar 74,9 %. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kelemahan dalam pengelolaan obyek wisata yaitu : a. Belum optimalnya sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata. b. Hambatan dalam akses angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mencapai obyek wisata. c. Kualitas pelayanan yang belum optimal kepada pengunjung obyek wisata. d. Informasi tentang obyek wisata di Kabupaten Kuningan belum sepenuhnya dengan mudah dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. 2. Kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD selama 11 tahun terakhir (2001-2011) berfluktuasi tetapi baru berada pada kisaran 1 % dengan ratarata sebesar 1,32 % per tahun. Dengan demikian, kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD belum optimal jika dibandingkan dengan potensi pariwisata yang relative besar di Kabupaten Kuningan. Setelah pengelolaan beberapa obyek wisata diserahkan kepada PD. Aneka Usaha (PDAU), kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD pada tahun 2011 menurun menjadi 0,92 % karena pendapatan dari obyek wisata tidak masuk ke dalam pos PAD dari
sektor pariwisata tetapi masuk ke dalam Bagian Laba Perusahaan Daerah. PDAU sendiri pada tahun 2011 belum memberikan kontribusi dalam Bagian Laba Perusahaan Daerah tersebut. 3. Strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan telah ditetapkan dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Tahun 2009 yang meliputi Strategi Pengembangan Produk Wisata, Strategi Pemasaran dan Promosi, Strategi Pengembangan Aksesibilitas, Strategi Pengembangan Prasarana, dan Strategi Pengembangan Usaha. Strategi-strategi tersebut relatif sudah baik dan komprehensif tetapi belum optimal dalam meningkatkan PAD dari sektor pariwisata sebagaimana terlihat dari prosentase realisasi PAD dari sektor pariwisata yang justru menurun setelah RIPPDA dilaksanakan. Strategi lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan adalah dengan mendirikan PD. Aneka Usaha (PDAU) untuk mengelola beberapa obyek wisata yang potensial. Meskipun demikian, keberadaan PDAU sendiri banyak dinilai kontroversial dan belum menampakkan hasil dalam meningkatkan PAD tahun 2011 karena Perusahaan Daerah tersebut baru beroperasi tahun 2010.
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka tim peneliti menyarankan sebagai berikut : 1. Perlu perbaikan dan peningkatan dalam implementasi strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan, yaitu : a. Strategi Pengembangan Produk Wisata :
Peningkatan manajemen pengelolaan pariwisata secara lebih profesional.
Pengelola dan pelaku usaha wisata perlu melakukan diversifikasi atau pengembangan usaha produk wisata secara beragam yang inovatif dan kreatif dengan melibatkan masyarakat di sekitar obyek wisata.
Perlu peningkatan koordinasi dari berbagai instansi dan pihak terkait dalam pengembangan pariwisata.
b. Strategi Pemasaran dan Promosi :
Peningkatan pemasaran dan promosi melalui penyebaran informasi di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik.
Perlu diadakan upaya pemberian insentif misalnya melalui lomba pengelola obyek wisata terbaik untuk memotivasi pengelola obyek wisata dalam meningkatkan pengelolaan obyek wisata.
Meningkatkan “sadar wisata“ dan “sapta pesona” di kalangan para pejabat, pengusaha dan masyarakat agar semua pihak yang berkepentingan mempunyai rasa memiliki sehingga terwujud langkah yang sinergis dalam pengembangan pariwisata.
c. Strategi Pengembangan Aksesibilitas :
Meningkatkan kemudahan akses angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mencapai obyek wisata.
Meningkatkan kemudahan akses informasi agar obyek wisata di Kabupaten Kuningan dapat diakses dengan mudah dari berbagai macam sumber.
d. Strategi Pengembangan Prasarana :
Perlu perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana yang ada di obyek wisata.
e. Strategi Pengembangan Usaha :
Peningkatan kualitas pelayanan kepada pengunjung obyek wisata.
Pengembangan obyek wisata yang masih berupa potensi menjadi obyek wisata yang riil dalam mendukung PAD.
2. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan tidak hanya sebatas dalam tataran normatif dalam bentuk berbagai regulasi tetapi harus bersifat implementatif. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata perlu didukung oleh semua pihak yaitu pejabat Pemerintah Daerah, DPRD, pengusaha dan juga masyarakat. Dalam hal ini diperlukan kerja sama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara sinergis antara berbagai pihak tersebut, sehingga dapat dihindari konflik yang akan berdampak negatif terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan. 3. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan perlu didukung oleh political will yang kuat dari kalangan elit pemerintah daerah dan DPRD dalam bentuk regulasi, program, alokasi anggaran yang memadai, dan debirokratisasi atau kemudahan dalam perijinan usaha pariwisata bagi investor. Selain itu, pengembangan pariwisata juga harus dirasakan sebagai kebutuhan di kalangan grass root yaitu masyarakat,
khususnya masyarakat di sekitar lokasi obyek wisata. Dalam hal ini diperlukan pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat, sehingga di kalangan masyarakat akan tumbuh ”sadar wisata”. Masyarakat harus menyadari potensi wisata di daerahnya yang besar dan harus mempunyai rasa memiliki, sehingga tumbuh budaya “sapta pesona’ yang positif di kalangan masyarakat. Hal ini dapat diupayakan melalui pembentukan komunitas-komunitas sadar wisata dan forumforum
pertemuan
bersama
yang
dilakukan
secara
rutin,
intensif
dan
berkesinambungan. 4. Pemerintah Kabupaten Kuningan perlu memiliki sistem informasi dan database kepariwisataan yang benar-benar akurat yang harus di-update secara rutin, sehingga dapat diketahui potensi riil pariwisata di daerahnya beserta kelemahan, hambatan, tantangan dan peluang yang dihadapi. Sistem informasi dan database ini penting bagi Pemerintah Daerah sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan, pengambilan keputusan dan perumusan strategi pengembangan pariwisata yang tepat. Sistem informasi dan database ini juga penting bagi pihak investor, pengusaha, peneliti, wisatawan dan pihak-pihak lain yang memerlukannya. 5. PD. Aneka Usaha (PDAU) agar mengelola obyek wisata secara lebih profesional dan optimal. Dalam hal ini yang diperlukan bukan hanya strategi intensifikasi atau eksploitasi dengan cara meningkatkan pengelolaan obyek wisata yang sudah ada dan yang masih berupa potensi, tetapi juga strategi ekstensifikasi atau eksplorasi yaitu mencari dan mengembangkan obyek wisata baru di luar obyek wisata yang sudah ada. Dalam tahap ini, potensi pariwisata yang dimiliki merupakan modal dasar yang masih dapat dikembangkan secara lebih optimal, sehingga dirasakan belum perlu membangun obyek wisata yang spektakuler dengan modal yang sangat besar. Dengan demikian, PDAU akan benar-benar dirasakan eksistensi dan peranannya sebagai leading sector dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kuningan. 6. Perlu renegosiasi atau negosiasi ulang yang berkaitan dengan penyerahan atau pengalihan obyek wisata yang sekiranya akan merugikan Pemerintah Kabupaten Kuningan. Hal ini juga penting dilakukan untuk menghindari masalah hukum yang tidak diinginkan di kemudian hari serta konflik dengan warga masyarakat di sekitar obyek wisata. Keberadaan obyek wisata pertama-tama harus dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat sekitar dalam bentuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan. Oleh karena itu, masyarakat sekitar obyek wisata perlu diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk membuka usaha yang menunjang keberadaan obyek wisata tersebut. 7. Untuk ke depan perlu dipikirkan dan dipertimbangkan keberadaan Disparbud Kabupaten Kuningan yang selama ini menjadi leading sector bidang pariwisata dan kebudayaan. Hal ini perlu dilakukan setelah pengelolaan beberapa obyek wisata diserahkan dari Disparbud kepada PDAU, sementara di tingkat pusat urusan kebudayaan kembali diintegrasikan ke dalam Kementerian Pendidikan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan apakah Disparbud Kabupaten Kuningan tetap dipertahankan atau dibubarkan. Hal itu perlu dikaji secara komprehensif oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dengan melakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja secara akurat dan obyektif. 8. Sesuai dengan Term of Reference (ToR) yang ditetapkan Bappeda Kabupaten Kuningan, penelitian ini tidak mengkaji kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kuningan. BPS sendiri tidak melakukan kajian ini, sehingga tidak diketahui sampai sejauh mana peranan pemerintah daerah dalam menunjang perekonomian daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Kuningan. Melalui penelitian ini akan diketahui kontribusi jasa pariwisata yang memiliki multiplier effect terhadap PDRB. 9. Sesuai dengan ToR yang ditetapkan Bappeda Kabupaten Kuningan, penelitian ini tidak mengkaji kinerja PDAU dalam mengelola obyek wisata di Kabupaten Kuningan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Kinerja PDAU dalam mengelola obyek wisata antara lain akan nampak dari kontribusi Bagian Laba PDAU terhadap PAD, di mana pada tahun 2011 PDAU belum memberikan kontribusi Bagian Labanya terhadap PAD.
DAFTAR PUSTAKA
Djam’an Satori dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Fuad Mas’ud. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Semarang : Balai Penerbit UNDIP Husein Umar. 2005. Metode penelitian Untuk skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada I Gde Pitana & I Ketut Surya Diarta, 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Andi Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE Koswara Kertapraja. 2010. Pemerintahan Daerah. Jakarta : Inner Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonnesia Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Syamsuddin Haris, 2005. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta : LIPI Press Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
DESKRIPSI SINGKAT OBYEK WISATA DI KABUPATEN KUNINGAN
CIGUGUR Alamat : Jalan Raya Cigugur Kel./Kec. Cigugur Telepon : 081324088988 Email : Jarak dari pusat kota : 3 km Dibangun tahun : 1930 Luas lahan : 0,42 ha Status tanah : Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Kuningan Harga Tiket Masuk Hari Biasa Hari Libur Dewasa Anak-anak Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Fasilitas Aksesibilitas Daya Tarik Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
Rp 3.000,00 Rp 2 000,00
Rp 3.500,00 Rp 2.500,00
: : 8.00 s.d 18.00 WIB : ada, 1 orang : ada, 4 orang : : Ada : Ada : musala, tempat ganti pakaian, kolam renang, WC : Ada : Ikan Dewa : 4 orang pria : - Lulusan SD : 1 orang - Lulusan SMA : 3 orang
CIBULAN Alamat : Desa Maniskidul Kec. Jalaksana Telepon/Fax : (0232) 614045 Fax : (0232) 612045 Email :
[email protected] Jarak dari pusat kota : 7 km Dibangun tahun : 1939 Luas lahan : 5 ha Status tanah : Milik Desa (tanaman Dishutbun, terdaftar di TNGC) Petunjuk kearah tujuan: - di jalan raya desa Caracas - 2 buah di pinggir jalan raya Pengelola : Pemerintah Desa Maniskidul Harga Tiket Masuk :
Kendaraan : Flying Fox
Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Aktifitatas
Dewasa Anak-anak Sepeda Motor Bus/Truk Non Bus Dewasa Anak-anak
Hari Biasa
Hari Libur
Rp 4.000,00 Rp 3.000,00 Rp 1.500,00 Rp 4.000,00 Rp 2.500,00 Rp 10.000,00 Rp 15.000,00
Rp 5.500,00 Rp 4.000,00 Rp 1.500,00 Rp 4.000,00 Rp 2.500,00 Rp 10.000,00 Rp 15.000,00
: : Hari biasa & libur : 7.30 s.d. 17.30 WIB : ada, 1 orang : ada , 6 orang : KOMPEPAR CIBULAN (DENI SUPRIADI) : Ada : Ada : Ada : Kolam Renang Air Jernih seluas 600 m, Ikan Dewa, Sumur Tujuh : Tahunan Kawin Cai (Kamis Wage Bulan Rewah), Olah Raga Renang (Umum dan Anak Sekolah), Wisata Religi/Ziarah di Sumur Tujuh Jumlah Tenaga Kerja : - Pria : 6 orang - Wanita : 2 orang Pendidikan : - Lulusan SMA : 6 orang - Lulusan D3 : 1 orang - Lulusan S1 : 1 orang
BALONG DALEM Alamat : Desa Babakanmulya Kec. Jalaksana Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 6 km Dibangun tahun : 1948 Luas lahan : 6,25 ha Status tanah : Milik Desa Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : Kompepar & Desa Harga Tiket Masuk : Rp 2.000,00 Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : TIRTA YATRA BALONG DALEM Prasarana : Tidak Ada Sarana : Tidak Ada Aksesibilitas : Tidak Ada Daya Tarik : 2 Buah Kolam Besar/Balong, Situs Taman Makam Pahlawan Samudra, BumiPerkemahan (luas 2 ha) Aktifitas : Tahunan Kawin Cai (Kamis Wage Bulan Rewah), Bumi Perkemahan Jumlah Tenaga Kerja : 6 orang pria Pendidikan : - Lulusan SMP : 4 orang - Lulusan SMA : 2 orang
LINGGARJATI INDAH Alamat : Jl. Linggarjati No. 4 Desa Linggasana Kec. Cigandamekar Telepon/Fax : (0232) 613188 Email : Jarak dari pusat kota : 12 km Dibangun tahun : 1988 Luas lahan : 11,5 ha Status tanah : Hak Guna Usaha Petunjuk kearah tujuan: ada Pengelola : PT Linggarjati Wigena (Pimpinan: H. TOTO SUPRAPTO, SE) Harga Fasilitas Rekreasi: Fasilitas Rp Pintu Masuk Kolam Renang Parkir Kendaraan Sepeda Air Mainan Anak Outbond Bilyar Kuda Tunggang Kolam Pancing Sepeda Layang Villa
PAKET WISATA
Adventure de Linggarjati
Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik
Dewasa Anak-anak Dewasa Anak-anak Motor Bus/Truk Non Bus
5.000,00 4.000,00 7.500,00 7.500,00 4.000,00 10.000,00 5.000,00 10.000,00 3.000,00 /koin 35.000,00 /5 permainan 1.500,00 /koin 15.000,00 /Penunggang 16.000,00 /kg ikan 5.000,00 85.000,00 s.d. 250.000,00
HARGA DAN FASILITAS
Paket A (Menginap) Rp 175.000,00/orang nett 3 x makan & 1 x snack, free charge tiket masuk pintu masuk gapura & kolam renang, kamar standar 2 orang/kamar family 4 orang, maks. 100 orang Paket B (Rekreasi) Rp 90.000,00/orang nett Free charge tiket masuk pintu masuk gapura & kolam renang, sepeda air, outbond flying fox, makan siang, snack Paket Outbond Rp 40.000,00/orang nett Free charge tiket masuk pintu masuk gapura, 2 flying fox, Jembatan Elvis, Jembatan V, Spider Wb, Rakit, Snack
: : 7.00 WIB : Ada, 1 orang : Ada, 4 orang :: Ada : Ada : Ada : Wisata alam Adventure De Linggarjati, Kolam Renang, Mainan Anak, Sepeda Air, Kuda Tunggang, Outbond, Kolam Pancing, Kuda Tunggang, dll
Jumlah Tenaga Kerja : 40 orang terdiri dari: - Pria : 39 orang - Wanita : 1 orang Pendidikan : - Lulusan SD : 17 orang - Lulusan SMP : 10 orang - Lulusan SMA : 11 orang - Lulusan S1 : 2 orang
SANGKANHURIP ALAMI Alamat
: Jl. Pemandian Air Panas Sangkanhurip No. 210 Desa Sangkanhurip Kecamatan Cigandamekar Telepon/Fax : (0232) 613142 Email : Jarak dari pusat kota : 12 km Dibangun tahun : 1986 Luas lahan : ± 3400 m3 Status tanah : Pemkab Kuningan Petunjuk kearah tujuan : ada Pengelola : PT Citra Daya Reksa (Hj. SRI WINARSIH) Harga Tiket Masuk : Dewasa (Rp) Anak (Rp) Kolam Renang 7.000,00 6.000,00 Ruang Tertutup (Utama) 8.000,00 6.000,00 Ruang Tertutup (Executive) 30.000,00 20.000,00 Parkir Kendaraan Motor 2.000,00 Non Bus 5.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 24 jam Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Ada (AGUS WARDONO) Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : Ada Daya Tarik : Air panas Aktifitatas : Berenang, berendam Fasilitas : Kantin, Kolam Rendam Air Panas Alami, Kolam Renang Luncuran Naga, Cenderamata, Panggung Hiburan, Restoran/Lesehan Jumlah Tenaga Kerja : 20 orang terdiri dari: - Pria : 18 orang - Wanita : 2 orang Pendidikan : - Lulusan SMP : 11 orang - Lulusan SMA : 7 orang - Lulusan D3 : 1 orang - Lulusan S1 : 1 orang
CURUG SIDOMBA Alamat : Jl. Sidomba N0. 1 Desa Peusing Kecamatan Jalaksana Telepon/Fax : (0232) 8617662, 08170468800, 081911397811, 081564745881 Website : www.sidomba.co.id Email :
[email protected] Jarak dari pusat kota : 18 km Dibangun tahun : 2003, diresmikan 15 Februari 2005 Luas lahan : 6 ha Status tanah : hak milik Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Yayasan Islam Terpadu Umar Sjarifuddin (ITUS) Harga Tiket Masuk : Fasilitas
Tiket Masuk Air terjun/Curug Buper Flying Fox Outbond Anak Kolam Renang Ruang Meeting Kendaraan
Dewasa (Rp)
Motor Bus/Truk Non Bus
Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Fasilitas
: : : : : : : : :
5.000,00 5.000,00 10.000,00 10.000,00 15.000,00 10.000,00 15.000,00 1.000,00 5.000,00 1.500,00
Anak (Rp)
3.500,00 3.500,00
7.500,00
8.00 WIB Ada, 1 orang Ada, 2 orang Ada, (ANDRI SOFYAN) Ada Ada Ada Kolam Renang, Bumi Perkemahan (4 ha), Kantin, Arena Bermain Anak & Outbond, Menara At-Tiin (t:36m), Koleksi Hewan, Ikan Hias, Air Terjun Jumlah Tenaga Kerja : 20 orang terdiri dari : - Pria : 19 orang - Wanita : 1 orang Pendidikan : - Lulusan SD : 1 orang - Lulusan S1 : 3 orang - Lulusan SMP : 7 orang - Lulusan SMA : 6 orang - Lulusan D3 : 1 orang
SITE MUSEUM TAMAN PURBAKALA CIPARI Alamat : Jl. Purbakala Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Telepon/Fax : (0232) 871378 Email : Jarak dari pusat kota : 4,7 km Dibangun tahun : 1976 Luas lahan : 7000 m2 Status tanah : Milik Departemen Kebudayaan & Pariwisata ( Pemerintah ) Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Kuningan Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : Pukul 8.00 s.d. 15.00 WIB Pemandu Museum : Ada, 9 orang Daya Tarik : Museum dan peninggalan prasejarah Jumlah Koleksi : 121 buah Jenis Koleksi : Kapak Batu, Gelang Batu, Kapak Perunggu, Benda dari Gerabah, Jenis Batuan, Punden, Peti Kubur Batu, Lumpang, Dolmen Jumlah Tenaga Kerja : 9 orang terdiri dari - Pria : 7 orang - Wanita : 2 orang Pendidikan : - Lulusan SMP : 1 orang - Lulusan SMA : 8orang
BALONG KERAMAT DARMALOKA Alamat : RT 9 RW 2 Dusun Paleben Desa/Kecamatan Darma Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 13,5 km Dibangun tahun : Luas lahan : 2,7 ha Status tanah : Tanah Desa Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Pemerintah Desa Darma Harga Tiket Masuk : Hari Biasa/Libur Dewasa Rp 3.000,00 Anak-anak Rp 2.000,00 Kendaraan : Sepeda Motor Rp 1.000,00 Bus/Truk Rp 3.000,00 Non Bus Rp 2.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 24 jam Pemandu Wisata : Ada, 3 orang Tim Penyelamat : Ada, 2 orang Kompepar : Ada (Ketua: OMAN SOMANTRI) Daya Tarik : Ikan Langka, Situs Makam Kuno Fasilitas : Parkir, kolam keramat, gazebo, MCK, kedai, mainan anak Jumlah Tenaga Kerja : 12 orang terdiri dari - Pria : 7 orang - Wanita : 5 orang Pendidikan : - Lulusan SD : 2 orang - Lulusan SMP : 6 orang - Lulusan SMA : 4 orang
WADUK DARMA Alamat : Desa Jagara Kecamatan Darma Telepon : (0232) 8880193,081931144650 Email : Jarak dari pusat kota : 12 km Dibangun tahun : 1958 Luas lahan : 4,25 ha Status tanah : Pemkab Kuningan Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Kuningan Harga Tiket Masuk : Hari Biasa (Rp)
Kendaraan :
Dewasa Anak-anak Sepeda Motor Bus/Truk Non Bus Outbond Minitrain Perahu Villa
Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas
: : : : : : : : : :
4.000,00 2.000,00 1.000,00 5.000,00 2.500,00 7.000,00 5.000,00 70.000,00 100.000,00
Hari Libur (Rp)
5.000,00 3.000,00 1.000,00 5.000,00 2.500,00
24 jam Ada, 2 orang Ada, 1 orang Ada (UMAR HIDAYAT) Ada Ada Ada Keindahan alam (danau dan pemandangan) 15 buah warung Asri, 12 buah perahu wisata, 1 buah kios foto digital, 16 buah mainan anak, 10 buah gazebo, 6 buah cottage, arena kemping seluas 120x90m, 3 toilet umum, 3 musala, panggung hiburan 14x9m, kolam renang anak Jumlah Tenaga Kerja : 7 orang pria Pendidikan : - Lulusan SD : 1 orang - Lulusan SMA : 6 orang
GEDUNG PERUNDINGAN LINGGAJATI Alamat : Jl. Naskah Linggarjati No. 106 Desa Linggarjati Cilimus Telepon/Fax : (0232) 615379 Email : Jarak dari pusat kota : 17 km Dibangun tahun : 1930 Luas lahan : 20.070 m2 Status tanah : Milik Pemerintah Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Kuningan Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : 7.30 WIB Pemandu Wisata : Ada, 8 orang Daya Tarik : Gedung Perundingan Linggarjati Fasilitas : Auditorium, WC, warung, musala, tempat parkir Jumlah Tenaga Kerja : 10 orang terdiri dari - Pria : 9 orang - Wanita : 1 orang Pendidikan : - Lulusan SD : 1 orang - Lulusan SMP : 3 orang - Lulusan SMA : 5 orang - Lulusan S1 : 1 orang
LEMBAH CILENGKRANG Alamat : Desa Pajambon Kec.Karamatmulya Telepon : 853 0232 0239 Email : Jarak dari pusat kota : 9 km Dibangun tahun : 2000 Luas lahan : 30 ha Status tanah : BTNGC Petunjuk kearah tujuan: ada Pengelola : Kompepar Harga Tiket Masuk : 3.500,Hari Libur : Jam Buka : 07.00 Pemandu Wisata : Ada, 21 orang Tim Penyelamat : Kompepar : Ada (Ketua: MULYADI) Daya Tarik : Keindahan alam, air terjun, air panas Fasilitas : 2 buah air terjun (Curug Sawer & Curug Sabuk), air panas alami, bumi perkemahan, musala, MCK Jumlah Tenaga Kerja : 21 orang pria Pendidikan : Lulusan SD : 21 orang
TALAGAREMIS Alamat : Desa Kaduela Kecamatan Pasawahan Telepon : 081395697901 Email : Jarak dari pusat kota : 20 km Dibangun tahun : 1983 Luas lahan : 28,80 ha Status tanah : Milik BTNGC Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : Perhutani Harga Tiket Masuk : Hari Biasa (Rp)
Hari Libur (Rp)
Dewasa 5.000,00 6.000,00 Anak-anak 2.500,00 3.000,00 Kendaraan : Sepeda Motor 1.000,00 1.000,00 Bus/Truk 5.000,00 5.000,00 Non Bus 2.500,00 2.500,00 Sepeda Air 2.500,00 Perahu Boat 1.500,00 Situ Ayu Sauntang 1.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 07.00 Pemandu Wisata : Ada, 2 orang Tim Penyelamat : Ada, 2 orang Kompepar : Ada Fasilitas : Permainan air , panggung hiburan, situ ayu sauntang, parkir, MCK Daya Tarik : keindahan alam, air telaga yang jernih Jumlah Tenaga Kerja : 7 orang pria Pendidikan : - Lulusan SMP : 1 orang - Lulusan SMA : 6 orang
TALAGA NILEM (Potensi ) Alamat : Desa Kaduela Kecamatan Pasawahan Telepon : Email : Jarak dari pusat kota : 30 km Dibangun tahun : Luas lahan : 1 ha Status tanah : Milik BTNGC Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Sarana : Aksesibilitas : Daya Tarik : Potensi : Tempat kemping, sepeda air, kolam renang Jumlah Tenaga Kerja : Pendidikan : -
Taman Rekreasi Salsabila Alamat
: Jl. Panawuan No. 2 RT I RW I Dusun I Desa Panawuan Kec. Cigandamekar Telepon/Fax : (0232) 613732/(0232)8617085 Email : Jarak dari pusat kota : Dibangun tahun : Januari 2008 Luas lahan : 1000 m2 Status tanah : Milik Pribadi Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : H.M. Andaka Widjaja Harga Tiket Masuk : Hari Biasa Hari Libur Outbond Memancing Sepeda Hari Libur Jam Buka Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
Rp 5.000,00 Rp 3.000,00 Rp 500,00
Rp 8.000,00
: Jumat : 8.00 s.d. 15.00 WIB : Ada : Ada : Ada : Outbond Anak, Kantin : 16 orang terdiri dari - Pria : 8 orang - Wanita : 8 orang : - Lulusan SMP : 6 orang - Lulusan SMA : 10 orang
BALONG KAMBANG PASAWAHAN Alamat : Desa Pasawahan Kec. Pasawahan Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 28 km Dibangun tahun : 2007 Luas lahan : 900 m2 Status tanah : Milik Desa Petunjuk kearah tujuan: Ada, sudah rusak Pengelola : Pemerintah Desa Pasawahan Harga Tiket Masuk : Rp 1.000,00 Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : Ada Daya Tarik : Ikan Kancra Bodas (Ikan Dewa), Kolam, Sumur Tujuh Jumlah Tenaga Kerja : Dikelola oleh Karang taruna Pendidikan : -
SITONJUL Alamat
: Dusun Kliwon & Manis Desa Sangkanhurip Kec. Cigandamekar Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 16 km Dibangun tahun : 1999 Luas lahan : 4 ha Status tanah : Milik Desa Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Pemerintah Desa Sangkanhurip Harga Tiket Masuk : Hari Libur :Jam Buka : Pukul 8.00 Pemandu Wisata : Kompepar : Ada Prasarana : Tidak Ada Sarana : Tidak Ada Aksesibilitas : Tidak Ada Daya Tarik : Alam Aktifitatas : Jalan Santai Jumlah Tenaga Kerja : 11 orang terdiri dari - Pria : 9 orang - Wanita : 2 orang Pendidikan : - Lulusan SMA : 8 orang - Lulusan D3 : 1 orang - Lulusan S1 : 2 orang
SITU CICEREM Alamat : Desa Kaduela Kec. Pasawahan Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 37 km Dibangun tahun : 2006 Luas lahan : 5.000 m2 Status tanah : BTNGC (Sewa Rp 5.000.000/th) Petunjuk kearah tujuan: Ada, 1 buah Pengelola : Pemerintah Desa Kaduela Harga Tiket Masuk : - Rp 2.000,00/orang - Rp 1.000,00/kendaraan Hari Libur : Jam Buka : 8.00 s.d. 16.00 WIB Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Sarana : Aksesibilitas : Ada Daya Tarik : Situ/Talaga, Tempat Kemping, Alam Jumlah Tenaga Kerja : 4 orang pria Pendidikan : - Lulusan SMP : 3 orang - Lulusan SMA : 1 orang
CURUG BANGKONG Alamat : Desa Kertawirama Kec. Nusaherang Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 9 km Dibangun tahun : 2003 Luas lahan : 420m2 Status tanah : Tanah Desa (Gege) Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : Enjon (ditugaskan) Harga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 1.500,00 - Anak-anak : Rp 1.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 7.00 s.d. 15.00 WIB Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Sarana : Aksesibilitas : Daya Tarik : Air terjun Jumlah Tenaga Kerja : 1 orang pria Pendidikan :-
CURUG LANDUNG ( Potensi ) Alamat : Desa Cisantana Kecamatan Cigugur Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 9 km Dibangun tahun : Luas lahan : 1 ha Status tanah : Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Sarana : Aksesibilitas : Daya Tarik : Air terjun, Saung Santai, Tempat Kemping Jumlah Tenaga Kerja : Pendidikan : -
CIANGIR Alamat Telepon/Fax Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan Status tanah
: Desa Ciangir Kecamatan Cibingbin : : : 25 km : 1970 : 50 bata : Gege - Sewa tanah ke desa Rp 400.000,00/th - Listrik Rp 360.000,00/th Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : RUMINAH Harga Tiket Masuk : Rp 500,00 – Rp 2.000 Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Sarana : Aksesibilitas : Daya Tarik : Air panas Jumlah Tenaga Kerja : 2 orang terdiri dari - Pria : 1 orang - Wanita : 1 orang Pendidikan :-
KOLAM RENANG TIRTA AGUNG MAS Alamat Telepon Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas kolam
: Jl. Raya Luragung No. 5 Desa Luragung : (0232) 879988 : : 20 km : 2006 (diresmikan 6 September 2006) : - Dewasa : 25 x 50 meter - Anak-anak : 32 x 12 meter Status tanah : Milik Pribadi Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Drs. H. Ade Kusmapradja Harga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 8.000,00 - Anak-anak : Rp 5.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 8.00 s.d 17.00 WIB Tim Penyelamat : Ada, 4 orang Kompepar : Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : baik Fasilitas : Kantor, Tempat Parkir, Fitnes Center/Sanggar Senam, Gazebo/Tenda Daya Tarik :Aktifitas : Berenang Jumlah Tenaga Kerja : 10 orang terdiri dari: - Pria : 7 orang - Wanita : 3 orang Pendidikan : - Lulusan SD : 1 orang - Lulusan SMP : 5 orang - Lulusan SMA : 4 orang
KOLAM RENANG ABN Alamat
: Jl. Raya Cihideung Girang Desa Cihideung Girang Kec. Cidahu Telepon/Fax : (0232) 879765/(0232) 878689 Email :
[email protected] Jarak dari pusat kota : 15 km Dibangun tahun : 2007 (diresmikan 23 juni 2007) Luas lahan : 200 bata, terdiri dari 5 buah kolam renang - Dewasa : 25 x 12 meter (2 buah) - Anak-anak : 35 x 35 meter (3 buah) Status tanah : Milik Pribadi Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : KARYANI Harga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 8.000,00 - Anak-anak : Rp 5.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 8.00 s.d. 18.00 WIB Tim Penyelamat : Ada, 4 orang Kompepar : Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : Baik Daya Tarik : Waterboom (tinggi 8 m, panjang 60 m) Aktifitas : Berenang Fasilitas : Toserba, Cafetaria, Kamar Ganti, Waterboom, Kolam Renang, Arena Bermain Anak Jumlah Tenaga Kerja : 7 orang terdiri dari: - Pria : 6 orang - Wanita : 1 orang Pendidikan : - Lulusan SMP : 5 orang - Lulusan SMA : 2 orang
KOLAM RENANG SANGGARIANG Alamat Telepon Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan
: Jl. Siliwangi No. 75 Kel. Purwawinangun : (0232) 871567 : : 0 km : : 4160 m2, terdiri dari 3 buah kolam renang, dengan ketinggian kolam 60cm, 1m–120cm, dan 180cm–3m Status tanah : Milik Pribadi Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : PT KUNING AYU (Ir. PUDJA SURASA) Nomor Izin Usaha : 556.12/KPTS.1459-SIUP/2007 Harga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 5.000,00 - Anak-anak : Rp 4.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 7.00 WIB Tim Penyelamat : Ada, 2 orang Kompepar : Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : Ada Daya Tarik : Kolam Renang dan Gedung Pertemuan Aktifitatas : Berenang Jumlah Tenaga Kerja : 15 orang terdiri dari: - Pria : 11 orang - Wanita : 4 orang Pendidikan : - Lulusan SD : 2 orang - Lulusan SMP : 2 orang - Lulusan SMA : 9 orang - Lulusan S1 : 2 orang
PERKEBUNAN SALAK, DURIAN, DAN KULINER BIN AMAR AGRO Alamat : Kampung Cibodas Desa Cipondok Kecamatan Cibingbin Telepon : 081585919791 Email : Jarak dari pusat kota : 40 km Dibangun tahun : 2000 Luas lahan : 20 ha Status tanah : hak milik Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Drs. KOSIM ALI NUGROHO, MM Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jumat Pagi Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Sarana : Aksesibilitas : Daya Tarik : Jumlah Tenaga Kerja : 12 orang terdiri dari - Pria : 7 orang - Wanita : 5 orang Pendidikan : - Lulusan SD : 8 orang - Lulusan SMP : 2 orang - Lulusan SMA : 2 orang
GUA MARIA FATIMAH SAWER RAHMAT Alamat : Desa Cisantana Kecamatan Cigugur Telepon : (0232) 873210 Email : Jarak dari pusat kota : 5 km Dibangun tahun : 21 Juli 1990 Luas lahan : 6 ha Status tanah : Milik Yayasan Keuskupan Bandung Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Y. Abukasman, OSC Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : 24 jam Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : Ada Daya Tarik : Tempat ziarah umat Katolik Jumlah Tenaga Kerja : 2 orang pria Pendidikan : - Lulusan SR : 1 orang - Lulusan SMP : 1 orang Kunjungan banyak dilakukan pada bulan Mei (bulan Maria) dan Oktober (bulan Rosario)
CAGAR BUDAYA NASIONAL PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL Alamat : Jl. Sukamulya Cigugur Telepon/Fax : (0232) 873351 Email :
[email protected] Jarak dari pusat kota : 3 km Dibangun tahun : 1860 Luas lahan : 7600 m2 Status tanah :Petunjuk kearah tujuan: Ada Pengelola : Yayasan Trimulya (Gumirat Barna Alam) Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Museum : Jumlah Klasifikasi Koleksi: Jumlah Koleksi :Jenis Koleksi :Jumlah Tenaga Kerja : Pendidikan :-
GUA INDRAKILA Alamat : Jalan 11 April Desa/Kec. Karangkancana Telepon : Email : Jarak dari pusat kota : 40 km Dibangun tahun : Luas lahan : 10 ha Status tanah : Milik Kehutanan Petunjuk kearah tujuan: Tidak Ada Pengelola : Pemerintah Desa Karangkancana Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Sarana : Aksesibilitas : Daya Tarik : 11 gua (berjarak 50m dr jalan raya) Aktifitas : rekreasi, wisata ziarah Jumlah Tenaga Kerja : Pendidikan : -
PEMANDIAN AIR PANAS SUBANG Alamat : Dusun Kliwon Desa/Kec. Subang Nama Sungai : Citiis Telepon/Fax : Email : Jarak dari pusat kota : 1,5 km Dibangun tahun : 1980 Luas lahan : 0,5 ha Status tanah : Desa Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : SUHARNA Harga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 1.000,00 - Anak-anak : Rp 500,00 - Lainnya : Rp 10.000,00 Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Prasarana : Ada Sarana : Aksesibilitas : Daya Tarik : Air panas Jumlah Tenaga Kerja : 1 orang pria Pendidikan :-
CURUG PUTRI Alamat Telepon/Fax Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan Status tanah Pengelola Harga Tiket Masuk Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
: Desa Cisantana Kecamatan Cigugur : : : 9 km : 1997 :: Perhutani : Perhutani : : : 24 jam : : : : Ada : Ada : Cukup : Air Terjun : 4 orang pria : lulusan SMA : 4 orang
SITU JANGGALA Alamat
: Jalan Panawuan RT 1 RW 1 Desa Panawuan Kec. Cigandamekar Telepon/Fax : (0232) 615012, 081380623542 Email : Jarak dari pusat kota : 15 km Dibangun tahun : 2007 Luas lahan : 1 ha Status tanah : Desa Petunjuk kearah tujuan: Pengelola : RUSANTI Harga Tiket Masuk : - Memancing : Rp 20.000,00/kg - Perahu : Rp 5.000,00/setengah jam Hari Libur : Jam Buka : 9.00 s.d. 20.00 WIB Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Fasilitas : Kolam Pemancingan, perahu, saung lesehan Daya Tarik : Memancing Jumlah Tenaga Kerja : 8 orang terdiri dari - Pria : 3 orang - Wanita : 5 orang Pendidikan : - Lulusan SMP : 5 orang - Lulusan SMA : 1 orang - Lulusan S1 : 2 orang
BUMI PERKEMAHAN CIBEUREUM Alamat : Jalan Raya Cibeureum Desa Cibeureum Kec. Cilimus Telepon/Fax : 081911348683 Email : Jarak dari pusat kota : 14 km Dibangun tahun : Luas lahan : 10 ha Status tanah : Desa Petunjuk kearah tujuan: Pemilik : Pengelola : Karang Taruna Tunas Bangsa Cibeureum Harga Tiket Masuk : Hari Biasa (Rp) Hari Libur (Rp)
Kendaraan : Perkemahan
Dewasa Anak-anak Sepeda Motor Non Bus < 100 orang > 100 orang
Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Fasilitas Daya Tarik Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
2.000,00 2.000,00 1.000,00 2.000,00 200.000,00/paket 2.000,00/orang
: : 9.00 s.d. 20.00 WIB : Ada, 6 orang : Ada, 6 orang : Ada (Tunas Bangsa) : Kedai makan, Bumi Perkemahan : Mata air, heman hutan (monyet) : 10 orang terdiri dari - Pria : 6 orang - Wanita : 4 orang : - Lulusan SMA : 9 orang - Lulusan D3 : 1 orang
2.000,00 2.000,00 1.000,00 2.000,00
LAMPING SIBILIK Alamat : Desa Sukasari Kecamatan Mandirancan Telepon/Fax : 081320241130,081324722575 Email : Jarak dari pusat kota : 1-2 km dari Kecamatan Mandirancan Dibangun tahun : Luas lahan : 3,9 ha Status tanah : Milik Sendiri Petunjuk kearah tujuan: Pemilik : Dra. NANI NUR AHYANI, M.M.Pd Pengelola : Harga Tiket Masuk : Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Tim Penyelamat : Kompepar : Fasilitas : Daya Tarik : Jumlah Tenaga Kerja : Pendidikan :
BUPER DAN JALUR PENDAKIAN PALUTUNGAN Alamat Telepon/Fax Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan Status tanah Pengelola Harga Tiket Masuk
: Desa Cisantana Kecamatan Cigugur : 081320773999 : : 9 km : 1997 : 9,55 ha (yang dipakai 3 ha) : BTNGC : CV Wisata Putri Mustika (A. Kusmadhio) & Diparbud : Rp 7.000,00/orang Biaya Kemah : Rp 5.000,00/malam/orang Kendaraan : - Motor : Rp 2.000,00 - Mobil : Rp 2.500,00 Sewa Tenda : - Kecil : Rp 10.000,00 - Besar : Rp 400.000,00 Hari Libur : Jam Buka : 8.00 s.d. 17.00 WIB Pemandu Wisata : Ada, 2 orang Tim Penyelamat : Ada, 4 orang Kompepar : Ada (Ustd. ROHMAN) Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : Cukup Daya Tarik : Curug Putri, pemandangan ke kota pada malam hari Fasiltas : Tenda, saung, curug, camping ground, MCK Jumlah Tenaga Kerja : 4 orang terdiri dari - Pria : 3 orang - Wanita : 1 orang Pendidikan : Lulusan SMA : 4 orang
BUMI PERKEMAHAN PANIIS / WANA WISATA PANIIS Alamat : Desa Paniis Kecamata Pasawahan Kabupaten Kuningan Telepon : 085 224 148 497 Email : Jarak dari pusat kota : 17 km Dibangun tahun : 1999 Luas lahan : 25,35 ha Status tanah : BTNGC Petunjuk kearah tujuan: Ada Pemilik : Perhutani Pengelola : PERHUTANI Nama Perusahaan : Harga Tiket Masuk Tarif Bumi Perkemahan Kendaraan : Sepeda Motor Bus/Truk Non Bus Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
Rp 2.000,00 Rp 1.500,00 Rp 5.000,00 Rp 3.000,00 : : 07.00 : Ada, 1 orang : Ada, 1 orang : Ada (Kompepar Paniis) : Ada : Ada : Baik : Sungai, bumi perkemahan : MCK, bumi perkemahan, parkir : 2 orang pria : Lulusan SMA : 2 orang
BUPER DAN JALUR PENDAKIAN CIBUNAR Alamat Telepon/Fax Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan Status tanah Pengelola Harga Tiket Masuk
: Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus : 081546742116 : : 10 km : 1990 : 10 ha/Perhutani: 60 ha : : Desa : Rp 5.000,00 Pendakian Rp 6.500,00 Hari Libur : Jam Buka : Pemandu Wisata : Ada, 40 orang Tim Penyelamat : Ada, 40 orang Kompepar : Ada (SAJEN ZM) Prasarana : Ada Sarana : Ada Aksesibilitas : Baik Daya Tarik : Curug Ceret, bumi perkemahan Fasiltas : Kedai makan, mck, posko penjagaan Jumlah Tenaga Kerja : Pendidikan :
PUTERAN (Potensi) Alamat Telepon/Fax Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan Status tanah Pengelola Harga Tiket Masuk Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Fasiltas Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
: Desa Tundagan Kec Hantara :: :± 27 km dari Kota Kuningan :: 5,5 ha : Desa dan Perhutani : Desa :: : : : : :::: Situs dan Buper :: :
Alamat Telepon/Fax Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan Status tanah Pengelola Harga Tiket Masuk Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Fasiltas Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
EMBAH DALEM CAGEUR (Potensi) : Desa Cageur Kec. Darma ::::: ha ::: : : : : : : : : :: : : -
KEBON BALONG (Potensi) Alamat Telepon/Fax Email Jarak dari pusat kota Dibangun tahun Luas lahan Status tanah Pengelola Harga Tiket Masuk Hari Libur Jam Buka Pemandu Wisata Tim Penyelamat Kompepar Prasarana Sarana Aksesibilitas Daya Tarik Fasiltas Jumlah Tenaga Kerja Pendidikan
: Desa Sangkanhurip Kecamatan Cigandamekar ::::::::: : : : : :::::: :
LAMPIRAN
Lampiran
KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG OBYEK WISATA DI KABUPATEN KUNINGAN A. Identitas Responden 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2. Usia < 26 tahun 26 – 35 tahun 36 – 50 tahun > 50 tahun 3. Pendidikan Formal SMA D3 S1 S2 S3
Untuk bagian B digunakan skala berikut ini untuk menunjukkan sejauh mana anda setuju atau tidak setuju. STS Sangat Tidak Setuju
TS Tidak Setuju
TDM Tidak Dapat Menentukan
S Setuju
SS Sangat Setuju
B. Pendapat Responden terhadap Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan No. 1
2 3
4
5
6
7 8
9
10
11
Pernyataan Tempat ini merupakan salah satu obyek wisata terbaik yang saya kunjungi. Obyek wisata ini telah dikelola dengan baik. Tempat ini tidak senyaman sebagaimana harapan saya sebelumnya. Saya puas dengan sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata ini. Layanan terhadap pengunjung obyek wisata ini telah dilaksanakan dengan baik. Lokasi obyek wisata ini mudah dicapai, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Saya sungguh-sungguh menikmati obyek wisata ini. Saya merasa kecewa terhadap keputusan saya untuk mengunjungi tempat ini. Informasi tentang obyek wisata ini dengan mudah saya peroleh dari berbagai macam sumber. Mengunjungi obyek wisata ini merupakan pengalaman yang membahagiakan. Saya yakin mengunjungi obyek wisata ini adalah tindakan yang benar.
STS
TS
TDM
S
SS