KAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN Didiet Try Setiadi1, Uyu Saismana1, Annisa1, Aldi Ade Rakhmawan2
Abstrak: Pembongkaran over burden di Pit Central PT. SIS dilakukan dengan kegiatan peledakan. Sebelum kegiatan peledakan, dilakukan kegiatan pemboran untuk penyediaan lubang ledak dengan geometri dan pola tertentu. Penggunaan alat bor harus dioptimalkan agar alat bor tidak sering mengalami kondisi standby yang akan berpengaruh terhadap produktifitas operator serta menyebabkan utilitasi dari alat bor tersebut rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa waktu kerja operator yang didapatkan melalui time sheet harian operator, menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan utilitasi alat bor rendah dan menganalisa kebutuhan alat yang sesuai dengan target pembongkaran overburden padablok Collar 2 dan 3 tahun 2012 yang akan dicapai serta mengamati kondisi dari alat bor tersebut dengan menganalisa gangguan yang sering terjadi pada alat bor. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari target pembongkaran over burden perusahaan tahun 2012 di blok Collar 2 dan 3 sebesar 30.866.008 BCM, produktifitas untuk masing-masing alat bordengan nomor unit DM 0001A sebesar 879,311 m3/jam, DM 0004A sebesar 2011,343 m3/jam, DM 0005A sebesar 1924,585 m3/jam, faktor yang menyebabkan utilitasi alat bor rendah yaitu faktor tidak ada lokasi sebesar 67,71%, alat bor sering mengalami masalah pada masalah kebocoran unit dengan persentase 22,71%. Setelah dilakukan evaluasi kinerja alat bor dan evaluasi jam kerja efektif, maka alat bor yang diperlukan untuk membongkar overburden sesuai target yaitu berjumlah 2 unit dari 3 alat yang sering beroperasi dalam 1 lokasi. Kata kunci: utilitasi, effective utilization, produktivitas, target pembongkaran.
PENDAHULUAN
untuk
penyediaan
lubang
ledak
Dalam suatu operasi peledakan
umumnya dilakukan dengan mesin bor
batuan, kegiatan pemboran merupakan
mekanik (perkusif, rotari, rotari-perkusif)
pekerjaan yang pertama kali dilakukan
dengan
dengan
kemampuan,
tujuan
untuk
membuat
sejumlah lubang ledak dengan geometri
berbagai
ukuran
tergantung
dan pada
kapasitas produksi yang diinginkan.
dan pola yang sudah tertentu pada
Effective utilization menunjukkan
massa batuan, yang selanjutnya akan
berapa persen dari seluruh waktu kerja
diisi dengan sejulah bahan peledak
yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk
untuk diledakkan. Kegiatan pemboran
bekerja produktif (Koesnaryo, 2001:21).
1
Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat Deputy Section Head Drill And Blast Section, PT. SISJobsite PT. AI Kec. Juai, Kab. Balangan, 2 Kalimantan Selatan 2
23
24
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 ((23 – 31)
Mechanical avaibility merupakan suatu
Pengamatan dan pengambilan data di
cara untuk mengetahui kondisi mekanik
lapangan dilakukan dengan melihat dan
yang sesungguhnya dari alat yang
mengambil data langsung pada kondisi
dipergunakan.
avaibility
aktual daerah penelitian. Data utama
merupakan catatan mengenai keadaan
yang digunakan pada penelitian ini
fisik dari alat yang dipergunakan dalam
yaitu
beroperasi.
pemboran,
Physical
Utilization
avaibility
data
cycle
time,
effisiensi
kecepatan
kerja
serta
menunjukkan berapa persen waktu yang
kemampuan produksi pemboran dari
dipergunakan
alat bor.
suatu
alat
untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (Koesnaryo, 2001: 20–
Teknik Pengolahan Data Proses mengetahui kemampuan
21). PT. SIS menggunakan alat bor
kerja
alat
bor
dilakukan
sebanyak 11 unit untuk menyiapkan
melakukan
lubang
suatu alat bor dalam membuat satu
ledak
dalam
menunjang
pengamatan
dengan
lubang
dengan
alat
kecepatan pemboran dari alat bor per
sebanyak itu menyebabkan alat bor
menitnya. Dari data tersebut maka
lebih banyak waktu standby daripada
dapat diketahui kemampuan alat bor
waktu bekerja. Penggunaan alat bor
tersebut
harus dioptimalkan agar alat tidak
acuan dalam penggunaan alat bor agar
sering
tercapai
peledakan
overburden
dimana
mengalami
kondisi
standby
sehingga
time
pembongkaran
kegiatan
ledak
cycle
sehingga
diketahui
dapat
target
dijadikan
pembongkaran
sehingga diperlukan analisa mengenai
overburden. Selain itu, dari data time
jumlah alat bor yang digunakan untuk
sheet unit maka dapat diketahui faktor
membongkar overburden yang telah
yang
ditargetkan
kondisi
dengan
seefektif
dan
meyebabkan standby
alat
mengalami
sehingga
dapat
seefisien mungkin.
meminimalisir faktor-faktor tersebut.
METODE PENELITIAN
HASIL PENGOLAHAN DATA
Instrumentasi dan Pengumpulan Data Pengumpulan
data
Teknik
terhadap alat bor, maka diketahui: dilakukan
dengan dua cara yaitu pengamatan dan pengambilan
data
di
Setelah dilakukan pengamatan
lapangan.
a. Volume Setara Volume volume
setara
batuan
yang
menunjukkan diharapkan
Setiadi,D.T, dkk, Kajian Teknis Pemboran Lubang Ledak .............25
terbongkar
berdasarkan
geometri
dibagi dengan kedalaman lubang bor
pemboran
untuk
meter
tersebut. Dari hasil pengamatan dan
kedalaman lubang bor. Volume setara
perhitungan didapatkan volume setara
ditentukan dengan cara menghitung
sebesar 84,706 m3/meter. Angka ini
volume
didapatkan
batuan
setiap
berdasarkan
data
geometri pemboran aktual kemudian
Burden (B) Spasi (S) Tinggi Jenjang (H) Kedalaman Lubang Bor (L) Kemiringan Lubang Bor Diameter Lubang Bor Panjang Area Collar 2 dan 3 Lebar Area Collar 2 dan 3 Luas Overburden di Collar 2 dan 3
Waktu Siklus Pemboran Waktu
geometri
Rencana Geometri 9m 10 m 8m 8,5 m 0 90 (vertikal/tegak) 7 7/8” (20 cm) 2666,935 m 718,859 m 183,32 ha
lapangan diambil sampel cycle time pemboran
pengeboran dari alat bor DM 0001A,
merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
DM 0004A dan DM 0005A. Waktu
alat bor untuk membuat satu lubang bor
siklus
dengan mengatasi semua hambatan
masing-masing alat bor ditunjukkan
yang
oleh Tabel 2 :
ada.
siklus
data
pemboran yang digunakan perusahaan.
Tabel 1. Geometri Pemboran Lubang Ledak No Geometri Pemboran 1 2 3 4 5 6 7 8 9
dari
Hasil
pengamatan
di
pemboran
rata-rata
untuk
Tabel 2. Cycle Time Alat Bor No
Alat Bor
1 2 3
DM 0001A DM 0004A DM 0005A
Kecepatan Pemboran
tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan
Kecepatan pemboran merupakan kemampuan
suatu
alat
Cycle Time (CT) (menit) 5,276 6,304 5,694
Kedalaman (H) (meter) 8,5 8,5 8,5
bor
yang
dilakukan,
didapatkan
bahwa
untuk
kecepatan pemboran rata-rata untuk
membuat suatu lubang bor dengan
masing-masing alat bor ditunjukkan
kedalaman dan dalam jangka waktu
oleh Tabel 3:
26
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 ((23 – 31)
Tabel 3. Kecepatan Pemboran No
Alat Bor
Kedalaman (H) (meter)
1 2 3
DM 0001A DM 0004A DM 0005A
8,5 8,5 8,5
Efektifitas Kerja Alat Bor
Cycle Time (CT) (menit) 5,276 6,304 5,694
Kecepatan Pemboran (Vdr) (meter/menit) 1,683 1,437 1,545
efektifitas kerja dan jam kerja efektif
Efektifitas kerja yang digunakan
yang dihitung merupakan rekapitulasi
berdasarkan waktu kerja dari alat bor
rata-rata jam kerja alat bor dalam 1
untuk bekerja secara produktif dalam
bulan pada tahun 2011. Dari hasil
membuat lubang bor selama 1 (satu)
perhitungan
shift kerja. Waktu kerja tersedia untuk
kerja rata-rata serta jam kerja efektif
membuat lubang bor setiap shiftnya
rata-rata per-shift untuk masing-masing
adalah 8 jam. Pada penelitian ini, data
alat bor ditunjukkan oleh Tabel 4 dan 5.
menunjukkan
efektifitas
Tabel 4. Efektifitas Kerja
No
1 2 3
Alat Bor DM 0001A DM 0004A DM 0005A
Physical Avaibility (PA) (%)
Utilization Avaibility (UA) (%)
Mechanical Avaibility (MA) (%)
Effectivity Utility (EU) (%)
99,03
24,90
96,12
24,66
98,54
27,94
94,87
27,54
96,40
25,47
91,43
24,51
Tabel 5. Jam Kerja Efektif No
Alat Bor
1 2 3
DM 0001A DM 0004A DM 0005A
Kerja (W) (Jam/bulan) 183,50 204,88 182,38
Perbaikan(R) (Jam/bulan) 7,25 10,89 26,81
1
Standby (S) (Jam/bulan) 553,25 528,24 534,81
Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat Deputy Section Head Drill And Blast Section, PT. SISJobsite PT. AI Kec. Juai, Kab. Balangan, 2 Kalimantan Selatan 2
23
Setiadi,D.T, dkk, Kajian Teknis Pemboran Lubang Ledak .............27
Produktifitas Alat Bor
ton/jam). Ini dengan anggapan bahwa
Produktifitas alat bor merupakan volume atau massa batuan yang dapat
seluruh volume cakupan lubang ledak itu akan terbongkar ketika diledakkan.
dicakup oleh lubang ledak dalam waktu
Berdasarkan
perhitungan
tertentu sehingga produktifitas mesin
yang
bor dinyatakan dalam volume atau
produktifitas alat bor rata-rata untuk
berat
per
satuan
waktu
(m3/jam,
dilakukan,
hasil
didapatkan
bahwa
masing-masing alat bor.
Tabel 6. Produktifitas Alat Bor
No
Alat Bor
1 2 3
DM 0001A DM 0004A DM 0005A
Vdr EU Veq P 3 3 (meter/menit) (%) (m /meter) (m /jam) 1,683 24,66 2109,321 1,437 27,54 84,706 2011,343 1,545 24,51 1924,585
Rekapitulasi Standby dan Breakdown Berdasarkan
hasil
terkecil pada kriteria standby no order
rekapitulasi
(0,04%) (Gambar 1). Unit mengalami
yang dilakukan, didapatkan bahwa unit
breakdown yang terbesar yaitu pada
mengalami masalah standby terbesar
masalah
yaitu pada tidak ada lokasi (65,67%) dan
(23,60%), ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 1. Grafik Persentase Standby
Gambar 2. Grafik Persentase Breakdown
Rencana Pemboran di Blok Collar 2 dan 3 Kebutuhan Alat
dalam
penyediaan
pada
mesin
dengan nomer unit DM 0001A, DM 0004A dan DM 0005A. Berdasarkan
Pada saat ini, alat yang sering digunakan
kebocoran
hasil
perhitungan,
dengan volume overburden yang akan dibongkar pada lokasi collar 2 dan 3 di
pemboran lubang ledak di Pit Central
tahun
2012
sebesar
30.866.008,9
blok collar 2 dan 3 adalah 3 unit alat bor
m3/tahun , maka jumlah alat bor yang
28
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 ((23 – 31)
diperlukan
untuk
overburden
cukup
membongkar dengan
tanah yang belum rata. Hal ini akan
menggunakan 2 dari 3 alat bor yang
mempersulit operator dalam melakukan
tersedia
pemboran
dengan
masing-masing
hanya
dilakukan dengan baik seperti kondisi
jam
alat
kerja
bor
untuk
selama
5
jam/hari.
yang
mana
akan
berpengaruh langsung terhadap waktu siklus pemboran yang dapat akan berdampak pada produktifitas alat bor.
Jumlah Lubang Bor
Lokasi pemboran yang miring atau tidak
Penentuan berdasarkan geometri
rata akan mengakibatkan waktu siklus
pemboran menunjukkan jumlah lubang
pengeboran akan lebih lama karena
bor yang harus dibuat untuk memenuhi
banyaknya waktu pengeboran yang
rencana target produksi pembongkaran
hilang terutama ketika alat bor akan
overburden pada tahun 2012 di lokasi
melakukan manuver yang ditunjukkan
collar 2 dan 3. Dari hasil perhitungan
dengan perebahan menara alat bor dan
berdasarkan
leveling alat bor.
geometri
pemboran
rencana menunjukkan jumlah lubang bor yang harus dibuat adalah sebanyak 42.870
lubang/tahun
dengan
total
Pencapaian ProduktifitasAlat Bor Produktifitas
alat
dalam
bor
berapa
selain
kedalaman lubang yang dibor sedalam
dinyatakan
massa
364.395 meter.
batuan yang dapat dibongkar dalam satuan waktu, juga dapat dinyatakan
PEMBAHASAN
dalam berapa lubang bor yang dapat
Pengaruh Kondisi Lapangan Terhadap ProduktifitasAlat Bor
dibor oleh 1 unit alat bor dalam 1
Penyiapan mendorong
lokasi
tumpukan
meliputi
material
dan
jamnya. PT. SISmemiliki target pemboran yang berbeda
untuk alat bor yang
meratakan tanah yang akan dibor,
dimilikinya dimana alat bor dengan tipe
membuat tanggul, melandaikan lereng
drilltech target lubang yang harus dibor
yang berdekatan dengan lokasi dan
yaitu 6 - 8 lubang/jam, sedangkan untuk
kemudian setelah dilakukan pemboran
tipe SKF sebanyak 12 lubang/jam.
maka perlu membuat jalan masuk serta akses untuk unit bor.
didapatkan data jumlah lubang bor rata-
Pada pengamatan di lapangan tidak
semua
persiapan
Pada pengamatan di lapangan,
tersebut
rata yang dapat diproduksi unit SKF adalah 12 lubang/jam dengan memakai
Setiadi,D.T, dkk, Kajian Teknis Pemboran Lubang Ledak .............29
pulldown sebesar 1000 psi dan rotation
tidak ada lokasi pemboran, khususnya
(standar)
psi.
untuk shift 1 (siang). Oleh sebab itu,
Berdasarkan data tersebut maka alat
rata-rata unit bekerja pada shift 1
bor sudah dapat memenuhi target
selama 2 – 3 jam/shift dari jumlah
produksi yang ditargetkan perusahaan.
waktu yang tersedia selama 8 jam/shift.
sebesar
2500
Hasil pengamatan menunjukkan
Tidak adanya lokasi disini disebabkan
sebenarnya alat bor tipe SKF dalam 1
karena
jam bisa membuat lubang bor lebih dari
departemen engineering untuk lokasi
target yang direncanakan yaitu berkisar
pemboran berikutnya biasanya masuk
14
pada siang hari sehingga alat bor tidak
lubang/jam
dengan
menaikkan
workorder
(WO)
dari
pulldown lebih dari 1000 psi. Namun,
dapat
hal ini tidak dilakukan mengingat jika
menunggu persiapan lokasi pemboran
pulldown dinaikkan maka bit akan cepat
terlebih dahulu. Proses persiapan lokasi
aus
menyebabkan
tersebut memerlukan waktu yang lama
produktifitas unit selanjutnya menjadi
dan biasanya selesai sampai akhir shift
menurun
yang
atau bahkan baru bisa diprogress pada
disediakan untuk alat bor terbatas dan
malam harinya sehingga operator tidak
memerlukan waktu yag lama dalam
sempat
pemesanannya.
tugasnya.
dan
itu
akan
karena
spare
part
langsung
lagi
bekerja
untuk
karena
menjalankan
Selain banyaknya waktu standby, Faktor yang Menyebabkan Utilitasi alat Bor Rendah Berdasarkan
hasil
penyebab
utilitias
disebabkan
karena
rendah
juga
perusahaan
rekapitulasi
memiliki banyak alat bor. Berdasarkan
data standby di tahun 2011, utilitasi alat
estimasi perhitungan jumlah alat bor
bor yang dimiliki perusahaan cenderung
yang dibutuhkan berdasarkan target
rendah dimana utilitas semua alat bor
pembongkaran overburden, maka untuk
dengan tipe SKF rata-rata dibawah 50
mencapai
% yaitu sekitar 26,10%. Hal yang
overburden tersebut maka jumlah alat
menyebabkan
bor
utilitas
rendah
target
yang
pembongkaran
digunakan
cukup
hanya
diantaranya banyaknya waktu alat bor
dengan 2–3 alat bor saja. Dengan alat
standby
bor yang banyak tersebut, maka untuk
dibandingkan
dengan
jam
kerjanya. Dari data standby tersebut
setiap
diketahui
untuk
sebenarnya cukup dilakukan 1–2 alat
menunggu lebih banyak dikarenakan
bor sering dilakukan 2–3 alat bor
bahwa
jam
unit
lokasi
pemboran
yang
30
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (23 – 31)
sekaligus.
Tentunya
akan
kotor dan berminyak akibat percikan oli
mengurangi jumlah jam kerja dari alat
tersebut. Selain itu, percikan oli juga bisa
bor
dikategorikan
dengan
pencemaran
lingkungan.
tersebut
yang
hal
ini
imbasnya
akan
mengurangi utilitas alat bor tersebut.
tindakan Dari
departemen plant sendiri belum juga Kondisi Alat Bor
melakukan perbaikan terhadap masalah
Berdasarkan hasil rekapitulasi data
tersebut
sehingga
unit
dipaksakan
breakdown di tahun 2011, unit bor
bekerja dengan kondisi seadanya. Oleh
mengalami breakdown paling besar yaitu
sebab itu, dengan mengetahui masalah
pada masalah kebocoran pada unit
yang sering terjadi pada unit, diharapkan
(23,60%). Unit yang mengalami masalah
perusahaan
kebocoran tentunya akan menyebabkan
pengawasan
menurunnya kinerja alat bor itu sendiri
bornya
dan akan mempengaruhi produktifitas
perawatan secara berkala.
lebih
melakukan
terhadap
dengan
kondisi
sering
alat
melakukan
unit. Selain menyebabkan menurunnya kinierja
unit,
kebocoran
juga
Analisa Jumlah Alat di Collar 2 dan 3 Tahun 2012
menyebabkan pencemaran lingkungan Hasil
karena limbah B3 akan tercecer di front
perhitungan
kerja yang mana jika hal tersebut
jumlah
diketahui pihak departemen lingkungan
digunakan di collar 2 dan 3 tahun 2012
akan menyebabkan unit tersebut tidak
dapat
dapat
membongkar
dioperasikan
merugikan
dan
dari
ini
akan
pencapaian
alat
yang
mengenai
diketahui
semestinya
bahwa
material
untuk
overburden
cukup dengan menggunakan 2 dari 3
sudah
alat bor yang sering digunakan pada
ditargetkan. Masalah kebocoran unit bor
lokasi tersebut dengan jumlah jam
ini
kerja efektif untuk masing-masing unit
pembongkaran
biasanya
OB
yang
dikarenakan
kurang
selama 5 jam/hari dari estimasi jumlah
maintenance yang memadai. Kebocoran unit bor yang terparah
jam kerja efektif rata-rata unit pada
terjadi pada salah satu unit bor dimana
tahun 2011 dimana dari perhitungan
unit bor tersebut mengalami masalah
unit bor bekerja dalam sehari hanya 6
kebocoran pada oil rotary head sehingga
jam. Kelebihan 1 alat dapat digunakan
menyebabkan percikan oli ketika alat bor
atau
tersebut
hal
pemboran
yang
lain
atau
dapat
tersebut membuat unit menjadi cepat
dilakukan
perawatan
yang
lebih
bekerja
dan
tentunya
dipindahkan
pada
lokasi
Setiadi,D.T, dkk, Kajian Teknis Pemboran Lubang Ledak .............31
maksimal
dan
meminimalisir
teratur unit
untuk
mengalami
yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.
breakdown. Rekomendasi jumlah unit
Gambar 3. Grafik Simulasi Jumlah Alat Bor Terhadap Produktifitas Perhari
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Produktifitas masing-masing alat bor
Gokhale, B.V., 2010, Rotary Drilling and Blasting in Large Surface Mines. CRC Press. New York. Hal: 16.
yaitu sebesar 2109,321 m3/jam untuk DM 0001A, 2011,343 m3/jam untuk DM 0004A serta 1924,585 m3/jam untuk DM 0005 A.
Hemphil, G.B., 1981, Blasting Operations., United State of America: McGraw-Hill Book Company. Hal: 41.
2. Faktor yang menyebabkan utilitasi alat bor rendah adalah faktor tidak ada lokasi yaitu sebesar 65,67%. 3. Masalah
kerusakan
yang
sering
terjadi pada alat bor merupakan masalah
pada
kebocoran
unit
(23,60%). 4. Jumlah alat bor yang diperlukan untuk membongkar overburden pada blok Collar 2 & 3 tahun 2012 adalah sebanyak
2
unit
dengan
jumlah
lubang yang harus dibor sebanyak 42.870 lubang/tahun dengan total kedalaman sedalam 364.395 meter.
Koesnaryo, S., 2001, Pemboran untuk Penyediaan Lubang Ledak, Fakultas Teknologi Mineral– Jurusan Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta. Hal: 5 - 21. Kurniawan, L., 2004, Modul Perkuliahan Teknik Peledakan. Banjarbaru: Teknik Pertambangan Unlam. Hal: 33. Suwandi, Awang., 2009. Modul 1 Pengetahuan Dasar bahan Peledak, Pendidikan & Pelatihan Juru Ledak Penambangan Bahan Galian. Bandung: Departemen Energi & Sumberdaya Mineral R.I. Badan Pendidikan & Pelatihan Energi & Sumberdaya Mineral Pusdiklat Teknologi Mineral Dan Batubara. Hal: 6-8.
1
Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat Deputy Section Head Drill And Blast Section, PT. SISJobsite PT. AI Kec. Juai, Kab. Balangan, 2 Kalimantan Selatan 2
23